21
Nervus fasialis (N. VII) merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi untuk motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Gambar berikut ini memperlihatkan cabang nervus fasialis beserta otot yg dipersarafinya. Nervus fasialis memiliki dua subdivisi, yang pertama adalah yang mempersarafi otot ekspresi wajah kemudian yang kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu nervus intermedius yang membawa aferen otonom, somatik, dan eferen otonom. 1 Gambar 1. Divisi nervus fasialis

Nervus Fasialis

  • Upload
    astiwe

  • View
    137

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Page 1: Nervus Fasialis

Nervus fasialis (N. VII) merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi

untuk motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Gambar berikut ini

memperlihatkan cabang nervus fasialis beserta otot yg dipersarafinya. Nervus fasialis

memiliki dua subdivisi, yang pertama adalah yang mempersarafi otot ekspresi wajah

kemudian yang kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu nervus intermedius yang

membawa aferen otonom, somatik, dan eferen otonom.1

Gambar 1. Divisi nervus fasialis

Page 2: Nervus Fasialis

Gambar 2. Otot yang dipersarafi nervus fasialis1

Nervus fasialis mengandung 4 macam serabut, yaitu: 1,2,3

1. Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m.levator palpebrae

(N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga

tengah.

2. Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius superior.

Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus

paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual dan lakrimalis.

3. Serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga bagian

depan lidah.

4. Serabut somato-sensorik rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba dari

sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh n.trigeminus. Daerah overlapping

(disarafi oleh lebih dari satu saraf (tumpang tindih) ini terdapat di lidah, palatum, meatus

akustikus eksterna dan bagian luar gendang telinga.

Page 3: Nervus Fasialis

Tabel 1 Nervus fasialis1

Nama Komponen Asal Fungsi

Saraf fasialis Brankial eferen Nukleus fasialis Otot-otot ekspresi

wajah: M.platisma,

m.stilohioideus,

m.digastrikus

Saraf intermediat Viseral eferen Nukleus

salivatorius

superior

Nasal, lakrimal,

kelenjar liur

(sublingual dan

submandibular)

Viseral aferen

spesial

Ganglion genikuli Pengecapan 2/3

anterior lidah

Somatik aferen Ganglion genikuli Telinga luar, bagian

kanalis auditorius,

permukaan luar

membran timpani

(sensibilitas)

I. Nervus fasialis

Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral tegmentum pontin bawah dekat medula

oblongata. Sewaktu di tegmentum pons, akson pertama motorik berjalan dari arah sudut

pontoserebelar dan muncul di depan nervus vestibularis. Saraf intermediate muncul di antara

saraf fasialis motorik dengan vestibulokoklearis. 1,2

Page 4: Nervus Fasialis

Gambar 3. Letak nukleus nervus fasialis di batang otak dilihat dari dorsal1

Page 5: Nervus Fasialis

Gambar 4. Nukleus nervus fasialis dari samping1

Nervus intermediate, nervus fasialis, dan nervus vestibulokoklearis berjalan bersama ke

lateral ke meatus akustikus internus. 1

Page 6: Nervus Fasialis

Gambar 5. Tempat keluarnya nervus fasialis dari kranium1

Di dalam meatus akustikus internus, nervus fasialis dan intermediate berpisah dengan

nervus vestibulokoklearis. 1

Page 7: Nervus Fasialis

Gambar 6. Perjalanan beserta cabang dan efektor nervus fasialis7

Nervus fasialis berjalan ke lateral ke dalam kanalis fasialis kemudian ke ganglion

geniculatum. Pada ujung kanalis tersebut, nervus fasialis keluar kranium melalui foramen

stilomastoideus.1

Page 8: Nervus Fasialis

Gambar 7. Foramen stilomastoideus, tempat keluar nervus fasialis2

Dari foramen tersebut, serat motorik menyebar ke wajah, beberapa melewati glandula

parotis. Nukleus motorik merupakan bagian dari arkus refleks yakni refleks kornea dan refleks

berkedip. Refleks kornea berasal dari membran mukosa mata (aferen) dibawa melalui nervus V1

oftalmikus menuju ke nukleus sensorik trigeminus utama. Di nukleus tersebut rangsang

ditransmisikan ke neuron yang berhubungan dengan nervus fasialis pada sisi yang sama. Bagian

eferen dari refleks tersebut berasal dari neuron eferen nervus fasialis.1

Refleks berkedip berasal dari mata (aferen) mengantarkan impuls optiknya ke nukleus di

tektobulbaris menyebabkan refleks berkedip jika cahaya terang. Selain kedua refleks tersebut,

impuls akustik yang berasal dari nervus vestibulokoklearis mencapai nukleus dorsalis dan

menghasilkan arkus refleks berupa tegangan otot stapedius atau relaksasi. 1,2

Persarafan supranuklear dari nervus fasialis terletak pada kedua hemisfer serebri untuk

otot dahi, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan dari girus presentralis

kontralateral.1

Page 9: Nervus Fasialis

Gambar 8. Jaras motorik nervus fasialis8

II. Nervus Intermediate

Serat aferen gustatorius. Serat aferen pada gustatorik berasal dari ganglion geniculatum yang

berupa sel pseudounipolar dari ganglion spinalis, sebagian lagi berasal dari papil lidah dua

pertiga anterior. Serat aferen tersebut berjalan bersama dengan nervus lingualis ( cabang nervus

mandibulari V3) menuju ke korda timpani kemudian ke ganglion geniculatum menjadi nervus

intermedius dan menuju ke nukleus solitarius. Nukleus tersebut menerima impuls dari nervus

glosofaringeal (sepertiga posterior lidah) dan nervus vagus (dari epiglotis). Karena yang berperan

dalam sistem pengecapan terdiri dari 3 saraf yang berbeda maka kehilangan pengecapan total

Page 10: Nervus Fasialis

(ageusia) jarang terjadi. Dari nukleus tersebut impuls dikirim ke talamus kontralateral (nukleus

ventroposteromedial) menuju ke regio presentralis korteks area 43 dan insula area 52.1

Gambar 9. Jaras aferen gustatorik1

Page 11: Nervus Fasialis

Serat somatik aferen. Serat somatik aferen berasal dari pinna, meatus akustikus eksternus, dan

gendang timpani. Serat berjalan menuju ganglion geniculatum menuju nukleus sensorik nervus

trigeminus. 1

Serat eferen sekretorik. Nervus intermedius terdiri dari serat parasimpatis yang berasal dari

nukleus salivatorius superior. Seratnya meninggalkan nukleus menuju ganglion geniculatum

lanjut ke ganglion pterigopalatina dan menuju glandula lakrimal serta mukosa nasal. Sebagian

lagi menuju ganglion submandibula, lewat nervus lingualis. Ganglion submandibula bertanggung

jawab untuk sekresi glandula submandibularis dan sublingualis berupa saliva. Aferen dari sistem

ini berasal dari sistem nervus olfaktorius. Glandula lakrimal menerima input dari hipotalamus

(emosi). Hal ini mengakibatkan jika mencium bau yang enak akan terjadi sekresi saliva. Dan jika

emosi meningkat atau sedih maka akan terjadi lakrimasi. 1

Gambar 10. Serat eferen sekretorik nervus intermedius1

Page 12: Nervus Fasialis

III.Klinis patologis lesi nervus fasialis

Gangguan kontralateral dari traktus kortikonuklearis seperti infark mengakibatkan otot

dahi tetap utuh yang disebut dengan paralisis sentral. Tetapi jika lesi terjadi di nukleus nervus

fasialis maka semua otot fasial ipsilateral lesi akan mengalami paralisis perifer.1,3

Berikut ini perbedaan lesi nervus fasialis perifer dan sentral, gambar:

Gambar 11. Perbedaan lesi perifer dan sentral nervus fasialis1

Gambar 12. Perbedaan terjadinya lesi perifer dan sentral nervus fasialis5

Lesi pada nukleus fasialis biasanya terjadi karena stroke atau tumor. Serabut di

serebelopontin dapat rusak akibat meningitis basalis, neuroma akustik, meningioma, kelainan

A.basilaris.6

Page 13: Nervus Fasialis

Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan gerakan ekspresi

emosional otot wajah. Selain itu juga berhubungan dengan ganglia basalis. Jika bagian dari

sistem piramidal ini yang terkena lesi maka akan terjadi penurunan ekspresi wajah (hipomimia

atau amimia) seperti pada penyakit Parkinson, atau reaksi hiperkinetik yang menyebabkan

spasme mimetik fasial atau blefarospasme. Hubungan dengan talamus dan ganglia basalis

tersebut tidak diketahui secara terperinci.1

2.5. Manifestasi Klinis

Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan

antara gejala kelumpuhan saraf VII jenis sentral dan perifer. Pada gangguan sentral, sekitar mata

dan dahi yang mendapat persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh ; yang lumpuh ialah bagian bawah

dari wajah. Pada gangguan N VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf)

maka semua otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus

pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan bersama N. Fasialis.5

Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat persarafan dari

korteks motorik kontralateral, sedangkan yang mengurus wajah bagian atas mendapat persarafan

dari kedua sisi korteks motorik (bilateral) (gambar 3). Karenanya kerusakan sesisi pada upper

motor neuron dari saraf VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan

mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bagian atasnya tidak.

Penderitanya masih dapat mengangkat alis, mengerutkan dahi dan menutup mata (persarafan

bilateral) ; tetapi pasien kurang dapat mengangkat sudut mulut (menyeringai, memperlihatkan

gigi geligi) pada sisi yang lumpuh bila disuruh. Kontraksi involunter masih dapat terjadi, bila

penderita tertawa secara spontan, maka sudut mulut dapat terangkat.5

Pada lesi motor neuron, semua gerakan otot wajah, baik yang volunter maupun yang

involunter, lumpuh. Lesi supranuklir (upper motor neuron) saraf VII sering merupakan bagian

dari hemiplegia. Hal ini dapat dijumpai pada strok dan lesi-butuh-ruang (space occupying

lesion) yang mengenai korteks motorik, kapsula interna, talamus, mesensefalon dan pons di atas

Page 14: Nervus Fasialis

inti saraf VII. Dalam hal demikian pengecapan dan salivasi tidak terganggu. Kelumpuhan saraf

VII supranuklear pada kedua sisi dapat dijumpai pada paralisis pseudobulber.3

Gejala dan tanda klinik yang berhubungan dengan lokasi lesi:3

1.   Lesi di luar foramen stilomastoideus

Adanya kelumpuhan N fasialis secara total, di sisi wajah yang sakit terlihat lipatan dahi

lenyap, celah kelopak mata lebar, hidung dan mulut tertarik ke sisi yang sehat, sulkus

nasolabialis lebih mendatar.

2.   Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani)

Gejala dan tanda klinik seperti pada (1), ditambah dengan hilangnya ketajaman

pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya

daya pengecapan pada lidah menunjukkan terlibatnya saraf intermedius, sekaligus

menunjukkan lesi di antara pons dan titik dimana korda timpani bergabung dengan saraf

fasialis di kanalis fasialis.

3.   Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius)

      Gejala dan tanda klinik seperti (1) dan (2) di tambah dengan hiperakusis pada telinga di

sisi yang sakit.

4.   Lesi ditempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)

Gejala dan tanda kilinik seperti pada (1),(2),(3) disertai dengan nyeri di belakang dan

didalam liang telinga, dan kegagalan lakrimal. Kasus seperti ini dapat terjadi pascaherpes

di membrana timpani dan konka. Sindrom Ramsay-Hunt adalah kelumpuhan fasialis

perifer yang berhubungan dengan herpes zoster di ganglion genikulatum. Tanda-tandanya

adalah herpes zoster otikus, dengan nyeri dan pembentukan vesikel dalam kanalis

auditorius dan dibelakang aurikel (saraf aurikularis posterior), terjadi tinitus, tuli persepsi,

vertigo, gangguan pengecapan, dan salivasi.

Page 15: Nervus Fasialis

5.   Lesi di meatus akustikus internus

Gejala dan tanda klinik seperti 1,2,3,4 ditambah dengan tuli akibat terlibatnya nervus

akustikus, tuli persepsi serta gangguan lakrimasi.

6. Lesi di cerebellopontine angle 

Paralisis wajah pada sisi yang sama dengan lesi (atas dan bawah), ternganggunya

lakrimasi, salivasi dan pengecapan, gangguan pendengaran, tinitus, gangguan nervus

kranialis VIII.

7. Lesi di Nukleus pontinus (lesi di bawah decusasio fasial dan di atas decusasio traktus

kortikospinal)

Facial palsy pada sisi yang sama dengan lesi, lakrimasi dan salivasi tidak terganggu,

adanya temuan neurologis lainnya seperti hemiparesis kontralateral dan paralisis N. VI

ipsilateral.

8. Lesi di Korteks motorik

Paralisis pada wajah bagian bawah, lakrimasi, salivasi dan pengecapan normal, disertai

dengan temuan adanya hemiparesis ipsilateral, kelemahan lidah ipsilateral, adanya tanda

lobus frontal, spastisitas dan hiperefleks. Keadaan ini disebabkan oleh lesi vaskular pada

korteks motorik atau pada kapsula interna pada sisi kontralateral dari kelemahan.

Page 16: Nervus Fasialis

DAFTAR PUSTAKA

1. Baehr, Frotscher. Duus Topical Diagnosis in Neurology: Anatomy, Fisiology, Sign,

Simptom. Edisi 4. New York: Mc-Graw Hill companies. 2005;167-175.

2. Maisel R, Levine S. Gangguan Saraf Fasialis. Dalam Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Jakarta : EGC, 1997

3. Netter. Atlas of Human Anatomy. Philadelpia: McGrawHill; 2005

4. SM. Lumbantobing. Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Balai Penerbit

FK-UI, 2006

5. Hitcounter [homepage on the Internet]. Amber Munir; c2012 [ cited 2012 Jun 3]. Amber;

Available from: http://cranialnerves-pathways.blogspot.com/ diakses tanggal 20 Maret 2014