MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    1/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 1

    PEMERIKSAAN

    PROTEIN

    DALAM URINE

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

    MALANG

    JURUSAN KEBIDANAN

    PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    2/18

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    3/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Deskriptif

    Pemeriksaan protein urine merupakan salah satu jenis pemeriksaan

    laboratorium pada ibu hamil untuk mengetahui fungsi ginjal. Apabila ginjal berfungsi

    dengan normal, maka tidak akan terdapat protein pada urine ibu hamil. Kadar protein

    dalam urine dapat dikarenakan: makanan yang dikonsumsi ibu hamil, ibu mempunyai

    infeksi saluran kencing atau urine terkontaminasi dengan darah dan air ketuban,

    ataupun mengidentifikasikan adanya preeclampsia baik ringan maupun berat yang

    dapat mengarah pada keadaan eklampsia.

    Pada modul ini anda akan mempelajari keterampilan untuk melakukan uji

    laboratorium untuk memeriksa kadar protein dalam urine. Keterampilan ini sangat

    penting bagi mahasiswa, karena keterampilan ini akan menjadi bekal saat melakukan

    praktik klinik atau saat praktik di rumah sakit untuk mendeteksi secara dini adanya

    preeklampsia pada ibu hamil.

    Preeklampsia sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun

    persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila

    tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan ini menggunakan asam asetat 6% atau asam

    sulfosilat 20% karena sifatnya dapat mengikat protein. Prinsipnya terjadi endapan urin

    jika direaksikan dengan asam asetat atau asam sulfo salisilat.

    B. Prasat

    Untuk mengusai modul ini mahaiswa harus sudah menguasai kompetensi memahami

    Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK).

    C. Petunjuk Pengunaan Modul

    Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modul ini, ikuti petunjuk belajar sebagai

    berikut:

    1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Anda memahami betul

    apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini.

    2.

    Baca bagian demi bagian dan temukan kata kunci dan kata-kata yang dianggap

    baru. Carilah arti dari kata-kata tersebut dalam kamus anda.

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    4/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 4

    3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman

    sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda, Dosen atau tutor anda

    4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi mengenai pengalaman simulasi dan

    demonstrasi dalam kelompok kecil atau klasikal pada saat tutorial.

    5. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang materi modul untuk lebih

    memahami materi yang anda pelajari.

    D. Tujuan Akhir

    Setelah membaca modul ini diharapkan anda mampu:

    1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan protein urine dengan benar

    sesuai dengan prosedur yang ada padajob sheet.

    2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan protein urine dengan benar sesuai

    dengan prosedur yang ada padajob sheet.

    E. Kompetensi

    Mahasiswa dapat melakukan uji laboratorium untuk memeriksa kadar protein dalam

    urine.

    F.

    Cek Kemampuan

    Anda dapat mengecek sejauh mana penguasaan anda terhadap materi yang

    sudag anda pelajari pada tiap pembelajaran dengan mengerjakan latihan-latihan pada

    setiap kegiatan belajar serta tes formatif yang telah ada di akhir modul ini yang

    disertakan dengan kunci jawaban masing-masing. Apabila anda masih mengalami

    kesulitan dalam mengerjakan tes formatif silahkan anda memperlajari ulang materi

    dalam modul ini dan mencari referensi dalam buku lain.

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    5/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 5

    BAB II

    PEMBELAJARAN

    A. Rencana Belajar Peserta Didik

    Dalam modul ini anda akan memperlajari cara melakukan uji laboratorium

    untuk mengetahui kadar protein dalam urine. Keterampilan ini sangat penting bagi

    mahasiswa, karena keterampilan ini akan menjadi bekal saat melakukan praktik

    klinik atau saat praktik di rumah sakit untuk mendeteksi secara dini adanya

    preeklampsia pada ibu hamil. Preeklampsia sering kali menyebabkan masalah

    dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan

    kematian ibu dan bayi bila tidak segera diantisipasi.

    B. Kegiatan Belajar

    Melakukan uji laboratorium untuk menguji kadar protein dalam urine.

    1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

    Setelah membaca materi uji laboratorium untuk menguji kadar protein dalam

    urine pada modul ini, anda diharapkan mampu:

    1. Menyiapkan alat untuk pemeriksaan protein urine dengan benar sesuai dengan

    prosedur yang ada padajob sheet.

    2.

    Melakukan pemeriksaan protein urine dengan benar sesuai dengan prosedur

    yang ada padajob sheet.

    C. METODE PEMBELAJARAN

    1) . Aktivitas Pembelajaran.

    a. Tutorial.

    Diskusi kelompok dengan tutor dijadwalkan dua kali seminggu. Jika

    berhalangan hadir karena sesuatu hal, mahasiswa yang bersangkutan harus

    menginformasikan kepada tutor dalam waktu 2 x 24 jam.

    b. Skills lab.

    Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan medik, mulai dari

    komunikasi, keterampilan laboratorium, keterampilan prosedural dan

    keterampilan klinik

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    6/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 6

    c.

    . Praktikum

    Kegiatan yang dilakukan di laboratorium, yang bertujuan untuk

    meningkatkan pemahaman tentang teori.

    d. Diskusi

    Tujuan dari diskusi ini untuk mempersamakan dan membandingkan

    proses pembelajaran kelompok untuk mencegah adanya kelompok yang

    mengambil jalur yang salah. Kelompok dapat mengajukan masalah yang

    belum terpecahkan dan fasilitator akan mengarahkan diskusi . Kegiatan ini

    diadakan sekali seminggu dan dihadiri oleh dosen yang terkait.

    e. . Kuliah Pengantar

    Kuliah yang diberikan oleh dosen, yang bertujuan untuk memberikan

    pedoman kepada mahasiswa dalam mempelajari suatu topik.

    f. Belajar mandiri

    Sebagai seorang pelajar dewasa, anda diharapkan untuk melakukan

    belajar mandiri, suatu keterampilan yang penting untuk karir anda ke depan

    dan perkembangannya. Keterampilan ini meliputi mengetahui minat anda

    sendiri, mencari informasi yang lebih banyak dari sumber pembelajaran yang

    tersedia, mengerti informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

    berbeda dan berbagai aktivitas, menilai pembelajaran anda sendiri dan

    mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar

    hanya dari catatan kuliah atau buku teks. Belajar mandiri

    D.Materi Pembelajaran

    1. Uraian Materi

    Melakukan Pengujian Terhadap kadar protein dalam urine

    A. Pengertian

    1. Pengertian Pemeriksaan Urine

    Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan

    melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    7/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 7

    akan terbentuk filtrat 120 ml/menit. Filtrat tersebut akan mengalami

    reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya

    terbentuk 1 ml urin permenit. Secara umum dapat dikatakan bahwa

    pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan

    salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan - kelainan

    dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks

    adrenal, uterus dan lain-lain.

    Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta fakta

    tentang ginjal dan saluran urin tapi dapat juga mengenai faal pelbagai

    organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu pancreas, kortek

    adrenal.

    Jika kita melakukan urinaisis dengan memakai urin kumpulan

    sepanjang 24 jam pada seseorang, ternyata susunan urine tidak dapat

    banyak berbeda dari susunan urine 24 jam berikutnya.

    Evaluasi untuk proteinuria pada kunjungan prenatal

    direkomendasikan pada awal 1903 sebagai suatu cara untuk

    mengidentifikasi preeklampsia. Hal ini telah menjadi rutin untukpemeriksaan proteinurinaria dengan reagen dipsik, tetapi terdapat

    sedikit data untuk mengidentifikasi bahwa prosedur ini penting pada

    waniita tanpa faktor risiko atau tanda gangguan hipertensi (Gribble,

    Fee, dan Berg, 1995).

    Kebanyakan strip reagen urine untuk identifikasi proteinuria

    dilakukan pada sebuah proses yang menggunakan indicator kimia

    buffer (mis., tetrabromofenol biru) yang bereaksi jika ada protein.

    Hasil sebagai Negatif, Renik, 30 mg/dl (1+), 100mg/dl (2+), 300 mg/dl

    (3)+, dan >2000 mg/dl (4)+. Beberapa penelitian yang telah

    mengevaluasi reagen strip sebagai alat skrining telah menemukan

    bahwa tidak ada korelasi proteinuria tanpa tanda-tanda lain

    preeclampsia (hipertensi, edema) timbulnya preeclampsia pada wanita

    risiko rendah. Pada wanita yang diketahui gangguan hipertensi,

    disarankan menggunakan reagen strip sebagai uji diagnostic sebagai

    tambahan skrining umum (Gribble, Fee, dan Berg, 1995).

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    8/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 8

    Skrining untuk proteinuria sebagai sebuah indicator infeksi saluran

    kemih juga telah menjadi tindakan rutin. Data menunjukkan bahwa uji

    lainnya yang tersedia pada reagen strip akan lebih sensitive dan

    spesifik dan mempunyai nilai prediksi positif dan negative lebih besar

    daripada hanya protein saja. Etherington (1993) menemukan bahwa

    adanya skirining nitrit positif memiliki nilai produksi positif 90%.

    Dengan menggunakan pengukuran multiple (leukosit

    esterase/nitri/protein, leukosit esterase/nitrit,darah, nitrit/protein/darah,

    atau leukosit esterase/nitrit/protein darah) menghasilkan nilai prediksi

    negatif yang lebih besar dari 99% (Eringthon, 1993).

    2.

    Pengertian Protein dalam Urine

    Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin.

    Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin

    berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau

    kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang

    ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang

    penting terhadap protein.

    Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai, danapabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan maka bisa dilakukukan

    penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin yang digunakan

    untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar jernih. Untuk lebih

    jelasnya tentang pengertian protein dalam urine, dapat di lihat dalam

    beberapa poin-poin berikut:

    a)

    Proteinuria biasanya merupakan suatu petunjuk penting atas

    adanya kerusakan pada ginjal

    b) Jumlah dan komposisi protein dalam urine sangata berbeda-beda

    untuk setiap jenis penyakit ginjal.Misalnya pada hemolisis darah

    dalam urine dapat diketemukan hemoglobin, acute

    glomerulonephritis dalam urinenya diketemukan albumin, multiple

    myeloma menghasilkan Bonce-Jones proteinuria

    c) Filtrat glomerulus mengandung kadar protein sangat rendah sekali

    yang biasanya terdiri atas protein dengna berat molekul rendah

    (molekul-molekul yang lebih kecil dari Hb dan albumin). Zat-zat

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    9/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 9

    tersebut mungkin direabsorsi oleh tubulus sehingga dalam urine

    24jam hanya mengandung 150 mg protein

    Proteinuria lebih besar dari 150 mg/24 jam mungkin dijumpai pada

    kerusakan-karusakan membran kapiler glomerulus yang

    memungkinkan lolosnya protein berberatmolekul besar masuk ke dalm

    filtrat glomerulur atau karena gangguan mekanisme reabsorsi tubulus

    atau karena kerusakan pada kedua mekanisme di atas

    d) Dapat dikatakan Proteinuria terjadi karena :

    1.

    G.F.R yang meningkat

    2. Kelainan basal membrane glomerulus

    3. Kelainan tubulus

    4.

    Perubahan protein sehingga mudah difiltrasi (misal:

    multiplenyehama)

    e) Macammacam proteinuria :

    Functional Proteinuria.Penyebabnya antara lain :

    a. karena expose dengan udara yang sangat dingin

    b. otot-otot yang kerja keras

    c. setelah lam berdiri dan menghilang setelah istirahat/tidur,

    disebut orthostatic/postural proteinuria pada kehamilan

    f) Organic Proteinuria :

    a.

    Pada ascites

    b. Karena keracunan obat-obatan

    g) Renal Proteinuria :

    a.

    Pada keradangan (nephitis)

    b. Pada proses degenerasi ginjal (nephrosis)

    c.

    Infark pada ginjal, Kanker ginjal, TBC, dan lain-lain

    h) False Proteinuria:

    Dapat terjadi pada :

    a. Cystitis

    b. Pyelitis\

    c. Urethritis

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    10/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 10

    d. Sekret dari Vagina

    Beberapa klinik masih menggunakan kultur urine

    sebagai uji diagnostik untuk infeksi saluran kemih.

    Keuntungan pendekatan skrining ini adalah

    mengidentifikasi organism spesifik. Walaupun ada kerugian

    ini yaitu biaya meningkat, identifikasi bakteriuria dari

    streptokokus grup B (SGB) member data yang akan

    memengaruhi manajemen klinik intrapartum dan cara

    menurunkan risiko infeksi SGB neonatal.

    3. Patofisiologi proteinuria

    Menurut Bawazier (2006) Proteinuria dapat meningkat melalui salah

    satu cara dari ke-4 jalan dibawah ini :

    1. Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan

    filtrasi dari protein plasma normal terutama albumin.

    2. Kegagalan tubulus mengabsorbsi sejumlah kecil protein yang

    normal difiltrasi

    3. Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, Low Molecular Weight

    Protein (LMWP) dalam jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi

    tubulus.

    4.

    Sekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi

    IgA (Imunoglobulin A) dalam respon untuk inflamasi.

    Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung

    mekanisme jejas pada ginjal yang berakibat hilangnya protein.

    Sejumlah besar protein secara normal melewati kapiler glomerulus

    tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektivitas dinding

    glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin dan protein

    dengan berat molekul besar lainnya untuk menembus dinding

    glomerulus. Jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran protein plasma

    dalam urin (protein glomerulus). Protein yang lebih kecil (

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    11/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 11

    Urokinase) atau sejumlah kecil -2 mikroglobulin, apoprotein, enzim

    dan hormon peptida.

    Dalam keadaan normal glomerulus endotel membentuk barier yang

    menghalangi sel maupun partikel lain menembus dindingnya.

    Membran basalis glomerulus menangkap protein besar (>100 kDal)

    sementara foot processes dari epitel/podosit akan memungkinkan

    lewatnya air dan zat terlarut kecil untuk transpor melalui saluran yang

    sempit. Saluran ini ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan

    glutamat, aspartat, dan asam silat yang bermuatan negatif pada pH

    fisiologis. Muatan negatif akan menghalagi transpor molekul anion

    seperti albumin.

    4. PROTEIN URINE DALAM KEHAMILAN

    Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu

    kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini

    ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh

    peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan

    preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dantangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur

    kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada

    awal masa kehamilan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum

    diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa

    faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia.

    Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan

    gangguan aliran darah ke rahim.

    B. Tujuan Pengujian

    Untuk mengetahuia kadar protein dalam urine ibu hamil untuk

    mengidentifikasi preeklampsia secara dini.

    C. Petunjuk Kerja

    1. Ikuti petunjukan yang ada padajob sheet.

    2. Bekerja secara hati-hati dan teliti.

    D. Keselamata Kerja

    1. Patuhi prosedur pekerjaan.

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    12/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 12

    2. Jauhkan lampu spiritus dari sumber api atau panas.

    3. Jangan terlalu keras menjepit tabung reaksi.

    4.

    Ketika memanaskan urine jangan menghadapkan lubang tabung ke

    wajah atau badan. Karena bias terkena percikan urine yang sedang

    mendidih.

    E. Peralatan dan Perlengkapan

    1. Urine ibu hamil

    2.

    Larutan klorin 0,5% dalam baskom

    3. Reagen: asam asetat 6%, atau asam sulfo salisilat 20%

    4. Tabung reaksi 2 buah

    5.

    Rak tabung reaksi

    6. Penjepit tabung reaksi

    7. Lampu spiritus (Bunsen Burner)

    8. Spuit 5 cc

    9. Sarung tangan

    10.Pipet takaran 5 cc

    11.

    Bak instrument berisi sarung tangan DTT/bersih

    12.

    Bengkok

    13.Botol untuk spesimen urine

    14.Korek api

    15.Plester untuk identitas pasien (direkatkan ke botol)

    16.Wastafel/air mengalir, sabun untuk cuci tangan

    17.Handuk bersih

    F.

    Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Urine Metode Asam Asetat

    1.

    Berikan penjelsan pada ibu tentang prosedur yang akan dilakukan

    2. Siapkan alat yang akan digunakan dan susun secara ergonomis

    3. Beri identitas pada botol psesimen urine agar tidak tertukar dengan

    pasien lain

    4. Persilahkan ibu untuk kencing dan menampung air kencingnya

    kedalam botol yang telah diberi identitas

    5.

    Cuci tangan secara 7 langkah dengan sabun dan air mengalir,

    keringkan dengan handuk bersih

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    13/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 13

    6. Pakai sarung tangan yang bersih

    7. Isi dua tabung reaksi (A dan B) masing-masing dengan 5 cc urine

    8.

    Panaskan tabung A diatas lampu spiritus (Bunsen Burner)

    9. Amati urine, terjadi kekeruhan atau tidak

    10.Kalau urine keruh, tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%

    11.

    Amati dan bandingkan dengan tabung B, apabila setelah ditetesi

    kekeruhan menghilang hal ini menunjukkan tidak adanya protein urine

    12.Panaskan sekali lagi apabila setelah ditetesi asam asetat 6% urine tetap

    keruh

    13.Amati dan nilai, apabila urine keruh berarti ada protein didalam urine,

    dan nilai derajat kekeruhannya

    14.

    Bereskan dan bersihkan bahan/ peralatan yang telah digunakan

    15.Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin 0,5%

    16.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk

    bersih menurut standar 7 langkah

    17.Beritahu ibu hasil pemeriksaan

    18.Lakukan dokumentasi

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    14/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 14

    Contoh Hasil Pengujian Protein Urine

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    15/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 15

    BAB III

    PENUTUP

    Hasil pemeriksaan laboratorium yang baik tidak hanya memerlukan cara-cara

    pemeriksaan yang baik, pemeriksa yang berpengalaman, tapi perlu juga diperhatikan cara-

    cara pengambilan dan pengiriman dari contoh urine ke laboratorium. Hal-hal yang perlu

    diperhatikan dalam pengambilan contoh urine, terutama untuk pemriksaan; cara-cara

    pengambilan contoh urine, terutama untuk pemeriksaan; serta pengaruh obat-obatan dan

    makanan yang dapat mempengaruhi metodik pemeriksaan maupn pembacaan hasil

    pemeriksaan laboratoruim. Pada pengiriman contoh urine harus dilengkapi pula dengan

    identitas penderita baik pada tempat penampung maupun pada formulir laboratorium serta

    dicatat pula pada macam pemeriksaan urine yang diminta.

    Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminta dalam membantu

    menegakkan berbagai macam penyakit karena pemeriksaan tidak hanya dapat memberikan

    fakta-fakta tentang kelainan ginjal dan salurannya tetapi juga mengenai faal beberapa organ

    seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain. Susunan urine tidak banyak berbeda dari

    waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu pentinglah memeriks urine menurut macam

    pemeriksa.

    Hasil pemeriksa laboratorium yang baik tidak hanya diperlukan caran cara

    pemeriksaan yang baik, pemeriksaan yang berpengalaman, tapi perlu juga diperhatikan cara

    pengambilan cara maupun pengiriman dari contoh urine tersebut ke laboratorium.

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    16/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 16

    Referensi

    Kusmiyati,Yuni.2010:Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan.Yogyakarta.Fitramaya

    Joyce Lefever Kee.1995:Pemeriksaan Laboratuium dan diagnostic.Jakarta.EGC

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26337/4//Chapter%20II.pdf

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26337/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26337/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26337/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    17/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 17

    Lampiran 1

    DAFTAR TILIK

    PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE ASAM ASETAT

    Tanggal pemeriksaan :

    Nama mahasiswa :

    Bari tanda ceklist () pada kolom penilaian

    NO LANGKAH NILAI

    0 1 2

    1 Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan yang akan

    dilakukan

    2 Menyiapkan alat yang akan digunakan secara aergonomis

    3 Memberi identitas pada botol spesimen urine

    4 Mempersilahkan ibu untuk kencing dan menampung air

    kencingnya dalam botol yang telah diberi identitas

    5 Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan bilas dengan

    air mengalir, keringkan dengan handuk bersih

    6 Memakai sarung tangan yang bersih

    7 Mengisi dua tabung (A dan B) masing-masing dengan 5ccurine

    8 Memanaskan tabung A diatas lampu spirtus (Bunser

    Burner)

    9 Mengamati urine, terjadi kekruhan atau tidak

    10 Menambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, kalau terjadi

    kekeruhan

    11 Mengamati dan membandingkan dengan tabung B, apabila

    PENILAIAN :

    Nilai 0 (satu) : Perlu Perbaikan

    Langkah atau tugas tidak dikerjakan

    Nilai 1 (dua) : Mampu

    Langkah dikerjakan tetapi kurang tepat

    Nilai 2 (tiga) : Mahir

    Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu sesuai prosedur

  • 7/26/2019 MODUL PEMERIKSAAN ALBUMIN FIX(1).pdf

    18/18

    Pemeriksaan Protein atau Albumin 18

    setelah ditetesi menghilang hal ini menunjukkan tidak

    adany aprotein urine

    12 Memanaskan sekali lagi apabila setelah ditetesiasam asetat

    5% urine tetap keruh

    13 Mengamti dan menilai, apabila urine tetap keruh berarti ada

    protein di dalam urine, dan niali derajad kekeruhannya

    14 Membereskan dan membersihkan bahan/peralatan yang

    telah digunakan

    15 Melepaskan srung tngan dan merendam dalam larutan

    klorin 0,5%

    16 Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan bilas dengan

    air mengalir, keringkan dengan handuk bersih

    17 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

    18 Melakukan dokumentasi

    Nilai batas lulus = 75%

    Nilai =Nilai yang didapat

    (jumlah aspek yang dinilai x2)x 100 %

    (Dosen)

    (....................................)