Upload
doanthu
View
242
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984
dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama
mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Teknologi seluler yang digunakan
saat itu adalah NMT (Nordic Mobile Telephone) dari Eropa, disusul oleh AMPS
(Advance Mobile Phone System), keduanya dengan sistem analog. Teknologi
seluler yang masih bersistem analog itu seringkali disebut sebagai teknologi
seluler generasi pertama (1G). Pada tahun 1995 diluncurkan teknologi generasi
pertama CDMA (Code Division Multiple Access) yang disebut ETDMA
(Extended Time Division Multiple Access) melalui operator Ratelindo yang hanya
tersedia di beberapa wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sementara itu di dekade yang sama, diperkenalkan teknologi GSM
(Global System for Mobile Communications) yang membawa teknologi
telekomunikasi seluler di Indonesia ke era generasi kedua (2G). Pada masa ini,
Layanan pesan singkat (Inggris: short message service) menjadi fenomena di
kalangan pengguna ponsel berkat sifatnya yang hemat dan praktis. Teknologi
GPRS (General Packet Radio Service) juga mulai diperkenalkan, dengan
kemampuannya melakukan transaksi paket data. Teknologi ini kerap disebut
2
dengan generasi dua setengah(2,5G), kemudian disempurnakan oleh EDGE
(Enhanced Data Rates for GSM Evolution), yang biasa disebut dengan generasi
dua koma tujuh lima (2,75G). Telkomsel sempat mencoba mempelopori layanan
ini, namun kurang berhasil memikat banyak pelanggan. Pada tahun 2001,
sebenarnya di Indonesia telah dikenal teknologi CDMA generasi kedua (2G),
namun bukan di wilayah Jakarta, melainkan di wilayah lain, seperti Bali dan
Surabaya.
2.1 Arsitektur Jaringan GSM
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM
pertama di Indonesia, melalui Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi No. PM108/2/MPPT-93, dengan awal pemilik saham adalah PT
Telkom Indonesia, PT Indosat, dan PT Bimagraha Telekomindo, dengan wilayah
cakupan layanan meliputi Jakarta dan sekitarnya. Pada periode ini, teknologi
NMT dan AMPS mulai ditinggalkan, ditandai dengan tren melonjaknya jumlah
pelanggan GSM di Indonesia. Beberapa faktor penyebab lonjakan tersebut antara
lain, karena GSM menggunakan Kartu SIM yang memungkinkan pelanggan untuk
berganti handset tanpa mengganti nomor. Selain itu, ukuran handset juga sudah
lebih baik, tak lagi sebesar 'pemukul kasti'.
Karakteristiknya yang open standard interface (memungkinkan vendor-
vendor untuk ikut mengembangkan instrumennya pada sisi jaringan network),
jangkauan luas (roaming access), interoperabilitas serta kemudahan penggunaan
SIM card pada handset yang berbeda tanpa mengurangi fungsi konektivitasnya
ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan jaringan GSM
3
(Global System for Mobile Communication) sedemikian pesat pada kurun waktu
beberapa tahun terakhir.
Gambar 2.1 Layout generic dari jaringan GSM menurut John’s Scourias
Arsitektur jaringan GSM (gambar 1) terdiri dari 3 komponen
utama yakni:
1. Mobile Station
2. Base Station Subsytem (BSS)
3. Network Subsytem (NSS)
Entitas Mobile Station terdiri dari Mobile Equipement (ME) yakni
perangkat keras & perangkat lunak untuk transmisi radio yang dikenal dengan
istilah telepon seluler (ponsel) dan Subcriber Identification Module (SIM).
4
Mobile equipment (ME) secara unik diidentifikasikan dalam format
International Mobile Equipment Identity (IMEI). SIM card berisi International
Mobile Subscriber Identity (IMSI) yang digunakan untuk indentifikasi pelanggan
ke sistem, kunci rahasia (untuk autentifikasi) serta menyimpan informasi lainya
seperti phone book atau pesan sms. SIM card dapat diproteksi dari penggunaan
yang tidak terotorisasi dengan password atau personal identity number (PIN).
Base Station Subsytem (BSS) terdiri dari Base Tranciever System (BTS)
dan Base Station Controler (BSC). Base Station Controllers (BSC) mengontrol
dan mengatur beberapa BTS. BSC bertanggung jawab untuk memelihara
koneksi (hubungan radio) saat panggilan dan kepadatan lalulintas panggilan
pada areanya dan meneruskannya ke Network Subsystem. BSC juga
menangani setup radio-channel, frequency hopping, serta proses handover. BTS
merupakan alat tranceivers radio (transmitter receiver radio) pada suatu area
didefiniskan sebagai sebuah cell dan menangani protokol radio-link dengan
Mobile Station lewat Um interface yang juga dikenal dengan air interface (radio
link).
Network Subsystem terdiri dari Mobile Switvhing Centres (MSC) dan
beberapa database yang terhubung dengannya seperi Home Location Register
(HLR), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AuC) serta
Equipment Identity Register (EIR). Mobile Switching Centers (MSC) berfungsi
untuk switching suatu panggilan telepon dari jaringan internal atau dari jaringan
lain (eksternal), call routing untuk pelanggan yang melakukan roaming (roaming
subscriber), menyimpan informasi billing serta data base lain yang berisi
5
informasi subscriber ID (IMSI), nomor ponsel pelanggan, beberapa layanan atau
larangan yang berkaitan dengan pelanggan, autentifikasi serta informasi lokasi
pelanggan.
HLR dan VLR bersama dengan MSC mernyediakan call-routing dan
fungsi roaming dari GSM. HLR berisi semua informasi administrasi dari setiap
pelanggan yang tersambung pada jaringan GSM. VLR berisi informasi
administrasi teripilih dari HLR, yang penting untuk control panggilan (call
control) dan provisi dari layanan pelanggan, dan control posisi setiap ponsel pada
area geografis.
Equipment Identity Register (EIR) merupakan database yang berisi suatu
daftar valid mobile equipment pada jaringan. Setiap mobile station
diidentifikasikan dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI). Pada
kasus khusus sebuah IMEI ditandai/didaftarkan invalid bila ponsel dilaporkan
dicuri/dirampas dari pemiliknya.
Authentication Center (AuC) merupakan database proteksi yang
menyimpan salinan dari kunci rahasia (secret key) yang terdapat pada setiap SIM
card pelanggan. Proteksi ini digunakan untuk autentifikasi dan enkripsi pada
channel radio.
2.2 Modulasi
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik
sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan
proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan
6
ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus
berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang
sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat
dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi.
Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator,
sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari
dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan
kedua proses tersebut disebut modem.
Informasi yang dikirim bisa berupa data analog maupun digital sehingga
terdapat dua jenis modulasi yaitu
modulasi analaog
modulasi digital
a. Modulasi Analog
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal
analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk
gelombang kontinu (continous varying). Dua parameter/karakteristik terpenting
yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog
biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus
merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan
bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari
7
perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka
jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah
terpengaruh oleh noise.
Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus
memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal
analog.
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi
sinyal analog.
Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :
Angle Modulation
o Modulasi Fase (Phase Modulation - PM)
o Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation - FM)
Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM)
o Double-sideband modulation with unsuppressed carrier (used on
the radio AM band)
o Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC)
o Double-sideband reduced carrier transmission (DSB-RC)
o Single-sideband modulation (SSB, or SSB-AM), very similar to
single-sideband suppressed carrier modulation (SSB-SC)
8
o Vestigial-sideband modulation (VSB, or VSB-AM)
b. Modulasi Digital
System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system
digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat
mempengaruhi nilai akurasi system digital.
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit
stream) ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses
mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian
rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit
(0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya,
kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui
proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke
penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi
fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada
dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan
PSK.
9
Gambar 2.2 Sistem Modulasi Digital
B . 1 Amplitude Shift Keying (ASK)
Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan
pergeseran amplitude, merupakan suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah
amplitude. Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang
pembawa tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.
Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan
digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level
acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran
transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh
sebab itu metoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak
dekat saja.
Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga
pada sistem modulasi AM. Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang
yang berlevel banyak dan membuat mereka sukar mendeteksi dengan tepat
menjadi level ambangnya.
10
B .2 Frequncy Shift Keying (FSK)
Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran
frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan
gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa.
Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan
gelombang output ang tidak mempunyai fasa terputus-putus. Dalam proses
modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.
FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini
gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan
bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan
standar transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT.
FSK juga tidak tergantung pada teknik on-off pemancar, seperti yang telah
ditentukan sejak semula. Kehadiran gelombang pembawa dideteksi untuk
menunjukkan bahwa pemancar telah siap.
Dalam hal penggunaan banyak pemancar (multi transmitter), masing-
masingnya dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip pendeteksian gelombang
pembawa umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja.
Bentuk dari modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara
konsep, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-
macam variasi /deviasi ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja,
yaitu More atau Less (High atau Low, Mark atau Space). Tentunya untuk deteksi
(pengambilan kembali dari kandungan Carrier atau proses demodulasinya) akan
lebih mudah, kemungkinan kesalahan (error rate) sangat minim/kecil. Umumnya
11
tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit Rate
(kecepatan transmisi) yang relative rendah, seperti untuk Telex dan Modem-Data
dengan bit rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).
B .3 Phase Shift Keying (PSK)
Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa.
Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi
pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang
pembawa berubah-ubah sesuai denganperubahan status sinyal informasi digital.
Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima.
Akibatnya, sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada pesawat penerima. Guna
memudahkan untuk memperoleh stabilitas pada penerima, kadang-kadang dipakai
suatu teknik yang koheren dengan PSK yang berbeda-beda. Hubungan antara dua
sudut fasa yang dikirim digunakan untuk memelihara stabilitas. Dalam keadaan
seperti ini , fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui.
Hasil dari perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi).
B. 4 Quadrature amplitude modulation (QAM)
Quadrature Amplitude Modulation (QAM) merupakan salah satu teknik
modulasi digital. Pada QAM, informasi yang akan dikirimkan diubah menjadi
simbol QAM yang dapat direpresentasikan sebagai sinyal analog pemodulasi.
Sinyal pemodulasi ini mengubah amplitude dan fase dari sinyal pembawa. Setiap
perubahan fase dan amplitude sinyal pembawa merepresentasikan satu simbol
12
QAM yang terdiri sejumlah bit informasi. (Taub-Schilling, 1986) Orde QAM
yang sering dinyatakan sebagai M-ary QAM menunjukkan jumlah simbol QAM
yang dapat dihasilkan (M = 2 n ), dengan n adalah jumlah bit penyusun satu
simbol.
Orde QAM yang sering digunakan dalam sistem komunikasi adalah orde
16, 64, dan 256. Dengan demikian pada orde 16-QAM dapat terbentuk 16 simbol.
Orde 64-QAM dapat menghasilkan 64 simbol, dan orde 256-QAM dapat
menghasilkan simbol sebanyak 256 simbol.
Pengubah bit ke simbol berfungsi memetakan runtun bit informasi menjadi
simbol QAM. Runtun bit informasi dibagi menurut banyak bit dalam satu simbol
dan diubah ke bentuk paralel kemudian dirutekan menjadi bit ganjil dan bit genap.
Pada umumnya, keluaran pengubah bit-ke-simbol akan dipetakan ke bentuk kode
Gray (Gray Code) terlebih dulu sebelum dipetakan ke analog. Dengan dipetakan
ke kode Gray, antar simbol terdekat pada diagram konstelasi hanya akan berbeda
satu bit. Hal ini akan membantu mengurangi error di penerima dan untuk
mempermudah dalam desain perangkat keras. Jika misalnya di penerima terjadi
satu kesalahan pembacaan simbol maka hanya akan ada satu bit yang salah karena
jarak antar simbol terdekat hanya berbeda satu bit.
Untuk transmisi Data atau sinyal Digital dengan kecepatan tinggi, lebih
efisien dipilih system modulasi PSK. Dua jenis modulasi PSK yang sering kita
jumpai yaitu :
1. Binary Phase Shift Keying (BPSK)
13
BPSK adalah format yang paling sederhana dari PSK.
Menggunakan dua yang tahap yang dipisahkan sebesar 180° dan sering
juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari semua bentuk
modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu
memodulasi 1 bit/simbol dan dengan demikian maka modulasi ini tidak
cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.
2. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)
Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK
atau 4-PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi,
terletak di sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat
mendekode dua bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa
menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data
rate jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat
dipandang sebagai sebagai suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk
melihatnya sebagai dua quadrature carriers yang termodulasi tersendiri.
Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk mengatur
komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur
komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan
pada kedua carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas.
3. Phase Shift Keying (8 PSK)
Sesuai dengan M-ary coding untuk modulasi 8 PSK jumlah n yang
digunakan adalah n=3 sehingga menghasilkan beda fasa sebanyak delapan
atau M=8. Modulasi 8 PSK memiliki delapan posisi beda fasa yang
14
masing-masing sebesar 45° dengan 3 bit setiap simbol, diantaranya 000,
001, 010, 011, 100, 101, 110 dan 111.
2.3 Pengertian baud rate, bit rate
Baud rate maupun bit rate, keduanya menyatakan kecepatan atau laju
sinyal data selama ditransmisikan. Baud rate atau disebut juga sebagai symbol
rate, dinyatakan dalam satuan baud(= bd) yang ditentukan besarnya sebagai nilai
kebalikan dari waktu tersingkat pulsa (signaling element). Sesuai proses
pengolahan sinyal digital untuk keperluan transmisi, satuan baud disebut juga
sebagai symbol per second(= Smb/s).
Sementara bit rate atau laju bit dinyatakan dalam satuan bit per second(=
bps) yang ditentukan nilai-nya sebagai jumlah bit yang mengalir per detik. Angka
keduanya akan sama, bila satu sistem digital menggunakan hanya satu bit untuk
tiap kode sinyal pulsa. Tetapi bila satu sistem menggunakan beberapa atau
sederetan bit untuk tiap kode sinyal pulsanya, maka angka bit rate-nya akan jauh
lebih besar dari angka baud rate-nya. Dalam hal pengkodean bit tersebut, dikenal
istilah dibit, tribit, kuabit, dan seterusnya. Misalnya dengan teknik pengkodean
tertentu, satu kode sinyal pulsa terdiri dari 2 bit (dibit), maka angka 1200 baud
dapat berarti 2400 bps untuk sistem tersebut. Pengkodean ini dilakukan pada unit
modem, yaitu unit yang digunakan untuk komunikasi data jarak jauh. Dengan
demikian angka bit-rate digunakan untuk sinyal data pada input modem, sedang
angka baud-rate digunakan untuk sinyal pada output modem. Pada kenyataannya,
baud rate banyak digunakan secara salah oleh pabrik pembuat modem untuk
menyatakan spesifikasi bit rate-nya.
15
2.4 Spektrum Frekuensi
Frekeunsi merupakan sumber yang terbatas. Oleh karena itu lembaga
dunia mengklasifikasikan frekuensi terhadap penggunaanya. Disamping itu
dilakukan penyeragaman frekuensi untuk mempermudah pemakaian perangkat
disemua Negara, jadi kompatibilitas dari produk untuk semua Negara.
Dibawah ini klasifikasi band frekuensi yang telah ditetapkan oleh ITU:
Tabel 2.1 Pembagian band frekuensi
Frekuensi Band30- 300 Hz 10 -1 mm ELF (exremely low frequesncy)300 -3000 Hz 1 mm - 100 mm SLF ( super low frequency)3 - 30 KHz 100 - 10 Km VLF ( very low frequency )30 - 300 KHz 10 - 1 Km LF ( low frequency)300 - 3000 KHz 1 Km - 100 Km MF ( Medium frequency)3 - 30 MHz 100 - 10 m HF ( High freauncy )30 - 300 MHz 10 - 1 m VHF (Very hight frequency)300 - 3000 MHz 1 m - 10 cm UHF (ultra hight frequency)3 -30 GHz 10 - 1 cm SHF Super hight frquency)30 - 300 GHz 1 cm - 1 mm EHF (Extremely hight frequency)300 - 3000 GHz 1 mm - 100 µm
Aplikasi LOS Microwave pada umumnya menggunakan band frekeunsi SHF
dimana nilainya 3 GHz-30GHz.
Alasan penggunaan LOS Microwave pada band frekuensi tersebut adalah:
Sifat komunikasi yang point to point.
16
Untuk data rate yang cukup besar (Semakin besar frekuensi, rate data
semakin besar)
Kekurangan dari penggunaan frekuensi SHF:
Redaman udara besar (Semakin besar frekuensi, maka semakin besar pula
redaman)
Bandwith yang ada terbatas untuk masing-masing kanal.
2.5 Effec Bottleneck
Tidak semua media transmisi jaringan internet seragam baik dalam hal
kecepatan, bandwidth maupun kehandalan. Oleh karena itu transmisi data dari sisi
sender ke receiver tidak selalu berjalan lancar khususnya jika saluran transmisi
mengalami penyempitan. Saluran seperti ini disebut dengan bottleneck. Router,
mempunyai peranan penting dalam mengantisipasi saluran bottleneck dimana
mampu menampung sementara paket data yang macet dalam buffer atau
membuang paket-paket data yang dianggap berlebihan. Bottleneck adalah
peristiwa macetnya proses aliran data (transmisi data) karena sebab-sebab
tertentu. Biasanya disebabkan perbedaan antara kecepatan kerja suatu komponen
dengan kecepatan bus-nya. Dapat juga dikarenakan perangkat keluaran (output)
tidak dapat mengimbangi kinerja perangkat pemrosesan sehingga memperlambat
kerja system secara keseluruhan. Bottleneck secara harfiah dapat diartikan
sebagai sumbatan leher botol.
17
Gambar 2.3 Effect Bottle Neck
Bottleneck diartikan secara kasar adalah penyempitan jalur. Bottleneck
adalah sebuah fenomena di mana kinerja atau kapasitas dari keseluruhan sistem
dibatasi oleh satu atau sejumlah terbatas satu komponen atau sumber daya. Istilah
bottleneck diambil dari aset adalah air 'metafora. Ketika air dituangkan keluar dari
botol, tingkat keluar yang dibatasi oleh lebar saluran dari keluar-bottleneck yaitu,.
Dengan meningkatkan lebar bottleneck yang dapat meningkatkan tingkat di mana
air mengalir keluar dari leher pada frekuensi yang berbeda. komponen membatasi
semacam sistem kadang-kadang disebut sebagai titik kemacetan.
3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation
technology atau biasa dibaca: triji. Istilah ini umumnya digunakan mengacu
kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). 3G sebagai sebuah
solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses:
3G adalah istilah yang digunakan untuk teknologi telepon bergerak
generasi ke-3, teknologi ini merupakan pengembangan dari generasi ke-2 (2G).
18
3G merepresentasikan evolusi untuk kapasitas, kecepatan data dan kemampuan
layanan baru. Layanan yang terkait dengan 3G adalah layanan perpindahan data
baik berupa voice data maupun non-voice data.
3G adalah hasil dari spesifikasi yang diinginkan oleh IMT-2000
(International Mobile Telecommunication – 2000) ITU (International
Telecommunication Union). 3G diharapkan merupakan satu teknologi standar
yang digunakan oleh seluruh dunia.
Sistem 3G dibutuhkan untuk memberikan layanan bit rate tinggi yang
memungkinkan gambar dan video dengan kualitas tinggi dikirim dan diterima
melalui wireless network. 3G juga diharapkan untuk memberikan akses ke
internet dengan bit rate yang tinggi pula.
2.6 Karakteristik 3G
* Layanan suara dan data dengan bit rate tinggi, termasuk layanan multimedia.
* Packet-switch.
* Campuran dari berbagai layanan
* Enhanced Multiple Access Techniques.
* Pola modulasi dengan efisiensi yang tinggi.
* Bisa berdampingan dengan 2G.
Masih ada yang bingung apa itu GPRS, EDGE, 3G, HSDPA dan yang lainnya?
Ini merupakan suatu jaringan yang digunakan menggunakan sinyal seperti koneksi
pada handphone atau modem untuk mengakses atau menghubungkan perangkat
anda ke internet. Untuk lebih jelasnya langsung saja kita bahas pengertian sinyal
tersebut:
19
1.GPRS (Global Package Radio Service).
GPRS adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan
penerimaan data dalam bentuk paket data yang berkaitan dengan e-mail, data
gambar, dan penelusuran internet. GPRS yang juga disebut teknologi 2.5G
merupakan evolusi dari teknologi 1G dan 2G sebelumnya. Layanan GPRS
tersebut dapat dipasang pada jenis ponsel tipe GSM dan IS-136. Idealnya jaringan
GPRS memiliki kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, namun
kenyataannya, hal tersebut tergantung dari faktor-faktor seperti konfigurasi dan
alokasi time slot pada level BTS, software yang digunakan, dan dukungan fitur
dan aplikasi ponsel yang digunakan.
2. EDGE (Enhance Data rates for Global Evolution).
Merupakan kelalnjutan evolusi dari GSM dan IS-136 dengan tujuan
pengembangan teknologi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data, efisiensi
spektrum, dan memungkinkannya penggunaan aplikasi-aplikasi baru serta
meningkatkan kapasitas. Jaringan EDGE juga disebut sebagai teknologi 2.75G
diperkenalkan pertama kali oleh Cingular (sekarang AT&T) di Amerika Serikat
pada tahun 2003. Jaringan EDGE pada idealnya memiliki kecepatan mencapai
236 kbps.
3. Teknologi 3G (Third-Generation Technology).
Merupakan teknologi evolusi dari generasi sebelumnya yang memiliki
kapasitas pengiriman dan penerimaan dari lebih besar dan lebih cepat. Oleh
karena itulah, teknologi ini dapat digunakan untuk melakukan video call.
20
Teknologi 3G sering juga disebut dengan mobile broadband karena
keunggulannya sebagai modem untuk internet yang bersifat portable.
Perkembangan 3G secara komersial dimulai pada tahun 2001 di Jepang oleh
NTTDoCoMo yang kemudian disusul oleh Korea Selatan pada tahun 2002.
Idealnya teknologi ini memiliki kecepatan transfer data pada level minimum
2Mbps pada pengguna yang berada pada posisi diam ataupun berjalan kaki, dan
384 kbps pada pengguna yang berada di dalam kendaraan yang sedang berjalan.
4.HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access).
Merupakan teknologi yang disempurnakan dari teknologi sebelumnya
yang juga dapat disebut 3.5G, 3G+ atau Turbo 3G yang memungkinkan jaringan
berbasis Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) memiliki
kecepatan dan kapasitas transfer data yang lebih tinggi. Penggunaan HSDPA saat
ini menyokong kecepatan penelusuran dari 1.8, 3.6, 7.2 hingga 14 Mpbs. Oleh
karena itulah jaringan HSDPA ini sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai
modem internet pada computer ataupun notebook. Pemasaran HSDPA dalam
bentuk modem yang digunakan sebagai koneksi mobile broadband baru
diperkenalkan pada tahun 2007. Pada Agustus tahun 2009, 250 jaringan HSDPA
secara komersial telah meluncurkan layanan mobile broadband di 109 negara.
5.High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA).
HSUPA merupakan salah satu protokol ponsel yang memperbaiki proses
uplink atau penaikkan data dari perangkat ke server (unggah) yang mencapai 5,76
Mbit/s. Dengan kecepatan ini, pengguna dapat lebih mudah mengunggah tulisan,
21
gambar, maupun video ke blog pribadi ataupun situs seperti YouTube hanya
dalam waktu beberapa detik saja. HSUPA juga dapat mempermudah melakukan
video streaming dengan kualitas DVD, konferensi video, game real-time, e-mail,
dan MMS. Saat terjadi kegagalan dalam pengiriman data, HSUPA dapat
melakukan pengiriman ulang. Tingkat kecepatan pengiriman juga dapat
disesuaikan dengan keadaan ketika terjadi gangguan jaringan transmisi.HSUPA
diluncurkan secara komersial pertama kali pada awal tahun 2007.
6. High-Speed Packet Access (HSPA).
Adalah koleksi protokol telepon genggam dalam ranah 3,5G yang
memperluas dan memperbaiki kinerja protokol Universal Mobile
Telecommunications System (UMTS). High-Speed Downlink Packet Access
(HSDPA), High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA), dan High Speed Packet
Access+ (HSPA+) adalah bagian dari keluarga High-Speed Packet Access
(HSPA). HSPA merupakan hasil pengembangan teknologi 3G gelombang
pertama, Release 99 (R99). Sehingga HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila
dibandingkan dengan koneksi R99. Terkait jaringan CDMA, HSPA dapat
disejajarkan dengan Evolution Data Optimized (EV-DO) yang merupakan
perkembangan dari CDMA2000.
Jaringan HSPA sebagian besar tersebar pada spektrum 1900 MHz dan
2100 MHz namun beberapa berjalan pada 850 MHz. Spektrum yang lebih besar
digunakan karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas serta
kemampuannya untuk refarming dan realokasi spektrum UHF.
HSPA menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam arus data turun
22
(downlink) dan dalam arus naik (uplink), terkait standar pengembangan yang
dilakukan Third Generation Partnership Project (3GPP). Perkembangan lanjutan
HSPA dapat semakin memudahkan akses ke dunia maya karena sarat fitur rapi
dan canggih sehingga dapat mengurangi biaya transfer data per megabit.
Pada tahun 2008 terdapat lebih dari 32 juta koneksi HSPA di dunia. Hal
ini bertolak belakang dengan akhir kuartal pertama 2007 yang hanya berjumlah 3
juta. Pada tahun yang sama, sekitar 80 negara telah memiliki layanan HSPA
dengan lebih dari 467.000 jenis perangkat HSPA yang tersedia di seluruh dunia,
seperti perangkat bergerak, notebook, data card, wireless router, USB Modem.
7. High Speed Packet Access+ (HSPA+).
HSPA+ atau disebut juga Evolusi HSPA adalah teknologi standar pita
lebar nirkabel yang akan hadir dengan kemampuan pengiriman data mencapai 42
Mbit/s untuk downlink dengan menggunakan modulasi 64QAM dan 11 Mbit/s
untuk uplink dengan modulasi 16QAM. Pengembangan lainnya pada HSPA+
adalah tambahan penggunaan antena Multiple Input Multiple Output (MIMO)
untuk membantu peningkatan kecepatan data. HSPA+ memberikan pilihan berupa
arsitektur all-IP (Internet Protocol) yang dapat mempercepat jaringan serta lebih
murah dalam penyebaran dan pengendaliannya. Sampai Agustus 2009, terdapat
12 jaringan HSPA+ di dunia dengan kecepatan downlink mencapai 21 Mbit/s.
Pelopornya adalah Telstra di Australia pada akhir 2008. Sedangkan jaringan untuk
kecepatan 28Mbit/s telah hadir untuk pertama kalinya di dunia dengan Italia
sebagai negara perintisnya.
8. Evolution Data Optimized (EV-DO).
23
EVDO, juga dikenal dengan EV-DO, 1xEvDO dan 1xEV-DO merupakan
sebuah standart pada wireless broadband berkecepatan tinggi. EVDO adalah
singkatan dari “Evolution, Data Only” atau “Evolution, Data optimized”. Istilah
resminya dikeluarkan oleh Assosiasi Industri Telekomunikasi yaitu CDMA2000,
merupakan interface data berkecepatan tinggi pada media udara. EVDO satu dari
dua macam standar utama wireless Generasi ke-3 atau 3G. adapun standart yang
lainnya adalah W-CDMA. Kelebihan EVDO dibandingkan CDMA biasa, tentu
lebih mengirit spektrum frekuensi dari regulator dan amat mahal pastinya,
menurunkan biaya pengembangan dan memanfaatkan jaringan baru. di amerika
EVDO dipakai oleh Verizon dan Sprint,di Korea Juga digunakan. Saat artikel ini
dibuat EVDO tidak terlalu berpengaruh di pasar Eropa dan Sebagian besar Asia
karena di Wilayah tersebut telah memilih 3G sebagai pilihan mereka. Namun
Demikian di Indonesia telah ada beberapa operator yang memakai teknologi
EVDO.