27
Bab I FUNDAMENTAL REKSADANA 1.1. Apa Itu Reksadana Reksadana adalah instrumen investasi modern, dimana kita menitipkan uang ke lembaga investasi khusus. Uang yang kita titipkan tadi akan diputar ke berbagai investasi hingga akhirnya berbuah dan menghasilkan bunga. Illustrasinya, Anda punya 10 juta rupiah, kemudian Anda titipkan ke lembaga investasi VWXYZ. Kemudian oleh lembaga keuangan VWXYZ, uang Anda akan diputar ke berbagai jenis investasi modern yang ada (saham, obligasi macam ORI, obligasi perusahaan, deposito bank daerah, dan sebagainya). Dari perputaran uang ke berbagai investasi itu, lembaga VWXYZ akan menghasilkan keuntungan. Sebagian keuntungan akan diambil oleh lembaga itu sebagai komisi untuk mereka, sebagian keuntungan lainnya (yang merupakan sebagian besar) akan diberikan ke Anda sebagai bunga. Investor membeli produk reksadana sebesar 10 juta 1 Uang tersebut kemudian diputar di sejumlah produk investasi (saham, obligasi, perbankan) oleh pihak manajer reksadana 2 3 Investasi membuat uang tersebut berbunga, menjadi 14 juta rupiah 1

Modul Investasi Reksadana

Embed Size (px)

Citation preview

Bab I FUNDAMENTAL REKSADANA

1.1. Apa Itu Reksadana

Reksadana adalah instrumen investasi modern, dimana kita menitipkan uang

ke lembaga investasi khusus. Uang yang kita titipkan tadi akan diputar ke berbagai

investasi hingga akhirnya berbuah dan menghasilkan bunga.

Illustrasinya, Anda punya 10 juta rupiah, kemudian Anda titipkan ke lembaga

investasi VWXYZ. Kemudian oleh lembaga keuangan VWXYZ, uang Anda akan

diputar ke berbagai jenis investasi modern yang ada (saham, obligasi macam ORI,

obligasi perusahaan, deposito bank daerah, dan sebagainya).

Dari perputaran uang ke berbagai investasi itu, lembaga VWXYZ akan

menghasilkan keuntungan. Sebagian keuntungan akan diambil oleh lembaga itu

sebagai komisi untuk mereka, sebagian keuntungan lainnya (yang merupakan

sebagian besar) akan diberikan ke Anda sebagai bunga.

Investor membeli produk

reksadana sebesar 10 juta

1

Uang tersebut kemudian diputar

di sejumlah produk investasi (saham, obligasi, perbankan) oleh pihak manajer reksadana

2

3

Investasi membuat uang tersebut berbunga, menjadi 14 juta rupiah

1

4

Illustrasi tersebut diatas

Walaupun pada praktik nyatan

potongan (fee), serta potongan p

1.2. Beberapa Istilah Reksa

Di dunia reksadana, k

Penyertaan), NAB (Nilai Aktiva B

Top Up Fee, Minimal Subcsript / M

NAB (Nilai Aktiva Bers

saat. Misalnya pada sua

Untuk memahaminya, And

UP (Unit Penyertaan),

kita 10 juta, harga per u

4.000 unit.

Subscription / Top Up,

ke reksadana.

Subscription / Top U

memasukkan uang ke re

dan subscription fee ad

sebanyak 100 ribu.

Minimal Investasi, a

dimasukkan nasabah. Mis

suatu bank, Anda harus m

Bunga 4 juta tersebut akan dibagi, misalnya sebesar 200 ribu untuk

manajer reksadana sebagai komisi, dan sisanya untuk Anda

menggambarkan dasar cara kerja reksadana.

ya, tidak sesederhana itu, karena ada berbagai

ajak.

dana

ita akan mengenal beberapa istilah UP (Unit

ersih) atau NAV (Net Asset Value), Subcription Fee,

inimal Investasi, Redemption Fee.

ih), adalah harga per unit reksadana pada suatu

tu saat, harga reksadana adalah 4.000 per unit.

a bisa mengunjungi www.infovesta.com.

adalah jumlah unit yang kita miliki. Misalnya uang

nitnya (NAB) adalah 2.500, maka UP kita sebanyak

pemasukan investasi ketika kita memasukan uang

p Fee, merupakan fee yang ditarik ketika kita

ksadana. Misalnya kita memasukkan dana 10 juta

alah 1%, maka kita akan dikenai potongan fee

dalah besaran minimal investasi yang harus

alnya untuk bisa berinvestasi di reksadana melalui

enyetor dana awal minimal 10 juta rupiah.

2

Minimal Top Up, merupakan nominal minimal yang diijinkan ketika Anda

melakukan Top Up. Misalnya untuk tiap penyetoran dana minimal harus

menyetor 1 juta rupiah.

Redemption, penarikan / pencairan dana di reksadana.

Redemption Fee, fee yang dikenakan ketika Anda melakukan Redemption /

penarikan dana. Misalnya Anda menarik dana sebesar 10 juta, dan

redemption fee adalah 1%, maka kita akan dikenai potongan fee sebanyak

100 ribu.

Redemption Period, lama pencairan dana sejak Anda melakukan penarikan.

Misalnya Anda menarik dana tanggal 10 Januari 2010, dan lama redemption

period adalah 1 minggu, maka uang Anda akan cair pada 17 Januari 2010.

Perhatikan bahwa ada beberapa pihak yang membedakan Top Up dengan

Subscription. Dimana Subscript artinya pemasukan pertama, sedang Top Up disebut

sebagai pemasukan kembali.

Keuntungan di reksadana didapat dari kenaikkan harga Nab-nya. Sebagai

contoh, misalnya Anda membeli reksadana ABCD sebesar 100.000.000, dengan

subscription fee sebesar 1%, di harga Nab 5.000. Maka Anda akan mendapat

potongan sebesar 1.000.000 (1%). Sehingga uang bersih yang dimasukkan ke

reksadana sebesar 99.000.000, dan akan mendapat sebanyak: 19.800 lembar Up.

Suatu ketika 6 bulan kemudian, Nab produk reksadana ABCD naik menjadi

6.000 per lembarnya. Maka kini uang Anda naik menjadi: 6.000 x 19.800 =

118.800.000, dan Anda mendapat profit 18.800.000. Tentunya ketika Anda akan

mencairkannya, Anda akan kembali mendapatkan potongan redemption fee.

1.3. Varian Reksadana

Pada dasarnya reksadana mengenal beberapa jenis / varian reksadana.

Yakni:

Reksadana pendapatan tetap / fixed income (RDPT). Reksadana yang

komposisi dana kelolaannya sebagian besar masuk ke obligasi / deposito.

Reksadana saham (RDS). reksadana yang komposisi dana kelolaannya

sebagian besar ke saham.

3

Reksadana campuran (RDC). merupakan RD yang sebagian dananya

masuk ke saham, sebagian dananya masuk ke obligasi.

Reksadana terproteksi (RDT). merupakan jenis RD yang menjamin dana

nasabah pasti minimal 100% kembali (teorinya).

Reksadana pasar uang (RDPU). Reksadana yang memasukkan dana

nasabah ke berbagai produk perbankan, seperti deposito.

1.4. Mungkinkah Investasi Di Reksadana Mengalami Kerugian

Jawaban, Ya, bisa saja. Berikut beberapa penyebab kerugian di RD.

Pihak manajer reksadana mengalami kolaps & di-likuidasi. Teorinya, ada

kemungkinan beberapa uang kita tidak kembali.

Pasar bergejolak (volatil) dan investasi kita mengalami penurunan nilai.

Terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan penurunan nilai investasi

kita.

Terjadi bencana alam atau perubahan ekonomi makro yang memukul dunia

investasi di tanah air.

Aksi spekulan para investor asing yang kaya-raya, yang menyebabkan

penurunan nilai investasi kita.

Terjadi kepanikan besar-besaran & redemption massal yang memukul pihak

manajer reksadana, yang menyebabkan penurunan nilai investasi kita.

1.5. Mengapa Saya Harus Memilih Reksadana

Meskipun memiliki resiko diatas deposito, reksadana juga mampu memberi

bunga jauh di atas deposito. Secara rata-rata, reksadana mampu memberi return 30

s/d 50% /thn. Hal ini bisa dibuktikan dengan informasi dari situs keuangan

www.infovesta.com, berikut ini.

4

Bunga reksadana bisa mencapai 30 – 50% /thn, jauh di atas deposito

Meskipun demikian, perhatikan bahwa reksadana memiliki resiko diatas

deposito maupun tabungan bank. Oleh karena itu, sebelum Anda bermain reksadana

bekali diri Anda dengan pengetahuan tentang tata cara manajemennya lebih dulu.

1.6. Dasar Pemilihan RD Untuk Kebanyakan Orang

Memilih produk reksadana apa yang layak menjadi pilihan kita, pada

dasarnya tidak sukar. Yang dibutuhkan hanyalah informasi yang cukup, mengenai

track record kinerjanya, nama besarnya, kapitalisasinya, serta kemudahan

investasinya.

Pilihlah yang terbukti 10 besar utk jangka waktu minimal 1 tahun dan 3

tahun.

Pilihlah produk reksadana yang kapitalisasi dana kelolaannya minimal 100

milyar rupiah.

Carilah produk reksadana yang besarnya minimal investasi, minimal

subscription / top up, kemudahan melakukan redemption / top up, serta

redemption dan top up fee-nya, sesuai kekuatan finansial kita.

Sedapat mungkin cari tahu kekuatan manajer investasinya-nya dari

kemungkinan kolaps.

Sebagai contoh, Pak Ahmad (nama fiktif) mempunyai dana lowong sebesar

100 juta dan hendak berinvestasi di reksadana. Untuk itu dia butuh untuk

mengumpulkan informasi tentang reksadana sebanyak mungkin. Pertama, dia

5

membaca berbagai majalah investasi, seperti Investor atau Kontan, serta

mengunjungi berbagai situs keuangan seperti http://kontan.co.id/,

http://www.portalreksadana.com/, dan sebagainya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui daftar 10 besar produk reksadana

terbaik. Setelah Pak Ahmad mengetahui produk mana saja yang terbaik, Beliau

kemudian melakukan survey atas produk tersebut, untuk mengetahui berapa nilai

kapitalisasinya (asset under management / aum). Ternyata produk ABCD merupakan

satu diantara 10 besar reksadana terbaik, dan memiliki kapitalisasi 500 milyar

rupiah, cukup besar untuk diperkirakan tidak akan mudah kolaps begitu saja.

Terakhir Pak Ahmad mencari tahu nama manajer investasi produk reksadana

tersebut. Ternyata manajer investasinya cukup ternama dan track recordnya di

Indonesia cukup bagus. Banyak kalangan asuransi percaya kepadanya, dan

karenanya membuatnya makin bisa dipercaya.

Bersandar kepada informasi tersebut, Pak Ahmad akhirnya memutuskan

membeli produk reksadana ABCD tersebut dengan perasaan mantap. Intinya,

lakukan survey mendalam lebih dulu sebelum membeli, daripada merasa menyesal

belakangan.

1.7. Prinsip Pembandingan Reksadana

Ketika Anda memilih suatu produk reksadana, pastikan Anda membeli yang

best of the best, atau dengan kata lain yang terbaik dari 10 besar reksadana terbaik.

Untuk itu, gunakan situs: http://www.bloomberg.com/apps/data?pid=fundscreener

untuk membandingkan kinerja masing-masing produk reksadana yang ada.

6

Grafik perbandingan kinerja berbagai produk reksadana

Pastikan Anda melakukan perbandingan atas kinerja berbagai produk

reksadana selama minimal 5 tahun ke belakang. Misalnya, apabila Anda mengincar

produk reksadana ABCD, EFGH, IJKL, maka bandingkan kinerja 3 buah produk

reksadana tersebut selama kurun waktu 5 tahun. Nanti akan kelihatan mana yang

track record kinerjanya paling bagus selama 5 tahun terakhir, itulah yang layak kita

pilih.

1.8. Prinsip Rebalancing Portfolio

Tiap tahunnya, kinerja produk-produk reksadana tak pernah sama, selalu ada

produk yang naik dan ada pula produk yang turun. Untuk memahaminya, perhatikan

illustrasi berikut ini.

Bapak Ahmad (nama fiktif) memiliki 2 buah portfolio reksadana saham yakni

ABCD dan EFGH dan 1 buah portfolio reksadana pendapatan tetap yakni

WXYZ.

7

Di tahun 2008, diperkirakan reksadana saham akan mengalami penurunan,

maka Bapak Ahmad menempatkan hanya 30% uang gajinya ke reksadana

saham, dan sebesar 70% ke reksadana pendapatan tetap sebagai

diversifikasi.

Sebaliknya di tahun 2009, reksadana saham diperkirakan mengalami

kenaikkan maka Bapak Ahmad menempatkan 70% uang gajinya ke

reksadana saham, dan hanya 30% ke reksadana pendapatan tetap sebagai

diversifikasi.

Di tahun 2010, reksadana saham diperkirakan akan menjadi reksadana

dengan return terbaik. Maka Bapak Ahmad kembali menempatkan 70% uang

gajinya ke reksadana saham, dan hanya 30% ke reksadana pendapatan

tetap.

Pada tahun 2009 reksadana terbaik adalah ABCD dan EFGH, sedangkan pada

pertengahan tahun 2010 diketahui posisi ABCD dan EFGH bergeser, dan

reksadana terbaik adalah IJKL. Maka Pak Ahmad membeli juga reksadana

saham IJKL selain tetap menempatkan uang di kedua reksadana lamanya.

Pada tahun 2011, diperkirakan reksadana saham akan melonjak kembali dan

reksadana pendapatan tetap malah akan terpuruk, maka Bapak Ahmad

menempatkan 80% uang gajinya ke reksadana saham, dan hanya 20% ke

reksadana pendapatan tetap sebagai diversifikasi.

Pada tahun 2011, ternyata reksadana saham ABCD dan EFGH akan kembali

menjadi produk reksadana terbaik, maka Pak Ahmad kembali mengalokasikan

lebih banyak uang ke kedua produk reksadana tersebut, selain tetap

mempertahankan produk reksadana lainnya yang juga bagus hanya sedang

tak bersinat, IJKL.

Pada tahun 2012 diperkirakan bisa terjadi krisis ekonomi global, maka Pak

Ahmad bersiap-siap memasukkan uang gajinya ke deposito atau rekening

tabungan saja, karena pada masa krisis biasanya return reksadana akan

mengalami penurunan drastis.

Illustrasi tersebut diatas menjelaskan prinsip rebalancing portfolio, sebagai

berikut.

8

Jika pada suatu periode diperkirakan return suatu jenis reksadana kurang

optimal, maka diversifikasikan uang Anda ke jenis reksadana lainnya, atau ke

produk keuangan lainnya.

Jika pada suatu periode, terdapat produk reksadana lainnya yang melebihi

return produk reksadana lama Anda, maka pertimbangkanlah untuk

membelinya atau mengalokasikan lebih banyak uang ke produk reksadana

tersebut.

Untuk melakukan rebalancing portfolio, situs yang bisa digunakan adalah:

http://www.bloomberg.com/apps/data?pid=fundscreener yang memberikan

informasi perbandingan return antar produk reksadana.

9

BAB 2 VOLATILITAS PASAR

2.1. Pengenalan Volatilitas

Pada bulan Maret, nilai investasi reksadana Pak Ahmad sebesar 100 juta

rupiah. Ternyata karena suatu sebab, investasi reksadana mengalami penurunan

nilai di bulan April, dan kini investasi reksadana Pak Ahmad menjadi sebesar 95 juta

rupiah. Pada bulan Mei, ternyata investasi reksadana masih tetap turun dan

akibatnya nilai investasi reksadana Pak Ahmad turun menjadi sebesar 85 juta rupiah.

Sedangkan karena laporan keuangan industri di US per kuartal yang bagus, maka

bulan-bulan berikutnya investasi reksadana terus naik, hingga kini nilai investasi

reksadana Pak Ahmad naik menjadi sebesar 115 juta rupiah.

Illustrasi tersebut diatas menggambarkan bahwa dunia reksadana, akan

selamanya bergejolak naik dan turun. Kondisi naik dan turun tersebut, disebut

volatilitas pasar.

2.2. Hubungan Reksadana Saham Dengan IHSG

Reksadana terutama reksadana saham dan campuran, memiliki hubungan

dengan IHSG (Index Harga Saham Gabungan). Pertanyaannya, mengapa IHSG

(Index Harga Saham Gabungan) amat berperan penting dalam dunia reksadana

saham dan campuran?

Sebab biasanya untuk sebagian besar reksadana saham, nilainya mempunyai

korelasi hubungan dengan IHSG.

Yang artinya kalau IHSG naik, kebanyakan reksadana saham akan ikut naik.

Sebaliknya kalau IHSG turun, kebanyakan reksadana saham akan ikut turun.

Pendek kata, kalau kita bisa memantau apakah IHSG akan naik-turun, kita

bisa membeli (subscript / top up) di harga murah dan jual (redempt) di harga

mahal.

10

2.3. Memahami Harga Murah

Berinvestasi reksadana, kadang mirip berdagang emas. Kita beli emas di

harga murah, lalu jual di harga mahal. Begitu pula bermain saham, persis berdagang

emas yakni beli di harga murah, dan jual di harga mahal. Oleh karena itu, semua

investor reksadana tentunya ada keinginan mampu membeli unit-unit reksadana di

harga mahal. Pertanyaannya, adakah caranya mengetahui harga-harga reksadana

sudah murah atau kemahalan?

Pertama, berkunjung ke situs http://finance.yahoo.com/charts. Ketikan

“^jkse” pada textbox Symbols dan tekan Enter. Setelah grafik IHSG yang

biasanya ditandakan dengan garis biru tebal muncul, klik tab “Technical

Indicators”, dan pilih Exponential Moving Averages.

Kedua, isikan EMA 20 , 50, 100.

Ketiga, setelah muncul garis EMA. Yang harus Anda lakukan hanyalah

membandingkan posisi IHSG saat ini, dengan garis EMA.

Perbandingan Garis IHSG dan Garis Moving Averages

11

Aturannya: (1) Jika garis IHSG berada di bawah garis EMA, artinya harga

lebih murah dari rata-rata beberapa saat lampau. (2) Jika IHSG berada sama

seperti garis EMA, artinya harga sama murahnya dengan rata-rata harga

beberapa periode lampau. (3) Jika IHSG berada di atas garis EMA, artinya

harga sudah diatas rata-rata harga beberapa periode lampau.

Contohnya, jika IHSG berada di atas EMA 50 dan berada di bawah EMA 20,

artinya harga saat ini sudah berada di atas rata-rata harga selama 50 hari

kerja terakhir (sekitar 2-3 bulanan, sebab bursa mengenal sistem 5 hari

kerja), dan masih di bawah rata-rata harga 20 hari terakhir (sekitar 1

bulanan). Artinya harga masih cukup murah, walau tidak benar-benar murah,

sebab harga saat ini masih di bawah rata-rata harga 1 bulan terakhir.

Kalau Anda bingung, coba analogikan dengan sistem diskon di pasar murah.

Kalau harga saat ini di bawah rata-rata harga pasar selama 3 bulan terakhir,

berarti harga saat ini termasuk murah. Kalau harga saat ini, dibawah rata-

rata harga 1 bulan terakhir di pasar, artinya masih cukup murah, walau tak

terbilang benar-benar murah.

Nah, jadi di pasar murah harga kemahalan / kemurahan, bisa diketahui

dengan membandingkan harga saat ini dengan rata-rata beberapa bulan

terakhir. Hal tersebut berlaku di pasar murah, dan hal yang sama berlaku

pula di dunia reksadana.

Keempat, sistem membandingkan harga kemahalan atau kemurahan ini bisa

digunakan untuk patokan membeli / menjual reksadana, dengan sistem beli

di harga murah dan jual di harga mahal. Bahkan mereka yang menggunakan

DCA (sistem investasi rutin) pun, bisa menggunakan trik ini jika

menginginkan investasi yang lebih optimal returnnya. Disini kita lihat EMA

termasuk amat berguna dalam membantu pengambilan keputusan kita.

Sebaliknya harga mahal hanyalah pembalikan dari teknik mendeteksi harga

murah, yang dijelaskan pada sub-bab ini.

2.4. Mengenal Empat Macam Pergerakan Index

Pada dasarnya pergerakan index IHSG, mengenal 4 macam pergerakan,

sebagai berikut.

12

Ketika musim kenaikkan, biasanya kita melakukan DCA secara rutin. Sembari

mencadangkan sebagian uang di tabungan / deposito sebagai dana cadangan. Jika

suatu saat kenaikkan berakhir dan digantikan penurunan, kita punya uang lebih

untuk membeli reksadana lagi di harga yang murah, demi meng-cover kerugian atas

penurunan silam.

Pada musim penurunan, jika penurunannya drastis sebaliknya kita melakukan

DCA kembali, yakni redemption secara bertahap. Hal ini perlu dilakukan ketika

terjadi gejala krisis ekonomi, tetapi kita tidak yakin 100% akan parah atau tidak.

Bisa saja saat ini terjadi krisis, dan beberapa minggu kedepan index berbalik naik

kembali. Dalam kondisi macam itu sebaiknya kita menarik sebagian saja uang kita,

tak perlu semuanya agar jika benar-benar naik kita tidak mengalami kerugian.

Pada grafik mendatar, kita juga melakukan DCA kembali, karena bisa saja

besok index berbalik naik. Hanya saja, ketika index mendatar, ada baiknya jangan

memasukkan banyak-banyak, apabila besok turun tak ada uang untuk dimasukkan

kembali.

Grafik kuda liar terjadi ketika kondisi perekonomian tak menentu. Di satu sisi

banyak sentimen positif yang mampu mendongkrak index, tetapi di lain pihak

banyak juga sentimen negatif yang mampu melemahkan index. Akibatnya investor

merasa ragu dan kadang membeli dan kadang menjual, sesuai keraguan mereka. Di

saat seperti itu, sulit menentukan index akan naik atau turun, maka DCA adalah

pilihan yang terbaik.

Mengenai DCA akan dijelaskan kemudian pada sub-bab berikutnya.

13

BAB 3 DOLLAR COST AVERAGING

3.1. Mengenal DCA

DCA berarti memasukkan uang secara rutin ke investasi, biasanya dilakukan

di akhir bulan. Sebagai contoh, terdapat seorang ibu muda bernama Martha (nama

fiktif), yang hendak merencanakan pendanaan masa depan buah hatinya.

Karena terbilang masih awam di dunia reksadana, petugas bank memberinya

saran untuk melakukan DCA saja. Caranya, tiap akhir bulan ketika sang suami

menerima gaji bulanan, Martha menyisihkan sebesar 2 juta uang suaminya untuk

dimasukan ke reksadana. Dengan cara ini, Martha rutin berinvestasi 2 juta per

bulan, secara rutin di reksadana. Teknik menyetor dana secara rutin ini disebut DCA.

Benefitnya:

Anda tak perlu susah-susah melakukan berbagai prediksi pasar.

Kebanyakan khalayak yang bermain di reksadana, melakukan sejumlah analisis

pasar sebelum bermain, meliputi analisis GDP, analisis devisa, analisis kondisi

hutang dalam negeri, analisis angka PHK, analisis kekuatan industri, analisis

makro ekonomi luar negeri, serta berbagai analisis teknikal meliputi EMA, RSI,

PSAR, dan sebagainya.

Semua analisis tersebut cukup rumit dan hanya dikuasai oleh orang yang

sudah bermain di reksadana minimal 1 tahun keatas, biasanya bahkan butuh 3

tahun ke atas untuk bisa menguasainya secara mahir. Dengan menggunakan

DCA, Anda tak perlu melakukan analisis-analisis tersebut, cukup dengan bermain

secara disiplin dengan menyetor uang secara rutin.

Anda tidak akan mengalami terlalu besar kerugian ketika pasar turun.

Misalnya pada tanggal 1 Juni, pasar mengalami penurunan -5%. Pada tanggal 20

Juni pasar naik kembali 4%, pada tanggal 28 Juni pasar mengalami penurunan

sebesar -4%, pada tanggal 10 Juli pasar mengalami kenaikan sebesar 3%, dan

kemudian turun kembali sebesar -6%, pada akhir Juli ternyata pasar naik

kembali sebesar 10%.

Karena Anda memasukkan uang ke reksadana secara rutin tiap akhir

bulan, maka investasi Anda akan mendapatkan nilai rata-rata (averaging) dari

semua penurunan dan kenaikkan tersebut. Karenanya ketika turun, maka

14

penurunan yang Anda alami cenderung tak terlalu besar, karena Anda mendapat

rata-rata penurunan. Kelemahannya ketika terjadi kenaikkan, kenaikkan yang

Anda alami juga tak terlalu besar karena Anda mendapat rata-rata kenaikkan.

Cukup aman pada kondisi dunia reksadana bergejolak. Kadang di dunia

reksadana sering terjadi naik-turun bergantian secara amat cepat (lihat grafik

kuda liar). Dalam kondisi tersebut, DCA merupakan teknik standar yang

digunakan oleh mayoritas investor, bahkan oleh pemain saham sekalipun.

3.2. Kelemahan DCA

Meskipun biasanya memberi imbal hasil yang bagus, pada suatu krisis

perekonomian, maka DCA bisa saja memberi hasil yang kurang optimal. Dengan

demikian kelemahan utama DCA terjadi pada krisis perekonomian besar-besaran.

Sebagai contoh, misalnya di April 2008, mulai terjadi penurunan nilai

reksadana secara besar-besaran akibat krisis sub-prime mortgage Amerika, hingga

awal 2009. Maka langkah yang seharusnya ditempuh adalah

Menarik dana di reksadana sejak April 2008.

Memasukkannya kembali ke reksadana pada awal 2009.

Jika Anda tetap memaksa melakukan DCA, yakni rutin memasukkan uang

setiap akhir bulan selama masa krisis, maka uang yang Anda masukkan akan

mengalami penurunan nilai.

Untuk mengatasi kelemahan DCA tersebut, Anda dianjurkan untuk

mempelajari tata cara mendeteksi krisis, dan bagaimana prosedurnya bereaksi pada

masa krisis.

3.3. Lump Sump

Adalah kebalikan DCA. Jika DCA memasukkan uang secara rutin dalam

jumlah tetap, lump sump sebaliknya memasukkan uang dalam jumlah besar pada

momentum tertentu. Sebagai contoh, Pak Chandra (nama fiktif) adalah pemain

saham berbakat. Selain bermain saham, dia ingin mendiversifikasikan uangnya ke

reksadana. Didukung keahliannya bermain saham, maka dia membaca momentum

pasar kapan pasar dirasa akan naik, dan memasukkan uang ke reksadana saham

dalam jumlah besar.

15

Berbeda dengan Bu Martha yang berinvestasi 2 juta secara rutin tiap akhir

bulannya, Pak Chandra langsung memasukkan uang 25 juta di pertengahan tahun

sekaligus, yakni di saat reksadana baru saja mengalami penurunan besar dan

harganya sudah murah. Tujuannya ingin memanfaatkan suatu momentum pasar,

untuk meraih hasil yang lebih besar daripada sekedar menggunakan DCA.

Perhatikan bahwa teknik lump sump bisa jadi menorehkan hasil yang lebih

besar daripada teknik DCA, apabila pemilihan momentumnya benar dan didukung

kemampuan membaca masa depan pasar dengan baik. Tetapi jika kemampuan

analisis yang bersangkutan kurang memadai, justru boleh jadi teknik lump sump

akan menjadi bumerang yang membawa kerugian besar kepada finansial kita.

Lebih lanjut, teknik lump sump biasa dilakukan di kondisi season / musim

tertentu, pada penurunan besar-besaran, maupun dalam kondisi kita amat yakin

bahwa di masa mendatang dunia finansial reksadana akan mengalami kenaikan

pesat.

16

BAB 4 PRINSIP PROBABILITAS

4.1. Reksadana Adalah Investasi Jangka Panjang

Berbeda dengan saham yang pada umumnya merupakan permainan jangka

pendek, reksadana merupakan permainan jangka panjang. Alasannya sebagai

berikut.

Dana di reksadana tidak bisa ditarik dengan cepat. Pada saham, Anda

bisa menjual saham dan menerima uangnya di hari itu juga, tetapi di

reksadana Anda butuh waktu beberapa hari (biasanya 7 hari), hingga dana

tersebut cair.

Pemasukan dan penarikan dana di reksadana, dikenai fee lebih besar.

Di dunia reksadana, ketika Anda memasukkan dana biasanya akan dikenai

fee potongan sebesar 0.5 s/d 2%. Begitu pula ketika Anda menarik dana,

maka akan dikenai potongan pula. Potongan tersebut membuat Anda tidak

bisa menarik dan memasukkan dana sembarangan, karena jika Anda menarik

dan memasukkan dana dalam tempo singkat, maka akumulasi potongan yang

Anda terima akan menjadi cukup besar.

Pertanyaannya, berapa periode yang dibutuhkan untuk bermain di

reksadana? Pada umumnya para pakar sepakat bahwa jangka panjang di reksadana

berarti minimal 1 tahun ke atas, bahkan bisa berkisar 5 hingga 10 tahun.

4.2. Mendeteksi Prospek 1 Tahun Ke Depan

Karena berdasarkan definisi reksadana adalah investasi jangka panjang,

dimana Anda minimal mampu menahan dana Anda tetap di reksadana selama 1

tahun, maka Anda harus mempunyai perkiraan: “Tahun depan kemungkinan

ekonomi dunia akan naik atau turun”.

Sebagai contoh, misalnya pada akhir 2010 saya mendapat laba usaha berupa

sejumlah uang tunai, yang akan saya investasikan ke reksadana di 2011. Maka

sebelum saya berinvestasi di reksadana, saya akan mencoba menganalisis apakah 1

17

tahun ke depan, kondisi dunia reksadana cenderung akan meningkat atau malah

menurun.

Pada dasarnya kita berinvestasi, jika potensi kenaikkan di atas potensi

penurunan. Sehingga apabila tahun depan, yakni 2011 probabilitas dunia reksadana

akan meningkat sebesar 70% dan probabilitas reksadana akan menurun sebesar

30% misalnya, maka karena prospek kenaikkan lebih besar dari prospek penurunan,

maka kita sebagai investor berani berinvestasi di reksadana. Inilah yang disebut

sebagai konsep probabilitas investasi.

4.3. Bagaimana Implementasinya

Bab ini khusus saya terangkan sebagai teori saja. Karena praktiknya untuk

memprediksi bagaimana prospek perekonomian 1 tahun mendatang, dibutuhkan

kemampuan makro ekonomi yang kuat serta kemampuan analisis fundamental yang

baik. Berikut hal-hal yang diperlukan untuk memprediksi kondisi reksadana di masa

mendatang.

Angka devisa suatu negara

Kondisi hutang piutang suatu negara

Sektor yang defisit di suatu negara

Kondisi ekspor impor suatu negara

Kondisi perkembangan industri suatu negara

Kondisi inflasi deflasi suatu negara

Kondisi daya beli suatu negara

Kondisi politik suatu negara

Kondisi keamanan suatu negara

Angka kepercayaan negara lain terhadap negara tersebut

Semua faktor dunia keuangan meliputi saham, obligasi, mata uang,

perbankan, dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas, bisa dilihat bahwa betapa rumitnya memprediksi

prospek perekonomian suatu negara 1 tahun mendatang, untuk seorang pemain

baru di dunia reksadana. Oleh karena itu, disini saya hanya menerangkannya

sebagai teori saja, siapa tahu kelak Anda menguasai teknik ekonomi makro dan

mampu menerapkan teori di bab ini dalam investasi Anda.

18

BAB 5 SISTEM INVESTASI REKSADANA

5.1. Sistem Yang Cocok Untuk Kebanyakan Orang

Untuk merancang sistem investasi yang cocok untuk Anda pribadi, diperlukan

pemahaman tentang prinsip DCA, prinsip fundamental analisis yang menganalisis

kondisi makro keuangan global saat ini maupun tahun mendatang, dan kemampuan

bertahan dalam krisis ekonomi. Berikut trik sistem permainan reksadana yang bisa

dipraktikkan oleh kebanyakan khalayak masyarakat.

Gunakan sistem DCA (Dollar Cost Averaging) di masa normal / hari-hari

biasa.

Gunakan pula DCA di masa Anda merasakan ketidak pastian.

Sisakan sebagian uang di rekening tabungan atau deposito 3 bulanan,

sebagai dana cadangan untuk meng-cover kejadian tak terduga (misalnya

mendadak di-PHK).

Gunakan hanya momentum tertentu untuk memasukkan uang ke reksadana

secara lump sump. Jika Anda tidak yakin, jangan lakukan lump sump.

Usahakan sedapat mungkin mendeteksi krisis.

Jika Anda merasa krisis akan terjadi tetapi tidak yakin, gunakan teknik DCA

pula dalam penarikannya.

Masukkan hanya uang yang bisa ditahan dalam jangka waktu lama. Misalnya

uang 25 juta yang akan digunakan untuk membiayai anak masuk SD dalam

tempo 6 bulan lagi, seyogyanya jangan dimasukkan ke reksadana, karena itu

bukan dana yang bisa ditahan dalam jangka waktu lama.

Kebutuhan yang hendak di-cover pembiayaannya dengan reksadana,

haruslah kebutuhan jangka panjang. Misalnya kebutuhan masuk SD anak 1

tahun lagi, jangan di-cover dengan reksadana apalagi reksadana saham yang

memiliki resiko besar. Sebaliknya dana pendidikan anak masuk kuliah 18

19

tahun mendatang, bisa di-cover dengan reksadana karena sifatnya jangka

panjang.

Untuk jangka pendek, secara umum reksadana pasar uang memberi kinerja

lebih baik. Untuk jangka panjang, secara umum reksadana saham memberi

kinerja lebih baik.

5.2. Konsep “Masa” / “Musim” Reksadana

Pada dasarnya, untuk memahami bagaimana sistem terbaik untuk

berinvestasi di reksadana, kita perlu mengenal lebih dulu beberapa “masa” di

reksadana.

5.2.1. Masa Normal

Adalah masa-masa dimana kenaikan / penurunan di reksadana berjalan

normal. Suatu rally (kenaikkan) dikatakan normal, jika kenaikkan tidak terlalu

drastis seperti tahun 2009 silam misalnya. Begitu pula bearish (penurunan) tetap

dikatakan masa normal, apabila penurunan tidak terlalu drastis sebagaimana tahun

2008 silam.

Dalam masa normal, teknik permainan reksadana yang terbaik adalah DCA.

Alasannya di masa normal, apakah besok akan naik atau turun, agak sukar

diprediksi. Berbeda dengan masa bullish (musim kenaikkan), dimana besok

kemungkinan besar akan naik. Berbeda pula dengan masa bearish (musim

penurunan), dimana besok kemungkinan besar akan turun. Di masa normal, besok

naik atau turun akan sukar diprediksi, kecuali apabila Anda mendapat informasi dari

“orang dalam” pemerintahan, sebagaimana informasi dari menteri keuangan atau

informasi dari pejabat fed.

Oleh karena itu, di masa normal teknik terbaik bermain reksadana adalah

DCA, yang menjaga investasi kita bila “turun sekalipun, tidak akan terlalu turun

karena semua di-averaging”.

20

5.2.2. Masa Krisis

Adalah masa-masa dimana perekonomian memburuk. Biasanya karena

terjadi kegagalan pada suatu sektor ekonomi penting. Sebuah analogi untuk

menggambarkan krisis adalah analogi tubuh manusia.

Tubuh manusia terdiri atas jantung, sistem pencernaan, lambung, paru-paru

dan limpa. Kelimanya disebut 5 organ vital, yang aliran energinya dipompa darah.

Jika suatu ketika terjadi kegagalan sistem pada salah satu organ penting, maka akan

darah akan mengalir lebih cepat dan tak beraturan karena mati-matian harus

mempertahankan fungsi organ tetap hidup, di saat lain tubuh akan merasakan panas

dan tak nyaman, hingga masalahnya selesai.

Pada perekonomian kita mengenal “organ-organ” penting perekonomian,

yakni perbankan, industri, gdp dan phk, devisa negara dan hutang negara, serta nilai

tukar mata uang. Bila salah satu fungsi terganggu, maka akan terjadi problem

ekonomi kecil-kecilan. Bila sakit memarah dan suatu fungsi benar-benar terganggu,

maka akan dimulai krisis ekonomi. Jika penyakit menyebar ke fungsi-fungsi lain,

maka akan terjadi lebih dari satu “organ” yang terinfeksi, dan terjadilah krisis

ekonomi berkepanjangan.

Gejala-gejala awal krisis biasanya diawali gejala kecil seperti flu-flu kecil.

Misalnya suatu bank mengajukan permohonan bantuan karena permasalahan kredit.

Angka eksport import menurun. Suatu industri mengalami penurunan. Berbagai

perusahaan mulai melakukan phk. Hutang luar negeri terancam gagal bayar, dan

sebagainya.

Ketika jumlah permasalahan mulai membesar, maka fungsi “organ”

perekonomian akan terganggu. Ibaratnya flu yang memarah, akan mengganggu

sistem pernafasan. Ketika paru-paru terganggu maka darah dan nutrisi akan mati-

matian mengalirkan energi ke paru-paru untuk mempertahankannya.

Maka begitu pula yang terjadi di dunia nyata. Ketika suatu faktor

perekonomian terjatuh, misalnya terjadi gagal bayar hutang, maka pihak pemerintah

dan perbankan akan melakukan bail out, yakni mengalirkan uang demi

mempertahankan fungsi perekonomian tidak terganggu.

Contoh kedua, jika terjadi kredit mobil macet dan kredit rumah macet, maka

bank akan mengalami krisis kredit macet (NPL atau kredit macet akan meningkat).

Maka bank sentral akan mengeluarkan uang untuk mempertahankan bank tetap

bertahan dan kepercayaan nasabah tetap terjaga.

Ketika usaha bank sentral dan pemerintah berhasil, maka krisis tak terjadi

dan perekonomian balik ke masa normal. Sebaliknya jika upaya tersebut gagal, dan

krisis merembet ke sektor lain, misalnya kasus kredit macet menyebabkan pasokan

dana untuk perkembangan industri terganggu, maka akan terjadi krisis yang lebih

besar. Jika krisis berkepanjangan, index saham akan terganggu dan terjadilah

penurunan besar-besaran.

21

5.2.3. Masa Pemulihan

Setelah seseorang terkena penyakit tipus (krisis) misalnya, dan dirawat di

rumah sakit 1 bulan lamanya. Berangsur-angsur tubuhnya mulai pulih. Pada saat

itulah, jumlah sel darahnya naik pesat. Jika semula sel darah putihnya hanyalah

2.000, kini akan naik menjadi 3.000 dan akhirnya kembali ke 4.000 sel darah putih,

seiring kondisi tubuhnya membaik.

Demikian pula ketika krisis berakhir, kenaikan index akan pesat sekali. Alasan

utamanya adalah karena saham-saham sudah banyak turun ketika krisis terjadi,

sehingga banyak sekali saham-saham yang dijual dengan harga yang amat murah.

Dan karena harganya murah, maka ketika naik juga akan melonjak banyak, sebab

banyak investor yang tertarik membelinya.

Sehingga di masa pemulihan kenaikkan sampai 100% /thn, bukanlah suatu

yang tidak mungkin. Bahkan tak jarang ada reksadana yang naik sampai 130% /thn.

Saat inilah saat keemasan suatu reksadana.

5.3. Musim / Season

Selain mengenal tiga masa tersebut diatas, dunia pasar saham juga

mengenal apa yang disebut “musim”. Pada dasarnya musim adalah suatu

momentum, suatu saat yang mampu meningkatkan persentase kepastian untung di

reksadana. Berikut beberapa musim yang ada:

• Musim Windows Dressing

• Musim Januari Effect

• Musim Laporan Per Kuartal

• Musim Rating

• Musim Panen

• Berbagai musim lainnya

Membeli pada musim tertentu bisa meningkatkan kesuksesan permainan

reksadana kita. Misalnya saja pada bulan Juli, ada laporan per kuartal yang akan

muncul. Alih-alih DCA secara rutin, kita memilih menunggu sesaat hingga laporan

kuartal muncul. Jika hasilnya lebih banyak yang positif, kita masuk. Jika banyak

yang negatif, kita tunggu 1 mingguan supaya index turun sesaat dulu.

Contoh kedua adalah di akhir tahun biasanya ihsg naik, karena ada musim

dingin as/eropa yang membuat harga minyak naik. Di lain pihak terdapat windows

dressing dan januari effect. Maka kita bisa masuk agak banyak sebelum musim

dingin terjadi, misalnya di pertengahan november.

Contoh ketiga, setiap beberapa saat lembaga-lembaga rating biasanya

mengumumkan rating terbaru suatu negara. Misalnya saja lembaga S&P menaikkan

22

rating Indonesia satu tingkat, maka bisa menambah kepercayaan kita bahwa

kemungkinan secara jangka panjang ihsg Indonesia akan prospek cerah. Nah, kita

jadi lebih berani berinvestasi jangka panjang dan lebih berani bermain di reksadana

yang agresif misalnya.

Ketiga illustrasi di atas menjelaskan mengapa DCA perlu dilengkapi

kemampuan membaca momentum. Untuk yang sudah bisa, berlatihlah

menerapkannya. Untuk yang masih belajar, bisa mencoba DCA murni dulu sambil

pelan-pelan belajar meningkatkan kemampuannya.

5.3.1. Implementasi Musim / Season

Musim / season adalah permainan reksadana tingkat atas. Teknik ini

sebenarnya didasarkan pada teknik permainan saham, yang sudah banyak dilakukan

oleh para pelaku pemain saham.

Untuk mengimplementasikan teknik ini, dibutuhkan kemampuan membaca

history masa lalu. Sebagai contoh misalnya pada tahun akhir tahun 2009, windows

dressing yang disusul januari effect menyebabkan kenaikan pada reksadana. Dan

pada tahun akhir tahun 2010, kembali windows dressing yang disusul januari effect

menyebabkan kenaikan pada reksadana. Maka disini bisa disimpulkan, bahwa

selama 2 tahun berturut-turut pada akhir tahun biasanya akan terjadi kenaikkan

reksadana. Maka bisa diharapkan pada akhir tahun 2011, akan terjadi kenaikan

dengan penyebab yang sama.

Dalam konteks ini bisa dilihat konsep musim / season sebagai kondisi:

Sesuatu yang terjaidi berulang kali di masa lampau.

Dan karenanya kemungkinan besar terjadi kembali di masa kini.

Dimana akibatnya bisa diprediksi (apakah akan cenderung menaikkan /

menurunan dunia reksadana).

Dalam konteks ini, untuk menerapkan season Anda harus sudah terbiasa

dengan kejadian-kejadian di dunia reksadana secara umum. Dan karenanya sudah

memahami di bulan ini biasanya ada event apa, di bulan itu biasanya ada event apa,

dan apa dampaknya pada nilai investasi saya.

Permainan season hanya dimungkinkan apabila pelakunya sudah cukup

berpengalaman selama beberapa tahun, minimal 1 – 2 tahun. Direkomendasikan

Anda sudah punya pengalaman 3 tahun ke atas dan terbiasa dengan membaca-baca

berita keuangan dunia.

23

5.4. Contoh Implementasi Sistem

Ahmad Toha (nama fiktif) adalah seorang lelaki kelahiran Ujung Pandang

berusia tiga puluhan. Syiur nyiur melambai, dia gemar berinvestasi reksadana demi

merencakan pensiunnya.

Suatu ketika rating Indonesia dinaikkan satu tingkat oleh lembaga pe-rating

S&P. Selain itu cadangan devisa negara dinyatakan naik oleh presiden, di lain pihak

GDP negara pun terus meningkat. Maka Ahmad Toha berpandangan bahwa prospek

reksadana jangka panjang akan cukup cerah. Maka dia berani masuk ke reksadana

agresif, misalnya Fortis Solaris.

Suatu ketika ihsg Indonesia drop cukup banyak. Maka Ahmad Toha membaca

berita-berita perekonomian dunia. Dia mencari gejala krisis skala besar, seperti

perusahaan besar bangkrut, bank-bank terancam likuidasi dan sebagainya. Tetapi

akhirnya disimpulkannya krisis itu takkan terlalu besar, walau dia juga tak mampu

memprediksi kapan berakhirnya. Maka dia terus melakukan DCA hanya saja dia

memecah uangnya ke reksadana pendapatan tetap, supaya jika kelak penurunan

memburuk betulan, dia siap membeli kembali di harga murah untuk meng-cover

kerugian tempo hari silam.

Di akhir tahun, sekitar bulan November dia memasukkan uang lebih banyak

dari biasanya. Caranya kalau dia biasanya memasukkan 70% uang ke reksadana

saham dan 30% ke reksadana pendapatan tetap, maka kini dia memasukkan 100%

ke reksadana saham. Sebab dia yakin dalam jangka pendek, fenomena musim dingin

as/eropa, windows dressing dan januari effect akan mampu mengerek index ihsg

barang sedikit.

Dua tahun kemudian, krisis benar-benar terjadi dan Ahmad Toha gagal

memprediksinya. Maka dia menarik dananya sedikit demi sedikit, karena jujur saja

pengetahuan makro ekonominya yang kurang memadai membuat dia tak mampu

memprediksi kapan krisis berakhir. Maka yang bisa dia lakukan adalah menarik dana

sedikit demi sedikit dan lebih banyak memasukkan uang ke tabungan.

Ketika akhirnya krisis berakhir ditandai penurunan index yang mencapai -

50% dan keberhasilan stimulus, Pak Ahmad menarik uangnya di deposito dan rdpt,

untuk dimasukkan ke reksadana saham demi meng-cover kerugian sebelumnya.

Setiap 1 tahun sekali, Pak Ahmad juga berkunjung ke situs

http://www.bloomberg.com/apps/data?pid=fundscreener untuk melihat

perbandingan return produk reksadananya. Tujuannya untuk melakukan rebalancing

pemasukan dananya. Misalnya saja setahun ini return reksadana A kalah jauh dari

reksadana B, maka dia akan memasukkan dana lebih banyak ke reksadana B. Dan

jika tahun depan dari hasil evaluasi diketahui reksadana A kembali menang dari

reksadana B, maka dia pun memasukkan lebih banyak uang ke reksadana A.

Setelah berinvestasi dalam kurun sekitar 20 tahun, maka Ahmad Toha siap

pensiun. Maka dia mengamati chart ihsg dan membaca-baca makro dunia. Teryata

24

ihsg baru saja mengalami krisis besar dan kini sudah klimaks. Maka dia menunda

pensiunnya sebab diperkirakannya tahun depan akan menjadi tahun pemulihan yang

banyak menaikkan investasinya. Dan setelah masa pemulihan berakhir, barulah dia

menarik uang pensiunnya untuk dipindah ke investasi low risk, macam reksadana

pasar uang dan deposito. Akhirnya di masa-masa terakhir hidupnya, Pak Ahmad

berhasil menikmati pensiun yang tenang dan damai.

5.6. Kesimpulan

Sampai disini saya yakin Anda semua sudah memiliki dasar pemahaman

bagaimana cara berinvestasi di reksadana. Sebagai penutup, kami sajikan

kesimpulan atas berbagai materi tersebut diatas, sebagai berikut.

DCA merupakan teknik yang paling cocok untuk orang kebanyakan.

DCA bisa digabung lump sump sesaat, untuk meng-cover kerugian akibat

krisis maupun untuk memaksimalkan investasi di suatu momentum tertentu.

Memiliki dana cadangan, selain membuat investasi terdiversifikasi, juga akan

membuat pikiran lebih tenang karena jika terjadi penurunan kita bisa

membeli kembali di harga murah.

Walau kita memulai dengan DCA tetapi mempelajari makro ekonomi tetap

ada gunanya.

Krisis bisa ditangani dengan memprediksinya sebelum benar-benar

mengimbas kita besar-besaran. Jika kita gagal memprediksinya, bisa

ditangani dengan menarik reksadana secara DCA sesuai keyakinan kita akan

potensi penurunannya. Jika sudah terlambat melakukan kedua hal tersebut,

ambillah uang dari deposito atau reksadana pendapatan tetap, untuk dipindah

ke reksadana saham ketika penurunan sudah klimaks. Dan jika teknik

terakhir ini pun gagal Anda lakukan, tahanlah uang tersebut secara jangka

panjang supaya kelak naik kembali.

Klimaks pada krisis dinyatakan penurunan yang sudah besar, misalnya -50%.

Serta keberhasilan stimulus maupun munculnya isu-isu positif yang akan

mengerek index. Biasanya pada masa krisis, lebih baik jangan berinvestasi

ketika belum terjadi pembalikan. Akan lebih bijak menunggu titik balik

terjadi, untuk lebih menyakinkan prediksi kita bahwa krisis berakhir memang

benar valid.

25

Setiap tahunnya kita perlu rutin memantau return investasi kita, untuk

mengetahui apakah produk reksadana kita sudah bagus atau kita perlu

melakukan re-balancing pemasukan asset.

Reksadana adalah instrumen jangka panjang. Sehingga sebaiknya uang yang

dimasukkan bukanlah uang yang dibutuhkan untuk jangka pendek

mendatang, misalnya dana pendidikan anak masuk SD 6 bulan mendatang.

Selamat mengimplementasikan teknik-teknik yang kami jabarkan pada modul

ini. Semoga berfaedah untuk kehidupan finansial Anda sekeluarga. Kiranya Tuhan

memberkati.

DISCLAIMER Reksadana bukanlah produk perbankan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dia berbeda dengan deposito dan rekening tabungan yang tak ada resiko penurunan nilai. Pada reksadana, dalam kondisi tertentu Anda bisa kehilangan uang hingga -70% atau bahkan lebih. Permainan reksadana membutuhkan kemampuan manajemen memadai, jam terbang tinggi, mental yang cukup kuat, serta kemampuan berinvestasi secara jangka panjang.Resiko ditanggung pihak investor sendiri, modul ini hanya menjelaskan teknik permainannya.

Ditulis oleh:

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM,

Entrepreneur, penulis buku, investor dan calon franchisor.

Apabila Anda hendak membeli Business Opportunity (franchise) yang

menawarkan kestabilan return, prospek profit, dukungan support purna jual,

kepastian BEP, serta biaya yang murah, silakan hubungi kontak kami.

Author buku:

“Hidup Kaya Tanpa Bekerja”,

“Siapa Bilang Buka Usaha Itu Susah”,

“Resep Kaya Ala Orang Cina”,

“The Next Milionaire”,

“Jurus Jitu Membuka Usaha Restoran”,

“Jurus Jitu Anti Rugi Bisnis Franchise”,

“Negosiasi Anti Gagal, Siapa Saja Dimana Saja Kapan Saja”.

Segera terbit:

“Jadi Pegawai Nggak Kaya, Percuma”,

“Gulung Tikar? No Way! – Kiat Sukses Jadi Pengusaha Tanpa Bangkrut”,

“Kebanjiran Order Itu Super Gampang ~ teknik

26

meledakkan order yg sumbernya dari pengalaman pribadi”

Buku bisa diperoleh di: www.andipublisher.com.

Kontak kami:

http://bisnisreksadanakomputer.blogspot.com

[email protected], [email protected]

Modul ini bebas untuk disebarluaskan via Internet tanpa melanggar Hak Ciptanya, dengan

persyaratan sebagai berikut.

Mohon agar jangan memodifikasi isi modul ini, sehingga menjadi tidak semestinya.

Pastikan bahwa tulisan berwarna hijau tua di bagian paling bawah, tidak dihapus.

Kirimkan modul ke orang lain, dengan tetap menyertakan tulisan hijau tua di paling

bawah.

27