Upload
taqi-gatawimar
View
54
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
cerpen adek ane, kreatif, art story, short clipstory
Citation preview
My Powerfull Sister
Isi Buku:
-Introducing
-Perang Dunia
-Happy Day
-Kalung Berliontin S
-New Friend
-Kabur
-New Kak Sheryl
-Weekend
-Bad News
-Pesan Terakhir
-Epilog
Introducing
Hy,namaku Ashilla Salsabila Putri.Kalian bisa memanggilku Shilla atau Salsa.Aku empunyai
seoang kakak.Ciri-ciriku berambut panjang sepinggang, berkulit putih, berbola mata biru, dan
termasuk anak yang lumayan cerdas.Hobiku adalah berenang, membaca, dan
menulis.Sedangkan cita-citaku ingin menjadi seorang dokter terkenal di seluruh
Indonesia.Aku mempunyai 4 orang sahabat yaitu...
Ravinka Sylvia Ramadhani
Sahabatku yang satu ini akab di sapa Vinka.Ciri-cirinya berambut panjang sebahu, berkulit
kuning langsat, dan berbola mata coklat.Hobinya adalah berenang, main bulu tangkis, main
tennis, pokoknya semua yang berhubungan dengan olahraga.Cita-citanya adalah menjadi
seorang atletik (sudah jelas dong dari hobinya??).
Pinkan Lailatul Aqsa
Dia biasa disapa Pinkan atau Laila (kebanyakan siswa dikelasku memanggilnya pinkan
sih..).Ciri-cirinya berambut pendek ,berkulit putih, berbola mata hijau, dan dia memakai
kacamata.Hobinya adalah membaca buku (termasuk buku pelajaran lho!) dan berwisata
kuliner.Makanya,dia agak gemuk.Cita-citanya menjadi seorang chef handal.
Renata Nur Savira
Sahabatku yang satu ni mempunyai sifat yang periang,cerdas,ramah,baik hati,dan jail.Dia
akrab disapa Rena.Ciri-cirinya berambut panjang sepinggang, berkulit sawo matang, dan
berbola mata hitam.Hobinya main komputer, gadget, mengoleksi boneka, dan masih banyak
lagi (Aku bingung sama rena,kalau main alat elektronik kok dia bisa cerdas ya??).Cita-
citanya ingin mnjadi penyanyi terkenal.
Andini Ryuka
Dia adalah teman TK ku, kalian bisa memanggilnya Ryuka.Ciri-cirinya berambut panjang
sebahu, berkulit putih, berbola mata hitam dan tinggi.Sifatnya baik, periang, ramah dan
jarang marah.Tapi kadang kadang dia bisa memarahi orang yang telah menyakitinya, tak
terkecuali sahabatnya sendiri.Jadi, hati-hati ya…Dia bercita-cita menjadi pramugari.Hobinya
adalah berenang (Makanya dia cepat tinggi).
Nah, sudah aku perkenalkan sahabat-sahabatku.Sekarang, aku perkenalkan kalian dengan
keluargaku.
Rianti Ratna Susanti
Dia adalah mamaku.Mamaku bekerja sebagai pemilik butik yang bernama “Rianti’s
Boutique”.cabangnya sudah berada di berbagai Negara.Sifat mamaku baik, tetapi dia hanya
menampakkanya pada kak Sheryl .Sementara kalau denganku, dia kadang-kadang baik
kadang kadang mengganggapku seperti bukan anaknya.Entah mengapa mama bisa kayak
gitu, hanya mama dan tuhan yang tahu.
Ananda Agustia Wibowo
Laki-laki yang tingginya 165cm dan beratnya 63kg ini adalah papaku.Dia bekerja sebagai
manager di sebuah perusahaan terbesar di dunia,yaitu “Mall Of Shoes”.Mall yang hanya
menjual sepatu dari seluruh dunia
Sheryl Qonita Fitria
Dia adalah kakakku.Dia biasa di sapa Sheryl.Sifatnya egois dan keras kepala, bagiku.Kalau
bagi yang lain sih, dia dia itu orangnya baik, ramah, pintar, pokoknya menurut mereka tuh
kak Sheryl perfect deh.Aku sering sekali adu mulut dengannya.Tetapi, mama selalu datang
untuk membela kak Sheryl.Kak Sheryl bagaikan anak kesayangan mama.Padahal dia yang
memulai perdebatan.
…
Perang Dunia
“Ma, Pa aku berangkat ya!!” Kak Sheryl berteriak sambil memasuki mobilnya.
“Iya,sayang.” Kata mama dan papa serempak.
“Pa, Ma Shilla berangkat ya.” Kataku sambil menyalami mama dan papa.
“Iya, nak.” Kata papa dengan tersenyum.Sedangkan mama hanya memasang muka datar pada
saat aku menyalaminya.Aku pun memasuki mobil pribadiku setelah berpamitan pada mama
dan papa.Setelah aku telah berada di dalam mobil, sopir pribadiku yang bernama mang Arif
pun segera menancap gas.Mobil pun malaju menuju SMP Citra Bangsa, sekolahku.
…
“Hy, Shilla!” Sapa Pinkan saat aku telah berada di kelas 7.3.
“Oh, hy juga Pinkan.” Aku menyapa balik dengan tersenyum.
“Mm..ngomong-ngomong Vinka dan Rena belum datang ya??” Tanyaku celingukan mencari
kedua sahabatku.
“Belum tuh.”
“Ah, masa sih.Bukannya mereka jaang telat ya??” Kataku kurang percaya pada jawaban
Pinkan.
“Iya, sih.Bagaimana kalau kita cari mereka??” Usul Pinkan kepadaku.
“Ok.” Kataku mengiakan.Aku dan pinkan pun keluar kelas mencari Vinka dan rena.Dari
mulai toilet tetapi,tidak ada.Lalu kami berjaan lagi hingga berhenti di sebuah tempat favorite
murid-murid SMP Citra Bangsa, Apalagi kalau bukan kantin.Dan benar saja, Vinka dan Rena
tengah asyik mengobrol sambil sesekali meneguk miniman mereka,Aku dan Pikan pun
menghampiri mereka.
“Hoy, kok ke kantin nggak bilang-bilang sih?” Tanyaku sambil menggebrak meja.
“Huss berisik Shilla.Aku sama Rena tuh haus,jadi kita ke kantin untuk membeli minuman
karena nggak bawa minuman dari rumah.” Jawab Pinkan.
“Oh..yaudah,ke kelas yuk!udah mau bel tuh.Kan,pelajaran pertama itu…”Ucapanku
terpotong.
“Bu Nata!!” kata Rena.Vinka pun berlari menuju kelas setelah membayar minumannya
bersama aku dan Pinkan.Eitss tunggu dulu, Rena kok nggak ada ya??Ah,sudahlah daripada
telat masuk kelas.
“Fiuhh..untunglah Bu Nata belum datang.” Kataku menghela nafas lega sambil berjalan
menuju bangku-ku.
“Iya.” Vinka pun setuju denganku sambil berjalan menuju bangkunya.Begitu juga Pinkan.
tak lama setelah kami duduk, Rena pun datang sambil berjalan menuju bangkunya yang
berada di sebelah Pinkan.
“Hei, kemana aja sih kamu?” tanyaku penasaran.
“Ke toilet shill.” Kata Rena.
“yee..ditungguin juga.” Kata Vinka pada rena yang bangkunya berada persis
didepannya.Rena hanya cengengesan.
“Sorry guys.habis, udah nggak tahan tahu.” Kata Rena.
“Hei, bagaimana kalau sabtu nanti kita ke mall pelangi??” Usul Vinka padaku, Rena, dan
Pinkan.Aku pun memandang Vinka.
“Kapan??” Tanyaku.
“Mm..bagaimana kalau jam 09.00 dan kumpul di rumahku?” Tanya Vinka meminta
pendapatku dan yang lainnya.
“Setuju.” Seruku yang diikuti anggukan Rena dan Pinkan.
“Ok, fix ya.” Kata vinka.Aku, Rena, dan Pinkan hanya menggangguk.
…
“Assalamu’alaikum!!” Seruku lalu menaiki tangga menuju kamarku yang berada di lantai
2.Rencananya,sepulang dari sekolah ini aku ingin santai sambil menonton film yang aku beli
minggu lalu.Tetapi...
“Kak Sheryl sedang apa dikamar shilla??” Tanyaku saat melihat Kak Sheryl sedang
mengoabra abrik rak bukuku.
“Bukan urusan lu!!” Serunya tak acuh.
“Tapi kenapa sampai berantakin rak buku Shilla kak??padahal kan,udah Shilla beresin
kemarin.” Kataku.Kak Sheryl menatapku dengan tajam.
“Gw mau nyari buku novel gw yang waktu itu lu pinjem.” Kata Kak Sheryl sambil berkutat
dengan buku-bukuku lagi.
“Kan shilla udah bilang,kalau Shila udah balikin ke kakak kemarin.” Kataku menahan
amarah saking kesalnya dengan Kak Sheryl.
“Tapi nggak ada di rak buku gw tuh.” Kata Kak Sheryl membela diri.
“shilla mana tahu kak.Temen kakak pinjem bukunya kali.” Kataku membela diri juga.
“Eh,ini kok malah berantem sih??” Tanya Mama yang tiba-tiba telah berada di depan pintu
kamarku.
“Itu mah,si shilla minjem buku Sheryl tapi nggak dibalikin.” Kata Kak Sheryl mencari
dukungan pada mama.Mama pun memandangku dengan tatapan tajam.
“Benarkah itu Shilla?” Tanya Mama memastikan.
“Nggak ma,Shilla udah balikin kok ke kak Sheryl.” Kataku.
“Bohong!!” Teriak Kak Sheryl.
“Udah, stop!!” Seru Mama.Aku dan kak Sheryl pun terdiaam.
“Mama tidak tahu siapa yang benar,siapa yang salah.” Kata Mama. “tetapi, Mama rasa Shilla
harus mencarinya sampai ketemu.” Lanjutnya lagi.Aku pun tercengang.Sementara kak Sheryl
tersenyum kemenangan.
“Tapi, Ma.kenapa harus Shilla yang cari??Shilla kan udah balikin ke kak Sheryl.” Kataku
tidak terima dengan keputusan Mama yang tidak adil ini.
“Sudah, kerjakan saja, atau kau mau…”
“Uang jajanmu di potong??” Kataku yang sudah hafal kalimat itu. “Ok, aku menyerah.”
Mama segera keluar dari kamarku yang diikuti oleh Kak Sheryl dari belakang.Dibalik
wajahku pada saat berdebat dengan mama dan kak Sheryl tadi, sebenarnya aku ingin
menagis.Tetapi, aku mencoba menahanya karena takut dikira Kak Sheryl aku ini anak yang
cengeng.Aku pun segera membereskan sekaligus mencari buku yang dicari oleh kak
Sheryl.Berkali-kali aku usap air mata yang mengucur deras di pipiku.Setelah kubereskan rak
buku dan menemukan buku Kak Sheryl, aku beristirahat sejenak.Melepas lelah setelah
mencari sekaligus membereskan buku.Aku merebahkan diri di ranjangku, sesekali aku
berpikir.kenapa Mama begitu kejam padaku.Entah sampai kapan aku menderita seperti
ini.Selalu kalah dalam berdebat dengan Kak Sheryl.Jelaslah aku kalah karena aku melawan 2
orang, sementara mereka melawan 1 orang.Tak lama, aku pun tertidur lelap.Mungin aku lelah
karena menangis meratapi nasibku saat ini.
…
Cahaya matahari menyengat lewat jendela kamarku pagi ini.Aku pun terbangun dari
tidurku.Sebelum mandi,aku tampakkan diriku terdahulu di cermin.Rambut yang acak-acakan,
piyama yang berantakan, dan mata yang bengkak karena menangis pada saat perang dunia
tadi malam,Perang Dunia?? ya, aku menyebutnya perang dunia.Bagiku, istilah berantem itu
udah biasa.Ok, back to story.Aku sudah selesai mandi dan sedang memakai seragam SMP
yang terdiri dari kemeja putih, rok biru SMP, gesper yang ditengahnya terdapat logo
sekolahku, begitu juga kaos kaki dan sepatu.Setelah selesai memakai seragam dan juga
pelengkap, aku segera menyambar tasku lalu bersiap untuk turun tangga dan menuju dapur.
“Sarapan hari ini apa Ma?” Tanyaku setelah sudah berada di kursi makan.Hening, tak ada
yang berniat untuk menjawab pertanyaanku saat ini.Dan tak lama aku ingat!!sepertinya
Mama kesal karena kemarin aku membentaknya.Oh, tuhan mengapa aku tak bisa mengontrol
emosiku??.Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, aku segera melihat meja
makan.Kosong, tak ada makanan hari ini.Aku pun beranjak dari kursi dan hendak berangkat
sekolah.
“Mang Arif!!” Teriakku tak terlalu kencang sambil masuk kedalam mobil.Tapi, cukup untuk
memekakan telinga.Mang Arif pun berlari dengan tegopoh-gopoh lalu segera masuk kedalam
mobil.Sesaat, aku melihat jam tanganku yang bergambar hello kitty.Pukul 06.10, sementara
perjalanan dari rumah ke sekolah itu sekitar 20 menit.Berarti, tidak ada kemungkinan telat
dong??.Eitt tunggu dulu, kalau di perjalanan macet gimana dong??.
“Mang, kemungkinan bakalan macet nggak?” Tanyaku penasaran.
“Kurang tahu saya neng, biasanya sih kalau macet itu dari pukul 06.40-an.” Kata Mang Arif
tanpa menyapu pandangannya dari depan.Tak lama kemudian, kami pun sampai dan segera
memasuki gerbang sekolah.Setelah itu, aku segera turun dari mobil.
“Assalamu’alaikum.” Kataku sambil menutup pintu mobil.
“Wa’alaikum salam.” Kata Mang Arif sambil menancap gas lagi dan segera keluar dari
pekarangan sekolah.Aku pun segera berjalan menyusuri koridor menuju ruang kelas 7.3.
“Hy, Shila!!” Sapa Rena, Pinkan, dan Vinka padaku pada saat aku telah berada di dalam
kelas.
“Hy juga ren, pin, vin..” Kataku sambil duduk di bangku-ku yang berada di belakang Rena
dan disebelah Vinka.
“Kamu sudah bikin pr belum?” Tanya Vinka mengingatkan.Aku pun menoleh ke arah Vinka.
“PR apa?” Tanyaku penasaran.Vinka hanya menggelengkan kepala.
“Masa kamu nggak tahu, sih.Itu lho, PR B.Indonesia yang disuruh membuat puisi.” Kata
Vinka.Aku pun mengingatnya.
“Oh, PR itu.aku sudah mengerjakan kok.” Kataku meyakinkan mereka.Yang lain pun
menggangguk.
TETTT…TETT…TETT…bel masuk berbunyi nyaring.Tanda semua murid harus masuk
kedalam kelas untuk bersiap memulai pelajaran.Aku segera menyiapkan buku B.Indonesia,
karena pelajaran pertama kelas 7-3 adalah B.Indonesia dan juga tempat pensil berwarna
merah bergambar hello kitty milikku.Just For Your Information, aku ini sangat menyukai
hello kitty.
KREKK..pintu kelas terbuka dan muncullah seorang wanita berumur 35 thn yang memakai
blus kotak-kotak berwarna biru muda dan memakai rok panjang se-mata kaki serta memakai
kerudung segitiga yang lagi-lagi berwarna biru muda.
“Assalamu’alaikum anak-anak.” Kata Bu Marie, guru B.Indonesia kelas 7.
“Wa’alaikum salam.” Koor murid-murid kelas 7-3 serempak.
“Apakah kalian sudah mengerjakan PR?” Tanya Bu Marie sambil menaruh buku pelajaran
serta daftar nilai siswa.
“Sudah, bu.” Jawab murid-murid serempak.
“Bagus, ibu minta nanti kalian membacakannya di depan kelas.” Kata Bu Marie. “Ibu panggil
acak ya, bukan sesuai absen.” Murid kelas 7.3 pun mulai riuh.
“Lyla Sabrina Oktavian.” Panggil Bu Marie.Lyla pun maju.Dia membacakan puisinya bagus
sekali, hingga Bu Marie memujinya.
“Good, Lyla.” Kata Bu Marie memuji.Lyla pun tersenyum senang lalu duduk kembali di
bangkunya.
“Ashilla Salsabila Putri.” Aku pun maju ke depan.
KAKAK
Kakak…
Apakah kakak tidak menyukaiku?
Apakah kakak membenciku?
Apakah kakak tidak mengganggapku adik?
Apakah aku adalah biang masalah?
Apakah aku biang penyakit?
Jika tidak, mengapa kakak menjauhiku?
Mengapa kakak selalu memarahiku?
Dan tidak peduli padaku?
Aku ingin, kakak yang selalu menemaniku
Kakak yang selalu baik padaku
Dan kakak yang sangat sayang padaku
Aku ingin seperti itu kak..
Apakah kakak mendengarku?
Setelah aku menyelesaikan membaca puisiku, terdengar suara tepuk tangan yang sangat
meriah dari seluruh penghuni kelas.Aku senang mendapat tepuk tangan yang sangat meriah.
“Excellent Shilla!” Kata Bu Marie memujiku.Aku pun tersenyum lalu kembali ke bangu-ku.
“Kamu hebat Shilla, Penghayatanmu dalam membaca puisi tadi sangat menyentuh.” Kata
Vinka memuji.Pinkan dan Rena pun menggangguk tanda setuju.
“Terimakasih teman-teman.” Kataku.
…
“Hey, ke kantin yuk.” Ajak Vinka padaku, Rena, dan Pinkan.
“Ayo, C’mon let’s go!” Kataku mengiakan.
“Sok pake bahasa inggris kamu.” Kata Rena mencubit pelAn pipiku.Aku pun meringis
kesakitan.
“Aduh, sakit tahu.” Kataku membentaknya dengan bercanda.
“Sudah…Sudah…ayo kita ke kantin.” Ajak vnka dan Pinkan sambil menggandeng tanganku
dan Rena.
“Aku pesan mie ayam dan orange juice.” Kataku pada saat sudah berada di kantin, begitupun
yang lainnya.
“Aku mie pangsit dan es teh manis.” Kata Vinka.
“Aku Soto mie dan es teh manis.” Kata Pinkan.
“Aku mie kwetiaw dan hot chocolate.” Kata Rena.Mbak Rossi, salah satu pelayan di kantin
kami pun segera mencatatnya.
“Ok, saya ulang ya.Mie ayam 1, Mie pangsit 1, Soto mie 1, Mie kwetiaw 1, Orange juice 1,
Es teh manis 2, dan hot chocolate 1.” Setelah itu, Mbak Rossi pun segera ke dapur.
“Hei, perasaan kita memesan makanan bertema mie semua ya??” Tanya Pinkan setelah
beberapa menit mbak Rossi kembali ke dapur.
“Iya juga ya.” Kataku mengiakan.Vinka dan Pinkan menggangguk setuju.
“Kebetulan banget.” Komentar Vinka.
“Hahh??kebenturan??kebenturan apa vin??” Tanyaku.Memang pada akhir-akhir ini aku
sering tidak mendengar dengan jelas.Yang lain pun tertawa mendengarnya.
“Ada apa sih??kenapa ketawa??emang ada yang lucu ya??” Tanyaku mulai linglung.
“Vinka bilangnnya kebetulan shill, bukan kebenturan.” Kata Pinkan menjelaskan sambil
sesekali tertawa.Aku pun mangut-mangut.Aduh, kenapa sih telingaku mulai error??apa aku
sering memakai earphone ya??
“Ini pesanan kalian.” Ucap Mbak Rossi sambil menaruh makanan dari nampan ke meja yang
kami tempati.
“Terimakasih Mbak Ross.” Kataku dan yang lainnya.Ya, Mbak Ross adalah panggilanku
Vinka, Pinkan, dan Rena kepada Mbak Rossi.
“Sama-sama.” Ucapnya sambil berlalu.Aku pun segera memakan habis mie ayamku.Dan
tentu saja meneguk orange juice sampai habis sampai tetesan terakhir.
…
Aku sedang membaca buku pada saat itu hingga tak lama kemudian rintone lagu Adera-Lebih
indah pun mengalun indah.Aku pun segera beranjak dari ranjang lalu dengan segera
mengambil hp-ku dari meja belajar.Kuusap layar hp-ku sampai menyala dan melihat ada 2
SMS masuk.Salah satu diantaranya adalah Vinka.
To:Ashilla S.P
Shill, ada sedikit ralat untuk rencana kita hari sabtu nanti.Kita ngumpul jam 07.00 pagi,
soalnya aku harus pergi pada sabtu siang.Yang lain udah aku kabarin lewat SMS, dan kamu
orang terakhir yang aku kontak.
Aku pun membalasnya.
To:Ravinka S.R
Ok!
Aku pun menekan tombol send lalu segera membuka SMS yang satu lagi.yang ternyata dari
Pinkan.
To:Ashilla
Kata Bu Mila, besok tepatnya hari jum’at sekolah diliburkan karena para staff dan dewan
guru akan mengadakan rapat dengan sekolah lain di sekolah kita.
Aku pun membalasnya.
To:Pinkan L.A
Wah asyik dong
Setelah membalas kedua SMS, aku segera merebahkan diri dikasur dan melanjutkan
membaca buku sampai masuk waktu maghrib.
…
Hari jum’at yang sangat membosankan.Tidak ada teman yang saat ini sedang berada di
rumah, semuanya sedang menikmati hari libur mereka.Rena sedang pergi bersama ibunya
chek up ke dokter.Ya, ibunya Rena memang mempunyai penyakit yang mematikan tetapi
Rena yang sebagai anaknya sendiri tidak tahu penyakit apa yang diidap ibunya.Vinka pergi
bersama keluarga ke bandung karena ada acara keluarga, sedangkan Pinkan pergi reuni di
SD-nya dulu, yaitu SD Nusa Indah.Aku pun menghela nafas, sungguh bosan rasanya berada
di rumah sepanjang hari.
“Shilla, bersihkan kamarmu.” Seru Mama dari bawah.Aku memandang kamarku sesaat,
kamar yang seperti kapal pecah.
“Iya, ma.” Kataku lalu mulai membersihkan kamarku yang berantakan.Aku memulainya dari
buku yng tadi malam aku baca sebelum tidur aku masukkan ke dalam rak, seprei yang
terlepas dari ranjang aku rapikan, dan kotoran yang berupa serpihan aku sapu sampai
bersih.Setelah selesai, aku segera mandi karena menurutku hari ini cuacanya sedang
gerah.Sungguh, hari libur yang seharusnya menyenangkan sekarang sudah aku cap SANGAT
MEMBOSANKAN.
…
Happy Day
Sabtu, Hari yang telah aku nanti-nantikan.Because, iam went to mall pelangi for shopping
with my beloved friends (ceilee pake b.inggris segala).Aku segera mengambil handuk lalu
masuk ke dalam kamar mandi.Setelah mandi, aku segera memakai baju lengan panjang
berwarna putih bergaris-garis biru, memakai rok pendek selutut berwarna biru muda,
stocking berwarna putih bergaris-garis biru, juga bando dan gelang berwarna biru
muda.Setelah selesai berdandan dan berkutat dengan cermin, aku segera menyambar tas kecil
milikku bergambar hello kitty berwarna biru.Tasku berisi handphone, dompet kecil, juga
headset.Aku segera menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan.
“Lho? Mama, Papa, dan Kak Sheryl mana Mbok??” Tanyaku heran karena di meja makan
yang cukup besar ini hanya aku yang ingin sarapan, biasanya jam segini sudah pada duduk di
meja sambil makan sarapan yang telah dihidangkan.
“Tuan sudah pergi ke kantornya tadi jam 05.30 pagi non, kalau Nyonya pergi berbelanja
dengan Non Sheryl.” Jelas Mbok Rina panjang lebar.Aku melihat jam dinding, Wahh sudah
jam 06.20.
“Oh, yasudah deh.Sarapan hari ini apa Mbok?” Tanyaku.
“Sarapan hari ini sereal, air putih dingin, juga pudding cokelat.” Kata Mbok Rina sambil
mengambil sereal di laci dan membuat susu putih di mangkuk.Tak lupa mengeluarkan
pudding cokelat dari kulkas dong.
“Nih, non susunya sudah saya bikin.” Kata Mbok Rina sambl menyodorkan mangkuk yang
berisi susu putih.
“Terimakasih Mbok.” Kataku sambil menyambut mangkuk dari tangan Mbok Rina.Setelah
itu aku segera menuang sereal ke dalam mangkuk yang sudah berisi susu putih yang
segar.Lalu menuangkan air putih dingin ke dalam gelas dan mengambil pudding cokelat
setelah aku potong ke dalam piring kecil.Tak lupa aku taburkan vla putih ke atas pudding.
“Mm.. ini sereal yang stars ya??” Kataku sambil menyendok sereal lagi ke dalam mulut.
“Iya, non.Dibeli oleh tuan pada saat pulang kantor.” Kata Mbok Rina.Aku hanya
mengganggk tanda mengerti sambil menyendok habis sereal yang ada di mangkuk.Setelah
habis, aku segera memakan pudding cokelat sambil sesekali meneguk air putih dingin.
“Mbok aku pergi dulu, ya.” Pamitku pada Mbok Rina setelah memakan habis sarapanku.
“Kemana non??Pulang jam berapa tho??” Tanya Mbok Rina.
“Pergi jalan-jalan sama temen, pulangnya kira-kira jam 12.00.” Kataku sambil berlari keluar
rumah meninggalkan Mbok Rina yang hanya menggelengkan kepalanya melihat perlakuanku
menuju rumah Vinka.
...
“Kita mau kemana dulu, nih?” Tanyaku memminta pendapat pada Vinka, Pinkan, dan Rena
saat kami sudah berada di mall pelangi.
“Bagaimana kalau ke ‘Dress Shop’?” Tanya Vinka meminta persetujuan dari kami.
“Boleh juga, yasudah kita kesana aja yuk.” Kataku menyetujui yang diikuti oleh Pinkan dan
Rena.Kami pun segera menuju lantai atas menuju Dress Shop.
“Kita berpencar ya, ntar ketemuan di kasir ok?” Kata Vinka pada saat kami telah berada di
dalam Dress Shop yang cukup besar itu.Aku pun menggangguk tanda mengerti.Aku segera
berjalan menyusuri dari rak satu ke rak lainnya sambil melihat-lihat dress yang digantung di
rak itu.
“Wah..gaun ini cute deh.” Seruku sambil mengambil gaun yang kumaksud.Gaun yang
berlengan panjang berwarna biru, terdapat hiasan kain sutra dan manic-manik yang
bertebaran dimana-mana.Gaun itu panjangnya sampai se mata kaki.Aku berjongkok dan
melihat laci di bawah rak, lalu kubuka laci tersebut.Disitu terdapat sepatu dan accesori
lengkap yang sepadu dengan gaun yang aku pegang.Sepatu high heels yang tidak terlalu
tinggi berwarna biru, Mahkota kecil berwarna perak, juga anting dan gelang yang berwarna
biru.Tanpa basa-basi, aku segera memasukkan gaun yang telah ku pilih dan sepatu serta
accesoris yang sepadu dengan gaun yang aku beli ke dalam tas yang tadi telah aku ambil
sebelum memilih baju.Setelah itu, aku segera menuju kasir untuk membayar gaunku.
“Harganya Rp.235.000.Tapi, karena anda mendapat potongan harga Rp.50.000 menjadi
Rp.185.000.” Kata Mbak Sophie yang menjadi kasir di no.3.Aku mengeluarkan dompet lalu
menyerahkan 2 lembar uang Rp.100.000 kepada Mbak Sophie yang sedang memasukkan
gaunku ke dalam tas plastik.Mbak Sophie pun menerimanya.
“Kembaliannya Rp.15.000. Terimakasih.” Ujarnya sambil menyerahkan tas plastik dan struk
belanjaan kepadaku.Aku pun menerimanya sambil tersenyum lalu segera keluar dari antrian
karena dibelakangku sudah ada sekitar 3 orang yang mengantri menunggu giliran.Aku pun
segera menunggu yang lainnya di depan pintu masuk.
“Shilla!” Aku pun menoleh.Tak jauh dari tempat aku berdiri, terdapat Vinka yang sedang
berlari menuju ke arahku.
“Sudah selesai vin?” Tanyaku pada saat Vinka telah berada di sampingku.
“Iya, dong.” Kata Vinka.
“Setelah ini, kita kemana?” Tanyaku pada Vinka.
“Ke ‘Clothes Shop’ saja.” Kata Vinka.Aku pun mengerutkan dahi.
“Kok aku baru mendengarnya.Memang, disana menjual apa saja?” Tanyaku heran.
“Disana, menjual kemeja, kaos, blus, macam-macam rok serta bermacam-macam celana.”
Kata Vinka panjang lebar.Aku pun menggangguk mengerti.
“Oh, iya.Disini menjual dress dan accesori yang sepadu dengan dessnya ya?” Tanyaku.
“Iya, Dressnya berada di rak.Sementara accesorisnya berada di laci tepat di bawah dress yang
sepadu dengan accesorisnya.” Kata Vinka.Tak lama Pinkan dan Rena pun selesai dan kami
segera menaiki escalator menuju ‘Clothes Shop’ di lantai atas.
…
“Seperti tadi, kita berpencar dan bertemu di pintu masuk ya.” Kata Vinka pada saat kami
telah berada Clothes Shop.Aku pun menggangguk dan segera menyusuri rak yang berisi
kemeja sambil memilih-milih kemeja.Karena tak ada yang menurutku bagus, aku pun
berpindah dan menyusuri rak yang berisi blus.
“Dorr”
“Ampun ma!!” Wahh latahku kumat lagi nih.Aku pun menoleh ke belakang.Terdapat disana
Pinkan yang sedang asyik tertawa setelah puas mengagetkanku dan membuat latahku kumat.
“Ish Pinkan.” Kataku sambil mencubit pelan lengannya.
“Aduh..duh sakit tahu.” Ucapnya meringis kesakitan. “Iya, deh.Aku minta maaf.” Pinkan pun
mengulurkan tangannya.
“Iya.” Kataku lalu menyambut tangannya.
“Yaudah, cari bareng-bareng yuk.” Ajakku sambil berjalan sambil sesekali memilih
blus.Pinkan pun mengiakan lalu segera mengikutiku.
“Hei, blus itu keren deh.” Kata Pinkan sambil mengambil blus berlengan panjang berwarna
merah muda bergambar hello kitty yang dibagian dada terdapat pita kecil berwarna merah
serta terdapat manik-manik yang bertebaran di sekeliling blus.
“Iya, keren deh.” Kataku mengiakan.Pinkan pun melirikku.
“Nih, kamu mau beli kan??” Kata Pinkan sambil menyodorkan blus itu padaku.Aku pun
menoleh padanya dan melihat ia tersenyum manis padaku.
“Terimakasih, pin.Kamu adalah sahabatku yang sangaaat baik.” Kataku sambil memeluk
Pinkan.
“Itulah gunanya teman.” Kata Pinkan sambil melepaskan pelukanku.Aku pun segera
mengambil blus yang sama, tetapi yang ini berwarna biru.
“Nih, biar kita kembaran.” Kataku sambil memberikan blus itu kepada Pinkan.
“Terimakasih, kita bayar di kasir yuk.” Kata Pinkan sambil menggandeng tanganku menuju
kasir no.2.
“Semuanya jadi Rp.150.000.” Kata Mbak Rissa, kasir no.2.Aku pun segera mengeluarkan
dompet dan hendak mengeluarkan 2 lembar uang Rp.100.000, tetapi Pinkan mencegatku.
“Nih, shill.” Kata Pinkan sambil menyodorkan uang Rp.75.000.Aku pun mengambilnya lalu
menyodorkannya pada Mbak Rissa.
“Uangnya pas ya, Dik.Terimakasih.” Kata Mbak Rissa sambil menyerahkan tas plastik berisi
blus yang aku beli.
“Sama-sama.” Kataku dengan tersenyum ramah sambil berjalan menuju pintu masuk Clothes
Shop dengan Pinkan untuk menunggu Vinka dan Rena.
“Hhh..udah jam 09.00 kok Vinka dan Rena belum datang ya?” Tanyaku heran pada Pinkan.
“Entahlah.” Kata Pinkan sambil mengangkat bahu.
“Pinkan…Shilla…” Aku dan Pinkan pun menoleh.
“Lama banget sih kalian??” Kataku pada saat Vinka dan Rena telah berada di depan pintu
masuk.
“Mm..Sorry pin, shill.” Kata Vinka.
“Soalnya tadi di kasir no.1 antriannya panjang.” Kata Rena menjelaskan.Aku pun
memalingkan arah ke kasir no.1.Memang benar sih, saat ini di kasir itu antriannya sangat
panjang.
“Yaudah, yuk pulang.” Ajak Vinka sambil berjalan keluar dari Clothes Shop, aku dan yang
lainnya pun mengekor dari belakang.
…
“Jadi, kita mau ngapain nih?” Tanyaku sambil menuang nutrisari ke dalam gelas yang telah
disediakan oleh Mbok Rini, pembantu yang bekerja di rumah Vinka.Vinka pun
berpikir.Begitu juga Pinkan dan Rena.saat ini, aku dan yang lainnya sedang berada di rumah
Vinka untuk beristirahat sejenak.
“Entahlah…mungkin aku hanya membaca buku.” Kata Pinkan sambil beranjak dari ranjang
dan berjalan menuju perpustakaan mini di kamar Vinka.Aku pun mengikutinya.
“Mmm kamu punya buku ‘Life of My Life’ nggak??” Tanyaku sambil mencari di rak bawah
perpustakaan.
“Kayaknya aku punya deh.” Kata Vinka.
“Di rak mana?” Tanyaku penasaran.
“Tunggu sebentar.” Kata Vinka sambil beranjak dari kasur dan menghampiriku di
perpustakaan mini miliknya.
“Sepertinya waktu itu aku taruh di rak novel deh.” Kata Vinka sambil mencari buku yang ku
cari di rak novel.
Brukk…suara buku yang terjatuh membuat aku menunduk yang hendak mengambil buku itu
dan menaruhnya kembali di rak.
“Lho, ini buku yang kucari Vin.” Kataku sambil memegang buku yang kucari alias buku
yang terjatuh tadi.Vinka yang tadi sedang mencarinya pun menoleh padaku…oh, bukan tetapi
menoleh pada buku yang ku pegang.
“Oh, iya.Ketemu dimana Shill??” Tanya Vinka sambil merebahkan diri di ranjang setelah
mencarikan buku Life of My Life.
“Tadi terjatuh dari rak sewaktu kamu mencarinya.” Kataku sambil bergegas duduk di salah
satu meja baca yang tersedia di perpustakaan mini kamar Vinka.Vinka hanya menggangguk
lalu segera merogoh hp-nya.
“Kalian pada punya kesibukkan masing-masing, terus aku ngapain nih.” Rena
menyeletuk.Aku yang sedang asyik membaca pun menoleh.
“Yaaaa terserah.” Kataku sambil melanjutkan membaca.
“Ya sudah deh, aku baca buku aja.” Kata Rena akhirnya.
…
“Vin, aku boleh pinjam 2 novel nggak? untuk di bawa kerumah.” Tanyaku pada saat Vinka
sudah bersiap ingin pergi siang ini.
“Boleh, tapi jangan lupa balikin ya.” Kata Vinka sambil keluar kamar.Aku pun segera
mencari buku di rak bagian novel.Aku pun menyeleksi buku yang menurutku menarik untuk
dibaca.
“Mm..menurut kalian novel Story of Kennie Boulgard seru nggak?” Tanyaku pada saat
menemukan novel Story of Kennie Boulgard dan menunjukan buku itu pada Pinkan dan
Rena.
“Mr.Boulgard ya?? Kakakku punya buku itu, katanya sih buku itu seru.” Kata Pinkan sambil
mencari di rak bagian komik.
“Ya sudah, aku ambil buku ini.Terus novel apa lagi ya?” Tanyaku bingung.
“Komik saja, komik vinka seru-seru lho.Aku saja sampai meminjam 5 komik.” Kapa Pinkan
promosi.Karena tidak punya pilihan lain.Aku pun segera menuju rak bagian komik.Pada saat
sampai di rak komik, aku takjub (ceilehh lebay).
“benar kata kamu Pin, komiknya seru-seru.” Kataku sambil memilih komik yang mau aku
pinjam.
“Bener kan kataku.” Kata Pinkan bangga.
“Komik hai! Miiko Vinka udah punya semua serinya.” Kataku. “Jadi bingung maupinjam
yang mana dulu.” Lanjutku.
“Semuanya saja, Vinka pasti ngizinin kok.Tapi ada syaratnya.” Omongan Pinkan terputus.
“Syarat apa?” tanyaku heran.
“1:Bukunya nggak boleh hilang
2:Bukunya harus di balikin secepatnya
3:Bukunya tidak boleh robek.” Kata Pinkan.Aku pun menggangguk mengerti.
“Kalau aku sih, hai! Miiko seri 1-10 udah.Jadi, aku pengen minjem seri yang ke 11-26.”
Kataku sambil mengambil komik hai! Miiko seri ke 11-26 dari rak lalu segera kumasukkan
ke tas.
“Kalian sudah memilih belum?” Tanyaku pada saat aku telah memasukkan novel dan komik
pilihanku ke dalam tas yang cukup kecil.
“Udah kok.” Kata Pinkan dan Rena bersamaan.
“Shill, seharusnya 3 atau 4 buku kamu pegang saja deh.” Kata Rena yang melihatku
keberatan membawa tas yang isinya terdapat 17 buku.
“Iya, shill.” Ucap Pinkan menyetujui ide Rena.Aku pun menurut lalu segera mengeluarkan 1
novel dan 3 komik dari tas.Pinkan dan Rena pun menungguku.
“Aku sudah selesai nih, pulang yuk.” Kataku sambil berjalan menuju pintu depan rumah
Vinka, tak lupa aku berpamitan pada Mama Vinka, Papa Vinka, juga Vinka.
“Mama Papa Vinka kami pulang dulu ya.” Kataku, Pinkan dan Rena bersamaan sambil
menyalima orang tua Vinka yang tadi berpapasan di ruang tengah.
“Oh, ya vin.Makasih ya telah mengantarkan kami ke mall pelangi tadi.” Kataku setelah
menyalami orang tua Vinka.
“Iya, sama-sama.” Kata Vinka dengan tersenyum.
“Ya sudah, kami pulang dulu ya.” Kata Pinkan sambil berjalan keluar rumah Vinka yang
diikuti olehku dan juga Rena.
“Iya, dadah.” Kata Vinka sambil melambaikan tangannya.Sementara Mama dan Papa Vinka
hanya tersenyum pada kami.
“Dadahh.” Kataku, Pinkan, dan Rena sambil melambaikan tangan.
…
Kalung Berliontin S
“Anak-anak hari ini kita akan ulangan dadakan.” Kata bu rita pada pagi itu.Bu Rita adalah
guru yang mengajarkan matematika.
Yahhhhh terdengar keluhan dari sebagian murid yang tidak suka pada pelajaran
matematika.Bu rita pun segera mengeluarkan kertas fotocopyan dari dalam tasnya lalu
dibagikan pada seluruh murid.
“Kerjakan soalnya dengan teliti.Kalau tidak bisa lewatkan dulu.Tidak boleh menyontek.”
Kata Bu Rita.Murid-murid yang sudah mendapatkan kertas ulangan pun segera
mengerjakannya dengan teliti, termasuk aku.
Tak butuh waktu lama untuk mengerjakan soal matematika buatku, karena aku sudah terbiasa
dengan soal-soal yang diberikan.Aku pun segera maju kedepan untuk memberikan kertas
ulangan pada Bu Rita.Tak lama setelah aku maju, yang lain pun ikut memberikan kertas
ulangan pada Bu Rita.
“Ulangan hari ini, ibu bagikan besok ya.” Kata Bu Ratih. “Oh,ya yang sudah selesai
mengerjakan boleh langsung istirahat.” Aku, Vinka, Pinkan, dan Rena pu segera keluar kelas
menuju kantin.
“Aku menyesal tidak belajar tadi malam.” Keluh Pinkan pada saat kami telah sampai di
kantin dan duduk di meja no.5.
“memang penyesalan pasti berada di akhir.Yaa seperti kamu ini.”Kataku.
“Shilla bener tuh.” Tanggap Vinka.
“Makanya, belajar yang rajin dong.Setiap malem kamu pelajari lagi pelajaran yang sudah
diberikan.” Tambah Rena.
“Iya, nih.Ya sudah deh, aku panggil pelayannya dulu ya.” Kata Pinkan. “Mbak!!” Pelayan
yang bernama Marissa pun datang ke meja kami.
“Mau pesan apa dik?”
“Mie ayam 4.” Kata Rena.Mbak Marisa pun mencatatnya di sebuah memo.
“Minumannya?”
“Mmm..aku es teh manis aja deh.” Kataku.
“Aku sama kaya Shilla.” Kata Rena.
“Aku sama Pinkan orange juice.” Kata Vinka.Mbak Marisa pun mencatatnya.
“Ok, saya ulang ya.Mie ayam 4, es teh manis2, sama orange juice2.” Kami pun
menggangguk.
“Ok, silakan tunggu.” Ucapnya sambil berlalu.Kami pun menunggu sambil mengobrol.
“Eh, nanti main ke rumahku yuk.” Ajak Rena.
“Yuk.” Kataku menyetujui.
“Ok.” Kata Vinka dan Pinkan.
“Pulang sekolah ya.” Pesan Rena.
“Iya.” Kataku dan yang lainnya (kecuali Rena).Karena keasyikan mengobrol, kami tidak tahu
kalau Mbak Marisa sedang menuju kami sambil membawa pesanan.
“Permisi, ini pesananya.” Kata Mbak Marisa sambil meletakkan $ mangkuk mie ayam, 2
gelas es teh manis, dan 2 gelas orange juice di atas meja.
“Terma kasih mbak.” Kataku.Mbak Marisa pun tersenyum lalu segera melayani murid yang
lainnya.
“Eh, kita adain acara yuk.waktu kita udah lulus SMP.” Usul Vinka sambil menyuap mie
ayam miliknya.
“Aku sih mau-mau aja.Tapi, kita mau kemana?naik apa?” Kataku sambil meminum es teh ku.
“Mm..bagaimana kalau ke puncak?” Usul Rena.
“Its Good Idea ren.” Puji Vinka.
“Iya, aku setuju banget.” Kataku.
“Iya.” Ucap Pinkan tak mau kalah.
“Jadi, tanggal berapa kita kesana?” Tanyaku.
“Sudah, nanti saja memikirkan itu.Sekarang kita harus cepat-cepat karena bentar lagi bel
masuk berbunyi.” Ingat Vinka.Aku pun segera menghabiskan mie ayamku lalu segera
menghabiskan es teh ku.Tak lama kemudian, bel pun berbunyi.Aku dan yang lainnya pun
segera berlari menuju kelas setelah membayar di kasir.
…
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu.Kalian tahu apa?yup, hari ini
weekend.Biasanya aku pergi weekend bersama ke tiga sahabatku.Tetapi, Vinka pergi
bersama keluarganya sedangkan Pinkan pergi ke rumah saudaranya sementara Rena aku tidak
tahu kabarnya.Karena bosan, aku pun segera menyalan laptop dan membuka facebook,
system jejaring social yang sedang membludak penggunanya saat ini.Walaupun banyak orang
yang mengatakan kalau twitter yang paling asyik.Setelah mengetik alamat e-mail dan
password ke kolom yang tersedia, aku pun menekan enter dan terbukalah beranda facebook-
ku yang penuh dengan notiffication.Memang facebook ku ini sudah jarang aku buka
lagi.Tiba-tiba aku mendapat chat dari Rena.
Renata Safira : Hallo Shilla
Ashilla Salsa : Hallo juga
Renata Safira : Lagi apa?
Ashilla salsa : Lagi bosen nih nggak ada temen main
Renata Safira : Sama
Ashilla Salsa : Kamu kesini dong kita main bareng
Renata Safira : ok tunggu ya
Ashilla Salsa : Siip
Sambil menunggu Rena datang aku pun chatting dengan Vinka yang sedang on di rumah
saudaranya.
Ravinka Sylvia : Hallo Shilla
Ashilla Salsa : Hallo juga
Ravinka Sylvia : Tadi aku ketemu Andini lho
Ashilla Salsa : Andini??Andini yang mana?
Ravinka Sylvia : Temen TK kita itu
Ashilla Salsa : Ohhh dia sekarang masuk SMP mana?
Ravinka Sylvia : Di SMP negeri tapi sebentar lagi dia mau pindah ke sekolah kita
Ashilla Salsa : Yeayy semoga aja dia sekelas sama kita
Ravinka Sylvia : Iya
TING...NONG...
Mmmm biar kutebak,pasti itu Rena batinku.Aku pun segera ke bawah untuk membukakan
pintu.
“Hy rena.” Sapaku saat aku telah membukakan pintu.
“Hy shill, maaf lama.” Kata Rena.
“Ah, nggak papa kok.Ayo masuk.” Kataku.Kami pun segera naik ke lantai 2 menuju
kamarku.
“sebelum aku dateng, kamu main apa shill?” Tanya Rena mendekatiku yang sedang rebahan
di kasur sambil menatap layar laptop.
“Lagi chatting sama Vinka ren.” Kataku.Rena pun ikut merebahkan diri di kasur, tepatnya di
sebelahku.
“Oh, ya katanya Andini mau pindah ke sekolah kita lho!!” Kataku memberitahu.
“Andini??” Rena mengerutkan dahi.
“iya Andini, temen tk kita dulu.” Kataku.
“ohh beneran dia mau kesini?” Kata Rena tak percaya.
“beneran.”
“Yeayyyy.!!!” Teriak Rena.
“Shilla, lu jangan berisik dong.Gua lagi belajar nih.” Seru kak Sheryl.
“Iya kak.” Kataku.
“Eh, sudah yuk bosen nih.” Keluhku.
“Terus kita mau ngapain??” Tanya Rena.Aku pun berpikir.
“Ah, aku tahu.Kita ke jewelry shop yuk.” Kataku.
“Jewelry shop??”
“Iya, yang baru dibuka itu.Katanya sekarang lagi ada diskon lho.” Kataku heboh layaknya
ibu-ibu.
“Hihihi kamu kayak ibu-ibu tau nggak??pengennya beli barang yang lagi diskon.” Komentar
Rena.
“Ah, biarin.Mau nggak kesana?” Tanyaku lagi.
“Ya udah deh mumpung lagi punya uang.” Kata Rena.
“Ok tunggu dulu ya, mau ganti baju dulu.” Kataku.
...
“Shill kalung ini lucu deh.” Seru Rena sambil memegang kalung perak berliontin R.
“Iya.” Kataku.
“Ya sudah aku beli kalung ini aja deh.Kamu nggak beli shill?” Tanya Rena. “Mumpung ada
diskon lho.”
“Iya deh.” Kataku mengiakan.Aku pun segera mengambil kalung seperti Rena, tetapi
berliontin huruf S.Aku pun segera membayarnya di kasir.
“Semuanya jadi 75.000.” Kata Mbak sheila, petugas kasir.Aku pun memberikan selembar
uang 100.000.
“Kembaliannya 25.000 ya dik, terima kasih.”
...