23
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FILM RELIGIUS DENGAN TINGKAT RELIGIUSITAS PADA MAHASISWA Oleh : Handaru Dwi Putro Irwan Nuryana Kurniawan PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON

FILM RELIGIUS DENGAN TINGKAT RELIGIUSITAS

PADA MAHASISWA

Oleh :

Handaru Dwi Putro

Irwan Nuryana Kurniawan

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FILM

RELIGIUS DENGAN TINGKAT RELIGIUSITAS PADA

MAHASISWA

Telah Disetujui Pada Tanggal

_____________________________

Dosen Pembimbing Utama

( Irwan Nuryana K, S.Psi.,M.SI )

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FILM RELIGIUS

DAN TINGKAT RELIGIUSITAS PADA MAHASISWA

Handaru Dwi Putro

Irwan Nuryana Kurniawan

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas. Semakin tinggi Intensitas menonton film religius akan menunjukkan tingkat religiusitas yang tinggi pada mahasiswa begitupun sebaliknya semakin rendah intensitas menonton film religius, semakin rendah tingkat religiusitas pada mahasiswa.

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah pilihan. Adapun skala yang digunakan adalah skala intensitas menonton film religius sejumlah 31 aitem berdasarkan aspek yang diambil dari pengertian pengertian intensitas menurut Random House Unabridged Dictionary (1997), Pino dan Wittermans (1994) dan skala tingkat religiusitas yang berjumlah 27 aitem berdasarkan aspek tingkat religiusitas yang dikemukakan oleh Glock and stark (1988).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik Product Moment dengan perangkat lunak program SPPSS versi 12,00 untuk menguji apakah ada hubungan antara intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa korelasi product moment dari person menunjukkan korelasi sebesar r = 0.386; p = 0.001 atau p < 0.01 yang artinya ada hubungan positif antara intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa, jadi hipotesis penelitian ini diterima.

Kata kunci : Intensitas menonton film religius, tingkat religiusitas.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

PENGANTAR

Pada perkembangan zaman dewasa ini di berbagai tempat tidak sedikit

ditemui perilaku individu yang jauh dari perilaku moral seperti penggunaan

narkoba, perkosaan, hubungan seks di luar nikah ( Suara Kedaulatan Rakyat,25

Februari 2007 ). Hal ini memunjukkan rendahnya tingkat religiusitas. Menurut

sebagian ahli, timbulnya fenomena kemerosotan moral dalam masyarakat terkait

dengan religiusitas. Toynbe ( dalam Khodijah, 2002 ) menyatakan bahwa adanya

kemerosotan moral dalam masyarakat merupakan gejala kemiskinan spiritual.

Selanjutnya ia menyatakan bahwa jalan penyembuhan yang dapat ditempuh

adalah kembali kepada agama. Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan

oleh Daradjat ( dalam Khodijah, 2002 ) bahwa faktor terpenting yang

menimbulkan gejala-gejala kemerosotan moral pada masyarakat adalah kurang

tertanamnya jiwa agama dalam hati tiap-tiap orang dan tidak dilaksanakannya

agama dalam kehidupan sehari-hari.

Hukum moral merupakan sistem tatanan sosial yang dikembangkan

masyarakat dan diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya melalui proses

pengkodisian sosial. Sedangkan konflik psikologik yang timbul daripadanya bisa

disebut konflik moral. Konflik moral merupakan konflik antara beberapa

kecenderungan perilaku dengan sistem tatanan otoritas yang telah dikenali seperti

perilaku-perilaku yang dapat menganggu ketentraman masyarakat. Thouless (

1992 ) mengungkapkan bahwa konflik itu merupakan konflik antara kekuatan

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

yang baik dan jahat. Kekuatan-kekuatan jahat ini bisa dpersonifikasikan sebagai

sifat mahkluk jahat yang bertentangan dengan mahkluk baik. Dengan demikian

kepercayaan akan adanya Tuhan yang baik bisa dianggap sebagai intelektualisasi

konflik moral itu. Intelektualisasi ini diberi bentuk argumentasi demonstratif

dalam argumen moral untuk menunjukkan adanya Tuhan.

Ajaran agama merupakan panduan hidup dan sebagai ajaran moral agar

terbentuk perilaku-perilaku bermoral sehingga tercipta keamanan serta

ketentraman dalam hidup pribadi maupun bermasyarakat. Seperti diketahui bahwa

keberagamaan atau aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang

melakukan ibadah , tapi juga ketika malakukan aktivitas lain yang didorong oleh

kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas tampak dan

dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati

seseorang yang bersumber dari keyakinannya, perilaku-perilaku yang terwujud

dapat dikatakan berasal dari keyakinan.

Jamaludin ( 1995 ) menyatakan bahwa religiusitas seseorang ialah tingkah

laku manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban/ alam

gaib yaitu kenyataan supra empiris. Dister (1982) menyatakan bahwa internalisasi

nilai agama ke dalam diri seseorang dikenal dengan istilah religiusitas, sehingga

dapat dikatakan bahwa perilaku-perilaku yang muncul merupakan wujud dari

religiusitas seseorang yang berlandaskan nilai-nilai agama. Di dalam pancasila

sebagi dasar negara telah ditetapkan bahwa dalam sila pertama disebutkan

KeTuhanan Yang Maha Esa yang menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah

negara yang mengakui agama sehingga para masyarakat Indonesia adalah

1

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

penduduk yang beragama dan peran agama adalah sebagai pemberi arah dan

pembinaan moral untuk bertingkah laku. Maka dalam pelaksanaan perilaku

sehari-hari masyarakat seharusnya mewujudkan perilaku yang berlandaskan nilai-

nilai agama yang menunjukkan perilaku taat pada ajaran agama dan berperilaku

baik terhadap sesama

Diberitakan dalam harian Kedaulatan Rakyat, 16 Januari 2007, sepasang

mahasiswa di Yogyakarta diproses hukum oleh polisi karena membuang bayi di

tempat pencucian mobil akibat hubungan gelap mereka. Kemudian gaya hidup

perilaku pemuda pemudi di yogyakarta, kebiasaan untuk check in ke hotel sehabis

pulang dari café ( minggu pagi online, 28 april 2006 ), dan masih adanya pesta

seks pelajar dan difilmkan serta beredarnya video mesum mahasiswi di universitas

Indonesia timur, (detiknet, 21,11,2005, fajar, 2007) serta peningkatan penggunaan

obat terlarang oleh remaja, dari 2538 orang sampai 2541 pada tahun 2005-2006 di

wilayah Jawa Tengah ( Kedaulatan Rakyat, 15 maret 2006 ).. Sumber-sumber

tersebut ternyata memperlihatkan masih banyak perilaku-perilaku menyimpang

yang menunjukkan kurangnya religiusitas pada mahasiswa, hal ini senada dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawan ( 1997 ) bahwa ada hubungan

negatif antara orientasi religius intrinsik dengan kecenderungan berperilaku

delinkuen pada remaja yang berarti semakin rendah orientasi religius remaja,

semakin tinggi kecenderungan remaja untuk berperilaku delinkuen

Media entertaintmen sebagai sarana komunikasi terutama televisi memiliki

pengaruh yang besar secara sosial dalam pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Televisi dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, membawa

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang dan

apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal

sehingga terbentuklah arah sikap tertentu ( Khairunnas, 2006 ). Wimbarti (1994)

dengan simulasi komputernya meneliti pengaruh menonton tayangan kekerasan di

televisi terhadap perilaku agresif anak, ditemukan bahwa film/tayangan kekerasan

memberikan pengaruh yang berbeda-beda, tergantung pada usia anak, frekuensi

menonton dan kehadiran orang dewasa saat menonton. Penelitian di atas

menunjukkan bahwa frekuensi menonton merupakan salah satu faktor yang

menentukan pengaruh film pada individu. Azwar (dalam Anggraini, 2007)

menyatakan bahwa intensitas adalah kekuatan suatu sikap dimana pada setiap

orang belum tentu sama .

Dengan berkembangnya media penyampaian pesan, tayangan di televisi pun

kian marak menayangangkan tayangan yang bertemakan religius, yang

menyampaikan informasi ataupun cerita berupa film yang sebagian besar diambil

dari kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar maupun luas

sehingga dapat lebih menyentuh pengalaman-pengalaman pribadi sebagai salah

satu faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan ( religiusitas ) , seperti acara

“Hidayah” yang memberikan sajian khasanah akibat dari perilaku yang tidak

bermoral dan beragama, yang ditayangkan melalui salah satu stasiun televisi, dan

masih banyak lagi acara-acara dari berbagai stasiun televisi yang memberikan

khasanah perilaku bermoral dan bersifat religius. Seiring dengan makin

banyaknya tayangan film religius di televisi telah banyak pula beredar film-film

religius berupa vcd dan dvd yang dewasa ini menjadi salah satu media

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

entertaintmen yang digemari para remaja seperti serial Harun yahya. Dalam

pengambilan data pada penelitian eksperimen pengaruh tayangan film religius

terhadap tingkat religiusitas pada mahasiswa dilakukan penulis ( 2007 ), dari 19

peserta 17 diantaranya menyatakan sudah pernah menyaksikan film yang

ditayangkan dalam eksperimen, sedangkan film yang ditampilkan merupakan film

terbaru dari serial Harun Yahya. Sehingga dapat dikatakan bahwa film serial

Harun Yahya cukup menarik minat mahasiswa.

Dengan alasan dan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan antara intensitas menonton film religius dan tingkat religiusitas pada

mahasiswa.

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat religiusitas merupakan paduan dua kata tingkat dan religiusitas.

Tingkat sendiri biasanya diartikan sebagai kadar atau kualitas. Sedangkan

religiusitas mempunyai dasar kata religius yang berasal dari bahasa latin religio.

Religio memiliki akar kata religare yang berarti mengikat ( Driyakarya dalam

taufik,2002). Konsep religiusitas sendiri dalam literatur psikologi diartikan

sebagai hubungan personal yang melibatkan perasaan pasrah dan tergantung serta

pengakuannya akan adanya kekuatan yang melebihi dirinya sendiri.

Jamaludin ( 1995 ), menyatakan bahwa religiusitas seseorang ialah tingkah

laku manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban/ alam

gaib yaitu kenyataan supra empiris. Religius menurut Drajat (1998) merupakan

bagian dari kepribadian seseorang, dan mempengaruhi cara berpikir , merasakan

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

,bersikap dan berperilaku. Internalisasi nilai agama ke dalam diri seseorang

dikenal dengan istilah religiusitas ( Dister,1982). Hendropuspito (

Alifsyahr,2001) mendefinisikan agama sebagai suatu jenis system sosial yang

dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non

empiris yang dipercayai dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri

mereka dan masyarakat luas pada umumnya.

Dimensi - dimensi tingkat religiusitas didasarkan oleh teori Glock & Stark (

Robertson, 1988) adalah:

a. Dimensi belief: tingkatan sejauhmana seseorang menerima hal-hal yang

dogmatis dalam agamanya, kepercayaan akan Tuhan, malaikat, setan,

surga dan neraka.

b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati

kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi, setan, surga dan neraka.

c. Dimensi knowledge: Seberapa jauh seseorang mengenal ajaran-ajaran

agamanya dan seberapa jauh aktivitas subjek untuk menambah

pengetahuan agamanya.

d. Dimensi effect : sejauhmana seseorang kensekuen dengan ajaran agama

atau kepercayaan yang dianutnya.

e. Dimensi practice: tingkat sejauhmana seseorang melaksanakan ritual

kepercayaan atau ibadah dalam agamanya.

Sebelum mengakaji pengertian intensitas menonton film religius terlebih

dahulu dilihat pengertian dari intensitas dan film religius Pengertian intensitas

menurut Kartono dan Gulo(1987) adalah besar atau kekuatan suatu tingkah laku;

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

jumlah energi fisik yang dibutuhkan untuk merangsang salah satu indera. Hal ini

sesuai dengan pendapat Azwar(1988) bahwa intensitas adalah kekuatan suatu

sikap dimana pada setiap orang belum tentu sama. Dua orang yang sama - sama

mempunyai sikap positif terhadap sesuatu, mungkin tidak sama intensitasnya

dalam artian bahwa yang satu bersikap positif akan tetapi yang lain bersikap lebih

positif lagi dari pada orang yang pertama. Jadi bisa disebut sebagai derajad

kekuatan yang bertingkat tingkat.

Menurut Pino dan Wittermans ( 1994) intensitas merupakan kehebatan

kegiatan atau kedalaman penghayatan Sedangkan dalam Random House

Unabridged Dictionary (1997), intensitas atau intensity adalah 1) Kualitas dan

kondisi yang sedang dilakukan; 2) Besarnya energi, kekuatan, konsentrasi,

semangat, yang digunakan dalam beraktifitas, berfikir atau merasakan. 3) Derajad

yang tinggi dari keterikatan emosional atau perasaan yang mendalam

Berdasarkan definisi - definisi di atas intensitas adalah. besar atau kekuatan

tingkah laku, konsentrasi yang digunakan yang memiliki sifat kuantitatif dan

kualitas yang memiliki derajat yang bertingkat tingkat serta kedalaman

penghayatan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989) “film” dapat dikonotasikan

sebagai berikut:

a. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negative (yang

akan dibuat potret/ tempat gambar negative yang akan dimainkan di

bioskop).

b. Lakon (cerita) gambar hidup / karya sastra yang berupa gambar hidup..

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

Menurut Juli (2002), film adalah fenomena sosial psikologis dan estetika

yang komplek, merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang

diiringi kata-kata dan musik, sehingga film merupakan produksi yang

multidimensional dan kompleks. Film sebagai media komunikasi merupakan

suatu kombinasi antara usaha penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak,

pemanfaatan teknologi kamera, warna dan suara, unsur-unsur tersebut dilatar

belakangi oleh suatu cerita yang mengandung suatu pesan yang ingin disampaikan

oleh sutradara kepada khalayak film, sehingga film dapat dikategorikan berdasar

isi pesan atau cerita yang disampaikan.

Dalam Penelitian ini film religius/agama yang dimaksud merupakan film-

film religius yang menampilkan cerita yang bertema perselisihan antara kebaikan

dan keburukan , serta kemenangan kaum yang berada di jalan kebenaran

berdasarkan agama Islam.

Berdasarkan definisi - definisi di atas intensitas menonton film religius

adalah. besar atau kekuatan tingkah laku, konsentrasi yang digunakan dalam

menonton film yang berisi kisah-kisah nyata perselisihan antara kebaikan dan

keburukan yang berdasarkan ajaran agama Islam.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui intensitas menonton film religius

terdiri dari tiga aspek yaitu frekuensi, perhatian penuh, serta kedalaman

penghayatan.

Maraknya tayangan film yang bersifat religius di berbagai stasisun televisi

dan melalui peredaran vcd serta dvd diharapkan mampu mengubah dan

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

meningkatkan sikap dan moral individu. Hampir di setiap tayangan yang bersifat

religius tersebut, menampilkan dan memberikan beberapa pesan moral dari ajaran

agama pada penontonnya, dan diharapkan para penontonnya dapat mengambil

hikmah dan dapat memilah hal-hal yang positif yang dapat berguna bagi

hidupnya, dan dalam hal ini, mahasiswa merupakan salah satu objek penonton

dari tayangan tersebut. Film-film religius sebagai fungsinya adalah membawa

pesan-pesan dalam isi dari cerita dan makna yang mengutamakan kandungan

dalam nilai-nilai agama kehidupan pribadi maupun sosial yang berisi sugesti

yang dapat mengarahkan opini dan pandangan seseorang dan apabila cukup kuat

akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah

sikap tertentu( Khairunnas, 2006 ). Hal ini merupakan internalisasi nilai agama ke

dalam diri seseorang dikenal dengan istilah religiusitas ( Dister,1982).

Film-film religius sebagai fungsinya adalah membawa pesan-pesan dalam

isi dari cerita dan makna yang mengutamakan kandungan dalam nilai-nilai agama

yang lebih menggambarkan perilaku-perilaku ajaran agama yang pada umumnya

kisah-kisahnya diangkat dari kejadian nyata seperti ketakwaan dan kesabaran

serta keyakinan yang kuat sehingga menimbulkan rasa aman dalam kehidupan

pribadi maupun sosial yang dapat menjadi cerminan sehingga menyentuh

pengalaman-pengalaman internal maupun eksternal dari penoton.

Film religius yang pada umumnya diangkat dari kisah nyata dalam adegan-

adegan di dalamnya terdapat sisi-sisi emosional yang ditunjukkan oleh para

pemeran dalam penghayatan kisahnya seperti memohon kepada Tuhan sambil

menangis dan kesabaran dalam menghadapi masalah yang dapat menyentuh sisi

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

emosional para penonton sehingga membawa para penonton dalam kondisi

emosional tertentu dan menimbulkan perasaan yang mendalam dan penghayatan

dalam segi keagamaan dari penonton yang dapat menggugah kesadaran beragama

dan memperkuat keyakinan para penonton.

Jadi dapat dikatakan bahwa besar atau kekuatan tingkah laku dalam

menonton , konsentrasi yang digunakan dalam menonton film religius yang

memiliki sifat kuantitatif dan kualitas yang memiliki derajat yang bertingkat

tingkat dari keterikatan emosional atau perasaan yang mendalam serta kedalaman

penghayatan (intensitas) dalam menonton film religius dapat mempengaruhi sisi

keyakinan dalam beragama. Dimensi keyakinan merupakan jantungnya dari

keberagamaan sehingga semakin kuat atau tinggi intensitas menonton film

religius dapat dikatakan semakin kuat keyakinan dan pengetahuan serta

pemahaman tentang agama, dalam hal ini memperkuat dimensi belief yang

menjadi sumber dalam berperilaku khususnya dalam beragama.

Dalam aspek frekuensi yang berarti seberapa sering seseorang dalam

menonton film religius menunjukkan bahwa semakin sering seseorang menonton

film religius yang didalamnya memperlihatkan kekuasaan Allah SWT terhadap

hamba-hambanya-Nya baik yang saleh maupun zhalim yang secara nyata terjadi

baik dalam masyarakat sekitar maupun masyarakat luas, terutama masyarakat

sekitar karena individu mungkin pernah menemukannya dalam kehidupan sehari-

hari (faktor sosial) sehingga dapat mempengaruhi tingkat keyakinan mahasiswa

kepada Allah SWT yang dapat berdampak untuk memperbaiki perilaku-perilaku

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

individu dalam hubunganya dengan Allah SWT dan juga terhadap sesama

manusia.

Aspek perhatian penuh menunjukkan bahwa mahasiswa mengikuti jalan

cerita dari film religius secara menyeluruh sehingga mampu menghayati setiap

perilaku yang digambarkan oleh para pemeran film seperti ketika ada adegan

cobaan yang dialami sangat berat dan tetap dihadapi dengan ikhtiar dan kesabaran

maka terjadi kondisi emosional tertentu yang terjadi pada penonton seperti

perasaan tidak menerima pada kejadian yang terjadi seperti diketahui pada

umumnya film-film religius diangkat dari kisah nyata sehingga penonton dalam

hal ini mahasiswa terhanyut dalam film sehingga ingin mengikuti peristiwa dalam

film secara menyeluruh dan kesabaran dan ikhtiar yang ditunjukkan dalam film

lebih membawa nikmat pada akhirnya sehingga internalisasi nilai-nilai agama

(religiusitas) seperti kesabaran dan ikhtiar dapat terhayati ke dalam diri

mahasiswa yang dapat membawa efek pada mahasiswa untuk mencontoh dalam

kehidupan kesehariannya.

Kedalaman penghayatan menonton film religius menunjukkan pemahaman

dan penghayatan mahasiswa dalam film religius yang dapat membawa mahasiswa

lebih memahami dan menghayati makna-makna seperti dari shalat dan puasa

sehingga dalam kehidupan kesehariannya tidak hanya sekedar kewajiban tetapi

lebih dapat memaknainya, proses kedalaman penghayatan ini dapat terjadi kilasan

pada diri mahasiswa sendiri mengenai seberapa dalam memahami dan

menghayati dari makna ibadah yang dilakukannya ( pengalaman afektif ) sehingga

dapat terjadi perubahan dalam pemahaman ke arah yang lebih tepat dan dapat

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama yang dianut ( dimensi

practice).

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan di atas dapat diasumsikan

bahwa ada hubungan antara intensitas menonton film religius dan tingkat

religiusitas pada mahasiswa.

METODE PENELITIAN

1. Variable tergantung : Tingkat Religiusitas

2. Variable bebas : Intensitas Menonton Film Religius

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam

Indonesia D.I.Yogyakarta Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Program

Studi Psikologi yang berstatus aktif dalam kegiatan perkuliahan..

Metode pengambilan sampel penelitian adalah dengan menggunakan metode

incidental sampling. Metode ini digunakan karena kepraktisan dalam

pengambilan data. Metode pungumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode angket

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mencari hubungan

antara intensitas menonton film religius sebagai variabel bebas, dengan tingkat

religiusitas sebagai variabel tergantung, maka teknik analisis yang digunakan

adalah teknik product moment untuk mengetahui adanya keterhubungan antara

dua variabel. Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan program statistik SPSS

12.0 for Windows

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

HASIL PENELITIAN

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa hasil sebaran variabel tingkat

religiusitas adalah normal (K-SZ=0,810 atau p > 0,05). Untuk sebaran skor

variabel intensitas menonton film religius juga menunjukkan normal (K-SZ =

0,731 ; p > 0,05).

Hasil uji linearitas terhadap variabel tingkat religiusitas dan intensitas

menonton film religius diperoleh F = 15,413 dengan p = 0,001 karena p < 0.05

maka dapat dikatakan bahwa asumsi linearitas variabel tingkat religiusitas dan

intensitas menonton film religius terpenuhi.

Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi

antara variabel intensitas menonton film religius dan tingkat religiusitas sebesar

rxy = 0.386 dengan p = 0,001 atau p < 0.01. Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan positif antara intensitas menonton film religius dan tingkat religiusitas.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima.

PEMBAHASAN

Tujuan penelitian yang ingin mengetahui apakah intensitas menonton film

religius berhubungan dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa, mendapat

dukungan empirik dalam penelitian ini. Hipotesis penelitian yang menyatakan ada

hubungan positif antara intensitas menonton film religius berhubungan dengan

tingkat religiusitas, terbukti. Hal ini berarti semakin tinggi intensitas mahasiswa

dalam menonton film religius, maka semakin tinggi tingkat religiusitas

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah intensitas menonton film religius, maka

semakin rendah tingkat religiusitas pada mahasiswa.

Tingginya tingkat religiusitas mahasiswa yang menjadi subjek penelitian

terlihat pada Tabel 6. Selain itu, tingginya tingkat religiusitas mahasiswa

ditunjukkan oleh sebanyak 81% subjek penelitian menyatakan sangat setuju pada

pernyataan,”Saya merasa Allah SWT selalu bersama kita,”, 79,4% subjek

penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan “ Saya sering merasa bahwa

apa yang saya lakukan dilihat oleh Allah SWT “. Hal ini juga bisa dimungkinkan

karena Universitas Islam Indonesia mengutamakan ciri keislaman dalam

berperilaku dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat agama bagi seluruh

mahasiswa seperti diantaranya LKID, ONDI dan BTAQ. Selain itu, tingginya

intensitas menonton film religius ditunjukkan oleh sebanyak 33% subjek

penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan “ Dengan seringnya saya

menonton film religius, saya menyadari betapa besar kekuasaan Allah SWT “,

44,4% subjek penelitian menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan “ Saya

merasa biasa saja jika membayangkan kekuatan Allah SWT yang diceritakan pada

film religius”.

Hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ada hubungan antara intensitas

menonton film religius dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa. Dalam

penelitian hubungan antara religiusitas dan motif berprestasi (uyun,1998)

menyatakan bahwa pengetahuan yang tinggi tidak selalu berpengaruh terhadap

perilaku religius sedangkan dimensi feeling yang menunjukkan perasaan-perasaan

yang dekat dengan Allah dan dengan keberagamaan beserta pengalaman

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

religiusnya lebih memberikan pengaruh terhadap perilaku religius. Film religius

yang pada umumnya diangkat dari kisah nyata dalam peristiwa-peristiwa yang

mengangkat pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan lebih dapat

dihayati dan berpengaruh terhadap perilaku religius tergantung dari kekuatan

sikap ( intensitas) mahasiswa dalam menonton film religius. Oleh karenanya,

penelitian ini tidak menggunakan aspek pengetahuan dalam alat ukur tingkat

religiusitas.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif antara

intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa

memperkuat penelitian yang dilakukan Wimbarti (1994) dengan simulasi

komputernya meneliti pengaruh menonton tayangan kekerasan di televisi terhadap

perilaku agresif anak, ditemukan bahwa film/tayangan kekerasan memberikan

pengaruh yang berbeda-beda, tergantung pada usia anak, frekuensi menonton dan

kehadiran orang dewasa saat menonton Dua penelitian ini memperlihatkan bahwa

intensitas menonton film memiliki hubungan yang positif pada anak dan

mahasiswa , Rakhmat (2001) menyatakan bahwa kemajuan teknologi dapat

dimanfaatkan untuk mengajarkan nilai-nilai luhur, kejujuran, altruisme,

patriotisme, ketaqwaan dan hal-hal lainnya sehingga dalam perkembangannya

bukan tidak mungkin perilaku religius atau perilaku yang berlandaskan nilai-

nilai keagamaan tetap terjaga yang dapat menyebabkan kehidupan yang harmonis

dalam masyarakat Indonesia dengan melihat bahwa adanya hubungan yang positif

anatara intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas pada

mahasiswa.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

Aspek frekuensi yang berarti seberapa sering seseorang dalam menonton

film religius menunjukkan bahwa semakin sering seseorang menonton film

religius yang didalamnya memperlihatkan kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-

hambanya-Nya baik yang saleh maupun zhalim yang secara nyata terjadi baik

dalam masyarakat sekitar maupun masyarakat luas, terutama masyarakat sekitar

karena individu mungkin pernah menemukannya dalam kehidupan sehari-hari

sehingga dapat mempengaruhi tingkat keyakinan mahasiswa kepada Allah SWT ,

Jamaludin ( 1995 ), menyatakan bahwa religiusitas seseorang ialah tingkah laku

manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban/ alam gaib

yaitu kenyataan supra empiris, yang dapat berdampak untuk memperbaiki

perilaku-perilaku individu dalam hubunganya dengan Allah SWT dan juga

terhadap sesama manusia. “ Dan adapun orang-orang yang takut kepada

kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya” ( QS An’

Nazi’at: 40).

Aspek perhatian penuh menunjukkan bahwa mahasiswa mengikuti jalan

cerita dari film religius secara menyeluruh sehingga mampu menghayati setiap

perilaku yang di gambarkan oleh para pemeran film seperti ketika ada adegan

cobaan yang dialami sangat berat dan tetap dihadapi dengan ikhtiar dan kesabaran

maka terjadi kondisi emosional tertentu yang terjadi pada penonton seperti

perasaan tidak menerima pada kejadian yang terjadi, dalam Random House

Unabridged Dictionary (1997) derajat yang tinggi dari keterikatan emosional atau

perasaan yang mendalam merupakan intensitas , seperti diketahui pada umumnya

film-film religius diangkat dari kisah nyata sehingga penonton dalam hal ini

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

mahasiswa sebagai objek film dapat terhanyut atau lebih konsentrasi dan

merasakan dalam film sehingga ingin mengikuti peristiwa dalam film secara

menyeluruh, kesabaran dan ikhtiar yang ditunjukkan dalam film lebih membawa

nikmat pada akhirnya sehingga internalisasi nilai-nilai agama (Dister,1982)

seperti kesabaran dan ikhtiar dapat terhayati kedalam diri mahasiswa yang dapat

membawa efek pada mahasiswa untuk mencontoh dalam kehidupan

kesehariannya sehingga dapat memperkuat dimensi effect pada mahasiswa dalam

religiusitas.

Kedalaman penghayatan menonton film religius menunjukkan pemahaman

dan penghayatan mahasiswa dalam film religius yang dapat membawa mahasiswa

lebih memahami dan menghayati makna-makna seperti dari shalat dan puasa

sehingga dalam kehidupan kesehariannya tidak hanya sekedar kewajiban tetapi

lebih dapat memaknainya, dalam proses kedalaman penghayatan ini dapat terjadi

kilasan pada diri mahasiswa sendiri mengenai seberapa dalam memahami dan

menghayati dari makna ibadah yang dilakukannya sehingga dapat terjadi

perubahan dalam pemahaman ke arah yang lebih tepat dan dapat meningkatkan

kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama yang dianut ( dimensi ritualistik).

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

positif antara intensitas menonton film religius dengan tingkat religiusitas

sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi intensitas menonton film religius

maka semakin tinggi tingkat religiusitas mahasiswa.

KESIMPULAN

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa

intensitas menonton film religius memiliki hubungan positif dengan tingkat

religiusitas pada mahasiswa. Dengan hasil analisis data yang diperoleh nilai rxy =

0,386 dengan p = 0.001 atau p < 0.05, jadi hipotesis penelitian ini diterima.

Saran

Penelitian ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan sehingga peneliti

merasa perlu adanya saran-saran membangun yang ditujukan pada penelitian

selanjutnya. Perlu diperhatikan juga dalam penentuan batasan film religius

sehingga penentuan film religius yang dimaksud dalam pernyataan pada alat ukur

dapat memberikan persepsi yang sama pada subjek penelitian. Pengambilan data

hendaknya peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu wawancara sehingga

lebih mengeksplor kondisi keadaan jiwa seseorang mengenai keberagamaan

subjek.

Melihat bahwa adanya hubungan yang positif antara intensitas menonton film

religius dengan tingkat religiusitas pada mahasiswa maka sebaiknya mahasiswa

lebih sering menonton film religius.

.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

Daftar Pustaka

Ancok, Dj dan Nashori, F.1995. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaska Pelajar Azwar, S. 1988. Sikap manusia : teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Liberty Azwar,s.1998. Metode Penelitian.edisi ke 3.Yogyakarta:Pustaka Pelopor Badarida, H. Astuti YD. 2000. Religiusitas dan Penerimaan Diri Pada Penderita

Diabetes Melitus. Jurnal Psikologi Data kasus :www. Detiknet.com Data kasus : www.minggu pagi online.com Data kasus: Koran. Kedaulatan Rakyat, 16 Januari 2007 Diana, R. 1999. Hubungan antara Religiusitas dan Kreativitas Siswa Sekolah

Menengah Umum. Jurnal Psikologi

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS … · surga dan neraka. b. Dimensi feeling: sejauhmana seseorang merasakan dan menghayati kepercayaannya terhadap Tuhan, malaikat, nabi,

Khairunnas. 2006. Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Religius dengan Kontrol Diri Pada Remaja. Skripsi : Program Sarjana UII

Khodijah, N. 2002. Pengaruh Tayangan Film Religius Terhadap Tingkat

Religiusitas Anak. ( Skripsi : Program Pasca Sarjana UGM ). Kurniawan, I.N. 1997. Kecenderungan Berperilaku Delinkuen Pada Remaja

Ditinjau Dari Orientasi Religius Dana Jenis Kelamin. Skripsi: Fakultas Psikologi UGM

Nashori, F. 2002. Agenda Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Nashori, F. 2006. Hubungan Antara Kualitas dan Intensitas Dzikir dengan

Kelapangdadaan Mahasiswa. Jurnal Millah Magister Studi Islam, Universitas Islam Indonesia. (MSI-UII.– 28/1/2006)

Random House Unabridged dictionary, copyright 1997, by Random House, Inc.,

on Infoplease. Intensiometer (http : // www.infoplease.com/dictionary/intensitas.)

Robinson, J.P and Shaver, R,P. 1973 . Measures of social Psychological Attitudes.

Survey Research Center Institude for Social Research Thouless, F. 1992. Pengantar Psikologi dan agama: Rajawali.: Jakarta Uyun, Q.1998. Religiusitas dan motif berprestasi mahasiswa. Jurnal Psikologika Widjanarko, M. 1996. Hubungan Sikap Religius dengan Rasa Bersalah pada

Remaja Akhir yang Beragama Islam. Jurnal Psikologi

44