6
1 Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya BAB IV HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT Hukum waris adat ialah aturan-aturan hukum yang, mengenai cara bagaimana dari abad-kebad penerasan dan peralihan dari haita kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi-kegenerasi. Sifat-sifat hukum waris adat a. Hukum waris adat tidak dapat digadaikan atau diperalihkan ke lain orang supaya tidak melanggar hak ketetanggan (Naasting Recht) dalam kerakunan kekerabatan b. Hukum waris adat tidak mengenal azas-azas "Legitime Portie" atau bagian mutlak c. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi waris untuk sewaktu-waktu menuntut agar harta warisan dibagi, dibagi boleh asalkan ada masyarakat dari keluarga dulu Beberapa Istitah Hukum Adat Waris : 1. Warisan ialah menunjukkan harta kekayaan dari pewaris yang telah wafat, baik harta itu telah dibagi yang belum dibagi 1 2. Peninggalan ialah harta warisan yang belum bisa dibagi atau tidak terbagi-bagi dikarenakan salah seorang pewaris masih hidup

Modul Hukum Waris 4 Hukum Dan Sistem Pewarisan Adat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hukum waris

Citation preview

  • 1Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

    BAB IV

    HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT

    Hukum waris adat ialah aturan-aturan hukum yang, mengenai cara bagaimana

    dari abad-kebad penerasan dan peralihan dari haita kekayaan yang berwujud dan

    tidak berwujud dari generasi-kegenerasi.

    Sifat-sifat hukum waris adat

    a. Hukum waris adat tidak dapat digadaikan atau diperalihkan ke lain orang supaya

    tidak melanggar hak ketetanggan (Naasting Recht) dalam kerakunan kekerabatan

    b. Hukum waris adat tidak mengenal azas-azas "Legitime Portie" atau bagian

    mutlak

    c. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi waris untuk sewaktu-waktu

    menuntut agar harta warisan dibagi, dibagi boleh asalkan ada masyarakat dari

    keluarga dulu

    Beberapa Istitah Hukum Adat Waris :

    1. Warisan ialah menunjukkan harta kekayaan dari pewaris yang telah wafat, baik

    harta itu telah dibagi yang belum dibagi 1

    2. Peninggalan ialah harta warisan yang belum bisa dibagi atau tidak terbagi-bagi

    dikarenakan salah seorang pewaris masih hidup

  • 2Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

    3. Pusaka :

    - Harta pusaka tinggi

    - Harta pusaka rendah

    Harta Pusaka Tinggi ialah harta peninggalan dari zaman leluhur yang

    sifatnya tidak dapat dibagi dan tidak pantas dibagi-bagi.

    Harta Pusaka Rendah ialah harta peninggalan demi beberapa generasi di

    atas ajalnya. Misal harta kakek, nenek

    4. Harta perkawinan ialah harta yang diperoleh selama seseorang menjalani

    perkawinan

    5. Harta pemberian ialah harta yang diberi seseorang ke suami-istri yang

    melangsungkan perkawinan

    6. Pewaris ialah orang yang mewariskan

    7. Waris ialah orang yang menerima hak waris

    8. Pewarisan ialah tehnik penerusan harta warisan ke ahli warisnya

    Azas-Azas Hukum Waris Adat

    Pada prinsipnya, azas hukum waris adat adalah azas kerukunan dan azas

    kesamaan hukum dalam pewarisan, tetapi juga terdapat azas-azas yang bersifat umum

    sebagai berikut :

    a. Azas Ketuhanan dan pengendalian diri

    b. Azas Kesamaan hak dan kebersamaan hak

  • 3Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

    c. Azas Kerukunan dan Kekeluargaan

    d. Azas Musyawarah dan Mufakat

    e. Azas Keadilan dan Parimirma

    Secara Teoritis Sistem Keturunan Dibedakan Menjadi Tiga (3) Yaitu :

    1. Sistem Patrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimana

    kedudukan pria lebih menonjol

    2. Sistem Matrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimana

    kedudukan perempuan lebih menonjol

    3. Sistem Parental suatu keturunan yang ditarik dari kedua-duanya

    Sistem Pewarisan

    1. Sistem pewarisan individual ialah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris

    mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai/menjual sesuai dengan porsinya

    sendiri

    Faktor-faktor yang menyebabkan sistem pewarisan individual

    Faktor Kebaikannya :

    a. Tidak ada lagi yang berhasrat memimpin penguasaan atau pemilikan dari

    harta bersama

    b. Dengan cara kepemilikan secara pribadi, maka waris dapat bebas menguasai

    dan menjual baginya

  • 4Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

    Faktor kelemahan:

    a. Dengan pecahnya harta warisan dapat merenggangkan tali kekerabatan yang

    dapat berakibat timbulnya hasrat ingin memiliki kebendaan secara pribadi

    b. Sistem individual dalam pewarisan dapat menjurus kearah nafsu yang bersifat

    individual

    2. Sistem Pewarisan Kolektif

    Dimana harta peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari penulis

    kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi (jadi merupakan satu

    kesatuan), harta tersebut digunakan bersama-sama

    Kebaikan Sistem Kolektif

    Dapat memfungsikan harta kekayaan itu diperuntukkan buat kelangsungan hidup

    keluarga bersama

    Kelemahan sistem kolektif

    Menumbuhkan cara berpikir yang selalu sempit, kurang memikirkan dengan

    orang luar.

    3. Sistem Pewarisan Mayoret

    Merupakan sistem pewarisan kolektif, hanya penerusan harta yang tidak terbagi-

    bagi itu ke anak yang "tertua"

  • 5Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

    Kelemahan dan kebaikan pewarisan Mayoret, itu terletak pada "Kepemimpinan

    anaktertua"

    4. Sistem Pewarisan Islam

    Dimana sistem pewarisan dari pewaris ke ahli waris di lakukan setelah pewaris

    wafat, dan harta warisan harus netto

    5. Sistem Pewarisan Barat

    - Sebagaimana diatur di B.W pada prinsipnya setelah pewaris meninggal dunia

    selekas mungkin harta warisan itu dibagi

    - Sendi-sendi hukum waris barat menurut Wirjino Projodikoro terdapat pada

    pasal 1066 KUHPdt yang menyatakan sebagai berikut:

    1. Pembagian harta benda selalu dapat tuntut meskipun ada suatu perjanjian

    yang bertentangan dengan itu

    2. Dapat diperjanjikan, bahwa pembagian harta benda dapat ditangguhkan

    selama waktu tertentu

    3. Perjanjian ini hanya dapat berlaku selama 5 tahun

    Mengenai hutang si pewaris, menurut hukum barat ahli waris dapat

    menentukan/memilih 3 sikap sebagai berikut yaitu :

    1. Sikap menerima secara keseluruhan, berarti waris dapat menerima warisan

    termasuk hutang pewaris

  • 6Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

    2. Sikap menerima dengan syarat earis menerima harta warisan dan hutang-hutang

    pewaris akan dibayar berdasarkan barang-barang warisan yang

    diterima

    3. Sikap menolak waris menolak harta warisan

    Dengan sikap-sikap tersebut diatas berarti hukum waris berat bersifat "individual

    murni" dimana hubungan antara pewaris dan ahli waris tidak didasarkan pada "azas

    kekeluargaan"

    BAB IV

    HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT

    Hukum waris adat ialah aturan-aturan hukum yang, mengenai cara bagaimana dari abad-kebad penerasan dan peralihan dari haita kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi-kegenerasi.

    Sifat-sifat hukum waris adat

    a. Hukum waris adat tidak dapat digadaikan atau diperalihkan ke lain orang supayatidak melanggar hak ketetanggan (Naasting Recht) dalam kerakunan kekerabatan

    b. Hukum waris adat tidak mengenal azas-azas "Legitime Portie" atau bagianmutlak

    c. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi waris untuk sewaktu-waktumenuntut agar harta warisan dibagi, dibagi boleh asalkan ada masyarakat darikeluarga dulu

    Beberapa Istitah Hukum Adat Waris :

    1. Warisan ialah menunjukkan harta kekayaan dari pewaris yang telah wafat, baikharta itu telah dibagi yang belum dibagi1

    2. Peninggalan ialah harta warisan yang belum bisa dibagi atau tidak terbagi-bagidikarenakan salah seorang pewaris masih hidup

    3.Pusaka :

    Harta pusaka tinggi

    Harta pusaka rendah

    Harta Pusaka Tinggi ialah harta peninggalan dari zaman leluhur yang sifatnya tidak dapat dibagi dan tidak pantas dibagi-bagi.

    Harta Pusaka Rendah ialah harta peninggalan demi beberapa generasi di atas ajalnya. Misal harta kakek, nenek

    4. Harta perkawinan ialah harta yang diperoleh selama seseorang menjalaniperkawinan

    5. Harta pemberian ialah harta yang diberi seseorang ke suami-istri yangmelangsungkan perkawinan

    6. Pewaris ialah orang yang mewariskan

    7. Waris ialah orang yang menerima hak waris

    8. Pewarisan ialah tehnik penerusan harta warisan ke ahli warisnya

    Azas-Azas Hukum Waris Adat

    Pada prinsipnya, azas hukum waris adat adalah azas kerukunan dan azas kesamaan hukum dalam pewarisan, tetapi juga terdapat azas-azas yang bersifat umum sebagai berikut :

    a. Azas Ketuhanan dan pengendalian diri

    b. Azas Kesamaan hak dan kebersamaan hak

    c. Azas Kerukunan dan Kekeluargaan

    d. Azas Musyawarah dan Mufakat

    e. Azas Keadilan dan Parimirma

    Secara Teoritis Sistem Keturunan Dibedakan Menjadi Tiga (3) Yaitu :

    1. Sistem Patrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimanakedudukan pria lebih menonjol

    2. Sistem Matrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimanakedudukan perempuan lebih menonjol

    3. Sistem Parental suatu keturunan yang ditarik dari kedua-duanya

    Sistem Pewarisan

    1. Sistem pewarisan individual ialah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai/menjual sesuai dengan porsinya

    sendiri

    Faktor-faktor yang menyebabkan sistem pewarisan individual

    Faktor Kebaikannya :

    a. Tidak ada lagi yang berhasrat memimpin penguasaan atau pemilikan dariharta bersama

    b. Dengan cara kepemilikan secara pribadi, maka waris dapat bebas menguasaidan menjual baginya

    Faktor kelemahan:

    a. Dengan pecahnya harta warisan dapat merenggangkan tali kekerabatan yangdapat berakibat timbulnya hasrat ingin memiliki kebendaan secara pribadi

    b. Sistem individual dalam pewarisan dapat menjurus kearah nafsu yang bersifatindividual

    2.Sistem Pewarisan Kolektif

    Dimana harta peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari penulis kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi (jadi merupakan satu

    kesatuan), harta tersebut digunakan bersama-sama

    Kebaikan Sistem Kolektif

    Dapat memfungsikan harta kekayaan itu diperuntukkan buat kelangsungan hidup

    keluarga bersama

    Kelemahan sistem kolektif

    Menumbuhkan cara berpikir yang selalu sempit, kurang memikirkan dengan orang luar.

    3.Sistem Pewarisan Mayoret

    Merupakan sistem pewarisan kolektif, hanya penerusan harta yang tidak terbagi-bagi itu ke anak yang "tertua"

    Kelemahan dan kebaikan pewarisan Mayoret, itu terletak pada "Kepemimpinananaktertua"

    4.Sistem Pewarisan Islam

    Dimana sistem pewarisan dari pewaris ke ahli waris di lakukan setelah pewaris wafat, dan harta warisan harus netto

    5.Sistem Pewarisan Barat

    Sebagaimana diatur di B.W pada prinsipnya setelah pewaris meninggal duniaselekas mungkin harta warisan itu dibagi

    Sendi-sendi hukum waris barat menurut Wirjino Projodikoro terdapat padapasal 1066 KUHPdt yang menyatakan sebagai berikut:

    1. Pembagian harta benda selalu dapat tuntut meskipun ada suatu perjanjianyang bertentangan dengan itu

    2. Dapat diperjanjikan, bahwa pembagian harta benda dapat ditangguhkanselama waktu tertentu

    3. Perjanjian ini hanya dapat berlaku selama 5 tahun

    Mengenai hutang si pewaris, menurut hukum barat ahli waris dapat menentukan/memilih 3 sikap sebagai berikut yaitu :

    1. Sikap menerima secara keseluruhan, berarti waris dapat menerima warisan termasuk hutang pewaris

    2. Sikap menerima dengan syarat earis menerima harta warisan dan hutang-hutang pewaris akan dibayar berdasarkan barang-barang warisan yangditerima

    3. Sikap menolak waris menolak harta warisan

    Dengan sikap-sikap tersebut diatas berarti hukum waris berat bersifat "individual murni" dimana hubungan antara pewaris dan ahli waris tidak didasarkan pada "azas kekeluargaan"

    6

    Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum

    Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya