11
PERENCANAAN SISTEM PERSAMPAHAN TUGAS I Oleh : Nuning Armawati (NIM. 25714004) Perencanaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Nuning Armawati-25714004-Tugas I.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PERENCANAAN SISTEM PERSAMPAHAN

TUGAS I

Oleh :

Nuning Armawati (NIM. 25714004)

Perencanaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung

2015

I. PENDAHULUAN

Permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi perbincangan yang cukup hangat. Hal

ini dikarenakan Indonesia telah memiliki peraturan mengenai persampahan yang lebih tinggi

daripada peraturan tentang pengelolaan air, yaitu Undang-undang yang mengatur mengenai

pengelolaan sampah, tercatat pada UU no.18 tahun 2008. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan

peraturan tersebut hanya menjadi sebuah tulisan tanpa makna. Bagaimana tidak, telah jelas diatur

pada UU tersebut mengenai pengelolaan sampah baik dari sampah domestik maupun non

domestik yang meliputi : pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan

akhir. Namun mayoritas masyarakat masih belum bisa merubah kebiasaan mengenai memilah

sampah berdasarkan jenisnya sebelum dibuang di tempat sampah mereka. Bahkan tak jarang

juga ditemui sampah yang dibuang secara sembarangan (1).

Sampah berdasarkan definisinya menurut UU no.18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Selain itu juga didefinisikan bahwa penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses

alam yang menghasilkan timbulan sampah (2). Semakin hari jumlah penduduk di Indonesia

bertambah semakin pesat, karena itu berdasarkan definisi pada UU no.18 maka timbulan sampah

akan meningkat seiring meningkatnya penghasil sampah. Dengan meningkatnya jumlah timbulan

sampah, maka sudah seharusnya disertai dengan pengelolaan sampah yang baik agar tidak

sampai mecemari lingkungan.

Pengelolaan sampah berdasarkan UU no.18 tahun 2008 dan PP no.81 tahun 2012

didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang

meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dalam upaya pengelolaan sampah tentunya

diperlukan prasarana dan sarana persampahan yang didefinisikan sebagai kegiatan

merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara serta memantau dan mengevaluasi

penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga menurut PerMen PU no.3

tahun 2013. Hal inilah yang menjadi latar belakang pembuatan makalah mengenai “pengelolaan

sampah pada sumber penghasil sampah”. Sehingga sejauh mana pengetahuan masyarakat terkait

pengelolaan sampah bisa diketahui, apakah telah sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada

atau belum (2) (3) (4) (5).

II. METODOLOGI

Metodologi dalam penulisan makalah ini, meliputi :

II.1Metode Pengambilan Data

Dalam memperoleh data untuk makalah ini, metode yang saya gunakan adalah

observasi langsung ke lapangan serta wawancara

II.2 Tempat dan Waktu

a. Tempat

Pengambilan data dilakukan di dua tempat pengamatan dalam satu daerah, yaitu :

- Tempat 1 (Kost tanpa induk semang) , Taman Hewan no.44 RT 03/RW 08 Taman

Sari, Bandung

- Tempat 2 (Kost dengan induk semang), Jalan Kebun Bibit Utara no.11/58 RT 01/RW

05 Taman Sari, Bandung

b. Waktu

Pengamatan dilakukan satu hari yaitu Kamis, 29 Januari 2015

II.3Alat dan Bahan :

Alat dan bahan yang kami perlukan dalam pengumpulan data adalah :

- Alat tulis

- Daftar pertanyaan

- Kamera

III. PEMBAHASAN

Tempat pengamatan pertama ini berupa sebuah rumah kos mahasiswa dengan jumlah

penghuni sebanyak 6 (enam) orang. Kawasan ini dilalui oleh aliran sungai cikapundung, dimana

rumah rumah di sekitar membuang limbah cairnya sebagian besar langsung ke sungai.

Sedangkan untuk limbah padat yang selanjutnya akan disebut sampah, dikumpulkan terlebih

dahulu untuk selanjutnya dibuang ke TPS. Menurut penuturan salah satu warga kos di kawasan

taman hewan ini, sampah yang dihasilkan di kumpulkan terlebih dahulu di tempat sampah yang

telah disediakan oleh pemilik kost. Tempat sampah ini terletak di depan kost tersebut. Walaupun

menyadari akan pentingnya pemilahan sampah, tetapi disini tidak dilakukan pemilahan sampah

terlebih dahulu.

Gambar 1. Kondisi Tempat Sampah di depan Tempat (Kost) 1

Seringkali karena letak tempat sampah yang berada diluar pagar, sampah yang ada bukan hanya

sampah yang berasal dari warga kost tersebut, melainkan juga berasal dari orang yang tidak

sengaja lewat. Hal ini dikarenakan, letak tempat 1 yang merupakan jalan alternatif menuju

jl.cihampelas dan dekat sekali dengan kebun binatang bandung yang notabene sangat banyak

pengunjung.

Gambar 2. Gerobak yang digunakan untuk mengambil sampah di tempat 1 (sedang tidak

beroperasi)

Sampah yang telah terkumpul, diambil oleh petugas kebersihan menggunakan gerobak

dengan periode waktu dua hari sekali diwaktu pagi hari. Petugas kebersihan berasal dari dinas

kebersihan. Untuk retribusi, satu rumah dikenakan biaya Rp.5000/bulan. Menurut penuturan

narasumber, sampah yang telah diambil oleh petugas, dibawa ke TPS yang terletak di dekat

Kebun Binatang Bandung.

Berbeda dengan tempat pengamatan kedua, walaupun sama sama berupa kost, tetapi

tempat kedua dihuni oleh 3 (tiga) orang mahasiswa dengan pemilik rumah (4 orang). Selain itu,

kawasan tempat 2 ini terletak di dalam gang gang sempit dimana rumah penduduk berdempet

dempetan. Di tempat ini, sampah sampah sebelumnya dikumpulkan di kantong kantong plastik

untuk selanjutnya dibuang di tong sampah yang disediakan di depan rumah. Sementara dari

sampah rumah tersebut tidak dilakukan pemilahan terlebih dahulu, jadi semua sampah organik

dan non organik masih dicampur menjadi satu. Menurut pemilik kost yang juga tinggal disitu,

sebenarnya pemilhan sampah perlu dilakukan untuk memudahkan dalam pemrosesan ataupun

pemanfaatan sampah selanjutnya, tetapi hal ini tidak juga dilakukan dengan alasan nanti akan

dicampur lagi oleh tukang pengumpul sampah. Perbedaan tempat pertama dan kedua juga pada

petugas pengambil sampah, jika di tempat pertama diambil oleh pihak pemerintah(dinas

kebersihan) maka di tempat kedua diambil oleh warga yang dipercaya untuk mengumpulkan dan

mengangkut sampah dari rumah rumah menuju TPS. Sehingga retribusi yang dibayarkan juga

berbeda, untuk tempat 2 ini biaya yang dikenakan Rp.10000/bulan.

Gambar 3. Tong sampah di depan tempat 2 (kiri), sebagian penduduk meletakkan sampah

di samping rumah

Gambar 4. Gerobak pengangkut sampah (kiri); Pak Aceng warga yang dipercaya untuk

mengangkut sampah (kanan)

Periode untuk pengambilan sampah yang dilakukan petugas dikawasan atau

tempat kedua, antara 2-3 hari sekali. Selanjutnya sampah ini akan diangkut ke TPS yang sama

dengan tempat 1 untuk dilakukan pemilahan dan pengelolaan yang lebih lanjut.

Gambar 5. Kondisi TPS dimana sampah dari tempat 1 dan 2 dikumpulkan

Berdasarkan pembahasan diatas, pengelolaan sampah yang terjadi dikawasan taman sari

khususnya kebon bibit utara RT 01/ RW 05 dan taman hewan RT 03/RW 08 dapat dibuat bagan

sebagai berikut :

Sampah Tempat 1 Sampah Tempat 2

TPS

Petugas Pemerintah (Dinas Kebersihan)

Sektor Informal (Warga yang dipercaya)

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tempat 1 dan Tempat 2 belum bisa menerapkan pemilahan sampah

2. Perlunya fasilitas untuk melakukan pemilahan sampah di kawasan ini, karena

masyarakat telah menyadari pentingnya pemilahan sampah

3. Belum terjadi daur ulang atau pengolahan lebih lanjut terkait sampah yang dihasilkan

baik di tempat 1 maupun tempat 2

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. fikom.unpad.ac.id. [Online] 2014. [Dikutip: 9 Mei 2014.]

http://fikom.unpad.ac.id??page=detailberita&id=54.

2. Indonesia, Pemerintah Republik. Undang Undang Republik Indonesia nomor 18 . 2008.

3. Indonesia, Pemerintah. Perarutan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81. 2012.

4. Umum, Menteri Pekerjaan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Nomor 03. 2013.

5. Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri. Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah.

Bandung : ITB, 2010.