14
i MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN “GRIYA HUSADA” SURABAYA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TAHUN 2013

MODUL - griyahusada.idgriyahusada.id/files/modul/MODUL_SKILL_KDK.pdf · Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium ANATOMI ... Pengertian Memasukkan cairan atau

  • Upload
    votu

  • View
    243

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

i

MODUL

KETERAMPILAN KLINIK

ASUHAN KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN “GRIYA HUSADA” SURABAYA

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN 2013

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjadkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa

atas limpahan rahmad-Nya penulis dapat menyelesaikan modul tentang

Ketrampilan Klinik Pada Asuhan Kebidanan.

Modul Keterampilan Klinik Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai media

pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa agar lebih mudah memahami langkah-

langkah dalam memberikan pelayanan Kebidanan, baik pembelajaran di kelas dan

di laboratorium.

Semoga modul ini dapat dipergunakan dengan baik sesuai kompetensi yang

harus dicapai.

Surabaya, Agustus 2013

Penulis

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

1

KETERAMPILAN KLINIK PEMASANGAN INFUS I. DISKRIPSI MODUL

Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan dilakukan oleh peserta ketika melakukan pemasangan infus.

Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini ditujukan untuk:

Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan

Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh kepercayaan diri dan ketrampilan ( skill competency)

Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membehas terlebih dahulu seluruh langkah klinik melakukan pertolongan persalinan sungsang dengan menggunakan video, slide dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan kesempatan menyaksikan pertolongan persalinan sungsang dengan menggunakan model anatomik. Penggunaan penuntun belajar secara terus menerus memungkinkan setiap peserta untuk memantau kemajuan belajar yang telah dicapai dan mengetahui apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, penuntun ini dirancang untuk mempermudah dan membantu dalam berkomunikasi antara mahsiswa dan pembimbing (memberikan umpan balik). Dalam menggunakan penuntun belajar ini, adalah penting bagi mahasiswa dan pembimbing untuk bersama-sama bekerja dalam satu kelompok. Sebagai contoh, sebelum mahasiswa melakukan langkah klinik pertama-tama pembimbing atau salah satu mahasiswa harus mengulangi kembali secara ringkas langkah-langkah klinik yang akan dilakukan dan membahas hasil yang diharapkan. Sebagai tambahan segera setelah langkah klinik selesai, pembimbing akan membahasnya kembali dengan mahasiswa. Tujuan pembahasan ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai kemajuan belajar yang telah dicapai dan menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki (pengetahuan, sikap, ketrampilan) pada pertemuan berikutnya. Kedua penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk meningkatkan ketrampilan klinik, oleh karena itu penilaian harus dilakukan secara hati-hati dan seobjektif mungkin. Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan dinilai oleh pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut : 0 Tidak dilakukan

:

langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa

1 Perlu perbaikan

:

langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah yang dihilangkan

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

2

2 Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi kurang tepat dan atau pembimbing perlu mengingatkan peserta tentang hal-hal kecil yang tidak terlalu penting

3 Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutannya dan tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan

Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah

banyak dan dalam waktu yang lama . Dengan menggunakan infuse set.

Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan

2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit .

3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui

mulut

Indikasi 1. Pasien dengan dehidrasi

2. Pasien sebelum transfuse darah

3. Pasien pra dan pasca bedah , sesuai dengan program pengobatanya

4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum meluli mulut

5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara

infuse

6. Pasien dengan intoksikasi berat

Kontra Indikasi

1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat , sesuia dengan program

pengobaatan

2. Bila terjadi Haematoma , Bengkak dan lain – lain pada tempat pemasangan

jarum , maka infuse harus di hentikan dan di pindahkan pemasangannya ke

bagian tubuh .

3. Perhatikan reaksi pasien selam 15 menit pertama . Bila timbul reaksi alergi (

misalya : menggigil , urticuria atau shock) maka infuse segera diperlambat

tetesanya , jiks perlu dihentikan , kemudian segera dilaporakan kepada

penaanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan .

4. Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya

5. Cara pemasangan infuse harus disesuaikan dengan perangkat infuse yang

digunakan

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

3

RESIKO PEMASANGAN INFUS :

• Perdarahan • Infiltrasi (dimana cairan infus masuk kedalam jaringan disekitar pembuluh darah • Infeksi • Overdose (karena respon obat i.v. lebih cepat) • Inkompabilitas antara obat dengan cairan infus ketika dicampur

D. PEDOMAN PEMILIHAN VENA :

1. Gunakan vena distal terlebih dahulu

2. Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin

3. Pilih vena diatas area fleksi 4. Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat kedalam kateter

5. Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh. 6. Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktifitas pasien

7. Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi pembedahan atau prosedur yang direncanakan

HINDARI TIPE-TIPE VENA : 1. Vena yang telah digunakan sebelumnya

2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis

3. Vena yang keras dan sklerotik

4. Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi 5. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke

6. Vena yang dekat area terinfeksi 7. Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium

ANATOMI TEMPAT PEMASANGAN INFUS :

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

4

Persiapan 1. Alat

a) Baki yang dialasi

b) Perlak dan pengalasnya

c) Handuk kecil

d) Bengkok

e) Tiang Infus

f) Sarung Tangan

g) Torniquet

h) Kapas Alkohol

i) Cairan Infus

j) Infus Set

k) Abbocath

l) Plester

m) Kassa steril

n) Gunting Plester

o) Jam Tangan

p) Lembar Kerja

q) Waskom berisi Larutan Chlorin 0,5%

2. Pasien

a) Pasien diberi penjelasan tentang hal – hal yang akan dilakukan jika keadaan

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

5

memungkinkan

b) Pakain pasien pada daerah yang akan dipasang infuse harus dibuaka

Prosedur Tindakan

1. Beri penjelasan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan

2. Siapkan peralatan kedekat pasien

3. Pasang sampiran atau penutup tirai

4. Atur posisi pasien senyaman mungkin

5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

6. Pakia sarung tangan

7. Gantungkan flabot pada tiang infuse

8. Buka kemasan steril infuse set

9. Atur klem rol sekitar 2 – 4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada

saluran infuse

10. Tusukkan pipa saluran infuse ke daalm botol cairan dan tabung tetesan diisi

setangah denagan cara memencet tabung tetesan

11. Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada slang infuse

lalu tutup kembali klem

12. Cari dan pilih vena yang akan di pasang infuse

13. Letakkan tourniquet 10 – 12 cm diatas tempat yang akan ditusuk

14. Desinfeksi dengan kapas alcohol 70 % secara sirkular

15. Tussukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang menghadap keatas

16. Dorong pelan – pelan abbocath masuk ke dalam vena sambil menarik pelan –

pelan jarum abbocath hingga semua plastic abbocath masuk semua ke dalam vena

17. Sambungkan segera abbocath dengan selang infuse

18. Lepaskan tourniquet dan longgarkan klem untuk melihat kelancaran tetesan

19. Bila tetesan sudah lancar , pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester

20. Atur tetesan sesuai kebutuhan

21. Tutup tempat jarum dengan kassa steril

22. Atur letak anggota badan yang dipasang infuse agar tidak gerak dan agar jarum

infuse tidak bergeser

23. Bereskan alat dan rapikan pasien

24. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih

25. Dokumentasi tindakan

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

6

DAFTAR

PUSTAKA

Dep Kes RI .1985 . Keterampilan dasar praktek klinik kebidanan .t.k.:t.p

Kusmiyati , yuni .2007 . Ketrampilan dasar paktek klinik kebidanan . Yogyakarta

: Fitramaya

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

7

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

8

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

9

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Infus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

10

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Injeksi Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

11

KETERAMPILAN KLINIK INJEKSI I. DISKRIPSI MODUL

Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan dilakukan oleh peserta ketika melakukan pemasangan infus.

Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini ditujukan untuk:

Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan

Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh kepercayaan diri dan ketrampilan ( skill competency)

Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membehas terlebih dahulu seluruh langkah klinik melakukan pertolongan persalinan sungsang dengan menggunakan video, slide dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan kesempatan menyaksikan pertolongan persalinan sungsang dengan menggunakan model anatomik. Penggunaan penuntun belajar secara terus menerus memungkinkan setiap peserta untuk memantau kemajuan belajar yang telah dicapai dan mengetahui apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, penuntun ini dirancang untuk mempermudah dan membantu dalam berkomunikasi antara mahsiswa dan pembimbing (memberikan umpan balik). Dalam menggunakan penuntun belajar ini, adalah penting bagi mahasiswa dan pembimbing untuk bersama-sama bekerja dalam satu kelompok. Sebagai contoh, sebelum mahasiswa melakukan langkah klinik pertama-tama pembimbing atau salah satu mahasiswa harus mengulangi kembali secara ringkas langkah-langkah klinik yang akan dilakukan dan membahas hasil yang diharapkan. Sebagai tambahan segera setelah langkah klinik selesai, pembimbing akan membahasnya kembali dengan mahasiswa. Tujuan pembahasan ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai kemajuan belajar yang telah dicapai dan menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki (pengetahuan, sikap, ketrampilan) pada pertemuan berikutnya. Kedua penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk meningkatkan ketrampilan klinik, oleh karena itu penilaian harus dilakukan secara hati-hati dan seobjektif mungkin. Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan dinilai oleh pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut : 0 Tidak dilakukan

:

langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa

1 Perlu perbaikan

:

langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah yang dihilangkan

2 Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi kurang tepat dan atau

Modul Ketrampilan Dasar Kebidanan Injeksi Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

12

pembimbing perlu mengingatkan peserta tentang hal-hal kecil yang tidak terlalu penting

3 Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutannya dan tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan

Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah

banyak dan dalam waktu yang lama . Dengan menggunakan infuse set.

Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan

2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit .

3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui

mulut

Indikasi 1. Pasien dengan dehidrasi

2. Pasien sebelum transfuse darah

3. Pasien pra dan pasca bedah , sesuai dengan program pengobatanya

4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum meluli mulut

5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara

infuse

6. Pasien dengan intoksikasi berat

Kontra Indikasi

1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat , sesuia dengan program

pengobaatan

2. Bila terjadi Haematoma , Bengkak dan lain – lain pada tempat pemasangan

jarum , maka infuse harus di hentikan dan di pindahkan pemasangannya ke

bagian tubuh .

3. Perhatikan reaksi pasien selam 15 menit pertama . Bila timbul reaksi alergi (

misalya : menggigil , urticuria atau shock) maka infuse segera diperlambat

tetesanya , jiks perlu dihentikan , kemudian segera dilaporakan kepada

penaanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan .

4. Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya

5. Cara pemasangan infuse harus disesuaikan dengan perangkat infuse yang

digunakan