Author
wahyu-aji
View
243
Download
8
Embed Size (px)
Gangguan Perilaku pada Anak
1. Normal pertumbuhan dan perkembangan anak ?Perkembangan anak (NORMAL)
a) Penalaran/kognitif
b) Perilaku
c) Emosi
d) Komunikasi
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
Kaplan dan Saddock, Sinopsis Psikiatri edisi 7 jilid II
Anak Dengan Mental Terbelakang, FKUI, Prof.Dr.dr.S.M. Lumbantobing
INDIKATOR PERKEMBANGAN YANG NORMAL
KEMAMPUAN DAN PROSES BERPIKIR
KOMUNIKASI GERAKAN
3 bln Berespon terhadap suara baru
Mengikuti benda dg mata
Berceloteh / bersuara
Tersenyum pada suara ibu
Mengangat kaki dan tangan
Melihat pergerakan
Melihat objek & orang
tangan sendiri
3-6 bln ê Mengenal ibu ê Mengapai objek
º Memalingkan kepala pd suara
º Mulai merabanº Meniru suara º Menangis dgn
suara berbeda
Mengangkat kepala
Mengerakkan benda dalam bermain
6-9 bln Meniru gerakan sederhana
Berespon jika dipanggil nama
Membuat kata2 berulang yang tidak bermakna (gaga,dada,dst)
Menggunakan suara untuk menarik perhatian
Merayap atau merangkak
Brdiri bpegangan kemeja
Bertepuk tangan Memindahkan
objek dari satu tangan ke tangan lainnya
9-12 bln ê Bermain permainan sederhana
ê Bergerak menuju benda yang diminati
ê Melihat gambar pada buku
º Melambaikan tangan utk “dada”
º Berhenti ketika dikatakan “tidak”
º Meniru kata2 baru
Berjalan sambil berpegangan
Menyatakan ingin benda ttt
Mencoret dengan pensil warna
12-18bln Meniru suara dan gerakan yang baru
Menunjuk pd benda yg diinginkan
Menggelengkan kepala mnyatakan “tdk”
Meniru kata baru Mengikuti
instruksi sderhana
Berjalan sendiri Naik/turun
tngga
Anak Dengan Mental Terbelakang, FKUI, Prof.Dr.dr.S.M. Lumbantobing
2. Kenapa pada umur 7 th anak cenderung pasif ?Merkuri (Hg) adalah logam berat yang berbahaya, karena merkuri bersifat racun, meskipun dalam konsentrasi kecil. Methylmercury (MeHg) bisa menguap dan dapat menembus plasenta.Kandungan MeHg di dalam ikan sangat toksik terhadap otak, karena otak berkembang dan sangat rentan terhadap efek berbahaya dari MeHg. Akibatnya, akan terjadi kerusakan otak pada bayi tersebut, retardasi mental, kebutaan dan penurunan fungsi komunikasi sampai tidak mampu berbicaraKuntz, S. W., Ricco, J. A., Hill, W. G., & Anderko, L. (2010). Communicating methylmercury risks and fish consumption benefits to vulnerable childbearing populations. JOGNN: Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing, 39 (1), 118- 126. doi: 10.1111/j.1552-6909.2009.01094.xDel Gobbo, L. C., Archbold, J. A., Vanderlinden, L. D., Eckley, C. S., Diamond, M. L., & Robson, M. (2010). Risks and benefits of fish consumption for childbearing women. Canadian Journal of Dietetic Practice & Research, 71 (1), 41-45. doi: 10.3148/71.1.2010.41
3. Apa yangmenyebabkan kemampuan bicaranya terhambat terutama dalam menyebutkan huruf r,l, dan s ?
Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan penyebab ganguan bicara adalah adanya gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan.Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh seperti lingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Namun bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat.
a. Gangguan pendengaranAnak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem pendengaran
b. Kelainan organ bicara
Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring.Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf ”t”, ”n” dan ”l”. Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti ”f”, ”v”, ”s”, ”z” dan ”th”.Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti ”s”, ”k”, dan ”g”
c. Retardasi mentalRedartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.
d. Genetik herediter dan kelainan kromosomMenurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan terapi bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa kromosom 47 XXY (klinefelter) mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX (super woman).
e. Kelainan central atau otakGangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar.
f. AutismGangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.Keterlambatan berbicara, Berbahaya atau tidak bahaya . Dr Widodo Judarwanto, SpA.
4. Apa hubungan masa kehamilan ibu dengan keluhan perkembangan anak ?
5. Apakah ada hubungan ibu suka makan seafood dengan keluhan ?
Satu alasan bahwa ikan sangat penting dikonsumsi oleh ibu hamil adalah ikan mengandung omega-3, yang terdiri dari docosahexaenoic (DHA) dan eicosapentaeonic (EPA). Dimana omega-3 ini mempunyai manfaat yang sangat penting untuk
perkembangan neurologic pada janin selama kehamilan yang berfungsi untuk meningkatkan perkembangan otak, kognitif, peningkatan penglihatan, prilaku sosial, kemampuan berbicara dan kemampuan motorik pada bayi.Ikan disatu sisi mengandung omega-3 yang banyak manfaatnya bagi ibu hamil, namun ikan juga mengandung metilmerkuri (MeHg). Merkuri yang dilepasken ke atmosfir melalui berbagai kegiatan, berasal dari pembakaran, sampah rumah tangga dan limbah industri. Asap yang mengandung merkuri tersebut ditransportasikan melalui udara dan mengendap di daratan serta air. Sebagian senyawa merkuri tersebut akan diubah menjadi MeHg oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. Kemudian MeHg akan diakumulasikan dalam ikan (Kuntz, Ricco, Hill, & Anderko, 2010). Kandungan MeHg di dalam ikan sangat toksik terhadap otak, karena otak berkembang dan sangat rentan terhadap efek berbahaya dari MeHg. Akibatnya, akan terjadi kerusakan otak pada bayi tersebut, retardasi mental, kebutaan dan penurunan fungsi komunikasi sampai tidak mampu berbicara. Bahkan masalah pada pencernaan dan ginjal juga dapat terjadi, yang beresiko terpajan merkuri adalah Janin. Oleh sebab itu, bahaya mengkonsumsi ikan laut oleh ibu hamil adalah hal penting yang harus diperhatikan dan segera mendapat penanganan secara cepat, karena Hg pada ibu hamil dapat mengalir ke janin yang sedang dikandungnya dan terakumulasi. Sehingga dapat mengalir ke janin lewat sawar plasenta. Melihat bahaya merkuri terhadap janin dan ibu hamil diatas, rekomendasi dan nasehat terhadap ibu hamil untuk mengurangi konsumsi ikan yang mengandung MeHg sangatlah penting (Del Gobbo et al., 2010).
Kuntz, S. W., Ricco, J. A., Hill, W. G., & Anderko, L. (2010). Communicating methylmercury risks and fish consumption benefits to vulnerable childbearing populations. JOGNN: Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing, 39 (1), 118- 126. doi: 10.1111/j.1552-6909.2009.01094.xDel Gobbo, L. C., Archbold, J. A., Vanderlinden, L. D., Eckley, C. S., Diamond, M. L., & Robson, M. (2010). Risks and benefits of fish consumption for childbearing women. Canadian Journal of Dietetic Practice & Research, 71 (1), 41-45. doi: 10.3148/71.1.2010.41
6. Mengapa secara fisik anak sering sakit-sakitan ?
7. Apa hubungan anak sering sakit-sakitan dengan keluhan perkembangan ?
8. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kelainan kromosom ?
PENYEBAB RETARDASI MENTAL
Penyebab retardasi mental secara umum dapat terjadi karena factor genetic, biologis non keturunan, dan lingkungan
1. Faktor geneticLebih dari 150 kerusakan gen yang diketahui dapat menyebabkan keterbelakangan mental, walaupun kebanyakan jarang terjadi. Dalam hal ini gen gagal memberikan perintah memproduksi enzim atau pembentukan enzim yang salah. Keadaan ini berlangsung sejak individu berada pada masa konsepsi. Terjadi kelainan kromosom karena penambahan atau pengurangan suatu kromosom, akibatnya terjadi kelainan fisik maupun fungsi-fungsi kecerdasannya
2. Biologis non-keturunana. Radiasi sinar X, dapat menyebabkan cacat pada Ibu selama kehamilan,
walaupun bahaya tidak diketahui dengan jelas radiasi dapat mengakibatkan bermacam-macam gangguan pada bayi yang belum lahir termasuk kematian, kelainan bentuk, kerusakan otak, kemudahan terkena kanker tertentu, umur pendek dan mutasi gen yang akibatnya baru terasa pada beberapa generasi berikutnya.
b. Keadaan gizi Ibu yang buruk ketika kehamilan, hal ini cukup beralasan kalau mengingat bahwa janin yang sedang tumbuh memperoleh makanan dari aliran darah ibunya, melalui membrane yang semi permiabel dari plasenta dan tali pusar. Kekurangan gizi bagi Ibu hamil mengakibatkan pembentukan sel-sel otak yang terjadi selama kehamilan mengalami gangguan. Berdasarkan penelitian anak-anak yang cacat lahir dan keterbelakangan mental diakibatkan oleh kekurangan gizi pada saat di dalam kandungan.
c. Obat-obatan, alasan penting kekhawatiran penggunaan obat-obatan ialah terjadi kerusakan anatomi pada anggota tubuh sekelompok bayi dan dicurigai mengakibatkan cacat lahir yang ibunya meminum obat thalidomid selama hamil. Termasuk di dalamnya beberapa antibiotic, hormon, steroid, antikoagulan, narkotika dan obat penenang serta beberapa obat halusinogenik seperti LSD dan PCP.
d. Faktor Rhesus, menunjukkan adanya factor kimia yang terdapat dalam darah sekitar 85% manusia, walaupun terdapat variasi ras dan etnik. Selama kehamilan, anti bodi dalam darah ibu dapat menyerang darah Rh-positif bayi yang belum lahir. Penghancuran yang terjadi dapat dibatasi sehingga timbul sebagai anemia ringan atau ekstensif sehingga mengakibatkan celebral palsy, ketulian, keterbelakangan mental bahkan kematian.
LingkunganSelain keadaan genetic dan biologis, factor lingkungan juga dapat berperan sebagai penyebeb retardasi mental terutama berkaitan dengan kesempatan stimulasi yang diberikan pada anak. Misalnya penolakan orangtua, anak yang
tidak diterima oleh orang tuanya sangat mungkin telah mendapat stimulasi yang cukup untuk optimalisasi perkembangannya.
Tomb, David A. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. 2003. Jakarta: EGC.
9. Cara pemeriksaan integensia ?
Intelegent Quotient atau IQ merupakan angka yang menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya dalam satu populasi. Untuk mengukur tingkat IQ seseorang, dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu Tes Verbal (Pengetahuan Umum) dan Non-Verbal (Pengorganisasian gambar dan angka secara abstrak).
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
Kulpak dr.H.Ismed Yusuf Sp.KJ
Link tes IQ: http://www.quickiqtest.net/indonesian/
10. Kategori dan normal IQ ?
A. Idiot IQ (0-29)Idiot merupakan kelompok individu terbelakang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya mengucapkan beberapa kata saja. Biasanya tidak dapat mengurus dirinya sendiri
seperti mandi, berpakaian, makan dan sebagainya, dia harus diurus oleh orang lain. Anak idiot tinggal ditempat tidur seumur hidupnya. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak normal 2 tahun. Sering kali umurnya tidak panjang, sebab selain intelegensinya rendah, juga badannya kurang tahan terhadap penyakit.
B. Imbecile IQ (30-40)Kelompok Anak imbecile setingkat lebih tinggi dari pada anak idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Pada imbecile dapat diberikan latihan-latihan ringan, tetapi dalam kehidupannya selalu bergantung kepada orang lain, tidak dapat mandiri. Kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 sampai 7 tahun.Anak-anak imbecile tidak dapat dididik di sekolah biasa.
C.Moron atau Debil IQ / Mentally retarted (50-69)Kelompok ini sampai tingkat tertentu masih dapat belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan sederhana, dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan dan pemecahan. Banyak anak-anak debil ini mendapat pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.
D.Kelompok bodoh IQ dull/ bordeline (70-79)Kelompok ini berada diatas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok normal (sebagai batas). Secara bersusah paya dengan beberapa hambatan, individu tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertama tetapi sukar sekali untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP
E. Normal rendah (below avarage), IQ 80-89Kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang tapi pada tingakat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya, mereka dapat menyelesaikan sekolah menengah tingkat pertama tapi agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada jenjang SLTA.
F. Normal sedang, IQ 90-109Kelompok ini merupkan kelompok normal atau rata-rata, mereka merupkan kelompok terbesar presentasenya dalam populasi penduduk.
G. Normal tinggi (above average) IQ 110-119Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat yang tinggi.
H. Cerdas (superior) ,IQ 120-129
Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. Mereka seringkali terdapat pada kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.
I. Sangat cerdas (very superior/ gifted) IQ 130-139Anak-anak very superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang bilangan, perbendaharaan kata yang luas, dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya, faktor kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan lebih menonjol dibandingkan anak normal.
J. Genius IQ 140>Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menemukan sesuatu yang baru meskipun dia tidak bersekolah. Kelompok ini berada pada seluruh ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi baik laki-laki maupun perempuan. Contoh orang-orang genius ini adalah Edison dan Einstein.
Taraf / Klasifikasi Intelligence Quotient (IQ)Klasifikasi Skala Weschler 128 ke-atas : Very Superior 120-127 : Superior 111-119 : Bright Normal (High Average) 91-110 : Average 80-90 : Dul Normal (Low Average) 66-79 : Borderline-Defective 65 ke-bawah : Mentally DefectiveKlasifikasi Skala Stanford-Binet 140-169 : Very Superior 120-139 : Superior 110-119 : Bright Normal (High Average) 90-1109 : Average (Rata-Rata) 80-89 : Dul Normal (Low Average) 70-79 : Borderline-DefectiveSumber:David Weschler. The Measurement of Adult Intelligence, 3rd Ed. Baltimore: The Williams & Wilkins, 1944, p 190. Lewis M. Terman & Maud A. Merrill.Stanford-Binet Intelligence-Scale. manual for The Third Revision Form L-M. Boston: Houghton-Mifflin, 1973, p 18. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual (DSM). 2nd Ed. Washington, D.C. APA, 1968, p 14.
Tingkat-tingkat retardasi mental dibagi menjadi:
1) Retardasi Mental Ringan
Nilai IQ pada Retardasi Mental Ringan 52-69. ketrampilan sosial dan komunikasinya
mungkin adekuat dalam tahun-tahun pra sekolah. Tetapi pada saan anak menjadi lebih
besar, defisit kognitif tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak
dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak lain seusianya. Biasanya
mengalami keterlambatan dalam mempelajari bahasa. Namun, masih dapat berbicara
untuk keperluan sehari-hari dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari serta terampil
dalam perkerjaan rumah tangga. Dan akan mengalami kesulitan dalam pelajaran
sekolah.
2) Retardasi Mental Sedang
Nilai IQ pada Retardasi Mental Sedang adalah 36-51. ketrampilan komunikasi
berkembang lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada usia sekolah dasar.
Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan dengan Retardasi Mental Ringan. Biasanya
lambat dalam perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa. Ketrampilan
merawat diri dan ketrampilan motoriknya pun terlambat. Penderita juga memerlukan
pengawasan seumur hidup dan program pendidikan khusus demi mengembangkan
potensi mereka yang terbatas agar memperoleh beberapa ketrampilan dasar.
3) Retardasi Mental Berat
Nilai IQ pada Retardasi Mental Berat 20-35. bicara anak terbatas dan perkembangan
motoriknya buruk. Pada usia pra sekolah sudah nyata ada gangguan. Pada masa usia
sekolah kemampuan bahasanya berkembang. Kebanyakan dengan gangguan motorik
yang berat akibat kerusakan perkembangan pada susunan saraf pusat.
4) Retardasi Mental Sangat Berat
Nilai IQ Retardasi Mental Sangat Berat di bawah 10. ketrampilan komunikasi dan
motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan
mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi juga masih membutuhkan
perawatan orang lain.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
11. Apa saja DD dan apakah kondisi anak ini bisa disembuhkan ?
AUTISME
Definisi:
Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang
berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada
dunianya sendiri (Suryana, 2004).
Ciri-ciri autisme:
Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IV-TR, 2004), kriteria
diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut:
A. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua dari
(1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3):
1. Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang dimanifestasikan dengan
setidak-tidaknya dua dari hal berikut:
a) Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa perilaku non
verbal seperti tatapan langsung, ekspresi wajah, postur tubuh dan gestur
untuk mengatur interaksi sosial.
b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang tepat
menurut tahap perkembangan.
c) Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk berbagi
kesenangan, ketertarikan atau pencapaian dengan orang lain (seperti
dengan kurangnya menunjukkan atau membawa objek ketertarikan).
d) Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.
2. Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan pada setidak-
tidaknya satu dari hal berikut:
a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa
(tidak disertai dengan usaha untuk menggantinya melalui beragam
alternatif dari komunikasi, seperti gestur atau mimik).
b) Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan ditandai dengan
kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan
orang lain.
c) Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan berbentuk tetap atau
bahasa yang aneh.
d) Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-pura yang spontan
atau permainan imitasi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangan.
3. Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan berbentuk tetap,
ketertarikan dan aktivitas, yang dimanifestasikan pada setidak-tidaknya satu
dari hal berikut:
a) Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola ketertarikan yang
berbentuk tetap dan terhalang, yang intensitas atau fokusnya abnormal.
b) Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau ritual yang
spesifik.
c) Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan atau
mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang kompleks dari
keseluruhan tubuh).
d) Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek
B. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut,
dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun: (1) interaksi sosial, (2) bahasa yang
digunakan dalam komunikasi sosial atau (3) permainan simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Rett’s Disorder atau Childhood
Disintegrative Disorder.
Tingkat kecerdasan anak autis:
Pusponegoro dan Solek (2007) menyebutkan bahwa tingkat kecerdasan anak autis
dibagi mejadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a) Low Functioning (IQ rendah)
Apabila penderitanya masuk ke dalam kategori low functioning (IQ rendah), maka
dikemudian hari hampir dipastikan penderita ini tidak dapat diharapkan untuk hidup
mandiri, sepanjang hidup penderita memerlukan bantuan orang lain.
b) Medium Functioning (IQ sedang)
Apabila penderita masuk ke dalam kategori medium functioning (IQ sedang), maka
dikemudian hari masih bisa hidup bermasyarakat dan penderita ini masih bisa masuk
sekolah khusus yang memang dibuat untuk anak penderita autis.
c) High Functioning (IQ tinggi)
Apabila penderitanya masuk ke dalam kategori high functioning (IQ ”tinggi”), maka
dikemudian hari bisa hidup mandiri bahkan mungkin sukses dalam pekerjaannya,
dapat juga hidup berkeluarga.
RETARDASI MENTAL
Definisi:
1. Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO,
MENKES 1990).
2. Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Carter
CH, Toback C).
Etiologi:
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktor-faktor yang
potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:
Non organik:
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
Faktor sosiokultural.
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.
Penelantaran anak.
Organik:
Faktor Pra-konsepsi
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan
neurocutaneous).
Kelainan kromosom.
Faktor Pre-natal
Gangguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
Disfungsi plasenta
Kelainan konginetal dari otak
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat)
Ibu DM, PKU
Toksemia gravidarum
Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
Faktor Peri-natal
Sangat prematur
Asfeksia neotorum
Trauma lahir
Meningitis
Kelainan metabolik
Faktor Post Natal
Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
Neurotoksin
CVA
Anoksia, misalnya tenggelam
Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal
Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis
Patofisiologi:
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul
pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-
keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa,
ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana
prasarana komunitas, pengarahan diri kesehatan dan keamanan akademik
fungsional bersantai dan bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis itu
meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan
muskuloskeletal meliputi: anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi
tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan
muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya
dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah
dalam keperawatan.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
ADHD
Definisi:
ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder,
(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan
Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan
pemusatan perhatian disertai hiperaktif.
Jadi, jika didefinisikan, secara umum ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang
memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi,
hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian
besar aktivitas hidup mereka.
Etiologi:
Bahan kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron dkk, 2000,
Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi &Sugiarmin, 2006), yang
mengatakan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terhadap munculnya
ADHD, yaitu:
Faktor genetika
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor penting
dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga
ADHD memiliki gangguan, yaitu jik orang tua mengalami ADHD, maka anaknya
beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami.
ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami ADHD.
Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul
genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.Dengan
demikian temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu
menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan.
Faktor neurobiologis
Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwa
terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul
pada kerusakan fungsi lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan
pada anak ADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi
lobus prefrontal. Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi
tinggi)menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini
meliputi korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam
bawah korteks serebral secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia.
Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan
respons, dan organisasi respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan
ciri-ciri yang serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD
mempunyai korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD.
Ciri-ciri ADHD:
a. Inatensi
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan ini tampak
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. Mereka sangat mudah
teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya atau oleh
perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demikian mereka hanya mampu
mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek,
sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya.
b. Impulsifitas
Yang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak
disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai oleh perasaannya sehingga
sangat cepat bereaksi. Mereka sulit untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk
mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang akan
ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan yang bersangkutan maupun
lingkungannya.
c. Hiperaktivitas
Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi gerakan yang
dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak
bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu yang
aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak
mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya,
sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak penting.
Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk
memusatkan perhatian.
American Psychiatric Assosiations (2005). Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM IV). Washington, DC. American Psychiatric Associations.
Alberto, P. A,. & Anne, C. A,. (1986). Applied Behavior Analysis for Teachers. Ohio:
Merrill Publishing Company.
Grad, L. Flick. (1998). ADD/ADHD Behavior-change Resource Kit. New York: The
Center for Applied Research in Education.