22
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI UNTUK MENJALANI TRITMEN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Disusun Oleh : BAYU GUSTADA SULIANTO RA RETNO KUMOLOHADI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

  • Upload
    buimien

  • View
    234

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

1

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

DENGAN MOTIVASI UNTUK MENJALANI TRITMEN

PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh :

BAYU GUSTADA SULIANTO

RA RETNO KUMOLOHADI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

2

Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motivasi Untuk Menjalani Tritmen

Pada Penderita Diabetes Mellitus

Bayu Gustada Sulianto RA. Retno Kumolohadi

INTISARI

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis, yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) di dalam darah yang tinggi melebihi kadar gula darah yang normal. Pada proses tritmen untuk penyakit DM, motivasi dari penderita DM sangat diperlukan. Adanya dukungan sosial keluarga mempunyai peranan penting untuk meningkatkan motivasi dari penderita DM untuk menjalani tritmen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi untuk menjalani tritmen pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan metode skala, dan try out terpakai.

Penelitian ini dilakukan di kota Magelang. Subyeknya adalah pasien penderita diabetes mellitus yang berstatus menikah, memiliki anak dan tinggal bersama orang tua. Instrumen penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket motivasi untuk menjalani tritmen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 15.

Hasil analisis data yaitu adanya hubungan yang sangat kuat antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi untuk menjalani tritmen pada penderita diabetes mellitus, dan sumbangan dukungan sosial keluarga terhadap motivasi untuk menjalani tritmen sebesar 75%.

Kata Kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Motivasi Untuk Menjalani Tritmen

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

3

PENGANTAR

Ilmu pengetahuan pada saat ini telah berkembang dengan demikian pesat.

Semakin terasa dalam penanganan suatu masalah perlu dilakukan pendekatan

yang komprehensif, multi dan inter bahkan transdisipliner. Demikian pula antara

ilmu psikologi dan kedokteran, yang dianggap berasal dari dua ranah keilmuan

yang berbeda. Akan tetapi pada saat membicarakan subyek dari kedua ilmu

tersebut yaitu manusia, maka tidak terlepas dari bahasan kedua ilmu tersebut.

Hafen, dkk (1996), menegaskan bahwa adanya hubungan yang kuat antara

tubuh dan jiwa dan lebih spesifik lagi tentang peran psikologis dalam

menentukan sehat atau sakit manusia.

Ketegasan tersebut didukung oleh Notosoedirdjo dan Latipun (2001), yang

menyatakan bahwa kata sehat mengandung pengertian keadaan yang sempurna

secara biopsikososial, lebih dari sekedar terbebas dari penyakit atau kecacatan.

Demikian pula sebaliknya, sakit juga mengandung makna biopsikososial yang

meliputi konsep disease (berdimensi biologis), illness (berdimensi psikologis) dan

sickness (berdimensi sosiologis). Faktor subyektif dan kultural juga turut

menentukan konsep sehat dan sakit. Hal ini berarti sehat dan sakit merupakan

gejala universal yang terjadi sepanjang sejarah manusia dan dikenal di semua

kebudayaan serta tiap masyarakat mempunyai definisi yang dapat berbeda satu

dengan lainnya.

Meskipun demikian, kesehatan manusia pada umumnya menurut

Notosoedirdjo dan Latipun (2001), secara prinsip berada pada rentang yang

kontinum, yaitu diantara titik yang benar-benar sakit dan titik benar-benar sehat.

Kesehatan seseorang dapat diupayakan untuk ditingkatkan statusnya dari yang

kurang sehat menjadi sehat dan lebih sehat atau sebaliknya.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

4

Kesehatan merupakan kebutuhan penting setiap orang, apakah anak-

anak, remaja dan dewasa. Bagi orang dewasa, kondisi kesehatan prima

merupakan kebutuhan utama untuk produktivitas yang dihasilkannya, sehingga

dalam hidup itu tidak tergantung dan menjadi beban orang lain, tapi mampu

memenuhi segala kebutuhannya.

Individu yang mengalami permasalahan kesehatan, pada umumnya akan

dapat berkemungkinan mempunyai permasalahan psikologis. Hal ini, terutama

dapat terjadi pada individu penderita penyakit kronis yang memerlukan

pengobatan-pengobatan jangka panjang. Seringkali pengalaman tersebut

dirasakan oleh individu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan atau

menyakitkan (Eiser,1993).

Argumentasi tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan, selain ada

secara fisik juga ada secara psikologis. Kesehatan secara fisiologis berhubungan

dengan kesehatan secara mental, meskipun keduanya tidak saling menentukan.

Jika terjadi gangguan fisik akan berkemungkinan untuk berpengaruh pada

keadaan kesehatan mentalnya. Demikian juga jika terjadi gangguan mental maka

akan mempengaruhi kesehatan fisiknya (Notosoedirdjo dan Latipun, 2001).

Telah banyak dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor psikologis yang

berperan pada keadaan sakit. Pada dasarnya tujuan dari penelitian-penelitian

dan intervensi-intervensi psikologis tersebut adalah untuk membantu penderita

sakit dalam mengatasi masalah-masalah psikologisnya, agar dalam usaha

penyehatan medis menjadi lebih efektif. Salah satu penyakit kronis yang

mendapat perhatian dalam penelitian-penelitian sehubungan dengan psikologis,

penyesuaian dan kepatuhan menjalani tritmen adalah diabetes mellitus.

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

5

Menurut Haznam (1983), diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis

yang disebabkan oleh kelainan insulin dalam tubuh, sehingga membutuhkan

hiperglikemi dan glukosuri. Akibat dari kelainan ini, timbul kelainan metabolisma

hidrat arang, lemak dan protein yang kemudian menyebabkan proses degeneratif

pada organ dalam bagian tubuh terutama vaskuler. Kelainan vaskuler bisa terjadi

pada pembuluh darah kecil (mikriongiopati) dan pada pembuluh darah besar

(makroangiopati). Penyakit ini dapat terjadi pada semua tingkat sosial ekonomi

masyarakat. Di negara Eropa, Amerika dan negara-negara maju lainnya

penyebab kematian akibat diabetes mellitus yang tersering adalah kelainan

kardiovaskuler. Di negara-negara sedang berkembang sebab utama adalah

koma diabetik dan syok septik.

Secara umum, diabetes mellitus adalah penyakit menahun, ditandai oleh

kadar gula darah yang tinggi. Gejala-gejalanya meliputi antara lain, sering buang

air kecil, sering merasa haus, cepat lapar dan terjadinya penurunan berat badan

dalam waktu singkat.

Di Indonesia, orang mengenal diabetes mellitus dengan sebutan penyakit

gula atau kencing manis. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang

ditandai dengan tidak normalnya fluktuasi kadar gula darah yang biasanya

berhubungan dengan gangguan pada produksi insulin dan metabolisma glukosa

(Orland, 1986). Terdapat dua jenis penyakit ini. Pertama adalah diabetes mellitus

spontan yaitu diabetes mellitus tipe I (tergantung insulin) biasanya sejak anak-

anak atau remaja. Kedua adalah diabetes mellitus tipe II yang tidak tergantung

pada insulin, dimulai pada usia 35 tahun (Ranakusuma, 1987). Sebagian besar

penderita diabetes mellitus di Indonesia adalah termasuk dalam tipe II

(Tjokroprawiro, 2001).

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

6

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjokroprawiro (2001),

pada poliklinik-poliklinik diabetes mellitus di Indonesia dapat diperkirakan sampai

saat ini terdapat sekitar 2,1 juta orang penderita diabetes mellitus. Biaya

perawatan minimal untuk rawat inap dan jalan bagi penderita diabetes mellitus di

Indonesia diperhitungkan sebesar 1,5 milyar rupiah dan angka prevalensi di

berbagai daerah di Indonesia tidak jauh berbeda.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa, masalah diabetes mellitus tidak

dapat dianggap hanya sebagai masalah regional, melainkan sudah menjadi

masalah nasional yang perlu dikelola dengan sungguh-sungguh. Pada program

pemerintah, penyakit ini tercantum dalam urutan nomor empat dari penelitian

nasional untuk penyakit degeneratif (Tjokroprawiro, 2001).

Menurut Haznam (1983), yang terpenting dalam penyembuhan penyakit

diabetes mellitus adalah tritmen yang teratur. Penderita harus menyadari tritmen

dasar diabetes mellitus berupa diet, olahraga dan anti-diabetik harus dilakukan

secara teratur.

Tritmen bagi penderita diabetes mellitus adalah diet, latihan jasmani, obat

anti diabetes (oral) dan atau suntikan insulin disertai dengan pemeliharaan kaki

setiap hari untuk memperkecil terjadinya komplikasi (Tjokroprawiro, 2001).

Efektifnya tritmen diabetes melitus tergantung bagaimana motivasi penderita

melakukan tritmen secara teratur yang disarankan dokter (Wing, 1986). Paket

tritmen secara teratur tersebut menjadi lebih kompleks apabila dimodifikasi agar

sesuai dengan aktivitas sehari-hari penderita diabetes mellitus dan seberapa

tinggi gula darahnya. Walaupun dokter setiap kali menawarkan tritmen

pengobatan tetapi sesungguhnya pengelola utamanya adalah si penderita itu

sendiri dengan motivasinya untuk melakukan tritmen secara teratur. Selain itu

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

7

diabetes mellitus adalah penyakit seumur hidup, maka penderita perlu mengubah

pola perilakunya. Jadi tidak mengherankan jika penderita diabetes mellitus

banyak menemukan kesulitan dalam mengubah gaya hidupnya. Kesulitan-

kesulitan tersebut dapat berkonsekuensi menurunnya motivasi untuk melakukan

tritmen.

Kesulitan-kesulitan dalam mengubah gaya hidup, dapat melahirkan

perilaku-perilaku yang tidak direncanakan. Perubahan sikap penderita diabetes

mellitus dalam pengobatan ditandai dengan perubahan kepatuhan berobat,

mengabaikan anjuran dokter, minum obat sembarangan, dan melanggar diet.

Perlu diwaspadai jika terdapat kekambuhan berulang terhadap pengobatan

penyakit kronis yang dideritanya meski terapi sudah optimal, motivasi dan tingkat

partisipasi yang rendah, kehilangan minat terhadap aktivitas yang disukai,

gangguan tidur, selera makan menurun, perubahan sifat dan perilaku

(Dharmono, 2008). Perilaku-perilaku tersebut dapat menyebabkan kontrol gula

darah dapat memburuk. Kontrol yang memburuk memperparah penyakit diabetes

mellitus.

Kondisi ini menunjukkan bahwa menjalani tritmen bagi penderita diabetes

mellitus dapat menimbulkan permasalahan psikologis karena harus mengubah

gaya hidup.

Penyandang diabetes mellitus menurut Sofro (Suara Merdeka, Maret 2003)

merasa hidupnya terganggu atau tertekan. Penderita merasa dicabut

kebebasannya akibat banyaknya larangan dan keharusan yang menyangkut

kehidupan sehari-harinya sebagai penyandang diabetes mellitus dapat

mengakibatkannya menjadi stres dan munurunkan motivasinya untuk menjalani

tritmen. Penderita diabetes mellitus tidak dapat lagi makan makanan sesukanya.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

8

Harus minum obat secara teratur. Lengannya ditusuk jarum suntik secara rutin

untuk memeriksakan gula darah atau suntik insulin dan lain-lainnya. Apalagi

kalau lingkungannya kurang mendukung. Keluarga selalu mengawasi

makanannya, olahraganya, kadar gula darahnya. Jadi rasanya tidak nyaman.

Dokter dan perawat, teman dan terutama keluarga sering manjadi target

kemarahan karena dianggap selalu memberi perintah dan larangan. Sebagian

penderita merasa frustrasi dan menyerah dengan kadar gula darah yang tetap

saja tinggi, walaupun rasanya sudah berusaha mengendalikannya dengan

menjalani tritmen secara teratur. Hampir setiap pasien mengalami rasa cemas

terhadap semua yang berhubungan dengan diabetes mellitusnya.

Perilaku seperti perubahan kepatuhan berobat, mengabaikan anjuran

dokter, minum obat sembarangan, dan melanggar diet dapat melemahkan

motivasi penderita diabetes mellitus untuk menjalani tritmen. Pernyataan ini

dapat dijelaskan bahwa perilaku individu terhadap sesuatu termasuk terhadap

penyakit diabetes mellitus untuk menjalani tritmen merupakan fungsi dari

motivasi (Wahjosumidjo, 1987). Kegiatan menjalani tritmen dipengaruhi tingkatan

motivasi terhadap tugas-tugas tritmen yang harus dikerjakan. Tanpa motivasi

atau motivasi yang tinggi akan menyulitkan penderita diabetes mellitus untuk

menjalani tritmen.

Motivasi memiliki peranan yang penting dalam pembentukan perilaku,

termasuk perilaku untuk menjalani tritmen. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang menyadari

kebutuhan yang mendorongnya melakukan suatu kegiatan (Andi dan Djendoko,

2004). Kondisi tersebut dapat bersifat intrinsik yang disebut dengan motivasi

intrinsik dan dapat bersifat ekstrinsik yang disebut dengan motivasi ekskrinsik.

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

9

Motivasi instrinsik merupakan motif yang berasal dari dalam diri individu yang

berupa kebutuhan-kebutuhan fisiologis, misalnya dorongan untuk makan, minum

dan bernafas serta kebutuahan-kebutuhan umum misalnya dorongan kasih

sayang, ingin tahu dan berusaha. Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang

berasal dari luar individu terutama secara sosial, misalnya dorongan ingin

merasa diterima, dihargai dan merasa aman (Andi dan Djendoko, 2004).

Berkaitan dengan perilaku menjalani tritmen bagi penderita diabetes mellitus,

maka motivasi instrinsik yang perlu dikembangkan adalah pengaturan pola

makan dan berusaha. Sedangkan motivasi ekstrinsik yang perlu dikembangkan

adalah dorongan ingin merasa dikasih-sayangi, penghargaan atau persetujuan,

kebersamaan, indentitas dan kenyamanan yang disebut dengan istilah dukungan

sosial dalam menjalani tritmen. Hal ini dapat dijelaskan, menurut Dharmono

(2008) keterlibatan keluarga secara aktif sejak awal treamen merupakan langkah

yang harus ditempuh untuk memberi dukungan pada penderita diabetes mellitus

dan akan berdampak positif terhadap kelangsungan pengobatan.

Penderita diabetes mellitus memerlukan bantuan agar dapat menjalani

tritmen, karena kesehatan fisik erat kaitannya dengan motivasi, emosional dan

mental seseorang. Menurut House dan Kahn (Cohen dan Syme,1985) bantuan

dalam bentuk-bentuk dukungan informatif, dukungan emosional dan dukungan

penilaian atau penghargaan serta dukungan instrumental dari keluarga disebut

dengan dukungan sosial keluarga.

Dukungan sosial menurut Thoits (dalam Vaux, 1988) adalah derajat

keterikatan sosial dasar dan dapat dipengaruhi melalui interaksi dengan orang

lain yang senantiasa berkaitan dengan dirinya terutama keluarga. Keterikatan-

keterikatan tersebut didefinisikan sebagai kasih sayang, penghargaan atau

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

10

persetujuan, kebersamaan, indentitas dan kenyamanan (Thoits dalam Vaux,

1988).

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah adalah

bagaimana gambaran empirik tentang hubungan antara dukungan sosial

keluarga dengan motivasi untuk menjalani tritmen pada penderita diabetes

mellitus.

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas : Dukungan sosial keluarga

2. Variabel tergantung : Motivasi untuk menjalani tritmen

Subjek Penelitian

Subjek yang diambil untuk penelitian ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Penderita diabetes mellitus.

2. Menikah dan mempunyai pasangan.

3. Mempunyai anak.

4. Tinggal bersama orang tua.

Jumlah subjek yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 32 orang.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua skala psikologi, yaitu:

1. Skala dukungan sosial keluarga

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

11

Skala ini dibuat berdasarkan aspek dukungan sosial keluarga dari House

dan Kahn (Cohen dan Syme, 1985), yang bertujuan untuk mengetahui tinggi

rendahnya dukungan sosial keluarga, adapun aspek-aspek yang ingin diungkap

yaitu:

a. Dukungan informatif

b. Dukungan emosional

c. Dukungan penilaian atau penghargaan

d. Dukungan instrumental

2. Skala motivasi untuk menjalani tritmen

Skala ini dibuat berdasarkan aspek moivasi untuk menjalani tritmen dari

Yusuf dan Juntika (2005), yang bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya

motivasi untuk menjalani tritmen, aspek-aspek yang ingin diungkap peneliti yaitu:

a. Durasi kegiatan.

b. Frekuensi kegiatan.

c. Persistensi.

d. Devosi.

e. Ketabahan, keuletan dan kemauan.

f. Tingkatan aspirasi.

g. Tingkat kualifikasi dari output yang dicapai.

h. Arah sikap terhadap sasaran.

METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

ini adalah tekhnik analisis product moment. Perhitungan-perhitungan tersebut

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

12

akan dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS 15 for windows.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Subjek Penelitian

Deskripsi Subjek Penelitian No Faktor Kategori n Persentase

a. Laki-laki 20 62,5% 1 Jenis Kelamin b. Perempuan 12 37,5% a. < 40 tahun 7 21,875 % b. 41 – 50 tahun 13 40,625% 2 Usia c. > 51 tahun 12 37,5% a. Menikah 32 100% 3 Status Perkawinan b. Belum menikah 0 0% a. 1x 17 53,125% b. 2x 8 25% c. 3x 4 12,5% d. 4x 2 6,25% e. 5x 1 3,125%

4 Frekuensi Opname

f. > 6x 0 0% a. SD 1 3,125% b. SMP 6 18,75% c. SMA 20 62,5% 5 Pendidikan

d. Perguruan Tinggi 5 15,625% a. < 6 bulan 4 12,5% b. 6 bulan – 1 tahun 5 15,625% c. 1 – 2 tahun 12 37,5% d. 2 – 5 tahun 9 28,125%

6 Lama Sakit

e. > 5 tahun 2 6,25% a. 1 anak 6 18,75% b. 2 anak 16 50% 7 Jumlah anak c. > 3 anak 10 31,25%

Deskripsi Data Penelitian

Sampel dalam penelitian ini digolongkan ke dalam lima kategori diagnostik

yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategori berdasar

sebaran hipotik yaitu nilai maksimal dikurangi nilai minimal, hingga diperoleh

standar hipotetik berikut:

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

13

Tabel 1 Tabel Kriteria Kategori Skala

Kategori Nilai

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

x > (µ+1,5s) (µ+0,5s) < x = (µ+1,5s) (µ-0,5s) < x = (µ+0,5s) (µ-1,5s) < x = (µ-0,5s)

x = (µ-1,5s)

Kategorisasi subjek penelitian berdasar mean hipotetik dan mean empirik

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Deskripsi Data Penelitian

Skor Hipotetik Skor Empirik Variabel Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax Mean SD Dukungan Sosial Keluarga 30 120 75 15 56 108 85,84 14,505

Motivasi Untuk Menjalani Tritmen

25 100 62,5 12,5 49 85 69,84 11,162

Kategori skor subjek pada variabel dukungan sosial keluarga berdasar

kategori yang telah dibuat diatas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Kategori Skor Dukungan Sosial Keluarga

Skor Kategorisasi F Persentase x > 97,5 Sangat Tinggi 6 18,75%

82,5 < x = 97,5 Tinggi 12 37,5% 67,5 < x = 82,5 Sedang 9 28,125% 52,5 < x = 67,5 Rendah 5 15,625%

x = 52,5 Sangat Rendah 0 0%

Kategori skor subjek pada variabel motivasi untuk menajalani tritmen

berdasar kategori yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

14

Tabel 4 Kategori Skor Motivasi Untuk Menjalani Tritmen

Skor Kategorisasi F Persentase x > 81,25 Sangat Tinggi 7 21,875%

68,75 < x = 81,25 Tinggi 12 37,5% 56,25 = x < 68,75 Sedang 8 25% 43,75 < x < 56,25 Rendah 5 15,625%

x < 43,75 Sangat Rendah 0 0%

Uji Asumsi

Uji normalitas dan uji linieritas merupakan syarat sebelum dilakukan

pengetesan nilai korelasi agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari

kebenaran yang seharusnya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov

Smirnov Test dari program SPSS 15.0 for windows. Pada variabel dukungan

sosial keluarga menunjukkan K-SZ sebesar 0,609 dan p sebesar 0,852. Hasil uji

normalitas menunjukkan bahwa distribusi skor subjek pada skala dukungan

sosial keluarga merupakan distribusi normal. Pada variabel motivasi untuk

menjalani tritmen menunjukkan K-SZ sebesar 0,562 dan p sebesar 0,910. Hasil

uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi skor subjek pada skala motivasi

untuk menjalani tritmen merupakan distribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan menggunkan teknik compare mean dari

program SPSS 15.0 for windows. Liniearity Between Groups menunjukkan Fhitung

sebesar 91,022 dan p sebesar 0,000. Ini menunjukkan bahwa data dua variabel

yang dikorelasikan yaitu dukungan sosial keluarga dan motivasi untuk menjalani

tritmen memiliki data yang linier.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

15

Uji Hipotesis

Analisis data dilakukan guna menguji hipotesis yang telah diajukan.

Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan

bantuan program SPSS 15.0 for windows. Hasil korelasi antara dukungan sosial

keluarga dengan motivasi menjalani tritmen sebesar 0,866 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi untuk

menjalani tritmen. Dengan demikian, hipotesis diterima.

Uji Analisis Tambahan

Analisis tambahan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sumber

dukungan sosial keluarga diantara orang tua, pasangan, dan anak yang paling

berpengaruh terhadap motivasi untuk menjalani tritmen pada penderita diabetes

mellitus. Adapun hasil dari analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi antara

dukungan sosial orang tua dengan motivasi untuk menjalani tritmen sebesar

0,831, koefisien korelasi antara dukungan sosial pasangan dengan motivasi

untuk menjalani tritmen sebesar 0,876, dan koefisien korelasi antara dukungan

sosial anak dengan motivasi untuk menjalani tritmen sebesar 0,719. Berdasarkan

nilai koefisien korelasi diatas, maka nilai koefesien korelasi yang paling tinggi

terhadap motivasi untuk menjalani tritmen pada penderita diabetes mellitus yaitu

dukungan sosial pasangan.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

16

PEMBAHASAN

Penyakit diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis, yang ditandai

dengan kadar gula (glukosa) di dalam darah yang tinggi melebihi kadar gula

darah yang normal. Untuk itu penderita diabetes mellitus harus melakukan

tritmen dalam bentuk kontrol terhadap konsumsi total karbohidrat yang tujuannya

adalah menornalkan kadar gula darah dalam tubuh (Tjokroprawiro, 2001).

Bentuk-bentuk kontrol tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari diet, latihan

jasmani, obat anti diabetes (oral) dan atau suntikan insulin disertai dengan

pemeliharaan kaki setiap hari untuk memperkecil terjadinya komplikasi

(Tjokroprawiro, 2001). Efektif tidaknya bentuk-bentuk kontrol terhadap konsumsi

total karbohidrat tergantung bagaimana motivasi penderita melakukan untuk

menjalani tritmen. Hal ini disebabkan paket tritmen harus dimodifikasi agar

sesuai dengan aktivitas sehari-hari penderita diabetes mellitus dan seberapa

tinggi gula darahnya. Selain itu diabetes mellitus adalah penyakit seumur hidup,

maka penderita perlu mengubah pola perilakunya. Jadi tidak mengherankan jika

penderita diabetes mellitus banyak menemukan kesulitan untuk menjalani

tritmen, karena harus mengubah gaya hidupnya. Kesulitan-kesulitan tersebut

dapat berkonsekuensi menurunnya motivasi penderita diabetes mellitus untuk

menjalani tritmen. Pada tingkat ini pentingnya dukungan sosial keluarga, yaitu

meningkatkan motivasi penderita diabetes mellitus untuk menjalani tritmen.

Motivasi penderita diabetes mellitus yang baik merupakan wujud dari

tanggung jawab terhadap penyakit yang dideritanya, yaitu sebagai penerima

pelayanan kesehatan. Motivasi seseorang tidak selalu tinggi dalam menjalankan

tritment atau pengobatan yang dilakukan, banyak penderita diabetes mellitus

mempunyai motivasi yang rendah dalam melakukan tritment. Walaupun tritment

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

17

sangat penting dilaksanakan oleh semua penderita diabetes mellitus namun tidak

menjamin bahwa penderita diabetes mellitus tersebut mempunyai motivasi yang

tinggi dalam melakukan pengobatan.

Menurut analisis peneliti tentang tinginya motivasi penderita diabetes

mellitus dalam menjalani tritment karena kesadaran penderita diabetes mellitus

tentang arti dan manfaat tritment yang baik. Tritment yang baik sangat

dibutuhkan dalam mempercepat proses pengobatan penyakit diabetes mellitus.

Ada beberapa macam tritment bagi penderita diabetes mellitus yaitu, pengaturan

pola makan dan makanan, olahraga yang teratur dan terukur serta pemberian

obat anti diabetes dan insulin maupun cangkok pankreas (Rab, 1985). Dalam

menjalani tritment ini penderita diabetes mellitus memerlukan motivasi yang

tinggi dalam menjalaninya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengungkapkan motivasi untuk menjalani tritmen yang diberikan adalah tinggi,

yaitu 37,5% dan 25% mengungkapkan bahwa motivasi untuk menjalani tritmen

yang diberikan adalah sedang, untuk kategori sangat tinggi 21,875% dan

kategori rendah 15,625%.

Motivasi penderita diabetes mellitus dalam menjalankan tritment dapat

rendah dapat juga tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena banyak faktor yang

dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan melakukan tritment

dengan baik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi penderita

diabetes mellitus ini adalah kebutuhan (need). Hal ini sesuai dengan pendapat

Maslow (1994) bahwa dalam diri setiap orang terdapat lima kebutuhan yang

meliputi: kebutuhan fisik (physiological needs); termasuk di dalamnya adalah

kebutuhan makan minum, kebutuhan rasa aman (security needs); termasuk

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

18

didalamnya penjagaan atau proteksi dari ancaman fisik dan emosional.

Kebutuhan menjalani tritment pada penderita diabetes mellitus merupakan

kebutuhan fisik yang harus terpenuhi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

penderita diabetes mellitus ini, penderita diabetes mellitus perlu menjalankan

tritment dengan baik. Selain itu dukungan dari pihak keluarga untuk menuju

kesembuhan sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi dalam menjalani

tritmen.

Dukungan sosial keluarga merupakan dukungan yang diberikan keluarga

terhadap penderita diabetes mellitus. Menurut Caplan dan Killilea dalam Kaplan

(1983) bahwa dukungan sosial keluarga adalah keterikatan antara individu dalam

suatu jaringan tindakan yang bersifat menolong atau membantu di mana individu

merasa mendapat informasi, dukungan emosional, penilaian dan penghargaan

serta instrumentasi maupun pelayanan yang diperoleh individu dari anggota

keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengungkapkan dukungan sosial keluarga yang diberikan adalah tinggi, yaitu

37,5% dan 28,125% mengungkapkan bahwa dukungan sosial keluarga yang

diberikan adalah sedang. Untuk kategori sangat tinggi sebesar 18,75% dan

kategori rendah sebesar 15,625%.

Dukungan sosial keluarga sangat dibutuhkan oleh seseorang yang

menderita suatau penyakit, misalnya diabetes mellitus. Dukungan sosial keluarga

juga dibutuhkan oleh penderita suatu penyakit yang membutuhkan pengobatan

yang lama. Dukungan sosial keluarga terhadap penderita diabetes mellitus dapat

berupa dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan

dukungan penghargaan, dengan adanya dukungan ini akan meningkatkan

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

19

penderita diabetes mellitus dalam menjalani tritment. Menurut House dan Kahn

(Cohen dan Syme, 1985) dukungan sosial keluarga terdiri dari empat aspek yaitu

aspek informatif, aspek emosional, dan aspek penilaian atau penghargaan, serta

aspek instrumental.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara

statistik antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi menjalani tritment

pada penderita diebetes mellitus dengan signifikansi p value 0,001. Motivasi

menjadi faktor yang penting dalam setiap usaha pencapaian tujuan, termasuk

usaha untuk menyembuhkan penyakit diabetes mellitus. Sedemikian penting

peranan motivasi dalam menggerakkan perilaku, karena faktor ini sangat

berpengaruh pada kerelaan seorang penderita diabetes mellitus untuk dapat

menjalani tritmen dalam upaya mencapai tujuan penyembuhan penyakit diabetes

mellitus yang dideritanya tersebut. Besarnya motivasi penderita diabetes mellitus

dalam menjalani tritment dapat ditentukan oleh besarnya dukungan sosial yang

didapatkan dari keluarga.

Dalam penelitian ini juga diketahui adanya hubungan antara dukungan

sosial keluarga dengan motivasi menjalani tritment penderita diabetes mellitus.

Arah hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi menjalani

tritment penderita diabetes mellitus di wilayah kota Magelang adalah positif (+),

artinya, peningkatan dukungan sosial keluarga akan diikuti peningkatan motivasi

menjalani tritment penderita diabetes mellitus. Saranson dkk (1983)

mendefinisikan dukungan sosial keluarga sebagai suatu keadaan yang

bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari anggota-anggota keluarganya.

Dengan demikian individu menjadi tahu bahwa keluarga memperhatikan,

menghargai, dan mencintai dirinya. Dengan besarnya dukungan sosial yang

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

20

didapatkan penderita diabetes mellitus maka akan meningkatkan motivasi untuk

sembuh dan menjalankan tritment.

Hubungan antar dukungan sosial keluarga dengan motivasi menjalani

tritment penderita diabetes mellitus ini mempunyai kekuatan hubungan yang

sangat kuat, karena r hitung yang dihasilkan 0,866 dan ini berada pada koefisien

interval 0,80 – 1,000 (tingkat hubungan sangat kuat) (Sugiono dalam Prayitno,

2008).

Adanya hubungan yang sangat kuat antara dukungan sosial keluarga

dengan motivasi menjalani treatment penderita diabetes mellitus ini dapat

dijelaskan bahwa penderita diabetes mellitus yang mempunyai dukungan sosial

yang positif terutama dari keluarga sangat mempengaruhi perilaku berobat.

Menurut Gottlieb (dalam Maramis, 1980) dukungan sosial keluarga

mempengaruhi kondisi psikologis dan kesehatan orang yang menderita suatu

penyakit, termasuk juga penderita diabetes mellitus. Bila orang yang menderita

suatu penyakit mendapat dukungan sosial keluarga yang tinggi untuk berobat

maka akan timbul motivasi penderita diabetes mellitus untuk mejalani tritmen.

Selain hal itu, dari analisis tambahan yang dilakukan oleh peneliti yang

bertujuan untuk mengetahui sumber dukungan sosial keluarga diantara orang

tua, pasangan, dan anak yang paling berpengaruh terhadap motivasi untuk

menjalani tritmen pada penderita diabetes mellitus. Berdasarkan nilai koefisien

korelasi yang diperoleh maka nilai koefesien korelasi yang paling tinggi terhadap

motivasi untuk menjalani tritmen pada penderita diabetes mellitus yaitu dukungan

sosial pasangan yaitu sebesar 0,876, untuk dukungan sosial orang tua dan anak

terhadap motivasi untuk menjalani tritmen masing-masing sebesar 0,831 dan

0,719. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa dukungan sosial

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

21

keluarga yang paling mempengaruhi terhadap motivasi untuk menjalani tritmen

adalah dukungan pasangan.

Kelemahan dari penelitian ini adalah subyek penelitian yang terbatas. Pada

awalnya penelitian ini akan memakai subyek yang berada di poliklinik atau rumah

sakit, namun karena keterbatasan dan tidak diberikannya kesempatan oleh pihak

rumah sakit, pada akhirnya peneliti menggunakan cara door to door untuk

pengambilan data. Dengan proses door to door tersebut proses pengambilan

data menjadi lebih lama, karena tidak setiap saat peneliti menemukan subyek

yang sesuai dengan kriteria subyek penelitian. Keterbatasan subyek penelitian

mengarahkan penelitian ini menggunakan penelitian try out terpakai.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian hubungan antara

dukungan sosial keluarga dengan motivasi untuk menjalani tritmen pada

penderita diabetes mellitus sebesar 0,866; hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin tinggi pula motivasi untuk

menjalani tritmen, dan semakin rendah dukungan sosial keluarga maka semakin

rendah juga motivasi untuk menjalani tritmen. Sumbangan dukungan sosial

keluarga terhadap motivasi untuk menjalani tritmen sebesar 75%.

SARAN

1. Keluarga

Hendaknya keluarga terutama pasangan dapat menjadi fasilitator bagi

kesembuhan penyakit penderita diabetes mellitus melalui pemberian dukungan

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · penelitiannya adalah angket dukungan sosial keluarga dan angket

22

sosial yang baik sehingga dapat meningkatkan motivasi penderita diabetes

mellitus dalam menjalani tritmen.

2. Peneliti selanjutnya

Hendaknya melakukan penelitian secara berkelanjutan yang berhubungan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian dukungan sosial keluarga

serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi penderita diabetes mellitus

dalam menjalani tritment (misalnya, pendidikan, umur, lama sakit, lama

pengobatan).