25
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES DENGAN PERILAKU PENGAMBILAN RESIKO PADA KARYAWAN PERUSAHAAN VALAS Oleh : ADE ERFANI RATNA SYIFA’A R PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

  • Upload
    vobao

  • View
    259

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TOLERANSI STRES DENGAN PERILAKU PENGAMBILAN RESIKO PADA KARYAWAN PERUSAHAAN VALAS

Oleh :

ADE ERFANI

RATNA SYIFA’A R

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

NASKAH PUBLIKASI

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

TOLERANSI STRES DENGAN PERILAKU PENGAMBILAN RESIKO

PADA KARYAWAN PERUSAHAAN VALAS

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing :

(Hj. Ratna Syifa’a R, S.Psi., M.Si)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

TOLERANSI STRES DENGAN PERILAKU PENGAMBILAN RESIKO

PADA KARYAWAN PERUSAHAAN VALAS

ADE ERFANI

Hj. Ratna Syifa’a R,

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara toleransi stres dengan perilaku pengambilan risiko pada karyawan perusahaan valas. Hipotesis untuk penelitian ini, yaitu : ada hubungan positif antara toleransi stres dengan perilaku pengambilan risiko pada karyawan perusahaan valas. Semakin tinggi tinggi toleransi stres, maka semakin tinggi perilaku pengambilan risikonya. Semakin rendah toleransi stres, semakin rendah pula perilaku pengambilan risikonya.

Subjek dalam penelitian ini adalah keryawan perusahaan valas. Jenis kelamin subjek laki-laki atau perempuan, berusia 20-40 tahun. Jumlah subjek adalah 30 orang. Skala yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa skala perilaku pengambilan resiko pada karyawan perusahaan valas dan toleransi stres. Skala perilaku pengambilan risiko pada karyawan perusahaan valas disusun oleh penulis berdasarkan aspek-aspek pengambilan resiko dari Marfin Zukerman, Harvey Cleckley, terdiri dari 6 aitem. Skala toleransi stres disusun oleh penulis berdasarkan aspek-aspek toleransi stres yang dikemukakan oleh Braham (Leila; 2002), terdiri dari 15 aitem.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis product moment yang digunakan untuk mangetahui hubungan antara perilaku pengambilan risiko dengan toleransi stres pada karyawan perusahaan valas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi r = -0,467 ( p = 0,00 dengan p < 0,01 ),sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara perilaku pengambilan risiko dengan toleransi stres tidak diterima

Kata kunci : Perilaku Pengambilan Resiko, Toleransi Stres

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai negara yang sedang membangun mengadakan

perubahan sosial diantaranya kondisi demografi yang menggambarkan angkatan

kerja. Hal ini merupakan aset pembangunan yaitu dapat mengalami perubahan

dari kondisi masyarakat tertentu ke kondisi masyarakat yang lebih baik.

Diantaranya dapat dilihat dengan semakin meningkatnya pembangunan di segala

bidang.

Dewasa ini peranan sumberdaya manusia semakin penting artinya di dalam

menentukan kelangsungan hidup perusahaan, karena betapa pun sempurnanya

peralatan yang di miliki, tetapi tanpa manusia yang bermoral baik, dinamis dan

bersatu, maka organisasi tidak akan bertahan lama. Sumberdaya manusia

tampaknya telah menjadi kebutuhan pokok bagi organisasi tanpa pandang bulu,

apakah organisasi publik atau swasta, organisasi sosial atau bisnis, semua

berusaha membebani diri melalui manajemen sumberdaya manusia agar dapat

hidup dan mampu menjawab tantangan jaman.

Di dalam perusahaan akan terdapat tenaga kerja, tenaga kerja merupakan

faktor yang paling utama sebab maju tidaknya suatu perusahaan akan di tentukan

oleh tenaga kerja itu sendiri. Manajemen Sumber Daya Manusia amatlah penting

bagi suatu organisasi, lebih lagi dalam hal yang menyangkut karyawan karena

merupakan bagian dari terpenting dalam organisasi. Bagi manajemen sumberdaya

manusia mengatasi masalah karyawan bukanlah hal yang luar biasa karena itu

sudah menjadi bagian tugas manajemen sumberdaya manusia. Tetapi hal tersebut

bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi bila hal tersebut sudah menyangkut

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

kondisi perasaan atau pribadi seseorang. Salah satu kondisi utama karyawan yang

perlu diperhatikan adalah cara pandang atau persepsi suatu sistem di perusahaan,

dan tentu saja kepuasan karyawan. Persepsi merupakan tanggapan penyelesaian

yang diperantarai oleh suatu sistem di perusahaan dan keinginan karyawan yang

menetapkan permintaan psikologis atau fisik karyawan di perusahaan.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan yang dapat di capai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan

etika.

Pada beberapa perusahaan valas saat ini sedang mengalami peningkatan

kualitas pelayanan kepada investor, dan itu berarti karyawan dituntut bekerja lebih

maksimal dari sebelumnya untuk mengejar target perusahaan, karena jika kinerja

karyawan rendah, maka hal ini akan jadi tanggung jawab karyawan. Perusahaan

ini bergerak dalam bidang manajemen investasi. Perusahaan ini merupakan

perusahaan jasa yang melayani investor dalam penanaman modalnya. Dana

investor yang di setorkan melalui perusahaan ini kemudian diputarkan ke dalam

Bursa Berjangka Jakarta untuk kemudian dapat mengambil keuntungan yang

terjadi akibat selisih pergerakan yang terjadi di pasar modal. Pada pasar modal

yang dimaninkan meliputi pasar Asia, Amerika dan Eropa dimana ketiganya

tersebut buka selama 24 jam. Setiap saat dapat terjadi perubahan harga yang

signifikan, tergantung dari kondisi suatu negara yang bersangkutan. Sedangkan

modal yang dibutuhkan untuk dapat masuk ke dalam pasar modal tidaklah sedikit

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

jumlahnya. Minimlah investasi yang harus dikeluarkan oleh seorang investor

adalah sejumlah $10,000.00 yang kemudian disesuaikan dengan kurs mata uang

yang berlaku saat itu. Jadi karyawan dalam perusahaan ini harus benar-benar

bekerja giat, karena kalau dalam waktu tiga bulan kerja pertama karyawan tidak

memiliki investor, maka karyawan akan kehilangan hak mendapatkan gaji

sementara yang digunakan untuk menopang transport sementara karyawan yang

belum mendapatkan investor. Karena dalam perusahaan ini berlaku komisi dan

tidak ada gaji tetap, itu berarti tanpa investor, kerja tanpa penghasilan.

Ada investor pun bukan berarti merupakan jaminan seorang karyawan

mendapatkan pendapatan, karena dengan mendapatkan investor hanyalah sebuah

langkah awal untuk mendapatkan pendapatan yang selama ini diharapkan. Masih

ada langkah-langkah selanjutnya yang juga memerlukan kerja keras karyawan.

Agar seorang karyawan mendapatkan pendapatan atau komisi haruslah melalukan

trading, yaitu melakukan proses jual beli mata uang asing ke pasar internasional.

Proses inilah yang memerlukan keahlian dan kejelian seorang karyawan dalam

melakukan jual beli, karena kalau salah sedikit perhitungan maka akan terjadi

keuntungan atau bahkan kerugian yang tidak sedikit jumlahnya hanya dalam

hitungan menit. Ini dikarenakan cepatnya pergerakan pasar mata uang

internasional yang dalam detik selalu berubah poin demi poin.

Setiap satu poin pergerakan mata uang asing itu berharga $10, bayangkan

kalau dia bergerak 1 poin setiap detiknya turun dan naik. Spread atau perbedaan

harga jual dan beli adalah 6 poin atau $60 ditambah komisi 5 poin atau $50. Jadi

setiap kali masuk transaksi, nasabah sudah rugi 11 poin atau $110. Spread dan

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

komisi ini bisa dikembalikan kalau posisi yang kita lakukan pada pasar

internasional itu benar, misalnya kalau kita pada posisi beli dan ternyata mata

uang yang bersangkutan naik terus harganya, maka dengan otomatis akan terbayar

spread dan komisi tadi sekaligus mendapatkan keuntungan yang menggiurkan

pula, tetapi kalau posisi yang kita ambil salah, maka akan menjadi malapetaka

buat investor.

Sesuai pedomanya, bertransaksi dalam voluta asing itu ’high risk, high

profit’, atau berisiko tinggi dan memiliki keuntungan yang besar pula.

Ada beberapa pedoman yang bisa digunakan dalam proses jual beli mata

uang asing ini, misalnya fondamental yang berupa berita-berita yang terjadi di

luar negeri yang bisa mempengaruhi pergerakan mata uang asing misalkan berita

politik, bencana alam, kerusuhan dan lain-lain. Sedangkan pedoman lainya adalan

grafik, yang bisa memberikan ramalan pergerakan mata uang asing berdasarkan

statistik. Namun demikian, walau bagaimanapun seahli karyawan yang sering kita

sebut sebagai broker ini menggunakan pedoman-pedoman tersebut, tetap saja bisa

terjadi kesalahan dalam proses jual beli yang mengakibatkan kerugian buat

nasabah, hal ini bisa di sebabkan adanya spekulan dari luar negeri yang memiliki

modal yang besar sehingga bisa menggerakan pasar semau mereka.

Beruntunglah kalau seorang broker mendapatkan nasabah yang memiliki

jiwa spekulan tinggi, karena brooker hanya perlu memberikan saran dan yang

melakukan proses jual beli adalah nasabah, di akhir bulan broker mendapatkan

pendapatan ato komisi. Sedangkan brooker yang di berikan kepercayaan penuh

dalam melakukan proses jual beli oleh investor (full outority) akan mengalami

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

masalah besar, karena dia harus bisa melakukan tindakan mengambil risiko untuk

melakukan transaksi. Biasanya broker yang baru sering kali melalukan ini, karena

mereka belum terbiasa untuk mengamati pergerakan pasar, hanya dengan

menggunakan pengetahuan yang seadanya tentang pedoman untuk transaksi,

mereka masuk pasar internasional. Akibatnya fatal, kerugian buat investor. Akan

tetapi langkah mengambil risiko ini harus dilakukan, karena tanpa transaksi ama

tidak ada pula komisi dan itu berarti tidak ada pendapatan buat broker alias kerja

tanpa dibayar. Disisi lain, kalau seorang broker yang salah dalam melakukan

transasi, maka ia akan merasa sangat tertekan, akibatnya stres.

Ibarat buah simalakama, sorang broker harus berusaha untuk mencari

pendapatan, tapi kalau dia salah sedikit saja dalam melakukan mengambil risiko,

maka tekanan yang sangat berat akan diterima dan mengakibatkan stres. Tapi

kalau tindakan tersebut tidak dilakukan, maka tidak ada pendapatan yang selama

ini di idam-idamkan.

. Dari hasil observasi penulis, karyawan yang memilki pengambilan risiko

yang besar dan toleransi stres yang kecil sering mengalami apa yang sering

disebut psikosomatis seperti rasa mual, sakit kepala dan lain-lain. Ada juga yang

mengasingkan diri dari lingkungan sosialnya, susah diajak berkomunikasi, dan

mudah marah. Penampilan mereka pun menjadi tidak serapih yang diharapkan

sebagai sorang karyawan perusahaan valas yang dikenal parlente atau memukau

agar bisa menarik perhatian calon klien ataupun yang susah menjadi klien.

Bahkan ada karyawan wanita yang sampai menangis kalau sedang dalam tekanan

stres dalam pekerjaanya.

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Ada juga yang menggunakan hari liburnya dan hasil kerja mereka untuk

berfoya-foya ke diskotik, caffe ataupun tempat hiburan lainya untuk

melonggarkan jeratan stres yang mereka alami selama ditempat kerja, dan masih

banyak lagi tindakan yang mereka lakukan dalam rangka pelepasan diri dari stres

ditempat bekerja.

Seandainya karyawan tersebut bisa melakukan toleransi stres dalam

melakukan pekerjaanya yang dikenal memiliki risiko yang cukup tinggi, mungkin

mereka bisa berusaha untuk mengatur tingkat risiko yang mereka akan ambil,

bahkan mungkin bisa mengurangi stres yang bakal mereka derita. Hal ini menjadi

penting, karena stres bisa menghambat kerja karyawan atau bahkan merusak

kesehatan karyawan itu sendiri.

Akibat dari rendahnya toleransi stres ini, mengakibatkan perilaku

pengambilan risiko pada karyawan perusahaan valas menjadi kecil pula. Hal ini

bertolak belakang dengan harapan perusahaan dan harapan karyawan dalam hal

pengasilan yang diidam-idamkan. Tanpa pengambilan tingkat pengambilan risiko

yang tinggi, maka transaksi tidak bisa berjalan dengan lancar, transaksi tidak

berjalan dengan lancar, maka penghasilan akan kecil. Hal ini menjadi masalah

bagi karyawan maupun pihak perusahaan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara toleransi stres

dengan perilaku pengambilan resiko pada keryawan perusahaan valas.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Tinjauan Pustaka

Dalam www.asuransi-mobil.com dikatakan bahwa istilah risiko sudah

biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang kita umumnya secara intuitif

sudah memahami apa yang dimaksudkan. Tetapi pengertian secara ilmiah dari

risiko sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain :

1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama

periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M.H)

2. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainy) yang mungkin melahirkan

peristiwa kerugian (loss) (A. Abas Salim)

3.. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)

4. Risiko merupakan penyebaran / penyimpangan hasil aktual dari hasil

yang diharapkan (Herman Darmawi)

5. Risiko adalah probalitas sesuatu hasil / outcome yang berbeda dengan

yang diharapkan (Herman Darmawi)

Dengan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu

dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak

dapat diduga / tidak diinginkan. Jadi merupakan ketidak pastian atau

kemungkinan terjadinya sesuatu, yang bila terjadi akan mengakibatkan kerugian.

Perilaku pengambilan risiko adalah pasrtisipasi sukarela dalam perilaku

yang mengandung risiko, atau merupakan hampir berupa risiko, signifikan derajat

dari risiko. Sebagai bentuk awalnya kelompok dari signifikan risiko tanpa sengaja

ditemukan, bagaimanapun juga kasus bisa jadi merupanan perilaku yang di

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

lakukan untuk mengatasi resiko yang lebih tinggi dengan perilaku lainya, dan juga

termasuk risiko yang lebih tinggi dan bisa mengakibatkan kemungkinan kematian.

Stres menurut Hans Selye adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap

sesuatu tuntutan yang dihadapi. Ini bukan ketegangan syaraf, melainkan

ketegangan tubuh. Stres menerangakn efek- efek dari reaksi tubuh terhadap

tekanan.

Kalau dilihat dari kacamata psikologi, tidak semua stres itu jelek. Stres

dibagi menjadi tiga: Neustres, Distres, dan Eustres. Selama ini yang

dikonotasikan lebih ke arah merusak dan negatif itu adalah Distres. Kalau

misalnya dilihat dari dasar kata, stres itu berarti tekanan. Setiap orang akan

mengalami tekanan-tekanan tertentu, tekanan itu ada yang baik ada yang buruk,

tekanan yang baik mungkin akan memacu seseorang melakukan sesuatu dengan

lebih baik, sedangkan tekanan yang buruk berjalan sebaliknya (www.percikan-

iman.com).

Beberapa gejala stres yang biasanya berlangsung terus-menerus dan lebih

dari dua minggu diantaranya:hilang minat terhadap kegiatan yang disenangi,

hilang selera makan, sehingga terjadi penurunan berat badan ( pada beberapa

orang justru terjadi hal sebaliknya), terlihat lelah atau kurang energi, memiliki

perasaan tidak berharga tidak ada harapan, rasa bersalah yang tidak pada

tempatnya, tidak mampu berkonsentrasi dan berfikir jernih, sulit tidur, bahkan

stres karena psikologis bisa akhirnya dimanifestasikan dalam sakit fisik seperti:

pusing, diare, mual, muntah, gatal-gatal di kulit, dsb (rumah-sehat.blogspot.com)

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Perubahan- perubahan serba cepat di bidang perdagangan, sosial, politik,

dan lain- lain, membuat para eksekutif sering terkena tekanan (stres). Dengan

menjadi berlipat gandanya tuntutan, baik dalam kehidupan perorangan/

perkawinan maupun perusahaan, maka dalam upaya melayani seseorang yang

cermat akan mengambil risiko untuk memaksakan dirinya berbuat melampaui

batas kemampuan fisik dan mentalnya. Tantangan- tantangan yang pernah

dihadapinya merupakan pendorong dan motivasi, kini mengancam

ketepatgunaanya selaku pimpinan dan pengambil keputusan, semata- mata karena

jumlahnya yang banyak. Oleh karena itu tidaklah mengehrankan kalau 80% dari

mereka terkena stres dan depresi dengan berbagai komplikasi di bidang penyakit

fisik lainya.

Cary Cooper dan Alison Straw (1995:8-15) mcngcmukakan gejala stress

dapat berupa tanda-tanda berikut ini:

1. Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab,

rnerasa panas, otot-otot tegang, pencemaan terganggu, sembelit, letih yang

tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.

2. Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, saiah paham, tidak

berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan

semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat keputusan,

hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat

terhadap orang lain.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

3. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan,

cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel

menjadi meledak-ledak.

Sedangkan gejala stres di tempat kerja, yaitu meliputi:

1. Kepuasan kerja rendah

2. Kinerja yang menurun

3. Semangat dan energi menjadi hilang

4. Komunikasi tidak lancar

5. Pengambilan keputusan jelek

6. Kreatifitas dan inovasi kurang

7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.

Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi

kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering

menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba,

atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja

stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan

stres. (1797 - 1883 America, www.studygs.net)

Menurut Dr. Ko, sumber Stres (Stresor) berasal dari dalam dan dari luar.

Faktor dari dalam meliputi kepribadian, harapan dan kesehatan. Sedangkan factor

dari luar berupa tekanan pekerjaan, keluarga, teman, pengalaman hidup dan

keuangan. (http://www.mitsuilease.co.id).

Maramis (1996) menyatakan toleransi stres adalah sebagai daya tahan stres

atau nilai ambang frustasi (stres frustation tolerance, frustratic drempel). Menurut

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

supardi (dalam www.geocities.com) bahwa toleransi stres adalah suatu batas nilai

ambnag kemampuan seseorang untuk mengatasi stres yang dihadapi dengan cara

yang tidak mengakibatkan gangguan keseimbangan fungsi mental dan fisik.

Artinya orang tersebut dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan cara

yang baik.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kerasnya stres antara lain: .

kemampuan menerka, kontorol atas jangka waktu, evaluasi kognitif, perasaan

mampu, dukungan masyarakat. Adapun Faktor-faktor psikologis yang mengurangi

stres antara lain: Cara coping stres, Harapan akan Self-Efficasy, ketahan

psikologis, optimisme, oukungan sosial, identitas etnik.

Menurut Braham (dalam Handoyo; 2001:68), orang tidak tahan stress akan

menunjukan tanda-tanda berikut ini:

1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur lidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar,

adanya gangguan pencemaan, radang usus, kuiit gatal-gatal, punggung terasa

sakit, urat-urat pada bahu dan !eher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah

selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi.

2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah

dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan

depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah

menyerang, dan kelesuan mental.

3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit

untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu

pikiran saja.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

4. Interpersonal, yailu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang

lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari

kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup din secara

berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.

Sedangkan ciri-ciri kepribadian yang tahan terhadap stres atau orang-

orang tabah oleh Atkinson (Atkinson, 1996) disimpulkan dengan istilah pendek:

- bertanggung jawab

misalnya berkaitan dengan orang-orang yang memberikan dukungan kepada

masyarakat dalam waktu stres.

- mempunyai kontrol yang tinggi

orang-orang yang merasa bahwa mereka mampu mengenakan kontrol atas situasi

yang penuh stres (bukan malah merasa tidak berdaya)

- mampu ngatasi tantangan

melibatkan evaluatif kognitif , percaya bahwa perubahan dalam hidup merupakan

hal yang normal dan harus dipandang sebagai kesempatan untuk berkembang

ketimbang sebagai ancaman keamanan.

Karyawan perusahaan valas adalah orang yang bekerja dalam perusahaan

yang bergerak dalam bisang voluta asing dan bertugas sebagai pencari klien serta

sebagai kondultan klien untuk bertransaksi.

Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli

efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek

(Peraturan BAPEPAM No. III. A. 10 tentang Transaksi Efek).

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Menurut artikel Sawfa dalam www.freelists.org dikatakan bahwa motivasi

atau niat utama dalam investasi saham, secara garis besar dikelompokan menjadi

dua golongan:

1. Sebagai bagian dari portfolio kekayaan pribadi.

Filosofi : Don't put all eggs in the same basket. (kalo keranjangnyajatuh, telurnya

pecah semua dong) Ini berarti investor jenis initermasuk orang bingung. Bingung

karena duitnya kebanyakan dan bingung karena tidak tahu, duitnya mesti

digimanain lagi.

2. Sebagai bagian dari usaha pribadi.

Filosofi : Pemasukan harus berasal dari segala sumber. (duit itu sepertinya

melayang-layang di udara, tinggal angkat tangan dan tangkap). Investor jenis ini

selalu merasa kekurangan duit dan selalu merasakan kebutuhan yang tak pernah

terpenuhi.

Hipotesis

Hipotesis untuk penelitian ini, yaitu : Ada hubungan yang positif antara

toleransi stres dengan perilaku pengambilan risiko pada karyawan valas”.

Semakin tinggi toleransi stress semakin tinggi pula tingkat pengambilan risiko.

Semakin rendah toleransi stress, semakin rendah pula tingkat pengambilan risiko.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara tleransi stresor dengan perilaku pengambilan risiko pada

karyawan perusahaan valas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa menunjukkan

bahwa besarnya koefisien korelas r = -0,467 ( p = 0,00 dengan p < 0,01 ), antara

variabel toleransi stres dengan perilaku pengambilan risiko terdapat hubungan

yang sangat signifikan. Tapi dikarenakan hasilnya berupa r = -0,467, ini berarti

hubungan yang terjadi adalah hubungan yang negatif, sehingga hipotesis yang

berbunyi “semakin besar toleransi stress maka semakain besar perilaku

pengambilan risiko, semakin kecil toleransi stress maka akan semakin kecil pula

perilaku pengambilan risiko tidak dapat diterima.

Hal ini dimungkinkan karena ketidak seriusan responden dalam mengisi

koesioner yang bisanya terjadi karena tidak ingin rahasia pribadinya terbongkar

atau sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk membaca dengan

jelas setiap butir pertanyaan yang diajukan. Faktor lain yang memungkinkan hasil

hipotesis yang positif tidak bias diterima adalah istilah “kejar setoran” sehingga

walaupun karyawan perusahaan valas memiliki toleransi stress yang kecil, tapi

demi penghasilan yang diharapkan maka perilaku pengambilan risiko tetap

dilakukan.

Berdasarkan table tersebut di atas, dapat diketahui bahwa skor mean

emipirik pada skala toleransi stress lebih besar dibandingkan skor mean

hipotetiknya, yaitu 43,83 > 40. Ini berarti rata-rata responden memiliki toleransi

stres yang tinggi dalam mengatasi tekanan-tekanan yang terjadi dalam

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

pekerjaanya. Sedangkan untuk skor mean empirik pada skala kecenderungan

perilaku pengambilan risiko ternyata lebih kecil jika dibandingkan dengan skor

mean hipotetiknya yaitu 12,77 < 15, ini menunjukan rata-rata responden

penelitian memiliki kecenderungan perilaku pengambilan risiko yang rendah.

Gejala fisik, dapat berupa munculnya keluhan sakit kepala, gangguan

tidur, kelelahan/ energi terkuras, sembelit, diare, peningkatan tekanan darah,

ketegangan otot (terutama leher dan bahu), penurunan nafsu makan sering

dirasakan oleh beberapa karyawan perusahaan valas selama hari kerja. Hanya hari

libur sabtu dan minggu mereka bisa beristirahat. Ada yang bisa membiarkan

masalah di kantor tetap di kantor, ada juga yang membawa masalah kantor di

dalam pikiranya selama hari libur. Jadi secara psikologis, tidak ada hari libut

untuk stres buat mereka.

Berdasarkan pengertian pengambilan risiko adalah pasrtisipasi sukarela

dalam perilaku yang mengandung risiko, atau merupakan hampir berupa risiko,

begitu pula karyawan perusahaan valas dalam melakukan pengambilan risiko.

Tidandakanya sering dilakukan dengan sukarela dengan pertimbangan toleransi

stres yang kecil. Akibatnya banyak karyawan perusahaan valas yang memiliki

tingkat stres yang tinggi.

Marfin Zukerman mengembangkan teori “sensation Seeking” dan ini

mempengaruhi figur dari psikologi perlilaku pengambilan risiko. Dia berpendapat

bahwa ada empat sub dimensi dari pencarian sensasi:

1. Ketegangan dan petualangan (Thrill and Andvanture Seeking)

2. Pencarian pengalaman (Experience seeking)

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

3. Kebebasan (Disinhition)

4. Kebencian terhadap kebosanan (Boredom Susceptibility)

Faktor-faktor di atas, juga merupakan faktor perilaku pengambilan risiko dalam

pekerjaan karyawan perusahaan valas.

Menurut teoritikus terkemuka, Harvey Cleckley (1976), perilaku

pengambilan risiko yang dilakukan oleh seseorang, bisa dikarenakan kurangnya

kecemasan sebagai respon situasi mengancam sehingga seseorang dengan

mudahnya mengambil perilaku pengambilan risiko tanpa berfikir panjang.

Anggapan “ini bukan uang saya, maka yang akan rugi bukan saya” mungkin bisa

dikaitkan dengan teori ini.

Model Model lapar akan stimulasi mengemukakan tingkat keterangsangan

yang kurang optimum menyebabkan seseorang mengambil perilaku pengambilan

risiko agar dirinya merasa dalam kondisi terbaik dan berfungsi paling efisien. Hal

ini bisa menjadi alasan kenapa perilaku pengambilan risiko dilakukan oleh

karyawan perusahaan valas, agar merasa lebih berfungsi dan efisien.

Coleman (Puspita, 2003), menyatakan bahwa pengertian toleransi stres

mengacu pada kemampuan individu untuk bertahan terhadap stres tanpa

mengganggu berfungsinya individu dan mengakibatkan kerugian serius. Carson &

Buther (1992), menatakan bahwa istilah toleransi stres mengacu pada kemampuan

individu untuk bertahan hidup dalam menghadapi stres tanpa mengakibatkan

kerugian yang berarti. Lebih lanjut dikatatakan, bahwa toleransi stres sangat

berperan dalam menentukan tingkah laku penyesuaian individu dalam

menghadapi stres.

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Hasil yang mengatakan bahwa perilaku pengambilan risiko pada karyawan

perusahaan valas rendah, mungkin dikarenakan tidak disertakanya faktor lain

dalam pengambilan risiko, misalnya locus of countrol, perasaan positif, need of

power, motivasi berprestasi, sifat altruistik, kepribadian ulet, lingkungan

organisasi (kelompok), peraturan dan kebijakan perusahaan, kreatifitas (Puspita,

2003). Seandainya faktor-faktor tersebut disertakan dalam penelitian ini, mungkin

hasilnya akan menunjukan tingkat pengambilan risiko yang tinggi.

Menurut Braham (dalam Handoyo; 2001:68), orang tidak tahan stress akan

menunjukan tanda-tanda berikut ini:

1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur lidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar,

adanya gangguan pencemaan, radang usus, kuiit gatal-gatal, punggung terasa

sakit, urat-urat pada bahu dan !eher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah

selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi.

2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah

dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan

depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta

mudah menyerang, dan kelesuan mental.

3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit

untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu

pikiran saja.

4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang

lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup din secara

berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.

Hal-hal di atas sering dirasakan oleh karyawan perusahaan valas, mungkin

dkarenakan oleh lemahnya toleransi stress dalam disi karyawan itu.

Tapi tidak menutup kemungkinan juga adanya karyawan yang tahan

terhadap stress yang memiliki ciri kepribadian yang tahan terhadap stres atau

orang-orang tabah oleh Atkinson (Atkinson, 1996) disimpulkan dengan istilah

pendek:

- bertanggung jawab

misalnya berkaitan dengan orang-orang yang memberikan dukungan kepada

masyarakat dalam waktu stres.

- mempunyai kontrol yang tinggi

orang-orang yang merasa bahwa mereka mampu mengenakan kontrol atas situasi

yang penuh stres (bukan malah merasa tidak berdaya)

- mampu ngatasi tantangan

melibatkan evaluatif kognitif , percaya bahwa perubahan dalam hidup merupakan

hal yang normal dan harus dipandang sebagai kesempatan untuk berkembang

ketimbang sebagai ancaman keamanan. Ini biasanya dimiliki oleh karyawan yang

sudah makan asam garam petualangan dalam bekerja di perusahaan valas,

sehingga segala macam risiko dianggap sudah biasa bagi mereka.

Di sisi lain lamanya bekerja menjadi karyawan perusahaan valas akan

mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai konsultan dan

pencari klien. Seorang karyawan perusahaan valas akan terbiasa melakukan

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

pengambilan risiko dalam memberikan pendapat untuk klien bertransaksi ataupun

dalam melakukan transaksi itu sendiri.

Disamping itu persaingan antar perusahaan valas atau bahkan antar sangat

ketat, sehingga tidak jarang para karyawan melakukan perilaku pengambilan

risiko.

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, terutama pada penggunaan

teknik pemberian skala dengan metode try-out terpakai. Alasan yang mendasari

peneliti untuk memakai metode try-out terpakai adalah berkaitan dengan masalah

teknis pengumpulan data, misalnya jumlah subjek yang terbatas, serta kesibukan

para karyawan yang terkadang susah ditemui ditempat kerja karena harus

melayani klien ataupun sedang mencari klien di tempat-tempat tertentu yang tidak

ditentukan jauhnya.

Kelemahan dalam try-out terpakai ini adalah kejenuhan subjek karena

mengisi butir pertanyaan yang banyak, peneliti tidak dapat mengorganisasikan

kembali validitas tanpa alat ukur, peneliti tidak dapat merevisi butir yang sahih

serta peneliti tidak dapat mengantisipasi jika banyak butir pertanyaan yang gugur

sehingga validitas isi terganggu. Akan tetapi beberapa kelemahan di muka dapat

diantisipasi oleh peneliti sehingga try-out terpakai yang dilakukan oleh peneliti

sehingga try-out terpakai yang dilakukan peneliti berjalan dengan baik, misalnya

validitas isi alat ukur ada yang terganggu dengan adanya butir yang gugur.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian dari 30 orang subjek,dapat

disimpulkan bahwa : hipotesis yang berbunyi Ada hubungan yang positif antara

toleransi stres dengan perilaku pengambilan resiko pada karyawan valas tidak

dapat diterima dikarenakan r = -0,467, maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah Semakin tinggi toleransi stres semakin rendah pula tingkat pengambilan

risiko. Semakin rendah toleransi stres, semakin tinggi tingkat pengambilan risiko.

Toleransi stress memiliki sumbangan efektif sebanyak 38,5% dan sisanya

61,5 % adalah faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap pengambilan

risiko.

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R.L. Atkinson, R.C. dan Hilgard, R.E. 1991. Pengantar Psikologi

(Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Hawari, D. 1997. Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Edisi 4.

Yogyakarta : Dhana Bhakti Yasa

Leila, G. Stres dan Kepuasan Kerja, Fakultas Kedoktran Program Studi Psikologi

Unversitas Sumatra Utara Puspita, A.G, 2003. Hubungan Antra Toleransi Stres Dengan Kecendrungan

Perilaku Pengmbilan Resiko Pada Wartawan Surat Kabar Harian. Skripsi

(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam

Indonesia

Conceptual Isues : What Is Risk? http://www.Risktaking.co.uk 10/10/06

Saham, Judi atau Bukan. http://www.freelists.org/archives/mahasathi/01-

2004/msg00070.html 10/10/06

Stres Membuat Dinamika Dalam Hidup, http://www.percikan-

iman.com/mapi/index.php?option=content&task=view&id=239&Itemid

=64, Februari 2006

Stres Menurunkan Daya Tahan Tubuh, http://rumah-

sehat.blogspot.com/2006/07/stres-menurunkan-daya-tahan-tubuh.html,

10/07/2006

Stres Dapat Menguasai Siapapun Atasi Segera,

http://www.mitsuilease.co.id/berita_detail.asp?id=26&jenis=2 ,

8/31/2005

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TOLERANSI STRES …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · naskah publikasi hubungan toleransi stres dengan perilaku pengambilan

Investasi Saham di Pasar Modal,http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/ 2002/05/3 /eur01html 01/10/06