19
1 NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR. Y DENGAN GANGUAN SESTEM PENCERNAAN POST OPERASI HEMOROIDEKTOMI HARI KE-2 DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI Disusun Oleh: KRISNA SULUH PAMBUDI J200 090 080 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Guna melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR. Y DENGAN GANGUAN

SESTEM PENCERNAAN POST OPERASI HEMOROIDEKTOMI

HARI KE-2 DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun Oleh: KRISNA SULUH PAMBUDI

J200 090 080

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Guna melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Pendidikan Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

2  

Page 3: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

3  

Page 4: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

4  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR. Y DENGAN GANGUAN SISTEM PENCERNAAN POST OPERASI HEMOROIDEKTOMI HARI KE-2

DIRUANG FLAMBOYAN (Krisna Suluh Pambudi, 2012, 37 halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis. Hemoroid dikenal dimasyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahakan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit. Tujuan : untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hemoroid meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi. Hasil : Pengkajian didapatkan data nyeri pada bagian anus. dalam kasus terdapat tiga diagnosa yaitu nyeri, resiko infeksi dan kurang pengetahuan. hasil yang didapatkan pada evaluasi nyeri sudah berkurang skala 8, pasien sudah mengerti tantang penyakitnya, resiko infeksi tidak di dapatkan tanda tanda peradangan. Kesimpulan : kerjasama antar tim kesehatan dan pasien/keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien lebih kooperatif, teknik relaksasi sangat disukai pasien karena sangat membantu dalam mengurangi rasa nyeri. Kata kunci : asuaha keperawatan, hemmoroid, nyeri, kurang pengetahuan, infeksi.

Page 5: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

5  

NURSING CARE IN KLIEN. Y POST GASTROINTESTINAL WITH OPERATING SYSTEM DISORDER HEMOROIDEKTOMI DAY-2 ROOM

FLAMBOYAN

(Krisna Suluh Pambudi, 2012.37 Pages) ABSTRACT

Background: Hemorrhoids is a dilation of the veins in the plexus Hemoroidalis Hemorrhoids in the community known as hemorrhoids or hemorrhoid disease is a common disease and has been there since timimmemorial. But there are still many people who do not understand bahakan not know about the symptoms arising from disease Purpose: To know the nursing care in patients with hemorrhoids include assessment, intervention, implementation and evaluation. Results: assessment of the data obtained pain in the anus. in case there are three diagnoses, namely: pain, risk of infection and lack of knowledge. Results in getting on the evaluation of pain was reduced scale 8, the patient han understood about the di sease, the risik of infection is not getting the signs of inflammation. Conclusion: cooperation between the health care team and patient / family is indispensable for the success of nursing care to patients, therapeutic communication can encourage a more cooperative patient, the patient relaxation techniques is preferred because it is very helpful in reducing pain. Keywords: nursing care, hemmoroid, pain, lack of knowledge, infection

Page 6: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

6  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus

Hemoroidalis (Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah

vena hemoroidalis dengan penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah

anus dan rectum (Nugroho, 2011). Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena

varises pada pleksus venosus di submukosa anal dan parianal (Mitchell, 2006).

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena

hemoroidalis. Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid

interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena

hemoroidalis superior dan media. Sedangkan hemoroid eksterna merupakan

varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid

interna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid eksterna timbul di

sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan

gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Kedua jenis hemoroid ini sangat

sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita

yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,

tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman

Hemoroid adalah seikat pembuluh darah di dalam dubur / pelepasan, hanya

sebagian berada di bawah selaput bagian paling rendah dari dubur / pelepasan.

Hemoroid umum diderita oleh umur 50, sekitar separuh orang dewasa berhadapan

dengan yang menimbulkan rasa gatal, terbakar, pendarahan dan terasa

menyakitkan. Dalam banyak kesempatan kondisi boleh memerlukan hanya self-

care perawatan sendiri dan lifestyle gaya hidup (Sjamsuhidayat,2004).

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara deskripsi retrospektif, pasien

hemoroid di jawa tenga dari bulan Januari 2004 sampai dengan November 2009

terdapat 1137 pasien. Jumlah pasien terbanyak pada tahun 2007 sebanyak 310

Page 7: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

7  

pasien dengan jumlah tindakan hemoroidektomi sebanyak 250. Sedangkan jumlah

jumlah pasien paling sedikit pada tahun 2005 sebanyak 91 orang.

Dari total pasien hemoroid sebanyak 1137 orang dari tahun 2004-2009

terdapat 310 pasien pada tahun 2007 dan pasien yang dilakukan tindakan

hemoroidektomi sebanyak 250 orang pada tahun 2007. Berdasarkan penelitian

hemoroid interna diterapi sesuai dengan gradenya, tetapi hemoroid eksterna selalu

dengan operasi (Sjamsuhidayat,2004).

Berdasarkan fakta di atas maka menimbulkan ketertarikan perawat

mengambil judul karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada Sdr. Y dengan

gangguan sistem pencernaan post operasi hemoroidektomi di RSUD Pandanarang

Boyolali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka beberapa

masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Masyarakat kurang paham betul tentang penyakit hemoroid (ambeien) yang

terjadi dilingkungannya.

2. Masyarakat tidak begitu paham tentang pencegahan penyakit hemoroid.

C. Tujuan Laporan Kasus

1. Tujuan Umum

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang

penanganan hemoroid.

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan konsep hemoroid, klasifikasi, etiologi, dan patofisiologi.

b. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan hemoroid dengan

pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

8  

D. Manfaat Laporan Kasus

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelayanan berarti

bagi institusi pelayanan kesehatan, institusi pendidikan, dan penulis.

1. Institusi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi institusi dan meningkatkan pelayanan kesehatan untuk

menciptakan kenyamanan dan kepuasan pasien.

2. Institusi Pendidikan

a. Sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa

khususnya yang terkait penerapan pasien hemoroid.

b. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama

mengenai pelaksanaan bagi pasien dengan penyakit hemoroid.

3. Penulis

a. Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang intensitas hemoroid yang

dialami pasien Sdr. Y.

b. Untuk menambah khasanah keilmuan bagi penulis dan mengkaji

permasalahan.

c. Memeperoleh pengalaman dalam proses penelitian dan menambah

wawasan melalui penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan hemoroid adalah pembesaran

atau pelebaran vena hemoroidalis yang melalui kanal anus atau rektum.

Klasifikasi hemoroid menurut Lumenta (2006) dibagi menjadi 2 yaitu:

Page 9: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

9  

a. Hemoroid Interna

Hemoroid Interna adalah pleksus hemoroidalis superior (bantalan

pembuluh darah) di dalam jaringan selaput lender di atas anus.

b. Hemoroid Eksterna

Hemoroid Eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus

hemoroidalis inferior di sebelah bawah anus.

2. Etiologi

Menurut Mutaqqin (2011), kondisi hemoroid biasanya tidak

berhubungan dengan kondisi medis atau penyalit, namun ada beberapa

predisposisi penting yang dapat meningkatkan risiko hemoroid seperti berikut:

a. Peradangan pada usus, seperti pada kondisi colitis ulseratif atau penyalit

crohn.

b. Kehamilan, berhubungan dengan banyak masalah anorektal.

c. Konsumsi makanan rendaj serat.

d. Obesitas.

e. Hipertensi portal.

3. Manifestasi Klinis

Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien hemoroid

dapat mengeluh hal-hal seperti berikut :

a. Perdarahan

Keluhan yang sering dan timul pertama kali yakni : darah segar menetes

setelah buang air besar (BAB), biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di

anus. Pendarahan dapat juga timbul di luar wakyu BAB, misalnya pada

orang tua. Perdaran ini berwarna merah segar.

b. Benjolan

Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau

manual merupakan cirri khas/ karakteristik hemoroid.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

10  

c. Nyeri dan rasa tidak nyaman

Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis ( sumbatan komponen darah

di bawah anus), benjolan keluar anus, polip rectum, skin tag.

d. Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus

Akibat penegluaran cairan dari selaput lender anus disertai perdarahan

merupakan tanda hemoroid interna, yang sering mengotori pakaian dalam

bahkan dapat menyebabkan pembengkakan kulit.

4. Patofisiologi

Menurut Nugroho (2011) hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan

abdominal yang mampu menekan vena hemoroidalis sehingga menyebabkan

dilatasi pada vena. dilatasi tersebut dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Interna (dilatasi sebelum spinter)

1) Bila membesar baru nyeri

2) Bila vena pecah, BAB berdarah anemia

b. Eksterna (dilatasi sesudah spingter)

1) Nyeri

2) Bila vena pecah, BAB berdarah-trombosit-inflamasi

Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya

menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan, atau

prollaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang

bias, mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini

menyebabkan pembengkakan dari hemoroid., kemungkinan gengguan oleh

venous return (Muttaqin, 2011).

Page 11: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

11  

5. Pathway

Prolaps

Gambar 2.1 Alur asuhan Keperawatan Pasien Hemoroid

( Muttaqin,2011, Yasmin Asih,2006, Made Sumarwati,2010 )

Hemoroidectomy

Kurang Informasi

Kelemahan fisik

Kurang perawatan diri

Luka post operasi

Resiko Infeksi

Takut BAB

Feses mengeras

Gangguan Eliminasi BAB

Kurang pengetahuan tentang penyakit, pengobatan dan perawatannya.

Inflamasi mikroorganisme Diskontiunitas jaringan

Nyeri

Obstipasi, sering mengejan, kehamilan, banyak duduk, kongesti renal

Tekanan intra abdomen

Hemoroid

Konstipasi

Page 12: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

12  

TINJAUAN KASUS

A. Biodata

Data yang di peroleh penulis saat pengkajian pada tanggal 10 Mei

2012 jam 15.35 WIB di Bangsal Flamboyan RSUD Pandanarang Boyolali. Pada

kasus ini diperoleh data dengan wawancara kepada pasien dan keluarga.

Didapatkan identitas pasien adalah pasien bernama Sdr. Y, umur 18 tahun, alamat

Susukan 03/03 semarang, agama islam, pekerjaan pelajar, pendidikan SLTA,

jenis kelamin laki-laki, tanggal masuk 09 Mei 2012. Identitas penanggung jawab

adalah Ny. N, Umur 45 tahun, alamat Susukan 03/03 semarang, pekerjaan swasta,

hubungan dengan pasien ibu.

B. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 10 Mei jam 15.35 WIB di bangsal

Flamboyan RSUD Pandanarang Boyolali. Pada pengkajian laporan kasus ini data

diperoleh dengan wawancara kepada pasien dan keluarga, serta melihat catatan

medik.

Keluhan utama didapatkan pasien mengatakan nyeri pada bagian operasi.

Riwayat penyakit sekarang didapatkan data sebagai berikut : pasien datang ke

RSUD Pandanarang Boyolali pada tanggal 09 Mei 2012 pukul 11.25 WIB

dengan keluhan nyeri pada anus. Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien

mengatakan nyeri selama tiga hari. Dan diperiksakan ke puskesmas terdekat,

kemudiaan perwat menyarankan agar dibawa ke rumah sakit.

Pengkajian riwayat kesehataan dahulu yaitu pasien belun pernah

mengalami penyakit seperti ini dan psien belum pernah dirawat di rumah sakit.

Pengkajian kesehatan keluarga, pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada

Page 13: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

13  

yang menderita penyakit yang diderita pasien. Dan dalam keluarga tidak ada

riwayat penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi.

PEMBAHASAN

A. Diagnosa Keperawatan yang Muncul di Kasus

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen injuri fisik (luka post op)

2. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan sekunder

(hemoroidektomi)

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

B. Pengakajian

Pengkajian merupakan tarhadap awal dari proses keperawatan.

1. Pengertian diagnosa keperawatan

Diagnosa pertama, nyeri akut berhubungan dengan adanya agen injuri

fisik (luka post op). Menurut (carpenito,2006). pengalaman sensori serta

emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan

jaringan yang aktual atu potensial yang digambarkan dalam istilah seperti

kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai

berat dengan akhir yang dapat diantisipasi dan durasinya kurang dari enam

bulan.

Diagnosa ini sebagai diagnosa prioritas utama karena pada waktu

pengkajian yang sering pasien keluhkan adalah nyeri pada luka bekas operasi.

Masalah ini bila tidak segera ditangani bisa mengganggu aktifitas sehari-hari.

Data yang mendukung adalah profoking, qualitas seperti tersayat-sayat, regio

bagian anus.

Diagnosa kedua, resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan

sekunder (hemoroidektomi) Menurut (Capernito, 2006) resiko infeksi

Page 14: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

14  

merupakan suatu kondisi individu yang mengalami resiko terserang

organisme patogenik.

Data yang ditemukan adanya luka insisi karena pembedahan

apendiktomi dan hasil laboratorium angka leukosit melebihi angka normal.

Diagnosa ketiga, Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi Menurut (Nanda,2007) tentang penyakitnya. Dalam diagnosa ini,

muncul dalam kasus dan ada dalam tinjauan teori. Kurang pengetahuan adalah

suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki satupun informasi terhadap

sesuatu hal yang menjadi masalahnya.

2. Intervensi Keperawatan

Intervensi merupakan langkah selanjutnya setelah perumusan diagnosa

keperawatan. Penulis akan membahas tentang kriteria waktu yang penulis

tentukan dan membahas intervensi yang ada dalam kasus tetapi tidak ada

dalam teori atau sebaliknya yang tidak ada dalam kasus tetapi ada dalam teori.

Diagnosa pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan. Tujuan yang ditentukan pada diagnosa ini nyeri menurun

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil

skala nyeri kurang dari tiga dan wajah tampak rileks. Pada diagnosa ini sudah

sebagian besar intervensi sama dengan teori.

Diagnosa kedua, resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi

pembedahan sekunder ( hemoroidektomi) : prosedur invasif. Tujuan yang

ditentukan pada diagnosa ini adalah tanda-tanda infeksi tidak terjadi setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil tidak

ada tanda dan gejala infeksi dan jumlah leukosit dalam batas normal. Untuk

menunjukkan tanda-tanda tidak terjadi infeksi dibutuhkan waktu kurang lebih

7 hari atau luka sampai sembuh. Penulis hanya mengambil tindakan

keperawatan pada diagnosa ketiga selama 3 hari, hal ini merupakan

kekurangan dari penulis.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

15  

Diagnosa ketiga, Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi tentang penyakitnya. Tujuan yang ditentukan pada diagnosa ini

adalah pasien bisa mengetahui tentang penyakitnya setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil pasien tidak cemas lagi,

pasien tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, pasien

dapat memenuhi ADL secara mandiri. Dalam diagnosa ini sebagian besar

intervensi sudah sama dengan teori. Tetapi lebih efektif untuk diagnosa

gangguan pemenuhan ADL : nyeri adalah mengurangi rasa nyeri. Intervensi

untuk mengurangi rasa nyeri sudah ada pada diagnosa pertama, maka tidak

dirumuskan lagi intervensi mengurangi rasa nyeri untuk diagnosa kedua.

3. Implementasi Keperawatan

Implementsi merupakan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan

rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.Dalam rencana

tindakan penulis belum dapat melaksanakan rencana tindakan sepenuhnya.

Diagnosa pertama, nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan. Pada diagnosa ini terdapat empat rencana tindakan,

penulis melaksanakan semua rencana tindakan yang meliputi observasi reaksi

non verbal, melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengajarkan

tehnik relaksasi nafas dalam, melaksanakan terapi obat analgetik sesuai advis

dokter. Dalam melaksanakan rencana tindakan, penulis belum menemukan

hambatan. Perawat bangsal membimbing penulis dalam melaksanakan

tindakan keperawatan, pasien kooperatif saat diberikan pertanyaan saat

pengkajian nyeri dan diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.

Diagnosa kedua, resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de

entree : prosedur invasif. Pada diagnosa ini terdapat lima rencana tindakan

yang meliputi mengkaji luka dan tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, calor),

monitor angka leukosit, menggunakan tindakan steril selama membersihkan

luka, membersihkan luka sesuai program dokter, dan melaksanakan injeksi

anti biotik sesuai advis dokter. Pada rencana tindakan ini penulis menumukan

Page 16: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

16  

sedikit hambatan, penulis hanya bisa melaksanakan empat rencana tindakan

keperawatan. Sedangkan rencana tindakan yang tidak dapat dilaksanakan

adalah monitor angka leukosit, karena pemeriksaan laboratorium di RSUD

Pandanarang tidak dilakukan setiap hari. Pemeriksaan hanya dilakukan saat

diperlukan.

Salah satu intervensi perawat adalah memberikan antibiotik menurut

program yang diberikan oleh dokter. di gunakan di rumah sakit RSUD

Pandanarang, karena resiko terjadinya infeksi bisa disebabkan beberapa

faktor di mana saja.

Diagnosa ketiga, Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi tentang penyakitnya : nyeri. Dalam diagnosa ini terdapat tiga

rencana tindakan yang meliputi menjelaskan tentang penyakitnya,

menciptakan lingkungan yang nyaman, dan menjelaskan tidur yang adekuat.

Pada rencana tindakan ini, penulis tidak menemukan hambatan. Pasien

bersedia mengikuti apa yang telah disampaikan penulis. Keluarga bersedia

bergantian dalam menjenguk pasien

4. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan.

Diagnosa pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan. Masalah pada diagnosa ini teratasi sebagian. Pasien

mengatakan nyeri sudah berkurang, skala 2, ekspresi wajah rileks. Kriteria

hasil yang penulis tentukan nyeri menurun, skala nyeri kurang dari tiga dan

kriteria hasil tercapai. Untuk kriteria hasil dengan nyeri sampai hilang, perlu

di butuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga intervensi dilanjutkan, ajarkan

tehnik nafas dalam, kolaborasi pemberian analgetik.

Diagnosa kedua adalah resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de

entree : prosedur invasif. Masalah pada diagnosa ini teratasi sebagian. Untuk

tidak terjadi infeksi luka harus benar- benar sembuh sehingga intervensi

Page 17: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

17  

dilanjutkan dengan ganti balutan dengan prinsip steril dan pemberian

antibiotik sesuai program dokter.

Diagnosa ketiga adalah Kurang pengetahuan berhubungan dengan

kurang informasi tentang penyakitnya. Masalah pada diagnosa ini teratasi

sebagian. Pasien mengatakan sudah berani untuk melakukan pemenuhan

kebutuhannya secara mandiri. Kriteria hasil yang penulis tentukan ADL

pasien sudah tidak total care, dapat melakukan toileting, personal hygien dan

aktivitas secara mandiri. Hal ini di karenakan masalah nyeri pada pasien

sudah berkurang. Intervensi dilanjutkan dengan mengkaji jumlah jam tidur

pasien.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pengkajian dilakukan pada hari kamis tanggal 10 Mei pukul 15.00 WIB di

ruang Flamboyan RSUD Pandanarang Boyolali. Diagnosa keperawatan yang

ditegakkan ada 3, yaitu: nyeri akut berhubungan dengan adanya agen injuri fisik

(luka post op). Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan sekunder

(hemoroidektomi). Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

Sedangkan yang tidak ditegakkan yaitu gangguan eliminasi BAB berhubungan

dengan pembatasan masuknya oral dan imobilisasi sekunder terhadap post operasi

dan ganggua aktifitas tidur. Adanya kerjasama yang baik dengan pasien dan

keluarga pasien serta tersedianya fasilitas yang digunakan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan, sebagian besar perencanaan sudah sesuai dengan teori

Carpenito (2007) dan Carpenito (2007).

Dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Sdr. Y dengan Gangguan

Sistem Pencernaan: post operasi hemoroidektomi di Ruang Flamboyan RSUD

Pandanarang Boyolali, terdapat juga perencanaan yang belum berhasil dicapai

Page 18: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

18  

karena keterbatasan waktu dan ketelitian penulis dalam memberikan asuhan

keperawatan.

Kerjasama tim dalam pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif

pada pasien cukup baik dibuktikan dilaksanakannya pendelegasian yang

dilakukan oleh penulis.

B. Saran

a. Dalam hal kerjasama tim

Penulis mengharapkan untuk dipertahankannya dan ditingkatkannya

asuhan keperawatan, agar asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

benar-benar asuhan keperawatan komprehensif.

b. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal

mungkin dan meningkatakan mutu pelayanan rumah sakit.

c. Bagi pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang

merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan laporan.

d. Bagi Perawat

Diharapkan seorang perawat agar dapat lebih professional dengan

pengatahuan dan keterampilan yang di miliki sehingga dapat mendeteksi dini.

Bagi Pasien kasus-kasus yang patologi khususnya dalam kasus post operasi

hemoroidektomi.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21902/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Latar Belakang : Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis

19  

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Moyet dan Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih Bahasa Yasmin Asih. Editor Monika Ester. Edisi 10. Jakarta: EGC, 2006.

Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah . Alih Bahasa dr. Vidia

Umami. Editor Amalia S. Edisi 3. Jakarta: Erlangga, 2006. Kurnia, Hendrawan. Kiat Jitu Tangkal Penyakit Orang Kantoran. Yogyakarta : Best

Publisher, 2009. Lumenta, Nico A., Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya : Manajemen

Hidup Sehat. Jakarta : Gramedia, 2006. Mitchell, Kumar,Abbas,Fausto. buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Alih Bahasa

Andry Harsono. Editor Inggrid Tania, et al. Edisi 7. Jakarta: EGC, 2008. Muttaqin, Arif Dan Kumala Sari. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan

Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika, 2011. NANDA, 2007 Diagnosa Nanda ( NIC dan NOC ). Jakarta: Perima Medika. Nugroho, Taufan. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam.

Yogyakarta: Nuha Medika, 2011. Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 2010. Sjamsuhidayat, Win de Jong. Hemoroid, Dalam : Buku Ajaran Ilmu Bedah,

Ed.2.jakarta. EGC, 2004.