Upload
arief-zamir
View
117
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ui
Citation preview
rs aNGAKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
KASUS HIDROSEFALUS
Pembimbing: dr. Yudi, Sp.BS
Penyusun : Tanti Widya Ishwara, S.ked (030.07.253)
14 Januari 2013
UNIVERSITAS TRISAKTI NOVEMBER 12TH 2012 – JANUARY 18TH 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya referat ini dapat di
sekesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing dr. Yudi Yuwono, Sp.BS serta teman-teman sejawat kepaniteraan Ilmu
Bedah di RS Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa yang telah membantu
menyelesaikan referat ini.
Referat ini mengangkat judul tentang hidrosefalus untuk membantu lebih
mengenal penyakit hidrosefalus, dari segi definisi, etiologi, pathogenesis, manifestasi
klinis, dan penatalaksanannya.
Semoga referat ini berguna bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
tentang penyakit hidrosefalus dan penatalaksanaan operatif.
Dengan keterbatasannya waktu yang diberikan, penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan pada referat ini. Sehingga penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan kesediannya dalam
membaca referat ini.
Jakarta, 13 Januari 2013
2
STATUS ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
LONG CASE
Nama Mahasiswa : Tanti Widya Ishwara Tanda Tangan :
NIM : 030.07.253
Dokter Pembimbing : dr. Yudi Sp.BS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.S Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 14 tahun Suku bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam
Pekejaan : Pelajar Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Dakota. Halim Tanggal Masuk RS : 3 Des 2012
A. ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesis
Tanggal : 17 Desember 2012
Pukul : 08.00 WIB
Keluhan Utama
Sakit kepala berat
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit kepala berat dirasakan di seluruh bagian kepala disertai mual dan muntah sejak
2 hari SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat operasi pemasangan VP shunt saat usia 1 tahun di RS Angkatan di Bandung.
1 minggu SMRS OS di diagnosa Hidrosephalus oleh RS Imanuel bandung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang menderita keluhan yang sama pada keluarga pasien.
3
Riwayat Neonatal
OS lahir prematur usia kehamilan tujuh bulan dengan berat badan 1500 gr
Riwayat Alergi
Os tidak mempunyai riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesan Gizi: kurang BMI: 20,4
BB 49 kg
TB 155 cm
Tanda Vital : TD 110/70 mmHg
: Nadi 82 x/menit
: Pernafasan 20 x/menit
: Suhu 36,5˚ C
2. Status Generalis
Kepala : Makrosefali, rambut warna hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva pucat -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-)
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis di ICS V, 1 cm medial midklavikularis kiri
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 normal, S2 normal, Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Paru
Inspeksi : Gerak dinding dada pada pernafasan simetris, tidak ada yang tertinggal
Palpasi : Gerak dinding dada teraba simetris, tidak ada yang tertinggal.
: Vocal fremitus teraba sama keras.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
4
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan. Hepar dan lien tidak teraba membesar.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus + (4x/menit)
Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+), oedem (-)
Bawah : Akral hangat (+), oedem (-)
3. Status Neurologis
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 V5 M6
Pupil : Isokor, Sentral
4. Status Lokalis
Inspeksi : Makrosefali, lingkar kepala 51cm, terdapat luka bekas operasi
vp shunt, selang VP shunt tampak menonjol
Palpasi : Ubun-ubun tidak dapat dinilai, posisi pompa VP shunt di leher
sisi kanan
Perkusi : Cracked-post sign(-)
Transiluminasi: -
C. Diagnosa Klinis : Makrosefali
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai NormalHb 13,8 13,3-17,3Leukosit 7000 3000-10000Ht 41 40-52BT 2 menit 1-3 menit
5
CT 5 menit 2-6 menitSGOT 15 10-50SGPT 14 10-50Ureum 23 10-50 mg%Kreatinin 0,72 <1,3GDS 109 95-140 mg/dl
6
2. CT Scan kepala (RS. Imanuel): Tampak severe ventrikulomegali (hydrosephalus
berat) ec non komunikans. VP shunt terpasang kurang baik di intra ventrikuler lateralis
kanan kornu posterior
Gambar 1. CT-scan Nn.S
7
RESUME
Nn. S, 14 tahun datang dengan keluhan sakit kepala berat dirasakan di seluruh bagian
kepala disertai mual dan muntah sejak 2 hari SMRS. Riwayat operasi pemasangan VP
shunt saat usia 1 tahun di RS Angkatan di Bandung. 1 minggu SMRS OS di diagnosa
Hidrosephalus oleh RS Imanuel bandung. OS lahir prematur usia kehamilan tujuh
bulan dengan berat badan 1500 gr. Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan makrosefali. Hasil CT-scan kepala gambaran
hidrosefalus dengan VP shunt terpasang kurang baik. Sebelumnya pasien pernah
menjalani operasi pemasangan VP shunt saat usia 1 tahun.
Follow Up
3 Desember 2012 (Persiapan Pre-operasi)
S: Nyeri kepala dan pusing. Sulit BAB
O: KU = TSS/CM
TD = 120/80 MmHg, Nadi = 80 kali /menit, Suhu = 36⁰C
Kepala = Lingkar kepala tampak membesar
A: Pro ETV
P : Dulcolax supp
Persiapan operasi :
- SIO
- Puasa 8 jam sebelum operasi
- Cukur rambut
- Konsul penyakit dalam
- Ceftizoxime inj. 2gr 1 jam sebelum operasi
- PRC 200 cc
- Persiapan ICU
- Foto thorax PA, Abdomen polos, cranial
8
Gambar 2. Rontgen abdomen dan Cranial Nn. S
Laporan Operasi 4 Desember 2012
Diagnosa : Tindakan ETV dan removal VP shunt lama dan Endoscopy guided VP shunt
baru
Tindakan pembedahan :
1. Pasien terlentang di meja operasi dalam narkose, posisi kepala miring ke kiri
2. Asepsis dan antisepsis daerah lapang operasi dan sekitarnya
3. Insisi semilunar frontal kanan, lapis demi lapis undermine fasculit lalu pasang spreader
kulit
4. Insisi pericranium lalu dipisahkan dari tulang, dibuat satu lubang burrhole, kemudian
dilakukan insisi silang duramater dengan alat endoskopi intracranial dimasukkan ke
dalam intraventrikular, dilakukan ETV
5. Perdarahan diatasi dengan couter endoskopi dan irigasi RL+gentamicin. Setelah
diyakini jernih operasi dilanjutkan dengan removal shunt lama melalui bekas sayatan
operasi lama
6. VP shunt yang lama di tes tidak berfungsi sehingga diputuskan untuk mengganti
dengan yang baru ‘VP shunt Jakarta a-low’ dengan endoscopy guided
7. Insersi drain ventrikel 5 cm melalui lubang burrhole di frontal kanan dan insersi drain
peritoneal di regio hipochondria kanan sedalam 20-25cm, pompa vp shunt di tes
lancar
8. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
9. Operasi selesai
9
Gambar 3. VP shunt Nn. S (1)
Gambar 4. VP shunt Nn. S (2)
10
Gambar 5. ETV Nn. S
4 Desember 2013 (Instruksi post-operasi)
1. Awasi KU, TTV, dan kesadaran
2. Puasa sampai bising usus normal
3. Elevasi kepala 30⁰
4. Balance cairan per 6 jam
5. Cek ulang DPL, AGD, elektrolit pasca operasi. Ada hasil, lapor dokter
6. Infus Asering 2000cc/24 jam
7. Obat-obatan :
- Injeksi Ceftizoxime 2x1 gr I.V
- Ketorolac inj. 3x30mg I.V
- Ranitidin inj. 2x1amp I.V
- Transamin inj. 3x500 I.V
- Vit K inj. 3x1amp
- Vit C inj. 1x400mg
- Ikaneuron inj. 1x1amp dalam drip infus asering
- Fenitoin inj. 3x100mg diencerkan I.V perlahan-lahan
Follow up
5 Desember 2012
S: Tadi pagi demam, saat ini tidak demam
11
OS tidak bisa tidur
O: KU baik/kesadaran E4V5M6
Suhu : 37⁰C, TD: 103/59, N:99kali/menit, RR:20kali/menit
Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen dalam batas normal
Status neurogi tidak ada perubahan
Status lokalis : pompa shunt lancar,
Balutan bekas operasi kering
A: Post op ETV dan removal VP shunt lama hari ke-1
P: Terapi lanjutkan, pindah ke ruangan (dari ICU)
Follow up
6 Desember 2012
S: Demam
O: KU baik/CM
Suhu : 39⁰C, TD: 110/70 MmHg,
Track VP-shunt tidak ada tanda radang
Balutan luka operasi kering
A: Post op ETV dan removal VP shunt lama hari ke-2
P: Cek darah rutin hari ini, ada hasil laapor
Obat-obatan teruskan
Tambahan :
- Dexamethasone 3x5mg injeksi
- Farmadol 3x1gr
12
Follow up
14 Desember 2012
S: OS datang ke Poli Bedah saraf RSAU dengan keluhan rembes di selang drain
peritoneal
O: KU TSS, kesadaran CM
TD = 120/80 MmHg, Nadi = 80 kali /menit, Suhu = 36⁰C
A: Leakage LCS dari luka operasi di abdomen
P: Rawat inap dan pro eksplorasi luka operasi
CT-scan 14 Desember2012 (Post-op)
Kesan: dibandingkan CT-scan 30 November 2012. Hidrocepalus belum terlihat
perubahan signifikan, vp shunt di ventrikel lateralis (posisi baik), ischemia di parietal
kanan.
Laporan Operasi 17 Desember 2012
Diagnosa: Leakage LCS dari luka operasi VP shunt di abdomen
Tindakan pembedahan :
1. Pasien terlentang di meja operasi dalam narkose
2. Asepsis dan antisepsis daerah lapang operasi dan sekitarnya
3. Insisi luka operasi VP shunt di abdomen lapis demi lapis sehingga menemukan drain
peritoneal
4. Drain peritoneal dikeluarkan dan kemudian diambil sample dari LCS untuk
pemeriksaan kultur mikroorganisme dan resistensi, serta liquor lengkap
5. Dilakukan insisi baru abdomen 1 cm dibawah insisi lama. Lapis demi lapis hingga
peritoneum
6. Terdapat perlengketan antara omentum dengan dinding bagian dalam peritoneum,
perlengketan coba dibebaskan, drain dipasang 10-15 cm ke dalam intra peritoneal
7. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
8. Tepi luka operasi lama dibuang, dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai
Terapi post Operasi
- Ceftizoxime 3x1gr
- Ketorolac 3x30 mg
- Tramadol 2x50mg
13
- Ranitidin 2x1amp
- Transamin 3x500mg
- Vit.K 3x1amp
- Vit.C1x400gr
- Ikaneuron 1x1amp
14
TINJAUAN PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif
yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari
CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini
disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi cairan
yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler, keadaan ini disebut sebagai
hidrosefalus internal..Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan peninggian
TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus. Peninggian volume CSS tidak
ekuivalen dengan hidrosefalus; ini juga terjadi pada atrofi serebral.
Hidrosefalus sebagai kesatuan klinik dibedakan oleh tiga faktor: a).peninggian
tekanan intraventrikuler, b).penambahan volume CSS, c).dilatasi rongga CSS.
15
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi
Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunan-bangunan
dimana CSS berada.
Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.1
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel lateralis
berhubungan denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui foramen interventrikularis
(Monro).
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus dengan
adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularis
menonjol ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus pinealis ke arah kaudal.
Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV melalui suatu lubang kecil, yaitu
aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)
Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara cerebellum dan
medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi. Masing-
masing recessus berakhir pada foramen Luschka, muara lateral ventrikel IV. Pada
perlekatan vellum medullare anterior terdapat apertura mediana Magendie.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang korda
spinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Melanjut ke dalam medula oblongata, dimana ia
membuka ke dalam ventrikel IV.
Fisiologi
Fisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)
Sebagian besar (80-90%) CSS dihasilkan oleh pleksus khoroidalis pada
ventrikel lateralis sedangkan sisanya (10-20%) di ventrikel III, ventrikel IV, juga
16
melalui difusi pembuluh-pembuluh ependim dan piamater. Proses pembentukan CSS
melalui dua tahap, yaitu:
Tahap ke I; Pembentukan ultrafiltrat plasma oleh tekanan hidrostatika, melalui
celah endotel kapiler koroid di dalam stroma jaringan ikat di bawah epitel vili.
Tahap ke II; perubahan ultrafiltrat plasma ke dalam bentuk sekresi oleh proses
metabolisme aktif di dalam epitel khoroid. Mekanisme dari proses ini belum
diketahui secara pasti, tetapi diduga merupakan aktivasi pompa Na-K-ATPase
dengan bantuan enzim karbonik anhidrase.
Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2-0,5% volume
total per menit dan ada yang menyebut 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS adalah 150 cc,
berarti dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari CSS sebanyak 4-5
kali/hari. Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc dan akan meningkat
sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa. Pada hakekatnya susunan
CSS sama seperti cairan interselular otak, ventrikel dan ruang subarakhnoid. CSS
setelah diproduksi oleh pleksus khoroideus pada ventrikel lateralis akan mengalir ke
ventrikel III melalui foramen Monroe. Selanjutnya melalui akuaduktus serebri
(Sylvius) menuju ventrikel IV. Dari ventrikel IV sebagian besar CSS dialirkan melalui
foramen Luschka dan Magendie menuju ruang subarakhnoid, setinggi medulla
oblongata dan hanya sebagian kecil CSS yang menuju kanalis sentralis. Dalam ruang
subarakhnoid CSS selanjutnya menyebar ke segala arah untuk mengisi ruang
subarakhnoid, serebral maupun spinal. Absorpsi CSS dilakukan oleh vili-vili
arakhnoid yang jumlahnya sangat banyak pada permukaan hemisferium serebri, basis
serebri dan sekeliling radiks nervi spinalis2
17
BAB III
HIDROSEFALUS
Definisi
Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang
berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal
dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di
dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.3
Epidemiologi
Banyak jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai oleh
gangguan perkembangan lainnya, seperti malformasI Chiari, spina bifida, atau
meningo(mielo)kel, dan lain-lain. Prevalensi hidrosefalus pada tiga bulan pertama
kehidupan postnatal adalah 0.1-0.4%.2
Etiologi
Penyebab hidrosefalus masih tidak dapat dimengerti. Hidrosefalus dapat terjadi
sebagai akibat dari abnormalitas genetik
(seperti defek genetik penyebab stenosis
aqueductal) atau gangguan perkembangan
(contohnya neural defek termasuk spina bifida
dan encephalocele). Kemungkinan lainnya
termasuk komplikasi kelahiran premature
seperti perdarahan intraventricular, penyakit
meningitis, tumor, trauma kepala, atau
perdarahan subarachnoid, yang dapat
menyumbat aliran keluar cairan serebrospinal dari ventrikel-ventrikel ke sisterna atau
mempersulit aliran tersebut.4
19
Patofisiologi
Gangguan sirkulasi cairan serebrospinal-hidrosefalus ttimbul akibat terjadi ketidak
seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan gangguan sirkulasi CSS.
Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan
tersebut adalah:
1. Disgenesis serebri
46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah
malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam
proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai kompensasi
dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah hidroanensefali
yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.
2. Produksi CSS yang berlebihan
Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab tersering adalah
papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.
3. Obstruksi aliran CSS
Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat
terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa
kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, di mana pada
kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan
pada akuaduktus Sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat
tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS.
Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan
arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, di mana obstruksi
tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.
4. Absorpsi CSS berkurang
Kerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS,
selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkankejadian tersebut adalah:
1. Post meningitis
2. Post perdarahan subarakhnoid
3. Kadar protein CSS yang sangat tinggi
5. Akibat atrofi serebri
Bila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul penimbunan
CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.2
20
Aspek umum pathogenesis.
Banyak penyakit menyebabkan ketidak seimbangan produksi dan resorpsi LCS. Jika
LCS dihasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit diresorpsi, sistem vestrikuler
menjadi membesar (hidrosefalus). Peningkatan tekanan LCS di ventrikel
menyebabkan pergeseran, dan akhirnya atrofi, substasia alba periventrikularis,
sedangkan substantia grisea tidak terpengaruh, setidaknya pada fase awal.
Abnormalitas klinis dan histologist yang disebabkan oleh hidrosefalus hanya dapat
berkurang jika tekanan intraventrikel dikembalikan ke keadaan normal secepat
mungkin.2
Klasifikasi
Klasifikasi Berdasarkan Dinamik.
Hidrosefalus dikatakan aktif jika tekanan intraventrikular terus menerus meningkat.
Ada dua tipe hidrosefalus aktif. Pada hidrosefalus aktif terkompensasi, ukuran
ventrikel serta tanda dan keluhan pasien tetap konstan seiring perjalanan waktu; pada
hidrosefalus aktif tidak terkontrol, kondisi pasien memburuk, sedangkan ventrikel
terus membesar. Hidrosefalus aktif tidak sama dengan hidrosefalus bertekanan
normal, yaitu tekanan LCS hanya meningkat secara intermiten.2
Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain :
1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS
- Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada sistem ventrikel yang
mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak), yang
kebanyakan disebabkan oleh kongenital : stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan
dilatasi ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam
ukuran dan lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus
adalah sindrom Dandy-Walker, Atresia foramen Monro, malformasi vaskuler atau
tumor bawaan. Radang (Eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma
subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor parasellar,
tumor fossa posterior).
- Hidrosefalus tipe komunikans
Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan
(Gangguan di luar sistem ventrikel).
21
- Perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu menimbulkan
blokade villi arachnoid.
- Radang meningeal
- Kongenital :
1. Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan.
2. Gangguan pembentukan villi arachnoid
3. Papilloma plexus choroideus
2. Berdasarkan Etiologinya :
- Tipe obstruksi
i. Kongenital
1. Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan
selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalah sangat jarang.
(Toxoplasma/T.gondii, Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).
2. Sindrom Dandy-Walker
Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya
tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia
vermis serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi
ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil
pada saat lahir, namun 80% kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus
semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus
kalosum, abiopalatoskhisis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya.
3. Malformasi Arnold-Chiari
Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak dan
cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar menuju
canalis spinalis.
4. Aneurisma vena Galeni
Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara normal tidak dapat
dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen
mengalir di atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong
aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus.
5. Hidrancephaly
Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.
22
ii. Didapat (Acquired)
1. Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)
Infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput (meningen) di
sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari
infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui
akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi
arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat
menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis
meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk.
Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang.
Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.
2. Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
3. Hematoma intraventrikuler
Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalam
jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan
hidrosefalus berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan
otak untuk menyerap CSS.
4. Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)
Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor
ini terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor
otakyang dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus
yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus (termasuk papiloma dan
carsinoma). Tumor yang berada di bagian belakang otak sebagian besar akan
menyumbat aliran CSS yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik
untuk mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor adalah menghilangkan
tumor penyebab sumbatan.
5. Abses/granuloma
6. Kista arakhnoid
Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista
arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi dengan jaringan pada membran
arachnoid. Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak
atau pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus
non komunikans dengan cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya
23
ventrikel III. Berdasarkan lokasi kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan
dinding kista dan mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang
tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat memasang shunt untuk
mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan menghentikan pertumbuhan kista
dan melindungi batang otak.
3. Berdasarkan Usia
- Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )
- Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )
Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia, terdapat juga jenis
Hidrosefalus Tekanan Normal ; sesuai konvensi, sindroma hidrosefalik termasuk
tanda dan gejala peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan
fontanel. Akhir-akhir ini, dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan
dengan peninggian TIK. Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus tekanan
normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak
ada peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut,
dan sebagian besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang
tidak normal. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari perdarahan subarachnoid, trauma
kepala, infeksi, tumor, atau komplikasi pembedahan. Namun, hidrosefalus jenis ini
dapat terjadi walau tanpa memiliki faktor-faktor resiko dengan etiologi yang tidak
diketahui..4
Pada dewasa dapat timbul “hidrosefalus tekanan normal” akibat dari :
a).Perdarahan subarachnoid, b).meningitis, c).trauma kepala, dan d).idiopathic.
Dengan trias gejala :
a).gangguan mental (dementia), b).gangguan koordinasi (ataksia), c).gangguan kencing
(inkontinentia urin)
Hidrosefalus ex-vacuo terjadi saat stroke atau trauma yang menyebabkan kerusakan
otak. Dalam keadaan ini, jaringan otak dapat mengkerut.
Manifestasi Klinis
Gejala yang menonjol pada hidrosefalus adalah bertambah besarnya ukuran lingkar
kepala anak dibanding ukuran normal. Di mana ukuran lingkar kepala terus
bertambah besar, sutura-sutura melebar demikian juga fontanela mayor dan minor
24
melebar dan menonjol atau tegang. Beberapa penderita hidrosefalus congenital
dengan ukuran kepala yang besar saat dilahirkan sehingga sering mempersulit proses
persalinan, bahkan beberapa kasus memerlukan operasi seksio sesaria. Tetapi
sebagian besar anak-anak dengan hidrosefalus tipe ini dilahirkan dengan ukuran
kepala yang normal. Baru pada saat perkembangan secara cepat terjadi perubahan
proporsi ukuran kepalanya. Akibat penonjolan lobus frontalis, bentuk kepala
cenderung menjadi brakhisefalik, kecuali pada sindrom Dandy-Walker dimana kepala
cenderung berbentuk dolikhosefalik, karena desakan dari lobus oksipitalis akibat
pembesaran fossa posterior. Sering dijumpai adanya “Setting Sun Appearance / Sign”,
yaitu adanya retraksi dari kelopak mata dan sklera menonjol keluar karena adanya
penekanan ke depan bawah dari isi ruang orbita, serta gangguan gerak bola mata ke
atas, sehingga bola mata nampak seperti matahari terbenam. Kulit kepala tampak tipis
dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan. Pada perkusi kepala anak akan
terdengar suara “cracked pot”, berupa seperti suara kaca retak. Selain itu juga
dijumpai gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntah-muntah,
retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh secara optimal.
Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema, tapi pada
tahap akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara pelan sikap
tubuh anak menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau ekstensi pada tungkai. Gerakan
anak menjadi lemah, dan kadang-kadang lengan jadi gemetar.
Manifestasi pada dewasa.
Pada anak denan sutura yang tertutup, dan pada dewasa hidrosefalus timbul dengan
manifestasi hipertensi intracranial, yang meliputi sakit kepala, mual dan muntah
(terutama “muntah-muntah” pagi hari dan muntah proyektil), dan tanda-tanda iritasi
meningeal, antara lain kaku kuduk, head tilt, opistotonus, dan fotofobia. Ketika
kondisi berlanjut, manifestasi lain dapat meliputi fatigue, penurunan kognitif, gaya
berjalan tidak seimbang, deficit saraf kranial (terutama kelumpuhan nervus abdusens),
sindrom Parinaud, papiledema, dan gangguan
kesadaran.2
Diagnosa
25
A) Gejala klinis
B) X Foto kepala, didapatkan
1) Tulang tipis
2) Disproporsi kraniofasial
3) Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantil
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult : oleh karena sutura telah
menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya
gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
C) Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal 2,5 cm,
oksipital 1 cm
D) Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi fontanela
mayor.
Menentukan :
1) Tekanan
2) Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi
3) Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan.
4) Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik.
E) Ventrikulografi ; yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras
lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke
dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras
26
mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah
menutup untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian
frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit dan mempunyai resiko yang
tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT scan, prosedur ini telah
ditinggalkan.
F) CT scan kepala
1) Pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari
ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari
occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan
adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.
2) Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan menunjukkan dilatasi ringan dari
semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah
sumbatan.
Keuntungan CT scan :
3) Gambaran lebih jelas
4) Non traumatik
5) Meramal prognose
6) Penyebab hidrosefalus dapat diduga
G) USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat
menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan
USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam
menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat
menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada
pemeriksaan CT scan.1
27
Penatalaksanaan
H) Terapi medikamentosa
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi
cairan dari pleksus khoroid atau upay meningkatkan resorpsinya. Dapat dicoba pada
pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana sarana bedah
saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah:
1) Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat ditingkatkan
sampai maksimal 1.200 mg/hari
2) Furosemid
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari
Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.
I) Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)
Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas
hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal berulang akan terjadi
penurunan tekanan CSS secara intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili
arakhnoidalis akan lebih mudah.
Indikasi : umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada
hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, periventrikular-
intraventrikular dan meningitis TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus
komunikan dimana shunt tidak bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi
herniasi (impending herniation).
Cara:
1) LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-3 atau L3-4 dan
CSS dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gaya gravitasi.
2) LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang memakai cara setiap LP
CSS dikeluarkan 3-5 ml.
3) Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar kurang dari 5 ml, LP
diperjarang (2-3 hari).
4) Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap minggu.
5) LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT scan 3 minggu
berturut-turut.
6) Tindakan ini dianggap gagal jika :
28
Dilatasi ventrikel menetap
Cortical mantel makin tipis
Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriks
Dilatasi ventrikel yang progresif
Komplikasi : herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi hipoproteinemia dan
gangguan elektrolit.
J) Terapi Operasi
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita
gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-2
g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
1) “Third Ventrikulostomi”/Ventrikel III
Lewat kraniotomi, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan
bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat
mengalir keluar.
2) Operasi pintas/”Shunting”
Ada 2 macam :
Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya:
pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.
Internal.
CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
(a) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)
(b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
(c) Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
(d) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus
(e) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
(f) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
“Lumbo Peritoneal Shunt”
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi
terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Komplikasi Shunting
29
Infeksi
Hematoma subdural
Obstruksi
Keadaan CSS yang rendah
Asites
Kraniosinostosis1
Penutup
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara
produksi dan absorpsi dari CSS. Hidrosefalus dapat diklasifikasikan berdasarkan
anatomi/tempat obstruksi CSS, etiologinya, dan usia penderitanya. Diagnosa
hidrosefalus selain berdasrkan gejala klinis juga diperlukan pemeriksaan khusus.
Penentuan terapi hidrosefalus berdasarkan ada tidaknya fasilitas.
DAFTAR PUSTAKA
30
1. ILMU BEDAH SARAF, Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon,Ka.SMF Bedah Saraf RS.
Dr. M. Djamil / FK-UNAND Padang. Diunduh dari
:www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Hidrosefalus.html
2. Diagnosis Topik Neurologi DUUS: anatomi, fisiologi, tanda,gejala. M. Baehr dan m.
Frotscher. Edisi 4. EGC. Jakarta, 2010
3. Swaiman, K.F., and Wright, F.S. 1975. Hydrosephalus, in Farmer, T.W. (editor)
Practice of Pediatrics Neurology, Vol II, C.V Mosby Co., Saint Louis, 11(2) :111-4
4. Hydrocephalus. Diunduh dari : www.medicinenet.com , 2011
5. Kapita Selekta Kedokteran. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
6. Hydrocephalus. Diunduh dari : www.wikipedia.com, 2009
7. Hydrocephalus. Diunduh dari:
http://www.ninds.nih.gov/disorders/hydrocephalus/hydrocephalus.htm, 2002
8. Gan S, Suharto B, dkk. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: Bagiam Farmakologi
Kedokteran – UI; 1980
9. Anonim, 1999, Kelainan Neurologi Hidrosefalus dalam Harsono (editor) Buku Ajar
Neurologi Klinis dan Kapita Selekta, Gadjah Mada University Press, Bulaksumur,
Yogyakarta. Hal 45-8
10. Hydrosephalus association. 1997. Hydrosephalus, available :
http//www.hydroassoc.org.html (accessed: 2013, January 8th)
31