Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NURKHULAILAH
STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF SULFAMETOKSAZOL, TRIMETOPRIM, DAN
KOTRIMOKSAZOL YANG DITETAPKAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
LEMBAYUNG ULTRA DENGAN DIAMETER DAERAH
HAMBATAN TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI ATCC 10536
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA
1995
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF SULFAMETOKSAZOL, TRIMETOPRIM DAN KOTRIMOKSAZOL YANG DITETAPKAN SECARA
SPEKTROFOTOMETRI LEMBAYUNG ULTRA DENGAN DIAMETER DAERAHHAMBATAN TERHADAP
BAKTERI ESCHERICHIA COLI ATCC 10536
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains pada Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga 1995
oleh : Nurkhulailah 058911143
disetujui oleh pembimbing
D
DB*Pembimbing Utama
Dr,g., Robbv Sondakh. MS Pembimbing Serta
Drs^ Bambang Tri Purwanto,MS Pembimbing Serta
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala anugerahNya, sehingga skripsl yang berjudul STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF SULFAMETOKSAZOL, TRIMETOPRIM DAN KOTRIMOKSAZOL YANG DITETAPKAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI DENGAN DIAMETER DAERAH HAMBATAN TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI dapat diselesaikan, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga,
Dalam penyelesaian tugas ini banyak bantuan saya peroleh dari berbagai pihak. Rasa terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada :1. Bapak DR. Purwanto , dari Laboratorium Kimia Medisinal
Jurusan Kimia Farmasi Universitas Airlangga selaku Pembimbing Utama.
2. Bapak Drs. Robby Sondakh MS, dari Laboratorium Kimia Medisinal Jurusan Kimia Farmasi Universitas Airlangga selaku Pembimbing Serta.
3. Bapak Drs. Bambang Tri Purwanto MS, dari Laboratorium Kimia Medisinal Jurusan Kimia Farmasi Universitas Airlangga selaku Pembimbing Serta.
4. Bapak DR. Azis Hubeis, Bapak Drs. Radjaram MS, Bapak Drs. Siswandono MS, Bapak Drs. Soedarto MS, selaku Dosen Penguji.
5. PT Bernofarm, Sidoarjo yang telah membantu menyediakan
i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
bahan untuk penelitian ini.6 . Bapak Ketua Jurusan Kimia Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga, Kepala Laboratorium Medisinal dan Kepala Laboratorium Analisis Farmasi serta segenap karyawan yang telah memberikan fasilitas dan bantuan yang kami perlukan dalam penelitian ini.
7. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8 . Pihak-pihak lain yang tak dapat kami sebut satu persatu. Harapan kami semoga penelitian yang telah kami lakukan dapat bermanfaat bagi kemajuan Fakultas Farmasi pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Surabaya, Februari 1995 Penyusun
ii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................... iDAFTAR ISI.........................'................ iiiDAFTAR TABEL........................................ viiDAFTAR GAMBAR....................................... ixDAFTAR LAMP I RAN..................................... xiRINGKASAN........................................... xiiBABI. PENDAHULUAN..................................... 1
1 . Latar belakang permasalahan ................. 1
2. Tujuan penelitian............................ 43. Hipotesa..................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA................................ 51. Tinjauan tentang sulfametoksazol............. 5
1.1. Sifat fisika kimia sulfametoksazol...... 51.2. Stabilitas sulfametokasazol............. 6
1.3. Mekanisme aksi.......................... 6
2. Tinjauan tentang trimetoprim............... 8
2.1. Sifat fisika kimia trimetoprim.......... 8
2.2. Stabilitas trimetoprim.................. 92.3. Mekanisme aksi.......................... 9
Halaman
iii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
10
10
12
12
12
12
13
1313131314
1417171820
20
21
21
Tinjau&n tentang kotrimoksazol............3.1. Mekanisme aksi.......................Penentuan kadar senyawa aktif secara kimia pada sulfametoksazol......................4.1. Metode kolorimutri...................4.2. Metode fluorometri...................4.3. Metode titrimetri....................4.4. Metode spektrofotometri..............Penentuan kadar senyawa aktif secara kimia pada trimetoprim..........................5.1. Metode spektrofluorometri............5.2. Metode titrimetri....................5.3. Metode polarografi...................5.4. Metode spektrofotometri..............Penentuan kadar senyawa aktif kotrimoksazolsecara kimia..............................Uji aktivitas secara mikrobiologis........7.1. Metode dilusi........................7.2. Metode difusi........................TinJauan tentang Escherichia coll.........8.1. Morfologi............................B.2. Biakan..............................8.3. Sifat-sifat pertumbuhan...........
iv
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
III. METODOLOGI PENELITIAN.......................... 221. Bahan-bahan................................. 222. Alat-alat................................... 223. Cara pelaksanaan........... ............... 233.1. Pemeriksaan kualitatif senyawa
sulfametoksazol........................... 233.2. Pemeriksaan kualitatif senyawa
trimetoprim............................... 243.3. Penetapan kadar sulfametoksazol,
trimetoprim dan kotrimoksazolsecara spektrofotometri................... 24
3.4. Penetapan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim dalam campuran................. 25
3.5. Pemeriksaan terhadap Escherichia coli..... 283.6. Penentuan diameter daerah hambatan
larutan uji sulfametoksazol,trimetoprim dan kotrimoksazol............ 30
3.7. Analisa data.............................. 31
VI. HASIL PENELITIAN................................ 344.1. Identifikasi sulfametoksazol'............... 344.2. Identifikasi trimetoprim................... 344.3. Hasil penetapan kadar sulfametoksazol,
trimetoprim, dan kotrimoksazol denganmetode spektrofotometri cara simultan...... 35
4.4. Identifikasi Escherichia coll.............. 53
v
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
4.5. Hubungan antara kadar rata-rata larutanuji yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan............ 61
V. PEMBAHASAN....................................... 66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................... .. 70VII. DAFTAR PUSTAKA................................... 72LAMPIRAN.............................................. 74
vi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
DAFTAR TABEL
1. Hasil identifikasi dan data pustaka sulfametoksazol .............................. 34
2. Hasil identifikasi dan data pustakatrimetoprim .................................. 35
3. Penentuan panjang gelombang maksimum sulfametoksazol .............................. 37
4. Penentuan panjang gelombang maksimumtrimetoprim .................................. 38
5. Nilai absorptivitas sulfametoksazoldalam pelarut dapar fosfat pH 7 ............ 41
6 . Nilai absorptivitas trimetoprim dalampelarut dapar fosfat pH 7 .................... 42
7. Nilai serapan larutan baku sulfametoksazol dalam dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang maksimum 256 nm .............................. 42
8 . Nilai serapan larutan baku trimetoprim dalam dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang maksimum 276 nm .............................. 44
9. Hasil penentuan kadar larutan uji sulfametoksazol dalam larutan dapar fosfat pH 7 .............. 46
10. Hasil penentuan kadar larutan uji trimetoprim dalam larutan dapar fosfat pH 7 .............. 48
11. Hasil penentuan kadar larutan uji kotrimoksazol
TABEL halaman
vii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
dalam larutan dapar fosfat pH 7 .............. 5112. Identifikasi Escherichia coll ................ 5413. Hasil penentuan aktivitas anti bakteri
larutan uji sulfametoksazol terhadap bakteri Escherichia coll ATCC No. 10536 .............. 54
14. Hasil penentuan aktivitas anti bakteri larutan uji trimetoprim terhadap bakteri Escherichia coll ATCC No. 10536 .............. 56
15. Hasil penentuan aktivitas anti bakteri larutan uji kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coll ATCC No. 10536 .............. 58
viii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
DAFTAR GAMBAR
1. Struktur molekul sulfametoksazol ............ 52. Struktur asam para amino benzoat dan
sulfonamida ..................:............. 6
3. Struktur molekul trimetoprim ................ 94. Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari zat x
dan zat y ................................... 165. Kurva serapan terhadap panjang gelombang
larutan sulfametoksazol dan trimetoprim dalam pelarut dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang 200-400 nm .................................. 36
6 . Kurva nilai serapan terhadap kadar larutan baku sulfametoksazol dalam larutan dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombangmaksimum 256 nm ............................. 39
7. Kurva nilai serapan terhadap kadar larutan baku trimetoprim dalam larutan dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang 200-400 nm........... 40
8 . Kurva nilai serapan terhadap kadar larutan uji rata-rata sulfametoksazol dalam larutan dapar fosfat pH 7 padapanjang gelombang 200-400 nm................. 43
9. Kurva nilai serapan terhadap kadar larutan uji rata-rata trimetoprim dalam larutan
Gambar halaman
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang maksimum 276 nm ....................................... 45
10. Kurva persamaan regresi antara kadar larutan uji sulfametoksazol (bpj) dengan diameter daerah hambatan (mm) ......................... 63
11. Kurva persamaan regresi antara kadar larutan uji trimetoprim (bpj) dengan diameterdaerah hambatan (mm) ......................... 64
12. Kurva persamaan regresi antara kadar larutan uji kotrimoksazol (bpj) dengan diameter daerah hambatan (mm) ......................... 65
x
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perhitungan dalam menentukan persamaan garis regresi untuk kurva baku larutan uji sulfametoksazol pada panjang gelombang 256 nm... 74
2. Perhitungan dalam menentukan persamaan garis regresi untuk kurva baku larutan uji trimetoprim pada panjang gelombang 276 n m ...... 75
3. Perhitungan dalam menentukan persamaangaris regresi antara larutan uji sulfametoksazol (x) dan diameter daerah hambatan (y).............. 76
4. Perhitungan dalam menentukan persamaangaris regresi antara larutan uji trimetoprim (x) dan diameter daerah hambatan (y).................. 77
5. Perhitungan dalam menentukan persamaangaris regresi antara larutan uji kotrimoksazol(x) dan diameter daerah hambatan (y).................. 78
6 . Perhitungan untuk mengevaluasi persamaan regresi 7 9
7. Perhitungan perkiraan kesalahan standar......... q£.
8 . Perhitungan kadar sulfametoksazol dengancara persamaan simultan......................... 8 3
9. Perhitungan kadar trimetoprim dengancara persamaan simultan............................ 83
10. Tabel harga koefisien korelasi pada berbagai derajat kepercayaan................................. 8 4
11. Tabel distribusi F pada derajat kepercayaan 0,05 8512. Sertifikat analisis sulfametoksazol............. 86
13. Sertifikat analisis trimetoprim.... *............. 87
Hi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara kadar sulfametoksazol, trimetoprim dan kotrimoksazol yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli ATCC No.10536.
Penelitian dilakukan pada berbagai kadar yang berbeda. Prosedur pembuatan larutan uji adalah dengan melarutkan sulfametoksazol dalam larutan dapar fosfat pH 7 dengan berbagai kadar. Kadar yang dibuat sejumlah 5 macam dan replikasi dilakukan sebanyak 4 kali. Hal tersebut di atas juga dilakukan terhadap trimetoprim dengan perbandingan kadar larutan uji dengan sulfametoksazol sebesar 1:5. Untuk kotrimoksazol dilakukan pencampuran terlebih dahulu dengan perbandingan sulfametoksazol dan trimetoprim sebesar 5:1.
Kadar larutan uji ditetapkan secara spektrofotometri. Penentuan diameter daerah hambatan larutan uji pada bakteri Escherichia coli ATCC No. 10536 menggunakan metode difusi silinder. Media yang digunakan adalah agar Mueller Hinton.
Hasil penelitian dan analisis data menggunakan uji regresi pada deraj at kepercayaan 5% menunjukkan adanya hubungan linier yang bermakna antara kadar senyawa yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coll ATCC No.10536
xii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut : -Sulfametoksazol,y=0,0162x+6,0635,r=0,9953TF hitung= 22,38, Sy.x -TrimetoprirQ,y=0,1494x+ 12,154,r= 0,9999,F hitung = 17728,00,Sy.x -Kotrimoksazol,y=0.0381x+13,00,r=0,9524, Fhitung=51403,00, Sy.x
= 0,07 = 0,06
= 1.12
xiii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalahInfeksi merupakan masalah terbanyak dihadapi oleh
dunia kesehatan di negara-negar^ sedang berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah korban yang meninggal karena penyakit-penyakit infeksi masih menduduki peringkat tertinggi (1 ).
Salah satu yang dilakukan dalam rangka penyembuhannya adalah dengan pemberian antimikroba. Sulfonamida sebagai golongan pertama antimikroba bermula dari zat warna azo yang diteliti oleh Gerhard Domagk tahun 1932. Penelitiannya terhadap prontoeil menunjukkan bahwa ada aktivitas anti bakteri pada mencit yang diinfeksi Stafilokokus, tetapi inaktif pada kultur bakteri. Kenyataan ini diselidiki oleh Treouel, Trefovel, Nitti dan Bovet pada tahun 1935 bahwa aktivitas prontosil secara in vivo disebabkan terjadi pemutusan ikatan azo pada metabolisme yang menghasilkan zat aktif sulfanilamide (2 ).
Penggunaan sulfonamida dalam klinik mengalami peningkatan hingga tahun 1940-an. Kemudian mengalami penurunan sehubungan dengan terjadinya resistensi pada beberapa galur bakteri.
Sejak ditemukannya penisillin oleh Alexander Fleming tahun 1929 maka penggunaan antibiotika telah menggantikan
1
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
2
penggunaan sulfonamida. Seperti halnya sulfonamida ternyata pemakaian golongan antibiotika juga mengalami resistensi pada beberapa galur (2,3,4).
Kesistensi akan menjadi lebih cepat bila indikasi, dosis, waktu mula dan lama terapi tidak tepat (5).
Usaha pengatasan yang dapat dilakukan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan tersebut adalah antara lain dengan menghentikan penggunaan antimikroba yang tidak efektif pada mikroba tertentu , mencari obat baru atau turunannya atau penggunaan obat kombinasi yang bekerja pada tahap yang berbeda pada jalur metabolisme mikroba (5).
Sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1 dan biasa disebut kotrimoksazol merupakan salah satu contoh obat kombinasi yang efektif untuk infeksi saluran kemih. Pada awalnya secara sendiri-sendiri komponen aktif obat telah resistensi pada beberapa bakteri. Sulfametoksazol sebagai golongan sulfonamida resisten pada bakteri galur Gonokokus, Neisseria, Shigella, Pasteurella tullarensis, N. pertusis, Lestospira, Borellia, Treponema, M. tuberculosa, M. lepra. Trimetoprim resisten pada galur bakteri yang hampir sama dengan sulfametoksazol. Tetapi dalam kombinasi ternyata tidak memperlihatkan resistensi terhadap Pseudomonas aeruginosa, Bacteriodes fragilis, Streptococcus pneumoniae,C. diphteriae, N. meningitidis7 Staphylococcus aureus, Stap. epidermldis, Strep, pyogenes, E. coll, Proteus mirabllls,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
3
Pr. morganl, Pr. rettgerl, Enterobacter, Kleb3ellla, Bru
cella, Yersenia dan Nocardla (5).Efek terapi maksimum tanpa terjadi resistensi
memerlukan perbandingan dosis yang tepat antara sulfametoksazol dan trimetoprim. Hasil penelitian yang kini umum digunakan adalah sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1.
Stabilitas sulfametoksazol dipengaruhi oleh pH, pada pH rendah berbentuk asam sulfanilat dan 5-metil-3- aminoisoxazol, sedangkan trimetoprim sangat stabil (6 ).
Dengan adanya penurunan kadar senyawa aktif yang dapat terjadi selama masa penyimpanan di pabrik obat hingga ditangan konsumen, maka dipandang perlu untuk dilakukan analisis secara kuantitatif dalam kaitannya dengan aktivitasnya terhadap senyawa sulfametoksazol dan trimetoprim karena keduanya terdapat dalam bentuk kombinasi yang dikenal dengan kotrimoksazol.
Memperhatikan struktur kimianya, maka penetapan kadar secara kimia pada sulfametoksazol dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri, kolorimetri, fluorometri, titrimetri, sedangkan pada trimetoprim dengan metode spektrofotometri, spektrofluorometri, titrimetri dan polarografi (6 ). Pada penelitian ini metode terpilih ialah metode spektrofotometri, cara simultan (7). Sebagai dasar pertimbangan metode spektrofotometri adalah kerja yang relatif cepat, praktis dan ekonomis, serta hasil yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
4
didapat bisa dipercaya.Untuk mengetahui aktivitas anti bakteri secara in
vitro digunakan uji aktivitas pada bakteri Escherichia coli dengan mengukur diameter daerah hambatan. Uji in vitro dengan bakteri ini kepekaannya lebih tinggi karena hanya menentukan kadar senyawa aktif (7).'
Penentuan aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode difusi yang dinyatakan dalam diameter daerah hambatan. Keuntungan metode difusi adalah relatif lebih ekonomis, rentang konsentrasi zat uji dapat lebih lebar dibanding metode dilusi, cukup teliti dan reliabilitas tehnik in vitro yang tinggi (8 ).
2. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada
hubungan yang bermakna antara kadar sulfametoksazol, trimetoprim dan kotrimoksazol yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli.
3. HipotesaAda hubungan bermakna antara kadar senyawa aktif yang
ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tlnjauan tentang sulfametoksazol1.1. Sifat fisika kimia sulfametoksazol (7,9).
Sulfametoksazol adalah sulfonamida yangmempunyai struktur molekul :
Ho
Gambar 1 : Struktur molekul sulfametoksazol Keterangan (A) cincin oksazol
Nama kimia :- N -(5-methyl-3-isoxazolyl) sulfanilamida- N -<5-methyl-isoxazol-3-yl) sulphanilamide- Benzenesulfonamide, 4-amino-N-(5-methyl 3-isoxazolyl)Rumus molekul :Berat molekul : 253,28
Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai hampir putih, praktis tidak berbau (0 ).
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam larutan NaOH ( 8 ) .
5
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
6
1.2. Stabilitas sulfametoksazol ( 6 )Berdasarkan penelitian larutan sulfametoksazol
10% dalam 0,4 NaOH dan air direfluk selama 1 Jam,tidak ada hasil dekomposisi yang dapat diamati olehkromatografi lapis tipis. Apabila sulfametoksazol direfluk dengan 0,1 N HC1 terbentuk asam sulfanilat dan 5-metil-3-aminoisoxazol.
1.3. Mekanisme aksi sulfametoksazolPrinsip kerja sulfametoksazol didasarkan pada
hambatan kompetitif sintetase, yang membentuk asam dihidropteroat. Inhibisi kompetitif dapat terjadi, karena bangun geometrik golongan sulfonamida yang sangat mirip dengan aoam p-aminobenzoat yang diusirnya. Karena kebutuhan ruang dari atom belerang yang besar, maka Jarak karakteristik atom yang berperan pada fiksasi enzim agak lebih besar (3).
asam p-aminobenzoat sulfonamidaGambar 2 : Struktur molekul asam p-aminobenzoat tdan
sulfonamida.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
7
Asam ini merupakan vitamin bagi bakteri yang dibutuhkan untuk sintesa asam folat. Asam tetrahidrofolat salah satu turunan asam folat, adalah kofaktor sintesa timidin, purin dan terakhir terbentuknya DNA. Pada pH fisiologis asam folat sebagai dianion yang tidak dapat melewati dinding sel bakteri dengan cara difusi pasif karena ada muatan negatif yang menolak pada dinding bakteri, sehingga membutuhkan energi untuk transport aktif. Untuk keadaan seperti itu bakteri harus membuat asam folat dari asam amino benzoat dan konsekuensinya dapat dihambat oleh sulfonamida yang menghasilkan efek bakteriostatik (2 ),
Sulfonamida hanya aktif pada fase pembelahan bakteri. Periode ini tergantung pada akumulasi PABA (2 ).
Dua sistem enzim bakteri yang dapat membentuk asam folat, yang pertama diBebut dihydropteroat sintetase mengkatalisa asam dihydropteroat pada asam glutamat, sintesa asam folat terbentuk. Katalisator yang kedua adalah asam folat sendiri dengan kopling secara langsung asam p-aminobenzoat glutamat dengan turunan pteridin. Kedua jalur di atas dapat dihambat oleh sulfonamida (2 ).
Substituen pada sulfonamida berkompetisi pada permukaan enzim dengan glutamat dari PABA-glutamat melalui satu dari dua jalan :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
8
a. kompetisi langsung dengan ikatan PABA- glutamat dengan turunan pteridln
b. secara tak langsung mempengaruhi kopling glutamat dengan asam dihydropteroat (2 ).
Mekanisme kedua sulfonamida dapat terjadi pada bakteri. Efek bakteriostatik sulfonamida mungkin dihubungkan secara langsung dengan reaksi enzim dengan substrat pteridin menghasilkan bentuk tidak aktif "folat like", dan konsekuensi hilangnya pteridin.
PABA merupakan antagonis kompetitif sulfa yang paling kuat, juga merupakan anestesi lokal yang mengandung PABA misalnya prokain, menghambat kerja sulfa secara in vitro maupun in vivo. Efek antibakteri sulfonamida juga dihambat oleh adanya darah, nanah, dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin (5).
2. Tinjauan tentang trimetoprim2.1. SIfat fisika kimla (9)
Trimetoprim dikenal sebagai trimetoprimum, mempunyai struktur molekul sebagai berikut :
OCM.
Gambar 3 : Struktur molekul trimetoprimKeterangan (A) cincin pirimidin
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
9
Nama kimia :2.4-diamino-5-(3,4,5-trimetoksi benzil) pirimidina2.4-Pyrimidinamine,5-((3,4,5~trimethoxyphenyl) methyl)
C14H18N4°3 290,32serbuk putih, tidak berbau, sangat pahit.sangat sukar larut dalam air, larut dalam 300 bagian etanol(95%) P, dalam 55 bagian CHCI3 P dan dalam 80 bagian metanol P, praktis tidak larut dalam eter P.
Suhu lebur antara 1990-203°
Rumus molekul Berat molekul Pemerian
Kelarutan
2.2. Stabilitas (9)Trimetoprim dalam bentuk tablet sangat stabil
dalam botol coklat yang disimpan pada suhu kamar selama 58 bulan.
2.3. Mekanisme aksi trimetoprim (10)Trimetoprim sebagai antimikroba sintetis
digunakan untuk pengobatan saluran kemih yang tidak komplek, terutama yang disebabkan Escherechla. coll, P. mlrabllls, K. pneumoniae dan Enterobacter.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
10
Trimetoprim merupakan penghambat reduktase folat yang diperlukan untuk mengubah asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat dalam bakteri.
3. Tinjauan tentang kotrimoksazol (5)3.1. Mekanisme aksi
Pemblokan biosintesis koenzim pada lebih dari satu tempat pada lintasan biosintesa bakteri menghasilkan efek sinergisme antimikroba. Keuntungan tambahannya adalah mikroba tidak mampu mengembangkan resistensi secepat yang ditimbulkan oleh pemblok lintasan tunggal.
Spektrum antibakteri trimetoprim sama dengan sulfametoksazol, meskipun daya antibakterinya 2 0 - 1 0 0
kali lebih kuat dari pada sulfametoksazol.Mikroba yang peka terhadap kombinasi trimetoprim
sulfametoksazol ialah: Str. pneumoniae, C. diphteriae, N. meningitidis, S. aureus, S. epidermidis, Str. pyogenes, Str. viridans, Str faecalls, E. coli, Pr. mirabilis, Pr. morgani, Pr. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter, Salmonella, Shigella, Ps. paeudomallei, Serratia, Alcaliagenes, Klebseilla, Pasteurela hemolytica, Yersinia pseudotuberculosis dan Nocardla asteroides. Juga beberapa strain Stafilokokus yang resisten terhadap metisillin, trimetoprim dan sulfametoksazol sendiri, peka terhadap kombinasi itu. Sinergis maksimum terjadi jika bakteri peka pada dua
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
11
komponen.Aktivitas antibakteri kotrimoksazol berdasarkan
atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfametoksazol menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat penting untuk reaksi- reaksi pemindahan satu atom C, seperti pembentukan basa purin (adenin, guanin, dan timidin ) dan beberapa asam amino. Trimetoprim menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif.
Untuk mendapat efek sinergi diperlukan perbandingan kadar yang optimal sesuai KHM (kadar hambat minimal) dari masing-masing obat in vitro. Preparat kombinasi diformulasikan untuk mendapat kadar sulfametoksazol in vivo 2 0 kali lebih besar daripada trimetoprim. KHM sulfametoksazol adalah 3 mcg/ml, sedangkan trimetoprim 0,3 mcg/ml. Bila kotrimoksazol diuji dengan perbandingan 2 0 : 1 ditemukan kadar hambat sulfametoksazol 1 mcg/ml dan trimetoprim 0,05 mcg/ml dan kombinasi ini bereifat bakterisid untuk beberapa bakteri (5).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
12
4. Penentuan kadar senyawa aktif secara kimia pada sulfametoksazol (6)Macam-macam cara penetapan kadar sulfametoksazol;
4.1. Metode kolorimetriKolorimetri dilakukan dengan melakukan diazotasi
dan kopling dengan N-(1-naphtylethylenediamin dihidroklorida) (Bratton Marshal Reagen). Hasilnya berupa warna merah yang diukur pada panjang gelombang 540 nm.
4.2. Metode fluorometriMetode ini biasa digunakan pada penentuan kadar
sulfametoksazol dalam darah. Untuk pengamatan perlu direaksikan dengan pereaksi dansyl agar terbentuk dansyl sulfonamida dan diamati pada 485 nm.
4.3. Metode titrimetriTitrasi potensiometri dengan natrium nitrit.
Titik akhir titrasi ditunjukkan secara potensiometri menggunakan elektrode kalomel dan platina .
Sulfametoksazol dapat juga dititrasi dengan dimetilformamida dengan LiOCHg. Proton sulfonamida berfungsi mengganti ion litium .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
4. Metode spektrofotometriPelarut yang digunakan 0,1 N NaOH, dengan kadar
antara 0,26 ug/ml-26 ug/ml agar hukum Lambert Beer tetap terpenuhi. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum 256-257 nm.
Penentuan kadar senyawa aktif secara kimia pada trimetoprimMacam-macam cara penetapan kadar trimetoprim :1. Metode spektrofluorometri
Metode ini digunakan untuk analisa pada cairan biologis dan jaringan. Kalium permanganat ditambahkan agar terbentuk oksidasi yaitu asam trimetoksibenzoat.
2. Metode titrimetriTrimetoprim dapat dianalisa secara potensiometri
dengan menitrasi dalam 9:1 asetat anhidrat dan asam asetat glasial dengan asam perklorat dalam asetat glasial.
3. Metode polarografiTrimetoprim direduksi oleh elektron Hg dan puncak
yang terjadi dapat digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif. Ketinggian puncak polarogram sebanding dengan kadar.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
14
5.4. Metode spektrofotometriPengamatan dilakukan dalam larutan yang dibuat
dari 100 mg trimetoprim dalam 25 ml etanol USP dan ditambahkan 0,4 % NaOH hingga volume 100 ml. Sebagai pembanding adalah larutan 4% NaOH.
6 . Penentuan kadar senyawa aktif pada kotrimoksazol secara kimia (1 1 , 18)Metode spektrofotometri merupakan metode analisiB
kuantitatif yang penggunaannya sangat luas. Cara spektrofotometri yang dapat digunakan untuk penetapan kadar obat dalam campuran, dapat dilakukan dengan tehnik pelaksanaan sebagai berikut:
1 . cara serapan individual2 . cara persamaan simultan3. cara diferensial4. cara grafik5. cara turunan pertama6 . cara perbandingan serapan7. cara panjang gelombang ganda8 . cara tiga panjang gelombangMetode terpilih pada penelitian ini adalah metode
spektrofotometri dengan cara simultan. Dasar cara ini ialah hukum Lambert-Beer, dimana serapan suatu campuran merupakan jumlah total masing-masing komponen penyusunnya (ditandai dengan i)
ci • bi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
15
Dengan cara mengetahui harga absorptivitas (a^) dari masing-masing komponen campuran, maka dengan menggunakan rumus di atas dapat ditentukan kadar dari masing-masing komponen tersebut.
Suatu misal campuran terdiri dari zat x da.n y dengan absorptivitas ax dan ay pada panjang gelombang A , a'x dan a'y pada A* , (seperti pada gambar 4) dengan medium setebal b, dan mempunyai harga serapan pada panjang gelombang A (A) dan pada panjang gelombang \ (A'). Sedangkan kadar x dan y yang belum diketahui dinyatakan sebagai cx dan cy' maka sesuai dengan hukum Lambert-Beer dihasilkan persamaan sebagai berikut:
A = ax . cx . b + ay . cy . b A' = a'x . cx . b + a'y . cy . b
Dengan menggabungkan kedua persamaan ini pada harga b = 1 , maka akan didapatkan harga :
A .a'y - A' . aycx = --------------------
ax. a'y - a ' x . a yA' . ax - A . a'x
cy = --------------------ax . a'y - a'x . ay
cx = kadar zat x dalam campuran cy = kadar zat y dalam campuranA' = serapan campuran zat x dan zat y pada panjang
gelombang maksimum zat x A = serapan campuran zat x dan y pada panjang
gelombang maksimum y
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
16
gelombang maksimum y ax = absorbtivitas zat x
maksimum x ay = absorbtivitas zat y
maksimum y a'x= absorbtivitas zat x
maksimum y a'y= absorbtivitas zat y
maksimum x
pada panjang gelombang
pada panjang gelombang
pada panjang gelombang
pada panjang gelombang
Pan
Gambar 4 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari zat x ( ---- ) dan zat y ( --- )
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
17
7. Uji aktivitas secara mikrobiologisUji aktivitas antimikroba ini dilakukan berdasarkan
kemampuan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup. Keberhasilan uji aktivitas antimikroba tidak hanya ditentukan oleh macam antimikroba tetapi spesifikasi kuman Juga sangat menentukan. Bakteri yang resisten terhadap antimikroba akan menimbulkan kesalahan hasil penentuan aktivitas antibiotik (13).
Berbagai metode penentuan aktivitas mikrobiologis adalah sebagai berikut :7.1. Metode dilusi
Prinsip metode dilusi adalah suatu seri pengenceran larutan antimikroba dalam media pertumbuhan yang dimulai dari konsentrasi tinggi sampai rendah. Bakteri dalam jumlah tertentu ditanam dalam media. Setelah inkubasi akan tampak hambatan pertumbuhan.
Metode dilusi dapat menentukan konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bakterisidal minimum (14).
Berdasarkan media yang digunakan metode dilusi dapat dibedakan menjadi :
- metode dilusi cairSuatu seri tabung berisi media cair masing- masing mengandung antibiotlka dengan konsentrasi berbeda-beda. Isolat bakteri diinokulasi ke dalam setiap tabung dan dikontrol dengan tepat. Setelah inkubasi, hambatan pertumbuhan dapat ditentukan dengan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
18
melihat kekeruhan masing-masing tabung. Konsetrasi hambat minimal secara makroskopis adalah konsentrasi dengan pengenceran tertinggi yang tetap jernih.
- metode dilusi padatSuatu seri lempeng berisi agar, masing-masing mengandung antimikroba dengan konsentrasi berbeda. Isolat kuman kemudian ditanam di lempeng agar. Setelah inkubasi akan didapat kadar hambat minimal (14).
7.2. Metode difusiMetode difusi berdasarkan difusi antimikroba dari
pencadang ke dalam media yang telah ditanam bakteri uji. Setelah inkubasi akan nampak daerah jernih di sekeliling pencadang dan daerah keruh mengelilingi daerah jernih itu. Daerah jernih menunjukkan daerah dimana terjadi hambatan pertumbuhan bakteri. Diameter daerah Jernih di sekeliling pencadang dikenal dengan sebutan diameter daerah hambatan akan sebanding dengan konsentrasi antimikroba dalam pencadang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diameter daerah hambatan adalah (15):
- komposisi dan kandungan media- ketebalan media dalam lempeng- temperatur dan waktu inkubasi- ukuran inokulum- laju difusi antimikroba melawan laju
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
19
pertumbuhan bakteri.Berdasarkan pencadang yang digunakan metode
difusi dapat dibedakan menjadi :- metode. difusi cakramMetode difusi cakram menggunakan kertas sebagai pencadang. Kertas dijenuhkan dengan larutan antimikroba dan diletakkan pada permukaan agar. Karena variabilitas produk kertas maka kandungan antimikroba tidak dapat diprediksi secara tepat.
- metode difusi silinderSilinder logam atau gelas dapat dipakai sebagai pencadang yang berisi larutan antimikroba dengan kadar tertentu. Dengan metode silinder logam atau gelas, jumlah larutan antimikroba dalam pencadang selama waktu inkubasi dapat diketahui secara pasti. metode difusi cetak lubangPencadang dalam metode difusi cetak lubang adalah lubang dengan diameter 4-6 mm. Lubang yang terbentuk diisi dengan larutan antimikroba dengan kadar tertentu.
Sebagai metode terpilih untuk menentukan aktivitas mikrobiologis trimetoprim, sulfametoksazol dan kotrimoksazol adalah metode difusi silinder logam. Keuntungan 'metode difusi silinder logam adalah penggunaan relatif lebih luas dibanding metode dilusi, cukup teliti dan reliabilitas tinggi untuk tehnik in
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
20
vitro.Penentuan aktivitas antimikroba trimetoprim,
sulfametoksazol dan kotrimoksazol dilakukan pada bakteri uji Escherichia coli (16, 17).
Macam-macam media untuk penanaman Escherichia 2coli : agar Mueller Hinton, agar Mac Conkey, agar Deoxycholat, agar nutrient, agar Tripton Soya. Media yang umum digunakan untuk uji aktivitas antibiotika adalah agar Mueller Hinton (7).
8. Tinjauan tentang Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli termasuk dalam familia Enterobacteriaceae yang merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Meskipun diduga non patogen, dari beberapa penelitian diduga Escherichia coli bertanggung jawab terhadap terjadinya beberapa kasus diare berat sampai ringan dan infeksi saluran kemih (2 0 ).
Pada penggolongan dengan pewarnaan, bakteri Escherichia coli termasuk gram negatif.
8.1. Morfologi (20,21)Escherichia coll berbentuk batang dengan lebar
0,4-0,7 um dan panjang 1-4 um, dapat membentuk rantai, tidak membentuk spora , tetapi hanya sebagian kecil yang membentuk kapsul. Bakteri ini termasuk gram negatif yang bersifat aerob.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
21
8.2. Biakan (20)Bakteri ini dapat tumbuh dengan cepat selama 24
jam dan pada suhu 20°-40 °C. Escherichia coll dapat tumbuh pada garam-garam organik, garam-garam amonium dan glukosa. Pada media agar plate, selama 12 - 24 jam sudah memperlihatkan permukaan 'koloni dengan diameter 2-3 mm, berbentuk bulat konveks halus dengan tepi yang nyata. Bakteri ini mati pada suhu 60°C dengan pemanasan selama 30 menit, namun ada beberapa galur yang memerlukan suhu yang lebih tinggi.
8.3. Sifat pertumbuhan (14, 20)Escherichia coll memecah banyak karbohidrat,
dengan membentuk asam dan gas. Asam yang terutama adalah asam laktat dan sedikit asam formiat, asam asetat dan etanol. Menghasilkan indol, tidak menggunakan sitrat, tumbuh pada KCN, memecah urea dan mencairkan gelatin.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB III METODE PENELITIAN
1. Bahan-bahan- Trimetoprim (Bernofarm)- Sulfametoksazol (Bernofarm)- Bakteri Escherichia coll ATCC No. 10536
(Balai POM)- Mueller Hinton Agar (Oxoid)- Natrium hidroksida p.a (E. Merck)- Kalium dihidrogen phospat p.a (E. Merck)- Larutan NaCl isotonis steril (Otsuka)
2. Alat-alat- Spektrofotometer “Hitachi Dual wavelenght Double beam type 557"
- Otoklaf "All American"- Perangkat alat uji aktifitas mikrobiologis- Laminar air flow "Kottermann 8580"- Mikropipet- Inkubator "Memmert 8540"- Jangka sorong- Melting point apparatus "Fisher"- pH meter "Fisher Accument 230 A"- Spectrofotometer spectronic 20 "Bausch and Lomb".
22
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
23
3. Cara pelaksanaan3.1. Pemeriksaan kualltatif terhadap sulfametoksazol3.1.1. Pemeriksaan titik lebur
Bahan berbentuk serbuk sekitar 1 mg dimasukkan ke dalam pipa kapiler gelas dengan diameter kurang lebih 1 mm, tinggi 8 cm dan tertutup ujung lainnya. Sampel diusahakan mencapai ujung pipa. Pipa kapiler dipasang pada tempatnya. Penangas dipanaskan perlahan-lahan. Pada temperatur sekitar 15° C di bawah titik lebur, nyala api diatur sehingga laju kenaikan temperatur 21° C permenit. Titik lebur sulfametoksazol sekitar 170°-173° C (6 ).
3.1.2. Reaksi warna (9)a. Reaksi amina aromatik
Larutkan 100 mg dalam 2 ml HC1 encer P, jika perlu dipanaskan , dinginkan dalam es, tambahkan 4 ml larutan natrium nitrit P, 1% b/v tuangkan pada 2 ml larutan naftol p yang mengandung 1 g natrium asetat P, terbentuk endapan kuning jingga tua hingga merah tua tergantung zat uji.
b. Larutkan 5 mg dalam 0,5 ml natrium hidroksida 2 N , tambahkan 5 ml air. Tambahkan 1 g fenol P didihkan, dinginkan, tambahkan 1 ml larutan natrium hipoklorit encer P; segera terjadi warna kuning emas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
24
3.2. Pemeriksaan kualitatif terhadap trimetoprim3.2.1. Pemeriksaan titik lebur
Titik lebur trimetoprim 199°-203® C.
3.2.2. Pemeriksaaan warna (8)a. Pada 1 mg tambahkan 0,1 ml larutan tembaga (II)
sulfat P, terjadi warna biru tua. Tambahkan 5 ml larutan natrium hidroksida encer P dididihkan hingga sisa 1/3 volume semula, warna biru tetap.
b. Pada 1 mg tambahkan 0,3 ml larutan kobalt (II) klorida P ter^adi warna merah karmin.
3.3. Penetapan kadar sulfametoksazol, trimetoprim dan kotrimoksazol (11)
3.3.1. Pembuatan dapar fosfat pH 7 (7)KH2PO4 sebanyak 27,22 g dilarutkan dalam 1000 ml air, diambil 500 ml ditambah 291 ml 0,2 M NaOH untuk memperoleh pH 7.
3.3.2. Penyediaan larutan percobaan3.3.2.1. Penyediaan larutan baku sulfametoksazol
Ditimbang teliti 50 mg sulfametoksazol dilarutkan dengan pelarut dapar fosfat pH 7 dalam labu ukur 100 ml hingga garis tanda. 1 ml diambil dengan pipet volume, masukkan dalam labu ukur 50 ml tambahkan larutan dapar fosfat hingga garis tanda,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
25
sehingga didapatkan larutan dengan kadar 10 bpj.
3.3.2.2. Penyediaan larutan baku trimetoprimDitimbang teliti 50 mg trimetoprim dilarutkan dengan pelarut dapar fosfat pH 7 dalam labu ukur 100 ml hingga garis tanda. Dipipet 1 ml dimasukkan labu ukur 50 ml, kemudian ditambahkan larutan dapar fosfat pH 7 hingga garis tanda, sehingga didapatkan larutan yang kadarnya 10 bpj.
3.3.3. Penyediaan larutan campuran sulfametoksazol dan trimetoprimDibuat campuran sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1. Ditimbang 50 mg dan dilarutkan dalam larutan dapar fosfat pH 7 di dalam labu ukur 100 ml hingga garis tanda. Dipipet 1 ml dimasukan labu ukur 50 ml , diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 7 hingga garis tanda, sehingga didapatkan larutan yang kadarnya 10 bpj.
3.4. Penetapan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim dalam campuran dengan cara simultan
3.4.1. Pembuatan kurva serapan terhadap panjang gelombangDibuat kurva serapan sulfametoksazol dengan kadar 10 bpj dan trimetoprim 10 bpj. Dari pengamatan kurva serapan panjang gelombang 200 nm-400 nm dapat ditentukan panjang gelombang maksimum
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
26
sulfametoksazol dan trimetoprim.
3.4.2. Penetapan absorptivitas sulfametoksazol dan trimetoprim
3.4.2.1. Penetapan absorptivitas sulfametoksazolDibuat larutan sulfametoksazol dengan kadar 2 bpj, 4 bpj, 6 bpj, 8 bpj dan 10 bpj dari larutan baku induk sulfametoksazol . Larutan tersebut masing masing diamati serapannya pada gelombang maksimum sulfametoksazol dan panjang gelombang maksimum trimetoprim . Dari data sulfametoksazol yang diperoleh dicari harga absorptivitas tiap-tiap kadar, kemudian dihitung harga absorptivitas rata- ratanya pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol dan trimetoprim.
3.4.2.2. Penetapan absorptivitas trimetoprimDibuat larutan trimetoprim dengan kadar 0,4 bpj, 0 , 8 bpj, 1 , 2 bpj, 1 , 6 bpj dan 2 bpj dari larutan baku induk trimetoprim. Larutan tersebut masing- masing diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol dan panjang gelombang maksimum trimetoprim . Dari data serapan yang diperoleh dicari harga absorptivitas tiap-tiap kadar, kemudian dihitung harga absorptivitas rata- ratanya pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol dan panjang gelombang maksimum
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
27
trimetoprim.
3.4.3. Penetapan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim dalam campuranDitimbang teliti campuran sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1 sebanyak 50 mg, dilarutkan dalam 100 ml larutan dapar fosfat pH 7 dalam labu ukur hingga garis tanda. Dari larutan tersebut dipipet 1 ml dimasukkan dalam labu ukur 50 ml dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7 hingga garis tanda, sehingga didapatkan larutan yang kadarnya 10 bpj. Diamati serapannya pada panJang gelombang maksimum sulfametoksazol dan panjang gelomang maksimum trimetoprim dengan larutan dapar fosfat pH 7 sebagai blangko. Percobaan dilakukan 4 kali replikasi.Kadar sulfametoksazol dalam campuran dapat dihitung dengan menggunakan cara simultan sebagai berikut:
A Cs.aBt - ACt.aBsCs = ------------------
a As.aBt - aAt.aBs
sedangkan kadar trimetoprim dalam campuran dapat dihitung dengan menggunakan cara simultan sebagai berikut:
ACt.aAs - ACs.aAtQt = ---------------------
aAs.aBt - aAt.aBs
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
28
Keterangan :Cs = kadar sulfametoksazol dalam campuran Ct = kadar trimetoprim dalam campuran ACs= serapan campuran sulfametoksazol dan
trimetoprim pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol
ACt= serapan campuran sulfametoksazol dan trimetoprim pada panjang gelombang maksimum trimetoprim
aAs= absorptivitas sulfametoksazol pada panjang gelombang maksimum sulfmetoksazol
aAt= absorptivitas sulfametoksazol pada panjang gelombang maksimum trimetoprim
aBs= absorptivitas trimetoprim pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol
aBt= absorptivitas trimetoprim pada panjang gelombang maksimum trimetoprim
3.5. Pemsriksaan Escherichia coli3.5.1. Pewarnaan bakteri (21)
Suspensi bakteri dalam air suling steril pada gelas obyek dikeringkan di udara dan difiksir dengan cara melewatkan gelas obyek di atas lampu spiritus beberapa kali. Kristal violet dituang pada gelas obyek dan dibiarkan selama 1 menit. Sisa kristal violet dibuang dan diganti larutan lugol, biarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air suling. Warna
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
29
yang terbentuk dihilangkan dengan alkohol 95 % selam 10-20 detik, segera dibilas dengan air suling. Lalu safranin dituangkan selama 10-30 detik. Sisa safranin dibuang dan dibilas dengan air suling. Bakteri gram negatif akan berwarna merah.
3.5.2. Pembiakan pada Triple Sugar Iron (TSI) AgarAmbil koloni bakteri dengan sengkelit lurus steril, kemudian ditanam pada media Triple Sugar Iron Agar yang berwarna kuning kecoklatan dengan cara memasukkannya kira-kira 0,5 cm dari dasar tabung, lalu menggoreBkannya pada bagian "slant". Kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 Jam. Terlihat adanya pembentukan asam pada permukaan miring media dan pada dasar media, tapi tidak membentuk gas H2 S.
3.5.3. Tes Indol (21)Beberapa koloni dari biakan diambil dengan sengkelit lurus steril dan ditanam pada kaldu yang mengandung triptofan. Inkubasi dilakukan pada suhu 37*C selama 24 Jam. Pembacaan hasil dilakukan dengan penambahan pereaksi Kovack 2-3 tetes melalui dinding tabung. Pada permukaan biakan akan terbentuk cincin merah.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
30
3.6. Penentuan diameter daerah hambatan larutan u3i sulfametoksazol, larutan uji trimetoprim dan larutan uji kotrimokeazol
3.6.1. Pembuatan media Mueller Hinton agar (21)Media Mueller Hinton agar ditimbang 35 gram dilarutkan dalam 1 liter air suling mendidih. Media disterilkan dengan otoklaf pada suhu 115°C selama 15 menit.
3.6.2. Pembuatan inokulum bakteri Escherichia collBiakan Escherichia coll ditanam pada media Mueller Hinton agar secara merata. Kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 Jam. Dari persediaan bakteri pindahkan sejumlah tertentu biakan ke dalam tabung reaksi kemudian disuspensikan dalam larutan NaCl isotonis steril. Suspensi bakteri diukur pada spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm sedemikian rupa sehingga diperoleh transmisi 25 %. Sebagai blangko adalah larutan NaCl isotonis steril.
3.6.3. Penentuan aktifitas antibakteri(21)Ke dalam cawan petri dengan diameter 9 cm dimasukkan secara aseptis inokulum bakteri (dilakukan orientasi sehingga didapat sejumlah inokulum bakteri yang dapat memberikan diameter daerah hambatan yang Jelas terlihat). Media Mueller Hinton agar steril sebanyak 18 ml pada suhu 45°-50® C dituang ke dalam cawan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
31
petri yang berisi inokulum bakteri. Campuran media agar dan inokulum bakteri dibuat homogen dengan menggerakkan cawan petri beberapa kali secara teratur dan selanjutnya dibiarkan menjadi padat. Larutan uji diteteskan ke dalam silinder logam sebanyak 150 ul. Kemudian didiamkan pada suhu kamar, selama 2 Jam. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37°C selama 2 kali 24 Jam. Diameter daerah hambatan diukur dengan menggunakan Jangka sorong pada daerah yang Jernih.
3.6.4. ReplikasiPada tiap larutan uji dilakukan 4 kali pada tiap kadar.
3.7. Analisa data (24)Dari data hasil pengamatan percobaan didapatkan :- variabel x : kadar rata-rata larutan uji yang dinyatakan dalam berat perjuta (bpj)*
- variabel y : diameter daerah hambatan rata-rata larutan uji yang dinyatakan dalam milimeter.
Untuk mengetahui ada tidaknya korelasilinier antara variabel x dan variabel y, dilakukanperhitungan koefisien dengan rumus sebagai berikut:
n.Zxy - (2x).(2 y)r = --------------------------------------------------------------------------------
V [n .Z x2 - (2x )2 ] . [n .Zy2 - ( 2 y ) 2 ]
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
32
r= koefisien korelasi n= jumlah sampel
Jika harga r hitung > r tabel maka dapat diambil kesimpulan terdapat korelasi linier antara variabel x dan y, maka untuk selanjutnya dapat dibuat persamaan garis dengan menggunakan persamaan garis regresi :
y = bx + a
n. 2xy - (2x). (Sy) n. 2x2 - (Zx)2
a = y - b x
Untuk mengevaluasi persamaan garis regresi, digunakan uji F pada a = 0,05 dengan,Ho : tidak ada korelasi linier antara x dan y Ha : ada korelasi linier antara x dan y
Sumbervarias
derajat bebas
SS MS F hitung
Regresi 1 2(yc-y)2 2(yc-y)2 Uyc-y)2linier S(y-yc)2/n-2residual n~2 £(y-yc)2 £(y-yc)2/n-2total n-1 2(y-y)2
keterangan :yc : nilai y yang didapat dari persamaan garis regresi y : nilai y rata-rata n : jumlah sampel
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Apabila harga F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak atau persamaan garis regresi yang didapat cukup representatif untuk menggambarkan korelasi linier antara variabel x dan y.Untuk mendapat perkiraan kesalahan standar harga variabel y terhadap variabel x (sy.x), maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Identlflkasi sulfametoksazolHas11 identifikasi dan data pustaka
sulfametoksazol teroantum dalam tabel 1 .
Tabel 1Hasil identifikasi dan data pustaka sulfametoksazol
No. U J I Pustaka (6, 7, 8 )
HasilPengamatan
1. Organoleptis :a. rasab. bentukc. baud. warna
pahit serbuk tak berbau putih
pahit serbuk tak berbau putih
2 . Kelarutan : dalam air dalam etanol 95 %
sukar larut 1 : 50
sukar larut 1 : 50
3. Identifikasi :- dengan larutan NaNOo,
1%, larutan naftol P, larutan Naacetat
- larutan NaOH 2 N, fenol, larutan Nahipo- klorit
kuning Jingga
kuning emas
kuning Jingga
kuning emas4. Titik lebur 170°-173<,C 170°-173° C
4.2. Identifikasi trimetoprimHasil identifikasi dan data pustaka trimetoprim
teroantum dalam tabel 2 .
34
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Tabel 2Hasil identifikasi dan data pustaka trlmetoprlm
35
No. U J I Pustaka(6 , 7, 9)
HasilPengamatan
1. Organoleptis :a. rasab. bentukc. baud. warna
pahit serbuk tak berbau putih
pahit serbuk tak berbau putih
2 . Kelarutan : dalam air dalam etanol 95%
sukar larut 1 : 300
sukar larut 1 : 300
3. Identifikaai :- larutan CUSO4 larutan NaOH encer
- larutan C0CI2biru tua warna tetap merah karmin
biru tua warna tetap merah karmin
4. Titik lebur 199*-203*C 199°-203SC
4.3. Hasil penetapan kadar sulfametoksazol, trlmetoprlm dan ko trImoksazo1 dengan metode spektrofotometri cara slum It an
4.3.1. Pembuatan kurva serapan terhadap panjang gelombangHasil pembuatan kurva serapan sulfametoksazol dan trimetoprim terhadap panjang gelombang dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
36
Gambar 5 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan sulfametoksazol 10 bpj dan larutan trimetoprim 12 bpj dalam pelarut dapar fosfat pH
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
37
4.3.2. Penentuan panjang gelombang maksimumHubungan antara panjang gelombang dengan serapan larutan baku sulfametoksazol dapat dilihat pada tabel 3 dan larutan baku trimetoprim pada tabel 4.
Tabel 3Nilai serapan larutan sulfametoksazbl pada kadar 4,376 bpj
dan 8,28 bpj dalam larutan dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang 240-260 nm
No.PanJang Gelombang(nm)
Nilai serapan pada kadar4,37 bpj 8,28 bpj
1. 240 0,200 0,3802 . 250 0,260 0,4903. 251 0,264 0,4964. 252 0,270 0,5005. 253 0,276 0,5116 . 254 0,280 0,5207. 255 0,288 0,5448 . 256 0,290 0,5489. 257 0,289 0,547
10. 258 0,286 0,54611. 259 0,284 0,54412. 260 0,280 0,540
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Tabel 4Nilai serapan larutan trimetoprim pada kadar 6,84 bpj
dan 31,71 bpj dalam larutan dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang 260-280 nm
No.PanjangGelombang(nm)
Nilai serapan pada kadar6,84 bpj 31,71 bpj
1. 260 0,125 ' 0,5482 . 270 0,155 0,7003. 271 0,160 0,7124. 272 0,161 0,7215. 273 0,161 0,7326. 274 0,162 0,7477. 275 0,163 0,7608 . 276 0,165 0,7659. 277 0,164 0,758
10. 278 0,164 0,75111. 279 0,162 0,74612. 280 0,160 0,740
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
39
Gambar 6 Kurva nilai serapan terhadap kadar larutan sulfametoksazol 4,37 bpj dan 8,23 bpj dalamdapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang 20Cj - 400 nm.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Gambar 7
40
: Kurva . nilai serapan terhadap kadar larutan . trimetoprim 6,84 bpj dan 31,71 bpj dalam dapar foefat pH 7 pada panjang gelombang 200-400 nnu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
41
Dari kurva dan tabel serapan tersebut diperoleh data panjang gelombang maksimum sulfametoksazol 256 nm ^ A) sedangkan panjang gelombang maksimum trimetoprim adalah 276 nm (A B).
4.3.3. Penentuan nilai absorbtivitadHasil perhitungan nilai absorbtivitassulfametoksazol pada berbagai kadar pada panjang gelombang 256 nm dan 276 nm seperti teroantum dalam tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5Nilai absorbtivitas sulfametoksazol
dalam pelarut dapar fosfat pH 7
No. Kadar(bpj )
serapan (A) pada absorbtivitas
256 nm 276 nm aAs aAt
1 . 2,08 0,138 0,061 66,39 29,402 . 4,16 0,275 0,123 66,15 29,593. 6,24 0,415 0,184 66,55 29,514. 8,13 0,552 0,245 67,86 30,125. 10,39 0,690 0,307 66,39 29,54
x=66,67 x-29,63± 0,682 ± 0,282
Hasil perhitungan nilai absorbtivitas trimetoprim pada berbagai kadar pada panjang gelombang 256 nm dan 276 nm seperti teroantum pada tabel 6 di bawahini :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
43
Gambar 8 : Kurva serapan larutan baku sulfametokzatol dalam dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang maksimum 256 nm.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
42Nllal absorbtivitas trimetoprim dalam pelarut dapar fosfat pH 7
Tabel 6
No. Kadar(bpj)
serapan (A) pada absorbtivitas
256 nm 276 nm aAs aAt
1 . 0,44*
0 , 0 1 1 0,009 24,90 20,382 . 0,80 0 , 0 2 1 0,019 23,78 21,513. 1,33 0,032 0,028 24,16 21,144. 1,77 0,042 0,037 23,78 20,955. 2 , 2 1 0,053 0,046 24,00 20,82
x=24,13 x=20,96± 0,467 ± 0,416
4.3.4. Pembuatan kurva bakuHasil pengamatan nilai serapan sulfametoksazol dalam larutan dapar fosfat pH 7 pada berbagai kadar dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7Nilai serapan berbagai kadar larutan baku sulfametoksazol
dalam dapar fosfat pH 7 pada panjong gelombang irmkotmum 256 nm
No. Kadar(bPJ)
Nilaiserapan
1 . 2,08 0,1382 . 4,16 0,2903. 6,24 • 0,4054. 8,13 0,5505. 10,39 0,670
i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
44
Dari data tersebut dapat dihitung koefisien korelasi antara x dan y dengan menggunakan rumus regresi. Dari hasil perhitungan pada lampiran A diperoleh harga r = 0.9971, pada a = 0,05 dan DB = 3. Harga r tabel pada a = 0,05 dan DB = 3 adalah 0,8783, maka r hitung > r tabel.Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ada korelasi linier antara kadar sulfametoksazol dengan nilai serapan pada spektrofotometer. Persamaan kurva baku adalah : y = 0,0642 x 0,0130. Hasil pengamatan nilai serapan trimetoprim dalam larutan dapar fosfat pH 7 pada berbagai kadar dapat dilihat pada tabel 8 .
Tabel 8Nilai serapan larutan baku trimetoprim dalam
dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang maksimum 276 nm
No. Kadar (bpj )
Nilaiserapan
1 . 0,43 0 , 0 1 02 . 0 , 8 6 0 , 0 2 13. 1,29 0,0314. 1,72 0,0415. 2,16 0,052
Dari data tersebut dapat dihitung koefisien korelasi antara x dan y dengan menggunakan rumus regresi. Dari hasil perhitungan diperoleh harga r = 0.9872, pada a =0,05 dan DB = 3. Harga r tabel pada a =
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
ADSORSANSX
45
0,05 dan DB = 3 adalah 0,8783, maka r hitung > r tabel.Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ada korelasi linier antara kadar trimetoprim dengan nilai serapan pada spektrofotometer. Persamaan 'kurva baku adalah : y =0,0249 x - 0,0012.
Gambar 9 : Kurva serapan larutan baku trimetoprim dalam dapar fosfat pH 7 pada panjang gelombang makjsi- mum 276 nm.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
46
4.3.5. Penentuan kadar larutan ujlHasil penentuan kadar sulfametoksazol pada larutan dapar fosfat pH 7 pada kadar 2 bpj, 4 bpj, 6
bpj, 8 bpj dan 10 bpj, teroantum pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 9 aHasil penentuan kadar larutan ujl sulfametoksazol sampel 1
dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) hitungan 2 bpj ± SD(bpj)
1. 2,03 0,135 1,985 1,956 97,802 . 2,02 0,134 1,970 1,950 97,503. 2,04 0,136 2,000 1,961 98,054. 2,05 0,137 2,016 1,967 98,35
x=97,95±0,132
Tabel 9 bHasil penentuan kadar larutan uji sulfametoksazol sampel 2
dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) hitungan 4 bpj ± SD(bpj)
1. 4,06 0,270 4,043 3,983 99,582 . 4,05 0,269 4,028 3,980 99,503. 4,09 0,271 4,058 3,971 99,284. 4,11 0,273 4,089 3,978 99,45
x=99,45±0,015
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
47Tabel 9 c
Hasil penentuan kadar larutan uji sulfametoksazol sampel 3dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) il itungan 6 bpj ± SD(bpj)
1. 6,09 0,404 6,142 6,051 100,902. 6,07 0,403 6,070 5,876 99,973. 6,13 0,407 6,131 5,999 99,984. 6,18 0,410 6,177 6,009 100,20
x=100,3010,438
Tabel 9 dHasil penentuan kadar larutan uji sulfametoksazol sampel 4
dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per- per Kadar
(bpj) hitungan 8 bpj ± SD(bpj)
1. 8,13 0,542 8,189 8,058 100,702 . 8,10 0,538 8,128 8,032 100,403. 8,18 0,543 8,205 8,028 100,354. 8,22 0,546 8,250 8,025 100,31
x=100,45±0,030
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
48Tabel 9 e
Hasil penentuan kadar larutan uji sulfametoksazolsampel 5 dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) hitungan 10 bpj ± SD(bpj)
1. 10,16 0,670 10,140 9,980 99,802 . 10,12 0,672 10,171 10,050 100,503. 10,22 0,679 10,278 10,060 100,604. 10,28 0,683 10,339 10,060 100,60
x=100,42±0,386
Hasil penentuan kadar trimetoprim pada larutan dapar fosfat pH 7 pada kadar 0,4 bpj, 0,8 bpj, 1,2 bpj, 1 , 6 bpj dan 2 , 0 bpj, teroantum pada tabel 10
berikut ini :
Tabel 10 aHasil penentuan kadar larutan uj1 trimetoprim sampel 1
dalam larutan dapar fosfat pH 7
No.Kadardibuat(bpj)
Nilaiserapan
Kadar hasil perhitungan(bpj)
Kadarper
0,4 bpjPersen Kadar ± SD
1. 0,42 0,010 0,425 0,402 99,802 . 0,42 0,010 0,425 0,401 99,853. 0,43 0,010 0,425 0,400 99,934. 0,47 0,011 0,467 0,400 99,95
x=99,88±0,070
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Tabel 10 bHasil penentuan kadar larutan uji trimetoprim sampel 2
dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) il itungan 0,8 bpj ± SD(bpj)
1. 0,85 0,020 0,842 0,794 100,792. 0,85 0,020 0,842 0,793 100,843. 0,85 0,020 0,842 0,793 100,914. 0,93 0,022 0,925 0,793 100,87
x=100,90±0,0506
Tabel 10 cHasil penentuan kadar larutan uji trimetoprim sampel 3
dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per- per Kadar
(bpj) hitungan 1,2 bpj ± SD(bpj)
1. 1,27 0,031 1,258 1,187 101,142 . 1,27 0,031 1,258 1,186 101,653. 1,27 0,031 1,250 1,185 101,264. 1,34 0,033 1,383 1,186 101,17
x= 101,30±0,2350
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
50Tabel 10 d
Hasil penentuan kadar larutan uji trimetoprim sampel 4dalam larutan dapar fosfat pH 7
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) hitungan 1,6 bpj ± SD(bpj)
1. 2,12 0,051 2,133 2,012 99,422 . 2,12 0,051 2,133 2,011 99,473. 2,12 0,051 2,133 2,009 99,554. 2,33 0,056 2,342 2,008 99,60
x=99,5110,007
Tabel 10 eHasil penentuan kadar larutan uji trimetoprim sampel 5
dalam larutan dapar fosfat pH
Kadar Nilai Kadar ha Kadar PersenNo. dibuat serapan sil per per Kadar
(bpj) hitungan 2 bpj ± SD(bpj)
1. 1,70 0,040 1,675 1,579 101,332 . 1,70 0,040 1,675 1,579 101,363. 1,70 0,040 1,675 1,577 101,434. 1,87 0,044 1,842 1,579 101,36
x=101,37±0,002
Hasil penentuan kadar kotrimoksazol pada larutan dalam fosfat pH 7 pada kadar 2 bpj, 4bpJ, 6 bpj, 8
bpj dan 10 bpj tercantum pada tabel 11 berikut ini :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
51
Tabel 11aHasil penentuan kadar larutan uji kotrimoksazol sampel 1 dalam
larutan dapar fosfat pH 7
No. Kadar Nilai Kadar ha Persen Kadar Kadar ha PersenSMT serapan sil perhi- Kadar TMP sil perhi- Kadardibuat tungan ± SD dibuat tungan ± SD
256 nm 276 nm '
1. 1,71 0,120 0,057 1,67 97,66 0,34 0,36 100,602 . 1,70 0,119 0,057 1,64 96,47 0,34 0,40 117,703. 1,69 0,119 0,057 1,64 96,04 0,34 0,40 117,704. 1,68 0,118 0,056 1,64 97,62 0,34 0,35 102,90
x =1,65 x=96,95 x = 0,38 x=109,73± 0,015 ± 0,819 ± 0,026 ± 9,256
Tabel libHasil penentuan kadar larutan uji kotrimoksazol sampel 2 dalamlarutan dapar fosfat pH 7
No. Kadar Nilai Kadar ha Persen Kadar Kadar ha PersenSMT serapan sil perhi- Kadar TMP sil perhi- Kadardibuat tungan ± SD dibuat tungan ± SD
256 nm 276 nm
1. 3,42 0,240 0,113 3,38 98,83 0,68 0,62 91,182 . 3,40 0,239 0,113 3,35 98,53 0,68 0,66 97,063. 3,38 0,237 0,112 3,32 98,22 0,68 0,65 95,594. 3,36 0,237 0,112 3,32 98,88 0,67 0,65 97,02
x =3,34 x=98,65 x = 0,65 X- 95,21± 0,029 ± 0,347 ± 0,015 ± 2,774
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
52Tabel 11c
Hasil penentuan kadar larutan uji kotrimoksazol sampel 3 dalamlarutan dapar fosfat pH 7
No. KadarSMTdibuat
Nilaiserapan
Kadar hasil perhitungan
Persen Kadar ± SD
KadarTMPdibuat
Kadar hasil perhitungan
Persen Kadar ± SD
256 run 276 nm
1. 5,13 0,360 0,171 5,01 97,66 1,03 1,08 104,902 . 5,10 0,358 0,170 4,99 97,84 1,02 1,06 103,903. 5,07 0,356 0,169 4,96 97,83 1,01 1,05 104,004. 5,04 0,354 0,169 4,96 97,22 1,01 1,14 112,90
x =4,97 x=97,64 x = 1,06 x=106,43± 0,048 ± 0,290 ± 0,015 ± 4,340
Tabel lidHasil penentuan kadar larutan udi kotrimoksazol sampel 4 dalamlarutan dapar fosfat pH 7
No. KadarSMTdibuat
Nilaiserapan
Kadar hasil perhitungan
Persen Kadar ± SD
KadarTMPdibuat
Kadar hasil perhitungan
PersenKadar± SD
256 nm 276 nm
1. 6,84 0,479 0,228 6,65 97,22 1,37 1,48 108,002 . 6,80 0,477 0,226 6,62 97,35 1,37 1,38 100,703. 6,76 0,475 0,226 6.60 97,63 1,35 1,46 108,204. 6,72 0,472 0,225 6,51 96,88 1,34 1,49 111,20
x =6,59 x=97,27 x = 1,45 x=107,03± 0,065 ± 0,311 ± 0,055 ± 4,463
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
53Tabel lie
Hasil penentuan kadar larutan uji kotrimoksazol sampel 5 dalamlarutan dapar fosfat pH 7
No. KadarSMTdibuat
Nilaiserapan
Kadar hasil perhi- tungan
Persen Kadar ± SD
KadarTMPdibuat
Kadar hasil perhi- tungan
Persen Kadar ± SD
256 nm 276 nm
1. 8,55 0,600 0,285 8,35 97,66 1,71 1,79 104,702 . 8,50 0,597 0,283 8,33 98,00 1,70 1,73 101,803. 8,45 0,593 0,281 8,28 97,99 1,69 1,71 101,204. 8,40 0,590 0,280 8,15 97,02 1,68 1,74 103,60
x =8,28 x=97,67 x = 1,74 x=102,83± 0,090 ± 0,460 ± 0,034 ± 1,613
4.4 Identifikasi Escherichia collHasil uji kualitatif untuk Identifikasi bakteri
Escherichia coll dapat dilihat pada tabel 12.
I
I
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
54
Tabel 12 Hasil identifikasi terhadap bakteri Escherichia coll
No U 3 i Pustaka HasilPengamatan
1 Tes Pewarnaan gram koloni warna merah
koloni warna merah
2 Tes pada mediaTriple Sugar Iron (TSI) Agar
"slope":warna kuning
"butt": warna kuning
tidak timbul gas H2 S
"slope":warna kuning
"butt": warna kuning keruh tak nampak warna hitam
3 Tes Indol pada media Tryptone
lapisan amil alkohol warna merah
lapisan atas (amil alkohol) ber- warna merah menyala
Tabel 13 aDiameter daerah hambatan larutan uji sulfametoksazol
sampel 1 terhadap bakteri Escherichia coll
No Kadar(bpj)
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 99,25 7,602 . 98,50 7,553. 1 0 0 , 0 0 7,704. 100,80 7,80
x = 99,64±0,988 y=7,663±0,0123
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Tabel 13 bDiameter daerah hambatan larutan uji sulfametoksazol
sampel 2 terhadap bakteri Escherichia coli
No Kadar(bpj )
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 202,15 9,252 . 201,40 9,253. 202,90 '9,304. 204,45 9,40
x = 202,73±1,303 y=9,30010,0583
Tabel 13 cDiameter daerah hambatan larutan uji sulfametoksazol
sampel 3 terhadap bakteri Escherichia coli
No Kadar(bpj)
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 307,10 1 1 , 0 02 . 303,50 1 1 , 0 03. 306,55 11,054. 308,85 1 1 , 1 0
x = 306,50±2,227 y=ll,04010,0048
Tabel 13 dDiameter daerah hambatan larutan uji sulfametoksazol
sampel 4 terhadap bakteri Escherichia coli
No Kadar(bpj)
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 409,45 12,652 . 406,48 12,603. 401,25 12,704. 412,50 12,80
x = 409,6512,488 y=12,88010,0551
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
56
Tabel 13 eDiameter daerah hambatan larutan uji sulfametoksazol
sampel 5 terhadap bakteri Escherichia coll
No Kadar(bpj )
Diameter daerah hambatan (nun)
1 . 507,00 14,352 . 508,55 '14,303. 513,90 14,404. 516,95 14,50
x = 511,60±4,632 y=14,390±0,0073
Tabel 14 aDiameter daerah hambatan larutan uji trimetoprim
sampel 1 terhadap bakteri Escherichia coll
No Kadar(bpj )
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 21,25 15,302 . 21,25 15,403. 21,25 15,354. 23,34 15,65
x = 21,77±1,045 y= 15,43±0,156
Tabel 14 bDiameter daerah hambatan larutan uji trimetoprim
sampel 2 terhadap bakteri Escherichia coll
No Kadar(bpj )
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 42,09 18,402 . 42,09 18,303. 42,09 18,504. 46,25 19,10
x = 43,13±2,080 y=18,58±0,359
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
57Tabel 14 c
Diameter daerah hambatan larutan uji trimetoprimsampel 3 terhadap bakteri Escherichia coli
No. Kadar(bpj)
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 52,33 2 1 , 0 02 . 59,30 2 1 , 1 03. 59,20 '20,904. 69,17 22,50
x=60,00±2,929 y=21,38± 0,754
Tabel 14 dDiameter daerah hambatan larutan uji trimetoprim
sampel 4 terhadap bakteri Escherichia coli
No. Kadar(bpj)
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 78,95 24,002 . 78,95 24,953. 78,88 23,454. 92,09 26,00
x=82,21±6,582 y=24,60±1,120
Tabel 14 eDiameter daerah hambatan larutan uji trimetoprim
sampel 5 terhadap bakteri Escherichia coli
No. Kadar(bpj)
Diameter daerah hambatan (mm)
1 . 100,58 27,202 . 100,94 27,403. 100,45 27,104. 117,09 30,00
x=104,77±8,219 y=27,93±l,389
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
58
Tabel 15 aDiameter daerah hambatan larutan uji kotrimoksazol
sampel 1 terhadap bakteri Escherichia coll
No. Kadarsulfametoksazol
(bpj )
Kadartrimetoprim(bpj )
Jumlahkadar(bpj )
Diameterdaerah
hambatan(mm)
1 . 83,50 18,00 101,50 17,402 . 82,00 2 0 , 0 0 1 0 2 , 0 0 17,003. 82,00 2 0 , 0 0 1 0 2 , 0 0 17,204. 82,00 17,50 99,50 17,30
x=101,25 y=17,23± 1,190 ± 0,171
Tabel 15 bDiameter daerah hambatan larutan uji kotrimoksazol
sampel 2 terhadap bakteri Escherichia collNo. Kadar Kadar Jumlah Diameter
sulfame trimeto kadar daerahtoksazol prim (bpj ) hambatan
(bpj ) (bpj ) (mm)
1 . 169,00 31,00 2 0 0 , 0 0 20,702 . 167,50 33,00 200,50 19,703. 166,00 32,50 198,50 19,904. 166,00 32,50 198,50 19,60
x=199,38 y=20,08± 1,031 ± 0,499
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
59
Tabel 15 cDiameter daerah hambatan larutan uji kotrimoksazol
sampel 3 terhadap bakteri Escherichia coli
No. Kadar Kadar Jumlah Diametersulfame trimeto kadar daerahtoksazol prim (bpj) hambatan
(bpj ) (bpj ) (mm)
1 . 256,50 54,00%
310,50 25,002 . 255,00 53,00 308,00 24,803. 253,00 52,50 306,00 24,704. 252,00 57,00 309,00 25,00
x=308,38 y=24,88± 1,887 ± 0,150
Tabel 15 dDiameter daerah hambatan larutan uji kotrimoksazol
sampel 4 terhadap bakteri Escherichia coll
No. Kadar Kadar Jumlah Diametersulfame trimeto kadar daerahtoksazol prim (bpj ) hambatan
(bpj ) (bpj ) (mm)
1 . 342,00 74,00 416,00 28,702 . 340,00 68,50 408,50 28,803. 338,00 73,00 411,00 28,704. 366,00 74,50 410,50 28,60
x=411,50 y=28,70± 3,189 ± 0,082
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
60
Tabe] 15 eDiameter daerah hambatan larutan uji kotrimoksazol
sampel 5 terhadap bakteri Escherichia coll
No. Kadar Kadar Jumlah Diametersulfame trimeto kadar daerahtoksazol prim (bpj) hambatan
(bpj ) (bpj ) (mm)
1 . 427,50 89,50 517,00 32,402 . 425,00 86,50 511,50 32,603. 422,50 85,50 508,00 32,504. 420,00 87,00 507,00 32,40
x=510,88 y=32,48± 4,516 ± 0,096
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
61
4.5. Hubungan antara kadar rata-rata sulfametoksazol, trimetoprim, kotrimoksazol yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan
Sebagai variabel x adalah kadar rata-rata masing- masing senyawa yang ditetapkan secara spektrofotometri dan variabel y adalah diameter daerah hambatan terhadap kuman Escherichia coll ATCC No. 10536.
Tabel 16aKadar rata-rata sulfametoksazol dan diameter
daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli
No Kadar rata-rata sulfametoksazol
(bpj )Diameter daerah
hambatan (mm)
1 . 99,64 7,662 . 202,73 9,283. 306,50 11,044. 409,65 1 2 , 8 85. 511,60 14,20
Tabel 16bKadar rata-rata trimetoprim dan diameter
daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli
No Kadar rata-rata trimetoprim
(bpj )Diameter daerah
hambatan (mm)
1 . 21,77 15,432 , 43,13 18,583. 61,77 21,344. 82,21 24,485. 104,77 27,80
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
62
Tabel 16cKadar rata-rata kotrimoksazol dan diameter
daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli
No Kadar rata-rata kotrimoksazol
(bpj )Diameter daerah
hambatan (mm)
1 . 101,25 17,232 . 199,38 2 0 , 0 03. 308,38 24,884. 411,50 28,705. 510,88 32,48
Berdasarkan uji regresi dalam lampiran C-E didapatkan bahwa :- Sufametoksazol, y = 0,0162x+6,0635 dengan r = 0,9953- Trimetoprim, y = 0,1494x+12,154 dengan r = 0,9999- Kotrimoksazol, y = 0,0381x+13,00 dengan r = 0,9524 dan harga r tabel (a = 0,05 dan derajat bebas =3) =0,8783. Maka r hitung > r tabel. Dengan demikian ada korelasi linier antara variabel x dan y.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
J>X AHefCR
pA ERA
M HAMBATAN
< ««>
63
Gambar 10: Kurva persamaan garis regresi antara kadar senyawa sulfametoksazol yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli ATCC No. 10536.
»
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
OIA
HE
TE
.«
.0«*
E:)
RA
M
H«
Ko
«T
AN
C
nn
)
64
3 9 I S 5 0 S 711 8 0 9 3 i J o " 11 0
m u R TRIMETOPRIM ( b p j )
Gambar 11: Kurva persamaan garis regresi antara kadar senyawa trimetoprim yang ditetapkan secara ‘spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coll ATCC No. 10536. »
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
I> (
AM
Er
E«
DA
CR
^H
^
AH
BA
TA
N
65
sb TSq 1J0 z5a . 2^0 3J0 3T0 ' Sa 4T0 sSa 55aKADAK KOTRIKOKSftZOl ( b p j )
Gambar 12: Kurva persamaan garis regresi antara kadar senyawa kotrimoksazol yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coll ATCC No. 10536. i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB V PEMBAHASAN
Sulfametoksazol dan trimetoprim untuk penelitian ini diperoleh dari PT Bernofarm, Sidoarjo, Jatim. Dari hasil uji organoleptis, kelarutan, reaksi'warna dan titik lebur, bahan-bahan tersebut memenuhi syarat yang tercantum pada pustaka (6 , 7, 8 , 9).
Bakteri Escherichia coli ATCC. 10536 didapatkan dari Balai POM Surabaya. Pada pewarnaan Gram, nampak koloni bakteri berwarna merah. Pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian kristal violet, kemudian dilanjutkan dengan penambahan alkohol 95 %. Penambahan alkohol 95% ini melarutkan lipid yang banyak terkandung pada dinding sel, sehingga kristal violet akan keluar. Koloni menjadi tidak berwarna. Penambahan safranin, sebagai zat warna kontras menyebabkan koloni berwarna merah (1, 13, 14, 15, 20, 21).
Penanaman pada media Triple Sugar Iron (TSI) Agar didasarkan pada proses fermentasi sukrosa, dekstrosa dan laktosa yang dilakukan oleh kuman Escherichia coll. Hasil dapat terlihat pada "slope" (bagian media yang miring) dan "butt" (bagian media pada dasar tabung). Pada bagian "butt" dan "slope" tampak berwarna kuning yang menunjukkan adanya asam sebagai hasil fermentasi sukrosa, dekstrosa dan laktosa (1, 13, 14, 15, 20, 21 ).
Tes Indol dilakukan dengan pereaksi Kovack (para
66
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
67
dimetilaminobenzaldehida), menunjukkan warna merah menyala dengan senyawa indol yang dihasilkan oleh Escherichia coll (1, 13, 14, 15, 20, 21 ).
Penelitian ini semula dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kadar senyawa aktif sulfametoksazol, trimetoprim dan kombinasi keduanya sebesar 5:l(kotrimoksazol) yang ditetapkan secara spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan. Untuk memperoleh senyawa aktif dan tidak aktif dilakukan kenaikan suhu. Tetapi pada orientasi diketahui bahwa kedua zat tersebut sangat stabil. Hal ini didukung dengan suhu leburnya sekitar 170° C dan 200° C. Sehingga penurunan kadar senyawa aktif tidak terjadi. Maka pada penelitian ini dilakukan penetapan pada berbagai kad#ar tanpa perlakuan berupa kenaikan suhu.
Larutan uji dibuat pada 5 macam kadar, yaitu untuk sulfametoksazol dan kotrimoksazol pada 100 bpj, 2 0 0 bpj, 300 bpj, 400 bpj dan 500 bpj. Sedangkan pada trimetoprim 20 bpj, 40 bpj, 60 bpj, 80 bpj dan 100 bpj. Pembuatan kadar larutan uji berdasarkan kelarutan maksimal pada pelarut dapar fosfat pH 7 dan aktivitasnya pada bakteri Escherichia coli. Perbandingan kadar antara sulfametoksazol dan trimetoprim adalah 5 : 1 sesuai dengan perbandingan pada kotrimoksazol. Pada kotrimoksazol, sulfametoksazol dan trimetoprim dicampur dengan perbandingan 5 : 1 baru ditimbang sehingga diperoleh kadar seperti di atas. Kadar kotrimoksazol dibuat mendekati sulfametoksazol untuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
68
mengetahui aktivitas antibakterinya tanpa dipengaruhi beda kadar antara sulfametoksazol dan kotrimoksazol.
Pada penetapan kadar secara spektrofotometri larutan uji sulfametoksazol dan kotrimoksazol dibuat menjadi 2 bpj, 4 bpj, 6 bpj, 8 bpj dan 10 bpj. Sulfametoksazol diamati pada panjang gelombang 256 nm. Larutan uji trimetoprim dibuat menjadi 0,4 bpj, 0,8 bpj, 1,2 bpj, 1,6 bpj dan 2 bpj. Trimetoprim diamati pada panjang gelombang 276 nm. Sedangkan kotrimoksazol diamati pada panjang gelombang 256 nm dan 276 nm yaitu dengan cara simultan.
Penentuan metode dilakukan dengan membuat kurva serapan sulfametoksazol dan trimetoprim pada kadar sama yaitu kurang lebih 10 bpj. Perhitungan kadar kotrimoksazol dilakukan dengan absorptivitas sulfametoksazol pada 256 nm dan 276 nm dan absorptivitas trimetoprim 256 nm dan 276 nm. Harga kadar yang diperoleh adalah hasil perhitungan dari pembuatan kurva baku untuk sulfametoksazol dan trimetoprim dalam bpj.
Berdasarkan uji regresi (a = 0,05) didapatkan hubungan antara kadar yang ditetapkan metode spektrofotometri cara simultan dengan pengukuran diameter daerah hambatan pada Escherichia coli adalah berupa garis lurus. Persamaan yang didapat adalah sebagai berikut :- Sulfametoksazol, y = 0,0162x + 6,0635 dengan r = 0,9953,- Trimetoprim, y = 0,1494x + 12,154 dengan r = 0,9999,- Kotrimoksazol, y = 0,0381x + 13,00 dengan r = 0,9524.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
69
Persamaan garis ini juga telah dievaluasi dengan Uji F dan ternyata laik digunakan untuk menunjukkan antara kedua variabel tersebut.
Metode spektrofotometri cara simultan ternyata dapat menggambarkan aktivitas antibakteri yang sebenarnya.
Dengan ditemukannya hubungan' yang bermakna antara kadar larutan uji yang didapat secaDa: spektrofotometri dengan diameter daerah hambatan , maka hubungan struktur aktivitas berlaku pada ketiga larutan uji ini.
Pengamatan juga menunjukkan efek sinergissulfametoksazol dan trimetoprim sebagai antimikroba kombinasi yang ditunjukkan oleh persamaan di atas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB VI KESIMPULAN
Dari penelitian ini dan analisis data dapat disimpulkan :
1. Ada hubungan linier yang 'bermakna antara kadar larutan uji sulfametoksazol, trimetoprim dan kotrimoksazol yang ditetapkan dengan metode spektrofotometri cara simultan dengan diameter daerah hambatan terhadap bakteri Escherichia coli ATCC No. 10536.
2. Hubungan linier tersebut dapat digambarkan dengan persamaan regresi sebagai berikut :
-Sulfametoksazol,y=0,0162x+6,0635 dengan r=0,9953,Fhitung=22,38,sx|y=l,12 -Trimetoprim,y=0,1494x+12,154dengan r=0,9999,F hitung=17728,30,sx|y=0,074 -Kotrimoksazol,y=0,0381x+13,00 dengan r=0,9524.F Mtung=54103,sx|y = 0,06
70
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
71
SAKAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan :1 . Menetapkan potensi sulfametoksazol, trimetoprim dan
kotrimoksazol sehngga didapatkan harga kesetaraan antara penetapan kadar secara kimia dengan penetapan aktivitas pada bakteri lain yang peka pada bahan tersebut di atas.
2 . Memperhatikan siklus hidup bakteri, untuk menentukan saat yang tepat dilakukan pemberian larutan uji.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
BAB VII DAFTAS PUSTAKA
1. Edberg S.C., Berger S.C., Antiblotlka dan Infeksi(terj) EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta,1986 : 201-213.
2. Korolkovas A., Essentials of Medicinal Chemistry.Second Edition, A. Wiley Iterscience Publication, John Wiley and Sons, New York, 1988: 125-130, 699- 718.
3. Ebel S..Obat Slntetik (terj), Gajah Mada UniversityPress Yogyakarta , 1991 : 490-515.
4. Broad D.F., Smith J.T., Activity q£ TetroxoprlmAgainst R-Factor Mediated Trlmetroprim Resistant Bacteri. J. Pharmacy and Pharmacology. Volume 32, 1980 : 29P.
5. Yanti M., Sulfonamid dan Trimetroprim Sulfametokszol,Sulistia Gan (Ed), Earmakologl dan Terapl. Edisi Ketiga, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1987 : 512-538.
6 . Bruce C.R., Senkowski B.Z. Sulfametoksazol, In FloreyK.CEd), Analytical Dxug Profils Qt Drufi Subtances, Volume VII, Academic Press Inc., London, 1973 : 467- 486.
7. Anonim, Thfi U n i t e d State q£ Pharmacopoeia , XXIIEdition, Rock Ville: The United State ofPharmacopoeia Convention Inc., 1985 : 1291, 1421, 1466-1495.
8 . Anonim, Farmakope Indonesia. Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta, 1979 :586-587, 613-614, 759.
9. Manius G.J., Trimetoprim, In Florey, K. (Editor),Analyticals Profils q£ Drug Substances. Volume II, Academic Press, Inc., London, 1973 : 445-475.
10. Fullerton D.S., Sulfonamid, Sulfon dan PenghambatReduktase obat dengan Aksi Anti Bakteri, Doerge R.F. (Editor), Fatah A.M., Terjemahan Buku Teks Wilsons and Gisvold, Klmia Farmasl dan Medislnal Oraanlk. IKIP Semarang Press, Semarang: 1982 : 232, 290-298.
11. Ghanem A., Meshali M., Foda A., SimultaneousSpegtrpPhQ.tometrlg Determination £l£ Trimetoprim and Sulfametoxazole In Pharmaceuticals Preparation,
72
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
J. Pharmacy and Pharmacology, 31, 1974 : 122-123.12. Siswandono, Pensembangan Mstada Spektrofotometri pada
Rejn.e_r_lkg.aan M a i Campuran Sulfametoksazol dan Trimetoprim. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 1985/1986.
13. Pelczar M. J. , Chan E.C., Kreig N.R. , Microbiology.Fifth Edition, New York, Me Graw Hill Book Company, 1986 : 84-88, 510-536.
14. Mackie M. , Practical Medical Mlcrobilogy. 13thEdition, Churchill Livingstone Inc., New York 1985 : 436-437.
15. Atmawidjaya S., Analisis Mlkroblologl Qhat« Makanandan Lingkunean , Jurusan Farmasi FMIPA ITB, Bandung, 1988 : 57-59.
16. Amyes S.G.B., Co-trlmoxazol Slnergv in Sensitivity andBeg Is,taut Bacteria. J. Pharmacy and Pharmacology, 31, Supp., 1979 : 32 P.
17. Amyes S.G.B., Slnergv and Co-trlmoxazol Sensitivity.J. Pharmacy and Pharmacology, 30. 1978 : 13 P.
18. Mulya M., Syahrani A., Apllkasl Spektrofotometri uv-vis. Surabaya, 1987 : 25-52.
19. Skoog D., P r i n c i p l e s ol Instrumental Analysis. ThirdEdition. Sounders College Publishing, Philadelphia, 1985 : 182-220.
20. Jawetz E., Nick J.L., Adelberg E.A., Bonang Review ofMedicinal Microbiology. Lange Medical, Publication, Los Aros, 1982 : 319-320.
21. Freeman B.A., Burrows, Textbook q£ Microbiology. 22ndEdition, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1985 : 447-448.
22. Foye W.O., Principal of Medicinal Chemistry. EightEdition, Lea and Febiger, Philadelphia, 1989 : 643- 647, 722-723.
23. Anonim, Qxold Manual Q± Culture Media. Ingredient andOther Laboratory Services. Fifth Edition, Oxoid Limited, New Hamsphire, 1982 : 309-310, 315-317.
24. Daniel W.W. , Biostatistic A Foundftt.1 on Anal vsi a inThe Health Sciences. Second Edition, John Wiley and Sons New York, 1978 : 135, 182, 185, 203, 249.
73
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN APERHITUNGAN DALAM MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS REGRESI
UNTUK KURVA LARUTAN SULFAMETOKSAZOL PADA PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM 256 nm
No. X y xy X2 y2
1. 2,08 0,138 0,287 4,326 0,0192. 4,16 0,290 1,206 17,306 0,0843. 6,24 0,405 2,527 38,938 0,1644. 8,13 0,550 4,472 66,097 0,3035. 10,39 0,670 6,961 107,952 0,449
31,00 2,053 15,453 234,619 1,019
(Sx)2 = 961 (Zy)2 = 4,215
r = 5 . 15,453 - ( 31 . 2,053 )
V C c5 . 234,619) - 961] [<5 . 1,019) - 4,215]= 13,622 = 0,9971
13,662b = ( 5 . 15,453 ) - ( 31 . 2,053) = 13,622 = 0,0642
( 5 . 234,619 ) - 961 212,095a = y - bx= 0,411 - ( 0,0642 . 6,2 )= 0,013
7k
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN BPERHITUNGAN DALAM MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS REGRESI
UNTUK KURVA LARUTAN TRIMETOPRIM PADA PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM 276 nm
No. X y xy x y2
1. 0,43 0,010 0,004 0,185 0,00012 . 0,86 0,021 0,018 0,740 0,00043. 1,29 0,031 0,040 1,664 0,00104. 1,72 0,041 0,071 2,958 0,00175. 2,16 0,052 0,112 4,666 0,0027
6,46 0,155 0,245 10,213 0,0059
(Sx)2 = 41,73 (2y)2 = 0,024
r = ( 5 . 0,245 ) - (6,46 . 0,155)
'/t (5 . 10,213) - 41,73] [(5 . 0,0059) - 0,024]= 0,2237 = 0,9872 0,2266
b = ( 5 . 0,245) - ( 6,46 . 0,155) = 0,2237 = 0,0249 ( 5 . 10,213) - ( 41.73) 9,335
a = y - bx= 0,031 - ( 0,0249 . 1,292 )= 0,0012
75
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN C PERHITUNGAN DALAM MENENTUKAN PERSAMAAN
GARIS REGRESI ANTARA KADAR SULFAMETOKSAZOL (x) DAN DIAMETER DAERAH HAMBATAN (y)
No. X y xy x2 y2
1. 99,64 7,66 763,24 9928,13 58,682 . 202.73 9,28 1881,33 41099,45 86,123. 306,50 11,04 3383,76 93942,25 121,684. 409,65 12,88 5276,29 167813,12 165,895. 511,60 14,20 7264,72 261734,56 201,64
1530,12 55,06 18569,34 574517,51 634,41
<Zx)2 = 234126,21 (2y)2 = 3031,60r = 5 . 18569,34 - (1530,12 . 55,06)
\Z[( 5.574517,51 >-2341267,21)] [(5.634,41)-3031,60] = 8598,29 = 0,99538638,51
b = (5.18569,34)-(1530,12.55,06) = 8597,74 = 0,01618(5 . 574517,51)-( 2341267,21) 531320,34
a = y - bx= 11,015 - ( 0,01618 . 306,024 ) = 6,0635
76
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN D PERHITUNGAN DALAM MENENTUKAN PERSAMAAN
GARIS REGRESI ANTARA KADAR TRIMETOPRIM (x) DAN DIAMETER DAERAH HAMBATAN (y)
No. X y xy x2 y2
1. 21,77 15,43 335,41 473,93 238,092 . 43,13 18,58 801,36 1860,20 345,223. 61,77 21,34 1318,17 3815,53 455,404. 82,21 24,48 2012,50 6758,48 599,275. 104,77 27,80 2912,61 1976,75 772,84
313,65 107,63 7380,55 2388,89 2419,82
<2x)2 = 98376,32 <2y)2 = 11584,22r = 5 . 7380,55 - (313,65 .107,63)
/[(5 . 23884,89) - 98376,32)] [75 .2410,82) -11584,22] = 3144,60 = 0,99993144,85
b = (5.7380,55) - (313,65 .107,63) = 3144,60 = 0,1494(5.23884,89)- (9837,32) 21048,13
a = y - bx= 21,526 - ( 0,1494 . 62,73 ) = 12,154
77
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN E PERHITUNGAN DALAM MENENTUKAN PERSAMAAN
GARIS REGRESI ANTARA KADAR KOTRIMOKSAZOL (x) DAN DIAMETER DAERAH HAMBATAN (y)
No. X y xy X 2 y2
1 . 101,25 17,23 1744,54 10251,56 296,872 . 199,38 2 0 , 0 0 3987,60 39753,38 400,003. 308,38 24,88 7672,49 ' 95098,22 619,014. 411,50 28,70 11820,96 169332,25 823,955. 510,88 32,48 16593,38 260998,37 1054,95
1531,39 123,29 41818,97 575432,78 3139,52
(2x )2 = 2345155,33 (2y)2 = 15200,42
r = 5 . 41818,97 - (1539,39 .123,29)
V[ (5.575432,78)-2345155,33)] [(5.3194,52)-15200,423 = 19303,46 = 0,9524 20268,36
b = (5.41818,97)-(1531,55.123,29)= 20289,78 = 0,0381 (5. 575432,78)- (2345155,33) 532008,57
a = y - bx= 24,66 - ( 0,0381 . 306,278 )= 13,00
78
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN FPERHITUNGAN UNTUK MENGEVALUASI
PERSAMAAN REGRESI SULFAMETOKSAZOL
Sumbervarias
deraj at bebas
SS MS F hitung
Regresilinierresidualtotal
1
n-2n-1
S(yc-y)2
S(y-yc )2S(y-y)2
S(yc-y)2
I(y-y0 )2/n-2
S(yc-y)22(y-yc)2/n-2
2 (yc- y)z = b*
= 0 , 0
= 27,
2x )22x2 -
n
1618* 574517,51 -
819
234126,215
2 (y - y)* = 2y* - (2y)«= 634,41 - 3051,6036
n= 24,09
2 (y - yc)z = S(y - y )* - 2 (yc - y)a = 24,09 - 27,82 = 3,73
Sumbervarias
deraj at bebas
SS MS F hitung
Regresilinier
1 27,819 27,819 22,3805
residual 3 3,73 1,243total 4 24,09
79
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN GPERHITUNGAN UNTUK MENGEVALUASIPERSAMAAN REGRESI TRIMETOPRIM
Sumbervariaa derajat bebasSS MS F hitung
Regresi 1 Z(y0-y)2 X(yc-y)2 Z(y0-y)2linier Z(y-y,,)2/n-2residual n-2 I(y-yc )2 I(y-yc)2/n-2total n-1 Z(y-y)2
2Cyc-y)2 = b* [Sx2 _ 1 1 ^ ]
„ r 98376,32 n = 0,1494 2 I 23884,89 - ------- j= 93,96
2(y-y)2 = 2y2 - ( 2y )2n
= 2410,82 - 11584,22
= 93,976
2 (y-yr )2 = 2 (y - y )2 - 2 (yc - y )2 c = 93,976- 93,96 c = 0,016
Sumbervarias derajat bebas SS MS F hitung
Regresi 1 93,96 93,96 17728,30linierresidual 3 0,016 0,0053total A 93,976
80
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN HPERHITUNGAN UNTUK MENGEVALUASIPERSAMAAN REGRESI KOTRIMOKSAZOL
Sumbervarias
deraj at bebas SS MS F hitung
Regresi 1 I(yc-y)2 S(y0-y>2
CMio>»
linier Z(y-yc)2/n-2residual n-2 Z(y-yc )2 I(y-yc)2/n-2total n-1 Z(y-y)2
(yc-y)2 = b2 [2 x 2 - ]0 r 2345155,33= 0,0381 2 575432,78 - ----------
L 5= 154,45
2(y-y)2 = 2y2 - ( 2y )2n
= 3194,52- 15200,425
= 154,442 (y-yc )2 = 2 (y c =154,
= 0 , 0 1
Sumbervarias
derajat bebas
SS MS F hitung
Regresilinier
1 154,45 154,45 51403
residual 3 0,01 0,003total 4 154,44
- y )244 - 2 0 - 154,4! - y)
81
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
Penyimpangan standar variabel y terhadap variabel x (sX|y) dapat dihitung sebagai berikut :
Sulfametoksazol
LAMPIRAN IPERHITUNGAN PERKIRAAN KESALAHAN STANDAR
(STANDARD ESTIMATE OF ERROR)
1,12
Trimetropins* y
V : n - 2
0,07
0,06
82
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN J PERHITUNGAN KADAR SULFAMETAKSAZOL DENGAN CARA PERHITUNGAN SIMULTAN
0,138.20,96 - 0,061.24,12c s = -----------------------------------------------
66,67.20,96 - 27,92.24,12 14,2172383,76
= 0,00196 = 1,96 mg/L
LAMPIRAN K PERHITUNGAN KADAR TRIMETOPRIM DENGAN CARA PERSAMAAN SIMULTAN
0,011.66,67 - 0,009.27,92CT = ------------------------
66,67.20,96 - 27,92.24,12= 4,83
7237,2= 0,000667 = 0,67 mg/L
83
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPTRAN r,TABEI. HARGA KOEFISTEN KORELASI
PADA BERBAGAI DERAJAT KEPERCAYAAN
D t O M U O f 1 f a f J P O M ID ; ? M IC
1H tC fN T
0 ( O I | ( I O fH f t O O M (D t )
1 1F I I C I N f M * C IN I
1 .» 1 009 ? * ) t l .49*1 .* .*♦0 IS 3 I» .41)) 1 **♦ 3* -574 <7|
»17 i7 367 *rt)i 7 I N ; i J * t .<•)* . J .134 39 3SS .4)67 » 7 f | 30 ,)4 * , l O1 « f t i }S ) ; s 4 i i» « .73$ '0 .304 J ? J
.709 41 )94 .37}
.614 •0 373 3S<>3 J .*61 iO . . ' J .375t j » .'41 ^0 .133 .3071 4 .4 * n •0 .1»7 .363M .4 ■>0 1 .305 .367U , i .*♦0 100 m 3J4»> 4 S 7 J ! J J .174 .331>1 ' 4 S H MO IS * 301
S 4 9 :o c 131 .11133 4 j j ; 300 113 141? • 4 33* 400 ' .091 .131
4 , i U SOQ o n . u s11 1 SOS 1000 o«3 o n
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
T.AMPIRAN MTABEL DISTHIBUSI F PADA DERAJAT KEPERCAYAAN 0,05
F.*%OtMKllulM
D « i r r a * f « f F trt4 »mFrtHm t J 2 4 1 4 7 1 9
1*1.4 199,3 115.7 114.4 2)0.1 , 2) 4.0 1) 4.1 1)1.9 140J 'u j i 19.00 39.14 19.21 19.20 |9J ) 19.)) 19.37 19.31
) 10.1) i .j i 9.1J 9.12 9.01 1.91 1.19 I I I M l4 1.71 4.94 4.2* 4.29 4.24 4.14 4.09 4.04 4.00
3 «.«1 J.T9 3.41 5.19 1.0) 4.9) 4.tl 4.12 4.774 M l $.14 4.74 4.22 4.29 4.21 4.11 4.1) 4.107 J .3 » 4.74 4.25 4.11 2*7 1.17 179 3.7) M l1 J . ) l 4.4* 4.07 1.14 1.49 J . J I 1.30 3.44 ).)99 • 2.11 4.24 1.14 1.42 2.41 1.17 3.29 ).2I 3.11
to , 4.94 4.10 2.71 2.41 2.J) ).22 1.14 ).07 3.01II . 4.14 2.91 • 2.29 2.24 >10 2.09 1.01 ' 1.9) 2.9012 j 4.!} l. lf >.4f. 12* 2.11 ).00 2.91 2.13 2.101) 4.47 M l 2.41 3.11 ) 0) 2.92 2.1) 2.77 2.71u 4.40 2.T4 2.24 M l 2.94 2.1) 1.74 2.70 2.4)1J 4.34 1.41 2.2* >0* 2.90 2.79 2.71 2.44 2.3»it 4,41 2.IJ 2.24 1.09 2.1) 2.74 2.64 2.5* J.J*IJ 4.4 J 1.39 2.20 1.94 M l 2.70 :.*i 2 S3 2.49II 4.41 ).)) . 2.14 2.92 . 2.77 2 64 2.)l SI 2.«619 4.) t 1.31 2.12 1.90 2.74 2.4) 2.34 2.41 2;4l20 4.3 J 2.49 MO 2.17 2.71 2.40 2.31 2.43 2.3921 4.21 J .47 2.07 1.14 2.44 2.37 2.49 2,42 J.))t t «.W /.Of t . t t ?.«< l.SS t .*6 i.*c> i.S<1) 4.21 2.41 2.02 1.10 244 J.J) 1.44 2.)7 2.)234 4J 4 2.40 1.01 2.71 2.42 1.31 2.41 l .)4 MO2) 4.24 2.29 1.99 1.74 1.40 1.49 1.40 2)4 2.2114 4.22 2.27 1.91 1.74 l .)9 2.47 2.)9 2. J2 2.2717 4.11 2.2} 2.94 1.72 1)7 2<« l .)7 2)1 2.21
4.10 2.24 1.9) 2.71 S. S 4 1.4) 2.14 ; 2.29 1.14.2« 4.11 J .22 1.92 1.70 1.1) 2.4} 2J ) 2.21 1.22
20 4.17 3.22 1.91 2.49 1.)) 1.41 * 1. J3 2.17 1.1140 4.01 2.22 1.14 1.41 2.4) 1.24 2.13 2.11 1.12«0 4.00 2.1) 2.74 1.31 l .)7 1.2) 1.17 2.10 1.04
u a l.t l 2.07 1.41 2.41 119 1.17 1.0* 2.02 1.94ao 2.14 2.00 1.40 2)7 1 11 1.10 2.01 l .«4 l . l l
85 i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
LAMPIRAN N SERTIFIKAT ANALISIS SULFAMETOKSAZOL• « j
CHINA NATIONAL CHEMICALS IM P O R T & EXPORT CORPOUATK)fvC E R T I F IC A T E O F A N A L Y S I S
CONTRACT NO. ' _ ' D A K : R U U APK11. 1*i.
1‘HODUCT: SULPHAMETHOXAZOLE DPSO •’ QUANTITY:
u a t c h n o .
OUANTITY
DATE O r PRODUCTION
DATE OF EXPIRY
ASSAY
APPEAREN CE
MELTING POINT
S O IU 5 IUTY
LO SS ON DRYING
PHAV.l UE
h e a v y M ETALS
ASH
RESID UE ON IGNITION
CHLORIDE
SPEC IFIC ROTATION
RELATED COM POUNDS
TONICITY
J1QLQR fc fliiSAlUIX.OF SOLUTION
RESULT
92**121
APRIL 1992 Mnai. 1992
100. 12# 100 . INORMAL
•569*7 - 170.00 . 21#
LESS THAN 20PPMLESS THAW 0 .1#
LESS THAN 0 .5#
LESS THAN 13Y5* 5 • . ..............
' hvyo]^::
- n t
THE MATERIAL CO RRESPO N D S TO THE R EQ U IREM EN TS OF
86
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH
I
T.AMPIRAN O SEKTIFIKAT ANALISIS TRIMETOPRIM
tn % m t ^ i $ rNANJING PH A R M A C EU T IC A L FACTORY
CLLRTlFlCATtf OP ANALYSIS
C o d e N o.r j-z *
CaMORlTY : HI
TIHMB11IOPB1M E P 38
n /Hutch N o . jlOol 7
Senl l>r 'rocktfaop
(UkQtt JUUUVPnrpotei , Sjkc.
Aceordi't^ __ _ D. P.19M <&*&•£Quofltft'iht K # . Dale ('•pprlci .. . ; < •
Chtfacltfitlicv, While of /cllavjsU— *b5i.« rowcTcY;*"* '■"** ” v -
fr tt-Conformed
£ff! A .O - .C .b x A A ,AIdf^p.fficalio!l| A .D .C .D it JiO 'jVC ffiBC'JpO.
ttJbsT«*t» . .1. vMe)li't£ poiat
2.Colorof Solution
3. 1-4*4 Heavj* mel*l»
4.. n<l*lcd iubif»nces
5. - fJtA .i*Lo Ji oo d f/i-*!
c. M.stA^vSulpbtlcd »f b
7. -4- IA»*»/ (C k H u H^Oi )
VLi\■ *S&rO
/rk>
p. 7 •
i i .fcConclusion,A.-- 4 Y A*IT CONFORMS IX) i3P88
•’ Ntv ?h*
% ☆ £BftwX^-g/ MfiU--------
. 4i %• ;• *uf X«* jy .*/;|[c«<l o( p<. I»t. _._ . _•_ :__Reviewed \jf S\T\) "t A '( C he mitt / I f
1933
07
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF ... NURKHULAILAH