18
MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas Akhir Diajukan Kepada Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Satya Wacana untuk memenuhi sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun Oleh: Prasetyo Wibowo ( 702012024) Program Studi Pendidikan Teknik Informasi dan Komunikasi Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Satya Wacana 2017

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013

Tugas Akhir

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Satya Wacana

untuk memenuhi sebagai Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh:

Prasetyo Wibowo ( 702012024)

Program Studi Pendidikan Teknik Informasi dan Komunikasi

Fakultas Teknik Informatika

Universitas Kristen Satya Wacana

2017

Page 2: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

1

Page 3: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

2

Page 4: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

3

Page 5: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

4

Page 6: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

5

1. Pendahuluan

Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis

Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004. Terintegrasinya TIK pada semua mata pelajaran, atau

adanya pemanfaatan TIK pada pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk menjadi lebih

aktif dan kreatif. Hal ini dikarenakan TIK terbukti memiliki beberapa manfaat yang dapat

digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Murtiyasa, TIK dapat memberikan

peserta didik, pendidik dan pengelola pendidikan fleksibilitas program[1]. Bahan pembelajaran

dapat dibuat lebih menarik dan berkesan untuk meningkatkan pembelajaran. Selain itu menurut

Fitriyadi, TIK bermanfaat untuk menyediakan akses terbuka terhadap materi dan informasi

interaktif melalui jaringan dan membuka peluang kolaborasi antar-guru dan siswa maupun antar-

siswa[2]. Dengan demikian, TIK dapat meningkatkan efektivitas serta efisiensi proses

pembelajaran[3].

Berkaitan dengan integrasi TIK pada semua mata pelajaran, guru TIK berperan lebih

untuk memfasilitasi bimbingan BKTIK kepada peserta didik, dimana hal ini diatur dalam

Permendikbud Nomor 45 tahun 2015[4]. Melalui BKTIK yang memang berbeda bentuk dari

mata pelajaran TIK karena bisa bersifat klasikal maupun personal, diharapkan peserta didik

dapat memperoleh keterampilan TIK yang nantinya akan berguna ketika mereka mengikuti

semua mata pelajaran yang telah terintegrasi dengan TIK. Disisi lain, untuk memperoleh

keterampilan atau untuk meningkatkan hasil belajar di BKTIK diperlukan motivasi yang baik.

Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Semakin baik motivasi belajar

siswa, semakin baik pula hasil belajarnya. Menurut Handayani (2010), terdapat hubungan positif

antara motivasi belajar intrinsik maupun motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar

sehingga semakin tinggi motivasi belajar siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya.

Demikian juga, semakin baik motivasi siswa untuk belajar di BKTIK, maka semakin baik pula

hasil belajarnya yang akan membekali mereka untuk mengikuti semua pelajaran yang

terintegrasi dengan TIK. Beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga sudah mulai

menerapkan Kurikulum 2013 beserta program BKTIKnya.Oleh karena itu, berkaitan dengan

perubahan mata pelajaran TIK ke BKTIK, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

motivasi belajar siswa di BKTIK dalam penerapan Kurikulum 2013.

2. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan motivasi belajar.

Hasil penelitian yang dilakukan Nurmala menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara

motivasi belajar ke hasil belajar, ditinjau dari aspek psikomotorik yaitu keterampilan

mengungkapkan pendapat, ide, gagasan serta menumbuhkan berfikir kritis peserta didik dalam

pembelajaran[5]. Sedangkan menurut Rasyid, motivasi belajar sendiri dipengaruhi oleh beberapa

faktor[6]. Pertama adalah faktor yang berasal dari luar pribadi siswa atau disebut juga faktor

eksternal adalah situasi kelas, lingkungan sekolah, karakter guru. Kedua adalah faktor yang

berasal dari dalam diri siswa yang disebut faktor internal yaitu kesadaran pribadi untuk

mengetahui pelajaran. Faktor eksternal dan faktor internal tersebut menjadi motivasi bagi siswa

dalam memacu diri mencapai prestasi atau hasil belajar yang maksimal. Dalam penelitian ini

adanya perubahan struktur kurikulum 2013 juga merupakan faktor eksternal yang kemungkinan

akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar dengan beralih

fungsinya mata pelajaran TIK ke BKTIK. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana motivasi belajar siswa di BKTIK dalam penerapan Kurikulum 2013.

Page 7: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

6

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang mulai diterapkan disekolah-sekolah

di Indonesia. Terjadi pergeseran pada struktur kurikulum pendidikan nasional, dimana mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib.

Dalam struktur kurikulum sebelum kurikulum 2013, yaitu kurikulum 2004 (KBK) dan kurikulum

2006 (KTSP) mata pelajaran TIK ada di jenjang SMP dan SMA sebagai mata pelajaran wajib

dan SD sebagai muatan lokal (mulok). Perubahan itu disahkan dalam PP Nomor 32 Tahun 2013

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan,yang menunjukkan bahwa mata pelajaran TIK dihapus (tidak ada) dalam struktur

kurikulum sebagai sebuah mata pelajaran. Akan tetapi, tentang kurikulum 2013 menurut Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Mata Pelajaran TIK/KKPI itu tidak dihilangkan melainkan

terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya[7]. Jika sebelumnya TIK hanya sebatas membuka,

mengetik, dan pembelajaran browsing maka yang diinginkan oleh Kurikulum 2013 adalah

kemampuan tersebut langsung diaplikasikan untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian,

mata pelajaran TIK dalam kurikulum 2013 tidak dihapus melainkan beralih fungsi menjadi

layanan BKTIK dimana dalam implementasi Kurikulum 2013 merupakan kegiatan bimbingan

dan fasilitasi yang akan dilaksanakan secara terjadwal bagi peserta didik, sesama guru, dan

tenaga kependidikan di sekolah[8]. Program layanan pembimbingan dan fasilitasi TIK untuk

setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-unsur tertentu sesuai dengan program yang

ingin dicapai setiap satuan pendidikan.

Layanan BKTIK dalam Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 yang direvisi di

Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015, memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan layanan

bimbingan dan layanan/fasilitasi TIK dalam kegiatan pembelajaran maupun ekstrakurikuler.

Adapun peran guru TIK pada layanan BKTIK yang tercantum pada Permendikbud Nomor 45

Tahun 2015 pasal (6) ayat 2 membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau

yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan

informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. Selain itu

guru TIK juga berperan dalam rangka pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan

bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan memanfaatkan TIK

sebagai sarana untuk mengeksplorasi sumber belajar. Guru TIK melaksanakan bimbingan TIK

kepada peserta didik sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2dilaksanakan secara klasikal atau

kelompok belajar; dan/atau individual. Diharapkan dengan adanya jam bimbingan terhadap

fasilitasi TIK di semua mata pelajaran oleh guru TIK, peserta didik mampu memperoleh

keterampilan TIK yang lebih baik. Dengan keterampilan tersebut mereka dapat mencari lebih

banyak informasi untuk proses belajar dan menerima pembaharuan informasi yang diaplikasikan

dalam belajar. Dengan demikian, BKTIK di kurikulum 2013 sangatlah penting, walaupun

BKTIK sendiri tidak masuk dalam struktur kurikulum 2013[9]. Dalam mengikuti BKTIK,

peserta didik membutuhkan motivasi yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran TIK yang

diharapkan. Walaupun ada perubahan bentuk dari mata pelajaran TIK ke BKTIK, diharapkan

siswa tetap memiliki motivasi yang baik dalam belajar TIK.

Motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “Dorongan yang

timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu[10].” Sedangkan menurut Clayton Alderfer dalam Nashar motivasi belajar adalah suatu

dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau

berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan

terjadi[11]. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan kepada peserta didik

Page 8: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

7

untuk mencapai tujuan dan memberikan manfaat pembelajaran. Adapun Manfaat Motivasi

menurut Sardiman ada tiga yaitu (1) mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan yang akan dikerjakan, (2) menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya, (3) menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut[12]. Hasil penelitian dari

Supenti,menunjukkan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar mempunyai pengaruh terhadap

tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik, yang artinya jika motivasi belajar meningkat

maka hasil belajar juga meningkat[13]. Dengan demikian motivasi dapat disimpulkan sebagai

penggerak siswa untuk belajar serta mengarahkan siswa kepada tujuan yang terarah, baik

bersumber dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) itu sendiri maupun dari luar individu

(motivasi ekstrinsik). Motivasi siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk bagaimana

guru membawakan pembelajaran di kelas, salah satunya melalui metode mengajar yang tepat.

Wina Sanjayamenambahkan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal. Tentu saja salah satu tujuan pembelajaran adalah untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar[14].

Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar pada peserta didik, dapat dilihat dari

beberapa indikator. Adapun Indikator Motivasimenurut Wena adalah sebagai berikut: (a) tingkat

perhatian siswa terhadap pembelajaran, dimana siswa yang memiliki motivasi yang baik akan

memiliki perhatian yang lebih terhadap pembelajaran; (b) tingkat relevansi pembelajaran dengan

kebutuhan siswa, dimana siswa yang memiliki motivasi yang baik mengetahui relevansi antara

yang dipelajari dengan apa yang dibutuhkan; (c) tingkat keyakinan siswa terhadap

kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, dimana siswa yang memiliki

motivasi yang baik, yakin bahwa dia mampu mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan tidak

pantang menyerah; (d) tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan, dimana siswa dengan motivasi yang baik akan merasa puas dengan proses

pembelajaran yang dilakukan termasuk di BKTIK[15]. Dengan kata lain siswa yang memiliki

motivasi yang baik adalah siswa yang memiliki tingkat perhatian, tingkat relevansi, tingkat

keyakinan dan tingkat kepuasan yang tinggi dalam pembelajaran yang dilakukan. Adapun tingkat

perhatian dapat dilihat dari cara dia mendengarkan, memandang, menulis/mencatat,

membaca/mempelajari, membuat ringkasan, mengamati, mengingat, latihan/praktik dan bertanya

[16].Menurut Sugiharto, perhatian siswa dapat diperoleh ketika siswa terlibat aktif dalam

aktivitas pembelajaran, yaitu melalui inovasi metode pembelajaran yang dilakukan oleh

guru[17].Siswa yang memiliki tingkat relevansi yang tinggi dapat dilihat dari bagaimana mereka

mengetahui tujuan pembelajaran dan mengetahui manfaat dari pembelajaran[18]. Siswa yang

memiliki tingkat keyakinan yang tinggi adalah jika mereka memiliki rasa percaya diri, memiliki

sikap mandiri dan memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat [15]. Terakhir siswa

dikatakan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi jika mereka merasa puas terhadap konten

materi dalam pembelajaran, bentuk pembelajaran, peran guru dalam pembelajaran, alokasi waktu

yang diberikan dan keterampilan yang didapat dari pembelajaran tersebut[19].

Page 9: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

8

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang Penelitian ini menggunakan mix

method, dimana metode kuantitatif dan metode kualitatif, digunakan untuk melengkapi metode

kuantitatif.Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar TIK siswa di

BKTIK dalam penerapan Kurikulum 2013, dilakukan di tiga SMP Negeri di Salatiga. Untuk

menjaga privasi sekolah, maka nama ketiga sekolah pada penelitian ini disebutkan dengan inisial

SMP A, SMP B, dan SMP C. Kuesioner dibagikan kepada seratus lima puluh siswa di tiga

sekolah, dimana masing-masing sekolah diambil 50 siswa, untuk mendapatkan informasi

mengenai motivasi belajar. Selain itu, wawancara dilakukan kepada guru untuk melihat

kesesuaian antara hasil kuesioner yang sudah diisi oleh siswa dengan apa yang dirasakan oleh

guru mengenai motivasi siswa melalui beberapa indikator. Berikut merupakan tabel indikator

Motivasi yang digunakan untuk mengukur Motivasi belajar TIK siswa di BKTIK.

Tabel 1. Indikator Motivasi dan Instrumen Penelitian

Aspek Indikator Sumber Data Instrumen Nomor

Butir Soal

pada kuesioner

Tingkat

Perhatian

Tingkat

Relevansi

Tingkat

Keyakinan

Tingkat

Kepuasan

Mendengarkan

Memandang

Menulis/mencatat

Membaca/mempelajari

Membuat ringkasan

Mengamati

Mengingat

Bertanya

Mengetahui tujuan dari

pembelajaran yang

dilakukan

Mengetahui manfaat dari

pembelajaran yang

dilakukan

Memiliki rasa percaya

diri

Memiliki sikap mandiri

Memiliki keberanian

dalam mengungkapkan

pendapat

Konten materi di BKTIK

Bentuk pembelajaran di

BKTIK

Peran guru TIK di

BKTIK (cara mengajar,

pelayanan, kompetensi )

Alokasi waktu BKTIK

Keterampilan yang

didapat dari BKTIK

Siswa

Guru

Siswa

Guru

Siswa

Guru

Siswa

Guru

Angket

Wawancara

Angket

Wawancara

Anget

Wawancara

Angket

Wawancara

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Penelitian ini menggunakan Analisis Data Statistik Deskriptif yang mendeskripsikan

informasi dan data yang diperoleh di lapangan. Data disajikan dengan teknik data tabulasi supaya

Page 10: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

9

data yang diperoleh mudah untuk dipahami. Penentuan Skala pengukuran variable dalam

penelitian ini menggunakan skala likert. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel, kemudian diberi skor penilaian 5, 4, 3, 2, 1 pada setiap pertanyaan. Penilaian diuraikan

dengan nilai 5 untuk sangat setuju (SS), 4 untuk setuju (S), 3 untuk netral (N), 2 untuk tidak

setuju (TS), 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Adapun rumus menghitung presentase skor

responden adalah sebagai berikut. [20]

Gambar 1 Rumus Menghitung Presentase skor responden

Keterangan:

P = persentase yang dicari;

F = skor tiap indikator;

N = skor ideal

Hasil dari proses olah data diatas didapatkan berupa data persentase masing-masing dari tiap

variable jawaban. Untuk memperoleh gambaran atau keterangan dari hasil persentase maka,

pengelompokan hasil persentase dilakukan untuk penilaian terhadap sistem dengan penentuan

kelas interval yang disertai dengan nilai kategori yang sesuai dengan rumus interval sebagai

berikut.

Gambar 2. Rumus interval pembobotan

Hasil perhitungan persentase kemudian dikonsultasikan pada kriteria pedoman interpretasi data

sebagaimana yang ada pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria Interprestasi Data

Keabsahan datapada penelitian ini didapatkan melalui teknik triangulasi

teknikpengumpulan data. Triangulasi teknik pengumpulan adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Data dari hasil wawancara kepada guru digunakan

untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner untuk melihat apakah data-data tersebut

sudah sesuai. Sebelum kuesioner dibagikan, instrumen diuji dengan menggunakan Uji Validitas

Product Moment Pearson Correlation. Berdasarkan hasil output perhitungan uji validitass dan

reliabilitas, dapat diambil kesimpulan dengan perbandingan nilai rhitung dan rtabel. Nilai rtabel

didapatkan dari total responden N=5 pada signifikansi 5% yaitu 0,878. Dengan kata lain, hasil

penyataan valid dan instrument bisa digunakan karena nilai r hitung lebih besar dari 0,878. Dan

berdasarkan pengujian reliabilitas diketahui angkacronbach alpha adalah 2,316. Jadi angket

tersebut lebih besar dari nilai minimum cronbanch alpha 1,438. Oleh karena itu, dapat

No Persentase (%) Kriteria

1 81-100% Sangat Tinggi

2 61-80 % Tinggi

3 41-60 % Kurang

4 21-40 % Rendah

5 0 -20 % Sangat Rendah

𝑷 =𝑭

𝑵×100%

Page 11: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

10

disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variable dapat

dikatakanreliable dan dapat digunakan.

Hasil Penelitian

Kuesioner dibagikan dibeberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk mengetahui

bagaimana motivasi belajar TIK siswa di BKTIK dalam penerapan Kurikulum 2013 dilihat dari

empat aspek motivasi belajar yaitu tingkat perhatian, tingkat relevansi, tingkat keyakinan dan

tingkat kepuasan siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil penelitian dari tiap aspek adalah

sebagai berikut.

Aspek Tingkat Perhatian menjelaskan bahwa dimana siswa yang memiliki motivasi

yang baik akan memiliki perhatian yang lebih terhadap pembelajaran. Indikator tingkat

perhatian terdiri dari delapan butir pernyataan. Tabel distribusi frekuensi indikator tingkat

perhatian berdasarkan hasil kuesioner di tiga sekolah, diolah pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Kuesioner Aspek Tingkat Perhatian

Indikator Pernyataan % Kategori

A B C A B C

Mendengarkan Saya selalu mendengarkan

penjelasan dari guru mengenai

materi yang disampaikan

90% 88% 88% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Memandang Saya selalu memandang guru

dengan seksama, ketika

guru menjelaskan materi

92% 91% 90% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Menulis/ Mencatat Saya selalu mencatat materi

yang telah

disampaikan oleh guru

89% 93% 89% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Membaca/

mempelajari

Saya selalu membaca kembali

materi yang sudah diajarkan

86% 89% 88% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Membuat

Ringkasan

Saya selalu membuat

ringkasan materi untuk

mempermudah belajar

91% 84% 84% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Mengamati Saya selalu mengamati ketika

guru menyampaikan materi

85% 94% 94% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Mengingat Saya selalu mengingat

kembali pembelajaran yang

diberikan dikelas

81% 91% 87% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Page 12: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

11

%

Kategori

Indikator Pernyataan A B C A B C

Mengingat Saya selalu mengingat

kembali pembelajaran yang

diberikan dikelas

81% 91% 87% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Bertanya Saya selalu bertanya ketika

tidak memahami materi yang

disampaikan oleh guru

84% 79% 74% Sangat

Tinggi Tinggi Tinggi

Rata-Rata 87% 86% 88% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Rata-Rata Keseluruhan

87%

Sangat

Tinggi

Dari tabel 3, pada aspek tingkat perhatian di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga tersebut masuk pada kategori sangat tinggi yang mendapatkan persentase

sebesar 87%. Ditemukan bahwa ketiga sekolah tersebut rata-rata memiliki jawaban yang hampir

sama, dimana pada setiap indikator mendapatkan hasil pada kategori tinggi sampai sangat tinggi.

Dari ketiga sekolah rata-rata indikator dari aspek tingkat perhatian yang mendapatkan persentase

paling tinggi adalah indikator memandang dan mengamati, sedangkan indikator yang paling

rendah di tiga sekolah adalah indikator bertanya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga ternyata ditemukan perbedaan dengan hasil kuesioner di beberapa indikator.

Sebagai contoh adalah pada indikator mendengarkan, memandang, dan menulis/mencatat

beberapa guru mengungkapkan bahwa ketika guru menyampaikan materi dikelas, masih terlihat

beberapa siswa yang sering berbicara sendiri dengan temannya. Selain itu, pada indikator

menulis/mencatat, guru menyampaikan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mencatat materi

di BKTIK. Selain itu ditemukan juga persamaan dari SMP A, SMP B dan SMP C dari indikator

mengingat bahwa untuk mengingat kembali materi yang sudah diajarkan sebagian besar siswa

dapat menjawab pertanyaan/quis serta mampu mengerjakan praktikum dengan baik, sehingga

pernyataan hasil kuisioner menurut tabel diatas dapat dikatakan sesuai dengan hasil wawancara

yang dilakukan. Dan yang terakhir pada indikator bertanya, didapatkan persamaan data antara

dua SMP A dan SMP C, dimana guru mengungkapkan bahwa sebagian besar kecenderungan

siswa bertanya tinggi terlihat dari mereka biasanya bertanya ketika materi BKTIK yang sudah

disampaikan kurang untuk dimengerti. Dan guru SMP B mengungkapkan bahwa, terlihat

beberapa kecil siswa kecenderungan bertanya masih rendah terlihat dari mereka malu/kurang

percaya diri dengan pertanyaan yang ingin dilontarkan.

Selanjutnya adalah Aspek Tingkat Relevansi yang menjelaskan bahwa dimana siswa

yang memiliki motivasi yang baik mengetahui relevansi antara apa yang dipelajari dengan apa

yang dibutuhkan. Indikator tingkat relevansi terdiri dari dua pernyataan. Tabel distribusi

frekuensi indikator tingkat relevansi berdasarkan hasil kuesioner di tiga sekolah, diolah pada

Tabel 4.

Page 13: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

12

Tabel 4. Hasil Kuesioner Aspek Tingkat Relevansi

Indikator Pernyataan % Kategori

A B C A B C Mengetahui tujuan

dari pembelajararn

yang dilakukan

Saya mengetahui tujuan

pembelajaran di BKTIK

74% 76% 78% Tinggi Tinggi Tinggi

Mengetahui manfaat

dari pembelajaran

yang dilakukan

Saya mengetahui manfaat

di BKTIK

82% 85% 86% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Rata-rata

78% 81% 82% Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Rata-rata Keseluruhan

80%

Tinggi

Dari tabel 4, pada aspek tingkat perhatian di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga tersebut masuk pada kategori tinggi yang mendapatkan persentase sebesar

80%. Ditemukan bahwa ketiga sekolah tersebut rata-rata memiliki jawaban yang hampir sama,

dimana pada setiap indikator mendapatkan hasil pada kategori tinggi sampai sangat tinggi. Dari

ketiga sekolah rata-rata indikator dari aspek tingkat relevansi yang mendapatkan persentase

paling tinggi adalah indikator mengetahui manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan

indikator yang paling rendah di tiga sekolah adalah indikator mengetahui tujuan dari

pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga ternyata ditemukan persamaan dengan hasil kuesioner di indikator mengetahui

tujuan dari pembelajaran yang dilakukan, ketiga guru mengungkapkan bahwa mereka selalu

menyampaikan tujuan dari pembelajaran di BKTIK yang akan disampaikan. Dari awal

pembelajaran, guru akan terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran di BKTIK. Dan

yang kedua ternyata ditemukan perbedaan di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan

hasil kuesioner. Guru mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa paham dengan manfaat

pembelajaran di BKTIK, tetapi sebagian kecil siswa masih terlihat diam karena sudah lupa

dengan tujuan materi pembelajaran di BKTIK yang sudah guru sampaikan diawal pembelajaran,

sehingga mereka kurang untuk mengetahui manfaat pembelajaran di BKTIK.

Aspek yang ketiga adalah Aspek Tingkat Keyakinan yang menjelaskan bahwa dimana

siswa yang memiliki motivasi yang baik, yakin bahwa dia mampu mengerjakan tugas-tugas

dengan baik dan tidak pantang menyerah. Indikator tingkat keyakinan terdiri dari tiga

pernyataan. Tabel distribusi frekuensi indikator tingkat keyakinan berdasarkan hasil kuesioner

di tiga sekolah, diolah pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Kuesioner Aspek Tingkat Keyakinan

Indikator Pernyataan Total % Kategori

A B C A B C

Memiliki rasa

percaya diri

Saya mempunyai

rasa percaya diri

dalam mengikuti

BKTIK

50 84% 82% 82% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Page 14: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

13

Memiliki sikap

mandiri Saya belajar dan

mengerjakan tugas

secara mandiri

50 78% 80% 80% Tinggi Tinggi Tinggi

Memiliki

keberanian

dalam

mengungkapkan

pendapat

Saya berani

mengungkapkan

pendapat dalam

pembelajaran

maupun diskusi

dalam BKTIK

50 76% 76% 75% Tinggi Tinggi Tinggi

Rata-Rata 79% 79% 79% Tinggi Tinggi Tinggi

Dari tabel 5, pada aspek tingkat perhatian di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga tersebut masuk pada kategori tinggi yang mendapatkan persentase sebesar

79%. Ditemukan bahwa ketiga sekolah tersebut rata-rata memiliki jawaban yang hampir sama,

dimana pada setiap indikator mendapatkan hasil pada kategori tinggi. Dari ketiga sekolah, rata-

rata indikator dari aspek tingkat keyakinan yang mendapatkan persentase paling tinggi adalah

indikator memiliki rasa percaya diri, sedangkan indikator yang paling rendah di tiga sekolah

adalah indikator memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga, ternyata ditemukan persamaan dengan hasil kuesioner di beberapa indikator.

Guru SMP A dan SMP C mengungkapkan bahwa siswa terlihat memiliki kepercayaan diri

karena dalam pembelajaran di BKTIK siswa tergolong aktif bertanya ataupun menjawab

pertanyaan yang diajukan. Sedangkan guru SMP B mengungkapkan bahwa pada waktu

praktikum, ada sebagian kecil siswa yang belum mahir dalam menggunakan komputer sehingga

masih dibutuhkan proses bimbingan terhadap siswa tersebut. Dan yang kedua pada indikator

memiliki sikap mandiri ditemukan persamaan di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan

hasil kuesioner di beberapa indikator. Guru mengungkapkan bahwa, siswa tergolong cukup

mandiri baik dalam belajar di BKTIK maupun mengerjakan tugas, namun dalam beberapa hal

baik itu belajar maupun praktik mereka masih membutuhkan proses bimbingan. Terakhir lalu

ditemukan persamaan antara hasil wawancara dengan hasil kuesioner dibeberapa indikator. Guru

SMP A dan SMP C mengungkapkan bahwa, siswa tergolong aktif mengungkapkan pendapat

ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, Guru SMP B mengungkapkan bahwa

beberapa siswa masih terlihat takut dengan jawaban yang ingin dilontarkannya atau tidak sesuai

dengan konteks materi dalam BKTIK.

Aspek yang keempat adalah Aspek Tingkat Kepuasan yang menjelaskan bahwa dimana

siswa dengan motivasi yang baik akan merasa puas dengan proses pembelajaran yang dilakukan

termasuk di BKTIK. Indikator tingkat kepuasan terdiri dari tujuh pernyataan. Tabel distribusi

frekuensi indikator tingkat kepuasan berdasarkan hasil kuesioner di tiga sekolah, diolah pada

Tabel 6.

Page 15: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

14

Tabel 6. Hasil Kuesioner Aspek Tingkat Kepuasan

Indikator Pernyataan % Kategori

A B C A B C

Konten materi di

BKTIK

Saya mengetahui dan merasa

puas dengan konter materi di

BKTIK

84% 75% 69% Sangat

Tinggi Tinggi Tinggi

Bentuk Pembelajaran di

BKTIK

Saya merasa puas dengan

bentuk pembelajaran di

BKTIK

78% 75% 73% Tinggi Tinggi Tinggi

Peran guru TIK di

BKTIK (Cara Mengajar)

Saya merasa puas dengan

cara mengajar guru di

BKTIK

76% 76% 72% Tinggi Tinggi Tinggi

Peran guru TIK di

BKTIK (Pelayanan)

Saya merasa puas dengan

pelayanan pembelajaran di

BKTIK

72% 76% 71% Tinggi Tinggi Tinggi

Peran guru TIK di

BKTIK (Kompetensi)

Saya senang dengan tingkat

kompetensi yang dimiliki

guru di BKTIK

74% 89% 90% Tinggi Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Alokasi Waktu Saya merasa puas dengan

alokasi waktu yang diberikan

di BKTIK

75% 89% 89% Tinggi Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Keterampilan yang

didapat dari BKTIK

Keterampilan yang saya

dapatkan di BKTIK sesuai

dengan harapan saya

80% 87% 76% Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi Tinggi

Rata-Rata 77% 81% 77% Tinggi Sangat

Tinggi Tinggi

Rata-Rata Keseluruhan 78% Tinggi

Dari tabel 6, pada aspek tingkat perhatian di tiga Sekolah (SMP) Negeri di Salatiga

tersebut masuk pada kategori tinggi yang mendapatkan persentase sebesar 78%. Ditemukan

bahwa ketiga sekolah tersebut rata-rata memiliki jawaban yang hampir sama, dimana pada setiap

indikator mendapatkan hasil pada kategori tinggi sampai sangat tinggi. Dari ketiga sekolah, rata-

rata indikator dari aspek tingkat kepuasan yang mendapatkan persentase paling tinggi adalah

peran guru TIK di BKTIK (kompetensi) dan alokasi waktu, sedangkan indikator yang paling

rendah di tiga sekolah adalah indikator peran guru TIK di BKTIK (pelayanan).

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri di Salatiga ternyata ditemukan persamaan dengan hasil kuesioner di beberapa

indikator.Konten materi BKTIK mengikuti perubahan kurikulum 2013, tetapi dengan standart

yang dibutuhkan di Sekolah. Pada kedua SMP A dan SMP B sebagian besar siswa sudah

memenuhi KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) sebesar 75, sedangkan SMP C mengungkapkan

Page 16: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

15

sebagian besar siswa belum mencapai KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) sebesar 70,

sehingga nilai mereka masih tergolong cukup rendah dalam mengetahui konten materi di

BKTIK.

Yang kedua ditemukan persamaan di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu guru

mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa merasa puas dengan pembelajaran di BKTIK

karena mereka bisa bereksplorasi sendiri sesuai kreativitas dan apabila siswa tidak jelas, siswa

dapat bertanya langsung dengan guru agar dapat dijelaskan letak kesalahannya. Ketiga

ditemukan juga persamaan di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam peran guru TIK di

BKTIK (cara mengajar). Walaupun pada kategori tinggi, ternyata berdasarkan hasil wawancara

kepada guru, guru mengungkapkan tidak menggunakan inovasi pembelajaran apapun, sehingga

dapat disimpulkan guru itu hanya menggunakan metode pembelajaran konvesional yaitu dengan

ceramah dan sesekali hanya menggunakan media LCD/Proyektor untuk membantu dalam

penjelasan materi. Keempat ditemukan juga persamaan di tiga Sekolah Menengah Pertama

(SMP), guru mengungkapkan bahwa guru memberikan penjelasan materi kepada siswa yang

aktif dalam bertanya tentang kejelasan materi yang sebelumnya kurang dipahami serta

membantu mereka dalam pencarian informasi di internet. Kelima ditemukan juga persamaan di

tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP), guru mengungkapkan bahwa guru memberikan

penjelasan materi kepada siswa yang aktif dalam bertanya tentang kejelasan materi yang

sebelumnya kurang dipahami serta membantu mereka dalam pencarian informasi di internet.

Yang keenam ditemukan persamaan baik di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP )

Negeri di Salatiga yang mengungkapkan bahwa guru memiliki latar belakang pendidikan di

bidang TIK, serta mereka memiliki tingkat kompetensi yang sama baik dari Multimedia, Desain

grafis, Web dan Microsoft office. Ketujuh, ditemukan persamaan di tiga Sekolah Menengah

Pertama (SMP), guru mengungkapkan bahwa alokasi waktu yang diberikan dalam minggu

selama dua jam untuk satu kelas secara rutin terjadwal, permasalahan siswa berkaitan dengan

TIK dapat terselesaikan dalam waktu bimbingan dua jam tersebut.Oleh karena itu, dapat

dikatakan sudah tidak perlu adanya waktu tambahan dalam hal pembimbingan. Dan yang

terahkir ditemukan persamaan baik dari SMP A dan SMP B, dimana guru mengungkapkan

bahwa, nilai tugas harian siswa dapat dikatakan baik atau memenuhi standart yang ditentukan

oleh guru, sehingga sebagian besar siswa sudah memiliki keterampilan yang sesuai di BKTIK.

Akan tetapi, pada SMP C ditemukan perbedaan, dimana sebagian besar siswa masih terlihat

kebingungan dalam mengerjakan tugas praktikum sehingga masih diperlukan proses bimbingan

terhadap siswa tersebut agar harapan kedepannya sebagian besar siswa memiliki keterampilan

yang baik.

4. Diskusi

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang sudah diterapkan di beberapa

sekolah. Dengan bergesernya mata pelajaran TIK ke BKTIK tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui motivasi belajar TIK siswa di BKTIK. Terdapat empat aspek untuk mengukur tinggi

rendahnya motivasi belajar TIK siswa di BKTIK, yaitu aspek tingkat perhatian, tingkat relevansi,

tingkat keyakinan dan tingkat kepuasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek

tingkat perhatian di indikator mendengarkan, memandang, dan menulis/mencatat persentase

indikator tersebut masuk pada kategori sangat tinggi. Walaupun demikian, menurut wawancara

yang dilakukan terhadap guru masih terlihat beberapa siswa yang sering berbicara sendiri dan

hanya sebagian kecil yang mencatat materi di BKTIK. Dengan demikian besar kemungkinan

Page 17: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

16

pembelajaran yang berlangsung kurang begitu menarik dan terasa membosankan. Hal ini

mengakibatkan sebagian kecil siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi di

BKTIK. Oleh karena itu, guru seharusnya memiliki inovasipembelajaran tentangmetode

pembelajaran dan penggunaanmediapembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa

dalam aktivitas pembelajaran. Semakin siswa ikut terlibat aktif, semakin tinggi perhatian siswa

dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sugihartono[17] agar siswa

berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan, guru dapat senantiasa

mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar atau dalam aktivitas pembelajaran.

Dengan kata lain, guru di BKTIK seharusnya memiliki inovasi yang berkaitan dengan metode

pembelajaran untuk mendorong perhatian siswa.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada aspek tingkat kepuasan di

tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan aspek yang memperoleh skor terendah. Dan

skor yang terendah pada aspek ini ada pada indikator peran guru TIK di BKTIK (cara mengajar).

Hasil wawancara kepada guru menguatkan bahwa memang ada kekurangan pada indikator cara

mengajar guru. Menurut mereka, pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan metode

konvensional, tidak ada inovasi pembelajaran,dan hanya sesekali menggunakan media

LCD/Proyektor untuk membantu dalam penjelasan materi. Hal ini sebetulnya berkaitan dengan

aspek tingkat perhatian. Kurangnya inovasi pembelajaran oleh guru dapat menjadi sebab

mengapa guru-guru tersebut dalam wawancara menyatakan bahwa siswa kurang memperhatikan

pelajaran yang disampaikan oleh mereka. Sebetulnya dengan menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi dan inovatif dapat mendorong perhatian siswa dan bisa digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal. Hal ini sejalan dengan yang

diungkapkan oleh Wina Sanjaya[14], metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang

telah disusun tercapai secara optimal.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa masuk pada kategori

sangat tinggi dengan persentase rata-rata 81% (berdasarkan hasil kuesioner) walaupun terdapat

perbedaan pada beberapa indikator motivasi yang didapat melalui wawancara kepada guru.

Perbedaan itu terutama berkaitan dengan kurangnya inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Oleh karena itu,guru disarankan untuk melakukan inovasi pembelajaran di BKTIK baik

dari media maupun menggunakan metode yang bervariasi untuk pembelajaran. Dan untuk

penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan pengembangan teknik pengumpulan data

dalam bentuk observasi untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di BKTIK. Selain

itu, fokus penelitian bisa diarahkan lebih ke bimbingan non-klasikal.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Murtiyasa, Budi. (2012). “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika“. (Skripsi)Surakarta : FKIP Univ.

Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari

http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20%26%20Jurnal/Inovasi%20Dalam%20Pendidikan/T

IK_inEduMath.pdf pada tanggal 9 Mei 2017

[2] Fitriyadi, Herry. (2013).“Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan: Potensi

Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi dan

Pengembangan Professional.”Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,21(3), hal 1-2.

Page 18: MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 Tugas … · 2018. 11. 7. · MOTIVASI BELAJAR SISWA DI BKTIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 . Tugas Akhir . Diajukan

17

(Online) Diakses dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/viewFile/3255/2737 pada

tanggal 9 Mei 2017.

[3] Setiadi, Ahmad.(2016) “PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK EFEKTIFITAS

KOMUNIKASI.”JURNAL HUMANIORA BINA SARANA INFORMATIKA,16(2), hal 1-4.

(Online) Diakses dari

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/download/1283/1055, pada tanggal 9

Mei 201.

[4] Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.45 tahun 2015 tentang Peran Guru TIK dalam

Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses dari

http://jdih.kemdikbud.go.id/new/public/produkhukum, pada tanggal 2Juni 2017

[5] Nurmala, Desy Ayu. (2014). “ Pengaruh Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil

Belajar”.Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi,4 (1), hal 1-10. (Online) Diakses dari

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/viewFile/3046/2521 pada tanggal 16 Mei

2017.

[6] Rasyid, Rusman . (2010)." Peranan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

di Sekolah.” Jurnal Nalar Pendidikan, 1 (1), hal 1-25. (Online) Diakses dari

http://ojs.unm.ac.id/index.php/nalar/article/viewFile/2404/1887 pada tanggal 16 Mei 2017.

[7] Purwanto, Hadi. Kompas, 6 Maret 2014, Asosiasi Guru TIK/KKPI Nasional (Agtiknas), Diakses

dari https://www.kompasiana.com/purwanto_ngw/press-release-asosiasi-guru-tik-kkpi-nasional-

agtiknas_54f82980a33311315e8b468d 8 Agustus 2017.

[8] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru TIK dan

KKPI. Diakses tanggal 14Juni 2017 dari http://gerbangkurikulum.psma.kemdikbud.go.id

[9] Yudhanegara, Septyawan Sukma. (2015). “Peranan Guru TIK Dalam Implementasi Kurikulum

2013 di SMA Negeri 4 Tegal.”Artikel ilmiah S-1. Semarang : UNNES. Diakses dari

http://lib.unnes.ac.id/20726/1/1102411099-s.pdf pada tanggal 14 Juni 2017

[10] Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

[11] Nashar, (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta:

Delia Press.

[12] A.M, Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

[13] Supenti, Iis. (2008). “Hubungan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi

Pendidikan Agama Islam di SDN Pademang Timur 05 Pagi Jakarta Utara” . (Online) Diakses dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20644/1/IIS%20SUPENTI-

FITK_NoRestriction.pdf pada tanggal 18 Juni 2017

[14] Sanjaya, Wina. (2010). “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.” Jakarta :

Prenada Media Group

[15] Made, Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara

[16] Syaiful Bahri, Djamarah. (2011).” Psikologi Belajar” Jakarta: PT. Rineka Cipta

[17] Sugiharto, Kartika, N.F. dan, Farida Harahap. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY

Press

[18] Somantrie, H. (2009). “Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Kebijakan, Dimensi, Proses,

dan Indikator Pencapaiannya)”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (1), hlm. 1-19.

[19] Robbins, Stephen P. (2008). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks Kelompok

Gramedia.

[20] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta