Obat Yang Digunakan Pada Hipertensi

Embed Size (px)

Citation preview

OBAT-OBAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG

DISUSUN OLEH FEBBY AULIA ARIEF 4111091103

UNTUK MEMENUHI TUGAS FARMAKOLOGI BLOK 13

1|Page

OBAT YANG DIGUNAKAN PADA HIPERTENSI

1. THIAZIDE DIURETICS a. Mekanisme : tekanan darah turun karena berkurangnya volume darah, venous returns, dan cardiac output b. Efek samping : hipokalemia, hipomagnesemi, hiperkalemi, hiperlipidemia, hiperuricemia, hiperglikemia, diabetes mellitus, gout, dan perubahan lemak didalam darah secara atherogenic, dan dapat juga mengakibatkan impotensi dan berkurangnya libido lebih sering daripada -blockers c. Indikasi : baik digunakan sebagai terapi tunggal hipertensi, untuk kasus hipertensi berat atau hipertensi disertai gagal jantung, cirrhosis, gagal ginjal maka dipilih diuretic yang lebih kuat (furosemid) d. Dari data riset: thiazide dosis rendah lebih efektif daripada thiazide dosis tinggi e. Awasi i. Kadar kalium dan tanda-tanda aritmia ii. Dimonitor ketat jika dikombinasikan dengan digitalis 2. -Adrenoreceptor antagonist a. Mekanisme : menurunkan tekanan darah dengan mengurangi cardiac output b. Indikasi 2|Page

i. Hipertensi dengan SVT ii. Riwayat infark miokard, angina, glaucoma, dan migraine c. Kontraindikasi i. Bradikardia ii. Asthma iii. Diabetes iv. Penyakit pembuluh darah perifer d. Efek samping : cold hands, fatique, dan efek yang lebih jarang tapi berbahaya seperti merangsang asthma, payah jantung, atau gangguan konduksi, -blockers juga menaikkan serum trigliserida dan menurunkan HDL, semua -blockers menurunkan tekanan darah tapi beberapa efek samping dapat ditekan menggunakan cardioselective hydrophilic drugs (contohnya obat tanpa metabolism di hepar atau yang dapat masuk ke otak) seperti atenolol 3. Obat vasodilator : a. ACE inhibitor i. Mekanisme: memblok perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga dapat mengurangi vasokontriksi pembuluh darah, ACE inhibitors juga tidak mengganggu reflex kardiovaskular dan tidak memiliki sebagian dari efek samping diuretics dan -blockers ii. Indikasi 1. Karena tidak merangsang simpatis : aman pada pasien dengan ischemic heart disease 2. Karena membatasi proteinuria : cocok pada pasien diabetic nefropati 3. Obat ini mampu memperbaiki hemodinamik intrarenal dan terbukti bermanfaat pada penderita gagal jantung, atau setelah miokard infark iii. Kontraindikasi 1. Kehamilan 2. Hipotensi, anuria, dan renal failure pada fetus iv. Efek samping : efek samping yang paling sering adalah batuk kering yang mungkin diakibatkan oleh kenaikan bradykinin ( ACE-inhibitor juga memetabolisme bradykinin) efek samping yang jarang tapi serius adalah angioedema, proteinuria, dan neutropenia. Dosis pertama mungkin dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah yang sangat curam, ACE inhibitor juga dapat mengakibatkan gagal ginjal pada pasien dengan bilateral renal artery stenosis , karena angiotensin II juga digunakan untuk menyempitkan postglomerular arterioles dan menjaga filtrasi glomerular yang adekuat, inhibisi dari angiotensin II akan mengurangi tapi tidak mengganggu secara serius sekresi aldosteron dan retensi K+ hanya terjadi pada pasien yang menggunakan suplemen potassium atau potassium-sparing diuretics (aldosterone meningkatkan reabsorpsi Na+ dan eksresi K+ b. Angiotensin reseptor antagonis (e.g losartan) i. Mekanisme : menurunkan tekanan darah dengan memblok angiotensin (AT1) receptors, memiliki kerja yang mirip dengan ACE inhibitors tapi tidak

3|Page

menyebabkan batuk, mungkin karena angiotensin reseptor inhibitor tidak mencegah degradasi bradykinin c. Calcium channel blockers (calcium antagonist) i. Mekanisme : menurunkan tonus vascular dengan memblok reseptor kalsium sehingga menurunkan resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah, efek dari calcium antagonist mirip dengan efek dari thiazides, -blockers dan ACEinhibitors ii. Efek samping : efek samping paling sering diakibatkan vasodilatasi yang berlebihan yaitu dizziness, hypotension, flushing dan edema kaki iii. Indikasi 1. Karena memiliki efek retensi cairan baik digunakan pada pasien hipertensi yang disertai dengan angina dan penyakit pembuluh darah iv. Kontraindikasi 1. Tidak dianjurkan dan sebaiknya dihindari pada penderita gagal jantung d. 1-adrenoreceptor antagonist (prazosin, doxazosin) i. mekanisme : membuat vasodilatasi pembuluh darah dengan secara selektif memblok reseptor 1-adrenoreceptor vaskuler ii. efek samping : tidak seperti non-selective -blockers yang dapat membuat takikardia, tapi obat ini dapat membuat postural hpotensi, hipotensi parah dapat terjadi pada dosis pertama iii. indikasi : prazosin dan doxazosin mengobati gejala dari hyperplasia prostat dan dapat diberikan pada pasien hipertensi yang memiliki kondisi diatas iv. sangat baik bila dikombinasi dengan diuretic atau beta blocker e. hydralazine i. mekanisme : bekerja merelaksasi langsung otot polos yang menyebabkan vasodilatasi arteri perifer sehingga mengakibatkan penurunan tekana darah ii. Digunakan bersama -blocker dan diuretic iii. efek samping : takikardia yang dapat mengakibatkan angina, sakit kepala, dan retensi cairan f. minoxidil i. mekanisme : adalah vasodilator potent yang dapat mengakibatkan retensi cairan parah ii. efek samping : retensi cairan parah 4. Centrally Acting Drugs a. Obat-obat simpatoplegik central (Methyldopa) i. Mekanisme : mengstimulasi 2-receptors di medulla dan mengurangi impuls simpatis, menurunkan tekanan darah dengan menurunkan HR, CO, dan PR. Efek ini lebih kuat pada clonidin ~ metildopa. Aliran darah ke ginjal tetap dipertahankan ii. Efek samping : mengantuk adalah yang paling sering, di 20% pasien menyebabkan positive antiglobulin (Coombs) test, dan juga mengakibatkan anemia hemolitik walaupun jarang, clonidine menyebabkan rebound hypertension jika obat secara tiba-tiba dihentikan. Mulut kering, depresi mental, gangguan tidur, serta mimpi buruk 4|Page

OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ANGINA

1. Nitrates a. Short-acting nitrates (gliceryl trinitrate) [tablet sublingual atau spray] i. Bekerja selama 30 menit ii. Lebih berguna untuk mencegah serangan daripada menghentikannya b. Long-acting nitrates i. Lebih stabil dan dan mungkin efektif untuk beberapa jam, tergantung obat dan cara pemakaian (sublingual, oral). Isosorbide dinitrate digunakan luas, tapi dimetabolisme hepar secara cepat. Penggunaan Isosorbide mononitrate, yaitu metabolit aktif dai dinitrate, akan menghindarkan dari berbagai macam absorbs dan first pass metabolism yang tidak diharapkan. c. Efek samping i. Dilatasi arteri dapat menyebabkan sakit kepala, yang biasanya membatasi dosis ii. Efek yang lebih serius adalah hipotensi dan pingsan iii. Reflex takikardia sering muncul tapi dapat dicegah dengan mengkombinasikan dengan -blocker iv. Dosis tinggi yang lama dapat mengakibatkan methaemoglobinaemia sebagai akibat dari oksidasi haemoglobin d. Mekanisme kerja 5|Page

i. Metabolism obat mengeluarkan ion nitrit (NO2-) ii. Didalam sel NO2- diubah menjadi nitrit oxide (NO) yang lalu akan mengaktifkan guanylyl cyclase iii. Menyebabkan peningkatan konsentrasi intraseluler dari guanosine 35monophospate (cGMP) di sel otot polos pembuluh darah iv. Mengakibatkan defosforilasi dari myosin light chain (MLC), mungkin akibat dari penurunan konsentrasi ion Ca2+ didalam sitosol e. Cara pemberian i. Amil nitrat, berbentuk gas pada suhu ruangan sehingga dapat diberikan dalam bentuk inhalasi. Mula kerja sangat cepat, lama kerja pendek (3-5 menit) ii. Nitrogliserin, digunakan secara sublingual mula kerja cepat, efektif untuk serangan akut dan dengan cara itu obat ini dapat menghindari first pass effect. Mula kerja 1-3 menit lama kerja 20-30 menit iii. Slowly absorbed preparation (oral, buccal, transdermal) digunakan untuk profilaksis jangka panjang serangan angina (3-10 jam), tetapi dapat menyebabkan toleransi iv. Nitrogliserin intravena dapat digunakan untuk pengobatan serangan ulangan unstable angina yang berat v. Nicorandil dapat diberikan secara oral (2 kali sehari) atau intravena tanpa atau sedikit menimbulkan efek toleransi f. Kontraindikasi : peningkatan tekanan tinggi intrakranial 2. -adrenoreceptor antagonist a. contoh obat i. prototype : propanolol ii. obat lain : metoprolol, nadolol, dan timolol b. -blockers digunakan sebagai profilaksis dari angina, pilihan obat sangat penting, cardioselective -blocker seperti atenolol dan metoprolol adalah mungkin drugs of choice c. kontraindikasi i. Semua pemakaian -blockers harus dihindari pada pasien asthma karena dapat mengpresipitasi bronchospasm ii. Bradikardi berat iii. AV blok iv. Claudicatio disease 3. Calcium antagonist a. Obat ini lebih banyak digunakan pada penanganan angina dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dari -blocker b. Mekanisme : calcium antagonist memblok calcium channel (L-type voltage-sensitive) di otot polos arterial, menyebabkan relaksasi dan vasodilatasi c. Efek yang diharapkan i. Menurunkan oxygen demand dengan cara menurunkan afterload, frekuensi jantung, dan kontraktilitas miokard (kecuali dihidropiridine) ii. Meningkatkan perfusi miokard iii. Efek anti aggregasi

6|Page

d. Efek samping : dyhydrpyridines (nifedipine, amlodipine) pada dosis klinis dapat menyebabkan takikardia ringan, amlodipine, yang mempunyai durasi kerja lebih panjang, membuat lebih sedikit takikardia daripada nifedipine, verapamil dan diltiazem menekan SA node dan menyebabkan bradycardia ringan, diltiazem adalah pengobatan angina yang paling popular karena tidak mengakibatkan takikardi e. Farmakokinetik i. Semua obat dapat diberikan secara oral ii. Mula kerja 30 menit (setelah pemberian secara oral) iii. Waktu paruh setelah beberapa jam. Sementara itu waktu paruh bepridil dan nicardipin : 24-50 jam f. Kontraindikasi i. CHF karena dapat memperburuk cardiac performance pada CHF ii. Dapat mendepresi kontraktilitas dan mengakibatkan AV blok pada pasien yang mendapat beta blocker

7|Page

OBAT YANG DIGUNAKAN PADA PAYAH JANTUNG

1. ACE inhibitors a. Mekanisme : dilatasi vena mengurangi preload dan dilatasi arteriolar mengurangi afterload. Reduksi di tonus vascular menurunkan kebutuhan energi dan kebutuhan oksigen pada payah jantung. Menurunkan angiotensin yang berperan dalam remodeling jantung b. ACE inhibitors (captopril, enalapril) adalah vasodilator yang paling cocok pada payah jantung, karena mereka menurunkan resistensi arterial dan vena dengan mencegah kenaikan angiotensin II yang sering muncul pada payah jantung 2. -blockers a. jika diberikan pada pasien akut dapat mengurangi kontraktilitas myokard dan memperburuk payah jantung, tetapi pemberian jangka lama pada pasien stabil dengan payah jantung telah diyakini dapat meningkatkan jangka hidup pasien b. mekanisme : memblok efek dari overaktivitas aktivitas simpatis c. untuk mengurangi efek samping terapi dimulai dengan dosis rendah yang lalu dinaikkan dalam periode minggu atau bulan d. carvedilol, bisoprolol dan metoprolol diberikan bersamaan dengan ACE inhibitor dan diuretic selama 1 tahun, dapat mengurangi kematian dari 11-17% menjadi 7-12% 8|Page

3. Glikosida Jantung a. Digoxin, sebuah glikosida yang diekstraksi dari Digitalis sp. Adalah ionotroic yang paling penting b. Efek farmakodinamik i. Meningkatkan Ca bebas intraseluler ii. Meningkatkan kontraktilitas jantung iii. Menurunkan heart rate c. Efek mekanik : digoxin menaikkan daya kontraksi jantung pada payah jantung. Keuntungan ini sempat diragukan pada pasien dengan payah jantung kronis pada sinus rhythm tetapi penelitian terbaru telah membuktikan digoxin dapat menurunkan gejala pada pasien payah jantung yang telah menerima diuretics dan ACE-inhibitors d. Indikasi i. pada pasien payah jantung yang diakibatkan atrial fibrillation ii. CHF iii. hipertensi e. Mekanisme kerja : digoxin menginhibisi Na+/K+-ATPase yang berperan untuk pertukaran Na+/K+ sepanjang membrane sel otot. Ini dapat mengakibatkan peningkatan ion natrium intrasel dan meningkatkan peningkatan sekunder dari ion kalsium intrasel yang meningkatkan daya kontraksi miokard f. Kontraindikasi : digoxin dan ion K+ berkompetisi untuk reseptor Na+/K+-ATPase di luar membrane sel otot, sehingga efek dari digoxin dapat secara berbahaya meningkatkan hipokalemia, yang dibuat oleh, contohnya, diuretics g. Efek samping : i. Jantung 1. Ventricular fibrilasi 2. Blok jantung ii. GIT 1. Anorexia 2. Nausea 3. Muntah 4. Diare 5. Efek-efek diatas diakibatkan karena ikut terpengaruhnya sel otot polos di GIT dan juga diakibatkan terstimulasinya central vagal dan chemoreceptor trigger zone (CTZ) iii. CNS 1. Pusing dan bahkan, 2. Psikosis h. Penanganan intoksikasi digitalis i. Hentikan obat ii. Tentukan kadar kalium darah, jika kurang beri suplemen kalium iii. Beri anti aritmia bila terjadi gangguan konduksi iv. Penggunaan antibody anti digitalis (FAB fragment) 4. Diuretic a. Mekanisme kerja 9|Page

i. Menurunkan preload ii. Menurunkan edema iii. Menurunkan beban jantung iv. Meningkatkan efisiensi pemompaan darah b. Obat-obat terpilih i. Spironolakton (anti aldosteron) ii. Aldosteron berperan pada keadaan fibrosis miokardial dan vascular (remodeling jantung) 5. Sympathomimetic agents a. Mekanisme : meningkatkan cAMP yang mengaktifkan cAMP-dependent protein kinase, lalu meningkatkan influx dan memperkuat kontraksi miokard b. Kebalikan dari digoxin yang meningkatkan harapan hidup, obat ini meningkatkan mortalitas pasien, sehingga hanya dipakai jangka pendek seperti untuk refractory pasien atau untuk pasien yang sedang menunggu transplantasi jantung c. Dobutamine diberikan secara infuse intravena pada acute severe heart failure,obat ini mengstimulasi 1-adrenoreceptors di jantung dan meningkatkan kontraktilitas, dan kerja dari 2-receptors mengakibatkan vasodilatasi

10 | P a g e

OBAT YANG MEMPENGARUHI KOAGULASI DARAH

1. Anticoagulants a. Heparin i. Injeksi heparin subcutan atau infuse intravena heparin dapat mengurangi insidensi dari thrombosis vena pada pasien yang sedang menjalani operasi besar dan pasien yang baru pulih dari stroke dan infark miokard ii. Efek utama dari heparin adalah perdarahan, karena heparin memiliki durasi kerja yang pendek (4-6 jam), perdarahan biasanya dapat dikontrol dengan menghentikan obat, jika perlu, heparin dapat dinetralkan dengan injeksi protamine intravena. iii. Heparin kadang dapat menyebabkan reaksi alergi dan trombositopenia b. LMW heparin i. Memiliki durasi kerja yang lebih panjang dari heparin standar ii. Obat ini memiliki keunggulan karena hanya membutuhkan dosis tunggal melalui injeksi subcutan dan dosis profilaksis tidak membutuhkan pengawasan 2. Vitamin K antagonist a. Warfarin i. Warfarin diserap secara baik melalui pemberian oral, tapi onset antikoagulan secara penuh tertunda selama 2-3 hari

11 | P a g e

ii. Warfarin memiliki durasi kerja yang panjang (40jam) dan butuh hingga 5 hari bagi prothrombin untuk kembali bekerja normal iii. Warfarin dimetabolisme di hepar menjadi 7-hydroxywarfarin yang inaktif iv. Warfarin dapat mengakibatkan perdarahan bila dihentikan v. Efek warfarin dapat dikurangi dengan member banyak factor pembekuan darah (atau plasma beku segar yang mengandung factor pembekuan darah) vi. Pada overdosis heparin parah, vitamin K (phytomenadione) dapat diberi secara intravena tapi membutuhkan 6-12 jam untuk bekerja 3. Antiplatelet drugs a. Aspirin i. Aspirin mengurangi resiko infark miokard pada pasien dengan unstable angina dan meningkatkan harapan hidup pada pasien dengan acute myocardial infarction ii. Aspirin juga mengurangi resiko stroke pada pasien dengan transient ischaemic attacks iii. Mekanisme : 1. Efek menguntungkan aspirin pada penyakit thromboembolic adalah karena inhibisi platelet thromboxane-A2 (TXA2) synthesis. 2. Thromboxane-A2 adalah factor pemicu agregasi platelet yang kuat 4. Fibrinolytic Drugs (thrombolytics) a. Obat fibrinolytics digunakan secara luas pada miokard infark untuk melisiskan thrombus yang menyumbat arteri koroner b. Obat ini digunakan secara intravena dan menyebabkan reperfusi pada 50% arteri, bila diberi pada jangka waktu 3 jam c. Keuntungan efek aspirin pada miokard infark sama dengan efek thrombolytic d. Efek samping utama adalah i. Nausea ii. Vomiting iii. Perdarahan iv. Dan pada streptokinase dapat mengakibatkan reaksi alergi v. Perdarahan biasanya hanya pada lokasi penyuntikan tapi kadang terjadi stroke e. Streptokinase i. Streptokinase bukanlah suatu enzim ii. Streptokinase mengikat plasminogen untuk membuat kompleks aktivasi yang mengubah plasminogen menjadi plasmin iii. Karena terdapat banyak inhibitor di darah, yang dapat menetralkan plasmin, perdarahan biasanya bukan suatu masalah f. Alteplase i. Alteplase adalah tPA manusia yang dibuat menggunakan teknologi DNA rekombinan ii. Alteplase tidak menyebabkan reaksi alergi dan dapat digunakan pada pasien dengan infeksi streptococcus atau pasien dengan kontraindikasi streptokinase ( pasien pada reperfusi yang gagal karena antibody yang menetralkan streptokinase atau pada pasien dengan bahaya syok anafilaktis) 12 | P a g e

iii. Kebalikan streptokinase, penggunaan alteplase dengan heparin dapat meningkatkan efek menguntungkan obat tapi juga meningkatkan resiko stroke

13 | P a g e