Click here to load reader

Modul III.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Modul III

Penyakit Jantung BawaanModul IIISirkulasi jantung fetus dan sesudah lahirDi plasenta janin menukarkan hasil akhir metabolisme seperti oksigen, glukosa, asam amino, asam lemak, cairan dan elektrolit. Bahan makanan akan diambil dari plasenta melalui vena umbilikal ke janin.Darah yang berasal dari vena umbilikal mengisi vena kava inferior. Dalam atrium dekstra sebagian besar darah akan mengalir ke atrium sinistra melalui foramen ovale. Dari atrium sinistra ventrikel kiri kemudian dipompa ke aorta.Paru-paru belum berkembang, sebagian darah dari ventrikel kanan yg seharusnya mengalir melalui arteri pulmonal ke paru-paru, akan mengalir melalui ductus botali ke aorta.Ketika janin dilahirkan menghisap udara dan menangis kuat paru-paru berkembang.Epidemiologi dan pembagian PJBPenyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi dan anak cukup banyak ditemukan di Indonesia.Laporan diluar negeri menunjukan 6-10 dari 1000 bayi lahi hidup PJB.Penyakit Jantung Bawaan ini terjadi pada sekitar 8 dari 1000 kelahiran hidup. Insiden lebih tinggi pada lahir mati (2%), abortus (10-25%), dan bayi premature (2%). Penelitian di Taiwan menunjukkan prevalensi yang sedikit berbeda, yaitu sekitar 13,08 dari 1000 kelahiran hidup, dimana sekitar 12,05 pada bayi berjenis kelamin laki-laki, dan 14,21 pada bayi perempuan. Penyakit Jantung Bawaan yang paling sering ditemukan adalah Ventricular Septal Defect.

Secara garis besar PJB dibagi dalam 2 kelompok:PJB non sianotik (75%)PJB sianotik (25%) adanya sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.Berdasarkan hemodinamik PJB non sianotik dibagi 3 kelompok:Pirau kiri ke kananex: Duktus Arteriosus Persisten (DAP) dan Defek Septum Ventrikel (DSV).2. Obstruksi jantung kananex: stenosis katup pulmonal.3. Obstruksi jantung kiriex: stenosis katup aorta, stenosis mitral.

Faktor resiko dan etiologiPada sebagian besar kasus, penyebab dari PJB ini tidak diketahui. Beberapa faktor yang diyakini dapat menyebabkan PJB ini secara garis besar dapat kita klasifikasikan menjadi dua golongan besar, yaitu genetik dan lingkungan. Pada faktor genetik, hal yang penting kita perhatikan adalah adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung. Hal lain yang juga berhubungan adalah adanya kenyataan bahwa sekitar 10% penderita PJB mempunyai penyimpangan pada kromosom, misalnya pada Sindroma Down.Untuk faktor lingkungan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: - Paparan lingkungan yang tidak baik, misalnya menghirup asap rokok. - Rubella, infeksi virus ini pada kehamilan trimester pertama, akan menyebabkan penyakit jantung bawaan.- Diabetes, bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang menderita diabetes tidak terkontrol mempunyai risiko sekitar 3-5% untuk mengalami penyakit jantung bawaan - Alkohol, seorang ibu yang alkoholik mempunyai insiden sekitar 25-30% untuk mendapatkan bayi dengan penyakit jantung bawaan - Ectasy dan obat-obat lain, seperti diazepam, corticosteroid, phenothiazin, dan kokain akan meningkatkan insiden penyakit jantung bawaan.

Pathogenesis dan manifestasiDefek Septum Ventrikel (VSD)Klasifikasi, manifestasi, penatalaksanaan:1. DSV kecil (luas defek 10 mm)Pemberian digoksin, ISPA antibiotik adekuat.

Defek Septum Atrium (ASD)Manifestasi:Bunyi jantung satu normal/mengeras, bunyi jantung dua pecah (Split) akibat tertundanya penutupan katup pulmona.Bising ejeksi sistolik.Foto thorak: atrium kanan membesar, pulmonal menonjol, vaskular paru bertambah.Penatalaksanaan:Operasi, setelah dilakukan katerisasi jantung. Dianjurkan pada usia pra-sekolah.Prognosis:Masa anak: baik, penutupan pada tahun pertama, setelah usia 1 tahun.

Persisten Ductus Arteriosus (PDA)Duktus arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desenden. Normal duktus menutup 10-15 jam setelah lahir.Keluhan timbul bila aliran ke paru cukup besar sehingga penderita sering batuk, tampak lelah waktu minum susu, sesak nafas, pertumbuhan fisik lambat.Pemeriksaan fisik:TakipneuBising Murmur, thrillBunyi jantung 2 mengeras

Tatalaksana Pada dasarnya PDA harus di operasi.Pada neonatus kurang dari 10 hari, usahauntuk penutupan PDA dapat dilakukan dengan pembeian Indometasin 0,2 mg/kg/BB/8 jam. Pemberian dapat diulang sampai 3 dosis.Bila terdapat gagal jantung diberiakan digitalis, diuretik, atau vasodilator.Tetralogi FallotKelainan jantung bawaan dengan 4 kelainan:VSD perimembranosumStenosis pulmonal infundibulerOveriding aortaHipertropi ventrikel kanan

ManifestasiAnak lahir akan biru karena hipoksiaPertumbuhan kurang Gejala khas: sianotik, pernapasan cepat, kesadaran menurun, dan kadang-kadang kesadaran menurun.Dialami pada usia 3 bulan atau kurang 3 bulanTimbul pada pagi hari saat bangun tidur atau setelah buang air besar.Jari-jari tabuh

TatalaksanaPenutupan VSDSpel sianotik pemberian oksigen dan obat (morfin, propanolol)

Prinsip diagnosa dan diagnosa bandingAnamnesa yang baik pada neonatus yang diduga menderita kelainan jantung dapat memberikan empat informasi berharga yang membantu diagnosis dan tatalaksananya:Informasi mengarahkan langsung ke diagnosis, walau pemeriksaan lain lebih baikInformasi derajat kelainan dan fungsi jantungInformasi tentang etiologi penyakit jantung, misalnya infeksi rubela pada trismester pertama kehamilan atau DB pada ibuInformasi tentang pengaruh penyakit pasien terhadap keluarga/persepsi keluarga terhadap penyakit pasien.Evaluasi tahap awal menengakkan diagnosis PJB non sianotik meliputi 4 tahap yaitu:Evaluasi klinis yang meliputi riwayat penyakit/anamnesis dan pemeriksaan fisisPemeriksaan penunjang yang sederhana (EKG dan Foto Toraks)EkokardiografiKateterisasi jantung- penemuan klinis dengan pemeriksaan fisis, EKG dan foto toraks mutlak diperlukan sebelum dilakukan pemeriksaan ekokardiografi.- investigasi akurat diharapkan penderita PJB dapat dilaksanakan optimal dan tepat, karena perlu keputusan (decision) yang tepat bagi pasien.Penatalaksanaan Dalam tatalaksana PJB siantok terdapat tindakan umum dan khusus:Tindakan umumLingkungan yang nyaman dan fisiologiMengupayakan hematokrit 40-50% agar transportasi oksigen optimalPemberian cairan elektrolitMeningkatkan saturasi oksigenMengoreksi kelainan metabolik yang timbulTindakan khusus:1.Terapi medik dengan pemberian prostaglandin E2. Tindakan septostomi3. Tindakan bedah