15
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH – IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

  • Upload
    buianh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH – IBU)

- ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

Oleh :

Finda Fatmawati

Hepi Wahyuningsih

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH – IBU) - ANAK

DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih, S.Psi.,M.Si

INTISARI

Penelitian ini mempunyai tujuan yang pertama ialah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Kedua ialah untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konflik Orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik Orangtua (Ayah) - Anak maka semakin tinggi depresi pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah konflik Orangtua (Ayah) - Anak maka semakin rendah depresi pada remaja. Hipotesis yang kedua ialah ada hubungan yang positif antara konflik Orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik Orangtua (Ibu) - Anak maka semakin tinggi depresi pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah konflik Orangtua (Ibu) - Anak maka semakin rendah depresi pada remaja.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di SMU Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tahun ajaran 2007/2008. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun skala yang digunakan yang pertama adalah skala Konflik Orangtua (Ayah) – Anak, dan yang kedua ialah Skala Konflik Orangtua (Ibu) – Anak. Sedangkan untuk mengukur tingkat depresi menggunakan skala depresi dari The Beck Deppression Inventory (BDI). Skala Konflik Orangtua (Ayah) – Anak, dan skala Konflik Orangtua (Ibu) – Anak disusun berdasarkan fokus area konflik dari Hall (Rice, 2001) yang berjumlah 23 aitem dan skala depresi disusun berdasarkan simtom-simtom depresi dari Beck (1985) yang berjumlah 20 aitem.

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 11.5 for Windows, yang pertama untuk menguji apakah terdapat hubungan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Kedua ialah untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Korelasi product moment Pearson menunjukkan korelasi antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi sebesar r = 0,193 dengan p = 0,013 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Jadi hipotesis pertama penelitian ini diterima. Korelasi product moment Pearson untuk hipotesis yang kedua menunjukkan korelasi antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi sebesar r = 0,195 dengan p = 0,012 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Jadi hipotesis kedua penelitian ini diterima. Kata Kunci : Konflik orangtua (Ayah-Ibu) - Anak, Depresi

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

PENGANTAR

Masa remaja merupakan tahapan yang paling penting dalam rentang

kehidupan manusia, karena jika seseorang telah melewati tahapan ini dengan baik

dan tumbuh menjadi dewasa yang matang dan tangguh maka akan dapat

melaksanakan tugas untuk meneruskan cita-cita bangsa. Remaja yang tengah

dalam masa transisi seharusnya didukung oleh lingkungan sekitarnya agar dapat

melewati tahapan ini dengan maksimal sehingga dapat terwujud menjadi dewasa

yang mempunyai kepribadian ideal dan dapat melaksanakan kewajibannya

sebagai generasi penerus bangsa.

Remaja yang dapat melalui tahapannya dengan baik dan hidup dengan

jiwa yang sehat di tengah masyarakat akan menjadi tumpuan harapan di masa

yang akan datang, karena sebagai generasi muda remajalah yang nantinya akan

menjadi generasi penerus bangsa. Tapi pada kenyataannya akhir-akhir ini

fenomena yang sering terjadi di lingkungan remaja adalah banyaknya

keputusasaan karena ketidakmampuan melalui hambatan dalam tahapan

perkembangannya. Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres

dapat berujung pada depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayub di delapan SMU di Jakarta (Hadi,

2004) membuktikan bahwa angka depresi untuk usia 15-17 tahun pada murid

wanita adalah 10,71% dan pada murid pria 8.33%. Sedangkan untuk usia di atas

17 tahun sampai 20 tahun, angka depresi pada murid pria 6.25% dan murid wanita

4.54%. Secara keseluruhan, dalam kelompok umur antara 15-20 tahun, angka

depresi lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata umum.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

Sedangkan penelitian di Yogyakarta yang dilakukan oleh Retnowati

(suaramerdeka.com, 2005) membuktikan bahwa 3.183 remaja yang diteliti, 2.586

remaja di antaranya atau kurang lebih 81% mengalami gejala depresi pada

kategori sedang sampai tinggi. Sementara remaja perempuan lebih rentan terhadap

depresi. Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan menghadapi resiko yang

lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan laki-laki, karena umumnya

mereka menghadapi lebih banyak tantangan sosial dibandingkan remaja laki-laki

seperti tekanan untuk membatasi keinginan-keinginan mereka dan melakukan

kegiatan-kegiatan yang dianggap sesuai dengan karakter mereka sebagai

perempuan (Nolen-Hoeksema dkk dalam Nevid dkk., 2003).

Depresi yang berkepanjangan dapat menimbulkan perasaan putus asa dan

berujung pada ide bunuh diri. Angka bunuh diri yang tinggi terdapat di kawasan

Gunung Kidul, Yogyakarta, yaitu berkisar lima sampai enam kasus pertahun.

Kasus bunuh diri yang terjadi di wilayah Gunung Kidul Yogyakarta mencapai

95% dengan cara gantung diri (Tempo Interaktif dalam Shary, 2006).

Kasus-kasus di atas mengindikasikan bahwa kehidupan remaja terdapat

berbagai macam persoalan yang dapat memicu depresi. Persoalan yang terjadi

pada remaja berasal dari berbagai sumber, salah satunya ialah dari keluarga.

Seperti yang diungkapkan oleh Musbikin (2005) bahwa persoalan dalam keluarga

dapat memicu ketegangan. Ketegangan yang terjadi antara orangtua dan anak,

karena kebutuhan anak dan orangtua seringkali berselisih jalan. Perselisihan

antara orangtua dan anak inilah akhirnya menimbulkan konflik. Konflik yang

berkepanjangan akan menimbulkan stres. Stres merupakan suatu reaksi fisik dan

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

emosional terhadap suatu keadaan yang menekan, menuntut atau membebani.

Ketidakmampuan remaja dalam mengatasi stres yang berkepanjangan dapat

mempengaruhi timbulnya depresi, stres dalam hidup dapat menyumbangkan

depresi sebesar 85%.

Konflik dengan orangtua seringkali meningkat selama masa awal remaja,

mulai stabil selama usia 16–18 tahun, dan kemudian berkurang ketika remaja

mencapai usia 19-20 tahun. Pada masa awal remaja, orangtua berperan aktif

mendampingi remaja. Orangtua memberikan penekanan dengan aturan-aturan

yang diberikan pada anak dengan tujuan sebagai pegangan dalam menghadapi

masa transisi yaitu masa remaja. Akibatnya remaja merasa dibebani oleh aturan-

aturan yang diberikan orangtua, sehingga remaja menjadi cepat marah dan

tersinggung. Karena pada masa awal remaja sikap memberontak dan perasaan

cepat marah ialah perasaan yang seringkali dijumpai pada masa ini. Namun

setelah masuk usia 16-18 tahun atau masa pertengahan remaja, perasaan emosi

dalam diri remaja akan dapat lebih dikontrol, maka dari itu pula ketegangan antara

orangtua dan remaja pun mulai stabil. Konflik dengan orangtua mulai berkurang

ketika remaja berusia 19-20 tahun atau masa akhir remaja, karena remaja tinggal

jauh dari orangtua. Hubungan antara orangtua-remaja semakin baik bila remaja

jauh dari rumah karena kuliah, dibandingkan mereka yang kuliah namun tinggal

di rumah (Sullivan & Sullivan, 1980). Remaja yang kuliah dan tetap tinggal di

rumah dengan orangtua akan menghadapi kejadian-kejadian yang sama dimana

kejadian tersebut dapat memicu konflik dengan orangtua ketika pada masa awal

remaja dulu.

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

Konflik bisa diukur berdasarkan frekuensi terjadinya konflik yang dialami satu

minggu terakhir seperti yang terdapat pada alat ukur the Conflict Behavior Questionnaire

(Prinz dalam Loukas & Roalson (2006). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa

saat yang paling penuh tekanan selama puncak pertumbuhan pubertas adalah saat

konflik antara orangtua (ayah-ibu) - remaja (Hill, dalam Santrock 2002). Konflik

dengan orangtua menjadi saat yang paling penuh tekanan bagi remaja inilah yang

dapat menjadi persoalan khusus. Remaja yang mengalami tekanan atau stress

yang berkelanjutan akan menimbulkan depresi.

Berdasarkan kasus-kasus di atas dapat terlihat bahwa pemicu depresi pada

remaja salah satunya ialah adanya konflik dengan orangtua seperti yang

disampaikan Stice (Nevid, 2003). Hubungan yang kurang baik antara orangtua

dan anak yang berlarut-larut dapat memicu depresi pada anak.

Dari beberapa ulasan di atas lalu timbul permasalahan yang membuat

peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara konflik orangtua

(ayah) - anak dengan depresi pada remaja, dan apakah ada hubungan antara

konflik orangtua (ibu) - anak dengan depresi pada remaja. Menghasilkan

hubungan positif, yaitu semakin tinggi konflik orangtua (ayah) - anak maka

depresi juga semakin tinggi. Semakin tinggi konflik orangtua (ibu) - anak maka

depresi juga semakin tinggi.

METODE PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU Muhammadiyah 2

Yogyakarta. Dalam mencari subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala. Skala

dalam penelitian ini menggunakan tiga skala. Pertama, skala konflik orangtua

(Ayah) – Anak. Kedua, skala konflik orangtua (Ibu) – Anak yang disusun oleh

peneliti berdasarkan lima area konflik hubungan Orangtua (Ayah – Ibu) – Anak

dari Hall (Rice, 2001) yang berjumlah 23 aitem. Ketiga, Skala depresi

berdasarkan The Beck Deppression Inventory (BDI) yang disusun oleh Beck

(1985) yang berjumlah 20 aitem. Metode analisis data pada penelitian ini adalah

analisis statistik, untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ayah) –

Anak dengan depresi pada remaja dan untuk mengetahui hubungan antara konflik

orangtua (Ibu) – Anak dengan depresi pada remaja yaitu dengan menggunakan

korelasi product momet Pearson.

HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis korelasi product moment Pearson untuk

menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan uji asumsi meliputi uji

normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program

For Social Science) versi 11,5 for Windows dengan teknik one sample

Kolmogorof Smirnov menunjukkan nilai K-S-Z sebesar 1,028 dengan p = 0,241 (p

> 0,05) untuk skala konflik orangtua (Ayah) – Anak, nilai K-S-Z sebesar 1,033

dengan p = 0,236 atau (p > 0,05) untuk skala konflik orangtua (Ibu) – Anak, dan

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

nilai K-S-Z sebesar 0,945 dengan p = 0,333 atau (p > 0,05) untuk skala depresi.

Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa skala konflik orangtua (Ayah) –

Anak, skala konflik orangtua (Ibu) – Anak, dan skala depresi memiliki sebaran

normal.

b. Uji Linearitas

Hasil uji linearitas dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic

Program For Social Science) versi 11.5 for Windows dengan teknik Compare

Means menunjukkan F = 4,937 ; p = 0,030 untuk hubungan antara konflik

orangtua (Ayah) – Anak dengan depresi. Sedangkan untuk hubungan antara

konflik orangtua (Ibu) – Anak dengan depresi menunjukkan F = 5,458 ; p = 0,023.

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara konflik

orangtua (Ayah) – Anak dengan depresi adalah linier karena p<0,05. Begitu juga

dengan hubungan antara konflik orangtua (Ibu) – Anak dengan depresi adalah

linier karena p<0,05.

c. Uji Hipotesis

Hasil analisis data yang pertama menunjukkan korelasi antara variabel konflik

orangtua (Ayah) – Anak dengan depresi nilai r = 0,193 dengan p = 0,013

(p<0,05). Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara konflik orangtua (Ayah) – Anak dengan depresi pada remaja,

sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hasil analisis data yang kedua

menunjukkan korelasi antara variabel konflik orangtua (Ibu) – Anak dengan

depresi nilai r = 0,195 dengan p = 0,012 (p<0,05). Hal ini berarti menunjukkan

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) – Anak

dengan depresi pada remaja, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.

Analisis koefisien determinasi pada korelasi antara konflik orangtua (Ayah) –

Anak dengan depresi menunjukkan angka sebesar 0,037 yang berarti konflik

orangtua (Ayah) – Anak memberikan sumbangan sebesar 3,7 % terhadap depresi.

Sedangkan Analisis koefisien determinasi pada korelasi antara konflik orangtua

(Ibu) – Anak dengan depresi menunjukkan angka sebesar 0,038 yang berarti

konflik orangtua (Ibu) – Anak memberikan sumbangan sebesar 3,8 % terhadap

depresi

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka kedua hipotesis yang telah

diajukan, yang pertama yaitu ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ayah)

– Anak dengan depresi pada remaja dapat diterima. Hipotesis yang kedua

menunjukkan ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ibu) – Anak dengan

depresi pada remaja dapat diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan

teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r)

sebesar 0,193 dengan p = 0,013 (p<0,05), untuk hubungan antara konflik orangtua

(Ayah) – Anak dengan depresi, dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada

hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ayah) – Anak dengan

depresi pada remaja. Sedangkan untuk hubungan antara konflik orangtua (Ibu) –

Anak dengan depresi menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,195 dengan p

= 0,012 (p<0,05) dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) – Anak dengan depresi pada

remaja. Semakin tinggi konflik orangtua (Ayah) - Anak maka semakin tinggi pula

depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik orangtua (Ibu) - Anak maka semakin

tinggi pula depresi pada remaja.

Diterimanya hipotesis penelitian menunjukkan bahwa konflik orangtua

(Ayah) - Anak berhubungan dengan depresi pada remaja dimana konflik orangtua

(Ayah) - Anak memberikan sumbangan sebesar 3,7 % terhadap depresi dan

selebihnya sebesar 96,3 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar konflik orangtua

(Ayah) - Anak. Hipotesis penelitian yang kedua menunjukkan bahwa konflik

orangtua (Ibu) - Anak berhubungan dengan depresi pada remaja dimana konflik

orangtua (Ibu) - Anak memberikan sumbangan sebesar 3,8 % terhadap depresi

dan selebihnya sebesar 96,2 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar konflik

orangtua (Ibu) - Anak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Stice (Nevid, 2003),

faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada remaja tidak hanya konflik dengan

orangtua melainkan juga faktor ketidakpuasan pada tubuh setelah masa pubertas.

Kejadian tersebut dapat mengembangkan depresi selama masa remaja. Sedangkan

faktor-faktor lain selain konflik dengan Orangtua yang dapat mempengaruhi

depresi menurut Hadi (2004) ialah karena kehilangan sesuatu yang sangat berarti,

reaksi terhadap stress, terlalu lelah atau capek, gangguan yang tidak jelas asalnya,

dan reaksi terhadap stress.

Hasil kategorisasi pada nilai masing-masing variabel menunjukkan bahwa

konflik orangtua (Ayah) - Anak berada dalam kategori sedang yaitu 38 subjek

atau 28,79 % dari jumlah 132 subjek penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

tingkat konflik orangtua (Ayah) – Anak di area kehidupan sosial remaja,

tanggungjawab remaja, lingkungan di sekolah, hubungan di dalam keluarga, nilai

dan akhlak yang ditanamkan pada anak adalah sedang.

Kategorisasi konflik orangtua (Ibu) - Anak berada pada kategori rendah

yaitu sebanyak 33 orang atau 25 % dari jumlah 132 subjek penelitian. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat konflik orangtua (Ibu) – Anak di area kehidupan

sosial remaja, tanggungjawab remaja, lingkungan di sekolah, hubungan di dalam

keluarga, nilai dan akhlak yang ditanamkan pada anak adalah rendah.

Sedangkan kategorisasi depresi berada pada kategori normal yaitu

sebanyak 52 orang atau 39,39% dari 132 subjek penelitian. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat pesimisme, kesedihan, rasa gagal, perasaan bersalah,

ketidakpuasan, perasaan tidak suka pada diri sendiri, menuduh diri sendiri,

tingginya frekuensi menangis, kejengkelan, kecenderungan untuk menarik diri

dari lingkungan sosial, ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, perubahan

gambaran tubuh, kelambanan dalam bekerja, insomnia, perasaan mudah lelah,

anorexia, penurunan berat badan, preokupasi somatis, hilangnya libido,

pengharapan akan hukuman, dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri termasuk

normal.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan

antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. dan ada

hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan

depresi pada remaja. Adanya hubungan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

dengan depresi ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,193 dengan p =

0,013 (p<0,05). Sedangkan untuk hubungan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak

dengan depresi ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,195 dengan p =

0,012 (p<0,05). Hal ini berarti semakin tinggi konflik orangtua (Ayah) - Anak

maka semakin tinggi tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah tinggi konflik orangtua (Ayah) - Anak maka semakin

rendah pula tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Jadi hipotesis yang

menyatakan ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan

depresi pada remaja dapat diterima. Dan semakin tinggi konflik orangtua (Ibu) -

Anak maka semakin tinggi tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah tinggi konflik orangtua (Ibu) - Anak maka semakin

rendah pula tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Jadi hipotesis yang

menyatakan ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan

depresi pada remaja dapat diterima

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka dapat

dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Orangtua (Ayah – Ibu)

Orangtua diharapkan lebih memperhatikan kehidupan sosial anak, karena

konflik dalam kehidupan sosial anak ialah area yang paling berpotensi

menimbulkan depresi.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan penelitian

yang lebih memperhatikan subyek penelitian. Diharapkan peneliti

selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subyek yang lebih rentan

mengalami gangguan depresi, misalnya subyek yang sedang berada di

tempat rehabilitasi.

b. Aitem-aitem pada penelitian ini perlu diperjelas lagi untuk peneliti

selanjutnya yang ingin meneliti lebih jauh berkaitan dengan penelitian ini

dikemudian hari. Variabel konflik yang hendak diukur juga perlu diperinci

lagi, misalnya akan meneliti konflik mengenai kehidupan sosial anak.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

DAFTAR PUSTAKA

Beck, A.T. 1985. Depression: Causes and Treatment. Philadelphia: University of Pennsylvania Press

Hadi, P, 2004. Depresi dan Solusinya. Yogyakarta : Tugu

Loukas, A. & Roalson, L. A. 2006. Family Environment, Effortful Control, and Adjustment Among European American and Latino Early Adolescents. University of Texas at Austin : Sage Publication

Nevid, J. S. 2003. Psikologi Abnormal. Penerjemah: Tim Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia. Jakarta : Erlangga

Rice, P. & Dolgin, G. 2001. The Adolescent. USA

Santrock, J. W. 2003. Adolescence. Jakarta : Erlangga

http://www.liputan6.com/buser/?id=120038

http://suaramerdeka.com/harian/0501/15/ked7.htm

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK … · Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. ... Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan

IDENTITAS PENULIS

Nama : Finda Fatmawati

Alamat Rumah : Jln. Danau Tondano F5A No. 29A Sawojajar,

Malang, Jawa Timur

Kos Putri Cahya Kumala

Jl. Kaliurang Km.7,3 Gg. Kenanga No.6b Babadan

baru

Sleman, Yogyakarta

No. Telp/HP : 0341-710793/081328074773

Email : [email protected]