Upload
ajis-gagap
View
154
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
Bab I FUNDAMENTAL REKSADANA
1.1. Apa Itu Reksadana
Reksadana adalah instrumen investasi modern, dimana kita menitipkan uang
ke lembaga investasi khusus. Uang yang kita titipkan tadi akan diputar ke berbagai
investasi hingga akhirnya berbuah dan menghasilkan bunga.
Illustrasinya, Anda punya 10 juta rupiah, kemudian Anda titipkan ke lembaga
investasi VWXYZ. Kemudian oleh lembaga keuangan VWXYZ, uang Anda akan
diputar ke berbagai jenis investasi modern yang ada (saham, obligasi macam ORI,
obligasi perusahaan, deposito bank daerah, dan sebagainya).
Dari perputaran uang ke berbagai investasi itu, lembaga VWXYZ akan
menghasilkan keuntungan. Sebagian keuntungan akan diambil oleh lembaga itu
sebagai komisi untuk mereka, sebagian keuntungan lainnya (yang merupakan
sebagian besar) akan diberikan ke Anda sebagai bunga.
Investor membeli produk
reksadana sebesar 10 juta
1
Uang tersebut kemudian diputar
di sejumlah produk investasi (saham, obligasi, perbankan) oleh pihak manajer reksadana
2
3
Investasi membuat uang tersebut berbunga, menjadi 14 juta rupiah
1
4
Illustrasi tersebut diatas
Walaupun pada praktik nyatan
potongan (fee), serta potongan p
1.2. Beberapa Istilah Reksa
Di dunia reksadana, k
Penyertaan), NAB (Nilai Aktiva B
Top Up Fee, Minimal Subcsript / M
NAB (Nilai Aktiva Bers
saat. Misalnya pada sua
Untuk memahaminya, And
UP (Unit Penyertaan),
kita 10 juta, harga per u
4.000 unit.
Subscription / Top Up,
ke reksadana.
Subscription / Top U
memasukkan uang ke re
dan subscription fee ad
sebanyak 100 ribu.
Minimal Investasi, a
dimasukkan nasabah. Mis
suatu bank, Anda harus m
Bunga 4 juta tersebut akan dibagi, misalnya sebesar 200 ribu untuk
manajer reksadana sebagai komisi, dan sisanya untuk Anda
menggambarkan dasar cara kerja reksadana.
ya, tidak sesederhana itu, karena ada berbagai
ajak.
dana
ita akan mengenal beberapa istilah UP (Unit
ersih) atau NAV (Net Asset Value), Subcription Fee,
inimal Investasi, Redemption Fee.
ih), adalah harga per unit reksadana pada suatu
tu saat, harga reksadana adalah 4.000 per unit.
a bisa mengunjungi www.infovesta.com.
adalah jumlah unit yang kita miliki. Misalnya uang
nitnya (NAB) adalah 2.500, maka UP kita sebanyak
pemasukan investasi ketika kita memasukan uang
p Fee, merupakan fee yang ditarik ketika kita
ksadana. Misalnya kita memasukkan dana 10 juta
alah 1%, maka kita akan dikenai potongan fee
dalah besaran minimal investasi yang harus
alnya untuk bisa berinvestasi di reksadana melalui
enyetor dana awal minimal 10 juta rupiah.
2
Minimal Top Up, merupakan nominal minimal yang diijinkan ketika Anda
melakukan Top Up. Misalnya untuk tiap penyetoran dana minimal harus
menyetor 1 juta rupiah.
Redemption, penarikan / pencairan dana di reksadana.
Redemption Fee, fee yang dikenakan ketika Anda melakukan Redemption /
penarikan dana. Misalnya Anda menarik dana sebesar 10 juta, dan
redemption fee adalah 1%, maka kita akan dikenai potongan fee sebanyak
100 ribu.
Redemption Period, lama pencairan dana sejak Anda melakukan penarikan.
Misalnya Anda menarik dana tanggal 10 Januari 2010, dan lama redemption
period adalah 1 minggu, maka uang Anda akan cair pada 17 Januari 2010.
Perhatikan bahwa ada beberapa pihak yang membedakan Top Up dengan
Subscription. Dimana Subscript artinya pemasukan pertama, sedang Top Up disebut
sebagai pemasukan kembali.
Keuntungan di reksadana didapat dari kenaikkan harga Nab-nya. Sebagai
contoh, misalnya Anda membeli reksadana ABCD sebesar 100.000.000, dengan
subscription fee sebesar 1%, di harga Nab 5.000. Maka Anda akan mendapat
potongan sebesar 1.000.000 (1%). Sehingga uang bersih yang dimasukkan ke
reksadana sebesar 99.000.000, dan akan mendapat sebanyak: 19.800 lembar Up.
Suatu ketika 6 bulan kemudian, Nab produk reksadana ABCD naik menjadi
6.000 per lembarnya. Maka kini uang Anda naik menjadi: 6.000 x 19.800 =
118.800.000, dan Anda mendapat profit 18.800.000. Tentunya ketika Anda akan
mencairkannya, Anda akan kembali mendapatkan potongan redemption fee.
1.3. Varian Reksadana
Pada dasarnya reksadana mengenal beberapa jenis / varian reksadana.
Yakni:
Reksadana pendapatan tetap / fixed income (RDPT). Reksadana yang
komposisi dana kelolaannya sebagian besar masuk ke obligasi / deposito.
Reksadana saham (RDS). reksadana yang komposisi dana kelolaannya
sebagian besar ke saham.
3
Reksadana campuran (RDC). merupakan RD yang sebagian dananya
masuk ke saham, sebagian dananya masuk ke obligasi.
Reksadana terproteksi (RDT). merupakan jenis RD yang menjamin dana
nasabah pasti minimal 100% kembali (teorinya).
Reksadana pasar uang (RDPU). Reksadana yang memasukkan dana
nasabah ke berbagai produk perbankan, seperti deposito.
1.4. Mungkinkah Investasi Di Reksadana Mengalami Kerugian
Jawaban, Ya, bisa saja. Berikut beberapa penyebab kerugian di RD.
Pihak manajer reksadana mengalami kolaps & di-likuidasi. Teorinya, ada
kemungkinan beberapa uang kita tidak kembali.
Pasar bergejolak (volatil) dan investasi kita mengalami penurunan nilai.
Terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan penurunan nilai investasi
kita.
Terjadi bencana alam atau perubahan ekonomi makro yang memukul dunia
investasi di tanah air.
Aksi spekulan para investor asing yang kaya-raya, yang menyebabkan
penurunan nilai investasi kita.
Terjadi kepanikan besar-besaran & redemption massal yang memukul pihak
manajer reksadana, yang menyebabkan penurunan nilai investasi kita.
1.5. Mengapa Saya Harus Memilih Reksadana
Meskipun memiliki resiko diatas deposito, reksadana juga mampu memberi
bunga jauh di atas deposito. Secara rata-rata, reksadana mampu memberi return 30
s/d 50% /thn. Hal ini bisa dibuktikan dengan informasi dari situs keuangan
www.infovesta.com, berikut ini.
4
Bunga reksadana bisa mencapai 30 – 50% /thn, jauh di atas deposito
Meskipun demikian, perhatikan bahwa reksadana memiliki resiko diatas
deposito maupun tabungan bank. Oleh karena itu, sebelum Anda bermain reksadana
bekali diri Anda dengan pengetahuan tentang tata cara manajemennya lebih dulu.
1.6. Dasar Pemilihan RD Untuk Kebanyakan Orang
Memilih produk reksadana apa yang layak menjadi pilihan kita, pada
dasarnya tidak sukar. Yang dibutuhkan hanyalah informasi yang cukup, mengenai
track record kinerjanya, nama besarnya, kapitalisasinya, serta kemudahan
investasinya.
Pilihlah yang terbukti 10 besar utk jangka waktu minimal 1 tahun dan 3
tahun.
Pilihlah produk reksadana yang kapitalisasi dana kelolaannya minimal 100
milyar rupiah.
Carilah produk reksadana yang besarnya minimal investasi, minimal
subscription / top up, kemudahan melakukan redemption / top up, serta
redemption dan top up fee-nya, sesuai kekuatan finansial kita.
Sedapat mungkin cari tahu kekuatan manajer investasinya-nya dari
kemungkinan kolaps.
Sebagai contoh, Pak Ahmad (nama fiktif) mempunyai dana lowong sebesar
100 juta dan hendak berinvestasi di reksadana. Untuk itu dia butuh untuk
mengumpulkan informasi tentang reksadana sebanyak mungkin. Pertama, dia
5
membaca berbagai majalah investasi, seperti Investor atau Kontan, serta
mengunjungi berbagai situs keuangan seperti http://kontan.co.id/,
http://www.portalreksadana.com/, dan sebagainya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui daftar 10 besar produk reksadana
terbaik. Setelah Pak Ahmad mengetahui produk mana saja yang terbaik, Beliau
kemudian melakukan survey atas produk tersebut, untuk mengetahui berapa nilai
kapitalisasinya (asset under management / aum). Ternyata produk ABCD merupakan
satu diantara 10 besar reksadana terbaik, dan memiliki kapitalisasi 500 milyar
rupiah, cukup besar untuk diperkirakan tidak akan mudah kolaps begitu saja.
Terakhir Pak Ahmad mencari tahu nama manajer investasi produk reksadana
tersebut. Ternyata manajer investasinya cukup ternama dan track recordnya di
Indonesia cukup bagus. Banyak kalangan asuransi percaya kepadanya, dan
karenanya membuatnya makin bisa dipercaya.
Bersandar kepada informasi tersebut, Pak Ahmad akhirnya memutuskan
membeli produk reksadana ABCD tersebut dengan perasaan mantap. Intinya,
lakukan survey mendalam lebih dulu sebelum membeli, daripada merasa menyesal
belakangan.
1.7. Prinsip Pembandingan Reksadana
Ketika Anda memilih suatu produk reksadana, pastikan Anda membeli yang
best of the best, atau dengan kata lain yang terbaik dari 10 besar reksadana terbaik.
Untuk itu, gunakan situs: http://www.bloomberg.com/apps/data?pid=fundscreener
untuk membandingkan kinerja masing-masing produk reksadana yang ada.
6
Grafik perbandingan kinerja berbagai produk reksadana
Pastikan Anda melakukan perbandingan atas kinerja berbagai produk
reksadana selama minimal 5 tahun ke belakang. Misalnya, apabila Anda mengincar
produk reksadana ABCD, EFGH, IJKL, maka bandingkan kinerja 3 buah produk
reksadana tersebut selama kurun waktu 5 tahun. Nanti akan kelihatan mana yang
track record kinerjanya paling bagus selama 5 tahun terakhir, itulah yang layak kita
pilih.
1.8. Prinsip Rebalancing Portfolio
Tiap tahunnya, kinerja produk-produk reksadana tak pernah sama, selalu ada
produk yang naik dan ada pula produk yang turun. Untuk memahaminya, perhatikan
illustrasi berikut ini.
Bapak Ahmad (nama fiktif) memiliki 2 buah portfolio reksadana saham yakni
ABCD dan EFGH dan 1 buah portfolio reksadana pendapatan tetap yakni
WXYZ.
7
Di tahun 2008, diperkirakan reksadana saham akan mengalami penurunan,
maka Bapak Ahmad menempatkan hanya 30% uang gajinya ke reksadana
saham, dan sebesar 70% ke reksadana pendapatan tetap sebagai
diversifikasi.
Sebaliknya di tahun 2009, reksadana saham diperkirakan mengalami
kenaikkan maka Bapak Ahmad menempatkan 70% uang gajinya ke
reksadana saham, dan hanya 30% ke reksadana pendapatan tetap sebagai
diversifikasi.
Di tahun 2010, reksadana saham diperkirakan akan menjadi reksadana
dengan return terbaik. Maka Bapak Ahmad kembali menempatkan 70% uang
gajinya ke reksadana saham, dan hanya 30% ke reksadana pendapatan
tetap.
Pada tahun 2009 reksadana terbaik adalah ABCD dan EFGH, sedangkan pada
pertengahan tahun 2010 diketahui posisi ABCD dan EFGH bergeser, dan
reksadana terbaik adalah IJKL. Maka Pak Ahmad membeli juga reksadana
saham IJKL selain tetap menempatkan uang di kedua reksadana lamanya.
Pada tahun 2011, diperkirakan reksadana saham akan melonjak kembali dan
reksadana pendapatan tetap malah akan terpuruk, maka Bapak Ahmad
menempatkan 80% uang gajinya ke reksadana saham, dan hanya 20% ke
reksadana pendapatan tetap sebagai diversifikasi.
Pada tahun 2011, ternyata reksadana saham ABCD dan EFGH akan kembali
menjadi produk reksadana terbaik, maka Pak Ahmad kembali mengalokasikan
lebih banyak uang ke kedua produk reksadana tersebut, selain tetap
mempertahankan produk reksadana lainnya yang juga bagus hanya sedang
tak bersinat, IJKL.
Pada tahun 2012 diperkirakan bisa terjadi krisis ekonomi global, maka Pak
Ahmad bersiap-siap memasukkan uang gajinya ke deposito atau rekening
tabungan saja, karena pada masa krisis biasanya return reksadana akan
mengalami penurunan drastis.
Illustrasi tersebut diatas menjelaskan prinsip rebalancing portfolio, sebagai
berikut.
8
Jika pada suatu periode diperkirakan return suatu jenis reksadana kurang
optimal, maka diversifikasikan uang Anda ke jenis reksadana lainnya, atau ke
produk keuangan lainnya.
Jika pada suatu periode, terdapat produk reksadana lainnya yang melebihi
return produk reksadana lama Anda, maka pertimbangkanlah untuk
membelinya atau mengalokasikan lebih banyak uang ke produk reksadana
tersebut.
Untuk melakukan rebalancing portfolio, situs yang bisa digunakan adalah:
http://www.bloomberg.com/apps/data?pid=fundscreener yang memberikan
informasi perbandingan return antar produk reksadana.
9
BAB 2 VOLATILITAS PASAR
2.1. Pengenalan Volatilitas
Pada bulan Maret, nilai investasi reksadana Pak Ahmad sebesar 100 juta
rupiah. Ternyata karena suatu sebab, investasi reksadana mengalami penurunan
nilai di bulan April, dan kini investasi reksadana Pak Ahmad menjadi sebesar 95 juta
rupiah. Pada bulan Mei, ternyata investasi reksadana masih tetap turun dan
akibatnya nilai investasi reksadana Pak Ahmad turun menjadi sebesar 85 juta rupiah.
Sedangkan karena laporan keuangan industri di US per kuartal yang bagus, maka
bulan-bulan berikutnya investasi reksadana terus naik, hingga kini nilai investasi
reksadana Pak Ahmad naik menjadi sebesar 115 juta rupiah.
Illustrasi tersebut diatas menggambarkan bahwa dunia reksadana, akan
selamanya bergejolak naik dan turun. Kondisi naik dan turun tersebut, disebut
volatilitas pasar.
2.2. Hubungan Reksadana Saham Dengan IHSG
Reksadana terutama reksadana saham dan campuran, memiliki hubungan
dengan IHSG (Index Harga Saham Gabungan). Pertanyaannya, mengapa IHSG
(Index Harga Saham Gabungan) amat berperan penting dalam dunia reksadana
saham dan campuran?
Sebab biasanya untuk sebagian besar reksadana saham, nilainya mempunyai
korelasi hubungan dengan IHSG.
Yang artinya kalau IHSG naik, kebanyakan reksadana saham akan ikut naik.
Sebaliknya kalau IHSG turun, kebanyakan reksadana saham akan ikut turun.
Pendek kata, kalau kita bisa memantau apakah IHSG akan naik-turun, kita
bisa membeli (subscript / top up) di harga murah dan jual (redempt) di harga
mahal.
10
2.3. Memahami Harga Murah
Berinvestasi reksadana, kadang mirip berdagang emas. Kita beli emas di
harga murah, lalu jual di harga mahal. Begitu pula bermain saham, persis berdagang
emas yakni beli di harga murah, dan jual di harga mahal. Oleh karena itu, semua
investor reksadana tentunya ada keinginan mampu membeli unit-unit reksadana di
harga mahal. Pertanyaannya, adakah caranya mengetahui harga-harga reksadana
sudah murah atau kemahalan?
Pertama, berkunjung ke situs http://finance.yahoo.com/charts. Ketikan
“^jkse” pada textbox Symbols dan tekan Enter. Setelah grafik IHSG yang
biasanya ditandakan dengan garis biru tebal muncul, klik tab “Technical
Indicators”, dan pilih Exponential Moving Averages.
Kedua, isikan EMA 20 , 50, 100.
Ketiga, setelah muncul garis EMA. Yang harus Anda lakukan hanyalah
membandingkan posisi IHSG saat ini, dengan garis EMA.
Perbandingan Garis IHSG dan Garis Moving Averages
11
Aturannya: (1) Jika garis IHSG berada di bawah garis EMA, artinya harga
lebih murah dari rata-rata beberapa saat lampau. (2) Jika IHSG berada sama
seperti garis EMA, artinya harga sama murahnya dengan rata-rata harga
beberapa periode lampau. (3) Jika IHSG berada di atas garis EMA, artinya
harga sudah diatas rata-rata harga beberapa periode lampau.
Contohnya, jika IHSG berada di atas EMA 50 dan berada di bawah EMA 20,
artinya harga saat ini sudah berada di atas rata-rata harga selama 50 hari
kerja terakhir (sekitar 2-3 bulanan, sebab bursa mengenal sistem 5 hari
kerja), dan masih di bawah rata-rata harga 20 hari terakhir (sekitar 1
bulanan). Artinya harga masih cukup murah, walau tidak benar-benar murah,
sebab harga saat ini masih di bawah rata-rata harga 1 bulan terakhir.
Kalau Anda bingung, coba analogikan dengan sistem diskon di pasar murah.
Kalau harga saat ini di bawah rata-rata harga pasar selama 3 bulan terakhir,
berarti harga saat ini termasuk murah. Kalau harga saat ini, dibawah rata-
rata harga 1 bulan terakhir di pasar, artinya masih cukup murah, walau tak
terbilang benar-benar murah.
Nah, jadi di pasar murah harga kemahalan / kemurahan, bisa diketahui
dengan membandingkan harga saat ini dengan rata-rata beberapa bulan
terakhir. Hal tersebut berlaku di pasar murah, dan hal yang sama berlaku
pula di dunia reksadana.
Keempat, sistem membandingkan harga kemahalan atau kemurahan ini bisa
digunakan untuk patokan membeli / menjual reksadana, dengan sistem beli
di harga murah dan jual di harga mahal. Bahkan mereka yang menggunakan
DCA (sistem investasi rutin) pun, bisa menggunakan trik ini jika
menginginkan investasi yang lebih optimal returnnya. Disini kita lihat EMA
termasuk amat berguna dalam membantu pengambilan keputusan kita.
Sebaliknya harga mahal hanyalah pembalikan dari teknik mendeteksi harga
murah, yang dijelaskan pada sub-bab ini.
2.4. Mengenal Empat Macam Pergerakan Index
Pada dasarnya pergerakan index IHSG, mengenal 4 macam pergerakan,
sebagai berikut.
12
Ketika musim kenaikkan, biasanya kita melakukan DCA secara rutin. Sembari
mencadangkan sebagian uang di tabungan / deposito sebagai dana cadangan. Jika
suatu saat kenaikkan berakhir dan digantikan penurunan, kita punya uang lebih
untuk membeli reksadana lagi di harga yang murah, demi meng-cover kerugian atas
penurunan silam.
Pada musim penurunan, jika penurunannya drastis sebaliknya kita melakukan
DCA kembali, yakni redemption secara bertahap. Hal ini perlu dilakukan ketika
terjadi gejala krisis ekonomi, tetapi kita tidak yakin 100% akan parah atau tidak.
Bisa saja saat ini terjadi krisis, dan beberapa minggu kedepan index berbalik naik
kembali. Dalam kondisi macam itu sebaiknya kita menarik sebagian saja uang kita,
tak perlu semuanya agar jika benar-benar naik kita tidak mengalami kerugian.
Pada grafik mendatar, kita juga melakukan DCA kembali, karena bisa saja
besok index berbalik naik. Hanya saja, ketika index mendatar, ada baiknya jangan
memasukkan banyak-banyak, apabila besok turun tak ada uang untuk dimasukkan
kembali.
Grafik kuda liar terjadi ketika kondisi perekonomian tak menentu. Di satu sisi
banyak sentimen positif yang mampu mendongkrak index, tetapi di lain pihak
banyak juga sentimen negatif yang mampu melemahkan index. Akibatnya investor
merasa ragu dan kadang membeli dan kadang menjual, sesuai keraguan mereka. Di
saat seperti itu, sulit menentukan index akan naik atau turun, maka DCA adalah
pilihan yang terbaik.
Mengenai DCA akan dijelaskan kemudian pada sub-bab berikutnya.
13
BAB 3 DOLLAR COST AVERAGING
3.1. Mengenal DCA
DCA berarti memasukkan uang secara rutin ke investasi, biasanya dilakukan
di akhir bulan. Sebagai contoh, terdapat seorang ibu muda bernama Martha (nama
fiktif), yang hendak merencanakan pendanaan masa depan buah hatinya.
Karena terbilang masih awam di dunia reksadana, petugas bank memberinya
saran untuk melakukan DCA saja. Caranya, tiap akhir bulan ketika sang suami
menerima gaji bulanan, Martha menyisihkan sebesar 2 juta uang suaminya untuk
dimasukan ke reksadana. Dengan cara ini, Martha rutin berinvestasi 2 juta per
bulan, secara rutin di reksadana. Teknik menyetor dana secara rutin ini disebut DCA.
Benefitnya:
Anda tak perlu susah-susah melakukan berbagai prediksi pasar.
Kebanyakan khalayak yang bermain di reksadana, melakukan sejumlah analisis
pasar sebelum bermain, meliputi analisis GDP, analisis devisa, analisis kondisi
hutang dalam negeri, analisis angka PHK, analisis kekuatan industri, analisis
makro ekonomi luar negeri, serta berbagai analisis teknikal meliputi EMA, RSI,
PSAR, dan sebagainya.
Semua analisis tersebut cukup rumit dan hanya dikuasai oleh orang yang
sudah bermain di reksadana minimal 1 tahun keatas, biasanya bahkan butuh 3
tahun ke atas untuk bisa menguasainya secara mahir. Dengan menggunakan
DCA, Anda tak perlu melakukan analisis-analisis tersebut, cukup dengan bermain
secara disiplin dengan menyetor uang secara rutin.
Anda tidak akan mengalami terlalu besar kerugian ketika pasar turun.
Misalnya pada tanggal 1 Juni, pasar mengalami penurunan -5%. Pada tanggal 20
Juni pasar naik kembali 4%, pada tanggal 28 Juni pasar mengalami penurunan
sebesar -4%, pada tanggal 10 Juli pasar mengalami kenaikan sebesar 3%, dan
kemudian turun kembali sebesar -6%, pada akhir Juli ternyata pasar naik
kembali sebesar 10%.
Karena Anda memasukkan uang ke reksadana secara rutin tiap akhir
bulan, maka investasi Anda akan mendapatkan nilai rata-rata (averaging) dari
semua penurunan dan kenaikkan tersebut. Karenanya ketika turun, maka
14
penurunan yang Anda alami cenderung tak terlalu besar, karena Anda mendapat
rata-rata penurunan. Kelemahannya ketika terjadi kenaikkan, kenaikkan yang
Anda alami juga tak terlalu besar karena Anda mendapat rata-rata kenaikkan.
Cukup aman pada kondisi dunia reksadana bergejolak. Kadang di dunia
reksadana sering terjadi naik-turun bergantian secara amat cepat (lihat grafik
kuda liar). Dalam kondisi tersebut, DCA merupakan teknik standar yang
digunakan oleh mayoritas investor, bahkan oleh pemain saham sekalipun.
3.2. Kelemahan DCA
Meskipun biasanya memberi imbal hasil yang bagus, pada suatu krisis
perekonomian, maka DCA bisa saja memberi hasil yang kurang optimal. Dengan
demikian kelemahan utama DCA terjadi pada krisis perekonomian besar-besaran.
Sebagai contoh, misalnya di April 2008, mulai terjadi penurunan nilai
reksadana secara besar-besaran akibat krisis sub-prime mortgage Amerika, hingga
awal 2009. Maka langkah yang seharusnya ditempuh adalah
Menarik dana di reksadana sejak April 2008.
Memasukkannya kembali ke reksadana pada awal 2009.
Jika Anda tetap memaksa melakukan DCA, yakni rutin memasukkan uang
setiap akhir bulan selama masa krisis, maka uang yang Anda masukkan akan
mengalami penurunan nilai.
Untuk mengatasi kelemahan DCA tersebut, Anda dianjurkan untuk
mempelajari tata cara mendeteksi krisis, dan bagaimana prosedurnya bereaksi pada
masa krisis.
3.3. Lump Sump
Adalah kebalikan DCA. Jika DCA memasukkan uang secara rutin dalam
jumlah tetap, lump sump sebaliknya memasukkan uang dalam jumlah besar pada
momentum tertentu. Sebagai contoh, Pak Chandra (nama fiktif) adalah pemain
saham berbakat. Selain bermain saham, dia ingin mendiversifikasikan uangnya ke
reksadana. Didukung keahliannya bermain saham, maka dia membaca momentum
pasar kapan pasar dirasa akan naik, dan memasukkan uang ke reksadana saham
dalam jumlah besar.
15
Berbeda dengan Bu Martha yang berinvestasi 2 juta secara rutin tiap akhir
bulannya, Pak Chandra langsung memasukkan uang 25 juta di pertengahan tahun
sekaligus, yakni di saat reksadana baru saja mengalami penurunan besar dan
harganya sudah murah. Tujuannya ingin memanfaatkan suatu momentum pasar,
untuk meraih hasil yang lebih besar daripada sekedar menggunakan DCA.
Perhatikan bahwa teknik lump sump bisa jadi menorehkan hasil yang lebih
besar daripada teknik DCA, apabila pemilihan momentumnya benar dan didukung
kemampuan membaca masa depan pasar dengan baik. Tetapi jika kemampuan
analisis yang bersangkutan kurang memadai, justru boleh jadi teknik lump sump
akan menjadi bumerang yang membawa kerugian besar kepada finansial kita.
Lebih lanjut, teknik lump sump biasa dilakukan di kondisi season / musim
tertentu, pada penurunan besar-besaran, maupun dalam kondisi kita amat yakin
bahwa di masa mendatang dunia finansial reksadana akan mengalami kenaikan
pesat.
16
BAB 4 PRINSIP PROBABILITAS
4.1. Reksadana Adalah Investasi Jangka Panjang
Berbeda dengan saham yang pada umumnya merupakan permainan jangka
pendek, reksadana merupakan permainan jangka panjang. Alasannya sebagai
berikut.
Dana di reksadana tidak bisa ditarik dengan cepat. Pada saham, Anda
bisa menjual saham dan menerima uangnya di hari itu juga, tetapi di
reksadana Anda butuh waktu beberapa hari (biasanya 7 hari), hingga dana
tersebut cair.
Pemasukan dan penarikan dana di reksadana, dikenai fee lebih besar.
Di dunia reksadana, ketika Anda memasukkan dana biasanya akan dikenai
fee potongan sebesar 0.5 s/d 2%. Begitu pula ketika Anda menarik dana,
maka akan dikenai potongan pula. Potongan tersebut membuat Anda tidak
bisa menarik dan memasukkan dana sembarangan, karena jika Anda menarik
dan memasukkan dana dalam tempo singkat, maka akumulasi potongan yang
Anda terima akan menjadi cukup besar.
Pertanyaannya, berapa periode yang dibutuhkan untuk bermain di
reksadana? Pada umumnya para pakar sepakat bahwa jangka panjang di reksadana
berarti minimal 1 tahun ke atas, bahkan bisa berkisar 5 hingga 10 tahun.
4.2. Mendeteksi Prospek 1 Tahun Ke Depan
Karena berdasarkan definisi reksadana adalah investasi jangka panjang,
dimana Anda minimal mampu menahan dana Anda tetap di reksadana selama 1
tahun, maka Anda harus mempunyai perkiraan: “Tahun depan kemungkinan
ekonomi dunia akan naik atau turun”.
Sebagai contoh, misalnya pada akhir 2010 saya mendapat laba usaha berupa
sejumlah uang tunai, yang akan saya investasikan ke reksadana di 2011. Maka
sebelum saya berinvestasi di reksadana, saya akan mencoba menganalisis apakah 1
17
tahun ke depan, kondisi dunia reksadana cenderung akan meningkat atau malah
menurun.
Pada dasarnya kita berinvestasi, jika potensi kenaikkan di atas potensi
penurunan. Sehingga apabila tahun depan, yakni 2011 probabilitas dunia reksadana
akan meningkat sebesar 70% dan probabilitas reksadana akan menurun sebesar
30% misalnya, maka karena prospek kenaikkan lebih besar dari prospek penurunan,
maka kita sebagai investor berani berinvestasi di reksadana. Inilah yang disebut
sebagai konsep probabilitas investasi.
4.3. Bagaimana Implementasinya
Bab ini khusus saya terangkan sebagai teori saja. Karena praktiknya untuk
memprediksi bagaimana prospek perekonomian 1 tahun mendatang, dibutuhkan
kemampuan makro ekonomi yang kuat serta kemampuan analisis fundamental yang
baik. Berikut hal-hal yang diperlukan untuk memprediksi kondisi reksadana di masa
mendatang.
Angka devisa suatu negara
Kondisi hutang piutang suatu negara
Sektor yang defisit di suatu negara
Kondisi ekspor impor suatu negara
Kondisi perkembangan industri suatu negara
Kondisi inflasi deflasi suatu negara
Kondisi daya beli suatu negara
Kondisi politik suatu negara
Kondisi keamanan suatu negara
Angka kepercayaan negara lain terhadap negara tersebut
Semua faktor dunia keuangan meliputi saham, obligasi, mata uang,
perbankan, dan sebagainya.
Dari penjelasan diatas, bisa dilihat bahwa betapa rumitnya memprediksi
prospek perekonomian suatu negara 1 tahun mendatang, untuk seorang pemain
baru di dunia reksadana. Oleh karena itu, disini saya hanya menerangkannya
sebagai teori saja, siapa tahu kelak Anda menguasai teknik ekonomi makro dan
mampu menerapkan teori di bab ini dalam investasi Anda.
18
BAB 5 SISTEM INVESTASI REKSADANA
5.1. Sistem Yang Cocok Untuk Kebanyakan Orang
Untuk merancang sistem investasi yang cocok untuk Anda pribadi, diperlukan
pemahaman tentang prinsip DCA, prinsip fundamental analisis yang menganalisis
kondisi makro keuangan global saat ini maupun tahun mendatang, dan kemampuan
bertahan dalam krisis ekonomi. Berikut trik sistem permainan reksadana yang bisa
dipraktikkan oleh kebanyakan khalayak masyarakat.
Gunakan sistem DCA (Dollar Cost Averaging) di masa normal / hari-hari
biasa.
Gunakan pula DCA di masa Anda merasakan ketidak pastian.
Sisakan sebagian uang di rekening tabungan atau deposito 3 bulanan,
sebagai dana cadangan untuk meng-cover kejadian tak terduga (misalnya
mendadak di-PHK).
Gunakan hanya momentum tertentu untuk memasukkan uang ke reksadana
secara lump sump. Jika Anda tidak yakin, jangan lakukan lump sump.
Usahakan sedapat mungkin mendeteksi krisis.
Jika Anda merasa krisis akan terjadi tetapi tidak yakin, gunakan teknik DCA
pula dalam penarikannya.
Masukkan hanya uang yang bisa ditahan dalam jangka waktu lama. Misalnya
uang 25 juta yang akan digunakan untuk membiayai anak masuk SD dalam
tempo 6 bulan lagi, seyogyanya jangan dimasukkan ke reksadana, karena itu
bukan dana yang bisa ditahan dalam jangka waktu lama.
Kebutuhan yang hendak di-cover pembiayaannya dengan reksadana,
haruslah kebutuhan jangka panjang. Misalnya kebutuhan masuk SD anak 1
tahun lagi, jangan di-cover dengan reksadana apalagi reksadana saham yang
memiliki resiko besar. Sebaliknya dana pendidikan anak masuk kuliah 18
19
tahun mendatang, bisa di-cover dengan reksadana karena sifatnya jangka
panjang.
Untuk jangka pendek, secara umum reksadana pasar uang memberi kinerja
lebih baik. Untuk jangka panjang, secara umum reksadana saham memberi
kinerja lebih baik.
5.2. Konsep “Masa” / “Musim” Reksadana
Pada dasarnya, untuk memahami bagaimana sistem terbaik untuk
berinvestasi di reksadana, kita perlu mengenal lebih dulu beberapa “masa” di
reksadana.
5.2.1. Masa Normal
Adalah masa-masa dimana kenaikan / penurunan di reksadana berjalan
normal. Suatu rally (kenaikkan) dikatakan normal, jika kenaikkan tidak terlalu
drastis seperti tahun 2009 silam misalnya. Begitu pula bearish (penurunan) tetap
dikatakan masa normal, apabila penurunan tidak terlalu drastis sebagaimana tahun
2008 silam.
Dalam masa normal, teknik permainan reksadana yang terbaik adalah DCA.
Alasannya di masa normal, apakah besok akan naik atau turun, agak sukar
diprediksi. Berbeda dengan masa bullish (musim kenaikkan), dimana besok
kemungkinan besar akan naik. Berbeda pula dengan masa bearish (musim
penurunan), dimana besok kemungkinan besar akan turun. Di masa normal, besok
naik atau turun akan sukar diprediksi, kecuali apabila Anda mendapat informasi dari
“orang dalam” pemerintahan, sebagaimana informasi dari menteri keuangan atau
informasi dari pejabat fed.
Oleh karena itu, di masa normal teknik terbaik bermain reksadana adalah
DCA, yang menjaga investasi kita bila “turun sekalipun, tidak akan terlalu turun
karena semua di-averaging”.
20
5.2.2. Masa Krisis
Adalah masa-masa dimana perekonomian memburuk. Biasanya karena
terjadi kegagalan pada suatu sektor ekonomi penting. Sebuah analogi untuk
menggambarkan krisis adalah analogi tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri atas jantung, sistem pencernaan, lambung, paru-paru
dan limpa. Kelimanya disebut 5 organ vital, yang aliran energinya dipompa darah.
Jika suatu ketika terjadi kegagalan sistem pada salah satu organ penting, maka akan
darah akan mengalir lebih cepat dan tak beraturan karena mati-matian harus
mempertahankan fungsi organ tetap hidup, di saat lain tubuh akan merasakan panas
dan tak nyaman, hingga masalahnya selesai.
Pada perekonomian kita mengenal “organ-organ” penting perekonomian,
yakni perbankan, industri, gdp dan phk, devisa negara dan hutang negara, serta nilai
tukar mata uang. Bila salah satu fungsi terganggu, maka akan terjadi problem
ekonomi kecil-kecilan. Bila sakit memarah dan suatu fungsi benar-benar terganggu,
maka akan dimulai krisis ekonomi. Jika penyakit menyebar ke fungsi-fungsi lain,
maka akan terjadi lebih dari satu “organ” yang terinfeksi, dan terjadilah krisis
ekonomi berkepanjangan.
Gejala-gejala awal krisis biasanya diawali gejala kecil seperti flu-flu kecil.
Misalnya suatu bank mengajukan permohonan bantuan karena permasalahan kredit.
Angka eksport import menurun. Suatu industri mengalami penurunan. Berbagai
perusahaan mulai melakukan phk. Hutang luar negeri terancam gagal bayar, dan
sebagainya.
Ketika jumlah permasalahan mulai membesar, maka fungsi “organ”
perekonomian akan terganggu. Ibaratnya flu yang memarah, akan mengganggu
sistem pernafasan. Ketika paru-paru terganggu maka darah dan nutrisi akan mati-
matian mengalirkan energi ke paru-paru untuk mempertahankannya.
Maka begitu pula yang terjadi di dunia nyata. Ketika suatu faktor
perekonomian terjatuh, misalnya terjadi gagal bayar hutang, maka pihak pemerintah
dan perbankan akan melakukan bail out, yakni mengalirkan uang demi
mempertahankan fungsi perekonomian tidak terganggu.
Contoh kedua, jika terjadi kredit mobil macet dan kredit rumah macet, maka
bank akan mengalami krisis kredit macet (NPL atau kredit macet akan meningkat).
Maka bank sentral akan mengeluarkan uang untuk mempertahankan bank tetap
bertahan dan kepercayaan nasabah tetap terjaga.
Ketika usaha bank sentral dan pemerintah berhasil, maka krisis tak terjadi
dan perekonomian balik ke masa normal. Sebaliknya jika upaya tersebut gagal, dan
krisis merembet ke sektor lain, misalnya kasus kredit macet menyebabkan pasokan
dana untuk perkembangan industri terganggu, maka akan terjadi krisis yang lebih
besar. Jika krisis berkepanjangan, index saham akan terganggu dan terjadilah
penurunan besar-besaran.
21
5.2.3. Masa Pemulihan
Setelah seseorang terkena penyakit tipus (krisis) misalnya, dan dirawat di
rumah sakit 1 bulan lamanya. Berangsur-angsur tubuhnya mulai pulih. Pada saat
itulah, jumlah sel darahnya naik pesat. Jika semula sel darah putihnya hanyalah
2.000, kini akan naik menjadi 3.000 dan akhirnya kembali ke 4.000 sel darah putih,
seiring kondisi tubuhnya membaik.
Demikian pula ketika krisis berakhir, kenaikan index akan pesat sekali. Alasan
utamanya adalah karena saham-saham sudah banyak turun ketika krisis terjadi,
sehingga banyak sekali saham-saham yang dijual dengan harga yang amat murah.
Dan karena harganya murah, maka ketika naik juga akan melonjak banyak, sebab
banyak investor yang tertarik membelinya.
Sehingga di masa pemulihan kenaikkan sampai 100% /thn, bukanlah suatu
yang tidak mungkin. Bahkan tak jarang ada reksadana yang naik sampai 130% /thn.
Saat inilah saat keemasan suatu reksadana.
5.3. Musim / Season
Selain mengenal tiga masa tersebut diatas, dunia pasar saham juga
mengenal apa yang disebut “musim”. Pada dasarnya musim adalah suatu
momentum, suatu saat yang mampu meningkatkan persentase kepastian untung di
reksadana. Berikut beberapa musim yang ada:
• Musim Windows Dressing
• Musim Januari Effect
• Musim Laporan Per Kuartal
• Musim Rating
• Musim Panen
• Berbagai musim lainnya
Membeli pada musim tertentu bisa meningkatkan kesuksesan permainan
reksadana kita. Misalnya saja pada bulan Juli, ada laporan per kuartal yang akan
muncul. Alih-alih DCA secara rutin, kita memilih menunggu sesaat hingga laporan
kuartal muncul. Jika hasilnya lebih banyak yang positif, kita masuk. Jika banyak
yang negatif, kita tunggu 1 mingguan supaya index turun sesaat dulu.
Contoh kedua adalah di akhir tahun biasanya ihsg naik, karena ada musim
dingin as/eropa yang membuat harga minyak naik. Di lain pihak terdapat windows
dressing dan januari effect. Maka kita bisa masuk agak banyak sebelum musim
dingin terjadi, misalnya di pertengahan november.
Contoh ketiga, setiap beberapa saat lembaga-lembaga rating biasanya
mengumumkan rating terbaru suatu negara. Misalnya saja lembaga S&P menaikkan
22
rating Indonesia satu tingkat, maka bisa menambah kepercayaan kita bahwa
kemungkinan secara jangka panjang ihsg Indonesia akan prospek cerah. Nah, kita
jadi lebih berani berinvestasi jangka panjang dan lebih berani bermain di reksadana
yang agresif misalnya.
Ketiga illustrasi di atas menjelaskan mengapa DCA perlu dilengkapi
kemampuan membaca momentum. Untuk yang sudah bisa, berlatihlah
menerapkannya. Untuk yang masih belajar, bisa mencoba DCA murni dulu sambil
pelan-pelan belajar meningkatkan kemampuannya.
5.3.1. Implementasi Musim / Season
Musim / season adalah permainan reksadana tingkat atas. Teknik ini
sebenarnya didasarkan pada teknik permainan saham, yang sudah banyak dilakukan
oleh para pelaku pemain saham.
Untuk mengimplementasikan teknik ini, dibutuhkan kemampuan membaca
history masa lalu. Sebagai contoh misalnya pada tahun akhir tahun 2009, windows
dressing yang disusul januari effect menyebabkan kenaikan pada reksadana. Dan
pada tahun akhir tahun 2010, kembali windows dressing yang disusul januari effect
menyebabkan kenaikan pada reksadana. Maka disini bisa disimpulkan, bahwa
selama 2 tahun berturut-turut pada akhir tahun biasanya akan terjadi kenaikkan
reksadana. Maka bisa diharapkan pada akhir tahun 2011, akan terjadi kenaikan
dengan penyebab yang sama.
Dalam konteks ini bisa dilihat konsep musim / season sebagai kondisi:
Sesuatu yang terjaidi berulang kali di masa lampau.
Dan karenanya kemungkinan besar terjadi kembali di masa kini.
Dimana akibatnya bisa diprediksi (apakah akan cenderung menaikkan /
menurunan dunia reksadana).
Dalam konteks ini, untuk menerapkan season Anda harus sudah terbiasa
dengan kejadian-kejadian di dunia reksadana secara umum. Dan karenanya sudah
memahami di bulan ini biasanya ada event apa, di bulan itu biasanya ada event apa,
dan apa dampaknya pada nilai investasi saya.
Permainan season hanya dimungkinkan apabila pelakunya sudah cukup
berpengalaman selama beberapa tahun, minimal 1 – 2 tahun. Direkomendasikan
Anda sudah punya pengalaman 3 tahun ke atas dan terbiasa dengan membaca-baca
berita keuangan dunia.
23
5.4. Contoh Implementasi Sistem
Ahmad Toha (nama fiktif) adalah seorang lelaki kelahiran Ujung Pandang
berusia tiga puluhan. Syiur nyiur melambai, dia gemar berinvestasi reksadana demi
merencakan pensiunnya.
Suatu ketika rating Indonesia dinaikkan satu tingkat oleh lembaga pe-rating
S&P. Selain itu cadangan devisa negara dinyatakan naik oleh presiden, di lain pihak
GDP negara pun terus meningkat. Maka Ahmad Toha berpandangan bahwa prospek
reksadana jangka panjang akan cukup cerah. Maka dia berani masuk ke reksadana
agresif, misalnya Fortis Solaris.
Suatu ketika ihsg Indonesia drop cukup banyak. Maka Ahmad Toha membaca
berita-berita perekonomian dunia. Dia mencari gejala krisis skala besar, seperti
perusahaan besar bangkrut, bank-bank terancam likuidasi dan sebagainya. Tetapi
akhirnya disimpulkannya krisis itu takkan terlalu besar, walau dia juga tak mampu
memprediksi kapan berakhirnya. Maka dia terus melakukan DCA hanya saja dia
memecah uangnya ke reksadana pendapatan tetap, supaya jika kelak penurunan
memburuk betulan, dia siap membeli kembali di harga murah untuk meng-cover
kerugian tempo hari silam.
Di akhir tahun, sekitar bulan November dia memasukkan uang lebih banyak
dari biasanya. Caranya kalau dia biasanya memasukkan 70% uang ke reksadana
saham dan 30% ke reksadana pendapatan tetap, maka kini dia memasukkan 100%
ke reksadana saham. Sebab dia yakin dalam jangka pendek, fenomena musim dingin
as/eropa, windows dressing dan januari effect akan mampu mengerek index ihsg
barang sedikit.
Dua tahun kemudian, krisis benar-benar terjadi dan Ahmad Toha gagal
memprediksinya. Maka dia menarik dananya sedikit demi sedikit, karena jujur saja
pengetahuan makro ekonominya yang kurang memadai membuat dia tak mampu
memprediksi kapan krisis berakhir. Maka yang bisa dia lakukan adalah menarik dana
sedikit demi sedikit dan lebih banyak memasukkan uang ke tabungan.
Ketika akhirnya krisis berakhir ditandai penurunan index yang mencapai -
50% dan keberhasilan stimulus, Pak Ahmad menarik uangnya di deposito dan rdpt,
untuk dimasukkan ke reksadana saham demi meng-cover kerugian sebelumnya.
Setiap 1 tahun sekali, Pak Ahmad juga berkunjung ke situs
http://www.bloomberg.com/apps/data?pid=fundscreener untuk melihat
perbandingan return produk reksadananya. Tujuannya untuk melakukan rebalancing
pemasukan dananya. Misalnya saja setahun ini return reksadana A kalah jauh dari
reksadana B, maka dia akan memasukkan dana lebih banyak ke reksadana B. Dan
jika tahun depan dari hasil evaluasi diketahui reksadana A kembali menang dari
reksadana B, maka dia pun memasukkan lebih banyak uang ke reksadana A.
Setelah berinvestasi dalam kurun sekitar 20 tahun, maka Ahmad Toha siap
pensiun. Maka dia mengamati chart ihsg dan membaca-baca makro dunia. Teryata
24
ihsg baru saja mengalami krisis besar dan kini sudah klimaks. Maka dia menunda
pensiunnya sebab diperkirakannya tahun depan akan menjadi tahun pemulihan yang
banyak menaikkan investasinya. Dan setelah masa pemulihan berakhir, barulah dia
menarik uang pensiunnya untuk dipindah ke investasi low risk, macam reksadana
pasar uang dan deposito. Akhirnya di masa-masa terakhir hidupnya, Pak Ahmad
berhasil menikmati pensiun yang tenang dan damai.
5.6. Kesimpulan
Sampai disini saya yakin Anda semua sudah memiliki dasar pemahaman
bagaimana cara berinvestasi di reksadana. Sebagai penutup, kami sajikan
kesimpulan atas berbagai materi tersebut diatas, sebagai berikut.
DCA merupakan teknik yang paling cocok untuk orang kebanyakan.
DCA bisa digabung lump sump sesaat, untuk meng-cover kerugian akibat
krisis maupun untuk memaksimalkan investasi di suatu momentum tertentu.
Memiliki dana cadangan, selain membuat investasi terdiversifikasi, juga akan
membuat pikiran lebih tenang karena jika terjadi penurunan kita bisa
membeli kembali di harga murah.
Walau kita memulai dengan DCA tetapi mempelajari makro ekonomi tetap
ada gunanya.
Krisis bisa ditangani dengan memprediksinya sebelum benar-benar
mengimbas kita besar-besaran. Jika kita gagal memprediksinya, bisa
ditangani dengan menarik reksadana secara DCA sesuai keyakinan kita akan
potensi penurunannya. Jika sudah terlambat melakukan kedua hal tersebut,
ambillah uang dari deposito atau reksadana pendapatan tetap, untuk dipindah
ke reksadana saham ketika penurunan sudah klimaks. Dan jika teknik
terakhir ini pun gagal Anda lakukan, tahanlah uang tersebut secara jangka
panjang supaya kelak naik kembali.
Klimaks pada krisis dinyatakan penurunan yang sudah besar, misalnya -50%.
Serta keberhasilan stimulus maupun munculnya isu-isu positif yang akan
mengerek index. Biasanya pada masa krisis, lebih baik jangan berinvestasi
ketika belum terjadi pembalikan. Akan lebih bijak menunggu titik balik
terjadi, untuk lebih menyakinkan prediksi kita bahwa krisis berakhir memang
benar valid.
25
Setiap tahunnya kita perlu rutin memantau return investasi kita, untuk
mengetahui apakah produk reksadana kita sudah bagus atau kita perlu
melakukan re-balancing pemasukan asset.
Reksadana adalah instrumen jangka panjang. Sehingga sebaiknya uang yang
dimasukkan bukanlah uang yang dibutuhkan untuk jangka pendek
mendatang, misalnya dana pendidikan anak masuk SD 6 bulan mendatang.
Selamat mengimplementasikan teknik-teknik yang kami jabarkan pada modul
ini. Semoga berfaedah untuk kehidupan finansial Anda sekeluarga. Kiranya Tuhan
memberkati.
DISCLAIMER Reksadana bukanlah produk perbankan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dia berbeda dengan deposito dan rekening tabungan yang tak ada resiko penurunan nilai. Pada reksadana, dalam kondisi tertentu Anda bisa kehilangan uang hingga -70% atau bahkan lebih. Permainan reksadana membutuhkan kemampuan manajemen memadai, jam terbang tinggi, mental yang cukup kuat, serta kemampuan berinvestasi secara jangka panjang.Resiko ditanggung pihak investor sendiri, modul ini hanya menjelaskan teknik permainannya.
Ditulis oleh:
Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM,
Entrepreneur, penulis buku, investor dan calon franchisor.
Apabila Anda hendak membeli Business Opportunity (franchise) yang
menawarkan kestabilan return, prospek profit, dukungan support purna jual,
kepastian BEP, serta biaya yang murah, silakan hubungi kontak kami.
Author buku:
“Hidup Kaya Tanpa Bekerja”,
“Siapa Bilang Buka Usaha Itu Susah”,
“Resep Kaya Ala Orang Cina”,
“The Next Milionaire”,
“Jurus Jitu Membuka Usaha Restoran”,
“Jurus Jitu Anti Rugi Bisnis Franchise”,
“Negosiasi Anti Gagal, Siapa Saja Dimana Saja Kapan Saja”.
Segera terbit:
“Jadi Pegawai Nggak Kaya, Percuma”,
“Gulung Tikar? No Way! – Kiat Sukses Jadi Pengusaha Tanpa Bangkrut”,
“Kebanjiran Order Itu Super Gampang ~ teknik
26
meledakkan order yg sumbernya dari pengalaman pribadi”
Buku bisa diperoleh di: www.andipublisher.com.
Kontak kami:
http://bisnisreksadanakomputer.blogspot.com
[email protected], [email protected]
Modul ini bebas untuk disebarluaskan via Internet tanpa melanggar Hak Ciptanya, dengan
persyaratan sebagai berikut.
Mohon agar jangan memodifikasi isi modul ini, sehingga menjadi tidak semestinya.
Pastikan bahwa tulisan berwarna hijau tua di bagian paling bawah, tidak dihapus.
Kirimkan modul ke orang lain, dengan tetap menyertakan tulisan hijau tua di paling
bawah.
27