96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK KETELA UNGU DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Program Studi Agrobisnis Oleh : Rinda Saptianuri H 1308508 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

  • Upload
    dinhque

  • View
    241

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK KETELA UNGU

DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Program Studi Agrobisnis

Oleh :

Rinda Saptianuri

H 1308508

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program

Sarjana :

Nama : Rinda Saptianuri

NIM : H 1308508

Jurusan/Program Studi : Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Menyetujui Naskah Publikasi Ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan

dan dipublikasikan dengan / tanpa*) mencantumkan nama tim pembimbing

sebagai Co-Author.

*) Coret yang tidak perlu

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Darsono, Msi NIP. 19660611 199103 1 002

Pembimbing Pendamping

Nuning Setyowati, SP. MSc NIP. 19820325 200501 2 002

Page 3: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK KETELA UNGU

DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

RINDA SAPTIANURI H 1308508

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, risiko usaha, dan efisiensi usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Desa Karanglo dan Desa Bandardawung Kecamatan Tawangmangu, karena hanya wilayah tersebut yang memproduksi keripik ketela ungu di Kabupaten Karanganyar. Pengambilan responden dilakukan dengan teknik sensus dan diperoleh responden yang berjumlah 19 produsen. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pencatatan. Analisis data yang digunakan meliputi analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas, analisis risiko serta analisis efisiensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya rata-rata yang dikeluarkan produsen keripik ketela ungu dalam satu bulan selama bulan Oktober 2010 sebesar Rp 28.092.681,90. Penerimaan rata-rata yang diperoleh pengusaha adalah sebesar Rp 36.340.580,36 dan keuntungan rata-rata yang diperoleh produsen keripik ketela ungu adalah sebesar Rp 8.247.898,46 dengan profitabilitas sebesar 23,00%.

Nilai koefisien variasi usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebesar 0,93 atau lebih besar dari 0,5 dan batas bawah keuntungan Rp -7.047.041,60 atau bernilai negatif (L < 0), maka dapat dinyatakan bahwa usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar memiliki peluang mengalami kerugian. Usaha industri keripik ketela ungu yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,29.

Kata Kunci : Analisis Usaha, Keripik Ketela Ungu, Keuntungan, Risiko, Efisiensi

Page 4: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

BUSSINESS ANALYSIS AT AGROINDUSTRY OF PURPLE CASSAVA CHIP IN TAWANGMANGU DISTRICT

KARANGANYAR REGENCY

RINDA SAPTIANURI H1308508

ABSTRACT

The aims of this research is to analyse how much the cost is, income, profit, profitability, business risk, and business efficiency at agroindustry of purple cassava chip in Tawangmangu district, Karanganyar regency.

Basic method of research used is analytic descriptive method. It was performed purposively, that is in Karanglo and Bandardawung village of Tawangmangu district, because only that village which produce of purple cassava chip in Karanganyar regency. The taking of responds was performed with census technic and it was gained respondents amounting 19 producers. Data used is primary data and secondary data. Technique of data collecting used consist of analyzis cost, income, profit and profitability, risk analyzis, and analyzis of efficiency.

The result of the research showed that average total cost which is issued by producers of purple cassava chip in a moth for October 2010 is 28.092.681,90 rupiah. Average income which gained by producers is 36.340 580,36 and average profit gained by producer of purple cassava chip is 8.247.898,46 with profitability amounting 23,00%.

Coeficient value of agrobusiness variation of purple cassava chip in Tawangmangu of Karanganyar regency amounting 0,93 or greater from 0,5 and ground limit of profit is – 7.047.041,60 or has negative value (L<0), so it can be stated that agro industry business of purple cassava chip in Tawangmangu of Karanganyar regency has chanche to be unprofitable. The business industry of purple cassava chip which is performed up to now has been efficient which is showed by ratio R/C is more than 1, that is 1,29.

Keywords : Bussiness analysis, Puprple Cassava Chip, Profit, Risk, and Efficiency

Page 5: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pangan merupakan salah satu bidang yang sangat penting

peranannya dalam perekonomian Indonesia. Di samping mampu memenuhi

kebutuhan pangan Indonesia, juga dapat menghasilkan devisa bagi negara.

Keberadaan industri pangan di Indonesia dapat menyerap tenaga kerja dalam

jumlah yang cukup banyak serta mampu mendorong berdirinya industri

penunjang seperti industri pengolahan makanan, industri mesin dan peralatan

pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri.

Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar.

Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari

usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian tanaman pangan, maupun

non pangan, peternakan ataupun perikanan. Agroindustri merupakan

industrialisasi di bidang pertanian dalam rangka peningkatan nilai tambah dan

daya saing produk pertanian. Agroindustri merupakan solusi penting untuk

menjembatani keinginan konsumen dan karakteristik produk pertanian yang

variatif dan tidak tahan lama bila disimpan (Nopianto, 2010).

Agroindustri dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.

Setidaknya ada lima alasan utama, yaitu : (1) industri pengolahan mampu

mengubah keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif, yang akhirnya

akan memperkuat daya saing produk; (2) produk agroindustri memiliki nilai

tambah dan pangsa pasar yang besar sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan

perekonomian nasional; (3) agroindustri memiliki keterkaitan yang besar baik ke

hulu maupun ke hilir, sehingga mampu menarik kemajuan sektor lain; (4)

memiliki basis bahan baku lokal (keunggulan komparatif) sehingga terjamin

keberlanjutannya; dan (5) berpeluang mengubah struktur ekonomi nasional dari

pertanian ke industri (Supriyati dan Tarigan, 2008).

Salah satu cara yaitu mewujudkan penganekaragaman pangan

sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan

pangan pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan umbi-umbian

Page 6: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama

disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan

lainya. Umbi-umbian merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia.

Umbian-umbian mempunyai kandungan gizi yang cukup memenuhi jika

dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Jenis umbi-umbian yang sering

ditemukan di pasaran antara lain jenis talas-talasan, ketela rambat, kentang, ketela

pohon. Ketela rambat mempunyai kulit tipis dan berkadar air tinggi sehingga

perlu penanganan yang baik selama proses panen, dan pengangkutan serta

penyimpanan sebelum dimanfaatkan. Apabila kulit yang tipis tersebut rusak,

maka akan mudah sekali mikroorganisme (bakteri, jamur, dan lain-lain) masuk ke

dalam umbi, sehingga seluruh bagian umbi akan cepat rusak. Untuk

memperpanjang masa simpan, ketela rambat dapat diolah dan dijadikan sebagai

camilan dengan cara direbus, digoreng, atau dijadikan keripik (Anonim, 2008).

Ketela rambat (Ipomoea batatas) merupakan salah satu tanaman yang

mempunyai potensi besar di Indonesia. Penghasil utama ketela rambat di

Indonesia adalah Jawa dan Irian Jaya. Peluang perluasan areal panen masih

sangat terbuka. Dan dengan perbaikan teknik budidaya dan penggunaan

varietas unggul nasional, dapat meningkatkan produktivitas ketela rambat

(Anonim, 2010).

Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah, hampir semua di

Kabupaten/Kota terdapat budidaya ketela rambat. Dari 35 Kabupaten/Kota di

Jawa Tengah, hanya 5 Kabupaten/Kota yang tidak terdapat budidaya ketela

rambat. Luas panen, rata-rata produksi dan produksi ketela rambat di 30

Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Page 7: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Ketela Rambat di Jawa Tengah Tahun 2008

No. Kabupaten/ Kota

Ketela Rambat Luas

Panen (Ha)

Rata-rata Produksi (Kw/Ha)

Produksi (Ton)

1. Kab. Cilacap 293 133,04 3.898 2. Kab. Banyumas 85 130,12 1.106 3. Kab. Purbalingga 327 122.69 4.012 4. Kab. Banjarnegara 291 129,42 3.766 5. Kab. Kebumen 66 125,76 830 6. Kab. Purworejo 58 124,48 722 7. Kab. Wonosobo 841 134,01 11.270 8. Kab. Magelang 1.298 144,53 18.760 9. Kab. Boyolali 35 126,29 442 10. Kab. Klaten 65 136,31 886 11. Kab. Wonogiri 245 140,53 3.443 12. Kab. Karanganyar 557 148,65 8.280 13. Kab. Sragen 5 74 37 14. Kab. Grobogan 118 129,07 1.523 15. Kab. Blora 422 130,09 5.490 16. Kab. Rembang 240 128,88 3.039 17. Kab. Pati 78 126,41 986 18. Kab. Kudus 138 115,22 1.590 19. Kab. Jepara 50 120 600 20. Kab. Demak 165 123,82 2.043 21. Kab. Semarang 692 131,73 9.116 22. Kab. Temanggung 356 125,08 4.453 23. Kab. Kendal 256 132,58 3.394 24. Kab Batang 669 126,25 8.446 25. Kab. Pekalongan 209 121,55 2.504 26. Kab. Pemalang 301 128,34 3.869 27. Kab. Tegal 229 128,54 2.939 28. Kab. Brebes 283 141,31 3.999 29. Kota Salatiga 36 121,67 438 30. Kota Semarang 61 125,08 763

Jumlah 8466 133,1 112.689

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2009

Berdasarkan Tabel 1, salah satu wilayah di Indonesia yang

membudidayakan ketela rambat adalah Kabupaten Karanganyar. Meskipun

pada tabel tersebut luas lahan dan produksi ketela rambat di Kabupaten

Karanganyar tidak seluas dan sebesar di Kabupaten Magelang dan Wonosobo,

Page 8: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

akan tetapi produksi rata-rata per hektarnya memiliki urutan tertinggi. Dan

hampir semua ketela rambat yang dibudidayakan di Kabupaten Karanganyar

adalah jenis ketela rambat yang memiliki warna daging buah ungu.

Ketela ungu merupakan salah satu umbi sumber karbohidrat yang

banyak ditanam oleh masyarakat yang menyimpan potensi besar baik sebagai

pangan alternatif maupun pengembangan potensi bisnis. Salah satu produk

olahan ketela ungu yaitu keripik ketela ungu yang sudah populer dan sudah

banyak diproduksi untuk memenuhi kebutuhan komersial (Rukmana, 2010).

Tanaman ketela ungu (Ipomoea batatas L. Sin. batatas edulis choisy)

berasal dari Amerika bagian tengah. Kemudian tersebar ke berbagai negara di

dunia yang memiliki sistem pertanian cukup maju, termasuk Indonesia. Pada

sekitar tahun 1990, ketela ungu sudah tersebar dan ditanam hampir di seluruh

wilayah Nusantara. Daerah yang cocok digunakan untuk membudidayakan ketela

ungu adalah dataran rendah sampai ketinggian 500 m diatas permukaan laut.,

yang bersuhu 21-27oC, berkelembaban 50-60%, mendapat panas sinar matahari

11-12 jam/hari, dengan curah hujan 750-1.500 mm/tahun. Di dataran tinggi

(pegunungan) dengan ketinggian mencapai 1.000 m di atas permukaan laut,

ketela ungu masih mampu tumbuh dengan baik, namun pencapaian umurnya

lebih lama. Tanaman ketela ungu akan tumbuh dengan baik dan berproduksi

optimal bila ditanam pada tanah yang subur, gembur, banyak mengandung

humus, dan ber-pH 5,5-7,5 (Rukmana, 2010).

Kondisi geografis Kabupaten Karanganyar yang terletak pada ketinggian

511 m diatas permukaan laut dengan curah hujan 2.453 mm/tahun dan bersuhu

antara 22-31oC serta dengan tanah yang subur dan mengandung humus yang

cukup, cocok untuk membudidayakan ketela ungu (BPS Karanganyar, 2009).

Seperti yang terlihat pada Tabel 1 bahwa Kabupaten Karanganyar memiliki rata-

rata produksi tertinggi tiap hektarnya.

Dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar 14 kecamatan

diantaranya membudidayakan ketela ungu, sedangkan 3 kecamatan lainnya tidak

membudidayakan dikarenakan kondisi lahan kurang memungkinkan untuk

budidaya ketela ungu tersebut. Berdasarkan data 5 tahun terakhir dari Dinas

Page 9: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Pertanian Kabupaten Karanganyar (2005-2009) secara terinci luas lahan tanaman

ketela ungu di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Lahan Tanaman Ketela ungu di Kabupaten Karanganyar Tahun 2005-2009

No. Kecamatan Luas Lahan (Ha) Rata-

rata (Ha) 2005 2006 2007 2008 2009 1. Jatipuro - - 2 - 1 0,6 2. Jumapolo 6 5 7 7 - 5 3. Jumantono 12 5 45 16 - 15,6 4. Matesih 230 99 117 152 36 126,8 5. Tawangmangu 56 66 118 83 82 81 6. Ngargoyoso 196 168 68 290 105 165,4 7. Karangpandan 79 125 99 94 43 88 8. Karanganyar - - - - 1 0,2 9. Tasikmadu - - - - 4 0,8 10. Colomadu 3 3 - - - 1,2 11. Kebakkramat - - - - 16 3,2 12. Mojogedang 44 50 103 83 63 68,6 13. Jenawi 126 52 32 83 148 88,2 14. Kerjo 24 10 34 27 36 26,2

Jumlah 776 583 621 754 535 670,8

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar 2009

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan yang

mempunyai rata-rata lahan yang cukup luas dan setiap tahunnya

membudidayakan ketela ungu terdapat di Kecamatan Ngargoyoso, Matesih

dan Jenawi. Total lahan terluas yang digunakan untuka budidaya ketela ungu

terdapat pada tahun 2005. Di setiap tahunnya luas lahan yang digunakan

berubah, akan tetapi perubahannya tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan

karena kondisi cuaca sekarang ini yang tidak stabil, kadang juga beralih

budidaya tanaman lain.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dari luas lahan yang digunakan untuk budidaya ketela ungu, maka dapat

dilihat produksi ketela ungu pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Produksi Tanaman Ketela Ungu di Kabupaten Karanganyar Tahun 2005-2009

No. Kecamatan

Produksi (Ton) Rata-rata (Ton) 2005 2006 2007 2008 2009

1. Jatipuro - - 45 - 20 13 2. Jumapolo 132 95 156 154 - 107,4 3. Jumantono 264 95 1.002 354 - 343 4. Matesih 5.064 1.878 2.607 3.405 688 2.728,4 5. Tawangmangu 1.233 1.252 2.629 1.859 1.578 1.710,2 6. Ngargoyoso 4.316 3.167 1.515 4.682 1.993 3.134,6 7. Karangpandan 1.740 2.372 2.117 2.106 816 1.830,2 8. Karanganyar - - - - 19 3,8 9. Tasikmadu - - - - 76 15,2 10. Colomadu 66 57 - - - 24,6 11. Kebakkramat - - - - 290 58 12. Mojogedang 969 969 2.295 1.851 1.147 1.446,2 13. Jenawi 2.774 986 712 1.843 2.702 1.803,4 14. Kerjo 528 190 756 595 683 550,4

Jumlah 17.086 11.061 13.836 16.849 10.012 13.768,4

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar 2009

Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah produksi

tertinggi ketela ungu pada data 5 tahun terakhir terdapat pada tahun 2005. Dan

Kecamatan yang memiliki rata-rata produksi tertinggi yaitu di Kecamatan

Ngargoyoso, diikuti Kecamatan Matesih dan Karangpandan. Ketela ungu yang

diproduksi di Kabupaten Karanganyar tidak hanya dipasarkan langsung, akan

tetapi sebagian besar diolah untuk memberikan nilai tambah pada ketela ungu

tersebut. Salah satu produk olahan ketela ungu yang diproduksi adalah keripik

ketela ungu. Mekipun pada Tabel 2 menunjukan hasil produksi ketela ungu yang

ada di Kabupaten Karanganyar cukup tinggi, akan tetapi untuk memenuhi

permintaan para pengusaha keripik ketela ungu belum mencukupi. Sehingga

membutuhkan ketela ungu dari luar Kabupaten Karanganyar, seperti dari

Magetan, Ngawi dan Bandung.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Berdasarkan data Tabel 2 dan 3 diatas, dapat dilihat bahwa Kecamatan

Tawangmangu tidak mempunyai lahan yang cukup luas dan produksi ketela ungu

yang tinggi, akan tetapi sentra industri pengolahan keripik ketela ungu justru

terdapat di Kecamatan Tawangmangu. Pengusaha agroindustri keripik ketela

ungu yang terdapat di Kecamatan Tawangmangu dapat dilihat pada Tabel 4

berikut ini:

Tabel 4. Pengusaha Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan

Tawangmangu

No. Nama Usaha Alamat 1. Gito Dukuh, Karanglo 2. Yamdi Dukuh, Karanglo 3. Parjo Dukuh, Karanglo 4. Wagyo Dukuh, Karanglo 5. Wagino Dukuh, Karanglo 6. Arjoyono Dukuh, Karanglo 7. Wirosuparno Dukuh, Karanglo 8. Nurhadi Dukuh, Karanglo 9. Parno Dukuh, Karanglo 10. Jumadi Sadakan Lor, Karanglo 11. Suyanto Sadakan Lor, Karanglo 12. Suyatno Sadakan Lor, Karanglo 13. Jumini Sadakan Lor, Karanglo 14. F. Wilarso Sadakan Lor, Karanglo 15. Supadi Sadakan Lor, Karanglo 16. Kamto Blimbing, Karanglo 17. Parno Blimbing, Karanglo 18. Karjo Bandar, Bandardawung 19. Sutrisno Jabalkanil, Bandardawung

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten Karanganyar 2008

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat 19 pengusaha

agroindustri keripik ketela ungu yang masih memproduksi keripik ketela ungu.

Agroindustri tersebut hanya terdapat di dua desa di Kecamatan Tawangmangu,

yaitu Desa Karanglo dan Bandardawung. Usaha agroindustri keripik ketela ungu

tersebut dikelola secara perorangan dengan jumlah tenaga kerja antara 12-15

orang. Jadi agroindustri ini tergolong industri skala kecil (5-19 orang).

Page 12: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Keripik ketela ungu merupakan makanan ringan yang mudah diproduksi.

Selain itu agroindustri keripik ketela ungu juga mempunyai peranan penting

dalam menambah pendapatan keluarga dan dapat juga menciptakan lapangan

kerja bagi masyarakat. Agroindustri keripik ketela ungu hingga saat ini masih

terus berproduksi, bahkan sedang dikembangkan oleh pemerintah setempat,

dengan harapan keripik ketela ungu ini dapat menjadi jajanan atau oleh-oleh khas

dari Tawangmangu, di mana Tawangmangu itu sendiri merupakan tempat wisata

yang sudah cukup dikenal masyarakat luas. Selain itu agroindustri keripik

ketela ungu ini mempunyai prospek pasar yang baik. Karena selain sebagai

oleh-oleh khas dari Tawangmangu, keripik ketela ungu ini juga dipasarkan ke

kota-kota lain di Pulau Jawa, seperti Solo, Bandung dan Jakarta. Melihat

pentingnya agroindustri ini maka perlu dilakukan penelitian tentang analisis

usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar.

B. Perumusan Masalah

Pembangunan agroindustri masih dihadapkan pada berbagai tantangan,

baik tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri.

Beberapa permasalahan agroindustri ini khususnya permasalahan dalam negeri

adalah kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu, kurang

konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri, kurangnya fasilitas

permodalan (perkreditan), keterbatasan pasar, lemahnya infrastuktur,

kurangnya penelitian dan pengembangan, lemahnya keterkaitan industri hulu

dan hilir, kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing serta

lemahnya enterpreneurship (Soekartawi, 2001).

Agroindustri keripik ketela ungu Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar ini dapat tergolong dalam usaha kecil yang masih berhadapan

dengan berbagai kendala sehingga membutuhkan pembinaan dari pihak terkait,

yakni dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi

Kabupaten Karanganyar. Adanya keterbatasan bahan baku, dan lemahnya

Page 13: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sarana produksi menjadikan produksi keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini kurang optimal.

Meskipun demikian, tujuan dari agroindustri keripik ketela ungu ini

sama dengan tujuan dari usaha lainnya, yaitu mencari keuntungan yang

sebesar-besarnya. Oleh karena itu besarnya biaya yang dikeluarkan harus

diperhitungkan disesuaikan dengan penerimaan yang diperoleh.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diangkat beberapa permasalahan

antara lain :

1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar?

2. Apakah usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang diusahakan berisiko?

3. Apakah usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang diusahakan efisien?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar.

2. Menganalisis risiko usaha dari agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

3. Menganalisis efisiensi usaha agrondustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang agroindustri keripik

ketela ungu dan merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

dan sebagai bahan penyusunan kebijakan pangan yang lebih baik di masa

mendatang, terutama usaha agroindustri keripik ketela ungu.

3. Bagi Pengusaha Keripik Ketela Ungu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

dan pertimbangan pengusaha keripik ketela ungu untuk meningkatkan

penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan efisiensi serta nilai tambah

produk.

4. Bagi Akademisi dan Pemerhati Agroindustri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber

informasi bagi pemerhati mengenai permasalahan yang sama di masa

mendatang.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Alhuda (2004) yang berjudul “Analisis Usaha dan

Efisiensi Agroindustri Kripik Ubi Jalar (Studi Kasus di Agroindustri Kripik Ubi

Jalar Sehati Desa Kemiri Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto)” yang telah

dilakukan, agroindustri kripik ubi jalar Sehati dalam satu kali proses produksi

rata-rata mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 25.388,2 dan biaya variabel

sebesar Rp 864.157,2. Dengan jumlah produksi sebanyak 3911 Kg dengan

harga perkilogramnya Rp 7.000,00 maka agroindustri ini mendapatkan total

penerimaan rata-rata satu kali produksi sebesar Rp 1.244.409,1. Dalam

penelitian ini pada agroindustri kripik ubi jalar Sehati mendapatkan rata-rata

keuntungannya adalah sebesar Rp 354.863,7. Nilai R/C dalam penelitian ini

adalah sebesar 1,39 hal ini berarti jika agroindustri kripik ubi jalar Sehati

mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000.000,00 maka agroindustri ini akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 13.900.000,00. Dalam penelitian ini

diperoleh nilai BEPq rata-rata sebesar 127,07 Kg dan nilai BEPr rata-rata

sebesar Rp 5003,5 / Kg.

Ningrum (2006), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Nilai

Tambah dan Kelayakan Usaha Agroindustri Bakpao Telo (Studi Kasus pada

Home Industri Lestari Malang)”, menyatakan bahwa dari penerimaan selama

1 bulan Rp 14.400.000,00 dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan

selama 24x proses produksi Rp 5.783.083,00 maka akan didapatkan

keuntungan usaha sebesar Rp 8.616.917,00. Dilihat dari skala industri yang

tergolong industri rumah tangga (kecil), maka dapat dikatakan bahwa usaha

bakpao telo Lestari sangat menguntungkan. Hasil perbandingan total revenue

dan total cost ( R/C Ratio ) sebesar 2,59 ( >1), yang berarti bahwa usaha

pembuatan bakpau telo Lestari efisien. Nilai tambah yang tercipta pada

pengolahan ketela rambat menjadi bakapo telo adalah sebesar Rp 3.051,00

dengan imbalan tenaga kerja Rp 1.358,00 dan keuntungan sebesar Rp 1.693,00

dalam tiap satu kali proses produksi. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha

11

Page 16: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

di home industri Lestari selama 23 triwulan menunjukkan bahwa usaha

pengolahan bakpao telo layak untuk dikembangkan, ini dibuktikan dengan nilai

NPV sebesar Rp 251.256.483,00 IRR 32,008%, dan Net B/C Ratio 5,6 pada suku

tingkat bunga 17% dan waktu pengembalian biaya investasi pada triwulan ke-2.

Berdasarkan dari penelitian Alhuda (2004) dan Ningrum (2006) di atas,

menunjukan bahwa agroindustri dengan bahan baku ketela rambat mempunyai

prospek yang baik untuk dikembangkan. Demikian pula dengan agroindustri

keripik ketela ungu yang ada di Kecamatan Tawangmangu, memiliki bahan baku

yang sama dengan kedua penelitian diatas, yaitu ketela rambat. Ketela rambat

dapat diolah dengan cara yang mudah dan sederhana. Dengan diolah menjadi

berbagai macam produk olahan makanan, akan memberikan nilai tambah pada

ketela rambat.

Dinarti (2009), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Usaha

Agroindustri Keripik Pisang di Kabupaten Karanganyar” menyatakan bahwa

dalam produksi keripik pisang rata-rata per bulan mengeluarkan biaya total

sebesar Rp 4.107.934,90 dan dengan penerimaan sebesar Rp 5.613.252,80

sehingga diperoleh keuntungan Rp 1.505.317,82 tiap bulannya dengan

profitabilitas usaha sebesar 36,64%. Sehingga usaha agroindustri keripik

pisang ini menguntungkan. Nilai koefisien variasi sebesar 3,46>0 dengan

batas bawah keuntungan (-)Rp 8.923.829,98 setiap pengolahan buah pisang

sebanyak 330,31 kg. Ini berarti bahwa ada peluang kerugian yang akan

diterima oleh agroindustri keripik pisang sebesar Rp 8.923.829,98. Dengan

demikian usaha ini memiliki risiko yang tinggi. Tingkat efisiensi sebesar 1.37,

artinya usaha agroindustri ini sudah efisien untuk dijalankan meskipun

memiliki risiko yang tinggi. Dan setiap satu kg bahan baku pisang memiliki

nilai tambah produk senilai Rp 8.778,08.

Valentina (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Nilai

Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Keripik Singkong di Kabupaten

Karanganyar (Kasus pada KUB Wanita Tani Makmur)”, menunjukkan bahwa

keuntungan yang diterima dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik

Page 17: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

singkong dalam satu kali proses produksi pada anggota KUB Wanita Tani

Makmur dari ubi kayu mentah sampai keripik singkong ½ jadi sebesar

Rp 10.375,61. Sedangkan pada KUB Wanita Tani Makmur keuntungan yang

diterima dari keripik singkong ½ jadi sampai matang (keripik singkong) sebesar

Rp 1.610.418,99. Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu mentah sampai keripik

singkong ½ jadi di Kabupaten Karanganyar pada anggota KUB Wanita Tani

Makmur adalah sebesar 1,11. Sedangkan efisiensi usaha pengolahan keripik

singkong ½ jadi sampai matang pada KUB Wanita Tani Makmur sebesar 1,68.

Pengolahan ubi kayu mentah menjadi keripik singkong ½ jadi yang dilakukan

pada anggota KUB Wanita Tani Makmur memberikan nilai tambah bruto sebesar

Rp 52.043,74 nilai tambah netto sebesar Rp 50.558,25 nilai tambah per bahan

baku sebesar Rp 979,55/kg dan nilai tambah per tenaga kerja sebesar

Rp 3.097,84/JKO. Sedangkan pengolahan keripik singkong ½ jadi menjadi

matang pada KUB Wanita Tani Makmur memberikan nilai tambah bruto

sebesar Rp 1.690.750,00 nilai tambah netto sebesar Rp 1.686.461,45 nilai

tambah per bahan baku sebesar Rp 7.773,56/kg dan nilai tambah per tenaga

kerja sebesar Rp 37.572,22/JKO.

Berdasakan penelitian Dinarti (2009) dan Valentina (2009) tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa usaha agroindustri mampu memberikan

keuntungan dan efisien untuk dijalankan meskipun terdapat peluang kerugian.

Dan mengacu pada kedua penelitian diatas, usaha agroindusti keripik ketela

ungu di Kecamatan Tawangmangu juga menggunakan analisis usaha yang

sama. Analisis keuntungan dapat digunakan untuk mengetahui besarnya

keuntungan yang diperoleh. Dalam setiap usaha agroindustri terdapat resiko

usaha, oleh karena itu diperlukan analisis resiko untuk mengetahui tingkat

resiko yang dihadapi. Dan juga diperlukan analisis efisiensi untuk mengetahui

tingkat efisiensi usaha, sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut sudah

efisien atau belum untuk dijalankan.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Tinjauan Pustaka

1. Ketela Rambat

Tumbuhan bergetah putih, umbi akarnya sangat bervariasi bentuk,

ukuran, warna kulit (putih, kuning, coklat, merah dan ungu) dan warna

didalamnya (putih, kuning, jingga, ungu). Batang menjalar, bercabang-

cabang. Daun tunggal tersusun spiral, helaian daun membundar telur, rata,

bersudut atau bercuping menjari. Bunga aksiler, tunggal atau perbungaan

terbatas, mahkota bunga bentuk corong, putih atau lembayung muda, ungu

dibagian dalam tabungnya. Buah kapsul dengan 1-4 biji.

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : I. batatas

Nama Inggris : Sweet potato

Nama Indonesia : Ubi jalar

Nama Lokal : ketela rambat (Jawa), huwi boled (Sunda)

Sinonim : Convolvulus batatas L. (1753), Convolvulus edulis

Thunb. (1784), Batatas edulis (Thunb.) Choisy (1833)

Tanaman ketela rambat ada 3 varietas, yaitu ketela rambat kuning, merah

dan ungu. Dibanding ketela rambat putih, tekstur ketela rambat merah atau

ungu memang lebih berair dan kurang masir (sandy) tetapi lebih lembut.

Rasanya tidak semanis yang putih padahal kadar gulanya tidak berbeda.

Ketela rambat putih mengandung 260 mkg (869 SI) betakaroten per 100 gram,

ubi merah yang berwarna kuning emas tersimpan 2900 mkg (9675 SI)

betakaroten, ubi merah yang berwarna jingga 9900 mkg (32967 SI).

Makin pekat warna jingganya, makin tinggi kadar betakarotennya yang

Page 19: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

merupakan bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh. Namun dari ketiganya,

yang mengandung paling banyak antosian adalah varietas yang berwarna

ungu. Dua varietas ketela rambat ungu introduksi (Ayamurasaki dan

Yamagawa-murasaki) saat ini telah diusahakan secara komersial di beberapa

daerah di Jawa Timur dengan potensi hasil 15-20 ton/ha. Beberapa varietas

lokal sesungguhnya juga ada yang daging umbinya berwarna ungu, hanya

intensitasnya masih jauh dibanding kedua varietas tersebut (Riata, 2010).

Ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya.

Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan

kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ketela rambat menjadi

salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain

dimanfaatkan umbinya, daun muda ketela rambat juga dibuat sayuran.

Terdapat pula ketela rambat yang dijadikan tanaman hias karena keindahan

daun dan bunganya.

Ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu tanaman

yang mempunyai potensi besar di Indonesia. Areal panen ketela rambat di

Indonesia tiap tahun seluas 229.000 hektar, tersebar di seluruh propinsi, baik

di lahan sawah maupun tegalan dengan produksi rata-rata nasional 10 ton per

hektar. Penghasil utama ketela rambat di Indonesia adalah Jawa dan Irian

Jaya yang menempati porsi sekitar 59 persen. Peluang perluasan areal panen

masih sangat terbuka. Dengan perbaikan teknik budidaya dan penggunaan

varietas unggul nasional, produktivitas bisa dinaikkan menjadi 30 ton per

hektar. Ketela rambat bisa secara terus menerus, bergantian maupun secara

tumpang sari. Ketela rambat bisa ditanam sepanjang tahun di jenis tanah apa

saja dan di mana saja. Pada tanah Ultisol yang kurang subur di Kalimantan,

produksinya juga cukup tinggi, 20 ton per hektar. Teknik budidaya ketela

rambat mudah, tidak perlu penguasaan pengetahuan dan kultur teknis serta

teknologi yang rumit, serta hama dsan penyakitnya juga sedikit. Keunggulan

lain dari ketela rambat adalah umur panen ketela rambat yang singkat yaitu

hanya empat bulan, sementara ubi kayu delapan bulan (Anonim, 2010).

2. Keripik Ketela Ungu

Page 20: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Keripik ketela ungu adalah irisan ketela ungu yang telah digoreng

sampai garing. Keripik ketela ungu dapat dengan mudah dibuat, sehingga

keripik ketela ungu mulai cukup banyak diusahakan.

Berikut ini adalah tahapan pembuatan keripik ketela ungu :

a. Pengupasan dan pengirisan

Umbi dicuci, kemudian dikupas. Umbi yang telah dikupas, tapi tidak

langsung diproses lebih lanjut harus direndam di dalam air. Setelah itu

umbi diiris tipis-tipis.

b. Perendaman di dalam larutan natrium bisulfit dan kapur

Irisan umbi direndam di dalam larutan natrium bisulfit 500 ppm selama

60 menit. Kemudian irisan umbi diangkat, dan direndamkan ke larutan

kapur sirih 2% selama 30 menit. Setelah itu, irisan umbi ditiriskan.

c. Pemasakan ringan

Air dipanaskan sampai suhu 90°C. Ke dalam dimasukkan garam (10 gram

garam untuk 1 liter air). Kemudian iris umbi yang telah ditiriskan

dimasukkan ke dalam air tersebut, dan diaduk pelan-pelan. Tidak lama

kemudian (1-2 menit), irisan umbi segera diangkat dan ditiriskan.

d. Pengeringan

Irisan umbi dijemur, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai

cukup kering dengan tanda mudahnya umbi patah jika diremas.

e. Penggorengan

Irisan umbi digoreng di dalam minyak panas (170°C) sampai garing.

f. Penggulaan

Untuk mendapatkan keripik manis, lakukan penggorengan diulang.

Kedalam minyak agak panas (suhu 110°C) dimasukkan gula halus

(50 gram gula untuk setiap 1 liter minyak), dan diaduk agar gula mencair.

Setelah itu, keripik yang telah garing dimasukkan ke dalam minyak,

diaduk dengan pelan, dan segera diangkat untuk ditiriskan dan

didinginkan.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

g. Pengemasan

Keripik matang harus disimpan pada wadah tertutup. Keripik dapat

dikemas di dalam kantong plastik, atau kotak kaleng. Kemasan harus

ditutup rapat sehingga tidak dapat dimasuki oleh uap air dan udara luar.

(Anonim, 2010).

3. Agroindustri

Menurut BPS (1999), industri dapat digolongkan berdasarkan

jumlah tenaga kerja dan jumlah investasi. Berdasarkan jumlah tenaga

kerja, industri dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu :

a. Jumlah tenaga kerja 1-4 orang untuk industri rumah tangga

b. Jumlah tenaga kerja 5-19 orang untuk industri kecil

c. Jumlah tenaga kerja 20-99 orang untuk industri menengah

d. Jumlah tenaga kerja lebih atau sama dengan 100 untuk industri besar

Agroindustri dapat diartikan dua hal, yang pertama, agroindustri

adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Arti

yang kedua adalah bahwa agroindustri itu diartikan sebagai suatu tahapan

pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi

sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan

industri. Permasalahan dalam pengembangan agribisnis (dan agroindustri)

adalah lemahnya keterkaitan antar subsistem di dalam agribisnis, yaitu

distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi pertanian,

pengolahan dan pemasaran (Soekartawi, 2001).

Kegiatan agroindustri dapat mempunyai peranan penting baik dalam

pembangunan pertanian maupun pembangunan ekonomi. Dalam

pembangunan pertanian, agroindustri berperan dalam diversifikasi produk

hasil pertanian. Sedangkan dalam pembangunan ekonomi, agroindustri

berperan dalam pemerataan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan

penyumbang devisa negara (Wulandari, 2006).

4. Biaya

Pengertian biaya bagi perusahaan yang kegiatannya memproduksi

barang adalah nilai dari masukan yang digunakan untuk penghasilan

Page 22: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

keluarganya. Biaya atas penggunaan suatu barang dalam suatu usaha

tertentu merupakan manfaat yang dikorbankan (atau kehilangan

kesempatan) dengan tidak menggunakan barang itu pada alternatif

penggunaan yang sebaiknya (Lipsey, et al, 1990).

Dilihat dari segi biaya dalam hubungannya dengan tingkat output,

maka biaya produksi bisa dibagi menjadi :

a. Total fixed Cost (TFC) atau biaya tetap total, adalah jumlah biaya-

biaya yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat

outputnya. Jumlah TFC adalah tetap untuk setiap tingkat output.

Misalnya, penyusutan alat dan sewa gedung.

b. Total Variabel Cost (TVC) atau biaya variabel total, adalah jumlah

biaya-biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang

diproduksi. Misalnya, biaya untuk bahan mentah, upah, biaya,

angkutan.

c. Total Cost (TC) atau biaya total, adalah penjumlahan dari biaya tetap

dan biaya variabel. Secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

(Boediono, 2002).

Menurut Djuwari (1994), biaya yang digunakan untuk produksi

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dibayarkan selama

proses produksi oleh produsen untuk masukan (input) yang berasal dari

luar seperti penggunaan tenaga kerja dan sarana produksi dari luar.

b. Biaya implisit adalah biaya dari faktor produksi sendiri yang

diikutsertakan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk

(output). Termasuk dalam biaya ini ntara lain adalah biaya penyusutan,

sewa tanah milik sendiri, upah tenaga kerja keluarga dan bunga modal

sendiri.

5. Penerimaan

Menurut Boediono (2002), yang dimaksud dengan penerimaan

(revenue) adalah penerimaan produksi dari hasil penjualan outputnya. Untuk

Page 23: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mengetahui penerimaan total diperoleh dari output atau hasil produksi

dikalikan dengan harga jual output. Secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut :

TR = Q x P

Dimana :

TR = penerimaan total

Q = jumlah output/produk yang dihasilkan

P = harga jual

Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan semakin tinggi harga

per unit produk yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima

produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit

dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima produsen semakin

kecil. Penerimaan total yang diterima oleh produsen dikurangi biaya total

yang dikeluarkan akan memperoleh pendapatan bersih yang merupakn

keuntungan yang diperoleh produsen (Soekartawi, 1995).

Bentuk penerimaan dapat digolongkan atas dua bagian, yaitu

penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang diproses

dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses.

Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan usaha tapi berhubungan

dengan adanya kegiatan usaha, seperti penerimaan dalam bentuk bonus

karena pembelian barang-barang kebutuhan kegiatan usaha, penerimaan

bunga bank, nilai sisa aset (scrap value), sewa gedung, sewa kendaraan,

dan lain sebagainya (Ibrahim, 2003).

6. Keuntungan

Menurut Suparmoko (1992), keuntungan adalah selisih antara

penerimaan total dengan biaya produksi sesuai dengan tingkat efisiensi

penggunaan faktor produksi pada penggunaannya yang terbaik. Secara

matematis dapat ditulis sebagai berikut :

p = TR - TC

Dimana :

p = keuntungan

Page 24: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

TR = penerimaan total

TC = biaya total

Keuntungan atau laba menunjukan niali tambah (hasil) yang

diperoleh dari modal yang dijalankan. Setiap kegiatan yang dijalankan

perusahaan tentu berdasar modal yang dijalankan. Dengan modal itulah

keuntungan atau laba diperoleh. Hal inilah yang menjadi tujuan utama

setiap perusahaan (Muhammad, 1995).

7. Profitabilitas

Menurut Asri (1987), profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, istilah rasio

profitabilitas menggambarkan efisiensi usaha perusahaan. Sebuah

perusahaan dikatakan lebih efisien menggunakan modalnya daripada

perusahaan lain apabila mampu menunjukkan rasio profitabilitas yang

tinggi, dan sebaliknya. Profitabilitas menunjukkan porsi keuntungan dari

penjualan yang mampu dicapai perusahaan dalam suatu periode waktu

tertentu. Rasio ini dihitung dengan membandingkan keuntungan dengan

penerimaan. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :

8. Risiko Usaha

Setiap aktivitas usaha di sektor pertanian atau agribisnis selalu

dihadapkan dengan situasi ketidakpastian (uncertainly) dan risiko (risk).

Faktor ketidakpastian dan risiko usaha merupakan faktor eksternalitas

yaitu faktor yang sulit dikendalikan oleh produsen. Dikatakan risiko (risk)

apabila diketahui berapa besarnya peluang terjadi risiko tersebut.

Sebaliknya dikatakan ketidakpastian (uncertainly) apabila peluang

terjadinya risiko tidak diketahui (Soekartawi, et al, 1993).

Hakim (2009), menyatakan bahwa terdapat berbagai fungsi dalam

manajemen, yang meliputi fungsi pemasaran, keuangan, produksi dan

personalia. Adapun risiko tersebut antara lain :

%100Pr ´=PenerimaanKeuntungan

asofitabilit

Page 25: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1. Risiko Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran dikenal dengan rumus 4P yang dimaksud

sebagai singkatan dari product, price, place dan promotion. 4P ialah

variabel-variabel pemasaran yang dapat dimanfaatkan agar mampu

dicapai tingkat penjualan yang diinginkan, yaitu : produk (kualitas,

karakteristik, jenis, ukuran, pelayanan purna jual, pengembalian);

harga (daftar harga, jangka waktu pembayaran); tempat (saluran

distribusi, lokasi penjualan, transportasi); dan promosi (penjualan

langsung, promosi penjualan).

2. Risiko Fungsi Keuangan

Berbagai risiko keuangan yang terjadi meliputi : kas (penggunaan

kas yang tidak efisien atau boros, sebagai akibat tidak memiliki

anggaran kas yang baik dan benar); dan tingkat bunga (tingkat bunga

yang tinggi akan menyebabkan biaya produksi tinggi, pengaruhnya

terhadap harga jual produk yang tidak mampu bersaing).

3. Risiko Fungsi Produksi

Risiko fungsi produksi tersebut meliputi : persediaan (perubahan

harga persediaan, persediaan yang menumpuk sebagai akibat lesunya

penjualan, persediaan yang rusak); mutu (perubahan mutu akan

mempengaruhi tingkat penjualan); mesin (mesin rusak atau mogok);

dan karyawan (karyawan mogok, bertindak di luar rencana).

Kegagalan dalam mencapai pendapatan yang diharapkan

diantaranya disebabkan karena adanya berbagai risiko yang tidak dapat

diselesaikan. Risiko-risiko tersebut dapat dibedakan antara risiko

perusahaan dan risiko keuangan. Risiko perusahaan terjadi karena adanya

berbagai alternatif penyaluran modal atau investasi yang mengakibatkan

perbedaan tingkat pendapatan yang diterima oleh setiap arus investasi.

Perbedaan tingkat pendapatan ini disebabkan karena setiap unit usaha

memiliki sifat dan kegiatan produksi sendiri-sendiri. Risiko dalam bidang

pertanian, misalnya, karena kegiatan di dalam unit usaha ini sangat

dipengaruhi oleh cuaca, sifat alam lainnya, wabah penyakit dan perubahan

Page 26: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

harga yang tidak dapat dikuasai petani. Risiko keuangan terjadi karena

hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan

dibidang keuangan dan pembiayaan. Risiko ini menyangkut

ketidakmampuan perusahaan membayar utang dan membayar keuntungan

kepada pemilik saham (Kadarsan, 1995).

Risiko pasar (market risk) adalah suatu risiko yang timbul karena

menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar.

Empat faktor standar risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga,

risiko mata uang, dan risiko komoditas. Risiko suku bunga adalah risiko

yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau

obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Risiko nilai

tukar atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul karena

perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain.

Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting

diperhatikan dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan

kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas nyata, yang akan

mengakibatkan perbedaan laju inflasi (Wikipedia, 2010).

9. Efisiensi Usaha

Pengertian efisiensi tidak cukup hanya dikaitkan dengan jumlah

barang tanpa memperhatikan mutu atau nilai barang yang dihasilkan.

Seseorang dapat saja menghasilkan jumlah yang lebih banyak per satuan

waktu, atau tenaga, atau biaya, namun mungkin mutu dan nilai barang

yang dihasilkan relatif lebih rendah daripada yang dihasilkan orang lain

pada jumlah yang lebih sedikit. Pada akhirnya tingkat efisiensi dalam

suatu usaha umumnya diukur dengan nilai uang atau sesuatu yang dapat

memajukan usaha atau perusahaannya (Wijandi, 1988).

Pendapatan yang tinggi tidak selalu memajukan efisiensi yang

tinggi, karena kemungkinan pendapatan yang besar tersebut diperoleh dari

investasi yang besar. Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya

produksi per satuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh

keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan

Page 27: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tersebut adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan

produksi yang telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa

meningkatkan biaya keseluruhan (Rahardi, 1999).

Menurut Soekartawi (1995), perhitungan efisiensi usaha yang sering

digunakan adalah Return Cost Ratio (R/C Ratio). R/C Ratio adalah

perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya.

R/C Ratio = R/C

Keterangan :

R = penerimaan total (Rupiah)

C = biaya total (Rupiah)

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

merupakan industri yang mengolah ketela ungu menjadi produk olahan berupa

keripik ketela ungu beserta pemasarannya. Dari usaha tersebut akan dikaji

mengenai biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi dan risiko

usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar.

1. Biaya

Biaya adalah nilai korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi.

Biaya pengeluaran usaha agroindustri keripik ketela ungu dapat dibagi

menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel). Biaya tetap

merupakan biaya yang tidak tergantung pada tingkat output. Biaya tetap

pada keseluruhan usaha agroindustri keripik ketela ungu skala rumah

tangga berupa biaya penyusutan alat dan biaya bunga modal investasi.

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh kuantitas

produksi. Biaya variabel pada keseluruhan usaha agroindustri keripik

ketela ungu berupa biaya bahan baku, biaya bahan penolong (minyak

goring, zat pemanis makanan, bahan bakar dan bahan pengemas), biaya

tenaga kerja, biaya transportasi dan pemasaran produk.

Page 28: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari perhitungan biaya tetap dan biaya variabel maka dapat diketahui

besarnya biaya total. Biaya Total/Total Cost (TC) adalah penjumlahan

antara biaya variabel total/Total Variable Cost (TVC) dan biaya tetap

total/Total Fixed Cost (TFC).

2. Penerimaan

Proses produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang atau

jasa yang disebut input diubah menjadi barang lain atau output. Proses

produksi pada usaha agroindustri keripik ketela ungu adalah mengolah

ketela ungu menjadi keripik beserta pemasarannya.

Dalam kegiatan produksi tersebut akan diperoleh penerimaan yaitu

dengan mengalikan total produksi keripik ketela ungu yang terjual (Q)

dengan harga produk (P).

3. Keuntungan

Dari perhitungan data akan diperoleh keuntungan dan profitabilitas.

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya yang

dikeluarkan.

Semakin besar penerimaan total atau semakin kecil biaya maka

keuntungan yang diterima akan semakin besar, sebaliknya jika penerimaan

total semakin kecil atau biaya semakin besar maka keuntungan yang

diperoleh semakin kecil.

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan dari penjualan

dengan penerimaan yang dinyatakan dalam persen (%).

5. Efisiensi usaha

Perhitungan fisiensi usaha yang sering digunakan adalah Return Cost

Ratio (R/C Ratio). R/C Ratio adalah merupakan perbandingan antara

penerimaan dan biaya. Semakin besar nilai R/C Ratio maka semakin besar

pula keuntungan yang diperoleh.

Menurut Mubyarto (1989), apabila hasil bersih usaha besar maka ini

mencerminkan rasio yang lebih baik dari nilai hasil dan biaya. Makin

tinggi rasio ini berarti usaha yang dijalankan semakin efisien.

Page 29: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6. Risiko usaha

Dalam menjalankan usaha untuk mencapai keuntungan, pengusaha

akan menghadapi risiko atas kegiatan usaha tersebut. Misalkan risiko

harga, risiko selama proses produksi, dan risiko pasar.

Usaha agroindustri keripik ketela ungu adalah dengan

menggunakan perhitungan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan.

Koefisien merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung

oleh pengusaha agroindustri keripik ketela ungu dengan jumlah keuntungan

yang akan diperoleh, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

CV = V E

Dimana :

CV = koefisien variasi usaha agroindustri keripik ketela ungu

V = simpangan baku agroindustri keripik ketela ungu

E = keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari pendapatan

rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu dan simpangan bakunya

dirumuskan : n å Ei E = i=1 k

n

Dimana :

E = Keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Ei = Keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

n = Jumlah agroindustri keripik ketela ungu (unit)

Setelah mengetahui keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik

ketela ungu selanjutnya mencari simpangan baku dengan menggunakan

metode analisis ragam, karena simpangan baku merupakan akar dari

ragam, yaitu :

V = ÖV2

Page 30: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Adapun dalam perhitungan analisis ragam dirumuskan sebagai

berikut :

n

å (Ei-E)2

V2 = i=1 n – 1

Dimana :

V2 = Ragam keuntungan

n = Jumlah agroindustri keripik ketela ungu (unit)

E = Keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Ei = Keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Untuk mengetahui batas bawah pendapatan usaha agroindustri

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

digunakan rumus :

L = E – 2 V

Dimana :

L = Batas bawah keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

E = Keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

V = Simpangan baku keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu

(Rp)

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa risiko yang harus

ditanggung pengusaha semakin besar. Kriteria yang digunakan adalah

apabila nilai CV ≤ 0,5 atau L ³ 0 menyatakan bahwa pengusaha keripik

ketela ungu akan selalu terhindar dari kerugian. Dan apabila nilai CV > 0,5

atau L < 0 berarti ada peluang kerugian yang akan diderita oleh pengusaha

keripik ketela ungu (Hernanto, 1993).

Page 31: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian pada Analisis Usaha Keripik

Ketela Ungu

Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

Proses Produksi

Input

Output

Biaya Tetap : a. Penyusutan Alat b. Bunga Modal

Investasi c. Cicilan pinjaman

modal d. Ijin Departemen

Kesehatan

Biaya Variabel : a. Bahan Baku

- Ketela ungu b. Bahan Penolong

- Gula - Garam - Pemanis buatan - Vanili - Minyak goreng

c. Bahan bakar d. Pengemas e. Tenaga Kerja f. Transportasi g. Listrik

Biaya Total

Penerimaan Total

Analisis Usaha a. Keuntungan b. Profitabilitas c. Risiko d. Efisiensi e.

Risiko Harga

Risiko Produksi

Risiko Pasar

Page 32: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Agroindustri adalah kegiatan yang mengolah hasil pertanian menjadi

barang jadi atau setengah jadi.

2. Keripik ketela ungu adalah makanan ringan berupa irisan tipis yang dibuat

dari ketela ungu yang digoreng.

3. Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan untuk pembuatan keripik

ketela ungu yaitu ketela ungu.

4. Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan

keripik selain bahan utama (ketela ungu), seperti gula, garam, pemanis

buatan, dan minyak goreng.

5. Responden adalah pengusaha agroindustri keripik ketela ungu yang

memproduksi keripik ketela ungu.

6. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha pembuatan

keripik ketela ungu yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel,

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

7. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh kuantitas output yang dihasilkan dan

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

8. Biaya tetap berupa :

a. Biaya penyusutan peralatan dinyatakan dalam rupiah, dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus :

Penyusutan : (bulan) ekonomisumur akhir nilai - awal nilai

(Hernanto, 1993)

b. Biaya bunga modal investasi, yaitu perkalian dari nilai investasi

dengan suku bunga riil yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Besarnya

bunga modal investasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

B = Biaya Modal Sendiri x r (Suratiyah, 2006)

Dimana :

r = ( i – f ) / ( 1 – f ) (Gray, et al, 1993)

Page 33: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Keterangan :

B = Bunga modal investasi (Rp)

r = Suku bunga riil bulan Oktober 2010 (1,830%)

i = Suku bunga kredit investasi Bank BRI bulan Oktober 2010 (2%)

f = Inflasi bulan Oktober 2010 (0,06%)

9. Biaya variabel (biaya tidak tetap) adalah biaya yang besarnya berubah-

ubah secara proporsional terhadap kuantitas output yang dihasilkan dan

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Yang termasuk dalam biaya variabel

dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong,

bahan bakar (kayu dan serbuk gergaji), pengemas (plastik), biaya tenaga

kerja dan transportasi.

10. Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan baku pembuatan keripik ketela ungu yaitu ketela ungu yang

dinyatakan dalam rupiah (Rp).

11. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan-bahan penolong, seperti gula pasir, garam, pemanis buatan, dan

minyak goreng yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

12. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga

kerja yang dinyatakan dalam rupiah (Rp), dimana tenaga kerja tersebut

berasal dari dalam dan luar keluarga.

13. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk transportasi

selama proses produksi mulai dari pengadaan input hingga pemasaran

yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

14. Penerimaan total agroindustri keripik ketela ungu adalah penerimaan dari

usaha agroindustri keripik ketela ungu yang diperoleh dengan cara

mengalikan produksi total yang terjual dengan harga per satuan produk

yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) per bulan.

15. Keuntungan agroindustri keripik ketela ungu adalah selisih antara

penerimaan total dengan biaya total yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

Page 34: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

16. Profitabilitas agroindustri keripik ketela ungu adalah perbandingan antara

keuntungan agroindustri keripik ketela ungu dengan penerimaan yang

dinyatakan dalam persen (%).

17. Efisiensi usaha agroindustri keripik ketela ungu adalah perbandingan

antara penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan yang

dinyatakan dalam angka.

18. Risiko adalah kemungkinan merugi yang dihadapi pengusaha, yang

diperhitungkan terlebih dahulu. Risiko usaha agroindustri keripik ketela

ungu ditunjukkan dari nilai koefisien variasi dan batas bawah keuntungan.

E. Pembatasan Masalah

1. Analisis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini didasari pada biaya,

penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, dan risiko usaha

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar.

2. Agroindustri keripik ketela ungu merupakan industri yang memproduksi

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

berskala kecil yang sampai periode penelitian masih berproduksi.

3. Penelitian ini menggunakan data produksi dan biaya selama 1 bulan

(Oktober 2010).

F. Hipotesis

1. Diduga agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang diusahakan menguntungkan.

2. Diduga agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang diusahakan berisiko.

3. Diduga agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang diusahakan sudah efisien.

Page 35: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

G. Asumsi

1. Harga input dan output menggunakan harga yang berlaku di daerah

penelitian.

2. Jumlah keripik ketela ungu yang diproduksi diasumsikan terjual

seluruhnya.

3. Faktor-faktor produksi berupa tenaga kerja keluarga diasumsikan

menerima upah yang besarnya sama dengan upah tenaga kerja luar yang

berlaku di daerah penelitian.

4. Aset rumah dan bangunan tidak diikutsertakan dalam perhitungan biaya

tetap karena mempunyai fungsi ganda.

5. Variabel-variabel yang tidak diamati dianggap tidak berpengaruh.

Page 36: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis. Menurut Surakhmad (1994), metode ini mempunyai ciri-

ciri, memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual. Data yang

dikumpulkan mula-mula disusun, dianalisis dan kemudian dijelaskan.

Teknik pelaksanaan dari penelitian ini menggunakan metode survey,

yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

menggunakan kuisioner sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data

(Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Desa

Karanglo dan Desa Bandardawung Kecamatan Tawangmangu, karena hanya

wilayah tersebut yang memproduksi keripik ketela ungu di Kabupaten

Karanganyar.

2. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik ketela ungu

yang mengolah ketela ungu menjadi keripik. Data mengenai jumlah

pengrajin tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Jumlah Unit Usaha Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Desa Jumlah Unit Usaha 1. 2.

Karanglo Bandardawung

16 3

Jumlah 19

Sumber : Data Dinas Perindustrian, Perdagangan Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten Karanganyar 2008

32

Page 37: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dari data pada Tabel 5, pengambilan responden dilakukan dengan

cara sensus, yakni dengan cara mencatat semua responden yang diselidiki

tersebut (Marzuki, 2002). Metode sensus dipilih karena jumlah responden

terbatas yaitu 19 unit usaha.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (quisioner) yang

sudah dipersiapkan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

pengusaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu.

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai

karateristik responden, proses produksi, alat dan bahan yang digunakan,

biaya-biaya (tetap dan variabel) yang dikeluarkan selama proses produksi,

penerimaan, kendala dan risiko usaha.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari referensi, buku, jurnal, dan instansi-

instansi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Instansi-instansi

tersebut meliputi : Badan Pusat Statistik Karanganyar, Dinas Perindustrian

Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten Karanganyar, dan

Kantor Kecamatan Tawangmangu. Data tersebut adalah data mengenai

keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, dan keadaan

penduduk.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran

yang jelas mengenai obyek yang akan diteliti.

Page 38: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer

dengan melakukan wawancara secara indepth (luas dan mendalam) kepada

responden berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

3. Pencatatan

Teknik pencatatan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder

dari instansi atau lembaga yang ada hubungannya dalam penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

1. Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan Profitabilitas Usaha Agroindustri

Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar.

a. Biaya

Menurut Boediono (2002), untuk menghitung biaya dalam

proses produksi diperhitungkan dari penjumlahan biaya tetap total dan

biaya variabel total dengan rumus :

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Biaya total (Rp)

TFC = Biaya tetap total (Rp)

TVC = Biaya variabel total (Rp)

b. Penerimaan

Menurut Boediono (2002), penerimaan merupakan keseluruhan

produk yang dihasilkan dikalikan harga. Untuk menghitung besarnya

penerimaan yang diterima, digunakan rumus :

TR = Q x P

Dimana :

TR = Penerimaan total usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Q = Jumlah keripik ketela ungu yang dihasilkan (kg)

P = Harga per Kg (Rp)

Page 39: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c. Keuntungan

Menurut Suparmoko (1992), keuntungan adalah selisih antara

penerimaan total yang diterima dengan biaya (biaya tetap ditambah

biaya tidak tetap/variabel) yang dikeluarkan dalan usaha agroindustri

keripik ketela ungu. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai

berikut :

π = TR – TC

Dimana :

π = Keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

TR = Penerimaan total usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

TC = Biaya total usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

d. Profitabilitas

Menurut Asri (1987), profitabilitas merupakan perbandingan

antara keuntungan penjualan dengan penerimaan. Secara sistematis

dirumuskan sebagai berikut :

2. Risiko Usaha

Usaha agroindustri keripik ketela ungu adalah dengan

menggunakan perhitungan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan.

Koefisien merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung oleh

pengusaha agroindustri keripik ketela ungu dengan jumlah keuntungan yang

akan diperoleh, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

CV= V E Dimana :

CV = koefisien variasi usaha agroindustri keripik ketela ungu

V = simpangan baku agroindustri keripik ketela ungu

E = keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari pendapatan rata-

rata usaha agroindustri keripik ketela ungu dan simpangan bakunya.

Simpangan baku merupakan besarnya risiko yang harus ditanggung produsen.

%100Pr ´=PenerimaanKeuntungan

asofitabilit

Page 40: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

n

å Ei E = i = 1 k

n

Dimana :

E = Keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Ei = Keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

n = Jumlah pengusaha agroindustri keripik ketela ungu (unit)

Setelah mengetahui keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik

ketela ungu selanjutnya mencari simpangan baku menggunakan metode

analisis ragam, karena simpangan baku merupakan akar dari ragam, yaitu :

V = ÖV2 Adapun dalam perhitungan analisis ragam dirumuskan sebagai berikut :

n

å (Ei-E)2

V2 = i = 1 n – 1 Dimana :

V2 = Ragam keuntungan

n = Jumlah agroindustri keripik ketela ungu (unit)

E = Keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Ei = Keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Untuk mengetahui batas bawah pendapatan usaha agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan tawangmangu Kabupaten Karanganyar digunakan

rumus :

L = E – 2 V

Dimana :

L = Batas bawah keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

E = Keuntungan rata-rata usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

V = Simpangan baku keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa risiko yang harus

ditanggung pengusaha semakin besar. Kriteria yang digunakan adalah apabila

nilai CV ≤ 0,5 atau L ³ 0 menyatakan bahwa pengusaha keripik ketela ungu

akan selalu terhindar dari kerugian. Dan apabila nilai CV > 0,5 atau L < 0

Page 41: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berarti ada peluang kerugian yang akan diderita oleh pengusaha keripik

ketela ungu (Hernanto, 1993).

3. Efisiensi Usaha

Menurut Soekartawi (1995), untuk mengetahi efisiensi usaha

agroindustri keripik ketela ungu yang telah dijalankan selama ini dengan

menggunakan perhitungan R/C rasio. R/C rasio adalah singkatan dari

Return Cost Ratio atau dikenal dengan nisbah antara penrimaan dan biaya.

R/C ratio = Biaya

Penerimaan

Dimana :

R = Penerimaan usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

C = Biaya total usaha agroindustri keripik ketela ungu (Rp)

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah :

a. R/C ratio < 1 : Usaha agroindustri keripik ketela ungu tidak efisien (merugi)

b. R/C ratio = 1 : Usaha agroindustri keripik ketela ungu break even point atau

baru mencapai kondisi impas (belum efisien)

c. R/C ratio > 1 : Usaha agroindustri keripik ketela ungu efisien

(menguntungkan)

F. Pengujian Hipotesis 1. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan membuktikan

hipotesis yang pertama, dapat diuji dengan menggunakan rumus :

a. Biaya

TC = TFC + TVC

b. Penerimaan

TR = Q x P

c. Keuntungan

π = TR – TC

e. Profitabilitas

Hipotesis diterima jika keuntungan hasilnya positif dan profitabilitas lebih dari

nol.

%100Pr ´=PenerimaanKeuntungan

asofitabilit

Page 42: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua dan membuktikan hipotesis

yang kedua, dapat diuji dengan menggunakan rumus :

a. Koefisien Variasi

CV= V E

Keuntungan Rata-rata n

å Ei E = i = 1 k

n Simpangan Baku

V = ÖV2

Ragam Keuntungan n

å (Ei-E)2

V2 = i = 1 n – 1 b. Batas Bawah

L = E – 2 V

Kriteria yang digunakan dalam penilaian risiko adalah:

Nilai CV ≤ 0,5 atau L ³ 0 menyatakan bahwa pengusaha keripik ketela

ungu akan selalu terhindar dari kerugian.

Nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang kerugian yang akan diderita

oleh pengusaha keripik ketela ungu.

3. Untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga dan membuktikan hipotesis

yang ketiga, dapat diuji dengan menggunakan rumus :

R/C ratio = Biaya

Penerimaan

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah :

R/C ratio < 1 Usaha agroindustri keripik ketela ungu tidak efisien (merugi)

R/C ratio = 1 Usaha agroindustri keripik ketela ungu break even point atau

baru mencapai kondisi impas (belum efisien)

R/C ratio > 1 Usaha agroindustri keripik ketela ungu efisien

(menguntungkan)

Page 43: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

IV. KONDISI UMUM

A. Kabupaten Karanganyar

1. Keadaan Alam

a. Letak Geografis

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Jawa Tengah yang terletak pada 110°40’-110°70’ BT dan

7°28’-7°46’ LS, mempunyai ketinggian rata-rata 511 meter di atas

permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur

22o–31oC. Kabupaten Karanganyar mempunyai batas-batas wilayah

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri

Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur

Sebalah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.

Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan yaitu Jatipuro,

Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso,

Karangpandan, Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu,

Gondangrejo, Kebakkramat, Mojogedang, Kerjo, dan Jenawi.

Letak geografis Kabupaten Karanganyar ini sesuai dengan

syarat tumbuh ketela ungu yaitu dataran rendah sampai ketinggian

500 m diatas permukaan laut, yang bersuhu 21-27oC.

b. Curah Hujan

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di

Kabupaten Karanganyar yaitu di Kecamatan Colomadu, Kecamatan

Tasikmadu, Kecamatan Mojogedang, Kecamatan Jumapolo, Kecamatan

Karangpandan, dan Kecamatan Tawangmangu maka banyaknya hari

hujan selama tahun 2009 adalah 95 hari dengan rata-rata curah hujan

2.453 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret serta

curah hujan terendah terjadi pada Bulan Juli, Agustus, dan September.

39

Page 44: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c. Keadaan Tanah

Kabupaten Karanganyar sebagian besar mempunyai jenis tanah

yang terdiri dari tanah litosol yang berwarna cokelat (dibagian tengah)

dan dibagian timur terdiri dari tanah pegunungan yang berwarna

cokelat tua sampai kehitam-hitaman. Dibagian barat terdiri dari tanah

mediteran andosal yang berwarna hitam, dengan dasar tanah debu

andesit sampai pasir bergeluh. Berikut ini rincian jenis tanah di 17

Kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar :

Tabel 6. Jenis Tanah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

No. Kecamatan Jenis Tanah 1. Jatipuro Litosol Cokelat Kemerahan

2. Jatiyoso Litosol Cokelat Kemerahan, Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat Kekuningan Dan Litosol

3. Jumapolo Litosol Cokelat Kemerahan 4. Jumantono Litosol Cokelat Kemerahan 5. Matesih Mediteran Cokelat, Litosol Cokelat

6. Tawangmangu Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat Kekuningan dan Litosol

7. Ngargoyoso Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat Kekuningan dan Litosol

8. Karangpandan Mediteran Cokelat Tua 9. Karanganyar Mediteran Cokelat 10. Tasikmadu Mediteran Cokelat 11. Jaten Aluvial Kelabu dan Grumosal Cokelat 12. Colomadu Regosol Kelabu

13. Gondangrejo Asosiasi Gumosol Kelabu Tua dan Mediteran Cokelat Kemerahan

14. Kebakkramat

Aluvial Kelabu, Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Kelabu, Mediteran Cokelat, Asosiasi Grumosol Kelabu Tua, dan Mediteran Cokelat Kemerahan

15. Mojogedang Litosol Cokelat, Mediteran Cokelat 16. Kerjo Litosol Cokelat

17. Jenawi

Litosol Cokelat, Mediteran Cokelat Kemerahan, Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat, Andosol Cokelat Kekuningan dan Litosol

Sumber : Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2009

Page 45: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

d. Luas Wilayah

Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah sebesar

77.377,64 Ha. Jenis tanah berpengaruh terhadap kesuburan tanah

sehingga akan berpengaruh juga pada keputusan dalam penggunaan

wilayah. Penggunaan wilayah di Kabupaten Karanganyar bermacam-

macam sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan

wilayah tersebut. Berikut ini adalah rincian penggunaan wilayah

Kabupaten Karanganyar :

Tabel 7. Penggunaan Wilayah di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009

No. Macam Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1.

2.

Luas Tanah Sawah a. Sawah Irigasi Teknis b. Sawah Non Teknis c. Sawah Tidak Berpengairan Luas Tanah Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegalan/Kebun c. Perkebunan d. Hutan negara e. Lain-lain

22.474,91 12.929,62 7.587,62 1.957,67

54.902,73 21.171,97 17.863,40 3.251,50 9.729,50 2.886,36

29,05 16,71 9,81 2,53

70,95 27,36 23,09 4,20 12,57 3,73

Total 77.377,64 100,00

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa secara

umum penggunaan wilayah di Kabupaten Karanganyar meliputi

22.474,91 Ha luas tanah sawah dengan persentase 29,05% dan

54.902,73 Ha luas tanah kering dengan persentase 70,95%.

Penggunaan wilayah untuk tanah sawah yang memiliki luas terbesar

adalah sawah irigasi teknis dengan luas 12.929,62 Ha dan persentase

16,71% terhadap luas total, luas terbesar kedua adalah sawah non

teknis dengan luas 7.587,62 Ha dan persentase 9,81% terhadap luas

total, sedangkan luas penggunaan wilayah tanah sawah yang nilainya

terkecil adalah sawah tidak berpengairan dengan luas 1.957,67 Ha dan

persentase 2,53% terhadap luas total.

Page 46: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Penggunaan wilayah pada tanah kering terdiri dari

pekarangan/bangunan, tegalan/kebun, perkebunan, hutan negara, dan

lain-lain. Penggunaan luas tanah kering yang terbesar adalah

pekarangan/bangunan dengan luas 21.171,97 Ha dengan persentase

27,36% terhadap luas total. Hal ini disebabkan adanya peningkatan

jumlah penduduk dan peningkatan jumlah rumah tangga baru yang

menetap di Kabupaten Karanganyar. Dengan demikian tidak menutup

kemungkinan terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian sawah

atau tegal menjadi pekarangan/ bangunan. Sedangkan untuk

penggunaan tanah kering yang memiliki luas terkecil adalah lain-lain

dengan luas 2.886,36 Ha dan persentase 3,73% terhadap luas total.

Pembagian luas tanah kering yang lain adalah meliputi tegalan/kebun

dengan luas 17.863,40 Ha dan persentase 23,09% terhadap luas total,

hutan negara dengan luas 9.729,50 Ha dan persentase 12,57% terhadap

luas total, dan perkebunan dengan luas 3.251,50 Ha dan persentase

4,20% terhadap luas total.

Berdasarkan luas areal di Kabupaten Karanganayar, sebagian

besar dimanfaatkan untuk bangunan, perkebunan, dan hutan Negara,

sedangkan untuk lahan sawah hanya sedikit, seperti lahan untuk

produksi ketela ungu yang rata-rata hanya 670,8 Ha.

2. Keadaan Penduduk

a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh jumlah

kelahiran, jumlah kematian, dan migrasi yang terjadi di daerah

tersebut. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2008

dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 47: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 8. Perkembangan Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2004–2008

Tahun Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan Penduduk

(Jiwa)

Persentase (%)

2004 2005 2006 2007 2008

830.640 838.182 844.634 851.366 865.580

7.437 7.542 6.452 6.732

14.214

0,90 0,91 0,75 0,85 1,67

Rata-rata 846.080 8.475,4 1,016

Sumber : Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah

penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2004–2008 adalah 846.080

jiwa. Penduduk Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan dengan rata-rata persentase pertumbuhan

penduduk sebesar 1,016%. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada

tahun 2008 yaitu 865.580 jiwa. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008

terjadi peningkatan jumlah kelahiran sebesar 14.214 jiwa atau sebesar

1,67%,.

b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan

untuk mengetahui jumlah penduduk serta besarnya sex ratio di suatu

daerah, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk

laki-laki dan perempuan, yang dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

S = Sex ratio

M = Jumlah penduduk laki-laki

F = Jumlah penduduk perempuan

k = Konstanta, yang besarnya adalah 100 (Mantra, 2003).

Komposisi penduduk di Kabupaten Karanganyar menurut jenis

kelamin dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :

kMF

SR ´=

Page 48: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 9. Komposisi Penduduk Kabupaten Karanganyar menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

No. Jenis Kelamin

Jumlah (Jiwa)

Prosentase (%)

Sex Ratio

1. 2.

Laki-laki Perempuan

429.852 435.728

49,67 50,33

Jumlah 865.580 100,00 98,65

Sumber: BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

di Kabupaten Karanganyar menurut jenis kelamin pada tahun 2008

yaitu sebesar 865.580 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 408.349

jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 457.231 jiwa. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar

daripada jumlah penduduk laki-laki dari keseluruhan jumlah penduduk

di Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan rumus sex ratio diperoleh angka sex ratio

Kabupaten Karanganyar tahun 2008 adalah sebesar 98,65. Hal ini

berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan di Kabupaten

Karanganyar terdapat 99 penduduk laki-laki.

Banyaknya penduduk Kabupaten Karanganyar yang berjenis

kelamin perempuan ini sesuai dengan tenaga kerja agroindustri keripik

ketela ungu yang didominasi oleh tenaga kerja perempuan.

c. Menurut Kelompok Umur

Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan

penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk

yang berusia 0-14 tahun (anak-anak) dan penduduk yang berusia lebih

dari 65 tahun (lansia), sedangkan penduduk usia produktif yaitu

penduduk yang berusia 15-64 tahun (Mantra, 2003).

Komposisi penduduk Kabupaten Karanganyar berdasarkan

kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 49: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 10. Komposisi Penduduk Kabupaten Karanganyar Menurut Kelompok Umur Tahun 2008

No. Umur Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

0 - 4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun 45-49 tahun 50-54 tahun 55-59 tahun 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75 tahun ke atas

69.465 73.695 78.095 81.888 76.949 72.015 66.382 60.931 54.694 48.033 41.185 35.742 31.612 27.860 24.135 22.899

8,02 8,51 9,02 9,46 8,89 8,32 7,67 6,32 7,04 5,55 4,76 4,13 3,65 3,22 2,79 2,65

Jumlah 865.580 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa penduduk

Kabupaten Karanganyar terbesar berada pada umur 15-19 tahun

sebesar 81.888 jiwa atau 9,46%. Akan tetapi, apabila dilihat secara

keseluruhan dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kabupaten

Karanganyar merupakan penduduk dalam usia produktif yaitu

penduduk yang berusia antara 15-64 tahun. Hal ini sesuai dengan usia

produsen keripik ketela ungu yang rata-rata memiliki usia 46 tahun.

d. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting.

Apabila penduduk di suatu wilayah memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi maka akan memiliki kemampuan dalam pengembangan

pembangunan di suatu wilayah. Tingkat pendidikan di suatu wilayah

dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan,

keadaan sosial ekonomi, dan sarana pendidikan yang ada.

Page 50: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 11. Komposisi Penduduk Kabupaten Karanganyar Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 65.060 8,17 2. Belum Tamat SD 81.167 10,19 3. Tidak Tamat SD 61.446 7,72 4. Tamat SD/ Sederajat 298.694 37,59 5. Tamat SLTP/ Sederajat 142.701 17,92 6. Tamat SLTA/ Sederajat 117.394 14,75 7. Tamat Akademi/ PT 29.653 3,72

Jumlah 796.115 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan penduduk Kabupaten Karanganyar usia 5 tahun keatas,

terbesar yaitu penduduk tamat SD/sederajat sebesar 298.694 jiwa atau

37,59% dari total jumlah penduduk (di atas 5 tahun). Sedangkan

tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karanganyar terkecil yaitu

penduduk yang tamat akademik/PT yaitu sebesar 29.653 atau 3,72%.

Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk

Kabupaten Karanganyar cukup baik karena sebagian besar penduduk

telah mengenyam pendidikan.

e. Menurut Mata Pencaharian

Komposisi mata pencaharian penduduk suatu daerah

dipengaruhi oleh sumberdaya yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi

seperti ketrampilan yang dimiliki, tingkat pendidikan, lapangan

pekerjaan dan modal yang tersedia.

Page 51: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 12. Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

Lapangan Usaha Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Pertanian 222.794 30,83 Buruh Industri 104.204 14,42 Buruh Bangunan 49.099 6,78 Pedagang 44.762 6,19 Lain-lain (pengusaha, PNS/POLRI, pensiunan, dan lain-lain)

301.924 41,78

Jumlah 722.653 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa pengusaha,

PNS/POLRI, pensiunan, dan lain-lain menjadi matapencaharian

penduduk terbesar di Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar 301.924

jiwa atau 41,78%. Terbesar kedua yaitu di sektor pertanian, lahan

pertanian yang masih cukup luas di Kabupaten Karanganyar juga

menyerap cukup banyak tenaga kerja yaitu sebesar 222.794 jiwa

(30,83%).

3. Keadaan Pertanian

Pertanian adalah kegiatan usaha yang meliputi budidaya tanaman

pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Kabupaten

Karanganyar sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki

potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman agroindustri.

Komoditas tanaman pangan di Kabupaten Karanganyar adalah

padi, yang meliputi padi sawah dan padi gogo. Komoditas lainnya adalah

jagung, ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai. Produksi

komoditas pertanian tanaman pangan di Kabupaten Karanganyar dapat

dilihat pada Tabel 13.

Page 52: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 13. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)

Padi sawah 45.274 279.341 61,70 Padi gogo 1.513 7.869 52,00 Jagung 7.795 33.595 43,10 Ketela pohon 6.229 158.048 253,73 Ketela ungu 754 16.849 223,46 Kacang tanah 6.370 7.755 12,17 Kedelai 246 371 150,81

Sumber: BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa padi sawah memiliki

produksi terbesar pertama yaitu sebesar 279.341 ton. Produksi tanaman

pangan terbesar kedua adalah ketela pohon 158.048 ton. Sedangkan tanaman

pangan yang memiki produksi terkecil adalah kedelai sebesar 371 ton. Akan

tetapi produktivitas paling banyak yaitu tanaman ketela pohon diikuti ketela

ungu masing-masing sebasar 253,73 kw/ha dan 223,46 kw/ha. Ketela ungu

yang dihasikan di Kecamatan Tawangmangu tersebut sebagian besar diolah

menjadi produk lain, seperti keripik ketela ungu.

4. Keadaan Perindustrian

Kondisi politik dan perekonomian yang berangsur-angsur membaik

di Negara Indonesia ini, menyebabkan sektor industri dan perdagangan

kembali berkembang. Jumlah industri yang ada di Kabupaten Karanganyar

berdasarkan skala usaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Industri Menurut Skala Usaha di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No. Skala Industri Jumlah (unit) 1. Besar 78 2. Menengah 104 3. Kecil 10.459

Sumber: Disperindag Kabupaten Karanganyar, 2008

Berdasarkan Tabel 14, di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2008

terdapat industri besar (tenaga kerja > 100 orang) sebanyak 78 unit dan

Page 53: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

industri menengah (tenaga kerja = 21-99 orang) sebanyak 104 unit. Dari

industri besar dan industri sedang tersebut (182 unit) mampu menyerap tenaga

kerja lebih dari 41.823 orang. Industri-industri besar tersebut di antaranya

bergerak pada produk tekstil yaitu 61 unit, industri makanan 32 unit dan

industri plastik/kimia 19 unit. Sedangkan untuk industri kecil di Kabupaten

Karanganyar terdapat 10.459 unit dan mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 40.849 orang. Salah satu industry kecil yang terdapat di Kecamatan

Tawangmangu adalah industri keripik ketela ungu.

B. Kecamatan Tawangmangu

1. Keadaan Alam

a. Letak Geografis

Kecamatan Tawangmangu merupakan salah satu kecamatan

dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Jarak dari

ibukota kabupaten 27 km ke arah timur, terletak di ketinggian 1.200m

di atas permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Tawangmangu

adalah :

Sebelah utara : Kecamatan Ngargoyoso dan Kecamatan Jenawi

Sebelah selatan : Kecamatan Jatiyoso

Sebelah barat : Kecamatan Matesih dan Kecamatan Karangpandan

Sebelah timur : Provinsi Jawa Timur

Kecamatan Tawangmangu terdiri dari 10 desa, yaitu

Bandardawung, Sepanjang, Tawangmangu, Kalisoro, Blumbang,

Gondosuli, Tengklik, Ngeblak, Karanglo dan Plumbon.

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Tawangmangu adalah 7.003,16 Ha,

yang terdiri dari luas tanah sawah dan luas tanah kering. Luas tanah

sawah hanya terdiri dari sawah sederhana. Sedangkan untuk luas tanah

kering terbagi atas pekarangan/bangunan, tegalan/kebun, hutan,

perkebunan dan lainnya. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 15

berikut ini :

Page 54: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 15. Penggunaan Wilayah di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2009

No. Macam Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1. 2.

Luas Tanah Sawah Luas Tanah Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegalan/Kebun c. Perkebunan d. Hutan e. Lain-lain

713,39 6.289,77

619,20 1.328,88

38,14 4.187,34

112,21

10,19 89,81

8,84 18,98 0,54 59,79 1,60

Total 7.003,16 100,00

Sumber: Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa luas tanah yang

seluruhnya digunakan untuk sawah yaitu sebesar 713,39 Ha atau sebesar

10,19% dari luas total. Sedangkan luas tahan kering adalah sebesar

6.289,77 Ha (89,81%) yang masih didominasi luas hutan yaitu sebesar

4.187,34 Ha dengan persentase 59,79% dari luas total, kemudian

dimanfaatkan untuk tegalan/kebun sebesar 1.328,88 Ha dengan

persentase 18,98% dari luas total. Penggunaan lahan kering paling sedikit

adalah untuk perkebunan yang hanya 38,14 Ha atau 0,54% dari luas total.

Bangunan yang terdapat di Kecamatan Tawangmangu salah

satunya bangunan rumah yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai

tempat tinggal dan industri kecil, seperti industri keripik ketela ungu.

2. Keadaan Penduduk

a. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu daerah sangat

penting untuk diketahui, karena berkaitan dengan penyediaan sarana dan

prasarana sosial ekonomi, dan dapat digunakan untuk memperkirakan

kebutuhan sekarang dan saat mendatang.

Berdasarkan data BPS tahun 2009 kepadatan penduduk di

Kecamatan Tawangmangu sebesar 645 jiwa/km2. Laju pertumbuhan

penduduk dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, jumlah kematian, dan migrasi

yang terjadi di daerah tersebut. Pertumbuhan penduduk Kecamatan

Tawangmangu selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 55: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 16. Perkembangan Penduduk Kecamatan Tawangmangu Tahun 2004–2008

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

2004 2005 2006 2007 2008

44.382 44.605 44.874 44.892 45.182

- 223 269

18 290

- 0,50 0,60 0,04 0,65

Rata-rata 44.787 200 0,48

Sumber : Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah

penduduk Kecamatan Tawangmangu tahun 2004–2008 adalah 44.787

jiwa dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 200 jiwa atau dengan

persentase pertumbuhan sebesar 0,48%. Jumlah penduduk terbesar

adalah tahun 2008 yaitu sebesar 45.182 jiwa, dengan peningkatan

jumlah penduduk 290 jiwa atau sebesar 0,65% yang tersebar di 10

desa. Peningkatan jumlah penduduk mendukung ketersediaan tenaga

kerja dan menjadi potensi pasar bagi agroindustri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu pada agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu.

Tabel 17. Penyebaran Penduduk di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2008

No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

1. Bandardawung 4.050 8,96 2. Sepanjang 3.811 8,43 3. Tawangmangu 8.407 18,61 4. Kalisoro 4.482 9,92 5. Blumbang 3.987 8,82 6. Gondosuli 3.540 7,83 7. Tengklik 3.814 8,44 8. Ngeblak 5.285 11,70 9. Karanglo 3.601 7,97 10. Plumbon 4.295 9,51 Jumlah 45.182 100,00

Sumber : Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Page 56: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa penyebaran

penduduk di setiap desa di Kecamatan Tawangmangu sudah cukup

merata. Desa yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah

Desa/Kelurahan Tawangmangu, yaitu sebesar 8.407 jiwa atau 18,61%

dari jumlah total. Sedangkan desa/kelurahan yang memiliki jumlah

penduduk paling sedikit adalah Desa/Kelurahan Gondosuli yaitu

sebesar 3.540 jiwa atau 7,83% dari jumlah total.

b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Tawangmangu Tahun

2009, jumlah penduduk di Kecamatan Tawangmangu tahun 2008

mencapai 45.182 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk serta besarnya

sex ratio di suatu daerah, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan

jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk di

Kecamatan Tawangmangu menurut jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 18 berikut ini.

Tabel 18. Komposisi Penduduk Kecamatan Tawangmangu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Sex Ratio

1. 2.

Laki-laki Perempuan

22.252 22.930

49,25 50,75

Jumlah 45.182 100,00 97

Sumber : Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

di Kecamatan Tawangmangu menurut jenis kelamin pada tahun 2008

yaitu sebesar 45.182 jiwa. Jumlah penduduk perempuan sebesar

22.930 jiwa (50,75%) dan jumlah penduduk laki-laki sebesar 22.252

jiwa (49,25%) sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk

perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki dari

keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan Tawangmangu.

Page 57: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Besarnya angka sex ratio Kecamatan Tawangmangu tahun

2008 adalah 97. Hal ini berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan

di Kecamatan Tawangmangu terdapat 97 penduduk laki-laki.

Banyaknya penduduk Kabupaten Karanganyar yang berjenis kelamin

perempuan ini sesuai dengan tenaga kerja agroindustri keripik ketela

ungu yang didominasi oleh tenaga kerja perempuan.

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting.

Apabila penduduk di suatu wilayah memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi maka akan memiliki kemampuan dalam pengembangan

pembangunan di suatu wilayah. Tingkat pendidikan di suatu wilayah

dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan,

keadaan sosial ekonomi, dan sarana pendidikan yang ada.

Tabel 19. Komposisi Penduduk Kecamatan Tawangmangu Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) 1. Tidak Sekolah 3.331 8,01 2. Belum Tamat SD 4.503 10,83 3. Tidak Tamat SD 4.193 10,08 4. Tamat SD/ Sederajat 20.540 49,38 5. Tamat SLTP/ Sederajat 4.906 11,79 6. Tamat SLTA/ Sederajat 3.386 8,14 7. Tamat Akademi/ PT 737 1,77

Jumlah 41.596 100,00

Sumber : Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan penduduk Kecamatan Tawangmangu terbesar yaitu

penduduk tamat SD/sederajat sebesar 20.540 jiwa atau 49,38% dari

total jumlah penduduk (5 tahun keatas). Sedangkan tingkat pendidikan

penduduk Kecamatan Tawangmangu terendah yaitu penduduk yang

tamat akademi/PT sebesar 737 atau 1,77%. Hal ini dapat dikatakan

bahwa tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Tawangmangu relatif

Page 58: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

rendah karena sebagian besar penduduk tidak mengenyam wajib

belajar 9 tahun, yaitu hanya tamat SD/Sederajat. Tingkat pendidikan

ini sesuai dengan produsen keripik ketela ungu yang sebagian besar

menempuh pendidikan sampai tingkat SD.

d. Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharian

Komposisi matapencaharian penduduk suatu daerah

dipengaruhi oleh sumberdaya yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi

seperti ketrampilan yang dimiliki, tingkat pendidikan, lapangan

pekerjaan dan modal yang tersedia.

Tabel 20. Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharian di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2008

Matapencaharian Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Petani dan buruh tani 17.549 46,45 Buruh industri 1.084 2,87 Buruh bangunan 1.779 4,71 Pedagang 4.450 11,78 Pengusaha, pengangkutan, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, jasa, dan lain-lain

12.916 34,19

Jumlah 37.778 100,00

Sumber : Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa sektor pertanian

menjadi matapencaharian penduduk di Kecamatan Tawangmangu

terbesar yaitu sebesar 17.549 jiwa atau 46,45%. Sedangkan buruh

industri menjadi mata pencaharian penduduk di Kecamatan

Tawangmangu terkecil yaitu sebesar 1.084 jiwa atau sebesar 2,87%.

Banyaknya penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani ini

termasuk didalamnya adalah petani ketela ungu yang menyediakan

bahan baku bagi agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu.

Page 59: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Keadaan Pertanian

Pertanian adalah kegiatan usaha yang meliputi budidaya tanaman

pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Komoditas

tanaman pangan utama di Kecamatan Tawangmangu adalah padi sawah,

jagung, dan ketela ungu. Produksi komoditas pertanian tanaman pangan di

Kecamatan Tawangmangu dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Luas Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2008

No. Komoditas Luas (Ha) Produksi

(Ton) Produktivitas

(Kw/Ha) 1. Padi sawah 114,7 7.077 61,70 2. Jagung 103 444 43,11 3. Ketela ungu 83 1.859 223,98

Sumber: Kecamatan Tawangmangu dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa padi sawah memiliki

produksi terbesar pertama. Produksi tanaman pangan terbesar kedua

adalah ketela ungu. Produksi ketela ungu lebih rendah daripada padi

sawah karena tidak semua wilayah di Kecamatan Tawangmangu

menghasilkan ketela ungu. Hal ini menyebabkan kebutuhan ketela ungu

untuk industri keripik ketela ungu tidak tercukupi, sehingga dibutuhkan

ketela ungu dari luar Tawangmangu. Sedangkan tanaman pangan yang

memiki produksi terkecil adalah jagung.

4. Keadaan Perindustrian

Jumlah industri di Kecamatan Tawangmangu apabila diklasifikasikan

menurut kelompok usaha dapat dibedakan menjadi industri berskala besar,

menengah, kecil dan rumah tangga. Akan tetapi hanya terdapat industri

kecil dan industri rumah tangga di Kecamatan Tawangmangu. Jumlah

industri kecil dan rumah tangga di Kecamatan Tawangmangu pada tahun

2008 dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini.

Page 60: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 22. Banyaknya Industri Kecil dan Menengah Menurut Kelompok Usaha di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2008

Industri Jumlah (unit) A. Industri Rumah Tangga

1. Industri keripik ketela 2. Industri stroberi 3. Industri keripik pisang 4. Industri tempe 5. Industri kue lempit 6. Industri jamu 7. Industri meubel 8. Industri kerajinan kayu, bambu dan sejenisnya 9. Industri batu kapur 10. Industri penyulingan 11. Industri konveksi

B. Industri kecil 1. Industri keripik ketela ungu 2. Industri tempe 3. Industri jahe 4. Industri penyulingan

5 9

11 27 9 1

14 15 2 1 5

19 2 2 1

Jumlah 123

Sumber: Disperindag Kabupaten Karanganyar, 2008

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa cukup banyak industri

yang terdapat di Kecamatan Tawangmangu. Industri skala rumah tangga

mendominasi banyaknya industri yang ada di Kecamatan Tawangmangu,

yaitu sebanyak 99 unit. Sedangkan industri kecil sebanyak 24 unit.

Semakin meningkatnya jumlah industri yang ada di Kecamatan

Tawangmangu diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran dan

juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan

Tawangmangu. Industri Kecil yang terdapat di Kecamatan Tawangmangu

adalah industri keripik ketela ungu.

Page 61: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh

terhadap kegiatannya dalam menjalankan usaha. Responden dalam penelitian

ini adalah produsen keripik ketela ungu yang pada masa penelitian masih aktif

berproduksi. Karakteristik dari responden produsen keripik ketela ungu meliputi

identitas (usia responden, lama pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah

anggota keluarga yang aktif dalam produksi, dan lama mengusahakan), status

usaha dan alasan mengusahakan. Identitas responden pada agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat

pada Tabel 23 berikut ini :

Tabel 23. Identitas Responden Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Rata-rata per Responden

1. Usia responden (tahun) 46 2. Lama pendidikan (tahun) 7 3. Jumlah anggota keluarga (orang) 5 4. Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam

usaha (orang) 3

5. Lama mengusahakan (tahun) 8 6. Jumlah tenaga kerja luar keluarga (orang) 11

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 1)

Menurut Mantra (2003), penduduk berumur 0-14 tahun termasuk

golongan penduduk yang belum produktif, umur 15 – 64 tahun termasuk

golongan penduduk yang produktif, dan umur 65 tahun ke atas termasuk

golongan penduduk yang sudah tidak produktif. Berdasarkan Tabel 23 di atas

dapat diketahui bahwa umur rata-rata produsen keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah 46 tahun yang berarti termasuk

dalam umur produktif. Umur produktif disini berhubungan dengan kemampuan

fisik atau tenaga produsen dalam melakukan kegiatan produksi keripik ketela

57

Page 62: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

ungu. Pada umur produktif tersebut, produktivitas kerja produsen keripik ketela

ungu masih cukup tinggi sehingga diharapkan agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar masih dapat terus

dikembangkan.

Seluruh produsen agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar pernah menempuh pendidikan secara

formal, walaupun pada tingkatan yang berbeda–beda. Rata-rata pendidikan

formal yang ditempuh oleh responden produsen keripik ketela ungu adalah 7

tahun. Dari 19 responden, terdapat 13 responden yang hanya menempuh

pendidikan sampai pada tingkat SD atau yang sederajat (SR). Walaupun

demikian, ada 4 orang responden yang telah mencapai tingkat SLTP/SMP, yaitu

selama 9 tahun dan 2 orang responden telah mencapai tingkat SLTA/SMA, yaitu

selama 12 tahun. Pada agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini, tingkat pendidikan berpengaruh

terhadap agroindustri keripik ketela ungu yaitu dalam hal manajemen, sedangkan

dalam proses produksinya yang lebih dibutuhkan adalah pengalaman, baik yang

diperoleh dari produsen sendiri maupun dari orang lain. Dengan kata lain,

diperlukan pendidikan formal dan non formal untuk menjalankan sebuah usaha

dengan baik.

Jumlah rata-rata anggota keluarga produsen agroindustri keripik ketela

ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebanyak 5 orang.

Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini tidak terlalu berpengaruh terhadap

ketersediaan jumlah tenaga kerja untuk agroindustri keripik ketela ungu,

mengingat agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar ini merupakan industri yang lebih banyak menggunakan

tenaga kerja dari luar keluarga, baik dalam proses produksi maupun

pemasarannya. Jumlah anggota keluarga yang ikut aktif dalam industri keripik

ketela ungu rata-rata sebanyak 3 orang. Biasanya anggota keluarga yang aktif

dalam industri keripik ketela ungu adalah suami dan istri, sedangkan anggota

keluarga yang lain bekerja pada sektor lain, masih menempuh pendidikan,

Page 63: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

merantau di luar kota atau termasuk umur non produktif (anak-anak dan lanjut

umur).

Agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar rata-rata berdiri selama 8 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa responden cukup berpengalaman dalam memproduksi keripik ketela

ungu. Pengalaman yang dimiliki oleh para produsen akan berguna dalam

mengatasi berbagai kendala usaha yang mungkin produsen hadapi, misalnya

dalam teknis tahapan produksi keripik ketela ungu. Keberadaan industri

keripik ketela ungu selama 8 tahun ini menunjukkan bahwa industri keripik

ketela ungu telah dapat membantu para produsen dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari produsen dan juga dalam penyerapan tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja luar keluarga rata-rata berjumlah 11 orang, jadi total

tenaga kerja sebanyak 14 orang. Berdasarkan kriteria skala usaha menurut BPS

(1999), agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar termasuk dalam industri skala kecil, yaitu dengan jumlah tenaga

kerja antara 9-15 orang. Sebagian besar tenaga kerja luar keluarga ini berasal dari

desa setempat dan hampir seluruhnya berjenis kelamin perempuan.

Agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar dapat berstatus sebagai usaha utama ataupun usaha sampingan.

Data mengenai status usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini :

Tabel 24. Status Usaha Agroindustri Keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Status Usaha Jumlah (Responden) Persentase (%) 1. Utama 18 94,74 2. Sampingan 1 5,26

Jumlah 19 100

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 1)

Tabel 24 diatas menunjukkan bahwa agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dijadikan sebagai usaha

utama oleh 94,74% responden atau sebanyak 18 orang, disamping tidak

Page 64: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

memiliki pekerjaan lain, industri tersebut juga membutuhkan waktu penuh

untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan cukup banyaknya tenaga kerja dan

modal yang digunakan yang harus dipantau oleh produsen sendiri setiap saat.

Akan tetapi, beberapa dari responden juga memiliki pekerjaan sampingan

sebagai petani. Sebesar 5,26% responden atau 1 orang menjadikan

agroindustri keripik ketela ungu ini sebagai usaha sampingan dengan

pekerjaan utama sebagai supir bus.

Alasan responden menjalankan usaha agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 25

berikut :

Tabel 25. Alasan Responden Mengusahakan Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Alasan Usaha Jumlah

(Responden) Persentase

(%) 1. Bahan baku tersedia 6 31,58 2. Menguntungkan 5 26,32 3. Tidak mempunyai pekerjaan lain 5 26,32 4. Meniru tetangga 3 15,78

Jumlah 19 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 1)

Tabel 25 menunjukkan bahwa agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar diusahakan karena beberapa

alasan. Alasan yang tertinggi yaitu sebesar 31,58% atau sebanyak 6 orang

responden mengusahakan industri keripik ketela ungu karena bahan baku

keripik ketela ungu tersedia di Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut

menjadikan produsen berinisiatif mengolah ketela ungu tersebut menjadi

produk lain, baik yang berstatus usaha utama ataupun usaha sampingan.

Alasan lain yaitu menguntungkan dan tidak mempunyai pekerjaan lain

masing-masing sebesar 26,32% atau sebanyak 5 orang responden. Dengan

mengolah ketela ungu menjadi produk lain (keripik) dapat memberikan nilai

tambah ketela ungu itu sendiri, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi

produsen keripik ketala ungu. Selain itu, produsen juga tidak mempunyai

Page 65: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pekerjaan lain, hal terkait dengan jenis mata pencaharian di daerah penelitian

yang terbatas jumlahnya. Kondisi alam daerah penelitian yang banyak terdapat

ketela ungu membuat masyarakat memanfaatkan ketela ungu untuk

dibuat keripik ketela ungu, sehingga sebagian masyarakat telah

menggantungkan hidupnya pada industri keripik ketela ungu ini.

Alasan lain responden mengusahakan industri keripik ketela ungu

yaitu karena meniru usaha tetangga yang sudah lebih dulu mengusahakan

industri keripik ketela ungu, yaitu sebesar 15,78% atau sebanyak 3 orang

responden. Melihat produsen lain yang sukses menjalankan usaha industri

keripik ketela ungu tersebut, membuat sebagian orang tertarik untuk

mengusahakannya.

B. Modal Usaha

Produsen keripik ketela ungu membutuhkan modal untuk memulai

usahanya, baik untuk membeli peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan

dalam proses pembuatan keripik ketela ungu, maupun untuk memasarkan

keripik ketela ungu yang telah dihasilkan. Sumber modal yang digunakan oleh

produsen agroindstri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini. :

Tabel 26. Sumber Modal Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Jumlah (Responden)

Persantase (%)

1. Modal sendiri 10 52,63 2. 3.

Modal pinjaman Sendiri dan pinjaman

0 9

0 47,37

Jumlah 19 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 1)

Tabel 26 diatas menunjukkan bahwa sebesar 52,63% atau sebanyak 10

orang responden produsen agroindstri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar menggunakan sumber modal berupa

modal sendiri. Sisanya 9 orang responden atau sebesar 47,37% responden

Page 66: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menggunakan modal sendiri dan pinjaman. Modal pinjaman tersebut berasal

dari LIPI, Danamon, BRI, BNI dan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan). Produsen yang

mendapatkan modal pinjaman dari LIPI adalah produsen yang tergabung

dalam kelompok Koperasi Akar Mulya, yang merupakan koperasi yang

menaungi produsen keripik ketela ungu skala kecil yang ada di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Modal tersebut berasal dari LIPI

yang dipinjamkan secara bergilir. Saat ini baru 3 produsen yang menerima

pinjaman tersebut, yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara Koperasi. Modal

tersebut diberikan pada produsen keripik ketela ungu dengan bunga rendah

(0,5% per bulan) untuk perbaikan tempat produksi keripik ketela ungu. Akan

tetapi pada kenyataanya modal tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk

perbaikan tempat, tetapi untuk menambah modal dalam proses produksinya.

Hal ini dikarenakan produsen keripik ketela ungu menganggap bahwa tempat

yang digunakan untuk proses produksi keripik ketela ungu sudah layak.

C. Bahan-bahan dalam Proses Produksi Keripik Ketela Ungu

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam industri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah ketela ungu,

yaitu salah satu jenis ketela rambat yang berwarna ungu. Bahan baku ketela

ungu tersedia di Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi ketersediaanya bahan

baku tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan produsen keripik ketela

ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, sehingga

untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, produsen keripik ketela ungu

mencari di luar Kabupaten Karanganyar, seperti di daerah Magetan, Ngawi

dan Pacitan, bahkan ada pula yang sampai mencari hingga ke Jawa Barat,

seperti Bandung.

Bahan baku ketela ungu yang berasal dari Kabupaten Karanganyar

mempunyai kualitas yang lebih baik dan warna yang lebih menarik bila

Page 67: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dibandingkan dengan ketela ungu yang berasal dari luar Kabupaten

Karanganyar, yaitu rasanya lebih manis dan warnanya ungu pekat.

Sedangkan yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar biasanya rasanya

tidak terlalu manis dan warnanya ungu kemerahan, sehingga jika diolah

membutuhkan bahan penolong untuk memberikan rasa manis yang cukup

banyak, dan warnanya pun tidak begitu menarik.

Produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar memperoleh bahan baku dengan membeli langsung pada petani

dan ada juga yang pada pengepul. Cara memperoleh bahan baku untuk

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 27 berikut ini :

Tabel 27. Cara Produsen Memperoleh Bahan Baku Ketela Ungu untuk Produksi Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Jumlah (Produsen) Persentase (%) 1. Membeli pada petani lokal 1 5,26 2. Membeli pada pengepul 5 26,32 3. Membeli pada petani lokal

dan pengepul 13 68,42

Jumlah 19 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 27, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

produsen keripik ketela ungu memperoleh bahan baku dengan membeli ke

petani lokal dan pengepul. Banyaknya produsen yang memilih mendapatkan

bahan baku dari petani lokal dan pengepul dikarenakan jika hanya dari petani

lokal saja sulit mendapatkannya, produsen harus pesan terlebih dahulu

sebelum ketela ungu dipanen dan harganya juga sedikit lebih mahal, sehingga

terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, oleh karena itu

produsen juga membeli membeli ketela ungu melalui pengepul.

Sebanyak 26,32% atau 5 orang memilih memperoleh bahan baku

ketela ungu melalui pengepul. Hal ini karena produsen merasa lebih mudah

memperoleh bahan baku, yaitu dengan menghubungi pengepul yang sebagian

Page 68: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

besar sudah menjadi langganan para produsen keripik ketela ungu. Selain itu

harganya juga terkadang lebih murah bila dibandingkan dengan membeli

langsung ke petani yaitu sekitar Rp 1.800,00/kg, sedangkan yang langsung ke

petani harga ketela ungu sekitar Rp 2.000,00/kg. Hal ini disebabkan karena

pengepul membeli ketela ungu pada petani lokal dalam jumlah besar sehingga

harga beli pengepul ke petani lebih murah. Selain itu ketela ungu yang dibeli

pengepul tidak hanya dari petani lokal tetapi juga dari luar kota, seperti

Magetan dan Pacitan yang harganya lebih murah dengan kualitas lebih rendah

dari ketela ungu lokal, sehingga pengepul dapat menjual pada produsen keripik

ketela ungu dengan harga yang lebih murah.

Hanya 5,26% atau 1 orang yang memilih memperoleh bahan baku

ketela ungu langsung ke petani. Alasannya karena lebih dekat dengan rumah

sehingga lebih cepat mendapatkan bahan baku ketela ungu meskipun harus

mendatangi langsung ke setiap petani ketela ungu.

Sistem penyimpanan bahan baku ketela ungu semua produsen keripik

ketela ungu yaitu dengan cara di stok untuk 2-7 hari. Artinya, setiap

melakukan pembelian bahan baku, tidak habis digunakan untuk satu kali

proses produksi. Hal ini karena produsen keripik ketela ungu membeli bahan

baku ketela ungu dalam jumlah besar. Sehingga setiap melakukan pembelian

bahan baku digunakan untuk beberapa kali produksi, yaitu antara 1-3 kali

produksi.

Cara pembayaran bahan baku ketela ungu dilakukan dengan cara

kontan dimuka dan dibelakang, dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini :

Tabel 28. Cara Pembayaran Bahan Baku Ketela Ungu di Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Jumlah (Responden)

Persentase (%)

1. 2.

Kontan dimuka pada petani Kontan dibelakang pada pengepul

12 2

63,16 10,53

3. Kontan dimuka pada petani dan dibelakang pada pengepul

5 26,32

Jumlah 19 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 2)

Page 69: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sebanyak 63,16% atau 12 orang memilih melakukan pembayaran

bahan baku dengan cara kontan dimuka. Sebagian besar produsen yang

membayar kontan dimuka adalah yang membeli bahan baku langsung dari

petani. Pada umumnya, petani meminta pembayaran dimuka karena setelah

ketela ungu dipanen, petani membutuhkan modal untuk menggarap kembali

sawah mereka. Akan tetapi ada juga yang membayar kontan dimuka pada

pengepul. Bukan pengepul yang meminta pembayaran dimuka, tetapi biasanya

produsen keripik ketelanya sendiri yang melakukan pembayaran seperti itu,

karena produsentidak mau terbebani dengan hutang kepada pengepul.

Pembayaran kontan dimuka dan dibelakang biasanya dilakukan oleh

produsen yang memperoleh bahan baku ketela ungu dari petani dan pengepul.

Terdapat 5 orang atau sebesar 26,32%, pembayaran kontak dimuka untuk

petani dan kontan dibelakan untuk pengepul. Sedangkan sisanya 10,53% atau

sebanyak 2 orang melakukan cara pembayaran bahan baku kontan dibelakang.

Cara pembayaran ini dilakukan produsen keripik ketela ungu untuk pengepul.

2. Bahan-bahan penolong

Bahan penolong adalah merupakan bahan-bahan yang digunakan

dalam proses pembuatan ketela ungu menjadi keripik ketela ungu selain bahan

utama. Bahan penolong yang digunakan dalam produksi keripik ketela ungu

terdiri dari :

a. Gula pasir

Gula merupakan salah satu bahan penolong yang berfungsi sebagai bahan

pemanis dalam proses produksi keripik ketela ungu. Jenis gula yang

digunakan adalah gula pasir, alasannya agar tidak merubah warna ketela

ungu. Perbandingan pemakaian gula pasir ini ± 1 : 0,005. Maksudnya

adalah setiap 1 kg bahan baku ketela ungu membutuhkan sekitar 0,005 kg

gula pasir. Harga gula pasir per kilogram adalah sekitar Rp 10.000,00.

b. Pemanis buatan

Selain gula yang digunakan untuk menambah manis, produsen keripik

ketela ungu juga menambahkan pemanis buatan kedalam proses

produksinya. Hal ini dilakukan karena jika produsen hanya menggunakan

Page 70: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

gula saja, maka produsen harus mengeluarkan lebih banyak biaya,

sehingga produsen menambahkan pemanis buatan yang harganya jauh

lebih murah, yaitu sekitar Rp 1.000,00/pcs. Produsen menggunakan

sakarin merk “Sari Tebu”. Jumlah sakarin yang digunakan sesuai dengan

ketentuan dari Departemen Kesehatan yaitu penggunaan 1 pcs (5 gram)

pemanis buatan untuk 5 kg gula pasir, atau 1 gram sakarin untuk 1 kg gula

pasir.

c. Garam

Bahan penolong lain yang digunakan adalah garam. Dalam. Fungsinya

yaitu memberikan rasa gurih pada keripik ketela ungu. Jenis garam yang

digunakan pada umumnya adalah garam kotak (Rp 400,00/kotak) dan

garam halus (Rp 2.500,00/pcs).

d. Vanili

Vanili merupakan bahan penolong yang berfungsi sebagai penambah

aroma keripik ketela ungu. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1 bungkus

untuk 10 kg ketela ungu, sehingga tidak menghilangkan aroma khas ketela

ungu itu sendiri. Harga vanili per bungkusnya yaitu Rp 500,00.

e. Minyak goreng

Bahan penolong lain yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak

selain gula yaitu minyak goreng. Produsen membeli minyak goreng dalam

kemasan jligen. Dimana dalam satu jligen berisi 17 kg minyak goreng.

Dengan membeli minyak goreng dalam jumlah besar harganya lebih

ekonomis, yaitu sekitar Rp 9.000,00/kg.

Dalam proses produksi keripik ketela ungu untuk bahan baku ketela

ungu 100 kg membutuhkan bahan penolong sebagai berikut : 0,5 kg gula pasir;

1 bungkus pemanis buatan; 0,2 kotak garam; dan 13,6 kg minyak goreng.

3. Bahan bakar

Dalam proses produksi keripik ketela ungu membutuhkan bahan bakar

untuk proses penggorengan. Bahan bakar yang digunakan produsen keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah :

Page 71: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

a. Kayu

Proses penggorengan keripik ketela ungu dilakukan diatas tungku,

sehingga membutuhkan kayu untuk bahan bakarnya. Kayu tersebut

biasanya diperoleh dari pedagang kayu bakar yang langsung diantar ke

rumah produsen keripik ketela ungu.

b. Serbuk gergaji

Sebagai bahan pelengkap bahan bakar, digunakan serbuk gergaji yang

biasa disebut dengan “emput”. Fungsinya agar api tetap stabil menyala,

dan juga emput ini digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak

tanah. Memudahkan dalam menyalakan api. Naiknya harga minyak tanah

yang cukup signifikan belakangan ini membuat produsen keripik ketela

ungu kewalahan memenuhi kebutuhan minyak tanah, sehingga produsen

beralih ke serbuk gergaji yang harganya jauh lebih ekonomis.

4. Pengemasan

Yang dibutuhkan dalam proses pengemasan keripik ketela ungu yaitu :

a. Plastik

Plastik digunakan untuk mengemas keripik ketela ungu yang siap

dipasarkan. Ukuran plastik yang digunakan yaitu 2,5 kg dan 5 kg.

Produsen tidak mengemas keripik dalam ukuran kecil. Hal ini karena

produsen tidak memasarkan langsung konsumen dalam bentuk eceran,

akan tetapi dalam bentuk grosir pada pengepul maupun toko-toko.

b. Label

Seluruh produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar menggunakan label yang bertuliskan merk produk

masing-masing. Selain itu produsen juga mencantumkan komposisi bahan,

nomor Departemen Kesehatan dan nomor telepon. Dengan adanya nomor

Departemen Kesehatan yang tercantum dalam label mebuktikan bahwa

keripik ketela ungu yang diproduksi telah melalui uji kesehatan yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan. Nomor dari Departemen

Kesehatan tersebut harus diperbaharui setiap 5 tahun sekali.

Page 72: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

D. Peralatan yang Digunakan dalam Proses Produksi Keripik Ketela Ungu

Produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar selain membutuhkan bahan baku dan bahan penolong untuk

menjalankan usahanya, juga memerlukan peralatan yang digunakan dalam

proses produksi. Peralatan yang digunakan dalam industri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebagian besar adalah

peralatan non mekanis, bahkan ada beberapa diantara peralatan tersebut yang

dibuat sendiri dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Peralatan-

peralatan yang digunakan dalam proses produksi keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar antara lain sebagai berikut:

1. Pengupas ketela

Pengupas ketela sama dengan alat yang digunakan untuk mengupas

ketimun atau kentang. Alat ini lebih cepat bila dibandingkan mengupas

kulit ketela dengan menggunakan pisau biasa.

2. Pisau

Pisau digunakan untuk mencungkil bagian-bagian ketela yang sulit

dibersihkan dengan pengupas ketela.

3. Mesin pemotong ketela

Mesin pemotong ketela merupakan satu-satunya alat mekanis yang

digunakan dalam proses pembuatan keripik ketela ungu. Penggunaannya

membutuhkan tenaga listrik. Cara menggunakannya yaitu setelah

dihubungkan dengan listrik, ketela ungu yang sudah dikupas dan dicuci

bersih dimasukkan kedalam mesin tersebut. Lebih praktis dan cepat bila

dibandingkan dengan cara manual, akan tetapi hanya sedikit produsen

menggunakan mesin ini. Selain membutuhkan modal yang cukup besar

karena harganya yang mahal, hasil irisan ketela juga tidak halus seperti

yang dilakukan dengan cara manual.

4. Pasah

Pasah juga berfungsi sama seperti mesin pemotong ketela. Bedanya, pasah

merupakan alat manual. Walaupun tidak efisien waktu, tapi sebagian besar

produsen justru menggunakan pasah untuk mengiris ketela. Selain lebih

Page 73: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ekonomis, hasil irisan ketela juga lebih halus. Produsen biasanya membuat

pasah sendiri. Karena bahan yang digunakan cukup mudah diperoleh, yaitu

kayu. Pembuatannya pun sangat sederhana. Kayu dipotong balok

memanjang dan ditengahnya diberi mata pisau.

5. Ember besar

Ember besar berfungsi sebagai tempat untuk mencuci ketela ungu setelah

dikupas dan setelah diiris.

6. Ember kecil

Setelah ketela diiris dan dicuci bersih, ember kecil disiapkan untuk merendam

ketela ungu yang berisi campuran air dengan gula, pemanis buatan, garam

dan vanili.

7. Tampah

Tampah digunakan untuk meniriskan ketela ungu yang sudah direndam

campuran air dengan gula, pemanis buatan, garam dan vanili, serta untuk

meniriskan ketela ungu setelah digoreng menjadi keripik ketela ungu.

8. Tungku

Tungku merupakan alat buatan sendiri yang digunakan untuk proses

penggorengan ketela menjadi keripik. Tungu dibuat dari semen dan pasir.

Antara tungku yang satu dengan yang lain tidak ada jaraknya (gandeng).

9. Wajan

Wajan digunakan untuk menggoreng keripik ketela ungu. Jenis wajan

yang digunakan adalah wajan berukuran besar yang terbuat dari tembaga.

10. Sotil

Sotil jarang digunakan. Hanya sesekali digunakan untuk membalik-

balikkan ketela ungu yang sedang digoreng.

11. Serok

Selain digunakan untuk mengangkat keripik ketela ungu yang sudah masak

dari wajan, serok juga berfungsi sebagai pengganti sotil, yaitu untuk

membalik-balikan ketela ungu yang sedang dimasak. Dibanding sotil, serok

lebih sering digunakan karena lebih lebar sehingga lebih mudah digunakan

untuk membalik-balikkan ketela ungu yang sedang digoreng.

Page 74: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

12. Timbangan

Setelah keripik ketela ungu matang dan ditiriskan, keripik ditimbang sesuai

dengan kebutuhan pengemasan. Keripik yang sudah ditimbang siap dikemas.

E. Proses Produksi Keripik Ketela Ungu

Bahan baku utama pembuatan keripik ketela ungu adalah ketela ungu,

sehingga ketela ungu harus dipersiapkan terlebih dahulu. Proses pembuatan

ketela ungu menjadi keripik cukup sederhana. Dimulai dari persiapan bahan

baku dan bahan penolong hingga proses pengemasan. Berikut ini adalah

proses pembuatan keripik ketela ungu secara skematis :

Gambar 2. Proses Pembuatan Keripik Ketela Ungu

Bahan Baku Ketela Ungu

Pengupasan Kulit

Pencucian I

Pemotongan/pengirisan

Pencucian II

Perendaman Bumbu

Penggorengan

Ditiriskan dan diangin-anginkan

Penimbangan

Pengemasan

Page 75: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan Gambar 2 diatas, dapat dijelaskan proses pembuatan

keripik ketela ungu sebagai berikut :

1. Pengupasan

Ketela ungu yang sudah dipersiapkan langsung dikupas menggunakan

pengupas ketela. Pengupas ketela sama dengan alat yang digunakan untuk

mengupas kentang atau ketimun. Kulit dibersihkan hingga bersih. Dan

untuk membersihkan lekukan-lekukan yang terdapat pada ketela yang sulit

dibersihkan dengan pengupas ketela biasanya digunakan pisau.

2. Pencucian I

Setelah ketela ungu dibersihkan dari kulit, kemudian dicuci dengan air

bersih dalam ember besar.

3. Pemotongan/pengirisan

Ketela yang sudah bersih tersebut dipotong/diiris tipis mengunakan alat

pemotong maupun pasah manual. Baik mesin pemotong maupun pasah

manual dapat diatur ketebalan irisan ketela, sehingga dapat memperoleh

irisan ketela yang sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Akan tetapi hasil

irisan ketela yang menggunakan mesin dan pasah berbeda. Lebih halus

yang menggunakan pasah manual. Dan jika setelah digoreng pun hasilnya

yang diiris dengan mesin agak keriting.

4. Pencucian II

Irisan ketela ungu tersebut kemudian dicuci kembali agar benar-benar

bersih dan tidak berbau besi akibat proses pengirisan tersebut.

5. Perendaman bumbu

Setelah dicuci bersih, ketela dimasukkan kedalam ember kecil yang

didalamnya sudah diberi campuran air dengan gula, pemanis buatan,

garam dan vanili. Perendaman tidak dilakukan terlalu lama, hanya sekitar

15 menit saja. Dan kemudian ditiriskan terlebih dahulu sebelum digoreng.

6. Penggorengan

Ketela yang sudah direndam bumbu tersebut siap dimasukan dalam wajan

yang berisi minyak goreng panas untuk digoreng diatas tungku.

Page 76: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Penggorengan dilakukan sekitar 15-20 menit, hingga ketela ungu tersebut

benar-benar garing dan renyah.

7. Penirisan

Setelah digoreng sampai kering, keripik ditiriskan dan di angin-anginkan

terlebih dahulu sebelum ditimbang dan dikemas.

8. Penimbangan

Setelah keripik dingin dan tidak berminyak, keripik dimasukkan dalam

plastik untuk ditimbang sesuai dengan berat yang diinginkan.

9. Pengemasan

Keripik yang sudah ditimbang tersebut kemudian diberi label yang

dimasukkan dalam kemasan plastik tersebut dan diikat rapat agar tidak

mudah mlempem.

F. Pemasaran

Setelah keripik ketela ungu dikemas dalam plastik, keripik ketela ungu

siap untuk dipasarkan. Proses pemasaran dilakukan menggunakan mobil pick

up milik sendiri, karena setiap produsen sudah memiliki alat transportasi

tersebut. Dalam setiap pemasarannya, produsen mengeluarkan biaya

transportasi yang berbeda-beda sesuai dengan jarak lokasi pemasaran. Biaya

tersebut digunakan untuk membayar supir dan membeli bahan bakar mobil.

Keripik ketela ungu ini tidak dipasarkan langsung pada konsumen,

akan tetapi pada para pedagang besar. Sehingga pengemasannya dibuat dalam

ukuran besar (2,5 dan 5 kg) dengan harga grosir, yaitu Rp 12.000,00/kg untuk

kemasan 2,5 kg dan Rp 11.741,23/kg untuk kemasan 5 kg.

Di Pulau Jawa, keripik ketela ungu dipasarkan antara lain di Jawa

Tengah (Karanganyar, Solo, Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Jogjakarta,

Kebumen, dan Purworejo), Jawa Timur (Magetan, Malang dan Surabaya),

Jawa Barat (Purwakarta dan Bandung), dan Jakarta. Untuk pemasaran di luar

Pulau Jawa yaitu di Kalimantan (Balikpapan).

Page 77: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

G. Analisis Usaha

1. Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan Profitabilitas

a. Biaya

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan dalam proses

produksi. Biaya dalam penelitian ini adalah keseluruhan biaya yang

dikeluarkan untuk proses pembuatan keripik ketela ungu sampai

pemasaran keripik ketela ungu, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel.

1) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam industri

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar yang besarnya tidah dipengaruhi oleh jumlah keripik

ketela ungu yang dihasilkan. Biaya tetap dalam industri keripik

ketela ungu ini meliputi biaya penyusutan peralatan, biaya bunga

modal investasi, cicilan pinjaman modal, dan biaya ijin

Departemen Kesehatan.

Keseluruhan biaya tetap dalam penelitian ini timbul karena

penggunaan faktor produksi yang tetap, sehingga biaya yang

dikeluarkan untuk membiayai faktor produksi juga tetap tidak

berubah walaupun jumlah keripik ketela ungu yang dihasilkan

berubah-ubah. Rata-rata biaya tetap pada agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

dapat dilihat pada Tabel 29 berikut :

Tabel 29. Rata-rata Biaya Tetap Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Jenis Biaya Tetap Rata-rata per Bulan (Rp)

Persentase (%)

1. Penyusutan peralatan 291.124,39 20,69 2. Bunga modal investasi 880.496,95 62,59 3. Cicilan pinjaman 231.015,56 16,42 4. Ijin Departemen Kesehatan 4.166,67 0,30

Jumlah 1.406.803,56 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 3)

Page 78: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 29 menunjukkan bahwa jumlah rata-rata biaya tetap

per bulan yang dikeluarkan oleh produsen agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

adalah sebesar Rp 1.406.803,56, dengan sumber biaya tetap yang

berasal dari biaya penyusutan peralatan yaitu sebesar

Rp 291.124,39 atau 20,69% dari jumlah total biaya tetap

seluruhnya. Produsen menggunakan peralatan dalam pelaksanaan

proses produksi keripik ketela ungu, yang mana peralatan tersebut

masih sederhana dan bahkan ada sebagian peralatan yang dibuat

sendiri oleh produsen. Masih sederhananya peralatan yang

digunakan tersebut di satu sisi memang memperkecil biaya

penyusutan peralatan, namun di sisi lain hal ini menyebabkan

proses produksi berjalan lambat dan membutuhkan curahan waktu

kerja yang lebih banyak.

Menurut Hernanto (1993), besarnya biaya penyusutan

peralatan dapat dihitung menggunakan metode garis lurus, dengan

pemikiran bahwa peralatan yang digunakan dalam status usaha

akan menyusut dalam besaran yang sama. Metode garis lurus dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Penyusutan : (bulan) ekonomisumur akhir nilai - awal nilai

Biaya bunga modal investasi menempati proporsi pertama,

yaitu sebesar Rp 880.496,95 per bulan atau 62,59% dari jumlah total

biaya tetap seluruhnya. Biaya ini merupakan nilai bunga atas modal

yang dimiliki oleh produsen, walaupun modal tersebut adalah modal

sendiri, yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

B = Biaya Modal Sendiri x r (Suratiyah, 2006)

Dimana :

r = ( i – f ) / ( 1 – f ) (Gray, et al, 1993)

Page 79: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Keterangan :

B = Bunga modal investasi (Rp)

r = Suku bunga riil bulan Oktober 2010 (1,83%)

i = Suku bunga kredit investasi Bank BRI bulan Oktober 2010 (2%)

f = Inflasi bulan Oktober 2010 (0,06%)

Suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sebesar

1,83%, berdasarkan suku bunga kredit Bank BRI Britama sebesar 2%

dan inflasi pada bulan Oktober 2010 sebesar 0,06%, karena penelitian

dilakukan pada bulan tersebut. Suku bunga tersebut digunakan untuk

menghitung bunga modal investasi bagi produsen yang tidak

mempunyai pinjaman di bank atau lembaga keuangan lainnya.

Sedangkan bagi produsen yang mempunyai pinjaman di bank

dihitung berdasarkan suku bunga bank atau lembaga keuangan tempat

minjaman, yaitu 0,5 untuk LIPI, 1,8 untuk Danamon, 1,1 untuk BNI

dan 1,05 untuk PNPM Mandiri Pedesaan.

Cicilan pinjaman tiap bulan yaitu sebesar Rp 231.015,56.

Cicilan pinjaman adalah sejumlah uang yang dibayarkan produsen

sebagai konsekuensi dari meminjam sejumlah modal kepada setiap

bank atau lembaga keuangan dalam batas waktu tertentu beserta

bunganya. Sedangkan untuk biaya ijin dari Departemen Kesehatan

produsen rata-rata mengeluarkan sebesar Rp 4.166,67 atau 0,30% dari

rata-rata biaya tetap. Pembayaran ini biasanya dilakukan oleh

produsen 5 tahun sekali, yaitu sebesar Rp 250.000,00, karena ijin

dari Departemen Kesehatan ini diperbaharui setiap 5 tahun sekali.

2) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang besarnya berubah-ubah secara

proporsional sesuai dengan jumlah keripik ketela ungu yang

dihasilkan. Biaya variabel dalam industri keripik ketela ungu meliputi

biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya bahan bakar, biaya

Page 80: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pengemasan, biaya transportasi dan biaya tenaga kerja. Rata-rata

biaya variabel pada agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Rata-rata Biaya Variabel pada Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Jenis Biaya

Variabel Jumlah

Fisik Rata-rata

per Bulan (Rp) Persentase

(%) 1. Bahan baku 7.232 kg 12.911.157,89 48,38 2. Bahan penolong 9.915.685,26 37,16 - Gula pasir 38,58 kg 384.657,89 - Pemanis buatan 90 pcs 90.946,67 - Garam 18 pcs 731,58 - Minyak goreng 1.032,32 kg 9.354.415,79 - Vanili 151 pcs 75.333,33 3. Bahan bakar 1.365.236,84 5,12 - Kayu 185 ikat 829.342,11 - Serbuk gergaji 119 sak 535.894,74 4. Pengemasan 656.281,38 2,46 - Kemasan 2,5 kg 13,40 kg 269.468,75 - Kemasan 5 kg 17,88 kg 362.200,00 5. Tenaga kerja 885.137,11 3,32

- Luar 11 orang 705.612,18 - Dalam 3 orang 179.524,93

6. Transportasi 947.516,34 3,55 7. Listrik 4.863,51 0,02

Jumlah 26.685.878,34 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 4)

Tabel 30 menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel yang

dikeluarkan oleh produsen keripik ketela ungu dalam satu bulan

adalah sebesar Rp 26.685.878,34. Besarnya biaya variabel ini

dipengaruhi oleh volume produksi keripik ketela ungu yang

dihasilkan, semakin besar volume produksi maka semakin besar pula

biaya variabel yang dikeluarkan, demikian pula sebaliknya. Biaya

variabel dengan proporsi terbesar dalam industri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar berasal dari

biaya bahan baku. Rata-rata biaya untuk bahan baku yang dikeluarkan

Page 81: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

oleh produsen keripik ketela ungu dalam satu bulan adalah sebesar

Rp 12.911.157,89 atau 48,38% dari jumlah total biaya variabel.

Dalam satu bulan, rata-rata produsen membutuhkan bahan baku

sebesar 7.232 kg. Pengadaan bahan baku ini berasal dari petani

maupun pengepul, dengan harga rata-rata sebesar Rp 1.771,05/kg.

Biaya bahan penolong menempati urutan kedua, yaitu

37,16% atau sebesar Rp 9.915.685,26 per bulan. Bahan penolong

yang digunakan dalam industri keripik ketela ungu ini adalah gula

pasir, pemanis buatan, garam, vanili dan minyak goreng.

Biaya bahan bakar menempati urutan yang ke tiga setelah

bahan penolong, yaitu sebesar Rp 1.365.236,84 atau 5,12%. Bahan

bakar yang digunakan dalam industri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah kayu

bakar dan serbuk gergaji. Pada awalnya produsen menggunakan

minyak tanah, akan tetapi seiring dengan naiknya harga minyak

tanah yang terus melambung mengakibatkan produsen keripik

ketela tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan minyak

tanah. Sehingga produsen mencari alternatif lain yang fungsinya

sama, akan tetapi harganya lebih ekonomis yaitu serbuk gergaji.

Tenaga kerja yang digunakan dalam industri keripik ketela

ungu ini adalah tenaga kerja keluarga dan luar keluarga. Biaya

tenaga kerja ini diperhitungkan sesuai dengan tingkat upah yang

berlaku di daerah penelitian. Rata-rata biaya tenaga kerja yang

dikeluarkan produsen setiap bulannya adalah Rp 885.137,11 atau

3,32% dari jumlah total biaya variabel. Biaya tenaga kerja keluarga

adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan. Walaupun

demikian, sebagai kompensasi penggunaan tenaga kerja dalam

proses produksi keripik ketela ungu tersebut dinilai menurut

penggunaannya setiap bulan dalam industri keripik ketela ungu

sesuai dengan upah tenaga kerja luar di industri tersebut yaitu

sebesar Rp 1.713,45/jam.

Page 82: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh produsen keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

dalam satu bulan adalah sebesar Rp 947.516,34 atau 3,55% dari

jumlah total biaya variabel. Biaya transportasi ini menempati

proporsi kelima dari total biaya variabel yang dikeluarkan oleh

produsen keripik ketela ungu. Biaya transportasi yang dikeluarkan

produsen ini berupa biaya untuk pemasaran dengan menggunakan

mobil pick up. Biaya transportasi ini berupa biaya bahan bakar

mobil dan supir. Tidak ada biaya sewa mobil karena masing-

masing produsen sudah mempunyai mobil sendiri.

Urutan dari biaya variabel selanjutnya adalah biaya

pengemasan, yang menempati proporsi keenam dari total biaya

variabel yang dikeluarkan oleh produsen keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Rata-rata

biaya pengemasan yang dikeluarkan selama satu bulan hanya

sebesar Rp 518.417,89 atau 1,96% dari jumlah total biaya variabel.

Pengemasan keripik ketela ungu menggunakan plastik 2,5 kg dan

5 kg. Satuan plastik adalah kilogram, dimana untuk 1 kg plastik

ukuran 2,5 kg berisi 40 lembar dan 20 lembar untuk ukuran 5 kg.

Biaya variabel terkecil yang dikeluarkan oleh produsen

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar adalah biaya listrik. Rata-rata biaya listrik yang

dikeluarkan oleh produsen keripik ketela ungu selama satu bulan

adalah sebesar Rp 4.863,51 atau 0,02% dari jumlah total biaya

variabel. Biaya listrik tersebut dihitung dengan rumus :

R = Jam nyala x Daya tersambung x Biaya Pemakaian

Rumus diatas adalah rumus yang digunakan untuk

menghitung besarnya biaya tagihan listrik sesuai dengan

perhitungan PLN. Dimana R merupakan rekening yang

dibebankan, jam nyala adalah lamanya alat listrik digunakan dalam

Page 83: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

satuan jam, daya tersambung adalah besarnya daya alat listrik yang

digunakan dalam satuan kilo volt ampere (kVA) dan biaya

pemakaian adalah biaya tarif dasar listrik (TDL) untuk tiap kWA.

Tarif Dasar Listrik yang digunakan adalah tarif dasar listrik untuk

keperluan rumah tangga dengan daya 900 VA, yaitu sebesar

Rp 495,00. Biaya listrik yang dikeluarkan per bulan hanya sedikit,

hal ini karena industri keripik ketela ungu tidak menggunakan

peralatan listrik yang banyak, yaitu hanya pompa air dan mesin

pemotong ketela bagi produsen yang menggunakan.

3) Biaya Total

Biaya total dalam industri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar merupakan

hasil dari penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang

dikeluarkan selama proses produksi keripik ketela ungu. Besarnya

rata-rata biaya total untuk proses produksi keripik ketela ungu

selama satu bulan dapat dilihat pada Tabel 31 berikut :

Tabel 31. Rata-rata Biaya Total pada Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Jenis Biaya Rata-rata per Bulan (Rp)

Persentase (%)

1. Biaya tetap 1.406.803,56 5,01 2. Biaya variabel 26.685.878,34 94,99

Jumlah 28.092.681,90 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 5)

Berdasarkan Tabel 31 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya

total per bulan yang dikeluarkan oleh produsen keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah

sebesar Rp 28.092.681,90. Biaya terbesar yang dikeluarkan dalam

industri keripik ketela ungu berasal dari biaya variabel yaitu

sebesar Rp 26.685.878,34 atau 94,99% dari biaya total seluruhnya.

Sedangkan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen

Page 84: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

keripik ketela ungu adalah sebesar Rp 1.406.803,56 atau 5,01%

dari biaya total seluruhnya.

b. Penerimaan

Penerimaan agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar merupakan perkalian antara

total keripik ketela ungu yang diproduksi dengan harga keripik ketela

ungu per kilogram. Tabel 32 berikut menunjukkan penerimaan

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar :

Tabel 32. Rata-rata Penerimaan Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Kemasan Jumlah (kg)

Harga/kg (Rp)

Rata-rata Penerimaan per Bulan

(Rp)

Persentase (%)

1. 2,5 kg 1.340 12.000,00 16.010.437,50 44,06 2. 5 kg 1.752 11.721,43 20.330.142,86 55,94

Jumlah 36.340.580,36 100,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 6)

Tabel 32 menunjukkan bahwa rata-rata total penerimaan pada

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar Rp 36.340.580,36 per bulan.

Penerimaan tersebut berasal dari dua kemasan yang berbeda. Kemasan

yang paling banyak adalah kemasan 5 kg, dengan rata-rata penerimaan

per bulan sebesar Rp 20.330.142,86 atau 55,94%. Sedangkan kemasan

2,5 kg sebesar Rp 16.010.437,50 atau 44,06%. Lebih banyaknya

penerimaan dari kemasan 5 kg karena produsen lebih banyak

menerima permintaan dari konsumen untuk kemasan tersebut. Harga

yang ditawarkan produsen keripik ketela ungu kepada konsumen lebih

murah dari yang kemasan 2,5 kg jika dihitung per kilogramnya,

sehingga permintaan untuk kemasan 5 kg lebih banyak.

Page 85: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

c. Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dari agroindustri keripik ketela

ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total. Untuk

mengetahui keuntungan industri keripik ketela ungu dapat dilihat dari

Tabel 33 di bawah ini :

Tabel 33. Rata-rata Keuntungan pada Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Rata-rata per Bulan (Rp) 1. Penerimaan 36.340.580,36 2. Biaya total 28.092.681,90

Keuntungan 8.247.898,46

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 7)

Tabel 33 menunjukkan bahwa dengan penerimaan

Rp 36.340.580,36 dan biaya total yang dikeluarkan sebesar

Rp 28.092.681,90, maka keuntungan yang diterima produsen rata-rata

per bulan sebesar Rp 8.247.898,46. Biaya yang benar-benar dikeluarkan

oleh produsen keripik ketela ungu secara nyata adalah biaya bahan baku,

bahan penolong, bahan bakar, pengemasan, tenaga kerja luar, biaya

transportasi, listrik, Departemen Kesehatan dan cicilan pinjaman. Jika

menggunakan pendekatan opportunity utilitas sumber daya manusia,

biaya tenaga kerja keluarga ditambahkan dalam rata-rata keuntungan,

sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 8.427.423,39. Sedangkan

biaya penyusutan peralatan, biaya bunga modal investasi, tenaga kerja

keluarga dalam industri keripik ketela ungu ini tidak dikeluarkan secara

nyata oleh produsen. Sehingga jika dihitung menggunakan pendekatan

pendapatan, maka pendapatan yang diperoleh produsen keripik ketela

ungu secara nyata adalah sebesar Rp 9.599.044,73 per bulan.

Page 86: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

d. Profitabilitas

Berdasarkan keuntungan yang diperoleh, maka dapat diketahui

profitabilitas atau tingkat keuntungan dari agroindustri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Profitabilitas

merupakan hasil bagi antara keuntungan usaha dengan penerimaan yang

dinyatakan dalam persen. Untuk mengetahui besarnya profitabilitas dari

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 34 berikut ini :

Tabel 34. Profitabilitas pada Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Rata-rata per Bulan (Rp) 1. Keuntungan 8.247.898,46 2. Penerimaan 36.340.580,36

Profitabilitas (%) 23,00

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 8)

Tabel 34 menunjukkan bahwa profitabilitas atau tingkat

keuntungan dari agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar rata-rata sebesar 23,00%. Hal

ini berarti agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini menguntungkan. Setiap

modal sebesar Rp 100,00 yang diinvestasikan akan diperoleh

keuntungan sebesar Rp 23,00. Industri keripik ketela ungu ini termasuk

dalam kriteria menguntungkan karena memiliki nilai profitabilitas

lebih dari nol.

2. Risiko Usaha

Risiko adalah kemungkinan terjadinya kondisi merugi sebagai

suatu hasil atau akibat yang dapat diketahui kemungkinannya. Saat ini

dunia usaha menghadapi masa-masa yang penuh dengan risiko dan

ketidakpastian, begitu pula dengan agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Untuk itu, sangat

penting bagi produsen keripik ketela ungu untuk mengetahui sejauh mana

Page 87: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

modal yang ditanam akan memberikan keuntungan dan bagaimana risiko

yang harus ditanggung produsen keripik ketela ungu dalam menjalankan

usahanya.

Hubungan antara risiko dan keuntungan dapat diukur dengan

koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien variasi

merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung dengan

jumlah keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal

yang ditanamkan dalam proses produksi. Semakin besar nilai koefisien

variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung semakin besar

dibanding dengan keuntungannya. Sedangkan batas bawah keutungan (L)

menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima

oleh pengusaha (Hernanto, 1993).

Untuk mengetahui besarnya risiko usaha dan batas bawah

keuntungan dapat dilihat pada Tabel 35 berikut ini :

Tabel 35. Risiko Usaha dan Batas Bawah Keuntungan pada Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Rata-rata 1. Keuntungan (Rp) 8.247.898,46 2. Simpangan baku (Rp) 7.647.470,03 3. Koefisien variasi 0,93 4. Batas bawah keuntungan (Rp) -7.047.041,60

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 8)

Berdasarkan Tabel 35 dapat diketahui keuntungan rata-rata yang

diterima oleh produsen agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dalam satu bulan adalah sebesar

Rp 8.247.898,46. Dari perhitungan keuntungan tersebut, maka dapat

diketahui besarnya simpangan baku industri keripik ketela ungu, yaitu

sebesar Rp 7.647.470,03. Simpangan baku merupakan besarnya fluktuasi

keuntungan yang diperoleh, sehingga dapat dikatakan bahwa fluktuasi

keuntungan industri keripik ketela ungu berkisar Rp 7.647.470,03.

Page 88: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Besarnya koefisien variasi sebesar 0,93 dan batas bawah keuntungan

sebesar Rp. -7.047.041,60. Dari nilai koefisien variasi dan nilai batas bawah

keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebesar 0,93 atau lebih besar dari 0,5

dan batas bawah keuntungan bernilai negatif (L < 0), maka dapat dinyatakan

bahwa usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar memiliki peluang untuk mengalami kerugian. Hal

ini berarti usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar menanggung beberapa risiko.

Risiko usaha yang dihadapi oleh usaha agroindustri keripik ketela

ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dalam

menjalankan usahanya yaitu kenaikan harga bahan penolong berupa minyak

goreng dan gula (risiko harga), ketersediaan dan kualitas bahan baku serta

tenaga kerja (risiko produksi), dan persaingan harga output (risiko pasar).

a. Risiko Harga

Kenaikan harga bahan minyak goreng dan gula yang tidak diikuti

kenaikan harga jual keripik ketela ungu (harga output) menyebabkan

penerimaan usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar berkurang. Kenaikan harga

bahan penolong berupa minyak goreng yaitu dari harga Rp 8.500,00/kg

naik menjadi Rp 8.900,00/kg – Rp 9.200,00/kg dan gula yang naik dari

harga Rp 8.500,00/kg menjadi Rp 9.000,00/kg – Rp 10.500,00/kg.

Terjadinya kenaikan harga ini dapat mempengaruhi tingkat keuntungan

yang diterima produsen.

b. Risiko Produksi

Risiko kedua yang harus dihadapi oleh usaha agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah

risiko produksi, di mana risiko ini terjadi dalam proses produksi.

Banyaknya produsen keripik ketela ungu yang terdapat di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, menyebabkan banyaknya

permintaan akan bahan baku ketela ungu tersebut. Meskipun

Page 89: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sentra produksi ketela

ungu di Jawa Tengah, akan tetapi ketersediaan ketela ungu untuk

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar belum tercukupi.

Dalam memilih bahan baku, produsen juga harus memperhatikan

kualitas, jika kualitas bahan baku yang digunakan dalam produksi keripik

ketela ungu kurang baik maka kualitas keripik yang dihasilkan juga

kurang memuaskan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

menurunnya permintaan konsumen akan keripik ketela ungu.

Tenaga kerja yang menjadi risiko dalam usaha ini adalah

tenaga kerja luar. Hubungan kekeluargaan yang terjalin antara tenaga

kerja dan pemilik industri keripik ketela ungu tersebut mengakibatkan

kurang adanya profesionalitas para tenaga kerja. Sebagian besar tenaga

kerja luar yang bekerja pada industri keripik ketela ungu tersebut

berasal dari desa setempat maupun desa tetangga. Pada saat musim

hajatan, beberapa tenaga kerja meminta libur dengan alasan membantu

tetangga yang sedang hajatan tersebut, bahkan beberapa produsen

sampai menghentikan proses produksinya karena semua tenaga kerja

meminta libur dengan alasan yang sama. Akibatnya proses produksi

keripik ketela ungu menjadi terhambat.

c. Risiko Pasar

Risiko pasar terjadi karena adanya persaingan harga keripik ketela

ungu dari produsen keripik ketela ungu lain. Para konsumen lebih

memilih keripik ketela ungu dengan harga yang lebih murah dengan

kualitas yang sama.

Adanya risiko-risiko diatas akan dapat mempengaruhi tingkat

keuntungan yang diterima produsen keripik ketela ungu, maka untuk

mengantisipasi hal tersebut, produsen melakukan beberapa tindakan atau

langkah antisipasi untuk mengatasi atau setidaknya meminimalisir

kemungkinan terjadinya risiko-risiko yang telah disebutkan diatas.

Page 90: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Langkah-langkah antisipasi yang dilakukan produsen berkaitan dengan

adanya risiko-risiko di atas antara lain :

a. Risiko Harga

Langkah antisipasi yang dilakukan produsen keripik ketela ungu

untuk mengantisipasi kenaikan harga gula pasir ini adalah dengan

menambahkan pemanis buatan. Akan tetapi untuk mengantisipasi

kenaikan harga minyak goreng, sampai saat ini produsen hanya bisa

pasrah, karena fungsi minyak goreng tidak dapat digantikan dengan

produk lain. Dan penggunaan minyak goreng tersebut juga tidak dapat

dikurangi, ukuran minyak goreng yang digunakan untuk setiap kali

produksi sudah disesuaikan dengan banyaknya bahan baku ketela ungu.

Selain itu minyak goreng tersebut juga tidak digunakan berulang-ulang,

karena jika itu dilakukan maka akan mengakibatkan keripik ketela ungu

yang dihasilkan terasa “lekak”.

b. Risiko Produksi

Kualitas bahan baku ketela ungu yang kurang baik akan

mengakibatkan keripik ketela ungu yang dihasilkan juga kurang baik.

Untuk mengatasi risiko tersebut, produsen harus benar-benar

memperhatikan kondisi fisik ketela ungu. Produsen lebih mengutamakan

bahan baku yang berasal dari Kabupaten Karanganyar, karena kualitasnya

lebih baik dibandingkan ketela ungu yang berasal dari luar Kabupaten

Karanganyar.

Dalam upaya menghadapi terbatasnya ketersediaan bahan baku

ketela ungu dari Kabupaten Karanganyar, produsen mencari ketela ungu

hingga ke luar Kabupaten Karanganyar, seperti ke daerah Magetan,

Ngawi, hingga Bandung. Sedangkan untuk mengatasi kendala tenaga

kerja, produsen hanya memaksimalkan penggunaan tenaga kerja yang

tersisa dan tenaga kerja keluarga, sehingga proses produksi keripik ketela

ungu tetap berjalan.

Page 91: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

c. Risiko Pasar

Banyaknya produsen keripik ketela ungu yang terdapat di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, mengakibatkan

persaingan harga keripik ketela ungu di pasaran. Untuk mengatasi risiko

tersebut, produsen harus pintar-pintar mencari lokasi pemasaran yang

belum dijamah produsen lain. Dengan memasarkan ke luar kota hingga ke

luar pulau seperti Kalimantan, akan memperkecil risiko persaingan harga

yang dihadapi produsen.

3. Efisiensi Usaha

Efisiensi usaha pada usaha agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dihitung dengan

menggunakan R/C ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan dan biaya

yang dikeluarkan. Besar efisiensi usaha usaha agroindustri keripik ketela

ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat

pada Tabel 36 berikut ini :

Tabel 36. Efisiensi Usaha Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Rata-rata per Bulan (Rp) 1. Penerimaan 36.340.580,36 2. Biaya total 28.092.681,90

R/C ratio 1,29

Sumber : Diolah dari Data Primer (Lampiran 8)

Tabel 36 menunjukkan bahwa agroindustri keripik ketela ungu di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini telah efisien, yang

ditunjukkan dengan rata-rata nilai efisiensi yang lebih dari satu, yaitu 1,29,

ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan dalam suatu

kegiatan usaha memberikan penerimaan sebesar 1,29 kali dari biaya yang

telah dikeluarkan. Sebagai contoh, dalam industri keripik ketela ungu,

produsen mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000,00 maka produsen akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 12.900,00. Dari sini terlihat bahwa

rata-rata penerimaan yang diperoleh produsen keripik ketela ungu ternyata

Page 92: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

telah mampu menutup biaya total yang dikeluarkan dalam industri keripik

ketela ungu.

H. Peran Pemerintah

Pemerintah memiliki peran terhadap kemajuan usaha agroindustri

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Pada tahun 2000 lalu, pemerintah Kabupaten Karanganyar melalui Dinas

Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Karanganyar

memberikan bantuan peralatan berupa mesin pemotong ketela, akan tetapi

hanya beberapa produsen keripik ketela ungu yang menerimanya. Pemberian

mesin penggiling tersebut tidak secara cuma-cuma, akan tetapi produsen harus

membayar dengan cara diangsur selama 5 tahun tanpa bunga.

I. Prospek Usaha

Industri pembuatan produk keripik ketela ungu dianggap sebagai usaha

yang cukup potensial untuk dikembangkan lebih lanjut, mengingat usaha ini

mudah untuk dijalankan, hanya membutuhkan keterampilan dalam proses

produksi dan secara teknis tidak membutuhkan keahlian yang tinggi. Industri

keripik ketela ungu di Kabupaten Karanganyar hanya dapat ditemui di

Kecamatan Tawangmangu. Menghadapi peluang pasar keripik ketela ungu

yang makin baik dan meluas maka harus didukung dengan sistem pemasaran

yang baik agar produk keripik ketela ungu dapat lebih dikenal oleh

masyarakat umum. Pemasaran melalui pedagang besar diharapkan dapat lebih

meningkatkan volume penjualan keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Persaingan antar produsen keripik ketela ungu dalam memperoleh

pangsa pasar yang luas memaksa produsen untuk mengeluarkan strategi

khusus mengenai produknya, baik dari segi harga maupun kualitasnya. Dari

sisi harga, produsen harus berani bersaing dengan menetapkan harga yang

rendah sebagai akibat dari tingginya tingkat persaingan untuk memperoleh

pangsa pasar yang luas. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap besarnya

Page 93: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

keuntungan yang diterima oleh masing-masing produsen keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Selain itu produsen

juga harus mempertahankan kualitas keripik ketela ungu yang dihasilkan,

salah satunya dengan cara memilih bahan baku ketela ungu yang berkualitas

baik, seperti berkulit mulus dan tidak terdapat bercak-bercak hitam.

J. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis yang pertama terbukti yaitu usaha agroindustri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar menguntungkan. Hal

ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

keuntungan yang diperoleh usaha keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebesar Rp 8.247.898,46 per bulan

dan profitabilitas 23,00%. Nilai profitabilitas yang lebih dari nol berarti usaha

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar menguntungkan.

2. Hipotesis yang kedua terbukti yaitu usaha agroindustri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar menanggung risiko.

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

nilai koefisien variasi sebesar 0,93 atau (CV > 0,5) dan batas bawah

keuntungan usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebesar Rp -7.047.041,60 atau

bernilai negatif (L < 0), maka dapat dinyatakan bahwa usaha agroindustri

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

memiliki peluang untuk mengalami kerugian. Hal ini berarti usaha

agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar menanggung risiko.

3. Hipotesis yang ketiga terbukti yaitu usaha agroindustri keripik ketela ungu

di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar telah efisien. Hal ini

dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa efisiensi

usaha pada agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar 1,29. Angka ini menunjukkan bahwa

Page 94: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar yang dijalankan telah efisien yang ditunjukkan

dengan besarnya nilai R/C rasio yang lebih dari satu.

Page 95: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis usaha agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar yang telah

dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya total rata-rata agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah sebesar Rp 28.092.681,90

per bulan. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 36.340.580,36

per bulan sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh produsen keripik

ketela ungu adalah sebesar Rp 8.247.898,46 per bulan. Sedangkan

profitabilitas agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah sebesar 23,00%, yang

berarti industri keripik ketela ungu menguntungkan.

2. Agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar memiliki nilai koefisien variasi (CV) sebesar 0,93 dan nilai

batas bawah keuntungan (L) sebesar Rp -7.047.041,60. Nilai koefisien

variasi yang lebih dari 0,5 dan nilai batas bawah keuntungan bernilai

negatif (kurang dari 0) menunjukkan bahwa usaha agroindustri keripik

ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar memiliki

peluang untuk mengalami kerugian. Hal ini berarti usaha agroindustri

keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

menanggung risiko.

3. Agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar mempunyai nilai efisiensi lebih dari satu, yaitu sebesar 1,29

sehingga dapat dikatakan bahwa usaha industri keripik ketela ungu ini

telah efisien. Setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha

industri keripik ketela ungu memberikan penerimaan sebesar 1,29 kali dari

biaya yang telah dikeluarkan.

91

Page 96: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI … · pengolahan pangan maupun industri agribisnis atau agroindustri. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Agroindustri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan demi

kemajuan agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar antara lain sebagai berikut :

1. Untuk produsen Agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

a. Dalam persaingan harga, sebaiknya produsen memakai harga yang telah

disepakati semua produsen keripik ketela ungu yang ada di Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, sehingga terhindar dari

persaingan pasar yang tidak sehat.

b. Untuk perluasan pasar, produsen dapat memasarkan keripik ketela ungu

ke pasar modern (swalayan).

c. Produsen hendaknya berhati-hati dalam penggunaan pemanis buatan

(sakarin) agar tetap sesuai dengan standar pemakaian, sehingga keripik

ketela ungu yang dihasilkan tetap aman dikonsumsi.

2. Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar

Untuk meningkatkan keuntungan usaha industri keripik ketela

ungu, Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar sebaiknya memberikan

penyuluhan atau pembinaan kepada para produsen keripik ketela ungu

tentang diversifikasi produk keripik ketela ungu dalam kemasan (lebih

menarik), bentuk (kotak atau segi tiga) atau rasa yang lain, seperti pedas

atau asin sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk.