Upload
donie
View
298
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
benign dan malignant
NEOPLASMA OVARIUM
I. PENDAHULUAN
Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium
berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau kistik. Tumor ovarium berdasarkan
histopatologinya bisa bersifat jinak atau ganas. Sembilan puluh persen tumor ovarium
adalah jinak, walaupun hal ini bervariasi dengan umur. Kebanyakan tumor ovarium jinak
bersifat kistik. Tumor ovarium jinak yang mempunyai komponen padat adalah fibromata,
thecomata, dermoid, Brenner tumor. Tumor ovarium terbagi atas tiga kelompok
berdasarkan struktur anatomi dari mana tumor itu berasal yaitu tumor epitel ovarium,
tumor germ sel, tumor sex cord – stromal.1 Kanker ovarium ganas terdiri dari 90 – 95 %
kanker epitel ovarium, dan selebihnya 5 – 10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex
cord-stroma. 1
1
Gambar 1 Asal mula dari tiga tipe utama kanker ovarium1
II. EPIDEMIOLOGI2
Umumnya secara histologis hampir seluruh kanker ovarium berasal dari epithel, yaitu
menempati sekitar 85–90% dari seluruh kanker ovarium. Di Amerika Serikat dalam tahun
1998 dijumpai 25.400 kasus baru kanker ovarium dan lebih dari separuhnya mengalami
kematian (sebanyak 14.500 orang). Juga dalam tahun yang sama dilaporkan bahwa kanker
ovarium merupakan tumor ganas urutan kelima terbanyak di Amerika Serikat setelah
karsinoma paru, usus besar, payudara, dan pankreas. 2
Dari beberapa penelitian di Indonesia, seperti Kartodimejo di Yogyakarta tahun 1976
mendapatkan angka kejadian kanker ovarium sebesar 30,5% dari seluruh keganasan
ginekologi, Gunawan di Surabaya tahun 1979 mendapatkan 7,4% dari tumor ginekologi,
Danukusumo di Jakarta pada tahun 1990 mendapatkan kejadian kanker ovarium sebesar
13,8% dari seluruh keganasan ginekologi, dan Fadlan di Medan pada tahun 1981–1990
melaporkan sebesar 10,64% dari seluruh keganasan ginekologi. Angka kejadian kanker
ovarium ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 2
Negara asal:
Didapatkan angka kejadian karsinoma ovarium yang tinggi pada wanita di negara-negara
industri dibandingkan dengan negara non-industri. Insiden karsinoma ovarium di beberapa
negara dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Ras:
Insiden kanker ovarium per 100.000 penduduk di kalangan kulit putih Amerika Serikat
sebesar 14,2% sedangkan di kalangan populasi Afrika-Amerika hanya sebesar 9,3%.3 Juga
Parker16 melaporkan insiden kanker ovarium di kalangan kulit putih Amerika sebesar
2
15,8%, di kalangan Indian-Amerika sebesar 17,5% dan di kalangan China-Amerika
sebesar 9,3%.
Usia:
Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa insiden kanker ovarium pada populasi wanita
berusia di atas 50 tahun sebesar 41,4 per 100.000 penduduk, sedangkan pada wanita yang
lebih muda hanya 5,1 per 100.000 penduduk. Dari penelitian lain dilaporkan bahwa kanker
ovarium dijumpai pada dekade delapan yaitu pada wanita usia 75–79 tahun sebanyak 57
kasus per 100.000 wanita, sedangkan pada wanita yang berusia antara 40–44 tahun hanya
16 kasus per 100.000 wanita.
Dari penelitian Fadlan14 di Medan tahun 1981–1990 dilaporkan insiden KO terbanyak
pada kelompok usia 41–50 tahun, sedangkan Harahap di Jakarta tahun 1984 melaporkan
insiden tertinggi KO terdapat pada kelompok usia 40–70 tahun.
Frekuensi Neoplasma Ovarium (berdasarkan klasifikasi WHO)
Kelompok Frekuensi (%)
Epithelial stromal (common epithelial) tumors 65
Germ cell tumors 20–25
Sex cord–stromal tumors 6
Lipid (lipoid) cell tumors <0.1
Gonadoblastoma <0.1
Soft-tissue tumors (not specific to ovarium)
Unclassified tumors
Secondary (metastatic) tumors
Tumor-like conditions (not true neoplasm)
3
III. ETIOLOGI
Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi
beberapa para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunya riwayat hereditor
mengidap tumor presentasenya lebih tinggi daripada yang tidak mempunyai riwayat
tumor.2
Mengenai terjadinya kista ada dua teori. Disebabkan oleh karena perkembangan yang
tidak sempurna pada akhir stadium glastomer. Tumor ini berasal dari perkembangan sel
telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.2
Untuk kanker ovarium sendiri, etiologi dari kanker ovarium sampai saat ini belum
diketahui secara pasti, namun beberapa penulis telah melaporkan bahwa terdapat hubungan
antara kejadian kanker ovarium ini dengan beberapa faktor lingkungan termasuk paparan
dengan makanan, virus, dan bahan-bahan industri.4
Faktor Makanan
Makanan yang banyak mengandung lemak hewan telah dilaporkan akan meningkatkan
risiko untuk menderita kanker ovarium. Beberapa negara seperti Swedia di mana konsumsi
lemak hewan per kapitanya tinggi, mempunyai insiden kanker ovarium yang tinggi
dibanding dengan negara Jepang dan China yang konsumsi lemak hewan per kapitanya
rendah. Juga dilaporkan insiden kanker ovarium yang tinggi didapati pada populasi dengan
konsumsi kopi per kapitanya tinggi. Byers dalam penelitiannya menjumpai adanya
hubungan diet yang rendah serat dan kurang vitamin A dengan peningkatan insiden kanker
ovarium.
Faktor Bahan-Bahan Industri
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa asbes dan komponen dari talk (hydrous
magnesium trisilicate) merupakan penyebab dari terjadinya neoplasma epitel ovarium.
Keal dan juga Graham dalam penelitiannya menemukan peningkatan kejadian neoplasma
ovarium pada wanita-wanita yang dalam pekerjaannya terpapar dengan asbes. Henderson
melakukan penelitian pada babi hutan dan kelinci yang dipaparkan dengan asbes, ternyata
terjadi perubahan sel epitel ovariumnya menjadi atipik.
4
Juga dilaporkan pada wanita yang menggunakan talk pada pembalut wanitanya atau
sebagai powder pengering di daerah vulva dan perineum, ternyata partikel dari talk dapat
ditemukan pada sel epitel pada ovarium yang normal, kista ovarium juga pada kanker
ovarium.
Langseth, melakukan penelitian pada wanita pekerja di Norwegia yang terpapar dengan
asbes, ternyata pada pemeriksaan histopatologi dijumpai partikel asbes pada jaringan
ovarium dari wanita-wanita pekerja tersebut. Partikel talk tersebut dapat mencapai epitel
ovarium melalui vagina ke uterus dan keluar melalui tuba fallopii masuk ke rongga
peritoneum.
Dilaporkan angka risiko relatif kejadian kanker ovarium sebesar 1,9 pada wanita yang
sering menggunakan bedak talk sebagai pengering pada daerah perineum dan pembalut
wanitanya dibandingkan pada wanita yang tidak menggunakannya.
Faktor Infeksi Virus
Dugaan bahwa virus juga terlibat sebagai penyebab kanker ovarium masih diperdebatkan.
Dijumpai kasus-kasus kanker ovarium yang ternyata mempunyai riwayat pernah terinfeksi
virus mumps (parotitis epidemika) atau menderita infeksi virus mumps yang subklinis.
Juga ada laporan yang menghubungkan penyebab kanker ovarium ini dengan infeksi dari
virus rubella dan virus influenza.
Faktor Paparan Radiasi
Dugaan adanya pengaruh paparan dari radiasi terhadap ovarium telah mendapat perhatian
dari banyak peneliti. Dari penelitian case control terbukti adanya peningkatan risiko
menderita kanker ovarium pada wanita yang terpapar oleh radiasi, dengan risiko relatif
sebesar 1,8. Walaupun ada juga penelitian yang tidak menemukan hubungan antara
kejadian kanker ovarium pada wanita-wanita yang terpapar oleh radiasi.
Hipotesis Incessant Ovulation
Pada saat terjadi ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses
perbaikan kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. Apabila proses ovulasi dan kerusakan
epitel ini terjadi berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau
5
dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat, maka proses perbaikan tersebut akan
mengalami gangguan sehingga dapat terjadi transformasi menjadi sel-sel neoplastik.
Hal ini dapat menerangkan tentang terjadinya penurunan kejadian kanker ovarium pada
wanita yang hamil, menyusui atau menggunakan pil kontrasepsi, oleh karena selama
hamil, menyusui, dan menggunakan pil kontrasepsi tidak terjadi ovulasi. Mosgard dkk.
Melaporkan peningkatan kejadian kanker ovarium dengan odds ratio 2,7 dan 1,9 pada
wanita tidak pernah hamil dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak.
Faktor lambatnya terjadi menopause, panjangnya usia subur, banyaknya jumlah abortus
spontan dan adanya gejala premenstruasi yang berat, juga merupakan faktor risiko
terhadap kejadian kanker ovarium.
Faktor Hormonal
Pengaruh pemakaian terapi sulih hormonal pada wanita menopause terhadap kejadian
kanker ovarium masih diperdebatkan. Hildreth dkk. tidak menjumpai peningkatan risiko
kejadian kanker ovarium pada pemakai terapi sulih hormonal. Rodriguez, melaporkan
pemakaian terapi sulih hormonal pada wanita menopause dengan estrogen saja selama 10
tahun, meningkatkan risiko relatif kejadian kanker ovarium sebesar 2,2. Juga dari
penelitian-penelitian lainnya didapatkan adanya pengaruh hormon gonadotropin, androgen
dan progesteron dalam meningkatkan risiko terhadap kejadian kanker ovarium. Pemakaian
pil kontrasepsi juga dapat menurunkan risiko terhadap kejadian karsinoma ovarium
sebanyak 30% sampai 60%.
Pengaruh pemakaian pil kontrasepsi terhadap kejadian kanker ovarium dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
6
Faktor Paritas
Banyak peneliti yang melaporkan bahwa kejadian karsinoma ovarium menurun pada
wanita-wanita yang mempunyai banyak anak dibandingkan dengan wanita yang tidak
pernah melahirkan dengan risiko relatif berkisar antara 0,5 sampai 0,8. Keadaan ini
memperkuat dasar dari hipotesis incessant ovulation.
Faktor Ligasi Tuba dan Histerektomi
Tindakan ligasi tuba fallopii dalam rangka program keluarga berencana dan juga tindakan
histerektomi ternyata menurunkan risiko kejadian kanker ovarium. Mekanisme terjadinya
penurunan risiko karena tindakan pembedahan ginekologi ini sampai sekarang belum
jelas. Ada yang mengatakan bahwa dengan dilakukan ligasi tuba ataupun histerektomi
akan mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan pintu masuk partikel talk dari daerah
perineum menuju ovarium.
Faktor Genetik dan Familial
Adanya hubungan yang erat antara terjadinya kanker ovarium dengan faktor genetik
sudah diketahui sejak lama.3 Di Amerika Serikat risiko sepanjang hidup (lifetime risk)
seorang wanita untuk mendapat kanker ovarium adalah 1 dalam 70 atau 1,4%. Pada
penelitian Hildreth dkk. didapatkan estimasi odds ratio untuk terjadinya kanker ovarium
pada wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium adalah 18 dibandingkan
dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga. Hampir sebanyak 10% dari kanker ovarium
disebabkan oleh karena adanya mutasi pada gene BRCA1 yang berlokasi pada kromosom
17q dan gene BRCA2 yang berlokasi pada kromosom 13q.
Berdasarkan penelitian epidemiologi, dikenal 3 kelainan genetik yang berhubungan
dengan kanker ovarium. Namun kelainan genetik ini tidak hanya menyebabkan keganasan
7
pada ovarium saja, akan tetapi juga menyebabkan keganasan pada organ lain secara
bersamaan, sehingga merupakan suatu sindroma.
Ada tiga sindroma yang dikenal, sesuai dengan urutan yang paling banyak dijumpai yaitu:
1. Hereditary Breast/ovarian cancer syndrome (HBOC)
2. Hereditary site-specific ovarian cancer
3. Hereditary nonpolyposis colon cancer syndrome(HNPCC)
Adanya riwayat keluarga yang menderita karsinoma mamma dan kanker ovarium
merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker ovarium pada seseorang, seperti terlihat
pada tabel di bawah ini.
Faktor risiko keturunan dari karsinoma ovarium:
8
Gambar 2 Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan
IV. ANATOMI
Ovarium merupakan organ reproduksi pelvis wanita yang merupakan tempat bagi ovum
dan juga bertugas menghasilkan hormone. Merupakan organ yang berpasangan yang
berlokasi pada tiap sisi uterus di antara ligament yang luas.3
Merupakan salah satu alat genital dari wanita. Indung telur pada seorang dewasa sebesar
ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika.
Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum suspensorium ovarii proprium.
Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum
infundibulopelvikum).3
Ovarium terletak pada lapisan
belakang ligamentum latum.
Sebagian besar ovarium berada
intraperitoneal dan tidak dilapisi
oleh peritoneum. Bagian
ovarium kecil berada di dalam
ligamentum latum (hilus ovarii).
Disanalah masuk pembuluh-
pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang
ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.3
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-silindrik,
disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di
bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Pada wanita
diperkirakan terdapat banyk folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel,
berkembang menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang
terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan
pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu
lapisan sel-sel sampai folikel de Graaf yang matang. Folikel yang matang initerisi dengan
likuor follikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.3
9
Gambar 3 Organ reproduksi wanita potongan melintang4
Pada waktu dilahirkan bayi
mempunyai sekurang-kurangnya
750.000 oogonium. Jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan
dan degenerasi folikel-folikel.
Pada umur 6-15 tahun ditemukan
439.000, pada 16-25 tahun
159.000, antara umur 26-35 tahun
menurun sampai 59.000, dan
antara 34-45 hanya 34.000. Pada
masa menopause semua folikel
sudah menghilang.
V. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi kospus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) 10
Gambar 4 Organ reproduksi wanita tampak depan2
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas
atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.
Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini
adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
tumor dari germ sel primordial.
Sebagian besar tumor pada ovarium dapat disatukan menjadi tiga bagian besar yaitu:
- Tumor permukaan epithelial-stromal
- Tumor sex cord-stromal, dan
- Tumor germ-cell
Tiap kategori termasuk subtipenya. Kombinasi beberapa subtype ditemukan beberapa
kali. Tumor yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih subtype disebut tipe campuran
(mixed), demi tujuan pengklasifikasian, subtype tumor yang <10% dari keseluruhan tumor,
disisihkan dahulu.
Epithelium permukaan ovarium secara histology sama dengan mesotelium, yang
dimana epithelium merupakan garis interior pada pelvis dan cavitas abdomen. Kesamaan
ini, membuat kemiripan secara morfologi antara tumor stromal epithelial dengan tumor
epithelial yang berasal dari sekitarnya pada pelvis dan abdomen.
Kelompok dari sex cord-stromal yaitu tumor yang berasal dari mesenkim dan
mesonephric. Beberapa dari jenis tumor ini, seperti fibromas dan tekomas, memiliki
penampakan fibrosa, dan beberapa tampak seperti jaringan berasal dari sel granulose atau
bagian dari testicular sex cord, sel Leydig dan sel Sertoli.
Asal dari sel germinal ovarium memiliki kesamaan dengan tumor sel germinal
testicular. Sel germinal tersebut terpisah ketika melakukan migrasi antara yolk sac dan
gonad yang berkembang yang bisa menjadi tumor sel germinal di luar gonad.
11
VI. KLASIFIKASI2,4
Atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi menjadi tumor jinak dan
tumor ganas. Untuk tumor jinak dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid.
A. Tumor Jinak Ovarium
1. Kistik
1.1 Kistoma ovarii simpleks
1.2 Kistadenoma ovarii serosum
1.3 Kistadenoma ovarii musinosum
1.4 Kista endometroid
1.5 Kista dermoid
2. Solid
2.1 fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma.
2.2 Tumor Brenner
2.3 Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
B. Tumor Ganas Ovarium
1. Tumor-tumor epithelial ovarium
12
Gambar 5 Asal dari tiga tipe utama tumor ovarium Gambar 6 Ovarium Normal
2. Tumor-tumor Stroma Sex-Cord
3. Tumor-tumor sel germinal
4. Tumor-tumor yang berasal dari stroma ovarium
VII. GAMBARAN KLINIS4
A. Tumor Jinak Ovarium
1. Tumor Kistik
Kistoma ovarii simpleks
Tumor ini mempunyai permukaan rata dan halus,
biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat
menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista
jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista
tampa lapisan epitel kubik.
Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-
gejala mendadak. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan
tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histopatologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan.
Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, kemungkinan berasal
dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain. Ada yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel germinativum, sedang
penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala
(lobulated). Kira-kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar. Pada tumor dengan
ukuran yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor
biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya
bila terjadi perdarahan atau perubahan degenerative di dalam kista. Pada pembukaan
13
Gambar 7 Kista ovarium
terdapat cairan lender yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning
sampai coklat bergantung dari percampurannya dengan darah.
Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh
seperti struktur kelenjar; kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan
kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel
dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya
menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan.
Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan/atau inanisi. Pada kista kadang-kadang
dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.
Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya, kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium). Biasanya kista jenis ini tak dapat mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan
tetapi dapat pula berbagala karena serosum pun daoat berbentuk multilokuler, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Cirri khas kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.
Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan
papiler (solid papiloma).
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak menunjukkan bahwa tumor itu
ganas.
Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini yang
ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis
ovarii.
14
Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-
struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak Nampak lebih
menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih keabu-
abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat.
Sepintas terlihat berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya Nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal, dan entodermal. Maka
dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinal, epitel saluran pernapasan,
dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
2. Tumor Ovarium Padat yang Jinak
Fibroma ovarii
15
Gambar 8 Kista Dermoid yang mengalami torsio dan infark6
Semua ttumor ovarium yang pada adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi maligna. Potensi
menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada
fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii
berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim
yang multipoten.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20
kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warnanya
merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang
betul-betul keras yang disebut fibroma durum, yang cukup lunak disebut fibroma molle.
Kalau tumor dibelah, permukaannya biasanya homogeny. Akan tetapi pada tumor yang
agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis. Fibroma
ovarii terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan kolagen. Selain
mempunyai struktur fibroma biasa, kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami
degenerasi hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot polos (fibroma ovarii) dan
kelenjar-kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii). Fibroma yang besar biasanya
mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala mendadak. Yang penting
adalah tumor ini sering ditemukan sindrom Meigs.
Tumor Brenner
Tumor Brenner adalah satu neoplasma ovarium yang snagat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Besar tumor ini beraneka ragam, dari
yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5 cm) sampai yang beratnya beberapa kilogram).
Lazimnya tumor unilateral yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai
fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan
sindrom Meigs. Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan
jika masih kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium. Jika menjadi besar, yang beratnya dapat mencapai beberapa kilogram, gejala
yang diberikan dapat seperti fibroma.
Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
16
Tumor ini sangat jarang,dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30
kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm diameter.
Tentang asalnya ada beberapa teori, yaitu tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel
primordial, teori lainnya mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium. Beberapa
dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran
klitoris, atrofi mamma, dan perubahan suara.
B. Tumor Ganas Ovarium
1. Kanker epitel ovarium
Kanker epitel ovarium merupakan penyebab kematian lebih dari keseluruhan
keganasan ginekologi di Amerika Serikat. Di seluruh dunia 204.000 wanita terdiagnosa
setiap tahun dan 125.000 wanita meninggal karena penyakit ini.12 Dikarenakan tidak ada
test penapisan yang efektif untuk kanker ovarium dan gejala klinis yang kabur pada
stadium awal, sehingga tiga per empat pasien terdiagnosa sudah stadium lanjut. Tipe – tipe
histologi kanker epitel ovarium berdasarkan klasifikasi histologi dari WHO adalah sebagai
berikut:
• Serous adenocarcinoma
• Mucinous tumors
o Adenocarcinoma
o Pseudomyxoma peritonei
• Endometrioid Tumors
o Adenocarcinoma
o Malignant mixed mullerian tumor
• Clear cell adenocarcinoma
• Transitional cell tumors
o Malignant Brenner tumor
o Transitional cell carcinoma
17
• Squamous cell carcinoma
• Mixed carcinoma
• Undifferentiated carcinoma
• Small cell carcinoma
Banyak faktor bisa mempengaruhi resiko timbulnya kanker ovarium. Pil kontrasepsi
oral mempunyai efek proteksi yang terkuat. Analisis dari 12 uji klinis kasus–kontrol yang
terdiri dari 2197 pasien dengan kanker ovarium dibanding dengan 8893 kontrol wanita
menunjukkan odds ratio 0,66–0,7.14 Durasi penggunaan pil kontrasepsi juga penting. Pada
uji klinis kasus–kontrol dari 441 wanita dengan kanker ovarium didapati manfaat pada
pemakai pil kontrasepsi oral lebih dari 3 tahun (OR 0,6).15 Uji klinis kohort dari 17032
wanita menunjukkan keuntungan yang signifikan dari pemakaian pil kontrasepsi oral
selama 8 tahun atau lebih dibanding dengan pemakaian 4 tahun atau kurang.
Tabel Faktor resiko timbulnya kanker ovarium.
Meningkatkan Resiko Menurunkan Resiko
Usia Kontrasepsi oral
Ovulasi Kehamilan
Riwayat keluarga Laktasi
Nulipara
Penyakit polikistik ovarium
Penyakit inflamasi pelvic
Diet tinggi lemak
Nullipara dan wanita tanpa anak mempunyai dua kali resiko mendapat kanker ovarium
karena berhubungan dengan periode jangka lama ovulasi berulang.17 Menarche awal dan
menopause lambat meningkatkan resiko kanker ovarium. Sebaliknya, menyusukan bayi
mempunyai efek proteksi, mungkin dikarenakan amenorrhoea yang lama.18 Ligasi tuba
18
dan histerektomi mengurangi resiko mendapat kanker ovarium.19 Secara keseluruhan
insiden kanker ovarium meningkat seiring dengan bertambahnya usia hingga pertengahan
70-an sebelum berkurang sedikit pada wanita berusia lebih dari 80 tahun.20 Riwayat
keluarga kanker ovarium pada kerabat derajat pertama yaitu ibu, anak perempuan atau
kakak, mempunyai tiga kali resiko mendapat kanker ovarium.
Secara keseluruhan angka ketahanan hidup 5 tahun untuk semua stadium kanker epitel
ovarium adalah 50 %, lebih rendah dari kanker uterus (80%) atau kanker servix (70%).1
Stadium yang ditentukan dengan operasi adalah variabel yang paling penting (Tabel 2.2)
Tabel Angka ketahanan hidup 5 tahun untuk setiap stadium FIGO pada kanker epitel
ovarium (n=4911 pasien).
Kesempatan yang paling baik untuk mengurangi progresifitas kanker ovarium adalah
pada saat laparatomi pertama pada pasien. Tujuan penanganan bedah pada saat ini adalah
untuk menentukan secara akurat tingkat keparahan penyakit dan untuk mengurangi volume
residual tumor menjadi minimal.5 Dokter bedah seharusnya mengkonfirmasi diagnosis,
menentukan stadium sebaran penyakit dan kemudian melakukan operasi kuratif atau
mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan ganas pada operasi primer (debulking
operation) sehingga memungkinan suksesnya lanjutan kemoterapi atau radioterapi.22
Efektifitas operasi debulking yang optimal memperpanjang interval bebas penyakit dan
memperpanjang ketahanan hidup.23 Operasi pengangkatan tumor yang agresif, yang
diikuti dengan kemoterapi berbasis platinum, biasanya menyebabkan perbaikan secara
klinis. Akan tetapi hingga 80 % wanita akan terjadi kekambuhan yang akhirnya
menyebabkan bertambah parahnya penyakit dan kematian.1 Prognosis kanker epitel
19
ovarium tergantung pada stadium kanker pada saat diagnosis, tipe histologi dan grading,
volume tumor residu.
2. Tumor germ sel
Tumor germ sel berasal dari element germinal dari ovarium dan terdiri dari sepertiga
dari seluruh neoplasma ovarium. Sub tipe yang paling sering adalah mature cystic
teratoma, juga sering disebut kista dermoid. 95 % dari tumor germ sel terdiri dari kista
dermoid dan biasanya jinak secara klinis. Sebaliknya tumor ganas germ sel hanya
merupakan 5 % dari kanker ovarium ganas di negara – negara barat.
Klasifikasi tumor germ sel ovarium penting untuk menentukan prognosa dan untuk
kemoterapi. Klasifikasi tumor germ sel adalah sebagai berikut:
• Dysgerminoma
• Non dysgerminoma (kanker embrional)
o Differensiasi embrional
Mixed
Mature
Immature
o Differensiasi extra embrional
Choriocarcinoma
Endodermal sinus tumour (yolk sac tumour)
Extraembryonal carcinoma
Tiga ciri khas yang membedakan tumor ganas germ sel dari kanker epitel ovarium.
Pertama, tumor ganas germ sel sering timbul pada pasien usia muda, biasanya pada usia
belasan atau awal duapuluhan. Kedua, kebanyakan terdiagnosa pada stadium I. Ketiga,
prognosis yang bagus walaupun pasien berada pada stadium lanjut dikarenakan tumor ini
sensitif pada kemoterapi. Terapi primer pada wanita yang masih ingin hamil adalah
pembedahan dengan tidak mengorbankan fertilitas.
20
3. Tumor sex cord - stromal
Tumor sex cord – stromal terdiri dari berbagai kelompok neoplasma yang jarang yang
berasal dari matriks ovarium. Klasifikasi histologi tumor ovarium sex cord - stromal dari
WHO adalah sebagai berikut:
• Granulosa-stromal cell tumors
o Granulosa cell tumor
Tipe dewasa
Tipe juvenile
o Kelompok thecoma-fibroma
Thecoma
Fibroma/fibrosarcoma
Sclerosing stromal tumor
• Sertoli-stromal cell tumors
o Sertoli cell tumor
o Sertoli - Leydig cell tumor
• Sex cord tumor dengan annular tubules
• Steroid cell tumors
o Stromal luteoma
o Leydig cell tumor
o Steroid cell tumor tidak spesifik
• Tidak terklasifikasi
• Gynandroblastoma
21
Sel-sel dalam matriks ovarium berpotensi memproduksi hormon, dan hampir 90 %
dari tumor ovarium yang memproduksi hormon adalah tumor sex cord-stromal. Akibatnya,
pasien dengan jenis tumor ini mempunyai gejala dan tanda klinis dari kelebihan estrogen
atau androgen. Reseksi dengan bedah merupakan terapi primer, dan tumor sex cord-
stromal secara umum terbatas pada satu ovarium pada saat diagnosis. Disamping itu,
kebanyakan mempunyai pola tumbuh yang lambat dan rendah potensi keganasan. Oleh
karena sebab-sebab di atas, hanya beberapa pasien memerlukan kemoterapi berbasis
platinum. Walaupun penyakit kambuhan sering mempunyai respon yang lemah pada
pengobatan, pasien dapat bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama karena lambatnya
pertumbuhan tumor. Secara keseluruhan prognosis dari tumor sex cord-stromal adalah baik
terutama karena terdiagnosa pada diagnosa awal dan pembedahan kuratif. Dikarenakan
jarangnya tumor jenis ini, membatasi pemahaman perjalanan penyakit, terapi dan
prognosis.
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Skrining
Pemeriksaan panggul dibutuhkan bila terjadi ketidaknyamanan abdomen yang
menetap. Meskipun bukan merupakan pemeriksaan rutin yang harus dilakukan,
pemeriksaan berikut ini direkomendasikan dilakukan pada wanita dengan riwayat keluarga
dengan kanker ovarium
o Tes darah CA 125
o Transvaginal ultrasonography (TVS)
Prosedur skrining ini tidak sempurna. Masih dibutuhkan perbaikan metode skrining
demi mengidentifikasi kanker ovarium stadium dini. Beberapa pemeriksaan yang dapat
pula dilakukan untuk mendeteksi adanya neoplasma ovarium adalah sebagai berikut:
1. Laparoskopi
Untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari uterus, dari ovarium, atau
tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut.
22
2. Ultrasonografi
Untuk menentukan tumor dan batasnya, apakah tumor berasal di uterus, ovarium
atau dari blader, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan antara cairan
dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
Tabel Hal-hal yang mempengaruhi USG6
Hal-hal yang mengurangi temuan Ultrasound pada malignansi
Hal-hal yang meningkatkan temuan Ultrasound pada
malignansi
Kista berdinding tipis
Simple kista
Tanpa lokulasi
Onset yang baru
Penyusutan ukuran
Ukuran yang stabil
Cepatnya perubahan yang tampak
Thick-walled cyst
Tumor padat
Kista campuran dan massa padat
Bonggol (excrescences) papilari internal
Jumlah cairan bebas yang banyak dalam pelvis atau abdomen
Pembesaran yang bertahap
3. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites, perlu diingat bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritoneal dengan kista dinding yang
tertusuk.
IX. PENATALAKSANAAN7
Pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah dengan obat dan operasi. Untuk
obat,berikut beberapa jenis obat yang diakui Food and Drug Administration (FDA) pada
kanker ovarium. Akan tetapi, terdapat beberapa dari obat ini yang belum diterima oleh
FDA, namun telah digunakan secara luas.
Carboplatin
Cisplatin
Cyclophosphamide
23
Doxorubicin Hydrochloride
Doxorubicin Hydrochloride Liposome
Gemcitabine Hydrochloride
Paclitaxel
Topotecan Hydrochloride
Kombinasi obat pada kanker ovarium
Bep
Carboplatin-Taxol
Gemcitabine-Cisplatin
Pada operasi, jenis dan luasnya operasi tergantung pada jenis, usia wanita, dan perlu
atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup
kembali. Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah
hysterectomy totalis dan salping-oophorectomy bilateral walaupun tidak ada tanda-tanda
keganasan.
Pengobatan pada kanker ovarium didasarkan pada stadium dari penyakit itu sendiri
dimana menggambarkan keadaan atau penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya. Staging
diketahui dari pembedahan (ginekologi onkologi) saat kanker ovarium diangkat. Selama
prosedur pembedahan berlangsung, dokter bedah akan mengambil potongan kecil jaringan
(biopsy) dari lokasi yang bervariasi dalam cavitas abdominal. Selama prosedur ini
dilakukan, bergantung pada tingkatan (Stadium) dari penyakit tersebut, dokter bedah akan
mengangkat hanya salah satu ovarium saja beserta tuba fallopo atau akan mengangkat
kedua ovarium
Kanker stadium I dibatasi pada salah satu atau kedua ovarium. Kanker stadium II jika
salah satu atau kedua ovarium terkena dan menyebar ke uterus dan atau tuba fallopi atau
bagian lain pada pelvis. Kanker stadium III jika satu atau kedua ovarium terkena dan
menyebar ke nodus limfoid atau lokasi lain diluar pelvis tetapi masih di dalam cavum
24
abdomen, seperti permukaan intestinal atau hepar. Kanker stadium IV jika satu atau kedua
ovarium terkena dan menyebar keluar dari abdomen atau telah menyebar ke dalam hepar.
Pilihan Pengobatan
Ada tiga bentuk dasar pengobatan kanker ovarium. Penanganan primernya yaitu
pembedahan saat kanker diangkat dari ovarium dan dari semua lokasi yang terkena.
Kemoterapi merupakan modalitas penting kedua. Penangnan dengan cara ini
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Modalitas lainnya adalah
pengobatan dengan radiasi, yang dimana menggunakan tingkatan tertentu. Seperti
menggunakan x-ray energy tinggi untuk membunuh sel kanker. Pembedahan pada kanker
ovarium merupakan cara terbaik bagi para ginekolog onkologi yang dimana telah terlatih
khusus dalam mendiagnosis dan menangani keganasan ginekologi.
Penanganan kanker ovarium berdasarkan tingkatan penyakitnya, tipe sel berdasarkan
histologist, dan usia pasien serta kondisi lainnya. Tipe sel secara histology dan luasnya
penyakit ini berdasarkan biopsy yang dilakukan oleh ginekolog onkologis saat
pembedahan yang ditentukan oleh ahli patologi yang menganalisa dengan mikroskop.
Staging Keterangan
I Tumor terbatas pada ovarium
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
IB Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor
yaitu kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan
25
ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di
rongga peritoneum.
II
Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis
IIA Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan
asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
IIB Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di
cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
IIC Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan asites
ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
III
Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada
rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau metastasis kelenjar getah
bening regional.
IIIA Metastasis mikroskopik di luar pelvis.
IIIB Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi ≤ 2 cm.
IIIC Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm
dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening.
IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).
Penanganan Kanker Epitelial Ovarium
Stadium I
Pada umumnya wanita dengan kanker ovarian stadium I akan dilakukan
histerektomi abdominal menyeluruh, pengangkatan kedua ovarium dan tuba falopi,
omentektomi, biopsy nodus limfoid, serta jaringan lainnya di pelvis dan abdomen.
Wanita usia muda yang terkena penyakit ini akan dibatasi pada satu ovarium saja
yang biasanya ditangani dengan unilateral salpingo salpingo-oophorectomy
(mengangkat ovarium dan tuba fallopi yang terkena) tanpa dilakukan histerektomi
dan pengangkatan ovarium lainnya. Omentectomy dan bagian lainnya merupakan
tindakan lainnya yang akan dilakukan ketika pembedahan. Bergantung pada
26
interpretasi ahli patologi saat pengangkatan jaringan, tidak ada penanganan lebih
lanjut jika kanker masih stadium awal, namun jika tumor pada stadium lanjut
pasien bisa mendapat kombinasi kemoterapi.
Stadium II
Penanganan hampir selalu histerektomi dan bilateral salpingo-oophorectomy.
Setelah prosedur pembedahan, terapi selanjutnya seperti 1) kombinasi kemoterapi
dengan atau tanpa radioterapi 2) kombinasi kemoterapi.
Stadium III
Penanganannya serupa dengan penanganan pada stadium II pada kanker ovarium.
Setelah prosedur pembedahan, pasien kemungkinan mendapat kombinasi
kemoterapi lainnya diikuti pembedahan tambahan untuk menemukan dan
mengangkat sisa kanker yang ada
Stadium IV
Penanganan berupa pembedahan untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor yang
diikuti kombinasi kemoterapi.
X. PROGNOSIS
Kanker ovarium diprediksi menggunakan beberapa faktor. Beberapa faktor dalam
penentuan prognosis kanker ovarium yang diterima secara luas hanya stadium, dan pada
pasien stadium lanjut adalah luas dari penyakit residual. Faktor lainnya memang cukup
penting, namun masih diperdebatkan, antara lain usia pasien, grade histopatologi, dan
DNA ploidy.
27
REFERENSI
1. American Medical Association; [cited 2012 21 December]; Available from:
http://www.ama-assn.org/ama/pub/physician-resources/patient-education- materials/atlas-
of-human-body/female-reproductive-system.page#.
2. Sahil MF. Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia Muda Dengan
Mempertahankan Fungsi Reproduksi. 2007 19 Juli(Universitas Sumatera Utara).
3. Neoplasma Ovarium. 2012(Universitas Sumatera Utara):BAB II.
4. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
5. Katz, Lentz, Lobo, Gershenson. Fifth ed. Philadelphia: Mosbi;2007
6. Military Obstetrics & Gynecology. The Brookside Associates, Ltd; 2009 [cited
2012 21 Desember]; Available from:
http://www.brooksidepress.org/Products/Military_OBGYN/Textbook/Problems/
OvarianNeoplasm.htm.
7. Vivien W. Chen PD, Bernardo Ruiz MDPD, Jeffrey L.K. MD, Timothy R. Cotey
MD, M.P.H., Xiaou Cheng Wu MD, MPH, C.T.R., Catherine N.C. PD. Pathology and
Classification of Ovarian Tumors. 2003 15 May;97(North American Association of
Central Cancer Registries).
28