17
Sausan Rasmiyyah 1102011255 Blok Gastro Intestonal Tract OBSTRUKSI ILEUS LO 1. Anatomi Intestinum LI 1.1 Makroskopis INTESTINUM TENUE Usus halus (Inestinum Minor) merupakan saluran pencwernaan di antara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini. 1. Duodenum : bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kana duodenum terdapat bagian yang membukit tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papila vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum 2. Jejunum : panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletek disebelah kiri atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas (mesenterium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, sedangkan dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah. 3. Ileum : ujung batasa antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ± 4-5 m. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat oleh sfingter dan katup valvula ceicalis (Valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dan kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum. INTESTINUM CRASSUM Panjangnya 11/2 m, lebarnya 5-6 cm. merupakan usus lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik. Fungsi,menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat fases. Lapisan Usus Besar 1. Lapisan Selaput Lendir (mukosa) : lapisan ini tidak memiliki vili, kripta-kriptayang terdapat di dalam ± 0,5 mm terletak berdekatan satu sama lain. Hampir seluruh permukaan epitel kripta menghasilkan mukus pelumas. Epitel yang tinggal lainnya mempunyai tepi bersilia dari mikrovilli yang mengabsorbsi air. 2. Lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler) : lapisan ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran. 3. Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal) : lapisan otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjangnya dengan lebar 1 cm disebut teniacoli. Lapisan ini terdiri dari tenia libra (di

OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OBSTRUKSI ILEUS

Citation preview

Page 1: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

OBSTRUKSI ILEUS

LO 1. Anatomi IntestinumLI 1.1 MakroskopisINTESTINUM TENUE

Usus halus (Inestinum Minor) merupakan saluran pencwernaan di antara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar.

Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini.1. Duodenum : bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kana duodenum terdapat bagian

yang membukit tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papila vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum

2. Jejunum : panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletek disebelah kiri atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas (mesenterium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, sedangkan dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.

3. Ileum : ujung batasa antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ± 4-5 m. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat oleh sfingter dan katup valvula ceicalis (Valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dan kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum.

INTESTINUM CRASSUMPanjangnya 11/2 m, lebarnya 5-6 cm. merupakan usus lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik. Fungsi,menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat fases.

Lapisan Usus Besar1. Lapisan Selaput Lendir (mukosa) : lapisan ini tidak memiliki vili, kripta-kriptayang terdapat di dalam ± 0,5 mm terletak berdekatan satu sama lain. Hampir seluruh permukaan epitel kripta menghasilkan mukus pelumas. Epitel yang tinggal lainnya mempunyai tepi bersilia dari mikrovilli yang mengabsorbsi air.2. Lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler) : lapisan ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.3. Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal) : lapisan otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjangnya dengan lebar 1 cm disebut teniacoli. Lapisan ini terdiri dari tenia libra (di anterior), tenia omentalis (di posterior dan lateral), dan tenia mesacolia (di posterior dan media).4. Lapisan jaringan ikat (serosa) : lapisan ini merupakan jaringan ikat kuat yang berada di sebelah luar. Usus besar atau intestinum mayor panjangnya 11/2 m, lebarnya 5-6 cm. Usus besar merupakan usus lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus halus dari valvula ileosekalis sampai ke anus. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat fases.

http://dianhusadachandrawibowo.blogspot.com/p/halaman-9.html

Page 2: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

LI 1.2 Mikroskopis

INTESTINUM TENUEIntestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut yaitu :· Duodenum : Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum parietale di sebelah ventralnya.· Jejunum· IleumJejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.

1. Tunika mucosaUntuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut

dilaksanakan dalam beberapa tingkat :· Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar yang disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip

lipatan). Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus

yang makin membesar dan paling besar pada akhir duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai pada pertengahan ileum menghilang.

· Vili intestinalisMerupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

· Microvili Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut

striated border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.

1.1 EpitelBentuk epitel silindris selapisOleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :a) Sel absorbtif

- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ- Bentuk inti ovoid pada basal sel- Pada permukaan bebas terdapat microvili- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein hingga pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa trigliseride untuk proses absorbsi lemak.

b) Sel piala/goblet sel- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret tersebut sebagai plica.- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum- Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.- Menghasilkan peptidase, losozim

1.2 Lamina propria- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta lieberkuhn- Mengandung serabut reticuler dan elastis- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

1.3 Lamina muscularisTerdiri atas 2 lapisan, yaitu :- Stratum circulare di sebelah dalam- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosaMerupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di dalamnya terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:a. Plica circularis

Page 3: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa untuk memperluas permukaan usus.- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang intestinum.

b. Glandula duodenalis bruneri- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta lieberkuhn.- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularisTerdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :· Stratum circulare di sebelah dalam· Stratum longitudinal di sebelah luarDiantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

D. Tunika serosa Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale

INTESTINUM CRASSUMA. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis.1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan kadang-kadang sel paneth.2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula nodulus Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta lieberkuhn3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-kadang terputus-putus

B. Tunica submucosaTebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di dalam jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunica muscularisWalaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosaTunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.

VALVULA ILEOCECALISMerupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara ileum dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut

otot polos memperkuat struktur tersebut. Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan tersebut membatasi suatu celah tempat muara ileum.

CAECUM1. Tunica mucosa

Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya lekukan ke dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti seluruh lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris.

1.1 EpitelEpitel permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis. Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-

kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat jarang.

2. Lamina propriaSusunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus lymphaticus soliterius yang kadang-kadang

meluas ke tunica submucosa.3. Lamina muscularis mucosae : 2 lapisan B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaanC. Tunica muscularisD. Tunica serosa

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotel. Pada beberapa tempat terdapat bangunan sebagai kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix epieploiceae

REKTUMDibedakan 2 bagian :1. Pars ampullaris recti

Page 4: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis merupakan yang terpanjang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang, memendek dan menghilang pars analis recti.Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi.Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotel.

2. Pars analis rectiTunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan longitudinale ini disebut Columna rectalis

Norgagni. Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum digantikan langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.

Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus dan pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir anus.

Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk m.spincter ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang bergerak melingkar membentuk m.spincter ani externus.

Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitel, dari epitel silindris selapis menjadi epitel gepeng berlapis tanpa keratinisasi. http://histofkgsp.blogspot.com/2006/08/15-sistem-pencernaan-ii.html

LO 2. Fisiologi IntestinumLI 2.1 Biokimia

Di usus halus terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh vili. Dalam menjalankan fungsinya,usus halus dibantu oleh hati, pankreas, dan kelenjar pada dinding usus halus. Setiap organ tersebut akan mengeluarkan enzim yang membantu dalam pencernaan.Di dalam jejunum makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan oleh usus halus.

Enzim-enzim tersebut adalah:a. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.b. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.c. Erepsin atau dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.d. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.e. Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.f. Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.g. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.h. Lipase, berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.

Di dalam ileum banyak terdapat jonjot usus yang berfungsi untuk memperluas permukaan usus halus sehingga proses penyerapan makanan akan menjadi lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air setelah diserap oleh usus halus akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepatika ke hati. Selanjutnya dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening ( pembuluh kil) dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Garam empedu yang masuk ke darah menuju ke hati dibuat empedu kembali.

Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) diserap oleh usus halus dan diangkut melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya vitamin-vitamin tersebut masuk ke peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak ke usus besar. Seluruh usus halus panjangnya beberapa meter. Ujungnya bermuara ke dalam sisi usus besar sehingga terbentuk usus buntu, yaitu suatu bagian pendek usus besar yang buntu.

http://adihadiana.blogspot.com/2013/03/anatomi-usus-halus-manusia-intestinum.htmlLI 2.2 Fungsi LI 2.3 Mekanisme

LO 3. Ileus ObstruktifLI 3.1 Definisi

Ileus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus Obstruktif adalah ileus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.

Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut. Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata.

Sebagaimana perdarahan, peradangan (inflamasi), dan perforasi, ileus obstruksi merupakan penyebab akut abdomen (gawat perut). Kira-kira 60–70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta disebabkan oleh obstruksi intestinal. Sebagian kelainan akut abdomen (gawat perut) dapat juga disebabkan oleh cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna atau perdarahan

http://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.htmlhttp://free-medical.blogspot.com/2007/09/ileus-obstruktif.html

LI 3.2 Etiologi

Page 5: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

1. Penyebab ekstramural. Penyebab ini mungkin merupakan penyebab yang paling umum atau sering:a. Benda asing yang tertelan.

Meskipun demikian, pada umumnya suatu benda asing yang telah lolos melewati lubang pylorus (dari lambung ke usus), tidak akan mengalami kesulitan untuk mencapai usus halus, kecuali adanya adesi setelah operasi.

b. Bezoars mungkin merupakan faktor.c. Penyakit parasit, seperti Ascariasis mungkin dapat ditemukan.d. Batu empedu mungkin terjadi dengan suatu fistula cholecystenteric.e. Suatu bolus makanan yang besar dapat menjadi penyebab, dengan material makanan yang sulit dicerna akan berdampak pada usus

bagian bawah. Pada kasus ini kebanyakan pasien pada umumnya sudah mengalami operasi pada daerah lambung.f. Cairan mekonium akan menyebabkan obstruksi pada daerah distal ileum mungkin akibat kista fibrosis yang terjadi pada semua umur.

2. Penyebab intramural, (relatif jarang). Obstruksi yang terjadi sebagai akibat dari adanya lesi pada dinding usus halus.a. Atresia b. Penyakit Crohn. Obstruksi yang terjadi mungkin hilang timbul dan obstruksinya sebagian atau parsial.c. Tuberkulosis ususd. Striktur mungkin akan menyebabkan terjadinya ulserasi yang juga apabila di induksi oleh pemberian tablet kalium, nonsteroid anti-

inflammatory agen, dan terapi iradiasi yang digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih atau kanker cerviks.e. Suatu hematoma yang terjadi diantara dinding usus, akibat trauma atau pasien yang mendapat pengobatan dengan antikoagulan yang

berlebihan dari dosis yang dibutuhkan.f. Lipomatous, leiomyomatous, dan tumor carcinoid relatif jarang menyebabkan obstruksi, tetapi pernah dilaporkan adanya obstruksi usus

halus yang disebabkan oleh lymphoma dan jarang adenocarsinoma.g. Tumor sekunder, khususnya colonic dan karsinoma lambung, kanker ovarium, dan melano maligna, adakalanya akan bersatu pada lumen

usus halus.h. Banyak polipoid mukosa atau lesi submukosa mungkin akan membentuk kepala dari suatu intussuscepsi, yang mana pada akhirnya akan

menyebabkan ileus obstruktif.i. Intussuscepsi pada anak-anak yang berumur kurang dari 2 tahun pada umumnya adalah idiopatik dan merupakan keadaan kedaruratan

abdomen, walaupun diverticulum Meckel, polip, dan kista dupleks dapat menjadi penyebab ileus obstruktif.

3. Penyebab intraluminal (relatif jarang), antara lain:a. Adesi yang berhubungan dengan pembedahan abdomen atau peritonitis sering meningkatkan frekuensi ileus obstruktif. Adesi mudah

lengket pada lumen usus dan menyebabkan luka yang berlokasi dimana-mana. Adesi ini dapat menghalangi peristaltik usus halus dan menyebabkan angulasi secara akut dan kekusutan pada usus, sering terjadi beberapa tahun setelah prosedur awal dilakukan.

b. Kelainan intraperitoneal kongenital mungkin dapat mengakibatkan obstruksi.c. Malrotasi kongenital mengakibatkan pendeknya mesenterik, dan keseluruhan usus dapat mengalami torsi atau volvulus, keadaan ini

tidak hanya dapat menyebabkan obstruksi, tetapi mempercepat timbulnya iskemia dan kematian.d. Hernia dapat menyebabkan obstruksi.

4. Pada beberapa pasien, etiologi obstruksi usus mungkin adalah multifaktorial. Sebagai contoh: metastase pada usus halus dapat secara langsung menyerang dinding usus. Obstruksi mungkin terjadi sebagai akibat tekanan dari luar atau kekusutan usus akibat tumor primer atau deposit metastase

http://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/

LI 3.3 Klasifikasi

Ileus obstruktif berdasarkan letak sumbatannya, terbagi atas :• Obstruksi usus halus yaitu obstruksi tinggi dimana obstruksinya mengenai usus halus.• Obstruksi usus besar yaitu obstruksi rendah dimana obstruksinya mengenai usus besar.

1. Ileus mekanik :a. Lokasi obstruksi :

i. Letak tinggi : duodenum dan jejenumii. Letak tengah : ileum terminaliii. Letak rendah : kolon, sigmoid, dan rektum

b. Stadium obstruksi :i. Parsial : menyumbat sebagian lumen usus

ii. Simpel / komplit : menyumbat lumen usus secara totaliii. Strangulasi : sumbatan simpel disertai jepitan vasa

2. Ileus neurogenik :a. Adinamik : ileus paralitikb. Dinamik : ileus spastik

3. Ileus vaskuler : intestinal ischemia, karena trombosis dan emboli

Pembagian lain penyebab obstruksi pada usus halus :1. Obstruksi ekstraluminal (lesi ekstrinsik) : adhesi (postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), abses

intraabdominal2. Obstruksi intrinsik (lesi intrinsik) : kongenital (malrotasi, kista), inflamasi (Chron’s disease, divertikulitis), neoplasma, traumatik, intussusepsi

Page 6: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

3. Obstruksi intraluminal : gallstone, enterolithhttp://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.html

LI 3.4 PatofisiologiPada obstruksi mekanik, usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi usus sehingga bagian proksimal

mengalami distensi akibat adanya gas/udara dan air yang berasal dari lambung, usus halus, pankreas, dan sekresi biliary. Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang.

Usus yang berdilatasi juga menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dan dapat terjadi perforasi.

Cairan yang terperangkap di dalam usus halus ditarik oleh sirkulasi darah dan sebagian ke interstisial, dan banyak yang dimuntahkan keluar sehingga akan memperburuk keadaan pasien akibat kehilangan cairan dan kekurangan elektrolit. Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami strangulasi.Jika terjadi hipovolemia mungkin akan berakibat fatal.

Dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman.

Obstruksi yang berlangsung lama mungkin akan mempengaruhi pembuluh darah vena, dan segmen usus yang terpengaruh akan menjadi edema, anoksia dan iskemia pada jaringan yang terlokalisir, nekrosis, perforasi yang akan mengarah ke peritonitis, dan kematian. Septikemia mungkin dapat terjadi pada pasien sebagai akibat dari perkembangbiakan kuman anaerob dan aerob di dalam lumen. Usus yang terletak di bawah obstruksi mungkin akan mengalami kolaps dan kosong.

Secara umum, pada obstruksi tingkat tinggi (obstruksi letak tinggi/obstruksi usus halus), semakin sedikit distensi dan semakin cepat munculnya muntah. Dan sebaliknya, pada pasien dengan obstruksi letak rendah (obstruksi usus besar), distensi setinggi pusat abdomen mungkin dapat dijumpai, dan muntah pada umumnya muncul terakhir sebab diperlukan banyak waktu untuk mengisi semua lumen usus.

Kolik abdomen mungkin merupakan tanda khas dari obstruksi distal. Hipotensi dan takikardi merupakan tanda dari kekurangan cairan. Dan lemah serta leukositosis merupakan tanda adanya strangulasi. Pada permulaan, bunyi usus pada umumnya keras, dan frekuensinya meningkat, sebagai usaha untuk mengalahkan obstruksi yang terjadi. Jika abdomen menjadi diam, mungkin menandakan suatu perforasi atau peritonitis dan ini merupakan tanda akhir suatu obstruksi.

Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.

Gejala dan tanda obstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut membesar.

http://free-medical.blogspot.com/2007/09/ileus-obstruktif.htmlhttp://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/

LI 3.5 Manifestasi klinis1. Obstruksi Sederhana

Gejala tersering muntah, namun jarang muntah fekal meskipun obstruksinya telah berlangsung lama. Keluhan muntah akan timbul kemudian, waktunya bervariasi tergantung pada lokasi sumbatan. Semakin distal lokasi sumbatan, muntah yang dihasilkan semakin fekulen.

Nyeri abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak pada perut bagian atas. Nyeri abdomen sulit dijelaskan lokasinya

Obstruksi usus halus bagian tengah dan distal gejalanya kejang di daerah periumbilikal.. Kejang tersebut hilang timbul dengan adanya fase bebas keluhan.

Obstipasi selalu terjadi, terutama pada obstruksi komplit.

Awalnya tanda vital normal namun dapat berlanjut menjadi dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal dan demam.

Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi usus halus proksimal dan semakin jelas pada obstruksi usus halus distal. Peristaltik usus yang mengalami dilatasi dapat terlihat pada pasien kurus. Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat terdengar

sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi usus halus distal. Awalnya nilai laboratorium normal kemudian dapat berubah menjadi hemokonsentrasi, leukositosis dan gangguan elektrolit.

Pemeriksaan radiologis pada posisi tegak, terlentang, dan lateral dekubitus menunjukkan gambaran anak tangga pada usus halus yang mengalami dilatasi dengan gambaran air fluid level. Pemberian kontras akan menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan letaknya.

2. Obstruksi yang Disertai Proses StrangulasiGejala obstruksi usus halus yang disertai proses strangulasi mirip obstruksi usus halus sederhana. Perbedaannya adalah gejala obstruksi ini lebih jelas dan gejala nyeri lebih hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi dan hernia. Bila ditemukan gejala strangulasi maka diperlukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.

3. Obstruksi Mekanis Di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus

menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit.

Page 7: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis.

Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi.

Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasihttp://free-medical.blogspot.com/2007/09/ileus-obstruktif.html

http://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.html

LI 3.6 Diagnosis dan DD

DIAGNOSISA. StrangulasiStrangulasi ditandai oleh adanya peritonitis lokal, seperti :

1. Takikardia2. Pireksia (demam)3. Lokal tenderness dan guarding4. Rebound tenderness5. Nyeri lokal6. Hilangnya suara usus lokal

Untuk mengetahui secara pasti hanya dengan laparotomy

B. Obstruksi Inspeksi

Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada invaginasi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.

Palpasi : Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia. Perkusi : Hipertimpani. Auskultasi : Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.

C. ParalitikPada ileus paralitik ditegakkan dengan auskultasi abdomen berupa silent abdomen yaitu bising usus menghilang.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Rectal Toucher

Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease2. Darah (+) : strangulasi, neoplasma3. Feses mengeras : skibala

Feses (-) : obstruksi usus letak tinggi4. Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi5. Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis6. Radiologi

a. Foto polos abdomen pada 3 posisi menggambarkan pelebaran udara usus halus atau usus besar dengan gambaran anak tangga dan air-fluid level. Juga dapat ditemukan dinding usus tebal dan gambaran coiled spring appearance. Kadang dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) untuk mengevaluasi keadaan.

b. Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis. Barium enema diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus.

http://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.html

DIAGNOSIS BANDINGPada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana.

Ileus obstruksi harus dibedakan dengan: Carcinoid gastrointestinal Penyakit Crohn Intussuscepsi pada anak Divertikulum Meckel Ileus meconium Volvulus

Page 8: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

Infark Myocardial Akut Malignansi, Tumor Ovarium TBC Usus

http://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/http://free-medical.blogspot.com/2007/09/ileus-obstruktif.html

LI 3.7 Pencegahan

LI 3.8 KomplikasiStrangulasi menjadi penyebab dari keabanyakan kasus kematian akibat obstruksi usus. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri

yang mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami strangulasi mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum. Tetapi meskipun usus tidak mengalami perforasi bakteri dapat melintasi usus yang permeabel tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan shock septik.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi : abses, sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi, pneumonia aspirasi dari proses muntah, dan gangguan elektrolit.

http://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.htmlhttp://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/

LI 3.9 Prognosis Obstruksi usus halus yang tidak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian 5 %. Kebanyakan pasien yang meninggal adalah

pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 8 % jika operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam

sesudah timbulnya gejala-gejala Obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi mempunyai angka kematian 25 % jika operasi diundurkan lebih dari 36 jam. Pada obstruksi usus besar, biasanya angka kematian berkisar antara 15–30 %. Perforasi sekum merupakan penyebab utama kematian yang

masih dapat dihindarkan.Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat

muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus

http://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/http://free-medical.blogspot.com/2007/09/ileus-obstruktif.html

LO 4. Pemeriksaan Colok Dubur

Pada tahap-tahap pemeriksaan dengan metode colok dubur (rectal toucher: baca; rektal tuse) untuk menilai adakah nyeri tekan, massa abnormal, pembesaran prostat, tinja, darah, atau lendir. Colok dubur juga untuk memeriksa kemungkinan adanya hemoroid (wasir atau ambeien). Otot lingkar dubur atau sphincter ani diperiksa bagaimana kekuatannya atau tonusnya. Pada laki-laki diperiksa apakah ada hidrokel atau varikokel. Hidrokel adalah suatu penumpukan cairan pada kantung buah zakar atau skrotum. Varikokel adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) pada leher buah zakar yang menimbulkan rasa nyeri dan bisa menyebabkan kemandulan. Pengobatan varikoket dengan tindakan operasi.

Pada pemeriksaan ini, kita dapat memilih posisi pasien sbb:a. Left lateral prone position

Letak miring memudahkan pemeriksaan inspeksi dan palpasi anal kanal dan rektum. Tetapi posisi ini kurang sesuai untuk pemeriksaan peritoneum.

b. Litothomy positionPosisi litotomi biasanya dilakukan pada pemeriksaan rutin yang tidak memerlukan pemeriksaan anus secara detail. Dianjurkan dalam pemeriksaan prostate dan vesika seminalis karena memudahkan akses pada cavum peritoneal.

c. Knee-chest positionPosisi ini biasanya tidak/kurang menyenangkan bagi pasien.

d. Standing elbow-knee position

Page 9: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

Posisi ini jarang digunakan.

Tahap Rectal Toucher :1. Menggunakan sarung tangan2. Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan.3. Inspeksi regio analis, perhatikan apakah ada kelainan4. Penderita diminta mengedan, letakkan ujung jari telunjuk kanan pada anal orificium dan tekanlah dengan lembut sampai sfingter relaksasi.

Kemudian fleksikan ujung jari dan masukkan jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam canalis analis.5. Palpasi daerah canalis analis, nilailah adakah kelainan6. Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik acuan.Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai titik acuan.7. Menilai tonus sfingter ani, struktur dalam rektum yang lebih dalam, ampula rekti kolaps atau tidak8. Pemeriksaan khusus

- Prostat : Nilailah ketiga lobus prostate, fisura mediana, permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis, keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), ukuran (normal, hyperplasia, atropi), sensitivitas dan mobilitas.

- Vesikula seminalis : Normalnya tidak teraba, apabila terdapat kelainan akan teraba pada superior prostate di sekitar garis tengah. Nilailah distensi, sensitivitas, ukuran, konsistensi, indurasi dan nodul.

- Uterus dan adneksa : Periksa dan nilai kavum Douglas pada forniks posterior vagina.9. Setelah selesai, keluarkan jari, perhatikan apakah pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir.10. Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air mengalir

http://www.artikelkedokteran.net/2011/04/tahap-tahap-pemeriksaan-rektal-tuse.htmlModul Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

LO 5. Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUMTes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat

ringannya dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan.

Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata.

Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda - tanda

shock, dehidrasi dan ketosis.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1. Foto polos abdomen : BNO 3 posisia. Abdomen AP (Antero-Posterior)

Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh berada di pertengahan meja. kedua tangan diatur lurus disamping tubuh dan kedua kaki diatur lurus.Tujuan : memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang disebabkan karena massa atau gas pada kolon itu.

b. Abdomen setengah dudukPosisi Pasien : pasien duduk diatas meja pemeriksaan dengan menempatkan MSP tubuh sejajar kaset, kedua tangan lurus disamping tubuh dan kedua kaki diatur lurus.Tujuan : untuk menampakkan udara bebas dibawah diafragma.

c. LLD (left lateral decubitus)Dilakukan LLD agar udara di abdomen terpisah dengan udara di lambung. Pada pasien tersangka kebocoran dinding usus, udara akan

berada pada permukaan teratas. jika dibuat foto RLD, udara bebas itu kan tampak menyatu/bercampur dengan udara diusus sehingga patologisnya sulit dinilai.Posisi Pasien : Pasien tidur miring ke sisi kiri, kedua genue ditekuk (difleksikan), kedua tangan diletakkan ditas kepalaTujuan : untuk memperlihatkan air fluid level atau udara bebas yang mungkin terjadi akibar perforasi kolon.

http://firzandinata.wordpress.com/2012/02/17/teknik-radiografi-abdomen-3-posisi-abdomen-akut/

Dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dengan gambaran “step ladder dan air fluid level” (membentuk pola tangga) terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan peritonitis akibat adanya perforasi.

Page 10: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

2. Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen. Pada anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema barium tidaklah hanya sebagai diagnostik tetapi juga mungkin sebagai terapi.

3. CT scan kadang - kadang digunakan untuk menegakkan diagnosa pada obstruksi usus halus untuk mengidentifikasi pasien dengan obstruksi yang komplit dan pada obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses maupun keganasan. CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

4. USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari obstruksi.5. MRI. Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan, tetapi tehnik dan kontras yang ada sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini

digunakan untuk mengevaluasi iskemia mesenterik kronis.6. Angiografi. Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya herniasi internal, intussuscepsi, volvulus,

malrotation, dan adhesihttp://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/

http://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.html

PEMERIKSAAN ENDOSKOPIEndoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan

ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau menghisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.

Endoskopi dilakukan pada keadaan:1.keluhan saluran cerna yang berulang(kronis atau berat).dilakukan tindakan gastroskopi2.pendarahan saluran cerna atas(muntah darah dan buang air besar berwarna hitam) dilakukan tindakan gastroskopi3.pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan kolonoskopi4.adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar.dilakukan tindakan kolonoskopi.5.pengobatan varices(pelebaran) pembuluh darah pada tenggorokan.dilakukan tindakan gastroskopi.

Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.

Page 11: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

Endoskopi juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. Berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua yakni endoskopi diagnostik dan endoskopi terapeutik. Endoskopi diagnostik berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan lokasi lesi yang terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik berperan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi. “Endoskopi pada saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar, yakni endoskopi saluran cerna atas (esofagoduodenoskopi ) dan saluran cerna bawah (kolonoskopi). Disusul sekarang ada kapsul endoskop.

Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya.

Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.

Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai macam nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut beberapa contohnya :

1. Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum dan perikardium (bagian-bagian paru-paru dan jantung).2. Proktoskopi (sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi), untuk memeriksa rektum dan kolon sigmoid.3. Laringoskopi, untuk memeriksa laring (salah satu bagian saluran napas).4. Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di dalam rongga perut.5. Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan usus halus.6. Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan prostat.

Page 12: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

7. Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.8. Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar.9. Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus (bagian dari saluran napas)10. Arthroskopi, untuk melihat sendi

http://med-tation.blogspot.com/2011/05/endoskopi-endoscopy.html

LO 6. Tatalaksana Operasi & Medikamentosa

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.

1. Konservatif / ResusitasiDalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus

obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.

Penatalaksanaan konservatif ileus antara lain :• Penderita dirawat di rumah sakit & dipuasakan.Penderita dipuasakan (tidak makan & minum) sampai krisisnya teratasi. Biasanya minimal 3 hari, luka operasi pada saluran cerna dapat sembuh.• Kontrol status airway, breathing and circulation.• Dekompresi dengan nasogastric tube.

Dekompresi berguna untuk mengurangi tekanan dan peregangan dengan mengeluarkan gas dan cairan. Kadang sebuah selang dimasukkan ke dalam usus besar melalui anus untuk mengurangi tekanan. Sedangkan selang lainnya yang dihubungkan dengan alat penghisap, dimasukkan melalui hidung menuju ke lambung.

• Intravenous fluids and electrolyte.• Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.• Lavement jika ileus obstruksi, dan kontraindikasi ileus paralitik.

2. FarmakologisPenatalaksanaan farmakologis ileus antara lain :• Antibiotik spektrum luas untuk bakteri anaerob dan aerob sebagai profilaksis.• Analgesik apabila nyeri.• Antiemetik untuk mengurangi gejala mual muntah.

3. Operatif3.1 Obstruksi usus halus (letak tinggi)Selain beberapa perkecualian, obstruksi usus harus ditangani dengan operasi, karena adanya risiko strangulasi. Selama masih ada obstruksi, strangulasi tidak dapat dicegah secara meyakinkan

Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara memuaskan. Kalau obstruksi disebabkan karena hernia skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat. Kalau tidak, terpaksa harus dilakukan penyayatan abdomen secara luas. Perincian operatif tergantung dari penyebab obstruksi tersebut. Perlengketan dilepaskan atau bagian yang mengalami obstruksi dibuang. Usus yang mengalami strangulasi dipotong.

3.2 Obstruksi usus besar (letak rendah)Operasi terdiri atas proses sesostomi dekompresi atau hanya kolostomi transversal pada pasien yang sudah lanjut usia.

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus :1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang “melewati” bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

Pasca Bedah:

Page 13: OBSTRUKSI ILEUS - Sausan

Sausan Rasmiyyah1102011255

Blok Gastro Intestonal Tract

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Harus dicegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah, usus pasien masih dalam keadaan paralitik.Perawatan :

Sesudah operasi ditujukan untuk mempersiapkan pasien untuk menjalani reseksi elektif kalau lesi obstruksi pada awalnya memang tidak dibuang.

http://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/ileus-obstruktif/http://ramzashiddiq.blogspot.com/2011/03/tutorial-5-blok-keluhan-digestif-tidak.html

LO 7. Operasi menurut Pandangan Islam Tidak sedikit penyakit di mana kesembuhannya tergantung setelah Allah kepada operasi medis, tanpa operasi penyakit penderita

akan memburuk dan membahayakannya, jika tim medis melakukannya dan penderita sembuh dengan izin Allah berarti mereka telah menyelamatkannya. Tanpa ragu ini termasuk perbuatan yang dipuji oleh ayat di atas.Adapun dari sunnah maka ada beberapa hadits yang bisa dijadikan pijakan dalammenetapkan dibolehkannya operasi medis, di antaranya

1. Hadits hijamah (berbekam)Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw berbekam di kepalanya. (HR. Al-Bukhari).Dari Jabir bahwa dia menjenguk orang sakit. Dia berkata, “Aku tidak meninggalkan tempat ini sebelum kamu berbekam karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Padanya terdapat kesembuhan”. (HR. Al-Bukhari).Hadits tersebut menetapkannya disyariatkannya hijamah dan sudah dimaklumi bahwa hijamah dilakukan dengan membedah atau menyayat tempat tertentu pada tubuh untuk menyedot darah kotor dan membuangnya. Jadi disyariatkannya hijamah merupakan dasar dibolehkannya membedah tubuh untuk membuang penyakit atau penyebab penyakit.

2.Hadits Jabir bin AbdullahJabir bin Abdullah berkata, “Rasulullah SAW mengirim seorang tabib kepada Ubay bin Kaab maka tabib tersebut memotong pembuluh darahnya dan menempelnya dengan besi panas”. (HR. Muslim).Dalam hadits ini Nabi SAW menyetujui apa yang dilakukan oleh tabib tersebut terhadap Ubay bin Kaab, dan apa yang dilakukan oleh tabib tersebut adalah salah satu bentuk operasi medis yaitu pemotongan terhadap anggota tertentu.

Kemudian dari sisi pertimbangan kebutuhan penderita kepada operasi yang tidak lepas dari dua kemungkinan yaitu menyelamatkan hidup dan menjaga kesehatan, pertimbangan yang dalam kondisi tertentu bisa mencapai tingkat dharurat maka tidak ada alasan yang rajih menolak operasi medis.