22
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR) Oleh: Dwi Nova Anggraeni 03320185 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP

IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN

PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR)

Oleh:

Dwi Nova Anggraeni 03320185

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSPSI KARYAWAN TERHADAP

IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU

KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR)

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing Utama

( Emi Zulaifah, Dra.,M.Sc)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM

KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU

KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR)

Dwi Nova Anggraeni

Emi Zulaifah

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Dugaan awal yang dikemukakan pada penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior), dimana semakin tinggi tingkat Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) maka semakin tinggi pula tingkat Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Dan berlaku sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 70 orang karyawan bagian produksi pada salah satu perusahaan yang bergerak dibidang kimia. Skala yang digunakan untuk mengungkap data adalah Skala Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan yang disusun berdasarkan teori dari Neal dan Griffin (2004) dan Skala Perilaku Keselamatan yang disusun berdasarkan teori dari Borman dan Motowidlo (Neal dan Griffin, 2002) Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson, dan perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 12.0 for Windows. Hasil analisis menunjukkan (r = 0.646 dengan p =0.000) yang berarti Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Diketahui bahwa Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) memberikan sumbangan efektif sebesar 41.8% terhadap Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Kata kunci: Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate), Perilaku

Keselamatan (Safety Behavior)

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

A. PENGANTAR

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang maupun

yang akan datang tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi. Maju

mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga kerja. Untuk dapat

membangun tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas perlu adanya

manajemen yang baik, terutama yang berkaitan dengan masalah K3. K3

mempunyai tujuan pokok dalam upaya mewujudkan dan mengembangkan proses

industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan buruh (Suardi, 2005).

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus dicantumkan

pada UU nomor 13 tahun 2003 pada pasal 86 dan pasal 87. Inti ari kedua pasal

tersebut adalah pemberian jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat

kesehatan para pekerja atau buruh. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat

kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi serta menyediakan fasilitas

sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk

mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar

bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

kerugian materi yang cukup besar, namun lebih dari itu adalah timbulnya korban

jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini

merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Kerugian yang

langsung nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan

kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah

kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik,

penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja. Jumlah kerugian materi

yang timbul akibat kecelakaan kerja sangat besar. Di Amerika pada tahun 1980

kecelakaan kerja telah membuat kerugian bagi negara sebesar 51,1 milyar dollar.

Kerugian ini tiap tahun terus bertambah seiring dengan berkembangnya dunia

industri di Amerika. Pada tahun 1995 jumlah kerugian yang diderita oleh

pemerintah Amerika sudah mencapai angka 119 milyar dollar. Pertumbuhan

sebesar 67,9 milyar dollar selama 15 tahun merupakan angka yang sulit

dibayangkan. Kerugian ini belum termasuk hilangnya korban jiba yaitu setiap

tahun 1 dari 10 pekerja tewas atau terluka dalam kecelakaan kerja. Di Indonesia

sangat sulit menentukan jumlah angka kerugian materi yang muncul akibat dari

kecelakaan kerja. Hala ini karena setiap kejadian kecelakaan kerja perusahaan

bersangkutan tidak berkenan menyampaikan kerugian materi yang mereka derita.

Namun menurut catatan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) pada tahun

1999 terjadi 27.297 kasus kecelakaan kerja, dengan jumlah korban mencapai

760.975 pekerja. Dari sejumlah korban terssebut terdiri dari 1.125 pekerja tewas,

5290 cacat seumur hidup dan 55.103 pekerja, sementara tidak bisa bekerja.

(http://www.inparametric.com/bhinablog/archives/62, 14 Agustus 2007).

Geller (2001) dalam buku The Psychologi of Safety Handbook, menyatakan

bahwa terdapat tiga faktor yang berkontribusi pada kecelakaan kerja, yaitu

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

environment factor (lingkungan), person factors (manusia), dan behaviour factors

(perilaku). Ketiga faktor ini disebut safety triads (http://www.migas-

indonesia.com, 7 November 2005)

Aspek utama dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja menurut

Suizer (1999) yaitu aspek perilaku para pekerja. Pernyataan ini diperkuat oleh

pendapat Cooper (1999). Walaupun sulit untuk dikontrol secara tepat, 80-95

persen dari seluruh kecelakaan kerja yang terjdi disebabkan oleh unsafe behavior.

Pendapat cooper tersebut didukung oleh hasil riset dari NCS (National Safety

Council) tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Hasil riset NCS

menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kerja 88% adalah adanya unsafe

behavior, 10% karena unsafe condition dan 2% tidak diketahui penyebabnya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh DuPont Company menunjukkan bahwa

kecelakaan kerja 96% disebabkan oleh unsafe behavior dan 4% disebabkan oleh

unsafe condition. Berdasarkan acuan, unsafe behavior merupakan penyumbang

terbesar dalam terjadinya kecelakaan kerja dan untuk meningkatkan safety

performance hanya bisa dicapai dengan usaha memfokuskan pada pengurangan

unsafe behaviour. Dengan pendekatan behavioral safety ini perusahaan cenderung

berusaha untuk mengidentifikasi setiap unsafe behaviour yang muncul, sehingga

bisa langsung ditanggulangi (http://www.inparametric.com/bhinablog/archives/62,

14 Agustus 2007).

Perilaku kerja karyawan dalam perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal

yang salah satunya yaitu iklim organisasi (Neal & Griffin, 2002). Perusahaan

berusaha menciptakan suasana kerja atau iklim organisasi yang baik agar nantinya

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

menghasilkan perilaku yang diinginkan, dan akan menuntun ke arah keberhasilan

suatu perusahaan dimasa mendatang. Bagian khusus dari iklim organisasi yang

ikut mempengaruhi karyawan yaitu iklim keselamatan dalam perusahaan.

Walaupun banyak terjadi kecelakaan kerja, namun tidak sedikit

perusahaan yang telah menerima penghargaan pemerintah atas prestasi

manajemennya yang mampu menciptakan "nihil kecelakaan" (Hariyanto, 1995).

Salah satu perusahaan yang berhasil mendapat penghargaan pemerintah untuk

perusahaan dengan kecelakaan nihil pada tahun 1993 dan tahun 2002 adalah PT.

CJ. Keberhasilan yang didapat PT. CJ yaitu dengan jumlah jam kerja 6.000.000

jam, 365 hari tidak terdapat kecelakaan kerja.

Sebagai perusahaan yang mendapatkan penghargaan zero accident,

berarti PT. CJ memiliki kepedulian tinggi pada keselamatan kerja karyawan, dan

tentunya telah terbangun suatu iklim keselamatan yang kondusif dalam

pelaksanaan keselamatan kerja. Hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak

Safety, PT. CJ tidak lagi mendapat penghargaan zero accident pada tahun-tahun

berikutnya. Hal ini dikarenakan banyak karyawan yang mengalami kecelakaan

kerja. Data kecelakaan PT. CJ adalah sebagai berikut: data kecelakaan kerja tahun

1994 sebanyak 15 orang, tahun 1995 sebanyak 17 orang, tahun 1996 sebanyak 32

orang, tahun 1997 sebanyak 33 orang, tahun 1998 sebanyak 22 orang, tahun 1999

sebanyak 23 orang, tahun 2000 sebanyak 27 orang, tahun 2001 sebanyak 15

orang, tahun 2003 sebanyak 19 orang, tahun 2004 sebanyak 13 orang, tahun 2005

sebanyak 27 orang, tahun 2006 sebanyak 12 orang, dan tahun 2007 sebanyak 11

orang.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Dari kasus kecelakaan yang terjadi tersebut disebabkan oleh perilaku

karyawan yang tidak hati-hati, dan perilaku karyawan yang menyimpang dari

aturan yang berlaku di PT.CJ. Perilaku karyawan tersebut seperti tidak

mengenakan helm, sarung tangan, sepatu, masker dan sabuk pengaman ketika

bekerja dengan ketinggian lebih dasi 2 meter.

Konsep dari suatu iklim keselamatan yaitu persepsi karyawan pada

kebijakan yang ada, prosedur, dan praktek yang berhubungan dengan keselamatan

di tempat kerja. Iklim keselamtan yang ada berkaitan dengan langkah

pengukurang sementara dari budaya keselamatan namun dengan pengaruh yang

lebih pada keseluruhan organisasi.

Persepsi yang positif terhadap iklim keselamatan kerja pada perusahaan

merupakan sarana yang tepat dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong

munculnya semangat dan mendorong para karyawan untuk berperilaku selamat.

Dengan timbulnya perilaku keselamatan ini maka akan meminimalkan terjadinya

kecelakaan kerja yang nantinya akan meningkatkan produktivitas perusahaan.

Diharapkan dengan persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan kerja kondusif

akan meningkatkan perilaku keselamatan karyawan pada perusahaan. Sebaliknya,

persepsi yang negatif terhadap iklim keselamatan kerja pada perusahaan

menyebebkan perilaku tidak selamat sehingga menimbulkan kecelakaan kerja

yang nantinya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti tertatik untuk

mengungkap apakah ada hubungan antara iklim keselamatan (safety climate)

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

dengan perilaku keselamatan (safety behaviour) terhadap perusahaan pada

karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persesi

karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) dengan perilaku

keselamatan (safety behaviour).

3. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah

informasi dan memperkaya ilmu psikologi. Terutama psikologi industri dan

organisasi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, memberikan masukan dalam rangka pengelolaan dan

pengembangan sumber daya manusia optimal dan efektif, khususnya pada

keselamatan kerja karyawan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku Keselamatan (Safety Behavior)

Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan

respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai

yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau

tindakan (www.goodgovernance-bappenas.go.id, 1 agustus 2004).

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Ndraha (2003) mengatakan bahwa perilaku adalah operasionalisasi dan

aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu

(situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi, atau organisasi).

Ilmu jiwa mendefinisikan perilaku sebagai kegiatan organisme yang dapat diamati

oleh organisme lain atau oleh berbagai instrumen penelitian.

Keselamatan kerja menurut sumakmur (1981) adalah keselamatan yang

bertalian dengan mesin, perangkat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,

landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Menurut Megginsons (Mangkunegara, 2001) keselamatan kerja

menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau

kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari

lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, terpotong, luka memar,

keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua

itu sering berhubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik

dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan pelatihan.

Perilaku keselamatan (Safety behaviour) menurut APA dictionary of

psychology (2007) adalah suatu perilaku yang dilakukan dengan ketertarikan

individu dalam usaha untuk memperkecil atau mencegah suatu bencana yang

ditakutkan.

Borman dan Motowidlo’s (dalam Neal & Griffin 2002) membagi

perilaku keselamatan menjadi dua aspek, yaitu:

a. Pelaksanaan keselamatan (Safety Compliance)

b. Keikutsertaan keselamatan (Safety Participation)

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Menurut Neal dan Griffin (2004) ada dua faktor yang mempengaruhi

perilaku keselamatan (Safety behaviour), yaitu:

a. Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu, seperti komitmen,

perbedaan individu misalnya ketelitian, kepribadian misalnya karakter

yang dimiliki bersifat permanen atau orang tersebut mempunyai

kecenderungan celaka.

b. Lingkungan kerja, seperti iklim keselamatan dan faktor organisasional

misalnya supervisi dan desain pekerjaan.

2. Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate)

Thoha (2007) mengatakan persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif

yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan

penciuman.

Menurut Walgito (2002) persepsi merupakan suatu proses yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Stimulus yang

diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris keotak, sehingga

terjadilah suatu peristiwa psikologis dimana individu menjadi sadar apa yang ia

lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, atau dengan kata lain individu

mengalami persepsi.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah suatu proses yang membentuk reaksi seseorang terhadap stimulus

tertentu, diperoleh dengan bantuan penginderaan untuk kemudian

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

diinterpretasikan dan diorganisir oleh individu, sehingga memberikan

maknai.

Menurut Neal & Griffin (2002) iklim keselamatan mengacu pada

persepsi mengenai kebijakan, prosedur, dan pelaksanaan berkaitan dengan

keamanan ditempat kerja.

Wiegmann (2002) berpendapat bahwa iklim keselamatan (Safety

Climate) berkaitan dengan persepsi sementara karyawan dari budaya keselamatan

namun dengan pengaruh yang lebih pada keseluruhan organisasi. Iklim

keselamatan merupakan isu yang tidak dapat diraba atau tidak dapat dinyatakan

secara jelas karena relatif tidak stabil dan individu bisa berubah tergantung dari

keadaan yang ada pada lingkungan saat itu dan kondisi lingkungan kerja secara

umum.

Dari pengertian Wiegmann diatas dapat diketahui bahwa iklim

keselamatan itu berubah-ubah sehingga perilaku individu pun ikut berubah-ubah

pula, karena persepsinya terhadap keadaan yang ada pada lingkungan kerja.

Seperti data kecelakaan kerja karyawan PT. CJ setiap tahunnya jumlah kecelakaan

kerja tidak tentu.

Persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan adalah bagaimana

karyawan merespon kebijakan, prosedur dan praktek yang berkaitan dengan

keselamatan di dalam perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja.

Menurut Neal dan Griffin (2004) aspek-aspek iklim keselamatan (Safety

Climate) adalah:

a. Kebijakan organisatoris dan prosedur

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

1) Komitmen manajemen

2) Pengembangan sumber daya manusia

3) Sistem keselamatan

b. Lingkungan kerja dan pelaksanaan

1) Dukungan dari supervisor atau penyelia

2) Proses kelompok internal

3) Boundary manajemen

4) Resiko

5) Tekanan kerja

3. Hipotesis

Ada hubungan positif antara Persepsi Karyawan Iklim Keselamatan

(Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior)", semakin tinggi

tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (Safety Climate), maka

semakin tinggi tingkat perilaku keselamatan (Safety Behavior). Dan berlaku pula

sebaliknya.

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung : Perilaku

Keselamatan (Safety Behaviour)

2. Variabel Bebas : Persepsi Karyawan

Terhadap Iklim Keselamatan

(Safety Climate)

2. Subjek Penelitian

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karyawan PT. Cheil

Jedang Indonesia, Pasuruan. Pada penelitian ini digunakan subjek penelitian

dengan kriteria tertentu. Subjek yang diambil dalam penelitian ini yaitu karyawan

yang bekerja dibagian produksi dan memiliki masa kerja minimal 2 tahun.

Pertimbangan penulis memilih subjek dengan kriteria tersebut adalah karena

subjek yang bekerja dibagian produksi lebih banyak terlibat langsung dengan

kegiatan yang beresiko terhadap keselamatan kerja dan cara kerjanya

membutuhkan ketelitian serta kehati-hatian, sedangkan karyawan yang memiliki

masa kerja minimal dua tahun biasanya sudah mengenal lingkungan tempat dia

bekerja. Subjek Penelitian ini akan diambil secara Purposive Sampling yaitu

sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan

3. Metode dan Alat Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala, yaitu skala perilaku keselamatan dan skala iklim

keselamatan. Agar alat ukur yang digunakan memenuhi syarat ilmiah, maka

dilakukan beberapa persiapan yang meliputi: (1) Penyusunan alat ukur Skala

Perilaku Keselamatan dan Skala Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan,

(2) Mengujicobakan alat ukur, dan (3) memilih aitem-aitem alat ukur yang

memiliki validitas dan reliabilitas yang baik , yang dapat digunakan sebagai alat

ukur penelitian.

4. Metode Analisis Data

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

yang digunakan secara kuantitatif. Untuk menguji hubungan antara dua variabel

dalam penelitian menggunakan uji bivariate correlation dengan teknik korelasi

product moment dari Pearson yang terdapat pada program SPSS 12.0 for

Windows. Uji analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan variabel tergantung Perilaku

Keselamatan (Safety Behavior)

D. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas yang dilakukuan pada variabel Perilaku

Keselamatan menunjukkan distribusi yang normal dengan koefisien K-S-

Z pada variabel Perilaku Keselamatan sebesar 1,072 dengan p = 0,200

dan pada variabel Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan

menunjukkan distribusi yang normal dengan koefisien K-S-Z = 0,486

dengan p = 0,972

b. Uji Linearitas

Berdasarkan hasil uji linieritas hubungan variabel Iklim

Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan diperoleh hasil F = 56.478

dengan p = 0.00. Kedua variabel dikatakan linier apabila p < 0.01. Hasil

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

tersebut menunjukkan bahwa variabel Persepsi Karyawan Terhadap Iklim

Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan bersifat linier.

2. Uji Hipotesis

Analisa data menunjukkan korelasi antara dua variabel Iklim Keselamatan

dengan Perilaku Keselamatan menghasilkan r = 0,646 dengan p = 0,000. Dua

buah variabel dikatakan mempunyai korelasi apabila p < 0.01. Berdasarkan hasil

analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara

Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamtan dengan Perilaku Keselamatan,

sehingga hipotesis yang diajukan peneliti diterima.

Analisis koefisien determinasi (R²) pada korelasi antara Persepsi

Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan

menunjukkan angka sebesar 0.418, berarti Iklim Keselamatan memberikan

sumbangan sebesar 41,8% terhadap Perilaku Keselamatan.

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipottesis tentang adanya hubungan

positif antara Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan

(Safety Behavior). Perilaku keselamatan (Safety Behaviour) merupakan

operasionalisasi sikap seseorang dalam menunjukkan kondisi yang aman atau

selamat dari kecelakaan. Setelah melalui proses pengolahan data diperoleh hasil

yang mendukung hipotesis tersebut. Mula-mulanya melalui deskripsi data

penelitian dapat dilihat bahwa nilai rata-rata skor perilaku keselamatan yang

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

diperoleh (mean empirik = 90,67) lebih tinggi dari rata-rata skor hipotetiknya

(mean hipotetik = 65) Data tersebut menunjukkan bahwa karyawan memiliki

perilaku keselamatan lebih besar dari rata-rata yang diperkirakan. Berdasarkan

kategorisasi Perilaku Keselamatan dapat diketahui bahwa subjek yang termasuk

kategori sangat tinggi 47 subjek (67,14%), kategori tinggi sebanyak 23 subjek

(32,86%), tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori sedang, rendah dan

sangat rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku keselamatan

karyawan berada pada kategori sangat tinggi sebesar 67,14%, karena jumlah

subjek berada pada rentang skor 88,4-104 mempunyai jumlah yang paling banyak

jika dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor lain.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat diketahui bahwa peneliti

menemukan proporsi perilaku keselamatan karyawan yang sangat tinggi

sebanyak 67,14% dari 70 responden. Hal ini dikarenakan subjek penelitian

sebagian besar telah mengikuti pelatihan K3 sebelum pengambilan data

dilakukan.

Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate)

merupakan persepsi karyawan terhadap kebijakan, prosedur, dan praktek yang

berkenaan dengan keselamatan di lingkungan kerjanya. Hasil yang diperoleh

untuk iklim keselamatan (safety climate), karyawan memiliki rata-rata skor (mean

empirik = 133,21) yang lebih tinggi dari rata-rata skor hipotetik (mean hipotetik =

97,5) itu menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan

berada diatas rata-rata yang diperkirakan. Berdasarkan kategorisasi persepsi

karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) dapat diketahui bahwa

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

subjek yang termasuk ke dalam kategori sangat tinggi 34 subjek (48,7%), kategori

tinggi sebanyak 36 subjek (51,43%), tidak ada subjek yang termasuk kedalam

kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan rincian di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan

karyawan berada pada kategori tinggi 51,43%, karena jumlah subjek berada pada

rentang skor 109,2-132,6 mempunyai jumlah yang paling banyak jika

dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor lain.

Hasil analisis data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa hipotesis tersebut terbukti melalui tingginya nilai koefisien korelasi yang

diperoleh (r = 0.646 dan p= 0,000), sehingga dapat dilihat bahwa persepsi

karyawan terhadap iklim keselamatan memang berhubungan dengan perilaku

keselamatan. Tingginya persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan diiringi

dengan tingginya perilaku keselamatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Neal

dan Griffin (2004) yang mengungkap bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku keselamatan adalah iklim keselamatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Griffin (2002) yaitu hubungan

antara iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan berupa studi literatur.

Sedang dalam penelitian ini peneliti melakukan proses pengambilan data sehingga

dapat diperoleh hasil yang sesungguhnya, yaitu nilai koefisien korelasi yang

diperoleh (r = 0.646 dan p= 0,000) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan

antara iklim keselamatan (safety climate) dengan perilaku keselamatan (safety

behavior).

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian Jackson, dkk (2007) yang

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim keselamatan

(safety climate) dengan perilaku keselamatan (safety behavior) ditunjuk kan oleh

koefisien korelasi (r) sebesar 0.29 dengan p< 0.05. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa para pekerja dengan iklim keselamatan yang tinggi mempunyai perilaku

keselamatan yang tinggi pula.

Hasil yang diperoleh koefisien determinasi (R²) pada korelasi antar

persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan pada

karyawan sebesar 0,418, hal ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap

iklim keselamatan memberikan sumbangan sebesar 41,8% terhadap perilaku

keselamatan, sehingga 58,2% merupakan sumbangan dari faktor lain..

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety

climate) dengan perilaku keselamatan (safety behavior). Semakin tinggi tingkat

persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) maka semakin

tinggi tingkat perilaku keselamatan (safety behavior). Begitu pula sebaliknya,

semakin rendah tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety

climate) maka semakin rendah pula tingkat perilaku keselamatan (safety

behavior).

G. SARAN

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa persesi karyawan

terhadap iklim keselamatan (Safety Climate) memberikan pengaruh terhadap

perilaku keselamatan (Safety Behavior) pada karyawan, karena itu untuk

mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan perilaku yang tidak aman maka

perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

2. Bagi Subjek Penelitian

Bagi subjek penelitian untuk meningkatkan kperilaku keselamatannya agar

terhindar dari kecelakaan yang dapat merugikan individu maupun perusahaan.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang tertarik pada kajian yang sama khususnya membahas

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, maka dapat

mengembangkan variabel lain yang lebih beragam atau bahkan meneliti dengan

menggunakan metode kualitatif sehingga diharapkan mampu memperoleh hasil

yang lebih mendalam. Selain itu dapat juga menggunakan literatur mengenai

karyawan yang lebih banyak dari penelitian kali ini karena penelitian ini hanya

terfokus pada pengaruh persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (Safety

Climate) dengan perilaku keselamatan (Safety Behavior).

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Bhina. 2007. Bagaimana Behavioral Safety Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja. http://www.inparametric.com/bhinablog/archives/62.

BAPPENAS, 2004. Perilaku Individu Dalam Membentuk Kualitas Kinerja Yang Baik. http://www.goodgovernance-bappenas.go.id

Crootth. 2005. (HSE) Mohon Pencerahan Stop Card. http://www.migas-

indonesia.com Hariyanto, V. 1995. Survei Tentang K3 Dan Kondisi Kerja Psikis Serta

Hubungannya dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Anima, Indonesian Psikological Journal. Volum 11, No. 41.

Jackson, Tonya. 2007. The Effects of Perceived Organizational Support on

Training and Safety In Latino and Non-Latino Construction Workers. http://scholar.lib.vt.edu/these/available/etd-08172007-142231/unrestricted/ Sharnia_Artis_dissertation.pdf

Mangkunegara, P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ndraha, T.2003. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Neal, A. & Griffin, M. A. 2002. Safety Climate and Safety Behavior. Australian Journal of Management, Volume 27. Special Issues. www.proquest.com

Neal, A. & Griffin, M. A. 2004. Safety Climate and Safety At Work.

www.proquest.com Suardi, R. 2005. Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

PPM.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Thoha,M. 2007. Perilaku organisasi : Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada Vandenbos, G. 2007. APA Dictionary of Psichology. Washington: American

Psichological Association Walgito,B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI OFFSET Wiegman, dkk. 2002. A Sythesis of Safety Culture and Safety Climate Research.

www.proquest.com IDENTITAS PENULIS

Nama : Dwi Nova Anggraeni

Alamat : Demangan, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah

No. HP : 085624151025