61
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp... MOH. BAHTIAR Y.H SKRIPSI POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp. DALAM FORMULASI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.) TERHADAP NILAI KECERNAAN SERAT KASAR DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBEDAHAN PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : MOH. BAHTIAR YUSUF HABIBI TULUNGAGUNG JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp... MOH. BAHTIAR Y.H

SKRIPSI

POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp. DALAM FORMULASI PAKAN IKAN

LELE (Clarias sp.) TERHADAP NILAI KECERNAAN SERAT KASAR DAN

BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN MENGGUNAKAN TEKNIK

PEMBEDAHAN

PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh :

MOH. BAHTIAR YUSUF HABIBI

TULUNGAGUNG – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

Page 2: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp... MOH. BAHTIAR Y.H

Yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a : Moh. Bahtiar Yusuf Habibi

N I M : 141211133093

Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 10 November 1993

Alamat : Njigang, Pakisaji, Kalidawir, Tulungagung

Telp./HP 085852436695

Judul Skripsi : potensi penambahan azolla sp. dalam formulasi pakan ikan

lele (clarias sp.) terhadap nilai kecernaan serat kasar dan bahan ekstrak tanpa

nitrogen menggunakan teknik pembedahan

Pembimbing : 1. Prayogo, S.Pi., MP.

2. Agustono, Ir., M. Kes.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat

adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana

Penelitian : Mandiri / Proyek Dosen / Hibah / PKM (coret yang tidak perlu).

Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta kami bersedia :

1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga;

2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi /

karya tulis sayaini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;

3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk

pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur di

dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab. XI pasal 38 – 42), apabila

dikemudian hari terbukti bahwa sayaternyata melakukan tindakan menyalin

atau meniru tulisan orang lain yang seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun

dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 3: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp... MOH. BAHTIAR Y.H

SKRIPSI

POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp. DALAM FORMULASI PAKAN IKAN

LELE (Clarias sp.) TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR DAN

BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN MENGGUNAKAN TEKNIK

PEMBEDAHAN

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

MOH. BAHTIAR YUSUF HABIBI

NIM. 141211133093

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Page 4: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp... MOH. BAHTIAR Y.H

SKRIPSI

POTENSI PENAMBAHAN Azolla sp. DALAM FORMULASI PAKAN IKAN

LELE (Clarias sp.) TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR DAN

BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN MENGGUNAKAN TEKNIK

PEMBEDAHAN

Oleh :

MOH. BAHTIAR YUSUF HABIBI

NIM. 141211133093

Telah diujikan pada

Tanggal : 14 November 2016

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP.

Sekretaris : Boedi Setya Rahardja, Ir., MP.

Anggota : Abdul Manan, S.Pi., M.Si.

Prayogo, S.Pi., MP.

Agustono, Ir., M.Kes.

.

Surabaya, 14 November 2016

Page 5: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RANGKUMAN

Moh. Bahtiar Yusuf Habibi. Potensi Penambahan Azolla sp. Dalam Formulasi

Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) Terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Bahan

Ekstrak Tanpa Nitrogen Menggunakan Teknik Pembedahan. Dosen

Pembimbing Prayogo S.Pi., M.P., dan Agustono, Ir., M.Kes

Ikan lele tergolong spesies ikan yang potensial untuk dibudidayakan. Pakan

merupakan komponen paling penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan lele.

Sekitar dua per tiga biaya produksi ikan dibelanjakan untuk pakan. Salah satu cara

untuk menekan biaya pakan adalah dengan memanfaatkan hijauan terutama yang

berasal dari limbah pertanian yaitu azolla, Azolla sp. yang berasal alam. Azolla

merupakan alternatif yang tepat sebagai bahan baku pencampur dalam pembuatan

pellet karena mudah disediakan, murah dan banyak jenisnya. Kecernaan zat makanan

didefinisikan sebagai jumlah zat makanan yang tidak dieksresikan melalui feses

dengan asumsi bahwa zat makanan tersebut dicerna oleh hewan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan azolla dalam formulasi pakan

ikan lele terhadap kecernaan serat kasar dan kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai bulan Agustus 2016

di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya. Rancangan

yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan lima

perlakuan dan empat ulangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan azolla pada pakan dalam

formulasi pakan ikan tidak mempengaruhi kecernaan serat kasar dan berpengaruh

pada kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen ikan lele. Rata-rata nilai kecernaan

serat kasar ikan lele berkisar antara 93,232% - 94,542%. Rata-rata nilai kecernaan

bahan ekstrak tanpa nitrogen ikan lele berkisar antara 94,93% - 98,315%.

Page 6: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

v

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUMMARY

Moh. Bahtiar Yusuf. Potential Addition of Azolla sp. In the Feed Formulation

Catfish (Clarias sp.) Against digestibility Crude Fiber and Material Extracts

Without Nitrogen Use Surgical technique. Academic Advisor Prayogo S.Pi.,

MP. and Agustono, Ir., M.Kes

Catfish species belonging potential to be cultivated. Feed is the most

important component in the cultivation of fish, including catfish. Around two thirds

of production costs spent to feed the fish. One way to reduce the cost of feed is to

utilize forages mainly derived from agricultural waste that Azolla, Azolla sp. which

comes natural. Azolla is an appropriate alternative as a raw material in the

manufacture of pellets for mixing easily available, cheap and of many kinds.

Digestibility of nutrients is defined as the amount of nutrients that are not excreted

through the feces on the assumption that the food substances ingested by animals.

This study aimed to determine the effect of Azolla in catfish feed formulations to the

crude fiber digestibility and digestibility extract materials without nitrogen.

This research was conducted in July 2016 to August 2016 at the Faculty of

Fisheries and Marine Airlangga University, Surabaya. The design used in this study

is Completely Randomized Design with five treatments and four replications.

The results showed that the addition of Azolla in the feed in the fish feed

formulation did not affect the digestibility of crude fiber and the effect on

digestibility extract materials without nitrogen catfish. The average value of crude

fiber digestibility of catfish ranging from 93.232% - 94.542%. The average value of

the extract materials without nitrogen digestibility catfish ranging between 94.93% -

98.315%.

Page 7: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga Penelitian tentang Potensi Penambahan Azolla

sp. Dalam Formulasi Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) Terhadap Nilai Kecernaan Serat

Kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen Menggunakan Teknik Pembedahan yang

dilaksanakan pada Juli 2016 sampai dengan Agustus 2016 dapat selesai.

Pada kesempatan ini, tidak lupa pula penulis sampaikan terima kasih

kepada: Bapak Prayogo S.Pi., MP., dan Bapak Agustono, Ir., M.Kes. selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan arahan, petunjuk, perhatian dan bimbingan

sejak penyusunan Usulan hingga Laporan Penelitian ini, serta semua pihak yang

telah membantu penulis dalam pelaksanaan maupun penyelesaian Penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Penelitian ini masih belum sempurna,

sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan

dan kesempurnaan Laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga Laporan ini

bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak.

Surabaya, 22 September 2016

Penulis

Page 8: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan Laporan Penelitian ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari

dukungan moril dan materil dari semua pihak. Melalui kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya, serta kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga.

2. Bapak Prayogo S.Pi., MP., dan bapak Agustono, Ir., M.Kes. selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan kepada

penulis sejak awal pelaksanaan hingga laporan ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Agustono, Ir., M.Kes, selaku koordinator skripsi

4. Bapak Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D selaku dosen wali.

5. Ibu Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP., Bapak Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Dan

bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si selaku dosen penguji.

6. Bapak H.Kusnan Thohari S.Ag., M.Si., dan Ibu Hj. Muawanah selaku Orang Tua

yang telah memberikan semangat, do’a dan dukungan baik moril maupun

materiil yang sangat berarti bagi penulis.

7. Teman-teman satu tim penelitian Ratna E, Gumelar P, Puji H, Dan Ayu M. yang

telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian pada

penulis.

8. Dendy MP, Ryan Dinda, OkkyAb, Yangyang MJ, Moch. Ali L, Dwi A, serta

Barracuda FPK 2012 sebagai sahabat yang telah memberi dukungan semangat

serta mendampingi penulis dalam suka dan duka.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan skripsi yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Page 9: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

viii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .................................................................................................. iv

SUMMARY ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ................................................................................................. 3

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4

2.1 Ikan Lele (Clarias sp.) ........................................................................... 4

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi .............................................................. 4

2.1.2 Kebiasaan Makan .......................................................................... 5

2.1.3 Kebutuhan Nutrisi .......................................................................... 5

2.2 Azolla .................................................................................................... 7

2.3 Pakan .................................................................................................... 9

2.3 Kecernaan ............................................................................................. 9

2.5.1 Kecernaan Serat Kasar ................................................................... 10

2.5.2 Kecernaan Bahan Ektrak Tanap Nitrogen .................................... 11

2.5 Pengukuran Kecernaan Teknik Pembedahan ....................................... 11

III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS .................................... 13

Page 10: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ix

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.1 Kerangka Penelitian .............................................................................. 13

3.2 Hipotesis ................................................................................................ 15

IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 16

4.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 16

4.2 Materi Penelitian ................................................................................... 16

4.2.1 Alat Penelitian ............................................................................... 16

4.2.2 Bahan Penelitian ............................................................................ 16

4.3 Metode Penelitian .................................................................................. 17

4.3.1 Rancangan Penelitian..................................................................... 17

4.3.2 Pakan Perlakuan............................................................................. 18

4.3.3 Prosedur Kerja ............................................................................... 18

4.3.4 Variabel Penelitian ........................................................................ 22

4.4 Parameter .............................................................................................. 22

4.4.1 Parameter Utama .......................................................................... 22

4.4.2 Parameter Penunjang .................................................................... 23

4.4.3 Analisis Data ................................................................................. 23

V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 25

5.1 Hasil ....................................................................................................... 25

5.1.1 Kecernaan Serat Kasar ................................................................... 25

5.1.2 Kecernaan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen.................................... 26

5.1.3 Kualitas Air .................................................................................... 26

5.2 Pembahasan ........................................................................................... 26

5.2.1 Kecernaan Serat Kasar ................................................................... 26

5.2.2 Kecernaan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen.................................... 28

5.2.3 Kualitas Air .................................................................................... 29

VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 31

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 31

6.2 Saran ...................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

LAMPIRAN ..................................................................................................... 35

Page 11: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

x

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Lele ........................................................................ 7

2. Komposisi Nilai Kandungan Azolla ............................................................ 8

3. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan ................................................................ 19

4. Komposisi Pakan Penelitian ........................................................................ 20

5. Tabel Rata-rata nilai Kecernaan Serat kasar ............................................... 25

6. Tabel Rata-rata nilai Kecernaan BETN ...................................................... 26

Page 12: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Morfologi Ikan Lele (Clarias sp.) ................................................................ 4

2. Azolla .......................................................................................................... 7

3. Bagan Kerangka Konseptual ....................................................................... 15

4. Denah Pengacakan Unit Penelitian .............................................................. 18

5. Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 24

Page 13: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Uji Laboratorium Analisis Pakan ..................................................... 35

2. Hasil Uji Laboratorium Analisis Feses Ikan Lele .................................... 36

4. Data Pakan Pemberian dan Sisa Pakan .................................................... 38

5. Data Konsumsi Pakan dan Berat Feses Ikan Lele .................................... 39

8. Contoh Cara Menghitung Kecernaan Serat Kasar dan BETN ................. 40

9. Data Rata-rata Kualitas Air ..................................................................... 41

10. Nilai Kecernaan Serat Kasar (%) ............................................................. 42

11. Nilai Kecernaan BETN (%) ..................................................................... 43

12a. Data Hasil Statistik Kecernaan Serat Kasar ............................................. 44

12b. Data Hasil Statistik Kecernaan Serat Kasar Setelah

Transformasi √y ....................................................................................... 44

13a. Data Hasil Statistik Kecernaan BETN ..................................................... 45

13b. Data Hasil Statistik Kecernaan BETN Setelah Transformasi √y ............. 45

14. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 48

Page 14: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Pertumbuhan produksi budidaya air tawar meningkat cukup signifikan

dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu sebesar 8,83%. Menurut data Biro

Pusat Statistik dan lnformasi, tingkat konsumsi ikan, termasuk lele di Indonesia

semakin meningkat. Pada tahun 2004, konsumsi lele hanya terhitung 22,58 kg per

kapita per tahun. Tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 2007, meningkat menjadi

28,28 kg per kapita per tahun. Sementara itu, pada 2008 naik menjadi 29,98 kg

per kapita per tahun. (Muhtadi, 2013).

Ikan lele tergolong ikan omnivora serta mempunyai pertumbuhan yang

cepat, memlikiki kemampuan toleransi terhadap pameter lingkungan dalam batas

yang luas. Oleh karena itu ikan lele tergolong spesies ikan yang potensial untuk

dibudidayakan (Hastuti, 2014). Pengembangan budidaya perikanan tersebut,

tentunya diperlukan pakan berkualitas. Pakan merupakan komponen paling

penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan lele. Sekitar dua per tiga biaya

produksi ikan dibelanjakan untuk pakan. Pakan memegang peranan penting dalam

kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan selama budidaya dapat mencapai

sekitar 60-70% dari biaya operasional budidaya (Hadadi dkk., 2009).

Salah satu cara untuk menekan biaya pakan adalah dengan memanfaatkan

hijauan terutama yang berasal dari limbah pertanian yaitu azolla, Azolla sp. yang

berasal alam (Cecep Hidayat dkk., 2011). Azolla merupakan alternatif yang tepat

sebagai bahan baku pencampur dalam pembuatan pellet karena mudah disediakan,

murah dan banyak jenisnya. Azolla potensial digunakan sebagai pakan karena

Page 15: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2

banyak terdapat di perairan tenang seperti danau, kolam, sungai, dan pesawahan,

serta pertumbuhannya dalam waktu 3-4 hari dapat memperbanyak diri menjadi

dua kali lipat dari berat segar. Tanaman Azolla memiliki kandungan protein yang

cukup tinggi yaitu 28,12% berat kering (Handajani, 2000). Nilai gizi pakan

tergantung kepada jumlah ketersediaan zat-zat makanan yang digunakan oleh

ikan, yang ditunjukkan dari bagian yang hilang setelah pencernaan, penyerapan,

dan metabolisme. Cara mengukur ketersediaan zat-zat makanan bagi tubuh

tersebut adalah melalui penentuan kecernaan (Cho, et al. 1985).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan pakan meliputi faktor ukuran

ikan, komposisi pakan, jumlah yang dikonsumsi, serta kondisi fisiologi ikan

(Haetami dan Sukaya, 2005). Pengukuran kecernaan merupakan suatu usaha

untuk menentukan jumlah zat pakan yang diserap dalam saluran pencernaan.

Jumlah yang tertinggal dalam tubuh hewan atau jumlah dari zat pakan yang

dicerna adalah selisih zat pakan yang terkandung dalam pakan yang dikonsumsi

dan zat pakan dalam ekstrak. (Utama dkk, 2006).

Serat kasar membantu dalam mempercepat ekskresi sisa-sisa pakan

melalui saluran pencernaan, namun keberadaan serat kasar didalam pakan saja

tidak cukup dalam menunjang kecernaan pakan, terdapat faktor faktor lain yang

berpengaruh didalamnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya cerna

pakan salah satunya adalah perbedaan spesifik sistem pencernaan pada ikan yang

dapat menyebabkan perbedaan kemampuan ikan dalam mencerna pakan

Mudjiman (2002).

Page 16: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3

Bahan ekstrak tanpa nitrogen terdiri dari gula, pati, pentosa, dan bahan-

bahan penyusun yang lain. Berbeda dengan serat kasar gula dan pati bahan

ekstrak tanpa nitrogen memiliki nilai kecernaan yang tinggi (Budiman dkk.,

2006). Nilai kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen dipengaruhi oleh daya

konsumsi pakan dan jumlah feses yang dihasilkan (Prasetyo 2012 dalam

Agustono 2014).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah

1. Apakah tepung azolla dapat meningkatkan nilai kecernaan serat kasar pada

ikan lele (Clarias sp.) ?

2. Apakah tepung azolla dapat meningkatkan nilai kecernaan bahan ekstrak

tanpa nitrogen pada ikan lele (Clarias sp.) ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang dapat diperoleh adalah

1. Mengetahui nilai kecernaan serat kasar dengan pemberian pakan

menggunakan tepung azolla pada ikan lele (Clarias sp.)

2. Mengetahui nilai kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen dengan

pemberian pakan menggunakan tepung azolla pada ikan lele (Clarias sp.)

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagai informasi bagi mahasiswa

untuk mengetahui pengaruh kecernaan serat kasar dan bahan ekstrak tanpa

nitrogen (BETN) pada pakan menggunakan tepung Azolla terhadap ikan lele

(Clarias sp.).

Page 17: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin ( 1984 ) sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa

Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata

Klas : Pisces

Sub-klas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp.)

(Affandi et al., 1992)

Ikan lele merupakan hewan nokturnal artinya ikan ini aktif pada malam

hari dalam mencari mangsa. Ikan lele dicirikan dengan tubuhnya yang tidak

memiliki sisik, berbentuk memanjang serta licin. Ikan Lele mempunyai sirip

punggung (dorsal fin) serta sirip anus (anal fin) berukuran panjang, yang hampir

menyatu dengan ekor atau sirip ekor. Ikan lele memiliki kepala dengan bagian

seperti tulang mengeras di bagian atasnya. Mata ikan lele berukuran kecil dengan

mulut di ujung moncong berukuran cukup lebar. Dari daerah sekitar mulut

menyembul empat pasang barbel (sungut peraba) yang berfungsi sebagai sensor

untuk mengenali lingkungan dan mangsa. Lele memiliki alat pernapasan

tambahan yang dinamakan Arborescent. Pada kedua sirip dada lele terdapat

sepasang duri (patil), berupa tulang berbentuk duri yang tajam. Pada beberapa

Page 18: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5

spesies ikan lele, duri-duri patil ini mengandung racun ringan. Hampir semua

species lele hidup di perairan tawar (Witjaksono, 2009).

2.1.2 Kebiasaan Makan dan Pakan

Lele terkenal rakus, karena mempunyai ukuran mulut yang cukup lebar

hingga mampu menyantap makanan alami di dasar perairan dan buatan misalnya

pelet. Lele sering digolongkan pemakan segala (omnivora). Lele juga dikenal

sebagai pemakan bangkai atau scavenger. Di kolam budidaya, lele mau menerima

segala jenis makanan yang diberikan (Santoso, 1994).

Ditinjau dari karakteristik saluran pencernaannya, terdiri dari mulut,

rongga mulut, esophagus, lambung usus dan anus. Usus yang dimiliki ikan lele

lebih pendek dari panjang tubuhnya, sementara itu lambungnya relatif besar dan

panjang (Mahyuddin 2008). Adapun posisi mulut lele tergolong kedalam terminal.

Mulut pada ikan berfungsi untuk memasukkan makanan. Sehubungan dengan

fungsi tersebut maka bukaan mulut ikan menentukan ukuran pakan yang

diberikan.

2.1.3 Kebutuhan Nutrisi

Aspek nutrisi pakan ikan lele yang baik tidak hanya sekedar ditinjau dari

segi teknis semata, melainkan juga melibatkan segi ekonomis. Agar memperoleh

produksi daging ikan sesuai dengan harapan dibutuhkan kualitas pakan yang lebih

baik dibandingkan dengan pakan ikan yang sekedar dipelihara untuk hobi. Pakan

utama untuk ikan lele harus memiliki kandungan protein, lemak, karbohidrat,

vitamin dan mineral. Protein sangat esensial bagi keperluan tubuh ikan berfungsi

sebagai sumber energi utama, jenis ikan karnivora semacam lele membutuhkan

Page 19: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6

protein tinggi yaitu lebih dari 35% dari berat ikan, zat gizi yang dibutuhkan adalah

protein, lemak, karbohidrat, vitamin,mineral dan air (Sutikno, 2011).

Protein merupakan nutrien yang harus ada atau esensial untuk

pertumbuhan dan pertahanan hidup semua hewan. Terdapat sedikitnya 2 penentu

nilai protein untuk ikan, pertama adalah kecernaannya, faktor lainnya adalah

komposisi kimiawi dari protein tersebut. Protein sangat diperlukan oleh tubuh

ikan/udang, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Pada

umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan ternak di darat

(unggas, dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada

kebutuhan protein. Kebutuhan protein benih ikan lele sebesar >30% dalam pakan

(SNI, 2006).

Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensilnya yaitu

asam-asam lemak tak jenuh antara lain asam oleat, asam linoleat dan asam

linolenat. Kandungan lemak sangat dipengaruhi oleh factor ukuran ikan, kondisi

lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi

antara 4 – 18% (Sutikno,2012).

Karbohidrat terdiri dari senyawa serat kasar dan bahan bebas tanpa

nitrogen. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain

berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga bisa menjdi perekat dalam pembuatan

pakan lele. Kandungan karbohidrat pada pakan lele sebaiknya ada pada kisaran 4-

6%. Dan vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan ikan dalam jumlah

kecil, namun perannya sangat vital yaitu untuk mempertahankan kondisi dan daya

Page 20: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7

tahan tubuh ikan. Kebutuhan akan vitamin Sangat dipengaruhi ukuran ikan,

umur, kondisi lingkungan dan suhu air (Sutikno, 2012).

Mineral adalah bahan an organik yang dibutuhkan oleh ikan untuk

pertumbuhan jeringan tubuh, proses metabolisme dan mempertahankan

keseimbangan osmosis. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang gigi

(Sutikno, 2011).

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi ikan lele.

Ikan Kebutuhan nutrisi

Protein

(%)

Lemak

(%)

Karbohidrat mineral

(%)

vitamin

(%)

Lele 30-40 9,5-10 20-30 30-40 30-40

Sumber : kordi, 2007

2.2 Azolla

Tumbuhan Azolla dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi

sebagai berikut (Arifin, 1996):

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Leptosporangiopsida (heterosporous)

Ordo : Salviniales

Famili : Salviniaceae

Genus : Azolla

Spesies : Azolla sp.

Gambar 2. Azolla sp.

Sumber: feedipedia.org, 2016

Page 21: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8

Azolla merupakan tumbuhan dengan ukuran yang relative kecil, memiliki

panjang 1,5–2,5 cm. Tipe akar yang dimiliki yaitu akar lateral dimana bentuk

akar adalah runcing atau tajam terlihat seperti rambut atau bulu di atas air. Bentuk

daun kecil dengan ukuran panjang sekitar 1–2 mm dengan posisi daun yang saling

menindih. Permukaan atas daun berwarna hijau, coklat atau kemerah-merahan dan

permukaan bawah berwarna coklat transparan. Daun sering menampakkan warna

merah marun dan air tampak tertutup olehnya. Ketika tumbuh di bawah sinar

matahari penuh, terutama di akhir musim panas dan musim semi, Azolla dapat

memproduksi antosianin kemerahmerahan di dalam daunnya (Dewi, 2007).

Azolla adalah sejenis tumbuhan paku air biasa ditemukan di perairan

tenang seperti danau, kolam, sungai, dan pesawahan. Para petani biasanya

menganggap azola sebagai gulma atau limbah pertanian. Menurut Cho, dkk.

(1982), azola dapat digunakan sebagai salah satu sumber protein nabati penyusun

ransum ikan, karena mengandung protein yang cukup tinggi tidak mengandung

senyawa beracun.

Tabel 2. Komposis nilai kandungan azolla

Bahan pakan

Kandungan nutrisi

Protein

Kasar

(%)

Lemak

(%)

Serat

Kasar

(%)

Abu

(%)

BETN

(%)

Bahan

Kering

Azolla 21,58 2,22 17,86 23,94 34,39 89,22

Sumber : Lab. Balitnak Bogor (2002)

Page 22: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

9

2.3 Pakan

Pakan buatan adalah merupakan campuran dari bahan-bahan pakan yang

memiliki kandungan nutrisi dan harga yang berbedabeda. Kesalahan penentuan

bahan-bahan pakan dapat berdampak pada rendahnya kandungan nutrisi dan

tingginya biaya penyediaan pakan buatan yang dihasilkan (Luh dkk, 2011 dalam

Muliantara, 2012). Pakan yang kandungan proteinnya rendah akan mengurangi

laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan

ikan menjadi mudah terserang penyakit. Semakin tinggi kandungan protein dalam

pakan maka dapat meningkatkan pertumbuhan, efisiensi pakan, dan sintasan ikan

(Mudjiman, 2007).

Pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan

kehidupan ikan. Pakan yang diberikan pada ikan dinilai baik tidak hanya dari

komponen penyusun pakan tersebut melainkan juga dari seberapa besar

komponen yang terkandung dalam pakan mampu diserap dan dimanfaatkan oleh

ikan dalam kehidupannya (NRC, 1993).

2.4 Kecernaan Pakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan pakan meliputi faktor ukuran

ikan, komposisi pakan, jumlah yang dikonsumsi, serta kondisi fisiologi ikan

(Haetami dan Sukaya, 2005). Kecernaan adalah bagian pakan yang dikonsumsi

dan tidak dikeluarkan menjadi feses (Affandi, et al., 1992). Nilai kecernaan

menyatakan banyaknya komposisi nutrisi suatu bahan maupun energi yang dapat

diserap dan digunakan oleh ikan (NRC, 1993).

Page 23: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

10

Kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan pakan

yang dapat dimanfaatkan oleh ikan. Kecernaan dapat dipergunakan sebagai salah

satu cara untuk menentukan nilai pakan dan selanjutnya dikatakan tinggi nilainya

kecernaan suatu bahan pakan penting karena; Semakin tinggi nilai kecernaan

suatu bahan pakan makin besar zat-zat makanan yang diserap, walaupun tinggi

kandungan zat makanan, jika nilai kecernaannya rendah, maka tidak ada gunanya,

untuk mengetahui seberapa besar zat-zat yang dikandung pakan yang dapat

diserap untuk kehidupan pokok, pertumbuhan dan produksi. Kecernaan suatu

bahan pakan dapat di ukur dari kecernaan protein kasar, serat kasar, lemak kasar,

bahan kering, bahan organik, BETN, dan energi (Agustono, 2014).

2.4.1 Kecernaan Serat Kasar

Kecernaan serat kasar adalah kemampuan untuk mencerna serat kasar

dalam bahan pakan (Chuzaemi dan Hartutik, 1990). Serat kasar merupakan bahan

organik, bagian dari zat gizi karbohidrat yang tidak mudah larut dalam air

(Agustono, 2014). Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin yang

sebagian besar tidak dapat dicerna dan bersifat sebagai pengganjal (Wahyu,

2004). Serat kasar membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran

pencernaan umtuk disekresikan keluar, tanpa bantuan serat kasar feses dengan

kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami

kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar.

Page 24: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11

2.4.2 Kecernaan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan salah satu bagian dari

karbohidrat setelah dikurangi serat kasar. Bahan ekstrak tanpa nitrogen terdiri dari

gula, pati, pentosan dan bahan bahan penyusun yang lain. Berbeda dengan serat

kasar, gula dan pati dalam bahan ekstrak tanpa nitrogen memiliki kecernaan yang

tinggi (Budiman dkk., 2006). Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan bagian

karbohidrat yang mudah dicerna.

Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan bagian yang lebih mudah larut,

yang dapat dipecah menjadi enam ikatan karbon terutama glukosa, untuk

penyerapan di dinding usus kecil menuju aliran darah. Bagian utama dari

pecahnya karbohidrat yang mudah larut atau bahan ekstrak tanpa nitrogen terjadi

di usus kecil. Getah pankreas mengandung amilase, yaitu enzim pemecah pati

yang bertanggung jawab menghidrolisis pati untuk maltosa. Sukrase, maltase dan

laktase ditemukan dalam usus dan mampu menghidrolisis masing masing tiga

sakarida dengan enam rantai karbon (Perry, 1984).

Nilai kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen dopengaruhi oleh daya

konsumsi pakan dalam jumlah feses yang dihasilkan. Nilai kecernaan bahan

ekstrak tanpa nitrogen tinggi bila daya konsumsi dan jumlah feses dalam keadaan

seimbang (Diputro, 2008).

2.5 Pengukuran Kecernaan Teknik Pembedahan

Pengukuran nilai kecernaan merupakan suatu usaha untuk menentukan

jumlah zat yang dapat diserap oleh saluran pencernaan dengan mengukur jumlah

makanan yang dikonsumsi oleh jumalah makanan yang dikeluarkan melalui feses

Page 25: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12

(Abum, 2007). Metode yang digunakan untuk koleksi feses adalah menggunakan

teknik pembedahan. Pengumpulan feses yang terdapat di dalam air lebih sulit di

bandingkan mengumpulkan feses di luar air, sehingga untuk mendapatkan nilai

kecernaan pakan yang akurat feses harus bebas dari sisa pakan. Metode

pengukuran daya cerna pada ikan dengan menggunakan teknik pembedahan akan

mengurangi bias pada nilai kecernaan. Sampel feses diambil dengan teknik

pembedahan ini adalah feses yang berasal dari usus besar ( Haetami dkk, 2008).

Metode pengumpulan feses dari usus besar ini dilakukan dengan asumsi bahwa

pencernaan dan penyerapan zat gizi terjadi pada usus halus dan bukan usus besar (

Haetami dan sastrawibawa, 2004).

Page 26: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konseptual

Usaha budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang

cukup dalam jumlah dan kualitasnya untuk mendukung kualitas yang maksimal.

Pakan pada suatu proses budidaya menghabiskan sekitar 60–70 % biaya produksi

yang dikeluarkan (Hadadi dkk., 2009). Beberapa syarat bahan pakan yang baik

untuk diberikan adalah memenuhi kandungan gizi (protein, lemak, karbohidrat,

vitamin dan mineral) yang tinggi, tidak beracun, mudah diperoleh, mudah diolah

dan bukan sebagai makanan pokok manusia (Handajani,2011). Ada beberapa

alternatif bahan pakan yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pakan salah

satunya adalah tepung Azolla.

Azolla adalah nama tumbuhan paku-pakuan akuatik yang mengapung di

permukaan air. Hijauan terutama yang berasal dari limbah pertanian merupakan

alternatif yang tepat sebagai bahan baku pencampur dalam pembuatan pellet

karena mudah disediakan, murah dan banyak jenisnya. Menurut Cho, dkk. (1982),

Azolla sp. dapat digunakan sebagai salah satu sumber protein nabati penyusun

ransum ikan karena mengandung protein yang cukup tinggi. Azolla sp.

mengandung protein kasar 24-30%, kalsium 0,4-1%, fosfor 2-4,5%, lemak 3-

3,3%, serat kasar 9,1-12,7%, pati 6,5%, dan tidak mengandung senyawa beracun.

Efisiensi pakan terhadap ikan dapat dilihat dari nilai kecernaan. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi daya cerna pakan salah satunya adalah

perbedaan spesifik sistem pencernaan pada ikan yang dapat menyebabkan

perbedaan kemampuan ikan dalam mencerna pakan Mudjiman (2002), Kecernaan

Page 27: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

14

merupakan salah satu hal penting untuk menentukan nilai zat makanan suatu jenis

pakan sehingga akan menentukan kelayakan sebagai pakan (Nurhaya, 2001)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai kecernaan serat

kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen terhadap pemberian pakan buatan

menggunakan tepung azolla pada ikan lele. Sehingga dengan adanya penelitian ini

diharapkan akan dapat diketahui pakan menggunakan tepung azolla memberikan

pertumbuhan yang baik pada ikan lele. Bagan kerangka konseptual penelitian

secara garis besar dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 28: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian

3.2 Hipotesis

1 : Penambahan tepung azolla pada formulasi pakan meningkatkan nilai

kecernaan serat kasar pada ikan lele (Clarias sp.).

2 : Penambahan tepung azolla pada formulasi pakan meningkatkan nilai

kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen pada ikan lele (Clarias sp.).

Budidaya ikan Lele Permintaan meningkat

Produksi meningkat

Salah satu aspek penting dalam

budidaya adalah pakan

Bahan ekstrak tanpa nitrogen

Pakan komersil Pakan Formulasi

Serat kasar

Analisis data nilai kecernaan

Penggunaan pakan pada ikan Lele

Kecernaan

Penambahan Azolla sp.

dalam formulasi pakan

ikan lele

Mudah didapatkan

Protein >20%

Tidak beracun

Harga murah

Biaya mahal

Page 29: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai bulan Agustus

2016 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Surabaya. Analisis proksimat bahan pakan dilakukan di Laboratorium Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium sebanyak 20 buah

dengan ukuran 40x20x20 cm3, blower, aerasi, selang aerasi, batu aerasi,

termometer, nampan, gunting bedah, penggilingan, alat pencetak pelet, loyang,

timbangan digital, pH paper, DO meter, ammonia test-kit, seser, plastik, sendok,

alat sipon dan saringan.

4.2.2 Bahan Penelitian

A. Ikan lele

Bahan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ikan

lele (Clarias sp.) dengan ukuran 8-9cm. Ikan ini berasal dari pasar ikan gunung

sari. Ikan lele yang digunakan sebanyak 200 ekor.

B. Media Pemeliharaan

Media pemeliharaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tawar

sebanyak 10 liter. Air media penelitian berasal dari sumber air, agar tetap

optimum setiap dua hari sekali dilakukan pergantian air sebanyak 50% dari total

volume. Setiap satu minggu sekali dilakukan pergantian air secara keseluruhan.

Page 30: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

17

C. Bahan Pakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung azolla,

tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, dedak, tepung tapioka dan vitamin

mix.

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode eksperimental dengan lima perlakuan

dan 4 ulangan. Penelitian ini ingin mengetahui potensi penambahan azola dengan

perlakuan P0,P1,P2,P3, dan P4 terhadap kecernaan serat kasar dan bahan ekstrak

tanpa nitrogen ikan lele. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL). Model matematika sebagai berikut:

Yij = µ + τi + ɛij

Keterangan :

i = 1,2,3,...t

j = 1,2,3,...t

t = banyaknya perlakuan,

n = banyaknya ulangan

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-I ulangan ke-j

µ = nilai tengah umum

τ = pengaruh perlakuan ke-i

ɛ = pengaruh acak (kesalahan percobaan) pada perlakuan ke i

ulangan ke-j

Page 31: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

18

Denah pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Denah Pengacakan penelitian

4.3.2 Pakan Perlakuan

Perlakuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Po : pakan formulasi A.

P1 : Pakan formulasi B.

P2 : Pakan formulasi C.

P3 : Pakan formulasi D.

P4 : Pakan formulasi E.

4.3.3 Prosedur Kerja

A. Persiapan Alat dan Bahan

Aklimatisasi ikan lele terlebih dahulu selama satu hari. Menurut Rosadi

(2012) aklimatisasi benih ikan adalah waktu yang diperlukan oleh ikan untuk

beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Kemudian dipuasakan selama satu

hari untuk menghilangkan pengaruh pakan yang diberikan sebelumnya.

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lele (Clarias sp.)

ukuran 8-9 yang sehat dan tidak terserang penyakit. Benih ikan ditebar saat suhu

sedang rendah, yaitu pagi atau sore hari (Cahyono, 2000). Aklimatisasi ikan lele

terlebih dahulu selama satu hari. Menurut Rosadi (2012) aklimatisasi benih ikan

adalah waktu yang diperlukan oleh ikan untuk beradaptasi dengan lingkungannya

yang baru. Kantung plastik dibiarkan terapung diatas permukaan air selama 5-10

menit, kemudian tambahkan air media sedikit ke dalam kantong plastik sampai

P01

P32

P21

P12

P22

P33

P13

P43

P41

P04

P03

P23

P11

P14

P24

P34

P31

P42

P44

P02

Page 32: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

19

kondisi air yang ada didalamnya hampir sama dengan kondisi air yang ada di bak.

Benih ikan lele yang digunakan sebanyak 10 ekor setiap akuarium (1/1L)..

B. Persiapan Pembuatan Pakan

Bahan pakan yang akan digunakan untuk pakan buatan, dianalisis

proximat untuk mengetahui kandungan nutrisinya yang hasilnya terdapat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan pakan percobaan

Bahan Pakan Protein

Kasar

(%)

Lemak

(%)

Serat

Kasar

(%)

Abu

(%)

BETN

(%)

Bahan

Kering

Tepung Ikan* 43,75 8,174 19,548 17,105 1,978 90,5580

Tepung Azolla* 20,038 1,685 22,003 23,563 15,673 82,9641

Tepung BKK* 43,582 7,559 2,727 7,085 24,633 85,5876

Tepung Jagung** 9,802 4,291 8,486 4,061 73,359 89,104

Dedak Padi** 14,347 16,675 7,281 4,893 56,805 87,818

Tepung Tapioka** 1,223 0,548 2,883 1,745 374,405 91,276

Keterangan :

* Hasil analisis proksimat Laboratorium Pakan Ternak FKH Universitas

Airlangga

** Hasil analisis proksimat Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah

Malang

Komposisi pakan uji antar perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Penentuan

nilai nutrisi dalam pakan menggunakan metode uji coba.

Tabel 4. Komposisi Pakan Penelitian

Bahan

Perlakuan

0 1 2 3 4

Tepung ikan 46 43 34,6 35,1 40

Tepung azolla 0 5 10 15 20

Tepung BKK 28,5 29 36,2 34,8 28,6

Tepung jagung 7,8 5 5 5 4

Dedak padi 14,5 14,8 11 6,9 4,2

Tepung tapioka 3 3 3 3 3

Page 33: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

20

Mineral mix 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

Total (%) 100 100 100 100 100

Hasil perhitungan pakan

Abu (%) 10,966118 11,567514 11,63303 12,596902 14,001206

PK (%) 35,427446 35,103351 35,022979 35,045264 35,003451

LK (%) 8,683368 8,49007 7,798302 7,133921 6,65904

SK (%) 11,573418 11,884998 11,262782 12,123973 13,731454

BETN (%) 24,697042 23,66088 23,893364 22,013037 19,099038

C/P (kal/g

protein)* 10,7621 10,63702 10,4901 10,0888 9,62477

ME (Kcal/kg)** 3812,75228 3733,9503 3673,9551 3535,6578 3369,0027

Harga(Rp) 7011 6729 6530 6476,5 6433

Bahan pakan yang telah digiling dilakukan pengayakan terlebih dahulu

sehingga menghasilkan bahan yang halus sebelum dicampur. Bahan pakan yang

telah diayak kemudian ditimbang sesuai dengan formulasi yang dikehendaki.

Setelah dilakukan pengayakan dan penimbangan dilakukan pencampuran secara

homogen. Bahan pakan yang telah tercampur merata dimasukkan ke dalam loyang

Kemudian diangkat dan dicetak dengan menggunakan mesin pelet. Pelet yang

sudah setengah jadi kemudian dikeringkan dengan suhu 60oC selama 24 jam

dengan menggunakan oven, setelah di oven selama 24 jam pelet siap digunakan.

Pakan yang sudah jadi kemudian dianalisis proksimat untuk mengetahui

kandungan nutrisi pakan untuk melihat kandungan protein, lemak, BETN, serat

kasar dan abu.

C. Manajemen Kualitas Air

Air media penelitian berasal dari sumber air, agar tetap optimum setiap

hari pada pukul 07.00 WIB akuarium disipon. Dan setiap dua hari sekali

dilakukan pergantian air sebanyak 50 % dari total volume, kemudian setiap satu

minggu sekali dilakukan pergantian air secara keseluruhan.

D. Pemeliharaan Ikan Lele

Page 34: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21

Ikan lele dipelihara di dalam akuarium dengan ukuran 40x20x20 cm3. Satu

akuarium diisi dengan 15 ekor ikan , ikan dipelihara selama 30 hari. Pakan uji

yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pelet yang ukurannya disesuaikan

dengan ukuran bukaan mulut ikan. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari

dengan dosis 4% dari berat total ikan dalam setiap kali makan. Hal tersebut sesuai

yang diungkapkan oleh Andrianto (2005) bahwa pakan diberikan sebanyak 3-5 %

bobot total ikan setiap hari yaitu pada saat pagi, siang dan sore.

Selama pemeliharaan dilakukan penyiponan pada pagi hari untuk

membersihkan pakan yang tersisa dan kotoran-kotoran yang ada. Penyiponan

dilakukan agar kualitas air pada media pemeliharaan tetap baik dan tidak

menimbulkan racun bagi ikan. Parameter kualitas air yang diukur selama

penelitian meliputi oksigen, amonia, suhu dan pH yang diukur selama seminggu

sekali.

4.3.4 Variabel Penelitian

A. Variabel penelitian

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah dosis tepung azolla dalam pakan

yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%.

2. Variabel terkontrol dalam penelitian ini adalah ukuran ikan 8-9, suhu, pH,

salinitas, DO, amoniak, ukuran akuarium, pakan komersial, tepung azolla.

3. Variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu kecernaan serat kasar dan

kecernaan bahan ektrak tanpa nitrogen.

4.4 Parameter

4.4.1 Parameter Utama

Parameter utama yang diamati pada penelitian ini adalah kecernaan serat

kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen pada pakan ikan lele (Clarias sp.) metode

yang dilakukan yaitu dengan pembedahan terhadap ikan uji dan diambil feses dari

usus hingga anus kemudian di uji proksimat. Menurut Tilman dkk, (2005),

perhitungan kecernaan adalah dapat dihitung dengan rumus :

Kecernaan (%) = Konsumsi nutrisi – nutrisi dalam feses x 100%

Konsumsi nutrisi

Page 35: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

22

Sehingg perhitungan kecernaan serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen

sebagai berikut :

Kecernaan serat kasar (%) = konsumsi SK (g) – SK feses (g) x 100%

Konsumsi SK (g)

Keterangan :

Konsumsi SK = jumlah pakan yang dikonsumsi (g) x % SK pakan x % BK pakan

SK feses = jumlah feses (g) x % serat kasar feses x BK feses

Kecernaan BETN (%) = konsumsi BETN (g) – BETN feses (g) x 100%

Konsumsi BETN (g)

Konsumsi BETN = jumlah pakan yang dikonsumsi (g) x % BETN pakan x % BK

pakan

BETN feses = jumlah feses (g) x % BETN feses x BK feses

4.4.2 Parameter Penunjang

Parameter penunjang yang diamati pada penelitian ini adalah kualitas air,

meliputi suhu, oksigen terlarut (DO), pH dan amonia.

4.4.3 Analisis Data

Data yang diperoleh diolah menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)

untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan, apabila hasil menunjukkan

bahwa perlakuan penambahan asam amino esensial lisin dalam pakan komersial

menunjukkan hasil signifikan maka perhitungan dilanjutkan dengan uji Jarak

Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Diagram alir penelitian ini

dapat di lihat pada gambar 4.2.

Page 36: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

23

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 4.2

Ransum

pakan dengan

0% T. Azolla

Analisis Proksimat Bahan Pakan

dan Pembuatan Formulasi pakan

Ikan Lele (Clarias

sp.)

Ransum

pakan

dengan 5 %

T. Azolla

Ransum

pakan dengan

10% T.

Azolla

Ransum

pakan

dengan 15%

T. Azolla

Ransum

pakan dengan

20% T.

Azolla

Perlakuan penelitian (30 hari )

Berat Badan Akhir Ikan Lele

Parameter utama :

- Kecernaan Serat

Kasar

- Kecernaan BETN

Parameter penunjang

Pengamatan kualitas air

yaitu suhu, oksigen, pH

Analisa Data

Simpulan

Mencampur Tepung Azolla dengan

Bahan Pakan Lainnya dan Pembuatan

Pellet

Pengukuran Berat Tubuh Awal Ikan

Lele

Analisa Proksimat

Page 37: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Parameter pada penelitian ini adalah pengukuran kecernaan serat kasar dan

bahan ekstrak tanpa nitrogen. Pada penelitian ini ikan uji yang digunakan adalah

ikan lele (Clarias sp.). Hasil penelitian dapat dilihat pada keterangan di bawah ini.

5.1.1 Kecernaan Serat Kasar

Dari hasil penelitian didapatkan nilai kecernaan serat kasar ikan lele

menunjukkan 93,232% – 94,542%. Data kecernaan serat kasar selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 7. Data rata-rata kecernaan serat kasar terdapat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Kecernaan Serat Kasar Ikan Lele

Perlakuan Nilai Kecernaan Serat Kasar

(%) ± SD Transformasi (√) ± SD

P0 (0% azolla)

P1 (5% azolla)

P2 (10% azolla)

P3 (15% azolla)

P4 (20% azolla)

93,362 ± 0,374

94,542 ± 1,827

94,082 ± 1,006

93,547 ± 1,610

93,232 ± 1,554

9,662 ± 0,019

9,840 ± 0,093

9,858 ± 0,052

9,893 ± 0,083

9,853 ± 0,063

Keterangan: P0 (penambahan tepung Azolla 0%), P1 (penambahan tepung Azolla

5%), P2 (penambahan tepung Azolla 10%), P3 (penambahan tepung Azolla 15%),

P4 penambahan tepung Azolla 20%). SD = Standar Deviasi

Hasil perhitungan Analysis of Varian (ANOVA) nilai kecernaan serat

kasar pada Lampiran 7 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata antar

perlakuan (p>0,05) terhadap nilai kecernaan serat kasar ikan lele.

5.1.2 Kecernaan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Dari hasil penelitian didapatkan nilai kecernaan bahan ekstrak tanpa

nitrogen ikan lele menunjukkan 93,367% – 98,315%. Data kecernaan bahan

Page 38: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

26

ekstrak tanpa nitrogen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Data rata-rata

kecernaan serat kasar terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Nilai Kecernaan BETN Ikan Lele

Perlakuan Nilai Kecernaan BETN (%) ± SD Transformasi (√) ± SD

P0 (0% azolla)

P1 (5% azolla)

P2 (10% azolla)

P3 (15% azolla)

P4 (20% azolla)

98,315a ± 1,091

93,367c ± 2,718

96,955ab

± 1,988

95,525abc

± 2,063

94,930bc

± 0,709

9,915 ± 0,055

9,661 ± 0,14

9,846 ± 0,101

9,773 ± 0,105

9,744 ± 0,036

Keterangan: P0 (penambahan tepung Azolla 0%), P1 (penambahan tepung Azolla

5%), P2 (penambahan tepung Azolla 10%), P3 (penambahan tepung Azolla 15%),

P4 penambahan tepung Azolla 20%). SD = Standar Deviasi; Superskrip yang

berbeda pada kolom yang sama menunjukkan ada perbedaan yang nyata

(p>0,05).

Hasil perhitungan Analysis of Varian (ANOVA) nilai kecernaan bahan

ekstrak tanpa nitrogen pada Lampiran 10 menunjukkan nilai yang berbeda nyata

antar perlakuan (P<0,05) terhadap nilai kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen

ikan lele. Hasil dari uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test ),

diketahui bahwa perhitungan analisis duncan (Lampiran 12) perlakuan P0 tidak

berbeda nyata dengan P2 dan P3, sedangkan P0 berbeda nyata dengan P4 dan P1.

5.1.3 Kualitas Air

Data nilai kisaran parameter kualitas air pada pemeliharaan ikan lele

selama 28 hari dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Kisaran Parameter Kualitas Air pada Pemeliharaan Ikan Lele

No. Parameter Satuan Kisaran

1.

2.

3.

Suhu

Oksigen terlarut (DO)

pH

oC

mg/l

-

28 – 30

4

7,5 – 8,0

Page 39: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

27

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kecernaan Serat Kasar

Kecernaan adalah bagian pakan yang dikonsumsi dan tidak dikeluarkan

menjadi feses (Affandi, et al., 1992). Menurut Silva (1989), kecernaan merupakan

suatu evaluasi kuantitatif dari pemanfaatan pakan maupun komponen nutrisi.

Serat kasar merupakan bahan organik, bagian dari zat gizi karbohidrat yang tidak

mudah larut dalam air (Agustono, 2014). Serat kasar terdiri dari selulosa,

hemiselulosa dan lignin yang sebagian besar tidak dapat dicerna dan bersifat

pengganjal (Wahyu, 2004). Daya cerna serat kasar dipengaruhi oleh bebrapa

faktor antara lain kadar serat dalam pakan, komposisi penyusun serat kasar dan

aktifitas mikroorganisme (maynard et al., 2005).

Berdasarkan nilai kecernaan serat kasar pada Tabel 3, semua perlakuan

memiliki rata-rata nilai kecernaan serat kasar di atas 90%. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil kecernaan serat kasar tergolong tinggi. Menurut Anggorodi (1995)

dalam Yuniarti dkk. (2015) nilai kecernaan pada kisaran 50 – 60% adalah kualitas

rendah, 60 – 70% kualitas sedang dan di atas 70% kualitas tinggi.

Pada perhitungan Analysis of Varian (ANOVA) menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan (p>0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa meskipun kelima pakan tersebut memiliki nilai serat kasar yang relatif

berbeda, namun memberikan nilai kecernaan yang sama.

Tingkat kecernaan terhadap suatu jenis pakan bergantung kepada kualitas

pakan, bahan pakan, kandungan gizi pakan, jenis serta aktivitas enzim- enzim

pencernaan pada sistem pecernaan ikan, ukuran dan umur ikan serta sifat fisik

Page 40: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

28

dan kimia perairan (NAS, 1983). Faktor ikan yang mencakup ukuran, jenis dan

umur dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap nilai kecernaan serat kasar

karena penelitian ini menggunakan ikan dari ukuran, jenis, umur dan keadaan

kesehatan yang tidak berbeda. Nilai kecernaan serat kasar yang tidak

menunjukkan adanya perbedaan dapat dikarenakan asal bahan dan penyusun yang

sama dan memiliki kualitas bahan yang sama.

5.2.2 Kecernaan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) merupakan bagian dari karbohidrat

setelah dikurangi serat kasart. Komponen BETN terbesar adalah karbohidrat

nonstruktural, seperti pati, monosakarida atau gula-gula (Budiman dkk., 2006).

Berdasarkan hasil analisis ragam kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen

menunjukkan bahwa pemberian pakan perlakuan memberikan perbedaan yang

nyata terhadap kecernaan BETN (Lampiran 10) yang dapat dilihat Pada

perhitungan Analysis of Varian (ANOVA) (P< 0,05). Kemudian dilanjutkan

dengan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test ), diketahui

bahwa kelima perlakuan pakan terdapat perbedaan pada nilai kecernaan.

Berdasarkan perhitungan analisis duncan (Lampiran 10) perlakuan P0 tidak

berbeda nyata pada P2 dan P3 diduga karena kandungan bahan pakan dalam

kedua pakan tersebut tidak jauh berbeda, sedangkan P0 berbeda nyata dengan P4

dan P1 diduga karena tingkat konsumsi dari kedua perlakuan ini rendah, tingkat

daya cerna suatu pakan ditentukan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi dan

kandungan nutrient dari pakan yang dikonsumsi.

Page 41: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

29

Daya cerna bahan ekstrak tanpa nitrogen tiap perlakuan secara statistik

menunjukkan perbedaan yang signifikan, artinya pakan yang diberikan

memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya cerna bahan ekstrak tanpa

nitrogen. Daya cerna bahan ekstrak tanpa nitrogen yang paling tinggi diperolah

pada perlakuan P0 tanpa azolla dan yang terendah adalah perlakuan P1 dengan

penambahan azolla 5%. Untuk pakan yang ditambah azolla diketahui bahwa P2

memiliki daya cerna yang tinggi setelah P0. Tingginya daya cerna bahan ekstrak

tanpa nitrogen pada perlakuan P0 kemungkinan disebabkan tingginya konsumsi

pelet pakan.

Kecernaan suatu pakan menggambarkan berapa persen nutrien yang dapat

diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan, semakin besar nilai kecernaan suatu

pakan maka semakin banyak nutrien pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan

tersebut (Pramitasari,2013). Nilai nutrien yang dapat diserap oleh tubuh

dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kualitas pakan dan jumlah pakan yang

dikonsumsi, bila kualitas suatu pakan baik dan dikonsumsi dalam jumlah banyak

maka semakin banyak nutrien yang dapat diserap oleh saluran pencernaan ikan.

5.2.3 Kualitas Air

Kualitas air pada penelitian ini merupakan data pendukung yang sangat

penting karena air sebagai media untuk hidup yang dapat berpengaruh terhadap

proses pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Suhu air pemeliharaan ikan

gurami berkisar antara 28 – 30oC dan keasaman pH berkisar antara 7,5-8,0.

Kualitas air yang ideal untuk hidup lele yaitu bersuhu (28o – 32

oC) dan pada

keasaman ph 7–8 (Nasrudin, 2010). Suhu air sangat mempengaruhi pertumbuhan,

Page 42: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

30

laju metabolisme, dan nafsu makan pada ikan serta oksigen terlarut (Handoyo,

2008).

Kadar oksigen terlarut (DO) pada media pemeliharaan ikan lele adalah 4

mg/l. Sesuai dengan Soetomo, (1987) oksigen terlarut untuk budidaya ikan lele

ideal > 4 mg/l. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi nafsu makan ikan

(Djarijah 1995). Semakin rendah kandungan oksigen terlarut dalam air, maka

nafsu makan ikan berkurang. Kurangnya nafsu makan ikan akan mengurangi

jumlah kandungan pakan yang dikonsumsi sehingga nilai kecernaan juga lebih

rendah. Berdasarkan data di atas, kualitas air tidak berpengaruh terhadap

kecernaan serat kasar dan kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen ikan lele karena

telah sesuai dengan standar kualitas air dalam budidaya ikan.

Page 43: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

31

VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Azolla berpotensi sebagai campuran bahan formulasi pakan dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai kecernaan serat kasar pada ikan lele

(Clarias sp.) tertingi yaitu P1 dengan penambahan azolla sebesar 5%.

2. Azolla berpotensi sebagai campuran bahan formulasi pakan dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen

pada ikan lele (Clarias sp.) tertingi yaitu P2 dengan penambahan azolla

sebesar 10%.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perlu digunakan penambahan

azolla sehingga diharapkan dapat menekan biaya budidaya serta disarankan

mengadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh penambahan azolla

terhadap nilai kecernaan serat kasar dan kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen

ikan lele (Clarias sp.).

Page 44: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2007. Pengukuran Nilai Kecernaan Ransum Yang Mengandung Limbah

Udang Windu Produk Fermentasi Pada Ayam Petelur. Makalah Ilmiah

Universitas Padjajaran. Jatinagor

Agustono. 2014. Pengukuran Kecernaan Protein Kasar, Serat Kasar, BETN, dan

Energi pada Pakan Ikan (Osphronemus gouramy) dengan Menggunakan

Teknik Pembedahan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1,

April 2014

Affandi, R., D. S. Sjafei, M.F. Raharjo, dan Sulistiono. 1992. Ikhtiologi. Pedoman

Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan daKebudayaan. Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institus

Pertanian Bogor. Bogor

Andrianto, T. T. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Lele. Absolut.Yogyakarta.

Anonim, 2013. Data Statistik Kelautan dan Perikanan: Statistik Perikanan

Budidaya Kolam. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.

Arifin, M.Z. 1996. Budidaya lele. Dohara Prize. Semarang.

Arifin, 1996. Azolla Pembudidayaan dan Pemanfaatan pada Tanaman Padi.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Balitnak. 2002. Potensi Hijauan Azolla Pinnata Sebagai Pakan Sumber Protein.

P.O. Box 221, Bogor

Budiman, A., Tidi, D., Budi, A. 2006. Uji Kecernaan Serat Kasar dan Bahan

Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dalam Ransum Lengkap Berbasis

Hijauan Daun Pucuk Tebu (Saccharum officinarum). Jurnal Ilmu Ternak.

UNPAD. Bandung. Vol 6 No 2, 132-135

Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta

Cecep, H., A. Fanindi, S. Sopiyana, dan Komarudin. 2011. Peluang Pemanfaatan

Tepung Azolla Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein untuk Ternak Ayam.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011. Balai

Penelitian Ternak.

Cho, C.Y.C.B. Cowey, and R. Watanabe. 1985. Finfish Nutrition In Asia :

Methodological Approaches Research Centre. Ottawa. 154 pp.

Diputro, F. 2008. Efek Berbagai Pakan Komplit terhadap Daya Cerna Bahan

Kering dan Protein Kasar pada sapi perah [skripsi]. Fakultas Kedokteran

Hewan. Universitas Airlangga

Djarijah, A. S. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta. Hal 16, 22.

Jaja, Suryani, A., dan Sumatadinata, K., 2013. Usaha Pembesaran dan pemasaran

Ikan Lele serta Strategi Pengembangannya di UD Sumber Rezeki Parung,

Jawa Barat. Jurnal Magister Profesional Industri Kecil Menengah.

8(1):45-58.

Haetami, K., dan S. Sukaya. 2005. Evaluasi Kecernaan Tepung Azola Dalam

Ransum Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum, CUVIER 1818).

Page 45: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

33

Jurnal Bionatura, Vol 7, No 3, November 2005: 225-233. Fakultas

Pertanian. Universitas Padjajaran. Jatinangor.

Handajani, H. 2000. Peningkatan kadar protein tanaman Azolla microphylla

dengan mikrosimbion Anabaena azollae dalam berbagai konsentrasi N dan

P yang berbeda pada media tumbuh

Handajani H. 2011. Optimalisasi Substitusi Tepung Azolla Terfementasi pada

Pakan Ikan untuk Meningkatkan Produktifitas Ikan Nila Gift. Jurnal

Teknik Industri, Vol. 12, No. 2, Agustus 2011

Hadadi, A., Herry, K. T. Wibowo, E. Pramono, A. Surahman, dan E. Ridwan.

2009. Aplikasi Pemberian Maggot Sebagai Sumber Protein Dalam Pakan

Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) dan Gurame (Osphronemus gouramy

Lac.). Laporan Tinjauan Hasil Tahun 2008. Balai Pusat Budidaya Air

Tawar Sukabumi. hlm 175 – 181.

Hadadi, A. 2007. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit untuk Bahan Pakan Ikan. No

1 mei 2007

Haetami, K., dan S. Sukaya. 2005. Evaluasi Kecernaan Tepung Azola Dalam

Ransum Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum, CUVIER

1818). Jurnal Bionatura, Vol 7, No 3, November 2005: 225-233. Fakultas

Pertanian. Universitas Padjajaran. Jatinangor.

Hastuti, S., dan Subandiyono. 2014. Performa Produksi Lele Dumbo (Clarias

gariepinus, Burch) Yang Dipelihara Dengan Teknologi Biofloc. Jurnal

Saintek Perikanan Vol. 10 No.1 : 37-42, Agustus 2014. Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan,Universitas Diponegoro. Semarang

Muhtadi. 2013. Ibm Peternak Lele. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan RI, No: 144/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V

Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penerbit Penebar Swadaya.

Jakarta. 191 hal.

Muliantara, A. 2012. Penentuan Komposisi Bahan Pakan Ikan Lele yang Optimal

dengan Menggunakan Metode Iwo-Subtractive Clustering.Jurnal Ilmu

Komputer - Volume 5 - No 2 – September 2012

[NAS] National Academy of Sciences. 1983. Nutrient Requirement of

Warmwater Fishes and Shellfishes. National Academy Press: Washington

Dc. p. 1-42.

Nurhaya, A. 2001. Kecernaan bahan kering, serat kasar, selulosa, dan

hemiselulosa kayambang (salvina molesta) pada itik lokal, [SKRIPSI]

sarjana pada jurusan ilmu nutrisi dan makanan ternak. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor

NRC. 1993. Nutrient Requirenment of Fish. National Academy press.

Washington, D.C

Perry, T. W. 1984. Animal Life Cycle Feeding and Nutrition : a Series of

Monograph. Academic Press. Florid. PP. 6-8

Rafli. 2007. Rancang Bangun Mesin Pencetak Pelet. Skripsi, Politeknik Negeri

Medan

Page 46: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

34

Rosadi, T., A. Sadikin. 2012. Pengaruh Pembatasan Konsumsi Pakan Terhadap

Bobot Ikan Nila (Oreochromis sp.) Siap Panen. Jurnal Perikanan Unram,

(I) 1 : 8-13.

Saniin H., 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan 2.Binacipta.Bogor

Santoso, B. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo (Clarias geriepinus)

dan Lokal. Kanisius. Yogyakarta.

Silva D. 1989. Digestibility evaluations of natural and artificial diets, p. 36-45. In

S.S. De Silva (ed.) Fish Nutrition Research in Asia. Proceedings of the

Third Asian Fish Nutrition network Meeting. Asian Fish. Soc. Spec.

Pubhl.4, 166 p. Asian Fisheris Society, Manila, Philippines.

Sudana, S.N., Arga, I.W., dan Suparta, N. 2013.Kelayakan Usaha Budidaya Ikan

Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Pengaruhnya terhadapTingkat

Pendapatan Petani Ikan Lele di Kabupaten Tabanan. Jurnal Manajemen

Agribisnis, 1(1):2355-0759.

Sutikno, E. 2011. Pembuatan Pakan Buatan Ikan bandeng. Pusat penyuluhan

kelautan dan perikanan badan pengenmbangan SDM kelautan dan

perikanan kementrian kelautan perikanan. Hal 3

Tilman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosoekojo. 2005. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta

Utama, S., I. Estiningdriati, V. D. Yunianto dan W. Murningsih. 2006. Pengaruh

Penambahan Aras Mineral pada Fermentasi Sorghum dengan Ragi Tempe

terhadap Kecernaan Zat Pakan pada Ayam Petelur. Ejournal-UMM

Yuniarti, M., F. Wahyono dan V. D. Yunianto.2015. Kecernaan Protein dan

Energi Metabolis Akibat Pemberian Zat Aditif Cair Buah Naga Merah

(Hylocereus polyrhizus) pada Burung Puyuh Japonica Betina Umur 16-50

Hari. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan, 25(3): 49.

Wahyu, J., 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke lima. Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Page 47: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Laboratorium Analisis Pakan

Page 48: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

36

Lampiran 2. Hasil Uji Laboratorium Analisis Feses Ikan Lele

Lampiran 2. Hasil Uji Laboratorium Analisis Feses Ikan Lele (Lanjutan)

Page 49: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

37

Page 50: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

38

Lampiran 3. Data Pakan Pemberian dan Sisa Pakan

Perlakuan Ulangan Pakan Pemberian (g) Sisa Pakan (g)

P0

1

2

3

4

4

4

4

4

1,44

1,73

1,6

1,32

P1

1

2

3

4

4

4

4

4

2,13

1,19

1,59

0,8

P2

1

2

3

4

4

4

4

4

1,26

1,85

1,66

1,02

P3

1

2

3

4

4

4

4

4

0,98

2,02

1,58

1,99

P4

1

2

3

4

4

4

4

4

1,62

1,14

2,26

1,43

Page 51: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

39

Lampiran 4. Data Konsumsi Pakan dan Berat Feses Ikan Lele

Perlakuan Ulangan Konsumsi Pakan (g) Berat Feses (g)*)

P0

1

2

3

4

2,56

2,49

2,51

2,68

2,91

2,27

2,4

2,75

P1

1

2

3

4

1,87

2,81

2,41

3,2

1,99

2,45

2,22

1,94

P2

1

2

3

4

2,74

2,15

2,34

2,98

2,42

1,97

2,01

1,96

P3

1

2

3

4

3,02

1,98

2,42

2,01

1,47

2,58

2,6

1,86

P4

1

2

3

4

2,38

2,86

1,74

2,57

1,82

1,92

2,02

1,67

Keterangan: *)

= Feses dalam keadaan basah

Page 52: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

40

Lampiran 5. Contoh Cara Menghitung Kecernaan Serat Kasar dan BETN

A. Kecernaan serat kasar

a) Konsumsi SK = ∑pakan yang dikonsumsi (g) × % SK pakan × % BK pakan

= 2,56 x 12,33 x 90,88

100 100

= 0,28 g

b) SK feses = Berat feses (g) × % SK feses × % BK feses

= 2,91 × 3,5781 × 17,2131

100 100

= 0,018 g

c) Kecernaan SK = (Konsumsi SK – SK feses) × 100%

Konsumsi SK

= 0,28 – 0,018 × 100%

0,28

= 93,57%

B. Kecernaan bahan ekstrak tanpa nitrogen

a. Konsumsi BETN = ∑pakan yang dikonsumsi (g) × % BETN pakan × % BK pakan

= 2,56 x 18,33 x 90,88

100 100

= 0,42 g

a. BETN feses = Berat feses (g) × % BETN feses × % BK feses

= 2,91 × 0,28 × 17,2131

100 100

= 0,0014 g

b. Kecernaan BETN = (Konsumsi BETN – BETN feses) × 100%

Konsumsi BETN

= 0,42 – 0,0014 × 100%

0,42

= 99,66%

Page 53: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

41

Lampiran 6. Data Rata-rata Kualitas Air

Perlakuan

Parameter

Suhu (oC) DO (mg/l) pH

P0

P1

P2

P3

P4

28 – 30

28 – 30

28 – 30

28 – 30

28 – 30

4

4

4

4

4

7,5 – 8,0

7,5 – 8,0

7,5 – 8,0

7,5 – 8,0

7,5 – 8,0

Page 54: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

42

Lampiran 7. Nilai Kecernaan Serat Kasar (%)

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

1 93.57 93.15 94.8 95.2 91.25

2 93.7 95.86 93.68 93.12 94.21

3 92.85 92.8 92.85 91.5 92.77

4 93.33 96.36 95 94.37 94.7

Total 373.45 378.17 376.33 374.19 372.93

Rata-rata 93.3625 94.5425 94.0825 93.5475 93.2325

SD 0.374 1.827 1.006 1.61 1.554

Transformasi √y

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

1 9.67 9.65 9.74 9.76 9.55

2 9.68 9.79 9.68 9.65 9.71

3 9.64 9.63 9.63 9.57 9.63

4 9.66 9.82 9.75 9.71 9.73

Total 38.65 38.89 38.8 38.68 38.61

Rata-rata 9.6624 9.7229 9.6995 9.6717 9.6554

SD 0.019 0.093 0.051 0.083 0.080

Page 55: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

43

Lampiran 8. Nilai Kecernaan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (%)

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

1 99.66 92.5 94.44 98 93.96

2 97.8 96.66 98.4 93.33 95.31

3 97.14 90.2 96.29 96.33 94.87

4 98.66 94.11 98.69 94.44 95.58

Total 393.26 373.47 387.82 381.99 379.72

Rata-rata 98.315 93.3675 96.955 95.525 94.93

SD 1.091 2.718 1.988 2.063 0.709

Tranformasi √y

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

1 9.98 9.62 9.72 9.9 9.69

2 9.89 9.83 9.92 9.66 9.76

3 9.86 9.5 9.81 9.81 9.74

4 9.93 9.7 9.93 9.72 9.78

Total 39.66 38.65 39.37 39.09 38.98

Rata-rata 9.9153 9.6619 9.8462 9.7733 9.7432

SD 0.055 0.14 0.101 0.105 0.036

Page 56: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

44

Lampiran 9a. Data Hasil Statistik Kecernaan Serat Kasar

Descriptives

kcSk

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

p0 4 93,3625 ,37447 ,18723 92,7666 93,9584 92,85 93,70

p1 4 94,5425 1,82706 ,91353 91,6352 97,4498 92,80 96,36

p2 4 94,0825 1,00626 ,50313 92,4813 95,6837 92,85 95,00

p3 4 93,5475 1,61062 ,80531 90,9846 96,1104 91,50 95,20

p4 4 93,2325 1,55491 ,77746 90,7583 95,7067 91,25 94,70

Total 20 93,7535 1,32384 ,29602 93,1339 94,3731 91,25 96,36

ANOVA

KcSK

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 4,790 4 1,198 ,630 ,649

Within Groups 28,508 15 1,901

Total 33,298 19

Page 57: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

45

Lampiran 9b. Data Hasil Statistik Kecernaan Serat Kasar Setelah

Transformasi √y

Descriptives

kcSK

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

p0 4 9,6624 ,01939 ,00969 9,6316 9,6933 9,64 9,68

p1 4 9,7230 ,09395 ,04697 9,5735 9,8725 9,63 9,82

p2 4 9,6995 ,05191 ,02595 9,6169 9,7821 9,64 9,75

p3 4 9,6717 ,08337 ,04168 9,5391 9,8044 9,57 9,76

p4 4 9,6554 ,08063 ,04032 9,5271 9,7838 9,55 9,73

Total 20 9,6824 ,06835 ,01528 9,6504 9,7144 9,55 9,82

ANOVA

kcSK

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,013 4 ,003 ,627 ,651

Within Groups ,076 15 ,005

Total ,089 19

Page 58: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

46

Lampiran 10a. Data Hasil Statistik Kecernaan BETN

Descriptives

kcBETN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

p0 4 98,3150 1,09147 ,54573 96,5782 100,0518 97,14 99,66

p1 4 93,3675 2,71891 1,35946 89,0411 97,6939 90,20 96,66

p2 4 96,9550 1,98878 ,99439 93,7904 100,1196 94,44 98,69

p3 4 95,5250 2,06308 1,03154 92,2422 98,8078 93,33 98,00

p4 4 94,9300 ,70979 ,35489 93,8006 96,0594 93,96 95,58

Total 20 95,8185 2,40094 ,53687 94,6948 96,9422 90,20 99,66

ANOVA

kcBETN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 57,628 4 14,407 4,164 ,018

Within Groups 51,897 15 3,460

Total 109,526 19

Nilaikc

Duncana

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

p1 4 93,3675

p4 4 94,9300 94,9300

p3 4 95,5250 95,5250 95,5250

p2 4 96,9550 96,9550

p0 4 98,3150

Sig. ,140 ,164 ,061

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 59: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

47

Lampiran 10b. Data Hasil Statistik KecernaanBETN Setelah Transformasi

√y

ANOVA

kcBETN

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,151 4 ,038 4,144 ,019

Within Groups ,136 15 ,009

Total ,287 19

Nilaikc

Duncana

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

p1 4 9,6619

p4 4 9,7432 9,7432

p3 4 9,7733 9,7733 9,7733

p2 4 9,8462 9,8462

p0 4 9,9153

Sig. ,137 ,167 ,063

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Descriptives

kcBETN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

p0 4 9,9153 ,05501 ,02751 9,8277 10,0028 9,86 9,98

p1 4 9,6619 ,14065 ,07033 9,4381 9,8857 9,50 9,83

p2 4 9,8462 ,10117 ,05058 9,6852 10,0072 9,72 9,93

p3 4 9,7733 ,10547 ,05273 9,6054 9,9411 9,66 9,90

p4 4 9,7432 ,03646 ,01823 9,6851 9,8012 9,69 9,78

Total 20 9,7880 ,12297 ,02750 9,7304 9,8455 9,50 9,98

Page 60: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

48

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Aklimatisasi Ikan Penyiponan Akuarium

Pengukuran suhu akuarium Pengukuran DO

Page 61: Oleh - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59799/2/PK.BP.47-17 Hab p SKRIPSI.pdf · ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iv ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

49

Pakan ikan sisa pakan

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian (Lanjutan)

Pembedahan Ikan Pengambilan Feses Di Usus Besar

Feses yang Akan Dianalis Proksimat