naive bayes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

algoritma NBC

Citation preview

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan

    Kecamatan Medan Baru

    Idah Fitri Khoiri

    Skripsi

    Program Studi Ilmu Keperwatan

    Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Medan, 2009

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Judul : Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

    Peneliti : Idah Fitri Khoiri Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

    Sumatera Utara Tahun : 2007 / 2008 Pembimbing Penguji ..................................................... ..........................................(Penguji 1) (Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS) (Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS) NIP. 132 296 510 NIP. 132 296 510 ..........................................(Penguji 2) (Farida Linda Sari S, S.Kep. M.Kepp) NIP. 132 307 220

    ..........................................(Penguji 3) (Lufthiani, S.Kep, Ns)

    Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Keperawatan. (Erniyati, SKp, MNS ) (Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K)) NIP. 132 238 510 NIP. 140 105 363 Ketua PSIK FK USU Pembantu Dekan I FK USU

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Judul : Status Gizi Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

    Penulis : Idah Fitri Khoiri Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2007/2008

    Abstrak

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan status gizi balita. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 0-5 tahun tahun. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92 orang balita yang ditentukan dengan menggunakan kriteria. Metode yang digunakan porposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesiner data demograpi pada ibu balita dan penimbangan berat badan balita. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai dengan 10 Juni 2009, melalui penimbangan di posyandu Padang Bulan Kecamatn Medan Baru. Dari penelitian ini diuji dengan menggunakan tabel berat badan menurut umur balita untuk mengetahui frekuensi, persentase, yaitu untuk megetahui status gizi pada balita. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa 92 reponden yang diteliti , balita yang mengalami status gizi kurang berjumlah 22 orang (32,91%), balita yang memiliki status gizi baik sebanyak 70 orang (76,08%), dan tidak ada balita yang mengalami status gizi buruk.

    Kata kunci : Status gizi, balita

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Syukur Alhamdulillah, atas nikmat-Nya yang tak pernah bisa terhitung penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan

    Padang Bulan Kecamatan Medan Baru yang merupakan salah satu syarat bagi penulis

    untuk menyelesaikan pendidikan di PSIK FK USU Medan.

    Selama proses penelitian ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan

    yang tak terhingga dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada lembar ini penulis ingin

    mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS selaku

    dosen pembimbing skripsi yang telah banyak menyediakan waktu, masukan dan saran

    yang berharga dalam penyusunan skripsi ini, Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kp, MKep

    selaku dosen penguji II dan Ibu Lufthiani, S. Kp, Ns selaku dosen penguji III, Bapak

    Iwan Rusdi S. Kp, MNS selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

    nasehat dan bimbingan selama masa perkuliahan di PSIK FK USU serta seluruh Dosen

    dan Staf Pengajar serta pengawai PSIK FK USU.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Gontar A. Siregar,

    Sp.PD-KGEH selaku Dekan FK USU, Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) selaku

    Pembantu Dekan I FK USU, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan FK USU Medan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih

    kepada Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

    Keperawatan FK USU Medan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para

    pengawai di kantor Kecamatan Medan Baru yang telah membei bantuan dalam penelitian

    ini.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada kedua

    orangtua tercinta Ayahanda Sulong Marhakim Harahap dan Ibunda Siti Rosnah Siregar

    tercinta dan tersayang yang selalu berdoa dalam sholat lima waktunya, menyanyangiku,

    memberiku motivasi dan dukungan moril maupun material. Semangat mereka membuat

    penulis tidak putus asa dalam menghadapi rintangan yang ada. Hanya Allah sajalah yang

    mampu membalas besarnya kebaikan dan pengorbanan Ayahanda dan Ibunda.

    Terima kasih juga buat kakak dan abangku tercinta yang selalu memberi

    motivasi (Borlian, Elviana, Bahrial Eddy, Irman Darwis, Agus Salim) atas segala

    limpahan dukungan, pengertian, cinta, kasih sayang, dan doanya. Terima kasih buat

    sahabat-sahabatku seperjuanganku di PSIK FK USU (Pipit, Wani, Sarma, Elinda, Nini,

    Dini, Santi, Morina, Kak Chika) kalian semua selalu memberikan dorongan dan semangat

    kepada penulis

    Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada

    penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

    penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan

    kritik serta masukan yang membangun dari semua pihak sehingga skripsi ini menjadi

    lebih baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan serta untuk penelitian

    selanjutnya.

    Medan, Juli 2009

    Penulis

    Idah Fitri Khoiri

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUANi ABSTRAK................................................................................................ii UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................iii DAFTAR ISI..............................................................................................v DAFTAR TABEL.....................................................................................vii DAFTAR SKEMA....................................................................................vii BAB I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang....................................................................................1 2. Tujuan Penelitian.................................................................................3 3. Pertanyaan Penelitian..........................................................................5 4. Manfaat Penelitian..............................................................................5

    BAB II. TINJAUN PUSTAKA

    1.Gizi.........................................................................................................6 1.1. Pengertian gizi.................................................................................6 1.2. Fungsi gizi........................................................................................7

    2. Status gizi..............................................................................................8 2.1. Pengetian gtatus gizi.......................................................................8 2.2. Makanan sehat untuk balita............................................................8

    2.2.1. Pengaturan pemberian makanan...............................................8 2.2.2. Jenis makanan...........................................................................9 2.2.3. Kandungan zat gizi yang diperlukan balita............................12 2.2.4. Manfaat Maknan bagi balita...................................................12

    3. Penilain Status Gizi............................................................................13 4. Masalah Gizi Pada Balita...................................................................14

    4.1. Upaya menanggulagi masalah gizi................................................17 5. Balita...................................................................................................20

    5.1. Manfaat gizi pada balita................................................................20 5.2. Kecukupan gizi rata-rata pada balita.............................................20

    6. Posyandu.............................................................................................22 6.1. Tujuan Posyandu...........................................................................22 6.2. Sasaran dan kegiatan posyandu.....................................................23

    6.2.1. Kegiatan di posyandu..............................................................23 6.3. Sistem kerja posyandu...................................................................23

    BAB III. KERANGKA PENELITIAN

    1. Kerangka Konseptual.....................................................................25. 2. Defenisi Konseptual dan Opersional.............................................25

    2.1Status Gizi..................................................................................25 2.2Balita..........................................................................................26

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB IV. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian...............................................................................27 2. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................27

    2.1Populasi.........................................................................................27 2.2.Sampel.........................................................................................28

    3. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................28 4. Pertimbangan Etik.............................................................................28 5. Instrumen Penelitian..........................................................................29 6. Pengumpulan Data.............................................................................30 7. Analisa Data.......................................................................................31

    BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    1. Hasil Penelitian..................................................................................32 2. Pembahasan....................................................................................... 35

    BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    1. Kesimpulan........................................................................................38 2. Rekomendasi......................................................................................38

    DAFTAR PUSTAKA Lampiran

    1. Kuesioner Data Demograpi 2. Formulir Persetujuan Penelitian 3. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK USU 4. Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Medan Selayang 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kecamatan Medan Baru 6. Lembar Konsultasi

    CURICULUM VITAE

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Pengaturan Pemberian Makanan Pada Balita Menurut Umur........................8

    Tabel 2. Angka Kecukupan Zat Rata-rata Yang Dianjurkan ( per orang per hari)

    ............................................................................................................... .. ....12

    Tabel 3. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur0-60 bulan Jenis kelamin

    tidak dipisah .................................................................................................14

    Tabel 4. Penggolongan KKP menurut Gomez............................................................16

    Tabel 5. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis Kelamin

    tidak dipisah..................................................................................................29

    Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan Karekteristik Responden Ibu

    Balita(n=92)..................................................................................................34

    Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Status Gizi Balita di

    Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. (n=92 orang

    balita)............................................................................................................35

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    DAFTAR SKEMA

    1. Skema kerangka konseptual penelitian.............................................................25

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    Seiring dengan kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan teknologi komunikasi

    dan kemajuan ekonomi suatu bangsa, makin banyak orang menyadari akan pentingnya

    makanan sehari-hari untuk memelihara kesehatan. Di Negara maju seperti Amerika

    Serikat, rakyat sudah terdidik dan terlatih untuk hidup sehat atas dasar suatu pedoman

    gizi seimbang yang dikenal dengan Dietary Nutritional Guidelines. Dengan pedoman ini,

    dibentuk pola hidup sehat dengan kebiasaan makan yang baik sesuai dengan persyaratan

    gizi. (Soekirman, 2000)

    Di Indonesia diperkenalkan pedoman Empat Sehat Lima Sempurna pada

    tahun1950-an. Sampai sekarang, namun demikian disadari, pola dan kebiasaan makan

    sebagian besar penduduk Indonesia masih jauh dari baik oleh karena banyak faktor.

    Setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat

    sosial ekonominya. Keluarga yang kaya sering dihadapi adalah masalah kelebihan gizi

    (disebut gizi lebih). Anggota keluarga ini mempunyai resiko tinggi untuk mudah menjadi

    gemuk dan rawan terhadap penyakit jantung, penyakit darah tinggi penyakit diabetes, dan

    kanker. Makin seringnya terjadi kematian mendadak karena serangan jantung adalah

    salah satu dampak buruk dari masalah gizi lebih. (Soekirman, 2000)

    Pada keluarga yang ekonominya yang rendah atau miskin, umumnya menghadapi

    masalah kekurangan gizi (disebut gizi kurang). Resiko penyakit yang mengancam adalah

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    penyakit infeksi terutama diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), rendahnya

    tingkat intelektual dan produktivitas kerja, sebagian beresiko cacat seumur hidup yaitu

    buta karena kurang Vitamin A, cebol (cretin) dan cacat mental. Karena kurang zat

    yodium dalam tingkat parah. kedua masalah gizi lebih dan gizi kurang tersebut diatas

    terdapat dalam jumlah yang besar, maka masalahnya menjadi masalah masyarakat dan

    selanjutnya menjadi masalah bangsa. ( Soekirman 2000).

    Masalah gizi pada hakikatnya menjadi masalah kesehatan masyarakat namun,

    penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan

    kesehatan saja, masalah gizi adalah multifactor. Oleh karena itu pendekatan

    penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Masalah gizi tidak

    selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan, peningkatan status gizi

    masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk

    memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Masalah gizi tidak lagi semata-

    mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah

    kesempatan kerja. (Supariasa, 2003).

    Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya adalah

    kurang energi protein (KEP), Anemia Besi, gangguan akibat kekurangan Yodium

    (GAKY), kurang Vitamim A (KVA), dan Obesitas terutama di kota-kota besar. Secara

    umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP, masih lebih tinggi daripada Negara

    ASEAN, pada tahun 1995 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita KEP, pada

    tahun 1997 berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang dilakukan oleh Direktorat

    Bina Gizi persyaratan prevalensi KEP menurun menjadi 23,1%. Dan pada tahun 1998,

    prevalensi KEP meningkat kembali menjadi 39,8%. (Supariasa, 2003).

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Menurut Dwi (2007) bahwa Status gizi balita dapat dipengaruhi oleh beberapa

    faktor, diantaranya yaitu kurangnya wawasan dan pengetahuan ibu tentang gizi,

    rendahnya tingkat pendidikan ibu juga memberikan andil yang besar terhadap kasus gizi

    buruk yang sering dijumpai di masyarakat. Ibu tidak faham pentingnya gizi bagi

    pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga penerapan pola konsumsi makan belum

    sehat dan seimbang.

    Sedangkan Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia dan Malaysia, Stephen J

    Woodhouse 1999 mengatakan, kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk

    dibandingkan gizi anak-anak dunia dan bahkan juga anak-anak Afrika. Sebelum krisis

    menerpa, 8,5 juta anak (37% dari 23 juta anak) Indonesia diketahui kurang berat

    badannya dan menderita kekurangan mikronutrien seperti zat besi (fe) seng (zn) dan

    Vitamin A. Jumlah kematian anak pertahun akibat kekurangan gizi mencapai 147 ribu

    jiwa dan separuh lebih diantaranya adalah balita yang bertahan diperkirakan mengalami

    penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10% (Azwar, 1999).

    Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan Dinas Kesehatan bahwa

    status gizi penduduk Sumatera Utara tahun 2006 adalah 23,8% gizi kurang, 9% gizi

    buruk dan 2% gizi lebih. Pada tahun 2007, prevalensi gizi buruk 4,4%, dan 18,8% gizi

    kurang sedangkan untuk nasional gizi buruk 8,7% dan gizi kurang 27%. Khususnya di

    kota Medan diperkirakan jumlah kasus gizi buruk sebanyak 479 orang bayi dan balita,

    sedangkan gizi kurang berjumlah 3.286 orang (Umar, 2007).

    Satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga)

    atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat. Setiap posyandu

    umumnya dibuka sebulan sekali dan dilaksanakan oleh kader posyandu yang terlatih dan

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemuda secara sukarela dengan bimbimgan tim

    Pembina Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD) tingkat kecamatan ataupun

    puskesmas setempat. Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian

    bayi, balita, dan angka kelahiran. Selanjutnya untuk mempercepat Norma Keluarga Kecil

    Bahagia Sejahtera (NKKBS) agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan

    dan kegiatankegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan

    kemampuannya.

    Medan Baru mempunyai penduduk sebesar 58.166 jiwa dan luasnya adalah 540

    Ha dengan kepadatan penduduknya adalah jiwa 58.166/Km2 (BPS). Kecamatan ini

    memiliki enam kelurahan yaitu : Padang Bulan, Titi Rante, Darat, Petisah Hulu, Babura,

    Merdeka. Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2008

    berjumlah 23 Posyandu dengan 115 kader yang masih aktif dan yang khusus di Padang

    Bulan 15 kader. Dan peran perawat di puskesmas adalah membantu bagian ahli gizi

    dalam penyuluhan gizi, konsultasi, home visit, dan mengawasi perkembangan balita

    dalam program posyandu.

    Menurut penelitian Bayu, (2006) Puskesmas Padang Bulan sebagai salah satu

    puskesmas yang terdapat di kota Medan, masih ada ditemukannya kasus gizi kurang

    sebanyak 77 oarng dari 6.368 orang balita yang terdata. Jumlah balita yang datang

    keposyandu hanya 50% dari jumlah keselurahan (6.368) yaitu 3.539 orang balita yang

    terdaftar di posyandu setiap bulannya. Hal inilah yang mendasari pemilihan puskesmas

    padang bulan sebagai lahan penelitian.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Berdasarkan pada masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

    mengetahui Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

    Baru.

    2. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :

    Mengidentifikasi Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan

    Kecamatan Medan Baru.

    3. Pertanyaan Penelitian

    Bagaimana Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

    Medan Baru.

    4. Manfaat Penelitian

    4.1 Bagi Pedidikan Keperawatanan

    Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmu dan wawasan tentang status

    gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

    4.2 Bagi Praktek Keperawatan

    Sebagai sumber informasi yang dapat membantu perawat dalam meningkatkan

    pelayanan keperawatan yang berhubungan dengan masalah gizi sehingga diharapkan

    dapat meningkatkan status gizi balita.

    4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian

    selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Gizi

    1.1 Pengertian Gizi

    Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan

    hubungannya dengan kesehatan optimal. Sedangkan menurut WHO menyatakan bahwa

    gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan.

    Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut,

    makanan yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan

    hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan

    kesejahteraan (Soekirman, 2000).

    Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi

    secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

    dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

    pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,

    2003).

    Pemasukan makanan yang adekuat terdiri dari suatu keseimbangan dari zat-zat

    gizi esensial yakni : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineal. Makanan

    begitu berbeda dalam nilai-nilai gizinya, dan tidak satupun makanan yang menyediakan

    semua zat gizi esensial. Zat-zat gizi mempunyai 3 fungsi utama yaitu : menyediakan

    energi untuk proses - proses dan pergerakan tubuh, menyediakan material-material

    pembangun jaringan tubuh dan proses regulasi tubuh.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    1.2 Fungsi Gizi

    Makanan yang baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk

    fungsi normal tubuh. Fungsi zat gizi bagi tubuh adalah :

    Memberi Energi

    Zat-zat gizi dapat memberikan energi bagi tubuh. Zat gizi tersebut adalah

    karbohidrat, Lemak dan Protein. Oksidasi zat gizi ini menghasilkan energi yang

    diperlukan tubuh untuk melakukan aktifitas. Dalam fungsi sebagai zat memberi

    energi, ketiga zat tersebut dinamakan zat pembakar.

    Pertumbuhan Dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

    Protein, Mineral, Air adalah zat pembangun yang diperlukan untuk membentuk

    sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.

    Mengatur Proses Tubuh

    Protein, Mineral, Air dan Vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.

    Dalam fungsinya keempat zat gizi tersebut dinamakan zat pengatur (Almatsier,

    2005).

    Dalam kehidupannnya manusia tidak terlepas dari makan. Empat fungsi pokok

    makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk :

    1). Pemelihara proses tubuh dalam petumbuhan atau perkembangan serta

    mengganti jaringan tubuh yang rusak.

    2). Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.

    3). Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral

    dan cairan tubuh yang lain.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    4). Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai

    penyakit (Notoatmojo,1997).

    2. Status Gizi

    2.1 Pengertian status gizi

    Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat komsumsi makanan dan

    penggunaan zat-zat gizi. (Almatsier, 2005). Status gizi digunakan untuk mengetahui

    kesehatan anak. Secara umum status gizi lebih dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu :

    status gizi lebih, status gizi baik, status gizi sedang, status gizi kurang, status gizi buruk.

    Status gizi optimal menurut Dorice M (1992) adalah keseimbangan antara asupan zat gizi

    dengan kebutuhan zat gizi (Supariasa, 2003).

    2.2. Makanan sehat untuk balita

    Makanan akan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan pisik dan mental

    anak. Oleh karena itu makanan harus dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Adapun

    makanan sehat untuk balita meliputi pengaturan pemberian makanan, jenis makanan dan

    manfaat makanan.

    2.2.1. Pegaturan pemberian makanan

    Menurut Sulistijani (2001), pemberian makanan adalah cara pemberian makanan

    kepada balita, dimana pemberian makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia balita

    dan dilakukan secara bertahap, karena kerja saluran cerna balita belum sempurna.

    Pengaturan makanan dimulai dari pemberian ASI, makanan lumat/Lunak, makanan

    lembek, sampai akhirnya makanan padat, seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

    Tabel 1. Pengaturan Pemberian Makanan Pada Balita Menurut Umur

    Umur Anak Pemberian makanan 0-6 bulan ASI saja

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    6-9 bulan 9-12 bulan 1-5 tahun

    Makanan Lumat/Lunak Makanan Lembek Makanan Padat

    2.2.2. Jenis Makanan

    Adapun jenis makanan yang diberikan pada balita meliputi ASI, PASI, serta

    makanan pendamping ASI, yang terdiri dari makanan Lunak, Makanan Lembek,

    Makanan padat.

    1. Air Susu Ibu (ASI)

    Air susu ibu merupakan makanan Pokok yang terbaik bagi bayi, ASI adalah

    emolsi lemak yang disekresi oleh kedua kelenjar payu dara ibu sebagai makanan utama

    bagi bayi dan balita. ASI mengandung berbagai komposisi zat gizi, yaitu protein

    karbohidrat (glukosa), galaktosa, dan glukosamin), lemak, mineral, vitamin dan air.

    Selain mengandung zat-zat yang terdapat didalam ASI, pemberian ASI juga

    memiliki beberapa keuntungan, yaitu steril, aman dari pencemaran kuman, selalu tersedia

    dengan suhu optimal, produksi disesuakan dengan kebutuhan bayi, mengandung anti bodi

    dan tidak ada bahaya alergi. Menurut Departemen Kesehatan RI (1999), manfaat

    pemberian ASI bagi ibu adalah penting, untuk kesehatan ibu, membentuk ikatan batin

    yang kuat antara ibu dan bayi, menumbuhkan percaya diri bagi ibu dan merasa di

    butuhkan.

    ASI diberikan segera setelah lahir, bayi usia lahir sampai usia 6 bulan hanya

    diberi ASI tampa makanan dan minuman tambahan (Sulistijani, 2001). Sebaiknya bayi di

    susui tanpa dijadwal (on demand ), karena kebutuhan makanan ditentukan sendiri oleh

    bayi. Pada awalnya bayi akan menyusu pada jadwal yang tidak teratur, dan akan

    mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian (Soetjiningsi, 1997)

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    2. Penganti Air Susu Ibu ( PASI)

    Menurut Sulistijani (2001), PASI hanya diberikan jika ASI hanya di berikan jika

    ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama

    merupakan hal yang biasa. Tetaplah merangsang pembentukan ASI dengan menyusui

    bayi sesering mungkin. Pemberian PASI dapat dilakukan, jika alasannya sebagai berikut :

    bayi sakit seperti kekurangan cairan, radang mulut dan inpeksi paru-paru, bayi lahir

    premetur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir sumbing (bawaan).

    Pemberiaan PASI juga dapat di sebabkan oleh masalah pada pihak ibu

    contohnya : ibu menderita sakit dan karena sakitnya dilarang untuk menyusui oleh dokter

    baik untuk kepentingan ibu dan bayinya seperti ginjal atau penyakit menular, ibu

    menderita infeksi, luka putting (mastitis).

    3. Makanan Pendamping ASI

    Makanan pendamping ASI adalah Makanan yang diberikan pada bayi yang telah

    berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.

    Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur-angsur untuk

    mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bermacam-

    macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian makanan pendamping

    harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari

    buah, buah segar makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.

    Contoh buah-buahan yang dapat diberikan adalah jeruk, tomat, papaya advokat,

    pisang dan lain-lain yang diberikan dalam bentuk sari buah. Buahan ini harus di haluskan

    terlebih dahulu kemudian di saring buah yang asam dapat di tambah dengan gula pasir.

    Jenis makanan pendamping ASI adalah sebagai berikut.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    a. Makanan Lunak

    Makanan lunak adalah makanan yang berbentuk halus atau setengah cair

    (Sulitijani, 2001). Makanan ini diberikan pada bayi usia diatas 6 bulan dengan frekuensi

    2-3 kali sehari (Aritonang, 2001). Salah satu contoh makanan lunak adalah bubur susu

    yang dibuat dari bahan tepung dan susu cair yang dicampur dan diaduk kemudian

    dimasak sampai menjadi bubur.

    b. Makanan Lembek

    Makanan lembek adalah bubur saring yang diberikan pada bayi usia diatas 7-9

    bulan dengan frekuensi 3 kali sehari (Aritonang, 2001). Contoh makanan lembek adalah

    nasi tim saring, atau bubur campur saring (Sulistijani, 2001).

    c. Makanan Padat

    Makanan padat adalah makanan pendamping berbentuk padat yang tidak

    dianjurkan terlalu cepat pada bayi mengingat usus bayi belum dapat mencerna dengan

    baik sehingga dapat menggannggu fungsi usus. Contoh makanan padat adalah, telur dan

    buah yang tidak dilumatkan (Sulistijani, 2001).

    Makin bertambahnya usia anak makin bertambah pula kebutuhan makanannya,

    secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dari susu

    saja. Saat berumur 1-2 tahun perlu diperkenalkan pola makam dewasa secara bertahap.

    Disamping itu anak usia 1-2 tahun sudah menjalani masa penyapihan (Sulistijani, 2001)

    2.2.3. Kandungan Zat Gizi Yang Diperlukan Balita

    Jumlah makanan yang diberikan pada balita harus berangsur bertambah sesuai

    dengan bertambahnya kebutuhan balita akan berbagai zat gizi. Berikut ini adalah

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    perkiraan kecukupan zat gizi yang dianjurkan untuk mempertahankan kesehatan yang

    baik bagi orang Indonesia.

    Tabel 2. Angka Kecukupan Zat Rata-rata Yang Dianjurkan ( per orang per hari)

    Golongan

    Umur

    Berat

    Badan

    (Kg)

    Tinggi

    Badan

    (cm)

    Energi

    (Kkal)

    Protein

    (g)

    Vit. A

    (RE)

    Besi

    (mg)

    Iodiu

    m

    (g)

    0-6 bln 5.5 60 560 12 350 3 50

    7-12 bln 8.5 71 800 15 350 5 70

    1-3 thn 12 90 1250 23 350 8 70

    4-6 thn 18 110 1750 32 460 9 100

    Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi

    VI, 1998, hlm. 877. (Almatsier, 2005)

    2.2.4. Manfaat Makanan bagi balita.

    Menurut Sulistijani, (2001), pada balita diperkenalkan pola makanan orang dewasa yang

    merupakan pola hidangan sehari-hari dengan menu seimbang, meliputi fungsi sebagai

    berikut :

    1. Sumber zat tenaga : nasi, roti, mi, atau tepung-tepungan.

    2. Sumber zat pembangun : susu, danging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-

    kacangan.

    3. Sumber zat pengatur : sayur dan buah-buahan

    Menurut Notoatmojo (1997), agar makanan berfungsi baik, makan makanan yang

    kita makan sehari-hai tidak hanya sekedar makanan.Makanan harus mengandung zat-

    zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, makanan harus memiliki zat yang

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    tinggi yang dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu makanan

    harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

    3. Penilaian Status Gizi

    Penilaian stataus gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti antropometri,

    klinis, biokimia, dan biofisik. Di Indonesia cara yang paling umum dan sering digunakan

    adalah penilaian secara antrometri, karena lebih praktis dan mudah dilakukan (Supariasa,

    2003). Antropometri secara umum digunakan untuk melihat asupan protein dan energi.

    Ketidakseimbangan ini akan terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan

    tubuh lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Indikator antropometri yang umum

    digunakan untuk menilai status gizi balita adalah berat badan menurut umur (BB/U),

    tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar

    lengan atas menurut umur (LLA/U) (Supariasa, 2003).

    Dalam pengukuran antropometri yang sering digunakan adalah BB/U karena

    mempunyai kelebihan yaitu : lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat

    umum, baik untuk mengatur status gizi akut dan kronis, berat badan dapat berfluktuasi,

    sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dapat mendeteksi kegemukan (over

    weight) (Supariasa, 2003).

    Buku tentang Antropometri ada beberapa macam, yaitu : baku Bastom dan

    Standard Harvard, baku Tunner, dan baku NCHS.

    Tabel 3. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis

    kelamin tidak dipisah

    Berat Badan Status Gizi >80% Baik 60-80% Kurang 60% Buruk

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    4. Masalah Gizi Pada Balita

    Masalah gizi adalah masalah pada berbagai segi kesejahteraan perorangan dan

    atau masyasarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang

    diperoleh dari makanan (Soekirman, 2000).

    Indonesia pada saat ini sedang menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi

    kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh

    kemiskinan, kurangnya persedian pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),

    kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan

    adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaiknya masalah gizi lebih disebabkan oleh

    kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya

    pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan (Almatsier, 2005).

    WHO (1963) menyatakan bahwa dari segi kesehatan masyarakat, gizi kurang

    merupakan masalah terbesar dunianya. Kurang pengetahuan dan salah konsepsi

    tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan umum dijumpai di setiap Negara di dunia.

    Kemiskinan dan kurangnya persedian pangan yang bergizi merupakan faktor penting

    dalam masalah gizi dan kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam

    kehidupan sehari-hari (Suhardjo 1996).

    Secara nasional ada 4 (empat) masalah gizi utama di Indonsia, yaitu : kurang

    kalori dan protein (KKP), kekurangan vitamin A, kekurangan zat besi dan anemia gizi,

    gondok endemic (gangguan akibat kekurangan yodium).

    1. Penyakit Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP)

    Nama internasional KKP adalah Calori Protein Malnutrition (CPM), yang

    kemudian diganti dengan Protein Enegy Malnutrition (PEM). Salah satu gejala dari

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    penderita KKP adalah hepatomegali yaitu pembesaran hati yang terlihat oleh ibu-ibu

    sebagai pembucitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu kwarshiokor,

    marasmur, dan marimiskwarshiokor, kwashiorkor adalah penyakit dengan kekurangan

    protein sebagai dominan. Gejala klinisnya ditandai dengan edem, kulit yang keriput,

    rambut yang kusam dan kemerahan, heptaomegali, anoreksia dan kelesuan yang sangat.

    Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrim.

    Anak pada penderita marasmus ini tampak sangat kurus, BB< 60% dari berat

    badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya,

    rambut kepala halus dan jarang, bewarna kemerahan. Marasmiskwashiokor merupakan

    kombinasi kalori dan protein pada berbagai variasi.

    Penyebab secara langsung KKP (KKP primer) adalah kombinasi kurang dan

    sebab tidak langsungnya (KKP sekunder) adalah hambatan absorsi (penyerapan) dan

    hambatan utilisasi (penggunaan) zat-zat gizi dalam berbagai hal, misalnya karena

    penyakit (Santoso, 1999).

    Tabel 4. Penggolongan KKP menurut Gomez

    Kategori BB/U(% Baku)

    KEP 1(ringan) KEP 11(sedang) KEP 111( berat)

    90-76 75-61

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut mata mengering

    karena sel-selnya menjadi lunak, yang disebut keratomalacia dan menimbulkan kebutaan.

    (Notoatmojo, 1997).

    3. Penyakit Defesiensi Zat Yodium

    Zat yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen

    dari hormon tiroksin yang berpengaruh kepada banyak funsi tubuh dan merupakan

    hormone pertumbuhan (growth hormon). Kekurangan zat yodium mengkibatkan komdisi

    hipotiroidisme (kekurangan B12) dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan

    menambah jaringan kelenjar gondok. Akibatnya terjadi hipertropi (membesarnya kelenjar

    tiroid) yang kemudian disebut penyakit gondok oleh orang awam. Nama ilmiahnya

    disebut struma simplex (pembesaran kelenjar gondok) dan karena terjadi di daerah

    tertentu secara endemik maka disebut juga gondok endemic (endemic goiter).

    Defesiensi B12 juga mengakibtkan gambaran klinis lain yang disebut dengan

    Iodine Defeciency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD, yaitu : gondok endemic, hambatan

    pertumbuhan mental dan fisik, yang disebut kreatinisme, hambatan neomotor, kondisi tuli

    disebut disetai bisu (deaf mitism). (Notoatmojo, 1997).

    4.Defesiensi Zat Besi dan Anemia Gizi

    Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (fe) pada tubuh tidak seimbang atau

    kurang kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikroelemem yang esensial bagi tubuh,

    sangat diperlukan dalam penbentukan darah merah (hemopoiesis) yakni dalam

    hemoglobin. (Notoatmojo, 1997).

    Defesiensi fe dapat didiagnosis berdasarkan data klinik dan data laboratorium

    yang ditunjang oleh data konsumsi pangan. Ganbaran klinik memperlihatkan kondisi

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    anemia. Muka penderita terlihat pucat, juga selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku.

    Penderita terlihat badannya lemas, kurang bergairah, dan cepat merasa lelah, serta sering

    menunjukkan sesak nafas. ( Santoso, 1999).

    4.1 Upaya menanggulangi masalah gizi

    Upaya menanggulangi masalah gizi seimbang, yakni : gizi kurang dan gizi lebih

    adalah dengan membiasakan mengkomsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat

    gizi yang seimbang. Ada 13 pesan dasar gizi yang seimbang, yaitu :

    1. Makanlah aneka ragam makanan

    2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

    3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

    4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi

    5. Gunakan garam beryodium

    6. Makanlah makanan sumber zat besi

    7. Berikan air susu ibu (ASI) saja pada bayi sampai umur empat bulan

    8. Biasakan makan pagi

    9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

    10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur

    11. Hindari minum minuman beralkohol

    12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

    13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

    Keadaan gizi masyarakat Indonesia saat ini masih memprihatinkan, walaupun

    berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasinya. Banyak faktor yang

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    mempengaruhi masalah gizi, baik itu langsung maupaun tidak langsung, oleh karena itu

    untuk mengatasinya diperlukan kerjasama dari berbagai sektor.

    Penanggulangan masalah, gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar

    departemen dan kelompok profesi melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan pangan,

    penganekarangaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status sosial ekonomi,

    pendidikan kesehatan masyarakat, serta penigkatan teknolgi hasil pertanian dan teknologi

    pangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perbaikan pola konsumsi pangan

    masyarakat yang beranekaragam dan seimbang dalam mutu gizi (Almatsier, 2005).

    Upaya penanggulangan maslah gizi kurang yang dilakukan pemerintah secara

    terpadu antara lain:

    1. Upaya pemenuhan persedian pangan nasional terutama melalui peningkatan

    produksi beranekaragam pangan.

    2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada

    pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah

    tangga.

    3. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari Pos

    Pelayanan Terpadu (Posyandu).

    4. Penigkatan upaya keamanan pangan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan

    dan Gizi (SKPG).

    5. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi

    masyarakat.

    6. Penigkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan

    yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    7. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan

    (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirop besi serta kapsul

    minyak yodium.

    8. Peningkatan kesehatan lingkungan.

    9. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, iodium dan zat besi.

    10. Upaya pengawasan makanan dan minuman.

    11. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.

    (Almatsier, 2005).

    Sedangkan untuk masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi

    dibandingkan dengan keluaran energi. Penanggulangannya adalah dengan

    menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan

    penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan hidup/stress.

    Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi komsumsi karbohidrat dan

    lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya penyuluhan ke

    masyarakat luas. Disamping itu juga, diperlukan peningkatan teknologi pengolahan

    makanan Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih ini disajikan

    dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan

    makanan Barat.

    5. Balita

    Pada semua kelompok usia, umumnya berlaku prinsip-prinsip dasar perihal gizi,

    namun pada kelompok khusus ada penekanan antara prioritas mengenai hal-hal tertentu

    yang bersifat spesipik, pada usia balita (1-5 tahun) bahkan meningkat hingga remaja,

    secara umum terdapat kesamaan hal mendasar mengenai gizi yang besifat khusus.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    5.1 Manfaat gizi pada balita

    Zat gizi memiliki peranan dalam pertumbuhan, menurut Supariasi, (2001) status

    gizi mempengaruhi pertumbuhan. Menurut Heryati dkk manfaat gizi pada balita adalah :

    memberikan nutrient yang cukup untuk memelihara kesehatan dan memulihkannya bila

    sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas serta pertumbuhan, mendidik kebiasaan

    tentang makan, menyukai makanan yang baik yang diperlukan oleh tubuh, kualitas

    makanan yang diberikan pada balita harus bergizi karena dapat mempengaruhi kesehatan.

    5.2 Kecukupan gizi rata-rata pada balita

    Pemberian makanan pada balita, sebagaiman halnya kelompok usia lain yang

    lebih tua, harus memenuhi kebutuhn balita yang meliputi kebutuhan kalori serta

    kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar yaitu : hidrat arang,

    protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam yang cukup). Berikut ini

    diuraikan gizi pada balita.

    a. Energi

    Zat gizi mengandung energi terdiri dari protein, lemak, dan krbohidrat. Tiap

    garam protein maupun karbohidrat memberi energi sebanyak 4 kilokalori, sedangkan tiap

    gram lemak 9 kilokalori. Dianjurkan supaya jumlah setiap yang diperlukan didapatkan

    dari 50-60% karbohidrat, 25-5% lemak selebihnya 10-15% protein.

    b. protein

    Disarankan untuk memberi 2,5-3 gram tiap kilogram berat badan balita. Protein

    yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam

    jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh, serta harus berkualitas tinggi

    seperti protein hewani.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    c. Mineral dan vitamin

    Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan mineral seperti

    kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang lebih 0,7-0,8 gram

    kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi. Menu yang setiap harinya

    mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur, sayur, buah dan serealia nasi, roti, kentang,

    mie) akan mengandung cukup vitamin dan mineral.

    d. Cairan

    Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap harinya.

    Pada keadaan sakit seperti sakit infeksi dengn suhu tubuh tinggi, atau muntah masukan

    cairan harus ditingkatkan untuk menghindari kekurangan cairan.

    6. Posyandu

    Posyandu adalah forum diskusi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan.

    Masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam pengembangan

    sumber daya manusia. (Effendy, 1998).

    Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan suatu bentuk peran serta

    masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Diharapkan dengan adanya

    posyandu akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehimgga masyarakat

    bisa mengubah sikap dan perilaku dari yang kurang sehat menjadi sikap dan perilaku

    yang sehat (Gani, 2002).

    Menurut Effendi (1998) kehadiran posyandu merupakan salah satu bentuk

    penerapan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang

    mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan

    rehabitatif.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    6.1 Tujuan Posyandu

    Sesuai dengan defenisi posyandu diatas, sudah jelas bahwa tujuan dari posyandu

    adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dari tujuan dapat dilihat dari

    tujuan pokok posyandu yaitu : mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,

    meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan angka kematian bayi,

    mempercepat penerimaan penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS),

    meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan

    kegiatankegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat,

    meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk

    swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat (Effendy, 1998).

    6.2 Sasaran dan Kegiatan Posyandu

    Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyndu adalah : Bayi

    berusia kurang dari 1tahun, Anak balita usia 1 sampai 5 tahun, Ibu hamil, ibu menyusui,

    dan ibu nifas, Wanita usia subur.

    6.2. 1 Kegiatan di Posyandu

    a) Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu ).

    1. KIA (Kesehatan ibu dan anak)

    2. KB (Keluarga Berencana)

    3. Imunisasi

    4. Peningkatan gizi

    5. Penanggulangan diare

    b) Tujuh kegiatan Posyandu ( Sapta Krida Posyandu)

    1. KIA (Kesehatan ibu dan anak)

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    2. KB (Keluarga Berencana)

    3. Imunisasi

    4. Peningkatan gizi

    5. Penanggulangan diare

    6. Sanitasi dasar

    7. Penyedian obat essensial

    6.3. Sistem Kerja Posyandu

    a. Meja I

    Pendaftaran dan pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan

    pasangan usia subur

    b. Meja II

    Penimbangan balita, ibu hamil

    c. Meja III

    Pengisian KMS

    d. Meja IV

    Diketahui berat badab anak yang naik/turun naik, ibu hamil dengan resiko

    tinggi, PUS, yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, pelayanan PMT,

    oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom

    e. Meja V

    Pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan

    pengobatan, pelayanan konyrasepsi, IUD, suntikan.

    Untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja

    V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantranya dokter, bidan perawat dan sebagainya.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB III

    KERANGKA ENELITIAN

    1.Kerangka konseptual

    Kerangka kopseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana status gizi

    balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Status gizi akan

    digambarkan sebagai berikut :

    2.Defenisi Konseptual dan Operasional

    2.1 Status gizi

    Defenisi Konseptual : keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

    penggunaan zat zat gizi buruk, kurang baik, dan lebih (Almatsier, 2005)

    Defenisi Operasional : Keadaan status gizi bayi dan anak berusia lahir sampai 60

    bulan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks berat badan menurut umur

    (BB/U). yang diukur pada penimbangan di Posyandu

    Penentuan klasifikasi status gizi menggunakan Standar Havard

    Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks berat

    badan menurut umur di bagi menjadi tiga klsifikasi dengan batas ambang

    sebagai berikut :

    Balita

    Status Gizi : Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Berat Badan Status Gizi

    >80% Baik 60-80% Kurang 60% Buruk

    2.2 Balita

    Defenisi Konseptual : adalah bayi yang berumur dibawah lima tahun (Kamus

    Besar Bahasa Indonesia,2005).

    Defenisi Operasional : Semua bayi dan anak yang berusia lahir sampai dengan 60

    bulan yang tinggal di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    1.Desain Penelitian

    Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk

    mengidentifikasi status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

    Medan Baru.

    2.Populasi dan Sampel Penelitian

    2.1.Popualsi

    Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang tinggal di Kelurahan Padang

    Bulan Kecamatan Medan Baru. Dari hasil survey pendahuluan pada tanggal 21 April

    2009, diperoleh bahwa terdapat 460 balita.

    2.2.Sampel

    Menurut Arikunto (2006), jika besar populasi 100, maka sample diambil 10% -

    atau 20% -25%, maka sampel pada penelitian ini adalah 20/100 460 = 92, jadi besar

    sampel adalah 92 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive

    sampling yaitu mengambil sampel yang ada atau tersedia dan memenuhi kriteria

    sampel. Dengan kriteria :

    Ibu yang membawa balita yang datang keposyandu

    Balita yang terdaftar di Posyandu Kelurahan Padang Bulan KEcamatan Medan

    Baru

    Bersedia menjadi responden.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    3. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

    Baru pada bulan Juni 2009. Lokasi ini dipilih karena wilayahnya mudah dijangkau.

    4. Pertimbangan Etik

    Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari institusi Pendidikan Program

    Studi Ilmu Kerawatan Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan

    permohonan izin penelitian kepada kepala Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan

    Baru. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan pengumpulan data dimana

    peneliti mengukur langsung kepada balita kepada. Sebelum melakukan penelitian,

    responden diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, manfaat dari penelitian, dan

    kegiatan dalam penelitian, hak-hak responden dalam penelitian dalam penelitian dan

    kerahasian akan terjaga.

    Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden terlebih dahulu

    menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat peneliti. Responden berhak untuk

    menentukan sendiri kesedian berpatisipasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian

    masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam

    informed consent yang berupa persetujuan partisipsi secara lisan atau yang ditandatangani

    oleh responden sebelum penelitian dilaksanakan.

    Sebelum menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu

    hingga benar-benar paham sepenuhnya atas apa yang akan dijalaninya dalam penelitian.

    Jika responden tidak bersedia atau menolak untuk berpartisipasi, maka peneliti

    tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak responden

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Dalam menjaga kerahasian responden, peneliti tidak mencantumkan namanya

    pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memakai inisial atau kode yang hanya

    diketahui oleh peneliti dan responden. Kerahasian informasi responden dijamin oleh

    peneliti (Nursalam, 2003).

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner data

    demograpi dan mengukur langsung balita dengan pengukuran BB/U. Alat ukur yang

    digunakan adalah dengan menggunakan timbangan balita dan untuk mengukur tinggi

    badan balita yang digunakan sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, yang

    terdiri dari dua bagian yaitu :

    1. Data demograpi yang meliputi : inisial, umur, agama, suku, pendidikan, jumlah

    anggota keluarga, penghasilan keluarga, pekerjaan ibu, dan apakah ibu pernah

    mendapat informasi tentang gizi, dan data balita

    2. Sedangkan untuk mendapatkan data status gizi balita digunakan alat ukur berat

    badan (timbangan badan) dan tabel berat badan per umur (BB/U) berdasarkan

    standar Harvard.

    Tabel 5. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis

    kelamin tidak dipisah

    Berat Badan Status Gizi

    >80% Baik

    60-80% Kurang

    60% Buruk

    (Irianto, 2007)

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    6. Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara :

    a. Mengajukan permohonan izin pelaksanan penelitian melalui bagian pendidikan

    Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran USU.

    b. Setelah mendapat izin dari PSIK, peneliti mengajukan surat permohonan ijin

    penelitian kepada kepala Puskesmas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

    Baru

    c. Setelah mendapat izin dari kepala Puskesmas Kelurahan Padang Bulan

    Kecamatan Medan Baru, selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian.

    d. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian kepada responsen.

    e. Setelah responden setuju untuk dijadikan sampel dari penelitian, maka peneliti

    memberikan surat persetujuan untuk menjadi responden agar ditandatangani oleh

    responden.

    f. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan melakukan tindakan

    pengukuran kepada balita yaitu dengan cara menentuankan umur balita dan

    menyesuaikannya berdasarkan tabel 3 dan sesuai dengan status gizi balita baik,

    kurang, buruk

    g. Responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan

    peneliti yaitu berupa data demograpi

    h. Setelah diisi, kuesioner data demograpi dikumpulkan kembali oleh peneliti dan

    diperiksa kelengkapannya. Apabila ada kuesioner yang tidak lengkap, maka

    responden diminta untuk melengkapi disaat itu juga.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    7. Analisa Data

    Setelah semua data terkumpul, maka dianalisa melalui beberapa tahap. Pertama,

    memeriksa kelengkapan identits dan data responden serta memastikan bahwa semua

    jawaban telah diisi. Selanjutnya data diklarifikasi dengan mentabulasi data yang telah

    dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik manual untuk

    mengetahui status gizi balita.

    Dari hasil pengolahan data tersebut, maka diketahui frekuensi dan persentase

    untuk mendiskripsikan tentang data demograpi dan status gizi balita. Analisa data status

    gizi balita yang terdiri dari 3 (tiga) kategori yaitu dimana, status gizibaik, kurang, buruk.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai

    status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru yang

    dilakukan selama dua hari dari tanggal 9-10 Juni 2009.

    1. Hasil Penelitian

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9-10 Juni 2009 di Posyandu

    Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dan diperoleh sebanyak 92 orang balita

    yang usia lahir sampai dengan 60 bulan. Adapun data-data diperoleh sebagai berikut :

    Karakteristik responden

    Dari 92 orang ibu yang membawa balitanya ke Posyandu Kelurahan Padang

    Bulan Kecamatan Medan Baru yang menjadi responden pada penelitian, didapatkan

    karekteristik responden yaitu, sebagian besar reponden berada pada kelompok usia 26-30

    tahun yaitu sebanyak 45 responden (48,91%), diikuti kelompok usia 31-35 tahun yaiti

    sebanyak 25 responden (27,17%), diikuti usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 9 responden

    (9,78%), dan kelompok yang paling sedikit berada kelompok usia yaitu 36-40 tahun yaitu

    sebanyak 7 responden (7,60%) dan usia 16-20 tahun yaitu sebanyak 4 responden

    (4,34%). Berdasarkan agamaresponden, sebagin besar beragama Protestan yaitu sebanyak

    50 responden (54,34%), yang beragama Islam yaitu sebanyak 35 responden (38,04%),

    diikuti agama Khatolik sebanyak 7 responden (7,60%). Berdasarkan suku bangsa ibu

    balita, sebagian besar memiliki suku batak yaitu sebanyak 55 responden (59,78%),

    diikuti dengan suku jawa yaitu sebanyak 30 responden (32,60%), diikuti suku melayu

    yaitu sebanyak 5 responden (5,43%), dan yang paling sedikit yaitu suku aceh yaitu

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    sebanyak 2 responden (2,17%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden, sebagian

    besar memiliki tingkat pendidikan SMU yaitu sebnyak 45 responden (48,91%), diikuti

    dengan SMP yaitu sebanyak 22 responden (23,91%), diikuti Diploma yaitu sebanyak 15

    responden (16,30%), dan tingkat SD yaitu sebnyak 10 responden (10,86%).

    Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden

    sebagai ibu rumah tannga, yaitu sebanyak 50 responden (54,34%), diikuti dengan

    wiraswasta yaitu sebanyak 18 responden (19,56%), diikuti pengawai swasta sebanyak 16

    responden (17,39%), dan terkecil pengawai negeri sebanyak 8 responden (8,6%).

    Bedasarkan penghasilan ibu balita perbulan, sebagian besar memiliki tingkat penghasilan

    (Rp.600.000-Rp.1.000.000.-) yaitu sebanyak 57 responden (61,95%), diikuti tingkat

    penghsilan (Rp600.000.-) sebanyak 24 responden (26,08%), dan tingkat penghasilan

    (Rp>1.000.000.-) sebanyak 11 responden (11,95%). Berdasarkan jumlah anak, sebagian

    besar sebanyak dua anak yaitu 40 responden (43,47%), dikuti jumlah anak pada ibu balita

    satu orang sebanyak 32 respoden (34,78%), diikuti jumlah anak pada ibu balita yaitu

    empat orang seanyak 10 responden (10,86%), dan diikuti jumlah anak pada ibu balita tiga

    orang yaitu sebanyak 8 responden (8,69%), dan yang paling sedikit yaitu lima orang

    sebanyak 2 responden (2,17%). Berdasarkan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi

    mayoritas responden pernah mendapat informasi tentang gizi sebanyak 80 responden

    (86,95%), dan yang tidak pernah sebanyak 12 responden (13,04%).

    Hasil penelitian tentang karekteristik respoden secara singkat dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini.

    Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan Karekteristik Responden

    Ibu Balita (n=92).

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Karekteristik Responden Jumlah %

    1. Usia 16-20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun

    4 9 45 25 7 2

    4,34 9,78 48,91 27,17 7,60 2,17

    2. Agama Protestan Islam Khatolik

    50 35 7

    54,34 38,04 7,60

    3. Suku bangsa Batak Jawa Melayu Aceh

    55 30 5 2

    59,78 32,60 5,43 2,17

    4. Pendidikan SD SMP SMU Diploma

    10 22 45 15

    10,86 23,91 48,91 16,30

    5. Pekerjaan Ibu rumah tangga Wiraswasta Pengawai negeri Pengawai swasta

    50 18 8 16

    54.34 19,56 8,6 17,39

    6. Penghasilan Rp1.000.000

    24 57 11

    26,08 63,04 13,04

    7. Jumlah anak Satu orang Dua orang Tiga orang Empat orang Lima orang

    32 40 8 10 2

    34,78 43,47 8,69 10,86 2,17

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

    Dari 92 responden disimpulkan bahwa , balita yang mengalami status gizi

    kurang berjumlah 22 orang (23,91%), balita yang memiliki status gizi baik sebanyak 70

    orang (76,08%), dan tidak ada balita yang mengalami status gizi buruk.

    Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Status Gizi Balita di

    Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. (n=92 orang balita).

    Status Gizi Frekuensi % Baik 70 76,08% Kurang 22 32,91% Buruk 0 0

    2. Pembahasan

    Berdasarkan hasil yang dideskripsikan maka dalam pembahasan ini peneliti

    mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana status gizi balita di

    Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

    2.1. Status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

    Status gizi keadaan tubuh sebagai akibat komsumsi makanan dan penggunaan zat

    gizi (Almatsier, 2001). Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan

    dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel

    tertentu (Suparisa dkk, 2001). Pada penelitian ini status gizi balita dilakukan dengan

    pengukuran cara antopometri dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang

    diukur pada penimbangan di posyandu. Penentuan klasifikasi status gizi menggunakan

    Standard Havard sebagai batas ambang dengan kategori dibagi menjadi kategori status

    gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk. Dari hasil penelitian didapati bahwa

    sebagian besar status gizi balita berada pada kategori baik yaitu berjumlah 70 responden

    (76,08%), balita yang berada dalam kategori kurang berjumlah 22 responden (32,91%).

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Hal ini menunjukkan status gizi sebagian besar balita sudah baik (76,08%), dan tidak ada

    ditemukan status gizi buruk. Walaupun demikian hal ini belum seluruhnya optimal

    karena masih ditemukan status gizi kurang (32,91%). Menurut Dogler (2005) anak yang

    menderita gizi buruk bila masih dibawah masih satu persen masih tergolong wajar.

    Sealain itu menurut Pudjiati (2000), jika angka gizi baik berada diatas 50% dan angka

    gizi buruk dibawah 10% pada suatu daerah maka keadaan ini sangat memprihatinkan.

    Hasil penelitian ini menunjukkan status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan

    Kecamatan Medan Baru sudah baik, dimana angka status gizi baik sudah berada diatas

    50% dan tidak ada kasus gizi buruk walaupun belum maksimal karena masih ditemukan

    kasus gizi kurang di wilayah ini. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden

    memiliki penghasilan Rp. 600.000.-Rp1.000.000.- sebanyak 57 responden (63,04%)

    sehingga penulis berasumsi bahwa penghasilan atau sosial ekonomi akan berdampak

    kepada pemberian nutrisi untuk balitanya, sehingga menyebabkan status gizi kurang pada

    balita. Sesuai dengan penelitian Aminah bahwa Kemiskinan menjadi salah satu pemicu

    munculnya gizi kurang dan buruk. Ketidakmampuan ekonomi dianggap berpengaruh

    pada penyediaan makanan dan asupan gizi yang memadai.

    Status gizi balita dipengaruhi oleh faktor seperti jumlah anak, mutu makanan,

    kesehatan balita, tingkat ekonomi, pendiikan perilaku, dan sosial tingkat ekonomi,

    pendidikan dan perilak dan sosial budaya (Depkes RI 2000). Menurut Sediaoetama,

    (2006) bahwa gizi kurang disebabkan karena susunan hidangan yang tidak seimbang

    maupun komsumsi keseluruhannya yang tidak mencukupi kebutuhan badan. Dan

    menurut penelitian Soekirman, (2000) bahwa anak yang bergizi kurang, berarti

    kekurangan gizi pada tingkat ringan, belum menunjukkan gejala sakit. Dia seperti anak-

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi jika diamati dengan saksama badannya

    mulai kurus.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    BAB V1

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut, status gizi balita sebagian besar berada pada kategori baik

    (76,08%), pada kategori status gizi kurang sebanyak 22 (32,91%), dan tidak ada balita

    mengalami status gizi buruk.

    2. Rekomendasi

    Penelitian Selanjutnya

    Pada penelitian ini sampel yang dipilih dengan metode purposive sampling,

    sehingga mudah terjadi bias. Oleh karena itu penelitian selanjutnya direkomendasikan

    untuk menggunakan metode probability sampling untuk mengurangi bias. Selain itu juga

    direkomendasikan agar sampel ditambah agar lebih dapat populasi di suatu kecamatan.

    Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya dilakukan wawancara dan

    pengukuran antropometri saja tetapi dilakukan observasi untuk melihat jenis bahan

    makanan dan jumlah makanan yang dikomsumsi.

    2.2. Praktek Keperawatan

    Dalam melaksanakan asuhan keperawatan di komunitas tentang gizi balita,

    perawat diharapkan lebih mengkaji secara komprehensif faktor-faktor yang

    mempengaruhi status gizi balita, sehigga dapat menetapkan asuhan keperawatan yang

    tepat. Dan perlu dilakukan penyuluhan yang lebih baik lagi tentang gizi balita, status

    gizi bagi balita, kandungan gizi pada makanan, dampak gizi kurang, dan yang terpenting

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    adalah pemberdayan perawat/tenaga kesehatan atau kader-kader kesehatan di posyandu

    di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

    2.3. Puskesmas

    Pihak puskesmas sebaiknya melakukan survey komsumsi gizi secara berkala di

    Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru agar dapat ditemukan secara dini

    kasus-kasus gizi pada balita yang berkaitan dengan komsumsi gizi. Sehingga dengan

    demikian dapat dilakukan tindakan yang tepat dan cepat guna mengatasi permaslahan

    yang berkaitan dengan status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecmatan Medan

    Baru.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier, S. (2005). Prinsip dasar ilmu gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

    Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi, Jakarta :

    Rineka Cipta

    Aritonang, I (2002). Pemantauan pertumbuhan balita petunjuk praktis menilai status gizi

    dan kesehatan. Yogyakata : Kanisius

    Azwar, S. (2000) Pedoman pemberian makanan pendamping ASI.

    http//www.gizi.net/download/mp-asi.doc.

    Bayu, K. (2006). Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi balita di Kelurahan

    Medan Amplas.

    Dahlan, M. S. (2004). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta : PT. Arkans.

    Dempsey & Dempsey. (2002). Riset Keperawatan. Jakarta : EGC

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

    Jakarta : Balai Putaka.

    Irianto, (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahraga : Andi Yogyakarta

    Nelson, (2002). Ilmu kesehatan anak, Volume I, Edisi 15, Editor Edisi Bahasa Indonesia

    : Prof. DR. Dr. A. Samik Wahab,,Sp. A(k). Hak cipta terjemahan Indonesia :

    EGC.

    Notoatmodjo, S (1997).Ilmu kesehatan masyarakat prinsip dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S (2002) Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

    Nursalam, (2003). Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta : Rineka

    Cipta

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Santoso, S.$ Ranti, A.L. (1999). Kesehatan dan gizi.Jakarta : Rineka Cipta.

    Sedioetema, A.D. (1998). Ilmu gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.

    Soekirman, (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya : untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta :

    Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

    Soetjiningsih, (1997). Asi petunjuk praktis untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC.

    Soetjiningsih, (1995) . Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.

    Sulistijani, D.A dan Herlianty, M. P. (2001). Menjaga kesehatan bayi dan balita. Jakarta :

    Puspa swara.

    Supariasa, dkk. (2003 ). Penilaian status gizi. Jakarta : EGC.

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    LAMPIRAN

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Lampiran 1

    FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

    Judul penelitian : Status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

    Medan Baru

    Peneliti : Idah fiitri Khoiri

    Saya adalah mahasiswa S-1 Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas

    Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi status

    gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian merupakan

    salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi Ilmu Keperawatan

    Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian sudara untuk menjadi responden

    dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesedian saudara untuk bersedia balita

    ditimbang. Jika bersedia, Silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti

    kesukarelaan.

    Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas

    untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi saudara

    dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan

    untuk penelitian ini. Dan saya ucapkan terima kasih atas partisipasi yang telah diberikan

    dalam penelitian ini.

    Tanda Tangan :

    Tanggal :

    No Respomden : ..(di isi penulis).

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Lampiran 2

    INSTRUMEN PENELITIAN

    Petunjuk Pengisian :

    1. Isilah titik dibawah ini dan beri tanda checklist () pada salah satu kolom kurung ( )

    sesuai dengan jawaban yang menurut ibu benar.

    2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

    A. Data Demograpi 1. Kode (diisi peneliti) :

    2. Umur : .. tahun

    3. Agama

    ( ) Protestan

    ( ) Islam

    ( ) Khatolik

    4. Suku / bangsa

    ( ) 1. Batak

    ( ) 2. Jawa

    ( ) 3. Melayu

    ( ) 4. Aceh

    ( ) 5. Lain-lain

    5. Pendidikan terakhir

    ( ) 1. SD

    ( ) 2. SMP

    ( ) 3. SMU

    ( ) 4. Diploma/Perguruan tinggi

    6. Pekerjaan

    ( ) 1. Pengawai negeri

    ( ) 2. Pengawai swasta

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    ( ) 3. Wiraswasta

    ( ) 4.Ibu rumah tangga

    7. Penghasilan per Bulan

    ( ) Rp1.000.000

    8. Jumlah anak

    Satu orang

    Dua orang

    Tiga orang

    Empat orang

    Lima orang

    9. Pernah mendapat penyuluhan tentang gizi

    ( ) Pernah

    ( ) Tidak pernah

    B. Data Balita

    1. Umur : .Bulan

    2. Jenis Kelamin : .( ) Laki-laki

    ( ) Perempuan

    3. Berat Badan : .Kg

    4. Tinggi Badan : .cm

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    Tabel. 1 Standar Antropometri (1) Berat Badan menurut Umur 0-60 bulan, seks

    tidak dipisah

    Umur (Bulan)

    Berat badan (Kg)

    Standar 90% 80% 70% 60%

    0

    3,4 3,0 2,7 2,4 2,0

    1 2 3

    4,3 5,0 5.7

    3,7 4,4 5,1

    3,4 4,0 4,5

    2,9 3,4 4,0

    2,5 2,9 3,4

    4 5 6

    6,3 6,9 7,4

    5,7 6,2 6,7

    5,0 5,5 5,9

    4,5 4,9 5,2

    3,8 4,2 4,5

    7 8 9

    8,0 8,4 8,9

    7,1 7,6 8,0

    6,3 6,7 7,1

    5,5 5,9 6,2

    4,9 5,1 5,3

    10 11 12

    9,3 9,6 9,9

    8,4 8,7 8,9

    7,4 7,7 7,9

    6,5 6,7 6,9

    5,5 5,8 6,0

    13 14 15

    10,2 10,4 10,6

    9,1 9,35 9,5

    8,1 8,3 8,5

    7,1 7,3 7,4

    6,2 6,3 6,4

    16 17 18

    10,8 11,0 11,3

    9,7 9,9 10,1

    8,7 8,9 9,0

    7,6 7,8 7,9

    6,6 6,7 6,8

    19 20 21

    11,5 11,7 11,9

    10,3 10,5 10,7

    9,2 9,4 9,6

    8,1 8,2 8,3

    7,0 7,1 7,2

    22 23 24

    12,05 12,3 12,4

    10,9 11,1 11,2

    9,7 9,8 9,9

    8,4 8,6 8,7

    7,3 7,4 7,5

    25 26 27

    12,6 12,7 12,9

    11,4 11,6 11,8

    10,1 10,3 10,5

    8,9 9,0 9,2

    7,6 7,7 7,8

    28 29 30

    13,1 13,3 13,5

    12,0 12,1 `12,2

    10,6 10,7 10,8

    9,3 9,4 9,5

    7,9 8,0 8,1

    31 32 33

    13,7 13,8 14,0

    12,4 12,5 12,65

    11,0 11,1 11,2

    9,7 9,8 9,9

    8,2 8,3 8,4

    34 35

    14,2 14,4

    12,8 12,9

    11,3 11,3

    10,0 10,0

    8,5 8,6

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    36

    14,5 13,1 11,6 10,2 8,7

    37 38 39

    14,7 14,85 15,0

    13,2 13,4 13,5

    11,8 11,9 12,05

    10,3 10,4 10,5

    8,8 8,9 9,0

    40 41 42

    15,2 15,35 15,5

    13,6 13,75 13,9

    12,2 12,3 12,4

    10,6 10,7 10,8

    9,1 9,2 9,3

    43 44 45

    15,7 15,85 16,0

    14,0 14,2 14,4

    12,6 12,7 12,9

    10,9 11,05 11,2

    9,4 9,5 9,6

    46 47 48

    16,2 16,35 16,5

    14,6 14,7 14,8

    12,95 13,1 13,2

    11,3 11,4 11,5

    9,7 9,8 9,9

    49 50 51

    16,65 16,8 16,95

    15,0 15,2 15,3

    13,35 13,5 13,65

    11,6 11,75 11,9

    10,0 10,1 10,2

    52 53 54

    17,1 17,25 17,4

    15,45 15,6 15,7

    13,8 13,9 14,0

    12,0 12,1 12,2

    10,3 10,4 10,5

    55 56 57

    17,6 17,7 17,9

    15,85 16,0 16,15

    14,2 14,3 14,4

    12,3 12,4 12,6

    10,6 10,7 10,75

    58 59 60

    18,05 18,25 18,4

    16,3 16,4 16,5

    14,5 14,6 14,7

    12,7 12,8 12,9

    10,8 10,9 11,0

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    LEMBAR KONSULTASI PROPOSALN PENELITIAN

    Nama : Idah Fitri Khoiri

    Nim : 071101108

    Program : PSIK

    Judul : Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

    Medan Baru

    Penbimbing : Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS

    Tanggal Topik/Materi Anjuran/Saran Paraf

    Pembimbing

    24-1-2009 Konsul judul

    Proposal penelitian

    Pergantian judul awal menjadi

    status gizi balita di padang bulan

    kecamatan medan baru

    28-2-2009 Konsul BAB I Perbaiki dan tambahkan data pada

    latar belakang,kemudian

    lanjutkan BAB II

    4-3-2009 Konsu BAB I, II Perbaiki penulisan kata-kata dan

    lanjutkan BAB IV

    27-3-2009 Konsul BAB I, II,

    III,

    Sudah baik kemudian lanjutkan

    BAB IV

    14-3-2009 Konsul BAB IV Perbaiki penulisan kata-kata

    19-3-2009 Konsul BAB IV Lanjutkan

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    27-3-2009 Konsul BAB IV dan

    kuesioner

    Perbaiki instrumen penelitian,

    analisa data dan tambahkan

    23-4-2009 Konsul BAB IV,

    kata pengantar,

    daftar pustaka, dan

    jadwal penelitaian

    Perbaiki instumen/ alat ukur

    penelitian dan kata pengantar

    27-4-2009 Konsul BAB I,II III,

    IV, lenbar

    persetujuan, kata

    pengantar, daftar

    pustaka, dan jadwal

    penelitian.

    ACC

    2-5-2009 Konsul lampiran

    tentang data

    demograpi

    Perbaiki dan buat data pendukung

    pertanyaan satus gizi balita

    4-5-2009 Konsul perbaiki

    lampiran tentang

    data demograpi

    Konsul dan perbaiki lampiran

    dan tambahkan daftar pustaka

    7-5-2009 Konsul perbaiki

    lampiran dan daftar

    pustaka

    ACC

    8-5-2009 Mengajukan sidang proposal

    penelitian

  • Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

    CURRICULUM VITAE

    Nama : Idah Fitri Khoiri

    Tempat/Tanggal Lahir : Sabungan, 27 Agustus 1985

    Agama : Islam

    Alamat : Jln Protokol No. 9. Sabungan Sentosa. Kecamatan Sungai

    Kanan, Kabupaten Labuhan Batu

    Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 112256 Sungai Kanan, (1990-1996)

    2. MTS Negeri Sungai Kanan, (1996-1999)

    3. MAN Rantau Prapat, (1999-2002)

    4. AKPER FLORA Medan, (2003-2006)

    5. S1 Keperawatan Jalur Ekstensi FK USU (2007)