16
___________________________________________________________________ ______________ LESI PRAKANKER DAN KANKER RONGGA MULUT Kelompok I B Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara Jl. Alumni No. 2, Kampus USU , Medan 20155 Abstrak Kasus kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang serius di berbagai negara. Etiologinya yang multifaktorial dan compleks membuat sulitnya penanganan kanker rongga mulut ini. Pada tahap awal kanker rongga mulut akan ditemui lesi atau kelainan prakanker. Tahap awal lesi ini tidak menimbulkan rasa sakit atau perih membuat pasien baru memeriksakan diri ketika kanker rongga mulut sudah berstatus stadium lanjut. Kanker rongga mulut mencakup kanker palatum, kanker bibir, kanker lidah, kanker mukosa bukal, dan kanker gingiva. Dokter gigi dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tanda dan gejala serta gambaran klinis kanker rongga mulut mengingat sebagian kasus kanker rongga mulut ditemukan oleh dokter gigi. Sejauh ini kanker rongga mulut dapat diatasi dengan operasi pengangkatan jaringan yang terkena kanker. Key word: kanker rongga mulut, lesi prakanker ___________________________________________________________________ ______________ PENDAHULUAN Ilmu kedokteran gigi berkembang sangat pesat, tidak hanya membahas masalah penyakit-penyakit atau kelainan pada gigi saja,

New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

_________________________________________________________________________________

LESI PRAKANKER DAN KANKER RONGGA MULUT

Kelompok I B

Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara

Jl. Alumni No. 2, Kampus USU , Medan 20155

Abstrak

Kasus kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang serius di berbagai negara. Etiologinya

yang multifaktorial dan compleks membuat sulitnya penanganan kanker rongga mulut ini. Pada

tahap awal kanker rongga mulut akan ditemui lesi atau kelainan prakanker. Tahap awal lesi ini tidak

menimbulkan rasa sakit atau perih membuat pasien baru memeriksakan diri ketika kanker rongga

mulut sudah berstatus stadium lanjut. Kanker rongga mulut mencakup kanker palatum, kanker bibir,

kanker lidah, kanker mukosa bukal, dan kanker gingiva. Dokter gigi dituntut untuk memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai tanda dan gejala serta gambaran klinis kanker rongga mulut

mengingat sebagian kasus kanker rongga mulut ditemukan oleh dokter gigi. Sejauh ini kanker rongga

mulut dapat diatasi dengan operasi pengangkatan jaringan yang terkena kanker.

Key word: kanker rongga mulut, lesi prakanker

_________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN

Ilmu kedokteran gigi berkembang sangat pesat, tidak hanya membahas masalah penyakit-

penyakit atau kelainan pada gigi saja, tetapi meluas membahas hingga bagian jaringan lunak pada

rongga mulut, diantaranya kanker mulut. Peningkatan kasus kematian oleh kanker mulut menjadi

perhatian serius diberbagai negara.1,2

Seperti halnya penyakit kanker yang lainnya, kanker rongga mulut belum diketahui

penyebabnya secara pasti.2 Akan tetapi, faktor predisposisi kanker rongga mulut sudah dapat

diketahui, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik.3

Walaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan kematian

yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah dunia.2 Seperti dari

catatan Amerika Cancer Society tahun 1900-1947 diketahui bahwa 5-7% dari semua pasien kanker

meninggal karena kanker mulut. Sebesar 80% dari pasien kanker diketemukan pada tingkat

Page 2: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

permulaan, sehingga dapat diobati, kemudian 20% diketemukan pada tingkat lanjut dan tidak dapat

diobati.4

Gejala yang tidak menimbulkan keluhan sakit membuat keterlambatan dalam penanganan

dini kanker rongga mulut. Deteksi dini diperlukan untuk mendeteksi keganasan dalam mulut yang

dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan tambahan laboratorium. Dengan adanya

pendeteksian dini tersebut dokter gigi dapat menemukan lesi-lesi yang dicurigai dan melakukan

penanganan sedini mungkin.2

Pada makalah ini akan dijelaskan tentang faktor presdiposisi kanker mulut, lesi-lesi pada

prakanker dan kanker rongga mulut, deteksi dini yang perlu diketahui dalam mendiagonosis kanker

serta penanganan yang dapat dilakukan.

KANKER RONGGA MULUT

Kanker rongga mulut merupakan suatu masalah serius di berbagai negara. Bukan hanya

menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan kerusakan yang luas, kehilangan fungsi,

perubahan sikap, kesusahan dalam bentuk keuangan dan sosiologi. Kanker rongga mulut merupakan

kira-kira 5% dari semua keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2 % pada kaum wanita.1,2

DEFINISI

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang

tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.5

Kanker rongga mulut adalah suatu pertumbuhan sel kanker pada rongga mulut yang dapat

mengenai rongga mulut, meliputi bibir dan mukosa bibir, lidah, palatum, ginggiva, dasar mulut dan

mukosa pipi.6

FAKTOR PREDISPOSISI KANKER RONGGA MULUT

Hingga kini masih belum diketahui penyebab kanker rongga mulut secara pasti. Ini

disebabkan data statistik kanker yang bervariasi dan etiologi kanker yang multifaktorial dan

kompleks.7 Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, telah ditemukan faktor-faktor predisposisi

kanker rongga mulut. Secara umum faktor predisposisi ini dibagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik

atau faktor dari dalam yaitu genetic dan faktor ekstrinsik. atau faktor dari luar yaitu mengkomsumsi

tembakau, alkohol, infeksi virus, penyakit mucosal, malnutrisi, oral sepsis, dan sinar matahari.2

Faktor predisposisi kanker rongga mulut:

1. Faktor genetik.

Kesalahan genetik juga dapat memicu terjadi kanker rongga mulut. Dyskeratosis congenital

merupakan penyakit genetik dimana kanker mulut menjadi tanda yang sering ditemukan. Namun,

Page 3: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

penyakit ini jarang terjadi, dan hampir selalu dijumpai pada pria dan ditandai dengan serentetan

perubahan mulut yang akhirnya menyebabakan suatu atropik, leukoplakik dari mukosa mulut dan

yang paling sering ditemui pada lidah dan pipi.7 Penyakit ini diturunkan secara resesif dan tidak

dijumpai insiden yang tinggi pada kanker mulut yang terjadi pada anak-anak muda.

1. Konsumsi tembakau

Tembakau menjadi faktor dominan penyebab kanker rongga mulut. Pengaruh rokok, cerutu dan

merokok dengan pipa terbukti meningkatkan resiko terserang kanker rongga mulut.8 Selain itu

kebiasaan khusus seperti mengunyah tembakau, mencium tembakau, dan mengunyah biji pinang

dengan tembakau juga terlihat resiko terjadinya kanker rongga mulut. Wynder dalam penelitiannya

menemukan adanya hubungan respon-dosis untuk perokok cerutu dan pipa dengan perkembangan

kanker rongga mulut, bahkan untuk pemakai tembakau dalam jumlah kecil. Perokok berat memiliki

resiko terserang kanker mulut 6 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok.8

2. Alkohol

Di Amerika serikat terlihat hubungan positif antara kebiasaan minum alcohol dengan kanker mulut.8

Dari penelitian di Perancis juga dilaporkan adanya hubungan erat antara komsumsi alkohol dan

kanker rongga mulut. Peningkatan komsumsi alcohol berhubungan dengan meningkatnya resiko

terserang kanker mulut. Peminum kuat diperkirakan mempunyai resiko terserang kanker mulut 10

kali lebih besar daripada pemakai alcohol minimal.8

Perokok sekaligus peminum alcohol akan mempunyai resiko yang lebih tinggi terserang kanker

rongga mulut.8 Kombinasi komsumsi alcohol dan tembakau dapat mendorong terjadinya kanker

rongga mulut 15 tahun lebih dini daripada yang tidak mengkomsumsi keduanya.8

3. Infeksi virus

Human papilomavirus (khususnya HPV tipe 16) dikatakan dapat menyebabkan kanker rongga

mulut.8 Ini dibuktikan dengan ditemukannya genom HPV yang menyatu dengan sel kanker mulut.

HPV memiliki peran yang signifikan dalam kariogenesis mulut. Infeksi HPV yang meningkat akan

menurunkan sistem imun, yang akan beresiko lebih besar terhadap karsinoma oral.8

4. Malnutrisi

Secara epidemiologi, rendahnya intake vitamin A berhubungan dengan insiden kanker rongga

mulut.7 Akan tetapi, defisiensi beta carotene masih belum dapat dipastikan hubungannya dengan

resiko kanker rongga mulut. Defesiensi vitamin A diperkirakan dapat mengakibatkan metaplasia dan

keratinisasi dari susunan epitel.7

5. Oral sepsis

Oral sepsis secara traditional dianggap sebagai konstribusi terhadap kanker mulut. Yang paling

sering terjadi pada kelompok soial ekonomi rendah yang cenderung mengabaikan kesehatan rongga

mulut.7

Page 4: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

6. Sinar matahari

Pemaparan dari sinar ultraviolet meningkatkan resiko terserang kanker bibir. Kira-kira 30% pasien

yang terserang kanker mulut adalah golongan pekerja yang banyak terpapar dengan sinar matahari

seperti petani dan nelayan.1,7 Paparan kuat sinar matahari dapat menyebabkan Dysplasia lesions

yang merupakan tanda awal carcinoma dan secara klinis akan ditemukan kerusakan bibir berupa

hilangnya elastisitas dan epitel atropiknya.7 Seperti halnya kanker kulit, orang berkulit putih

memiliki resiko yang paling besar untuk terserang kanker bibir.

LESI-LESI PRAKANKER RONGGA MULUT

Kebanyakan pasien kanker rongga mulut mempunyai riwayat lesi/keadaan prakanker mulut

sebelumnya, seperti leukoplakia, eritroplakia, submukus fibrosis dan lain-lain. Untuk itu dokter gigi

seharusnya mengenali gambaran klinis lesi-lesi tersebut.1

1. Leukoplakia

Leukoplakia merupakan istilah klinis untuk bercak putih atau plak yang tidak normal yang

terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan.9,10 Leukoplakia bisa mengenai semua

usia, tetapi sebagian besar kasus terjadi pada pria antara usia 45 dan 65 tahun.2 Pada tahap awal

leukoplakia tidak menimbulkan rasa sakit atau perih. Setelah beberapa lama leukoplakia mengalami

penebalan dengan permukaan yang licin. 6-10% kelainan ini akan menjadi kanker rongga mulut.2

Defisiensi vitamin A, B dan C, kandidiasis, iritasi kronis, malnutrisi, tembakau, alkohol,

sifilis, defisiensi asam folat dan xerostomia merupakan faktor penyebab lesi ini.2

Lesi ini sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum lunak dan keras,

daerah dasar mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveolar ridge.2 Secara klinis,

lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, barbatas jelas, dan permukaannya tampak melipat.

Bila dilakukan palpasi akan terasa keras, tebal, berfisure, halus, datar atau agak menonjol.

Leukoplakia dapat dibagi menjadi 3 stadium, yaitu:

• Homogenous leukoplakia

Merupakan bercak putih yang kadang-kadang berwarna kebiruan, permukaannya licin, rata, dan

berbatas jelas. Pada tahap ini, tidak dijumpai adanya indurasi.

• Erosif leukoplakia

Erosif leukoplakia berwarna putih dan mengkilat seperti perak dan pada umumnya sudah disertai

dengan indurasi. Pada palpasi, permukaan lesi mulai terasa kasar dan dijumpai juga permukaan lesi

yang erosif.

Page 5: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

• Speckled atau Verocuos leukoplakia

Permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna putih, tetapi tidak mengkilat. Timbulnya indurasi

menyebabkan permukaan menjadi kasar dan berlekuk-lekuk. Saat ini, lesi telah dianggap berubah

menjadi ganas. Karena biasanya dalam waktu yang relatif singkat akan akan berubah menjadi tumor

ganas seperti squamus sel karsinoma, terutama bila lesi ini terdapat di lidah dan dasar mulut.10

2. Eritroplakia

Eritroplakia didefinisikan sebagai bercak merah seperti beludru, menetap, yang tidak dapat

digolongkan secara klinis sebagai keadaan lain manapun.10 Bila mengalami pembesaran, bercak akan

berubah seperti kembang kol atau bunga kaktus.2,9 Eritroplakia merupakan akibat daripenipisan

membran mukosa.12 Eritroplakia dapat terjadi di setiap tempat di rongga mulut, orofaring, dan dasar

mulut. Merahnya lesi adalah akibat dari atrofi mukosa yang menutupi submukosa yang banyak

vaskularisasinya. Tepi lesi biasanya berbatas jelas,9,10 bagian tengahnya rapuh dan berbau. 90% dari

eritoplakia akan menjadi kanker rongga mulut.2 Tidak ada predileksi jenis kelamin dan paling sering

mengenai pasien-pasien yang berusia di atas 60 tahun.10

3. Eritroleukoplakia

Eritroleukoplakia merupakan lesi-lesi merah dan putih prakanker, berbentuk sebagai bercak

merah dengan daerah-daerah leukoplakia yang terpisah-pisah. Lesi-lesi ini sering kali dihubungkan

dengan merokok berat, alkoholisme dan kebersihan mulut yang jelek. Eritroleukoplakia dapat terjadi

di setiap daerah intraoral, tetapi sering kali terjadi pada tepi lateral lidah, mukosa pipi dan palatum

lunak. Eritroleukoplakia mempunyai predileksi pria dan sebagian besar lesi dijumpai pada pasien-

pasien di atas usia 50 tahun.

DETEKSI DINI KANKER RONGGA MULUT

Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut,

yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama. Akibatnya prognosa

dari kanker rongga mulut relatif buruk, yang diakibatkan oleh diagnosis dan perawatan yang

terlambat.1,2

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan keterlambatan ini antara lain perkembangan kanker

pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan keluhan, dikarenakan tidak mau repotnya datang ke

dokter, pendidikan masyarakat pada umumnya masih rendah, lokasi lesi yang tidak langsung terlihat

dan lesi dirawat sebagai lesi jinak. Faktor lain adalah dokter gigi kurang teliti pada pemeriksaan rutin

rongga mulut atau tidak mengetahui tanda-tanda awal keganasan dalam mulut atau ragu-ragu karena

tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran klinis keganasan mulut sehingga

terlambat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.1

Page 6: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

Namun sudah banyak metode yang digunakan untuk deteksi dini kanker mulut. Metode yang

paling umum digunakan para klinis adalah dengan inspeksi visual ataupun dengan anjuran

pengurangan kebiasaan konsumsi alkohol dan tembakau yang menjadi faktor risiko utama kanker

mulut.11 Metode deteksi dini yang lain antara lain penggunaan pewarnaan toluidine blue, methylene

blue, teknik-teknik fluorescene imaging, biopsi, pemeriksaan cairan tubuh seperti darah, urin dan

cairan serebrospinal. Teknik pewarnaan dengan toluidine blue sudah banyak dilakukan dan terbukti

dengan meningkatkan kemampuan mendiagnosis kanker mulut, namun bahan ini berbahaya bila

tertelan dan menunjukan sifat toksik terhadap jaringan fibroblast.11 Teknik biopsi biasa digunakan

untuk melihat penanda-penanda molekular pada kanker mulut, namun biasanya teknik biopsy

bersifat infasif dan hanya dilakukan pada cell line kanker ataupun pada kanker stadium lanjut dan

metastatis. Dengan demikian dibutuhkan alat diagnosis baru yang ideal, noninfasif, dan dapat

melihat penanda-penanda molecular secara spesifik. Penanda-penanda molecular dan genetik ini

akan dapat meningkatkan kemampuan prognosis, diagnosis dan perawatan kanker mulut.11

GAMBARAN KLINIS

Pada stadium awal kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan rasa sakit dan gejala.

Seringkali awal dari keganasan ditandai oleh adanya ulkus. Apabila terdapat ulkus yang tidak

sembuh-sembuh, maka keadaan ini sudah dapat dicurigai sebagai awal proses keganasan. Selain

mengenali gambaran klinis awal proses keganasan dan keganasan kanker rongga mulut, dokter gigi

harus mengetahui faktor-faktor predileksi umur, jenis kelamin dan tempat dari kanker rongga mulut

tersebut.1

Gambaran klinis kanker rongga mulut pada berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki

beberapa perbedaan. Untuk lebih jelas, gambaran klinis akan dibahas secara terpisah menurut

lokasinya.1

Page 7: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

Kanker Pada Bibir (Tepi Vermilion)

Bibir (terutama bibir bawah), merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya

matahari (keilosis aktinik), sehingga bibir tampak pecah-pecah dan kemerahan, keputihan atau

campuran dari merah dan putih.3 Kanker bibir atas bertumbuh lebih cepat dan menghasilkan anak

yang lebih cepat daripada kanker bibir bawah karena pembuluh limfatif pada bagian bibir atas lebih

banyak daripada bibir bawah.8

Sejauh ini tanda awal yang paling umum adalah ulserasi yang mmepunyai gambaran klinis

yang bervariasi. Pada awal pertumbuhan, lesi dapat berupa nodul kecil atau ulkus yang tidak

sembuh-sembuh. Deteksi tumor pada keadaan ini memberikan kesempatan untuk menemukan

karsinoma dini. Lesi yang lebih lanjut dapat berbntuk papilari, ulseratif atau infiltratif. Tipe

papilomatous dapat diawali dari epitel yang menebal dan sebagian dari epitel ini tetap berada pada

superficial. Lesi-lesi yang ulseratif dan infiltrative diawali dari epitel yang menebal tetapi

selanjutnya mengalami infiltrative lebih dalam. Tanda yang paling penting adalah terdapat indurasi

yang didapat pada pinggiran ulkus.1

Kanker Pada Dasar mulut

Kanker dasar mulut adalah suatu keadaan anatomis klinis hanya pada tahap awalnya.

Penyebaran ke struktur di dekatnya sering terjadi dan dengan segera penyakit akan menyebar

melewati dasar mulut tersebut.8 Kanker pada dasar mulut biasanya dihubungkan dengan penggunaan

alkohol dan tembakau. Pada stage awal mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang

pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut atau perasaan yang tidak nyaman.1

Secara klinis yang paling sering dijumpai adalah lesi berupa ulserasi dengan tepi yang

menonjol dan indurasi yang terletak dekat frenulum lingual. Dasar ulser menunjukan permukaan

granular yang berwarna abu-abu kemerahan, serta indolen, yang umumnya bebas dari pengupasan.

Kadang-kadang kanker terlihat seperti lesi ulserasi kecil.8 Bentuk yang lain adalah penebalan mukosa

yang kemerah-merahan, nodul yang tidak sakit atau dapat berasal dari leukoplakia. Pada kanker

tahap lanjut dapat terjadi pertumbuhan eksofitik dan infiltratif.1

Kanker Pada Lidah

Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan pada

pemeriksaan rutin gigi. Kanker biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah.12 Namun hampir 80%

kanker lidah terletak pada 2/3 anterior lidah umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah dan dalam

jumlah sedikit pada posterior lidah.8

Kanker yang terletak 2/3 anterior lidah lebih dapat dideteksi dini daripada yang terletak pada

1/3 posterior lidah. Kadang-kadang metastase limph node regional mungkin merupakan indikasi

Page 8: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

pertama dari kanker kecil pada basis lidah. Secara klinis kanker lidah dapat bermanifestasi dalam

berbagai bentuk dan cara, dapat sebagai ulserasi permukaan atau dapat berupa bercak leukoplakia

dibagian tepi, penebalan, perkembangan eksofitik atau endofitik bentuk ulkus. Tetapi sebagian besar

dalam bentuk ulkus. Lama kelamaan ulkus ini akan mengalami infiltrasi lebih dalam. Umumnya

tidak menimbulkan rasa sakit kecuali pada infeksi sekunder.1,8

Kanker Pada Gingiva dan Alveolar Ridge

Kanker pada gingiva umumnya berasal dari daerah dimana susur tembakau ditempatkan pada

orang-orang yang memiliki kebiasaan ini. Keluhan utama dari pasien dengan kanker alveolar/gingiva

adalah sakit atau ulserasi pada keduanya. Pada beberapa pasien dengan kanker gingiva, keluhan

pertama adalah goyangnya gigi yang dikelilingi oleh jaringan tumor.8

Secara klinis, kanker dimulai sebagi ulserasi dengan leukoplakia, baik pada gingiva maupun

alveolar ridge tidak bergigi. Kanker dapat menembus jauh ke dalam dengan cepat, menyerang tulang

dibawahnya. Kanker gingiva sering meluas sepanjang membran periodontal, dengan kerusakan awal

tulang pendukung. Sedangkan pada alveolar ridge, kanker sering kali bertumbuh dengan ulserasi

datar dan memanjang, serta ditandai dengan permukaan yang mudah berdarah. Karena alveolar ridge

dengan atau tanpa gigi cukup sempit, struktur di dekatnya sering kali terserang oleh kanker yang

meluas ke dasar mulut pada daerah mandibular dan meluas ke palatum, mukosa bakal, dan sulkus

maksilaris pada daerah maksila.8

Kanker Pada Palatum

Kanker palatum adalah kanker rongga mulut yang paling jarang terlihat, namun efek

merokok dengan posisi terbalik mungkin terbatas pada palatum dapat dinggap sebagai daerah yang

beresiko tinggi.8 Kanker pada palatum terbentuk dari keratosis palatal. Kanker palatum biasanya

berupa pembengkakan yang datar serta nantinya terulserasi, erosi, daerah nodul dan bercak adalah

gejala yang paling umum. Kebanyakan kanker palatum merupakan pertumbuhan eksofitik dan dasar

yang luas dengan permukaan bernodul. Jika lesi terus berkembang mungkin akan mengisi seluruh

palatum. Kanker pada palatum dapat menyebabkan perforasi palatum dan meluas sampai ke rongga

hidung.1

Kanker Pada Mukosa Bukal

Kanker mukosa bukal sangat sering ditemukan pada perokok, mereka yang kebiasaan

menguyah tembakau. Kanker mukosa bukal pada dasarnya tidak menimbulkan keluhan pada tahap

awal. Sebagian besar kanker mukosa bukal terletak di belakang. Biasanya timbul menonjol, kecil

aerta terulserasi yang paling sering berhubungan dengan leukoplakia, atau kadang-kadang dengan

eritroplakia. Bila bertambah besar, akan mudah terkena trauma selama pengunyahan sehingga

menjadi terulserasi. Infeksi dapat menimbulkan pembengkakan pipi.8

Page 9: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

PENANGANAN PASIEN KANKER RONGGA MULUT

Sebelum dilakukan perawatan dan penanganan, diperlukan adanya diagnosa dengan pemeriksaan

sitologi mulut dan biopsi untuk mendeteksi adanya lesi pada mulut dan mengetahui terapi apakah

yang harus diberikan pada pasien.

1. Pembedahan

Pembedahan dapat dilakukan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Pembedahan dilakukan untuk

mengangkat keseluruhan lesi untuk mencegah terjadinya penyebaran sel kanker pada nodul limfa,

pembulu darah dan saraf.8

2. Radiasi

Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan yang utama. Terapi radiasi ini dapat menghasilkan

energi dengan menggunakan sinar ion yang bisa menghancurkan sel-sel kanker sehingga sel-sel

kanker tersebut tidak dapat berkembang lagi. Radiasi sering digunakan untuk mengecilkan sel kanker

sebelum dilakukan pembedahan, dan untuk mencegah sel kanker timbul kembali atau untuk

menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang tidak terambil ketika pembedahan.7,8

3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi yang menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan

sel kanker. Terdapat enam jenis bahan yang digunakan untuk kemoterapi yaitu: alkylating agent,

nitrosoureas, anti metabolite, anti tumor antibiotic, plant alkoloid, dan steroid hormone.7,8

4. Terapi Kombinasi

Terapi kombinasi terdiri dari pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Terapi ini dilakukan kepada

pasien yang pertumbuhan sel kanker telahmenyebar luas.13,14

5. Edukasi

Edukasi dapat diberikan kepada pasien kanker rongga mulut melalui dokter gigi atau ahli kesehatan

yang lain. Bagi pasien yang sering merokok, mengkonsumsi alkohol, dan menyirih agar mengurangi

atau menghentikan kebiasaan tersebut.1

PEMBAHASAN

Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan tidak terkontrol sel-sel yang menyerang dan

menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Kanker mulut muncul akibat pertumbuhan atau

luka pada mulut yang tidak hilang. Kanker mulut meliputi kanker bibir, lidah, pipi, dasar mulut,

langit-langit lunak dan keras, sinus, dan faring (tenggorokan), dapat mengancam kehidupan jika

tidak didiagnosis dan diobati dini. Kanker rongga mulut belum diketahui penyebabnya, namun dapat

dipicu oleh beberapa faktor yang sudah jelas seperti genetik, menkonsumsi tembakau dan alkohol,

infeksi virus, malnutrisi, oral sepsis dan paparan sinar matahari. Kebanyakan kanker rongga mulut

terjadi karena ketidaktahuan pasien mengenai gejala awal yang ditandai adanya lesi prakanker seperti

leukoplakia, eritroplakia, dan eritoleukoplakia. Selain itu kanker rongga mulut pada tahap awal sulit

Page 10: New_lesi Prakanker Dan Kanker Rongga Mulut (2)

untuk dideteksi dan menimbulkan gejala yang tidak begitu jelas. Akibatnya seringkali pasien datang

terlambat ke dokter gigi dengan lesi prakanker yang sudah memasuki tahap lanjut. Perlu pengetahuan

mengenai gambaran klinis yang baik untuk seorang dokter gigi sehingga dapat mendiagnosa dengan

tepat dari lesi prakanker dan kanker rongga mulut tersebut. Penanganan kanker rongga mulut sangat

diperlukan seperti edukasi dari dokter gigi mengenai deteksi dini agar kanker rongga mulut dapat

diatasi sedini mungkin. Selain edukasi dapat juga dilakukan pembedahan, radiasi, kemoterapi dan

terapi kombinasi sebagai bentuk pengelolaan dan penanganan kanker mulut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasibuan S. 2004. Prosedur deteksi dan diagnosa kanker rongga mulut.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1159/1/fkg-sayuti2.pdf. 7 Juni 2012.

2. Chichibernardus. Kanker Rongga Mulut, Kenali Gejalanya. 27 Juli 2008.

<http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1829820-kanker-rongga-mulut-kenali-

gejalanya/ > . 7 Juni 2012.

3. Heriady Y. Kanker Rongga Mulut, Bagaimana Mengobatinya?. 7 Maret 2009.

<http://yusufheriady.blogspot.com/2009/03/kanker-rongga-mulutbagaimana.html >. 7 Juni

2012.

4. Suhardjo. Peran Radiologi Pada Kanker Rongga Mulut. Dalam: Universitas Trisakti. Forum

Ilmiah 1984 Fakultas Kedokteran Gigi, 1984: 19-20.

5. Kaze W. Kanker Rongga Mulut. 20 Maret 2012. <http://windyakaze.wordpress.com/2012/03

/20/kanker-rongga-mulut/ > 7 Juni 2012.

6. Anonymus. Oral Cancer. < http://en.wikipedia.org/wiki/Oral cancer/ > 7 Juni 2012.

7. Cawson RA, Odell EW. Oral Phatology and Oral Medicine. 8 th ed. Oxford: Elseiver, 2008:

277-280.

8. Pindborg JJ. Kanker dan Prakanker Rongga Mulut. Alih Bahasa. Lilian Wuyono. Jakarta:

EGC, 1991: 27-28, 67-69, 77-78, 97-98.

9. Laskaris G. Pocket Atlas of Oral Diseases. 2nd ed. New York: Thieme, 2006: 2-3, 54-55.

10. Aya A. Lesi Praganas Rongga Mulut.3 September2010. http://amaliapradana.blogspot.com

/2010/09/lesi-praganas-rongga-mulut.html. 7 Juni 2012.

11. Rizal MI. Transkriptom Saliva untuk Deteksi Dini Kanker Mulut. JITEKGI 2011; 8(2):32-35.

12. Ihsan. Kanker dan Pertumbuhan Lainnya di Mulut. 10 Agustus 2009. < http://www.mall-

archive.com/[email protected]/msg08325.html >. 7 juni 2012.

13. Anonymous. Oral Cancer. < http://www.cancer.org/downloads/PRO/OralCancer.pdf > 7 Juni

2012.

14. Anonymous. Head and Neck Cancer. < http://en.wikipedia.org/wiki/Head_and_neck_cancer>

7 Juni 2012.