39
ISSN: 2087-5975 www.money-and-i.com BPR Lestari Annual Report 2011 Special Edition Vol. 26 Feb - Mar 2012

Money&I ed 26

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Money&I ed 26

Citation preview

1Vol. 26 Feb - Mar 2012

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

BPR Lestari Annual Report 2011

Special Edition

BeyondBanking

Vol. 26 Feb - Mar 2012

2 3Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

4 5Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

PUBLISHERAlex P. Chandra

MARKETING COMMUNICATION

I Putu Agus Ariawan

PUBLIC RELATIONWahyu Sari Pande

EDITOR IN CHIEFArif Rahman

CONTRIBUTORSAlex P. Chandra • Hermawan Kartajaya • Pribadi Budiono • I Made Wenten B. • Suzanna

Chandra • Hary Susanto

MANAGING SUPPORTAnton HPT

CONTENT EDITORKinan Setya

DESIGNHendrikus Toby

MARKETINGAan

CIRCULATIONLodji Hartawan

PHOTOGRAPHYIvan Faderlan

Supported By :

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0361 7843244www.money-and-i.com

MANAGEMENT

EDITORIAL

contents

Send your letter to PT BPR Sri Artha Lestari, Jl. Teuku Umar 110 Denpasar or mail to M&I Magazine [email protected]

18Special FeatureBeyond Banking

6 From The Editor

8 Quotes of The Month

10 Outlook Ngurah Rai Reborn

12 Road To Wealth Miss a Meal, But Dont Miss Your

Reading

14 Lestari First Ladies Kopi Bali House, Akademi

Bartender Menjadi Barista 16 Growth Strategies Pada Akhirnya Semua Orang

Akan Menjadi Tidak Kompeten 54 Interview Alex P Chandra : Spark in The

Bank that Almost Broke

64 Book Review How to Rule the World From Your

Couch

62 Note From The Guru Golden Rules Bagi Pemasar

Indonesia

68 Smart Family Working Mom : Multitalented or

simply sudah nasib

66 Literature Onward 72 Note From a Friend Study Dahlan Iskan

74 Sneak Peak The Descendendants

Money & I Vol 26

Feb- Mar 2012

6 7Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

FROM THE EDITORARIF RAHMAN

GDP masyarakat kita memang sudah membaik dengan angka kisaran US$ 3.600, namun itu masih belum apa-apa dibandingkan Malaysia yang pendapa-tan perkapita-nya mencapai US$ 8.000 atau Singapura yang diatas US$ 43.000. Rendahnya daya saing Indonesia tersebut terlihat pada industri perban-kan kita, mulai dari lemahnya efisiensi, network dan juga kemampuan finansial. Tidak heran saat ini bank-bank asing berekspansi ke Indonesia, bank-bank dari Malaysia dan Singapura bahkan sudah meraih pangsa pasar yang cukup besar saat ini.

Hal ini juga dampak dari kebijakan yang memperkenankan bank Asing memi-liki 99% saham di bank dalam negeri, sementara di negara-negara Asean lain-nya justru kepemilikan saham dibatasi 30-40% saja. Dilain sisi, bank-bank dalam negeri juga kesulitan ekspansi ke luar negeri, berbeda dengan bank asing yang dengan mudahnya bisa membuka cabangnya di Indonesia. Padahal, inilah periode terbaik bagi industri perban-kan kita menunjukkan taringnya, sejak

periode krisis tahun 1998 lalu, industri perbankan lah yang pulih paling cepat. Bahkan saat ini kredit investasi sudah lebih tinggi dari kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Artinya makro ekonomi kita jauh membaik, dan ini sig-nifikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diatas 6%.

Namun di industri perbankan dengan skala yang lebih kecil yakni BPR, maka persoalan diatas bukanlah masalah serius, 1.600 BPR yang ada di Indone-sia saat ini adalah pemain yang justru tengah siap memanfaatkan momentum untuk semakin besar. Dan jika ada BPR yang tutup, sekitar 80% nya disebab-kan freud atau penyalahan wewenang, dan hanya 20% yang gagal karena tata kelola [Good Corporate Governance] yang buruk, dan itupun jumlahnya sedikit sekali.

Tidak ada ceritanya BPR yang kehila-ngan pasar. Dan sekarang, tinggal siapa yang paling cepat, berani, kalkulatif dan inovatif saja yang akan menjadi pemenang di pasar. Dan jika lingkup

regionalnya Bali dikelas BPR, maka Lestari adalah local champion sejak tahun 2005 lalu. Namun, dengan indi-kasi perkembangan pasar dan pereko-nomian yang agresif, maka apa yang sudah dicapai Lestari sampai sejauh ini hanyalah sebuah awal. Jika ditahun 2005 BPR Lestari masuk dalam 10 BPR papan atas nasional. Maka tahun 2011 lalu, peringkatnya naik menjadi 3 besar BPR nasional. Dan bukan tidak mungkin dalam waktu kedepan masih banyak prestasi lain yang diraih. Itu sebabnya Lestari saat ini mulai mencanangkan target menjadi The Top 10 Biggest Bank di Bali dan berkompetisi dengan bank umum.

Itu sebabnya edisi M&I kali ini demikian berbeda, kami menyajikan Special Edi-tion dengan jumlah halaman yang jauh lebih tebal dan memaparkan secara komprehensif bagaimana fenomena sebuah BPR Kecil yang awalnya beraset Rp. 300 juta, dalam waktu 12 tahun bertransformasi menjadi bank dengan aset Rp 1 triliun. Dari 24 orang karyawan menjadi 230 orang team work, dari satu kantor berupa ruko 2 lantai di tepi kota Denpasar saat ini akan beroperasi dengan 6 kantor cabang, dan diakhir tahun 2012 ini akan running dengan 12 cabang [bertambah 6 kantor kas] yang terletak di pusat-pusat bisnis.

Karenanya rubrik special feature kali ini berupa BPR Lestari Annual Report 2011. Dan bukan hanya menyajikan prestasi Lestari ditahun 2011 lalu, namun juga cerita perjalanan, romantisme dan dinamika perusahaan ini menjadi raja dikelasnya. Besar harapan kami dari redaksi, bahwa apa yang disajikan bisa menjadi sarana inspirasi bagi Anda untuk melakukan hal yang sama, mem-bawa perbedaan dan perubahan yang lebih baik. Selamat Membaca.

BPR Lestari Annual Report 2011Journey to the Top 10 Biggest Bank in Bali

Pembentukan masyarakat ekonomi Asean direncanakan berlaku pada tahun 2015 nanti, namun belum apa-apa hal ini sudah menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi negara-negara yang memiliki daya saing rendah seperti Indonesia.

8 9Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

“Sekitar 100 juta jiwa kelas menengah di Indonesia akan menjadi motor perekonomian Indonesia”Urip Budi PrasetyoDirektur Pengawasan Transaksi & Kepatuhan BEI

“Karena resources itu tidak unlimited, waktu, people dan capital semuanya terbatas, pada saat menghadapi segala yang terbatas, yang kita lakukan adalah skala prioritas. Apalagi pada perusahaan kecil, strateginya harus fokus”Alex P ChandraDirektur Utama BPR Lestari

“Prediksi kami, ekonomi dunia akan tetap didominasi emerging market, dan kalau melihat emerging market, kontribusi terbesar tahun 2010-2020 adalah Asia”Michael TjoajadiDirektur Utama PT Schroders Investment Management Indonesia

“Kelompok middle class Indonesia itu, belum kaya tapi sudah genit”Hermawan KartajayaShare Holder Meeting BPR Lestari

“Pasar obligasi lebih cepat bereaksi merespon kondisi perekonomian daripada lembaga pemeringkat. Saya perkirakan S&P akan menaikkan peringkat utang kita pada semester II dan dampaknya, dana asing dari dana pensiun dan reksadana Amerika Serikat akan membanjiri Indonesia”Fauzi IchanEkonom dalam seminar Fragile West, Resilent East

10 11Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

OUTLOOK OUTLOOK

RebornPembangunan ulang bandara Ngurah Rai telah berjalan hampir setahun, dari skema 5 tahap pembangunan yang berjalan, sampai sejauh ini pembangunan untuk tahun pertama, kedua dan ketiga sudah dikerjakan secara bersamaan. Inilah salah satu dari beberapa proyek masterplan percepatan pembangunan di Bali. Sebagaimana yang dikemukakan oleh departemen keuangan, diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang 17% penduduknya berada di bawah garis kemiskinan, serta memiliki ketimpangan pendapatan yang tinggi sebesar Rp 17,7 juta per kapita (antara kabupaten/kota terkaya dan termiskin), belum lagi dengan populasi penduduk yang tidak merata, tingkat investasi yang rendah serta ketersediaan infrastruktur dasar yang masih sangat terbatas. Oleh karenanya diperlukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yang akan difokuskan pada 3 kegiatan utama, yakni pariwisata, perikanan dan peternakan.

Bandara Ngurah Rai saat ini sedang diposisikan sebagai bandara internasional yang berkelas, menurut Hary Budi Waluyo kepala humas Proyek Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali (PPBIB) yang ditemui ketika redaksi M&I bertandang menyampaikan bahwa dana yang digelontorkan untuk membangun bandara Ngurah Rai sebesar Rp 2,5 Trilliun. Dana itu untuk mempercantik dari segi pelayanan saja, karena untuk landaran pacu, bandara tidak berubah. Selama ini pihak PPBIB telah mengadakan survei kebeberapa negara untuk melihat model bandara internasional yang salah satunya berasal dari Incheon di Korea Selatan yang pernah dinobatkan sebagai bandara terbaik dunia.

Pembangunan ini juga didasari adanya peningkatan 15% pertahun, dengan kedatangan wisatawan mencapai 11,123,224 pada tahun 2010 lalu. Karena area bandara telah mengalami kelebihan kapasitas, dimana untuk internasional dengan kapasitas 65.800 m2 digunakan 61.700 m2 untuk ruang international, sedangkan domestik kapasitas 13.300 m2, ruang yang digunakan mencapai 45.500 m2. Maka kelebihan kapasitas sebesar 344%. Dengan pembanguan bandara ini, pihak angkasa pura I berharap kedatangan wisatawan tiap tahunnya dapat bertambah menjadi 25 juta kunjungan hingga tahun 2025.

Untuk area parkir sendiri telah dirancang 3 lantai yang

dapat menampung 2.500 kendaraan, saat ini luas parkir hanya dapat menampung 1500 kendaraan. Dan nantinya bandara ini akan dilengkapi dengan fasilitas canggih seperti Baggage Handling System, dan menjadi bandara pertama yang memiliki sistem ini, untuk mempermudah dan mempecepat pelayanan untuk bagasi penumpang. Dalam proses pembangunannya, sebagaimana disampaikan Hari, bandara Ngurah Rai mungkin merupakan bandara internasional yang terkecil, karena luasannya hanya mencapai 285 Ha, sedangkan di Lombok saja luasnya mencapai 500 Ha. Padahal menurutnya, untuk kebutuhan bandara internasional idealnya memiliki luas 2.000 Ha.

Sekalipun pembangunan ini sempat mengalami kendala, seperti saat presiden Amerika datang beberapa waktu lalu, dimana proses dihentikan total selama satu minggu, dan juga cuaca selama pergantian tahun yang menyulitkan dalam pengecoran, namun hal ini dapat diatasi dan tidak menjadi kendala yang berarti. Pembangungan bandara yang akan berlangsung sampai dengan Mei 2013 ini telah memindahkan 170 perumahan disekitar bandara dan sebuah sekolah yang direlokasi dari kawasan yang dimiliki angkasa pura I. Saat ini tolgate bandara telah rampung dan berfungsi dengan baik sehingga tidak terdapat penumpukan kendaraan disana, namun beberapa wisatawan mengeluhkan tentang jauhnya akses menuju pintu penerbangan, yang jaraknya harus ditempuh sekitar 15 menit dari penurunan penumpang. Jauhnya akses ini semakin terasa bagi para penumpang domestik karena letaknya berada pada posisi yang terjauh dari tempat penurunan penumpang. Hari mengakui hal ini tentu menjadi kendala, namun hal ini hanya sementara, karena pembangunan yang belum rampung secara total, ia juga menambahkan pihaknya telah mendirikan perlintasan yang memadai untuk akses jalan ini dengan mendirikan atap yang tinggi untuk menghindari hujan dan juga panas yang menyengat, ”kita buatkan atapnya tinggi, supaya para penumpang nyaman,” terangnya

Ngurah Rai

12 13Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

“The one who do not read, is no better than the one who

can not read”

“Generasi muda Indonesia kurang membaca karena Jendral Soeharto tidak membaca”,

demikian Goenawan Muhammad pernah

berkata.

ROAD TO WEALTH

MISS A MEAL,BUT DON’T MISS YOUR READING

Selama kuliah, saya hampir tidak pernah membaca text book. Bacaan saya adalah diktat kuliah. Cata-tan kuliah saja. Ujian-ujian selama kuliah dapat saya jawab berdasarkan diktat-diktat tadi.

Jadilah saya generasi seperti yang dikatakan oleh Goenawan Muhammad tadi. Generasi yang tidak ‘membaca’.

Gus Dur almarhum pernah menyindir ‘ketidakmam-puan kita untuk membaca ini’. Ketika MPR menolak merevisi TAP MPR perihal pelarangan ajaran Mar-xisme, Gus Dur ketika itu mengatakan “Apa mereka pernah membaca bukunya Karl Marx?”

Namun waktu kecil, waktu SMP, saya sangat gemar membaca. Membacanya komik dan cerita silat. Buku favorit saya adalah karya Chin Yung, yaitu se-ries cersil Sia Tiaw Eng Hiong, si Kwee Ceng dan Oey Yong, kisah Pendekar Memanah Burung Rajawali. Kwee Ceng yang bodoh namun jujur dan pekerja keras akhirnya menjadi salah satu pendekar terbe-sar di jamannya, dan kekasihnya Oey Yong yang pu-nya photographic memory.

Cerita lanjutannya, Yo Ko si Sin Tiaw Hiap Lu, si pen-dekar tampan yang tangannya buntung, yang jatuh cinta kepada gurunya yang awet muda dan cantik jelita Siaw Liong Lie.

Suatu ketika saya melihat di CNN interview dengan Jack Ma, founder dari alibaba.com. Jack Ma ‘con-sidered’ sebagai salah satu entrepreneur tersukses di Cina. Dan ketika ditanya oleh Anjali Rao (inter-viewer CNN), “Where you study your business phi-losophy?”. Interestingly, Jack Ma mengatakan, “From Chin Yung…from Sia Tiaw Eng Hiong and Sin Tiaw Hiap Lu, one of Chinese greatest romance ever writ-ten. I always carry some of the books in my bag pack”.

Jack Ma meneruskan, bahwa kisah Kwee Ceng yang bodoh dan dari keluarga yang biasa-biasa saja, na-mun berkat ketekunan dan kejujurannya, kemudian

menjadi ‘eng hiong’, pendekar besar yang kemudian berjasa buat negaranya. Cerita itu menginspirasinya setiap saat. Menjadikannya Jack Ma yang sekarang. “Wow…”, saya juga membaca cerita yang sama.

Ternyata cerita silat, yang dulu kalau saya baca harus sembunyi-sembunyi takut ketahuan sama orang tua saya, menginspirasikan seorang “super-star entrepreneur di Cina”.

Buku berikutnya yang mengubah hidup saya ada-lah Rich Dad Poor Dad-nya Kiyosaki. Waktu itu saya di awal-awal membangun BPR Lestari. Awal-awal karir saya sebagai entrepreneur. Keluar dari BCA dan “start my own company”.

Waktu itu kalau tidak salah assetnya BPR Lestari sekitar 10 Miliar. Saya hampir putus harapan. Saya sudah bilang ke istri, “Saya jual aja ini bank ya (kalau laku), cari kerja lagi”.

Ceritanya Kiyosaksi di Rich Dad Poor Dad itu ‘gue banget’. The book change my life. Di buku itu diceri-takan kejadian yang persis seperti yang saya alami. Bahwa apa yang saya kerjakan sebenarnya sudah benar.

Saya jadi bersemangat, motivasi saya bangkit lagi. “The Road less travelled, .. and that’s makes all the dif-ference”, kutipan syairnya Robert Frost yang dikutip di awal bukunya Kiyosaki.

Saya juga begitu, saya mengambil jalan yang ber-beda, dan itu yang akan membuat perbedaan di kemudian hari.

Sejak saat itu, saya menemukan sebuah hartu karun yang tak terhingga nilainya. Books!

Para penulis itu sudah berbaik hati, menuliskan pengalaman-pengalamanannya, pelajaran-pelaja-ran hidupnya, cerita-cerita yang menginspirasinya dan seterusnya. All we have to do, is read their story, and get inspired.

Menurut saya, kebiasaan membaca adalah salah satu Road to Wealth yang efektif. Murah, meriah dan bermanfaat.

I can miss my meal, but I will not miss my daily reading, and that makes all the difference.

ROAD TO WEALTHALEX P. CHANDRA

Sejak saat itu, saya

menemukan sebuah harta

karun yang tak terhingga

nilainya.

Books!

14 15Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

“Wah, mau ke Bali ya.. oleh-oleh dong, Kopi Balinya, yang merek Kupu-Kupu Bola dunia ya..” Yup, kira-kira begitulah keinginan sebagian orang saat mengetahui kerabat atau keluarganya hendak ke Bali. Kita sendiri pun, yang berdomisili di Bali, kerap mendapat permintaan yang sama ketika hendak berkunjung keluar daerah. Kopi Bali sudah menjadi salah satu ciri warisan kekayaan alam Bali, nikmat dan khas. Lalu mengapa yang bermerek Kupu-Kupu Bola Dunia. Well, disini kita punya cerita!

Perjalanan perusahaan kopi yang mereknya demikian branded itu tidak sebentar, namun panjang, berliku dan menantang. Secara bertahap perusahaan tersebut kian membesar, bahkan hingga saat ini dikelola oleh Wirawan Tjahjadi sebagai generasi ketiga. Namun dulu, ketika

LESTARI FIRSTLESTARI FIRST

pertama kali terjun di bisnis kopi, produk yang dihasilkan oleh perusahaan keluarga Bhineka Jaya ini, sering mendapat perlakuan yang tidak “adil” dalam pemasaran kopinya. Wirawan yang ditemui Anton HPT Reporter M&I menyampaikan perjalanan bisnis kopinya tersebut dari salah satu tempat kopinya yang demikian convenience di kawasan By Pass Sanur.

Wirawan menyatakan, saat dulu menawarkan kopi mereka ke hotel-hotel yang ada di Bali, selalu ditempatkan sebagai pilihan nomer dua, bahkan tidak jarang hanya dijadikan pilihan terakhir bagi para pemilik hotel, padahal menurutnya kopi Bali yang diproduksi oleh pabriknya memiliki mutu yang baik, tidak kalah dengan kopi dari luar negeri. Hal ini membuat keluarganya merasa gerah dan pada tahun 1940-an mereka pun membeli sebuah mesin pemanggang kopi otomatis seharga US$25.000 dari Jerman yang sangat mahal, sebuah investasi yang cukup berani, mengingat kondisi politik saat itu yang masih carut marut pasca kemerdekaan. Namun hal ini berdasarkan pertimbangan dan estimasi masa depan.

Ketika banyak permintaan, mereka tidak mungkin mampu memproduksi secara tradisional seterusnya. Perlahan, mereka pun sanggup meningkatkan produksi, melatih sumber daya yang memadai, dan dengan semakin terbukanya pasar yang besar khususnya internasional, maka perusahaan ini pun akhirnya berkembang hingga saat ini.

Bertahan dalam waktu lama jelas bukan perkara mudah, dibutuhkan inovasi untuk tetap berdaptasi dengan pasar. Selain menjual kopinya lewat “warung” kecil di jalan Gajah Mada 80 Denpasar. Maka Wirawan Tjahjadi juga mendirikan Kopi Bali House, yang disebutnya sebagai tempat untuk menikmati kopi yang sesungguhnya.

Tempat yang berdiri sejak tahun 2004 ini memiliki banyak fasilitas termasuk meeting room. Selain itu, Wirawan juga mengharapkan Kopi Bali House, menjadi study coffee centre, karena disini kita juga dapat melihat hasil kopi-kopi dari daerah lain seperti Sumatra, Sulawesi, Jawa, Flores dan juga dari luar negeri. Tempat ini memang sudah disiapkan dengan berbagai sarana edukasi, agar orang tahu sejarah kopi, bahkan dipajang salah satu koleksi alat penggiling kopi dari jaman dulu.

Itu sebabnya Wirawan mengharapkan nantinya Kopi Bali House juga menjadi akademi untuk orang yang ingin menjadi seorang Barista, karena ia melihat masih banyak Bartender yang hanya sekedarnya dalam menyajikan kopi, dan ini dapat merugikan setiap penikmat kopi, maka Bartender yang memiliki kemampuan seorang Barista menjadi sangat penting untuk dimiliki.

Wirawan yang penikmat seni lukis ini juga memajang lukisan yang terbuat dari kopi di tempatnya tersebut. Semua ini ia dedikasikan agar konsumen yang datang dapat benar-benar puas berada disini. Bahkan, disini ada juga lho parfum dari kopi. Setiap kopi yang disajikan ditempat ini selalu fresh, karena semua berasal dari pabriknya yang hanya memproduksi kopi secara langsung, sehingga tidak terjadi peyimpanan yang terlalu lama.

“Akademi” Bartender, Menjadi Barista

Kopi Bali House

Produk kopi ini telah mendapatkan banyak standar ISO, sehingga semua produk yang diproduksi dapat terjamin kualitasnya. Usaha yang awalnya sempat diragukan itu, dapat bertahan dan berkembang, bahkan diawal tahun pria ini juga membuka Kopi Bali House dikawasan Ubud.

Optimisme dan pengetahuannya soal kopi juga tampak saat ditanyakan tentang masa depan kopi di Bali, Wirawan sangat yakin dan percaya selama masih ada orang yang menikmati kopi, maka selama itu pula kopi Bali akan menjadi pilihan. Yang terpenting dari industri hulu kopi ini adalah pada sistem cara tanamnya.

Ia menyatakan, kedepannya ada 2 cara tanam dan satu cara dagang yang harus dilakukan oleh setiap orang yang berkecimpung diindustri ini, cara tanam yang pertama adalah organik farming, sistem ini dapat meyajikan lingkungan yang lebih aman bagi setiap mahluk yang ada. Sistem kedua adalah Rain Forest, cara tanam ini merupakan cara tanam yang selaras dengan keberadaan hutan sehingga diharapkan tidak akan membuka lahan hutan secara tidak terkendali.

Sementara untuk sistem dagangnya, maka yang harus diterapkan juga menurutnya adalah sistem dagang adil (Fair Trade), agar setiap petani juga dapat merasakan keuntungan, dan tidak malah menjadi rugi saat menjual produk kopinya. “Yang menjadi penting, lingkungan jangan dirusak dan petani jangan dirugikan,” terangnya. Sebuah filosofi indah tentang kopi, yang membawa Kupu-Kupu Bola Dunia dikenal hingga mancanegara.

16 17Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

GROWTH STRATEGIES

“Pada akhirnya semua orang akan menjadi tidak kompeten”. Ini merupakan kalimat yang saya baca dari sebuah buku tentang Peter Drucker. Terus terang, pertama kali membaca kalimat ini, pikiran saya langsung teriak “tidak setuju”. Hal ini juga mungkin juga Anda akan langsung berpendapat yang sama.

Dalam sebuah acara demonstrasi Core Banking System yang diadakan oleh salah satu bank Swasta di Denpasar. Pada saat coffee break, rekan satu tim dari BPR Lestari bertanya “Kenapa ya, bank yang dulu sangat besar kok bisa sekarang diambil alih?”.

Pertanyaan rekan tersebut saya respon dengan jawaban,

“Organisasi akan terus berkembang apabila kompetensinya setingkat atau lebih tinggi dari tantangan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Baik dari sisi bisnis maupun dari sisi intern organisasi itu sendiri. Dan apabila organisasi tersebut terlambat mengembangkan kompetensinya, sehingga tantangan yang dihadapi lebih tinggi dari kompetensi organisasi, maka yang akan terjadi selanjutnya adalah kemunduran.”

“Kita pun sebagai karyawan menghadapi hal yang kurang lebih sama dengan tantangan yang dihadapi sebuah organisasi. Kita sebagai karyawan akan memiliki karir yang bagus selama kompetensi kita setingkat atau lebih tinggi dari tanggung jawab yang kita pegang. Dan apabila kompetensi kita dibawah tanggung jawab yang dipercayakan, maka bisa dikatakan kita telah mencapai titik puncak karir. Yang selanjutnya terjadi adalah “kemunduran”

Setelah menjawab pertanyaan teman tersebut, saya langsung teringat dengan kalimat yang di ucapkan Peter Drucker bahwa semua orang akan

“PADA AKHIRNYA, SEMUA ORANG

AKAN MENJADI TIDAK KOMPETEN”

menjadi tidak kompeten. Kemudian saya merasa merinding, “akankah dan kapankah saya akan menjadi tidak kompeten?”

Pertanyaan besarnya yang timbul adalah, kenapa orang akan menjadi tidak kompeten?

Kasus PertamaPada saat orang memulai memulai karir, maka pada umumnya dia akan mulai mendapat tugas dan tanggung jawab sebagai staff. Apabila perusahaan tempat dia bekerja menilai bahwa dia mampu menangani pekerjaannya dengan baik, maka perusahaan akan menilai bahwa dia sangat berkompeten. Kemudian jabatannya akan dinaikkan. Tanggung jawabnya pun akan bertambah. Karirnya naik.

Selanjutnya, perusahaan akan melihat kembali kinerja orang tersebut, apabila perusahaan kembali melihat bahwa orang tersebut menangani pekerjaan dengan baik, maka karir dan tanggung jawabnya akan ditingkatkan kembali. Proses ini akan berlangsung terus sepanjang perusahaan memiliki jenjang karir yang luas, dan dengan catatan orang ini tetap kompeten dengan tanggung jawab yang akan terus bertambah, maka hal ini akan seiring dengan karirnya yang makin meningkat.

Tetapi pada titik tertentu, setelah beberapa kali naik jabatan, maka orang tersebut akan menemukan tanggung jawab dan tugas dimana level kompetensinya tidak lagi memadai. Artinya kemampuannya tidak mencukupi untuk memegang tanggung jawab dan pekerjaannya yang baru.

Pada kondisi seperti ini, mulai terlihat bahwa SDM tersebut kedodoran. Mulai ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan, atau hasil pekerjaan yang dibawah standar yang diharapkan. Orang yang dulu dianggap sangat kompeten mulai menjadi tidak kompeten.

GROWTH STRATEGIESI MADE WENTEN B.Kabid Support & Operation BPR Lestari

Kasus KeduaKondisi lain yang mungkin terjadi adalah apabila seseorang telah menduduki level manajemen tertentu, walaupun posisi orang tersebut tetap, tetapi karena organisasi dan bisnis berkembang, maka maka pekerjaan akan semakin kompleks.

Kalau sebelumnya pada saat organisasi dan bisnis masih kecil, mereka bisa menangani pekerjaan dengan baik, bisa jadi pada saat pekerjaan semakin kompleks, kompetensi mereka tidak mencukupi lagi. Pada titik ini, orang juga akan menilai bahwa mereka tidak lagi kompeten. Tidak kompeten hanya akan terjadi apabila kompetensinya dibawah level tanggung jawab. Pekerjaan, tanggung jawab, tantangan semakin lama akan semakin kompleks. Ini tidak bisa kita hindari.

“Every development is self development”Untuk menghindarkan diri dari label “tidak kompeten”, maka mau tidak mau yang harus kita lakukan adalah dengan cara selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi. Kita harus menjaga agar level kompetensi kita selalu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang kita terima.

Setiap perusahaan pasti memiliki divisi HRD yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam perusahaan, dan biasanya mereka memiliki program-program training untuk menunjang kegiatan tersebut. Walaupun demikian, tetaplah orang yang paling bertanggung jawab dan berkepentingan terhadap kompetensi diri adalah kita sendiri. Kita sendiri yang paling bertanggung jawab untuk mengembangkan diri, karena setiap pengembangan adalah pengembangan diri. Every development is self development.

Disini saya sedikit nakal karena menakut-nakuti Anda, sama seperti Peter Drucker yang menakut-nakuti saya dengan kalimat “semua orang akan menjadi tidak kompeten”.

18 19Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURE

Pernahkah Anda memperhatikan sebuah fenomena menarik yang terjadi satu dasawarsa terakhir ini di Bali? Mari kami beri sedikit petunjuk.

Sebuah perusahaan yang awalnya terkucil di pinggiran kota Denpasar, berpindah menuju pusat keramaian dengan berdiri megah, yang awalnya hanya berupa satu bangunan ruko 2 lantai, kini menjadi gedung mewah yang berkelas, bahkan pernah “membungkus” seluruh bangunan gedungnya dengan bendera merah putih dihari kemerdekaan RI. Yang dulunya hanya beraset Rp 300 juta, kini menembus Rp 1 triliun. Dari yang dulunya tampak biasa-biasa saja, kini tampil elegan, cozy dan luar biasa. Dari yang dulunya hanya memiliki 24 orang karyawan, kini memiliki lebih dari 200 profesional team work. Menjadi market leader dalam tempo 5 tahun dan segera akan memiliki 11 kantor yang tersebar di kota Denpasar. Di Indonesia, hanya sedikit perusahaan yang sanggup mencapai prestasi tersebut, bahkan di Bali, mungkin inilah satu-satunya perusahaan yang mampu mencapai semua itu dalam tempo yang relatif singkat.

Rasanya Anda sudah mulai mengenali sedikit petunjuk yang kami berikan. Yes, we talk about BPR Lestari. Sebuah perusahaan perbankan yang membawa perubahan besar di domain

bank perkreditan rakyat. Di seantero Indonesia, BPR dikenal sebagai lembaga keuangan yang dinilai “manuvernya” paling kecil dan terbatas daripada lembaga keuangan lainnya, terlebih jika dibandingkan dengan sesama lembaga keuangan bank umum. Itu sebabnya industri BPR dari zaman dulu hingga akhir tahun 1990-an khususnya di Bali, hanya bergerak pada lingkup yang tetap kecil dengan paradigma konservatif. Namun, BPR Lestari mengawali perubahan industri ini dengan gebrakan yang berani, membawa pembaruan yang menjadikannya sebagai pemimpin pasar dalam waktu singkat. Kini, ramai-ramai berbagai perusahaan, baik bank maupun bukan, yang mulai menduplikasi BPR Lestari Way. Perusahaan perbankan yang menjadi pioner dan role model bagi industri bisnis lainnya. Maka tidak berlebihan untuk menyebut special feature kami kali ini dengan tajuk BPR Lestari, Beyond Banking! Sejarah, perkembangan dan man behind “the gun” keberhasilan BPR Lestari akan tersaji disepanjang hampir 40 lembar edisi ini. Nikmati dan jadikan ini sajian spesial untuk Anda.

BEYOND BANKINGTidak semua perubahan membawa pembaruan dan keberhasilan,

tetapi mustahil ada pembaruan tanpa perubahan.John C Maxwel

Beyond Banking BPR Lestari was compiled by. Arif Rahman, I Putu Agus Ariawan, Anton HPT dan Wahyu Pande Sari

20 21Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

mendapatkan nasabah, team work yang lamban sampai dengan positioning yang sama dengan kebanyakan industri perbankan. Menjadikan Lestari sekalipun berkembang, namun sangat lambat, disinilah kejelian dan inovasi harus dilakukan.

Tahap pertumbuhan [2003-2010]“Janganlah takut gagal dalam melakukan perubahan, sebab sekalipun gagal, ada dua hal yang dapat dipelajari. Pertama tahu apa yang tidak bisa, dan kedua mengenal pendekatan-pendekatan baru.”– Roger Van Oech

2003 - Memindahkan kantor ke pusat Bisnis Kota DenpasarSebagaimana disampaikan Rhenald Kasali dalam bukunya Change, sebuah bisnis akan bertumbuh dengan lamban dan mencapai fase declining jika membiarkan hal-hal lama tetap berada sebagai culture, sementara diluar sana dunia terus berubah. Itu sebabnya, dalam periode pertumbuhan, sebuah perusahaan diminta untuk berinvestasi dan berinovasi sehingga adaptif pada perubahan, dan menutup fase kemunduran, memulai lembar fase baru dan menjadi everlasting company. Hal ini disadari betul oleh management BPR Lestari. Itu sebabnya ditengah periode pertumbuhannya yang masih lamban, BPR Lestari ditahun 2003 melakukan langkah berani, dengan memindahkan kantor pusatnya yang berada dikawasan Kuta, ke pusat bisnis kota Denpasar di Jalan Teuku Umar. Dari yang tadinya berupa ruko 2 lantai, menjadi gedung bertingkat 3. Ini merupakan langkah berani mengingat investasi yang harus dikucurkan tidak sedikit, dan harus bersaing dengan bank-bank umum dan internasional yang sudah merajai dikawasan pusat.

Pernahkah Anda melihat sebuah iklan yang menggambarkan seorang pengusaha yang harus menerima kenyataan pahit bahwa usaha bioskopnya kian sepi pengunjung, namun disisi lain pengusaha tersebut mendapat ide setelah melihat begitu banyak pengunjung yang datang membeli makanan disebuah restaurant fast food dengan service drive in yang lokasinya tak jauh dari bioskop yang dimilikinya. Bahkan seorang petugas loketnya pun ditampilkan berdialog dan mempertegas bahwa usaha bioskop ini siap kandas. “Pak, kalau begini terus, bisa bangkrut kita,” kira-kira begitulah “statement galau” petugas loket kepada bosnya si pengusaha bioskop tadi.

Ide untuk melakukan perubahan pun tercetus dibenak si pengusaha, serentak dia mengubah bangunan fisik bioskopnya dan menjadikannya sebuah unit bisnis dengan varian service yang berbeda, yakni drive in cinema, dimana pengunjung bisa menyaksikan film yang diputar dilayar besar

tanpa harus meninggalkan mobilnya, seperti mereka yang biasa menikmati drive in fast food, dan kemudian jeng..jeng..jeng… ending story, bioskop ini kembali ramai sebagaimana yang diharapkan.

Itulah gambaran life cycle sebuah bisnis, ada fase perkenalan, tinggal landas dan declyning, bahkan diawal tahun ini kita terhenyak dengan kabar East Kodak yang meminta perlindungan pailit setelah 30 tahun lebih menjadi penguasa dipasar fotografi, dan tengah melelang lebih dari 1100 hak paten yang dimilikinya, atau kabar saham Ericsson di Sony Ericsson yang akhirnya diakusisi Sony. Perusahaan sebagai organisasi tidak lepas dari unsur organisnya, lahir, tumbuh dan kemudian mati. Sebuah bisnis akan dianggap sukses jika mengalami siklus kehidupan dengan tahapan lengkap yakni perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan kemunduran. Dan berada pada tahap kedewasaan dengan durasi waktu yang lama.

LESTARI STORYQuality Grows From Within

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

Tahap Perkenalan [1999-2003]

“Untuk berhasil dalam perubahan, Anda harus mengetahui tiga hal, yaitu apa-apa saja yang harus dibuang, apa saja yang harus dipertahankan dan kapan harus mengatakan “tidak”. Untuk mampu mengatakan “tidak”, Anda harus memiliki kapasitas untuk mengatakan “Ya”.-Goethe

Di perusahaan lembaga keuangan, maka nama BPR Lestari menjadi suatu case study yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya khususnya bank. Sebelum periode tahun 1999, PT. BPR Artha Lestari tidak ubahnya seperti kebanyakan Industri BPR lainnya dimanapun, targeting segmen pasar menengah bawah dengan layanan produk dan jasa yang konvensional, lokasinya pun berada jauh dari pusat kota dan keramaian, menghindari persaingan yang ketat dengan bank umum apalagi yang berskala internasional, dan menyasar segmentasi marginal yang lebih realistis untuk dicapai. Tak ayal performa Lestari pun tidak lebih baik dari kebanyakan BPR yang ada. Diperiode akhir tahun 90-an itulah kemudian PT BPR Artha Lestari yang saat itu memiliki aset Rp 300 juta, berpindah kepemilikan ketika saham mayoritas di akuisisi oleh Alex P Chandra yang kemudian menjabat sebagai direktur eksekutif. Disinilah tahap perkenalan baru BPR Lestari dimulai, dan langkah taktis pertama yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan tag line Aman, Praktis dan Menguntungkan. Namun diperiode awal ini, sebagaimana kebanyakan bisnis ditahap perkenalan, maka tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari sulitnya

22 23Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Layanan ProfesionalNamun satu langkah berani tersebut tentu saja tidaklah cukup jika tidak diimbangi dengan manajerial yang memadai, dengan lokasi kantor dipusat kota dan harus bersaing dengan bank-bank besar, maka Lestari harus memiliki positioning yang kuat dan dapat dipercaya. Itulah sebabnya layanan service excellent diperkenalkan, inilah investasi besar kedua yang dikucurkan Lestari, yakni dengan memiliki SDM yang kuat, tangguh dan tahan banting. Dalam jajaran manajemen mereka, maka Anda akan menemui para profesional yang berada didalamnya adalah orang-orang dengan latar belakang pengalaman baik di industri perbankan atau bukan, dan memberikan pelayanan sepenuh hati dengan ramah. Pelayanan bersahabat ini menjadikan nasabah merasa nyaman, dan kian percaya sehingga menjadikan Lestari sebagai mitra mereka dalam layanan financial.

Buzz Marketing, Low Budget High ImpactSelain investasi fix asset dan SDM, maka investasi ketiga yang dilakukan Lestari adalah brand, dan beberapa strategi taktisnya justru dilakkan dengan metode buzz, low budget and high impact. Buzz yang artinya mendengung adalah salah satu strategi marketing yang memberikan “dengung”. Dan dalam pemasaran, sesuatu yang mendengung menarik perhatian, dan bisa menjadi hot item. Apalagi di era keterbukaan informasi saat ini, maka Buzz strategy bisa menjadi sangat efektif. Lestari memahami ini, dan salah satunya dengan melakukan aksi tutup gedung dihari kemerdekaan RI, sepanjang bulan Agustus, gedung BPR Lestari tertutup ratusan meter kain merah putih. Biaya pembuatan bendera sebesar gedung tersebut hanya Rp 3 juta rupiah, namun dampak yang dihasilkan sangat luar biasa, berbagai media meliputnya, mulai dari lokal sampai dengan media nasional. Bayangkan, dengan dana seminim tersebut, efek buzz yang dikeluarkan

demikian nyaring, ke seantero Indonesia, dan nama BPR Lestari semakin dikenal dipelosok yang jauh sekalipun.

2005 - 2008 Market Leader Dampak dari berbagai investasi tersebut, baik asset, resource, brand dan dengan kreatifitas yang tinggi, mampu membawa Lestari dikenal bukan sekedar BPR biasa, dan kepercayaan masyarakat semakin meningkat, panen pertama dari investasi tersebut berbuah prestasi ditahun 2005, dimana Lestari menjadi pemimpin pasar dengan aset Rp 55,1 miliar. Dan dua tahun berselang tepatnya tahun 2007, BPR Lestari memiliki cabang pembantu dengan dibukanya kantor kas pertama mereka di jalan Thamrin. Namun beroperasi dengan dua cabang tersebut tidak lama, karena setahun berselang, BPR Lestari membuka kembali tiga kantor kasnya, yakni yang berlokasi di Gatot Subroto, Renon dan Melati. Ditahun 2008 tersebut aset Lestari bertumbuh lima kali lipat dari tahun 2005, mencapai Rp 265,7 miliar dan masuk dalam jajaran 10 BPR papan atas nasional.

2009 – 2011 Mencapai 1 trilyun asetDengan komitmen kecepatan pelayanan tersebut, maka pada tahun 2009 BPR Lestari meluncurkan sistem online. Dan untuk kedua kalinya memindahkan kantor pusatnya ke gedung baru berlantai 4 dengan luas 1.200 m2 di jalan Teuku Umar. Ditahun ini aset Lestari sudah mencapai Rp 378,1 miliar dan berada dijajaran 6 BPR papan atas nasional. Setahun kemudian kembali naik peringkat dalam best 5 BPR nasional dengan menumbuhkan hampir 100% asetnya menjadi Rp 624 miliar. Ditahun 2010 ini pula BPR Lestari memperkenalkan tag line pelayanannya yang baru, yakni Cepat, Bersahabat! Inilah tahun dimana BPR Lestari diganjar award sebagai bank dengan predikat sangat bagus oleh Majalah Info Bank. Award yang kembali diraih setahun sesudahnya, dimana pada akhir tahun 2011, selain menerima award untuk kedua kalinya, BPR Lestari juga mencapai aset Rp 1 Triliun.

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

Menuju tinggal landas [Start from 2011]“Dalam setiap proses perubahan akan selalu ditemui dua jenis impian yang sama indahnya : the good old days yang diimpikan kalangan tua, dan the better future yang diimpikan kaum muda.”–Rhenald Kasali

Apa yang sudah dicapai oleh Lestari selama 12 tahun petualangannya yang sarat prestasi, hanyalah sebuah awal dari berbagai perencanaan lainnya yang sudah masuk dalam road map management. Dimulai dari tahun 2012 ini, Lestari akan meluncurkan 5 kantor kas nya yang baru, dan itu berarti akan melengkapi 6 kantor yang sudah ada sebelumnya. Maka nanti di kota Denpasar, BPR Lestari akan up and running dengan 11 kantor cabang. Dan dengan pertumbuhan yang pesat, maka bukan tidak mungkin jika diakhir tahun 2015, Lestari nantinya menjadi BPR no. 1 terbesar nasional. Sesuai dengan visi Lestari 2015, maka bank ini

... selain menerima award untuk

kedua kalinya, BPR Lestari juga mencapai aset Rp 1

Triliun.

diharapkan mampu menjadi local champion, bank lokal terdepan yang menjadi sahabat masyarakat Denpasar, menjadi Top 10 Biggest Bank di Bali dengan aset Rp 4 triliun. Selama BPR Lestari tidak berhenti berkreasi, tetap inovatif dan sanggup beradaptasi pada perubahan, maka selama itu pula peluang dan kesempatan bank ini berkembang terus terbuka. Menjadi besar dan pemimpin pasar, jelas bukan lagi sebatas angan-angan, dan bahkan untuk menjadi everlasting company!

Ber oper asi denganmanagement bar u

[1999]

T itik perubahan,Lestari menanam

investasi dalambentuk aset, SD M

dan Br and[1999-2003]

Memanen hasi linvestasi. Mengalam ipertumbuhan pesatdan mencapai ase t

1 Triliyun[20 11]

BUSINESSLIFE C YC LE

BPR LE ST ARI

Beroperasi dengan manajemen

baru [1999]

Titik perubahan, Lestari menanam investasi

dalam bentuk Brand, People & Infrastruktur

[1999-2003]

Memanen hasil investasi. Mengalami pertumbuhan pesat

dan mencapai aset Rp 1 Triliun [2011]

24 25Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

management Lestari tahu konsekuensinya, dengan menyasar segmen menengah atas, maka harus memberikan service yang sempurna

Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan periode yang tepat bagi semua bisnis untuk memanfaatkan momentum ini, baik itu usaha retail, jasa ataupun perbankan. Dan pemicu pertumbuhan ini di Indonesia adalah kalangan menengah. Kelas yang akan menjadi motor perubahan suatu negara, dimana di Indonesia kelompok kelas menengah jumlahnya mengalami peningkatan pesat. Jika mengacu pada definisi Asian Development Bank, maka yang masuk kategori kelas menengah adalah mereka yang memiliki pendapatan harian US$2-US$20 per hari, dan di Indonesia pada tahun 2010 lalu, jumlahnya 56,5%. Artinya lebih dari setengah populasi penduduk Indonesia merupakan middle class, dan jumlah ini terus mengalami peningkatan. Karenanya, semua elemen usaha yang mampu memanfaatkan perubahan ini dengan efektif, akan menuai hasil yang menggiurkan.

Inilah momen yang dimaksimalkan oleh BPR Lestari, itulah sebabnya sekalipun Lestari merupakan BPR yang selama ini di stigma sebagai bank kecil yang segmentasinya low end, justru membidik pasar middle class. Itulah yang menjadikan BPR Lestari

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

memiliki differensiasi sendiri, kategori BPR namun target pasar middle and top of the pyramid. Dan management Lestari tahu konsekuensinya, dengan menyasar segmen menengah atas, maka harus memberikan service yang sempurna. So, mereka menjadikan tag line bisnisnya cepat dan bersahabat, pelayanan ramah, ruang layanan publik yang cozy, praktis dan memiliki banyak cabang sehingga mudah dicapai oleh nasabahnya. Bahkan tahun lalu, Lestari memiliki mitra yang disebut sebagai Sahabat Lestari dalam program Lestari mebanjar, dimana pelayanan informasi kredit bertambah banyak karena berada dilingkungan banjar. Saat ini mitra yang menjadi sahabat Lestari mebanjar sudah 50 orang. Dimana agen-agen ini akan membantu lapisan komunitas terkecil dibanjar-banjar untuk mendapatkan informasi produk-produk pelayanan BPR Lestari.

Targeting to the Emerging Middle Class

Development Business

“Cita-cita boleh nggak realistis, tapi eksekusinya harus realistis”–Alex P Chandra

Dan ditambah dengan total 12 kantor (rencana kerja 2012) yang tersebar di titik-titik strategis kota Denpasar, diharapkan BPR Lestari menjadi mudah dijangkau oleh masyarakat kota Denpasar.

Namun semua itu tidaklah cukup, dalam dunia usaha, hal yang paling menentukan dari sebuah keberhasilan adalah produk, seberapa pun hebatnya strategi promosi, namun jika produknya tidak menunjang, maka cepat atau lambat bisnis tersebut akan ditinggalkan. Dan lagi-lagi, Lestari memiliki differensiasi kuat di produk mereka, tabungan Jumbo merupakan tabungan dengan bunga setinggi deposito, produk seperti ini, hanya dimiliki oleh beberapa bank umum, dan dikelas

Teranyar dari Lestari, saat ini telah meluncurkan Lestari

Gold, dan tidak ada BPR lain yang memiliki produk

seperti ini.

BPR, nyaris belum banyak yang menjadikan produk tabungan sebagai “jagoan” utamanya. Teranyar dari Lestari, saat ini telah meluncurkan Lestari Gold, dan tidak ada BPR lain yang memiliki produk seperti ini. Produk-produk ini menjadi tandem bagi produk pioner Lestari lainnya yang sudah sukses lebih dulu yakni Deposito Lestari.

Dari sisi pengelolaan modal pun, Lestari dan para pengurusnya sangat komitmen pada upaya pengembangan Bank tersebut, pada tahun 2011 lalu misalkan, para pemegang saham setuju untuk tidak menerima deviden, dimana keuntungan

BPR LESTARI DEVELOPMENT BUSINESS STRATEGY

tersebut ditanamkan kembali sebagai investasi, dengan kecukupan modal sendiri yang terpenuhi, rasio CAR yang proporsional, maka peluang BPR untuk memberikan kredit lebih besar kepada nasabahnya semakin terbuka, dan ini artinya bank akan tumbuh.

Berbagai terobosan yang dimotori Lestari di industri perbankan inilah yang menjadikan perusahaan ini mengalami peningkatan pesat setiap tahunnya, dan saat ini, berbagai follower mengikuti rekam jejak kesuksesan mereka. Siapa yang memulai pembaharuan, akan menjadi motor perubahan.

26 27Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

Kemauan harus keras, tetapi hati harus lembut–Robert Schuller

Ibarat sebuah bangunan yang kokoh, maka harus ditopang dengan pondasi yang kuat. Bisnis pun tidak ubahnya sebuah konstruksi, semakin kuat “kaki” nya, semakin erat strukturnya. Di era saat ini, perekat konstruksi itu tidak lagi sesuatu yang praktis dan centralistik, namun harus memiliki sirkulasi yang memberikan dampak perubahan. Bisnis yang berhasil, adalah bisnis yang mampu menyejahterakan banyak orang dan memberikan impact positif bagi lingkungannya. Di BPR Lestari, hal ini diterjemahkan dalam visi dan misinya sebagai landasan bisnisnya. Yang lekat dengan nuansa pembaharuan dan perubahan baik untuk internal karyawan, management ataupun kepada masyarakat sekitar khususnya di kota Denpasar. Itu sebabnya visi, misi dan service credo Lestari sarat dengan nilai-nilai yang mampu membawa mereka tumbuh besar hingga saat ini. Dengan care terhadap karyawan, care pada lingkungan dan memberikan manfaat dan sumber inspirasi bagi orang lain, maka dengan sendirinya hal ini menjadi “bahan bakar” yang menggerakkan Lestari menuju Visi 2015, sebagai local champion, Top 10 Biggest Bank dengan profitabilitas ROA 4%. Dan Lestari, punya cukup modal untuk mencapai semua itu.

About Life and MoreIt is People, Not Just a Product

• PersonalizedServices• NeverLetCustomerinTheDark• SimplificationonEverything• BeanExpert• LeadtheCustomerwithCredibility• BeHonest• BeHelpfulEvenifthereisnoImmediateProfitInIt

• Dealwithcomplainuntilresolve• CreatingUnexpectedService• AlwaysKeepinTouch

BPR Lestari Service Credo

Value Based Matrix BPR Lestari

28 29Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Lestari For Kid Program lainnya untuk anak-anak yang kurang mampu adalah bantuan beras kepada panti asuhan sebanyak 1 ton beras setiap bulannya yang secara rutin dibagikan ke 10 panti asuhan dikota-kota Denpasar. Program ini berawal ketika Alex P Chandra dihubungi seorang kerabatnya yang menyampaikan terdapat panti asuhan disuatu daerah yang kekurangan pangan, dan ternyata banyak panti asuhan yang saat ini sangat membutuhkan bantuan dimana satu-satunya sumber mereka adalah bantuan, yang selama ini tidak menentu mereka dapatkan. Itulah sebabnya Lestari memberikan bantuan ini secara rutin sebagai tanggungjawabnya untuk memberikan manfaat bagi banyak masyarakat.

Lestari InstituteDemikian pula dengan Lestari Institute, lembaga pelatihan dan pengembangan managemen yang bekerjasama dengan MIM. Program awal lestari institute adalah profesional development program yang meliputi pelatihan berkaitan dengan Service Excellent, Basic Marketing atau Motivation Course. Sementara program terbaru yang mulai dijalankan pada tahun ini adalah Management Development Program, yang lebih menitik beratkan pada materi seputar manajerial, seperti Leadership, Sales Force dan Negotiation Skills. Dan dua program lainnya yang lebih erat kaitannya untuk instansi perbankan adalah Loan Officer Development Program dan Personal Banking Officer Development Program. Instruktur dalam training ini merupakan orang-orang yang kompeten dibidangnya, sebut saja Alex P. Chandra, Iwi Sendjaja sampai dengan Dewa Made Muku.

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

With great power comes great responsibility- Peter Parker, Spiderman superhero comic character [Voltaire]

Quote diatas, adalah pesan Uncle Ben kepada Peter Parker, keponakannya dalam salah satu scene film superhero sukses Spiderman. Pesan yang menyiratkan bahwa ketika kita memiliki “power” kita harus membagi kekuatan tersebut menjadi kebaikan untuk orang lain. BPR Lestari yang kian hari bertumbuh dengan baik, memiliki lebih banyak energi untuk melakukan perubahan, dan memberikan pengaruh positif pada lingkungannya. Selama beberapa waktu terakhir “force of good” itu diwujudkan Lestari lewat berbagai program, baik yang sifatnya edukasi, maupun charity.

Force of Good for Bali

Selain brand Lestari sebagai domain business disektor perbankan, maka manajeman Lestari sejak awal tahun 2010 lalu meluncurkan brand lain sebagai “frontline” visi dan misi mereka yakni Money & I. Yang selama 2 tahun terakhir aktif berperan sebagai media yang menyampaikan informasi yang sarat dengan materi pandidikan khususnya dibidang kewirausahaan, finansial dan investasi. Dalam bentuk print, M&I hadir dengan format monthly magazine dan mingguan dalam

Lestari Young EntrepeneurNamun bantuan pen-didikan itu tidak hanya berhenti sampai kelu-lusan saja, bagi maha-siswa yang memiliki keinginan menjadi wirausaha, Lestari memberikan bantuan permodalan dalam program Lestari Young Entrepreneur. Dan tidak tanggung-tanggung, total plafon kreditnya menca-pai Rp 1 Miliar. Ini artinya, demikian besar komitmen Lestari pada perubahan taraf hidup masyarakat le-wat bantuannya dari hulu hingga hilir, dari bangku kuliah hingga karir bisnis mahasiswa.

Lestari Berbagi Shelter BoxTidak hanya ke-pada masyarakat sekitar saja ban-tuan diberikan, lewat program Le-stari Berbagi, BPR Lestari memberikan bantuan 100 unit shelter box untuk korban bencana Gunung Merapi dan korban Tsunami di Mentawai yang sudah dimulai sejak ta-hun 2010 lalu.

Apa yang kita lakukan semata-mata untuk diri kita akan mati bersama kita, namun perubahan yang kita lakukan dan bermanfaat bagi orang lain akan abadi, itulah yang disampakan Rhenald Kasali, guru besar UI tentang berbagi kepada orang lain. Dan itulah yang disadari Lestari dan menggugah mereka untuk berperan besar menjadi force of good bagi lingkungannya.

Lestari Anak AsuhJika lewat program Generasi Lestari dan Lestari Young Entrepreneur bantuan diberikan kepada mahasiswa, maka lewat Lestari anak asuh, Lestari memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu yang ditanggung biaya pendidikannya sampai dengan tingkat SMU.

sebuah kolom di harian Bali Post sejak tahun 2006 lalu. Dab secara berkala, digelar public seminar yang sepanjang tahun 2011 lalu, kegiatan yang dilaksanakan berupa trilogy entrepreneur in training, yang menghadirkan Cok Krisna dan Pak Joger selaku pembicara. Sebelumnya, sudah banyak top speaker yang diundang diantaranya Tung Desem Waringin, Hermawan Kartajaya, Faisal Basri sampai dengan Gde Prama.

Money & I, Magazine &Public SeminarMoney & I

Generasi LestariPada awal tahun 2012 ini, dalam acara Stake Holder Meeting di hotel Aston Alex P. Chan-dra selaku direktur utama menanda tangani MoU dengan Pembantu rektor III Udayana, Prof.

Wirawan untuk memberikan bantuan beasiswa kepada 12 orang mahasiswa Udayana dalam pro-gram Generasi Lestari III, beasiswa yang diberikan mencapai Rp 1,8 miliar, meliputi semua biaya pen-didikan 12 mahasiswa tersebut. Dan ini merupakan generasi Lestari III yang setiap angkatannya terdiri dari 12 mahasiswa. Program generasi Lestari I di mulai tahun 2010 dan generasi Lestari II pada ta-hun 2011 lalu, ini artinya sudah 36 mahasiswa yang akan mendapat bantuan. Program ini merupakan salah satu upaya agar masyarakat dapat keluar dari jurang kemiskinan. Melalui pendidikan yang me-madai maka diharapkan mereka yang memiliki niat untuk mau merubah kehidupannya akan meraih apa yang dicita-citakannya, Lestari menggandeng tangan setiap orang yang mau merubah karirnya menjadi lebih baik.

30 31Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

DIREKSI

Pendidikan : Sarjana Teknik Industri

Universitas Trisakti

Pengalaman : Pemimpin Kantor Cabang Utama PT BCA cabang

Gatot Subroto Denpasar [1998-1999]

Pendidikan : Sarjana Teknologi Pengolahan Pangan

Universitas Udayana

Pengalaman : Pemimpin Cabang Bank Mega

Denpasar [2006]

Alex P. Chandra Pribadi Budiono Direktur Utama Direktur

BRANCH MANAGERS

PendidikanSarjana Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas Udayana

PengalamanMarketing Bank Mega

[2000-2006]

Tutik AndayaniBranch Manager

PendidikanSarjana Pertanian Hasil Pertanian

Universitas Warmadewa

PengalamanAO Bank Danamon

Okaini A. A. Istri Branch Manager

PendidikanBachelor of Science in Business

Administration Hawaii Pacific University, USA

PengalamanStandard Chartered [2004-2007]

Olivia Isvansony Branch Manager

PendidikanSarjana Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas Udayana

PengalamanAO Bank Danamon [1997-2007]

I Wayan Sudarya Branch Manager

Up Close & PersonalManagement Team

Keberhasilan BPR Lestari mencapai berbagai prestasinya tentu tidak terlepas dari jajaran team work yang berada dibelakangnya, orang-orang yang senantiasa konsisten turut terlibat dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Inilah mereka, orang-orang yang beberapa diantaranya mungkin akrab dan Anda kenal. People who made a difference!

PendidikanSarjana Ekonomi

Universitas Trisakti

PengalamanCV. Bali Rotan Indo [2000-2005]

Hengky K. Chandra Branch Manager

PendidikanSarjana Muda AKUB Jogja dan

S1 STIE Serang Banten

PengalamanManager Operasional

BRI [1976-2007]

I. B. Anom Darsana Branch Manager

32 33Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

PendidikanSarjana Budidaya Pertanian

Institute Pertanian Bogor

PengalamanBank Dagang Bali [1993-2004]

PendidikanSarjana Hukum

Universitas Udayana

PengalamanReporter Bali TV [2004-2005]

I Kadek Edy Setiawan Manager Easy Cash

Putu Adi Yuliartha KPR Manager

PendidikanSarjana Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Pengalaman-

PendidikanSarjana FKIP

Universitas Udayana

PengalamanBank Dagang Bali [1993-2004]

I Made Wenten B.Kabid Support & Operation

Ni Luh Ketut Cita Rasmini HRD Manager

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

EXECUTIVES

PendidikanSarjana Ekonomi Akuntansi

Universitas Gajayana Malang

PengalamanAO Bank Danamon [2004-2007]

Dewa Putu Raka Suprapta Head of Business Unit

PendidikanMagister Management

Universitas Udayana

Pengalaman-

I Gst. Ayu Anggraeni Head of Business Unit

EXECUTIVES

PendidikanSarjana Ekonomi

Universitas Atma Jaya Yogya

PengalamanHome Loan Managere BII

[2005-2009]

Joko WiyantoHead of Business Unit

PendidikanSarjana Ekonomi

Undiknas Denpasar

PengalamanAO Bank Danamon [2005-2007]

I. B. Agung MahendraHead of Business Unit

Ika Norma Ningrum Head of Business Unit

Pendidikan : Sarjana Fakultas Teknik Sipil

Universitas Udayana

Pengalaman : -

Suweta I WayanHead of Business Unit

Pendidikan : Sarjana Hukum

Universitas Mahendradatta

Pengalaman : Bank Danamon [2004-2007]

PendidikanSarjana Hukum

Universitas Warmadewa

Pengalaman-

Annisa Era PutriLestari First Manager

Luh ErynayatiQuality Service Manager

Pendidikan : Magister Sains Of Management

Universitas Indonesia

Pengalaman : Assistant AO BII [Juni – Des 2008]

34 35Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

EXECUTIVES

Warjana I MadeHead of Business Unit

Dewi Yuniati Ni MadeHead of Business Unit

Eka Desyanti Ni PutuHead of Business Unit

Pendidikan : Sarjana Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Pengalaman : -

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Universitas Udayana

Pengalaman : -

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Universitas Udayana

Pengalaman : -

PendidikanSarjana Ekonomi ManajemenUniversitas Janabadra Yogya

PengalamanBank Mega

Fajar ArifinHead of Business Unit

PendidikanSarjana Ekonomi Manajemen

Universitas Warmadewa

PengalamanDivisi Personal Banking PLA

Bank Danamon

Head of Business UnitDesak EndrawatiWiryanata I Kadek

KKB Manager

Pendidikan : Sarjana Hukum

Universitas Warmadewa

Pengalaman : -

Lestari Teuku UmarJl. Teuku Umar No. 110

Denpasar BaliTelp. 0361-246706

(hunting) / Fax. 0361-246705

Lestari ThamrinJl. Thamrin No. 31

DenpasarTelp. 0361-424882

(hunting)

Lestari GatsuJl. Gatot Subroto No. 356

DenpasarTelp. 0361-8450016

(hunting)

Lestari RenonPertokoan Dewata Square

Jl. Letda Tantular No. 1 Blok A 16 DenpasarTelp. 0361-229931

(hunting)

Lestari MelatiJl. Melati No. 69 Denpasar

Telp. 0361-222201 (hunting)

Lestari TohpatiJl. Wr Supratman No. 311

Telp 462021 (hunting)

KANTOR BPR LESTARI

36 37Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SHAREHOLDERS

38 39Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

Tahun 2011, was happy year for BPR Lestari, berbagai prestasi berhasil diraih pada tahun tersebut, ada berbagai terobosan besar yang mereka capai dengan fantastis, salah satunya adalah pertumbuhan aset yang menembus Rp. 1 Triliun. Dan ini menjadikan BPR Lestari sebagai BPR no.3 terbesar di Indonesia dari sisi aset. Saat ini hanya 3 BPR di Indonesia yang asetnya diatas Rp. 1 Triliun. Dan Lestari merupakan yang paling bungsu diantara ketiganya.

Bahkan majalah Infobank memberikan BPR Lestari award dengan predikat “sangat baik” yang merupakan penghargaan kedua kalinya yang diraih BPR Lestari secara berturut-turut setelah ditahun 2010 juga meraih award yang sama. Dari sisi profit, BPR Lestari berhasil tumbuh dua kali lipat dari sebelumnya Rp. 14 milyar menjadi Rp. 30 milyar, rekapitalisasi modal dari Rp. 41 milyar menjadi Rp. 60 Milyar dan ekspansi kredit dari Rp. 416 Milyar menjadi Rp. 674 Milyar, tumbuh sebanyak 62%.

Sementara kualitas kreditnya pun, BPR Lestari mampu menjaga NPL diangka 0.002%. NPL adalah non performing loan yakni perbandingan antara antara kredit lancar dan yang tidak lancar. Dan Non-Performing Loan BPR Lestari tetap angkanya 0,002% [NPL 0,002] dan ini sudah 5 tahun berturut-turut berhasil dipertahankan.

Dari sisi pasiva, BPR Lestari berhasil dalam menghimpun dana pihak ketiga dengan sukses, melalui produk deposito dan tabungan yang awalnya ditahun 2010 sejumlah 550 Miliar menjadi 991 Miliar ditahun 2011. Tumbuh sebesar 80%.

Dan sekali lagi, apa yang dicapai Lestari sejauh ini, adalah berkat kerja keras, kemauan dan komitmen semua pihak khususnya karyawan Lestari, dan ini jelas bukan akhir, namun sebuah awal untuk meraih prestasi-prestasi lainnya. Another Miles Stone!

Annual Report 2011

ANOTHER MILES STONEBahkan majalah Infobank memberikan BPR Lestari

award dengan predikat “sangat baik” yang

merupakan penghargaan kedua kalinya yang

diraih BPR Lestari secara berturut-turut...

Dalam Miliar Rupiah

Rp. 2

.216

.520

.607

Rp. 4

.363

.013

.446

Rp. 8

.814

.656

.578

Rp. 1

0.15

7.37

3.11

6

Rp. 1

4.05

3.19

5.55

5

Rp. 2

9.91

9.77

3.37

7

Rp. 6

8.34

3.84

3.49

7

Rp. 1

18.1

70.0

33.2

49

Rp. 1

67.4

96.9

91.4

89

Rp. 2

33.0

45.6

32.4

28

Rp. 4

17.5

98.0

73.5

35

Rp. 6

74.9

22.7

09.8

65

Rp. 1

08.8

78.4

78.2

08

Rp. 2

02.0

76.7

87.5

59

Rp. 2

65.9

06.0

76.7

74

Rp. 3

78.0

21.8

18.8

33

Rp. 6

24.6

36.3

04.5

58

Rp. 1

.083

.860

.297

.840

Rp. 9

6.37

2.56

0.52

4

Rp. 1

43.5

38.1

24.9

75

Rp. 2

09.5

98.1

45.5

93

Rp. 3

35.7

44.3

33.6

48

Rp. 5

50.7

03.3

53.1

36

Rp. 9

89.6

08.1

39.2

81

40 41Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURE SPECIAL FEATURE

42 43Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Laporan Keuangan 2011

44 45Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

46 47Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

48 49Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

pasang iklannya mahal, jutaan. Belum lagi hadiah motor nya, apa keuntungan yang dicapai nanti bisa meng-cover pengeluarannya. Kata Pak Alex, dia nggak pernah memperhitungkan hal-hal itu. Nah saat itu saya menyampaikan ke beliau, bahwa setiap penetrasi pasar itu harus terukur, ada hitung-hitungannya, karena biaya pemasangan iklan di koran itu mahal itu apakah bisa tertutupi dengan margin keuntungan. Disana saya menyampaikan untuk mulai mempertimbangkan setiap strategi promosinya, harus dikalkulasi semua, apakah sesuai atau tidak. Disitulah Pak Alex mulai membenahi cara kerjanya.

Dan buat saya, Alex P. Chandra itu seorang pembelajar, jadi bukan orang yang mau belajar, tapi pembelajar. Yaitu orang yang mau belajar dan langsung mempraktekkan apa yang dia pelajari, dan itulah yang menjadikan Alex berkembang. Dia mulai ikut seminar saya, termasuk seminar-seminar dari guru-guru saya, membaca buku-buku tentang bisnis, dan langsung mempraktekkan itu semua. Itu sebabnya, 5 bulan kemudian sejak terakhir saya bertemu, kreditnya naik 20 kali lipat, dan deposito dan tabungannya juga bertambah.

Padahal tahun 2002 itu, tahun dimana Bali terkena Bom, eh malah kondisi resesi justru membuatnya semakin kuat, dan saat Bom Bali II terjadi tahun 2004, asetnya malah jadi Rp. 120 miliar, dan itu sudah beberapa kali lipat dari sebelumnya. Itu sebabnya Pak Alex masuk dalam Special Thanks saya di buku Financial Revolution. Dan saya berterima kasih sama Alex, karena masih ingat dengan teman, karena banyak orang yang sudah berhasil kemudian melupakan teman. Dan dia tidak seperti itu, dan mungkin itu juga yang membuatnya berhasil.

SPECIAL FEATURESPECIAL FEATURE

TUNG DESEM WARINGINSekitar tahun 1990-an, itu periode awal saya mengenal Pak Alex, kami saat itu sama-sama mengawali karir di BCA, waktu itu ada program training yang namanya MDP. Cuma selepas program training tersebut, kami ditempatkan didaerah yang berbeda. Ketika itu Pak Alex ditempatkan ke Bali, sementara saya sendiri keliling, sempat di Surabaya, Semarang kemudian yang terakhir saya di ditempatkan di Malang.

Baru pada tahun 2002 saya ke Bali, saat itu menginap disebuah hotel kalau tidak salah Hotel Cokro. Dan Pak Alex telpon, mau menjemput saya waktu itu. Dia kemudian mengajak saya kekantornya yang masih di Kuta. Dan hari itu, seharian hujan, dan sesampainya kita dikantor BPR nya Pak Alex, saya lihat ada ember dimana-mana, kantornya banjir ha..ha.. masak bank bocor? Dan begitu masuk ruangannya, eh ada ember juga, wah pikir saya kok bank seperti ini, sudah ukurannya kecil, banjir lagi he..he..

Nah, dikantornya itu Pak Alex galau, dia curhat sama saya, punya produk kredit motor tapi nggak laku-laku, sudah diiklankan, sampai dibuat kredit motor bonus motor pun masih nggak laku-laku, bahkan asetnya tetap Rp. 6 M selama beberapa tahun tidak meningkat. Disitu kami berbagi, waktu itu saya tanyakan, apakah biaya promosi melalui iklan di koran itu sudah dihitung, apakah sudah ada kalkulasinya, berapa kira-kira target penjualan dari iklan tersebut, karena waktu itu Alex bilang biaya

Inilah sosok yang diakui Alex P Chandra sebagai orang yang memberikan influence

terbesar dalam perjalanan karirnya, sahabatnya untuk saling berbagi dan

merekayasa ulang cara berpikirnya. “Tung Desem Waringin itu the Secret of My

Success, begitu menurutnya”. Dan inilah pandangan Tung Desem Waringin, penulis buku sukses Financial Revolution tersebut

tentang perjalanan sukses BPR Lestari

“... sesampainya kita dikantor BPR nya Pak Alex, saya lihat ada ember dimana-mana,

kantornya banjir ha..ha.. masak bank bocor?”

TESTIMONI “buat saya, Alex P. Chandra itu seorang pembelajar,

jadi bukan orang yang mau belajar, tapi

pembelajar”.

Salam Dahsyat,Tung Desem WaringinPenulis buku Financial Revolution dan Motivator

50 51Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

SPECIAL FEATURESPECIAL FEATURE

Siapa yang memperkenalkan BPR Lestari kepada Anda?

Aswin Pangestu: Saya mengenal dari iklan, saat itu saya iseng dan langsung pergi ke kantor yang di Teuku Umar lama. Setelah mendapat penjelasan, saya tertarik dengan nilai bunga yang ditawarkan. Tapi saya tidak menabung banyak dulu, karena 7 tahun lalu citra BPR kan masih diragukan oleh para pengusaha, namun setelah saya cari tahu tentang pemilik BPR Lestari, saya menjadi yakin untuk itu, dan akhirnya menjadi nasabah sampai sekarang.

I Made Yatna: Saya tahu Lestari dari Hengky Chandra, adiknya Pak Alex. Karena ia teman baik saya. Saya baru setahun jadi nasabah Lestari, itu per tanggal 15 September 2011.

Apa benefit yang Anda rasakan sebagai nasabah Lestari selama ini?

Aswin Pangestu: Pelayanannya yang the best. Sebenarnya saya adalah tipe orang yang setia

kepada satu bank saja, tapi bank tempat dimana saya menabung dulu diakuisisi oleh pihak asing, kebijakannya berubah, dan mereka tidak mau mengambil setoran dari kita. Akhirnya, di Lestari ini saya mendapatkannya lagi, bahkan mereka mau mengambil setoran sekalipun cuma Rp 1 juta. Ini sangat membantu kita. Karena itu, saya juga menjadi marketing lah untuk mengajak teman-teman juga untuk menabung disini.

I Made Yatna: Menurut saya yang paling “ter” dari Lestari karena dapat membantu memperlacar usaha saya. Misalkan kalau bank-bank umum aturan yang diterapkan sangat ketat, padahal kadang-kadang konsumen mampu secara asset, ataupun financial namun karena secara administrasi kurang, maka bank umum tersebut tidak menyetujui pengajuan kredit kita, tidak lolos dan dipersulit untuk mendapatkan pinjaman. Dan Lestari masuk pada celah itu, yang penting konsumennya layak dibiayai, dia mampu untuk itu. Lalu dari pelayanan, Lestari cepat bersahabat, yang jelas saya puas. Selain itu selama ini, Pak

Alex itu menginspirasi saya, pernah beliau katakan, “cari ketakutan dan kesulitan orang, lalu kita cari solusinya, maka ini bisa memberikan dampak besar dan dahsyat” itu kata-kata yang menginspirasi saya.

Adakah produk dari Lestari yang membantu kelancaran usaha Anda?

Aswin Pangestu: Kita terbantu dengan produk Lestari Sikaya, jadi kita menabungkan untuk 10 karyawan kita yang dari dulu sudah bekerja disini, dari zaman toko ini masih dipegang Bapak saya. Kita mau mereka yang sudah loyal kepada kita, masa depannya terjamin, jangan sampai setelah mereka keluar dari sini, mereka tidak dapat menghasilkan, terlebih kalau di Bali kan banyak upacaranya, jadi saya dan istri berkomitmen untuk membantu karyawan kita dengan program Sikaya ini.

I Made Yatna: Kita dipermudah untuk mendapatkan kredit untuk bisnis, saya sebagai developer menjadi terbantu. Misalkan untuk pembangunan perumahan serta sertifikat tanah yang harus dipecah, mereka mengerti dan membantu untuk pengurusan dengan notarisnya, tentu semuanya sesuai dengan aturan yang berlaku. Mengurus IMB, pecah sertifikat, semua berjalan mudah, itu yang membuat kita sangat terbantu.

TESTIMONI

• Kontraktor• Pemilik Toko Tenang

Aswin Pangestu

• Owner Showroom mobil 168

• Primagama English Gatsu

• English for Kids (EFK)

I Made Yatna

“cari ketakutan dan kesulitan orang, lalu kita cari solusinya, maka ini bisa memberikan dampak besar dan dahsyat”

52 53Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia demikian besar, dan ketika perekonomian semakin tumbuh, maka sektor perbankan pun mengikuti. Kekuatan ekonomi Indonesia yang telah teruji oleh krisis, likuiditas perbankan yang masih cukup besar dan potensi pertumbuhan kredit yang diperkirakan mampu mencapai 25% bila didukung situasi politik yang stabil. Menjadikan industri perbankan semakin “molek”, terlebih melihat pasar Indonesia yang sangat luas dan kebutuhan pendanaan yang sangat besar untuk proyek-proyek pemerintah dan swasta saat ini. Itulah sebabnya majalah Investor menyampaikan bahwa inilah tahunnya bank untuk berekspansi, dan tidak hanya menjadi jagoan lokal, tapi juga melebarkan sayapnya. Dan jika tahun 2011 Lestari mampu meraih hasil yang fantastis, maka ditahun 2012 Lestari kian optimis. Dan dalam rencana kerja tahunannya, ada beberapa hal yang akan menjadi terobosan, termasuk rencana ekspansi Lestari ke luar daerah.

Enam Kantor KasPada tahun 2011 lalu, BPR Lestari beroperasi dengan 6 kantor, dan direncanakan pada tahun 2012 ini akan dibuka 6 kantor lagi, maka nantinya diakhir tahun BPR Lestari sudah up and running dengan 12 kantor yang tersebar diseluruh Denpasar. Sebelas kantor ini akan on-line, dan difokuskan di kota Denpasar saja. Jadi, BPR will be easily reach.

Tabungan JumboDan nantinya sebelas kantor tersebut akan mensupport semua produk-produk dari BPR Lestari, salah satunya yang menjadi “gacoan” baru adalah Tabungan Jumbo. Tabungan transaksional yang memberikan bunga tinggi, berhadiah dan bebas biaya. Yang menjadi istimewa karena semua “fitur” dari tabungan yang

SPECIAL FEATURESPECIAL FEATURE

Andaikan aku tak berani mengalahkan rasa takutku, mungkin kalian tak pernah keluar

dari batasan-batasan yang kalian buat sendiri–Colombus

Time toShine

menarik ada di produk ini. Karena biasanya kalau tabungan berhadiah, bunganya rendah. Karena kompensasi biaya, dari biaya bunga menjadi biaya hadiah. Namun hal ini tidak berlaku pada tabungan Jumbo. Bunganya tinggi, dan tetap berhadiah. Jika seorang pengusaha memiliki rata-rata saldo perputaran bisnisnya Rp 1-2 miliar, dan kemudian dialokasikan ke tabungan, maka pengusaha tersebut mendapatkan bunga sekitar 2% atau 3%. Namun jika tabungan tersebut Jumbo, maka pengusaha tersebut bisa memaksimalkan dananya. Di Jumbo, saldo di atas Rp. 500 juta akan mendapatkan 8% pa, ada selisih sekitar 5%-an. Jadi, 5% dikali Rp 1 miliar adalah Rp. 50 juta. Kalau Rp 2 miliar maka Rp 100 juta. Inilah salah satu keuntungan dari Jumbo daripada produk tabungan dari bank lainnya. Komposisi hadiahnya sangat menarik, untuk periode 2012 ini, akan mengundi 3 Kijang Innova dan 52 hadiah hiburan LCD TV. Untuk TV diundi setiap bulan, dan sudah ada pemenangnya pada periode lalu. Untuk Toyota Kijang akan di undi pada bulan April, September dan Desember. Satu hal yang juga membedakan hadiah di Jumbo dan tabungan lain, karena tabungan ini diundi dari polling fund yang kecil [populasi sekitar Rp 100 Miliar], maka siapa saja bisa menang dengan probabilitas yang tinggi. Satu lagi feature penting dari JUMBO, adalah bebas biaya RTGS dan biaya transfer.

Go NationalBPR Lestari yang sudah menjadi lokal champion sejak tahun 2005 lalu, saat ini mulai mempersiapkan lanskap yang lebih luas lagi bagi pengembangan bisnisnya, go nasional! Ekspansi ini merupakan langkah yang cukup berani, khususnya bagi perbankan yang berasal dari Bali. Namun demikian, bukan hal yang tidak mungkin hal ini diwujudkan. Beberapa BPR di luar Bali sudah ada yang sanggup melakukannya, walaupun dengan skala yang kecil, namun itu artinya role modelnya sudah ada, tinggal bagaimana mengaplikasikan “tools” tersebut dengan tepat. Sementara Lestari sendiri berancang-ancang menjadi local champion dimasing-masing lokasi ekspansinya. Dan jika hal itu dapat dilakukan dengan baik, maka bukan hanya keberhasilan yang sama bisa diraih Lestari, namun juga sebaik prestasi-prestasi yang sudah mereka capai saat ini di Bali. Dan rencana ini akan dimulai dari tahun 2013, melalui Lestari Capital yang nanti dua lokasi yang sudah dipersiapkan adalah Jatim dan Lampung. Ini akan menjadi suatu terobosan berani bagi industri perbankan di kelas BPR khususnya di Bali, dan lagi-lagi Lestari yang mengawalinya.

54 55Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

INT

ERV

IEW

ALEX P. CHANDRA

you can't start a fire without spark, and he’s a spark in the bank that almost broke

Keruntuhan ekonomi Indonesia tahun 1998, merambat menjadi multi krisis yang merontokkan sebagian besar persendian

perbankan. Termasuk bank skala kecil seperti BPR. Mereka yang bertahan pun,

terseok menghadapi krisis yang tak tampak ujung pangkalnya. Masa kelam perbankan ini membuat seorang pria bernama Alex P

Chandra memutuskan melepas jabatannya sebagai pimpinan cabang BCA pada usia

yang relatif muda, dan justru memutuskan mengakuisisi sebuah BPR yang saat itu

sudah hampir terlikuidasi. Sebuah keputusan yang mengantarkannya menjadi salah

satu pebisnis paling berhasil saat ini. Pernah merasa memiliki masa kelam ketika

menjadi mahasiswa. Sempat kehilangan kepercayaan diri dan minder, bahkan tidak

bisa memutuskan hendak menjadi apa kelak. Dan bagaimana pria ini menemukan

kembali keberaniannya, apa saja turning point yang akhirnya merubah cara berpikir

bisnisnya? Di kediamannya yang bernuansa villa dikawasan Krobokan, pria yang sudah

dikaruniai 3 orang putri ini menuturkan kisah perjalanannya kepada Arif Rahman, Anton

HPT dan fotografer M&I Ivan Faderlan, inilah kisah “the man behind the gun” BPR Lestari.

The Worst Years In My LifeSaat ini, banyak media yang sudah beberapa kali mempublikasikan profil Anda, dan kebanyakan mengupas periode ketika bapak memulai bisnis melalui BPR Lestari. Namun tidak banyak yang mengetahui periode sebelum itu, bisa ceritakan bagaimana romantisme masa-masa tersebut?Ok, jadi saya itu ketika kuliah di Trisakti jurusan engineering, dan itu the worst years in my life, periode terburuk dalam hidup saya. Jadi ceritanya waktu lulus SMU tahun 1987, saya nggak tahu mau kemana, Papa saya bilang terserah, mau kemana saja Papa mendukung. Pemikiran old school, akibatnya saya nggak tahu mau kemana dan nggak mendapat arahan apapun. Akhirnya saya memutuskan, pokoknya saya mau cari universitas yang paling keren, dan itu adalah ITB, jurusannya Teknologi Informasi, karena waktu itu TI jurusan baru yang lagi ngetop, padahal bayangkan saja, Saya itu kalau pegang komputer sebentar saja pasti hang

Akhirnya saya mendaftar, tapi tidak diterima di ITB, diterimanya justru di UI fakultas ekonomi yang waktu itu pilihan ketiga, pilihan keduanya elektro di Trisakti, yang saat itu lebih bergengsi. Saya benar-benar nggak tahu mau pilih yang mana. Dan sebelum penerimaan, saya ikut penataran P4 di UI, tapi banyak teman-teman yang ngeledikin, anak IPA kok belajar ekonomi, soalnya waktu SMU kelas yang saya ambil adalah IPA. Hati kecil sebenarnya mau di UI, tapi waktu itu kuliah ekonomi itu nggak cool. Dan waktu saya pulang penataran, di kos saya di Salemba, ada bapak-bapak yang saya ajak ngobrol, saya tanya ke orang tua itu, “mana yang bagus, pilih jurusan Ekonomi di UI atau Elektro di Trisakti”. Dan bapak itu bilang, “wah jangan ambil jurusan ekonomi, sudah banyak sarjana ekonomi,” begitu kata si bapak itu. Saya gundah gulana, dan langsung telepon kerumah meminta orang tua supaya saya didaftarin di Trisakti,

dan itu keputusan yang sangat salah. Saya tidak senang dengan kuliah itu, saya hampir DO. Tapi saya kerjakan sebaik mungkin, masa studi saya 8 semester, itu cukup cepat untuk jurusan elektro. Prestasi biasa-biasa saja, IP saya itu cuma 2,9, nggak sampai 3, merasa bodoh dan minder, kalau ketemu orang dari ITB, langsung kecil hati.

Apa yang mengembalikan kepercayaan diri saat itu?Di BCA. Waktu masuk BCA pun sebenarnya juga kebetulan, waktu itu lihat teman di perpustakaan lagi bikin lamaran, sekitar tahun 1991. Saya tanya, ternyata mereka mau bikin lamaran buat di BCA, akhirnya saya ikut bikin lamaran, minta kertas folio dan saya kirim sendiri ke kantor BCA. Gaya masih mahasiswaan, pakai celana jeans, kaos oblong dengan sepatu tanpa kaos kaki dan ransel. Pas di kantor BCA, nggak dikasih masuk oleh satpam, dan lamaran disuruh taruh dimeja.

Nah ini mungkin sudah suratan tangan, begitu saya taruh lamaran itu, ternyata ada ibu yang keluar, namanya ibu Widya, ibu ini bertanggung jawab dalam program MDP. Oleh satpam, saya disuruh ketemu sama ibu Widya itu, dan saat saya kasih, saya ditanya apakah sudah lulus? Saya bilang belum. Terus ibu Widya itu bilang kalau program MDP ini hanya untuk mereka yang

sudah lulus. Tapi lamaran tetap saya kasih saja, kemudian pulang. Tapi sorenya di kos, Saya dikasih tahu ada panggilan interview dari BCA.

Walaupun masih belum lulus, belum ujian negara dan belum skripsi, tapi semua pelajaran sudah selesai, data transkrip nilai yang saya berikan saat itu yang terakhir di semester 5, IP saya masih 3 waktu semester 5, karena syarat program MDP ini juga untuk mereka yang minimal IP nya 3, padahal kalau sampai semester 8, sudah turun tuh IP saya, dan nggak bakal masuk syarat untuk ikut program. Jadi sampai terakhir saya keluar dari BCA, nggak pernah ditanya lagi apakah saya sudah lulus kuliah atau belum, tapi yang pasti setelah interview saya berhasil lolos dan diterima kerja.

Turning Point, From Nobody Become SomebodyNah selama setahun pertama kita ditraining lagi, diajarin lagi dan saya happy dengan pelajarannya, disana saya berkembang dan tumbuh. Saya lulus terbaik kedua dari masa training itu, padahal disana ada

“Orang tua itu, harus mengarahkan anaknya,

mengkondisikan mereka, dan saya mengkondisikan

anak saya untuk jadi pengusaha, kalau nanti

passion mereka tidak disana, itu urusan

belakang, yang penting orang tua harus

mengarahkan”

Keruntuhan ekonomi Indonesia tahun 1998, merambat menjadi multi krisis yang merontokkan sebagian besar persendian

perbankan. Termasuk bank skala kecil seperti BPR. Mereka yang bertahan pun,

terseok menghadapi krisis yang tak tampak ujung pangkalnya. Masa kelam perbankan ini membuat seorang pria bernama Alex P

Chandra memutuskan melepas jabatannya sebagai pimpinan cabang BCA pada usia

yang relatif muda, dan justru memutuskan mengakuisisi sebuah BPR yang saat itu

sudah hampir terlikuidasi. Sebuah keputusan yang mengantarkannya menjadi salah

satu pebisnis paling berhasil saat ini. Pernah merasa memiliki masa kelam ketika

menjadi mahasiswa. Sempat kehilangan kepercayaan diri dan minder, bahkan tidak

bisa memutuskan hendak menjadi apa kelak. Dan bagaimana pria ini menemukan

kembali keberaniannya, apa saja turning point yang akhirnya merubah cara berpikir

bisnisnya? Di kediamannya yang bernuansa villa dikawasan Krobokan, pria yang sudah

dikaruniai 3 orang putri ini menuturkan kisah perjalanannya kepada Arif Rahman, Anton

HPT dan fotografer M&I Ivan Faderlan, inilah kisah “the man behind the gun” BPR Lestari.

56 57Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

lulusan dari ITB, UGM, UI dan ada juga master dari Amerika, mereka satu kelompok. Tapi mereka semua dibawah saya rangkingnya, saya pikir “yah cuma segitu-gitu aja mereka”. So, empat tahun di Trisakti adalah masa kegelapan dan saya menemukan masa yang lebih baik itu di BCA.

Apa sebenarnya program MDP itu?MDP itu program kaderisasi pimpinan yang disiapkan BCA, mereka mengkader lulusan dari berbagai disiplin, yang diharapkan nanti jadi pemimpin di BCA. Dan sekarang sudah terlihat, teman-teman angkatan saya sudah jadi orang-orang yang punya posisi strategis di BCA. Jadi MDP itu program pelatihan yang sulit dengan 3 kali ujian, kalau tidak lulus, maka saya keluar dari program. Kalau keluar, saya masih tetap bekerja di BCA hanya saja masuk kembali ke jalur lambat.

Ibaratnya MDP itu kayak Akabri di BCA, jadi mereka yang lulus program ini sudah start karir dari jabatan yang lebih cepat. Saya hoki, saya lulus cukup bagus, dan dalam waktu 2 tahun, saya dipromosikan ke jabatan manajemen, jadi wakil pimpinan waktu itu. Saya jalani selama 3 tahun di cabang Denpasar ini, BCA Hasanudin.

Itu awalnya ke Denpasar?Waktu itu penugasannya ke Balikpapan, dan karena saya masih muda, kemana saja saya siap. Tapi kurang lebih seminggu kemudian, saya dikasih pilihan lagi yakni Denpasar. Wah saya langsung pilih Denpasar, waktu itu saya pikir kayak Lorenzo Lamas di film Renegade, kan ada tuh serialnya dulu di TV. Naik motor Harley dan tinggal dirumah dekat pantai. Wah semangat saya, ternyata kantor BCA di Denpasar jauh dari pantai.

Sempat dipromosikan lagi?Tahun 1998 saya dipromosikan jadi pimpinan cabang, saya rising star waktu itu, jadi pimpinan cabang di

usia 29 tahun, cuma satu orang yang seperti saya di BCA. Tapi tahun 1999 saya keluar. Kenapa justru keluar, padahal posisi sudah cukup baik?Ada beberapa faktor yang saat itu mempengaruhi, pertama karena krisis moneter, disitu saya menyadari bahwa bangunan sebesar BCA saja bisa runtuh. Kedua, karena bos saya waktu itu yang saya kagumi, mengumpulkan kita dan mengatakan, kita nggak tahu besok bakal jadi apa. Orang yang paling saya kagumi saja ngomong seperti itu. Padahal seharusnya, seorang pemimpin itu boleh tidak tahu semua jawaban, tapi tidak boleh kehilangan keyakinan. Kalau bos yang hebat saja nggak yakin, bagaimana dengan kita? Seharusnya saat itu kita diyakinkan bahwa besok masa depan lebih cerah.

Nah dua alasan itu yang membuat saya mengambil keputusan untuk memiliki usaha sendiri, kebetulan saat itu ada klien saya di BCA yang mengajak saya bekerja di Animale.

Karena saat keluar dari BCA, saya nggak punya uang, saya bangkrut. Saat di Animale, saya di gaji 5 kali lipat dari BCA. Kerja sebulan di Animale, sama dengan 5 bulan di BCA. Selain itu saya juga bikin money changer, join dengan teman yang mengelola, sementara saya kerja di Animale.

Bagaimana bisa membeli BPR Lestari waktu itu?Usaha money changer yang saya jalani itu memberikan profit, seandainya membuat money changer itu diawal-awal krisis, saya sudah kaya raya, tapi walau terlambat karena baru buka dipenghujung krisis, tapi masih dapat profit. Nah, profit itulah yang kemudian dibelikan bank. Tahun 1999 akhir di bulan November izin BI keluar.

Sudah menghasilkan?Nah itu dia, di BCA gaji saya Rp 5 juta, di Animale Rp 25 juta, di BPR cuma Rp 1,5 juta ..ha..ha.. saya downgrade saat itu. Tabungan saya yang selama

ini mem back up saya. Ada dua hal yang bisa saya bagi dari pengalaman saya ini, pertama orangtua itu harus membantu mengarahkan, membantu mengkondisikan, karena anak itu nggak tahu mau kemana, anak saya ini, saya kondisikan jadi pengusaha. Kalau nanti nggak jadi pengusaha nggak apa-apa, passion urusan belakang. Yang penting jangan biarkan sampai mereka punya tahun yang terbuang seperti saya, untung bisa bangkit.

Yang kedua, ketika seseorang mau pindah kerja, umumnya emosi. Hati-hati, pengalaman saya membuktikan yang gegabah justru terjungkal. Saya ketika itu memecah pekerjaan, satu saya kerja di Animale dan satu investasi di money changer yang dijalankan oleh orang lain. Setelah punya duit, baru lompat. Perhitungan waktu itu, saya mulai dengan usia cukup muda 30 tahun, jadi hitungan saya, kalau 4-5 tahun usaha saya gagal, saya bisa mundur, dan saya masih punya pilihan, mau jadi manager di bank mana juga

masih bisa. Jadi jangan ngawur! Saya butuh 3-4 tahun untuk merasa yakin bahwa ini adalah pilihan yang tepat.

Dalam waktu 5 tahun, BPR Lestari sudah menjadi local champion, itu cukup cepat untuk sebuah industri perbankan terlebih mengingat bank ini hampir kolap sebelumnya?Tahun 2005 aset kita 50 milyar, waktu itu BPR yang nomer satu kalau nggak salah BPR Pedungan, dan bisa kita lewati. Bagi saya, perusahaan itu harus tumbuh, you either grow or you die. Kalau nggak tumbuh, nggak ada capital yang di investasikan kembali, kalau nggak ada investasi lagi, maka peralatannya out of date, tidak mengalami pembaruan, orangnya pun nggak akan tumbuh. Kecuali, kalau bisnisnya memang mau dipailitkan. Lestari tahun 2011 gross profitnya Rp 30 miliar, net Rp 22 miliar. Yang dibagi devidennya cuma 7,5 miliar, yang Rp 15 miliar di investasikan kembali.

It’s All Just a BeginningDengan investasi tersebut, berarti road map kedepan Lestari masih panjang. Apakah pencapaian ini baru awal?Target kita dari sisi aset, tahun 2012 ini Rp 1,5 Triliun, tahun depan 2013 Rp 2,25 Triliun, tahun 2014 itu Rp 3 Triliun dan 2015 nanti mencapai Rp 4 triliun sesuai visi 2015 kita. Jadi iya, ini baru awal. Dimana-mana hujan turun itu rintik-rintik duluan, baru nanti deras. Jadi sekarang masih kecil, rintik-rintik dulu.

Selain pertumbuhan aset, apa rencana Lestari ke depan?Saat ini kita sedang menyiapkan rencana untuk ekspansi ke daerah lain. Kita dalam tahap menuju kesana, kendaraannya sudah ada, kita sudah punya Lestari Capital, jadi kendaraannya sudah siap, kami rencana start per tahun 2013, daerah pertama di Jatim dan Lampung.

Harapannya kemudian kita bisa ada dimasing-masing propinsi, dan bukan cuma jadi bank kecil, tapi local

champion dikelasnya, kalau nggak no 1 ya no 2. Saat ini sudah ada BPR yang melakukannya, mereka bisa. Tapi masih kecil skalanya, tapi kalau digabungin gede juga mereka. Ini artinya sudah ada yang melakukan dan mereka bisa.

Kenapa memilih Jatim dan Lampung, ada pertimbangan tertentu?Karena kita punya partner disana, owner Lestari itu ada yang dari Jatim, yaitu pak Eddy, dan Eric dari Lampung. Keduanya pebisnis, jadi kalau saya kesana tidak dengan tangan kosong, karena mereka sudah tahu daerah, punya network, jadi medannya nggak terlalu susah. Jadi kita ingin mulai dari yang gampang dulu, nanti kalau sudah berhasil baru tingkat kesulitannya kita tambah.

Bagaimana langkah teknis memulai ekspansi ini, khususnya perijinan dari BI?Kemarin kita test, Bank Indonesia membolehkan kita buka BPR

INTERVIEWINTERVIEW

58 59Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

baru, tapi kalau nggak boleh, ya kita beli. Kita ini pengusaha, pengusaha itu mengusahakan yang tidak ada menjadi ada, yang nggak bisa menjadi bisa dan yang nggak mungkin menjadi mungkin. Itu pengusaha. Nanti kita akan pertimbangkan mana yang lebih efektif, apakah membeli atau membuka yang baru, yang paling murah paling fleksibel dan sebagainya. Kita pertimbangkan nanti.

Untuk Brand?Rencananya brandnya tetap Lestari, kita sudah patenkan tuh, jadi nggak boleh lagi ada Lestari Jatim, karena itu sudah punya kita, Lestari Jateng sudah punya kita. Nantinya akan kita kembangkan dengan brand tersebut, jadi Lestari Kaltim, Lestari Lampung dan sebagainya.

Mengapa sebagian besar lokasi ekspansi di daerah?Ada yang bilang saat ini masyarakat kita itu 4 M, mobile, magnum, middle, macchiatos. Itulah kelompok masyarakat sekarang, kelompok

middle class yang rela beli secangkir kopi seharga Rp 30 ribu, camilannya Magnum dan kemana-mana gadget nya online. Makanya Starbucks penuh terus, dan kelompok middle class ini sekarang ini jumlahnya sekitar 50 juta.

Mereka dari kelompok yang dulunya miskin naik ke menangah bawah, dan nanti, menengah bawah akan naik ke menengah tengah, nah mereka ini ada didaerah-daerah. Bukan di kota-kota besar, dan ini prospek. Seperti Hermawan Kartajaya bilang, orang kaya baru ini belum kaya, tapi sudah genit.

DebirokrasiApakah nanti business modelnya sama, bukankah ditiap daerah karakternya berbeda?Maunya, business model yang kita coba disini akan kita copy disana, kita sekarang running dengan 230 orang karyawan, dengan aset Rp 1 triliun, itu artinya rasio orang per aset sudah cukup baik. Produktifitas orang per aset ini yang kita cari, kuncinya ada diproduktifitas. Kita

tidak bisa mengandalkan tenaga kerja murah, tapi yang produktif, dan kita happy dengan model Lestari saat ini, dimana aset Rp 1 Triliun dengan 230 orang. Berarti 1 banding 5, nanti akan menjadi orang 1 : 8, jadi 1 orang akan akan mengelola Rp 8 miliar aset. Yang di Bali berhasil, ditempat lain kita belum tahu. Makanya kita mau coba, gimana hasilnya kita lihat nanti.

Rasio ini lebih mengedepankan sales force?Kalau dulu yang namanya bank itu back officenya banyak, padahal back office itu nggak create income, makanya kenapa tidak jumlah sales nya yang harus dibanyakin. Menurut saya rasionya harus 1 banding 1 antara back office dan sales.

Dengan rasio tersebut, maka processing nya harus otomatis, IT harus masuk disitu, dan size perusahaan nggak boleh terlalu gemuk. Supaya efektif, karena kesulitan mengelola 400 karyawan, tidak sama dengan menglola 200 karyawan.

Richard Branson bilang, kalau mengelola 400 karyawan itu tidak sama dengan dua kali mengelola 200 orang karyawan. Karena itu harus dibagi menjadi 2 perusahaan, supaya mereka bisa beroperasi dengan efektif. Karena dengan jumlah orang yang banyak, maka butuh birokrasi, tapi end of the day birokrasi ini bisa menghambat growth, membuat perusahaan tidak fleksibel, lambat dan kaku. Padahal pasar bergerak dinamis, berubah drastis. Jadi langkah selanjutnya debirokrasi, jangan terlalu berbelit-belit, harus tetap efektif. Dengan berkurangnya tenaga backoffice, IT sangat berperan besar, bagaimana kesiapan Lestari untuk hal ini? IT untuk processing atau kita sebutnya core banking, seperti menghitung bunga, mendebet dan segala macam itu. Dan kita baru upgrade tahun kemarin dengan standar yang memadai, hardware kita pakai mini, kalau dulu masih PC server. Diatas mini ada mainframe, jadi core banking kita sudah memadai untuk menghitung, maka next step kita tambah channel, apakah bisa bikin mobile banking dan sebagainya.

Karena sekarang ini kita punya mainan baru, namanya Jumbo. Problemnya banyak, dulu bank sepi, sekarang ramai, karena Jumbo ini memberikan layanan transaksional, so back office, security dan teller harus sanggup, kalau banyak transaksi dan ada kesalahan bagaimana? Ini permainan yang jauh berbeda. Untungnya proses ini nggak langsung berhasil, jadi harapannya ada learning curve, sambil berjalan sambil kita benahi prosedurnya. Ya SOP, orang-orangnya dan lain sebagainya. Makanya tahun ini saya bilang tahunnya operasional.

Apakah ini juga alasan mengapa Lestari tidak terjun di micro finance, padahal banyak bank terbaik saat ini yang memiliki layanan tersebut?Satu produk itu bisa dilihat dari banyak sisi dan bisnis kecil itu memiliki banyak keterbatasan, menurut saya memutuskan menentukan apa yang dikerjakan, sama pentingnya dengan me-mutuskan untuk menentukan apa yang tidak dapat dikerjakan. We are not going that way, mana yang mana yang benar, mana yang salah, we will never know, time will tell.

“Perusahaan yang semakin besar, butuh birokrasi, tapi end of

the day, birokrasi bisa menghambat growth, membuat perusahaan tidak fleksibel, lambat

dan kaku. Padahal pasar bergerak dinamis,

berubah drastis. Jadi langkah selanjutnya debirokrasi, jangan

terlalu berbelit-belit, harus tetap efektif.”

INTERVIEWINTERVIEW

Tapi kalau dilihat lebih detil, saya belum lihat micro finance yang sukses, kebanyakan mereka besar karena dari corporate nya, bukan dari produk micro nya. Jadi ini ibarat ember yang diisi air, dibawah diisi dengan batu besar, tapi batu besar ini tidak stabil, maka diisi kerikil, lebih baik tapi masih belum stabil juga, maka kemudian diisi pasir untuk memperkuat. Tapi yang menghiasi sebagian besar isi ember adalah batu besarnya, namun yang membuat kokoh adalah krikil dan pasir.

Makanya kita masuk ke transaksional lewat Jumbo, ya itu krikilnya buat kita, karena kita belum sanggup ke micro, cost-nya tinggi. Bank lain bisa karena pakai teknologi. Jadi itu pilihan bisnis. Karena resources itu tidak unlimited, waktu, people dan capital terbatas, pada saat menghadapi segala yang terbatas, yang kita lakukan adalah skala prioritas. Apalagi kita yang kecil, perusahaan kecil strateginya harus fokus.

Bagaimana dengan program Lestari Mebanjar?Perang itu nggak pernah dimenangkan pertempurannya lewat serangan udara, yang memenangkan perang itu marinir. Lestari mebanjar itu adalah marinir kita, yang ini gerakan untuk menguasai sejengkal demi sejengkal pasar, di Denpasar ada 400 banjar, dan lewat Lestari mebanjar kita cari agen untuk memasarkan produk kita yang mewakili setiap banjar.

Sekarang sudah ada 50 agen, ada beberapa pemikiran yang melandasi ini, pertama banjar adalah komunitas terkecil, dan jika setiap banjar ada agennya, maka kita punya channel disana. Dan kedua, orang kalau mau pinjam uang paling cepat biasanya ke orang yang dikenal.

Alex P. ChandraROAD MAP2020q Lestari Capital [BPR Lestari]q Lestari Living [Property]q Lestari Health Care [Klinik]q Lestari Food [Makanan]q Lestari Institute [Pendidikan]

60 61Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

INTERVIEW

FASE AW AL

CIPT AKAN V IS I

RESOURCE S

GROW

DEBIROKRAS I

Business Model Alex P Chandra

Cari PengalamanModalNetwork

Pilih bisnis yang sudah ada pasarnyaCreate Business Model yang mudah di duplikasi

Rekrutmen SDM yang memiliki passionLakukan Leverage

Copy Business ModelnyaDan Duplikasi

Debirokrasi, kembangkan birokrasi yang sederhana & tidak berbelit-belit

Dengan adanya agen kita, maka ini bisa menjadi salurannya. Disini kita bersaing dengan koperasi atau LPD. Dan agen tersebut cuma terima telepon dan tinggal menghubungi kami. Nanti kita yang akan follow up. Harapannya nanti, ini program untuk para ibu, kita memberdayakan dan mereka bisa membantu ekonomi keluarga. Jadi, ini indah secara teori, everybody happy, masyarakat yang nggak bankable, tapi karena dapat rekomendasi dari agen kita, maka bisa kita kasih kredit. Lumayan potensi mereka bisa mendapatkan hingga Rp 100 juta. Tapi ini masih awal, hasilnya belum kelihatan, jadi kalau sudah berhasil, baru nanti bilang kalau Lestari ke mikro. Ini masih memperkenalkan diri dan jauh lebih murah daripada saya bikin banyak kantor. Karena memberikan komisi itu kan variabel cost, jadi saya bisa masuk ke mikro dengan biaya yang rendah. Sekarang ide ini sudah bagus, tinggal eksekusinya.

“Bisnis itu seperti main puzzle, satu taruh disini, satu disana

sampai suatu ketika jadi gambarnya, pertanyaannya,

apakah sebelumnya kita sudah tahu atau

tidak gambar tersebut? Karena kita harus tahu

mau kemana bisnis kita nanti, seperti apa gambarnya, makanya

ada visi dan kemudian belajar sambil

praktekkan, step by step, kita akan besar”

Over The Horizon

Selain Lestari, ada bisnis lain yang saat ini hendak dikembangkan?Saat ini, laba kita Rp 22 Miliar net, jadi kita punya banyak dana untuk di investasikan kembali. Saya memilih membuat bisnis yang sudah ada marketnya, yang kompetisinya rendah, ini mencontoh BPR Lestari, dan saat ini ada 2 industri lagi yang seperti itu.

Pertama kesehatan dan kedua pendidikan. Kita harus start small dulu, buat yang kecil karena resikonya juga kecil, jadi kalau gagal nggak rugi banyak, jadi buat dulu dengan format yang lebih ekonomis dan masuk akal, karena belum punya pengalaman, tapi kalau berhasil baru kemudian kita duplikasi. Jadi bisnis modelnya yang gampang di duplikasi. Saat ini saya mempersiapkan membuka Klinik, praktek dokter bersama, yang nggak harus mewah tapi convinience dan bisa di duplikasi. Karena nggak banyak klinik yang seperti ini.

Nanti kalau sukses, kita akan bikin 5 klinik, dan jika sukses semuanya akan kita duplikasi jadi seratus, kira-kira gitu idenya. Bisnis itu ada learning curve-nya, jadi bisa sambil belajar bertahap. Saya investasi ini lakukan karena ada orangnya, man power yang punya passion disana. Jadi semua bisnis saya karena sudah ada orang-orang yang memiliki passion disana, yang bisa mengoperasikan bisnis tersebut agar sukses. Kalau sudah ada orangnya, connect chemistry-nya, ya jalan. Nantilah, tahun 2015 kita ngobrol lagi dan lihat, apakah bisnis-bisnis ini berhasil atau tidak.

www.money-and - i . com

Vol. 21 Sep - Oct 2011

Pertumbuhannya fantastis, bertransformasi dan adaptif, menjadi convienience dan modern, peluang bagi siapa saja untuk ikut bermain

dan merebut pasar. Lets find out, how to play on this business!

Andy KusumaUsianya belia, namun determinasi

bisnisnya luar biasa. Tengok sepak terjangnya mengembangkan

restauran seafoodnya hingga rela diantre para wisatawan

Growth StrategiesPersonal Planning & Goal Setting

Rp. 25.000,-

ISSN: 2087-5975

Memutar Uang di

Bisnis Retail

Alex P Chandra : Nilai Tambah x LeverageHermawan Kartajaya : Cintai Pelanggan & Hormati Pesaing

Majalah Money & I adalah media profesional yang inspiratif,

mengupas isu entrepreneurship, ide bisnis perencanaan keuangan dan

juga investasi.

Kami pun dapat menjadi sarana komunikasi bisnis dan produk Anda.

Put Your Ad in M&I Magazine• Terbit reguler setiap bulan

• Dibaca oleh executive & business owner

• Dicetak lebih dari 1500 eks setiap edisi

• Memiliki lebih dari 70 lokasi distribusi

• Lebih dari 1000 eksemplar didistribusikan

langsung ke nasabah BPR Lestari First.

• Didistribusikan pada berbagai publik

seminar bisnis atau even yang digelar oleh

PT BPR Lestari

Advertise your business next issue and get your share

Please call, If you would like us to visit your store

Marketing for Advertisement

Anton : 0361 7856001www.money-and-i.com

We are the best foryour Advertisement Solution

62 63Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

NOTE FROM THE GURUNOTE FROM THE GURU

Indonesia menjadi negeri yang bersinar saat ini. Di tengah krisis keuangan yang melanda Eropa dan AS, Indonesia dan beberapa negara di Asia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Indonesia mengalami peningkatan dalam connectivity, credibility, dan creativity. Tak heran, Indonesia menjadi “pretty woman” yang menarik banyak investor. Di hadapan perkembangan ini, ada beberapa hal yang layak diperhatikan oleh para pemasar agar bisa memenangkan peluang yang ada. Inilah yang saya sebut dengan “12 Golden Rules.” Berikut aturan-aturan emas tersebut.

1.GETtheyouth,women,netizencustomersforthemind, market and heart sharePasar anak muda, wanita, dan netizen masih sangat menjanjikan bagi perkembangan perusahaan. Anak muda menjadi kunci untuk mendapatkan mind share, wanita sebagai pengelola keuangan merupakan potensi besar untuk menggapai market share; dan netizen masih memiliki pengaruh untuk memenangkan heart share. Beberapa perusahaan sudah mulai memperlihatkan strateginya untuk menangkap segmen-segmen tersebut.

2.KEEPtheinternationalmarketpenetrationintheturbulentworldMeski pasar Indonesia menjanjikan peluang yang semakin besar, perusahaan tidak boleh terlena dengan kenyamanan ini. Kondisi dunia saat ini serba tidak dapat diprediksi, sehingga perusahaan masih tetap perlu berusaha menjangkau pasar luar untuk berjaga-jaga terhadap perubahan di pasar domestik.

3.GROWthebigdomesticmarketbywideningthecoverageDalam kondisi pasar domestik yang terus berkembang, tentunya perusahaan perlumengembangkan pasarnya untuk mempertahankan

menghuni pulau yang luasnya hanya 7% dari luas wilayah darat Indonesia. Diperkirakan pada 2020 jumlah tersebut akan berkurang menjadi 55,8% dan 53,9% pada 2030. Hal yang menarik orang untuk berpindah ke luar pulau Jawa adalah adanya perbaikan infrastruktur transportasi dan kemajuan perekonomian yang berlangsung di pulau-pulau tersebut akibat banyaknya potensi sumber daya alam yang belum dimanfaatkan. Sebab itu, pasar non Jawa bisa menjadi pasar potensial yang layak digarap.

5.StartanINITIALinternet-basedofferingtotaponeofthebiggestonlinemarketsintheworldKehidupan masyarakat sekarang semakin susah dipisahkan dengan internet. Transaksiperbankan, membeli produk, atau pun memperluas jaringan pertemanan, semuanya dilakukan via internet. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan melemahnya penetrasi internet terutama di kalangan anak muda. Ke depannya dipastikan dunia digital tidak terelakkan lagi menjadi salah satu sarana utama untuk menjangkau konsumen-konsumen potensial. Interactive website, salah satu sarana utama untuk menjangkau konsumen-konsumen potensial. Interactive website, blog, hingga sosial media adalah contoh sarana-sarana yang semakin sering dipergunakan untuk memasarkan produk-produk.

6.LaunchanaffordableluxurycategorywithIndonesiancultureflavorasyourPOTENTIALofferingTren yang semakin jelas menunjukkan eksistensinya adalah tren nasionalisme yang semakin menguat di kalangan masyarakat Indonesia. Peluncuran program 100% Cinta Indonesia yang semakin mengukuhkan kepercayaan konsumen Indonesia akan produk-produk dalam negeri yang semakin berkualitas; penggunaan busana batik sebagai busana sehari-hari; hingga melejitnya popularitas persepakbolaan Indonesia yang menggaet tidak hanya kalangan pecinta bola tapi hampir seluruh lapisan masyarakat.

7.AddUrbanStyletoYourESSENTIALLine-upsSeiring naiknya pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang menembus angka $3,000 pada akhir tahun 2010 lalu, mempengaruhi lonjakan arus urbanisasi di daerah perkotaan. Diestimasi saat ini, separuh lebih penduduk Indonesia telah menghuni daerah perkotaan. Fenomena ini terjadi dikarenakan masyarakat yang telah naik ke segmen middle-class memiliki aspirasi lebih besar untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dan daerah perkotaan menjadi jawaban dari adanya kebutuhan ini. Selain itu, mereka lebih mudah terpengaruh dan terbuka dengan lingkungan luar yang menyebabkan teknologi informasi berkembang sangat pesat. Masyarakat inilah yang disebut dengan masyarakat urban.

8.GotoRuralMarketforYourEXISTENTIALOfferingssinceTheyAreHungryforModernLifestyle

Selama ini daerah pinggiran kota berfungsi sebagai wilayah yang menyokong perkotaan dalam hal ekonomi, pemukiman, ataupun distribusi. Daerah yang juga sering disebut sebagai kota satelit ini sekaligus jembatan masuk untuk menuju ke kota besar. Karena letaknya yang berdekatan dan kegiatan ekonominya sangat bergantung ke kota besar, mengakibatkan perilaku dan gaya hidup masyarakat di dalamnya mencerminkan gaya hidup masyarakat urban. Ditambah dengan menyempitnya lahan di daerah perkotaan, kawasan ini patut dilirik sebagai strategi ekspansi bisnis di tahun-tahun ke depan.

9.DeveloptherightQUALITYaccordingtothecustomer’s requirement. Don’t go too high or too low!!Pertumbuhan ekonomi pelanggan secara otomatis meningkatkan ekspektasi pelanggan terhadap suatu barang dan jasa. Namun di sisi lain, pelanggan semakin kritis terhadap apa yang mereka korbankan, dibandingkan dengan yang mereka dapatkan. Karenanya, perusahaan perlu memberikan pilihan produk yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang masih terjangkau.

10.TrytobebetterinyourCOSTcomparedtocompetitortodelivervalueformoneyPada tahun 2012 persaingan antar perusahaan akan semakin meningkat. Hal ini akanmengakibatkan pressure terhadap marjin perusahaaan. Perusahaan harus memilih pilihan yang sulit antara mengurangi cost atau menaikan harga. Namun ada beberapa cara inovatif untuk mengatasi keadaan seperti itu. Salah satunya adalah menawarkan kategori produk baru yang menawarkan value yang sama dengan harga yang lebih murah kepada konsumen, contohnya, Unilever Pure It.

11.DELIVERyourofferinginonlineandofflinechannelTrend pasar yang semakin mengarah pada kebiasan berbelanja secara online mengindikasikan bahwa konsumen Indonesia semakin memprioritaskan efisiensi saat berbelanja dan telah memiliki kepercayaan yang besar terhadap penyedia layanan di dunia maya.

12.ThinkaheadtomovefromSERVICEtocareforyourcustomer,inB2B,B2C,orC2CindustryMenanggapi kondisi persaingan dalam industri penerbangan yang terus meningkat, PT Garuda Indonesia Tbk memandang perlunya sebuah differensiasi agar dapat mempertahankan eksistensi mereka sebagai salah satu maskapai terkemuka. Di satu sisi, Garuda Indonesia harus menghadapi mayoritas pesaing nasional yang menekankan pada layanan berbasis low-cost. Sedangkan di sisi lain, maskapai penerbangan yang berdiri sejak tahun 1949 ini juga harus menghadapi persaingan yang lebih berat dengan para pesaing internasional yang telah sangat terkenal dengan layanan kelas dunianya. 12 Golden Rules Bagi

Pemasar IndonesiaGolden Rules Bagi Pemasar IndonesiaGolden Rules Bagi Pemasar IndonesiaGolden Rules Bagi Pemasar Indonesia

NOTE FROM THE GURUHERMAWAN KARTAJAYAAsia’s Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc

eksistensinya. Salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan pasar domestik adalah dengan mengembangkan jangkauan dan jaringan.

4.WINBACKthefast-growingnonJavaMarketMenurut hasil penelitian yang dikeluarkan Standard Chartered Global Research, diramalkan bahwa dalam 20 tahun lagi, pulau Jawa akan mulai ditinggalkan penduduknya. Tahun lalu, 58% penduduk Indonesia

64 65Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012Sale VCD Original & Obral Buku Murah Mulai Rp. 3000 [1-31 Mar 12] Gramedia Duta Plaza

HOW TO RULE THE WORLD FROM YOUR COUCH

BOOK REVIEW

“Praktisi hebat dan teoretisi cerdas bergabung menulis sebuah kisah menarik dalam dunia bisnis tentang ‘cara menyelesaikan pekerjaan’.”—Jack Welch

Oleh Larry Bossidy & Ram Charan,

Terjual lebih dari 2.000.000 eksemplar, Execution telah menjadi kitab suci para manajer dan pemimpin bisnis. Dengan pengantar baru yang menempatkannya dalam konteks yang terus berkembang dinamis, buku ini akan menjadi rujukan bisnis paling berpengaruh dan sukses sepanjang sejarah. Kompetisi yang akan lebih ketat dan bergerak dinamis, tetapi melalui buku Execution akan membuat perusahaan Anda mampu mencari keunggulan baru, mulai dari produk dan teknologi sampai lokasi dan manajemen. Execution akan membuat perusahaan Anda lebih mampu menarik pemerintah sebagai mitra dan lebih siap beradaptasi dengan perubahan regulasi. Manajemen risiko akan menjadi prioritas dan Execution akan memberi Anda keunggulan dalam mendeteksi ancaman internal maupun eksternal, serta kemampuan untuk mengatasinya.

“.... Buku ini mungkin adalah yang dibutuhkan perusahaan Anda untuk membalikkan keadaan!”—Ken Blanchard, rekan penulis The One Minute Manager® dan Leading at a Higher LevelOleh Keith Mcfarland

Mengapa banyak orang dan perusahaan hancur di tengah kesulitan, sementara yang lain berhasil memanfaatkannya untuk memantul kembali dan mencapai kondisi yang lebih kuat? Buku ini menyajikan kisah kepemimpinan yang menunjukkan cara memanfaatkan tantangan untuk membuat diri dan perusahaan Anda lebih kuat.

Mengambil inspirasi dari karya ilmuwan sosial MIT Ed Schein, film Saving Private Ryan, dan pengalamannya sendiri sebagai CEO perusahaan, Keith McFarland menyusun cerita yang dapat langsung diterapkan oleh siapa pun. Ringkasan di bagian akhir buku menganalisis setiap ide pokok serta menunjukkan bagaimana ide-ide itu dapat diterapkan dalam kehidupan kerja dan pribadi. Buku ini mungkin merupakan panduan terbaik yang pernah ditulis untuk mengatasi tantangan apa pun yang dihadapi bisnis Anda.

“Saya percaya insting dan saya percaya Laura Day.” —Brad PittOleh Laura Day

Perempuan ini mengajari Anda bagaimana menciptakan kesukesan dalam area apa pun dengan menggunakan cara berpikir yang unik dan meyakinkan, sehingga intuisi dalam diri Anda bisa mendatangkan solusi yang berhasil. Temukan latihan-latihan selangkah demi selangkah yang bisa dilakukan dengan nyaman di sofa Anda untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan impian, menjaga hubungan tetap solid bahkan dari jarak jauh, membuat investasi dan keputusan bisnis yang lebih baik dan menegosiasikan perbedaan-perbedaan di tempat kerja

Laura Day menghabiskan lebih dari dua dekade membantu perusahaan dan individu menggunakan kekuatan intuisi untuk mencapai impian. Klien globalnya mencakup para selebriti, ilmuwan, eksekutif bisnis, dan kaum profesional lain. Ia tampil di Marie Claire, People, Newsweek, CNN, The View, The Oprah Winfrey Show, Fox News, dan Good Morning America.

EXECUTION BOUNCE

Gramedia Duta Plaza telp 0361.221026Gramedia Nikita Gatsu telp. 0361.416551

Kunjungi Stand pameran TB Gramedia Duta Plaza di Denpasar Junction [3-18 Maret 2012] dan dapatkan buku-buku terbaru di :

66 67Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Anas memang terlibat dalam korupsi wisma Atlet. Robert Tantular pemilik lama Century, tidak akan bisa menyelesaikan krisis Century (sekarang Bank Mutiara) karena keterlibatannya.

Seorang Account Officer tidak akan bisa menyelesaikan kredit macet apabila melakukan tindakan kolusi dengan nasabahnya. Albert Einstein menyampaikan, “Masalah penting yang kita hadapi kini tidak dapat kita pecahkan pada tingkat berpikir yang sama seperti ketika kita menciptakan masalah tersebut”.

Orang yang menyebabkan krisis, tidak bisa diandalkan untuk menyelesaikan krisis itu sendiri, berarti yang bisa menyelesaikan yaitu orang lain yang mempunyai otoritas diatas orang yang menyebabkan krisis tersebut. Bank Central Eropa memberikan bailout kepada Yunani. Pak SBY harus turun tangan membereskan permasalahan di Partai Demokrat. Pemerintah dan Bank Indonesia menyelesaikan Bank Century. Pemimpin Cabang mengambil alih kredit macet yang melibatkan Account Officernya dan Dahlan Iskan pun terjun langsung menangani BUMN yang sekarat.

Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Menangani Krisis..?Keadaan krisis tidak boleh dibiarkan terlalu lama, kalau ditunda akan sangat berbahaya. Ini memerlukan tindakan penyelamatan yang super cepat. Ganti orang yang menyebabkan krisis dengan orang lain, mundur secara sukarela atau dipecat. Prahara Partai Demokrat, kalau tidak mau kalah dalam pemilu 2014 mendatang. Pak SBY harus segera turun tangan dengan mengganti sopirnya. Tentunya harus memilih orang yang tepat. Berikan kepada mereka kewenangan untuk menanganinya, dan beri limit waktu untuk menyelesaikan. Orang yang menggantikan ini akan mencari cara yang terbaik untuk menyelesaikan.

Howard Schultz pemilik sekaligus CEO Starbucks dalam bukunya “ONWARD” membeberkan kisah yang luar biasa tentang bagaimana mengembalikan kejayaan Starbucks yang diterjang krisis yang dalam. Keberhasilan ini merupakan salah satu aksi terhebat dalam dunia bisnis. Kita semua bisa belajar dari visi dan integritasnya. Selamat membaca, semoga terinspirasi.

Mulai awal tahun 2011 dan sampai hari ini, kawasan Timur Tengah di landa krisis yang dikenal dengan Arab Spring. Rezim yang berkuasa runtuh, baik secara damai maupun revolusi. Di awali dari Tunisia, Presiden Ben Ali dipaksa mundur. Kemudian Mesir, Presiden Husni Mubarak di goyang demo yang maha besar di lapangan Tahir Square dan akhirnya kekuasaan yang dipegang lebih dari 20 tahun tumbang. Mesir mengingatkan kita pada Indonesia tahun 1998 dengan tumbangnya Suharto oleh mahasiswa. Krisis Tunisia dan Mesir memberikan inspirasi pada rakyat Lybia, presiden Qaddafi yang berkuasa lebih dari 40 tahun tumbang dan mati secara tragis dibunuh oleh rakyatnya sendiri. Saat ini Arab Spring sedang mampir ke Suriah, kekuasaan Presiden Assad sedang digoyang dan tekanan dunia agar Presiden Assad untuk mundur datang dari mana-mana. Kawasan Timur Tengah dilanda krisis!

Krisis nuklir Iran, memicu kawasan Timur Tengah yang sudah bergejolak menjadi lebih panas. Krisis Iran melibatkan negara terkuat Amerika Serikat, Inggris dan Israel. Ancaman perang dingin kembali terjadi. Ahli nuklir Iran dibunuh, diplomat Israel menjadi target pembunuhan, ini sudah terjadi di India dan bom Bangkok melibatkan orang Iran. Israel dan Iran sendiri sudah saling mengancam. Israel sudah siap menyerang Iran. Tunggu “restu” Amerika. Kalau krisis ini pecah, dunia diambang perang besar setelah perang dunia kedua. Iran sedang dilanda krisis.

Partai Demokrat mengalami krisis. Gara-gara kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan mantan bendahara Partai Demokrat, Mohammad Nazarudin. Kini Partai Demokrat dilanda krisis hebat. Partai berkuasa ini kini mendapat sorotan tajam

LITERATURE

dari publik. Ada beberapa pejabat Partai Demokrat yang terindikasi terlibat dalam kasus tersebut. KPK sudah menetapkan status tersangka kepada wakil sekjen Partai Demokrat Angelina Sondakh, dan kasus ini sedang mengarah kepada ketua umumnya Anas Urbaningrum. Partai Demokrat di ambang kehancuran. Partai Demokrat sedang dilanda krisis!

Amerika Serikat belum sembuh benar, sekarang kawasan Eropa dilanda krisis yang hebat, terutama di negara Italia, Portugal dan Yunani. Krisis Eropa ini sedikit berbeda dengan Amerika. Kalau di Amerika krisis disebabkan korporasi atau perusahaan berhutang terlalu besar sehingga melebihi kemampuannya. Di Eropa yang terjadi karena pemerintah berhutang kelewat besar. Hutang yang diciptakan pemerintah melebihi dari kapasitas kemampuannya sehingga pemerintah tidak bisa membayar. Hutang ini pada awalnya dipergunakan untuk membiayai roda pemerintahan baik untuk pembangunan maupun membayar pegawai. Ini bisa terjadi pada semua negara termasuk Indonesia. Hutang Indonesia setiap tahunnya meningkat cukup besar, bahkan saat ini mencapai 1.800 Triliun. Para menteri keuangan Eropa memberikan bailout ke Yunani sebesar Rp.1.560 Trilyun yang akhirnya Eropa dilanda krisis.

Apakah trend ini hanya terjadi pada negara atau partai? Tidak. Perusahaan juga akan mengalami hal yang sama, bahkan dalam rumah tangga pun juga terjadi. Cara paling mudah untuk mengatasi masalah terutama keuangan adalah dengan mencari hutang baru. Kalau boleh saya terjemahkan adalah hutang diselesaikan dengan hutang baru yang lebih besar, masalah diselesaikan dengan masalah yang lebih besar. Banyak perusahaan plat merah atau BUMN yang mengalami krisis yang sangat dalam. Perusahaan

perkapalan Djakarta Lloyd sudah diambang sulit untuk diselamatkan. Ini perusahaan angkutan kapal namun sudah tidak mempunyai kapal lagi.

Merpati tidak bisa terbang tinggi lagi, bahkan Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah mengancam untuk melikuidasi kedua perusahaan ini jika tidak bisa membiayai operasional sendiri. Dahlan Iskan menyatakan, lebih baik uangnya ditanamkan untuk membeli kebun sawit daripada untuk menyuntikkan kepada Merpati. Dari 141 BUMN yang ada, 17 BUMN dalam kondisi krisis. Ini memerlukan penyelamatan.

Apa Yang Dimaksudkan Dengan Krisis?Krisis berbeda dengan mengalami kegagalan. Tidak selalu kegagalan adalah hal negatif, gagal membuat kita tahu apa yang seharusnyanya kita lakukan, dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Sedangkan krisis adalah kondisi tidak stabil yang bergerak ke arah suatu titik balik, menyandang potensi perubahan yang menentukan dan dapat membuat sesuatu bertambah buruk. Setiap krisis adalah suatu emergency. Namun tidak semua krisis akan menimbulkan intensitas permasalahan bertambah, masalah dibawah sorotan publik akan menganggu kelancaran operasional bisnis sehari-hari, masalah menganggu nama baik perusahaan.

Bagaimana dengan perusahaan Anda, apakah sudah fit atau kecenderungannya mengarah ke krisis? Ingat, kondisi krisis ini bisa terjadi pada semua perusahaan walaupun kondisi perusahaan saat ini sangat bagus. Krisis moneter menghantam Indonesia pada tahun 1997, dan banyak perusahaan yang sebelumnya sehat dan bagus tidak tahan terhadap krisis dan tumbang, terutama menimpa perbankan indonesia. Banyak bank yang dilikuidasi diantaranya BDNI, BHS dan lain-lain. Bahkan sebagian besar perbankan masuk rumah sakit atau direkapitalisasi oleh pemerintah seperti BCA, Danamon, BII.

Siapa Yang Bisa Menyelamatkan, Apabila Terjadi Krisis ?Krisis Nuklir Iran, tidak akan bisa diselesaikan oleh Iran sendiri. Krisis Yunani tidak akan bisa diselesaikan oleh Yunani sendiri. Ben Ali, Husni Mubarak, Muamar Qadaafi, Suharto tidak bisa menyelesaikan krisis yang menimpa negerinya karena kepercayaan rakyat kepadanya sudah tidak ada lagi. Anas Urbaningrum tidak akan bisa menyelesaikan krisis Demokrat jika

LITERATUREPRIBADI BUDIONODirektur BPR Lestari

Bagaimana menangani Krisis dan dapat mengambil keuntungan darinya Howard SchiltzKrisis bisa terjadi dimana dan kapan saja...

68 69Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

MULTITALENTED OR JUST SIMPLYSUDAH NASIB?

SMART FAMILY

Catatan harian ‘seorang ibu” pada hari Kamis, 16 Februari 2012; Pagi hari; gotong anak ke kamar mandi (karena susah bangun), siapkan breakfast, snack dan lunch buat anak-anak sekolah, antar jemput anak-anak (karena supir absen), meeting dengan kontraktor, follow up sales inquiries, check project, meeting rotary atau kegiatan sosial lainnya, menjawab all emails, review kerjaan, ke gramedia (anak ada kebutuhan beli karton), belanja untuk persiapan makan malam, masak (atau beli) makan malam, menemani (kadang sambil ngomel juga) anak-anak bikin PR sambil ngobrol-ngobrol dengan suami.

Diatas adalah typical kegiatan seorang ibu pekerja (working mom) dari melek mata di pagi hari sampai malam hari. Ya, saya tidak bilang bahwa kaum bapak tidak berkontribusi lho, cuma biasanya (sebagian besar), konsentrasi kaum bapak lebih pada kerjaan dan aktivitas sendiri dari pada memasukkan kegiatan anak dan rumah tangga dalam jadwal hariannya. Sebagai "working mom”, kita juga dituntut untuk tetap berpenampilan menarik dan energetik. Jadi, dari list tadi diatas,

selipkan lagi jadwal acara ke salon, ke gym dan yoga.

Gimana caranya?

Seperti ditampilkan di film layar lebar "How Does She Do It" yang diperankan oleh Sarah Jessica Parker. Seorang financial analyst yang sukses, ibu dari 2 anak dan istri dari seorang arsitek. Dimana dia harus “juggling” semua karirnya tersebut. Gak jelas juga jawabannya apa. Tapi yang pasti, begitulah ‘typical’ kegiatan dan hiruk pikuk seorang “working mom”. Dan, dengan segala intrik, conflict dan usaha yang luar biasa, berbagai fase dalam cerita tersebut, dapat dilewati dengan sukses. Luar Biasa!

Menurut saya pribadi, ada 3 kemungkinan jawaban untuk pertanyaan diatas.

Jawaban Pertama adalah "mungkin" bahwa perempuan dikaruniakan multiple talent dan daya juang yang luarbiasa. Kaum perempuan ditakdirkan mampu melakukan berbagai hal

pada saat yang bersamaan (multitasking). Sambil check emails yang masuk, mampu membantu anak menyelesaikan PR, menjawab pertanyaan si kecil yang tidak bisa menemukan buku bacanya, memasak makan malam dan sekaligus memberikan instruksi kepada pembantu tentang apa yang harus disiapkan besok pagi.

JUGGLER! Itu adalah karunia yang diberikan kepada kaum perempuan. Butuh suatu "talent" yang berlipat ganda untuk bisa melakukan hal tersebut. Tanpa pelajaran formal, kaum perempuan meraih “master degree” dalam melakukan perencanaan yang akurat, sehingga semua email terjawab, PR anak diselesaikan, si kecil menemukan buku bacanya, makan malam tersedia dan si pembantu mengerti apa yang harus dilakukannya.

Diperlukan “Time Management” yang luar biasa untuk bisa menyusun prioritas kegiatan dalam sehari. Dan berbagai kegiatan "juggling" supaya semua pihak dan semua tugas terlaksana sesuai dengan waktu yang ada.

Kedua adalah, bahwa memang nasibnya kaum perempuan untuk menerima begitu banyak tanggung jawab, yaitu sebagai working mom, seorang ibu, seorang istri, supir, pembantu rumah tangga, financial analis, financial planner, bendahara, pendidik, teman dan pada saat bersamaan kita juga adalah anggota masyarakat.

Saya pikir, memang sudah nasibnya demikian, dan nggak ada jalan lain selain bertahan dan berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan semua tanggung jawab tersebut. istilahnya, tidak

“Working Mom”

ada pilihan lain, you just have to do it:) Terima Nasib gituuuh. Kemungkinan ke-3 yang saya pikir paling tepat adalah kombinasi, dari jawaban pertama dan kedua. Bahwa perempuan dikaruniai berbagai talenta dan bahwa memang nasib juga sih. Mau tidak mau saya percaya bahwa ada alasan-alasan tertentu kenapa perempuan dikaruniai anugrah “Multi Tasking” dan “Multi Talented.”

Mungkin karena "nasib" yang menakdirkan perempuan mendapatkan berbagai macam tugas (seperti yang saya sebutkan diatas), maka kaum perempuan diberkahi dengan multitalent tersebut. Tuhan memang adil, perempuan diberikannya “tugas” dan pada saat bersamaan diberikannya “anugrah” untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Nah, Ibu- ibu sekalian, jadi sebenarnya dalam sehari-hari, kita dihadapkan pada banyak sekali aplikasi “time management – untuk menentukan prioritas karena terbatasnya resources seperti waktu dan uang, ‘ilmu komunikasi (bagaimana berkomunikasi dengan anak, dengan pembantu, dengan supir, dengan customer, dengan atasan dan dengan teman)” dan “commitment pada pekerjaan, pada komunitas dan pada keluarga. Hati-hati pada saat anda “tidak sengaja” menjawab “ya” atas permintaan anak, karena ‘full commitment” akan ditagih oleh anak sampai komitmen tersebut dipenuhi.

Dengan kata lain, kita adalah “expert” dalam hal-hal tersebut diatas, dan setiap hari kita mendapatkan “on going training”, yang semakin lama menjadikan kita semakin efisien dan semakin ahli. Hidup ini nggak beda seperti kita lagi kuliah praktek S2 atau mungkin doctor degree.

Untuk Ibu-ibu muda yang merasa “kepayahan” men”juggle” antara karir dan rumah tangga, jangan khawatir, anda akan semakin “ahli”, beberapa orang mungkin akan menjadi ahli lebih cepat, beberapa orang lebih lambat. Satu hal yang jangan dilupakan bahwa ini adalah Anugrah dari-Nya, syukuri dan belajarlah lebih strategis dan lebih cepat.

Akhir kata, enjoy “nasib” jadi perempuan, karena Multitasking dan Multitalented adalah karunia-Nya.

JUGGLER! Itu adalah karunia yang diberikan

kepada kaum perempuan.

SMART FAMILYSUZANA CHANDRAManaging Director - Lestari Living

70 71Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Investasi dengan kombinasi High Capital Return & Cash Flow

LAST 2 UNITS ONLY

* Garansi Return 5% di tahun 2013, 2014, 2015 * Potensi Ekspektasi ROE 230% (thn3)

* Buy Back Garansi 125% (thn 5) dan 220% (thn10) * Gratis tinggal di villa 21 hari/tahun

Lokasi Sangat Strategis, 10min ke Pantai, 10 min ke Seminyak, 25min ke airport

Website; www.kampoengvilla.com Contact: (62) 81916 268 868

Kampoeng Villa - Kerobokan

“ Creating Your Passive Income ”

CNI Cabang Bali Istana Kuta Galeria, Blok Broadway 3 No. 1 Jl. Patih Jelantik

Kuta Bali. Telp : 0361.764182

72 73Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

Saya pernah membaca, ketika Dahlan Iskan ditanya apakah Jawa Post akan menyaingi Kompas, dan Pak Dahlan menjawabnya, “Kalau saya mati dan hidup lagi, mati dan hidup lagi, Jawa Post tidak akan mampu menyaingi Kompas sebagai Koran nasional”.

Namun apa yang dilakukannya, Pak Dahlan membangun koran-koran lokal, ada Radar Lampung, Radar Bali dan seterusnya. Sehingga walaupun koran nasional (baca:Jakarta) tetap dikuasai oleh Kompas, sekarang kalau dijumlah

oplah Jawa Post Group dengan kawan-kawannya, mungkin bisa menandingi Kompas. Kompas-pun meresponnya dengan membangun koran-koran lokalnya. Namun langkahnya sudah didahului oleh Jawa Post.

Ketika Pak SBY mengangkat Dahlan Iskan sebagai Dirut PLN, saya bertepuk tangan. Krisis listrik di Bali yang waktu itu tidak ada solusinya, tiba-tiba bagaikan melihat cahaya di ujung terowongan. Dan efeknya langsung terasa, kini listrik tidak lagi menjadi langka di Bali.

NOTE FROM A FRIENDALEX P. CHANDRA

Dalam pidatonya ketika terpilih sebagai Marketer of The Year versi MarkPlus beberapa tahun yang lalu, Pak Dahlan berkata, “PLN tidak mau jadi ban belakang, ban belakang itu selalu aus duluan, karena selalu mengejar-ngejar ban depan. Dan tidak pernah terkejar. Dari dulu PLN selalu mengejar-ngejar industri dan tidak pernah terkejar, kini PLN akan mendahului kebutuhan industri”. Wow, sebuah visi yang menakjubkan. Sederhana, mudah dimengerti dan kena.

PLN akan mendahului memberikan kapasitas listrik terpasang, sehingga ketika industri membutuhkannya, listrik sudah tersedia. Kemajuan tidak terhambat hanya gara-gara listrik tidak ada. Hal ini sama seperti ketika Cina membuat jalan yang lebar-lebar, walaupun belum ada traffic-nya. Disiapkan dahulu intrastrukturnya, sehingga ketika waktunya tiba, industri dan kemajuan dan growth tidak terhambat karenanya. Jangan tunggu macet baru bikin jalan, bikin jalan dahulu biar tidak pernah macet.

Sederhana dan common sense.

Ketika dilantik menjadi menteri BUMN, gebrakan pertamanya adalah dengan memangkas kegiatan rapat. Saya pernah mengulasnya di kolom ini

sebagai esensi dari de-birokratisasi.

“Rapat belum bekerja”, demikian kata Dahlan Iskan. “Dalam 6 bulan kedepan, rapat-rapat di BUMN harus berkurang 50%-nya”, demikian katanya. Lugas, sederhana, terukur.

“Direksi jangan main backing-backing-an,” demikian katanya pula. Menunjukkan budaya patronisasi dan office politics adalah musuh dari BUMN. Menunjukkan kelemahan utama dari BUMN, yaitu tidak adanya budaya kerja yang terukur, dan tidak kompaknya board of director karena misi pribadi-pribadi.

“Manufacturing HOPE,” adalah gebrakan teranyar dari Pak Dahlan. Sebagai visinya di kementrian BUMN. Saya suka statement ini. Sederhana, lugas dan kena.

BUMN-BUMN yang babak-belur (karena mismanagement dan dewan direksi yang politicking) harus diangkat kembali harkat dan martabatnya. Terutama moral para karyawannya. Tidak semua karyawan di BUMN jelek-jelek. Banyak sekali yang bagus-bagus. Mereka harus diberdayakan. Diberikan harapan. Dengan HOPE mereka akan termotivasi, mau bekerja keras. Tanpa harapan, manusia tidak akan mampu bangkit.

“Manufacturing HOPE” adalah visi kementrian BUMN yang brilian. Bravo!

Dan menariknya, Pak Dahlan menuliskan pengalaman-pengalamannya dalam artikel dan beberapa dibukukan. CEO Notes yang dipublikasikan sangatlah jarang. Tulisannya bagus, mengalir dan humanis.

Bagi kita-kita yang mempelajari manajemen, tulisan Pak Dahlan sangat bermanfaat. Saya selalu membacanya. Pelajaran terpentingnya adalah bagaimana menyederhanakan masalah yang rumit, bukan sebaliknya merumitkan masalah yang sederhana. Maju terus Pak Dahlan, semoga bapak dikarunia kesehatan, dan mau terus menyumbang buat negara ini. Dan saran saya, buat kita yang serius dengan ilmu manajemen dan kepemimpinan, study Dahlan Iskan!

Direksi jangan main

backing-backing-an,”

STUDYDAHLAN ISKAN !

“Kalau saya mati dan hidup lagi, mati dan hidup lagi, Jawa Post tidak akan mampu menyaingi Kompas sebagai Koran nasional”.Dahlan Iskan

NOTE FROM A FRIEND

74 75Vol. 26 Feb - Mar 2012 Vol. 26 Feb - Mar 2012

The DescendantsBy. Hary Susanto | www.movienthusiast.com

Alexander Payne memang bukan sutradara Hollywood produktif, terhitung dengan The Descendants ini baru membuat 5 film layar lebar dan saya menyukai 3 diantaranya seperti Election yang luar biasa itu, atau disaat ia memaksa karkater Jack Nicholson untuk melihat tubuh bugil Katie Bates dalam About Schmidt, atau menyaksikan sebuah road movie menarik dalam Sideways dan The Descendants menambah alasan saya untuk tetap menuggu karya-karya Payne selanjutnya, tidak peduli jika ia mungkin baru membuatnya 7 tahun lagi. The Decendants [yang akhirnya meraih Golden Globe] mungkin tidak sampai semenghibur Election, tapi tetap saja ini adalah film Payne dan ia tahu benar bagaimana caranya menghadirkan sebuah drama tentang keluarga, road trip dan masalah pernikahan yang apik di balik narasinya yang sederhana itu. Kisahnya sendiri diadaptasi dari novel berjudul sama milik Kaui Hart Hemmings 2009 lalu.

Seperti novelnya, Payne menghadirkan sebuah latar yang bisa sejalan atau bahkan kontras dengan kisah-kisah manusia di dalamnya yang banyak dilanda duka, kesedihan, perjalanan mencari jati diri, kedewasaan, berdamai dengan masa lalu dan juga kejutan-kejutan menarik seperti kehidupan itu sendiri. Tidak lupa selipan elemen komedi satir ala Payne yang membuat The Descendants semakin menarik, seakan-akan

ia ingin menertawakan tragedi dan kematian di dalamnya dengan cara yang elegan. Payne membawa kita melihat sebuah studi karakater menarik dalam sebuah keluarga disfungsioanal di sepanjang 115 menit durasinya. Ada ayah workaholic yang mencoba memperbaiki kehidupan keluarganya dan dua putri bermasalah yang kemudian sama-sama bersatu dalam sebuah tragedi dan penghiantan untuk menjadi sebuah keluarga yang lebih baik. George Clooney bermain bagus dan sangat natural dalam membawakan karakter Matt King, si ‘Orang tua cadangan’ yang berusaha tegar menghadapi segala permasalahnya, bukan hanya karena urusan istri dan anak-anaknya saja namun juga pekerjaannya dan bagaimana ia memperjuangkan sesuatu yang penting yang telah dipercayakan leluhurnya kepadanya.

Naskah adaptasi hebat, setting cantik, penyutradaraan gemilang dan akting memukau menjadikan The Descendants sebuah paket lengkap drama keluarga dengan elemen komedi satir ala Alexander Payne yang tampaknya masih belum kehilangan sentuhan emasnya meskipun sudah absen selama 7 tahun. Ya, ini adalah tontonan drama yang menarik nan menyentuh tanpa harus bercengeng ria. Sedikit lebih baik dari Sideways dan About Schmidt, tapi jelas masih berada di bawah Election yang hebat itu.

Akhirnya, keinginan George tercapai untuk bermain dalam

film Alexander Payne setelah sebelumnya sutradara Amerika-

Yunani itu sempat menolak Clooney dalam Sideways 7 tahun

lalu dikarenakan menganggap dirinya terlalu populer untuk salah

satu karakter di dalamnya. Jadi inilah Clooney, berperan sebagai

Matt King, pengacara handal, tuan tanah dari lahan ratusan hektar di salah satu kepulauan Hawaii

yang diteruskan kepadanya dari para leluhurnya. Tapi hidup Maat

tidak seindah Hawaii tempat tinggalnya selama ini, Ia tengah mengalami krisis keluarga yang

hebat. Istrinya, Elizabeth sedang terbaring koma di rumah sakit

akibat kecelakaan ski air dan dengan kesibukannya luar

biasanya, ia juga jelas bukan tipe ayah favorit bagi kedua

putrinya yang ‘bandel’, Scottie (Amara Miller) dan Alex (Amara Miller) yang kurang mendapat

perhatiannya. Seperti belum cukup dengan segala masalah

yang ada, Matt kemudian mendapati bahwa istri yang ia cintai itu ternyata mempunyai

sebuah rahasia besar yang nantinya akan merubah hidupnya

selamanya.

Akhirnya, keinginan George tercapai untuk bermain dalam

film Alexander Payne setelah sebelumnya sutradara Amerika-

Yunani itu sempat menolak Clooney dalam Sideways 7 tahun

lalu dikarenakan menganggap dirinya terlalu populer untuk salah

satu karakter di dalamnya. Jadi inilah Clooney, berperan sebagai

Matt King, pengacara handal, tuan tanah dari lahan ratusan hektar di salah satu kepulauan Hawaii

yang diteruskan kepadanya dari para leluhurnya. Tapi hidup Maat

tidak seindah Hawaii tempat tinggalnya selama ini, Ia tengah mengalami krisis keluarga yang

hebat. Istrinya, Elizabeth sedang terbaring koma di rumah sakit

akibat kecelakaan ski air dan dengan kesibukannya luar

biasanya, ia juga jelas bukan tipe ayah favorit bagi kedua

putrinya yang ‘bandel’, Scottie (Amara Miller) dan Alex (Amara Miller) yang kurang mendapat

perhatiannya. Seperti belum cukup dengan segala masalah

yang ada, Matt kemudian mendapati bahwa istri yang ia cintai itu ternyata mempunyai

sebuah rahasia besar yang nantinya akan merubah hidupnya

selamanya.

SNEAK PEAK

76 Vol. 26 Feb - Mar 2012