26
 1 BAB I PENDAHULUAN Keselarasan oklusi gigi geligi penting dalam fungsi dasar baik fungsi  pengunyahan, menelan, berbicara. Fungsi tersebut tidak hanya tergantung pada  posisi gigi tetapi juga hubungan gigi antagonisnya pada keadaan oklusi yang harmonis yang sangat dipengaruhi dengan gerakan mandibula. Gerakan utama mandibula terdiri dari gerakan membuka, menutup, gerakan rahang ke kiri dan ke kanan (gerak lateral), protrusi dan retrusi. Gerakan lateral, protrusi dan retrusi dikenal sebagai gerakan excursive. Ada tiga tipe hubungan gigi-geligi saat terjadi gerakan excursive dan fungsional, yaitu: 1 1.  Bilateral balanced occlusion / articulation (oklusi seimbang). Oklusi seimbang adalah kontak oklusal gigi anterior dan posterior secara simultan dan bilateral pada posisi sentrlk dan eksentrik. 2. Unilateral balanced occlusion (  group function). Group function adalah sejumlah gigi- geligi mandibula dan maksila pada sisi kerja saat gerak lateral yang mana kontak sejumlah gigi yang simultan bertindak sebagai suatu grup untuk mendistribusikan kekuatan oklusal. 3.  Mutually protected articulation (cuspid protected ). Adalah bentuk artikulasi yang saling melindungi dan menguntungkan yang mana overlap vertikal dan horizontal gigi caninus mencegah gigi-geligi posterior berkontak saat gerakan excursive mandibula. Hal inilah yang menyebabkan fungsi oklusi dalam kedokteran gigi sangat  penting. Penyesuaian oklusi adalah proses yang paling sering kita j umpai dan kita lakukan dalam praktik sehari-hari. Misalnya dalam mengurangi tambalan yang overfilled , meninggikan tambalan yang underfilled  dan menyesuaikan mahkota gigi saat dilakukan uji coba mahkota gigi tiruan. Proses ini dilakukan sampai pasien dapat menutup mulutnya dengan rasa nyaman dimana TMJ pada posisi yang normal. 2

occlusal adjustment

Embed Size (px)

DESCRIPTION

occlusal adjustment

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Keselarasan oklusi gigi geligi penting dalam fungsi dasar baik fungsi

    pengunyahan, menelan, berbicara. Fungsi tersebut tidak hanya tergantung pada

    posisi gigi tetapi juga hubungan gigi antagonisnya pada keadaan oklusi yang

    harmonis yang sangat dipengaruhi dengan gerakan mandibula. Gerakan utama

    mandibula terdiri dari gerakan membuka, menutup, gerakan rahang ke kiri dan ke

    kanan (gerak lateral), protrusi dan retrusi. Gerakan lateral, protrusi dan retrusi

    dikenal sebagai gerakan excursive. Ada tiga tipe hubungan gigi-geligi saat terjadi

    gerakan excursive dan fungsional, yaitu: 1

    1. Bilateral balanced occlusion / articulation (oklusi seimbang). Oklusi

    seimbang adalah kontak oklusal gigi anterior dan posterior secara simultan

    dan bilateral pada posisi sentrlk dan eksentrik.

    2. Unilateral balanced occlusion (group function). Group function adalah

    sejumlah gigi- geligi mandibula dan maksila pada sisi kerja saat gerak

    lateral yang mana kontak sejumlah gigi yang simultan bertindak sebagai

    suatu grup untuk mendistribusikan kekuatan oklusal.

    3. Mutually protected articulation (cuspid protected). Adalah bentuk artikulasi

    yang saling melindungi dan menguntungkan yang mana overlap vertikal dan

    horizontal gigi caninus mencegah gigi-geligi posterior berkontak saat

    gerakan excursive mandibula.

    Hal inilah yang menyebabkan fungsi oklusi dalam kedokteran gigi sangat

    penting. Penyesuaian oklusi adalah proses yang paling sering kita jumpai dan kita

    lakukan dalam praktik sehari-hari. Misalnya dalam mengurangi tambalan yang

    overfilled, meninggikan tambalan yang underfilled dan menyesuaikan mahkota gigi

    saat dilakukan uji coba mahkota gigi tiruan. Proses ini dilakukan sampai pasien

    dapat menutup mulutnya dengan rasa nyaman dimana TMJ pada posisi yang

    normal. 2

  • 2

    Terdapat banyak hal yang dapat mengganggu keharmonisan oklusi dari gigi

    termasuk adanya occlusal interference baik secara fisiologis maupun patologis

    yang dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan pada jaringan periodontal, Otot

    kunyah, bahkan gangguan temporo mandibular joint (TMJ).2

    Tindakan penyesuaian oklusal merupakan suatu prosedur menghilangkan

    struktur gigi yang menyebabkan interference (sangkutan atau gangguan) pada

    daerah oklusal gigi. Tindaan ini bersifat irreversible. Oleh sebab itu, sebelum

    dilakukan occlusal adjustment harus benar-benar ada komitmen yang baik dari

    pihak pasien maupun pihak dokter. Selain itu prosedur occlusal adjustment maupun

    occlusal equilibration harus terencana dan tepat. Sebuah prosedur occlusal

    adjustment yang lemah atau tidak lengkap seringkali memberikan hasil yang lebih

    buruk daripada tanpa occlusal adjustment sama sekali. Oleh karena itu, sebelum

    memulai perawatan dibutuhkan komitmen untuk menyelesaikan prosedur terapi ini

    dengan baik. 3

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Trauma oklusi, interference, oklusal habitual, bruxism

    Trauma oklusi adalah kelainan patologis atau perubahan adaptif dari

    jaringan periodontal oleh karena daya berlebihan yang dihasilkan oleh otot kunyah

    dan interveren dari segala arah saat oklusi. Gigi sangat bergantung pada jaringan

    periodontal untuk tetap berada pada rahang. Kekuatan oklusal tidak meningkat

    menjadi traumatis jika periodonsium dapat menahan tekanan tersebut.

    Trauma oklusi digambarkan terbagi atas (komplikasi) faktor primer atau

    sekunder dalam etiologi kerusakan jaringan periodontal. Trauma oklusi mengacu

    pada cedera jaringan periodontal, Inflamasi periodontal dan trauma oklusi sering

    terjadi bersama-sama sehingga sulit untuk menentukan mana yang lebih dahulu

    terjadi. 2

    Gambar 1. Tekanan oklusal (Carranza, 2012)

  • 4

    2.1.1 Trauma oklusi primer

    Trauma oklusi primer yaitu trauma oklusi yang disebabkan oleh perubahan

    lokal pada gigi yang mengakibatkan terjadinya kontak prematur. Adapun beberapa

    contoh yang menyebabkan cedera periodonatal yaitu:

    1. Tambalan overhang.

    Restorasi puncak bonjol yang terlalu tinggi dengan permukaan oklusal yang

    tidak harmonis ketinggiannya dengan gigi-gigi tetanggany akan mengalami

    kontak prematur dengan gigi antagonisnya ketika rahang dalam keadaan

    menutup.

    2. Alat prostetik

    Mahkota artifisial yang menciptakan kekuatan yang berlebih pada gigi

    sandaran dan gigi antagonis setelah dilakukan insersi karena bentuk

    permukaan anatomi mahkota artifisial yang tidak beradaptasi dengan baik

    pada gigi-gigi yang berkontak, sehingga menciptakan prematur kontak.

    3. Drifting

    Pada gigi yang hilang, contohnya gigi molar pertama yang hilang dan

    terlambat untuk diganti dengan gigi tiruan sehingga rentan waktu daerah

    yang kosong akan diisi oleh gigi molar kedua yang drifting akibat tidak

    adanya gigi tetangga pada daerah mesial. Perubahan posisi gigi molar kedua

    yang rebah ke mesial ini berdampak pada gigi antagonisnya yang

    kehilangan keselarasan dalam oklusi, sehingga timbul kontak prematur.

    4. Daya berlebih.

    Pada perawatan ortodonti terjadi aktivitas menggerakkan gigi ke posisi yang

    dikehendaki agar tercapai susunan yang harmonis antara gigi-gigi.

    Pergerakan gigi yang dikenai daya berlebih dapat mengakibatkan gigi

    bergerak ke arah yang tidak diharapkan. Sebagai contoh, Pergerakan

    tersebut mengakibatkan disharmonisasi pada saat oklusi atau bahkan

    menciptakan oklusi baru yang mampu menimbulkan kontak prematur

    bahkan berpengaruh buruk pada sendi temporo mandibula.

  • 5

    5. Anatomi

    - Hubungan kontak proksimal

    - Bentuk mahkota gigi yang tidak pada umumnya seperti, mulberry teeth, gigi

    konus, gigi molar dengan bentuk mahkota premolar, dan sebagainya.

    Walaupun pada akhirnya keadaan gigi-gigi yang lain seiring berjalannya

    waktu akan melakukan adaptasi saat oklusi, kontak prematur tetap terjadi

    jika dilakukan pemeriksaan dengan tes kertas artikulasi pada saat dilakukan

    oklusi sentrik. 2,5

    2.1.2 Trauma oklusi sekunder

    Trauma oklusi sekunder. Trauma dari oklusi yang disebabkan terjadinya

    inflamasi pada ligamen periodontal yang disebabkan oleh bakteri pemicu penyakit

    periodontal, hal ini menyebabkan terjadinya migrasi, ekstrusi sehingga

    mengakibatkan puncak bonjol atau puncak insisal melewati batas curve of spee

    sehingga terciptanya kontak prematur.2

    Pasien yang mengalami trauma oklusi, dapat dilihat pada pemeriksaan

    adanya tanda-tanda sebagai berikut:

    1. Pelebaran Ligamen periodontal

    Pada pemeriksaan klinis adanya tanda-tanda trauma oklusi biasanya tidak

    terlalu terlihat sehingga terkadang membingungkan, karena secara klinis

    trauma oklusi tidak memperlihatkan suatu kelainan dan terkadang tanpa

    inflamasi pada jaringan periodontal. Tetapi jika diperiksa dengan foto

    radiografi maka akan terlihat adanya pelebaran ligament periodontal

    sebagai tanda awal trauma oklusi.

    2. Temporo Mandibula disorder jika berlanjut

    Temporo mandibula sangat dipengaruhi oleh keadaan rongga mulut

    terutama gigi geligi dimana disaat terjadi trauma oklusi dalam jangka waktu

    yang lama dan terus menerus maka sistem artikulasi dan sistem

    pengunyahan terganngu sehingga sering menyebabkan tekanan berlebih

    pada sendi TMJ yang pada akhirnya pasien sering mengeluh sakit (pain)

  • 6

    pada daerah TMJ tanpa terlihat tanda-tanda inflamasi pada daerah gigi dan

    penyangga gigi sehingga terkadang penyebab dari sakit tidak diketahui

    secara pasti padahal hal ini disebabkan oleh adanya trauma oklusi.

    3. Otot kunyah

    Terjadi rasa sakit dan kelelahan otot sering dirasakan oleh pasien jika terjadi

    trauma oklusi. Otot massester dan temporalis diuji dari dua sisi dengan

    tekanan jari yang moderate. Lokasi otot yang sakit harus dilokalisir dan

    dicatat dengan kriteria mild, moderate, dan severe yang disesuaikan dengan

    diagram anatomi. Kebanyakan kesalahan umum adalah terletak pada

    kurangnya tekanan, sehingga pasien diharapkan untuk bisa membedakan

    antara tidak enak dengan sakit. Pasien juga diminta untuk membandingkan

    di segala sisi untuk tujuan kalibrasi.2

    Oklusi habitual adalah trauma oklusi disebabkan oleh tekanan

    parafungsional yang berulang ulang (Bruxism, Clamping dan Cleanching).

    Terjadinya diastem, gigi intrusi, gigi ekstrusi, gigi rotasi, protusi gigi, retrusi gigi

    dan lain sebagainya. Kelainan kelainan ini dapat dilihat pada curve of spee, dimana

    jika pada pemeriksaan tinggi dari gigi terdapat bagian yang lebih tinggi dari kurve

    of spee maka dapat dicurigai adanya kontak prematur dari gigi tersebut.2

    Gambar 2. Tinggi gigi terhadap curve of spee

  • 7

    2.1.3 Bruxism

    Bruxism (termasuk clamping dan clencing) merupakan suatu yang umum

    karena kebiasaan yang dimiliki oleh pasien tetapi pasien tidak merasakan adanya

    jejas dari hal tersebut. Bruxism didapat dari trauma jaringan perodonsium,

    muskular, temporo mandibular joint karena oklusi. Oklusal yang prematur,

    ketegangan otot yang berlebih dan faktor emosional secara bersamaan dapat

    mengakibatkan terjadinya bruxism.

    Kunci dari perawatan bruxism adalah occlusal adjustment yaitu dengan

    memperbaiki prematur oklusal, kebiasaan dan sentrik yang mampu memicu

    kebiasaan bruxism. Keparahan kontak prematur yang dapat memicu bruxism

    tergantung pada status emosional individu yang berdampak pada perngaruh tingkat

    agresifitas respon muskular. Hal ini berarti beberapa pasien butuh dampingan

    secara psikologi, tetapi langkah awal dari perawatan bruxism adalah penyesuaian

    oklusi dan dapat dilakukan pemakaian night guard.2

    2.1.4 Peran Stres (Psikologi) pada oklusi

    Pengaruh stres terhadap terjadinya gangguan sendi temporomandibula pada

    umumnya dapat digambarkan sebagai berikut, stres psikologis yang terjadi pada

    individu akan menyebabkan terjadinya perubahan pada tubuh yang pada dasarnya

    adalah mempersiapkan otot tubuh (termasuk otot temporomandibula) untuk

    menghadapi segala bentuk ancaman atau beban yang melebihi kemampuan

    normalnya. Perubahan pada otot tersebut berupa adanya peningkatan aktivitas otot.

    (Hiperaktifitas). Keadaan hiperaktifitas yang berlangsung lama atau terus-

    menerus akan memicu kelelahan otot yang akan diikuti oleh terjadinya kekejangan

    otot. Kekejangan otot inilah yang kemudian akan memicu terjadinya perubahan-

    perubahan pada pola pengunyahan, disharmoni hubungan gigi-gigi rahang atas dan

    rahang bawah, ketidakseimbangan distribusi beban atau pembebanan yang

    berlebihan pada sendi, yang bila berlangsung lama atau terus-menerus akan

    menyebabkan terjadinya gangguan bahkan kerusakan lebih lanjut pada sendi

    temporomandibula dan daerah sekitarnya.6

  • 8

    Stress juga dapat memicu terjadinya oklusal habitual (bruxism) oleh karena

    pada saat stress biasanya pasien sering menggeretakkan gigi-giginya, otot otot

    rahang menegang serhingga dalam waktu lama akan menyebabkan atrisi pada gigi

    yang mengalami bruxism. 2

    2.1.5 Indikasi Oklusal adjustment dan Occlusal Equilibration

    Pada prinsipnya prosedur terapi occlusal adjustment dengan occlusal

    Equilibration hampir serupa bahkan beberapa ahli menyatakan sama yaitu

    penyesuaian oklusi dengan selective grinding tetapi ada beberapa perbedaan dalam

    melakukan kedua prosedur ini oleh karena tujuan yang berbeda yaitu kesesuai

    dengan keseimbang. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, karena occlusal

    adjustment dan occlusal equilibration bersifat irreversible maka diagnosis dan

    rencana perawatan harus diputuskan dengan tepat. Berikut adalah beberapa indikasi

    occlusal adjustment dan occlusal equilibration, yaitu: 4

    1. Trauma oklusi.

    Kebutuhan akan occlusal adjustment pada trauma oklusi harus didasarkan

    pada diagnosis masalah. Jika rencana occlusal adjustment direncanakan

    dengan sangat baik, maka terapi ini dapat menjadi terapi pilihan pada kasus-

    kasus trauma oklusi.

    2. Pergerakan terbatas pada mandibula.

    Beberapa pasien memiliki pergerakan mandibula terbatas akibat dari

    menghidari rasa sakit saat melakukan gerakan pengunyahan. Dalam

    beberapa kasus hal Ini disebabkan oleh kontak prematur dan occlusal

    interferences. Hal ini dapat disebabkan oleh.

    Hilangnya dimensi vertikal

    Hilangnya gigi

  • 9

    Tindakan restoratif dan prosedur koreksi yang kurang tepat (termasuk

    perawattn ortodontik, restorasi, pembedahan, alat intra oral dan prosthesa)

    Bruxism dan parafunctional habit

    Kegoyangan gigi akibat hilangnya jaringan periodontal

    Karies

    Kegagalan occlusal adjustment dan occlusal equilibration

    3. Kelainan pada sistem mastikasi. Occlusal adjustment dapat membantu

    kestabilan dan fungsi mastikasi.

    4. Post perawatan ortodontik, pembedahan ortognatik dan koreksi

    pembedahan. Terkadang, beberapa dokter gigi merekomendasikan untuk

    dilakukannya tindakan occlusal adjustment setelah dilakukan perawatan

    tersebut di atas. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan dan

    menghindari terjadinya relaps.

    5. Pre restorative dentistry.

    6. Selama perawatan periodontal.

    2.2 Occlusal Adjustment

    Occlusal adjustment adalah pembentukan hubungan fungsional yang baik

    untuk jaringan periodonsium dengan berbagai macam prosedur sebagai berikut:

    membentuk kembali gigi dengan grinding, spheroiding dan pointing, restorasi gigi

    dan menggerakkan gigi.2

    Tindakan penyesuaian oklusal merupakan suatu prosedur menghilangkan

    struktur gigi yang menyebabkan interference (sangkutan atau gangguan) pada

    daerah oklusal gigi. Tindaan ini bersifat irreversible. Oleh sebab itu, sebelum

    dilakukan occlusal adjustment harus benar-benar ada komitmen yang besar baik

    dari pihak pasien maupun pihak dokter. Selain itu prosedur occlusal adjustment

  • 10

    harus terencana dan tepat. Sebuah prosedur occlusal adjustment yang lemah atau

    tidak lengkap seringkali memberikan hasil yang lebih buruk daripada tanpa

    occlusal adjustment sama sekali. Oleh karena itu, sebelum memulai perawatan

    dibutuhkan komitmen untuk menyelesaikan prosedur occlusal adjustment dengan

    baik.3

    2.2.1 Teknik Occlusal adjustment

    Semua metode occlusal adjustment adalah sesuatu yang didasari atas

    pengalaman dan merupakan koreksi oklusal yang abnormal tanpa harus

    mempengaruhi faktor-faktor penyebabnya. Teknik occlusal adjustment fleksibel

    dan tepat untuk perbaikan terhadap asal-usul kelainan oklusi yang terjadi. Terdapat

    banyak metode occlusal adjustment dan dua diantaranya adalah sebagai berikut: 4

    1. Teknik Fungsional

    2. Teknik Schuyler

    Gambar 3. Armamentarium (Glickman, 1972)

  • 11

    A. Teknik Fungsional

    Untuk mencapai tujuan teknik ini, oklusal prematur sentris dan oklusi

    prematur diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu sebagai berikut:

    1. Prematur Kelas I: Permukaan bukal dari bonjol bukal molar dan premolar

    mandibula, terhadap inklinasi lingual dari bonjol bukal molar dan premolar

    maksila (Gambar 4) dan permukaan fasial gigi anterior rahang bawah

    terhadap permukaan lingual gigi maksila antagonis.

    2. Prematur Kelas II: Permukaan lingual bonjol lingual molar dan premolar

    rahang atas, terhadap inklinasi bukal dari bonjol lingual gigi molar dan

    premolar mandibula (Gambar 4).

    3. Prematur Kelas III: inklinasi bukal dari bonjol lingual molar dan premolar

    maxilla, terhadap inklinasi lingual dari bonjol bukal molar dan premolar

    mandibula (Gambar 4). 2

    Gambar. Class I, Class II, dam Clas III Prematuriti (Glickman, 1972)

    Ada beberapa cara grinding pada gigi yang mengalami kontak prematur yaitu:

    1. Grooving terdiri atas perbaikan kedalaman developmental groove, dibuat

    lebih dangkal dari oklusal wear. Hal ini dilakukan dengan memakai tapered

    diamond point secara perlahan-lahan diputar pada groove sampai tercapai

    kedalaman yang diinginkan.

  • 12

    Gambar 5. Grooving (Glickman,1972)

    2. Spheroiding yaitu mengurangi kontak prematur dan memperbaiki kontur

    gigi asli. Mulai 2 atau 3 mm pada bagian mesial atau distal dengan kontak

    prematur, gigi dikontur dari margin oklusal dengan jarak 2 atau 3 mm

    dengan menandai apikal Hal ini dilakukan dengan light stroke " Paintbrush"

    secara bertahap pada daerah kontak prematur dengan permukaan gigi yang

    berdekatan. Sebuah upaya khusus yang dilakukan untuk menjaga ketinggian

    dari bonjol oklusal.

    Gambar 6. Sheroiding dengan tetap mempertahankan puncak bonjol (Glickman,1972)

    3. Pointing mengarah pada perbaikan titik kontur bonjol (Gambar. 10). Hal ini

    dilakukan untuk membentuk kembali gigi dengan bur diamond point.4

    Gambar 7. A. Gigi yang mengalami atrisi B. Pointing pada gigi tersebut (Glickman, 1972)

  • 13

    B. Teknik dasar occlusal adjustment fungsional

    Tujuan dari teknik fungsional occlusal adjustment adalah

    1. Untuk menciptakan hubungan oklusal fungsional

    2. Membuang kontak prematur pada posisi oklusi sentrik dan habitual

    3. Mempertahankan kontur asli dari gigi dan mempertahankan dimensi

    vertikal.

    C. Tahap Kerja occlusal adjustment

    1. Pasien duduk pada posisi tegak lurus dan sandaran disesuaikan dengan

    nyaman. Operator pertama kali memperlihatkan cara meretrusikan dagunya

    sendiri kemudian menginstruksikan pasien untuk melakukan pada

    rahangnya sejauh mungkin dengan posisi gigi yang sedikit menjauh. Pasien

    kemudian diinstruksikan untuk membuka dan menutup rahang berulang kali

    seperti yang dilakukannya tadi, operator menempatkan ibu jari dan telunjuk

    pada dagu dan memberikan tekanan lembut di daerah tersebut. Mandibula

    posisi retruded dan proses ini diulang sampai pasien dapat membuka dan

    menutup dalam posisi retruded tanpa bantuan(Gambar 8.A).

    2. Pertama lilin (wax) ditempatkan pada molar dan premolar maxilla. Gigi

    dikeringkan dan strip dari 30 gauge wax, dilekatkan pada satu sisi yang

    ditempatkan diatas permukaan oklusal dan posisi menekan kuat pada sisi

    perekat di gigi. Pasien menjaga permukaan lilin tidak basah agar tetap

    menempel pada gigi rahang bawah kemudian diinstruksikan untuk

    membuka dan menutup secara cepat dengan rahang retruded, dibantu oleh

    operator jika diperlukan, agar dapat memastikan dalam posisi sentris.

    Pergerakan gigi akan stabil dengan bantuan jari sehingga didapatkan

    gambaran kontak prematur pada lilin dan tidak berpindah posisi (Gambar

    8B).

    3. Jika tidak ada hambatan di permukaan gigi saat oklusi sentris pada rahang,

    lilin akan terlihat gambaran transparan yang seragam di daerah kontak

    bonjol dan fossa gigi antagonis. Jika ada prematur klas III maka muncul

    pada inklinasi bukal dari bonjol lingual, terlihat batas daerah yang menipis

  • 14

    dengan lilin menumpuk pada pinggiran (Gambar. 8C). Lilin tidak perlu

    sampai berlubang. Prematuriti ditandai pada gigi melalui gambaran lilin

    dengan memakai pensil, dan strip lilin dikeluarkan (Gambar. 8D).

    4. Koreksi Prematur Klas III Pada Oklusi Sentris. Tapered diamond point

    ditempatkan pada mesial atau distal pada gambaran prematur dan setelah

    kedalaman groove diperbaiki, kemudian stone dipindahkan ke bagian

    triangular ridge, mengurangi prematurity dan memperbaiki kontur pada

    ujung bonjol (Gambar. 8E). Prosedur koreksi diulang dengan strip wax yang

    baru sampai hanya ujung bonjol dan bagian bawah fossa tercetak transparan

    pada wax. Untuk menghindari grinding yang berlebihan gigi rahang atas

    diparlukan frekuensi koreksi yang lebih banyak dibandingkan gigi rahang

    bawah. Strip wax diletakkan pada gigi rahang bawah yang berlawanan: sisa

    dari klas III prematur dalam oklusi sentrik harus tercatat pada aspek lingual

    dari bonjol bukal mandibular dan harus terkoreksi

    5. Semua permukaan gigi harus dihaluskan dan dipoles. Catatan diambil dari

    oklusi habitual dengan wax pada rahang atas dan kemudian dengan wax

    pada rahang bawah. Pada tahap ini Occlusal Adjustment telah selesai, wax

    harus menunjukkan area transparan di ujung bonjol pada saat oklusi, pada

    dasar fossa disaat oklusi dan didalam insisal edge dari gigi anterior. Catatan

    wax ditujukan untuk referensi (Gambar. 8F).2

  • 15

    Gambar 8.A-E Proses occlusal adjustmen pada klas III (Glickman, 1972)

    D. Teknik Schuyler

    Teknik Shuyler ini didasari dari oklusi sentrik, pergerakan lateral dan

    protusi pada mandibula. Pergerakan lateral untuk melihat keseimbangan secara

    bilateral, bagian yang dikurangi di daerah kontak pada balancing side karena

    berpotensi terjadinya trauma oklusi. Teknik ini disampaikan dengan variasi yang

    sedikit.2 Tehnik schuyler pada occlusal adjustment inilah yang mirip dengan

    prosedur occlusal equilibration sehingga ada yang menganggap bahwa occlusal

    adjustment dengan occlusal equilibration.

    Langkah 1: Eliminasi seluruh disharmoni daerah oklusal pada teknik Shuyler

    a. Gigi ekstrusi

    Grinding dan reshaping pada gigi ekstruksi sesuai dengan batas occlusal

    plane disesuaikan pada posisi pulpa pada gigi. Apabila area yang dikurangi

    cukup luas pada permukaan gigi, diindikasikan untuk pembuatan mahkota

    yang sesuai dengan hubungan oklusal.

  • 16

    b. Plunger cusp

    Plunger cusp adalah ujung bonjol yang mendesak ke daerah ruang

    interproksimal kedua gigi lawannya yang disebabkan impaksi makanan.

    Ujung bonjol ini harus dibulatkan dan dibuat lebih pendek, jika tidak

    adekuat, ruang interproksimal gigi lawan diperbaiki dengan splinting pada

    gigi yang berdekatan.

    c. Marginal ridge yang tidak rata pada gigi yang berdekatan

    Perbedaan ketinggian marginal ridge pada gigi yang bersebelahan dapat

    mengakibatkan impkasi makanan dan sebaiknya diperbaiki dengan cara

    mengurangi salah satu marginal ridge yang tinggi atau menambah

    ketinggian marginal ridge yang rendah dengan aplikasi restorasi.

    d. Rotasi, malposisi dan gigi miring

    Gigi yang berotasi ke arah fasial atau lingual dapat mengganggu pergerakan

    mandibula yang menyebabkan akumulasi dan impaksi. dikoreksi dengan

    prosedur ortodonti, reshaping dengan grinding, atau melakukan restorasi

    hubungan oklusal dan proksimal dari gigi.

    e. Facet dan oklusal datar karena aus

    Facet adalah permukaan datar dikarenakan permukaan gigi yang cembung,

    dengan ukuran dan bentuk bervariasi.

    f. Oklusal datar karena aus.2

    Langkah 2. Eliminasi prematur kontak

    Tujuan dari langkah ini untuk mengeliminasi gangguan prematur pada saat

    mandibula oklusi sentrik untuk menyeimbangkan kontak pada saat geligi dalam

    keadaan intercuspated. Daerah kontak yang normal pada saat oklusi sentrik

    merupakan acuan bagi daerah sentrik yang harus diperbaiki.

    Daerah centric maintenance pada rahang atas dan rahang bawah. Oklusi

    sentrik, bonjol bukal pada gigi rahang bawah (titik hitam) bertemu dengan daerah

    tengah gigi posterior rahang atas (titik putih). Bonjol lingual dari gigi rahang atas

    (titik hitam) bertemu dengan daerah tengah dari gigi posterior rahang bawah (titik

  • 17

    putih). Puncak insisal dari gigi anterior rahang bawah (teraan hitam) berkontak

    dengan permukaan palatal gigi anterior rahang atas (teraan putih). (Gambar 9).

    Gambar 9. Centric maintenant (Glickman,1972)

    Langkah 3. Posisi protrusif dan ekskursi

    Ekskursi protusif merupakan jalur pergerakan mandibula yang bergerak ke

    arah anterior, posterior dan membentuk hubungan edge ot edge pada saat oklusi

    sentrik dilihat dari gigi anterior. Biasanya dikenal dengan nama posisi protusif.

    Posisi protusif dan ekskursi dikoreksi secara terpisah dan dibawah panduan.

    1. Koreksi posisi protusif

    Koreksi posisi protusif dengan mengarahkan kontak puncak insisal dari gigi

    anterior maksila dan mandibula mencapai kontak maksimal.

    2. koreksi protusif ekskursi

    Ekskursion protusif adalah pemeriksaan pergerakan bebas dan

    keseimbangan kontak antara geligi mandibula dan maksila ketika

    mandibula bergerak mundur, diantara oklusi sentrik dan protusif.

    Permukaan lingual anterior maksila sebagai incisal guidance pada

    pergerakan mandibula ke arah protusif.

    Langkah 4. Ekskursi lateral

    Ekskrusif lateral adalah gerakan ke samping dan gerakan balik dari

    mandibula dari oklusi sentrik ke posisi dimana bonjol bukal pada gigi molar dan

    premolar dari maksila dan mandibula cusp-to-cusp (lateral position). Kombinasi

    dari gerakan ke samping dan gerakan ke depan dan mandibula disebut lateral

  • 18

    protrusive excursion. Di sisi dengan mandibula bergerak disebut working side. Sisi

    lain di seberangnya disebut balancing side, meskipun keseimbangan bilateral tidak

    lagi dilakukan pada occlusal adjustment karena dapat menimbulkan jejas jaringan

    periodontal. Ketika mandibula bergerak ke arah lateral, bonjol bukal mandibula

    bergerak sepanjang bidang lingual menuju bonjol bukal maksila dan bonjol lingual

    dari gigi maksila berkontak dengan dataran bonjol bukal mandibular. Seharusnya

    tidak ada kontak pada balancing side.

    Gambar 10. Pergerakan lateral kiri dan kanan. A. Sentrik oklusi. Area sentrik yang baik ditunjukkan

    oleh titik hitam. B dan C, gerakan lateral kanan dan kiri. Di masing-masing gerakan tercipta kontak

    pada working side.(Glickman, 1972)

    2.3 Occlusal equilibration

    2.3.1 Tujuan perawatan occlusal equilibration

    Meskipun occlusal equilibration adalah membentuk kembali gigi-gigi tapi

    prosedur ini haruslah dimulai dengan menentukan posisi musculoskeletal yang

    stabil (relasi sentrik) dari kondilus sehingga nantinya akan didapatkan keadaan

    yang seimbang. Tujuan perawatar occlusal equilibration adalah: 3

  • 19

    1. Saat kondilus pada posisi musculoskeletal stabil (relasi sentrik) dan diskus

    artikularis berada tepat pada posisinya, semua kontak yang mungkin pada

    gigi posterior cukup rata dan berkesinambungan antara ujung cusp sentrik

    dan permukaan datar pada posisi antagonisnya.

    2. Saat mandibula bergerak ke lateral, kontak laterotrusif pada gigi anterior

    disocclude gigi posterior.

    3. Saat mandibula protrusif kontak gigi anterior disocclude gigi posterior.

    4. Pada posisi makan tegak lurus gigi-gigi posterior kontak lebih berat

    daripada gigi-gigi anterior.

    2.3.2 Teknik Occlusal Equilibration Menurut Dawson

    Teknik ini mencari sangkutan oklusal (occlusal interference) melalui posisi

    relasi sentrik dengan meletakkan kertas artikulasi. Operator memandu pasien untuk

    melakukan relasi sentrik sampai teraan pada bagian oklusal gigi-gigi rahang atas

    dan rahang bawah tercatat. Kemudian pada bagian gigi yang teraannya tebal

    dilakukan grinding (Gambar 11).

    Gambar 11. Tanda teraan kertas artikulasi pada gigi (Dawson,2007)

  • 20

    Prinsip MUDL

    Prinsip dasar melakukan grinding untuk mengoreksi hubungan anterior

    adalah menggunakan prinsip MUDL (Mesial Upper-Distal Lower).

    Gambar 12. Prinsip MUDL (Dawson, 2007)

    Kemudian dalam melakukan grinding, perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

    1. Melakukan perampingan pada stamp cusp terlebih dahulu sebelum

    membentuk fossa. Stamp cusp adalah lereng bonjol yang menyentuh fossa

    gigi lawannya saat posisi relasi sentrik. Perampingan cusp ini dilakukan,

    karena biasanya pada keadaan dimana terdapat occlusal interference bentuk

    cusp menjadi memiliki kontur yang lebih lebar. Dengan melakukan

    perampingan lereng bonjol ini dapat menyebabkan bonjol lebih mudah

    mencapai fossa gigi lawannya.

    Gambar 13. Stamp cusp (Dawson, 2007)

    2. Tidak diperbolehkan membuat cusp menjadi lebih pendek. Tujuan dari

    merampingkan lereng bonjol adalah lebih memudahkan cusp menempati

  • 21

    fossa gigi lawan tanpa menciptakan gesekan pada gigi lawan yang apabila

    dibiarkan terus- menerus dapat menyebabkan gigi lawan mengalami rotasi.

    Oleh karena itu jika cusp dipendekkan, selain dapat menyebabkan dentin

    menjadi terbuka, juga akan menyebabkan bentuk cusp tidak ramping lagi.

    3. Jika masih terdapat sangkutan, boleh dipertimbangkan untuk melakukan

    reshaping pada fossa gigi lawannya.

    Gambar 14. A, pergerakan cusp tip oleh selektif grinding. B, Grinding fossa atas tidak boleh

    mengurangu posisi ujung cusp dan memutilasi gigi atas. C, Grinding bukal posisi tip yang lebih

    rendah di tengah. (Dawson, 2007)

    Dengan menggunakan prinsip MUDL, menyebabkan jaringan email yang

    diambil lebih sedikit. Hal ini diharapkan agar dentin masih dilindungi lapisan email,

    sehingga pasien tetap merasa nyaman.

    2.3.3 Prinsip BULL

    Teknik ini paling banyak dilakukan oleh dokter gigi selama praktik sehari-

    hari. Saat melakukan grinding, bagian oklusal gigi yang digerinda adalah pada

    bagian bukal rahang atas dan lingual rahang bawah.

    Gambar 15. Teknik BULL (Dawson, 2007)

  • 22

    Selain dua teknik penyesuaian oklusal seperti diatas, terdapat metode lain

    yang dapat dilakukan. Pasien menutup gigi-gigi pada relasi sentrik dan relasi gigi

    anterior. Kemudian ditentukan apakah kaninus atau kelompok fungsi sebagai

    pedoman. Jika suatu grup fungsi diperlukan maka gigi yang bisa membantu

    guidance haruslah dipilih. Pasien menggerakkan mandibula ke berbagai gerakan

    lateral dan protrusif untuk melihat kontak yang diinginkan. Kontak mediotrusif

    sebenarnya disocclude gigi anterior dan sulit untuk dilihat sebagai pedoman

    (guidance) yang terbaik. Saat hal ini terjadi disarankan untuk menghilangkan

    kontak mediotrusif sebelum menentukan relasi pedoman terbaik.

    Gambar 16. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral protrusif anterior

    (Dawson, 2007)

    Sekali pedoman kontak yang diinginkan telah ditentukan kemudian

    dihaluskan dan kontak eksentrik yang ada dihilangkan. Untuk memastikan kontak

    relasi sentrik yang sudah ada tidak berubah digunakan 2 kertas penanda (marking

    papers). Setelah gigi-gigi dikeringkan lalu kertas biru diletakkan diantaranya.

    Pasien menutup mulut dan mengetuk (menyentuh) gigi-gigi posterior. Kemudian

    dari posisi relasi sentrik suatu gerakan ekskursi kanan dibuat lalu kembali ke posisi

    awal (relasi sentrik) diikuti dengan ekskursi kiri lalu kembali lagi ke posisi awal.

  • 23

    Akhirnya gerakan protrusif dilakukan dan balik lagi ke awal. Mulut lalu dibuka lalu

    kertas biru dilepas dan diganti dengan kertas merah lalu pasien menutup mulut dan

    menggigit pada posisi relasi sentrik. Semua posisi kontak eksentrik berwarna biru

    dan kontak relasi sentrik berwarna merah. Kontak biru eksentrik ditambahkan untuk

    bertemu dengan kondisi pedoman yang telah ditentukan tanpa adanya penambahan

    kontak merah relasi sentrik. Titik merah dengan suatu garis biru memanjang.

    Selama gerakan lateral, kontak laterotrusif bisa terjadi antara inklinasi

    dalam cusp bukal maksila dengan inklinasi luar cusp bukal mandibula. Juga bisa

    terjadi antara inklinasi luar cusp lingual maksila dengan cusp dalam mandibula.

    kontak mediotrusif bisa terjadi antara inklinasi dalam bonjol lingual maksila dengan

    inklinasi dalam bonjol bukal mandibula. Saat permukaan oklusal gigi-gigi posterior

    dilihat ada beberapa area gigi-gigi yang berkontak. 3

    Gambar 17. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral posterior terdapat spot yang lebih tebal

    (Dawson,2007)

  • 24

    2.4 Terapi Bruxism dengan Occlusal adjustment

    Bruxism (termasuk clamping dan clencing) merupakan suatu yang umum

    karena kebiasaan yang dimiliki oleh pasien tetapi pasien tidak merasakan adanya

    jejas dari hal tersebut. Bruxism didapat dari trauma jaringan perodonsium,

    muskular, temporomandibular joint karena oklusi. Oklusal yang prematur,

    ketegangan otot yang berlebih dan faktor emosional secara bersamaan dapat

    mengakibatkan terjadinya bruxism.

    Kunci dari perawatan bruxism adalah occlusal adjustment yaitu dengan

    memperbaiki prematur oklusal kebiasaan dan sentrik yang mampu memicu

    kebiasaan bruxism. Keparahan kontak prematur yang dapat memicu bruxism

    tergantung pada status emosional individu yang berdampak pada perngaruh tingkat

    agresifitas respon muskular. Hal ini berarti beberapa pasien butuh dampingan

    secara psikologi, tetapi langkah awal dari perawatan bruxism adalah penyesuaian

    oklusi.

    Occlusal adjustment dikombinasikan dengan terapi psikologi belum tentu

    efektif untuk semua pasien. Bite guard digunakan sebagai perawatan paliatif pada

    kasus resisten. Bite guard adalah sebuah pesawat akrilik lepasan yang menutupi

    daerah oklusal dan insisal memanjang ke arah fasial dan lingual maksimal pada

    daerah yang paling menonjol. Proteksi jaringan periodonsium diberikan dari

    permukaan bahan yang keras dan halus untuk melindungi gigi agar tidak ke arah

    lateral dikarenakan tekanan dari pergerakan mandibula. Digunakan pada malam

    hari dipakai pada permukaan maksila dan mandibula, pada pasien yang tidak dapat

    memakai keduanya dianjurkan untuk memakai salah satunya saja. Permukaan

    oklusal dari splint harus merupakan permukaan yang halus dan datar, single splint

    harus diperiksa secara rutin untuk mengeliminasi lekukan yang dibuat dari gigi

    lawannya.

  • 25

    Gambar 18. Bite guard untuk pasien bruxism. A. Mula-mula sebelum diinsersikan pada gigi-gigi

    rahang atas. B. Bite guard telah diinserikan. (Glicman, 1972)

  • 26

    BAB III

    KESIMPULAN

    Occlusal adjustment atau occlusal equilibration merupakan salah satu

    pilihan dalam terapi oklusal yang bertujuan untuk mendapatkan kestabilan oklusi.

    Hal ini dapat membantu pasien dalam melakukan relasi sentrik sehingga pada saat

    terjadi hubungan intercuspa pasien tetap merasa nyaman karena tidak ada

    sangkutan pada daerah oklusal gigi- geliginya.

    Occlusal adjustment dan occlusal equilibration yang tepat dapat

    memperbaiki hubungan oklusi gigi- geligi, mencegah terjadinya trauma oklusi dan

    interference yang akan merusak jaringan pendukung di sekitar gigi tersebut dan

    akan membentuk lingkungan yang harmonis antara otot-otot leher dan kepala

    dengan sendi temporomandibular serta sistem neuromuskular.

    Berbagai teknik yang dapat dilakukan pada penyesuaian oklusal terdapat

    bermacam-macam, seperti occlusal adjustment dengan teknik fungsional dan

    Schuyler atau occlusal equilibration. Pilihan teknik yang digunakan sepenuhnya

    ditentukan oleh dokter gigi sebagai operator, teknik mana yang lebih disukai atau

    teknik apa yang paling memberikan hasil terbaik berdasarkan pengalaman. Oleh

    karena itu dokter gigi harus terus meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya

    dalam hal mendiagnosis keadaan oklusi.