12
Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 1

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 1

Page 2: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 2

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

KETERAMPILAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

DI KELAS X SMA

OLEH:

NURDINA KHAIRUNNISA

NIM RRA1C213001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

JUNI, 2018

Page 3: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 3

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

KETERAMPILAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

DI KELAS X SMA

Oleh:

Nurdina Khairunnisa1), Dewi2), Wardi3)

1) Alumni Mahasiswa Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi

2) dan 3) Dosen Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi

email: [email protected],

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran

matematika berbasis keterampilan metakognisi dalam pemecahan masalah

matematika siswa dan menguji kelayakan modul. Penelitian ini menggunakan model

pengembangan 4D yang dimodifikasi menjadi 3D.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Muaro Jambi pada Januari 2018.

Data yang diperoleh dengan cara melihat kevalidan oleh ahli, kepraktisan

menggunakan angket respon guru dan siswa serta lembar observasi guru, dan

keefektifan menggunaakan lembar observasi siswa dan tes keterampilan metakognisi

dalam pemecahan masalah.

Pada tahap define dilakukan analisis ujung-depan, analisis siswa, analisis

materi, analisis tugas dan spesikasi tujuan pembelajaran. Tahap design merancang

modul yang menggunakan keterampilan metakognisi dan indikator pemecahan

masalah. Pada tahap development, modul divalidasi oleh tim ahli materi dan desain

diperoleh persentase 77,41% dan 72,92% dengan kriteria cukup valid/dapat

digunakan dengan revisi kecil. Sehingga modul memenuhi kriteria kevalidan.

Selanjutnya dilakukan ujicoba perorangan dan ujicoba kelompok kecil 14 siswa,

diperoleh hasil respon terhadap modul 82,22% dan 85,07%. Pada ujicoba lapangan

diperoleh respon siswa 80,53% dan hasil pengamatan aktivitas guru diperoleh rata-

rata 82,81% Sehingga modul dapat dikatakan praktis karena keseluruhan memperoleh

kriteria Sangat Baik. Sedangkan tes keterampilan metakognisi dalam pemecahan

masalah diperoleh rata-rata kelas 75,125 dengan ketuntasan klasikal 81,25% yang

berarti tuntas sehingga kelas dikatakan mampu memecahkan masalah. Hasil

pengamatan aktivitas siswa diperoleh rata-rata 79,30% dengan kategori Sangat Baik.

Sehingga modul memenuhi kriteria efektif. Dengan demikian, modul layak

digunakan karena memenuhi kriteria valid, Praktis dan efektif.

Kata Kunci: Pengembangan Modul, Keterampilan Metakognisi

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal

terpenting bagi manusia dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang sangat dinamis. Salah

satu ilmu yang mempunyai peranan

penting dalam dunia pendidikan yaitu

Page 4: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 4

matematika. Matematika di samping

dapat berkembang secara mandiri, juga

berkembang atas tuntutan keperluan

bidang-bidang lain. Oleh sebab itu,

penguasaan materi dalam matematika

perlu ditingkatkan, karena berkaitan

dan banyak digunakan untuk

memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari. Matematika

menekankan pada pemecahan suatu

masalah. Dalam pelaksanaan

pembelajaran, siswa harus mampu

menguasai konsep-konsep matematika

untuk dapat memecahkan suatu

permasalahan dalam matematika siswa

juga dituntut untuk mampu berpikir

kritis dalam mencari dan menemukan

solusi dari permasalahan yang

diberikan. Untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran diperlukan evaluasi,

kemudian dianalisis dan diberikan

solusi pemecahannya, sehingga siswa

dapat mengetahui letak kesalahan yang

dilakukan dalam memecahkan suatu

permasalahan. Dengan diberikannya

solusi pemecahan masalah diharapkan

belajar siswa dapat meningkat.

Seorang siswa dianggap

mampu memecahkan masalah jika

telah melalui beberapa tahapan.

Menurut Nurdalilah, Edi Syahputra,

dan Dian Armanto (Khairunnisa,

Rifda, 2017) mengatakan bahwa siswa

dikatakan telah mampu memecahkan

suatu masalah jika siswa telah mampu

memahami soal, mampu

merencanakan pemecahan masalah,

dan mampu melakukan perhitungan

serta memeriksa kembali perhitungan

yang telah dilakukan.

Namun pada kenyataannya,

saat peneliti melakukan wawancara

dengan salah satu guru di SMA Negeri

1 Muaro Jambi dia mengatakan bahwa

sebagian dari siswa masih memiliki

pemahaman yang rendah dalam

memecahkan masalah matematika.

Dalam memecahkan masalah siswa

masih cenderung pasif dan menunggu

jawaban yang diberikan oleh guru.

Ketika masalah disajikan dalam bentuk

lain siswa terkadang masih mengalami

kesulitan untuk menyelesaikannya.

Sehingga saat memahami masalah,

merencanakan penyelesaian masalah,

melaksanakan penyelesaian masalah,

mengecek hasil dan membuat

kesimpulan siswa masih merasa

kesulitan.

Sebenarnya ada banyak cara

yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa,

diantaranya adalah dengan

memvariasikan bahan ajar. Salah satu

bahan ajar yang dapat digunakan yaitu

modul. Modul adalah salah satu bentuk

bahan ajar berbasis cetakan yang

dirancang untuk belajar secara mandiri

oleh peserta pembelajaran karena itu

modul dilengkapi dengan petunjuk

untuk belajar sendiri. Dalam hal ini,

peserta didik dapat melakukan

kegiatan belajar sendiri tanpa

kehadiran pengajar secara langsung

(Asyhar, 2010: 214).

Di SMA Negeri 1 Muaro

Jambi, belum ada menggunakan modul

pembelajaran terlihat pada saat penulis

melakukan observasi. Namun dari

hasil observasi penulis disekolah

tersebut hanya menggunakan bahan

ajar berupa buku paket dan LKS

dimana bahan ajar yang digunakan

bisa saja tidak sesuai dengan apa yang

dibutuhkan siswa sehingga siswa sulit

memahami materi yang disajikan

dalam bahan ajar yang digunakan

tersebut. Di SMA Negeri 1 Muaro

Jambi telah ada sejenis handout yang

Page 5: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 5

dibagikan guru dua minggu sekali tapi

handout yang digunakan belum

terencana dan tidak menggunakan

model/keterampilan. Selain media

pembelajaran perlu adanya

keterampilan yang membuat siswa

sadar tentang proses berpikirnya dan

mengevaluasi dirinya sendiri terhadap

hasil proses berpikirnya, sehingga hal

tersebut akan memperkecil kesalahan

siswa dalam memahami dan

menyelesaikan masalah. Salah satunya

adalah keterampilan metakognisi.

Keterampilan metakognisi sangat erat

berkaitan dengan pemecahan masalah

sehingga di dalam keterampilan

metakognisi cocok dikaitkan dengan

pemecahan masalah yang dapat

membantu siswa dalam menyelesaikan

masalah.

Pada penelitian sebelumnya

oleh Erwinsyah (2015) yang berjudul

“Pengembangan Modul Fisika Materi

Momentum dan Impuls Berbasis

Metakognisi untuk Siswa Kelas XI

SMA PGRI Tanjung Pandan

Belitung”. Hasil kualitas modul fisika

materi momentum dan impuls berbasis

metakognisi yang telah dikembangkan

memiliki kualitas sangat baik (SB),

berdasarkan penilaian oleh dua ahli

materi dengan persentase 80,62%,

penilaian dua ahli media dengan

persentase 81,25%, dan penilaian dua

guru fisika SMA/MA dengan

persentase 77,78%. Di samping itu

berdasarkan penilaian uji pengguna

(siswa) diperoleh persentase sebesar

87,36% dengan kategori sangat baik

(SB).

Dengan adanya modul yang

dikembangkan diharapkan dapat

membantu siswa dalam memahami

konsep materi yang diajarkan serta

dapat meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar, khususnya pada materi

Relasi dan Fungsi di kelas X. Alasan

penulis memilih materi ini karena

berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan sebagian besar siswa

mengalami kesulitan menemukan

permasalahan dan menentukan strategi

yang akan diselesaikan didalam soal.

Kesulitan lain yang dialami siwa yaitu

ketika menemukan bentuk soal yang

berbeda dengan soal yang pernah

diajarkan oleh guru sehingga membuat

lebih dari setengah jumlah siswa di

dalam kelas nilainya tidak dapat

mencapai KKM.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan

dilakukan merupakan penelitian

pengembangan. Model pengembangan

yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan model pengembangan

4-D (four-D Models) yang

dimodifikasi menjadi 3-D. Berikut

penjelasan model 3-D pada

pengembangan model pembelajaran

matematika berebasis keterampilan

metakognisi dalam pembelajaran

matematika. Menurut Thiagarajan,

Semmel dan Semmel (Trianto, 2014:

93-96) pertama adalah tahap Tahap

define terdiri dari analisis ujung

depan, analisis siswa, analisis materi,

analisis tugas, spesifikasi tujuan

pembelajaran. Tahap design terdiri

dari penyusunan tes awal, pemilihan

media, pemilihan format, rancangan

awal. Tahap develop terdiri dari

konsultasi, validasi ahli, revisi desain,

uji coba. Langkah selanjutnya yaitu uji

coba terbatas yaitu 2 orang guru

matematika dan 14 orang siswa yang

bukan merupakan subjek uji coba

lapangan. Selanjutnya adalah uji coba

lapangan yang dilakukan pada saat

pembelajaran di kelas.

Page 6: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 6

Penelitian ini dilakukan di

SMA Negeri 1 Muaro Jambi pada

kelas X MIPA 2. Instrumen yang

digunakan adalah lembar validasi ahli

materi dan validasi desain, angket

respon guru dan siswa, lembar

observasi guru dan siswa, serta tes

keterampilan metakognisi dalam

pemecahan masalah.

Analisis data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui kevalidan yang dilihat dari

hasil validasi ahli materi dan ahli

desain, kepraktisan dilihat dari angket

respon guru dan siswa serta lembar

observasi guru, dan keefektifan dilihat

dari lembar observasi siswa dan tes

keterampilan metakognisi dalam

pemecahan masalah.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Pengembangan

Bahan Ajar

a. Tahap Define

Pada tahap define ini, langkah

pertama yang dilakukan yaitu, analisis

ujung-depan untuk menetapkan

masalah dasar yang diperlukan dalam

pengembangan modul. Langkah kedua

yaitu analisis siswa, berdasarkan

observasi yang dilakukan Siswa kelas

X SMA Negeri 1 Muaro Jambi terdiri

atas 10 kelas, yaitu 5 kelas X MIPA

dan 5 kelas X IPS dengan latar

belakang dan suku yang berbeda-beda

pada tiap siswa. Meskipun demikian

mereka ditempatkan secara heterogen.

Langkah ketiga, yaitu analisis materi.

Berdasarkan kurikulum 13,

kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa yaitu KD 3.6, 3.7, dan 4.7.

langkah keempat, yaitu analisis tugas.

Berdasarkan silabus K-13 kompetensi

inti dan kompetensi dasar di dapatlah

indikator pencapaian kompetensi

siswa. Langkah terakhir yaitu

spesifikasi tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pada analisis materi,

analisis tugas serta indikator

pencapaian tersebut maka terdapat

spesifikasi tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

b. Tahap Design

Pada tahap design ini, langkah

pertama yaitu penyusunan tes awal.

Berdasarkan hasil dari tahap

pendefinisian maka untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik maka

disusun tes awal berupa soal-soal yang

berhubungan dengan materi relasi dan

fungsi yang telah mereka pelajari.

Langkah selanjutnya yaitu

pemilihan media, berdasarkan analisis

materi relasi dan fungsi serta

keterbatasan alat dan kemampuan

teknologi guru disimpulkan media

pembelajaran yang sesuai adalah

media cetak berupa Modul.

Langkah selanjutnya yaitu

pemilihan format. berdasarkan struktur

modul menurut Depdiknas (Asyhar,

2010: 229-234) terdiri dari 3 bagian

yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan

bagian penutup. Bagian pembuka

terdapat judul, daftar isi, peta

informasi, daftar tujuan kompetensi,

dan tes awal. Pada bagian inti terdapat

pendahuluan/tinjauan umum materi,

hubungan dengan materi atau pelajaran

yang lain, uraian materi, penugasan,

dan rangkuman. Bagian penutup

terdapat glossary atau daftar istilah, tes

akhir, dan indeks. Langkah terakhir

yaitu membuat rancangan awal

Berdasarkan hasil analisis dan

spesifikasi tujuan pembelajaran. pada

tahap define serta penyusunan tes awal

lalu pemilihan media dan format,

peneliti melanjutkan dengan membuat

rancangan awal Modul Pembelajaran

Page 7: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 7

Matematika Berbasis Keterampilan

Metakognisi dalam Pembelajaran

Matematika pada Materi Relasi dan

Fungsi di Kelas X SMA. Setelah

melakukan rancangan awal selanjutnya

hasil desai dievaluasi oleh ahli materi

dan ahli desain. Setelah melakukan

revisi adapun hasil akhir desain yang

divalidasi untuk dilanjutkan ke tahap

pengembangan adalah sebagai beikut:

1) Judul

Gambar 1. Judul

Bagian judul didesain

sedemikian menarik agar memberi

kesan awal yang baik kepada pembaca.

Cover depan didesain menggunakan

Microsoft Word 2007 yang terdiri dari

judul modul, dan identitas siswa

2) Daftar Isi

Gambar 2. Daftar isi

Aturan daftar isi disusun

berdasarkan aturan yang berlaku

namun ditambahkan desain yang lebih

menarik.

3) Peta Informasi

Gambar 3. Peta Informasi

Peta informasi dijabarkan

sesuai dengan kegiatan belajar, agar

tergambar jelas pembagian sub materi.

4) Daftar Tujuan Kompetensi

Gambar 4. Daftar Tujuan Kompetensi

Kompetensi inti, kompetensi

dasar, dan indikator pembelajaran

menggunakan shape yang berbeda

pada tiap bagiannya untuk memberi

kesan menarik.

5) Tes Awal

Gambar 5. Tes Awal

Tes awal digunakan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa

dimana diberikan gambar untuk

menarik perhatian siswa.

6) Pendahuluan/tinjauan umum materi

Gambar 6. Pendahuluan

Pada pendahuluan berisi

gambaran umum materi, manfaat

materi, harapan peserta didik, dan

Page 8: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 8

petunjuk penggunaan modul yang

disatukan dalam satu shape yang sama.

7) Uraian Matei

Gambar 7. Uraian Materi

Uraian materi ada 4 bagian

sesuai dengan kegiatan belajar yang

ada. Dimana setiap kegiatan belajar

menggunakan gambar yang berbeda

yang membantu siswa mengetahui

contoh dalam kehidupan sehari-hari

Gambar 7. Uraian Materi

Di setiap uraian materi

mempunyai contoh soal, di saat

mengerjakan soal terdapat

keterampilan metakognisi dan

pemecahan masalah. Keterampilan

metakognisi berupa pertanyaan-

pertanyaan yang shape berwarna hijau

sedangkan pemecahan masalah

menggunakan shape biru muda.

Menggunakan warna shape yang

berbeda agar siswa dapat

membedakannya.

8) Penugasan

Gambar 8. Penugasan

Setiap kegiatan belajar siswa

terdapat penugasan yang mempunyai

shape garis biru yang sama dan

mempunyai tempat untuk menjawab

soal.

9) Rangkuman

Gambar 9. Rangkuman

Kesimpulan terdapat di setiap

kegiatan belajar pada modul yang

menggunakan shape biru dan shape

pink untuk kesimpulan.

10) Glossarry atau daftar istilah

Gambar 10. Glossarry

Glossary ini dapat digunakan

siswa untuk mengingatkan siswa

kembali tentang konsep pembelajaran.

Page 9: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 9

11) Tes

Gambar 11. Tes

Tes ini menggunakan shape

kotak dengan garis berwarna orange

putus-putus, background berwarna

hijau terang serta dilengkapi dengan

judul halaman yang menggunakan

shape background hijau disertai

dengan gambar yang mewakilinya

dengan tulisan berwarna hitam dan

garis berwarna hitam pula.

Menggunakan banyak warna agar

terlihat lebih menarik.

12) Indeks

Gambar 12. Indeks

Indeks perlu diberikan dalam

modul supaya pembelajar mudah

menemukan topik yang ingin

dipelajari.

c. Tahap Development

1) Validasi Ahli

Sebelum semua angket

diberikan kepada ahli materi, ahli

desain, angket respon untuk guru dan

siswa serta lembar validasi untuk guru

dan siswa semua diberikan kepada ahli

instrumen untuk dilihat apakah sudah

sesuai atau belum. Setelah diberikan,

ternyata angket harus direvisi lagi tapi

hanya angket untuk ahli materi yang

beberapa aspek kurang cocok

digunakan.

Setelah itu diberikan kepada

ahli materi dan ahli desain berupa

angket. Untuk hasil validasi ahli materi

diperoleh skor persentase sebesar

77,41% dengan kriteria cukup valid

atau dapat digunakan dengan revisi

kecil. Sedangkan untuk validasi desain

diperoleh persentase sebesar 72,92%

dengan kriteria cukup valid atau dapat

digunakan dengan revisi kecil.

2. Uji Coba

Uji coba pengembangan

dilakukan oleh dua tahap. Pertama uji

coba terbatas oleh 2 orang guru dan 14

siswa non subjek. Untuk angket respon

guru terhadap penggunaan modul

diperoleh skor persentase sebesar

82,22% dengan kriteria sangat baik,

untuk uji coba terhadap 14 orang siswa

diperoleh skor sebesar 85,07% dengan

kriteria sangat baik sesuai dengan

kriteria kevalidan (Akbar, 2013).

Kedua, uji coba lapangan yang

dilaksanakan pada siswa kelas X SMA

yang diawali memberikan tes awal,

kemudian proses pembelajaran

menggunakan modul sebanyak 4 kali

pertemuan. Selanjutnya dilakukan tes

untuk melihat tes keterampilan

metakognisi siswa dan memberikan

angket respon kepada siswa. Untuk tes

keterampilan metakognisi dalam

pemecahan masalah tes keterampilan

metakognisi dalam pemecahan

masalah diperoleh skor rata-rata kelas

sebesar 75,125 dengan jumlah siswa

tuntas sebanyak 26 orang, sehingga

diperoleh ketuntasan klasikal sebesar

81,25% yang berarti tuntas. untuk

Page 10: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 10

persentase angket respon siswa

sebesar 83,89% dengan kriteria sangat

baik.

2. Pembahasan

Penelitian pengembangan ini

bertujuan untuk mengembangkan

modul yang berbasis keterampilan

metakognisi dalam pemecahan

masalah siswa, serta melihat kelayakan

dari modul yang dikembangkan

tersebut. Modul yang dikembangkan

yaitu berupa modul yang berbasis

keterampilan metakognisi dalam

pemecahan masalah matematika

materi relasi dan fungsi.

Penelitian ini menggunakan

model pengembangan 4-D yang telah

dimodifikasi menjadi 3-D yaitu terdiri

dari define (pendeinisian), design

(perencanaan), dan develop

(pengembangan),

Tahap define (Pendefinisian)

langkah-langkahnya menurut (Trianto,

2014: 93), yaitu analisis ujung-depan

diketahui bahwa dari hasil tes

pemecahan masalah di kelas X SMA

Negeri 1 Muaro Jambi tersebut masih

rendah dan belum ada upaya secara

khusus untuk meningkatkan cara

menjawab siswa menggunakan

pemecahan masalah tersebut dalam

pembelajaran. Selanjutnya analisis

siswa, Dari hasil dari analisis siswa

memiliki latar belakang dan suku yang

berbeda-beda pada tiap siswa.

Meskipun demikian siswa tidak

dikelompokkan sesuai latar belakang

dan suku. Namun, siswa dikelompok

secara heterogen pada setiap kelas.

Kemudian analisis materi, pada

langkah ini peneliti memperhatikan

silabus Kurikulum K13 dimana

kurikulum ini digunakan di SMA

Negeri 1 Muaro Jambi. dengan

menghasilkan beberapa indikator. Lalu

analisis tugas, disusun berdasarkan

kompetensi inti dan kompetensi dasar

tersebut tugas siswa dalam

pembelajaran diarahkan untuk dapat

memenuhi indikator pencapaian

kompetensi.

Tahap akhir yang dilakukan

pada bagian define (pendefinisian) ini

yaitu membuat spesifikasi tujuan

pembelajaran.

Tahap design (Perancangan),

ada beberapa langkah, yaitu pemilihan

media. Media yang dipilih dalam

penelitian kali ini yaitu modul, modul

yang maksudkan dalam tahap ini

adalah membuat siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran serta

membuat siswa lebih mandiri dalam

proses pembelajaran

Setelah ditentukan pemilihan

media modul untuk menemukan

konsep, selanjutnya dalam tahap

design adalah pemilihan format.

Format penulisan yang penulis pilih

adalah Asyhar (2013: 230-235) yaitu

modul berisi tentang pertama bagian

pembuka terdiri dari judul, peta

informasi, daftar tujuan kompetensi.

Bagian kedua yaitu bagian inti terdiri

dari pendahuluan, hubungan dengan

materi lain, uraian materi, penugasan

dan rangkuman.Bagian terakhir yaitu

bagian ketiga yaitu bagian penutup

terdiri dari glossary atau daftar istilah,

tes akhir dan indeks.

Tahapan terakhir dari tahap

design adalah perancangan awal atau

pembuatan draft A. Penulis memilih

Microsoft Word 2007 sebagai software

yang digunakan untuk membuat isi

buku. Untuk background gambar

sampul, penulis desain dengan

berbantuan internet, beberapa gambar

dalam isi materi juga berasal dari cara

yang sama atau dari gambar penulis

Page 11: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 11

sendiri atau gambar yang dibuat

dengan fitur yang disediakan dalam

Microsoft Word 2007. Perpaduan

gambar dan teks penulis tata

sedemikian rupa dalam Microsoft

Word 2007 sehingga diperoleh

rancangan awal modul.

Tahapan selanjutnya adalah

tahap development (pengembangan).

Tahap ini terdiri dari kegiatan validasi

ahli materi, validasi desain, validasi

instrumen yang akan digunakan, revisi,

dan pelaksanaan uji coba.

2. Kelayakan Modul

a. Kevalidan Modul

Kevalidan diukur melalui

angket validasi ahli materi dan ahli

desain. Penilaian ahli validasi materi

dan ahli desain berturut-turut adalah

77,41% dan 72,92% dengan kriteria

cukup valid atau dapat digunakan

dengan revisi kecil.

b. Kepraktisan

Untuk melihat kriteria

kepraktisan dapat dilihat dari uji coba

perorangan terhadap penggunaan

modul diperoleh skor persentase

sebesar 82,22% dengan kriteria sangat

baik, untuk ujicoba terhadap 14 orang

siswa diperoleh skor sebesar 85,07%

dengan kriteria sangat baik, sedangkan

untuk ujicoba lapangan diperoleh

respon siswa dengan persentase

sebesar 83,89% dengan kriteria sangat

baik. Serta pengamatan aktivitas guru

diperoleh rata-rata persentase sebesar

82,81% dengan kriteria Sangat Baik.

c. Keefektifan

Untuk hasil pengamatan

aktivitas siswa berdasarkan lembar

observasi diperoleh rata-rata sebesar

79,30% dengan kriteria Sangat Baik.

Sehingga modul yang dikembangkan

memenuhi kriteria efektif sesuai

dengan skala persentase lembar

observasi (Agusmawan, 2013).

Selanjutnya untuk tes keterampilan

metakognisi dalam pemecahan

masalah diperoleh skor rata-rata kelas

sebesar 75,125 dengan jumlah siswa

tuntas sebanyak 26 orang, sehingga

diperoleh ketuntasan klasikal sebesar

81,25% tuntas. Menurut Tampubolon

(2013: 144) mengatakan suatu kelas

dikatakan telah mampu dalam

pemecahan masalah matematika secara

klasikal apabila terdapat 80% siswa

dalam kategori tinggi sehingga dengan

jumlah siswa 26 orang tinggi dengan

persentase 81,25% telah mampu

memcahkan masalah.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Cara mengembangkan modul

pembelajaran matematika berbasis

keterampilan metakognisi dalam

pemecahan masalah matematika pada

materi relasi dan fungsi di

dikembangkan dengan model 4-D

yang telah dimodifikasi menjadi 3-D

yaitu define (Pendefinisian), design

(perancangan), dan development

(pengembangan).

Pengembangan modul

pembelajaran matematika berbasis

keterampilan metakognisi dalam

pemecahan masalah matematika

dinyatakan memilikai kualitas baik.

Karena telah memenuhi kriteria

kevalidan, kepraktisan, dan

keefektifan.

2. saran

a. Guru perlu mengembangkan modul

pembelajaran dengan menggunakan

suatu pendekatan atau model atau

keterampilan pembelajaran lain

yang dapat meningkatkan

pemecahan masalah matematika

siswa.

Page 12: Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika … ILMIAH.pdf · soal. 9) Rangkuman Gambar 9. Rangkuman Kesimpulan terdapat di setiap kegiatan belajar pada modul yang menggunakan

Nurdina Khairunnisa RRA1C213001 Pendidikan Matematika FKIP UNJA Page 12

b. Guru perlu mengembangkan modul

serupa untuk materi lain untuk

meningkatkan pemecahan masalah

siswa dengan menggunakan

keterampilan metakognisi.

DAFTAR PUSTAKA

Agusmawan, dkk. 2013. Upaya Guru

Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa dalam Pembelajaran PKN

dengan Menggunakan Peta

Konsep di Kelas IV SDN 1 Bale.

Jurnal Kreatif Tadulako Online

6(1). ISSN 2354-614.

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat

Pembelajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Asyhar, Rayanda. 2010. Kreatif

Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jambi: Gaung

Persada Press..

Erwinsyah. 2015. Pengembangan

Modul Fisika Materi Momentum

dan Impuls Berbasis

Metakognisi untuk Siswa Kelas

XI SMA PGRI Tanjung Pandan

Belitung. Yogyakarta:

Universitas Ahmad Dahlan.

2(1).

Khairunnisa, Rifda dan Setyaningsih

Nining. 2017. Analisis

Metakognisi Siswa Dalam

Pemecahan Masalah Aritmatika

Sosial Ditinjau Dari Perbedaan

Gender. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

ISSN: 2502-6526.

Penyusun, Tim. 2018. Panduan

Penulisan Skripsi. Jambi:

Universitas Jambi.

Trianto. 2014. Model Pembelajaran

Terpadu, Konsep, Strategi dan

Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher.

Tampubolon, Panusan. 2013.Upaya

Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah dan

Pemahaman Matematika Siswa

Melalui Strategi Kooperatif Tipe

TGT. Prosiding Seminar

Nasional Sains dan Pendidikan

Sains VII, Vol 4, Nomor 1.

Medan: Universitas Negeri

Medan.