8
 1 MODUL Pemeriksaan GRAM GIEMSA JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Modul Pemeriksaan Gram & Giemsa-1

  • Upload
    ticegg

  • View
    35

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemeriksaan gram giemsa

Citation preview

  • 1

    MODUL

    Pemeriksaan GRAM & GIEMSA

    JURUSAN KEDOKTERAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    2015

  • 2

    DAFTAR ISI

    Hal.

    1. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan Gram ............................................ . 3

    2. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan Giemsa .......................................... . 7

  • 3

    Modul

    PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI KULIT

    TUJUAN UMUM

    Pembelajaran modul ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar mampu

    melakukan prosedur dan interpretasi pemeriksaan gram dan giemsa.

    TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

    1. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan Gram;

    2. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan Giemsa;

    STRATEGI / METODA PEMBELAJARAN

    Introduksi

    Pelatih memperkenalkan diri (jabatan dan tanggung jawabnya dalam proses

    pembelajaran dan pelatihan) serta mengemukakan cara mencapai tujuan

    pembelajaran dengan partisipasi penuh peserta didik.

    Tujuan 1:

    1. Melakukan pemeriksaan Gram;

    2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan Gram.

    Tujuan 2:

    1. Melakukan pemeriksaan Giemsa;

    2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan Giemsa.

    KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

    Mampu melakukan prosedur pemeriksaan mikrobiologi kulit dan mampu

    menginterpretasi hasil pemeriksaan.

    REFERENSI BUKU WAJIB

    1. Fitzpatrick TB, Freedberg IM, Eisen AZ, Austen KF, Wolff K. Dermatology in

    general medicine. 6th ed. New York: McGraw-Hill, 2003

    2. Trozak JD, et al. Dermatology Skill for Primary Care. Humana Press. New

    Jersey. 2006

  • 4

    PROSEDUR DAN INTERPRETASI

    PEMERIKSAAN GRAM & GIEMSA

    1. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan Gram

    Pendahuluan Pemeriksaan Gram dilakukan sebagai penunjang diagnosis kelainan lesi

    kulit dan genital dengan penyebab bakteri.

    Peralatan

    dan Bahan

    1. Lampu periksa

    2. Gelas obyek dan penutup

    3. Lidi kapas

    4. Larutan Crystal violet (Gram A)

    5. Larutan Lugol (gram B)

    6. Larutan alcohol (gram C)

    7. Larutan counter stain Safranin (gram D)

    8. Lampu Bunsen

    Teknis

    Pemeriksaan

    1. Daerah lesi yang telah dipilih dibersihkan dengan alkohol;

    2. Pengambilan sediaan dilakukan dengan menggunakan lidi kapas steril;

    3. Sediaan didapat dengan mengusap pada dasar lesi yang terdapat

    cairan atau discharge. Jika lesi sudah tertutup krusta, maka krusta

    dibersihkan terlebih dahulu;

    4. Sediaan yang telah diambil diletakkan pada gelas obyek dengan cara mengoleskan lidi kapas pada gelas obyek secara satu arah;

    5. Fiksasi spesimen melalui penghangatan/pemanasan dengan lampu Bunsen;

    6. Gelas obyek digenangi dengan Crystal violet (Gram A), diamkan 1 menit kemudian bilas dengan air mengalir;

    7. Gelas obyek digenangi dengan Lugol (Gram B), diamkan 1 menit

    kemudian bilas dengan air mengalir;

    8. Dekolorisasi dengan tetesan alkohol atau ether-aceton (Gram C)

    sampai tepat luntur, hentikan penetesan kemudian bilas dengan air mengalir;

    9. Gelas obyek digenangi dengan counter stain Safranin (Gram D), diamkan 30 detik kemudian bilas dengan air mengalir

    10. Biarkan sediaan mengering;

    11. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan pembesaran 100 kali sampai 400 kali.

    Interpretasi Bakteri gram negatif

    Pada pewarnaan gram, bakteri gram negatif akan terwarna merah

  • 5

    Bakteri gram positif

    Pada pewarnaan gram, bakteri gram positif akan terwarna ungu

    Clue cell pada Vaginosis Bakterial

    Clue cell pada Vaginosis bakterial merupakan gambaran sel epitel

    vagina yang tertutup oleh bakteri dengan pewarnaan gram yang

    bervariasi.

  • 6

    Rubrik Penilaian

    No Item Skor

    0 1 2

    PENGAMBILAN SEDIAAN

    1 Memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien

    2 Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan serta meminta

    persetujuan dan kerjasama selama pemeriksaan

    3 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

    4 Mengambil sediaan duh dari urethra dengan lidi kapas

    5 Menghapuskan sediaan dengan tipis searah di gelas obyek

    PEWARNAAN GRAM

    6 Fiksasi dengan memanaskan gelas obyek di atas bunsen

    7 Meneteskan cat kristal violet

    8 Meneteskan larutan lugol

    9 Meneteskan alkohol 95% (alkohol saja)

    10 Membilas gelas obyek dengan air

    11 Meneteskan cat safranin

    12 Membilas gelas obyek dengan air

    13 Menyebutkan kegiatan no 6 12 dengan lengkap dan urut 14 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

  • 7

    2. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan Giemsa (Tzanck Test)

    Pendahuluan Pemeriksaan Giemsa dilakukan sebagai penunjang diagnosis

    kelainan kulit berupa vesikel maupun bula.

    Peralatan dan

    Bahan

    1. Lampu periksa

    2. Gelas obyek dan penutup

    3. Gunting kecil berujung runcing

    4. Scalpel no. 13-15

    5. Kassa steril

    6. Larutan Giemsa atau Wright atau Toluidin blue

    Teknik

    pemeriksaan

    1. Pilihlah bulla atau vesikel yang utuh. Bila tidak dijumpai bulla

    atau vesikel yang utuh, gunakan daerah erosi yang bersih atau membuat lesi baru dengan menggosok-gosok epidermis;

    2. Dengan menggunakan scalpel atau gunting kecil berujung runcing, angkat dinding bulla atau vesikel;

    3. Hisap air/serum yang terdapat didalamnya dengan hapusan

    hasil kerokan diatas gelas obyek;

    4. Kerok dasar erosi bulla atau vesikel dengan menggunakan scalpel;

    5. Sediaan yang telah diambil diletakkan pada gelas obyek dengan cara membuat hapusan pada gelas obyek;

    6. Fiksasi dengan alkohol 95% selama 5 menit;

    7. Gelas obyek digenangi dengan larutan Giemsa atau Wright

    atau Toluidin blue, diamkan 20-30 menit, kemudian bilas dengan air mengalir;

    8. Biarkan sediaan mengering;

    9. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan

    pembesaran 100 kali sampai 400 kali.

    Interpretasi Multinucleated giant cell

    Sel ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis dan

    mengandung inti yang banyak didalam satu sel.

  • 8

    Sel acantholytic (Tzanck)

    Sel ini adalah sel epidermis yang berbentuk bulat, dengan

    pengecatan warna gelap dan sitoplasma dibagian tepi yang

    tampak padat. Sel ini hampir tidak pernah dijumpai

    berkelompok, biasanya soliter. Intinya gelap dibagian tepi dan intinya relatif berukuran besar dibandingkan sitoplasma.

    Rubrik Penilaian

    No Item Skor

    0 1 2

    PROSEDUR PEMERIKSAAN TZANCK

    1 Memberikan salam kepada pasien dan menjelaskan tujuan

    pemeriksaan

    2 Meminta persetujuan dan kerjasama selama pemeriksaan

    3 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

    4 Melakukan desinfeksi pada ruam kulit yang akan dilakukan

    pengambilan sediaan dengan alkohol 70%

    5 Mengambil sediaan dari vesikel dengan memecah atap vesikel

    menggunakan ujung skalpel

    6 Mengerok dasar erosi bula/vesikel dengan skalpel

    7 Menghapuskan sediaan dengan tipis searah di gelas obyek

    8 Mengeringkan sediaan

    9 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

    10 Meneteskan cat Giemsa

    11 Membilas gelas obyek dengan air

    12 Mengeringkan sediaan

    13 Melakukan identifikasi sediaan pada mikroskop mulai dari

    pembesaran terkecil

    14 Mencatat hasil pemeriksaan