5
19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language. I will gladly translate it into English language if there are foreign readers who are going to read this story. oOo Episode 1 Pria Pucat “Goodbye my friend, it’s hard to die. When all the birds are singing in the sky…” Aku lantunan lagu indah gubahan Jacques Bell sembari memainkan piano reyot kesayanganku. Lagu bermakna kelam, salah satu lagu favoritku. Kupandangi seluruh perawakanku melalui pantulan kaca tepat di sebelah piano. Aku mengenakan kemeja hitam dan celana panjang yang juga hitam. Rambutku hitam legam sepanjang leher dengan muka putih pucat. Lingkaran hitam di sekitar mataku terlihat tebal. Sebenarnya, aku sangat kesepian. Itu karena aku adalah anak yatim piatu yang mewarisi seluruh kekayaan mendiang orangtuaku. Hingga aku bisa tinggal di rumah yang sangat besar dan fasilitas yang serba mewah. Dengan para pembantu yang bertugas membuatkan makanan dan minuman untukku, serta security yang berjaga di halaman rumah. Tapi entah mengapa aku merasa kesepian. Seolah hanya aku saja yang tinggal di sini. Aku melirik jam dinding di ruang tengah, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi. Kebiasaanku semenjak dulu belum hilang, kebiasaan untuk menikmati suasana malam hingga fajar menjelang. Aku terpaksa tidur sejenak karena harus berangkat ke sekolah pagi-pagi. Aku benci tidur, karena aku selalu bermimpi buruk, sangat buruk. Hal itu terjadi sejak kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan. Tapi biarlah, aku sudah terbiasa dengan mimpi-mimpi itu. Aku baringkan tubuh kurusku di springbed ukuran besar. Kupejamkan mata perlahan, berharap wujud mengerikan itu tidak singgah di mimpiku lagi. Lalu semuanya menjadi kelabu, kemudian petang. Dalam kegelapan aku terbangun. Aku sadar bahwa aku masih berada di alam mimpi. Dan aku akan bermimpi buruk lagi. Aku berjalan mengitari kegelapan tidak berujung. Aku melihat dari kejauhan, ada sebuah cahaya ungu yang kontras dengan seluruh kegelapan ini. Aku langsung bergegas menuju cahaya itu. Saat aku sudah berada di dekat pancaran misterius itu, terasa daya tarik yang hebat berasal dari cahaya itu. “Argh!’ pekikku saat terhisap ke dalam cahaya ungu. Aku tak dapat mengendalikan ragaku.

MONSTROUS file19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MONSTROUS file19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language

19

MONSTROUS

Type : Short Novel (Ongoing)

Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance

Writer : Deriz Caesar

Note : This story is written mostly in Indonesia language. I will gladly translate it into

English language if there are foreign readers who are going to read this story.

oOo

Episode 1 – Pria Pucat

“Goodbye my friend, it’s hard to die. When all the birds are singing in the sky…”

Aku lantunan lagu indah gubahan Jacques Bell sembari memainkan piano reyot

kesayanganku. Lagu bermakna kelam, salah satu lagu favoritku. Kupandangi seluruh

perawakanku melalui pantulan kaca tepat di sebelah piano. Aku mengenakan kemeja hitam

dan celana panjang yang juga hitam. Rambutku hitam legam sepanjang leher dengan muka

putih pucat. Lingkaran hitam di sekitar mataku terlihat tebal. Sebenarnya, aku sangat

kesepian. Itu karena aku adalah anak yatim piatu yang mewarisi seluruh kekayaan mendiang

orangtuaku. Hingga aku bisa tinggal di rumah yang sangat besar dan fasilitas yang serba

mewah. Dengan para pembantu yang bertugas membuatkan makanan dan minuman untukku,

serta security yang berjaga di halaman rumah. Tapi entah mengapa aku merasa kesepian.

Seolah hanya aku saja yang tinggal di sini.

Aku melirik jam dinding di ruang tengah, ternyata waktu sudah menunjukkan

pukul empat pagi. Kebiasaanku semenjak dulu belum hilang, kebiasaan untuk menikmati

suasana malam hingga fajar menjelang. Aku terpaksa tidur sejenak karena harus berangkat

ke sekolah pagi-pagi. Aku benci tidur, karena aku selalu bermimpi buruk, sangat buruk. Hal

itu terjadi sejak kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan. Tapi biarlah, aku sudah

terbiasa dengan mimpi-mimpi itu. Aku baringkan tubuh kurusku di springbed ukuran besar.

Kupejamkan mata perlahan, berharap wujud mengerikan itu tidak singgah di mimpiku lagi.

Lalu semuanya menjadi kelabu, kemudian petang.

Dalam kegelapan aku terbangun. Aku sadar bahwa aku masih berada di alam mimpi.

Dan aku akan bermimpi buruk lagi. Aku berjalan mengitari kegelapan tidak berujung. Aku

melihat dari kejauhan, ada sebuah cahaya ungu yang kontras dengan seluruh kegelapan ini.

Aku langsung bergegas menuju cahaya itu. Saat aku sudah berada di dekat pancaran misterius

itu, terasa daya tarik yang hebat berasal dari cahaya itu.

“Argh!’ pekikku saat terhisap ke dalam cahaya ungu. Aku tak dapat mengendalikan

ragaku.

Page 2: MONSTROUS file19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language

20

Tiba-tiba aku berada di ruangan yang sudah tidak asing lagi bagiku. Pianoku juga

masih berada pada tempatnya. Aku sadar bahwa aku sedang berdiri di dalam rumahku

sendiri. Namun ada sosok makhluk yang sangat mengganggu pemandangan karena rupanya

yang mengerikan, sedang berdiri beberapa meter di depanku. Wajahnya hancur, penuh

dengan luka menganga. Matanya mengeluarkan nanah busuk yang baunya mengerutkan

hidungku. Darah segar tampak keluar dari mulutnya saat ia mencoba untuk mengatakan

sesuatu.

“Penantianku telah usai!”

Suaranya yang mengerikan menggema hingga ke sudut ruangan. Namun aku tidak

gentar sedikitpun, karena aku telah terbiasa dengan mimpi semacam ini. Kutekan seluruh

rasa takut hingga menjadi gumpalan kecil. Hingga tersisa rasa amarah yang meluap-luap.

Amarah karena hingga detik ini aku tidak bisa menyudahi serangkaian mimpi buruk yang

selalu menimpaku.

“Apa maksudmu? Aku tidak takut, makhluk menjijikkan!”

Makhluk itu hanya tertawa sinis. Darah segar tersembur dari mulutnya hingga

mengotori lantai ruangan kesayanganku. Aku sedikit gentar melihat darah itu. Bukan karena

aku phobia darah, tapi darah itu merayap mendekatiku. Seakan-akan darah itu memiliki

nyawa tersendiri.

Tiba-tiba makhluk itu melayang ke arahku sangat cepat sampai-sampai aku tidak

sempat menghindarinya. Terpaksa aku harus memukul makhluk itu sekuat tenaga. Sontak

makhluk itu menghilang tidak berjejak. Aku sedikit lega melihat makhluk menjijikkan itu

tidak ada di dekatku lagi. Tunggu! Ada yang aneh dengan tubuhku. Tangan dan kakiku kaku

tidak bisa digerakkan. Sontak aku terjatuh ke lantai ubin yang digenangi darah makhluk itu.

Dalam sekejap, semuanya menjadi gelap gulita.

“Tidak!”

Aku terhentak dari kasur yang basah karena keringatku sendiri. Denting suara jam

terdengar tidak seirama dengan degupan jantungku yang berdebar kencang karena gemang

dengan mimpi yang baru saja kualami. Aku berjalan ke arah jendela seraya memandangi

mentari pagi yang menyinari wajah pucatku. Aku berusaha mengatur irama napasku yang

masih saja tersengal-sengal. Teh Rosella hangat buatan pembantuku tersaji rapi di meja kecil

di sebelah kasurku. Langsung saja kuteguk teh itu hingga habis. Aroma dedaunan Rosella

menenangkan adrenalinku.

“Hmm, sudah jam enam,”

Aku langsung melesat ke kamar mandi dan bersiap-siap menuju sekolahku, SMA

Swasta terkenal di kota metropolitan ini. Tidak butuh waktu lama, dalam setengah jam saja,

aku langsung bergegas menuju garasi dan mengegas mobil BMW Z4 hitam kesayanganku.

Page 3: MONSTROUS file19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language

21

Aku tidak suka datang terlambat ke sekolah. Karena aku bukan tipe orang berjam

karet. Tapi gawat, sebentar lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup. Terpaksa aku mengebut

dan melanggar beberapa lampu merah, dan menghindari kecelakaan karena ulahku sendiri.

“Sorry pak polisi,” ejekku dalam hati ketika melihat para polisi yang mengejarku,

tidak sanggup menyamai kecepatan mobilku. Mereka tidak akan bisa mencatat plat nomorku,

karena aku mengaktifkan penutup plat nomor. So, aku bebas melanggar peraturan lalu lintas.

I don’t care.

Gedung berlantai empat terlihat megah. Langsung kulesatkan mobilku menuju ke

tempat parkir yang berada di lantai ground. Untung saja pintu gerbangnya masih belum

ditutup. Sesaat setelah aku keluar dari mobil, terdengar suara yang sangat familiar bagiku,

suara bel masuk telah dibunyikan. Aku langsung berlari kecil menuju lift dan bergegas

menuju lantai dimana kelasku berada.

Pelajaran pertama adalah pelajaran favoritku, biologi. Dulu ketika kehidupanku

masih normal, aku sangat suka dengan pelajaran ini. Aku sempat bercita-cita untuk menjadi

dokter bedah. Namun sekarang cita-citaku berubah, aku bercita-cita untuk melenyapkan

mimpi-mimpi buruk beruntun yang telah kualami selama ini.

Aku melihat guruku belum datang. Aku langsung duduk di bangku pojok belakang

sebelah kanan yang masih kosong. Teman-temanku sibuk mengobrol dan berkicau sesuka

hati mereka. Terdengar seperti kicauan beo, atau suara gergaji mesin yang sudah karatan.

Membuat penyakit bebuyutanku, migrain, kambuh lagi.

Suara bising itu mendadak hening ketika guru biologi membuka pintu kelas. Aku

langsung melepas earphone yang kugunakan untuk meredam kicauan bising yang sangat

menggangguku. Untung saja guru itu segera datang. Kalau tidak, bisa-bisa migrainku

semakin parah. Bahkan earphone tak dapat membendung kebisingan itu.

“Kau terlihat semakin pucat aja, Rick.” tegur Dina yang duduk di sampingku. Ia

terlihat sibuk membolak-balik novel yang ia selipkan di balik buku biologi. Matanya yang

bulat nan indah terlihat mengamati wajahku.

“Hmm, terus? Masalah ya buatmu? Terserah aku mau pucat kek, atau mau mati kek,

terserah aku,” kupasang muka malas. Aku malas mendengar ocehan dari siapapun itu,

termasuk Dina.

“Jawabanmu bener-bener malesin, Jangan mikir mati gitu dong, kamu ini,” ia

memalingkan mukanya dariku. Aku melihat pancaran kecemasan dari raut wajahnya. Aku

sedikit merasa bersalah.

“Sudahlah, baca saja novelmu, jangan cemaskan aku,”

Page 4: MONSTROUS file19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language

22

Ia menoleh ke arahku lagi, seraya berkata, “Jaga dirimu baik-baik dong Rick, jangan

mikir mati atau sejenisnya. Bikin aku cemas aja,”

Dina hanyalah nama panggilanku kepadanya saja. Sedangkan nama aslinya adalah

Nadira Syafira. Dina dan aku bertemu pertama kali semenjak aku pindah ke kota ini. Ia adalah

sahabat sekaligus temanku satu-satunya. Ia juga satu-satunya manusia yang sering

berkunjung ke rumahku. Keceriaan dan kepolosannya sedikit mewarnai kehidupanku yang

terasa hampa.

“Aku bisa menjaga diriku sendiri,”

“Okelah, kalau ada apa-apa, call me ya!”

Senyum legit terlihat sedikit menyeruak di bibirnya kala aku ucapkan kalimat itu.

Sepertinya ia sedikit lega mendengar jawabanku. Ia langsung kembali melanjutkan aktivitas

asalnya, membaca novel diam-diam.

Hari-hari di sekolah kali ini telah kulewati dengan lancar tanpa kendala sedikitpun.

Aku berusaha sebisa mungkin untuk menjauhkan diri dari masalah. Karena masalahku

dengan mimpi-mimpi buruk belumlah usai. Setelah bel pulang berbunyi, aku langsung

melangkah keluar kelas. Aku berjalan mendekati lift menuju lantai ground untuk pulang dan

menikmati kesendirianku.

Setibanya di pintu lift, aku melihat sosok wanita tua yang tidak pernah aku lihat

sebelumnya. Sepertinya ia terkena penyakit katarak karena bola matanya berwarna abu-abu.

Ia berdiri tepat di sampingku. Sekelumit pertanyaan menghampiri kepalaku. Siapa wanita

itu? Mengapa tidak ada seorangpun yang menemaninya? Dan untuk apa wanita itu

mengunjungi sekolah elite ini? Ah masa bodoh, aku tidak peduli. Kuambil saja smartphone

kesayanganku dan mengutak-atik software buatanku sendiri. Software yang akan kujual di

website pribadiku.

“Nak,”

Tiba-tiba aku mendengar wanita tua itu memanggilku. Aku enggan menoleh ke arah

wanita itu karena sibuk mengutak-atik program yang mulai rumit. Namun karena aku ingin

bersikap sopan, maka aku harus menanggapi wanita itu. Siapa tahu ia ingin menanyakan hal

yang penting seperti lokasi rumah-sakit. Tapi aku enggan mengantarnya, too lazy to do that.

“Kamu tahu nak? Kamu memiliki kekuatan unik, tapi kamu harus melatih kekuatan

itu agar kamu tidak terjerumus ke dalam jebakan mereka. Mereka menginginkan darah dari

orang-orang sepertimu, berhati-hatilah nak.”

“Hah?! Apa yang anda maksud?”

Page 5: MONSTROUS file19 MONSTROUS Type : Short Novel (Ongoing) Genre : Fantasy, Horror, Thriller, Romance Writer : Deriz Caesar Note : This story is written mostly in Indonesia language

23

Aku kaget mendengar kalimat aneh yang terlontar dari mulut wanita misterius itu.

Aku langsung menoleh ke arah wanita itu berada. Namun, wujud wanita tua itu menghilang

seketika. Sungguh aneh.

Aku mencari ke setiap sudut ruangan, namun wanita itu tidak terlihat batang

hidungnya lagi. Karena terserang rasa penasaran yang teramat besar, maka tak ada pilihan

lain selain mengakses kamera CCTV secara ilegal melalui smartphone-ku.

Selang beberapa detik, aku akhirnya dapat mengakses rekaman CCTV di daerah

tempat aku berdiri, cukup mudah untukku melakukannya. Karena hacking dan cracking

adalah hobby-ku di kala senggang. Aku mengamati kejadian ketika wanita tua itu

menghilang. Ia tidak berlari, ia benar-benar lenyap seketika. Aku putar rekaman CCTV sekali

lagi. Dan tidak mengubah apa yang aku lihat, wanita tua itu benar-benar menghilang dalam

sekejap mata.

“Wa-wanita tua yang aneh. Jangan-jangan dia bukan manusia,”

Baru kali ini aku berbicara terbata-bata di dunia nyata. Dan baru kali ini juga aku

bertemu makhluk misterius di dunia nyata. Sontak pikiranku meliar. Aku terdiam sejenak,

mencoba mengingat kalimat dari wanita misterius itu.

BERSAMBUNG