21
8/7/2019 natsir mantap http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 1/21 1 Mohammad Natsir: Pemikiran Islam di Dalam Kehidupan Berbangsa Latar Belakang Indonesia yang merdeka pada tahun 1945 adalah sebuah negara yang berbentuk Kesatuan. Hal itu berdasarkan kesepakatan para founding fathers kita yang telah berjuang melalui berbagai cara baik diplomatik maupun konfrontasi secara kekerasan atau fisik. Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dibahas berbagai persiapan untuk kemerdekaan Indonesia. Topik bahasan itu antara lain adalah mengenai bentuk negara, batas negara, dan dasar negara. Mengenai dua poin bahasan pertama tidak terjadi perdebatan yang berarti, tetapi untuk bahasan mengenai dasar negara terjadi pembahasan yang alot dan perdebatan yang sengit. Perdebatan itu muncul ke permukaan sekitar tahun 1940-an dan terjadi antara dua tokoh besar saat itu yaitu Soekarno dan Mohammad Natsir. Perdebatan tentang dasar negara berkutat pada dua pemikiran mereka yang bertolak belakang satu sama lain. Soekarno menganggap bahwa negara harus dipisahkan dari agama. Kelompok yang mempunyai ide yang sama dengan Soekarno sering disebut Kaum Nasionalis Sekuler. Pemikiran yang bertolak belakang diperlihatkan oleh Natsir yang menganggap bahwa persoalan negara tidak dapat dipisahkan dari agama (Islam). Kelompok yang mempunyai ide yang sama dengan Natsir sering disebut Kaum Nasionalis Islam atau Nasionalis Religius. Keduanya sebenarnya mempunyai satu cita-cita yang sama untuk membangun bangsa dan negara Indonesia, Tetapi keduanya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menentukan dasar negara ini. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan nasionalisme? Sangat menarik sebenarnya membahas mengenai nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu gerakan

natsir mantap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 1/21

1

Mohammad Natsir: Pemikiran Islam

di Dalam Kehidupan Berbangsa

Latar Belakang

Indonesia yang merdeka pada tahun 1945 adalah sebuah negara yang berbentuk 

Kesatuan. Hal itu berdasarkan kesepakatan para founding fathers kita yang telah

berjuang melalui berbagai cara baik diplomatik maupun konfrontasi secara

kekerasan atau fisik. Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan (BPUPKI) dibahas berbagai persiapan untuk kemerdekaan Indonesia.

Topik bahasan itu antara lain adalah mengenai bentuk negara, batas negara, dan

dasar negara. Mengenai dua poin bahasan pertama tidak terjadi perdebatan yang

berarti, tetapi untuk bahasan mengenai dasar negara terjadi pembahasan yang alot

dan perdebatan yang sengit.

Perdebatan itu muncul ke permukaan sekitar tahun 1940-an dan terjadi antara

dua tokoh besar saat itu yaitu Soekarno dan Mohammad Natsir. Perdebatan tentangdasar negara berkutat pada dua pemikiran mereka yang bertolak belakang satu sama

lain. Soekarno menganggap bahwa negara harus dipisahkan dari agama. Kelompok 

yang mempunyai ide yang sama dengan Soekarno sering disebut Kaum Nasionalis

Sekuler. Pemikiran yang bertolak belakang diperlihatkan oleh Natsir yang

menganggap bahwa persoalan negara tidak dapat dipisahkan dari agama (Islam).

Kelompok yang mempunyai ide yang sama dengan Natsir sering disebut Kaum

Nasionalis Islam atau Nasionalis Religius. Keduanya sebenarnya mempunyai satu

cita-cita yang sama untuk membangun bangsa dan negara Indonesia, Tetapi

keduanya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menentukan dasar negara ini.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan nasionalisme? Sangat menarik 

sebenarnya membahas mengenai nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu gerakan

Page 2: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 2/21

sosial (social force) yang penuh dengan dinamika, penuh dengan gejolak. Sebuah

bentuk kecintaan yang mendalam terhadap bangsa. Menurut Rupert Emerson

nasionalisme adalah komunitas orang-orang yang merasa bahwa mereka bersatu

atas dasar elemen-elemen yang mendalam dari warisan bersama dan bahwa mereka

memiliki takdir bersama menuju masa depan. Disini, meminjam wacana Soekarno,

semangat nasionalisme merupakan semangat kelompok manusia yang hendak 

membangun suatu bangsa yang mandiri, dilandasi satu jiwa dan kesetiakawanan

yang besar, mempunyai kehendak untuk bersatu dan terus menerus ditingkatkan

untuk bersatu, dan menciptakan keadilan dan kebersamaan. Hasrat hidup bersama

itu merupakan solidaritas yang agung. Ernest Renan menyebut nasionalisme sebagai

le desire d¶entre ensemble atau kehendak untuk bersatu.1

Nasionalisme ini

membentuk persepsi dan konsepsi identitas sosial kaum pergerakan di selurunegara-negara jajahan sebagai suatu kekuatan politik yang tak bisa dinegasikan oleh

penguasa kolonial. Tujuan nasionalisme ini adalah pembebasan dari penjajahan dan

menciptakan masyarakat/negara yang adil, dimana tidak ada lagi penindasan

manusia oleh manusia. Melihat pernyataan diatas, menguatkan pemahaman saya

bahwa Natsir adalah seorang nasionalis sejati. Meskipun ia mengedepankan konsep

Islam dalam pemikirannya, tetapi tujuan Natsir jelas. Menaikan harkat dan martabat

bangsa indonesia. Melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan,

belenggu pembodohan moral.

Seorang Natsir yang memiliki landasan pemikiran Islam ternyata memiliki andil

dalam perjuangan Indonesia. Tanpa memikirkan diri sendiri, apalagi golongannya,

Natsir terus berjuang mulai dari pembentukan negara Indonesia yang utuh sampai

memperjuangkan hak ± hak kaum Muslim di Indonesia. Atas dasar itulah penulis

ingin mengangkat pemikiran Natsir, menelusuri lebih dalam mengenai pemikiran

yang Natsir miliki dan mengapa sampai sekarang jasanya begitu besar di Negara

Kesatuan Republik Indonesia ini.

Meskipun pada saat itu muncul banyak ide ± ide mengenai dasar negera, natsir 

tetap berpegang teguh terhadap pemikiran yang ia miliki. Ide-idenya itu dipaparkan

secara komprehensif, tidak hanya dari sudut pandang konseptual tetapi sampai

1 Badri Yatim, S oekarno, Islam, dan Nasionalisme, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999. Hal 60

Page 3: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 3/21

kepada penerapannya. Pemikiran Natsir yang santun tetapi kokoh membuat konsep

negara bangsa yang ingin ia terapkan menjadi perhatian banyak pihak. Tetapi

sebelum kita mempelajari pemikiran natsir lebih lanjut, ada baiknya penulis

menjelaskan terlebih dahulu latar belakang yang dimiliki oleh natsir sehingga kita

mendapat gambaran mengenai pemikiran yang ia miliki.

Natsir lahir di Minangkabau, Alahan Panjang, Sumatra Barat pada tanggal

17 Juli 1908, dan wafat di Jakarta 5 Februari 1993. 

Ayahnya, Sutan Saripado adalah

seorang pegawai pemerintahan di sana, ibunya, Khadijah adalah ibu rumah tangga.

Natsir lahir di keluarga yang memiliki latar belakang islam yang kuat karena

kakeknya adalah seorang ulama. Tempat kelahiran Natsir merupakan tempat

kelahiran pemikir ± pemikir Islam ternama yang menjadi tokoh pejuangkemerdekaan, politik, maupun pendidikan seperti Imam bonjol, Sutan Sjahrir,

Mohammad Hatta, dan masih banyak lagi.2 

Ketika kecil, Natsir belajar di H olland Inlandse S chool  (HIS) Solok serta di

sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Tahun 1923-

1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs

(MULO), dan kemudian melanjutkan ke Algemene Middelbare Schol (AMS)

Bandung hingga tamat pada tahun 1930. Di Bandung, Natsir berinteraksi dengan

para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad

Roem dan Sutan Syahrir.

Sifat kepemimpinan natsir yang keras sudah terlihat sewaktu dia bersekolah di

AMS. Sewaktu di kelas, Natsir menolak pendapat gurunya yang mendukung

penanaman paksa tebu dan gula di pulau Jawa. Karena gurunya merasa tidak terima,

akhirnya Natsir diberi tugas meneliti mengenai kasus tersebut dan dalam waktu 2

minggu ia dapat membuat makalah berdasarkan penelitannya di dokumen ± 

dokumen bibliotik Gedung Sate. Presentasinya selama 40 menit membuat seluruh

kelas tercengang dan sunyi senyap akibat kemampuan yang Natsir miliki.3 

2Thohir Luth, Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta, Gema Insani Press, 1999. Hal 21

3 Lihat dalam tulisan Taufiq Ismail dalam 100 Tahun Mohammad Natsir: Berdamai dengan S ejarah,

Jakarta, Republika, 2008. Hal xii

Page 4: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 4/21

Seiring berjalannya waktu, ia diakui sebagai tokoh handal sebagai Pemikir,

Intelektual, Pujangga, dan Negarawan. Ia tidak hanya terampil menuangkan ide dan

gagasannya dalam bentuk tulisan, namun ia juga bertindak secara nyata. Buktinya

selain pernah mengetuai J ong Islamiten Bond  (JIB) Bandung, 1928-1932, Natsir 

pernah pula aktif di Partai Islam Indonesia (PII) dan PERSIS. Kepribadian Natsir 

terbentuk berkat perkenalannya dengan Ahmad Hassan, pria keturunan India asal

Singapura yang kemudian menjadi ahli agama di Organisasi PERSIS. melalui

diskusi dan percakapan seputar persoalan Islam, politik, dan kemerdekaan. Bersama

Hassan, Natsir menyelami dan memahami Islam secara mendalam yang bercorak 

reformis dan moderat, jauh dari kecenderungan sikap eksklusif, seperti yang

dikembangkan ulama tradisional.4

Secara pribadi keterlibatan di Persis tentu

menjadi sebuah proses pematangan Natsir secara intelektualitas, keterlibatannyadisini menjadikan dia menjadi seorang yang kritis dan aktif dalam berbagai kegiatan

keislaman sedangkan keaktifan di JIB telah memberikan kematangan secara

keorganisasian dan politik. Di dunia pendidikan, Natsir sempat mendirikan

Pendidikan Islam (Pendis) di Bandung, sebuah bentuk pendidikan Islam modern

yang bernafas agama. Di Pendis ini, Natsir menjadi direktur selama 10 tahun, sejak 

1932.

Tahap selanjutnya dalam perkembangan pemikiran Natsir adalah ketika ia

bergabung dengan Masyumi. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) sendiri

berdiri pada tanggal 17 November 1945 melalui Kongres Nasional Umat Islam di

Yogyakarata. Masyumi ini berbeda dengan Masyumi yang pernah dibentuk oleh

Pemerintahan Jepang pada akhir tahun 1943, Masyumi bentukan Jepang yang sudah

ada sebelumnya hanya terbuka bagi perserikatan-perserikatan yang telah diberi

status hukum oleh pemerintahan militer. Kiai dan ulama yang telah mendapat

persetujuan dari pemeritahan bisa menjadi anggota, ditambah lagi ketika mereka

dibawah kontrol pemerintahan Jepang. Dengan demikian Masyumi bentukan

Jepang tentu saja bertujuan untuk memuluskan kepentingan Jepang, sementara

Masyumi yang dibentuk pasca kemerdekaan adalah organisasi politik yang berdiri

tanpa campur tangan luar dan mendapat sambutan baik dari organisasi pergerakan

4http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/11/11/Opini/krn.20081111.147635.id.html 

Diakses pada tanggal 20 Desember 2010 pukul 17:26

Page 5: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 5/21

Islam. Semenjak berdirinya inilah Natsir bergabung dan menyalurkan aspirasi ± 

aspirasinya sampai ia terpilih menjadi ketua.5 

Sejarah mencatat bahwa pasca proklamasi 17 Agustus 1945, saat

kemerdekaan Indonesia baru dinikmati sebentar, banyak terdapat ancaman politik 

dan militer pihak asing, Natsir menjadi orang yang berjasa besar dalam menjaga

eksistensi negara Indonesia. Di tengah gempuran militer dan upaya diplomasi

Belanda membangun negara boneka yang diprakarsai oleh Van Mook, Natsir 

muncul dan hadir mengarsiteki mosi integral dan menggagalkan negara bentukan

Van Mook. Melalui mosi integral, Natsir berhasil mempersatukan kembali Republik 

Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

menobatkan Soekarno-Hatta sebagai pemimpin. Sejarah bangsa Indonesia tidak 

terlepas dari peran mosi integral yang oleh beberapa pihak dinilai sebagai

proklamasi kedua setelah 17 Agustus 1945. Mosi integral yang diajukan Natsir 

dalam menyelamatkan Republik Indonesia dengan jalan konstitusi menjadikan

debut politik amat cemerlang baginya. Dalam mengajukan gagasan mosi integral ini

Natsir tentu melakukan perjuangan yang cukup menguras tenaga, lihat bagaimana

dia harus melakukan pendekatan terhadap oragnisasi politik dan organisasi

masyarakat . PKI sebagai organisasi barisan kiripun tidak luput untuk didekati,

pertemuaan Natsir dengan Sakirman yang mewakili PKI misalnya tetap berjalan

dengan baik. Mosi integral Natsir disampaikan olehnya pada Sidang Dewan

Perwakilan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 3 April 1950. Dari mosi

integral inilah lahir proklamasi kedua yang dibacakan oleh Soekarno pada tanggal

17 Agustus 1950 di Istana Merdeka, 5 tahun sesudah proklamasi yang pertama. Inti

dari mosi integral tersebut adalah untuk kedua kalinya RI memproklamasikan

menjadi sebuah negara kesatuan. Ini berarti RIS dibubarkan dan dibentuk lah

sebuah kabinet baru.6

Sungguh luar biasa pemikiran Natsir mengenai mosi integral

tersebut.

5 Thohir Luth, Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta, Gema Insani Press, 1999. Hal 43

6 Yudi Latif , Indonesian Muslim intelligentsia and power , Singapura,Institute of Southeast Asian

Studies, 2008. Hal 250

Page 6: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 6/21

Mosi integral yang diajukan Natsir dalam menyelamatkan Republik 

Indonesia dengan jalan konstitusi menjadikan debut politik amat cemerlang bagi

karirnya. Dalam mengajukan gagasan mosi integral ini Natsir tentu melakukan

perjuangan yang cukup menguras tenaga. Hal-hal diatas lah yang membuat penulis

semakin tertarik dengan pemikiran Natsir, karena disatu sisi dengan landasan Islam

yang kuat, ia adalah seorang Nasionalis yang mementingkan bangsa dan negara

Indonesia.

Keberhasilan Natsir dalam mewacanakan mosi integral ternyata masih

menyimpan cita-cita yang lebih besar yaitu bagaimana menjadikan Islam sebagai

landasan atau dasar negara , perjuangan in dilakukannya bersama Masyumi. Dalam

pidatonya yang berjudul ³Islam Sebagai Dasar Negara´ Natsir mengatakan bahwa

untuk dasar negara, Indonesia hanya mempunyai dua pilihan yaitu sekulerisme

(Memisahkan agama dengan politik) atau paham keagamaan (Islam sebagai dasar 

negara). Sedangkan Pancasila menurut pendapatnya adalah la diniyah. Karena itu

Pancasila dianggap sekuler karena tidak mengakui wahyu sebagai sumber, dapat

dikatakan Pancasila adalah hasil penggalian dari masyarakat.

Sesuai dengan argumentasi yang dikemukakan oleh Natsir, mengajak 

masyarakat untuk melihat bahwa Islam sebagai agama anutan mayoritas masyarakat

Indonesia. Tentu dengan posisi mayoritas anutan masyarakat menjadikan Islam

memiliki akar yang kuat dalam masyarakat Indonesia, sebab itu menjadikan alasan

yang kuat menjadikan Islam sebagai dasar negara. Argumentasi lain mengapa

partai-partai Islam memperjuangkan Islam sebagai dasar negara, menurut Natsir 

karena ajaran Islam mempunyai sifat-sifat yang sempurna bagi kehidupan negara

dan masyarakat juga menjamin keragaman hidup antara berbagai golongan dalamnegara dengan penuh toleransi.

 

Kaum minoritas yang ada waktu itu tidak perlu

merasa cemas atau curiga karena dia meyakini bahwa Islam sebagai agama

Mayoritas akan tetap memberikan perlindungan serta jaminan keamanan.7 

7 Thohir Luth, Op.Cit., Hal 50

Page 7: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 7/21

Keyakinan yang ditanamkan Natsir dalam dirinya bahwa Islam sajalah yang

membuat kemajuan bangsa Indonesia menuju kehidupan sosial masyarakat yang

damai, adil dan sejahtera. Perjuangan mengaplikasan Islam sebagai dasar negara

tidak semudah perjuangan mosi internal, persoalan dasar negara harus Islam,

Pancasila atau lainnya mengalami perdebatan panjang di konstituante.

Pergelutan Natsir di Dunia Politik dan Pemikirannya

Natsir dikenal sebagai ulama intelektual, dia banyak melahirkan karya-karya

monumental yang meliputi bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan dakwah.

Sebagaimana telah disebutkan dari awal bahwa Natsir hidup dilingkungan Islam

yang berparadigma kritis, hal ini berpengaruh besar pada pembentukan pola

pikirnya. Keterlibatannya di JIB seta Persis menambah keyakinannya bahwa Islam

adalah acuan dari kehidupan, baik itu kehidupan sosial ataupun kehidupan

bernegara. Metodologi berpikir Natsir menekankan pada dua hal yaitu pertama,

keterikatan sepenuhnya Al-Qur¶an dan Al-Sunnah sebagai sumber utama acuan

berpikir. Tulisan Natsir secara keseluruhan memang tidak pernah meninggalkan

keterikatan terhadap Al-Qur¶an dan Al-Sunnah, corak berpikir seperti inilah yang

menunjukkan Natsir sebagai tokoh yang hanya mau diikat oleh Al-Qur¶an dan Al-

Sunnah. Secara otomatis dia menjadi seorang yang merdeka dan terbebas dari

takhyul dan sebagainya.8 

Ciri khas berpikirnya yang kedua adalah penalarannya terhadap akal, disini

ia tidak menempatkan akal diatas agama. Tetapi beliau sangat mengedepankan

pentingnya akal dalam kehidupan. Terbukti dengan penolakannya terhadap

pandangan negara sekuler. Natsir mengatakan salah satu tiang ajaran Nabi

Muhammad SAW yang penting adalah penghargaan akal manusia, orang Islam

diwajibkan untuk memakai akal dalam memikirkan ayat-ayat Al-Qur¶an agar 

mengerti maksud dan tujuannya. Islam sangat mencela orang yang tidak 

menggunakan akal yang telah diberikan Allah SWT, jelas akal sebagai nilai lebih

manusia dibanding mahkluk lainnya. Islam tetap merupakan agama yang

8 M.Natsir, C apita S elekta, Jakarta, Bulan Bintang: 1973. Hal 238-239.

Page 8: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 8/21

menghormati akal manusia. Mewajibakan orang menuntut ilmu, memerdekaan

kebebasan berpikir, melarang penerapan secara literal semua yang diserap, seperti

yang Soekarno sering tuding terhadap kaum pemikir Islam. Tetapi sekali lagi ia

tekankan bahwa tujuan itu semua adalah agar negara yang akan dibangun nanti

sesuai dengan ajaran agama dan dapat tumbuh menjadi negara yang stabil luar dan

dalam.

Disini Islam dipandang sebagai sistem yang mencakup berbagai hal, bukan

hanya ibadah tetapi juga bidang politik, sosial ± budaya, sampai ekonomi. Menurut

beliau , melepaskan segala sesuatu yang telah disebutkan tadi tanpa restu Allah

berarti sama saja menjerumuskan kedalam kemusyrikan. Bagi Natsir, agama Islam

tidak dapat dipisahkan dari negara. Ia menganggap bahwa urusan kenegaraan pada

pokoknya merupakan bagian integral risalah Islam. Dinyatakannya pula bahwakaum muslimin mempunyai falsafah hidup atau ideologi seperti kalangan Kristen,

fasis, atau Komunis. Natsir lalu mengutip Al quran yang dianggap sebagai dasar 

ideologi Islam yang artinya, ³Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia melainkan

untuk mengabdi kepada-Ku.´ (51: 56). Bertitik tolak dari dasar ideologi Islam ini,

Natsir berkesimpulan bahwa cita-cita hidup seorang Muslim di dunia ini hanyalah

ingin menjadi hamba Allah agar mencapai kejayaan dunia dan akhirat kelak.9 

Menurut Natsir, ketidakfahaman terhadap negara Islam, negara yang

menyatukan agama dan politik, pada dasarnya bersumber dari kekeliruan

memahami gambaran pemerintahan yang akan diterapkan Islam. Bahkan beliau

sempat berpendapat dalam buku C apita S elekta yang ia tulis sebagai berikut,

³Kalau kita terangkan, bahwa agama dan negara harus bersatu, maka terbayang

sudah di mata seorang bodoh duduk di atas singgahsana, dikelilingi oleh

³haremnya´ menonton tari ³dayang-dayang´. Terbayang olehnya yang duduk 

mengepalai ³kementerian kerajaan´, beberapa orang tua bangka memegang hoga.

Sebab memang beginilah gambaran pemerintahan Islam yang digambarkan dalam

kitab-kitab Eropa yang mereka baca dan diterangkan oleh guru-guru bangsa barat

selama ini. Sebab umumnya (kecuali amat sedikit) bagi orang Eropa: Chalifah =

Harem; Islam = poligami.´ Disini Natsir ingin membenarkan pandangan yang

9 Ibid. Hal 436

Page 9: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 9/21

selama ini berkembang mengenai pemerintahan Islam, karena menurut Natsir 

pemerintahan yang ideal menurut Islam jauh dari pendapat ± pendapat tersebut.

Natsir sangat ingin meluruskan pandangan yang beredar di kalangan umum

mengenai pemerintahan Islam yang ada.

Natsir: Islam dan Demokrasi

Memasuki alam demokrasi, penulis dihadapkan pertanyaan besar. Apakah

demokrasi sejalan dengan Islam? Pertanyaan tersebut terus bergulir karena ada

pandangan segelintir orang yang menganggap Islam tidak sejalan dengan

demokrasi. Entah karena sifat Pluralisme nya yang bersifat toleransi terhadap

agama, ketakutan akan berkembangnya sistem ekonomi yang tidak sesuai dengan

Syari¶at Islam, atau hanya ketakutan semata karena pemikiran mereka mengacu

pada bangsa arab yang di pimpin rezim anti-demokrasi dan anti semua

perkembangan barat. Pemikiran ± pemikiran tersebut dilandaskan ketakutan

terhadap elite, yang tentu saja dipilih berdasarkan sistem demokratis tetapi nantinya

tidak dapat mempertanggung jawabkan amanat. Asumsi bahwa mereka akan

menyalahgunakan kekuasan bahkan memperkaya diri sendiri. Tetapi pemikiran

tersebut menurut penulis dengan sendirinya dibantah karena toh banyak 

penyimpangan kekuasaan yang terjadi di sistem pemerintahan negara arab sendiri.

Selain itu banyak pemikiran kaum puritan yang bersikat anti terhadap dunia barat,

mereka beranggapan bahwa demokrasi dan hak ± hak asasi manusia yang dibawa

barat akan merusak tatanan nilai Islam. Mereka ingin menciptakan tatanan

perdaban, sebuah civilization yang mengacu terhadap sejarah ± sejarah Islam dan

tafsiran mereka terhadap kehidupan Nabi. Tetapi mereka lupa bahwa mereka juga

menggunakan dan menikmati teknologi ± teknologi barat seperti sarana komunikasi

dan kendaraan bermotor.10

Dapat disimpulkan disini bahwa tidak sepenuhnya

pengaruh peradaban barat adalah negatif, tergantung bagaimana kita memiliki fitler 

10 Ahmad Syafii, Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan, Bandung, Mizan Pustaka,

2009. Hal 154

Page 10: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 10/21

10

yang kuat dan dapat memilah ± milah mana masukan yang sesuai dengan kaidah

dan nilai ± nilai dasar yang kita miliki.

Bila melihat sejarahnya, pemeluk islam yang menjadi mayoritas di

Indonesia sebenarnya adalah penganut demokrasi. Penganut kebebasan yang sangat

bertanggung jawab. Keterwakilan yang seharusnya menanggung amanat. Menurut

sebagian besar mayoritas pemeluk Islam di Indonesia, dengan adanya sistem

demokrasi partai ± partai Islam dapat lebih mudah memperjuangkan nilai ± nilai

Islam yang ingin mereka tegakan. Pemeluk Islam menginginkan sebuah sistem yang

membebaskan manusia terbebas dari ketidakadilan. Sebuah sistem yang memberi

ruang partisipasi yang tinggi terhadapat masyarakatnya untuk memperjuangkan

nilai ± nilai yang dianut tanpa adanya rasa takut.

11

Jadi apabila ada segelintir pemikir yang mempertanyakan dan memperdebatkan sistem demokrasi yang tidak 

sejalan dengan pemikiran Islam rasanya penulis menyarankan untuk tidak terlalu

dirisaukan karena posisi argumennya tidak terlalu kuat dan mengganggu

berjalannya demokrasi itu sendiri. Natsir disini sebagai pemikir Islam yang

memiliki kompetensi sekaligus jiwa nasionalisme yang tinggi, berperan sebagai

tokoh demokratisasi yang berkembang di Indonesia. Demokrasi yang

sesungguhnya, keterwakilan yang tidak otoriter dan mengedepankan kesejahteraan

rakyat luas.

Sebagai seorang negarawan yang berpengetahuan keagamaan luas, Natsir 

sebenarnya mengimpikan negeri ini menjadi sebuah negara yang masyarakatnya

hidup dengan rukun, taat beragama, bertoleransi (tasamuh), dan hidup dengan

sejahtera. Demi mewujudkan impiannya tersebut, Natsir mengusung konsep sebuah

negara yang berdasarkan sistem demokrasi konstitusional, yaitu sistem

pemerintahan yang tunduk pada konstitusi, kekuasaan negara berada pada tangan

rakyat, dan pemerintah selaku pemegang kekuasaan dibatasi oleh konstitusi dantidak bisa bertindak sewenang-wenang sehingga tidak melanggar hak-hak asasi

rakyat. Yang penulis tangkap disini adalah Natsir berupaya menciptakan sistem

yang tunduk dengan konstitusi, lalu setelah itu baru ia berjuang menciptakan

11 Ibid. Hal 152 - 153

Page 11: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 11/21

11

konstitusi yang berlandaskan asas ± asas atau nilai Islam. Bentuk pemerintahan

yang Natsir tawarkan pun berupa konsep Teo-Demokrasi. 

Teo-demokrasi adalah demokrasi yang dibimbing oleh wahyu. Dengan

prinsip ini, Natsir ingin mempertegas bahwa kebebasan harus ada batasnya,

sementara demokrasi sekuler menurut Natsir dapat berujung pada berbagai musibah

kemanusiaan. Tanpa intervensi wahyu, manusia bisa terperangkap pada dorongan

nafsu hewani dan anarkistis. pernyataan Natsir ini bukanlah pemahaman buta

melainkan pemahamannya yang mendalam atas teori dan praktek demokrasi

sekaligus melihat dengan jernih keterbatasannya.12

 

Natsir berupaya menawarkan teo-demokrasi untuk Indonesia karena

kekhawatirannya terhadap perkembangan pengaruh sekularisme di Indonesia yang

dikembangkan oleh Soekarno dan pemikir Nasionalis yang lain. Di masa awal

kemerdekaan, Soekarno ingin membangun Indonesia dengan menganut paham

Ataturkisme dan Kemalisme dengan mengusung pemikiran yang liberal dan

sekuler. Soekarno yakin bahwa harus ada pemisahan antara agama dan negara.

Hal ini ditolak Natsir. Sebab, secara teologis dan sosiologis, menurut Natsir,agama telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan hal ini berbeda

dengan Barat, yang kemerdekaannya terbangun tanpa keterlibatan peran agama,

sehingga tidak peduli akan peran agama dalam sebuah negara. Bagi Natsir,

kemerdekaan Indonesia dibangun dan didapatkan dengan peran agama yang kental.

Pembentukan negara Indonesia berada pada keterikatan terhadap agama. Agama

merupakan realitas hidup yang menjadi bagian dari kehidupan sosial, dan budaya

bahkan agama berperan penting serta menjadi inspirasi dan alat mobilisasi yang luar 

biasa dalam melawan penjajahan, dengan mengobarkan semangat jihad. Sehingga,

bagi Natsir, mau tidak mau politik Indonesia harus memberi peran yang sesuai bagi

12 Zaim Saidi, Ilusi Demokrasi: Kritik dan Otokritik Islam , Jakarta, Republika, 2007. Hal 116

Page 12: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 12/21

Page 13: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 13/21

13 

meletakkan Al-Quran bukan sebagai kitab hukum, melainkan sebagai sumber 

hukum abadi. Karena sebagai sumber hukum, Al-Quran bersifat abadi, selalu cocok 

untuk setiap zaman, di mana pun dan kapan pun manusia hidup. Prinsip hukum

Islam menurut dia adalah segala sesuatu boleh dilakukan kecuali yang dilarang.

Ijtihad suatu keharusan bagi umat Islam, yakni berijtihad sejauh-jauhnya tetapi

harus selalu memperhatikan yang haq dan yang batil serta yang haram dan halal.15 

Situasi dan kondisi negara Indonesia berpijak pada proses pembentukan dan

kehidupan masyarakat secara keseluruhan memang tidak bisa lepas dari agama.

Dengan asumsi ini, sangat tepat jika konsep teo-demokrasi gagasan Natsir ini

dijadikan rujukan untuk membangun demokrasi di Indonesia.

Pemikiran Natsir inilah yang kemudian membawa Natsir pada posisi

bertentangan dengan Soekarno. Paham Natsir ini dianggap sebagai sesuatu yang

berbahaya, Soekarno melawannya dengan mempopulerkan demokrasi terpimpin.

Sebuah ide yang sangat ditentang Natsir pada masa itu. Natsir adalah orang yang

sangat berpegang teguh terhadap konstitusi. Bentuk ± bentuk demokrasi terpimpin

yang mulai dicetuskan sangat bertentangan dengan pemikiran Natsir. Ketegangan

yang timbul semakin diperparah dengan adanya percobaan pembunuhan terhadap

Soekarno pada tanggal 30 November 1957 di Cikini. Karena pada saat itu terlibat

anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Masyumi dituding terlibat di

balik peristiwa tersebut. Tudingan muncul terhadap Natsir dan kawan ± kawan

sehingga membuat mereka menyingkir karena situasi yang tidak aman ke Sumatera

dan tergabung di dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).16

 

15 Lihat dalam tulisan Ahmad Muflih dalam Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir, Jakarta,

Pustaka Firdaus, 1996.Hal 163 -164

16Lihat dalam tulisan Burhan D. Magenda dalam Natsir di Panggung S ejarah Republik, Jakarta,

Republika, 2008. Hal 12 ± 13

Page 14: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 14/21

14 

Sebenarnya bila melihat lebih jauh, bergabungnya Natsir di dalam PRRI

diakibatkan ketidakpuasan terhadap kepimimpinan Soekarno dan kedekatan

Soekarno dengan kabinet Djuanda. Ditakutkan kabinet tersebut akan semakin kuat

dan akan menyingkirkan lawan lawan politik yang ada. Mereka beranggapan

kedekatan dengan pihak komunis yang dipimpin PKI akan berakibat fatal karena

pihak komunis akan menggunakan cara apapun untuk mencapai kekuasaan.

Ditakutkan bangsa Indonesia akan dihancurkan, padahal masyarakat yang ada pada

saat itu adalah mayoritas Muslim sehingga Natsir dan kawan ± kawan menolak 

dengan keras bentuk ± bentuk manuver politik yang membahayakan kesatuan

Nasional pada waktu itu dan mulai bergabung dengan PRRI. Natsir saat itu

tergabung sebagai keanggotaan perjuangan yang pasif. Mengapa pasif? Karena

perlawanan militer yang waktu itu dilakukan lebih sering dijalankan oleh sayap ± sayap militer seperti Simbolon dan Ahmad Husein. Disini dapat dikatakan Natsir 

menjadi korban karena Natsir sangat menolak bentuk perlawanan dengan kekerasan

terhadap pemerintah pusat. Beliau sangat percaya dengan nilai kebangsaan dan nilai

demokrasi.17

 

Ketidakpuasan yang kedua adalah adanya ketimpangan dalam hal ekonomi

dan pembangunan yang berpusat atau terkonsentrasi di pulau Jawa. Pihak Natsir 

menuntut sebuah Otonomi Daerah. Sebuah pemerataan pembangunan. Bahkan

Burhan D. Magenda berpendapat bahwa apabila tuntutan mengenai otonomi daerah

saat itu dipenuhi kemungkinan besar akan mencegah terbentuknya Gerakan Aceh

Merdeka (GAM) dan Organisasi Papua Merdeka. Sungguh pemikiran preventif  

yang luar biasa dari seorang Natsir.

Pihak pemerintah membaca situasi ini sebagai suatu kemacetan konstitusi

yang serius, maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno dengan sokongan

penuh pihak militer mengeluarkan dekrit untuk kembali ke UUD 1945 dan

sekaligus membubarkan Majelis Konstituante yang dipilih rakyat. Situasi tersebut

tentu menjadikan suatu guncangan tersendiri bagi umat Islam baik secara politis

maupun secara psikologis. 

17 Thohir Luth, Op.Cit., Hal 53

Page 15: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 15/21

15 

Dekrit yang dikeluarkan Soekarno membuat dia menggenggan pimpinan

yang memilki kekuasaan secara politis, dimana kekuasaan tersebut tanpa tapal batas

dan sejak itulah setiap usulan mengganti dasar negara dengan Islam selalu

dilemahkan. Soekarno menggunakan kesempatan pada posisi pemegang tampuk 

kekuasaan teringgi untuk meminimalisir wacana menghidupkan ideologi Islam.

Pada tanggal 31 Desember 1959 Soekarno menetepkan kebijakan Penetapan

Presiden (Penpres) No. 7/ 1959 yang mengatur kehidupan dan pembubaran partai,

selanjutnya dikeluarkan pula Keputusan Presiden (Kepres) No. 200/ 1960 yang

secara resmi memerintahkan pembubaran Masyumi dan PSI yang diumumkan pada

tanggal 17 Agustus 1960 .18

 

Periode Orde Baru: Metode Dakwah Politik 

Setelah PRRI diberi tawaran amnesti oleh pemerintah pusat akhirnya PRRI

menyerah dan tidak melanjutkan perlawanan dan mulai mengganti metode

perjuangannya. Tetapi sebagai akibat dari perlawanannya Natsir di jatuhi hukuman

dan ditahan di Batu, Malang, sampai akhirnya terjadi pergantian rezim dan pada

rezim Orde Baru Natsir dibebaskan. Meskipun sudah bebas, Natsir masih belum

mendapatkan tempat di pemerintahan Orde Baru karena dianggap pernah

melakukan perlawanan dan merupakan salah satu tokoh yang berjuang keras

menjadikan Islam sebagai dasar negara. Rupanya rezim Orde Baru telah

memasukan nama Natsir kedalam daftar hitam politik (Blacklist), sebuah hal yang

lumrah di era Orde Baru karena pada rezim tersebut para pemikir dan politikus

tidak bebas bergerak, tidak bebas dalam menyuarakan pendapat.

Setelah bubarnya Masyumi dan tidak dapatnya Natsir masuk kembali

kedalam dunia politik membuat Natsir membuka lembaran baru dalam

memperjuangan nilai-nilai Islam yang Rahmatin Alamin, metode perjuangan yang

digunakannya sebagai juru da¶wah. Kesulitan untuk membangun kembali Masyumi

membuat Natsir dan para aktifis yang aktif di Masyumi dulunya membentuk Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia(DDII) pada tanggal 26 Februari 1967, lembaga ini

18 Ahmad Syafii, Islam dan Politik Demokrasi Terpimpin, Jakarta, Gema Insani Press, 1996. Hal 75

Page 16: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 16/21

16 

didirkan atas dasar kesepakatan beberapa alim ulama pada pertemuan halal bi halal

di Jakarta.

Melihat keadaan politik yang sedemikian rupa, akhirnya Natsir mencoba

pendekatan ± pendekatan baru. Natsir mengetahui bahwa perjuangan Islam dengan

menggunakan jalur partai sudah tidak mungkin lagi. Tetapi Natsir yakin perjuangan

Islam tidak boleh berhenti sampai disitu. Karena itu dia yakin bahwa jalan dakwah

yang ia tempuh adalah jalan terbaik dalam memperjuangkan hak dan kepentingan

kaum Muslimin, terutama di Indonesia.

Pada periode pertama yayasan ini dipimpin oleh Natsir sebagai ketua, H.M.

Rasyidi sebagai wakilnya, sekretaris I dan II masing-masing H. Buchari Taman danH. Nawari Duski, serta bendahara H. Hasan, dengan beberapa anggota yaitu: H.

Abdul Malik Ahmad, Prawoto Mangkusasmito, H. Mansur Daud Datuk Palimo

Kayo, Desnan Raliby dan Abdul Hamid. 

Bentuk kepengurusan diatas tidak berubah

selama dua puluh tahun lamanya.19

Melalui DDII telah banyak usaha-usaha yang

dilakukan dalam memberikan pemahaman Islam melalui dakwah, sementara itu ada

beberapa usaha ±usaha lain yang dilakukan DDII terbagi beberapa kelompok, yaitu:

1. Memperluas pengertian dakwah dari pengertian hanya sebagai tabliqh, kepada

pengertian yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat sebagai kelanjutan

risalah Nabi Muhammad SAW.

2. DDII memberikan pengertian kepada para jamaahnya bahwa tugas dakwah

merupakan fardhu ain bagi setiap muslim

3. Mengembalikan fungsi mesjid sebagai pusat pembinaan masyarakat seperti di

zaman Rasulullah.

4. Mengingatkan dan meningkatkan mutu dakwah.

5. Meningkatkan usaha pembelaan terhadap umat dan perbaikan aqidahnya.

6. Membangkitkan ukhuwah Islamiyah Al-Alamiyah (persaudaraan Islam

Internasional)

19http://www.dewandakwah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=27

Diakses pada tanggal 20 Desember 2010 pukul 23:10

Page 17: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 17/21

17 

Oleh karena didirikan para aktifis Masyumi maka DDII tidak lepas dari

kecurigaan ingin menghidupkan kembali Masyumi. Walaupun demikian para

petinggi DDII menekankan doktrin bahwa DDII didirikan atas dasar takwa,

diinginkan agar Islam dapat tersebar keseluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat

sekaligus memurnikan kembali tradisi keislaman yang ternodai oleh nilai-nilai non

Islam. Selama perjalanannya DDII tidak terlepas dari sosok Natsir, prinsip-prinsip

musyawarah dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan penentuan kebijakan

DDII membuat mereka semakin solid dibawah kepemimpinan Natsir.20

Mengutip

dari buku Natsir, Dakwah, dan Pemikirannya mantan perdana menteri jepang

Takeo Fukuda dalam sebuah artikelnya menulis sebagai berikut:

³Lama setelah hiruk ± pikuk dunia politik ditinggalkannya, ayahanda

M.Natsir yagn pernah dua kali dipenjara sebagai tahanan politik tetap sibuk membina bangsanya. Katanya dalam sebuah wawancara, kalau dulu kita

µberdakwah lewat politik¶, tetapi sekarang kita berpolitik lewat dakwah ³. Terlihat

disini bahwa jalan yang Natsir pilih telah mengalami tranformasi dalam

perjuangannya, tentu saja disesuaikan dengan keadaan perpolitikan disaat itu.

Ternyata kegiatan perjuangan yang dilakukan Natsir dan kawan ± kawan berbuah

hasil positf dan disambut oleh masyarakat yang terdapat di Indonesia maupun di

luar negeri karena ide ± idenya yang cemerlang dalam merangkul masyarakat.

Selain memberi dakwah, sikap kritis yang dimiliki Natsir kerap membawa

permasalahan karena mengkritik pemerintahan pada era Orde Baru adalah sebuah

hal yang tabu. Sikapnya tersebut membuat hubungan yang tegang antara pemerintah

Orde Baru dengan Natsir. Pemikiran Natsir mengenai bentuk pemerintahan yang

ideal, koreksi ± koreksinya mengenai permasalahan yang ada, kritik ± kritik 

terhadap rezim yang otoriter membuat posisi Natsir seringkali berseberangan

dengan Orde Baru yang sensitif dalam menangani isu Islam, tentu saja karena

ketakutan Orde baru akan bangkitnya kekuatan Islam di Indonesia.

Natsir sendiri tergabung dalam Petisi 50, sebuah gerakan yang isinya

memprotes penggunaan dasar falsafah Pancasila dalam menghadapi lawan ± lawan

politik Soeharto. Petisi tersebut menggugat penguasa Orde Baru yang dianggap

20 Thohir Luth, Op.Cit., Hal 54 - 55

Page 18: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 18/21

Page 19: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 19/21

19 

Penutup

Natsir adalah sosok yang sangat sederhana semenjak ia kecil hingga akhir 

hayatnya sebagai seorang negarawan. Sosok yang sangat tidak mengagung ± 

agungkan kekayaan. Selama terlibat di dalam dunia politik, Natsir memang tidak 

pernah terpikir untuk µmemperkaya diri¶, apalagi menyalahgunakan kekuasannya.

Penampilan beliau yang sederhana meskipun menjabat posisi yang tinggi dapat

mencerminkan kepribadian beliau yang sangat sederhana, sangat membumi. Karena

menurut beliau kepemimpinan yang dipegang adalah amanat dari orang banyak.

Sebagai amanat tentulah orang yang dipercaya tersebut memiliki kewajiban untuk 

menunaikannya. Sampai pernah disuatu kejadian, Raja Feisal dari Arab Saudi

menawarkan sebuah mobil mewah yang dirasa ³pantas´ digunakan seorang Natsir.

tetapi Natsir hanya berkata terima kasih dan menolaknya, karena menurut Natsir 

lebih baik bantulah umat Islam yang kekurangan. Menurut Natsir prinsip kejujuran,

tanggung jawab, dan penghormatan terhadap hak orang lain harus dipegang teguh.

Seorang pemimpin tidak perlu malu ± malu mengakui kelemahan dan

kekurangannya, dan harus siap menerima kritik dari orang lain.22

 

Pikirannya yang sangat luas mengenai konsep negara Indonesia yang ideal

tidak dapat diragukan lagi karena Natsir memperhatikan detail kecil penerapannya.

Meskipun Natsir tumbuh dengan latar belakang Islam yang kuat, tetapi Natsir dapat

dijadikan teladan seluruh bangsa Indonesia karena pemikiran Nasionalisme dan

kontribusinya yang sangat nyata di dalam persatuan negara Indonesia. Sebagai

seorang pendidik Natsir pun telah mencatatkan sejarah yang gemilang. Dakwah

yang dilakukannya berkembang menjadi gerakan kearah yang positif. Tujuan Natsir 

disini hanya satu, menaikan harkat dan martabat manusia dengan jalan Allah.

Sebuah catatan menarik melihat perjuangan Natsir menjadi seorang

negarawan karena ia telah melawati berbagai permasalahan mulai dari pendidikan

yang dia alami sampai pergelutannya di dalam sejarah politik Indonesia.

Perjuangannya dalam memperjuangankan Islam pun tidak pernah berhenti sampai

22 Lihat dalam tulisan Yusril Ihza Mahendra dalam Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir, 

Jakarta, Pustaka Firdaus, 1996. Hal 6 -7 

Page 20: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 20/21

20

akhir hayatnya. Konsepsi kekuasaan yang berdasarkan wahyu terus dipegang karena

menurutnya tidak ada kekuasaan selain berasal dari Tuhan.

Tidak pernah habis perbincangan apabila kita membahas mengenai kiprah

Natsir sebagai seorang tokoh intelektual maupun pemimpin negara. Di balik 

sosoknya yang sederhana dan lemah lembut ternyata diyakini Natsir adalah personal

yang memiliki pribadi yang kokoh seperti karang. Walaupun terkesan kompromis

dan akrab dengan banyak orang (bahkan sampai tokoh komunis sekalipun), ternyata

Natsir adalah sosok yang berpendirian teguh dalam memegang prinsip. Kompromi

dengan tujuan mencapai sebuah keputusan yang terbaik tanpa mengorbankan

sedikitpun prinsip ± prinsip yang diyakininya.

Penulis meminta maaf apabila terdapat kekurangan dalam menuliskan

pemikiran Natsir ini karena kurangnya pengetahuan dan sumber bacaan. Tetapi

diharapkan tulisan ini dapat memberi gambaran mengenai pemikiran seorang

Natsir, negarawan yang sangat sederhana. Sebuah sosok kepemimpinan yang patut

ditiru, dimana sekarang ini sangat kekurangan pemimpin yang dapat memegang

amanah orang banyak tanpa perlu mengorbankan kepentingan lainnya.

Page 21: natsir mantap

8/7/2019 natsir mantap

http://slidepdf.com/reader/full/natsir-mantap 21/21

21

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Bacaan:

Abdulgani, Retnowati., S oeharto: the life and legacy of Indonesia's second 

president, Singapura, Marshall Cavensdish, 2007.

Hakiem, Lukman., 100 Tahun Mohammad Natsir: Berdamai dengan S ejarah,

Jakarta, Republika, 2008.

Hakiem, Lukman., Natsir di Panggung S ejarah Republik, Jakarta, Republika, 2008.

Harjono, Anwar., Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir, Jakarta, Pustaka

Firdaus, 1996

Latif , Yudi., Indonesian Muslim intelligentsia and power , Singapura,Institute of 

Southeast Asian Studies, 2008.

Luth, Thohir., Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta, Gema Insani Press, 1999

Natsir,Mohammad., C apita S elekta, Jakarta, Bulan Bintang: 1973.

Saidi, Zaim., Ilusi Demokrasi: Kritik dan Otokritik Islam, Jakarta, Republika, 2007.

Syafii, Ahmad., Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan, Bandung,

Mizan Pustaka, 2009.

Syafii, Ahmad., Islam dan Politik Demokrasi Terpimpin, Jakarta, Gema Insani

Press, 1996

Yatim, Badri., S oekarno, Islam, dan Nasionalisme, Jakarta, Logos Wacana Ilmu,

1999.

Sumber Internet:

http://www.dewandakwah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=13

&Itemid=27 Diakses pada tanggal 20 Desember 2010 pukul 23:10

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/11/11/Opini/krn.20081111.14

7635.id.html Diakses pada tanggal 20 Desember Pukul 20:14