41
Draft 2.6 (Edisi 26 Juni 2013) PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 1

Naskah Kurikulum PAUD 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PEDOMANPENGEMBANGAN KURIKULUMTINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Citation preview

Page 1: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Draft 2.6(Edisi 26 Juni 2013)

PEDOMANPENGEMBANGAN KURIKULUM

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINIDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

NONFORMAL, DAN INFORMALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2013

1

Page 2: Naskah Kurikulum PAUD 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 angka 19 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu seperti yang termaktub dalam pasal tersebut adalah tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kurikulum disusun dalam satu kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i. dinamika perkembangan global; serta j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Selaras dengan komitmen penerapan sistem desentralisasi pendidikan, muncul tuntutan terhadap pembaharuan sistem pendidikan, termasuk pembaharuan dalam kurikulum, yaitu ‘penganekaragaman’ kurikulum (diversifikasi) untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam. Untuk mewadahi keberagaman tersebut, kurikulum satuan dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, atau dikenal dengan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan. adalah kurikulum satuan yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan termasuk satuan pendidikan anak usia dini (PAUD). Dengan merujuk pada kebijakan tersebut, setiap satuan PAUD memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum di satuannya secara mandiri dengan tetap mengacu/mempertimbangkan rambu-rambu yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Ketersediaan kurikulum pada suatu satuan pendidikan merupakan suatu keharusan karena kurikulum merupakan jantung dari terselenggaranya seluruh kegiatan pendidikan atau pembelajaran di suatu satuan pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk membantu pendidik dan seluruh komponen satuan pendidikan dalam memberikan pengalaman belajar kepada anak secara positif, bermakna, fungsional, membekas, serta memperlancar keseluruhan proses pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dilayani.

Mengingat begitu penting dan besarnya kegunaan kurikulum, pengembangan kurikulum untuk satuan pendidikan anak usia dini harus dilakukan dengan hati-hati, cermat dan penuh bertanggung jawab. Satuan PAUD menangani peserta didik pada kelompok usia potensial yang sekaligus sebagai usia kritis, yaitu usia emas (golden ages). Oleh karena itu, pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini harus merupakan orang-orang yang betul-betul peduli, mencintai, dan bersedia sepenuh hati dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Dengan demikian, cita-cita pembangunan pendidikan anak usia dini Indonesia, yaitu mengantarkan generasi yang cerdas komprehensif secara bertahap dan simultan dapat diwujudkan.

Untuk keperluan itulah, diterbitkan pedoman pengembangan kurikulum satuan PAUD. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan para pendidik, pengelola, dan penyelenggara dalam mengembangkan kurikulum yang efektif dalam menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak di satuannya.

B. Tujuan

Pedoman Pengembangan Kurikulum Satuan PAUD ini diharapkan bermanfaat di antaranya:

1. menjadi acuan bagi penyelenggara, pengelola dan pendidik (guru) dalam menyusun kurikulum satuan PAUD

2. menjadi acuan dalam pembimbingan penyusunan kurikulum satuan PAUD oleh pengawas/penilik PAUD

2

Page 3: Naskah Kurikulum PAUD 2013

3. menjadi acuan para pengembang kurikulum dalam mendukung penyusunan kurikulum pada satuan PAUD

4. sebagai masukan bagi penyusunan kerangka dasar acuan penyusunan kurikulum, yang sampai saat pedoman ini disusun belum ada naskahnya.

C. Dasar

Penyusunan pedoman pengembangan Kurikulum Satuan PAUD ini mengacu dan merujuk pada dasar legal formal sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan

Nasional4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini

D. SasaranSasaran pengguna pedoman pengembangan Kurikulum Satuan PAUD ini adalah berbagai

pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum satuan PAUD. Pihak-pihak yang dapat menjadi penyusun dan pengembang kurikulum PAUD meliputi pendidik, pengelola, penyelenggara, penilik/pengawas, orang tua/masyarakat, dan pemangku kepentingan di bidang PAUD lainnya.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang diangkat dalam pedoman pengembangan Kurikulum Satuan PAUD ini meliputi:

1. regulasi dalam pendidikan khususnya pengelolaan PAUD

2. teori dasar dan peristilahan dalam kurikulum PAUD

3. landasan yang merupakan acuan dasar penyusunan kurikulum (landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang kokoh)

4. prosedur penyusunan dan implementasi kurikulum satuan PAUD serta legalisasi dokumen kurikulum

5. ketentuan perubahan/ revisi kurikulum satuan PAUD

6. komponen pengembangan kurikulum satuan PAUD

7. prinsip-prinsip pengembangan kurikulum satuan PAUD

8. contoh-contoh dokumen kurikulum satuan PAUD: (sesuaikan dg hasil pekerjaan Bu Yuli n Bu Sisil)

a. struktur kurikulum,

b. konsep dan silabus,

c. program tahunan,

d. program semesteran,

e. kegiatan rutin,

f. program kegiatan bulanan,

g. program kegiatan mingguan,

h. rencana kegiatan harian,

i. rambu-rambu kegatan pembelajaran

j. kalender pendidikan

k. format penilaian perkembangan anak

F. Sistematika

3

Page 4: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Pedoman ini disusun secara sistematis dan logis agar siapa pun yang menggunakan dapat mengikuti secara mudah dan terarah. Penyajian pedoman ini secara berurutan meliputi bagian-bagian sebagai berikut.

Bagian pertama berupa pendahuluan yang menyajikan tentang latar belakang perlunya disusun pedoman pengembangan kurikulum satuan PAUD, tujuan disusunnya pedoman, dasar penulisan pedoman, sasaran pengguna pedoman, ruang lingkup isi pedoman, serta sistematika penyajian pedoman.

Bagian kedua berisi tentang dasar-dasar pengembangan kurikulum satuan PAUD, meliputi pengertian, landasan dan rujukan, serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum satuan PAUD. Paparan ini sengaja disajikan agar dalam pengembangan kurikulum satuan PAUD lebih terarah, terukur, dan tepat sasaran.

Bagian ketiga berisi tentang komponen dan langkah-langkah pengembangan kurikulum satuan PAUD. Bagian ini memuat komponen kurikulum satuan PAUD serta langkah-langkah pengembangan kurikulum satuan PAUD. Bagian ini berisi lima tahapan utama dalam pengembangan kurikulum satuan PAUD, yaitu tahap persiapan dan koordinasi, tahap analisis konteks dan potensi, tahap pengembangan komponen inti kurikulum satuan PAUD, tahap pengembangan komponen pelengkap kurikulum satuan PAUD, serta tahap pengemasan naskah akhir kurikulum satuan PAUD.

Bagian keempat merupakan bagian yang mengatur legalitas kurikulum, yaitu berisi tentang pengesahan dan pemberlakuan kurikulum satuan PAUD yang berhasil dikembangkan. Terdapat tiga hal yang dipaparkan, yaitu pengesahan kurikulum satuan PAUD, pemberlakuan kurikulum satuan PAUD serta masa peninjauan ulang dan perbaikan kurikulum satuan PAUD yang telah dikembangkan.

Bagian kelima merupakan bagian penutup. Pada bagian ini merupakan kesimpulan dan himbauan pentingnya satuan PAUD memiliki kurikulum satuan pendidikan yang memadai dan perlunya partisipasi pihak-pihak terkait karena dampaknya begitu besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selama menjalani pendidikan di satuan PAUD.

Bagian keenam merupakan bagian lampiran, antara lain meliputi daftar pustaka, glosari, contoh-contoh pengembangan dan penerapan kurikulum satuan PAUD, serta berbagai prosedur pembelajaran.

4

Page 5: Naskah Kurikulum PAUD 2013

BAB II

DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PAUD

A. Pengertian

Kurikulum Satuan PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan PAUD sesuai dengan kondisi, potensi, dan daya dukung yang tersedia pada setiap satuan PAUD.

B. Landasan dan Rujukan

Setiap satuan PAUD penting memiliki kurikulum yang komprehensif dan berkualitas sebagai acuan penyelenggaraan, pengelolaan standar dan patokan pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan, serta keseluruhan kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

Untuk mewujudkan kebutuhan kurikulum tersebut, kurikulum satuan PAUD di Indonesia hendaklah mengacu pada landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang kokoh.

Secara filosofis, kurikulum yang dikembangkan di satuan PAUD mengakar kepada pandangan-pandangan tentang anak yang paling mendasar (asasi), baik secara global maupun secara khas tentang fenomena dan profil anak Indonesia. Secara sosiologis, pengembangan kurikulum satuan PAUD memperhatikan kultur dan struktur sosial-kemasyarakatan yang mengakar dan berkembang di Indonesia sehingga konten dan konteks kurikulum yang dikembangkan relevan dengan kebutuhan keluarga dan lingkungan, baik secara lokal, nasional maupun global. Secara psiko-pedagogis, pengembangan kurikulum satuan PAUD mengacu pada rujukan perkembangan dan cara menfasilitasi anak yang selaras dengan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak yang dilayani sehingga setiap anak Indonesia mendapatkan stimulasi yang optimal dari setiap layanan PAUD yang diterimanya. Sementara itu, secara yuridis, landasan dan rujukan pengembangan kurikulum PAUD mengacu pada kerangka peraturan yang diberlakukan dan mengatur penyelenggaraan sistem PAUD di Indonesia.

Secara normatif, pengembangan kurikulum satuan PAUD di Indonesia berpijak pada nilai-nilai yang diharapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sementara itu, secara yuridis satuan, landasan dan rujukan utama dalam pengembangan kurikulum satuan PAUD adalah mengacu pada Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Terdapat empat standar yang harus dipedomani, yaitu (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPP); (2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK); (3) Standar Isi, Proses, dan Penilaian (SIPP); serta (4) Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan (S2P3).

Standar Nasional PAUD dalam konteks pengembangan kurikulum satuan PAUD berfungsi sebagai SPM (Standar Pencapaian/Pelayanan Minimum). Penyelenggara/Pengelola satuan PAUD diharapkan dapat menyusun kurikulum satuan yang bermutu dengan keunggulan masing-masing sesuai dengan misi dan misi lembaganya. Penyelenggara/Pengelola dapat melengkapi atau menambahkan standar atau rujukan lainnya, dengan memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut.

1. Standar atau rujukan lain berfungsi memberi penguatan pencapaian Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009.

2. Standar atau rujukan lain dapat berupa nilai, kajian filosofis, kajian teoretis maupun semboyan tertentu yang tidak bertentangan dengan dasar hukum, kebijakan pengembangan PAUD di Indonesia, kaidah sosial-budaya, dan perkembangan IPTEK yang diakui dan diterima di Indonesia. Standar tersebut dapat bersumber dari kitab suci (seperti Al-Qur’an dan Alkitab), dari pandangan filsafat, penggalian nilai budaya, kajian riset-empiris (best practices), dan sebagainya.

3. Dalam keadaan khusus, satuan PAUD dapat mengakomodasi dan/atau menggunakan kurikulum yang bersumber dari atau dikembangkan oleh pihak lain. Kurikulum tersebut harus diselaraskan dengan Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam

5

Page 6: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Permendiknas Nomor 58/2009 tersebut serta kebijakan lainnya yang berlaku. Upaya-upaya penyelarasan dapat dilakukan secara mandiri oleh penyelenggara/pengelola atau melalui bantuan dan advokasi khusus dari dinas pendidikan setempat.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Beberapa prinsip pengembangan kurikulum yang harus dipegang dan dijunjung tinggi agar lebih terfokus, tepat sasaran, dan terkendali adalah sebagai berikut.

1. Prinsip Umum Pengembangan

Prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum satuan PAUD di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Menyeluruh (Holistik Integratif)

Komponen kurikulum yang dikembangkan mencakup keseluruhan ranah perkembangan peserta didik (holistik), minimum sesuai dengan tuntutan perkembangan yang dituangkan dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPP) yang digariskan dalam Permendiknas Nomor 58/2009.

Integratif dimaksudkan adalah segala upaya yang dilakukan dengan menggunakan langkah terpadu, baik pada upaya pemenuhan layanan pedagogis, layanan kesehatan, layanan gizi maupun layanan perlindungan. Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan anak terutama pada stimulasi perkembangan mental-intelektual dan sosial-emosional; layanan kesehatan dan gizi terutama ditujukan untuk membantu pertumbuhan anak, sedangkan layanan perlindungan ditujukan agar tumbuh-kembang lebih optimal, yaitu dengan cara dukungan kondisi dan lingkungan nyaman (savety) dan aman (security), yaitu yang ramah, bersahabat, bebas dari kecemasan, tekanan, dan rasa takut.

b. Relevan

Pengembangan kurikulum selaras dengan tujuan pendidikan di Indonesia, nilai (values), moral, dan budaya, serta visi-misi lembaga, juga selaras dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan kemajuan perkembangan keilmuan dan teknologi yang mendukung optimalnya layanan PAUD.

c. Memadai

Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. Kurikulum satuan PAUD yang dikembangkan memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan tingkat usia anak (age appropriateness), memenuhi perkembangan sosial dan budaya anak (social and cultural appropriateness), serta selaras dengan karakteristik dan kekhasan perkembangan individu anak (individual appropriateness).

d. Sistematis

Kurikulum memuat komponen-komponen yang berperan dalam pengembangan program PAUD. Komponen-komponen dalam kurikulum satuan membentuk satu keutuhan yang saling terkait dan memberi pengaruh dalam mendukung terjadinya keutuhan kurikulum satuan PAUD yang dikembangkan.

e. Kontinuitas

Memiliki kesinambungan dalam pengembangan kurikulum/program layanan, baik secara vertikal (antarlevel kurikulum dalam melayani setiap tahapan usia perkembangan, dari usia paling rendah, menuju usia yang lebih tinggi), maupun secara horizontal (di setiap level kurikulum atau dalam melayani setiap tahapan/kelompok perkembangan anak: pada masa bayi, batita, balita, prasekolah, dan seterusnya. Intinya setiap tahapan terlayani secara komprehensif/holistik).

f. Konsisten

Konsisten adalah taat asas atau ajek pada kaidah dan rambu-rambu pengembangan kurikulum PAUD yang semestinya dan telah digariskan. Kurikulum harus konsisten, baik dengan kebijakan, kerangka pengembangan maupun kaidah-kaidah yang terkait dengan pendidikan anak usia dini, seperti Penerapan Layanan yang berpusat pada anak, penerapan bermain dalam kegiatan anak, penerapan pembelajaran terpadu (tematik), integrasi pendidikan karakter, pengakuan hak anak dalam kegiatan,

6

Page 7: Naskah Kurikulum PAUD 2013

mengakomodasi layanan kesehatan dan gizi, serta mengintegrasikan dukungan keluarga/orang tua dalam pengembangan kurikulum satuannya.

g. Fleksibel

Yang dimaksud dengan fleksibel adalah bahwa keseluruhan komponen kurikulum dapat mengakomodasi keragaman konteks dan dinamika yang ada/terjadi, baik peserta didik, pendidik, potensi satuan PAUD, lingkungan budaya, harapan masyarakat (orang tua), serta berbagai perubahan/pembaharuan yang terjadi, baik secara internal di satuan PAUD, maupun secara eksternal dalam lingkup bidang PAUD pada umumnya.

h. Penerapan Pendekatan Bermain

Bermain dijadikan sarana dan media utama dalam memfasilitasi pertumbuhan, perkembangan, dan membangun pengetahuan pada setiap anak. Bermain yang dikembangkan adalah bermain yang memberi dampak pertumbuhan dan perkembangan pada anak (developmentally impacts) serta yang membantu berkembangnya potensi belajar setiap anak (learning impacts). Oleh karena itu, bermain untuk anak usia dini hendaklah dirancang yang betul-betul dapat menjadi sarana yang bersifat menyenangkan, fungsional, dan efektif membelajarkan anak (joyful learning activities). Dengan demikian, kurikulum satuan PAUD yang dikembangkan dapat menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman melalui kegiatan bermain.

i. Penggunaan Pendekatan Tematik

Tema adalah gagasan utama atau konsep kunci (key concepts) yang dapat memayungi keseluruhan ‘tindakan kurikulum’ yang akan diberikan kepada anak. Tema merupakan gagasan pengikat, baik untuk mengikat kemampuan, materi, maupun kegiatan yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum Satuan PAUD. Tema-tema yang digunakan dalam Kurikulum Satuan PAUD hendaklah sesuai dengan karakteristik pendidikan anak usia dini, yaitu memfasilitasi anak usia 0-6 tahun. Persyaratan secara khusus dapat disimak pada bagian pengembangan tema.

j. Penerapan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan kunci dari seluruh wujud Kurikulum Satuan PAUD, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Kurikulum Satuan PAUD yang dikembangkan hendaklah dikemas dan diwarnai oleh pendidikan karakter secara bermakna.

k. Mendukung Tercapainya Anak Cerdas Komprehensif

Sasaran pertumbuhan dan perkembangan anak bukan hanya kematangan, tetapi membangun anak Indonesia menuju cerdas komprehensif sesuai dengan tujuan pembangunan PAUD di Indonesia. Jika diterjemahkan secara lebih terperinci, cerdas komprehensif di sini meliputi 1) terjadinya pertumbuhan anak yang sehat, 2) perkembangan anak yang matang, serta 3) terbentuknya kepribadian anak yang berkarakter.

2. Prinsip Khusus Pengembangan

Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan Kurikulum Satuan PAUD mengacu kepada pengoptimalan prinsip umum sebagai berikut.

a. Selektif dan Sistematis. Kurikulum dirancang secara selektif dan sistematis dari merencanakan hingga evaluasi, baik saat memilih tujuan, teknik, konten, prosedur maupun metode pembelajarannya, yang diselaraskan dengan cara, gaya, dan minat belajar anak, serta sejalan dengan sistem evaluasi/penilaiannya.

b. Jelas, Terukur, dan Mudah DipahamiTujuan, teknik, konten, prosedur, metode pembelajaran, serta teknik evaluasi yang dipilih dalam kurikulum disusun secara jelas dan terukur serta dipahami oleh semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran di satuan PAUD, bukan hanya dipahami oleh pengelola dan guru semata tetapi juga oleh pegawai administratif dan orang tua.

c. Membuka Kesempatan Belajar Anak Membangun Pengalamannya Kurikulum dirancang untuk membuka kesempatan belajar anak membangun pengalamannya dalam proses transmisi, transaksi, dan transformasi keterampilan, nilai-

7

Page 8: Naskah Kurikulum PAUD 2013

nilai, dan karakter di bawah bimbingan guru. Proses penerapan kurikulum bersifat aktif ketika anak menjadi penggagas dan pelaksana kegiatan bermain, menggunakan ide-ide baru yang diperoleh dari pengalaman untuk belajar pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sederhana.

d. Berdampak Jangka PanjangKurikulum dirancang untuk membangun pengetahuan yang bermakna bukan hanya sekadar untuk dapat menjawab tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka pendek, melainkan dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang berdampak jangka panjang dan bersifat proses aplikasi pengetahuan yang sederhana hingga kompleks, serta keterampilan fungsional.

e. Memperhatikan Komunitas dan Lingkungan AnakKurikulum dirancang dengan memasukkan lingkungan fisik dan budaya ke dalam proses pembelajaran untuk membangun kesesuaian antara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman baru tentang lingkungan dan norma-norma komunitas di dalamnya. Norma lingkungan harus mendorong anak untuk belajar dari satu sama lain dan mendukung satu sama lain.

f. Penilaian Berpusat pada Anak dan Lingkungan Kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi fokus utama penilaian. Jenis, prosedur, dan teknik penilaian dipilih selaras dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran yang nyata. Umpan balik diberikan secara konsisten sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan kondisi anak, sehingga kualitas layanan/kurikulum, semakin hari semakin fungsional dan relevan dengan kondisi anak dan lingkungannya.

8

Page 9: Naskah Kurikulum PAUD 2013

BAB III

KOMPONEN DAN LANGKAH PENGEMBANGAN

KURIKULUM SATUAN PAUD

A. Komponen Kurikulum Satuan PAUD

Komponen kurikulum satuan PAUD merupakan hal-hal pokok yang penting tertuang dalam kurikulum yang dimiliki dan dikembangkan pada setiap satuan PAUD. Komponen Kurikulum Satuan PAUD, baik yang penyelenggaraannya dengan model tersendiri maupun dengan model terpadu jumlah komponen minimalnya sama. Terdapat dua pengelompokan komponen Kurikulum Satuan PAUD, yaitu komponen inti dan komponen pelengkap/ penunjang. Kedua kelompok komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

1. Komponen Inti Kurikulum

Komponen inti adalah komponen utama yang harus ada dan dikembangkan oleh setiap satuan PAUD. Komponen inti Kurikulum Satuan PAUD tersebut adalah:

a. Landasan dan Rujukanb. Visi, Misi, dan Tujuanc. Struktur dan Muatan d. Program dan Rencana Pembelajarane. Strategi dan Pengelolaan Pembelajaranf. Evaluasi /Penilaian g. Kalender Pendidikan

2. Komponen Penyempurna Kurikulum Satuan PAUDKomponen penyempurna kurikulum adalah komponen yang melengkapi naskah

Kurikulum Satuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyajian maupun pengesahan dokumen Kurikulum Satuan PAUD yang dikembangkan oleh setiap satuan PAUD. Minimal terdapat empat komponen pelengkap/penunjang yang dapat digabungkan dengan komponen inti, yaitu: 1) Profil Satuan Pendidikan (penyelenggara, pengelola dan pendidik), 2) Sejarah Singkat Satuan Pendidikan, 3) Alamat dan Peta Lokasi Satuan Pendidikan, serta 4) Status Satuan Pendidikan (negeri/swasta, izin satuan, akreditasi, dll)

Keempat komponen tersebut dapat dikembangkan lebih jauh sesuai dengan kekhasan, potensi, dan cita-cita satuan pendidikan yang bersangkutan. Jadi, komponennya dapat saja bertambah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Di samping itu, secara teknis, naskah Kurikulum Satuan PAUD yang telah disusun dapat dilengkapi dengan kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi, kepustakaan/sumber, dan lampiran-lampiran yang diperlukan. Yang jelas, komponen penyempurna ini hendaklah selaras dengan komponen inti dari Kurikulum Satuan PAUD.

B. Langkah-Langkah Pengembangan

Dalam pengembangan kurikulum satuan PAUD ditempuh melalui lima langkah. Kelima langkah dalam pengembangan Kurikulum Satuan PAUD, yaitu: 1) Persiapan dan Koordinasi, 2) Analisis Konteks dan Potensi, 3) Pengembangan Komponen Inti Kurikulum Satuan PAUD, 4) Pengembangan Komponen Penyempurna Kurikulum Satuan PAUD, dan 5) Naskah Akhir Kurikulum Satuan PAUD.

Kelima langkah pengembangan Kurikulum Satuan PAUD tersebut hendaklah dilakukan secara simultan dan terus-menerus sehingga membentuk siklus. Tahapan tersebut secara simultan dapat disajikan sebagai berikut.

9

Page 10: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Secara terperinci setiap langkah pengembangan Kurikulum Satuan PAUD tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Persiapan dan KoordinasiTahap persiapan diawali dengan pembentukan tim pengembang kurikulum. Tim

pengembang kurikulum di setiap satuan PAUD adalah para guru, staf dan unsur satuan pendidikan lain (kepala satuan/pengelola, penyelenggara) yang bekerja di satuan PAUD tersebut. Akan tetapi, untuk keperluan pengembangan kurikulum yang lebih jauh, tim pengembang dapat dilengkapi dengan pihak-pihak yang dianggap kompeten dan relevan, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Penilik/Pengawas Penilik atau pengawas sebagai pembina dan pengendali mutu setiap satuan PAUD, perlu menguasai pedoman ini sehingga arah pembinaan menjadi lebih efektif dalam peningkatan mutu setiap satuan pendidikan yang berada di bawah binaannya.

b. Orang Tua/MasyarakatOrang tua dan masyarakat sebagai pihak yang mempercayakan anaknya pada satuan PAUD perlu memahami pedoman ini juga sehingga dapat memberikan masukan pada saat kurikulum dikembangkan pada suatu satuan pendidikan atau satuan PAUD.

c. Pemangku Kepentingan LainPemangku kepentingan lain, terutama pihak-pihak yang terkait langsung dengan peningkatan mutu PAUD hendaklah dapat mempelajari pedoman ini sebaik-baiknya. Di antara pihak tersebut adalah pimpinan/pejabat dinas pendidikan, penggiat PAUD, pemerhati PAUD, serta pakar dan peneliti bidang PAUD.

Agar pengembangan Kurikulum Satuan PAUD dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka membutuhkan persiapan dan koordinasi dengan berbagai pihak. Persiapan berkaitan dengan pengaturan jadwal dan mengumpulkan bahan informasi yang dibutuhkan, baik berupa perundangan/peraturan, buku referensi maupun dokumen-dokumen penting lainnya. Di antara dokumen penting yang harus dipersiapkan adalah:

1) Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini2) Kerangka pembangunan PAUD Indonesia atau Renstra Pembangunan PAUD di

daerah3) buku-buku terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini4) buku-buku terkait dengan dasar teori dan pandangan tentang pendidikan anak usia

dini5) buku-buku tentang pemenuhan kesehatan dan gizi anak usia dini6) buku-buku tentang sumber inspirasi tentang nilai dan karakter, baik berupa kitab suci,

seperti Al-Qur’an, Kumpulan Hadits dan Alkitab7) buku pedoman pengembangan Kurikulum Satuan PAUD8) buku lain yang dianggap perlu dan dapat dijadikan referensi

10

Page 11: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Koordinasi dilakukan bertujuan memastikan pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pengembangan Kurikulum Satuan PAUD dapat menyamakan persepsi, berpartisipasi, dan berkontribusi secara optimal.

a. Analisis Konteks dan PotensiAnalisis terkait dengan konteks dan potensi amat penting untuk dilakukan dengan cermat.

Terkait dengan analisis konteks biasanya diarahkan pada ruang kebijakan, peraturan, landasan, rujukan, nilai serta hal yang berkaitan dengan rasional pengembangan Kurikulum Satuan PAUD. Analisis konteks sangat penting dilakukan agar kurikulum yang dikembangkan dapat diterima dan lebih sesuai dengan kaidah peraturan serta tidak menyimpang dari landasan, payung kebijakan pengembangan dan nilai-nilai yang ada dan dijunjung tinggi. Secara kontekstual hal yang menjadi prioritas untuk dianalisis, di antaranya:

a.arah kebijakan pembangunan dan pengembangan PAUD di Indonesia, baik arah dan kebijakan jangka pendek maupun yang jauh ke depan;

b.standar pendidikan yang akan dijadikan rujukan pengembangan Kurikulum Satuan PAUD. Untuk saat ini mengacu pada Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini;

c.acuan akademik, terutama terkait dengan dasar keilmuan yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Acuan akademik dapat merujuk kepada pandangan ahli perkembangan dan ahli anak usia dini;

d.analisis filosofis tentang pandangan perilaku, hakikat dan cara belajar anak. Sama halnya, dengan analisis akademik, analisis filosofis boleh merujuk pada satu pandangan saja atau pada beragam pandangan;

e.analisis nilai-nilai dasar yang akan digunakan, baik nantinya akan mendukung rumusan visi-misi maupun dalam mendukung rumusan setiap aspek kurikulum secara keseluruhan. Nilai tersebut dapat diturunkan dari pandangan kitab suci, atau dari sumber lainnya;

f.analisis hasil evaluasi lembaga dan hasil evaluasi perkembangan anak.

Jika analisis konteks telah cukup dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis potensi. Analisis potensi merupakan analisis terhadap keseluruhan daya dukung yang diperkirakan dapat potensial digunakan dalam pengembangan dan penyuksesan kurikulum yang dikembangkan. Analisis potensi menindaklanjuti segala rasional yang telah diputuskan melalui analisis konteks. Berbagai potensi yang harus dianalisis, di antaranya potensi sumber daya manusia yang meliputi tenaga pendidik dan tenaga lainnya yang terlibat dalam pengelolaan satuan PAUD, potensi anggaran atau keuangan, potensi material, barang, dan kebendaan, potensi sosial, budaya dan kemasyarakatan, serta potensi lainnya yang dianggap berharga.

C. Pengembangan Komponen Inti KurikulumBagian ini adalah bagian utama dalam keseluruhan penggunaan pedoman ini. Terdapat

tujuh komponen Inti Kurikulum Satuan PAUD yang perlu dikembangkan, yaitu: 1) landasan dan rujukan, 2) visi, misi, dan tujuan, 3) struktur, konsep, dan strategi pembelajaran, 4) muatan/materi kurikulum, 5) program rutin, 6) program pembelajaran, serta 7) evaluasi/penilaian yang digunakan. Komponen-komponen tersebut cara pengembangannya akan dipaparkan satu per satu.

1. Pengembangan Landasan dan Rujukan

Berisi landasan dan rujukan yang dijadikan acuan atau inspirasi dalam pengembangan Kurikulum Satuan PAUD. Landasan dan rujukan utama adalah Permendiknas Nomor 58/2009 tentang Standar Nasional PAUD, sedangkan landasan dan rujukan lainnya dapat digunakan, sesuai dengan rambu-rambu dan ketentuan sebagaimana yang telah dipaparkan di bagian awal.

Pengembangan landasan dan rujukan dimaksudkan adalah menentukan landasan dan rujukan yang dijadikan acuan dan inspirasi dalam pengembangan Kurikulum Satuan PAUD. Landasan dan rujukan yang dimaksudkan adalah yang bersifat filosofis, sosiologis, psiko-pedagogis dan yuridis yang didukung oleh kajian empiris-ilmiah yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Secara normatif-satuan, landasan dan rujukan utama dalam pengembangan KTSP PAUD adalah Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan

11

Page 12: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Terdapat empat standar yang harus dipedomani, yaitu (1) standar tingkat pencapaian perkembangan (STPP); (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan (SPTK); (3) standar isi, proses, dan penilaian (SIPP); dan (4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan (S2P3). Secara lengkap, rumusannya dapat dilihat pada lampiran.

Standar Nasional PAUD dalam konteks pengembangan Kurikulum Satuan PAUD berkedudukan sebagai SPM (Standar Pencapaian/Pelayanan Minimum). Penyelenggara/Pengelola satuan PAUD diharapkan dapat menyusun kurikulum satuan yang bermutu dengan keunggulan masing-masing sesuai dengan visi, misi, dan tujuan lembaganya. Penyelenggara/Pengelola dapat melengkapi atau menambahkan standar atau rujukan lainnya, dengan memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut.

a. Standar atau rujukan lain yang berfungsi memberi penguatan pencapaian Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009.

b. Standar atau rujukan lain dapat berupa nilai, kajian filosofis, kajian teoretis atau semboyan tertentu yang tidak bertentangan dengan dasar hukum, kebijakan pengembangan PAUD di Indonesia, kaidah sosial-budaya, dan perkembangan IPTEK yang diakui dan diterima di Indonesia. Standar tersebut dapat bersumber dari kitab suci (seperti Al-Qur’an dan Alkitab), dari pandangan filsafat, penggalian nilai budaya, kajian riset-empiris (best practices), dan sebagainya.

c. Dalam keadaan khusus, satuan PAUD yang mengakomodasi dan/atau menggunakan kurikulum yang bersumber dari luar negeri, hendaklah juga diselaraskan dengan Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58/2009 tersebut. Upaya-upaya penyelarasan dapat dilakukan secara mandiri oleh penyelenggara/pengelola atau melalui bantuan dan advokasi khusus dari dinas pendidikan setempat.

2. Pengembangan Visi, Misi, dan Tujuan

Pengembangan visi, misi, dan tujuan yang dimaksudkan dalam Kurikulum Satuan PAUD adalah pengembangan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan atau satuan PAUD.

a. Visi

Visi merupakan cita-cita satuan pendidikan yang bersifat jauh ke depan, ideal, dan bernilai mulia. Muatan visi biasanya merupakan mimpi dari para penyelenggara atau pendiri satuan PAUD. Visi yang dirumuskan dapat menjadi motivasi bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan PAUD. Secara teknis, rumusan suatu visi satuan PAUD hendaklah padat, bermakna, dan bermuatan nilai yang tinggi. Oleh karena itu, rumusan kalimatnya sebaiknya tidak terlalu panjang dan mudah diingat.

b. Misi

Misi adalah upaya umum yang ditempuh oleh satuan PAUD dalam rangka mewujudkan visi satuan pendidikan yang telah dirumuskan. Unsur misi biasanya menyangkut tiga hal utama, yaitu wujud konkret berupa hasil keluaran (outcome) proses pendidikan, wujud konkret pengelolaan berupa tercapainya tujuan secara efektif dan efisien, serta wujud konkret bentuk satuan pendidikan berupa gambaran mutu lembaga yang hendak dicapai. Secara teknis, rumusannya lebih banyak daripada jumlah rumusan visi, setidaknya minimal dua rumusan.

c. Tujuan

Tujuan satuan pendidikan adalah tujuan yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan berkaitan dengan profil akhir output/ keluaran/ hasil peserta didik yang difasilitasi di satuan PAUD. Berarti wujud profil output yang dirumuskan amat tergantung dari usia anak yang dilayani. Jika satuan PAUD melayani anak usia 4 – 6 tahun misalnya di TK, profil output yang dirumuskan adalah profil output untuk anak yang telah dilayani di TK. Jika satuan PAUD adalah Kelompok Bermain profil output yang dirumuskan adalah profil output untuk anak yang telah dilayani di Kelompok

12

Page 13: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Bermain. Rumusan tujuan satuan pendidikan dapat dirumuskan ke dalam dua tingkatan, yaitu rumusan yang bersifat umum atau yang bersifat khusus.

3. Pengembangan Struktur, Konsep Muatan, dan Strategi Pembelajaran

Pengertian Struktur Kurikulum adalah penjabaran lingkup pengembangan yang akan dicapai pada bidang pengembangan dalam kurikulum setiap satuan PAUD. Struktur dan muatan kurikulum berisi bidang pengembangan yang dikembangkan dan menjadi target pencapaian, baik bidang pengembangan utama sesuai dengan Permendiknas Nomor 58/2009, maupun bidang pengembangan penunjang (muatan lokal atau tambahan) yang dikembangkan secara terintegrasi oleh satuan PAUD ke dalam Kurikulum Satuan PAUD yang dibuatnya.

Struktur dan muatan kurikulum pada pendidikan anak usia dini berbeda dengan struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlandaskan muatan bidang ajar/pelajaran, sedangkan pada pendidikan anak usia dini berlandaskan pada bidang perkembangan. Hal tersebut disebabkan pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini berbasis tumbuh-kembang, atau harus diselaraskan dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik (developmentally appropriate practices).

Selaras dengan prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Satuan yang mengacu kepada pertimbangan karakteristik, kondisi, kebutuhan, dan kekhasan setiap satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum setiap satuan pendidikan atau satuan PAUD dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu struktur dan muatan kurikulum inti dan struktur dan muatan kurikulum khas satuan pendidikan. Struktur dan muatan kurikulum inti adalah bidang pengembangan yang sesuai dengan Standar PAUD sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 58/2009, seperti yang dituangkan dalam STTP (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak). Sementara itu, struktur dan muatan kurikulum khas satuan pendidikan adalah muatan plus, lokal, unggulan atau khas yang dianggap selaras dengan visi, misi, tujuan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Struktur dan muatan kurikulum inti merupakan standar minimal yang harus dirumuskan dan dicapai oleh setiap satuan pendidikan atau satuan PAUD yang ada di Indonesia. Sementara itu, struktur dan muatan kurikulum khas adalah merupakan pengembangan dengan kriteria sebagai berikut:

a. selaras dengan struktur kurikulum dan muatan kurikulum inti,b. merupakan penguatan untuk mewujudkan kurikulum muatan inti,c. selaras dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak;d. tidak bertentangan dengan landasan dan nilai pengembangan kurikulum yang ada;e. tidak memberatkan anak dan orang tua sebagai komponen utama dalam penerapan

kurikulum;f. mengedepankan potensi dan dukungan lingkungan sekitar serta sumber daya yang

tersedia;g. dapat diterapkan dengan optimal dan bertanggung jawab.

Untuk mendapatkan struktur kurikulum yang lebih jelas dan terukur, hendaklah dijabarkan ke dalam sublingkup perkembangan yang lebih rinci. Teknis pengembangan struktur dan muatan kurikulum PAUD pada setiap satuan PAUD sebagai berikut.

a. Bidang Perkembangan Perkembangan Perilaku Perkembangan Kemampuan Dasar Perkembangan Bakat dan Minat (sesuai dengan bakat dan minat anak yang

dikembangkan lembaga berdasarkan kekhasan, keunggulan, dan daya dukung dengan tidak mengurangi jam minimal untuk pengembangan perkembangan perilaku dan kemampuan dasar)

b. Lingkup Perkembangan

Lingkup Perkembangan Nilai Agama dan Moral, dan Sosial-Emosional termasuk dalam Bidang Perkembangan Perilaku (Pendidikan Karakter).

Lingkup Perkembangan Motorik, Kognitif, Bahasa, dan Seni termasuk dalam Bidang Perkembangan Kemampuan Dasar.

13

Page 14: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Lingkup Perkembangan Bakat dan Minat (Contoh-contoh pilihan program yang dapat mendukung perkembangan bakat dan minat anak di lembaga tersebut)

c. Sublingkup Perkembangan

Sublingkup Perkembangan merupakan jabaran dari lingkup perkembangan. Sublingkup perkembangan dalam pedoman ini memperkuat dan melengkapi sublingkup perkembangan di dalam Standar PAUD. Penjabaran sublingkup perkembangan adalah sebagai berikut:

Sublingkup Perkembangan Nilai Agama dan Moral:

Hubungan Diri dengan Pencipta Konsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini adalah

bagaimana anak sejak usia dini mengenal dan memahami bahwa dirinya adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta. Tuhan dengan sifat-Nya yang penuh kasih sayang selalu menuntun ke arah kebaikan dan keselamatan. Dengan keyakinan ini muncul kerelaan dan kesadaran untuk menjalani ajaran-ajaran yang ditetapkan dalam agama-Nya.

Hubungan Diri dengan SesamaKonsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini adalah

mengenalkan pada anak bahwa ia merupakan bagian dari lingkungannya. Anak dikenalkan dengan kemajemukan, tetapi tetap saling menghargai perbedaan, termasuk perbedaan dalam menjalankan ibadah agama. Dengan demikian, anak biasa berteman dengan siapa pun yang memiliki keyakinan agama yang berbeda dengan dirinya.

Sublingkup Perkembangan Sosial-Emosional:

Mengenal Diri SendiriSublingkup Perkembangan ini memiliki banyak aspek yang perlu dikembangkan pada anak, yakni membangun kemampuan anak memahami dirinya sendiri (mengetahui apa yang diinginkan dan tidak diinginkan, kemauan menolong diri sendiri, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, mengelola emosi dan perasaan diri), membangun keteguhan diri (tidak mudah putus asa, gigih melakukan sesuatu dari awal hingga akhir, memiliki rasa ingin tahu dan berinisiatif melakukan hal-hal baru, berani ambil risiko, memiliki pengaturan/regulasi diri, dan mencari solusi dari setiap masalah).

Perilaku PrososialSublingkup Perkembangan ini membangun sikap dan perilaku anak yang dapat diterima (well being), hidup bersama (to be life together) dalam kelompok dan masyarakat yang lebih luas. Perilaku yang dimaksud adalah jujur, tanggung jawab, disiplin, menghargai, menghormati, sopan santun, adaptif, toleransi dan cinta damai, tolong menolong, kerja sama, partisipatif, kontributif, dan empati.

Sublingkup Perkembangan Motorik:

Kemampuan Motorik KasarKonsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini adalah kemampuan gerakan otot-otot besar untuk dapat melakukan banyak kegiatan menyenangkan. Latihan gerakan motorik kasar untuk melatih kekuatan, kestabilan, keseimbangan, kelincahan, dan kelenturan tubuh melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.

Kemampuan Motorik Halus

Konsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini adalah kekuatan otot tangan, yang meliputi kelenturan pergelangan dan jari-jari, koordinasi gerakan mata dan tangan, koordinasi gerakan mata dan kaki. Gerakan-gerakan ini diperlukan untuk koordinasi dalam melakukan banyak kegiatan yang mendukung kemandirian dan kesiapan anak masuk sekolah.

Kesehatan FisikKonsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini adalah pembiasaan hidup bersih dan mengomsumsi makanan bersih, sehat dan bergizi sebagai usaha menjaga kesehatan diri.

14

Page 15: Naskah Kurikulum PAUD 2013

Sublingkup Perkembangan Kognitif: Pengetahuan Umum dan Sains

Konsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini fokus mengenalkan kepada anak tentang pengetahuan umum dan sains, terutama terkait dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan alam maupun sosial-ekonomi-budaya termasuk mengenal orang-orang di sekitarnya, mata pencaharian, tempat-tempat fasilitas umum di sekitarnya dan bagaimana mencapai tempat tersebut, seni dan atribut budaya.

Sublingkup Pengetahuan Umum dan Sains ini juga membangun pengetahuan tentang hewan dan tumbuhan (makhluk hidup) yang ada di sekitarnya antara lain tentang cara hidup, siklus kehidupan, rantai makanan, ekosistem, gejala alam (iklim, cuaca, siang malam, perubahan suhu), dan lain-lain). Proses pemerolehan pengetahuan ini dilakukan dengan cara observasi, memprediksi (memperkirakan), mencoba, menguji, menguraikan, memanfaatkan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

Pengetahuan Dasar MatematikaPengenalan pengetahuan dasar matematika berupa logika dan pemecahan masalah yang mencakup mengenal bentuk, membilang, mengukur, membandingkan, mengurutkan, mengelompokkan, menghubungkan, membuat pola, mengenal waktu, dan mengenal posisi.

Pengenalan Keterampilan Teknologi SederhanaPengenalan teknologi untuk membangun pemahaman dan keterampilan anak tentang kegunaan dan cara kerja berbagai alat yang memudahkan manusia yang dapat dijumpai di sekitarnya secara tepat, aman, dan benar.

Sublingkup Perkembangan Bahasa: Kemampuan Menerima Bahasa

Konsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini fokus pada membangun kemampuan anak dalam memahami percakapan untuk mendapatkan informasi. Kemampuan menerima bahasa dibangun sejak usia dini yang dimulai dari kemampuan membedakan bunyi, mendengarkan kosakata, memahami arti kata yang berbeda intonasi, hingga mengerti arahan sederhana.

Mengungkapkan Bahasa

Konsep yang dikembangkan dalam Sublingkup Perkembangan ini fokus pada membangun kemampuan anak mengungkapkan bahasa, kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan berbicara yang jelas dan benar.

Mengenal Keaksaraan AwalKeaksaraan merupakan salah satu keterampilan dasar yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan anak di sekolah. Sublingkup Perkembangan ini tidak diartikan mengajarkan membaca dan menulis sejak dini, tetapi membangkitkan dan memfasilitasi munculnya kemampuan keaksaraan awal pada anak. Kemampuan keaksaraan awal membaca dimulai dari anak mulai tertarik dengan buku bergambar, pura-pura membaca buku, mengidentifikasi huruf-huruf yang ada pada namanya, mengenal simbol-simbol benda atau tempat yang dikenalnya, tertarik dengan tulisan, meminta dibacakan tulisan secara berulang, hingga akhirnya ia bisa membaca sendiri. Kemampuan keaksaraan menulis dimulai dengan corat-coret tak beraturan, coretan yang terarah, tulisan rumput, menjiplak huruf atau simbol, menulis acak, hingga akhirnya dapat menulis dengan tepat.

Sublingkup Perkembangan Seni

Pengembangan seni kepada anak usia dini adalah untuk menumbuhkan kepekaan terhadap keindahan/estetika (sense of beauty), mendorong tumbuhnya kepekaan terhadap keharmonisan objek seni, alam, dan kehidupan (to see the harmony of the world), serta mengembangkan rasa atas komposisi, proporsi, dan interaksi dari unsur-unsur seni dan/atau musik. Program dikembangkan dengan melibatkan anak dalam kegiatan eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dan/atau musik secara kreatif dan menyenangkan.

Kegiatan ekplorasi seni terhadap unsur-unsur seni dan/atau musik dilakukan secara kreatif dengan melibatkan seluruh anggota tubuh anak. Kegiatan ekspresi seni dan/atau musik pada anak diwujudkan terhadap objek, ide, dan pengalaman yang

15

Page 16: Naskah Kurikulum PAUD 2013

bervariasi terhadap media seni, instrumen musik, serta berbagai hal yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak dalam berekspresi kreatif, baik terhadap objek-objek alamiah maupun objek buatan. Kegiatan apresiasi seni dan/atau musik didukung melalui kegiatan merespon berbagai jenis produk seni dan kriya, serta pengalaman-pengalaman keindahan yang mengundang dan selaras dengan tahapan perkembangan anak.

(Paragraf ke-3 akan disusun Pak Ali)

d. Alokasi Waktu PembelajaranKelompok Usia 0—2 tahun

1. Satu kali pertemuan selama 120 menit2. Satu kali pertemuan per minggu3. 17 minggu per semester 4. Dua semester per tahun

Kelompok Usia 2—<4 tahun1. Satu kali pertemuan selama 180 menit2. dua kali pertemuan per minggu3. 17 minggu per semester4. Dua semester per tahun

Kelompok Usia 4—6 tahun jalur pendidikan nonformal1. Satu kali pertemuan selama 180 menit2. 3 hari per minggu3. 17 minggu efektif per semester 4. Dua semester per tahun

Kelompok Usia 4—6 tahun jalur pendidikan nonformal1. Satu kali pertemuan selama 150—180 menit2. Enam atau lima hari per minggu dengan jumlah pertemuan sebanyak 900 menit (30

jam @30 menit)3. 17 minggu per semester 4. Dua semester per tahun

e. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran berisi tentang segenap upaya dan cara-cara pengelolaan

pembelajaran atau kegiatan yang digunakan pendidik untuk memberi pengalaman, mengenalkan konsep pengetahuan, keterampilan, serta membentuk perilaku yang sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan anak. Strategi pembelajaran meliputi model, pendekatan, metode, dan/atau teknik yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat secara aktif, eksploratif, konkret, kreatif dan menyenangkan yang dikemas dalam kegiatan bermain.

4. Pengembangan Muatan/Materi Kurikulum

Muatan dalam kurikulum satuan PAUD adalah penjabaran konsep pengetahuan dan keterampilan yang akan dikenalkan pada anak selama melakukan aktivitas di satuan PAUD. Kedalaman dan keluasan muatan kurikulum mempertimbangkan tingkat perkembangan anak, visi, misi, dan tujuan lembaga. Muatan kurikulum digali dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan yang tertera pada Permendiknas No. 58 tahun 2009 dan dapat diperkaya oleh satuan PAUD. Dengan demikian, pengembangan muatan/materi kurikulum sangat terbuka dengan adanya perbedaan keluasan dan kedalaman muatan kurikulum antarsatuan PAUD.

Secara khusus, setiap pengetahuan dan keterampilan yang dipilih dan akan diberikan kepada peserta didik sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. merupakan bagian dari kehidupan anak,b. membantu pertumbuhan dan perkembangan anak,c. bermakna bagi anak dan kehidupannya,d. sesuai dengan tahapan perkembangan,e. mengembangkan istilah atau kosakata yang bermanfaat,f. memungkinkan dieksplorasi oleh anak dengan baik,g. berupa konsep dan prinsip yang mendasar,h. berupa pengetahuan umum yang sering digunakan di lingkungan anak.

16

Page 17: Naskah Kurikulum PAUD 2013

5. Tema

Tema merupakan bingkai keseluruhan kegiatan dan topik yang akan dijadikan pembahasan dalam bermain dan bereksplorasi bersama anak. Harus diingat bahwa pembelajaran anak usia dini terintegrasi dengan kehidupan anak. Oleh karena itu, tema sebaiknya sesuai dengan prinsip-prinsip penentuan tema. Untuk satuan PAUD yang menyelenggarakan layanan untuk anak dengan berbagai kelompok usia, dapat menggunakan satu tema yang sama, hanya kedalaman dan keluasan bahasannya disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Tema bisa bersifat tunggal atau juga dapat dikembangkan menjadi sub-sub tema. Waktu pembahasan untuk tema tidak ditentukan satu minggu atau satu bulan melainkan tergantung pada minat anak dan keluasan pengetahuan yang ingin dibangun melalui pengalaman bermain anak.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penentuan tema, yakni:a. kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih dari tema yang terdekat dengan kehidupan

anak kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan anakb. kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang sederhanac. kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih dari tema-tema yang menarik minat anak d. kesesuaian, artinya sesuai dengan nilai, kepercayaan, budaya yang berlaku di masyarakat

dan perkembangan anake. ketersediaan, artinya lembaga memiliki sumber yang dapat dipelajari dan diamati anak

(orang, tempat yang dapat dikunjungi, buku-buku tentang tema) yang dapat dimainkan anak secara mandiri atau dengan sedikit bantuan pendidik

f. keinsidentalan, artinya kejadian di sekitar anak (sekolah) yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema hari itu

Subtema:

Subtema merupakan bagian bahasan dari tema. Penentuan subtema juga harus memperhatikan prinsip-prinsip penentuan tema di atas.

5 Kegiatan PembelajaranPengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh satuan PAUD dikelompokkan ke dalam kegiatan pembelajaran pembiasaan, terprogram dan spontan. Kegiatan pembelajaran mencerminkan upaya pencapaian visi, dan misi lembaga Satuan PAUD, yang diimplementasikan dalam Jadwal Kegiatan Harian Satuan PAUD.

a. Kegiatan Pembelajaran Pembiasaan Kegiatan pembelajaran pembiasaan adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus selama/sepanjang tahun ajaran berlangsung untuk menanamkan pembiasaan dan pembentukan karakter pada anak. Pengetahuan dan keterampilan yang dimasukkan ke dalam kegiatan pembelajaran pembiasaan merupakan bagian dari muatan/materi kurikulum yang sudah ditetapkan oleh lembaga satuan PAUD. Contoh pengetahuan dan keterampilan yang dimasukkan ke dalam kegiatan pembelajaran pembiasaan misalnya

17

Page 18: Naskah Kurikulum PAUD 2013

mengucapkan salam saat bertemu, berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, melaksanakan ibadah sesuai dengan agama anak, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan, membuang sampah di tempatnya, dan lain sebagainya.

b. Kegiatan Pembelajaran Spontan

Kegiatan pembelajaran spontan adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung tanpa direncanakan disebabkan adanya peristiwa/kejadian khusus. Peristiwa/kejadian khusus yang mungkin terjadi misalnya, saat terjadi pembelajaran tiba-tiba ada pawai di jalan, maka anak dapat diajak untuk melihat dan mendiskusikan sehingga dapat dilanjutkan ke dalam pembelajaran atau ketika sekelompok anak menemukan ikan mati di bak, maka rasa keingintahuan anak dapat dikembangkan lebih jauh ke dalam pembelajaran. Contoh lainnya pada saat anak bermain mengalami suatu kejadian, hal tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran.

c. Kegiatan Pembelajaran TerprogramKegiatan pembelajaran terprogram adalah kegiatan yang dirancang secara khusus dalam bentuk program pada satuan waktu tertentu. Kegiatan pembelajaran terprogram meliputi kegiatan terprogram rutin dan insidental. Kegiatan pembelajaran terprogram rutin berupa kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak secara rutin untuk mengembangkan semua kompetensi dasar anak. Misalnya kegiatan bermain di sentra/area/sudut/kelas. Kegiatan terprogram insidental adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada saat tertentu sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Meskipun demikian, kegiatan ini tetap perlu direncanakan dengan baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan terprogram insidental misalnya kegiatan kunjungan lapangan, perayaan hari besar nasional, perayaan hari besar keagamaan, outbond, dll.

6 Program Pembelajaran

Program dan rencana pembelajaran berisi program/perencanaan yang dikembangkan sesuai dengan jeda kurikulum yang ditentukan oleh satuan pendidikan atau satuan PAUD yang mengembangkan Kurikulum Satuan. Program tersebut dapat berupa program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan, dan program harian yang dapat dilakukan semuanya atau dipilih sesuai dengan kebutuhan lembaga.

Program pembelajaran dapat disusun dalam rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian. Pembuatan rencana kegiatan ini disesuaikan dengan sifat program dan pendekatan yang ditetapkan lembaga dalam mencapai visi, misi, dan tujuan.

Dalam membuat perencanaan program pembelajaran, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum, yaitu:

a. Memuat aspek-aspek perkembangan anak.

b. Materi yang dipilih dan dikembangkan memuat konsep, fakta dan kosakata yang bermakna, fungsional dan membantu perkembangan anak secara optimal.

c. Memperhatikan kebutuhan, kemampuan awal, keragaman tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, serta keragaman latar belakang sosial dan budaya anak.

18

Page 19: Naskah Kurikulum PAUD 2013

d. Mendorong terjadinya pembelajaran dan kegiatan yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi anak.

e. Proses pembelajaran dirancang dengan berfokus pada anak untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar anak.

f. Sebagai acuan guru dalam menyiapkan kegiatan yang menyenangkan, menantang dan memotivasi anak untuk belajar.

Tahapan Penyusunan Perencanaan Program

a. Program TahunanProgram tahunan adalah rencana kegiatan lembaga untuk menjalankan visi, misi, dan tujuan dalam periode satu tahun. Program tahunan ini dibuat menjelang tahun ajaran baru dimulai. Program tahunan dapat berisi bidang, lingkup perkembangan, ruang lingkup materi, muatan pembelajaran, dan strategi pengembangan. Program tahunan ini disusun secara bersama antara pendidik dan tenaga kependidikan di satuan PAUD, serta disosialisasikan kepada seluruh orang tua peserta didik pada awal tahun pelajaran baru.

b. Program Semesteran Program semester merupakan rencana kegiatan yang merujuk pada program tahunan yang disusun dalam rentang satu semester atau setara dengan enam bulan waktu kalender. Program semesteran berisi penjabaran tema dan sub tema serta alokasi waktu yang dibuat dua semester yaitu semester 1 dan 2. Jumlah alokasi waktu minimal dalam satu semester 17 minggu. Tema dibuat sendiri oleh setiap lembaga sesuai prinsip-prinsip pemilihan tema.

c. Program BulananProgram bulanan memuat komponen rencana kegiatan yang lebih spesifik, yakni ruang lingkup materi, muatan pembelajaran dan strategi pengembangan yang sudah dibuat dalam dokumen pedoman pengembangan kurikulum dan dapat digunakan oleh setiap lembaga PAUD. Lembaga PAUD diperbolehkan menambahkan muatan pembelajaran dan strategi pengembangan sesuai dengan kekhasannya.

Materi (muatan):Untuk mengisi kolom materi melihat dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan yang ada pada PERMEN 58 dan disesuaikan dengan muatan pembelajaran, seperti contoh di atas.

d. Program Mingguan

Program kegiatan mingguan dikembangkan dari kegiatan bulanan. Rencana kegiatan

mingguan berisi ruang lingkup materi yang dipilih dari rencana kegiatan bulanan yang

19

Page 20: Naskah Kurikulum PAUD 2013

dialokasikan untuk satu minggu. Rencana Kegiatan Mingguan berisi ruang lingkup materi

dan materi yang dipilih dari rencana kegiatan bulanan yang dialokasikan untuk satu

minggu.

Materi:

Untuk mengisi kolom materi melihat dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan yang ada pada PERMEN 58 dan disesuaikan dengan muatan pembelajaran, seperti contoh di atas.

Kosakata:

Kosakata merupakan penambahan perbendaharaan kata yang disesuaikan dengan subtema yang akan dibahas.Jumlah kosakata yang dikuasai anak sangat membantu kecerdasan anak dalam mencapai prestasi di sekolah nanti. Dalam setiap tema harus disertai dengan penambahan jumlah kosakata yang dapat dikuasai anak. Kosakata diambil dari pengetahuan yang terkait dengan tema dan materi/muatan kurikulum. Kosakata yang dicantumkan adalah yang belum dikenal/dikuasai anak.

e. Program Harian

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

1) Pengertian RKH

Rencana Kegiatan Harian (RKH) adalah unit perencanaan terkecil yang dibuat untuk digunakan dan memandu kegiatan dalam satu hari atau satu kegiatan. RKH dikembangkan mengacu kepada rencana kegiatan mingguan yang telah disusun dengan berbasis bermain atau bernuansa bermain sehingga anak-anak dalam menjalani kegiatan dalam keadaan nyaman, menyenangkan, dan lebih rileks.

Rencana Kegiatan Harian (RKH) dibuat oleh guru dengan dirancang dan dipersiapkan secara sistematis serta memenuhi kebutuhan pembelajaran nyata. Kegiatan yang dipilih, baik menggunakan sistem sentra, area, maupun sudut, perencanaan dikembangkan dengan mengacu pada kegiatan pembelajaran secara utuh. Kegiatan-kegiatan dapat dilakukan dengan cara berpindah (moving/rolling class) dalam bentuk berbagai proyek, eksperimen, discovery, dll. Dengan demikian, langkah-langkah RKH-nya mengikuti kekhasan dan ciri-ciri khusus dari sistem atau strategi yang dipilih tersebut.

2) Pelaksanaan kegiatan harian harus sesuai dengan rambu- rambu umum kegiatan

pembelajaran, dan rambu-rambu khusus kegiatan pembelajaran yang meliputi:

sebelum kegiatan pembelajaran, selama kegiatan pembelajaran, setelah kegiatan

pembelajaran, mengatur kegiatan istirahat dan waktu makan minum selama

20

Page 21: Naskah Kurikulum PAUD 2013

pembelajaran, persiapan pulang. Materi diambil dari rencana kegiatan mingguan

Kegiatan dibuat oleh pendidik sesuai dengan materi dan tema yang

dikembangkan. Alat dan bahan disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan.

Materi harus mencakup seluruh ruang lingkup materi.

Penilaian perkembangan setiap anak dilakukan guru sesuai dengan

pedoman penilaian setiap lembaga dan dapat dibuat pada format tersendiri sesuai

kondisi dan kebutuhan.

3) Komponen RKH:

Kegiatan Bermain dan Eksplorasi:Kegiatan bermain dan eksplorasi adalah aktivitas anak untuk membangun pengalaman belajar melalui bermain yang dilakukan di dalam dan di luar ruangan secara seimbang dengan menggunakan lingkungan sebagai wahana anak untuk berekplorasi. Guru menyiapkan berbagai kegiatan yang dapat menarik minat anak untuk terlibat secara aktif dan membangun kemampuan fokus, persistensi, kritis, dan problem solving pada anak.

Waktu

Kegiatan

Alat dan Bahan:

Alat dan bahan disesuaikan dengan kegiatan bermain yang akan diikuti anak. Penggunaan alat dan bahan bermain dianjurkan juga mengoptimalkan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar anak. Penggunaan lembar kerja (worksheet) diupayakan seminimal mungkin. Anak diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung bahan dan alat bermain sesuai dengan gagasan/pikiran anak.

Strategi Penilaian:

Strategi penilaian memuat alat dan cara yang digunakan guru untuk mengamati apa yang dilakukan dan dikatakan anak selama proses kegiatan berlangsung.

Sistem dan strategi apa pun yang dipilih oleh guru dalam mengembangkan RKH hendaklah memenuhi komponen minimum. Komponen yang sekurang-kurangnya harus terpenuhi adalah sebagai berikut.

a) Identitas satuan pendidikan dan program layanan

21

Page 22: Naskah Kurikulum PAUD 2013

b) Waktu penggunaan RKH (semester, bulan, minggu, tanggal, hari)

c) Tema/subtema kegiatan yang digunakand) Alokasi waktue) Materi kegiatan (konsep, fakta dan kosa-kata yang akan diperkenalkan)f) Kegiatan yang dipilih g) Media (alat, bahan dan lingkungan yang digunakan)h) Pengelolaan kegiatan:

(1) Persiapan lingkungan belajar/lingkungan main(2) Awal kegiatan(3) Selama kegiatan(4) Kegiatan makan/minum(5) Bermain bebas(6) Akhir kegiatan

Pengelolaan kegiatan disesuaikan dengan aktivitas yang akan dilakukan anak. Hal-hal yang bersifat baku sebaiknya dituangkan dalam prosedur kerja/prosedur satuan (SKPP). Dengan demikian, siapa pun pendidik yang mengelola kegiatan akan mengikuti prosedur satuan tersebut. Bila lembaga sudah menuangkan Prosedur Kegiatan ke dalam Prosedur Satuan, tidak perlu lagi memasukkannya ke dalam RKH.

i) Penilaian/Asesmen yang akan dilakukan untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian ini dapat dituliskan pada lembar tersendiri untuk memberikan ruang yang lebih luas.

5. Kegiatan Rutin Kegiatan rutin berisi jadwal harian, rangkaian kegiatan yang akan diterapkan pada satuan PAUD dan diikuti anak selama satu hari serta memuat materi-materi/nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada peserta didik secara berulang-ulang sepanjang tahun, dalam rangka pembentukan perilaku dan pembiasaan yang mendukung melekatnya karakter positif peserta didik.

f. Pengembangan Evaluasi/Penilaian

Evaluasi/penilaian berisi tentang kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Di dalamnya menguraikan tentang bentuk/jenis penilaian yang digunakan, format dan bentuk raport, serta tata cara penyampaian perkembangan anak kepada orang tua dan pemangku kepentingan.

Pada bagian ini pengembang menentukan cara evaluasi dan/atau penilaian yang digunakan dalam mengukur keberhasilan kurikulum satuan PAUD yang dijalankan.

Hal-hal yang dapat dikembangkan di antaranya adalah:

a. ruang lingkup evaluasi/penilaian

b. teknik evaluasi/penilaian yang digunakan

22

Page 23: Naskah Kurikulum PAUD 2013

c. instrumen dan format penilaian yang digunakan

d. kerangka laporan (raport) perkembangan anak

7 Kalender PendidikanKalender pendidikan adalah jadwal kegiatan tahunan di suatu lembaga pendidikan. Kalender pendidikan yang dibuat lembaga disusun mengacu pada kalender pendidikan yang dibuat oleh Dinas Pendidikan setempat. Untuk memudahkan dan memperlancar kegiatan dan program pembelajaran maka kalender pendidikan perlu disusun secara terperinci baik kegiatan yang bersifat tetap atau tentatif. Adanya kalender pendidikan akan membantu kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua serta pihak yang berkepentingan melakukan penjadwalan untuk mengatur kegiatan dalam tahun yang bersangkutan (kegiatan mendatangkan narasumber, mengunjungi tempat yang terkait dengan tema/field-trip, kegiatan bazaar anak, pentas seni anak, atau lainnya) maupun kegiatan yang keorangtuaan/parenting (pertemuan orang tua, open house, hari keluarga, dan sebagainya).

D. Pengembangan Komponen Pelengkap Kurikulum

Kurikulum Satuan PAUD yang dihasilkan hendaklah juga merupakan kurikulum yang sempurna dan dapat diandalkan. Untuk itu, agar keseluruhan dokumen kurikulum satuan PAUD menjadi lebih bermakna maka perlu didukung oleh komponen penyempurna. Setidaknya terdapat empat komponen pelengkap yang dapat dirumuskan oleh para pengembang Kurikulum Satuan PAUD dan selanjutnya hasilnya disatukan dengan hasil rumusan dari komponen inti. Keempat komponen pelengkap tersebut adalah: 1) profil satuan pendidikan (penyelenggara, pengelola dan pendidik), 2) sejarah singkat satuan pendidikan, 3) alamat dan peta lokasi satuan pendidikan, serta 4) status satuan pendidikan (negeri/swasta, izin satuan, akreditasi, dll).

Keempat komponen pelengkap Kurikulum Satuan PAUD tersebut cara pengembangannya dapat mengikuti sebagaimana yang akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Profil Satuan pendidikan (penyelenggara, pengelola dan pendidik)

Pengembang merumuskan profil satuan pendidikan berkaitan dengan siapa penyelenggara, siapa pengelola dan siapa saja yang menjadi pendidik. Kemukakan, baik nama maupun kualifikasinya secara eksplisit. Hal ini penting sebagai bagian dari kondisi obyektif para pelaksana kurikulum yang akan berdampak pada mutu perencanaan dan rangkaian pelaksanaan kurikulum yang dijalankan oleh satuan PAUD.

2. Sejarah Singkat Satuan pendidikan

Kemukakan rangkaian sejarah singkat pendirian satuan PAUD dan perkembangannya dari waktu ke wakt, baik secara urutan histori maupun terkait dengan momen-momen penting selama perjalanan satuan PAUD tersebut.

3. Alamat dan Peta Lokasi Satuan pendidikan

Kemukakan alamat lengkap dari satuan PAUD, baik nama jalan, nomor tempat, maupun identitas alamat lainnya, termasuk kotak surat dan nomor telepon aktif yang dapat dihubungi. Sertai dengan peta lokasi menuju satuan PAUD tersebut sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat menuju satuan pendidikan dengan mudah.

23

Page 24: Naskah Kurikulum PAUD 2013

4. Status Satuan Pendidikan (negeri/swasta, izin satuan, akreditasi, dll)

Kemukakan status satuan pendidikan, baik dari status lembaga penyelenggara satuan (negeri/swata), status legal formal (perizinan, atau izin satuan), maupun status mutu (kualifikasi yang diperoleh dengan akreditasi). Serta status lainnya yang dianggap penting, misalkan status relasi dengan satuan pendidikan pendidikan lain di luar daerah atau luar negara (luar negeri). Status luar daerah, yaitu satuan PAUD tersebut merupakan cabang dari satuan PAUD yang didirikan di daerah lain. Sementara itu, status berkait dengan relasi, misalkan satuan PAUD tersebut merupakan franchise (waralaba) atau sister, benchmark (rujukan, merujuk, rekanan, mitra) dari satuan PAUD lain yang ada di daerah atau negara lain.

E. Naskah Akhir KTSP PAUD

Keseluruhan langkah yang telah ditempuh di atas, jika dilakukan dengan baik dan penuh kesungguhan, akan menghasilkan rumusan Kurikulum Satuan PAUD yang komprehensif dan utuh. Semakin tinggi kesungguhan para pengembang Kurikulum Satuan PAUD akan semakin menghasilkan kurikulum yang berkualitas.

Naskah akhir KTSP PAUD yang akan dihasilkan jika mengikuti seluruh rangkaian pengembangan adalah sebagai berikut.

Jilid/CoverKata PengantarLembar PengesahanDaftar IsiBAB I PENDAHULUAN

A. Profil Satuan Pendidikan (penyelenggara, pengelola dan pendidik)

B. Sejarah Singkat Satuan Pendidikan

C. Alamat Dan Peta Lokasi Satuan Pendidikan

D. Status Satuan Pendidikan (negeri/swasta, izin satuan, akreditasi, dll)

BAB II KURIKULUM SATUAN PAUD

A. Landasan dan Rujukan

B. Visi, Misi, dan Tujuan

C. Struktur, Konsep dan Strategi Pembelajarann

D. Muatan/Materi Kurikulum

E. Program Rutin

F. Program Pembelajaran, serta

G. Evaluasi /Penilaian yang digunakan

BAB III PENUTUP

A. Harapan Pelaksanaan

24

Page 25: Naskah Kurikulum PAUD 2013

B. Rambu-Rambu Penerapan

C. Rencana Revisi dan Perbaikan

Kepustakaan

BAB IV LAMPIRAN Contoh-contoh :1. Pemetaan Struktur, Konsep dan Strategi Pembelajaran 2. Program Tahunan3. Program Semesteran4. Program Kegiatan Bulanan 5. Program Kegiatan Mingguan 6. Rencana Kegiatan Harian 7. Kalender Pendidikan 8. Format dan Instrumen Penilaian 9. Hal lain yang relevan untuk dilampirkan

Jika suatu satuan PAUD telah merumuskan keseluruhan kurikulum sesuai dengan komponen di atas, satuan PAUD tersebut sudah dianggap layak memiliki KTSP atau kurikulum satuan yang memadai untuk lembaganya.

25

Page 26: Naskah Kurikulum PAUD 2013

BAB IV

PENGESAHAN DAN PEMBERLAKUAN

KURIKULUM SATUAN PAUD

A. Pengesahan Kurikulum

Dokumen kurikulum yang telah disusun dan disepakati oleh seluruh komponen satuan dapat segera diterapkan sesuai dengan tahun pelajaran yang sedang berjalan. Akan tetapi, untuk mendukung legalisasi naskah kurikulum, dokumen dapat diperkuat pengesahannya oleh pihak-pihak sebagai berikut:

1. Pengelola, yaitu kepala satuan PAUD, baik pada satuan PAUD terpadu maupun pada Satuan PAUD tersendiri.

2. Perwakilan orang tua, yaitu orang tua yang diminta dan dianggap mewakili semua orang tua peserta didik. Secara teknis dapat diwakili oleh perwakilan atau ketua KPO (Kelompok Pertemuan Orang Tua)

3. Khusus penyelenggara satuan PAUD swasta, yaitu ketua penyelenggara, setidaknya adalah kepala bidang pendidikan pada yayasan penyelenggara PAUD.

4. Unit Pelaksana Teknis dinas pendidikan kecamatan, yaitu kepala UPTD dinas pendidikan tingkat kecamatan, minimal oleh penilik/pengawas bidang PAUD.

B. Pemberlakuan Kurikulum

Masa pemberlakuan kurikulum satuan PAUD yang telah dikembangkan oleh para tim pengembang akan diberlakukan setelah disahkan. Pemberlakuan dapat disesuaikan dengan harapan satuan pendidikan atau para pengembang, misalnya, menunggu tahun pelajaran baru, menunggu dukungan sarana-prasarana, menunggu dukungan SDM tambahan, atau menunggu dukungan anggaran.

Masa berlaku kurikulum satuan PAUD juga relatif waktunya, tetapi secara umum di banyak negara pemberlakuan kurikulum yang sudah dibuat, biasanya tidak melebihi batas waktu sepuluh tahun. Masa berlaku kurikulum dapat mengacu pada tenggang waktu masa akreditasi yang diatur dan diberlakukan di daerah tertentu, baik secara lokal maupun nasional.

C. Peninjauan Ulang Kurikulum

Prinsip keabadian tidak berlaku bagi kurikulum. Kurikulum yang telah dikembangkan harus siap untuk selalu ditinjau ulang (review) dan direvisi (diperbaiki). Beberapa pertimbangan dasar untuk meninjau ulang atau memperbaiki kurikulum di antaranya adalah perubahan:

1.kebijakan dalam pendidikan, terutama dalam bidang PAUD2.visi, misi, dan tujuan satuan PAUD3.kondisi dan standar input-output satuan PAUD4.IPTEKs yang signifikan terhadap bidang PAUD5.sosial budaya anak/keluarga dan masyarakat/wilayah 6. jenis program layanan dalam satuan PAUD

26

Page 27: Naskah Kurikulum PAUD 2013

BAB V

PENUTUP

Dengan tersusunnya pedoman pengembangan kurikulum satuan PAUD ini diharapkan setiap satuan PAUD dapat terbantu dan mampu merealisasikan dalam mengembangkan kurikulum yang akan menjadi panduan dalam perencanaan program dan proses pembelajaran dalam membantu tumbuh kembang bagi anak yang diasuhnya dengan lebih baik.

Pengembangan kurikulum satuan PAUD merupakan kegiatan strategis karena berdampak sangat menentukan dan menjadi ukuran terhadap kualitas pelayanan satuan PAUD. Oleh karena itu, semua pihak yang terkait dengan satuan PAUD, terutama penyelenggara, pengelola dan pendidik, serta orang tua hendaklah dapat berperan secara aktif dalam proses pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Satuan PAUD.

Jika semua pihak dapat berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Satuan PAUD, diyakini bahwa kurikulum di setiap satuan PAUD akan memberi dampak yang positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang dipercayakan di satuan PAUD bersangkutan. Akumulasi dari dampak tersebut akan mengantarkan anak-anak Indonesia kelak menjadi anak yang cerdas secara komprehensif.

Pedoman pengembangan kurikulum satuan PAUD ini dari segi isi yang dipaparkan tidak hanya menjadi panduan pengembangan kurikulum bagi setiap satuan PAUD, yang menjadi sasaran utama, tetapi juga dapat menjadi acuan bagi pihak terkait dalam memberikan pembinaan bagi lembaga PAUD. Sebelum tersusunnya naskah acuan penyusunan kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pedoman ini telah diperkaya dengan uraian dasar-dasar penyusunan kurikulum.

Pedoman ini disusun dengan mengacu di antaranya pada aspek legal formal yang berlaku saat ini. Akan tetapi, sebagai pedoman dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di satuan PAUD, manfaat yang bisa diambil dari pedoman ini, dari segi uraian yang dipaparkan, tidak terlalu terpengaruh oleh kemungkinan adanya perubahan peraturan di kemudian hari.

Semoga pedoman ini bermanfaat seperti yang diharapkan. Kritik dan saran membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan naskah pedoman ini tetap terbuka dan diharapkan dapat digunakan oleh semua yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.

27

Page 28: Naskah Kurikulum PAUD 2013

KEPUSTAKAAN

Bapennas (2008), Strategi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

Kerangka Besar Pembangunan PAUD Indonesia 2011-2045

Draft Framework PAUD di Indonesia, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Satuan PAUD sejenis, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pengelolaan Dan Standar Sarpras PAUD, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Keorangtuaan, 2012

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pengembangan Kemitraan, 2012

Undang Undang Dasar 1945.

Undang Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974.

Undang Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010.

Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara RepubIik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2010.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

28