22
NORMA DAN ARTI SKOR TES Nurmiyanti 1371040040 Kelas A

Norma Dan Skala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Power Point Mengenai Norma dan Skala yang Digunakan Psikologi

Citation preview

Page 1: Norma Dan Skala

NORMA DAN ARTI SKOR TESNurmiyanti

1371040040Kelas A

Page 2: Norma Dan Skala

NORMA-NORMA PERKEMBANGAN

• 61:Mengartikan skor-skor tes adalah dengan menunjukkan sejauh mana individu telah maju sepanjang jalur perkembangan yang normal.

• 61Skor-skor yang didasarkan pada norma-norma perkembangan cenderung mentah secara psikometris dan tidak bisa dipakai dengan baik untuk maksud statistik yang menuntut ketepatan tinggi. Tetapi skor tes ini memiliki daya tari pada maksud deskriptif pada bidang klinis intensif atas individu untuk penelitian tertentu.

Page 3: Norma Dan Skala

Lanjutan….• Usia Mental61

Usia mental dikenal luas lewat penerjemahan dan adaptasi skala-skala Binet-Simon dengan istilah “tingkatan mental”

Dalam skala usia seperti pada Binet dan revisinya, butir soal dikelompokkan kedalam level tahun

Skor seorang anak pada tes tertentu akan berhubungan dengan kelas tahun-tertinggi yang bisa iya kerjakan dengan sukses.

Norma usia mental juga digunakan pada tes-tes yang tidak dibagi-bagi ke sejumlah level tahun.

Unit usia mental tidak tinggal tetap bersama umur, melainkancenderung mengerut ketika semakin banyak tahun.

Page 4: Norma Dan Skala

Lanjutan….• Ekuivalen-Ekuivalen Kelas (Grade Equivalent)62

Skor-skor pada tes prestasi pendidikan kerap diinterpretasikan berdasar ekuivalen-ekuivalen kelas .

Norma kelas didapatkan dengan menghitung skor mentah rata-rata yang didapatkan oleh anak-anak dalam tiap-tiap kelas.

Norma-norma kelas memiliki berbagai kekurangan, salah satunya isi intruksi agak berbeda dari kelas ke kelas

• Skala-skala Ordinal63Pendekatan lain pada norma perkembangan berasal dari riset

dalam psikologi anakJadwal perkembangan Gessel (Gessel Development Schedules)

menunjukkan tingkat perkiraan perkembangan dalam satuan bulan yang diperoleh seorang anak dalam masing-masing 4 bidang utama (motorik, adaptif, bahasa, dan personal sosial)

Page 5: Norma Dan Skala

Lanjutan….. Pada taun 1960-an, ada kebangkitan minat yang tajam terhadap

teori perkembangan dari ahli psi. anak asal Swiss “ Jean Piage” Riset Piaget difokuskan pada perkembangan proses kognitif dari

balita sampai pertengahan remaja. Piaget lebih memerhatikan konsep-konsep tertentu dibanding

kemampuan-kemampuan umum. Skala ordinal dirancang untuk mengidentifikasi tahap yang

dicapai anak dalam perkembangan fungsi-fungsi perilaku khusus.

Skor yang dihasilkan bersifat sekunder dan berguna untuk melengkapi deskripsi kualitatif perilaku karakteristik anak.

Skala ordinal merujuk pada kemajuan perkembangan melalui tahap-tahap berurutan.

Page 6: Norma Dan Skala

NORMA-NORMA DALAM KELOMPOK:65

• Dengan norma kelompok, kinerja individu dievaluasi berdasar kinerja kelompok tersatandarisasi yang paling bisa dibandingkan.

• Skor-skor kelompok memiliki arti kuantitatif yang seragam dan terdefinisikan dengan jelas, dan dapat digunakan dengan cukup memadai pada kebanyakan jenis analisis statistik.

Page 7: Norma Dan Skala

Lanjutan….• Persentil :65

skor-skor persentil diungkapkan berdasar presentase orang dalam sampel terstandarisasi yang berada di bawah skor mentah tertentu.

Persentil adalah skor-skor yang diturunkan, yang diungkapkan berdasarkan presentase orang

Skor-skor persentil memiliki keuntungan yakni mudah dihitung dan mudah dipahami, bahkan oleh orang yaang tak terlatih secara teknis. Persentil juga bisa digunakan secara universal.

Kekurangan utama skor persentil muncul dari ketidakseimbangan unit-unit skor, terutama pada ekstrem distribusi.

Page 8: Norma Dan Skala

Lanjutan….• Skor-Skor Standar:67

Skor-skor standar mengungkapkan jarak individu dan rata-rata berdaasrkan simpangan baku

Skor-skor standar bisa diperoleh dengan transformasi linear atau nonlinear atas skor-skor mentah yang orisinil

Salah satu alasan untuk mengubah skor mentah ke skala turunan manapun adalah agar skor-skor pada tes-tes yang berbeda dapat dibandingkan.

Skor-skor standar yang normal adalah skor-skor standar yang diungkapkan berdasar distribusi yang telah diubah sehingga bisa bisa sesuai dengan kurva norma

Page 9: Norma Dan Skala

Lanjutan….• Jika skor normal dikalikan dengan 10 dan

ditambahkan atau dikurangi dengan 50, skor itu dikoversikan menjadi skor T (= skala yang diusulkan oleh WA McCall)

• Pada skala W.A.McCall skor 50= rata-rata, skor 60=1SD dan seterusnya.

• Skala stanine dikembangkan oleh United States Air Force selama PD II

• Skala Stanine menyediakan sistem skor satu digit (1-9) dengan rata-rata lima dan SD mendekati 2.

Page 10: Norma Dan Skala

Lanjutan….• IQ Simpangan:71

Dalam upaya menkonversi skor-skor MA kedalam indeks seragam tentang status relatif individu, IQ dimasukkan kedalam tes-tes intelegensi awal.

Kesulitan utamanya jika SD dari distribusi IQ tetap mendekati konstan bersama usia, IQ tidak akan dapat dibandingkan pada tingkat usia.

Diantara tes-tes pertama yang mengungkapkan skor dalam kaitannya dengan IQ simpangan adalah Wechslet Intelegence Scales.

IQ simpangan juga digunakan dalam sekolompok tes intelegensi dan revisi ketiga (1960) Stanford-binet

IQ simpangan dapat dibandingkan hanya bila IQ simpangan itu menggunakan nilai yang sama atau hampir sama untuk SD

Page 11: Norma Dan Skala

Lanjutan…..• Antar Hubungan Skor-skor dalam kelompok:73

Sebagai kesimpulan bentuk yang pasti untuk laporan skor amat ditentukankan oleh kenyamanan, keabraban, dan kemudahan mengembangkan norma-norma.

Skor-skor standar dalam bentuk apapun (termasuk IQ simpangan) secara umum telah menggantikan tipe-tipe skor lainnya karena manfaat tertentu yang ditawarkan dalam kaitan dengan penyusunan tes dan perlakuan statistik atas data.

Page 12: Norma Dan Skala

RELATIVITAS NORMA-NORMA• Perbedaan Antartes

Skor-skor tes tak dapat diinterpretasikan setepatnya secra abstrak, melainkan harus dirujuk pada tes-tes tertentu

Ada 3 alasan utama untuk menerangkan variasi sistematik diantara skor-skor yang didapatka oleh idividu yang sama pada tes yang berbeda, yaitu :1. Tes-tes bisa berbeda dalam isi meskipun labelnya sama2. Unit-unit skala mungkin bisa tidak dapat dibandingkan3. Komposisi sampel-sampel standarisasi yang digunakan dalam

memantapkan norma-norma untuk berbagai tes bisa berbeda-beda

Kurangnya komparabilitas , biasanya dapat dideteksi dengan rujukan pada tes itu sendiri atau pada buku pegangan tes.

Page 13: Norma Dan Skala

• Sampel NormatifNorma-norma tes psikologi sama sekali tidak absolut,

universal, maupun permanen, tetapi hanya mewakili kinerja orang-orang yang merupakan sampel terstandarisasi.

Sampel harus dapat mewakili populasiSatu cara untuk memastikan bahwa sampelnya

representatif adalah membatasi populasi yang cocok dengan spesifikasi dari sampel yang tersedia

Ketika menginterpretasi skor tes, pengguna tes seharusnya mempertimbangkan pengaruh-pengaruh khusus yang dibisa menyangkut sampel normatif yang digunakan dalam menstandardisasikan tes tertentu.

Page 14: Norma Dan Skala

• Norma-norma Jangkar NasionalTes jangkar berfungsi untuk menghasilkan tabel-tabel

ekuivalensi bagi skor-skor pada tes-tes yang berbeda.Metode ekuipersentil yaitu skor dianggap ekuivalen

bila skor-skor memiliki persentil yang sama dalam kelompok yang ada.

Tes jangkar terdiri dari pemahaman bacaan dan subtes kosakata dari Metropolitan Achievment Test

Tes tes seharusnya tidak dianggap sama atau disamakan kecuali jika tes-tes itu betul-betul dapat saling dipertukarkankan

Page 15: Norma Dan Skala

• Norma-norma yang spesifikSub kelompok dapat dibentuk dalam kaitannya dengan usia, nilai,

tipe kurikulum, seks, wilayah geografis, lingkungan perkotaan/pedesaan, tingkat sosioekonomis, dll.

Kelompok-kelompok yang digunakan dalam menurunkan norma lokal bahkan dirumuskan secara lebih sempit ketimbang sub kelompok.

• Kelompok rujukan tetapDalam skala nonnormatif , interpretasi normatif menuntut rujukan

pada norma-norma yang dikumpulkan sendiri-sendir dari populasi yang sesuai

salah satu contoh paling awal dalam penentuan skala berdasarkan kelompok rujukan tetap diberikan oleh skala skor dari College Board Scholastic Aptitude Test

Skala-skala yang dibuat dari kelompok rujukan tetap bersifat analogis dalam satu hal dengan sla-skal yang digunakan dalam pengukuran fisik.

Page 16: Norma Dan Skala

• Item ResponseTheoryModel-model IRT digunakan untuk menetapkan

skala pengukuran yang seragam dan bebas sampel, yang bisa diterapkan pada individu atau kelompok yang memiliki tingkat ragam kemampuan luas da pada isi tes denga tingkat kesulitan yang beragam.

Model-model IRT membutuhkan butir-butir soal jangkar dan tes umum

Unit skala umum yang dihasilkan secara matematis dari item yang bmemberikan keuntungan baik dari segi teoritis maupun praktis atas prosedur analisis masalah.

Page 17: Norma Dan Skala

• Bahaya dan Garis-garis PedomanDua prinsip utama mendasari banyak garis

pedoman yag revelan yaitu:1. Informasi yang memadai harus diberikan untuk

memungkinkan pengguna tes mengevaluasi reliabilitas, validitas, dan segi-segi teknis lain dari sistem interpretif yang digunkan dalam mempersiapkan program prangkat lunak.

2. Laporan digunakan untuk maksud-maksud klinis atau konseling, atau jika dengan cara lain atau jika dengan cara lain laporan-laporan itu masuk kedalam keputusan-keputusan penting tentang individu, penting untuk mempertimbangkan sumber data lain yang tersedia tentang peserta tes.

Page 18: Norma Dan Skala

INTERPRETASI TES BERUJUKAN DOMAIN

• Hakikat dan penggunaannyaPengetesan berujukan domain khususnya menggunakan domain isi yang spesifik dan bukan populasi orang yang spesifik sebagai kerangka acuan interpretifnya. Pengetesan berujukan domain dikontraskan dengan pengetesan berujukan norma yang biasa, dimana skor individu diinterpretasikan dengan dengan skor individu lain dengan tes yang sama. Aplikasi utama pengetesan berujukan domain terjadi pada berbagai inovasi dalam bidang pendidikan.

Page 19: Norma Dan Skala

• Arti IsiCiri khas dari pengetesan ini adalah interpretasinya atas kinerja tes dari segi arti isi. Fokusnya jelas pada apa yang dapat dilakukan seorang peserta tes dan apa yang mereka ketahui bukan bagaiman mereka dibandingkan dengan orang lain. Tuntutan dasar dalam jenis tes ini adalah domain keterampilan dan pengetahuan yang didefinisikan dengan jelas untuk dinilai skornya

• Pengetesan PenguasaanAkibat dalam pengetesan penguasaan perbedaan-perbedaan individual dalam bekerja sedikit atau bahkan tidak diperhatikan.

Page 20: Norma Dan Skala

• Hubungan dengan pengetesan berujukan NormaPerlu dicatat bahwa pengetesan berujukan domain bukan hal baru dan juga tidak terpisah sama sekali dari pengetesan berujukan norma.

Page 21: Norma Dan Skala

KUALIFIKASI MINIMUN DAN SKOR POTONG

• Kebutuhan-kebutuhan praktis dan kesulitan tersembunyiKualifikasi minimum harus dispesifikasikan dan diimplementasikan untuk berbagai maksud alam hidup sehari-hari. Dalam banyak situasi pertimbangan keamanan menuntut ditetapkannya skor potong dalam kinerja seperti pemberian surat izin mengemudi. Dll.

• Tabel HarapanSebuah tabel harapan memberiprobabilitas hasil kriteria yang berbeda-beda bagi orang-orang yang memeroleh tiap skor tes.

Page 22: Norma Dan Skala