Modul Kejang Kel 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Neuropsikiatri

Citation preview

MODUL KEJANG SISTEM NEUROPSIKIATRI

MODUL KEJANGSISTEM NEUROPSIKIATRIKelompok 1Tutor : dr. Rusdi Effendi, SpKJ

Ahmad FauziDimas DwityoFahmi RiloHananti AhhadiyahFirdha LeonitaLiana PuspitasariRisky Agviola Nida Amalia SyahidahNurainiNadhiela AdaniVidya RahmadtullahSkenario 4Perempuan usia 50 tahun, diantarkan oleh keluarganya ke IGD karena kejang umum dan tidak sadar sejak 10 menit. Dokter jaga melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium; didapatkan hasil Gula darah sewaktu 400 mg/dL. Pasien ini pernah dirawat dengan DM yang diidap selama 15 tahun, tidak terkontrol.CT scan kepala tampak udem otak yang luas, EEG terdapat gambaran abnormal delta wave reguler simetris. Pemeriksaan fisik neurologis tidak nampak adanya kelumpuhan Nn kranialis maupun anggota gerak.Kata SulitKejang umum Udem otakDelta wave reguler simetris Pertanyaan Apa definisi, etiologi dan klasifikasi kejang!Bagaimana mekanisme kejang!Jelaskan penyakit yang menyebabkan kejang!Bagaimana hubungan kejang umum dengan tidak sadar!Apakah ada hubungannya antara DM yang tidak terkontrol dengan kejang umum!Jelaskan mekanisme terjadinya udem otak dan hubungannya dengan kejang!Jelaskan terapi pada kejang!Jelaskan EEG!DD 1 (Ensefalopati Metabolik)DD 2 (Tumor )

Kejang Definisi Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan. (betz & Sowden,2002)Etiologi Kejang demamInfeksi SSP: meningitis, ensefalitisEpilepsiGangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, gag. Asam basa, defisiensi piridoksin, hipokalsemia, hipomagnesemiaTrauma kepalaPendarahan intrakranialKelainan metabolik bawaanKlasifikasi parsialgeneralisataParsial sederhanaParsial kompleksAtonikKlonikMioklonikTonikTonik-klonikMekanisme KejangKetidakseimbangan asam-basa/elektrolitGangguan metabolismeInfeksi intrakraniumIntoksikasi obat, gejala putus-obatPelepasan muatan paroksismal yang >>> dari neuronInstabilitas membran sel sarafKelainan depolarisasi neuronNeuron hipersensitifKelainan potensial>>>KEJANGPenyakitKeteranganEnsefalopati MetabolikDisebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes, penyakit hepar, gagal ginjal, dan gagal jantung. EpilepsiMerupakan kejang yang terjadi tabpa penyebab metabolik yang reversibel. Epilepsi primer tejadi spontan, biasanya pada masa anak-anak dan memiliki predisposisi genetik. Epilepsi sekunder terjadi akibat hipoksemia, cedera kepala, infeksi, stroke, atau timor sistem saraf. Epilepsi awitan dewasa biasanya disebabkan oleh insiden tersebut.StrokePenyebab tersering terjadinya kejang pada usia >35 tahun. 10% dari pasien stroke mengalami kejang.Kejang DemamPaling sering terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun. Kejang disebabkan oleh hipertermia yang muncul secara tepat yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri. Kejang berlansung singkat dan mungkin terdapat predisposisi familial.DMGlukosa tidak dapat masuk selATP berkurangGlukosa sel menurunGlikolisis berkurangOksidasi B-asam lemak Asetil koA Benda-benda ketonKETOASIDOSIS DIABETIKKetoasidosis memperkecil penggunaan O2Oksigenasi srebral terhambatTerganggunya metabolisme neuronKOMADiabetes Melitus Glukosa darah tinggi Berlangsung > 10 tahun Menghambat impuls saraf Keterlambatan pengiriman impuls Kesalahan Pengiriman impuls gg. Saraf otonom gg. Saraf sensoris Mempercepat denyut jntung, keringat bnyak, kejang Tidak bisa merasakan nyeri, panas, dingin, atau meraba.Mekanisme edema otakKEJANGGangguan sawar otak-darahMasuknya makromolekulBERKEPANJANGAN > 1 JAMEdema otakPenangan pertama pada serangan KejangPrinsip ABC Airway, Breathing,CirculationPerhatikan juga keadaan vital :Suhu, Pernapasan Denyut nadiTekanan darah MEDIKAMENTOSASegera diberikan Diazepam intravena dosis rata-rata 0,3 mg/kg Atau Diazepam rectal dosis 10 kg : 5 mg bila kejang tidak berhenti 10 kg : 10 mg tunggu 15 menit dapat diulang dengan cara/dosis yang sama kejang berhenti berikan dosis awal fenobarbital dosis : neonatus : 30 mg I.M 1 bulan 1 tahun : 50 mg I.M > 1 tahun : 75 mg I.MBila Diazepam tidak tersedia, langsung memakai fenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.Interpretasi EEG EEG / Elektro Ensefalografi adalah tehnik untuk merekam aktifitas otak melalui tengkorak yg utuh.EEG dapat mengungkapkan tanda-tanda ggn fungsi otak fokal atau global seperti, disfungsi otak pada pnderta epilepsi, tumor serebri, infark, hemorrhagic, kontusio serebri, ensefalitis, dan berbagai keadaan psikiatrik.

Cara Kerja - Alfa 813 Hz Relaks, mata tertutup- Beta > 14 Hz Aktifitas/ berfikir- Teta 47 Hz Tidur ringan/ stres emosional- Delta 0,53 Hz Tidur nyenyak

Hasil Pemeriksaan EEGEpilepsi : gelombang EEG pada pasien epilepsi tonik klonik kadang normal, pada interiktal yang yang abnormal didalamnya gelombang paku yang tajam polyspike (kompleks ).Tumor Inrakranial : irama lambat berfrekuensi kurang dari 4 spd (irama delta).Irama delta ini umumnya terlihat fokal, karenanya dapat dipakai untuk menetukan lokalisasi tumor.Meningitis : abnormalitas perlambatan yang difus berupa irama delta, baik pada bentuk purulent maupun serosa.Ensefalopati Metabolik Ensefalopati metabolik bukanlah sebuah diagnosa melainkan merupakan sebuah sindrom dari disfungsi umum serebral yang dirangsang oleh stres sistemik dan bisa memiliki gejala klinis yang beragam mulai dari disfungsi ringan hingga delirium agitasi, sampai koma dalam dengan postur deserebrasi. Ini semua tergantung dari kelainan metabolik yang dialamiKeadaan klinis yang ditandai dengan :Penurunan kesadaran sedang sampai beratGangguan neuropsikiatrik : kejang, lateralisasiKelainan fungsi neurotransmitter otakTanpa di sertai tanda - tanda infeksi bacterial yang jelasEtiologi Primer :a. degenerasi substansia grisea otak b. degenerasi di substansia alba Sekunder :Kekurangan zat asam, glikose dan kofaktor-kofaktor yang diperlukan untuk metabolisme sel. b. Penyakit-penyakit organik di luar susunan saraf c. Intoksikasi eksogenik d. Gangguan balans cairan dan elektrolit e. Penyakit-penyakit yang membuat toksin atau menghambat fungsi enzim- enzim serebral, seperti meningitis, ensefalitis dan perdarahan subarakhnoidal. f. Trauma kapitis yang menimbulkan gangguan difus tanpa perubahan morfologik, seperti pada komosioFaktor risikoGejala klinisDiagnosis Pe kadar oksigen dalam darahInfeksiBedah MayorPenyakit beratPenggunaan zat - zat sedatif dan narkotikPerdarahan saluran cernaDiare atau muntah persisten yang menyebabkan penurunan kadar potassiumKetidakseimbangan kadar elektrolitKonfusion atau AgitasiPerubahan tingkah laku dan personalityPelupaDisorientasiInsomniaKekakuan otot atau RigiditasTremorSulit berbicaraPergerakan yang tidak terkontrol, kejang Stupor atau komaPada pemeriksaan darah Pe kadar amonia dan kelainan signifikan yang berhubungan dengan organ penyebab ensefalopati tersebut.Screening test jika kejang melakukan prosedur yang berhubungan dengan pertukan cairan seperti bilas kandung kemih, hemodialisis, dan prosedur radiografi yang menggunakan materi kontras yang mengandung iodium melalui intravena, dan pemberian cairan IV secara cepatdilakukan pemriksaan GDS, AGD, plasma amoniak, laktat darah, plasma keton, asam amino plasma, fungsi liver, asam organik urin.Penatalaksanaan Medikamentosa Obat-obatan yang digunakan adalah untuk : - menetralisir toksin - menangani kondisi pasien - mencegah rekurensiPemberian makan melalui NGT ( Naso Gastric Tube ) diperlukan pada pasien koma.Transplantasi Bila masuk dalam keadaan kegagalan organ, maka diperlukan transplantasi.Tumor OtakDefinisi :Suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan penyakit yang menyerang otak manusia, sehingga tumor otak pada umumnya dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian

Epidemiologi :Tumor otak dapat terjadi pada semua usia; dapat terjadi pada anak kurang dari 10 tahun, tetapi paling sering terjadi pada dewasa usia decade kelima dan enamEtiologi : Genetik Kimia dan virus Radiasi Metastase TraumaKlasifikasi :Berdasarkan jenis tumorJinakMalignant Berdasarkan lokasiTumor intraduralTumor ekstradural

Gejala klinis :Gejala peningkatan intrakranialSakit kepalaMuntahPapiledemaGejala terlokalisasiTumor korteks motorik (kejang pada satu sisi tubuh)Tumor lobus oksipital (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandang, halusinasi penglihatan)Tumor serebelum (pusing, ataksia, otot-otot tidak terkoordinasi, nistagmus).Tumor lubus frontal (gangguan kepribadian, perabuhan status emosional dan tingkah laku) tumor intrakranial (gangguan kepribadian, gangguan gaya berjalan terutama lansia)Pemeriksaan diagnostik :AnamnesisNyeri kepalaMuntahKejangPemeriksaan fisik neurologikObservasi saraf pergerakan mata penglihatanPendengaranRefleks keseimbangan dan koordinasiPenciuman dan sentuhanMotorikPemeriksaan penunjang CT-Scan, MRI, EEGCT-Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran, dan kepadatan jejas tumor serta meluasnya edema serebral sekunderMRI mendeteksi jejas tumor yang kesil dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisisEEG mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yg ditempati tumor, u/ mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejangPenatalaksanaan Pembedahan. Radiotherapi indikasi: glioma maligna, oligodendrogliioma, dysgerminoma,dllKemotherapy indikasi : pengobatan induksi, kemotrapi adjuvant, kemotrapi primer, kemotrapi non-adjuvantManipulasi hormonal dan imunoterapiTerapi kortikosteroidKomplikasi Gangguan fisikGangguan kognitifGangguan tidur dan moodDisfungsi seksualBerdasarkan data di negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 than berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun berkisar 30-40%Prognosis Referensi Harsono, tumor otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1999 : 201-207Mahar, M., Proses Neoplasmik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar Edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000: 390-402Price, Sylvia A. Tumor Sistem Saraf pusat dalam Patofisiologi edisi 6, EGC. Jakarta. 2005. 1183-1189Hartwig, Mary S. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.Corwin, E. 2009. Patofisiologi: Buku Saku Edisi 3. Jakarta: EGCPrice, Sylvia A. And Larraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi volume 2. EGC, 2006P, Sidharta.2009.Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta : Dian Rakyat