Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Tidur adalah suatu proses fundamental yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia

    dewasa memerlukan tidur rata-rata 6-8 jam/hari. Gangguan tidur lebih sering ditemukan pada

    pria, mulai dari sleep walking, sleep paralysis, insomnia, narkolepsi, sampai sleep apnea.

    entuk gangguan tidur yang paling sering ditemukan adalah sleep apnea!henti nafas pada

    waktu tidur", dan gejala yang paling sering timbul padasleep apneaadalah mendengkur.#

    Mendengkur (snooring) adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran udara

    melalui sumbatan parsial saluran nafas pada bagian belakang hidung dan mulut yang terjadi

    saat tidur. $umbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas melakukan

    stabilisasi jalan nafas pada saat tidur. Gangguan tidur dengan gelaja utamanya mendengkur

    adalah Obstructive Sleep Apnoea Syndrome!%$&$".'

    $emua orang dapat mendengkur pada waktu-waktu tertentu, tetapi biasanya hilang

    dengan sendirinya. (ada pasien %$&$, kondisi ini tidak dapat dikoreksi tanpa terbangun.%$&$ ditandai dengan kolaps berulang dari saluran nafas atas, baik komplet atau parsial

    selama tidur. &kibatnya aliran udara berkurang atau berhenti sehingga terjadi desaturasi

    oksigen dan penderita berkali-kali terbangun !arousal". &rousal dan desaturasi oksigen

    mengakibatkan penderita %$&$ sering mengalami kantuk yang berlebihan pada siang hari,

    kelelahan, iritabilitas, gangguan perhatian, dan konsentrasi.)

    Mendengkur merupakan masalah sosial dan masalah kesehatan. Mendengkur

    merupakan masalah yang mengganggu pasangan tidur, menyebabkan terganggunya

    pergaulan, menurunnya produkti*itas, peningkatan risiko ke+elakaan lalu lintas dan

    peningkatan biaya kesehatan pada penderita %$&$. (endengkur berat lebih mudah

    menderita hipertensi, stroke dan penyakit jantung dibandingkan orang yang tidak

    mendengkur dengan umur dan berat badan yang sama.,6

    1

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    2/32

    isiologi Tidur

    (engetahuan tentang fisiologi tidur diperlukan untuk dapat mengerti tentangsleep

    apnea dan menge*aluasi hasil terapi. Tidur normal dapat dibagi dalam ' tahap

    #. Non Rapid Eye Movement!012M"

    '.Rapid Eye Movement!12M".3

    4edua status ini berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologis. 012M ditandai

    oleh denyut jantung dan frekuensi pernafasan yang stabil dan lambat serta tekanan darah

    yang rendah. 012M adalah tahap tidur yang tenang. 12M ditandai dengan gerakan mata

    yang +epat dan tiba-tiba, peningkatan akti*itas saraf otonom dan mimpi. (ada tidur 12Mterdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas. 4eadaan ini

    disertai dengan penurunan tonus otot dan peningkatan akti*itas otot in*olunter. 12M disebut

    juga akti*itas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks.8

    (ola tidur pada dewasa muda adalah konstan. Tidur dimulai pada 012M tingkat 5,

    suatu tahap pendek yang hanya berlangsung beberapa menit. &mbang bangun pada tahap ini

    sangat rendah. 4emudian timbul tingkat 55 dengan tidur yang lebih dalam dari tingkat 5. Tidur

    012M tingkat 5 dan 55 adalah tidur yang dangkal !gelombang theta", tingkat 555 dan 5

    adalah tingkat yang lebih dalam atau tidur gelombang lambat !gelombang delta". Tingkat 555

    diawali akti*itas *oltase rendah gelombang lambat pada 22G. Tahap ini hanya berlangsung

    beberapa menit, kemudian masuk ke tingkat 5 012M yang berlangsung '7-7 menit. Tidur

    12M tidak berdiri sendiri, selalu disuperimposisikan pada tidur gelombang lambat.

    (ada tidur yang normal, masa tidur 12M berlangsung -'7 menit, rata-rata timbul

    setiap 7 menit dengan periode pertama terjadi 87-#77 menit setelah seseorang tertidur. Tidur

    12M menghasilkan pola 22G yang menyerupai tidur 012M tingkat 5 dengan gelombang

    beta, disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas tidak teratur

    !+iri dalam keadaan mimpi", terjadi gerakan otot yang tidak teratur !pada mata menyebabkan

    gerakan bola mata yang +epat atau rapid eye movement), dan lebih sulit dibangunkan

    daripada tidur gelombang lambat.

    2

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    3/32

    Tidur 012M se+ara umum meliputi 879 dari seluruh waktu tidur, sedangkan tidur

    12M lebih kurang '79. Menurut :obson dan M+. ;arley tidur 012M dan 12M merupakan

    siklus yang berlangsung selama periode tidur. Tidur 012M disebabkan menurunnya akti*itas

    neuron monoaminergik !noradrenergi+ dan serotonergik" yang aktif pada waktu bangun dan

    menekan akti*itas neuron kolinergik. Tidur 12M disebabkan inakti*itas neuron

    monoaminergik sehingga memi+u akti*itas neuron kolinergik !neuron retiuler pons)

    Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang serius dimana pernapasan berhenti

    berkali-kali.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    4/32

    (enanganan %$&$ ringan dapat satu atau beberapa modalitas seperti oral

    appliances$ positive air%ay pressure devices$ pembedahan. $edangkan penanganan pasien

    dengan %$&$ sedang dan berat yaitu penggunaanpositive air%ay pressure devices.(asien

    yang tidak toleran dengan pemberian tekanan jalan napas positif atau tidak adekuat dengan

    pemberian tekanan udara positif saja, dapat dianjurkan untuk tidakan bedah.

    B. TUJUAN

    1eferat ini dibuat untuk membahas Obstructive Sleep Apnoe Syndrom!%$&$" mulai

    patofisiologi, epidemiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan prognosisnya agar nantinya akan

    lebih mudah dalam memahami dan melakukan diagnosis serta tatalaksana yang tepat.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. ANATOMI

    4

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    5/32

    aring adalah suatu kantong fibromuskular yang berbentuk +orong yang besar di

    bagian atas dan sempit di bagian bawah. 4antong ini mulai dari dasar tengkorak terus

    menyambung ke esofagus setinggi *ertebra ser*ikal ke 5. aring merupakan daerah di

    mana udara melaluinya dari hidung ke laring juga dilalui oleh makanan dari rongga mulut

    ke esophagus. %leh karena itu, kegagalan dari otot-otot faringeal, terutama yang

    menyusun ketiga otot konstriktor faringis, akan menyebabkan kesulitan dalam menelan dan

    biasanya juga terjadi aspirasi air liur dan makanan ke dalam +abang trakeobronkial.8

    (ada bagian atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, pada

    bagian depan berhubungan dengan mulut melalui istmus orofaring, sedangkan laring di

    bawah berhubungan melalui additus laring dan ke bawah berhubungan dengan esofagus.

    (anjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih # +m. bagian ini

    merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. nsur ?

    unsur faring meliputi mukosa, palut lendir !mu+ous blanket" dan otot.8

    5

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    6/32

    Gambar #

    &natomi aring

    Aliran Darah, Persarafan, dan Aliran Lifa!i"

    &liran darah faring berasal dari beberapa +abang sistim karotis eksterna. beberapa

    anastomosis tidak hanya dari satu sisi tetapi dari satu sisi tetapi dari pembuluh darah sisi

    lainnya. ujung +abang arteri maksilaris interna, +abang tonsilar arteri fasialis, +abang

    lingual arteri lingualis bagian dorsal, +abang arteri tiroidea superior, dan arteri faringeal

    yang naik semunaya menambah jaringan anastomis yang luas. (ersarafan motorik sudah

    dibi+arakan. persarafan sensorik nasofaring dan orofaring, seperti dasar lidah, terutama

    melalui pleksus faringeal dari saraf glosofaringeal. (ada bagian bawah faring, terdapat

    persarafan sensorik yang berasal dari saraf *agus melalui saraf laringeus superior. &liran

    limfe faringeal meliputi rantai retrofringeal dan faringeal lateral dengan jalan selanjutnya

    6

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    7/32

    masuk nodus ser*ikalis profunda. 4eganasan nasofaring seringkali bermetastase ke rantai

    ser*ikalis profunda.8

    B. #ISIOLOGI #ARING

    ungsi faring terutama ialah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara,

    dan untuk artikulasi.

    - ungsi faring dalam proses berbi+ara

    (ada saat berbi+ara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum

    dan laring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole ke arah dinding

    belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat +epat dan melibatkan mula-mula

    m.salpingofaring dan m.palatofaring, kemudian m.le*ator *eli palatine bersama-sama

    m.konstriktor faring superior. (ada gerakan penutupan nasofaring m.le*ator *eli palatini

    menarik palatum mole ke atas belakang hamper mengenai dinding posterior faring. jarak

    yang tersisa ini diisi oleh tonjolan !&old o&" (assa*ant pada dinding belakang faring yang

    terjadi akibat ' ma+am mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan

    m.palatofaring !bersama m.salpingofaring" dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor faring

    superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan.

    &da yang berpendapat bahwa tonjolan (assa*ant ini menetap pada periode fonasi,

    tetapi ada pula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang se+ara +epat

    bersamaan dengan gerakan palatum.

    - ungsi menelan

    $e+ara umum proses menelan dibagi menjadi ) fase yaitu

    #. fase oral, makanan dalam bentuk bolus akibat proses mekanik bergerak pada

    dorsum lidah menuju orofaring, palatum mole dan bagian atas dinding posterior

    faring terangkat.

    '. fase faringeal, terjadi refleks menelan !in*oluntary", faring dan taring bergerak

    ke atas oleh karena kontraksi m. $tilofaringeus, m. $alfingofaring, m. Tiroid dan

    m. (alatofaring, aditus laring tertutup oleh epiglotis dan sfingter laring.

    7

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    8/32

    ). fase oesofageal, fase menelan !in*olunter" perpindahan bolus makanan ke distal

    oleh karena relaksasi m. 4rikofaring, di akhir fase sfingter esofagus bawah

    terbuka dan tertutup kembali saat makanan sudah lewat.

    (roses ini dimulai dengan pendorongan makanan oleh lidah ke belakang, penutupan

    glotis dan nasofaring serta relaksasi sfingter faring esofagus. (roses ini diatur oleh serat

    lintang di daerah faring.##

    Gambar '

    (roses Menelan

    $. HISTOLOGI

    aring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan

    sistem pen+ernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. aring dilapisi

    oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, ke+uali pada daerah bagian respirasi yang tidak

    mengalami gesekan.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    9/32

    Gambar )

    :istologi aring

    D.DE#INISI

    Mendengkur !snooring) adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran uadara

    melalui sumbatan parsial saluran nafas pada bagian belakang hidung dan mulut yang

    terjadi saat tidur. Gangguan tidur dengan gejala utamanya mendengkur adalah

    Obstructive Sleep Apnea Syndrome !%$&$".#

    Obstructive Sleep Apnea Syndromeadalah sebuah gangguan tidur yang berarti henti

    nafas saat tidur dengan gejala utama mendengkur.#'

    Apnea didefinisikan sebagai, henti nafas selam #7 detik atau lebih yang dapat

    mengakibatkan penurunan aliran udara '9 dibawah normal.#)

    Obstructive Sleep Apnea ditandai dengan kolaps berulang dari saluran nafas atas baik

    komplet atau parsial selama tidur. &kibatnya aliran udara pernafasan berkurang

    !hipopnea" atau terhenti !apnea" sehingga terjadi desaturasi oksigen !hipoksemia" dan

    penderita berkali-kali terjaga !arousal). 4adang-kadang penderita benar-benar terbangun

    9

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    10/32

    pada saat apnea di mana mereka merasa ter+ekik. lebih sering penderita tidak sampai

    terbangun tetapi terjadipartial arousal yang berulang, berakibat pada berkurangnya tidur

    dalam atau tidur gelombang lambat.

    4eadaan ini menyebabkan penderita mengantuk pada siang hari, kurang perhatian,

    konsentrasi dan ingatan terganggu. kombinasi hipoksemia dan partial arousal yang

    disertai dengan peningkatan akti*itas adrenergi+ menyebabkan takikardi dan hipertensi

    sistemik. banyak penderita %$&$ tidak merasa mempunyai masalah dengan tidurnya dan

    datang ke dokter hanya karena teman tidur mengeluhkan suara mendengkur yang keras

    !fase pre-obstruktif" diselingi oleh keadaan senyap yang lamanya ber*ariasi !&ase apne

    obstruti&).6,14,15

    E. EPIDEMIOLOGI

    %$&$ pertama kali dipublikasikan pada tahun #6 oleh $idney urwell, lebih

    dari 7 tahun yang lalu dan kepentingan klinisnya saat ini semaki dikenali. pre*alensi

    %$&$ di negara-negara maju diperkirakan klinisnya saat ini semakin dikenali. pre*alensi

    %$&$ di 0egara-negara maju diperkirakan men+apai '-9 pada pria dan #-'9 pada

    wanita.#,#6(ria lebih sering mengalami %$&$ dan seringkali !tetapi tidak harus" juga

    menderita obesitas. #' pre*alensi %$&$ pada pria '-) kali lebih tinggi dari wanita.

    elum diketahui mengapa %$&$ lebih jarang ditemukan pada wanita. (re*alensi %$&$

    lebih rendah lagi pada wanita sebelum masa menopause dan wanita menopause yang

    mendapat terapi hormonal.#6

    (re*alensi %$& pada anak-anak sekitar )9 dengan frekuensi tertinggi pada usia

    '- tahun.#8(enyebab utama %$& pada anak-anak adalah hipertrofi tonsil dan adenoid,

    tetapi dapat juga akibat kelainan struktur kraniofasial seperti pada sindroma (ierre 1obin

    dan

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    11/32

    hasil yang hampir sama, di mana pre*alensi mendengkur pada pria memun+ak pada

    kelompok usia 7-67 tahun dan selanjutnya menurun.'7 $ementara peneliti lain

    menemukan pada usia di atas 67 tahun, pre*alensi %$&$ men+apai -6'9.'# tara, dan &ustralia.

    eberapa penelitian terakhir yang dilakukan pada ras bukan kulit putih

    menunjukkan pre*alensi %$&$ yang tinggi di beberapa negara walaupun faktor yang

    berperan berbeda-beda. (ada orang-orang ;ina dan yang berasal dari Timur Aauh, peran

    ody Mass 5ndeB !M5" relatif kurang penting dan faktor yang lebih rele*an untuk

    timbulnya %$&$ adalah struktur tulang kraniofasial. egitu juga pada pria dari ras

    (olynesia di $elandia aru, struktur tulang kraniofasial mempunyai peran utama dan

    kemungkinan juga berinteraksi dengan obesitas. (ada populasi kulit hitam di &merika

    $erikat pre*alensi %$&$ sama tingginya dengan pada ras kulit putih.#6

    #. KLASI#IKASI

    5ndikator tingkat keparahan penyakit %$&$ adalah Apnea'ypopnea nde* !&:5",

    yaitu jumlah kejadian apneadan +ypopneadalam # jam.#7

    5ndeks &:5

    #. 0ormal &:5 C

    '. Mild %$& &:5 ? #

    ). Moderate %$& &:5 # ? )7

    . $e*ere %$& &:5 D )7.

    G. PATO#ISIOLOGI

    aring adalah struktur yang sangat lentur. (ada saat inspirasi, otot-otot dilator

    faring berkontraksi 7 mili-detik sebelum kontraksi otot pernafasan sehingga lumen

    faring tidak kolaps akibat tekanan intrafaring yang negati*e oleh karena kontraksi otot

    11

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    12/32

    dinding dada dan diafragma. (ada waktu tidur akti*itas otot dilator faring relatif tertekan

    !relaksasi" sehingga ada ke+enderungan lumen faring menyempit pada saat inspirasi.

    Mengapa hal ini terjadi hanya pada sebagian orang, terutama berhubungan dengan ukuran

    faring dan faktor-faktor yang mengurangi dimensi statik lumen sehingga menjadi lebih

    sempit atau menutup pada waktu tidur. aktor yang paling berperan adalah

    obesitas

    pembesaran tonsil

    posisi relatif rahang atas dan bawah.')-'

    $uara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas atas

    akibat sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum.

    $umbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan

    nafas pada waktu tidur di mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke

    belakang sehingga terjadi obstruksi.','

    Gambar

    Terjadinya %bstruksi

    12

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    13/32

    Trauma pada jaringan di saluran nafas atas pada waktu mendengkur

    mengakibatkan kerusakan pada serat-serat otot dan serabut-serabut saraf perifer.

    &kibatnya kemampuan otot untuk menstabilkan saluran nafas terganggu dan

    meningkatkan ke+enderungan saluran nafas untuk mengalami obstruksi. %bstruksi yang

    diperberat oleh edema karena *ibrasi yang terjadi pada waktu mendengkur dapat

    berperan pada progresi*itas mendengkur menjadi sleep apnea pada indi*idu tertentu.'6

    Obstructive Sleep Apnoea Syndrome !%$&$" ditandai dengan kolaps berulang

    dari saluran nafas atas baik komplet atau parsial selama tidur. &kibatnya aliran udara

    pernafasan berkurang !hipopnea" atau terhenti !apnea" sehingga terjadi desaturasi oksigen

    !hipoksemia" dan penderita berkali-kali terjaga !arousal". 4adang-kadang penderita

    benar-benar terbangun pada saat apnea di mana mereka merasa ter+ekik. @ebih seringpenderita tidak sampai terbangun tetapi terjadi partial arousal yang berulang, berakibat

    pada berkurangnya tidur dalam atau tidur gelombang lambat.

    4eadaan ini menyebabkan penderita mengantuk pada siang hari, kurang

    perhatian, konsentrasi dan ingatan terganggu. 4ombinasi hipoksemia dan partial arousal

    yang disertai dengan peningkatan akti*itas adrenergik menyebabkan takikardi dan

    hipertensi sistemik. anyak penderita %$&$ tidak merasa mempunyai masalah dengan

    tidurnya dan datang ke dokter hanya karena teman tidur mengeluhkan suara mendengkur

    yang keras !fase preobstruktif" diselingi oleh keadaan senyap yang lamanya ber*ariasi

    !fase apnea obstruktif".#,'

    H. GAMBARAN KLINIS

    Gangguan pernapasan obstruktif waktu tidur terutama mengenai pria dewasa

    !9" dan terjadi mungkin #-)9 pada populasi dewasa. $indrom klinis dihubungkan

    dengan mendengkur pada seluruh indi*idu, dan disertai tidur yang terputus-putussehingga menyebabkan rasa kantuk berlebihan pada siang hari pada 879 indi*idu.

    4arena rasa kantuk berlebihan pada siang hari dapat disebabkan oleh gangguan klinis lain

    !narkolepsi, kurang tidur, depresi, sindrom hipersomnolen idiopatik", dan karena

    mendengkur terjadi pada 79 populasi pria dewasa, sehingga tidak heran jika riwayat

    13

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    14/32

    mendengkur dan rasa kantuk pada siang hari saja bukan merupakan gejala yang

    patognomonik dari apnea waktu tidur.'

    Apnea pada orang dewasa di definisikan sebagai tidak adanya aliran udara di

    hidung atau mulut selama #7 detik atau lebih. ipopnea didefinisikan sebagai

    berkurangnya aliran udara sebesar )79 selama #7 detik atau lebih, dengan atau tanpa

    desaturasi.'# Gastaut et al. menyatakan ada ) jenis apnea

    #. %bstruktif, di mana aliran udara pernafasan terhenti tetapi gerakan dinding dada tetap

    ada

    '. ;entral, dimana aliran udara pernafasan dan gerakan dinding dada terhenti

    ). ;ampuran, merupakan kombinasi yang dimulai dengan tipe sentral diikuti dengan

    obstruksi

    4emudian diketahui apnea tipe +ampuran pada dasarnya adalah obstruktif dimana gerak

    pernafasan tidak terdeteksi pada awal terjadinya apnea.

    (enderita %$&$ seringkali juga menderita obesitas. 4esadaran tentang adanya

    hubungan antara %$&$ dan obesitas yang sangat tinggi dapat mengurangi kesadaran

    akan kemungkinan adanya %$&$ pada orang yang tidak gemuk !non'obese). hanya

    sekitar 79 penderita yang didiagnosis %$&$ juga menderita obesitas.

    I. #AKTOR RISIKO

    erat badan berlebihan

    @ingkar leher besar

    :ipertensi

    $aluran napas sempit

    Aenis kelamin laki-laki

    >sia lanjut

    14

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    15/32

    1iwayat keluarga dengan %$&$

    (enggunaan al+ohol, obat tidur

    Merokok

    %$&$ menyebabkan hipertensi, serangan jantung dan stroke.

    :ubungan antara %$&$ dan penyakit kardio*askuler semakin jelas dengan

    kemajuan riset. (ada setiap akhir siklus apnea tekanan darah meningkat dan denyut

    jantung tidak teratur. Makin lama hal ini mengakibatkan timbulnya hipertensi dan

    meningkatkan kemungkinan menderita sakit jantung atau stroke.(asien %$&$ yang tidak

    diobati berisiko menderita penyakit kardio*askuler dan serebro-*askuler, seperti angina!nyeri dada", penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan irama jantung, dan stroke.#7

    $ekitar 879 penderita hipertensi yang sulit diobati juga menderita %$&$. $elain

    itu =is+onsin $leep ;ohort $tudy mendapatkan bahwa pasien dengan mild sleep apnea

    berisiko ' kali lipat untuk mendapat hipertensi. eberapa penelitian menunjukan bahwa

    pre*alensi %$&$ pada pasien stroke lebih dari 679, jauh lebih tinggi dibanding

    pre*alensi %$&$ pada populasi dewasa usia setengah baya sebesar 9.#7

    (ada pasien diabetes ')-89 menderita sleep disordered breathing, sehingga t+e

    nternational ,iabetes -ederation membuat +onsensus bahwa penderita diabetes yang

    menunjukan gejala %$&$ perlu diperiksa lebih lanjut. aru-baru ini peneliti dari Aohn

    :opkins >ni*ersity mendapatkan bahwa 69 pasien dengan sleep apnea berat berat akan

    meninggal lebih dini.#7

    %$& menyebabkan ke+elakaan lalu lintas.

    erdasarkan riset penderita %$&$ kali lipat lebih besar kemungkinannya

    mengalami ke+elakaan lalu lintas. Tidur yang tidak nyenyak mengakibatkan menurunnya

    daya konsentrasi dan meningkatkan kemungkinan tertidur saat mengemudi. ila %$&$

    terjadi pada orang yang mengoperasikan alat berat atau alat transportasi, dapat terjadi

    ke+elakaan fatal.#7

    15

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    16/32

    J. DIAGNOSIS

    anyak penderita %$&$ tidak merasa mempunyai masalah dengan tidurnya dan

    datang ke dokter hanya karenapartner tidur mengeluhkan suara mendengkur yang keras

    !fase pre-obstruktif" diselingi oleh keadaan senyap yang lamanya ber*ariasi !fase apnea

    obstruktif". ahkan di 0egara-negara dimana %$&$ sudah dikenal luas, sejumlah besar

    indi*idu dengan gejala %$&$ tetap tidak terdiagnosis. ;ontohnya di &merika $erikat,

    pada sebuah sur*ey yang dilakukan di masyarakat tahun #3 dari ' orang dewasa

    sebanyak 8'9 pria dan '9 wanita kemungkinan menderita %$&$ sedang sampai berat

    yang belum terdiagnosis.'3

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    17/32

    o*imetry$ gerakan dinding dada dan posisi tidur yang menghasilkan apnea inde* !&5",

    apnea'+ypopnea inde* !&:5" atau respiratory disturbance inde* !1

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    18/32

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    19/32

    dapat diturunkan sehingga mendekati pernapasan normal.

    i-le*el memiliki aliran tambahan untuk mendapatkan *entilasi yang diingingkan

    pada pasien dengan berbagai masalah respirasi dan telah digunakan pada terapi %$&$.

    4euntungan metode ini adalah menurunkan kerja pernapasan !work of breathing",

    menurunkan rerata tekanan. 4arenanya bile*el dapat digunakan pada pasien %$&$ yang

    tidak toleran terhadap ;(&( atau &uto(&(.

    Metode ini baik untuk pasien ((%4 eksaserbasi berulang atau ((%4 berat atau

    sindroma hipo*entilasi, terutama yang menglamai hiperkapnia. iarpun demikian

    pengunaan bi-le*el sebagai terapi awal %$&$ tidak dianjurkan, karena metoda ini tidak

    lebih baik dibandingkan ;(&(. 4alaupun digunakan, tekanan 5(&( dan 2(&( harus

    diatur se+ara manual selama pemeriksaaan polisomnogram dan kebanyakan pasien dapat

    ;(&( ini jika titrasi bertulang ternyata memperbaikisleep'disordered breat+ingdengan

    mengatur tekanan.'8,'

    ). %ral &pplian+e

    Oral applianceseperti mandibular advancement splint !M&$" banyak dilakukan

    untuk mengurangi dengkuran. M&$ pun dapat menurunkan tekanan darah pada %$&$.

    Oral appliancediterapkan sebagai terapi lini kedua bila ;(&( tidak berhasil atau pasien

    menolak dipasang ;(&(. (enggunaan alat ini memberikan keberhasilan menurunkan

    nilai &:5 !9" tetapi kurang efektif dibandingkan ;(&( hidung !menurunkan nilai &:5

    379". #'-#)

    (asien lebih menyukai terapi dengan mandibular advancement splint daripada

    ;(&( hidung. 4eberhasilan metoda ini sekitar 79 sampai 879. (erbaikan metode

    pengobatan ini selama beberapa tahun terakhir berkaitan dengan desain, bahan dan dapat

    diatur, selain tu metoda ini memberikan keuntungan karena tidak in*asif, mudah dibuat

    dan dapat diterima pasien.)7,)#

    . Tindakan edah

    erbagai ma+am tindakan bedah dapat dilakukan untuk mengurangi gejala

    obstruksi jalan napas atas yang menyebabkan %$&$ ringan. (ertimbangkan untuk

    memperbaiki sumbatan sebelum menggunakan oral appliance atau positive air%ay

    pressure!(&(" device.

    19

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    20/32

    $eptoplastypembedahan intranasal yang bertujuan memperbaiki septum hidung

    de*iasi yang menyebabkan obstruksi hidung. Tindakan ini memberikan

    keberhasilan yang tinggi.

    0asal polype+tomypembedahan intranasal untuk mengangkat polip hidung.

    Tonsille+tomypembedahan berupa reseksi transoral tonsil faringeal. Tindakan

    ini memperbaiki obstruksi hipertrofi tonsil orofarings.

    Turbinoplasty pembedahan intranasal yang bertujuan mengurangi besarnya

    sumbatan hidung. Tindakan ini berupa reseksi sebagian area inferior atau

    menghilangkan area inferior dengan beberapa metode seperti elektrokauter, ablasi

    laser dan reduksi radiofrekuensi. :asil dari seluruh metode tersebut hampir sama.

    Tra+heostomy membuat jalan napas melalui bagian anterior leher ke dalam

    bagian atas trakea. Aalan napas mem-bypass sebagian besar jalan napas atas

    sehingga hampir #779sleep apneadapat diatasi. agaimanapun juga metoda ini

    memberikan stigma so+ial karena ada pipa trakeostomi dan perawatan daerah

    trakeostomi. Tindakan ini merupakan pilihan terakhir bagi pasiensleep apnea.

    >*ulopalatopharyngoplasty !>(((" reseksi bagian obstruksi di otot palatum

    molle dan seluruh u*ula. Tindakan ini dapat dalam jangka panjang menurunkan

    sekitar ',)9 1((( merupakan tindakan bedah lini pertama untuk mengatasi sleep

    apnea yang disebabkan oleh obstruksi di u*ula, palatum dan farings. >ntuk

    mengetahui letak obstruksi dilakukan sefalometri dan manu*er Mueller.)#

    (illar pro+edures tindakan bedah dengan memasukan +in+in plastik ke dalam

    daerah palatum di mulut untuk men+egah palatum molle kolaps. Tindakan ini

    dapat menolong pada sejumlah pasien dengan %$&$ ringan.)'

    &blasi radiofrekuensi palatum molle dan dasar lidah pemberian radiofrekuensi

    gelombang mikro dengan needle-implanted probe untuk memperbaiki jaringan

    palatum molle dan/atau dasar lidah. Modalitas ini banyak digunakan untuk

    mengatasi dengkur dengan memperbaiki palatum molle. $ementara efektifitas

    tindakan pada dasar lidah untuk mengatasi %$&$ sampai saat ini belum

    20

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    21/32

    dilaporkan. 4omplikasi tindakan ini dapat berupa kerusakan dan perforasi

    jaringan.))

    :yoid suspension tindakan bedah yang berkaitan dengan tulang hyoid telah

    dihentikan. Tindakan ini menekan tulang hyoid ke anterior dan superior. Tujuan

    tindakan ini adalah menarik dasar lidah ke depan sehingga jalan napas

    hipofaringeal menjadi lebih besar. 4omplikasi pas+abedah yang mungkin terjadi

    adalah disfagia.

    Mandibular ad*an+ement, genioglossus ad*an+ement dan / atau maBillary

    ad*an+ement(embedahan ortognatik adalah tindakan untuk reposisi permanen

    mandibula untuk pertumbuhan yang tidak normal dan disfungsi mastikatori.

    4omplikasi tindakan ini ke+il dan memberikan hasil yang baik. MaBillo-

    mandibular ad*an+ement !MM&" banyak memberikan keberhasilan pada pasien

    dengan obstruksi dasar lidah, %$&$berat, obesitas dan kegagalan tindakan lain.

    (erubahan tulang maksila dan mandibula memberikan efek yang luas terhadap

    jalan napas atas tanpa meninggalkan jaringan parut dan menununjukkan hasil yang

    baik. :asil yang didapat pada pembehanan sama dengan ;(&( hidung.),)

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    22/32

    (emberian oksigen tambahan menunjukkan hasil yang positif pada pasien %$&$.

    $aturasi oksihemoglobin meningkat dan 5&: menurun.'3

    (enatalaksanaan yang erkaitan dengan Gaya :idup

    #. (erubahan gaya hidup

    (erubahan gaya hidup sangat berperan dalam mengurangi beratnya gejala, seperti

    (enurunan berat badan

    Mengurangi konsumsi alkohol, khususnya sebelum tidur

    Tidur dengan posisi miring !dibandingkan supine"

    Good sleep hygien

    (emakaian (&( yang sesuai dengan waktu tidur dan kamar tidur

    '. 4onsumsi alhohol

    4adar alkohol saat tidur !7,-7,3 m@/kg" dapat meningkatkan resistensi inspirasi

    selama stage ' non'rapid eye movement!n12M" tidur pada laki-laki muda normal. 2fek

    terhadap pusat respirasi ber*ariasi tergantung dari metoda pengukuran yang digunakan.

    Tekanan oklusi inspirasi yang diukur dengan menilai otot-otot inspirasi, +enderung

    meningkat selama tidur setelah mengkonsumsi alkohol. 0amun demikian, respons

    *entilasi terhadap hiperkapnia menurun pada banyak subjek dan respons terhadap

    hipoksia isokapnik ber*ariasi, meningkat pada sebagian subjek. Mendengkur

    kemungkinan terjadi karena resistensi inspirasi yang tinggi selama tidur.

    ). %besitas

    (enelitian epidemiologik menunjukkan ada hubungan kuat antara obesitas dan

    %$&$. 0amun demikian, se+ara kausal hubungan antara berat badan berlebih dan

    sleepdisordered breathing masih sulit ditemukan. 5nsidens %$&$ diantara pasien obese

    adalah #' sampai )7 kali lebih tinggi dibandingkan populasi lain dan pasien ini dapat

    bariatric surgery, meskipun rekurensi jangka panjang kemungkinan dapat terjadi.

    (endekatan baik bedah maupun bukan bedah untuk menurunkan berat badan telah

    dilakukan, meskipun kebanyakan penelitian mempunyai banyak keterbatasan.)',))

    @ingkar leher, merupakan prodiktor kuat untuk sleep'disordered breat+ing

    diantara beberapa penelitian antropomorfik, sehingga obesitas tubuh bagian atas,

    22

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    23/32

    dibandingkan dengan distribusi lemak tubuh se+ara keseluruhan, lebih berpengaruh

    terhadap terjadiny %$&$. (enurunan berat badan harus dianjuran pada pasien %$&$,

    termasuk juga mereka yang dengan peningkatan berat badan sedang. 4ombinasi diet

    sangat rendah kalori dengan pengaturan kebiasaan adalah aman dan hemat sebagai

    penanganan utama %$&$.'

    . (osisi Tubuh

    (osisi supine merupakan posisi yang efektif untuk menurunkan &:5 pada banyak

    pasien. &da beberapa alat bantu guna mempertahankan posisi tubuh lateral. 0ilai Apnea

    yponea nde*!&:5" pada pasien dengan posisi tidur apneik dianalisis dengan tahapan

    tidur !sleep stage" untuk menentukan apakah perbedaan posisi mempengaruhi n12M.

    (erbedaan beratnya apnea dikaitkan dengan posisi tidur didapatkan menetap pada 12M

    sehingga penanganan posisi tidur perlu dipertimbangkan.)

    :asil penelitian menunjukkan meskipun pasien dengan %$&$ berat memiliki

    jumlah apneik yang banyak pada posisi supine dan lateral, kejadian apneik lebih berat

    pada posisi tidur supine daripada tidur lateral.)

    L. KOMPLIKASI

    %$&$ dapat menimbulkan dampak pada banyak sistem dari tubuh manusia, di

    antaranya

    . 0eropsikologis kantuk berlebihan pada siang hari, kurang konsentrasi dan daya

    ingat, sakit kepala, depresi, epilepsy no+turnal.

    /. 4ardio*askuler takikardi, hipertensi, aritmia, blo+kade jantung, angina, penyakit

    jantung iskemik, gagal jantung kongestif, stroke

    0. 1espirasi hipertensi pulmonum, cor pulmunale.

    1. Metabolik diabetes, obesitas

    2. Genito-urinari nokturia, enuresis, impotensi

    3. :ematologis polisitemia.#6

    23

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    24/32

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    25/32

    %$&$ berperan penting dalam pathogenesis hipertensi.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    26/32

    disertai dengan Obstructive Sleep Apnoea !%$&$" dapat mengakibatkan gangguan

    kesehatan berupa hipertensi, penyakit jantung iskemik, stroke dan peningkatan angka

    kematian.

    5nsidens %$&$ yang tinggi !-79" ditemukan pada penderita stroke.

    4emungkinan peran %$&$ dalam pathogenesis stroke di antaranya melalui proses

    aterosklerosis, hipertensi, berkurang perfusi serebral akibat penebalan dinding arteri

    karotis, output jantung yang rendah, peninggian tekanan intra+ranial, peningkatan

    koagulopati dan penigngkatan resiko terbentuknya bekuan darah akibta aritmia. 4arena

    tingginya insidensi %$&$ dan potensi efeknya terhadap morbiditas dan mortalitas,

    pemeriksaan untuk mendiagnosis dan terapi %$&$ dianjurkan dilakukan pada penderita

    stroe.

    &ritmia dapat terjadi pada penderita %$&$ terutama berupa sinus bradikardi,

    sinus arrest$ dan blo+kade jantung komplet. 1esiko untuk terjadinya aritmia berhubungan

    dengan beratnya %$&$. Mekanisme terjadinya aritmia pada penderita %$&$

    kemungkinan melalui peningkatan tonus *agus yang dimediasi oleh kemoreseptor akibat

    apneadan hipoksemia.

    $ebagai kesimpulan, terdapat hubungan yang kompleks antara %$&$ dan

    penyakit kerdio*askuler. (engetahuan mengenai mekanisme tentang hubungan kedua

    kondisi ini masih terus berkembang. :ubungan antara hipertensi dan %$&$ terlihat

    dengan jelas. =alaupun data belum dapat memperlihatkan mekanisme pasti antara %$&$

    dan penyakit jantung iskemik dan patologi kardio*askuler lainnya, %$&$ tetap

    merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardio*askuler.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    27/32

    ke+elakaan lalu lintas. (enelitian epidemiologis memperlihatkan angka kejadian %$&$

    relati*e tinggi pada pengemudi truk dan terapi %$&$ memperbaiki kemampuan

    berkendaraan.)6

    (enderita %$&$ menjadi beban yang berat bagi system pelayanan kesehatan di

    0egara maju sebelum diagnosis berhasil ditegakkan dan mengakibatkan biaya pelayanan

    kesehatan bertambah besar.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    28/32

    Obstructive Sleep Apnea !%$&$" merupakan yang lebih sering ditemukan, karena terjadi

    akibat relaksasi otot di tenggorokan.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    29/32

    10. Tedjasukmana $p$, 1($GT, dr.1imawati. Gangguan tidur, $leep &pneu. log &r+hi*e,

    '7#7.

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    30/32

    25. Maa $, (epin A@, 0aegele , (lante A,

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    31/32

    out+ome. ;lin %tolaryngol #3J''7-#7.39. Aa+obowit %. (alatal and tongue base surgery for surgi+al treatment of obstru+ti*e

    sleep apnea a prospe+ti*e study. %tolaryngol :ead 0e+k $urg '776J#)'8-6.40. =alker 1(, @e*ine :@, :opp M@, Greene

  • 8/10/2019 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

    32/32

    for se*ere obstru+ti*e sleep apnea syndrome. %1@ '77#J6)#)#-6.

    ). oot :, (oublon 1M, an =egen 1, ogaard AM, $+hmit (5, GinaR &P, et al.

    >*ulopalatopharyngoplasty for the obstru+ti*e sleep apnoea syndrome *alue of

    polysomnography, Mueller manoeu*re and +ephalometry in predi+ting surgi+al

    out+ome. ;lin %tolaryngol #3J''7-#7.)6. 2uropean 1espiratory Task or+e. (ubli+ health and medo+olegal impli+ations of sleep

    apnoea. 2ur 1espir A '77'