Upload
risa-maulida-widjaya
View
234
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL KEJANGTutor: dr.Rayhana, M.Biomed
Anggota:Rika Elita Martiana S 2011730092Risa Maulida Widjaya 2011730094Salman Sesar Hidayat 2011730095Sarah Amani 2011730096Septiani Orthi Armelia 2011730097Shabrina Sasianti 2011730098Shella Ayu Friscillia 2011730099Shelpi Surisdiani 2011730100Siti Iklimah 2011730101Siti Noviyanti 2011730102
Kelompok 10
SKENARIO
Perempuan usia 50 tahun oleh keluarga ke IGD karena kejang umum dan tidak sadar sejak 10 menit. Dokter jaga melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium; didapatkan hasil gula darah sewaktu 400 mg/dL. Pasien ini pernah dirawat dengan DM yang diidap selama 15 tahun, tidak terkontrol.
CT-Scan kepala tampak udem otak yang luas, EEG terdapat gambaran abnormal delta wave regular simetris. Pemeriksaan fisik neurologis tidak Nampak adanya kelumpuhan Nn.kranial maupun anggota gerak.
1. Bagaimana anatomi dari susunan saraf pusat?2. Jelaskan definisi, klasifikasi dan penyebab dari gejala kejang?3. Bagaimana tingkat kesadaran pasien tersebut dan jelaskan mengenai
GCS?4. Bagaimana mekanisme kejang dan keadaan tidak sadar?5. Bagaimana hubungan riwayat Diabetes Melitus dengan penyakit
kejang?6. Bagaimana hubungan pemeriksaan penunjang (CT-Scan, EEG) dengan
kejang?7. Bagaimana alur diagnosis yang diterapkan pada scenario ini?8. Bagaimana pertolongan pertama saat kejang dan penatalaksanaannya?9. Deferensial Diagnosis pertama?10. Deferensial Diagnosis kedua?
PERTANYAAN
AnamnesisKU: kejang umum, tidak sadar 10menitRPD : pernah dirawat dengan DM selama 15 tahun, tdk terkontrol
Pemeriksaan FisikTidak ada kelumpuhan Nn.kranial maupun anggota gerak
Pemeriksaan PenunjangGDS : 400 mg/dLCT-Scan : udem otak yang luasEEG : Abnormal delta wave reguler simetris
Perempuan usia 50tahun
Diagnosis Banding
PrognosisKomplikasiPenatalaksanaan
Klasifikasi Kejang
GeneralisataParsial
Parsial Kompleks
Parsial Sederhana
Mioklonik
Absence
Tonik- Klonik Atonik
Klonik
Tonik
motoric, sensorik Autonomic, psikis. < 1 menit
Dimulai dari kejang parsial
sederhana.1-3 menit.
Spasme tonik-klonik otot ,
inkontinensia urine, menggigit
lidahSeperti melamun. Terjadi beberapa
detik
Kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai,
singkat
Hilangnya secara mendadak tonus
otot dan drop attacks
Gerakan menyentak,
repetitive, tajam, lambat, dan tunggal atau
multiple di lengan, tungkai, atau torso
Peningkatan mendadak tonus otot wajah dan tubuh bagian atas
LEPASNYA MUATAN PAROKSISMAL YANG
BERLEBIHAN
TERGANGGUNYA FOKUS KEJANG ATAU JARINGAN
NORMAL
INSTABILITAS SEL SARAF
NEURON – NEURON HIPERSENSITIF
KELAINAN POLARISASI (DISEBABKAN KELEBIHAN
ASETILKOLIN ATAU DEFISIENSI ASAM GAMA
– AMINOBUTIRAT (GABA))
KETIDAKSEIMBANGAN ION YANG MENGUBAH
ASAM BASA DAN ELEKTROLIT
KEJANG
• GANGGUAN METABOLISME
• INFEKSI INTRAKRANIUM
• INTOKSIKASI OBAT, GEJALA PUTUS-OBAT
Istilah karakteristik
Sadar sadar penuh akan skeliling, orientasi baik terhadap orang, tempat, waktu. kooperatifdapat mengulang beberapa angka
Otomatisme tingkah laku relative normal. dapat berbicara dalam beberapa kalimat, kesulitan dalam mengingat dan member penilaian, tidak ingat peristiwa-peristiwa sebelum, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali. bertindak secara otomatis,mematuhi perintah sederhana
Konfusi melakukan aktifitas yang bertujuan dengan gerakan yang canggungdisorientasi waktu, tempat, atau gangguan daya ingat, tidak mampu mempertahankan pikiran atau ekspresi. biasanya sulit di bangunkan. menjadi tidak kooperatif
Delirium disorientasi waktu, tempat dan orangtidak kooperatif, agitasi, gelisah, bersifat selalu menolak. sulit di bangunkan
Istilah Karakteristik
Stupor diam, mungkin tampaknya tidurberespons terhadap suara rangsangan yang kerasterganggu oleh cahayaberespons baik terhadap rangsangan rasa sakit
Stupor dalam bisusulit di bangunkan ( sedikit respons terhadap rangsangan nyeri)berespons terhadap nyeri dengan gerakan otomatis tidak bertujuan
Koma tidak sadar, tubuh flaksidtidak berespons terhadap rangsangan nyeri maupun verbalreflex masih ada : muntah. Lutut, kornea
Koma ireversibel dan kematian
reflex hilangpupil terfiksasi dan dilatasi pernapasan dan denyut jantung berhenti
Skor : 15=sadar penuh; 8=koma. Skor >11 setelah cedera kepala menunjukan adanya kemungkinan sembuh dengan cacat sedang sebesar 85%, bila skornya 3 atau 4 kemungkinan 85% meninggal atau tetap dalam keadaan vegetative, skor diantaranya menunjukan kemungkinan sembuh sesuai proporsi dari skor tersebut
MEKANISME TIDAK SADAR
KETIDAKSEIMBANGAN ION DAN KADAR
GLUKOSA TINGGI
GANGGUAN POMPA ION NA DAN
HIPEROSMOLAR
PENINGKATAN PENYERAPAN ION NA
TEKANAN OSMOTIK INTRASELULER ↑
CAIRAN MASUK KE DALAM SELEDEMA OTAK
HIPOKSIA HILANG
KESADARAN KELAINAN
DEPOLARISASI
PENINGKATAN NEUROTRANSMITTER
EKSITATORIKKEJANG
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Alur diagnosis
• Keluhan utama• Keluhan tambahan• Riwayat penyakit
sekarang• Penyakit yang
berhubungan dengan sistem
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat pengobatan• Riwayat alergi• Riwayat psikososial
• Tanda vital• Tingkat
kesadaran• Pemeriksaan
fungsi sensoris
• Ct-Scan• EEG• MRI• Pemeriksa
an darah
Gambaran MRI Enselophaty Gambaran MRI tumor otak
Gambaran EEG
TATA LAKSANA PASIEN TIDAK SADAR
Tata laksana gawat darurat pertama pada pasien tidak sadar
adalah proteksi fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan teknik
penunjang hidup yang standar.
A: Airway – jalan napas, hilangkan obstruksi, gunakan pipa
orofaring atau endotrakea (ETT) jika perlu
B: Breathing – pernapasan, berikan oksigen, lakukan
ventilasi jika gerak pernapasan tidak adekuat
C: Circuation – sirkulasi, cek nadi dan tekanan darah, pasang
akses intravena, dan berikan pengganti darah yang hilang.
Penatalaksanaan primer untuk pasien kejang adalah terapi obat untuk mencegah timbulnya kejang atau untuk mengurangi frekuensinya sehingga pasien dapat hidup normal
1. Fenitoin 300-400 mg/hari2. Fosfenin 15-20 mg pe/kg3. Karbamazepin 600-1600 mg/hari4. Diazepam 5-10 mg 5. Lorazepam 2-10 mg
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
ENSEFALOPATI METABOLIK TUMOR OTAK
DEFINISI
Kinnier Wilsonpada, 1912 Ensefalopati adalah penyakit degeneratif otak sedangkan Metabolisme adalah suatu biotransformasi. Maka Ensefalopati Metabolik adalah Gangguan neuropsikiatrik akibat penyakit metabolik otak, ditandai dengan :• Penurunan kesadaran sedang sampai berat• Gangguan neuropsikiatrik: kejang,
lateralisasi• Kelainan fungsi neurotransmitter otak• Tanpa disertai tanda-tanda infeksi bacterial
yang jelas
lesi intrakranial lokal yang menempati ruang tengkorak dan cenderung menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial dan defisit Neurologis
ETIOLOGI
• Pengangkatan substrat energi terganggu: hipoksia, iskemia, hipoglikemia
• Perubahan respon neurofisiologik pada membran neuron: intoksikasi obat atau alkohol, metabolit endogen yang toksik, atau epilepsi
• Genetik • Radiasi• Trauma• Kimia dan virus • Metastase
ENSEFALOPATI METABOLIK TUMOR OTAK
EPIDEMIOLOGI
30-80 % pada pasien sirosis hati. • Berdasarkan data-data dari Central Brain Tumor Registry of the United State (CBTRUS) dari tahun 2004-2005 dijumpai 23.62 per 100,000 orang- tahun ( umur 20 keatas).
• Dapat terjadi pada anak kurang dari 10 tahun, tetapi paling sering terjadi pada dewasa usia decade kelima dan enam
GEJALA KLINIS
Gambaran klinik lain adalah: Konfusion atau Agitasi, Perubahan tingkah laku dan personality, Pelupa, Disorientasi, Insomnia, Kekakuan otot atau Rigiditas, Tremor, Sulit berbicara, Pergerakan yang tidak terkontrol, kejang (jarang), Stupor atau koma.
KejangPeningkatan tekanan intracranial disertai nyeri kepala, muntah, dan edema papilPenurunan nafsu makanDefek lapang pandangGangguan kognitifPerubahan kepribadian
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG - EEG- CT Scan- MRI
ENSEFALOPATI METABOLIK TUMOR OTAK
PENATALAKSANAAN
• Mengobati penyakit dasar hati
• Mengidentifikasi dan menghilangkan factor pencetus
• Mengurangi/mencegah pembentukan toksin nitrogen
• Menurunkan makanan protein
• Memakai laktulosis dan antibiotika
• Membersihkan saluran cerna bagian bawah (bowel cleansing)
Pembedahan Radioterapi Kemoterapi : diindikasikan
pada berapa kasus glioma, sebagai adjuvan pembedahan dan radioterapi, dengan pengawasan unit spesialistik neuroonkologi.
Terapi medikamentosa- Antikonvulsan (fenitoin 300-
400mg/day atau karbamazepin 600-1000mg/hour)
- Kortikosteroid (deksametason 30-60 mg)
PROGNOSISPasien glioma derajat 1-2 memiliki angka harapan hidap yang tinggi.
Kesimpulan
Dari hasil diskusi kelompok kami, kami menduga pasien pada skenario kami mengalami enselopati metabolik, dengan different diagnosis nya adalah tumor otak. Namun hal ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut.
Referensi
• Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes : Neurologi, Edisi Kedelapan. EMS• Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama• Isselbacher, dkk. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 13 Volume 5. Jakarta : EGC• Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta :
EGC• Robbins & Cotran. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Ed. 7.
Jakarta : EGC• Price S. A., Wilson L. M., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC