Upload
vaniafildza
View
237
Download
0
Embed Size (px)
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
1/23
Vina risya
1102009293
1.MM anatomi meningens,ventrikel,LCS
A.Meninges
Duramater ( Lapisan Luar )
Selaput keras pembungkus otak merupakan jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak
dan duramater propia di bagian dalam.
Dalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Duramater terdapat rongga yang
mengalirkan darah vena dari otak, dinamakan sinus longitudinalis superior terletak diantara
kedua hemisfer otak.
Arachnoid
Selaput halus yang memisahkan duramater dengan piamater yang membentuk sebuah
kantung atau balon berisi cairan otak meliputi seluruh sumsum saraf sentral. Meedula
spinalis terhenti di bawah lumbal I II terdapat kantung berisi cairan, berisi saraf perifer
yang keluar dari medula spimalis dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang
disebut fungsi lumbal.
Piameter
Selaput tipis pada permukaan jaringan otak yang berhubungan dengan arakhnoid melalui
struktur jaringan ikat yang disebut turbekel, Tepi Falks serebri membentuk sinus
longitudinalis inferior yang mengeluarkan darah dari falks serebri . Tentorium
memisahkan serebri dengan serebelum.
Fungsi,melindungi otak dari benturan atau pengaruh gravitasi yang diperkuat oleh cairan
serebrospinal.
B.Ventrikulus
Dalam hemisphere cerebri
Antara kedua thalamus
Depan cerebrum
Belakang pons
Dibagian atau medulla oblongata
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
2/23
Ventrikulus lateralis (dalam hemisphere cerebri), berbentuk huruf C menempati kedua
hemisphere cerebri berhubungan dengan ventrikulus tertius.Ventrikulus Tertius, antara kedua
thalamus kanan kiri berhubungan ventrikulus quartus.Ventrikulus quartus,terletak antara
pons,medulla oblongata bagian atas dengan cerebellum dan ke medulla spinalis.
C. LCS
Pembentuknya plexus choroidalis dari ventriculus cerebri,
Sirkulasi
o Pada otakDari ventrikulus lateralis melalui monroi berhubungan dengan ventrikulus 3
kemudian melalui aquaductus cerebri masuk ek ventrikulus 4 dan melalui
magendi dan lusckha masuk ke cavum sub arachnioid.
o Medulla spinalisDalam cavum sub arachnoid spinalis dimana cranial berhubungan dengan
ventrikulus 4 melalui foramen magendi dan foramen lusckha.lalu melalui medulla
spinalis. Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu proteksi
untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma atau gangguan dari
luar. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar
1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150
ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun intra sel. Rata-rata
cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500ml/hari, sedangkan total
volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu. Ini merupakan suatu
kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi. Untuk mempertahankan
jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka cairan serebrospinal diganti 4-5
kali dalam sehari. Perubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasarpatologi suatu kelainan klinik. Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu
dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi
pengobatan dan perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit. Pemeriksaan
cairan serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman,tidak mahal dan cepat untuk
menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organisme penyebab serta dapat untuk
melakukan test sensitivitas antibiotika.
Fungsi, sebagai bumper antara ssp dengan tulang disekelilingnya, sbagai pengatur volume
tengkorak,member makan pada ssp, membuang sisa metabolism pada ssp.
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
3/23
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
4/23
2. Kejang demam
Definisi
Kejang Demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal >38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Kejang demam adalah suatu
kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 6 bulan dan 5tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembalitidaktermasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1
bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang demam dibagi atas kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam kompleks adalah kejang demam fokal, lebih dari 15 menit, atau berulang dalam
24 jam. Pada kejang demam sederhana kejang bersifat umum, singkat, dan hanya sekali dalam
24 jam.
Etiologi
semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan
demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan kejang
demam adalah infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987; Soetomenggolo,
1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis, faringitis,
forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat menyebabkan
kejang demam.
Faktor lain yang mungkin berperan terhadap terjadinya kejang demam adalah :- Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
- Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.
Gabungan dari faktor-faktor diatas.
Klasifikasi
Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :
1. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
- Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun- Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
- Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
- Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam- Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
5/23
- Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan
kelainan
2. Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya :
- Kejang lama dan bersifat lokal- Umur lebih dari 6 tahun- Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun
- EEG setelah tidak demam abnormal
Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :
1. Kejang demam kompleks
Diagnosisnya :- Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
- Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
- Kejang bersifat fokal/multipel- Didapatkan kelainan neurologis
- EEG abnormal
- Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
- Temperatur kurang dari 39 derajat celcius
2. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :- Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
- Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
- Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
- Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang- Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
- Temperatur lebih dari 39 derajat celcius
3. Kejang demam berulang
Diagnosisnya :
- Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam(Soetomenggolo, 1995)
Manifestasi klinis
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung
singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal, atau akinetik.
Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak member reaksi apapun
sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisitneurologis. Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh
hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama sering terjadi pada kejangdemam yang pertama (Soetomenggolo, 1995).
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
6/23
Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 30 menit,
tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan frekuensinya dapat kurang dari 4 kali
dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam kompleks, frekuensi dapatsampai lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30 menit.
Menurut Behman (2000: 843) kejang demam terkait dengan kenaikan suhu yang tinggidan biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 39o C atau lebih ditandai dengan adanyakejang khas menyeluruh tionik klonik lama beberapa detik sampai 10 menit. Kejang demam
yang menetap > 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik
selain itu juga dapat terjadi mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan dan kelemahan sertagerakan sentakan terulang.
Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2dan air. Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan
permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui oleh ion
K, ion Na, dan elektrolit seperti Cl. Konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial
membran dari sel neuron.
Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuanenzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel. Perbedaan potensial membran sel
neuron disebabkan oleh :
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
2. Rangsangan yang datangnya mendadak, misalnya mekanis, kimiawi, aliran listrik darisekitarnya.
3. Perubahan patofisiologis dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 derajat celcius akan menyebabkan metabolisme basalmeningkat 10-15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada seorang anak yang berumur 3
tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, sedangkan pada orang dewasa hanya
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
7/23
15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari
membran dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium melalui
membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini sedemikianbesarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel lainnya dengan bantuan
bahan yang disebut neurotransmitter sehingga terjadi kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnyaambang kejang seorang anak. Ada anak yang ambang kejangnya rendah, kejang telah terjadipada suhu 38 derajat celcius, sedangkan pada anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru
terjadi pada suhu 40 derajat celcius.
Diagnosa dan Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
Pada kejang demam sederhana, tidak dijumpai kelainan fisik neurologi maupun
laboratorium. Pada kejang demam kompleks, dijumpai kelainan fisik neurologi berupa
hemiplegi, diplegi (Goodridge, 1987; Soetomenggolo, 1989). Pada pemeriksaan EEG didapatkangelombang abnormal berupa gelombang-gelombang lambat fokal bervoltase tinggi, kenaikan
aktivitas delta, relatif dengan gelombang tajam (Soetomenggolo, 1989). Perlambatan aktivitas
EEG kurang mempunyai nilai prognostic, walaupun penderita kejang demam kompleks lebihsering menunjukkan gambaran EEG abnormal. EEG juga tidak dapat digunakan untuk menduga
kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari (Soetomenggolo, 1995).
Pungsi lumbalPemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan
meningitis, dianjurkan pada:
Bayi kuang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukanBayi antara 12-18 bulan dianjurkan
Bayi >18 bulan tidak rutin
Diagnosis
Diagnosis kejang tidak selalu mudah. Ensefalopati tanpa sebab yang jelas kadangmemberi gejala kejang yang hebat. Sinkop atau kejang sebagai refleksi anoksia juga dapat
terpacu oleh demam. Demam menggigil pada bayi juga dapat keliru dengan kejang demam.Sering orang tua menyangka anak gemetar karena suhu yang tinggi sebagai kejang.
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda menurut kriteria Livingstone sebagai berikut :
1. Umur anak kejang pertama antara 6 bulan sampai 4 tahun2. Kejang terjadi dalam 16 jam pertama setelah mulai panas.
3. Kejang bersifat umum
4. Kejang berlangsung tak lebih dari 15 menit5. Frekuensi bangkitan tak lebih dari 4 kali dalam setahun
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukkan kelainan
7. Tidak didapatkan kelainan neurologic(Pedoman tatalaksana medik anak RSUP DR. SARDJITO, 1991)
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
8/23
Diferensial Diagnosa
Kejang dengan suhu badan yang tinggi dapat terjadi karena kelainan lain, misalnya
radang selaput otak (meningitis), radang otak (ensefalitis), dan abses otak.
Menegakkan diagnosa meningitis tidak selalu mudah terutama pada bayi dan anak yang masihmuda. Pada kelompok ini gejala meningitis sering tidak khas dan gangguan neurologisnyakurang nyata. Oleh karena itu agar tidak terjadi kekhilafan yang berakibat fatal harus dilakukan
pemeriksaan cairan serebrospinal yang umumnya diambil melalui fungsi lumbal (Lumbatobing,
1995).
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan saat kejang:
- Beri Diazepam iv pelan-pelan dengan dosis 0,3-0,5 mg/menit dengan kecepatan 1-2 mg/menit
ataudalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20mg. Obat yang praktis diberikan yaitu
diazepam
rektal dengan dosis 0,5-0,75 mg/kg. Atau:
diazepam rektal 5mg untuk anak dengan BB kurang dari 10kg;diazepam rektal 10mg untuk BB lebih dari 10kg;
diazepam rektal 5mg untuk anak dibawah 3 tahun;
diazepam rektal 7,5mg untuk anak diatas 3 tahun
- Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulangi dengan cara dan
dosis
yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masihkejang, dianjurkan ke RS, agar dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg.
- Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara iv dengan dosis awal 10-20mg/kg/kali
dengan kecepatan 1mg/kg/menit atau kurang dari 50mg/menit. Bila kejang berhenti, dosis
selanjutnyaadalah 4-8mg/kg/hari,dimulai 12 jam setelah dosis awal.
- Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif.
AntipiretikKejang demam terjadi akibat demam, maka tujuan utama pengobatan adalah mencegah
demam
meningkat. Berikan asetaminofen 1015 mg/kg/hari setiap 46 jam atau ibuprofen 510mg/kg/hari
tiap 46 jam.
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
9/23
Anti kejangBerikan diazepam oral 0,3 mg/kg/hari tiap 8 jam saat demam atau diazepam rektal 0,5
mg/kg/kali setiap 12 jam bila demam di atas 38C
Edukasi pada orang tua
Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagianorang tua
beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara
diantaranya:Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat untuk pencegahan rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efeksamping obat.
Pencegahan
1. Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:2. Riwayat kejang demam dalam keluarga.
3. Usia kurang dari 18 bulan.4. Tingginya suhu saat kejang.
5. Lamanya demam.
6. Riwayat epilepsi dalam keluarga.
3.Meningitis
A.Definisi
Meningitis : reaksi peradangan yang mengenai cariran serebrospinalis disertai radang pada
pia dan arachnoid.ruang sub arachnoid dan medulla spinalis.
B.Etiologi
Meningitis purulenta : stafilokokus,pneumokokus,haemophylus,Cryptococcus, biasanya
cairan otak keruh dan terdiri atas sel sel leukosit yg hidup serta bakteri.
Menignitis tuberkulosa : mycobacterium menyebar melalui darah
Meningitis viral : virus poliomyelitis.
Ensefalitis : treponema paliidum (std,3 guma)
Mekanisme imun, pembedahan tidak steril
Infeksi maternal
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
10/23
C.Klasifikasi
Meningitis purulenta, cairan otak keruh karena mengandung pus,nanah,dan terdiri dari sel
leukosit dan jaringan yg rusak serta bakteri.
Meningitis serosa, cairan tetap jernih, tp protein tetap tinggi
Ensefalitis, terjadi local atau difus, misalnya abses karena gumma,tuberkuloma. Myelitis, kerusakan pada medulla spinaliis.
D.Patofisiologi
Menigitis,enchepalitis,myelitis
Masuk ke cairan cerebrospinal
Menembus epitel dan Invasi
Kolonisasi
perlekatan pada sel epitel nasofaring
bakteri masuk hematogen
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
11/23
E.manifestasi Klinik
Menignitis bacterial
o Demam
o Menggigil
o Muntah
o Nyeri kepala
o
Kejang
o Gelisah
o Penurunan kesadaran
o Yang biasa mengalami kelainan N VI,VII,IV.
Meningitis Tuberkulosis
o Stadium 1 : Demam, Nausea, apatis
o Stadium 2 : tidak sadar, kelainan neurologis tanda rangsang meningeal positif.
o Stadium 3 : koma,pupil tidak bereaksi, hidrosefalus.
Ensefalitis
o Berat ringannya gejala tergantung dari luasnya lesi pad neuron
o
Gelisah,irritable,screaming attack, kejang,o
Perubahan perilaku
o Ataksia,hemiplegia,hemiparesis.
F.Diagnosis
Analisis pungsi lumbal :
o Bakterial : tekanan meningkat,cairan keruh,jumlah sel darah putih dan protein
meningkat,glukosa menurun,kultur positif.
lesi
masuk ruang subarachnoid
terlepasnya basil dan antigen akibat pecahnya tuberkel karena trauma atau imunologis
terbentuk tuberkel di otak,selaput otak,atau medulla spinalis
sirkulasi darah dan limfe
Fokus infeksi primer
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
12/23
o Virus : tekanan bervariasi,cairan LCS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat,glukosa dan protein normal,kultur negative.
Glukosa serum : meningkat
LDH : meningkat
Sel darah putih : sedikit meningkat dengan neutrofil
Elektrolit : abnormal LED : meningkat
Kultur darah : bias menemukan bakteri pathogen bila meningitis
MRI : melihat lesi dalam otak atau cairanserebrospinal.
G.Terapi
1. Obat anti inflamasi :
Tuberkulosa :
o Isoniazid 10-20 mg/kg/24jam, 2x sehari maksimal 500mg selama 1,5 tahun.
o Rifampisin 10-15mg/kg/24jam oral. 1x sehari selama 1 tahun
o
Sterptomisin 20-40mgkgBB/hari selama 3 bulan Bakterial 2bulan :
o Sefalosporin generasi 3
o Ampisilin 120-200mg/iv 4-6kali sehari
2.Simptomatis :
Diazepam IV 0,2-0,5 mg.kgbb/dosis Antipiretik paracetamol
Kompres air es
3.Suportif :
Cairan IV
Elektrolit
H.komplikasi
Hidrosefalus
Meningocemia DIC
Efusi subdural
Kejang
Edema
Cerebral palsy
Gangguan mental
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
13/23
Gangguan belajar
I.Diagnosis banding
Abses otak Meningismus
Tumor Otak
J.Prognosis
Bila terlambat memberi penanganan lebih lanjut dapat menjadi bertambahnya komplikasi dan
tingkat keterbelakangan mental tinggi.
4.Pungsi lumbal
Adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal melalui pungsi pada daerahlumbal atau
upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarumke dalam ruang subarachnoid
A.indikasi
Untuk mengtahui tekanan dan mengambil sampel untuk pemeriksaansel,kimia,bakterologi
Untuk membantuk pengobatan melalui spinal,pemberian antibiotika,anti tumor,dan spinal
anestesi
Untuk membantu diagnose dengan penyuntikan udara pada pneumoenchelophalografi
B.Kontra Indikasi
Adanya peninggian tekanan intracranial dengan tanda2 muntah,nyeri kepala hebat dan
papil edema
Penyakit kardipulmonal berat
Adanya infeksi loka pada tempat lumbal pinksion.
C.persiapan Lumbal punksi
Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukan LP
Jelaskan prosedur pemeriksaan
Posisi decubitus Obat anestesi lokal (lidokian 1% 2 x ml), tanpa epinefrin
D.Prosedur pelaksanaan
Lakukan cuci tangan steril
Persiapkan dan kumpulkan alat-alat
Bantu pasien dalam posisi yang tepat, yaitu pasien dalam posisi miring pada salah satusisi tubuh. Leher fleksi maksimal (dahi ditarik kearah lutut), eksterimitas bawah fleksi
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
14/23
maksimum (lutut di atarik kearah dahi), dan sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis)
sejajar dengan tempat tidur.
Tentukan daerah pungsi lumbal diantara vertebra L4 dan L5 yaitu dengan menemukangaris potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan garis antara kedua spinaiskhiadika anterior superior (SIAS) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula dilakukan antara L4
dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan
larutan povidon iodine diikuti dengan larutan alcohol 70 % dan tutup dengan duk steril dimana daerah pungsi lumbal dibiarkan terbuka
Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai
sarung tangan steril selama 15-30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama1 menit.
Anestesi lokal disuntikan ke tempat tempat penusukan dan tusukkan jarum spinal padatempat yang telah di tentukan. Masukkan jarum perlahanlahan menyusur tulang
vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus
durameter. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung
umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,52,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cmpada umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm.
Lepaskan stylet perlahanlahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairanyang lebih baik, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah ke cranial. Ambil cairan
untuk pemeriksaan.
E.Komplikasi
Sakit kepala
Infeksi
Iritasi zat kimia terhadap selaput otak
Jarum pungsi patah
Herniasi
Tertusuknya saraf oleh jarum pungsi
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
15/23
5. LCS
Fisiologi dan aliran
Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus,
dimana sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel kuboid/kolumner
yang menutupi stroma di bagian tengah dan merupakan modifikasi dari sel
ependim, yang menonjol ke ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobul
danmembentuk seperti daun pakis yang ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi sel
epitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan tigth junction pada sisi aspeks,
dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis dengan ruang stroma
diantaranya. Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok ke dalam (kapiler
fenestrata). Inilah yang disebut sawar darah LCS. Gambaran histologis khusus ini
mempunyai karakteristik yaitu epitel untuk transport bahan dengan berat
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
16/23
molekul besar dan kapiler fenestrata untuk transport cairan aktif.
Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat
plasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi
diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif.
Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut: Natrium
dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus khoroideus sehingga
menimbulkan muatan positif di dalam CSS. Hal ini akan menarik ion-ion
bermuatan negatif, terutama clorida ke dalam CSS. Akibatnya terjadi kelebihan
ion di dalam cairan neuron sehingga meningkatkan tekanan somotik cairan
ventrikel sekitar 160 mmHg lebih tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatan
osmotik ini menyebabkan sejumlah air dan zat terlarut lain bergerak melalui
membran khoroideus ke dalam CSS. Bikarbonat terbentuk oleh karbonik
abhidrase dan ion hidrogen yang dihasilkan akan mengembalikan pompa Na
dengan ion penggantinya yaitu Kalium. Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi
dgnbantuan Na-K-ATP ase, yang berlangsung dalam keseimbangan. Obat yang
menghambat proses ini dapat menghambat produksi CSS. Penetrasi obat-obat
dan metabolit lain tergantung kelarutannya dalam lemak. Ion campuran seperti
glukosa, asam amino, amin danhormon tyroid relatif tidak larut dalam lemak,
memasuki CSS secara lambat dengan bantuan sistim transport membran. Juga
insulin dan transferin memerlukan reseptor transport media. Fasilitas ini (carrier)
bersifat stereospesifik, hanya membawa larutan yang mempunyai susunan
spesifik untuk melewati membran kemudian melepaskannya di CSS.
Natrium memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif.
Kalium disekresi ke CSS dgnmekanisme transport aktif, demikian juga keluarnya
dari CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke CSS dan
jaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme transport aktif, dan
konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada konsentrasinya dalam serum.
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
17/23
Perbedaan difusi menentukan masuknya protein serum ke dalam CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan
ruang interseluler, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek
cepat penyuntikan intervena cairan hipotonik dan hipertonik.
Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama dan
terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih sedikit)
terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh
ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS 20 ml/jam. CSS bukan
hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi pembentukannya dikontrol oleh proses
enzimatik.
CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke
dalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam
ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen
ventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap resesus lateral
ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen magendi) yang berada di
bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS keluar dari sistem ventrikel
masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga subarakhnoid
sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan
otak. Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju
sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir
dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan
diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis
superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak, kekuatan
hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah.
CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus. Villi
arakhnoid berfungsi sebag
digitized by USU digital library 5
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
18/23
semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu
proses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid
yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang
terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal. Vena-vena dan kapiler
pada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi melalui dindingnya.
Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf melalui
perluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr disamping
selaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan
ekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan
ependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak ke
dalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan
arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada
tingkatan kapiler.
Pemeriksaan makro mikro
a. Warna
Normal cairan serebrospinal warnamya jernih dan patologis bila berwarna:
kuning,santokhrom, cucian daging, purulenta atau keruh. Warna kuning
muncul dari protein. Peningkatan protein yang penting danbermakna dalam
perubahan warna adalah bila lebih dari 1 g/L. Cairan serebrospinal berwarna
pink berasal dari darah dengan jumlah sel darah merah lebih dari 500
sdm/cm3
. Sel darah merah yang utuh akan memberikan warna merah segar.
Eritrosit akan lisis dalam satu jam danakan memberikan warna cucian daging
di dalam cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal tampak purulenta bila
jumlah leukosit lebih dari 1000 sel/ml.
b. Tekanan
Tekanan CSS diatur oleh hasil kali dari kecepatan pembentukan cairan dan
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
19/23
tahanan terhadap absorpsi melalui villi arakhnoid. Bila salah satu dari
keduanya naik, maka tekanan naik, bila salah satu dari keduanya turun,
maka tekanannya turun. Tekanan CSS tergantung pada posisi, bila posisi
berbaring maka tekanan normal cairan serebrospinal antara 8-20 cm H2O
pada daerahh lumbal, siterna magna dan ventrikel, sedangkan jika penderita
duduk tekanan cairan serebrospinal akan meningkat 10-30 cm H2O. Kalau
tidak ada sumbatan pada ruang subarakhnoid, maka perubahan tekanan
hidrostastik akan ditransmisikan melalui ruang serebrospinalis. Pada
pengukuran dengan manometer, normal tekanan akan sedikit naik pada
perubahan nadi dan respirasi, juga akan berubah pada penekanan abdomen
dan waktu batuk..
Bila terdapat penyumbatan pada subarakhnoid, dapat dilakukan pemeriksaan
Queckenstedt yaitu dengan penekanan pada kedua vena jugularis. Pada
keadaan normal penekanan vena jugularis akan meninggikan tekanan 10-20
cm H2O dan tekanan kembali ke asal dalam waktu 10 detik. Bila ada
penyumbatan, tak terlihat atau sedikit sekali peninggian tekanan. Karena
keadaan rongga kranium kaku, tekanan intrakranial juga dapat meningkat,
yang bisa disebabkan oleh karena peningkatan volume dalam ruang kranial,
peningkatan cairan serebrospinal atau penurunan absorbsi, adanya masa
intrakranial dan oedema serebri.
Kegagalan sirkulasi normal CSS dapat menyebabkan pelebaran ven dan
hidrocephalus. Keadaan ini sering dibagi menjadi hidrosefalus komunikans
dan hidrosefalus obstruktif. Pada hidrosefalus komunikans terjadi gangguan
reabsorpsi CSS, dimana sirkulasi CSS dari ventrikel ke ruang subarakhnoid
tidak terganggu. Kelainan ini bisa disebabkan oleh adanya infeksi, perdarahan
subarakhnoid, trombosis sinus sagitalis superior, keadaan-keadaan dimana
viscositas CSS meningkat danproduksi CSS yang meningkat. Hidrosefalus
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
20/23
obstruktif terjadi akibat adanya ganguan aliran CSS dalam sistim ventrikel
atau pada jalan keluar ke ruang subarakhnoid. Kelainan ini dapat disebabkan
stenosis aquaduktus serebri, atau penekanan suatu msa terhadap foramen
Luschka for Magendi ventrikel IV, aq. Sylvi dan for. Monroe. Kelainan tersebut
c. Jumlah sel
Jumlah sel leukosit normal tertinggi 4-5 sel/mm3
, dan mungkin hanya
terdapat 1 sel polymorphonuklear saja, Sel leukosit junlahnya akan
meningkat pada proses inflamasi. Perhitungan jumlah sel harus sesegera
mungkin dilakukan, jangan lebih dari 30 menit setelah dilakukan lumbal
punksi. Bila tertunda maka sel akan mengalami lisis, pengendapan dan
terbentuk fibrin. Keadaaan ini akan merubah jumlah sel secara bermakna.
Leukositosis ringan antara 5-20 sel/mm3
adalah abnormal tetapi tidak
spesifik. Pada meningitis bakterial akut akan cenderung memberikan respon
perubahan sel yang lebih besar terhadap peradangan dibanding dengan yang
meningitis aseptik. Pada meningitis bakterial biasanya jumlah sel lebih dari
1000 sel/mm3
, sedang pada meningitis aseptik jarang jumlah selnya tinggi.
Jika jumlah sel meningkat secara berlebihan (5000-10000 sel /mm3
),
kemungkinan telah terjadi rupture dari abses serebri atau perimeningeal perlu
dipertimbangkan. Perbedaan jumlah sel memberikan petunjuk ke arah
penyebab peradangan. Monositosis tampak pada inflamasi kronik oleh L.
monocytogenes. Eosinophil relatif jarang ditemukan dan akan tampak pada
infeksi cacing dan penyakit parasit lainnya termasuk Cysticercosis, juga
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
21/23
meningitis tuberculosis, neurosiphilis, lympoma susunan saraf pusat, reaksi
tubuh terhadap benda asing.
d. Glukosa
Normal kadar glukosa berkisar 45-80 mg%. Kadar glukosa cairan
serebrospinal sangat bervariasi di dalam susunan saraf pusat, kadarnya
makin menurun dari mulai tempat pembuatannya di ventrikel, sisterna dan
ruang subarakhnoid lumbar.
Rasio normal kadar glukosa cairan serebrospinal lumbal dibandingkan kadar
glukosa serum adalah >0,6.
Perpindahan glukosa dari darah ke cairan serebrospinal secara difusi
difasilitasi transportasi membran. Bila kadar glukosa cairan serebrospinalis
rendah, pada keadaan hipoglikemia, rasio kadar glukosa cairan
serebrospinalis, glukosa serum tetap terpelihara. Hypoglicorrhacia
menunjukkan penurunan rasio kadar glukosa cairan serebrospinal, glukosa
serum, keadaan ini ditemukan pada derjat yang bervariasi, dan paling umum
pada proses inflamasi bakteri akut, tuberkulosis, jamur dan meningitis oleh
carcinoma. Penurunan kadar glukosa ringan sering juga ditemukan pada
meningitis sarcoidosis, infeksi parasit misalnya, cysticercosis dan trichinosis
atau meningitis zat khemikal.
Inflamasi pembuluh darah semacam lupus serebral atau meningitis rhematoid
mungkin juga ditemukan kadar glukosa cairan serebrospinal yang rendah.
Meningitis viral, mump, limphostic khoriomeningitis atau herpes simplek
dapat menurunkan kadar glukosa ringan sampai sedang.
e. Protein
Kadar protein normal cairan serebrospinal pada ventrikel adalah 5-15 mg%.
pada sisterna 10-25 mg% dan pada daerah lumbal adalah 15-45 ,g%. Kadar
gamma globulin normal 5-15 mg% dari total protein.
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
22/23
Kadar protein lebih dari 150 mg% akan menyebabkan cairan serebrospinal
berwarna xantokrom, pada peningkatan kadar protein yang ekstrim lebih dari
1,5 gr% akan menyebabkan pada permukaan tampak sarang laba-laba
(pellicle) atau bekuan yang menunjukkan tingginya kadar fibrinogen.
Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat oleh karena hilangnya
sawar darah otak (blood barin barrier), re
digital library 9
peningkatan sintesis immunoglobulin loka. Sawar darah otak hilang biasanya
terjadi pada keadaan peradangan,iskemia baktrial trauma atau
neovaskularisasi tumor, reabsorsi yang lambat dapat terjadi pada situasi yang
berhubungan dengan tingginya kadar protein cairan serebrospinal, misalnya
pada meningitis atau perdarahan subarakhnoid. Peningkatan kadar
immunoglobulin cairan serebrospinal ditemukan pada multiple sklerosis, acut
inflamatory polyradikulopati, juga ditemukan pada tumor intra kranial dan
penyakit infeksi susunan saraf pusat lainnya, termasuk ensefalitis,
meningitis, neurosipilis, arakhnoiditis dan SSPE (sub acut sclerosing
panensefalitis).
Perubahan kadar protein di cairan serebrospinal bersifat umum tapi bermakna
sedikit, bila dinilai sendirian akan memberikan sedikit nilai diagnostik pada
infeksi susunan saraf pusat.
f. Elektrolit
Kadar elektrolit normal CSS adalah Na 141-150 mEq/L, K 2,2-3,3 mRq, Cl
120-130 mEq/L, Mg 2,7 mEq/L. Kadar elektrolit ini dalam cairan serebrospinal
tidak menunjukkan perubahan pada kelainan neurologis, hanya terdpat
penurunan kadar Cl pada meningitis tapi tidak spesifik.
g. Osmolaritas
Terdapat osmolaritas yang sama antara CSS dan darah (299 mosmol/L0. Bila
terdapat perubahan osmolaritas darah akan diikuti perubahan osmolaritas
8/11/2019 Neuro Sk1 Icha
23/23
CSS.
h. PH
Keseimbangan asam bas harus dipertimbangkan pada metabolik asidosis
danmetabolik alkalosis. PH cairan serebrospinal lebih rendah dari PH darah,
sedangkan PCO2 lebih tinggi pada cairan serebrospinal. Kadar HCO3 adalah
sama (23 mEg/L). PH CSS relatif tidak berubah bila metabolik asidosis terjadi
secara subakut atau kronik, dan akan berubah bila metabolik asidosis atau
alkalosis terjadi secara cepat.
6.AGAMA
mukallafsecara bahasa adalah orang yang mendapat perintah yang mengandungkesulitan (masyaqqah)
mukallafadalah seluruh manusia, baik Mukmin atau kafir, baik tua maupun anak-anak.
Seluruh manusia dibebani atau diseru oleh Allah dengan seluruh hukum baik menyangkut
urusan ushul seperti akidah maupunfur seperti ibadah, muamalah dll. Pandangan ini
disepakati oleh Malik, asy-Syafii dan Ahmad. Kesimpulan ini diambil di antaranya dariayat berikut:
Katakanlah Muhammad, Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada
kalian semua.(QS al-Arf [7]: 158).
Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan(QS Saba [34]: 28)
sanksi akan digugurkan dari mukallafdisebabkan alasan-alasan berikut:
o Kehendaknya hilang karena dipaksa dengan paksaan yang mematikan atau yang
setara hukumnya.
o Jika lupa dan benar-benar tidak ingat akan kewajibannya.
o Jika perbuatan itu dilakukan dalam cakupan wilayah kekeliruan (khatha)tidak
disengajabukan karena kehendak (pilihannya). Hal itu didasarkan pada sabda
Rasul saw.:
Diangkat (sanksi) dari umatku karena kekeliruan, lupa dan dipaksa. (ath-Thabarani, ad-Daruquthni dan al-Hakim).