okky SGD 17 lbm 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    1/20

    SGD 17,LBM 3 BRONKOPNEUMONIA

    STEP 1

    1. Pneumonia severity index : adalah suatu ukuran untuk menentukan tingkat keparahan

    pneumonia,untuk identifikasi pada pneumonia CAP.2. Infiltrat : bisa terdapat pada foto thorax.

    Radio Densitas yang Terjadi akibat proses inflamasi

    Menghasilkan bayangan konsolidasi/kepadatan jaringan paru

    STEP 2

    1. Mengapa batuk berdahak kental hijau disertai badan panas sejak 10 hari ?

    2. Mengapa dilakukan pemeriksaan sputum?dan interpretasi

    3. Mengapa didapatkan pada lobus tengah paru kanan,suara redup?

    4.

    Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan vital sign?

    5. Apa saja penjabaran skor pneumonia serverity index?

    6. Apa saja macam penyakit parenkim paru?

    7. Apa hubungan keluhan dengan umur pasien?

    8. Penatalaksanaan,untuk antibiotik dan batuk?

    9. DD?

    10.Pemeriksaaan penunjang?

    11.Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan foto rontgen thorax?

    12.Faktor resiko dari skenario?

    STEP 3

    1. Mengapa batuk berdahak kental hijau disertai badan panas sejak 10 hari ?

    Produksi dahak dapat meningkat karena adanya rangsangan pada

    membrane mukosa secara fisik, kimiawi maupun karena infeksi. Pada

    infeksi, dahak dapat bercampur dengan pus serta produk inflamasi lain.

    Konsistensi dahak dapat digolongkan menjadi encer, kental, sampai

    lengket. Penampakan dahak dapat mempermudah penegakan diagnosis:

    dahak yang tampak seperti karat besi menunjukkan infeksi pneumoniapneumokokus, dahak yang warna batu bata menunjukkan infeksi

    pneumonia klebsiella , dahak yang berbau busuk dan bercampur nanah

    menunjukkan infeksi pneumonia bakteri anaerob dan dapat juga abses

    paru. Dahak yang berwarna hitam disebabkan oleh polusi udara atmosfer,

    dahak berwarna kuning disebabkan infeksi bakteri, sel eosinofil dalam

    jumlah banyak yang ditemukan di dalam dahak menunjukkan alergi

    seperti asma, dan dahak hijau mengarah pada bronkiektasis.jika dahak

    banyak mengandung leukosit PMN -> Infeksi bakteri.

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    2/20

    Sumber : RESPIROLOGI

    klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya : Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan,

    kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari

    saluran napas bagian bawah.

    sputum banyak sekali&purulen proses supuratif (eg. Abses paru)

    Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat taanda

    bronkhitis/ bronkhiektasis.

    Sputum kekuning-kuningan proses infeksi.

    Sputum hijau proses penimbunan nanah. Warna hijau ini

    dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlmsputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis

    karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.

    sputum merah muda&berbusa tanda edema paru akut.

    Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih tanda bronkitis kronik.

    Sputum berbau busuk tanda abses paru/ bronkhiektasis.

    (Departemen Kesehatan RI 2001)

    2.

    Apa hubungan keluhan dengan umur pasien?

    Berhubungan dengan imun

    -stamina dan umur

    Makin tua imunnya tidak stabil

    3. Mengapa pasien harus dilakukan rawat jalan?

    Pneumonia Severity Index (PSI)

    The Pneumonia Severity Index, or PSI, is a validated risk stratification instrument which can help inidentifying CAP patients who can safely be treated with outpatient antibiotics.

    Point values are given for a variety of clinical and laboratory parameters. The PSI involves calculating a

    score, which places a given patient into one of 5 risk classes. Classes I, II, and III are at low risk for

    death, and may be considered for outpatient treatment. Risk classes IV and V should usually be

    hospitalized.

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    3/20

    Demographic factors

    Age (in years)Men +10

    Women -10

    Nursing home resident +10

    Coexisting illnesses

    Neoplastic disease +30

    Liver disease +20

    Congestive heart failure +10

    Cerebrovascular disease +10

    Renal disease +10

    Findings on physical examination

    Altered mental status +20

    Respiratory rate >= 30/min +20

    Systolic blood pressure = 125 beats/min +10

    Laboratory and radiographic findings

    Arterial pH = 30/mg/dl

    (11 mmol/liter)

    +20

    Sodium < 130 mmol/liter +20

    Glucose >= 250 mg/dl (14

    mmol/liter)

    +10

    Hematocrit

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    4/20

    Stratification of Risk Score

    Risk Risk Class Score Mortality

    Low I Based on algorithm 0.1%

    Outpatient

    treatmentLow II 130 27.0%

    SUMBER

    * Interactive tool from the Assessment of the Variation and Outcomes of Pneumonia: Pneumonia Patient

    Outcomes Research Team Final Report. AHRQ Publication No. 97-N009.

    4. Mengapa dilakukan pemeriksaan sputum?dan interpretasi

    1. Berdasarkan asalnya

    a. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinanbesar berasal dari sinus, bukan dari saluran bagian bawah

    2. Berdasarkan volumenya

    a. Sputum yg banyak sekali dan purulen menyatakan adanya proses supuratif,

    seperti abses paru

    b. Sputum yg meningkat perlahan2 dalam waktu bertahun2 merupakan tanda

    bronkitis kronis atau bronkiektasis

    3. Berdasarkakn warnanyna

    a. Berwarna kekuning2an : menunjukkan infeksi

    b. Berwarna hijau : petunjuk adanya penimbunan nanah, sering ditemukan padab

    bronkiektasis

    c. Sputum yg berwarna kecoklatan : disebabkan oleh abses paru

    d. Sputum seperti karat besi : pada pneumonia

    e. Sputum kehitaman : akibat kontaminasi dengan debu batubara

    f. Sputum mukopurulen dengan bau busuk : oleh infeksi mikroorganisme aerob

    4. Berdasarkan konsistensinya

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    5/20

    a. Sputum berwarna merah muda dan berbusa : merupakan tanda edema paru

    akut, gagal jantung kiri atau stenosis mitral

    b. Sputum yang berlendir, lekat dan berwarna abu2 atau putuh : tanda bronkitis

    kronik

    c. Sputum berbau busuk : tanda abses paru atau bronkiektasis

    Patofisiologi, Sylvia A. Price, IPD jilid II, FKUI

    5. Mengapa didapatkan pada lobus tengah paru kanan kiri,suara redup?

    karena ada inf. Di alveolusnya memebran paru mengalami peradangan dan berlubang

    Ada cairan sel drh mrh dan sel drh putih masuk ke alveoli lalu alveoli infeksi dan akhirnya

    menyebarsehingga paru terisi cairan sehingga saat perkusi,paru redup

    6. Apa saja penjabaran skor pneumonia serverity index?

    Pneumonia Severity Index (PSI)

    The Pneumonia Severity Index, or PSI, is a validated risk stratification instrument which can help in

    identifying CAP patients who can safely be treated with outpatient antibiotics.

    Point values are given for a variety of clinical and laboratory parameters. The PSI involves calculating a

    score, which places a given patient into one of 5 risk classes. Classes I, II, and III are at low risk for

    death, and may be considered for outpatient treatment. Risk classes IV and V should usually be

    hospitalized.

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    6/20

    Demographic factors

    Age (in years)Men +10

    Women -10

    Nursing home resident +10

    Coexisting illnesses

    Neoplastic disease +30

    Liver disease +20

    Congestive heart failure +10

    Cerebrovascular disease +10

    Renal disease +10

    Findings on physical examination

    Altered mental status +20

    Respiratory rate >= 30/min +20

    Systolic blood pressure = 125 beats/min +10

    Laboratory and radiographic findings

    Arterial pH = 30/mg/dl

    (11 mmol/liter)

    +20

    Sodium < 130 mmol/liter +20

    Glucose >= 250 mg/dl (14

    mmol/liter)

    +10

    Hematocrit

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    7/20

    Stratification of Risk Score

    Risk Risk Class Score Mortality

    Low I Based on algorithm 0.1%

    Outpatient

    treatmentLow II 130 27.0%

    SUMBER

    * Interactive tool from the Assessment of the Variation and Outcomes of Pneumonia: Pneumonia Patient

    Outcomes Research Team Final Report. AHRQ Publication No. 97-N009.

    7. Apa saja macam penyakit parenkim paru?

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    8/20

    Asuhan Keperawatan pd Pasien dgn Gangguan Sistem Pernapasan

    Oleh Irman Somantri

    8. Pemeriksaaan penunjang?

    1) Anamnesis :

    Dari anamnesis ini paling tidak dapat diketahui tentang :

    1. Riwayat penyakit sekarang yang dialami :

    Adanya demam beberapa hari, sifatnya demam, menggigil dan

    sebagainya

    Adanya batuk-batuk, dan sifat-sifatnya ; sering sekali, agak sering, jarang

    atau tidak ada

    Adanya sputum dan sifat-sifatnya : purulent, mukopurulent, mukoid,

    sputa rufa, dan sebagainya

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    9/20

    Adanya nyeri dada, sesak nafas atau gangguan lainnya

    2. Riwayat penyakit (dahulu) yang diderita sebelum menderita pneumonia ini :

    Adanya penyakit paru kronik ( terutama PPOM ) yang mendasarinya

    Adanya riwayat pemakaian obat antibiotik lama atau penggunaansitostastika/kartikosteroid

    Adanya riwayat penyakit atau keadaan lainnya yang menyebabkan

    gangguan imunitas

    3. Epidemiologi kuman penyebab pneumonia ( ISPBA ) :

    Untuk mengetahui apakah infeksi terjadi :

    Diluar atau di dalam rumah sakit (CAP/HAP)

    Dalam keluarga (misalnya Mycoplasma Pneumoniae )

    Dari daerah endemik penyakit

    Sesudah kontak dengan binatang tertentu ( Psitacosis )

    Riwayat perawatan dirumah sakit

    Riwayat aspirasi ( pada pneumonia aspirasi )

    4. Faktor risiko, faktor lingkungan atau pekerjaan

    Dari anamnesis ini dapat dibedakan apakah pneumonia ini suatu CAP, HAP,disertai penyakit paru kronik, gangguan imunitas, faktor resiko lain atau tidak.

    Pemeriksaan fisik

    Pada pemeriksaan fisik, diperhatikan :

    1. Keadaan umum penderita, mengenai :kesadaran, derajat sakit, sikap

    terpaksa, sianosis

    2. Tanda-tanda vital yang penting : tensi, nadi, suhu badan, frekuensi dan

    keadaan pernafasan

    3. Kelainan fisik :

    a. Paru : bentuk kelainan fisik, lobus mana yang terkena dan luasnya kelainan

    serta komplikasi yang ada ( efusi pleura, pneumotoraks, hidropneumotoraks

    )

    b.Ektra paru : organ ekstra paru apa yang terdapat kelainan

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    10/20

    ( misalnya pembesaran jantung, tanda-tanda emboli bakterial, komplikasi

    meningitis, dll)

    (Ilmu Penyakit Paru, Buku ke-I FK UNDIP)

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan radiologis

    Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air

    bronchogram (airspace disease) misalnya oleh Streptococcus pneumoniae,

    bronkopneumonia oleh a.l staphylococcus, virus atau mikoplasma dan neumonia

    intertisisal oleh virus dan ikoplasma. Ulangan foto perlu dilakukan untuk melihat

    kemungkinan adanya infeksi sekunder atau tambahan, efusi pleura penyerta

    atau pembentukan abses. Pada pasien yang mengalami perbaikan linis ulangan

    foto dada dapat ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu.

    Pemeriksaan laboratorium

    Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi, leukosit normal/rendah dapat

    disebabkan oleh infeksi virus/mikoplasma atau pada infeksi yang berat tidak

    terjadi respon leukosit.

    Pemeriksaan bakteriologis

    Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal, aspirasi jarum

    transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi, atau biopsi. Kultur kuman merupakan

    pemeriksaan utama pra terapi dan bermanfaat untuk evaluasi terapi

    selanjutnya.

    (IPD FKUI Jilid 2 Edisi IV)

    9. Penatalaksanaan

    Antibiotik :penicilin G

    Kortikosteroid ,pada keadaan sepsis berat

    inotropik obat dopamin :untuk komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal/dobotamin,

    terapi oksigen,diberikan untuk mencapaik Pa oksigen 80-100 mmhg./saturasi 95-96%nebulizer,untuk mengencerkan dahak yang kental

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    11/20

    ventilasi mekanis

    ADA 3 TERAPI

    -konservatif= obatan

    -suportif : psikoterapi

    -pembedahan: kalau ada percabangan bronkus yang rusak

    10.DD?

    -Bronkopneumonia

    -pneumonia nosokomial

    -pneumonia komunitas

    -pneumonia aspirasi

    11.Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan foto rontgen thorax?

    Pemeriksaan radiologi toraks merupakan upaya pengkajiaan untuk tujuan

    diagnosa gangguan sistem kardiovaskular dan respirasi. Pengenalan kelainan yang

    penting pada foto thoraks sangat bermanfaat bagi dokter hewan praktisi terutama

    dalam menghadapi keadaan akut sehingga dokter hewan mampu untuk memberikan

    interpretasi yang benar maupun tindakan yang tepat. Sarana radiologis adalah

    semua alat yang menggunakan sinar-X atau pengion lainnya sebagai sarana

    diagnostik, misalnya pesawat sinar-X dan isotop.

    Ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil foto rontgen pada bagian

    thoraks antara lain; bagian dorsal terlihat sampai dengan os costae 6-8, bagian

    ventral terlihat sampai dengan costae 8-10. Dalam membaca foto rontgen, hal

    pertama yang perlu diperhatikan adalah densitas atau derajat tebalnya bayangan

    hitam pada film. Para radiolog menggolongkan adanya empat densitas yaitu: gas

    atau udara, air, lemak dan logam.

    Macam Pemeriksaan :1. Pemeriksaan Tanpa Kontras

    Pemeriksaan ini dipakai rutin dan sebagai pendahuluan yakni pembuatan

    radiografi thoraks dengan proyeksi dorsoventral, ventrodorsal, dan lateral.

    Pemeriksaan lainnya yaitu pembuatan radilologi thoraks proyeksi oblique kanan dan

    kiri, dengan esofagus diisi barium, dan pemeriksaan tembus (fluoroskopi).

    Pemeriksaan tembus berguna untuk menilai pulsasi jantung dan gerakan diafragma.

    Pemeriksaan ini harus dibatasi penggunaannya karena besarnya radiasi yang

    dipancarkan.

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    12/20

    2. Pemeriksaan Dengan Kontras

    Kontras dimasukkan melalui pembuluh darah ke dalam jantung diikuti

    pembuatan serial radiografi. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat kelainan-kelainan yang terdapat dalam jantung seperti: dinding jantung sebelah dalam, katub

    jantung dan pembuluh darah besar, serta gambaran sirkulasi jantung dengan paru.

    Pemeriksaan ini juga berguna untuk memberikan informasi keadaan jantung dan

    pembuluh darah sebelum dilakukan pembedahan.

    Interpretasi Dasar Foto

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan interprestasi foto

    thoraks yaitu:

    1. Identitas: nama, nomor RM, tangal dan jam pembuatan foto, tindakan

    selanjutnya.

    2. Ketajaman sinar, apabila terlalu radiopaque (terlalu terang) atau terlalu gelap

    (radiolusen), maka foto harus diulang karena akan terjadi salah interprestasi.

    Tujuan Pemeriksan Foto Rontgen pada bagian Toraks :

    1. Menilai adanya kelainan jantung, misalnya : kelainan letak jantung,pembesaran atrium atau ventrikel, pelebaran dan penyempitan aorta

    (posisi dorsoventral).

    2. Menilai kelainan paru, misalnya edema paru, emfisema paru, tuberkulosis

    paru (posisi ventrodorsal).

    3. Menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak.

    Macam macam proyeksi foto toraks

    Posisi Ventrodorsal

    Posisi pengambilan ini biasanya dilakukan di bagian radilogi. Skapula tidak

    akan menutupi daerah paru. Besar jantung dapat diperkirakan dengan lebih mudah.

    Tulang rusuk ventral tidak tampak jelas, sedang rusuk di bagian belakang semuanya

    menuju ke arah tulang punggung. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien.

    Posisi Dorsoventral

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    13/20

    Pengambilan foto ini yang paling sering dilakukan pada pasien gawat,

    misalnya di ruang rawat darurat atau rawat intensif. Cara mengambil pasien

    ditidurkan dalam posisi 450 dan pemotretan dilakukan saat inspirasi.

    Posisi Lateral

    Pengambilan posisi lateral tergantung atas indikasi apakah lateral kiri atau

    lateral kanan. Posisi ini dipakai pada pemeriksaan angiografi (untuk melihat

    kebocoran septum jantung, aneurisma aorta dan sebagainya).

    Penilaian Pembuluh Darah Paru

    Hilus adalah tempat arteri pulmonalis, vena pulmonalis, bronkus dan saluran

    limfe masuk ke dalam paru. Hilus kanan letaknya kira-kira di pertengahan dari jarak

    apeks paru ke diafragma kanan. Hilus kiri letaknya lebih tinggi sedikit. Dari hilus ini

    dapat diikuti cabang-cabang dari arteri pulmonalis di dalam paru-paru yang makin

    kecil ke arah perifer. Vena pulmonalis tidak selalu terlihat pada radiografi polos,

    kecuali pada mitral stenosis. Pembuluh darah paru di lapangan bawah tampak lebih

    banyak dari pada lapangan paru atas. Trakea tampak jelas sebagai garis tengah

    dengan densitas film yang lebih sedikit. Percabangan trakea terdapat pada torkal ke-5.

    Perubahan pada Trachea

    1. Hypoplastic trachea

    2. Tracheal stenosis

    3. Collapsed trachea

    4. Tracheal tumor

    5. Tracheal rupture

    6. Bronchial collapse

    7. Bronchitis

    8. Bronchiectasis

    9. Bronchial obstruction

    Perubahan pada paru

    1. interstitial pneumonia2. Aspiration pneumonia

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    14/20

    3. Broncopneumonia

    4. Eosinophilic pneumonia

    5. Pulmonary abscess

    6. Parasitic pneumonia7. Mycotic pneumonia (pneumonomycosis)

    8. Edema pulmonum

    9. Asthma-like disease

    10.Pulmonary haemoragica

    11.Pulmonary Neoplasia

    12.Emphysema pulmonum

    13.Atelectatis

    14.Lung torsion

    15.Chronic obstruktive lung disease

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    15/20

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    16/20

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    17/20

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    18/20

  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    19/20

    http://dc99.4shared.com/doc/tCqIxQBL/preview.html

    12.Faktor resiko dari skenario?

    Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun

    ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit

    Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :

    1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para

    penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka

    yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan

    Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan

    tubuh (Immun) yang lemah.

    2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran

    pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila

    riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat

    berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan

    tubuh dalam melawan suatu infeksi.

    3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukantindakan ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube' sangat beresiko terkena

    Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke

    arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas

    (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.

    4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani

    apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai

    masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya

    mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

    http://dc99.4shared.com/doc/tCqIxQBL/preview.htmlhttp://dc99.4shared.com/doc/tCqIxQBL/preview.htmlhttp://dc99.4shared.com/doc/tCqIxQBL/preview.html
  • 8/10/2019 okky SGD 17 lbm 3

    20/20

    5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga

    menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi

    terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan

    riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

    http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-pneumonia.html

    http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-pneumonia.htmlhttp://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-pneumonia.htmlhttp://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-pneumonia.html