49
i MODUL MATA KULIAH ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Disusun Oleh : Paulus Tofan Rapiyanta, S.T., M.Eng. PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA 2019

MODUL MATA KULIAH - repository.bsi.ac.id · Penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan Modul Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Modul ini meupakan media

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    MODUL MATA KULIAH

    ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

    Disusun Oleh :

    Paulus Tofan Rapiyanta, S.T., M.Eng.

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA

    UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

    2019

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas Kasih karunia-Nya sehingga

    Penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan Modul Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi

    Informasi dan Komunikasi. Modul ini meupakan media pembelajaran yang digunakan dalam

    Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi (EPTIK). Modul ini berisi

    rangkuman materi dan evaluasi berupa soal-soal pilihan ganda dan isian. Dengan adanya

    modul ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat lebih memahami dan menerapkan ilmu

    pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara khusus, dalam kasus kejahatan siber

    dan penerapan undang-undang siber yaitu UU ITE.

    Pemahaman akan jenis kejahatan siber, motif dan cara para pelaku melakukannya dapat

    memberikan pengetahuan bagi mahasiswa untuk dapat menghindari kasus-kasus kejahatan

    siber tersebut. Modul ini juga memberikan informasi tentang Undang-undang ITE yang

    mengatur tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di Negara Indonesia. Pengetahuan akan

    hukum ini juga diharapkan dapat menjadi Panduan dan Pedoman bagi mahasiswa untuk dapat

    lebih menjaga Etika nya sebagai Profesional di bidang Teknologi informasi.

    Akhir kata, Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan yang telah

    diberikan oleh Keluarga, Rekan Sejawat, Pustakawan, Mahasiswa, dan semua pihak yang

    telah membantu proses penyusunan Modul ini. Semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi

    kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

    Yogyakarta, 3 Maret 2019

    Penulis,

    Paulus Tofan Rapiyanta

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

    Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

    Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

    Daftar Gambar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

    Daftar Tabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

    BAB I. TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESI

    A. Tujuan …………………………………… 1

    B. Norma …………………………………… 1

    C. Moral …………………………………… 3

    D. Etika …………………………………… 5

    E. Etika Profesi …………………………………… 7

    F. Latihan Soal …………………………………… 8

    BAB II. ETIKA PROFESI

    A. Tujuan …………………………………… 10

    B. Profesi, Profesional, profesionalisme ………………………………..… 10

    C. Karakteristik, ciri-ciri, dan syarat Profesi …………………………… 11

    D. Watak, Sifat, dan Sikap Profesional ………………………………… 12

    E. Profesionalisme di Bidang IT ……………...…………………… 12

    F. Prinsip-prinsip Etika Profesi ……………...…………………… 12

    G. Latihan Soal …………………………………… 14

    BAB III. PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT

    A. Tujuan …………………………………… 15

    B. Kompetensi di bidang IT …………………………………… 15

    C. Klasifikasi pekerjaan di bidang IT …………………………………… 16

    D. Sertifikasi …………………………...……… 18

    E. Latihan Soal …………………………………… 20

  • iv

    BAB IV. CYBER CRIME

    A. Tujuan …………………………………… 21

    B. Definisi Cybercrime …………………………………… 21

    C. Karakteristik Cybercrime …………………………………… 23

    D. Bentuk-bentuk Cybercrime …………………………...……… 24

    E. Contoh Kasus Kejahatan Siber …………………………………… 25

    F. Faktor Kerentanan terhadap serangan Siber …………………………... 27

    G. Latihan Soal …………………………………… 28

    BAB V. CYBERLAW

    A. Tujuan …………………………………… 29

    B. Definisi Cyberlaw …………………………………… 29

    C. Ruang lingkup cyberlaw …………………………………… 30

    D. Ketentuan hukum cyber …………………………...……… 31

    E. Celah hukum cyber …………………………...……… 31

    F. Latihan Soal …………………………………… 33

    BAB VI. PEMBAHASAN KASUS DAN PENEGAKAN HUKUM

    A. Tujuan …………………………… . . . … 34

    B. Spam ………………………………...… 34

    C. Pembahasan Kasus Spam ………………………………...… 35

    D. Penegakkan Hukum (UU ITE) ………………………………...… 35

    E. Solusi Pencegahan dan Penanggulangan Spam ………………………. 36

    BAB VI. ETIKA BERINTERNET

    A. Tujuan …………………………………… 37

    B. Sejarah perkembangan internet …………………………………… 37

    C. Etika dalam berinternet …………………………………… 38

    D. Bisnis di bidang IT …………………………...……… 39

    E. Latihan Soal …………………………………… 41

    Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Etika sebagai ilmu pengetahuan ……………………….…..…….. 5

    Gambar 1.2. Struktur etika yang berkembang di masyarakat …………………. 6

    Gambar 3.1. SEARCC Job Model …………………………………… 17

    Gambar 4.1. Ruang lingkup cybercrime …………………………………… 22

    Gambar 4.2. Artikel Berita tentang Serangan Cyber yang berasal dari Indonesia.. 23

    Gambar 4.3. Artikel Berita tentang Cyber Crime di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . 26

    Gambar 6.1. Bentuk SPAM menurut Informasi yang dikirim ………………….. 34

    Gambar 7.1. Cabang bisnis dibidang IT …………………………………… 39

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Perbedaan etika deskriptif dan etika normatif ……………………… 6

  • 1

    BAB I

    TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESI

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar dari konsep etika profesi

    2. Mahasiswa dapat memahami fungsi etika profesi

    3. Mahasiswa dapat memahami konsep Norma dan Moral

    4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam norma dan moral di masyarakat

    B. Norma

    Norma didefinisikan sebagai kaidah atau pedoman atau aturan yang mengatur

    tingkah laku individu dalam hubungan bermasyarakat. Norma seringkali berisi

    anjuran untuk berbuat baik atau larangan untuk berbuat buruk. Fungsi dari norma

    adalah melindungi hak-hak setiap orang agar tidak dilanggar oleh orang lain sehingga

    diharapkan dengan adanya norma dapat menciptakan ketertiban, keadilan, kedamaian,

    dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

    Klasifikasi Norma, menurut Sony Keraf (1991), dibagi menjadi 2 yaitu:

    1. Norma Umum

    Norma umum adalah norma yang bersifat universal, yaitu norma yang dapat

    ditemui hampir di semua sisi kehidupan bermasyarakat. Norma ini mengikat

    seluruh anggota masyarakat tanpa pandang strata sosial, profesi, jenis kelamin,

    usia, agama, dan lain sebagainya. Contoh-contoh norma umum adalah sebagai

    berikut :

    a. Norma Agama

    Norma agama adalah norma yang mengikat umat beragama. Norma ini

    bersumber dari Tuhan dan sabda-sabda yang tertulis di dalam kitab suci

    agama dijadikan sebagai pedoman utama. Setiap perbuatan baik yang

    dilakukan berdasarkan norma agama akan mendapatkan pahala, sedangkan

    perbuatan yang buruk akan mendapatkan dosa.

  • 2

    b. Norma Kesusilaan

    Norma kesusilaan adalah norma yang mengikat semua anggota masyarakat.

    Norma ini bersumber dari hati nurani. Setiap perbuatan baik yang dilakukan

    berdasarkan norma ini akan mendapatkan pujian, sedangkan perbuatan yang

    buruk akan mendapatkan cacian dari masyarakat. Norma ini terkait

    langsung dengan kehidupan masyarakat di sekitar, sehingga bila terjadi

    pelanggaran maka akan menjadi beban moral pelaku terhadap masyarakat.

    c. Norma Kesopanan

    Norma kesopanan adalah norma yang mengikat semua anggota masyarakat.

    Norma ini bersumber dari kebiasaan masyarakat. Setiap perbuatan baik

    yang dilakukan berdasarkan norma ini akan mendapatkan pujian, sedangkan

    perbuatan yang buruk akan mendapatkan cacian dari masyarakat. Norma ini

    terbentuk dari adat kebiasaan dan budaya kehidupan masyarakat yang sudah

    berlangsung bertahun-tahun dan diteruskan secara turun-temurun.

    d. Norma Hukum

    Norma Hukum adalah norma yang mengikat seluruh warga negara. Norma

    ini ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah aparat penegak hukum.

    Setiap perbuatan buruk yang melanggar hukum akan mendapatkan sanksi

    hukum yang tegas sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. Penerapan

    norma ini tidak bisa lepas dari peran serta masyarakat yang didukung penuh

    oleh aparat penegak hukum seperti pihak kepolisian, kejaksaan, dll.

    2. Norma Khusus

    Norma khusus adalah norma yang bersifat spesifik, yaitu norma yang hanya

    dapat ditemui di beberapa bidang kehidupan saja. Norma ini hanya mengikat

    anggota yang terdapat di dalam lingkup tertentu, seperti contohnya Norma

    dalam bidang pendidikan, ekonomi, olahraga, dan lain sebagainya.

    Norma khusus tidak akan berlaku untuk kondisi lintas bidang karena setiap

    bidang memiliki karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh, aturan di bidang

    ekonomi tentang suku bunga atau denda tunggakan bank tidak dapat

    diterapkan di bidang pendidikan ataupun olahraga, karena pada bidang

    tersebut tidak ditemui perhitungan keuangan seperti di bidang ekonomi.

  • 3

    C. Moral

    Moral adalah nilai yang menjadi pegangan seseorang dalam berperilaku. Kata

    moral sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “Mos” yang memiliki arti adat-kebiasaan.

    Menurut Magnis Suseno (1975), Kebiasaan merupakan dasar norma moral untuk

    mengakui perbuatan baik dan buruk. Sedangkan menurut Hobbes dan Rousseau

    seperti yang dikutip oleh Huijbers (1995), dasar pengakuan perbuatan baik dan buruk

    adalah kesepakatan masyarakat. 2 pendapat ahli ini pada dasarnya sama karena

    bersumber dari kehidupan masyarakat yang sudah berlangsung lama sehingga

    menjadi kebiasaan. Adat-kebiasaan masyarakat inilah yang dijadikan pedoman dan

    disepakati bersama oleh masyarakat sebagai perbuatan baik dan buruk.

    Moralitas menurut Sumaryono (1995) dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Moralitas Obyektif

    Moralitas obyektif adalah moralitas yang berpusat pada perbuatan atau

    kejadian yang terjadi. Penilaian berdasarkan moralitas ini seringkali

    mengabaikan faktor-faktor diluar perbuatan yang terjadi sehingga tidak jarang

    menghasilkan keputusan yang memicu perdebatan (kontroversial).

    2. Moralitas Subyektif

    Moralitas subyektif adalah moralitas yang berpusat pada orang / individu yang

    terkait dengan perbuatan atau kejadian yang terjadi. Penilaian berdasarkan

    moralitas ini menghasilkan kajian yang menyeluruh, tidak hanya dari

    perbuatan yang terjadi namun juga berdasarkan faktor-faktor manusiawi dan

    lingkungan di sekitar kejadian tersebut.

    Klasifikasi moralitas menurut sumaryono menunjukkan bahwa moral memiliki

    standar tersendiri yang terbentuk dalam masyarakat. Standar moral antara lain berasal

    dari budaya, agama, dan tradisi dalam masyarakat.

    Pertimbangan terhadap moralitas sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dengan

    memperhatikan beberapa faktor penentu moralitas, antara lain :

    1. Motivasi

    Adalah faktor penentu moralitas yang mengacu pada dasar pemikiran pelaku

    yang ingin melakukan suatu perbuatan. Moralitas pelaku akan dinilai baik jika

    alasan untuk melakukan perbuatan tersebut juga baik. Namun, jika niat awal

    ini saja sudah buruk maka akan menghasilkan perbuatan yang buruk juga.

  • 4

    2. Tujuan

    Adalah faktor penentu moralitas yang mengacu pada sasaran yang ingin

    dicapai oleh pelaku. Moralitas pelaku akan dinilai baik jika tujuan untuk

    melakukan perbuatan tersebut juga baik. Namun, jika target atau tujuan

    perbuatan ini buruk maka akan menghasilkan perbuatan yang buruk juga.

    3. Lingkungan

    Adalah faktor penentu moralitas yang mengacu pada kondisi lingkungan di

    sekitar pelaku. Faktor ini adalah sisi lain di luar individu yang melakukan

    perbuatan. Namun demikian, faktor ini juga sangat erat hubungannya dan

    berpengaruh besar pada pelaku dan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh,

    seseorang yang berpenampilan kurang menarik namun melakukan perbuatan

    yang baik. Sekilas jika dilihatdari penampilannya membuat orang curiga akan

    keberadaannya, namun setelah ditelusuri lingkungan asal pelaku ini adalah

    kawasan pelosok di sekitar tempat pendidikan agama. Maka dapat

    disimpulkan, moralitas perbuatan pelaku ini baik karena berasal dari

    lingkungan yang baik pula dan bukan hanya sekedar dilihat dari penampilan

    fisiknya saja.

    Moral sudah dikenal di seluruh dunia sejak masa ratusan tahun sebelum masehi.

    Terdapat aliran-aliran yang menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk

    berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati dalam masyarakat tersebut. Aliran-aliran

    yang muncul antara lain :

    1. Aliran Hedonisme

    Aliran hedonisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika

    menghasilkan kenikmatan, kebahagiaan, kegembiraan bagi diri sendiri dan

    orang lain. Aliran ini sudah muncul pada masa 400 SM. Tokoh aliran

    hedonisme antara lain : Aristippus dan Epicurus.

    2. Aliran Utilisme

    Aliran utilisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika

    menghasilkan manfaat dan akan dinilai buruk jika menghasilkan mudharat /

    celaka bagi manusia. Aliran ini muncul pada abad 17–18 Masehi. Tokoh yang

    menyampaikan aliran ini adalah : Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.

    3. Aliran Naturalisme

    Aliran naturalisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika

    bersifat alamiah (cinta alam) dan akan dinilai buruk jika merusak alam.

  • 5

    Aktivis lingkungan merupakan salah satu komunitas yang menganut aliran ini.

    Tokoh yang menyampaikan aliran ini adalah J.J. Rousseau.

    4. Aliran Vitalisme

    Aliran vitalisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika mampu

    menambah daya hidup (vital) dan akan dinilai buruk jika mengurangi/merusak

    daya hidup. Aktivis kesehatan merupakan salah satu komunitas yang

    menganut aliran ini. Tokoh yang menyampaikan aliran ini adalah Albert

    Schweizer pada abad 20.

    D. Etika

    Etika berasal dari bahasa yunani “Ethos“ yang berarti adat istiadat atau kebiasaan

    yang baik. Etika dapat pula dipandang sebagai ilmu tentang apa yang baik dan yang

    buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Dalam lingkup ilmu pengetahuan, etika

    termasuk dalam ilmu filsafat. Posisi etika dalam ilmu pengetahuan ditunjukkan dalam

    diagram sebagai berikut :

    Gambar 1.1. Etika sebagai ilmu pengetahuan

    Pada gambar 1.1, etika memiliki posisi setara dengan ilmu politik, metafisika,

    estetika, dan filsafat agama sebagai cabang ilmu filsafat. Ilmu etika sendiri masih

    dibagi dalam beberapa cabang ilmu, mulai dari studi konsep tentang etika hingga

    penerapan nilainya.

    Etika dapat dikelompokkan dalam dua definisi menurut Profesor Salomon dan

    Wahyono, yaitu etika sebagai karakter individu dan etika sebagai hukum sosial.

    Dalam penerapannya, etika juga dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu etika

    deskriptif dan etika normatif. Perbedaan dua jenis etika ini ditunjukkan pada tabel 1.1.

  • 6

    Tabel 1.1. Perbedaan etika deskriptif dan etika normatif

    Etika deskriptif menghasilkan keputusan yang lebih baik karena berdasarkan fakta

    dan realita yang terjadi, namun demikian kecenderungan yang terjadi di masyarakat

    sebaliknya. Etika normatif lebih sering diterapkan karena penilaian yang diberikan

    lebih cepat dihasilkan walaupun tidak selalu berdasarkan fakta melainkan hanya

    berdasarkan norma atau aturan yang berlaku.

    Etika yang berkembang di masyarakat dibagi menjadi 2, yaitu etika umum dan

    etika khusus. Perbedaan kedua jenis etika ini adalah dalam ruang lingkupnya. Struktur

    etika yang berkembang di masyarakat ditunjukkan pada gambar 1.2.

    Gambar 1.2. Struktur etika yang berkembang di masyarakat

    Etika khusus dibagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual

    adalah etika yang menyangkut hubungan individu dengan dirinya sendiri, sedangkan

    Etika Deskriptif Etika Normatif

    1. Memberikan Fakta 1. Memberikan Penilaian

    2. Berdasarkan realita 2. Berdasarkan norma/aturan

    3. Bersifat rasional, logis 3. Bersifat lebih kaku

    4. Produk : keputusan 4. Produk : anjuran/himbauan

    5. Hasil pemikiran bersifat lebih tegas 5. Hasil pemikiran bersifat lebih lemah

  • 7

    etika sosial adalah etika yang menyangkut hubungan individu dengan lingkup

    kehidupannya seperti keluarga, sesame, profesi, dan lingkungan hidup.

    Faktor penyebab pelanggaran etika antara lain ;

    1. Kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi

    2. Standar etika yang berbeda

    3. Sikap egoistis

    4. Tidak tahu atau tidak memiliki pedoman

    5. Usaha pembenaran diri

    6. Kurang memperhatikan lingkungan sekitar

    Sedangkan sanksi atas pelanggaran etika adalah sanksi sosial dan sanksi hukum.

    Contoh sanksi sosial adalah teguran, cemoohan, bahkan pengucilan dari masyarakat

    sedangkan contoh sanksi hukum adalah hukum pidana dan hukum perdata.

    E. Etika Profesi

    Etika profesi atau yang sering dikenal sebagai kode etik profesi merupakan

    tuntunan, norma, tolak ukur yang telah disepakati oleh sebuah kelompok profesi yang

    bertujuan untuk menjamin mutu profesi tersebut. Setiap individu yang memiliki

    profesi tertentu dan tergabung dalam suatu kelompok profesi akan terikat dengan

    kode etik yang telah dibuat. Penilaian baik dan buruknya mutu profesi tersebut

    diberikan oleh masyarakat sehingga etika profesi ini berfungsi juga sebagai alat atau

    media kontrol sosial.

    Tujuan etika profesi lainnya adalah untuk mencegah kesalah-pahaman antar

    sesama anggota profesi akibat standar yang berbeda. Hal ini akan meminimalisir

    konflik yang ada di tubuh kelompok profesi tersebut. Kode etik juga dapat digunakan

    sebagai pencegah intervensi yang mungkin dilakukan oleh orang diluar kelompok

    yang bisa menimbulkan masalah tersendiri bagi kelompok profesi tersebut.

  • 8

    F. Latihan Soal

    Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman

    tentang “Tinjauan Umum Etika Profesi”.

    Soal Pilihan Ganda

    1. Ilmu yang mempelajari tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu yang

    mempelajari tentang adat kebiasaan dikenal dengan istilah :

    a. Budaya d. Norma

    b. Etika e. Etiket

    c. Moral

    2. Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok

    dalam mengatur perilakunya adalah definisi dari :

    a. Moral d. Norma

    b. Etika e. Budaya

    c. Etiket

    3. Moralitas seseorang ditentukan oleh komponen-komponen dibawah ini :

    a. Motivasi, Tujuan Akhir dan Lingkungan Perbuatan

    b. Motivasi dan Tujuan Akhir

    c. Motivasi, Hasil yang diraih, Situasi dan kondisi

    d. Niat, pekerjaan dan situasi perbuatan

    e. Pekerjaan dan tujuan akhir

    4. Magnis Suseno berpendapat bahwa untuk mengukur baik buruknya sebuah

    perbuatan didasarkan pada :

    a. Adat Istiadat d. Kesepakatan masyarakat

    b. Kebiasaan e. Perilaku

    c. Kebudayaan

    5. Sumaryono (1995)membedakan moral kedalam dua golongan yaitu :

    a. Moral objektif dan moral perbuatan

    b. Moralata baik dan moral buruk

    c. Moral objektif dan moral subjektif

    d. Moral ucapan dan moral perbuatan

    e. Moral subjektif dan moral kooperatif

  • 9

    Soal Uraian dan Studi kasus

    6. Sebutkan 3 contoh norma yang berlaku di lingkungan sekitar anda, jelaskan.

    Jawaban : .

    .

    .

    7. Sebutkan contoh kasus pelanggaran etika yang terjadi di sekitar anda, lalu temukan

    apa faktor penyebabnya.

    Jawaban : .

    .

    .

    8. Jika anda adalah seorang professional IT yang berada (ditempatkan) di suatu

    lingkungan desa yang tradisional dan anda ingin membawa perubahan melalui

    bidang IT. Di satu sisi, anda ingin memajukan desa dengan menyebarkan (ekspose)

    informasi tentang sumber daya desa tersebut ke dunia luar. Namun di sisi lain, ada

    hal-hal yang bertentangan adat dan tradisi desa sehingga mendapat penolakan dari

    masyarakat sekitar. Apa yang akan anda lakukan dalam kondisi seperti ini?

    Jelaskan berdasarkan materi yang sudah anda dapatkan pada materi Bab I ini.

    Jawaban : .

    .

    .

  • 10

    BAB II

    ETIKA PROFESI

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat memahami pengertian profesi, profesional, dan profesionalisme

    2. Mahasiswa dapat memahami tentang kode etik telematika yang ada

    3. Mahasiswa dapat memahami tentang tanggung jawab professional IT

    B. Profesi, Profesional, dan Profesionalisme

    Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang

    memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit

    dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan

    keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan

    dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan

    lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin kode etik yang dikembangkan dan

    diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

    Profesional adalah seseorang yang memberikan jasa/praktek kepada pemakai jasa

    profesional atau klien. Pengertian professional yang lebih sering digunakan adalah

    orang yang melakukan suatu profesi. Sebagai contoh, seorang programmer disebut

    sebagai professional di bidang pemrograman ketika orang tersebut bekerja dan

    memberikan jasa di pembuatan dan perancangan program. Demikian halnya dengan

    seorang professional di bidang arsitektur, disebut professional ketika orang tersebut

    memberikan jasa gambar dan desain bangunan.

    Profesionalisme adalah aliran atau paham yang bertujuan mengembangkan profesi,

    agar profesi dilaksanakan oleh profesional dengan mengacu kepada norma-norma

    standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien.

    Perbedaan mendasar antara pekerjaan (occupation) dan profesi (proffesion) adalah

    tujuan utama yang ingin dicapai. Suatu pekerjaan dilakukan lebih sebagai usaha untuk

    mendapatkan nafkah atau upah atas jasa yang diberikan. Berbeda dengan profesi yang

    tidak semata-mata hanya mencari materi, namun lebih mengedepankan standar mutu

  • 11

    yang baik dan menjunjung tinggi kode etik profesi tersebut. Walaupun tidak dapat

    dipungkiri bahwa tidak semua profesi bersifat non-profit.

    C. Karakteristik, ciri-ciri, dan syarat Profesi

    Karakteristik suatu profesi antara lain;

    1. Memiliki keahlian dan pengetahuan yang spesifik .

    2. Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman selama bertahun-tahun

    3. Memiliki standar teknis dan moral yang tinggi

    4. Melalui uji kompetensi untuk mendapatkan lisensi atau ijin

    5. Mendahulukan kepentingan Publik

    6. Tergabung dalam organisasi profesi

    Berdasarkan karakteristik profesi tersebut, maka dapat diketahui cirri-ciri profesi

    yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut termasuk dalam

    kriteria profesi. Ciri-ciri profesi antara lain;

    1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini

    dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

    2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap

    pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

    3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

    meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

    4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu

    berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa

    keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk

    menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

    5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

    Suatu pekerjaan dapat ditingkatkan menjadi suatu profesi, namun dibutuhkan

    usaha atau syarat-syarat antara lain sebagai berikut;

    1. Melibatkan kegiatan intelektual

    2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

    3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.

    4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

    5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

    6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.

    7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

    8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

  • 12

    D. Watak, Sifat, dan Sikap Profesional

    Watak seorang profesional berbeda dengan seorang pekerja yang lebih berfokus

    pada nafkah semata. Seorang professional harus memiliki watak yang patuh dan taat

    pada kode etik profesi. Seorang professional juga harus memiliki latar belakang

    pendidikan/keahlian khusus. Hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas dan mutu

    pelayanan profesi untuk merealisasikan kewajiban dan mengesampingkan materi.

    Sifat-sifat seorang profesional antara lain; menguasai ilmu secara mendalam dan

    mampu menerapkan ilmu menjadi keterampilan yang bermanfaat bagi orang lain.

    Selain itu seorang professional harus menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

    Selain watak, sifat, dan sikap profesional di atas, seorang professional diharapkan

    juga mampu memegang teguh prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawabnya.

    Prinsip-prinsip ini sering disingkat HOLISTIC yang merupakan kepanjangan dari;

    Holistic (keseluruhan), Optimal (terbaik), Life Long Learner (Pelajar sepanjang

    hidup), Integrity (kejujuran), Sharp (berpikir tajam), Team work (kerjasama),

    Innovation (inovasi), dan Communication (komunikasi).

    E. Profesionalisme di Bidang Teknologi Informasi (TI)

    Ciri-ciri profesionalisme di bidang TI antara lain;

    1. Memiliki kemampuan & ketrampilan di bidang TI

    2. Tanggap dan mampu menganalisa masalah TI

    3. SelainMenjaga kerahasiaan data dan informasi

    Selain ketiga ciri khusus yang disebutkan di atas, profesionalisme juga dapat

    diukur dari ciri-ciri umum seperti ; mampu bekerja sama, menjalin hubungan baik,

    menjunjung tinggi kode etik, dan disiplin. Hal-hal inilah yang nantinya dapat

    digunakan untuk mempertahankan 5 prinsip profesionalisme yaitu;

    1. Organisasi profesi sebagai acuan (Community Affiliation)

    2. Otonomi, Mandiri, tanpa Intervensi

    3. Keyakinan pada peraturan profesi

    4. Dedikasi

    5. Kewajiban sosial (social obligation)

    F. Prinsip-prinsip Etika Profesi

    Etika profesi seringkali dibuat dalam bentuk aturan tertulis (kode) yang sistematik

    dan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Menurut UU No. 8 tentang pokok-

  • 13

    pokok kepegawaian, kode etik profesi didefinisikan sebagai pedoman sikap, tingkah

    laku, dan perbuatan dalam melakukan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

    Prinsip-prinsip dasar di dalam etika profesi antara lain ;

    1. Prinsip standar teknis

    Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan

    dengan bidang profesinya.

    2. Prinsip Kompetensi

    Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai jasa

    profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan.

    3. Prinsip Tanggung Jawab Profesi

    Dalam melaksanakan tanggungjawabnya, setiap anggota harus menggunakan

    pertimbangan moral dan profesional.

    4. Prinsip Kepentingan Publik

    Setiap anggota berkewajiban senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

    kepada publik, menghormati kepercayaan publik.

    5. Prinsip Integritas

    Harus menjunjung tinggi nilai tanggungjawab profesional dengan integritas

    setinggi mungkin

    6. Prinsip Obyektifitas

    Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam

    pemenuhan kewajibannya

    7. Prinsip Kerahasiaan

    Harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

    8. Prinsip Prilaku Profesional

    Harus berprilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi

    tindakan yang dapat mendeskreditkan profesinya

    Etika di bidang komputer adalah bentuk ilmu baru yang tidak terkait dengan teori

    ahli fisafat manapun. Isu-isu pokok etika komputer antara lain; Kejahatan komputer

    (cybercrime), Etika komputer (cyberethics), E-commerce, Pelanggaran hak atas

    kekayaan intelektual, dan tanggung jawab profesi.

  • 14

    G. Latihan Soal

    Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman

    tentang “Profesionalisme kerja dan kode etik profesi telematika”.

    Soal Uraian

    1. Jelaskan definisi dari :

    a. Profesi

    b. Profesional

    c. Profesionalisme

    Jawaban : .

    .

    2. Apa perbedaan antara pekerjaan dan profesi?

    Jawaban : .

    .

    3. Sebutkan contoh organisasi profesi di bidang teknologi informasi dan komputer.

    Jelaskan manfaat dan fungsi dari organisasi tersebut

    Jawaban : .

    .

    4. Apa isu-isu pokok etika komputer yang berkembang saat ini. Berikan satu contoh

    untuk setiap isu yang anda sebutkan.

    Jawaban : .

    .

    5. Apakah tanggung jawab utama seorang profesional? Jelaskan alasannya.

    Jawaban : .

    .

  • 15

    BAB III

    PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat mengetahui kompetensi di bidang IT

    2. Mahasiswa dapat memahami klasifikasi pekerjaan di bidang IT

    3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sertifikasi di bidang IT

    B. Kompetensi di bidang IT (Information Technology)

    Seorang professional di bidang IT harus memiliki kemampuan yang mendukung

    kinerjanya. Kemampuan yang dimiliki bisa didapatkan dari proses pendidikan,

    pelatihan, ataupun pengalaman dari lingkungan sekitar. Kemampuan di bidang IT

    sering dibagi 3, yaitu :

    1. Keterampilan Pendukung Solusi IT

    Keterampilan ini bermanfaat untuk menunjang proses kerja pengguna sistem IT,

    baik dari sisi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).

    Contoh kemampuan dalam bidang ini adalah ; Programming, Instalasi Hardware,

    Instalasi Sistem Operasi, Instalasi Software, Konfigurasi Server, dll.

    2. Keterampilan Pengguna IT

    Keterampilan ini bermanfaat dalam proses utama di sistem IT. Keterampilan ini

    lebih banyak berada di sisi perangkat lunak (software), walaupun ada sebagian

    kecil professional yang mampu mengoperasikan perangkat keras (hardware).

    Contoh kemampuan dalam bidang ini adalah ; Administer Basis data, Pengelola

    sistem keamanan jaringan, Administer Sistem Operasi, dll.

    3. Pengetahuan di bidang IT

    Keterampilan ini merupakan bonus atau nilai lebih dari seseorang professional

    yang bekerja di bidang IT. Keterampilan ini sangat luas cakupannya dan

    cenderung tidak terbatas, sesuai dengan sifat teknologi informasi yang senantiasa

    berkembang. Contoh kemampuan dalam bidang ini adalah ;

    Arsitektur,Telekomunikasi, Bisnis dll. Selama pengetahuan-pengetahuan

  • 16

    tambahan tersebut menyangkut sistem IT, maka bisa dikelompokkan dalam

    kompetensi ini.

    C. Klasifikasi pekerjaan di bidang IT (Information Technology)

    Klasifikasi pekerjaan di bidang IT bisa didasarkan pada obyek kerja yang ditangani

    dalam pekerjaan tersebut. Klasifikasi pekerjaan di bidang IT, antara lain ;

    1. Pekerjaan di bidang perangkat lunak (software)

    Berkaitan dengan program-program yang digunakan dalam bekerja. Contoh

    pekerjaan di bidang perangkat lunak adalah ; Sistem analist, Programmer, Web

    designer, dll.

    2. Pekerjaan di bidang perangkat keras (hardware)

    Berkaitan dengan perangkat keras yang digunakan dalam bekerja. Contoh

    pekerjaan di bidang perangkat keras adalah ; Technical Engineer, Networking

    Engineer, dll.

    3. Pekerjaan di bidang Operasional Sistem Informasi

    Berkaitan dengan pengoperasian sistem secara utuh dalam satu kesatuan. Dalam

    beberapa kasus, seorang professional yang bekerja dalam kelompok ini akan

    memiliki tugas yang spesifik. Contoh pekerjaan di bidang Operasional Sistem

    Informasi adalah ; Electronic Data processor (EDP), System Administrator, MIS

    Director, dll.

    4. Pekerjaan di bidang pengembangan bisnis

    Berkaitan dengan segala bisnis yang melibatkan teknologi informasi di dalamnya.

    Cakupan kelompok pekerjaan ini sangat luas karena bisa bergerak dalam bisnis

    apapun dan proses apapun, mulai dari produksi, publikasi, hingga distribusi.

    Profesional di bidang IT memiliki jenjang atau tingkatan sesuai dengan lamanya

    masa kerja. Tingkatan berdasarkan waktu ini dibagi dalam tiga jenjang, yaitu untuk

    masa kerja di bawah 2 tahun, 3 sampai 5 tahun, dan di atas 5 tahun. Untuk masa kerja

    di bawah 2 tahun disebut dengan tingkatan Supervised. Professional pada tingkatan

    ini masih membutuhkan petunjuk dan bimbingan. Sedangkan untuk masa kerja 3

    sampai 5 tahun disebut dengan tingkatan Moderately supervised. Profesional di level

    menengah ini membutuhkan pengawasan dan arahan dari atasan, namun sudah dapat

    membimbing bawahan di level supervised.

    Tingkatan tertinggi berdasarkan masa kerja adalah Managing/Independent. Pada

    tingkatan ini professional sudah harus dapat mandiri tanpa perlu diawasi atau

  • 17

    diarahkan lagi. Fungsi tingkatan managing adalah mengarahkan dan membimbing

    profesional-profesional di tingkat yang lebih rendah.

    Selain klasifikasi yang sudah disebutkan, terdapat pula klasifikasi pekerjaan yang

    melihat dari 2 sudut pandang. Salah satunya adalah SEARCC Job Model. Klasifikasi

    ini membagi kelompok pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian.

    Tingkat keahlian/kemampuan ini bisa ditentukan salah satunya dari masa kerja.

    SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) adalah organisasi

    professional IT di kawasan asia tenggara yang sudah berdiri sejak 1978. Organisasi ini

    menetapkan standarisasi pekerjaan di bidang IT yang dapat digunakan sebagai kode

    etik profesi IT dan panduan metode sertifikasi. SEARCC adalah suatu badan yang

    beranggotakan Profesional IT. Salah satu Produk nya adalah Standarisasi SRIG-PS.

    SRIG-PS merumuskan Standarisasi Pekerjaan yang ada di dunia IT. Standart ini

    berdasarkan pertimbangan, Klassifikasi Pekerjaan, dengan Tingkat keahlian atau

    pengetahuan yang dibutuhkan. Berikut ini adalah, Jenis-jenis Profesi yang ada di

    dunia IT, berdasarkan Job Model SEARCC.

    Gambar 3.1. SEARCC Job Model

    Bidang pekerjaan yang pertama adalah Pendidikan dan pelatihan. Profesional di

    bidang ini bertanggung jawab dalam proses pengajaran dan pelatihan di bidang IT.

    Kemampuan yang dimiliki cenderung seimbang antara sisi hardware dan software.

    Profesi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain; Instruktur, Guru, Dosen dan

    Tutor yang memberikan Materi, Pengetahuan, maupun Praktek.

    Bidang pekerjaan yang kedua adalah pengembang sistem (system development).

    Contoh professional di bidang ini adalah programmer yang bertugas mengembangkan

  • 18

    perangkat lunak (software). Contoh professional yang lain adalah system analist yang

    bertugas mengumpulkan data, merancang, menganalisa sistem, hingga

    mengembangkan sistem baru. Posisi di level atas pada bidang ini adalah project

    manager yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses, mulai dari perencanaan

    hingga pelaksanaan project.

    Bidang pekerjaan yang ketiga adalah Specialist support yang memiliki kompetensi

    yang spesifik dan mendalam. Pada bidang ini, seorang professional biasanya memiliki

    keahlian tertentu di bidang sistem operasi, basis data, jaringan, sistem keamanan, dll.

    Contoh profesi dalam bisang ini antara lain ; system engineer, Database administrator,

    Information security manager, application developer, dan Information system auditor.

    D. Sertifikasi

    Sertifikasi merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kompetensi seorang

    professional. Sertifikasi dibagi dalam 2 jenis yaitu sertifikasi yang berorientasi pada

    produk dan sertifikasi yang diterbitkan oleh sebuah organisasi/lembaga (non-produk).

    Sertifikasi berorientasi produk diterbitkan oleh vendor atau produsen perangkat IT

    besar seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dll. Sedangkan sertifikasi non produk

    diterbitkan oleh badan sertifikasi profesi, sebagai contoh ICCP (Institute for

    Certification of Computing Professionals).

    Sertifikasi berorientasi produk dikeluarkan oleh produsen perangkat IT setelah

    seorang professional memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dan lulus

    dari tes yang diselenggarakan. Contoh sertifikasi berorientasi produk antara lain;

    1. Sertifikasi Microsoft

    a. Microsoft Certified Professional (MCP)

    b. Microsoft Certified Database Administrator (MCDBA)

    c. Microsoft Certified System Engineer (MCSE)

    2. Sertifikasi Oracle

    a. Oracle Certified Database Administrator (OCDBA)

    b. Oracle Certified Developer

    c. Oracle 9iAS Web Administrator

    3. Sertifikasi Cisco

    a. CISCO Certified Network Associate (CCNA)

    b. CISCO Certified Network Professional (CCNP)

    c. CISCO Certified Internetworking Expert (CCIE)

    4. Sertifikasi Novell

    a. Novell Certified Linux Professional (NCLP)

  • 19

    b. Novell Certified Linux Engineer (NCLE)

    c. Master Certified Novell Engineer (MCNE)

    5. Serifikasi Java (Sun Microsystem)

    a. Sun Certified Programmer (SCP)

    b. Sun Certified Developer (SCD)

    c. Sun Certified Architect (SCA)

    Sertifikasi berorientasi non-produk dikeluarkan oleh badan atau lembaga

    sertifikasi. Proses yang dilakukan tidak jauh berbeda dari sertifikasi produk yaitu

    peserta harus melewati tes yang dilakukan sebagai tolak ukur kemampuan yang

    dimiliki oleh individu tersebut. Contoh sertifikasi non-produk antara lain;

    1. Sertifikasi ICCP (Institute for Certification of Computing Professionals).

    a. Entry Level Komputer Service

    b. Network Support and Administration

    c. Computer and Information Security

    d. Home Technology Installation

    e. IT Project Management

    Sertifikasi memiliki manfaat yang bagi professional yang mendapatkannya, namun

    hambatan pelaksanaannya-pun tidak mudah. Berikut ini adalah manfaat dan hambatan

    dari sertifikasi bagi seorang professional.

    Manfaat Sertifikasi

    1. Pengakuan resmi dari pemerintah

    2. Pengakuan dari Organisasi Sejenis

    3. Lingkungan kerja yang profesional

    4. Membuka akses lapangan kerja, secara nasional maupun internasional

    5. Peningkatan Karier

    6. Peningkatan Pendapatan

    Hambatan Sertifikasi

    1. Biaya mahal

    2. Kemampuan / penguasaan materi sertifikasi yang kurang memadai

    3. Tidak ada jaminan pasti lulus

  • 20

    E. Latihan soal

    Kerjakanlah latihan soal berikut ini dalam kelompok untuk mengukur sejauh mana

    pemahaman tentang “Profesionalisme kerja di bidang IT”. (maksimal 4 orang)

    Soal Uraian

    1. Pilih dan jelaskan salah satu sertifikasi berorientasi produk

    Jawaban : .

    .

    2. Pilih dan jelaskan salah satu sertifikasi berorientasi non-produk

    Jawaban : .

    .

    3. Jelaskan apa itu :

    a. EDP

    b. System Analist

    c. SEARCC

    Jawaban : .

    .

    .

    4. Jika anda bekerja di bidang IT, pekerjaan apa yang akan anda pilih? Jelaskan.

    Jawaban : .

    .

  • 21

    BAB IV

    CYBER CRIME

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat memahami definisi kejahatan di dunia cyber (cyber crime)

    2. Mahasiswa dapat memahami tentang karakteristik cyber crime

    3. Mahasiswa dapat memahami bentuk-bentuk cybercrime

    B. Definisi Cybercrime

    Cybercrime diartikan sebagai kejahatan komputer yang dilakukan menggunakan

    media internetworking (dunia maya). Menurut Mandell dalam Suhariyanto (2012:10),

    kegiatan kejahatan komputer dapat dibagi 2, yaitu ;

    1. Penggunaan komputer untuk melaksanakan perbuatan penipuan, pencurian atau

    penyembunyian yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan keuangan,

    keuntungan bisnis, kekayaan atau pelayanan.

    2. Ancaman terhadap komputer itu sendiri, seperti pencurian perangkat keras atau

    lunak, sabotase dan pemerasan

    Aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam cybercrime meliputi penipuan, pencurian,

    sabotase, pemerasan, dan tindak kejahatan lain yang menggunakan media komputer

    dan jaringan komunikasi. Hal-hal yang berkaitan erat dengan cybercrime adalah ; data

    atau informasi, Program (Software), fasilitas komputer, Operasi komputer, Peralatan

    dan Sarana penunjang.

    Ruang lingkup cybercrime meliputi sistem informasi itu sendiri dan juga sistem

    komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan 1 perangkat dan perangkat

    komunikasi lainnya. Gambaran tentang ruang lingkup cybercrime ditunjukkan pada

    gambar berikut ini.

  • 22

    Gambar 4.1. Ruang lingkup cybercrime

    Sistem informasi berkaitan dengan proses pengolahan data atau informasi yang

    terjadi dalam sebuah hubungan komunikasi. Contoh fasilitas pendukung sistem

    informasi ini adalah ; komputer, mobile komputer, hub, dan piranti access point

    lainnya. Sedangkan sistem komunikasi berkaitan dengan media dan protokol yang

    digunakan dalam berkomunikasi. Contoh komponen pendukung dalam sistem

    komunikasi antara lain; kabel, koneksi LAN, topologi jaringan, dan koneksi wireless.

    CYBERSPACE atau Dunia Maya, saat ini sudah masuk ke semua bidang

    kehidupan melalui Internet. Ada istilah Internet of Things (IOT) yang menunjukkan

    bahwa internet telah dapat diakses (hampir) dengan semua benda. Berikut ini adalah

    contoh bidang kehidupan yang sudah masuk dan lekat dengan Cyberspace;

    Di bidang Marketing, saat ini tengah gencar-gencarnya menggunakan Digital

    Marketing. Di bidang Keuangan, sudah mulai banyak aplikasi FINTECH yang sangat

    membantu transaksi secara online. Di bidang Pendidikan, kita sangat terbantu dengan

    adanya EDU TECH. Dan tentunya, masih banyak lagi/ bidang kehidupan lainnya

    yang sudah masuk ke dalam CYBERSPACE.

    Namun dibalik banyaknya kemudahan, tersimpan pula ancaman yang bernama

    CYBERCRIME. Tidak hanya di luar negeri, tapi juga di indonesia. Bahkan, pada

    tahun 2013, Indonesia pernah dinobatkan sebagai negara yang paling banyak

    mengirim Serangan Cyber. Berikut ini adalah jejak digitalnya di Laman

    web berita Nasional, bahkan WEB Internasional. Melalui laman tekno.kompas.com

    dirilis artikel berjudul : “Serangan Cyber dunia, Terbanyak dari Indonesia.” Yang

    ditunjukkan pada Gambar 4.2. Mengutip statement dari Seorang Software Asset

    Microsoft, menyebutkan bahwa; Masyarakat di Indonesia banyak yang belum paham

    tentang bahaya cybercrime, sehingga masih banyak yang menggunakan Software

    Bajakan, kurang memperhatikan data pribadi, dan mudah memberikan hak akses atau

    Sistem Informasi

    (Personal Computer)

    Sistem Komunikasi

    (Topologi Jaringan)

  • 23

    permission. Efek dari pemberian permision ini adalah adanya pencurian data yang

    dapat digunakan untuk melakukan penyerangan cyber.

    Gambar 4.2. Artikel Berita tentang Serangan Cyber yang berasal dari Indonesia

    C. Karakteristik Cybercrime

    Karakteristik atau sifat-sifat cybercrime dapat digunakan sebagai indikator yang

    digunakan untuk menentukan apakah sebuah perbuatan termasuk dalam cybercrime.

    Di sisi lain, karakteristik ini dapat menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh

    adanya cybercrime, hambatan penangangan, dan kemampuan pelakunya.

    Karaketristik cybercrime antara lain;

    1. Bekerja di dunia maya (cyber)

    Cybercrime dilakukan di wilayah cyber (dunia maya) sehingga sulit untuk

    menentukan yuridiksi negara mana yang akan diterapkan. Berbeda dengan

    kejahatan konvensional yang dilakukan di suatu lokasi di dunia yang sudah dapat

    dipastikan letaknya sehingga dapat ditindak menggunakan hukum negara yang

    bersangkutan. Kesulitan yang sering dihadapi penegak hukum dalam menindak

    cybercrime adalah keberadaan pelaku yang dapat disamarkan. Jika proses

    identifikasi lokasi hanya berdasarkan ip address atau alamat email, maka pelaku

    yang berkemampuan tinggi akan sangat mudah menyamarkan ip address maupun

    memalsukan data-data dalam alamat emailnya. Hal ini menyebabkan penerapan

    hukum yang menjadi tidak jelas keberadaannya di wilayah negara mana.

    2. Menggunakan perangkat yang ter-koneksi dengan internet

    Pelaku cybercrime sangat dimudahkan dengan kemajuan teknologi saat ini.

    Media komunikasi yang berkembang pesat dan harga perangkat yang semakin

  • 24

    murah turut memberi andil pada maraknya cybercrime. Seorang pelaku

    cybercrime cukup menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet

    sehingga kejahatan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.

    3. Merugikan secara material dan immaterial

    Cybercrime memberi dampak yang merugikan secara material maupun

    immaterial, bahkan lebih merugikan daripada kejahatan konvensional. Jika dalam

    satu kali merampok bank, seorang perampok hanya mampu membawa satu

    karung uang, maka seorang hacker dapat membobol jutaan rekening nasabah

    yang setara dengan satu truk uang hanya dengan sekali klik.

    Kerugian immaterial yang ditimbulkan dari cybercrime juga dapat melebihi

    kejahatan konvensional. Sebagai contoh, adanya berita bohong (hoax) dapat

    menimbulkan kepanikan atau kebencian ribuan orang dalam waktu singkat.

    Berbeda dari gossip atau fitnah yang dilakukan secara konvensional melalui

    mulut ke mulut. Penyebaran informasi membutuhkan waktu yang lama untuk

    tersebar ke puluhan atau ratusan orang saja.

    4. Pelaku memiliki keahlian komputer

    Pelaku cybercrime dapat dipastikan sebagai individu yang memiliki kemampuan

    komputer yang cukup. Ada yang didapatkan dari proses pendidikan, kursus, atau

    secara otodidak. Kemampuan para pelaku cybercrime tidak dapat diremehkan

    karena semakin tinggi tingkat keahliannya, maka semakin sulit pula untuk

    menangkap dan menindak pelaku tersebut.

    D. Bentuk-bentuk Cybercrime

    Bentuk-bentuk cybercrime dapat dikelompokkan dalam beberapa kegiatan, yaitu;

    1. Unauthorized access to computer system and service

    Kejahatan yang dilakukan dengan menyusup ke dalam sistem tanpa hak

    2. Illegal Content

    Kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data tentang data yang tidak

    benar, tidak etis dan dianggap melanggar hukum

    3. Data Forgery

    Kejahatan pemalsuan data, khususnya dalam scriptless document.

    4. Cyber Espionage

    Kejahatan komputer yang dilakukan dengan memata-matai pihak lain.

    5. Cyber sabotage and extortion

  • 25

    Kejahatan yang mengganggu, merusak, bahkan menghancurkan suatu sistem

    jaringan komputer, program, ataupun data/informasi.

    6. Offense Against Intellectual Property

    Kejahatan yang memiliki sasaran pada hak kekayaan intelektual.

    7. Infrengments of Privacy

    Kejahatan yang memiliki sasaran pada data pribadi seseorang yang sangat rahasia

    Kelompok-kelompok cybercrime yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki

    jenis-jenis kejahatan yang sangat beragam. Perkembangan dunia maya memunculkan

    pula banyak istilah-istilah baru dari jenis-jenis cybercrime, antara lain ;

    1. Hacker dan Cracker

    Adalah pelaku cybercrime yang berusaha menerobos sistem komputer. Hacker

    hanya berusaha masuk ke dalam sistem sedangkan cracker memiliki niat untuk

    merusak sistem tersebut.

    2. Denial of Service (DoS attack)

    Kejahatan yang berusaha untuk menghalang-halangi sebuah sistem (korban)

    untuk mendapatkan layanan dan akses terhadap sumber daya yang dimiliki.

    3. Fraud

    Kejahatan yang dilakukan dengan memanipulasi informasi agar mendapatkan

    keuntungan yang sebesar-besarnya.

    4. Online Gambling

    Kejahatan perjudian yang menggunakan media cyber.

    5. Piracy

    Kejahatan pembajakan yang dilakukan terhadap data, program, ataupun karya

    cipta yang sudah didigitalisasi sehingga memudahkan pelaku cybercrime untuk

    mengunduh (download) untuk kemudian menggandakan dan menjual karya

    tersebut secara illegal tanpa ijin dari pemilik sah.

    E. Contoh Kasus Kejahatan Cyber

    1. Cyber Crime Internasional

    VPN Geeks melaporkan adanya 21 Cybercrime yang paling mengerikan di tahun

    2018. Beberapa diantaranya adalah;

    a. Hilangnya 780.000 Data Pengguna Internet

  • 26

    b. Ada Lebih dari 24.000 Aplikasi Mobile yang di blok setiap harinya karena

    membahayakan.

    c. Adanya fakta bahwa Bentuk berkas atau File yang paling sering digunakan

    adalah Format Microsoft Office. File tersebut bisa disusupi oleh para pelaku

    kejahatan dan dikirimkan melalui email. maka berhati-hatilah jika

    mendapatkan email dari orang yang tidak dikenal, apalagi jika

    menyertakan Lampiran file yang mencurigakan.

    2. Cyber Crime di Indonesia

    Di Indonesia sendiri, Cyber crime juga cukup mengkhawatirkan. Seperti yang

    diberitakan oleh detik.com, pada tahun 2018. Dimana MALWARE menguasai

    hampir 50% Dunia Kejahatan Cyber di Indonesia, yang disusul oleh Trojan,

    sebesar 11,6 %. Adapun Jenis MALWARE yang mengganas dipimpin oleh

    Adware, disusul oleh PUA atau Potentially Unwanted Application, dan sisanya

    diisi oleh Ransomware, seperti Dharma dan Xorist.

    Lalu ada juga, data yang dirilis Kominfo tentang Total Aduan Konten Negatif di

    Aplikasi WA selama Tahun 2016 – 2018. Dimana pada tahun 2016 terdapat 14

    aduan dengan mayoritas kasus Separatisme & Kelompok berbahaya. Di tahun

    2017 Jumlah aduan nya meningkat menjadi 281 aduan dengan mayoritas kasus

    Penipuan. Dan di tahun 2018, angka aduan menembus 1.440, dengan Mayoritas

    kasus Hoax, atau berita bohong.

    Gambar 4.3. Artikel Berita tentang Cyber Crime di Indonesia

  • 27

    F. Faktor Kerentanan terhadap Serangan Siber

    Ada beberapa Faktor yang membuat seseorang rentan terkena Serangan Kejahatan

    Siber. Berikut adalah pembahasan tentang apa saja kesalahan yang sering dilakukan

    sehingga membuat seseorang mudah terkena Serangan kejahatan Siber. Dari data

    yang dirilis laman dw.com, berikut adalah 5 Kesalahan yang sering dilakukan,

    sehingga membuat seseorang rentan.

    1. Password yang Lemah, sehingga mudah ditembus oleh Pelaku Kejahatan.

    2. Menggunakan Password yang sama untuk berbagai kepentingan yang berbeda.

    3. Password yang disimpan di satu lokasi penyimpanan. Resiko akan semakin besar,

    karena dengan membobol 1 lokasi saja, bisa membuka akses ke semua akun.

    4. Phising dan Spearphising. Phising adalah penipuan yang membuat korbannya

    mengungkapkan data pribadinya tanpa disadari. Spear Phising juga termasuk

    Penipuan, seperti Phising, hanya saja mengincar target yang lebih jelas, baik itu

    individu atau bisnis demi keuntungan finansial.

    5. Kecerobohan Administrator. Kasus yang sering terjadi adalah tidak melakukan

    log out ataupun menampilkan data pribadi dan perusahaan di media sosial yang

    dapat diakses oleh publik.

  • 28

    G. Latihan Soal

    Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda

    tentang “Cyber crime”.

    Soal Uraian

    1. Sebutkan salah satu bentuk cybercrime yang berkaitan dengan fasilitas

    komputer target yang dijadikan sasaran. Jelaskan.

    Jawaban : .

    .

    2. Apa yang menyebabkan pelaku cybercrime sulit ditindak secara hukum?

    Jawaban : .

    .

    3. Klasifikasikan bentuk cybercrime berikut :

    Bentuk cybercrime Klasifikasi cybercrime

    1. Hacker 1 = …. A. Unauthorized access

    2. Hoax 1 = …. B. Illegal contents

    3. Spam 1 = …. C. Data forgery

    4. Fraud 1 = …. D. Cyber espionage

    5. Carding 1 = …. E. Cyber sabotage

    6. Spyware 1 = …. F. Cyber extortion

    7. Deface 1 = …. G. Offense against Intelectual property

    8. Mailbomb 1 = …. H. Infrengments of privacy

    9. Keylogger 1 = ….

    10. Lamer 1 = ….

  • 29

    BAB V

    CYBERLAW

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat memahami definisi hukum di dunia cyber (cyber law)

    2. Mahasiswa dapat memahami tentang ruang lingkup cyber law

    3. Mahasiswa dapat memahami ketentuan dan celah hukum cyber

    B. Definisi Cyberlaw

    Cyberlaw dapat diartikan sebagai hukum di dunia maya (cyber), khususnya internet

    dan penggunaan perangkat komputer lainnya. Cyberlaw merupakan aspek hukum

    yang berkaitan dengan orang/manusia (subyek hukum) yang memanfaatkan teknologi

    komputer dan internet. Salah satu contoh Undang-Undang yang menjadi hukum cyber

    (cyberlaw) adalah UU no. 11 tahun 2008 atau yang sering disebut sebagai Undang-

    Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang-undang ini mengatur

    tentang transaksi elektronik seperti data rekaman video, suara, teks, dan lain-lain yang

    dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum. Undang-undang ITE juga menjelaskan

    tentang tindak pidana dan ancaman hukuman yang diberikan bagi pelaku kejahatan di

    dunia maya (cyber crime).

    Hukum di dunia cyber dirasakan perlu dibuat untuk mengontrol pertumbuhan

    teknologi yang kian pesat. Kejahatan konvensional kini dapat terjadi melalui

    perangkat komputer, bahkan memiliki tingkat keamanan dan kecepatan proses yang

    lebih tinggi. Menurut Sitompul (2012:39), Cyberlaw diperlukan untuk 2 alasan yaitu :

    1. Masyarakat dunia cyber (maya) berasal dari dunia real (nyata) yang memiliki

    nilai dan kepentingan.

    2. Transaksi di dunia maya akan turut mempengaruhi dunia nyata.

    Individu di dunia maya pasti berasal dari individu di dunia nyata sehingga

    keduanya tidak dapat saling dipisahkan. Sifat, kedudukan, perilaku, dan nilai-nilai

    lainnya juga tidak akan memiliki banyak perbedaan. Begitu pula dengan kepentingan

    masing-masing individu, baik itu yang bersifat personal maupun kelompok. Hal inilah

    yang menyebabkan terjadinya tumpang-tindih kepentingan sehingga tidak jarang

  • 30

    kondisi dalam dunia nyata terbawa ke dalam dunia cyber. Celakanya, jika perselisihan

    yang terjadi di dunia nyata ikut terseret ke dalam dunia maya, maka akan terjadi

    gesekan yang sangat mungkin memicu tindak kejahatan.

    Alasan kedua berkaitan dengan tindakan yang terjadi di dunia maya. Segala bentuk

    transaksi yang terjadi dalam dunia maya bisa mempengaruhi dunia nyata. Sebagai

    contoh, proses transfer uang antar bank melalui e-banking. Di satu sisi, fasilitas ini

    sangat memudahkan nasabah. Namun di sisi lain, hal ini membuka ruang untuk tindak

    kejahatan yang memanfaatkan sistem internet. Berdasarkan kedua alasan yang sudah

    diuraikan sebelumnya, maka peran hukum dunia cyber (cyber law) sangat penting.

    Hukum ini akan memberikan kejelasan mengenai segala hal yang berkaitan dengan

    transaksi elektronik, tindak kejahatan yang mungkin terjadi dan hukuman yang

    diberikan jika tindak kejahatan tersebut terjadi.

    C. Ruang lingkup cyberlaw

    Cyberlaw cakupan yang luas, baik secara personal maupun yang berkaitan dengan

    kelompok. Pelanggaran yang berkaitan dengan kepentingan personal antara lain yang

    berhubungan dengan hak-hak pribadi seperti; hak cipta, nama baik, rahasia pribadi,

    dll. Sedangkan pelanggaran yang berkaitan dengan kepentingan kelompok,

    masyarakat, atau organisasi antara lain ; merk dagang, pornografi, perjudian, dll.

    Ruang lingkup cyberlaw, menurut Jonathan Rosenoer, dituliskan dalam 15 poin-

    poin penting diantaranya ;

    1. Hak Cipta (Copy Right)

    2. Hak Merk (Trademark)

    3. Pencemaran nama baik (Defamation)

    4. Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)

    5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)

    6. Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name

    7. Kenyamanan Individu (Privacy)

    8. Prinsip kehati-hatian (Duty care)

    9. Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat

    10. Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll

    11. Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital

    12. Pornografi

    13. Pencurian melalui Internet

  • 31

    14. Perlindungan Konsumen

    15. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti e-commerce, e-

    government, e-education dll.

    D. Ketentuan hukum cyber

    Cyber law di Indonesia telah diatur dalam undang-undang no. 11 tahun 2008

    tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE). Draft rancangan undang-undang ini

    telah diajukan ke DPR RI pada tahun 2005, tepatnya pada tanggal 5 september 2005

    melalui surat presiden RI. No.R./70/Pres/9/2005. Namun demikian, undang-undang

    ini baru disahkan pada tanggal 21 april 2008. Undang-undang ini secara umum terkait

    dengan dua hal, yaitu tentang pengaturan transaksi elektronik dan tindak pidana di

    dunia maya (cyber).

    Pengaturan terhadap transaksi elektronik berkaitan erat dengan prosedur,

    spesifikasi, dan barang bukti yang dapat digunakan untuk sebagai dasar penentuan

    keputusan. Pasal-pasal yang mengatur tentang hal ini dituliskan pada bab-bab awal.

    Sebagai contoh, video atau rekaman suara (audio) sudah dapat digunakan sebagai alat

    bukti yang sah dalam persidangan.

    Perarutan tentang tindak pidana dituliskan pada bab VII undang-undang ITE. Pada

    bab ini dituliskan tentang perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehan, sedangkan

    ancaman hukumannya dituliskan pada pasal-pasal berikutnya. Bentuk-bentuk

    tindakan kejahatan (cybercrime) yang dilakukan, antara lain;

    1. Aktifitas illegal

    2. Gangguan (interfensi)

    3. Pemalsuan dokumen

    4. Memfasilitasi perbuatan lain yang juga tidak diperbolehkan.

    5. Dll

    E. Celah hukum cyber

    Hukum cyber belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang bertambah

    setiap waktu. Hal ini terbukti dengan adanya celah hukum yang sering dimanfaatkan

    orang yang tidak bertanggung-jawab. Masalah utama yang menimbulkan celah pada

    hukum cyber adalah kecepatan analisa manusia yang tidak sebanding dengan laju

    peningkatan teknologi. Ketika peraturan dalam hukum cyber dibahas dalam periode

    waktu bulanan, bahkan tahunan, di sisi lain teknologi sudah semakin berkembang

  • 32

    pesat dan ketika hukum ini sudah disahkan maka undang-undang tersebut sudah tidak

    sepenuhnya relevan dengan teknologi maupun kondisi yang ada saat itu.

    Celah hukum ITE, menurut Suhariyanto (2012) lebih mengarah pada kriminalisasi,

    sebagai contoh pada pasal 27 ayat 1 tentang pornografi. Pada undang-undang ITE

    dituliskan ;”Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau

    mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau

    Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan”. Celah

    hukum pasal ini adalah definisi kesusilaan yang kurang detail, sehingga bisa saja

    seseorang terjerat pasal ini walau tidak melebihi batas kesusilaan menurut sebagian

    pihak. Celah lain dari pasal ini adalah tidak disebutkan bahwa pembuat produk asusila

    (video atau gambar) termasuk dalam hal-hal yang dilarang atau tidak.

    Contoh celah hukum lain dari UU ITE adalah pada pasal penghinaan dan atau

    pencemaran nama baik. Pada pasal ini seseorang harus lebih berhati-hati dalam

    membuktikan dan menjatuhkan hukuman. Pelaku penghinaan dan atau pencemaran

    nama baik bisa saja berpura-pura sebagai orang lain yang nantinya akan disalahkan

    jika terjadi penghinaan atau pemcemaran nama baik.

    Pada dasarnya setiap peraturan hukum memiliki keterbatasan, baik dalam

    batasannya (internal) maupun karena adanya perubahan eksternal seperti kemajuan

    teknologi dan perubahan kondisi kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu dicari

    solusi terbaik agar peraturan hukum khususnya cybercrime mampu menyesuaikan diri

    dengan perkembangan teknologi terkini.salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah

    dengan revisi undang-undang. Proses revisi ini dimulai dengan pemutakhiran data dan

    informasi yang berkaitan dengan cyber crime dan kondisi di masyarakat. Dari data

    yang sudah diperoleh tersebut, maka dapat dilakukan analisis dan langkah-langkah

    koreksi yang dirasa perlu. Revisi undang-undang ini akan memunculkan peraturan

    hukum baru yang lebih sesuai dengan kondisi terkini yang terjadi di masyarakat.

  • 33

    F. Latihan Soal

    Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda

    tentang “Cyber law”.

    Soal Uraian

    1. Lengkapilah informasi tentang cyber law berikut ini.

    Indonesia telah memiliki hukum cyber yang tertulis pada UU no. __________.

    Peraturan perundang-undangan ini telah melalui proses pembahasan di ______

    selama _____ tahun, yaitu sejak _______________ s/d __________________.

    Undang-undang ini mengatur tentang ________________________ dan

    tindak pidana cyber. Ketentuan mengenai tindak pidana cyber dituliskan pada

    bab _____ , dan ketentuan mengenai ancaman hukumannya dituliskan pada

    pasal ______ s/d pasal _______.

    2. Sebutkan ruang lingkup/jangkauan dari cyber law

    Jawaban : 1. 5. .

    2. 6. .

    3. 7. .

    4. 8. .

    3. Pilihlah salah satu kasus di bawah ini, kemudian carilah fakta-fakta tentang

    kasus tersebut. Berdasarkan data yang anda dapatkan, diskusikanlah dalam

    kelompok (maksimal 4 orang) mengenai ketentuan hukum yang dapat

    dikenakan pada pelaku secara ideal.

    Pilihan kasus :

    a. Penipuan : Online shop e. Traficking : Perdagangan bayi

    b.Perjudian : Judi Bola Online f. Prostitusi : Prostitusi online

    c. Phaedophilia : Kekerasan pada anak g. Terorisme : Teror online

    d.Hate speech : Pencemaran nama baik h. SARA : Provokasi online

  • 34

    Health Related

    27%

    Malware Delivering

    26%

    Online Dating

    22%

    Stock,Fake Job, Phishing

    25%

    BAB VI

    PEMBAHASAN KASUS DAN PENEGAKKAN HUKUM

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat menganalisis Contoh Kasus Kejahatan Siber

    2. Mahasiswa dapat menerapkan UU ITE berdasarkan kasus

    3. Mahasiswa dapat mencari solusi dari kejahatan siber yang ada

    B. Spam

    Pada tahun 2018, Menurut Laporan dari ENISA, Sebuah asosiasi keamanan jaringan

    di eropa, SPAM memiliki 4 bentuk, menurut informasi yang dikirim, yaitu;

    27 % berupa Informasi terkait Kesehatan,

    26 % berupa Pengirirman Malware,

    22 % berisi Informasi Kencan Online, dan sisanya,

    25 % berisi Informasi Saham, Phising dan Penawaran Pekerjaan Palsu

    Gambar 6.1. Bentuk SPAM menurut Informasi yang dikirim

    Source : ENISA Threat Landscape Report 2018 (Source : www.comparitech.com)

  • 35

    C. Pembahasan Kasus Spam

    Kasus Spam juga cukup banyak terjadi di Indonesia. Salah satu kasus Spam Indonesia

    seperti yang dilaporkan melalui Portal berita okezone dan liputan6.com, yang

    melaporkan adanya kasus spamming yang dilakukan oleh 18 pemuda pada bulan

    desember tahun 2019 di surabaya.

    Motif para tersangka adalah meraup keuntungan financial. Dari hasil investigasi

    polisi, terungkap nilai Sebesar 40 ribu US dolar dalam 1 tahun, dengan kedok

    Pengembangan Bisnis melalui iklan. Modus Oprandi Pelaku adalah menggunakan

    akun email, Password, dan Kartu Kredit orang lain untuk melakukan Transaksi. Fakta

    menarik dari kasus ini adalah usia para tersangka yang masih muda, yaitu 18-24

    tahun. Rata-rata adalah lulusan SMK dan memiliki potensi di bidang komputer.

    Mayoritas Korban adalah WNA, yang dipilih secara selektif dan tinggal di Eropa.

    Kenapa eropa? ternyata ada alasannya. Eropa memiliki sistem perbankan yang

    berbeda dengan yang ada di Indonesia. Di Eropa, jika nasabah merasa tidak

    melakukan transaksi dan nilai nominalnya berkurang, maka bank akan memulihkan

    seperti awal. Dalam kasus ini korban memang tidak dirugikan, tapi metode yang

    dipakai inilah yang menjadi tindak pidana,

    D. Penegakkan Hukum (UU ITE)

    UU ITE adalah Dasar Hukum Dunia Siber di Indonesia. UU ITE disahkan pada

    Tahun 2008 dan mengalami Revisi pada tahun 2016. Kasus di Surabaya tersebut

    dapat dikaitkan dengan beberapa pasal UU ITE.

    Pada Bab VII yang mengatur tentang Perbuatan yang dilarang, Pada Pasal 30 ayat 2

    disebutkan bahwa Kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan tanpa hak, mengakses

    sistem, dengan tujuan memperoleh Informasi adalah Perbuatan yang dilarang.

    Demikian halnya dengan perbuatan INTERSEPSI, atau memotong transmisi dari

    informasi yang tidak bersifat publik, baik yang menyebabkan perubahan ataupun

    tidak sekalipun, adalah Perbuatan yang dilarang menurut Pasal 32 ayat 1 Revisi UU

    ITE, No. 19 Tahun 2016. Pasal ini mengalami revisi sebagai upaya menutup celah

    hukum. Pada pasal 32 ini yang sebelumnya tidak mencakup aktivitas Spam, yang

    tidak merubah informasi. Padahal, dalam perkembangannya, Spam dimanfaatkan

    untuk mencuri data, seperti pada kasus Phising, Scamming, maupun Carding.

  • 36

    E. Solusi Pencegahan dan Penanggulangan

    Spam dapat dihindari dan dicegah dengan beberapa langkah sebagai berikut;

    1. Hindari membuka tautan Link atau lampiran pada email atau pesan text dari sumber

    yang tidak dikenal.

    2. Dalam mengakses website, khususnya yang menggunakan password atau

    memberikan informasi keuangan, Cek dengan benar, Apakah web tersebut memiliki

    sertifikat keamanan? Ini ditunjukkan dari alamat HTTPS, dimana S disini

    menunjukkan Secure atau Aman.

    3. Jangan pernah memberikan Password atau informasi pribadi di email, SMS atau

    Pesan Singkat. Terlebih yang mengatasnamakan Entitas perusahaan tertentu.

    Tiga cara tersebut dapat mencegah serangan Spam kepada data pribadi yang juga

    mungkin berkembang ke arah kejahatan siber lainnya. Namun, bila langkah ini sudah

    dilakukan tetapi tetap terjadi aktivitas Spam, maka berikut ini adalah cara

    menanggulangi Spam yang berkembang menjadi Phising dan Carding.

    Solusi jika terkena Spam yang berlanjut pada Scamming, Pishing dan Carding :

    1. Tetap tenang dan jangan panic

    2. Hubungi bank penerbit kartu kredit agar kartu kredit bisa segera diblokir

    3. Buatlah Surat bantahan terhadap transaks yang tidak kita lakukan.

    4. Melakukan konfirmasi ke merchant dimana kartu kreditmu disalahgunakan

    5. Bersabarlah menunggu. Pihak bank dan merchant melakukan investigasi. Apabila

    ditemukan bukti yang valid, maka hak kita akan dikembalikan.

    6. Dari hasil invertigasi ini, jika tagihan kartu kredit sudah keluar, maka kita cukup

    membayar transaksi yang kita lakukan saja

  • 37

    BAB VII

    ETIKA BERINTERNET

    A. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan internet

    2. Mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya etika di dunia maya

    3. Mahasiswa dapat memahami tentang bisnis di bidang IT

    B. Sejarah perkembangan internet

    Internet bermula dari jaringan komputer yang dapat menghubungkan 40 titik

    menggunakan protokol FTP (File Transfer Protocol). Jaringan komputer pertama ini

    muncul pada tahun 1972 di Amerika serikat yang dikembangkan oleh ARPnet.

    Perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 1973, sebuah lembaga riset yang berada

    di bawah kementerian pertahanan amerika membangun interconnection networking.

    Istilah ini kemudian disingkat dan lebih dikenal sebagai internet. Pada waktu itu,

    internet telah mampu menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti CS-

    net, BIT-net, NSF-net, dll. Internet pada awalnya hanya digunakan untuk kepentingan

    militer saja. Badan yang melakukan penelitian dan pengembangan internet adalah

    DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency).

    Pada akhir tahun 70-an, internet sudah mulai dibuka untuk lingkup yang lebih

    umum dan luas. Salah satu perkembangan yang muncul pada tahun 1979 adalah

    fasilitas Newsgroup yang memungkinkan sebuah komunitas / kelompok dapat berbagi

    informasi bersama. Pertambahan jumlah pengguna internet memunculkan kebutuhan

    akan protokol komunikasi yang lebih mampu menghubungkan banyak titik, maka

    pada tahun 1982 ditemukan protokol baru yaitu TCP dan IP.

    Internet kemudian menyebar keseluruh dunia diera tahun 80-an dan tidak hanya

    digunakan sebatas untuk kepentingan militer. Pada tahun 1984, DNS (Domain Name

    System) diperkenalkan kepada publik. DNS merupakan pengembangan dari host yang

    menjadi pusat dari sebuah layanan internet. DNS dapat menghubungkan pengguna

    internet di seluruh dunia melalui aplikasi-aplikasi seperti web, media sosial, dll.

  • 38

    Aplikasi-aplikasi ini sendiri baru muncul pada tahun 1990 dengan diperkenalkannya

    World Wide Web (www), wais, ghoper, dan lain sebagainya.

    Internet telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada saat ini karena

    menyediakan banyak fasilitas dan layanan yang bermanfaat bagi manusia. Berikut ini

    adalah beberapa alasan mengapa internet memberikan dampak besar bagi manusia.

    1. Waktu akses 24 jam penuh

    2. Biaya yang relatif murah

    3. Kemudahan akses informasi dan transaksi

    4. Kemudahan membangun relasi

    5. Proses up-date informasi yang cepat dan mudah

    6. Menghubungkan pengguna yang berada di seluruh dunia

    C. Etika dalam berinternet

    Etika sangat dibutuhkan dalam berinternet, sama halnya dengan kebutuhan akan

    etika dalam sebuah komunitas masyarakat di dunia nyata. Untuk membuat etika

    berinternet, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu tentang karakteristik

    internet itu sendiri dan lingkungan cyber yang menjadi tempat masyarakat cyber

    saling berinteraksi. Menurut Dysson (1994), karakteristik dunia maya antara lain ;

    1. Bekerja secara virtual / maya

    2. Perubahan sangat cepat

    3. Tidak mengenal batas teritorial

    4. Identitas pengguna tidak perlu ditunjukkan (bisa disembunyikan)

    5. Informasi bersifat publik

    Berdasarkan karakteristik dunia maya tersebut, maka etika berinternet yang dibuat

    harus dapat menyesuaikan kecepatan perubahan yang terjadi, mengakomodasi

    kebutuhan publik tanpa mengesampingkan kebutuhan individu akan privasi,

    menghormati kedaulatan negara, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

    Etika berinternet sering disebut sebagai Netiket. Etika ini perlu dibuat mengingat

    tidak adanya batas territorial di dunia cyber yang menyebabkan aturan ini perlu

    diberlakukan secara global (dunia) utnuk menghormati kedaulatan seluruh negara di

    dunia yang memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, suku, dll. Selain itu, pengguna

    internet tidak harus menunjukkan identitas aslinya sehingga sangat memungkinkan

    terjadi perbuatan tidak etis. Para pelanggar bisa saja berlaku tidak etis karena merasa

    aman dengan dirahasiakannya identitas asli mereka.

  • 39

    Kebutuhan akan etika berinternet juga muncul dari pengguna baru yang baru

    mengenal internet. Tanpa tuntunan, maka para pengguna baru ini akan terjerumus

    dalam perbuatan tidak etis yang mungkin tidak mereka ketahui sebelumnya.

    Netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force) yang terdiri

    dari para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan

    evolusi arsitektur dan pengoperasian internet. Organisasi ini adalah salah satu

    organisasi professional IT tingkat dunia. Salah satu contoh netiket yang dibuat adalah

    Netiket one to one communication. Netiket ini mengatur tentang tata cara berdialog

    melalui email. Adapun beberapa perbuatan yang harus dihindari adalah;

    1. Jangan terlalu banyak mengutip

    2. Berhati-hati dalam menggunakan huruf capital / huruf besar

    3. Jangan menggunakan Carbon Copy (tembusan)

    4. Jangan membicarakan orang lain

    5. Perlakukan email secara pribadi

    D. Bisnis di bidang IT

    Teknologi informasi menyediakan ruang berusaha yang sangat luas, salah satunya

    di bidang bisnis. Seorang professional IT tidak harus selalu berada di balik layar

    monitor dan berurusan dengan program. Cabang bisnis di bidang IT ditunjukkan pada

    gambar sebagai berikut.

    Gambar 7.1. Cabang bisnis dibidang IT

    Pilihan pertama bisnis di bidang IT adalah industri perangkat keras (hardware).

    Seorang professional IT dapat bekerja di berbagai divisi dalam industri hardware,

    seperti Research and Development, Produksi, Quality control, dll.

  • 40

    Pilihan kedua adalah di industri perangkat lunak (software). Bisnis di bidang ini

    membutuhkan kemampuan analisis, desain, implementasi hingga validasi software

    yang baik. Contoh produsen di bisnis software antara lain; Microsoft, Adobe, dll.

    Pilihan bisnis ketiga adalah di bidang maintenance / perawatan teknologi

    informasi, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Professional di

    sektor bisnis ini biasanya dikenal dengan profesi teknisi atau technical support.

    Pilihan bisnis keempat adalah di sektor pendidikan. Bisnis di bidang ini mencakup

    berbagai jenjang, mulai dari institusi resmi seperti sekolah, universitas, dan akademi,

    hingga lembaga bimbingan belajar maupun kursus.

    Pilihan bisnis kelima adalah di sektor perdagangan yaitu sebagai distributor. Dalam

    skala kecil, pilihan bisnis ini dapat dilakukan secara individu. Namun tidak menutup

    kemungkinan untuk skala yang lebih besar dengan bergabung di sebuah vendor

    perangkat IT sebagai agen penjualan dan distribusi.

    Hal yang tidak boleh diabaikan dalam bisnis IT adalah etika karena pada dasarnya

    bisnis tidak hanya mempetaruhkan barang dan uang, tapi juga nama baik dan harga

    diri. Bisnis mengutamakan rasa saling percaya, sehingga etika merupakan pedoman

    bagi kedua pihak untuk dapat meningkatkan rasa saling percaya.

    Bisnis di bidang IT memiliki karakteristik yang berbeda dengan bisnis di bidang

    lainnya. Kecepatan informasi yang cepat dan jangkauan yang mendunia memberikan

    tantangan tersendiri. Berikut ini adalah tantangan umum yang dihadapi dalam bisnis

    di bidang IT.

    1. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat

    2. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi

    3. Tantanga pergaulan internasional

    4. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi

    5. Tantangan pengembangan sumber daya manusia

  • 41

    E. Latihan soal

    Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda

    tentang “Etika berinternet”.

    Soal Uraian

    1. Tuliskan kepanjangan dari singkatan berikut ini dan berikanlah penjelasan

    mengenai organisasi tersebut.

    a. DARPA

    b.IETF

    c. WWW

    Jawaban : .

    .

    .

    2. Apa yang dimaksud dengan “Netiket One to One Communication” ? tuliskan

    apa saja poin-poin yang diatur di dalamnya.

    Jawaban : .

    .

    3. Jika anda memutuskan untuk berkecimpung di dalam bisnis bidang IT, di

    sektor / cabang bisnis manakah yang anda pilih? Berikan penjelasan.

    Jawaban : .

    .

  • 42

    DAFTAR PUSTAKA

    Pustaka Cetak :

    Anoname, UU RI No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Penerbit

    DepKomInfo, Jakarta, 2008

    Wahid, Abdul, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT. Refika Aditama, Bandung, 2005

    Muhammad, Abdulkadir, Etika Profesi Hukum, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

    2001

    Mansur, Dikdik M. Arief, Cyber Law (Aspek Hukum Teknologi Informasi), PT. Refika

    Aditama, Bandung, 2005

    Wahyono, teguh, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi

    Informasi, Andi Publisher, Jakarta, 2006

    Anoname, Bahan kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi, AMIK Bina

    Sarana Informatika, 2013

    Pustaka Elektronik :

    Wiryana, Made, Standardisasi Profesi Teknologi Informasi Dalam Era Globalisasi Dunia,

    https://www.researchgate.net/publication/293440365_Standardisasi_Profesi_Teknologi_In

    formasi_Dalam_Era_Globalisasi_Dunia, 2016.

    Panji, Aditya, Serangan "Cyber" Dunia, Terbanyak dari Indonesia,

    https://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/Serangan.Cyber.Dunia.Terbanyak.

    dari.Indonesia, 2013.

    Milian, Mark, Indonesia Passes China to Become Top Source of Cyber-Attack Traffic,

    https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-15/indonesia-passes-china-to-become-

    top-source-of-cyber-attack-traffic, 2013.

    Foster, Jack, 21 Terrifying Cyber Crime Statistics, https://www.vpngeeks.com/21-terrifying-

    cyber-crime-statistics-in-2018, 2018.

    Tanujaya, Alfons, Awas! Ini Deretan Malware Ganas yang Serang Indonesia,

    https://inet.detik.com/security/d-4001250/awas-ini-deretan-malware-ganas-yang-serang-

    indonesia, 2018

    Kominfo, Tahun 2018, Kominfo Terima 733 Aduan Konten Hoaks yang disebar Via

    WhatsApp, https://kominfo.go.id/content/detail/16003/siaran-pers-no-17hmkominfo

    012019-tentang-tahun-2018-kominfo-terima-733-aduan-konten-hoaks-yang-disebar-via-

    whatsapp/0/siaran_pers, 2019.

    https://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/Serangan.Cyber.Dunia.Terbanyak.%20dari.Indonesiahttps://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/Serangan.Cyber.Dunia.Terbanyak.%20dari.Indonesiahttps://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-15/indonesia-passes-china-to-become-top-source-of-cyber-attack-traffichttps://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-15/indonesia-passes-china-to-become-top-source-of-cyber-attack-traffichttps://www.vpngeeks.com/21-terrifying-cyber-crime-statistics-in-2018https://www.vpngeeks.com/21-terrifying-cyber-crime-statistics-in-2018https://inet.detik.com/security/d-4001250/awas-ini-deretan-malware-ganas-yang-serang-indonesiahttps://inet.detik.com/security/d-4001250/awas-ini-deretan-malware-ganas-yang-serang-indonesiahttps://kominfo.go.id/content/detail/16003/siaran-pers-no-17hmkominfo

  • 43

    Zaharia, Andra, 300+ Terrifying Cybercrime and Cybersecurity Statistics & Trends,

    https://www.comparitech.com/vpn/cybersecurity-cyber-crime-statistics-facts-trends

    Islam, Syaiful, 18 Pelaku Kasus Spamming Ditangkap, Kelompoknya Dapat 40 Ribu

    Dolar AS Setahun, https://news.okezone.com/read/2019/12/04/519/2137860/18-pelaku-

    kasus-spamming-ditangkap-kelompoknya-dapat-40-ribu-dolar-as-setahun