18
Nama Formasi ini diambil dari nama daerah di Kecamatan Balocci, Secara teratur Formasi ini tersusun atas tiga bagian, yaitu : Bagian atas : Batugamping Massif sisipan napal Bagian bawah : batugamping massif yang mengandung fosil Foram besar dan berlapis, terdapat juga sisipan breksi dan batugamping pasiran Bagian tengah :Sisipan batulempung dan batupsir yang mengandung fosil mollusca yaitu jenis Gastropoda. Batugamping formasi Tonasa dengan karakteristik berwarna abu – abu putih, tekstur klastik dengan fosil Foraminifera alga, mikrit. Hubungan stratigrafi Formasi Tonasa dengan bagian atas yaitu tidak selaras dengan Formasi Camba dan bagian bawahnya selaras dengan Formasi Mallawa, dengan kenampakan Basal konglomerat di daerah lapali haling. Berdasarkan analisis fosil planktonik berupa hankenina Alabamensis CHUSMAN, maka umur formasi ini yaitu Eosen Atas, sedangkan dari Fosil Bentoniknya maka Lingkungan Pengendapannya yaitu Neritik Luar. Aspal (Asphalt) Assalamu alaikuum baik2jiq komandan ?? he he he seingat saya 2 minggu yang lalu ada seorang teman bertanya mengenai judul spesifikasi, truss sy bertanya balik katanya dia ingin coba ambil judul Aspal Buton. Maklumm karena ilmu masih dangkal saya tidak bisa beri masukan banyak mengenai judulnya, nah ini hari saya bantu deh bagi teman2 yang ingin tahu secara umum apa sih itu Aspal.

Nama Formasi Ini Diambil Dari Nama Daerah Di Kecamatan Balocci

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nama Formasi Ini Diambil Dari Nama Daerah Di Kecamatan Balocci

Citation preview

Nama Formasi ini diambil dari nama daerah di Kecamatan Balocci, Secara teratur Formasi ini tersusun atas tiga bagian, yaitu :

Bagian atas         : Batugamping Massif sisipan napalBagian bawah     : batugamping massif yang mengandung fosil Foram besar dan

berlapis, terdapat juga sisipan breksi dan batugamping pasiranBagian tengah     :Sisipan batulempung dan batupsir yang mengandung fosil mollusca

yaitu jenis Gastropoda.

Batugamping formasi Tonasa dengan karakteristik berwarna abu – abu putih, tekstur klastik dengan fosil Foraminifera alga, mikrit.

Hubungan stratigrafi Formasi Tonasa dengan bagian atas yaitu tidak selaras dengan Formasi Camba dan bagian bawahnya selaras dengan Formasi Mallawa, dengan kenampakan Basal konglomerat di daerah lapali haling.

Berdasarkan analisis fosil planktonik berupa hankenina Alabamensis CHUSMAN, maka umur formasi ini yaitu Eosen Atas, sedangkan dari Fosil Bentoniknya maka Lingkungan Pengendapannya yaitu Neritik Luar.

Aspal (Asphalt)

Assalamu alaikuum baik2jiq komandan ?? he he he seingat saya 2 minggu yang lalu ada seorang teman bertanya mengenai judul spesifikasi, truss sy bertanya balik katanya dia ingin coba  ambil judul Aspal Buton. Maklumm karena ilmu masih dangkal saya tidak bisa beri masukan banyak mengenai judulnya, nah ini hari saya bantu deh bagi teman2 yang ingin tahu secara umum apa sih itu Aspal. 

Aspal berasal dari bahasa inggris berupa Asphalt atau pitch yang artinya bahan lekat, merupakan senyawa kimia yang kompleks dengan komponen utama Hidrogen dan Karbon dengan sedikit

Belerang dan Nitrogen, berwarna coklat tua sampai hitam komponen berupa Bitumen padat/setengah padat, sifatnya yang termoplastik dan Viskoplastik yaitu melunak dan mencair bila dipanaskan atau dibebani dalam waktu yang lambat atau mengental dan memadat serta elastic bila didinginkan atau dibebani dalam waktu yang singkat, dengan titik lebur 145 – 210 0 F, Material ini larut dalam karbon disulfide tahan air dan Asam.

Aspal dapat digunakan sebagai bahan perekat batu dan bata untuk bangunan atau perekat agregat kerikil, juga dapat digunakan sebagai landasan peswat terbang, pelapis untuk bahan yang tahan air dll.

Aspal terdiri dari dua jenis : 

Aspal Alam  Aspal Industri

Aspal alam merupakan aspal yang terbentuk secara alami oleh proses geologi sedangkan aspal Industri merupakan aspal yang terbentuk residu dalam proses pengilangan minyak.Genesa aspal alam dalam teori lama itu akibat fraksinasi minyak mentah dalam reservoir atau batuan yang mengandung minyak atau dekat permukaan bumi secara alami dan berlangsung lambat. Teori modern yang berkembang aspal alam megnalami pengurangan sejumlah n Alkana sehingga mengalami degradasi oleh bakteri, perubahan oleh mikroorganisme ini membutuhkan sulfurisasi yang banyak akibatnya minyak mentah menjadi padat yang disebut Aspal Alam.

KeterdapatanEndapan Aspal biasanya ditemukan dalam bentuk kolam atau danau yang dapat dijumpai dibeberapa Negara seperti Yunani, Rusia, Perancis dan Kuba, danau aspal terbesar adalah Bermudez pitch Lake di Venezuela seluar 1000 acre (1 acre = 0,465 Ha) dengan kedalaman umum 5 feet.

Aspal Buton

Aspal yang terletak di Pulau Buton Sulawesi Tenggara, endapan Aspal terdiri dari 24 lokasi endapan dengan cadangan

terkira 60 juta ton dengan kadar aspal 15 – 35 % aspal, aspal yang ditambang secara tambang terbuka. Menghasilkan pula aspal Industri yang terdiri dari Aspal Residu – langsung, aspal Encer dan Aspal Oksidasi. Dikenal pula Aspal Sintetis berupa aspal yang paling diminati dengan kadar yang sesuai keinginan. 

Kalo mau bahan bacaan mengnai Aspal Buton nih tinggaal Download Gratis kok

Aspal Buton

Berikut tabel Cadangan Terkira dari Aspal Buton (ASBUTON)

Endapan Cadangan terkira (000 ton)

Kadar Aspal(%)

Waisu 100 35Kabungka 60.000 15 – 35Winto 3.200 25 – 35Wariti 600 30Lawele 100.000 15 - 30

 Data berasal dari Buku tahunan Dinas Pertambangan dan energy Indonesia,1998

Mineral - mineral Alterasi

 1. Actinolit Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2, Mineral ini menunjukkan warna hijau gelap, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, kilap kaca, cerat berwarna putih dan menunjukkan bentuk elongated. Terbentuk pada suhu 800 – 9000 C, dihasilkan oleh alterasi dari piroksen pada gabro dan diabas, pada proses metamorfik green schist facies.

2. Adularia KAlSi3O8, Mineral ini menunjukkan warna putih-pink, sistem kristal monoklin,

belahan 2 arah, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada suhu

7000 C, akibat proses hidrotermal dengan temperatur yang rendah berupa urat.

3. Albite NaAlSi3O8, Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal triklin, belahan 3

arah, pecahan tidak rata – konkoidal, kilap kaca, cerat putih. Terbentuk pada suhu 750 – 800 0 C,

akibat proses hidrotermal dengan suhu yang rendah dan alterasi dari plagioklas, proses

metamorfik dengan temperatur dan tekanan yang rendah, proses magmatisme dan proses

albitisasi. 

4. Biotite K(Mg,Fe)3AlSi3O10(F,OH)2, Mineral ini menunjukkan warna hitam, sistem kristal

monoklin, belahan sempurna, pecahan tidak rata, kilap kaca dan mutiara, cerat putih dan

menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada temperatur 700 – 800 0 C, terbentuk akibat proses

magmatisme, metamorphisme dan proses hidrotermal. Dapat terbentuk pada daerah

magmatisme.

5. Clinopiroxene XY(Si,Al)2O6, Mineral ini menunjukkan warna hijau, biru, sistem kristal

monoklin, belahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan betuk prismatik.

Terbentuk pada suhu 900 – 1000 0 C, terbentuk akibat proses magmatik mafik dan ultramafik

plutonic, pada proses metamorfisme kontak dan regional dengan temperatur yang tinggi. Dapat

terbentuk pada daerah magmatisme bersifat basa. 

6. Diopside MgCaSi2O6, Mineral ini menunjukkan warna hijau, biru, sistem kristal monoklin,

belahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan betuk prismatik. Terbentuk pada

suhu 900 – 1000 0 C, terbentuk akibat proses magmatik mafic dan ultramafic plutonic, pada

proses metamorphisme kontak. Lingkungan daerah magmatisme. 

7. Dolomite CaMg(CO3)2, Mineral ini menunjukkan warna putih-pink, sistem kristal

heksagonal, belahan sempurna, pecahan subkonkoidal, kilap kaca, cerat putih. Terbentuk dari

proses hidrotermal pada suhu yang rendah berupa urat, juga dapat terbentuk pada lingkungan laut

akibat proses dolomitisasi batugamping dan proses metamorfik (dolostone protoliths). 

8. Epidote Ca2Al2(Fe3+;Al)(SiO4)(Si2O7)O(OH), Mineral ini menunjukkan warna hijau, sistem

kristal monoklin, belahan jelas 2 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan

menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada temperatur 900 – 10000 C, terbentuk akibat

proses metamorphisme pada fasies green schist dan glaucophane schist dan hidrotermal

(propylitic alteration). Proses magmatik sangat jarang menghasilkan mineral ini. 

9. Garnet X3Y2(SiO4)3, Mineral ini menunjukkan warna hijau gelap atau merah gelap, sistem

kristal rhombic dodekahedron, belahan tidak sempurna, pecahan konkoidal dan menunjukkan

kenampakan tabular. Terbentuk pada suhu 1600 – 18000 C, dapat terbentuk pada zona kontak

magmatic plutons dengan temperatur yang tinggi, yaitu pada mineralisasi skarn. Selain itu juga

dapat terbentuk akibat proses metamorfisme. Lingkungan terbentuknya pada daerah

magmatisme.

10. Heulandite (Ca,Na)2-3Al3(Al,Si)2Si13O36·12H2O, Mineral ini menunjukkan warna putih –

pink, sistem kristal monoklin, belahan 1 arah, pecahan subkonkoidal – tidak rata, kilap kaca,

cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 600 – 7000 C, akibat proses

alterasi dari vitrik tuff dan proses hidrotermal berupa urat pada basalt, gneiss dan schist.

11. Illite (K,H3O)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10[(OH)2,(H2O)], Mineral ini tidak berwarna (bening),

dan sebagian menunjukkan warna putih-abu-abu, sistem kristal monoklin, belahan 1 arah

sempurna, kilap lemak, bersifat elastis dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu

700 – 8000 C, hasil dari proses magmatisme khususnya batuan beku dalam yang kaya akan

alumina dan silika (pegmatit dan granit), dapat merupakan hasil proses metamorfik (mudrock

sediment) dan hasil alterasi dari feldspar.

12. Kaolinite Al2Si2O5(OH)4, Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal monoklin,

belahan sempurna, kilap mutiara. Terbentuk akibat adanya proses pelapukan dari mineral yang

kaya Al dan hasil proses alterasi dari mineral yang kaya Al dapat terbentuk pada daerah danau.

13. Laumontite Ca(AlSi2O6)2·4H2O, Mineral ini menunjukkan warna putih – abu-abu – pink,

sistem kristal monoklin, belahan 3 arah, pecahan rata, kilap mutiara, cerat putih dan

menunjukkan bentuk elongated prismatik. Terbentuk pada suhu 600 – 7000 C, akibat proses

hidrotermal yang mengisi rongga-rongga pada batuan beku, batuan sedimen dan metamorf.

14. Microcline (KAlSi3O8), Mineral ini menunjukkan warna putih-hijau, sistem kristal triklin,

belahan 2 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca-mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk

prismatik. Terbentuk pada suhu 7000 C, akibat proses magmatik yang menghasilkan plutonic

rock yaitu pegmatit, proses metamorfik dengan temperatur yang rendah yaitu pada gneiss dan

schist dan proses hidrotermal.

15. Montmorillonite (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2(Si4O10)(OH)2·nH2O, Mineral ini menunjukkan warna

putih – abu-abu, sistem kristal monoklin. Terbentuk pada daerah beriklim tropis yang merupakan

hasil alterasi dari feldspar pada batuan yang miskin silika. Hasil dari pelapukan glass volkanik

dan tuff dari proses hidrotermal.

16. Prehnite Ca2Al(AlSi3O10)(OH)2, Mineral ini menunjukkan warna kehijauan, sistem kristal

orthorombic, belahan sempurna, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat berwarna putih dan

menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 700 – 8000 C, akibat proses metamorfisme

dan proses hidrotermal yang mengisi rongga pada batuan volkanik basalt.

17. Wairakite CaAl2Si4O12•2(H2O), Mineral ini menunjukkan warna putih, dapat terbentuk

pada suhu 600 – 7000 C, akibat proses hidrotermal (geothermal environment), proses

metamorfisme burial dengan suhu yang rendah, reksi dehidrasi dari laumontite pada sedimen

tuff.

18. Wollastonite (CaSiO3), Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal triklin, kilap

kaca, belahan sempurna 3 arah, pecahan tidak rata, cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular.

Terbentuk pada suhu 11000 C, akibat proses metamorfisme kontak pada calcareous dan marl

rocks dan dapat terjadi akibat metamorfisme regional dengan tekanan yang rendah.

19. Zeolite Na2Al2Si3O10-2H2O, Mineral ini menunjukkan warna abu-abu – putih, sistem kristal

monoklin, belahan sempurna 3 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan

bentuk elongated-prismatik. Terbentuk pada temperatur 600 – 7000 C, akibat proses hidrotermal

yang mengisi urat dan rongga pada batuan beku dan proses metamorpisme burial.

Biotite

ni hari kebetulan banget ada kakak (begitulah mungkin walau bukan sejanin tapi lebih akrab dibanding sahabat) sempat diskusi mengenai mineral Biotite, nah mungkin ini bisa membantu para pembaca.berbicara mengenai mineral ini kita harus paham bagaimana sih secara fisik

mineral ini 

Biotite merupakan mineral silika yang tergolong mineral mika yang berwarna

hitam, sifat mineral mika yang plastis membentuk mineral ini melembar

pada batuan, Komposisi kimia K(Mg,Fe2+)3[AlSi3O10(OH,F)2. Terbentuk pada

temperatur 700 – 800 0 C, terbentuk akibat proses magmatisme,

metamorphisme dan proses hidrotermal. Dapat terbentuk pada daerah

magmatisme.

Sifat dari komposisi kimia mineral ini memungkinkan terbentuk pada batuan

– batuan beku asam – intermediet juga terdapat pada batuan sedimen dan

batuan piroklastik dan juga pada batuan Metamorf

Sifat – sifat fisik lain dari biotite adalah :

Belahan                                : Sempurna

Warna                                   : coklat kehitaman

Pecahan                               : tidak rata – rata

Kekerasan                           : 2,5 – 3 (Kuku jari – kalsit)

Cerat                                     : Abu – abu

Kilap                                      : Kaca dan Mutiara

Bentuk                                  : Tabular

Biotite yang merupakan kelompok mineral mika termasuk dalam Biotite –

phologopite series.

Berikut Contoh Mineral Biotite Pada Batuan Beku Asam :

Defenisi

Menurut Talobre Mekanika  batuan  adalah  sebuah  teknik  dan   juga   sains  yang  tujuannya  adalah  mempelajari perilaku (behaviour)  batuan  di  tempat  asalnya untuk dapat mengendalikan  pekerjaan - pekerjaan  yang dibuat pada batuan  tersebut  (seperti  penggalian dibawah tanah dan lain-lainnya).

Menurut Coates, seorang ahli mekanika batuan dari Kanada, Mekanika  adalah  ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada sebuah benda.

Mekanika Batuan merupakan ilmu teoritis dan terapan tentang perilaku mekanik batuan, berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya dari lingkungan sekitarnya (Deere, D.V., dalam Stagg & Zienkiewicz, 1968)

Ilmu Mekanika Batuan  : Ilmu Pengetahuan teoritik dan terapan : terapan yang mempelajari karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan keseimbangan medan gaya disekitarnya,baik krn aktivitas manusia maupun alamiah.

Menurut US National Committee on Rock Mechanics(1964)  dan dimodifikasi (1974):Mekanika batuan mempelajari antara lain :• Sifat fisik ; mekanik serta karakteristik massa batuan.• Berbagai teknik analisis tegangan ; rengangan batuan.• Prinsip yg menyatakan respons massa batuan thd beban.• Metodologi yang logis untuk penerapan teori dan terapan; teknik mekanika untuk solusi problem fisik nyata dibidang rekayasa batuan.

 Sifat massa batuan di alam dan asumsi dasar :

1. Heterogen :• Mineralogis : jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda-beda.• Butiran padatan :Ukuran dan bentuk berbeda-beda.• Void : ukuran, bentuk, penyebaran berbeda-beda.

2. Anisotrop :Mempunyai sifat yang berbeda-beda pada arah yang berbeda.

3. Diskontinu :Massa batuan selalu memiliki unsur struktur geologi yang mengakibatkannya tidak kontinu seperti karena kekar, sesar, retakan, fissure, bidang perlapisan. Struktur geologi ini cenderung “memperlemah” kondisi massa batuan.

Bidang – bidang rekayasa disiplin mekanika batuan berperan penting dalam :

Rekayasa pertambangan : penentuan metode penggalian (rock cutting),pemboran &peledakan batuan, stabilitas timbunan overburden, stabilitas timbunan overburden, stabilitas terowongan & lombong(stoping).

Industri minyak bumi : pemboran oil drilling, rock fracturing.

Rekayasa sipil : pondasi jembatan & gedung bertingkat, underground storage, tunnel dangkal dan dalam, longsoran lereng batu, pelabuhan, airport, bendungan dsb.

Lingkungan hidup ; rock fracturing kaitannya dengan migrasi polutan akibat limbah industri.

Interaksi fungsional dalam rekayasa pertambangan. Bertujuan utk mengembangkan suatu skedul produksi & biaya yang berkesinambungan untuk operasi penambangan.Mekanika batuan mempelajari :1)  Mekanisme deformasi kristal-kristal mineral yang mengalami tekanan tinggi pada temperatur tinggi2)  Perilaku triaksial batuan di laboratorium3)  Stabilitas dinding terowongan, bahkan :4)  Mekanisme pergerakan-pergerakan kerak bumi sendiri, dalam hal ini jelas geologi berperan, antara lain material-material yang terlibat : - masa batuan yang keberadaannya tidak terlepas dari  lingkungan geologi atau dihasilkan dari lingkungan geologi- karakter fisiknya, yang merupakan fungsi dari cara terjadinya dan dari semua proses yang terlibat- stabilitas dinding terowongan, bahkan

- sejarah geologi pada lokasi kejadian

Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan

•Sifat Fisik batuan , misalnya :  Berat isi ; Specific Gravity , Porositas , Absorbsi , Void ratio.•Sifat Mekanik Batuan misalnya :  Kuat tekan , Kuat tarik , Modulus elastisitas, Poisons ratio.Kedua sifat tersebut dapat ditentukan  di laboratorium , maupun dilapangan ( insitu-

test ) Uji Sifat Mekanik Di Lapangan : 

1.Rock loading test  ( Jacking test )2.Block Shear test3.In situ Triaxial compression test Uji Sifat Mekanik Di Laboratorium : 1.Pengujian Kuat Tekan ( Unconfined compressive strength test )2.Pengujian Kuat Tarik ( Indirect tensile strength test )3.Point Load test ( tes Franklin )4.Pengujian Triaxial5.Punch Shear test6.Direct box shear strength test7.Ultrasonic Velocity Test 

Macam - Macam Penimbangan Contoh Batuan : 

1.Berat contoh batuan asli (Natural)  :  Wn2.Berat contoh kering ( sesudah dimasukkan dalam oven 90 derajat Celcius selama 

24 jam ) :  Wo3.Berat contoh jenuh ( sesudah direndam dalam air selama  24 jam ) : Ww4.Berat contoh jenuh + berat air + berat bejana :  Wa5.Berat contoh jenuh tergantung dalam air + berat air + berat bejana : Wb6.Berat contoh jenuh dalam air :  Ws  =  ( Wa – Wb )7.Volume contoh total  = Ww – Ws8.Volume Contoh tanpa pori-pori  = Wo - Ws

Perencanaan dan Perancangan Tambang

Geologi MekanikaPertambangan Batuan

Komponen ; urutan program Mekanika Batuan untuk pertambangan.• Karakteristik Lokasi Penentuan sifat - sifat hidromekanika dari massa batuan induk yg akan disambung.• Perumusan model tambang Konseptualisasi data karakterisasi lokasi.

• Analisis Rancangan. Pemilihan & aplikasi metode matematika & Komputasional untuk mengkaji beberapa tata letak dan strategi tambang.• Pemantauan kinerja batuan, pengukuran respons massa batuan akibat operasi penambangan.• Analisis Retrospektif Kuantifikasi sifat massa batuan insitu & identifikasi bentuk respon dominan dari struktur tambang.- Terhadap karakteristik lokasi tidak pernah menghasilkan data yang cukup komprenhensif yang dapat dipakai untuk merencanakan seluruh umur tambang.- Rancangan tambang adalah proses evolutif dimana respons rekayasa dirumuskan untuk mencerminkan kinerja struktur tambang pada kondisi.