118
1 News Magazine dan Kesenjangan Kepuasan (Studi Deskriptif Tentang Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Penonton dari Acara One Stop Football On Sunday (TRANS 7) dan World Kick Off (ANTV) di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: NOVA ARDIAN WIBOWO D0205101 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

News Magazine dan Kesenjangan Kepuasan (Studi Deskriptif .../News...1 News Magazine dan Kesenjangan Kepuasan (Studi Deskriptif Tentang Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Penonton

Embed Size (px)

Citation preview

1

News Magazine dan Kesenjangan Kepuasan

(Studi Deskriptif Tentang Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Penonton dari

Acara One Stop Football On Sunday (TRANS 7) dan World Kick Off (ANTV)

di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS)

SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

NOVA ARDIAN WIBOWO

D0205101

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola memang berbeda dengan olahraga yang lain. Olahraga ini

berhasil membius jutaan penduduk di seluruh dunia untuk sejenak melupakan

berbagai masalah yang ada. Sepakbola adalah olahraga universal, dimana

semua orang; entah itu kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, maupun perempuan,

semuanya bisa menikmati permainan ini. Di stadion, semua memiliki tujuan

yang sama; mendukung tim kesayangannya bertanding.

Olahraga yang paling populer di seantero jagad ini menawarkan

peluang bisnis yang menjanjikan. Para penggila bola yang tidak dapat

menyaksikan di stadion pun memanfaatkan sarana televisi untuk bisa

menyaksikan tim kesayangannya bertanding di stadion. Tidak heran, jika

stasiun-stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan pertandingan sepak

bola untuk menarik pemirsa sebanyak-banyaknya.

Stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia pun jeli melihat fenomena

ini. Alhasil, siaran pertandingan sepakbola begitu membanjiri layar kaca di

Indonesia. Seorang suporter Persib, misalnya, tidak perlu jauh-jauh datang ke

Medan untuk menyaksikan pertandingan Persib melawan PSMS. Cukup

duduk santai di depan televisi, ia dapat menyaksikan jalannya pertandingan

hingga usai. Cukup praktis, efisien, dan tentunya tidak perlu mengeluarkan

biaya lebih.

3

Tidak hanya liga Indonesia yang dapat kita saksikan di layar televisi

kita. Kita pun dapat menyaksikan tayangan sepakbola liga-liga dunia.

Tayangan-tayangan tersebut diantaranya: Liga dan Copa Indonesia (ANTV

dan TV One), Serie-A (Trans7), Premier League (TV One), Eredivisie (Global

TV), La Liga (RCTI), European Championship (RCTI dan Global TV), AFC

Asian Cup (RCTI dan Global TV), dan UEFA Champions League (RCTI).

Siaran pertandingan sepakbola memang telah membanjiri layar kaca di

Indonesia. Namun, baru sedikit stasiun televisi di Indonesia yang membuat

news magazine tentang persepakbolaan dunia. Menurut pengamatan penulis,

baru tiga stasiun televisi yang mempunyai program news magazine yang

menyajikan berbagai informasi tentang persepakbolaan dunia. Ketiga stasiun

televisi tersebut adalah Trans 7 lewat acara “One Stop Football On Sunday”,

ANTV lewat acara “World Kick Off”, dan Metro TV lewat “Spirit Football”.

Kali ini penulis mengambil OSF On Sunday (singkatan dari One Stop

Football On Sunday) dan World Kick Off sebagai bahan penelitian. Alasan

pertama, karena keduanya merupakan perintis news magazine stasiun televisi

swasta di Indonesia yang menyajikan berbagai informasi tentang

persepakbolaan dunia. OSF On Sunday tayang perdana pada tahun 2003.

Sementara World Kick Off muncul pada tahun 2004.

Alasan kedua, dari hasil pra survei yang dilakukan penulis, acara OSF

On Sunday dan World Kick Off sangat familiar di kalangan mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008. Dalam pandangan mereka,

4

kedua acara tersebut juga menjadi salah satu acara favorit, khususnya untuk

mendapatkan segala informasi tentang persepakbolaan dunia.

Alasan berikutnya adalah karena kedua acara news magazine tersebut

sangat tampak bersaing untuk mendapatkan pemirsa sebanyak-banyaknya.

Persaingan ini tampak salah satunya pada hari tayang yang sama, jadwal

tayang yang sangat berdekatan, durasi acara yang sama, dan pengemasan

acara yang secara umum mirip.

Secara umum, OSF On Sunday dan World Kick Off sama-sama

menghadirkan segala informasi persepakbolaan dunia. Dengan dipandu oleh

seorang host wanita yang enerjik, funky dan newsy, kedua acara tersebut

menyajikan informasi terkini yang sedang hangat di persepakbolaan dunia.

Meskipun kedua acara tersebut serupa, namun tetap terdapat perbedaan

dalam cara penyajian diantara keduanya. Setidaknya, terdapat dua perbedaan

yang mencolok, yaitu:

1. Lokasi syuting

OSF On Sunday

Syuting acara OSF On Sunday dilakukan di dalam studio. Presenter

hanya duduk di tengah studio sambil menyampaikan info-info tentang

persepakbolaan dunia.

World Kick Off

Syuting acara World Kick Off dilakukan di luar studio. Misalnya saja,

dalam World Kick Off edisi 18 Januari 2009, syuting dilakukan di kafe

Manchester United, Jakarta. Dalam menyampaikan info-info pada

5

acara ini, presenter tidak hanya diam di tempat, melainkan berpindah-

pindah. Misalnya, saat membuka acara, presenter masih terlihat berada

di depan kafe. Pada saat membawakan acara, presenter berada di

dalam kafe sambil menikmati menu yang telah ia pesan. Dan pada saat

menutup acara, presenter telah berada di depan kasir kafe.

2. Pembagian Acara

OSF On Sunday

Acara ini dibagi ke dalam empat segmen. Segmen pertama

menampilkan hasil pertandingan terkini serta cuplikan pertandingan

paling aktual. Sebagai contoh, pada OSF On Sunday edisi 18 Januari

2009 ditampilkan hasil dan cuplikan pertandingan antara Manchester

United vs Bolton, Chelsea vs Stock City, dan pertandingan-

pertandingan lain dari liga-liga Eropa lainnya yang baru saja

berlangsung.

Di segmen kedua, ditampilkan profil pemain, pelatih, serta klub

yang sedang hangat diperbincangkan dan menjadi headline. Dalam

segmen ini, ditampilkan pula gosip-gosip yang menyertainya. Sebagai

contoh, ditampilkan ulasan tentang klub Liverpool dengan Everton

yang akan bertemu dalam Merseyside Derby.

Pada segmen ketiga, kita dapat menyaksikan feature seputar

sepakbola dunia. Sebagai contoh, pada segmen ini ditampilkan peran

besar Alesandro Del Piero dan Pavel Nedved terhadap kejayaan klub

Juventus.

6

Di segmen terakhir, OSF On Sunday menyajikan informasi tentang

prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar. Sebagai contoh,

pembahasan tentang prediksi jalannya pertandingan antara Lazio

dengan Juventus, Real Madrid dengan Osasuna.

World Kick Off

Acara ini terbagi ke dalam tiga segmen. Pada segmen pertama,

World Kick Off menampilkan satu info terbaru yang paling hot tentang

persepakbolaan dunia. Dalam segmen ini, disajikan pula daftar pemain

yang sedang on fire. Sebagai contoh, dalam World Kick Off edisi 18

Januari 2009, ditampilkan berita tentang terpilihnya Christiano

Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia 2009. Kemudian, kaitannya

dengan daftar pemain pemain yang sedang on-fire, maka

ditampilkanlah profil beberapa pemain, seperti Alesandro Del Piero,

Pato, Raul Gonzalez, Lionel Messi, dan Wayne Rooney.

Di segmen kedua, World Kick Off menghadirkan kabar-kabar

terbaru dari arena sepakbola dunia. Misalnya saja, ditampilkan kabar

tentang David Beckham yang memuaskan Milanisti, keinginan

sensasional Manchester City dengan menyiapkan dana 3 triliun untuk

mengeluarkan Kaka dari Milan, harapan Totti untuk dapat bermain

kembali, saran Maradona untuk Tevez agar meninggalkan MU,

Adriano yang diberi kesempatan main lagi oleh Mourinho, dan

harapan Asscavin dapat bermain di Arsenal.

7

Pada segmen ketiga, World Kick Off menyajikan profil klub yang

sedang naik daun. Sebagai contohnya, acara ini membahas tentang

klub Barcelona, mulai dari gol-gol yang telah diciptakan, pemain-

pemain andalannya, hingga prestasi-prestasi yang telah diukir.

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kedua news magazine di atas

merupakan program yang serupa namun tak sama. Tak hanya dari segi

pengemasan, informasi yang ditampilkan di antara keduanya pun juga

berbeda. Masing-masing program menawarkan kelebihan yang berbeda dalam

menyajikan informasi kepada pemirsa. Hanya pemirsa sendirilah yang

mengetahui program dan media mana yang dianggap memberikan kontribusi

yang paling besar bagi pemuasan kebutuhannya. Media yang lebih bisa

memberi kepuasan kepada merekalah yang cenderung dipilih.

Namun, dalam penggunaan media komunikasi tertentu, seringkali

terjadi kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) antara apa yang

diharapkan khalayak dari media (Gratification Sought) dengan tingkat

kepuasan nyata yang diperoleh khalayak setelah mengkonsumsi media

tersebut (Gratification Obtained).

Dalam penelitian ini, penulis memilih mahasiwa Ilmu Komunikasi

FISIP UNS angkatan 2005-2008 sebagai responden penelitian. Dalam

pandangan penulis, mahasiswa tersebut dianggap telah mampu mencerna

adanya kebutuhan-kebutuhan dari dalam dirinya yang akan dicarikan

pemuasannya melalui media massa televisi. Dari pra survey yang telah

dilakukan, mereka tergolong pemirsa setia televisi dengan tingkat terpaan

8

yang cukup tinggi. Artinya, mereka memiliki ketergantungan yang tinggi

terhadap televisi sebagai salah satu bentuk kegiatan pencarian informasi yang

mereka lakukan.

Dengan otoritas yang dimiliki, mereka bebas memilih dan menentukan

news magazine mana yang lebih mampu memuaskan kebutuhan mereka.

Karena perbedaan latar belakang dan motif yang dimilikinya, ada mahasiswa

yang menganggap OSF On Sunday yang ditayangkan Trans 7 lebih

memuaskan. Tetapi ada pula yang menganggap World Kick Off di ANTV

sebagai acara yang lebih memuaskan.

Uraian demi uraian di atas menjelaskan bahwa penelitian ini cenderung

melihat mahasiswa sebagai pribadi yang aktif dalam upaya memenuhi

kebutuhannya melalui penggunaan media massa. Motif-motif tertentu yang

ada dalam diri mereka menimbulkan sikap selektif terhadap media yang akan

digunakannya. Media yang menurut pandangan atau keyakinan mereka paling

menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka cenderung dipilih dan

digunakan.

Melalui pendekatan Uses and Gratifications, yaitu suatu pendekatan

yang lebih berorientasi pada studi khalayak, penulis ingin memperoleh

gambaran tentang kebutuhan apa saja yang ingin dicarikan pemuasannya

melalui media massa, pola penggunaan media, dan kepuasan yang diperoleh.

Untuk selanjutnya, akan diketahui adanya kesenjangan kepuasan yang akan

muncul, dan media mana yang sering digunakan atau dipilih pemirsa.

9

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Seberapa besar kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought)

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dengan

menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di

ANTV?

2. Seberapa besar kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained)

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 setelah

menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di

ANTV?

3. Seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) yang

diperoleh antara mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-

2008 yang menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dengan

World Kick Off di ANTV?

4. Bagaimana pola penggunaan media televisi oleh mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam menonton One Stop

Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di ANTV?

5. Acara news magazine mana yang lebih memuaskan mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam memperoleh

pemuasan kebutuhan-kebutuhan mereka?

10

C. Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini:

1. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diharapkan

(Gratification Sought) mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan

2005-2008 dengan menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan

World Kick Off di ANTV.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diperoleh (Gratification

Obtained) mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008

setelah menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World

Kick Off di ANTV.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratification

Discrepancy) yang diperoleh antara mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP

UNS angkatan 2005-2008 yang menonton One Stop Football On Sunday

di Trans 7 dengan World Kick Off di ANTV.

4. Untuk mengetahui bagaimana pola penggunaan media televisi oleh

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam

menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di

ANTV.

5. Untuk mengetahui acara news magazine mana yang lebih memuaskan

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam

memperoleh pemuasan kebutuhan-kebutuhan mereka.

11

D. Kerangka pemikiran dan teori

Komunikasi yang menggunakan media massa lazim kita sebut sebagai

komunikasi massa. Secara konkritnya, Littlejohn mendefinisikan komunikasi

massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan

(messages) dan mengirimkan kepada publik. Dan melalui proses tersebut,

sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi audiens.1

Jalaluddin Rakhmat telah merangkum berbagai definisi yang diberikan

para ahli dalam satu pengertian. “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis

komunikasi yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,

dan anonim, melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama

dapat diterima secara serentak dan sesaat.”2

Ciri-ciri komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendi adalah

sebagai berikut:

- Komunikasi massa berlangsung satu arah.

- Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

- Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

- Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

- Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.3

Media dalam komunikasi massa ini menunjuk pada media cetak

(koran, majalah, tabloid) dan media elektronik (radio, video, televisi, internet).

Kini, televisi merupakan media dominan komunikasi massa diseluruh dunia,

1 Redi Panuju, Sistem Komunikasi Indonesia, Pustaka Pelajar, Jogja, 1997, hal. 117

2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hal. 189

3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remadja Karya, Bandung, 1986,

hal. 27-32

12

dan sampai sekarang masih terus berkembang.4 Kelebihannya untuk dapat

didengar dan dilihat gambarnya sekaligus menjadi andalan jenis media massa

ini untuk meraih simpati masyarakat luas.

Di era sekarang ini, dimana khalayak merupakan seseorang yang aktif

dan dinamis, keberadaan institusi media sebagai sumber informasi tidak lagi

dominan. Audiens-lah yang menggerakkan media massa untuk memenuhi

kebutuhan/ kepentingan mereka. Maksudnya bahwa audiens punya otoritas

personal untuk menentukan akan mengkonsumsi media apa, sesuai dengan

motivasinya.

Hal ini terjadi karena banyaknya alternatif pemuas bagi audiens untuk

memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya dari media massa, namun juga sumber-

sumber lain dalam lingkungan sosialnya. Richard T. La Piere dalam bukunya

yang berjudul Theory of Social Control, berpendapat bahwa lingkungan inti

seperti rumah/keluarga, gereja dan jaringan persahabatan, lebih memengaruhi

nilai-nilai, sikap dan perilaku individu ketimbang media. Orang-orang

berpaling ke media untuk memperoleh apa yang mereka cari, bukannya

menyediakan diri untuk dipengaruhi.5

Audiens bergerak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya

saja. Motivasi yang berbeda satu orang dan lainnya, menyebabkan audiens

cenderung memilih media yang paling dapat memenuhi kebutuhannya.

Kewenangan untuk memilih inilah yang disebut sebagai otoritas audiens

dalam memenuhi berbagai motivasi/kebutuhannya.

4 Ibid. Hal. 21

5 William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson, Media Massa & Masyarakat Modern,

Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 41

13

Dalam kaitannya dengan pemuasan kebutuhan oleh media, peneliti

komunikasi pun tidak menunjukkan kesepakatan. Katz, Blumler, Gurevitch

mengelompokkan berbagai motif penggunaan media ke dalam beberapa

kategori, yaitu: motif unifungsional, motif bifungsional, motif empat

fungsional.6

Penganut aliran unifungsional yaitu Stephenson dan Kaarle

Nordenstreng, beranggapan bahwa motif penggunaan media oleh seseorang

didasarkan pada satu motif saja. Stephenson beranggapan bahwa media massa

hanya memenuhi satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan

diri atau hasrat bermain. Kaarle Nordenstreng menyebutkan motif dasar untuk

menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial.

Weiss dan Wilbur Scramm menilai bahwa fungsi media massa ada dua

(bifungsional). Menurut Weiss, media massa memenuhi kebutuhan akan

fantasi dan informasi. Sedangkan Schramm menganggap fungsi media massa

adalah hiburan dan informasi.

Sementara itu, Harold Laswell dan Charles Wright menilai ada empat

fungsi (empat fungsional) media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayak:

Surveillence (pengawasan lingkungan), Correlation (hubungan sosial),

hiburan, dan transmisi cultural.

Daftar motif memang tak terbatas, namun Blumler telah memberikan

suatu bentuk operasionalisasi yang boleh dikatakan praktis mengenai orientasi

dalam menggunakan media massa, yaitu:

6 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (edisi revisi), Remadja Rosda Karya, Bandung, 2001,

hal. 208

14

1. Orientasi Kognitif, yaitu kebutuhan akan informasi, kebutuhan

akan surveillance, atau ekplorasi realitas. Khalayak mencari

informasi tentang segi kemasyarakatan dan dunia sekitarnya.

2. Orientasi Biversi, yaitu kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan

kebutuhan akan hiburan. Khalayak menggunakan media massa

untuk mencari hiburan/terlepas dari beban.

3. Orientasi Identitas Personal, yaitu menggunakan isi media massa

untuk memperkuat atau memperkokoh sesuatu yang penting dalam

kehidupan/situasi khalayak sendiri.7

Sementara itu, Denis Mcquail membagi motif penggunaan media oleh

individu ke dalam 4 kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah:

1. Motif Informasi

- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

- Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang

berkaitan dengan penentuan pilihan.

- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

- Belajar, pendidikan diri sendiri.

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

- Menemukan model perilaku.

- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.

- Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

- Memperoleh teman selain dari manusia.

- Membantu menjalankan peran sosial.

- Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman,

dan masyarakat.

4. Motif Hiburan

- Melepaskan diri dari permasalahan.

- Bersantai.

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

- Mengisi waktu.

- Penyaluran emosi.

- Membangkitkan gairah seks.8

7 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Rosda Karya, Bandung, 2001, hal.

208

15

Jelas bahwa individu-individu menggunakan media massa karena

didorong oleh motif-motif tertentu yang dicarikan pemuasannya melalui

media tertentu pula, meski betapapun kecilnya pemuasan yang dapat

dilakukan media tersebut. Dari berbagai motif yang mendorong menggunakan

media, akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasannya melalui

media tersebut. Hal ini akan menimbulkan suatu pola perilaku penggunaan

media sebagai perwujudan dari motif yang ada.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa televisi digunakan khalayak

sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan dan

kebutuhannya tersebut dapat terpenuhi, maka akan timbul suatu kepuasan.

Asumsi bahwa khalayak aktif mencari kepuasan kebutuhan individualnya

melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam penelitian

komunikasi, yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-

pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan, yang disebut Uses and

Gratifications Theory.

Menurut teori ini, pemirsa televisi ternyata lebih aktif daripada yang

umumnya disangka. Terutama teori tersebut mau membantah anggapan,

televisi secara langsung dapat mengerahkan masyarakat dengan tujuan

tertentu. Sebaliknya, televisi itu dimanfaatkan oleh pemirsa. Dengan

menonton, mereka memenuhi kebutuhan tertentu yang mereka rasakan sendiri.

8 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa., Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 72

16

Jadi, mereka sama sekali bukan semacam tabula rasa yang dapat diisi semau-

maunya oleh para perancang program televisi.9

Zizi Papacharissi dan Andrew L Mendelson dalam An exploratory

study of reality appeal: uses and gratifications of reality TV shows,

menyebutkan bahwa: Uses and gratifications (U & G) examines the nature of

audience involvement and gratification obtained from viewing television, with

an emphasis on motives for medium, psychological, and social traits that

influence this use, and behaviors or attitudes that develop as a result of the

combined influence of motives and traits.10

(Uses and Gratifications menguji sifat keterlibatan audiens dan

kepuasan yang diperoleh dari menonton televisi, dengan perhatian pada motif

untuk media, sifat sosial, dan psikologis yang mempengaruhi penggunaan ini,

dan perilaku atau sikap yang berkembang sebagai hasil dari kombinasi motif

dan sifat.)

Contoh hasil aplikasi teori ini dalam suatu penelitian adalah John

Raacke yang menemukan bahwa: the vast majority of college students are

using MySpace and Facebook for a significant portion of their day for reasons

such as making new friends and locating old friends. 11

9 Ruedi Hofmann, Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi, Grasindo, Jakarta, 1999, hal. 62

10 Zizi Papacharissi, An exploratory study of reality appeal: uses and gratifications of reality TV

shows, Journal of Broadcasting & Electronic Media, New York, 2007, hal. 147 11

John Raacke, MySpace and Facebook: Applying the Uses and Gratifications Theory to

Exploring Friend-Networking Sites, CyberPsychology & Behavior Journal, New York, 2008, hal.

169

17

(Mayoritas pelajar perguruan tinggi menggunakan MySpace dan

Facebook dengan porsi yang signifikan pada hari mereka dengan alasan-alasan

seperti membuat teman baru dan menemukan teman-teman lama).

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael

Gurevitch, Uses and Gratifications meneliti (1) sumber sosial dan psikologis

dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa

atau sumber-sumber lain yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media

(atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan

kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang

tidak dikehendaki.12

Seiring dengan perkembangan jaman, teori Uses and Gratifications

yang dikemukakan oleh Katz dkk juga mengalami pengayaan oleh beberapa

ilmuwan komunikasi lainnya. Pengayaan tersebut melahirkan 4 model yang

dikenal secara umum yaitu;

1. Model Katz, Blumler, dan Gurevith (1974)

Di dalam model ini, Katz dkk menekankan pentingnya faktor-faktor

psikologi dan sosial sebagai penyebab timbulnya kebutuhan penggunaan

media oleh individu. Faktor sosial psikologis tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menimbulkan ketegangan dan

pertentangan, karena itu individu mengkonsumsi media.

b. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menciptakan kesadaran akan

adanya masalah-masalah yang membutuhkan perhatian dan informasi.

12

Jalaluddin Rakhmat, OpCit. Hal. 65

18

c. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menawarkan kesempatan-

kesempatan peningkatan taraf hidup dalam memuaskan kebutuhan-

kebutuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi oleh media massa.

d. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial memberikan dukungan dan

penguatan pada nilai-nilai tertentu melalui konsumsi media yang

selaras.

e. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menyajikan sejumlah harapan

yang telah diketahui melalui materi-materi media tertentu.13

2. Model Levi dan Windahl (1984)

Pendekatan ini mendekatkan pada khalayak aktif dalam melakukan

aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui penggunaan

media massa. Aktivitas-aktivitas tersebut dalam 3 tahap:

a. Before exposure, receiver may actively select what they want to

consume to obtain gratifications. (Sebelum terpaan, khalayak dapat

secara aktif memilih apa yang mereka butuhkan untuk digunakan

dalam mencapai kepuasan tertentu)

b. During exposure, audience members selectively perceive and

interpret communication content as well as identify with element of

message. (Saat terpaan, anggota khalayak secara aktif mengamati dan

menginterpretasikan isi komunikasi dengan mengidentifikasi unsur-

unsur pesannya)

c. After exposure, receivers selectively recall information from what they

received. (Setelah terpaan, khalayak secara aktif mengungkap kembali

informasi yang mereka terima)14

3. Model Rosengren, dkk (1985)

Model yang dikembangkan oleh Rosengren dkk ini memandang

bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dalam tingkatan yang rendah

maupun yang tinggi akan berinteraksi dengan berbagai karakteristik intra

dan ekstra individual serta struktur masyarakat sekitarnya, dimana

termasuk struktur media. Interaksi akan menghasilkan berbagai kombinasi

13

Philip Palmgreen, Gratifications Discrepancies and News Program Choice, Sage Publication

Inc, Beverly Hills, 1981, hal. 156 14

Sven Windhal, Benno Signitzer and Jean T. Olson, Using Communication Theory, An

Introduction to Planned Communication, Sage Publication, London, 1992, hal. 175

19

masalah individu, baik yang terasa maupun tidak serta cara-cara

penyelesaian yang dianggap tepat untuk masalah itu.

Kombinasi antara masalah dan penyelesaian ini, akan menghasilkan

berbagai motif sebagai upaya pencarian kepuasan dan menghasilkan

berbagai pola konsumsi media dan berbagai perilaku lain. Hasil-hasil ini

akan memberikan berbagai pola kepuasan dan non kepuasan yang

mungkin akan mempengaruhi karakteristik intra dan ekstra individu secara

struktur media, sosial, poltik, kebudayaan dalam masyarakat.15

4. Model Palmgreen dkk (1985)

Palmgreen dkk berpendapat bahwa model-model terdahulu

mengalami kegagalan dalam mengukur perbedaan antara apa yang dicari

khalayak dengan apa yang mereka peroleh dari media. Mereka kemudian

membuat model untuk mengukur kesenjangan (discrepancy) antara

kepuasan yang dicari (Gratification Sought) dengan kepuasan yang

diperoleh (Gratification Obtained).

Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan

akan diterima seseorang jika ia menggunakan media massa tertentu.

Sedangkan Gratification Obtained merupakan kepuasan yang diperoleh

seseorang setelah ia menggunakan media massa tersebut.

Dalam hal yang menyangkut GS, dianggap tidak ada perbedaan

antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih

banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan khalayak yang diabstraksikan

15

Jalaluddin Rakhmat, OpCit., Hal. 66

20

dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa.

Dalam GO, preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu

dianggap tidak memiliki perbedaan individu satu dengan yang lain.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat umpan balik

dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis kepercayaan dan

evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan evaluasi mempengaruhi

pencarian kepuasan (GS), dan setiap konsumsi media akan menghasilkan

suatu persepsi mengenai kepuasan tertentu yang diperoleh.

Berangkat dari pendekatan Uses and Gratifications model Palmgreen

ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kesenjangan kepuasan yang

diterima oleh pemirsa news magazine OSF On Sunday di Trans 7 dan World

Kick Off di ANTV. Kerangka pemikiran yang dipakai penulis adalah sebagai

berikut:

Gratifications Sought Gratifications Obtained

Media Consumptions

Kepercayaan

Evaluasi

Pencarian

Kepuasan

(GS)

Konsumsi

Media

Perolehan

Kepuasan

yang

diterima

(GO)

21

Dalam penelitian ini, variabel Gratification Sought diindikasikan akan

mendorong khalayak responden dalam mengkonsumsi media. Selanjutnya,

pola penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan nyata yang diperoleh

responden setelah menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off,

walaupun sebenarnya Gratification Sought dapat mempengaruhi secara

langsung Gratification Obtained.

E. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsepsional

Dengan tujuan untuk menjembatani perbedaan penafsiran antara

peneliti dan pembaca atau pengguna penelitian dalam hal variabel-variabel

yang akan diuji, perlu dirumuskan suatu konsep berupa abstraksi mengenai

suatu fenomena atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik

kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu.16

a. Gratification Sought (Kepuasan yang diharapkan)

Gratification Sought didefisinisikan sebagai kepuasan yang

dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media

tertentu (radio, tv, koran).17

Dalam penelitian ini, Gratification Sought merupakan kebutuhan

yang diharapkan pemenuhan kepuasannya dari acara news magazine

OSF On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di ANTV.

16

Masri Singarimbun, Sofian Effendi, ed. Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 34 17

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

2007, hal. 206

22

b. Media Use (Pengunaan Media)

Media Use merupakan perilaku khalayak dalam menggunakan

isi/acara yang disiarkan oleh suatu media. Penggunaan media adalah

jumlah waktu yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu

dan konsumen media dan isi media yang dikonsumsi atau dengan

media secara keseluruhan.18

Dalam penelitian ini, Media Use adalah perilaku mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008, sebelum, saat, dan

setelah menggunakan media yang dilihat dari pilihan tingkat perhatian,

frekuensi, dan curahan waktu rata-rata yang diberikan responden pada

acara news magazine OSF On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off

di ANTV.

c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang diperoleh)

Gratification Obtained merupakan tingkat kepuasan nyata yang

diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media

tertentu.19

Pada Gratification Obtained, tingkat kepuasan menunjuk

pada seberapa jauh acara OSF On Sunday di Trans 7 dan World Kick

Off di ANTV memberikan sumbangan berupa kepuasan nyata yang

diperoleh responden setelah menyaksikan acara tersebut.

18

Jalaluddin, Op. Cit., hal. 66 19

Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hal. 207

23

d. Gratification Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)

Gratification Discrepancy yaitu kesenjangan antara kepuasan

yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh khalayak dari

penggunaan suatu media. Pada penelitian ini, Gratification

Discrepancy dihitung berdasarkan ketidaksesuaian antara kepuasan

yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari

penilaian responden terhadap acara OSF On Sunday di Trans 7 dan

World Kick Off di ANTV, dimana GS lebih besar daripada GO.

e. News Magazine

News Magazine adalah uraian berita dalam ruang lingkup satu

tema dan merupakan pendalaman dari tema tersebut dengan

menambah segi-segi perkembangan berita.20

News Magazine

mempunyai ciri-ciri umum:

- Disajikan secara teratur, umpamanya sekali seminggu, sekali 15 hari,

atau sekali sebulan, tetapi tidak setiap hari.

- Disajikan pada hari dan jam yang sama, umpamanya setiap Selasa

jam 20. 30 selama 45 menit.

- Dalam sebuah news magazine, disajikan beberapa item.

- Adakalanya setiap akhir tahun atau sekali enam bulan disajikan edisi

khusus yang panjangnya mungkin melebihi acara biasanya.21

2. Definisi Operasional

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang berarti

20

J.B. Wahyudi. Jurnalistik Televisi., Penerbit Alumni, Jakarta, 1985, hal. 76 21

Soewardi Idris, Jurnalistik Televisi., CV Remadja Karya, Jakarta, 1987, hal. 127

24

sesuatu yang mempunyai variasi nilai.22

Variabel-variabel dalam

penelitian ini, dioperasionalkan sebagai berikut:

a. Gratification Sought (Kepuasan yang diharapkan)

Untuk mengukur Gratifications Sought (GS), diajukan beberapa

pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari menyaksikan news

magazine yang ditayangkan masing-masing media televisi, yaitu Trans

7 dengan OSF On Sunday dan ANTV dengan World Kick Off.

Pembagian tingkat GS ini mengikuti pendapat Denis McQuail

yang membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam 4

kelompok. Keempat kelompok motif tersebut kemudian dioperasi-

onalisasikan dalam 11 item pertanyaan sebagai berikut:

1. Motif Informasi

- Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.

- Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

2. Motif Identitas Pribadi

- Untuk membentuk kepribadian yang sportif.

- Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

- Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

- Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada

orang lain.

- Untuk dapat berkumpul dengan orang lain.

22

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Op. Cit., hal. 42

25

4. Motif Hiburan

- Untuk melepaskan diri dari masalah.

- Untuk bersantai.

- Untuk mengisi waktu.

- Untuk menyalurkan emosi.

Pada masing-masing item pernyataan kebutuhan diberikan empat

alternatif jawaban dengan 4 skor yang dapat dipilih responden yang

menyatakan kuatnya keinginan responden untuk memuaskan

kebutuhannya melalui acara tersebut. Keempat skala dimaksud adalah:

- Sangat penting (skor 4), artinya responden sangat ingin mencarikan

pemuasan kebutuhannya melalui acara tersebut.

- Penting (skor 3), artinya responden ingin mencarikan pemuasan

kebutuhannya melalui acara tersebut.

- Tidak penting (skor 2), artinya responden kurang begitu ingin

mencarikan pemuasan kebutuhannya melalui acara tersebut.

- Sangat tidak penting (skor 1), artinya responden sama sekali tidak

ingin mencarikan pemuasan kebutuhannya melalui acara tersebut.

Dari ketentuan skor tersebut akan diperoleh nilai tertinggi 11x4 =

44 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 11x1 = 11 (sebagai batas

bawah). Untuk menentukan empat kelas yang menyatakan tingginya

harapan responden untuk memuaskan kebutuhannya melalui news

magazine tersebut maka diperoleh range (jarak) interval:

26

kelasjumlah

bawahbatasatasbatasi

4

11 - 44i

i = 8,25 dibulatkan menjadi 8

Kategorisasi keempat kelas tingkat kepuasan yang diharapkan

responden tersebut adalah:

- Sangat tinggi : 37 - 44, artinya responden sangat mengharapkan

pemuasan kebutuhannya melalui acara itu.

- Tinggi : 29 - 36, artinya responden mengharapkan pemu-

asan kebutuhannya melalui acara itu.

- Rendah : 21 - 28, artinya responden kurang mengharap-

kan pemuasan kebutuhannya melalui acara itu.

- Sangat rendah : 13 – 20, artinya responden tidak mengharapkan

pemuasan kebutuhannya melalui acara itu.

b. Media Use (Penggunaan Media)

Media Use merupakan perilaku khalayak dalam menggunakan

media. Tingkat penggunaan media pada responden dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi, dan curahan waktu

rata-rata yang diberikan responden pada acara OSF On Sunday di

Trans 7 dan World Kick Off di ANTV.

27

1) Tingkat perhatian, meliputi:

- Pre Activity (Pra aktivitas/sebelum terpaan media)

Menunjuk pada aktivitas responden sebelum menggunakan

media televisi. Indikatornya meliputi aktivitas pencarian

informasi acara televisi oleh responden dan setelah mendapat

informasi tersebut apakah responden sengaja meluangkan waktu

untuk menontonnya atau tidak.

Aktivitas pencarian informasi dalam menonton acara OSF

On Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4

tingkatan:

- Sangat tinggi : jika responden selalu mencari informasi

tentang acara itu.

- Tinggi : jika responden sering mencari informasi

tentang acara itu.

- Rendah : jika responden kadang mencari informasi

tentang acara itu.

- Sangat rendah : jika responden tidak pernah mencari informasi

tentang acara itu.

Sikap responden apakah menyiapkan waktu untuk

menontonnya atau tidak, dikategorikan menjadi 4 tingkatan:

- Sangat tinggi : jika responden selalu menyiapkan waktu

khusus.

28

- Tinggi : jika responden sering menyiapkan waktu

khusus.

- Rendah : jika responden kadang menyiapkan waktu

khusus.

- Sangat rendah : jika responden tidak pernah menyiapkan

waktu khusus.

- Duractivity (Selama terpaan media)

Menunjuk pada aktivitas responden saat menggunakan

media. Indikatornya meliputi ada tidaknya aktivitas lain yang

dikerjakan saat mengikuti OSF On Sunday dan World Kick Off,

pemahaman, dan selesai atau tidaknya menyaksikan acara itu.

Ada tidaknya aktivitas lain yang dikerjakan responden saat

menyaksikan OSF On Sunday dan World Kick Off dikategorikan

menjadi 4 tingkatan:

- Sangat tinggi : jika tidak pernah disertai aktivitas lain.

- Tinggi : jika kadang disertai aktivitas lain.

- Rendah : jika sering disertai aktivitas lain.

- Sangat rendah : jika selalu disertai aktivitas lain.

Pemahaman terhadap isi berita yang diperoleh dari OSF On

Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4 tingkatan:

- Sangat tinggi : jika responden selalu memahami.

- Tinggi : jika responden sering memahami.

- Rendah : jika responden kadang memahami.

- Sangat rendah : jika responden tidak pernah memahami.

29

Selesai tidaknya responden dalam menyaksikan OSF On

Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4 tingkatan:

- Sangat tinggi : jika responden selalu mengikuti sampai

selesai.

- Tinggi : jika responden sering mengikuti sampai

selesai.

- Rendah : jika responden kadang mengikuti sampai

selesai.

- Sangat rendah : jika responden tidak pernah mengikuti sampai

selesai.

- Post Activity (Pasca aktivitas/setelah terpaan media)

Menunjuk pada aktivitas khalayak setelah terpaan media.

Indikatornya yaitu apakah responden mencatat informasi-

informasi yang disampaikan OSF On Sunday dan World Kick

Off. Selain itu, apakah responden juga memperbincangkannya

dengan orang lain dalam interaksi sosialnya setelah menyaksikan

acara tersebut.

Sikap responden apakah mencatat informasi-informasi yang

disampaikan atau tidak, dikategorikan menjadi 4 tingkatan, yaitu:

- Sangat tinggi : jika responden selalu mencatatnya.

- Tinggi : jika responden sering mencatatnya.

- Rendah : jika responden kadang mencatatnya.

- Sangat rendah : jika responden tidak pernah mencatatnya.

30

Sikap responden apakah memperbincangkannya dengan

orang lain dalam interaksi sosialnya setelah menyaksikan acara

tersebut. Indikator ini dikategorikan menjadi 4 tingkatan:

- Sangat tinggi : jika responden selalu membincangkannya.

- Tinggi : jika responden sering membincangkannya.

- Rendah : jika responden kadang membincangkannya.

- Sangat rendah : jika responden tidak pernah membincangkan-

nya.

2) Frekuensi, yaitu tingkat keseringan responden dalam menonton

acara dimaksud. Dalam penelitian ini adalah berapa kali responden

menonton OSF On Sunday dan dengan World Kick Off dalam satu

minggu. Frekuensi responden dalam menonton acara OSF On

Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4 tingkatan,

yaitu:

- Sangat tinggi : jika responden menonton 4-5 kali dalam 1

bulan.

- Tinggi : jika responden menonton 3 kali dalam 1 bulan.

- Rendah : jika responden menonton 2 kali dalam 1 bulan.

- Sangat rendah : jika responden menonton 1 kali dalam 1 bulan.

3) Curahan waktu, adalah waktu rata-rata yang diberikan responden

dalam sekali menonton OSF On Sunday dan World Kick Off, yang

dinyatakan dalam satuan menit. Dalam hal ini, dikategorikan

menjadi 4 tingkatan, yaitu:

31

- Sangat tinggi : jika responden mencurahkan waktu selama

22,6 – 30 menit dalam sekali menonton.

- Tinggi : jika responden mencurahkan waktu selama

15,1 – 22,5 menit dalam sekali menonton.

- Rendah : jika responden mencurahkan waktu selama 7,6

– 15 menit dalam sekali menonton.

- Sangat rendah : jika responden mencurahkan waktu selama 1 –

7,5 menit dalam sekali menonton.

c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)

Dalam penelitian ini, variabel kepuasan yang diperoleh (GO)

diukur dengan mengajukan kembali pertanyaan-pertanyaan yang

dioperasionalkan dari 11 item pernyataan kebutuhan dalam 4

kelompok yang berkaitan dengan jenis kebutuhan manusia seperti pada

GS, tetapi lebih dikhususkan lagi dalam arti telah menunjuk pada

media televisi tertentu, yaitu Trans 7 dan ANTV. Langkah ini untuk

mengetahui besarnya nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing

jenis acara, yaitu OSF On Sunday dan World Kick Off

Seperti pada GS, untuk mengoperasionalkan GO, diajukan pula

pertanyaan-pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban dalam 4 skor yang

dapat dipilih responden. Meski keempat alternatif jawaban yang

diberikan berbeda-beda untuk setiap itemnya (sesuai dengan kepuasan

nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan OSF On Sunday

32

dan World Kick Off), namun sebelumnya telah ditetapkan terlebih

dahulu ketentuan pemberian skor untuk masing-masing alternatif,

jawaban sebagai berikut:

- Sangat puas (skor 4), artinya responden sangat terpenuhi

kebutuhannya setelah menonton acara tersebut.

- Puas (skor 3), artinya responden cukup terpenuhi kebutuhannya

setelah menonton acara tersebut.

- Tidak puas (skor 2), artinya responden kurang terpenuhi

kebutuhannya setelah menonton acara tersebut.

- Sangat tidak puas (skor 1), artinya responden sama sekali tidak

terpenuhi kebutuhannya setelah menonton acara tersebut.

Dari ketentuan tersebut, akan diperoleh batas-batas interval

seperti pada GS. Dengan demikian, kategorisasi tingkat kepuasan

nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan OSF On Sunday

dan World Kick Off dalam 4 skala adalah:

- Sangat tinggi : 37 – 44, artinya responden sangat terpuaskan

kebutuhannya melalui acara tersebut.

- Tinggi : 29 – 36, artinya responden cukup terpuaskan

kebutuhannya melalui acara tersebut.

- Rendah : 21 – 28, artinya responden kurang terpuaskan

kebutuhannya melalui acara tersebut.

- Sangat rendah : 13 – 20, artinya responden tidak terpuaskan

kebutuhannya melalui acara tersebut.

33

d. Gratification Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)

Variabel kesenjangan kepuasan merupakan perbedaan kepuasan

yang diperoleh responden setelah menggunakan media. Diukur dengan

menyilangkan nilai GS dengan GO yang diperoleh sehingga akan

nampak kesenjangan kepuasan yang dialami responden setelah

menonton program OSF On Sunday yang ditayangkan Trans 7 dengan

World Kick Off yang ditayangkan ANTV. Adanya kesenjangan

kepuasan kedua media tersebut dibuktikan dengan statistik

discrepancy.

e. News Magazine

Variabel news magazine dalam penelitian ini adalah acara OSF

On Sunday dan World Kick Off. OSF On Sunday ditayangkan oleh

Trans 7 setiap hari Minggu pukul 13.30 – 14.00 WIB. Sedangkan

World Kick Off ditayangkan oleh ANTV setiap hari Minggu pukul

14.00 – 14.30 WIB.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Rosady Ruslan,

penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik (ciri-

ciri individu, situasi, atau kelompok tertentu. Penelitian ini relatif

sederhana yang tidak memerlukan landasan teoretis rumit atau pengajuan

34

hipotesis tertentu. Dapat meneliti pada hanya satu variabel, dan termasuk

penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih23

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian survei. Menurut

Masri Singarimbun, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pokok.24

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, yang berlokasi di jalan

Ir. Sutami 36 a, Kentingan, Surakarta. Alasan peneliti memilih lokasi

penelitian di sini karena heterogenitas mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP

UNS dan tingginya terpaan media televisi sehingga mereka dianggap dapat

mewakili audiens OSF On Sunday dan World Kick Off. Selain itu juga

mempertimbangkan kemudahan pencarian data, serta efisiensi waktu dan

biaya.

4. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi menurut Sutrisno Hadi adalah

individu-individu atau obyek secara keseluruhan yang akan menjadi

sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan, tempat, dsb.25

23

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2004, hal.12. 24

Masri Singarimbun, OpCit, hal. 3 25

Sutrisno Hadi, Metode Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, hal. 72

35

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 reguler jurusan

Ilmu Komunikasi FISIP UNS Surakarta angkatan 2005 sampai dengan

2008 yang menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off. Dari

hasil pra survei yang dilakukan peneliti, maka diketahui jumlahnya adalah

173 orang. Adapun perinciannya dapat dibaca dalam tabel berikut.

Tabel I

Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 FISIP UNS Angkatan 2005-2008

yang menonton One Stop Football On Sunday dan World Kik Off

Tahun angkatan Jumlah

2005 49

2006 46

2007 35

2008 43

Total 173

Sumber: Data Kemahasiswaan FISIP UNS per Februari 2009

5. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi obyek

penelitian. Dalam penelitian ini, besarnya sampel diukur dengan rumus

yang diberikan oleh Taro Yamane:

12

dN

Nn

Keterangan:

n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d = nilai presisi

36

Sesuai dengan populasi sebanyak 173 mahasiswa, dengan presisi

10% dan tingkat kepercayaan 90% maka dengan menggunakan rumus

Yamane, diperoleh banyaknya sampel sebagai berikut:

1)1,0(173

1732

n

3,63n

Dibulatkan menjadi 63 responden.

Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

metode acak sederhana (Simple Random Sampling), yaitu dengan

mengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer dalam

populasi. Langkah pertama adalah membuat daftar kerangka sampling

(sampling frame), kemudian dari kerangka sampling ditarik sebagai

sampel beberapa satuan yang akan diteliti. Dalam hal ini, pengambilannya

harus dengan cara undian sehingga setiap unit punya peluang yang sama

untuk dapat dipilih. Setiap nomor unit penelitian dalam kerangka sampling

ditulis dalam secarik kertas kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam

sebuah kotak lalu diundi hingga terpenuhi jumlah sampel yang

dikehendaki. Jika gulungan yang sudah termasuk sampel jatuh dua kali,

maka bilangan tersebut dipakai sekali.26

26

Masri Singarimbun, OpCit, hal. 34

37

6. Jenis dan Teknik Pengumpulan data

a. Jenis data

Dalam penelitian ini, ada dua jenis data yang digunakan peneliti, yaitu:

- Data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari responden

dengan menggunakan angket kuesioner yang telah disusun terlebih

dahulu.

- Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari observasi dan studi

kepustakaan untuk melengkapi data primer.

b. Teknik pengumpulan data

- Kuesioner : mengumpulkan data dengan menyebarkan angket

(daftar pertanyaan) yang harus diisi responden.

- Observasi : mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan

langsung di lokasi penelitian.

- Kepustakaan : mengumpulkan data melalui buku-buku referensi

dan literatur yang relevan.

7. Analisis Data

Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

Setelah semua data yang diperoleh di lapangan terkumpul, langkah

pertama yang dilakukan adalah mengkoding data. Tujuannya untuk

menyederhanakan data yang diperoleh. Pengkodingan dilakukan secara

manual dengan menggunakan coding sheet. Langkah berikutnya adalah

mengklasifikasikan data, baru kemudian mengintrepretasikannya.

38

Untuk mengukur kesenjangan kepuasan mengacu pada rumus

statistik discrepancy yang diberikan Palmgreen sebagai berikut:

i j

ji

ji.n.

ji..n

D

Dimana i ≠ j27

Rumus discrepancy tersebut lalu dioperasionalkan dengan tabulasi

silang, dimana item-item dalam GS dicrosskan dengan item-item dalam

GO. Dari tabulasi silang tersebut akan diketahui persentase tingkat

kesenjangan kepuasan yang terjadi dengan menghitung jumlah responden

yang mengalami ketidaksesuaian antara GS dan GO-nya.

Kesenjangan kepuasan yang dihitung dalam penelitian ini adalah

kesenjangan yang terjadi saat responden tidak mendapatkan kepuasan

seperti yang mereka harapkan. Oleh karena itu, penghitungan difokuskan

pada angka-angka yang menyatakan GS lebih besar daripada GO. Angka-

angka ini terletak pada kotak di atas garis impas pada tabulasi silang,

dimana GS lebih besar daripada GO.

Sedangkan angka-angka yang menyatakan “GS sama dengan GO”

(angka-angka pada garis impas) maupun “GS lebih kecil daripada GO”

(angka-angka di bawah garis impas) dianggap sebagai tingkat kemampuan

media dalam memenuhi kebutuhan penonton.

27

Philip Palmgreen, J.D. Rayburn II, “An exprecancy Value Approach to Media Gratification”,

dalam Media Gratification Research Current Perspective, Sage Publication, London, 1985, hal.

158.

Dimana :

D : discrepancy / kesenjangan.

N : jumlah sampel.

i : kepuasan yang dicari (GS).

J : kepuasan yang diperoleh (GO)

39

Setelah diketahui tingkat kesenjangan yang terjadi, maka akan

dapat pula diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden. Besarnya

kepuasan yang mampu diberikan oleh acara OSF On Sunday dan World

Kick Off kepada responden akan dihitung dengan mengurangi tingkat

kepuasan maksimal (ditetapkan 100%) dengan tingkat kesenjangan

kepuasan yang dialami responden pada tiap-tiap item-itemnya.

Merujuk pada penelitian terdahulu, ditetapkan batasan kepuasan

minimal sebesar 70%. Dengan kata lain, jika kepuasan yang diperoleh

untuk tiap jenis kebutuhan berkisar 70 - 100% atau bila kesenjangan

kepuasan berkisar antara 0 - 30% maka kebutuhan tersebut dianggap

terpuaskan. Jika kesenjangan kepuasan menunjukkan persentase di atas

30% berarti media tidak mampu memuaskan responden. 28

Semakin besar angka kesenjangan, berarti suatu media semakin

tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, semakin kecil angka

kesenjangan, semakin besar kemampuan suatu media dalam memenuhi

kebutuhan responden.

Tingkat pemenuhan kepuasan tersebut diklasifikasikan dalam 3

kategori:

- rendah, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 21 – 30%

- sedang, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 11 – 20%

- tinggi, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 0 – 10%

28

Qurotta Ayunin, Kesenjangan Kepuasan Dalam Menonton Televisi (Kesenjangan Kepuasan

Menonton Acara Mama Mia dan StarDut di Indosiar di Kalangan Siswa SMPN 22 Surakarta

dengan Menggunakan Pendekatan Uses and Gratification), Surakarta, Jurusan Komunikasi FISIP

UNS, 2008, hal.39.

40

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

1. Sejarah Singkat Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

(FISIP-UNS) berdiri pada tahun 1976, bersamaan dengan diresmikan

berdirinya Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret yang dikukuhkan

dengan Keputusan Presiden RI Nomor: 10 Tahun 1976. FISIP-UNS

termasuk salah satu diantara sembilan Fakultas di lingkungan UNS.

Pada saat berdiri, nama FISIP-UNS adalah Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik dan memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Administrasi Negara

dan Jurusan Publisistik. Pada tahun 1982, berdasarkan SK Presiden RI

Nomor : 55 Tahun 1982 tentang “Susunan Organisasi Universitas Sebelas

Maret”, nama Fakultas dirubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP-UNS). Kemudian, berdasarkan

SK Mendikbud RI Nomor: 017/0/1983, tertanggal 14 Maret 1983 nama

Jurusan juga berubah, menjadi Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan

Ilmu Komunikasi.

Dengan keluarnya SK Mendikbud RI Nomor: 055/0/1983 tanggal 8

Desember 1983 tentang “Jenis dan Jumlah Jurusan pada Fakultas di

Lingkungan Universitas Sebelas Maret”, FISIP-UNS menambah satu

Jurusan baru, yaitu Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Jurusan

ini khusus melayani Mata Kuliah Dasar Umum di semua Program Studi

(Prodi) di lingkungan Universitas Sebelas Maret dan berada di bawah tim

MKDU Universitas Sebelas Maret.

Jenis dan jumlah Prodi di setiap Jurusan pada Fakultas-Fakultas di

lingkungan UNS juga ditata/dibakukan berdasarkan SK Dirjen Dikti

Depdikbud R.I. Nomor: 222/Dikti/Kep./1996 tentang “Program Studi pada

Program Sarjana di Lingkungan Universitas Sebelas Maret”. Prodi untuk

41

Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi masing-masing

adalah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.

Pada tahun 1994, FISIP-UNS membuka Program S1 Ekstensi

dengan dua jurusan, yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu

Komunikasi. Selain itu, untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan tenaga

kerja terampil dan profesional, dibuka pula Program Diploma III, yaitu

Jurusan Ilmu Penyiaran dan Jurusan Periklanan pada tahun 1999. Pada

tahun 2000, dibuka pula Jurusan Public Relations, Jurusan Manajemen

Administrasi, dan Jurusan Perpustakaan.29

2. Struktur Organisasi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Sumber: Buku Pedoman FISIP UNS 2008/2009, hal 17

29

Buku Pedoman FISIP UNS, tahun 2008/2009, hal 1

Senat

Fakultas

Dekan

PD I, PD II, PD III

Perpustakaan Kepala Bagian

Tata Usaha

Jurusan Ilmu

Komunikasi

Lab. Kom

Dosen Jurusan Ilmu

Komunikasi

HMJ

42

Beberapa jabatan di atas saat ini diduduki oleh:

Dekan : Drs. Supriyadi SN, SU

Pembantu Dekan I : Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si

Pembantu Dekan II : Drs. Marsudi, MS

Pembantu Dekan III : Dra. Suyatmi, MS

Kajur Ilmu Komunikasi : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D

Sekretaris Jurusan : Drs. Hamid Arifin, M.Si

3. Kondisi Jurusan Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret adalah jurusan dengan akreditasi “A”. Status ini

bermakna bahwa jurusan memiliki seluruh kualifikasi ideal untuk

mengoperasikan proses dan sistem pendidikan tinggi sesuai dengan

standar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia.

Saat ini Jurusan Ilmu Komunikasi memiliki program S1 Reguler,

S1 Ekstensi, Program DIII Komunikasi Terapan untuk program studi

(Prodi) Periklanan (Advertising), Penyiaran (Broadcasting), Hubungan

Masyarakat (Public Relations), dan program studi Perpustakaan. Mulai

tahun 2001, jurusan membuka program pasca sarjana dengan konsentrasi

Manajemen Komunikasi dan Teori Komunikasi. Peningkatan kualitas

jurusan juga terus dilakukan, dengan cara menyekolahkan beberapa dosen

untuk meraih gelar S2 maupun S3, baik di dalam mupun ke luar negeri.

Berdasarkan data terakhir yang penulis peroleh dari bagian tata

usaha fakultas setempat hingga Februari 2009, jumlah mahasiswa jurusan

Ilmu Komunikasi FISIP UNS berjumlah 629 orang. Berikut adalah rincian

jumlahnya berdasarkan angkatan.

43

Tabel II.1

Jumlah Mahasiswa Program S1 Reguler

Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Berdasarkan Tahun Angkatan

Tahun Angkatan Laki-laki Perempuan Jumlah

2000 2 - 2

2001 5 8 13

2002 9 10 19

2003 11 41 52

2004 29 72 111

2005 44 61 105

2006 33 57 90

2007 35 79 114

2008 40 83 123

Total Jumlah Mahasiswa 629

Sumber: Bagian Tata Usaha FISIP UNS, dicatat pada tanggal 2 Februari 2009.

4. Sistem Pendidikan

a. Pengertian

Sistem pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

adalah Sistem Kredit Semester (SKS), yaitu sistem penyelenggaraan

pendidikan yang beban studi mahasiswa dan beban tenaga pengajar

dinyatakan dalam kredit. Sistem ini diatur dalam SK rektor UNS

nomor 177/PT40.H/921.

b. Program Pendidikan

Beban Studi Kumulatif yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan

Ilmu Komunikasi sekurang-kurangnya 144 SKS dan sebanyak-

banyaknya 160 SKS dan dengan lama studi kumulatif antara 8-14

semester. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah dan kegiatan

akademik ini terbagi atas 3 kegiatan yaitu:

1. 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar;

44

2. 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur yang tidak

terjadwal tetapi direncanakan dan dipantau oleh tenaga

pengajar/pembimbing akademik (PA);

3. 60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan

yang harus dilakukan mahasiswa atas dasar kemampuannya

untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain dari suatu

tugas akademik dan dipantau oleh tenaga pengajar/ PA.

c. Perkuliahan

Perkuliahan adalah kegiatan akademik yang dapat berbentuk

kuliah tatap muka/ ceramah, seminar/ diskusi, praktikum/ kuliah kerja,

dan lain-lain. Untuk dapat menempuh ujian di akhir semester,

mahasiswa telah mengikuti sekurang-kurangnya 75% dari semua

kegiatan akademik terjadwal pada semester yang bersangkutan serta

ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan.

Untuk mendekatkan mahasiswa pada dunia industri komunikasi

yang sesungguhnya, maka jurusan menyediakan fasilitas untuk

melakukan magang di industri yang ada di Indonesia. Kegiatan ini

disebut Kuliah Kerja Komunikasi (KKK). Selama minimal satu bulan,

mahasiswa diwajibkan untuk magang dalam industri komunikasi yang

dipilih oleh mahasiswa berdasarkan minat dan mereka sendiri.

Jurusan telah menerapkan kelompok mata kuliah yang disebut

mata kuliah profesi, yaitu kelompok mata kuliah yang diberikan secara

sekuensial selama 4 semester yang membahas dan mempertajam

penguasaaan topik-topik tentang profesi komunikasi yang spesifik.

Dengan pemberlakuan sistem ini, nantinya mahasiswa akan menjalani

program spesialisasi profesi komunikasi tertentu. Kelompok mata

kuliah yang masuk dalam kategori ini adalah jurnalistik, radio, video,

komputer grafis, serta public relations/ advertising.

45

d. Struktur Kurikulum Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Berdasarkan Buku Pedoman FISIP UNS tahun 2008, Jurusan

Ilmu Komunikasi FISIP UNS membagi struktur kurikulumnya

menjadi:

(1) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)

No. Nama Mata Kuliah Kelompok MPK SKS

1 Pendidikan Agama 2

2 Pendidikan Pancasila 2

3 Pendidikan Kewarganegaraan 2

4 Ilmu Alamiah Dasar 2

5 Ilmu Budaya Dasar 2

6 Kewirausahaan 2

(2) Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK)

No. Nama Mata Kuliah Kelompok MKK SKS

1 Pengantar Ilmu Komunikasi 3

2 Pengantar Psikologi 3

3 Dasar- dasar Logika 3

4 General English 2

5 English For Social Science 2

6 Pengantar Sosiologi 3

7 Pengantar Ilmu Politik 3

8 Sistem Ekonomi Indonesia 3

9 Komposisi 2

10 Asas-asas Manajemen 3

11 Sistem Hukum Indonesia 3

12 Sistem Sosial Budaya Indonesia 3

13 Teori Sosial Politik 2

14 Komunikasi Massa 3

15 Teori Komunikasi 3

46

16 Teknologi Komunikasi 3

17 Manajemen Media Massa 3

18 Statistik Sosial 3

19 Sistem Politik Indonesia 3

20 Metode Penelitian Sosial 3

21 Komunikasi Organisasi 3

22 Sistem Komunikasi Indonesia 3

23 Teknik Presentasi 3

24 Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif) 3

25 Metode Penelitian Komunikasi (Kualitatif) 3

26 Isu-Isu Komunikasi Kontemporer 3

27 Kapita Selekta Komunikasi 3

(3) Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)

No. Nama Mata Kuliah Kelompok MKB SKS

1 Jurnalistik I 3

2 Jurnalistik II 3

3 Jurnalistik III 3

4 Jurnalistik IV 3

5 Radio I 3

6 Radio II 3

7 Radio III 3

8 Radio IV 3

9 Video I 3

10 Video II 3

11 Video III 3

12 Video IV 3

13 Periklanan / Humas I 3

14 Periklanan / Humas II 3

15 Periklanan / Humas III 3

47

16 Periklanan / Humas IV 3

17 Desain Grafis I 3

18 Desain Grafis II 3

19 Desain Grafis III 3

20 Desain Grafis IV 3

21 Penulisan Artikel 3

22 Kuliah Kerja Komunikasi 3

23 Tugas Akhir / Skripsi 6

(4) Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)

No. Nama Mata Kuliah Kelompok MPB SKS

1 Hukum Media Massa 3

2 Filsafat Ilmu 2

3 Etika & Filsafat Komunikasi 3

(5) Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)

No. Nama Mata Kuliah Kelompok MBB SKS

1 Psikologi Komunikasi 3

2 Sosiologi Komunikasi 3

3 Komunikasi Politik 3

4 Komunikasi Antar Budaya 3

5 Komunikasi Sosial Pembangunan 3

6 Perencanaan Komunikasi 3

Sumber: Buku Pedoman FISIP UNS 2008/2009

B. Sekilas Acara One Stop Football On Sunday

Acara OSF On Sunday yang ditayangkan oleh Trans 7 merupakan

program news magazine yang menyajikan berbagai informasi terkini tentang

persepakbolaan dunia. Program ini sudah tayang sejak Maret 2003 dan

merupakan salah satu program unggulan Trans 7 yang berhasil bertahan

hingga sekarang. Program ini hadir setiap hari Minggu pukul 13.30 WIB

48

dengan dipandu seorang presenter yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat,

Terry Puteri.

Dalam durasi 30 menit, acara ini dibagi ke dalam empat segmen.

Segmen pertama menampilkan hasil pertandingan terkini serta cuplikan

pertandingan paling aktual. Sebagai contoh, pada One Stop Football On

Sunday edisi 18 Januari 2009 ditampilkan hasil dan cuplikan pertandingan

antara Manchester United vs Bolton, Chelsea vs Stock City, dan pertandingan-

pertandingan lain dari liga-liga Eropa lainnya, yang baru saja berlangsung.

Di segmen kedua, ditampilkan profil pemain, pelatih, serta klub yang

sedang hangat diperbincangkan dan menjadi ”headline”. Dalam segmen ini,

ditampilkan pula gosip-gosip yang menyertainya. Sebagai contoh, ditampilkan

ulasan tentang klub Liverpool dengan Everton yang akan bertemu dalam

Merseyside Derby.

Pada segmen ketiga, kita dapat menyaksikan feature seputar sepakbola

dunia. Sebagai contoh, pada segmen ini ditampilkan peran besar Alesandro

Del Piero dan Pavel Nedved terhadap kejayaan klub Juventus.

Di segmen terakhir, One Stop Football On Sunday menyajikan

informasi tentang prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar. Sebagai

contoh, pembahasan tentang prediksi jalannya pertandingan antara Lazio

dengan Juventus, Real Madrid dengan Osasuna.

C. Sekilas Acara World Kick Off

Acara World Kick Off yang ditayangkan oleh Trans 7 merupakan

program news magazine yang menyajikan berbagai informasi terkini tentang

persepakbolaan dunia. Program ini sudah tayang sejak Maret 2003 dan hadir

setiap hari Minggu pukul 14.00 WIB. Pemandu acara ini adalah Andrea Lee.

Dalam durasi 30 menit, acara ini terbagi ke dalam tiga segmen. Pada

segmen pertama, World Kick Off menampilkan satu info terbaru yang paling

hot tentang persepakbolaan dunia. Dalam segmen ini, disajikan pula daftar

pemain yang sedang on fire. Sebagai contoh, dalam World Kick Off edisi 18

Januari 2009, ditampilkan berita tentang terpilihnya Christiano Ronaldo

49

sebagai pemain terbaik dunia 2008. Kemudian, kaitannya dengan daftar

pemain pemain yang sedang on-fire, maka ditampilkanlah profil beberapa

pemain, seperti Alesandro Del Piero (Juventus), Raul Gonzalez (Real Madrid),

Lionel Messi (Barcelona), dan Wayne Rooney (Manchester United).

Di segmen kedua, World Kick Off menghadirkan kabar-kabar terbaru

dari arena sepakbola dunia. Misalnya saja, ditampilkan kabar tentang David

Beckham yang memuaskan Milanisti, keinginan sensasional Manchester City

dengan menyiapkan dana 3 triliun untuk mengeluarkan Kaka dari Milan,

harapan Totti untuk dapat bermain kembali, saran Maradona untuk Tevez agar

meninggalkan Manchester United dan bergabung dengan InterMilan, Adriano

yang diberi kesempatan main lagi oleh Mourinho, harapan Asscavin dapat

bermain di Arsenal, dan keinginan Lucas Podolsky untuk hengkang dari

Bayern Munch.

Pada segmen ketiga, World Kick Off menyajikan profil klub yang

sedang naik daun. Sebagai contohnya, acara ini membahas tentang klub

Barcelona, seperti gol-gol yang telah diciptakan, pemain-pemain andalannya,

dan prestasi-prestasi yang telah diukir.

D. Distribusi Responden

1. Distribusi Responden

a. Menurut Angkatan

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mahasiswa

S-1 reguler Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan 2005-

2008 yang menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off. Dari

total 173 mahasiswa diambil sampel sebanyak 63 orang dengan

menggunakan teknik acak sederhana. Distribusi responden pada tiap

angkatan terlihat pada tabel berikut:

50

Tabel II.2

Tabel Distribusi Responden Menurut Angkatan

Angkatan Frekuensi %

2005 18 28,6

2006 16 25,4

2007 19 30,2

2008 10 15,8

Jumlah 63 100

Sumber: pertanyaan kuesioner no. 2

Dari tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden

berasal dari angkatan 2007, dengan persentase 30,2%. Sementara

jumlah responden terkecil, yakni berjumlah 15,85%, berasal dari

angkatan 2008.

b. Menurut Jenis Kelamin

Berikut ini distribusi responden menurut jenis kelamin

berdasarkan data yang diperoleh:

Tabel II.3

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 46 73

Wanita 17 27

Jumlah 63 100

Sumber: pertanyaan kuesioner no. 3

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden,

yakni 73% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya (27%) berjenis

kelamin wanita.

51

c. Menurut Umur

Responden dalam penelitian ini tersebar pada empat angkatan

yakni 2005-2008, oleh karena itu umur responden juga bervariasi,

yakni berkisar antara 19 hingga 23 tahun. Berikut tabel distribusi

responden menurut umur:

Tabel II. 4

Distribusi Responden Menurut Umur

Umur Frekuensi %

23 10 15,8

22 18 28,6

21 15 23,8

20 12 19,1

19 8 12,7

Jumlah 63 100

Sumber: pertanyaan kuesioner no. 4

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berumur 22 tahun, yaitu sebesar 28,6%. Sementara persentase

paling sedikit adalah responden yang berumur 19 tahun, dengan

persentase sebesar 12,7%.

52

BAB III

Deskripsi Variabel Gratifications Sought, Media use,

dan Gratifications Obtained

A. GRATIFICATION SOUGHT

Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan

akan diterima seseorang jika ia menggunakan media massa tertentu. Dalam

penelitian ini, GS dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat

kepentingan dari kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki responden untuk

dicarikan pemuasannya melalui acara One Stop Football On Sunday di Trans

7 dan World Kick Off di ANTV. Jenis-jenis kebutuhan tersebut dikategorikan

dalam skala sangat penting, penting, tidak penting, dan sangat tidak penting.

Untuk lebih mengetahui tingkat kepentingan masing-masing item

kebutuhan, berikut akan disajikan tingkat kepentingan pada setiap itemnya.

1. Motif Informasi

a. Kebutuhan responden untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.

Tabel III.1

Kebutuhan untuk menambah

pengetahuan tentang sepakbola

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 37 58,8

Penting 25 39,6

Tidak Penting 1 1,6

Sangat Tidak Penting 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 5

Data di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden

menganggap kebutuhan untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola

adalah kebutuhan yang sangat penting untuk dicarikan pemuasannya

53

dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini tampak

dari 58,8% responden yang menjawab pada skala sangat penting. 39,6%

responden juga menjawab pada skala penting. Hanya 1 responden saja

yang menjawab pada skala tidak penting.

Sepakbola adalah olahraga yang sangat familiar di kalangan

mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS. Berbagai kegiatan yang

didalamnya digelar pertandingan sepakbola, yang sifatnya hanya

permainan hingga yang bersifat kompetisi juga sering diadakan. Mulai dari

pertandingan antar angkatan jurusan Komunikasi sampai pertandingan

antar fakultas.

Tidak jarang pula, digelar pertandingan antara mahasiswa

Komunikasi UNS dengan mahasiswa dari universitas lain di kota Solo,

misalnya Unisri. Oleh karena itu, tidak mengejutkan rasanya jika mereka

sangat termotivasi menonton OSF On Sunday dan World Kick Off untuk

semakin menambah pengetahuan mereka tentang sepakbola.

b. Kebutuhan untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

Tabel III.2

Kebutuhan untuk memperoleh informasi

terbaru seputar sepakbola dunia

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 48 76,2

Penting 14 22,2

Tidak Penting 1 1,6

Sangat Tidak Penting 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 6

Dari persentase data di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan untuk

memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia adalah kebutuhan

yang sangat penting bagi sebagian besar responden untuk dicarikan

54

pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal

ini dapat dilihat pada tabel diatas, dimana 76,2% responden menjawab

pada skala sangat penting. 22,2% responden juga menjawab pada skala

penting. Hanya 1 responden saja yang menjawab pada skala tidak penting.

Sebagai news magazine, OSF On Sunday dan World Kick Off

memang menghadirkan berbagai informasi terbaru seputar sepakbola

dunia, mulai dari hasil dan cuplikan pertandingan terkini, profil pemain,

pelatih, tim, hingga prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar.

Tidak hanya itu, penyajian informasi dalam bentuk feature juga membantu

responden dalam memperoleh info terbaru seputar sepakbola dunia dengan

lebih detail dan mendalam dibanding siaran berita pada umumnya.

2. Motif Identitas Pribadi

a. Kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang sportif.

Tabel III.3

Kebutuhan untuk membentuk

kepribadian yang sportif

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 11 17,5

Penting 28 44,4

Tidak Penting 23 36,5

Sangat Tidak Penting 1 1,6

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 7

Data di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden

menganggap kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang sportif adalah

kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton

OSF On Sunday dan World Kick Off. Sebesar 44,4% responden menjawab

pada skala penting. 17,5% responden juga menjawab sangat penting.

55

Sebagai seorang mahasiswa, mereka mulai mencari hal-hal yang

dapat membantu mereka dalam membentuk kepribadian yang mereka

inginkan. Sebagai contohnya, di luar kegiatan kuliah, para mahasiswa

mulai aktif dalam organisasi, baik di dalam kampus maupun di luar

kampus. Ada juga yang mulai mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan, dan

sebagainya. Dengan menonton kedua news magazine tersebut, mereka

berharap dapat terlatih atau mendapat inspirasi untuk menjadi pribadi yang

sportif.

b. Kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai

panutan.

Tabel III.4

Kebutuhan untuk menemukan idola

yang dapat digunakan sebagai panutan

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 11 17,5

Penting 14 22,2

Tidak Penting 34 54

Sangat Tidak Penting 4 6,4

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 8

Data di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden

menganggap kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan

sebagai panutan adalah kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan

pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal

ini tampak dari 54% responden yang menjawab pada skala tidak penting.

56

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

a. Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

Tabel III.5

Kebutuhan untuk mendapatkan

bahan perbincangan dengan orang lain

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 27 42,9

Penting 30 47,6

Tidak Penting 6 9,5

Sangat Tidak Penting 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 9

Pada item kebutuhan ini, 47,6% responden dominan menjawab pada

skala penting. Sementara 42,9% responden mengakuinya sebagai

kebutuhan yang sangat penting. Ini berarti sebagian besar responden

cenderung ingin mencari bahan perbincangan melalui acara OSF On

Sunday dan World Kick Off.

Besarnya atensi responden terhadap jenis kebutuhan ini memang

didukung dengan banyaknya info yang diulas oleh kedua news magazine

tersebut. Kedua news magazine tersebut memang menghadirkan berbagai

informasi terbaru seputar sepakbola dunia, mulai dari hasil dan cuplikan

pertandingan terkini, profil pemain, pelatih, tim, hingga prediksi jalannya

pertandingan yang akan digelar.

Dengan banyaknya info yang mereka dapatkan dari menonton kedua

news magazine tersebut, maka mereka pun berharap akan mendapatkan

banyak bahan perbincangan yang akan memperluas wawasan mereka saat

terlibat perbicangan dengan orang lain.

57

b. Kebutuhan agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia

kepada orang lain.

Tabel III.6

Kebutuhan untuk memberikan informasi seputar

sepakbola dunia kepada orang lain

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 34 54

Penting 22 34,9

Tidak Penting 7 11,1

Sangat Tidak Penting 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 10

Pada item kebutuhan untuk dapat memberikan informasi seputar

sepakbola dunia kepada orang lain, 54% responden dominan menjawab

pada skala sangat penting. Sementara 34,9% responden mengakuinya

sebagai kebutuhan yang penting. Ini berarti sebagian besar responden

menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off agar bisa

memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.

Berbagai informasi terbaru seputar sepakbola dunia, mulai dari hasil

dan cuplikan pertandingan terkini, profil pemain, pelatih, tim, hingga

prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar, memang dihadirkan

oleh kedua news magazine tersebut. Dengan banyaknya info yang

didapatkan dari menonton kedua news magazine tersebut, mereka berharap

akan dapat memberikan berbagai informasi tentang sepakbola dunia

kepada orang lain saat terlibat perbincangan dengan orang lain.

58

c. Kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain.

Tabel III.7

Kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 9 14,3

Penting 25 39,6

Tidak Penting 27 42,9

Sangat Tidak Penting 2 3,2

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 11

Pada item kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain,

mayoritas responden, yakni sebesar 42,9% menjawab pada skala tidak

penting. Namun, jika diteliti lebih lanjut, perbandingan antara jumlah

persentase jawaban pada skala sangat penting dan penting mencapai

53,9%. Jumlah ini mengungguli jumlah jawaban pada skala tidak penting

dan sangat tidak penting, dimana hanya mencapai 46,1%. Ini berarti

sebagian besar responden menonton acara OSF On Sunday dan World

Kick Off agar bisa berkumpul dengan orang lain.

Besarnya persentase kebutuhan ini kemungkinan dipengaruhi oleh

jadwal tayang OSF On Sunday dan World Kick Off yang tayang setiap

hari Minggu. Pada hari Minggu, secara umum para responden yang

berstatus sebagai mahasiswa yang masih aktif tentunya tidak punya

kegiatan akademis di kampus. Oleh karena itulah, pada hari Minggu

mereka dapat menonton kedua acara tersebut sebagai sarana berkumpul

dengan orang lain, entah itu teman, saudara, atau keluarga.

59

4. Motif Hiburan

a. Kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah.

Tabel III.8

Kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 7 11,1

Penting 15 23,8

Tidak Penting 27 42,9

Sangat Tidak Penting 14 22,2

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 12

Kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah ternyata tidak

dianggap sebagai kebutuhan yang penting untuk dipenuhi dengan

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini dapat diukur dari

persentase jumlah 42,9% responden dominan menjawab pada skala tidak

penting. 22,2% responden juga menjawab pada skala sangat tidak penting.

Dari hasil temuan tersebut, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden beranggapan bahwa kedua news magazine tersebut bukanlah

sarana yang tepat untuk melepaskan diri dari masalah-masalah yang hadir

dalam kehidupan mereka.

b. Kebutuhan untuk bersantai.

Tabel III.9

Kebutuhan untuk bersantai

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 12 19,1

Penting 47 74,6

Tidak Penting 3 4,8

Sangat Tidak Penting 1 1,6

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 13

60

Pada item kebutuhan untuk bersantai, sebesar 74,6% responden

menganggapnya sebagai kebutuhan yang penting untuk dicarikan

pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off.

Sebanyak 19,1 % responden juga menganggapnya sebagai kebutuhan yang

sangat penting.

OSF On Sunday dan World Kick Off yang hadir pada hari Minggu

dengan dipandu oleh seorang host wanita yang enerjik, funky, dan newsy

membuat mayoritas responden memilih acara ini sebagai solusi

memberikan ketenangan pikiran setelah enam hari mereka disibukkan

dengan berbagai aktivitas kuliah di kampus maupun dengan kegiatan

lainnya.

c. Kebutuhan untuk mengisi waktu.

Tabel III.10

Kebutuhan untuk mengisi waktu

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 6 9,5

Penting 43 68,3

Tidak Penting 13 20,6

Sangat Tidak Penting 1 1,6

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 14

Data di atas menunjukkan bahwa kebutuhan untuk mengisi waktu

adalah kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Terbukti dari 68,3%

responden yang menjawab pada skala penting.

Besarnya atensi responden terhadap jenis kebutuhan ini sangat

mungkin disebabkan karena baik OSF On Sunday dan World Kick Off

yang tayang pada hari Minggu, dimana responden yang masih berstatus

sebagai mahasiswa aktif tidak mempunyai kegiatan akademis di kampus

61

atau kesibukan yang lain. Oleh karena itu, untuk mengisi waktu kosong

mereka di hari Minggu, mereka pun menonton kedua acara tersebut.

d. Kebutuhan untuk menyalurkan emosi.

Tabel III.11

Kebutuhan untuk menyalurkan emosi

Kategori Frekuensi %

Sangat Penting 3 4,8

Penting 23 36,5

Tidak Penting 30 47,6

Sangat Tidak Penting 7 11,1

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 15

Dari data di atas tampak bahwa sebagian besar responden

menganggap kebutuhan untuk menyalurkan emosi bukanlah kebutuhan

yang memotivasi mereka untuk menonton OSF On Sunday dan World

Kick Off. Terbukti 47,6% responden menjawab pada skala tidak penting.

Tabel III.12

Kategorisasi tingkat kepuasan yang diharapkan responden

Kategori Frekuensi %

Sangat Tinggi (37-44) 9 14,3

Tinggi (29-36) 38 60,3

Rendah (21-28) 16 25,4

Sangat Rendah (13-20) 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: Data primer kuesioner

62

Menurut tabel di atas, sebagian besar respoden, yakni sebesar 60,3%

mempunyai tingkat pengharapan yang tinggi untuk memperoleh kepuasan dengan

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Sebanyak 14,3% responden

bahkan mempunyai pengharapan yang sangat tinggi. Ini berarti, mayoritas

responden ingin mencari pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya dengan menonton

kedua news magazine tersebut. Sedang responden yang kurang begitu ingin

mencari pemenuhan kebutuhannya berkisar 25,4% saja.

B. MEDIA USE

Media Use atau penggunaan media merupakan perilaku khalayak

dalam menggunakan media. Dalam penelitian ini, media use dimaksudkan

untuk mengukur bagaimana pola konsumsi responden terhadap acara OSF On

Sunday yang ditayangkan Trans 7 dan World Kick Off yang ditayangkan

ANTV.

Pengukuran media use ini dioperasionalkan melalui tiga indikator,

yaitu berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi menonton, dan curahan waktu

yang diberikan responden untuk menonton kedua news magazine tersebut.

Hasil dari pengukuran ketiga indikator tersebut dapat disimak sebagai berikut:

1. Penggunaan Media berdasarkan Tingkat perhatian

a. Pre Activity (Pra aktivitas/sebelum terpaan media)

Gambaran aktivitas responden sebelum memutuskan untuk

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off diindikasikan dengan

pencarian informasi mengenai acara yang bersangkutan dan apakah

responden menyiapkan waktu khusus untuk menontonnya atau tidak.

Deskripsi kedua indikator tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

63

Tabel III.13

Aktivitas pencarian informasi sebelum

menonton OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Selalu mencari

informasi

5 7,9 4 6,3

Sering mencari

informasi

3 4,8 1 1,6

Kadang mencari

informasi

21 33,3 15 23,8

Tidak pernah mencari

informasi

34 54 43 68,3

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 16 & 25

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada tahap pra aktivitas,

tingkat perhatian responden pada acara One Stop Football On Sunday

lebih tinggi dibandingkan World Kick Off. Hal ini tercermin dari lebih

banyaknya responden yang mencari informasi mengenai acara OSF On

Sunday dibandingkan dengan World kick Off.

Namun, secara umum tingkat perhatian responden terhadap kedua

acara tersebut relatif rendah, terbukti mayoritas responden mengaku

tidak mencari informasi apapun mengenai kedua acara tersebut. Hal ini

kemungkinan besar disebabkan karena kedua acara tersebut hanya hadir

pada hari Minggu, sehingga pemirsa tidak perlu mengingat-ingat

ataupun mencari informasi tentang kedua acara tersebut.

Indikator lain dari tingkat perhatian responden sebelum menonton

acara OSF On Sunday dan World Kick Off adalah dilihat dari cara

responden dalam menyiapkan waktu khusus untuk menonton kedua

acara tersebut. Hasilnya tertera pada tabel di bawah ini.

64

Tabel III.14

Cara menyiapkan waktu khusus untuk

menonton OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Selalu menyiapkan

waktu khusus

7 11,1 7 11,1

Sering menyiapkan

waktu khusus

30 47,6 28 44,4

Kadang menyiapkan

waktu khusus

15 23,8 18 28,6

Tidak pernah

menyiapkan waktu

khusus

11 17,5 10 15,9

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 17 & 26

Dari cara responden menyiapkan waktu khusus untuk menonton

kedua acara tersebut, diketahui bahwa tingkat perhatian responden

sedikit lebih tinggi pada OSF On Sunday daripada World Kick Off. Hal

ini tercermin dari lebih banyaknya responden yang mengaku sering

menyiapkan waktu khusus untuk menonton OSF On Sunday.

Berbeda dengan indikator sebelumnya, pada indikator ini justru

terlihat bahwa tingkat perhatian responden terhadap kedua acara tersebut

cukup tinggi, sebab sebagian besar responden mengaku sering

menyiapkan waktu khusus untuk menonton.

b. Duractivity (Selama terpaan media)

Aktivitas responden selama terpaan media menunjuk pada kegiatan

responden saat menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Pada

fase ini diukur dengan ada tidaknya aktivitas lain yang dikerjakan saat

mengikuti, tingkat pemahaman responden terhadap informasi yang

disampaikan dalam acara tersebut, dan selesai atau tidaknya menonton

acara tersebut.

65

Tabel III.15

Ada tidaknya aktivitas lain saat

menonton OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Tidak pernah disertai

aktivitas lain.

9 14,3 4 6,4

Kadang disertai

aktivitas lain.

27 42,9 32 50,8

Sering disertai aktivitas

lain.

20 31,7 20 31,7

Selalu disertai aktivitas

lain.

7 11,1 7 11,1

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 18 & 27

Data di atas menunjukkan lebih banyak responden yang kadang

melakukan aktivitas lain saat menonton World Kick Off daripada saat

menonton OSF On Sunday. Dari temuan itu, berarti dapat dikatakan

bahwa tingkat perhatian responden pada OSF On Sunday lebih tinggi

daripada World Kick Off.

Selain itu, dapat juga dilihat bahwa mayoritas responden menjawab

kadang-kadang saja melakukan aktivitas lain saat menonton kedua acara

tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat perhatian responden

saat menonton kedua news magazine tersebut relatif tinggi.

Indikator selanjutnya adalah dilihat dari pemahaman responden

terhadap info-info yang disajikan OSF On Sunday dan World Kick Off.

Hasilnya tertera pada tabel di bawah ini.

66

Tabel III.16

Tingkat pemahaman terhadap isi acara

OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Selalu memahami 40 63,4 29 46

Sering memahami 19 30,2 24 38,1

Kadang memahami 3 4,8 10 15,9

Tidak pernah

memahami

1 1,6 0 0

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 19 & 28

Menurut data di atas, sebagian besar responden mengaku selalu

dapat mengerti dan memahami info-info yang disajikan oleh kedua acara

tersebut. Namun, OSF On Sunday meraih prsentasi yang lebih tinggi

daripada World Kick Off, masing-masing 63,4% dan 46%.

Tingginya persentase tersebut kemungkinan dipacu oleh cara

penyampaian informasi kedua acara yang bersifat detail dan juga dibantu

dengan visualisasi yang tepat dan menarik, sehingga memudahkan

pemirsa memahami informasi yang disampaikan.

Tingkat perhatian responden saat menonton acara tersebut juga

diukur dari seberapa sering responden menonton acara tersebut sampai

selesai.

67

Tabel III.17

Selesai tidaknya menyaksikan

OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Selalu mengikuti

sampai selesai

30 47,6 11 17,5

Sering mengikuti

sampai selesai

18 28,6 19 30,2

Kadang mengikuti

sampai selesai

13 20,6 25 39,6

Tidak pernah mengikuti

sampai selesai

2 3,2 8 12,7

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 20 & 29

Dilihat dari cara responden dalam mengikuti OSF On Sunday,

mayoritas responden mengaku selalu mengikuti acara tersebut sampai

selesai. Sementara dalam mengikuti World Kick Off, mayoritas

responden mengaku kadang-kadang saja mengikuti acara itu sampai

selesai. Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa OSF On Sunday lebih

sering ditonton oleh responden sampai selesai daripada World Kick Off.

c. Post Activity (Pasca aktivitas/setelah terpaan media)

Post Activity menggambarkan tingkat perhatian responden setelah

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Indikator pada tahap ini

adalah apakah responden mencatat informasi-informasi yang

disampaikan kedua acara tersebut. Selain itu, apakah responden juga

memperbincangkannya dengan orang lain dalam interaksi sosialnya

setelah menyaksikan acara tersebut.

68

Tabel III.18

Pencatatan informasi

OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Selalu mencatatnya 0 0 1 1,6

Sering mencatatnya 1 1,6 3 4,8

Kadang mencatatnya 14 22,2 12 19,1

Tidak pernah

mencatatnya

48 76,2 47 74,6

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 21 & 30

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

pernah mencatat informasi-informasi yang dihadirkan oleh OSF On

Sunday dan World Kick Off.

Terhadap informasi-informasi yang dihadirkan oleh OSF On

Sunday, sebesar 76,2% responden mengaku tidak pernah mencatatnya.

Sementara terhadap World Kick Off, sebesar 74,6% responden juga

mengaku tidak pernah mencatatnya.

Indikator selanjutnya adalah apakah responden memperbin-

cangkannya dengan orang lain dalam interaksi sosialnya setelah

menyaksikan acara tersebut.

69

Tabel III.19

Tingkat penggunaan dalam perbincangan

OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Selalu

memperbincangkannya

32 50,8 19 30,2

Sering

memperbincangkannya

17 26,9 12 19,1

Kadang

memperbincangkannya

12 19,1 30 47,6

Tidak pernah

memperbincangkannya

2 3,2 2 3,2

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 22 & 31

Menurut indikator ini, tingkat perhatian responden terhadap OSF

On Sunday relatif tinggi, terbukti mayoritas responden mengaku selalu

meperbincangkan kembali acara tersebut dengan orang lain. Sebaliknya,

terhadap World Kick Off, mayoritas responden justru kadang saja

memperbincangkan isi acaranya. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa tingkat perhatian responden terhadap OSF On Sunday lebih tinggi.

2. Penggunaan Media Berdasarkan Frekuensi Menonton

Frekuensi atau tingkat keseringan menonton merupakan salah satu

aspek untuk mengukur tingkat penggunaan media di kalangan responden.

Dalam hal ini diindikasikan dengan tingkat keseringan responden dalam

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off dalam satu bulan.

70

Tabel III.20

Tingkat keseringan menonton

OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

4-5 kali 13 20,6 8 12,7

3 kali 36 57,1 16 25,4

2 kali 12 19,1 29 46

1 kali 2 3,2 10 15,9

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 23 & 32

Dari lima kali penayangan dalam satu minggu, ternyata mayoritas

responden mengaku lebih sering menonton OSF On Sunday, yakni 3 kali,

daripada World Kick Off, yang hanya ditonton 2 kali dalam seminggu. Hal

ini menunjukkan tingkat perhatian respoden pada acara OSF On Sunday

lebih tinggi daripada World Kick Off.

3. Penggunaan Media berdasarkan Curahan waktu menonton

Tinggi rendahnya tingkat penggunaan media berdasarkan curahan

waktu digambarkan dengan berapa lama waktu rata-rata yang diberikan

responden dalam sekali menonton OSF On Sunday dan World Kick Off.

Tabel III.21

Curahan waktu dalam sekali menonton

OSF On Sunday dan WKO

Kategori OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

22,6-30 menit 36 57,1 27 42,8

15,1-22,5 menit 24 38,1 19 30,2

7,6-15 menit 3 4,8 15 23,8

1-7,5 menit 0 0 2 3,2

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 24 & 33

71

Dari tabel di atas, nampak bahwa sebagian besar responden

menonton kedua acara tersebut pada interval 22,6-30 menit. Sebesar

57,1% responden mengaku menonton OSF On Sunday pada interval

tersebut. Dengan persentase yang lebih kecil, yakni 42,8%, mayoritas

responden juga menonton World Kick Off pada interval waktu yang sama.

C. GRATIFICATION OBTAINED

Gratification Obtained (GO) merupakan kepuasan nyata yang

diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media massa tertentu. Dalam hal

ini, GO merupakan kepuasan nyata yang diperoleh responden atas kebutuhan-

kebutuhan yang mereka harapkan dapat terpenuhi setelah menonton OSF On

Sunday dan World Kick Off.

Untuk melihat gambaran kepuasan yang dicapai responden setelah

menonton OSF On Sunday dan World Kick Off, maka disajikan distribusi

frekuensi untuk setiap jenis kebutuhan.

1. Motif Informasi

a. Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.

Tabel III.22

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 33 52,4 23 36,5

Puas 30 47,6 37 58,7

Tidak Puas 0 0 3 4,8

Sangat Tidak Puas 0 0 0 0

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 34

72

Distribusi frekuensi pada tabel di atas menunjukkan tingginya

kepuasan yang dicapai responden setelah menonton OSF On Sunday

dan World Kick Off. Hal ini tercermin dari dominannya responden

yang mengaku sangat puas dan puas pada kedua acara tersebut.

Meski demikian, persentase skala sangat puas ini nampak lebih

besar pada OSF On Sunday, yakni sebesar 52,4%, dibandingkan World

Kick Off yang hanya 36,5%. Pada acara World Kick Off, mayoritas

responden, yakni 58,7% mengaku puas atas acara itu. Ini berarti OSF

On Sunday dinilai responden lebih mampu memenuhi kebutuhan

mereka untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk menambah pengetahuan

tentang sepakbola adalah kebutuhan yang sangat penting untuk

dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.

Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada

World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On

Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut

mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas

responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah

menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.

b. Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

Tabel III.23

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 40 63,5 30 47,6

Puas 23 36,5 28 44,5

Tidak Puas 0 0 5 7,9

Sangat Tidak Puas 0 0 0 0

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 35

73

Seperti indikator sebelumnya, distribusi frekuensi pada tabel di

atas juga menunjukkan tingginya kepuasan yang dicapai responden

setelah menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini

tercermin dari dominannya responden yang mengaku sangat puas dan

puas pada kedua acara tresebut.

Meski demikian persentase skala sangat puas ini nampak lebih

besar pada OSF On Sunday, yakni sebesar 63,5%, dibandingkan World

Kick Off yang hanya 47,6%. Jumlah persentase jawaban responden

terhadap OSF On Sunday yang berada pada skala sangat puas dan puas

juga mengungguli World Kick Off, yakni mencapai 100%.

Sementara itu, jumlah jawaban yang berada pada skala sangat

puas dan puas pada World Kick Off hanya mencapai 92,1%. Ini berarti

OSF On Sunday dinilai responden lebih mampu memenuhi kebutuhan

mereka untuk memperoleh informasi terbaru tentang sepakbola dunia.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk memperoleh informasi

terbaru tentang sepakbola dunia adalah kebutuhan yang sangat penting

untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.

Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada

World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On

Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut

mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas

responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah

menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.

74

2. Motif Identitas Pribadi

a. Untuk membentuk kepribadian yang sportif.

Tabel III.24

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk membentuk kepribadian yang sportif

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 9 14,3 12 19,1

Puas 30 47,6 25 39,6

Tidak Puas 22 34,9 24 38,1

Sangat Tidak Puas 2 3,2 2 3,2

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 36

Pada kategori kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang

sportif, mayoritas responden cenderung merasa terpenuhi

kebutuhannya. Hal ini tampak dari dominannya responden yang

menjawab pada skala puas dan sangat puas daripada yang menjawab

tidak puas dan sangat tidak puas.

Pada OSF On Sunday, jumlah jawaban terbesar terdapat pada

skala puas dengan jumlah 47,6%. Sementara pada World Kick Off,

mayoritas juga menjawab pada skala puas, yakni sebesar 39,6%.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang

sportif adalah kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya

dengan menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media use pada

OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Dengan kata

lain, tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World

Kick Off. Faktor ini turut mempengaruhi GO, dimana data

menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung merasa lebih

terpenuhi kebutuhannya setelah menonton OSF On Sunday daripada

World Kick Off.

75

b. Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.

Tabel III.25

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 12 19,1 11 17,5

Puas 26 41,4 19 30,1

Tidak Puas 20 31,6 27 42,9

Sangat Tidak Puas 5 7,9 6 9,5

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 37

Pada kategori kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat

digunakan sebagai panutan, terdapat perbedaan cara pandang sebagian

besar responden dalam menjawab. Pada OSF On Sunday, mayoritas

responden, yakni 41,4% mengaku puas setelah menonton acara itu.

Sementara pada World Kick Off, 42,9% mengaku tidak puas.

Ini berarti menurut responden, acara OSF On Sunday lebih mampu

memenuhi kebutuhan sebagian besar responden untuk menemukan

idola yang dapat dijadikan sebagai panutan daripada World Kick Off.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat

digunakan sebagai panutan adalah kebutuhan yang tidak penting untuk

dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.

Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada

World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On

Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut

mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas

responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah

menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.

76

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

a. Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

Tabel III.26

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 23 36,5 16 25,4

Puas 35 55,6 37 58,7

Tidak Puas 5 7,9 10 15,9

Sangat Tidak Puas 0 0 0 0

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 38

Pada kategori kebutuhan ini, mayoritas responden cenderung

merasa terpenuhi kebutuhannya untuk memperoleh bahan

perbincangan dengan orang lain. Hal ini tampak dari dominannya

responden yang menjawab pada skala puas dan sangat puas daripada

yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas.

Pada OSF On Sunday, jumlah terbesar terdapat pada skala puas

dengan jumlah 55,6%. Sementara World Kick Off, mayoritas juga

manjawab pada skala puas, dengan jumlah perolehannya sedikit lebih

tinggi dari One Stop Football On Sunday, yakni sebesar 58,7%.

Namun, jika persentase penjawab sangat puas dan puas

dijumlahkan, maka OSF On Sunday lebih unggul daripada World Kick

Off. Sehingga dari situ, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

menganggap OSF On Sunday lebih mampu memberikan bahan

perbincangan.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk memperoleh bahan

perbincangan dengan orang lain adalah kebutuhan yang penting untuk

dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.

77

Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada

World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On

Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut

mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas

responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah

menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.

b. Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada

orang lain.

Tabel III.27

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 23 36,5 21 33,3

Puas 33 52,4 34 54

Tidak Puas 7 11,1 8 12,7

Sangat Tidak Puas 0 0 0 0

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 39

Pada kategori agar bisa memberikan informasi seputar

sepakbola dunia kepada orang lain, sebagian besar responden mengaku

mendapat kepuasan setelah menonton kedua acara tersebut. Hal ini

tampak pada banyaknya responden yang menjawab pada skala puas.

Pada OSF On Sunday, mayoritas responden menjawab pada

skala puas dengan persentase 52,4%. Sementara pada World Kick Off,

sebagian besar respoden juga menjawab pada skala puas dengan

persentase yang lebih banyak dari OSF On Sunday, yakni 54%.

Namun, jika dilakukan penggabungan persentase antara skala

sangat puas dan puas, maka OSF On Sunday mendapat jumlah 88,9%.

Pencapaian ini mengungguli World Kick Off, yang hanya mendapat

87,3%.

78

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan agar bisa memberikan informasi

seputar sepakbola dunia kepada orang lain adalah kebutuhan yang

sangat penting untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua

acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih

tinggi daripada World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan

OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut

mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas

responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah

menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.

c. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain.

Tabel III.28

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk dapat berkumpul dengan orang lain

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 8 12,7 7 11,1

Puas 22 34,9 29 46,1

Tidak Puas 30 47,6 21 33,3

Sangat Tidak Puas 3 4,8 6 9,5

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 40

Pada kategori kebutuhan untuk berkumpul dengan orang lain,

terdapat perbedaan cara pandang sebagian besar responden dalam

menjawab. Pada OSF On Sunday, mayoritas responden, yakni 47,6%

mengaku tidak puas setelah menonton acara itu. Sementara pada

World Kick Off, 46,1% mengaku puas. Ini berarti menurut responden,

acara World Kick Off lebih mampu dijadikan ajang untuk berkumpul

dengan orang lain daripada OSF On Sunday.

79

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk berkumpul dengan orang

lain, adalah kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan pemu-

asannya dengan menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media

use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off.

Meskipun tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada

World Kick Off, data pada GO menunjukkan bahwa mayoritas

responden cenderung merasa lebih lebih terpenuhi kebutuhannya

setelah menonton World Kick Off daripada OSF On Sunday.

4. Motif Hiburan

a. Untuk melepaskan diri dari masalah.

Tabel III.29

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk melepaskan diri dari masalah

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 9 14,3 8 12,7

Puas 13 20,6 16 25,4

Tidak Puas 31 49,2 30 47,6

Sangat Tidak Puas 10 15,9 9 14,3

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 41

Pada kategori kebutuhan ini, jawaban dari responden yang

berupa pernyataan tidak puas mencapai jumlah yang besar. Ini berarti,

secara umum responden beranggapan bahwa baik OSF On Sunday

maupun World Kick Off tidak membantu mereka untuk melepaskan

diri dari masalah-masalah yang sedang mereka hadapi.

80

Sebesar 49,2% responden mengaku tidak puas dalam

melepaskan diri dari masalah setelah mereka menonton OSF On

Sunday. Sementara itu, sebesar 47,6% responden juga merasa tidak

puas dengan World Kick Off.

Namun demikian, jika dilakukan penggabungan antara skala

puas dan sangat puas, maka World Kick Off mendapat jumlah 38,1%.

Pencapaian ini mengungguli OSF On Sunday yang hanya mendapat

34,9%. Hasil ini menunjukkan bahwa World Kick Off lebih dapat

memenuhi kebutuhan ini daripada OSF On Sunday.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah

adalah kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan pemuasannya

dengan menonton kedua acara tersebut. Sementara, skor media use

pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Meskipun

tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick

Off, data pada GO menunjukkan bahwa mayoritas responden

cenderung merasa lebih lebih terpenuhi kebutuhannya setelah

menonton World Kick Off daripada OSF On Sunday.

b. Untuk bersantai.

Tabel III.30

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk bersantai

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 11 17,5 15 23,8

Puas 46 73 42 66,6

Tidak Puas 5 7,9 4 6,4

Sangat Tidak Puas 1 1,6 2 3,2

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 42

81

Pada kategori kebutuhan ini, mayoritas responden cenderung

merasa terpenuhi kebutuhannya untuk bersantai. Hal ini tampak dari

dominannya responden yang menjawab pada skala puas dan sangat

puas daripada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas.

Pada OSF On Sunday jumlah terbesar terdapat pada skala puas

dengan jumlah 73%. Sementara pada World Kick Off, mayoritas juga

menjawab pada skala puas, dengan persentase yang lebih rendah dari

OSF On Sunday, yakni sebesar 66,6%.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk bersantai adalah kebutuhan

yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua

acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih

tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut mempengaruhi GO,

dimana data menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung

merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah menonton OSF On

Sunday daripada World Kick Off.

c. Untuk mengisi waktu.

Tabel III.31

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk mengisi waktu

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 5 7,9 11 17,5

Puas 47 74,6 40 63,4

Tidak Puas 10 15,9 10 15,9

Sangat Tidak Puas 1 1,6 2 3,2

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 43

82

Pada kategori kebutuhan untuk mengisi waktu, mayoritas

responden mengaku terpenuhi kebutuhannya, hal ini tampak pada

dominannya jawaban responden pada skala puas, baik itu terhadap

OSF On Sunday maupun World Kick Off.

Pada OSF On Sunday jumlah terbesar terdapat pada skala puas

dengan jumlah 74,6%. Sementara pada World Kick Off, mayoritas

juga menjawab pada skala puas, dengan persentase yang lebih rendah

dari OSF On Sunday, yakni sebesar 63,4%. Hasil ini menunjukkan

bahwa OSF On Sunday lebih dapat memenuhi kebutuhan ini daripada

World Kick Off.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk mengisi waktu adalah

kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan

menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On

Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Dengan kata lain,

tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick

Off. Faktor ini turut mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan

bahwa mayoritas responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebu-

tuhannya setelah menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.

d. Untuk menyalurkan emosi.

Tabel III.32

Tingkat kepuasan yang diperoleh responden

untuk menyalurkan emosi

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Puas 3 4,8 7 11,1

Puas 21 33,3 21 33,3

Tidak Puas 29 46,1 28 44,4

Sangat Tidak Puas 10 15,9 7 11,1

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 44

83

Pada kategori agar bisa menyalurkan emosi, sebagian besar

responden mengaku tidak mendapat kepuasan setelah menonton kedua

acara tersebut. Hal ini tampak pada banyaknya responden yang

menjawab pada skala tidak puas.

Pada OSF On Sunday, mayoritas responden menjawab pada

skala tidak puas dengan persentase 46,1%. Pada World Kick Off,

sebagian besar responden juga menjawab pada skala tidak puas dengan

persentase 44,4%.

Sementara itu, jika dilakukan penggabungan persentase antara

skala puas dan sangat puas, maka World Kick Off mendapat jumlah

44,4%. Pencapaian ini mengungguli OSF On Sunday, yang hanya

mendapat 34,1%. Ini menunjukkan bahwa meski kedua acara kurang

mampu memenuhi kebutuhan untuk menyalurkan emosi, namun World

Kick Off terlihat mampu mengungguli OSF On Sunday.

Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden menganggap kebutuhan untuk menyalurkan emosi adalah

kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan pemuasannya dengan

menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On

Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Meskipun tingkat

penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off,

data pada GO menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung

merasa lebih lebih terpenuhi kebutuhannya setelah menonton World

Kick Off daripada OSF On Sunday.

84

Tabel III.33

Kategorisasi tingkat kepuasan yang dicapai responden setelah menonton

OSF On Sunday dan World Kick Off

Tingkat Kepuasan

OSF On Sunday World Kick Off

F % F %

Sangat Tinggi 11 17,5 12 19,1

Tinggi 36 57,2 35 55,5

Rendah 16 25,3 15 23,8

Sangat Rendah 0 0 1 1,6

Jumlah 63 100 63 100

Sumber: Data primer kuesioner no 34-44

Tabel di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden merasa

terpenuhi kebutuhannya setelah menonton program OSF On Sunday dan World

Kick Off. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase tingkat kepuasan yang

dicapai responden pada skala tinggi, yakni 57,2% untuk OSF On Sunday dan

55,5% untuk World Kick Off.

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa acara OSF On Sunday cenderung

dianggap lebih memuaskan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan responden

jika dibandingkan dengan acara World Kick Off. Hasil ini dipengaruhi oleh

tingkat penggunaan OSF On Sunday oleh responden yang juga lebih tinggi

daripada acara World Kick Off. Sehingga dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa

tingkat penggunaan media juga turut mempengaruhi kepuasan yang didapat.

Meski tingkat pemenuhan kedua media tersebut tergolong tinggi, namun

masih dimungkinkan terjadi ketidaksesuaian antara kepuasan yang diharapkan

respoden dengan yang didapat atau terjadinya kesenjangan. Analisis mengenai

kesenjangan kepuasan ini akan dibahas secara lengkap pada bab selanjutnya.

85

BAB IV

ANALISIS DISCREPANCY

Gratification Discrepancy adalah kesenjangan antara kepuasan yang

diharapkan (Gratification Sought) dengan kepuasan nyata yang diperoleh

(Gratification Obtained) setelah menggunakan media. Dalam penelitian ini,

kesenjangan kepuasan yang dimaksud adalah kesenjangan antara kepuasan yang

diharapkan dengan kepuasan nyata yang diperoleh dari menonton acara One Stop

Football On Sunday yang ditayangkan Trans 7 dan World Kick Off yang

ditayangkan ANTV.

Untuk mengukur kesenjangan kepuasan, mengacu pada rumus statistik

discrepancy yang diberikan Palmgreen sebagai berikut:

i j

ji

ji.n.

ji..n

D

Rumus discrepancy yang digunakan tersebut dioperasionalkan dengan

perhitungan cross tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS

dicrosskan dengan item-item dalam GO. Dari tabulasi silang tersebut akan

diketahui persentase tingkat kesenjangan kepuasan yang terjadi dengan

menghitung jumlah responden yang mengalami ketidaksesuaian antara GS dan

GO-nya.

Kesenjangan kepuasan yang dihitung dalam penelitian ini adalah

kesenjangan yang terjadi saat responden tidak mendapatkan kepuasan seperti yang

mereka harapkan. Atau dengan kata lain media dianggap tidak dapat memenuhi

kebutuhan responden. Oleh karena itu, penghitungan difokuskan pada angka-

angka yang menyatakan GS lebih besar daripada GO. Angka-angka ini terletak

pada kotak di atas garis impas pada tabulasi silang, dimana GS lebih besar

daripada GO.

Dimana :

D : discrepancy / kesenjangan.

N : jumlah sampel.

i : kepuasan yang dicari (GS).

J : kepuasan yang diperoleh (GO)

Dimana i ≠ j

86

Sedang angka-angka yang menyatakan “GS sama dengan GO” (angka-

angka pada garis impas) maupun “GS lebih kecil daripada GO” (angka-angka di

bawah garis impas) dianggap sebagai tingkat kemampuan media dalam memenuhi

kebutuhan penonton.

Setelah diketahui tingkat kesenjangan yang terjadi, maka akan dapat pula

diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden. Besarnya kepuasan yang

mampu diberikan oleh news magazine OSF On Sunday dan World Kick Off

kepada responden akan dihitung dengan mengurangi tingkat kepuasan maksimal

(ditetapkan 100%) dengan tingkat kesenjangan kepuasan yang dialami responden

pada tiap-tiap item-itemnya.

Merujuk pada penelitian terdahulu, ditetapkan batasan kepuasan minimal

sebesar 70%. Dengan kata lain, jika responden menyatakan bahwa kepuasan yang

diperoleh untuk tiap jenis kebutuhan berkisar 70 - 100% atau bila kesenjangan

kepuasan berkisar antara 0 - 30% maka kebutuhan tersebut dianggap memuaskan.

Apabila kesenjangan kepuasan suatu media menunjukkan angka persentase di atas

30% berarti media tersebut tidak mampu memuaskan responden. 30

Semakin besar angka kesenjangan, berarti suatu media semakin tidak

mampu memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, semakin kecil angka kesenjangan,

semakin besar kemampuan suatu media dalam memenuhi kebutuhan responden.

Tingkat pemenuhan kepuasan tersebut diklasifikasikan dalam 3 kategori:

- rendah, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 21 – 30%

- sedang, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 11 – 20%

- tinggi, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 0 – 10%

Besarnya kesenjangan kepuasan yang dialami responden setelah menonton

acara OSF On Sunday dan World Kick Off dapat dilihat pada tabel-tabel uji

kesenjangan GS - GO di bawah ini.

30

Qurotta Ayunin, Kesenjangan Kepuasan Dalam Menonton Televisi (Kesenjangan Kepuasan

Menonton Acara Mama Mia dan StarDut di Indosiar di Kalangan Siswa SMPN 22 Surakarta

dengan Menggunakan Pendekatan Uses and Gratification), Surakarta, Jurusan Komunikasi FISIP

UNS, 2008, hal.39.

87

1. Kesenjangan kepuasan setelah menonton OSF On Sunday

a. Menambah pengetahuan tentang sepakbola

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 8 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3). Maka, besarnya kesenjangan

kepuasan dapat dihitung sebagai berikut:

%7,12%10063

8x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%.

b. Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

39

9

0

0

48

Penting

(Skor: 3)

1

13

0

0

14

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

1

0

0

1

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

40

23

0

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

29

8

0

0

37

Penting

(Skor: 3)

3

22

0

0

25

Tidak Penting

(Skor: 2)

1

0

0

0

1

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

33

30

0

0

63

88

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 9 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3). Maka, besarnya kesenjangan

kepuasan dapat dihitung sebagai berikut:

%3,14%10063

9x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 14,3% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 85,7%.

c. Untuk membentuk kepribadian yang sportif

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

7

4

0

0

11

Penting

(Skor: 3)

2

20

6

0

28

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

5

17

1

23

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

1

1

Jumlah

9

29

23

2

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 6 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Skala Tidak Puas” (skor 1).

89

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %5,17%10063

164

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 17,5% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 82,5%.

d. Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

7

4

0

0

11

Penting

(Skor: 3)

1

12

1

0

14

Tidak Penting

(Skor: 2)

4

10

19

1

34

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

4

4

Jumlah

12

26

20

5

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Skala Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %5,9%10063

114

x

90

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 9,5% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 90,5%

e. Untuk mendapatkan bahan perbicangan dengan orang lain

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

15

12

0

0

27

Penting

(Skor: 3)

8

18

4

0

30

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

5

1

0

6

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

23

35

5

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

terdapat 12 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2)

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %4,25%10063

412

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 25,4% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 74,6%.

91

f. Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang

lain

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

23

11

0

0

34

Penting

(Skor: 3)

0

18

4

0

22

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

4

3

0

7

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

23

33

7

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 11 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting” (skor

4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada skala

“Tidak Puas” (skor 2).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %8,23%10063

4 11

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 23,8% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday dalam

memenuhi kebutuhan responden adalah 76,2%.

g. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

4

5

0

0

9

Penting

(Skor: 3)

4

13

7

1

25

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

4

23

0

27

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

2

2

Jumlah

8

22

30

3

63

Sumber: Data primer kuesioner

92

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 7 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %6,20%10063

175

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 20,6% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 79,4%.

h. Untuk melepaskan diri dari masalah

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

6

0

0

0

6

Penting

(Skor: 3)

3

7

5

0

15

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

6

20

2

28

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

6

8

14

Jumlah

9

13

31

10

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

93

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %1,11%10063

25

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 11,1% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 88,9%.

i. Untuk bersantai

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

7

5

0

0

12

Penting

(Skor: 3)

4

41

2

0

47

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

0

2

1

3

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

1

0

1

Jumlah

11

46

5

1

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

94

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %7,12%10063

125

x .

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%.

j. Untuk mengisi waktu

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

3

2

1

0

6

Penting

(Skor: 3)

2

40

1

0

43

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

5

7

1

13

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

1

0

1

Jumlah

5

47

10

1

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

95

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %9,7%10063

1112

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 7,9% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday dalam

memenuhi kebutuhan responden adalah 92,1%.

k. Untuk menyalurkan emosi

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

2

0

1

0

3

Penting

(Skor: 3)

1

18

2

2

23

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

3

24

3

30

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

2

5

7

Jumlah

3

21

29

10

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Skala Tidak Puas” (skor 1).

96

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %7,12%10063

3221

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara OSF On

Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%

2. Kesenjangan kepuasan setelah menonton World Kick Off

a. Menambah pengetahuan tentang sepakbola

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

20

17

0

0

37

Penting

(Skor: 3)

3

19

3

0

25

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

1

0

0

1

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

23

37

3

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 17 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %7,31%10063

317

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang

dialami responden sebesar 31,7% dan tingkat kemampuan acara World

Kick Off dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 68,3%.

97

b. Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

30

18

0

0

48

Penting

(Skor: 3)

0

9

5

0

14

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

1

0

0

1

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

30

28

5

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 18 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting” (skor

4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada skala

“Tidak Puas” (skor 2).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %5,36%10063

518

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 36,5% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off dalam

memenuhi kebutuhan responden adalah 63,5%.

c. Untuk membentuk kepribadian yang sportif

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

7

3

1

0

11

Penting

(Skor: 3)

5

19

4

0

28

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

3

19

1

23

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

1

1

Jumlah

12

25

24

2

63

Sumber: Data primer kuesioner

98

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %3,14%10063

1413

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 14,3% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 85,7%.

d. Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

8

3

0

0

11

Penting

(Skor: 3)

0

12

2

0

14

Tidak Penting

(Skor: 2)

3

4

25

2

34

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

4

4

Jumlah

11

19

27

6

63

Sumber: Data primer kuesioner

99

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %1,11%10063

223

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 11,1% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 88,9%.

e. Untuk mendapatkan bahan perbicangan dengan orang lain

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

16

11

0

0

27

Penting

(Skor: 3)

0

23

7

0

30

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

3

3

0

6

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

16

37

10

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 11 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

100

Terdapat 7 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %6,28%10063

711

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 28,6% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 71,4%.

f. Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada

orang lain

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

17

17

0

0

34

Penting

(Skor: 3)

4

13

5

0

22

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

4

3

0

7

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

0

0

Jumlah

21

34

8

0

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 17 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %9,34%10063

517

x

101

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 34,9% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 65,1%.

g. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

6

3

0

0

9

Penting

(Skor: 3)

1

19

4

1

25

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

7

17

3

27

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

2

2

Jumlah

7

29

21

6

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %5,17%10063

3143

x

102

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 17,5% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 82,5%.

h. Untuk melepaskan diri dari masalah

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

4

2

0

0

6

Penting

(Skor: 3)

1

9

5

0

15

Tidak Penting

(Skor: 2)

3

5

17

3

28

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

8

6

14

Jumlah

8

16

30

9

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %9,15%10063

352

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 15,9% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 84,1%.

103

i. Untuk bersantai

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

8

3

1

0

12

Penting

(Skor: 3)

7

38

2

0

47

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

1

1

1

3

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

1

1

Jumlah

15

42

4

2

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %1,11%10063

1213

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 11,1% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 88,9%.

104

j. Untuk mengisi waktu

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

5

0

1

0

6

Penting

(Skor: 3)

6

34

3

0

43

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

6

6

1

13

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

0

1

1

Jumlah

11

40

10

2

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %9,7%10063

131

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 7,9% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off dalam

memenuhi kebutuhan responden adalah 92,1%.

105

k. Untuk menyalurkan emosi

GO GS

Sangat Puas

(Skor: 4)

Puas

(Skor: 3)

Tidak Puas

(Skor: 2)

Sangat Tidak

Puas (Skor: 1)

Jumlah

Sangat Penting

(Skor: 4)

1

1

1

0

3

Penting

(Skor: 3)

6

14

3

0

23

Tidak Penting

(Skor: 2)

0

6

22

3

31

Sangat Tidak

Penting (Skor: 1)

0

0

2

4

6

Jumlah

7

21

28

7

63

Sumber: Data primer kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Puas” (skor 3).

Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”

(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),

namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada

skala “Tidak Puas” (skor 2).

Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”

(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya

berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).

Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai

berikut: %7,12%10063

3311

x

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami

responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off

dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%.

106

Setelah dilakukan uji kesenjangan di atas, maka diketahui angka

kesenjangan pada masing-masing jenis kebutuhan, baik untuk acara OSF On

Sunday dan World Kick Off, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.1

Tingkat Kesenjangan Kepuasan dan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan

dari Program OSF On Sunday

No. Jenis-jenis

Kebutuhan

Tingkat

Kesenjangan

Tingkat

Pemenuhan

Kategori

1.

2.

Motif Informasi

Untuk menambah pengetahuan

tentang sepakbola.

Untuk memperoleh informasi terbaru

seputar sepakbola dunia.

12,7%

14,3%

87,3%

85,7%

Sedang

Sedang

3.

4.

Motif Identitas Pribadi

Untuk membentuk kepribadian yang

sportif.

Untuk menemukan idola yang dapat

digunakan sebagai panutan.

17,5%

9,5%

82,5%

90,5%

Sedang

Tinggi

5.

6.

7.

Motif Integrasi dan Interaksi

Sosial

Untuk mendapatkan bahan

perbincangan dengan orang lain.

Agar bisa memberikan informasi

seputar sepakbola dunia kepada

orang lain.

Untuk dapat berkumpul dengan

orang lain.

25,4%

23,8%

20,6%

74,6%

76,2%

79,4%

Rendah

Rendah

Sedang

8.

9.

10.

11.

Motif Hiburan

Untuk melepaskan diri dari masalah.

Untuk bersantai.

Untuk mengisi waktu.

Untuk menyalurkan emosi.

11,1%

12,7%

7,9%

12,7%

88,9%

87,3%

92,1%

87,3%

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Sumber: Data primer kuesioner

107

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa hanya 2 item kebutuhan yang

memperoleh angka kesenjangan di bawah 10%. Dua kebutuhan itu masing-masing

adalah kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan

dan kebutuhan untuk mengisi waktu. Artinya, tingkat kemampuan OSF On

Sunday dalam memenuhi 2 kebutuhan tersebut tergolong tinggi.

Kemudian, tingkat kemampuan OSF On Sunday termasuk dalam kategori

“sedang” di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:

Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola

Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

Untuk membentuk kepribadian yang sportif

Untuk dapat berkumpul dengan orang lain

Untuk melepaskan diri dari masalah

Untuk bersantai

Untuk menyalurkan emosi

Sementara dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan bahan

perbincangan dengan orang lain, tingkat kemampuan OSF On Sunday tergolong

rendah. Hal ini terlihat dari kemampuan OSF On Sunday dalam memenuhi

kebutuhan tersebut yang hanya mencapai 74,6%.

Dalam memenuhi kebutuhan agar bisa memberikan informasi seputar

sepakbola dunia kepada orang lain, OSF On Sunday juga hanya mempunyai

kemampuan sebesar 76,2%. Persentase tersebut juga menunjukkan bahwa

kemampuan OSF On Sunday dalam memenuhi kebutuhan itu juga termasuk

dalam kategori rendah.

108

Tabel IV.2

Tingkat Kesenjangan Kepuasan dan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan

dari Program World Kick Off

No. Jenis-jenis

Kebutuhan

Tingkat

Kesenjangan

Tingkat

Pemenuhan

Kategori

1.

2.

Motif Informasi

Untuk menambah pengetahuan

tentang sepakbola.

Untuk memperoleh informasi

terbaru seputar sepakbola dunia.

31,7%

36,5%

68,3%

63,5%

Tidak Memenuhi

Tidak Memenuhi

3.

4.

Motif Identitas Pribadi

Untuk membentuk kepribadian

yang sportif.

Untuk menemukan idola yang

dapat digunakan sebagai panutan.

14,3%

11,1%

85,7%

88,9%

Sedang

Sedang

5.

6.

7.

Motif Integrasi dan Interaksi

Sosial

Untuk mendapatkan bahan

perbincangan dengan orang lain.

Agar bisa memberikan informasi

seputar sepakbola dunia kepada

orang lain.

Untuk dapat berkumpul dengan

orang lain.

28,6%

34,9%

17,5%

71,4%

65,1%

82,5%

Rendah

Tidak memenuhi

Sedang

8.

9.

10.

11.

Motif Hiburan

Untuk melepaskan diri dari

masalah.

Untuk bersantai.

Untuk mengisi waktu.

Untuk menyalurkan emosi.

15,9%

11,1%

7,9%

12,7%

84,1%

88,9%

92,1%

87,3%

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Sumber: Data primer kuesioner

109

Dari data di atas dapat dilihat bahwa responden menganggap World Kick

Off sangat mampu memenuhi kebutuhan untuk mengisi waktu. Hal ini terbukti

dari tingginya angka tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut oleh World Kick Off,

yakni mencapai 92,1%.

Kemudian, tingkat kemampuan World Kick Off termasuk dalam kategori

“sedang” dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:

Untuk membentuk kepribadian yang sportif

Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan

Untuk dapat berkumpul dengan orang lain

Untuk melepaskan diri dari masalah

Untuk bersantai

Untuk menyalurkan emosi

Sementara itu, dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan bahan

perbincangan dengan orang lain, World Kick Off hanya memiliki kemampuan

yang rendah. Hal ini terlihat dari kemampuan World Kick Off yang hanya sebesar

71,4%. Bahkan, World Kick Off tidak mampu memenuhi 3 item kebutuhan, yaitu

untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola, untuk memperoleh informasi

terbaru seputar sepakbola dunia, dan agar bisa memberikan informasi seputar

sepakbola dunia kepada orang lain.

Untuk mengetahui news magazine mana yang lebih unggul dalam

memenuhi setiap jenis kebutuhan responden, berikut disajikan tabel perbandingan

kesenjangan kepuasan antara program OSF On Sunday dan World Kick Off.

110

Tabel IV.3

Acara yang lebih unggul dalam memenuhi kebutuhan responden

berdasarkan persentase kesenjangan kepuasan

No. Jenis-jenis

Kebutuhan

OSF On

Sunday

World

Kick Off

Acara yang lebih

unggul

1.

2.

Motif Informasi

Untuk menambah pengetahuan

tentang sepakbola.

Untuk memperoleh informasi

terbaru seputar sepakbola dunia.

12,7%

14,3%

31,7%

36,5%

OSF On Sunday

OSF On Sunday

3.

4.

Motif Identitas Pribadi

Untuk membentuk kepribadian

yang sportif.

Untuk menemukan idola yang

dapat digunakan sebagai panutan.

17,5%

9,5%

14,3%

11,1%

World Kick Off

OSF On Sunday

5.

6.

7.

Motif Integrasi dan Interaksi

Sosial

Untuk mendapatkan bahan

perbincangan dengan orang lain.

Agar bisa memberikan informasi

seputar sepakbola dunia kepada

orang lain.

Untuk dapat berkumpul dengan

orang lain.

25,4%

23,8%

20,6%

28,6%

34,9%

17,5%

OSF On Sunday

OSF On Sunday

World Kick Off

8.

9.

10.

11.

Motif Hiburan

Untuk melepaskan diri dari

masalah.

Untuk bersantai.

Untuk mengisi waktu.

Untuk menyalurkan emosi.

11,1%

12,7%

7,9%

12,7%

15,9%

11,1%

7,9%

12,7%

OSF On Sunday

World Kick Off

Sama kuat

Sama kuat

Sumber: Tabel IV.1 dan IV.2

111

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa OSF On Sunday lebih mampu

memberikan kepuasan daripada World Kick Off pada 6 jenis kebutuhan. Hal ini

diindikasikan dengan angka kesenjangan OSF On Sunday yang lebih kecil

daripada World Kick Off pada 6 kebutuhan tersebut. Menurut responden, OSF On

Sunday lebih mampu memenuhi kebutuhan mereka dalam hal:

Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.

Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.

Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.

Untuk melepaskan diri dari masalah.

Sementara itu, World Kick Off mampu mengungguli OSF On Sunday

dalam 3 jenis kebutuhan. 3 kebutuhan itu adalah untuk membentuk kepribadian

yang sportif, untuk dapat berkumpul dengan orang lain, dan untuk bersantai.

Pada kategori kebutuhan untuk mengisi waktu, baik OSF On Sunday

maupun World Kick Off mempunyai kemampuan pemuasan kebutuhan yang

sama, yakni sebesar 92,1%. Kemudian, untuk menyalurkan emosi, OSF On

Sunday dan World Kick Off juga mempunyai kemampuan pemuasan kebutuhan

yang sama, yakni sebesar 87,3%.

112

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada variabel kepuasan yang diharapkan

(gratification sought), penggunaan media (media use), kepuasan yang

diperoleh (gratification obtained), dan kesenjangan kepuasan (gratification

discrepancy) dari program One Stop Football On Sunday yang ditayangkan

Trans 7 dan World Kick Off yang ditayangkan ANTV, maka dapat

dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought)

Berdasarkan penghitungan pada bab sebelumnya, dari 11 item yang

ditawarkan kepada responden, hampir seluruhnya merupakan kebutuhan

yang ingin dicarikan pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan

World Kick Off. Hal ini tercermin dari 8 item kebutuhan yang mendapat

persentase tertinggi pada skala penting, yakni kebutuhan untuk

membentuk kepribadian yang sportif, kebutuhan untuk mendapatkan

bahan perbincangan, kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain,

kebutuhan untuk bersantai, dan kebutuhan untuk mengisi waktu.

Selain itu, juga terdapat 3 kebutuhan yang menurut sebagian besar

responden dianggap sebagai kebutuhan yang sangat penting untuk

dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua news magazine tersebut.

Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk menambah

pengetahuan tentang sepakbola, kebutuhan untuk memperoleh informasi

terbaru seputar sepakbola dunia, dan kebutuhan agar bisa memberikan

informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.

Sedangkan 3 item kebutuhan lainnya kurang ingin dicarikan

pemuasannya oleh responden. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan

untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan, kebutuhan

untuk melepaskan diri dari masalah, dan kebutuhan untuk menyalurkan

emosi.

113

2. Kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained)

Pada kategori motif informasi, kepuasan yang didapat responden

setelah menonton kedua news magazine tersebut berada pada skala “puas”.

Sementara pada motif identitas pribadi, mayoritas responden juga

merasa kebutuhannya telah terpenuhi.

Pada kategori motif integrasi dan interaksi sosial, mayoritas

responden mengaku puas terhadap pemenuhan kebutuhan untuk

mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain dan kebutuhan agar

bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.

Sementara pada item kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain,

mayoritas responden menyatakan kebutuhannya kurang terpenuhi.

Sementara pada kategori motif hiburan, mayoritas responden

mengaku mendapatkan kepuasan pada kebutuhan untuk bersantai dan

kebutuhan untuk mengisi waktu. Sementara pada kebutuhan untuk

melepaskan diri dari masalah dan kebutuhan untuk menyalurkan emosi,

mayoritas responden merasa kebutuhannya kurang terpenuhi.

Secara umum, mayoritas responden merasa terpenuhi kebutuhannya

setelah menonton program OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini

dibuktikan dengan besarnya persentase tingkat kepuasan yang dicapai

responden pada skala tinggi, yakni 57,2% untuk OSF On Sunday dan

55,5% untuk World Kick Off.

3. Kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy)

Berdasarkan penghitungan kesenjangan kepuasan (GD) yang

dilakukan dengan menggunakan rumus diskrepansi, maka diketahui bahwa

kemampuan OSF On Sunday tergolong tinggi didalam memenuhi

kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan

dan kebutuhan untuk mengisi waktu. Sementara World Kick Off dianggap

oleh responden sangat mampu dalam memenuhi kebutuhan untuk mengisi

waktu.

114

Kemudian, tingkat kemampuan OSF On Sunday termasuk dalam

kategori “sedang” di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:

Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola

Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

Untuk membentuk kepribadian yang sportif

Untuk dapat berkumpul dengan orang lain

Untuk melepaskan diri dari masalah

Untuk bersantai

Untuk menyalurkan emosi

Sedangkan tingkat kemampuan World Kick Off termasuk dalam

kategori “sedang” dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:

Untuk membentuk kepribadian yang sportif

Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan

Untuk dapat berkumpul dengan orang lain

Untuk melepaskan diri dari masalah

Untuk bersantai

Untuk menyalurkan emosi

Selanjutnya, tingkat kemampuan OSF On Sunday tergolong rendah

dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan

dengan orang lain dan kebutuhan agar bisa memberikan informasi seputar

sepakbola dunia kepada orang lain. Sedangkan World Kick Off

mempunyai kemampuan yang rendah dalam memenuhi kebutuhan untuk

mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

World Kick Off juga tidak mampu memenuhi 3 item kebutuhan,

yaitu untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola, untuk memperoleh

informasi terbaru seputar sepakbola dunia, dan agar bisa memberikan

informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.

115

4. Penggunaan media (Media Use)

Tingkat Perhatian

Pada tahap pra aktivitas, tingkat perhatian responden pada acara

OSF On Sunday lebih tinggi dibandingkan World Kick Off. Hal ini

tercermin dari lebih banyaknya responden yang mencari informasi

mengenai acara OSF On Sunday dibandingkan dengan World kick Off.

Namun, secara umum tingkat perhatian responden terhadap

kedua tayangan tersebut relatif rendah, terbukti mayoritas responden

mengaku tidak mencari informasi apapun mengenai kedua acara itu.

Dari cara responden menyiapkan waktu khusus untuk menonton

kedua tayangan tersebut, diketahui bahwa tingkat perhatian responden

sedikit lebih tinggi pada OSF On Sunday daripada World Kick Off.

Hal ini tercermin dari lebih banyaknya responden yang mengaku

sering menyiapkan waktu khusus untuk menonton OSF On Sunday.

Pada indikator ini justru terlihat bahwa tingkat perhatian

responden terhadap kedua acara tersebut cukup tinggi, sebab sebagian

besar responden mengaku sering menyiapkan waktu khusus untuk

menonton.

Pada tahap duractivity, data menunjukkan lebih banyak

responden yang kadang melakukan aktivitas lain saat menonton World

Kick Off daripada saat menonton OSF On Sunday. Dari temuan itu,

berarti dapat dikatakan bahwa tingkat perhatian responden pada OSF

On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off.

Selain itu, dapat juga dilihat bahwa mayoritas responden

menjawab kadang-kadang saja melakukan aktivitas lain saat menonton

kedua acara tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

perhatian responden saat menonton kedua acara tersebut relatif tinggi.

Kemudian, sebagian besar responden mengaku selalu dapat

mengerti dan memahami info-info yang disajikan oleh kedua tayangan

tersebut. Namun, OSF On Sunday meraih persentase yang lebih tinggi

daripada World Kick Off.

116

Dilihat dari cara responden dalam mengikuti OSF On Sunday,

mayoritas responden mengaku selalu mengikuti acara tersebut sampai

selesai. Sementara dalam mengikuti World Kick Off, mayoritas

responden mengaku kadang-kadang saja mengikuti acara itu sampai

selesai. Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa OSF On Sunday

lebih sering ditonton oleh responden sampai selesai daripada World

Kick Off.

Pada tahap post activity, data menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak pernah mencatat informasi-informasi yang dihadirkan

oleh OSF On Sunday dan World Kick Off.

Selanjutnya, mayoritas responden mengaku selalu membin-

cangkan kembali tayangan tersebut dengan orang lain. Namun,

terhadap World Kick Off, mayoritas responden justru kadang saja

memperbincangkan isi tayangannya. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa tingkat perhatian responden terhadap OSF On

Sunday lebih tinggi.

Frekuensi Menonton

Dari lima kali penayangan dalam satu minggu, ternyata

mayoritas responden mengaku lebih sering menonton OSF On Sunday,

yakni 3 kali, daripada World Kick Off, yang hanya ditonton 2 kali

dalam seminggu. Hal ini menunjukkan tingkat perhatian respoden pada

acara OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off.

Curahan Waktu

Berdasarkan waktu yang dicurahkan responden, nampak bahwa

sebagian besar responden menonton kedua tayangan tersebut pada

interval 23-30 menit. Sebesar 57,1% responden mengaku menonton

OSF On Sunday pada interval tersebut. Dengan persentase yang lebih

kecil, yakni 42,8%, mayoritas responden juga menonton World Kick

Off pada interval waktu yang sama.

117

5. News magazine yang lebih mampu memuaskan kebutuhan responden

Dari perbandingan angka kesenjangan kepuasan yang dimilki oleh

OSF On Sunday dan World Kick Off, bahwa OSF On Sunday lebih

mampu memberikan kepuasan daripada World Kick Off pada 6 jenis

kebutuhan. Hal ini diindikasikan dengan angka kesenjangan OSF On

Sunday yang lebih kecil daripada World Kick Off pada 6 kebutuhan

tersebut. Menurut responden, OSF On Sunday lebih mampu memenuhi

kebutuhan mereka dalam hal:

Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.

Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.

Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.

Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada

orang lain.

Untuk melepaskan diri dari masalah.

Sementara itu, World Kick Off mampu mengungguli OSF On

Sunday dalam 3 jenis kebutuhan. Ketiga kebutuhan itu adalah untuk

membentuk kepribadian yang sportif, untuk dapat berkumpul dengan

orang lain, dan untuk bersantai.

Pada kategori kebutuhan untuk mengisi waktu, baik OSF On Sunday

maupun World Kick Off mempunyai kemampuan pemuasan kebutuhan

yang sama, yakni sebesar 92,1%. Kemudian, untuk menyalurkan emosi,

OSF On Sunday dan World Kick Off juga mempunyai kemampuan

pemuasan kebutuhan yang sama, yakni sebesar 87,3%.

B. SARAN

1. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam mencari kesenjangan antara GS dan GO, seringkali variabel

pola penggunaan media tidak diperhitungkan. Artinya, media use

hanya sebatas dideskripsikan saja. Dalam penelitian ini, penulis sudah

118

mencoba menghubungkan antara kesenjangan kepuasan yang dialami

responden dengan pola penggunaan medianya, namun hanya bersifat

interpretatif saja. Penulis menyarankan agar pada penelitian

selanjutnya, hubungan antara GD dan media use dapat dijelaskan

secara lebih detail dengan menggunakan metode tertentu, misalnya

korelasional.

Karena mempertimbangkan keterbatasan waktu dan biaya, maka

populasi dalam penelitian ini hanya mengambil mahasiswa secara

umum. Ke depan, penulis menyarankan agar karakteristik responden

penelitian lebih dispesifikasi lagi.

2. Bagi Trans 7 dan ANTV

Bagi Trans 7 selaku stasiun televisi penayang One Stop Football On

Sunday dan ANTV selaku penayang World Kick Off, penulis

menyarankan dilakukannya pengembangan pengemasan acara agar

dapat lebih menarik penonton.