Modul Auditing 1 [TM3]

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Auditing

Citation preview

  • MODUL PERKULIAHAN

    Auditing 1

    Penyusunan Laporan Auditor

    Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

    Ekonomi & Bisnis S-1 Akuntansi

    03 84060 Indraguna Kusumabrata, MM,CA,CPSAK

    Abstract Kompetensi

    Jenis-jenis opini ausit dan contoh

    Mengetahui jenis opini apa yang diberikan untuk tiap-tiap kasus yang diberikan

  • 13 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    Jenis Opini

    Pengertian

    Standar Pelaporan

    Laporan auditor biasanya diterbitkan dalam hubungannya dengan laporan keuangan pokok

    suatu entitas yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif,

    laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Setiap laporan keuangan auditan harus

    secara khusus disebut dalam paragraf pengantar dalam laporan auditor. Jika laporan

    keuangan pokok meliputi suatu laporan terpisah tentang perubahan akun (account) ekuitas,

    hal ini harus disebutkan dalam paragraf pengantar dalam laporan auditor, namun tidak perlu

    disebut secara terpisah dalam paragraf pendapat, karena perubahan tersebut merupakan

    bagian dari penyajian posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas.

    Standar pelaporan keempat berbunyi sebagai berikut:

    Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara

    keseluruhan atau memuat suatu asersi, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

    Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

    dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan

    auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang

    dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

    Tujuan standar pelaporan keempat tersebut adalah untuk mencegah agar tidak terjadi

    penafsiran yang keliru mengenai tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor, apabila

    namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Keterangan dalam standar pelaporan

    keempat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan berlaku sama, baik untuk satu

    perangkat laporan keuangan yang lengkap maupun untuk salah satu unsur laporan

    keuangan saja, misalnya laporan posisi keuangan, untuk satu atau beberapa periode

    akuntansi. Auditor dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas salah satu

    unsure laporan keuangan dan menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau

    menyatakan tidak memberikan pendapat, atau menyatakan pendapat tidak wajar atas unsur

    laporan keuangan lainnya, apabila keadaan mengharuskan perlakuan demikian.

  • 13 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    Laporan Auditor Bentuk Baku

    Laporan auditor bentuk bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan

    menyajikan secara wajar; dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas,

    hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

    Kesimpulan ini dibuat hanya bilamana auditor telah merumuskan pendapat demikian

    berdasarkan suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing.

    Laporan auditor bentuk baku harus menyebutkan laporan keuangan auditan dalam paragraf

    pengantar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf lingkup audit, dan menyatakan

    pendapat auditor dalam paragraf pendapat. Unsur pokok laporan auditor bentuk baku

    adalah sebagai berikut:

    a. Suatu judul yang memuat kata independen

    b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan auditor telah

    diaudit oleh auditor.

    c. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen

    perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas

    laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.

    d. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

    ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

    e. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengaharuskan auditor

    merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh kayakinan memadai

    bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

    f. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi:

    (1) Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung

    jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

    (2) Penentuan prinsip akunansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan yang

    dibuat manajemen.

    (3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

    g. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan

    dasar memadai untuk memberikan pendapat.

    h. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajian secara wajar, dalam

    semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal lapaoran posisi

    keuangan dan hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal

    tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

    i. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan public, nomor izin usaha kantor akuntan

    public.

  • 13 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    j. Tanggal laporan auditor.

    Beberapa tipe pendapat yang dinyatakan auditor dalam setiap keadaan adalah sebagai

    berikut:

    a. Pendapat wajar tanpa pengecualian

    Pendapatwajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan

    secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keaungan, hasil usaha, dan arus

    kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

    b. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku

    Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf

    penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.

    c. Pendapat wajar dengan pengecualian

    Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan

    menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,

    dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia,

    kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

    d. Pendapat tidak wajar

    Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara

    wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar

    akuntansi akuntansi keuangan di Indonesia.

    e. Pernyataan tidak memberikan pendapat

    Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan

    pendapat atas laporan keuangan.

    Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan Dalam Laporan Auditor Bentuk baku

    Laporan auditor bentuk baku

    Keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam

    laporan auditor bentuk baku, meliputi:

    a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

    b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-

    keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip

    akuntansi yang dikeluarkan oleh IAPI.

  • 13 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang

    adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah

    mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana

    manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai

    hal itu telah memadai.

    d. Di antara periode akuntansi atau dalam metode penerapannya.

    e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan

    komparatif.

    f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar

    Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak direviu.

    g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAPI-DSAK telah dihilangkan, yang

    penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut,

    dan auditor tidak dapat menghilangkankeraguan-raguan yang besar apakah

    informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan

    tersebut.

    h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara

    material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

    Selain itu auditor dapat menambahkan paragraf penjelasan untuk menekankan suatu hal

    tentang laporan keuangan.

    Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain

    Apabila auditor memutuskan untuk membuat pengacuan ke laporan auditor independen

    lain sebagai seagian dari dasar bagi pernyataan pendapatnya, ia harus menjelaskan

    kenyataan ini dalam paragraf pengantar dalam laporannya dan ia harus mengacu ke

    laporan auditor lain dalam pernyataan pendapatnya. Pengacuan ini merupakan petunjuk

    adanya pemisahan tanggung jawab dalam pelaksanaan audit.

    Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan secara formal oleh badan yang

    berwenang

    Auditor tidak diperkenankan:

    a. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keaungan atau

    data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan SAK atau

    b. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus

    dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi

    yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak

  • 13 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip akuntansi yang

    ditetapkan oleh badan pengatur standar akuntansi keuangan. Dalam kondisi tersebut

    auditor tetap dapat mematuhi ketentuandalam butir ini selama auditor dapat

    menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat

    penyimpanagan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan

    estimasi dampaknya (bila praktis untuk dilaksanakan) serta alasan mengapa

    kepatuhan atas SAK akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

    Apabila keadaan seperti dimaksudkan pada paragraf 14 timbul, maka laporan auditor

    harus mencantumkan informasi mengenai hal tersebut dalam paragraf terpisah.

    Dalam situasi seperti itu, sudah semestinya bagi auditor untuk menyatakan pendapat

    wajar tanpa pengecualian berkaitan dengan kesesuaian laporan keuangan dengan

    standar akuntansi keuangan di Indonesia, kecuali jika terdapat alasan lain untuk

    tidak melakukan hal itu, yang tidak berkaitan dengan penyimpangan dari prinsip

    akuntansi yang diumumkan berlaku.

    Ketidakkonsitensian

    Penekanan atas suatu hal

    Penyimpangan dari Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

    Pendapat wajar dengan pengecualian

    Pembatasan lingkup audit

    Penyimpangan dari standar akuntansi keuangan di Indonesia

    Pendapat Tidak Wajar

    Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara

    wajar poisisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan SAK di Indonesia.

    Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara

    keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan SAK di Indonesia.

    Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf

    terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya (a) semua alasan yang mendukung

    pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat

    tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk

    dilaksanakan. Jika pendapat tidak wajar dinyatakan oleh auditor, paragraf pendapat harus

  • 13 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    berisi perujukan langsung ke paragraf terpisah yang menjelaskan dasar untuk pendapat

    tidak wajar tersebut.

    Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

    Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan

    pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana

    ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran

    laporan keuangan sesuai dengan SAK. Jika auditor menyatakan tidak memberikan

    pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung

    pernyataaan tersebut.

    Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak melaksanakan audit

    yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan

    keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor

    yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari SAK di Indonesia.

    Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor

    harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung

    pernyataannya tersebut. Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk

    menyatakan pendapat atas laporan keaungan. Auditor tidak harus menunjukkan prosedur

    yang dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragraf

    (yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan auditor bentuk baku). Jika auditor menjelaskan

    bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI, tindakan

    ini dapat mengakibakan kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat. Sebagai

    tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yan gberkaitan dengan kewajaran penyajian

    laporan keuangan berdasarkan SAK di Indonesia.

    MATERIALITAS

    Materialitas pada akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu salah saji dalam laporan

    keuangan, bila diketahui salah saji ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan dari

    pengguna laporan yang rasional.

    TINGKAT MATERIALITAS

    Dalam menerapkan definisi tersebut, terdapat tiga tingkatan materialitas yang digunakan

    untuk menentukan jenis opini yang diterbitkan.

  • 13 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    Jumlahnya Tidak Material Jika salah saji dalam laporan keuangan muncul , tetapi

    tampaknya tidak akan memengaruhi keputusan pengguna informasi yang rasional, maka

    salah saji tersebut dianggap tidak material.

    Jumlahnya Material Tetapi Tidak Menutupi Laporan Keuangan Secara Keseluruhan

    Tingkatan materialitas yang kedua muncul bila salah saji yang terjadi dalam laporan

    keuangan memengaruhi keputusan pengguna, tetapi laporan keuangan secara keseluruhan

    tetap dinyatakan dengan wajar dan masih berguna.

    Jumlahnya Sangat Material Sehingga Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

    Diragukan Materialitas tingkat tertinggi muncul bila pengguna informasi cenderung akan

    membuat keputusan yang salah jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara

    keseluruhan.

    KEPUTUSAN MATERIALITAS

    Dalam konsep, dampak materialitas dari jenis opini yang diterbitkan adalah langsung.

    Evaluasi materialitas juga bergantung pada situasi terjadinya kesalahan dalam mengikuti

    GAAP atau adanya pembatasan ruang lingkup.

    Bukan Kondisi GAAP Saat klien salah dalam mengikuti GAAP,

    laporan audit akan menjadi opini tanpa pengecualian, hanya opini dengan pengecualian

    atau opini tidak wajar, bergantung pada materialitas penyimpangannya.

    Perbandingan Jumlah Rupiah Dengan Basisnya Perhatian utama dalam mengukur

    materialitas saat klien salah mengikuti GAAP biasanya adalah jumlah salah saji yang terjadi

    dalam akun, dibandingkan dengan basis tertentu.

    Keterukuran Besaran uang dari salah saji tidak dapat diukur secara akurat. Materialitas

    yang dievaluasi auditor dalam situasi seperti itu adalah mengenai dampak informasi tersebut

    atas pengguna laporan bila pengungkapan tidak dilakukan.

    Sifat Salah Saji Keputusan pengguna juga dipengaruhi oleh jenis salah saji. Kondisi yang

    paling memengaruhi keputusan pengguna informasi dan opini auditor terdiri atas:

    1. Tindakan kecurangan atau transaksi ilegal.

    2. Jenis salah saji material yang dapat memengaruhi beberapa periode di masa depan,

    meskipun salah saji ini tidak material bila hanya terjadi pada periode berjalan.

    3. Kejadian yang memiliki efek psikis.

    4. Besarnya konsekuensi yang dapat timbul akibat tidak dipatuhinya kontrak utang.

  • 13 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    Kondisi Keterbatasan Ruang Lingkup Bila terdapat

    pembatasan ruang lingkup dalam audit, maka alternatif laporan audit adalah tanpa

    pengecualian, ruang lingkup dan opini pengecualian, atau tidak menyatakan opini,

    bergantung pada materialitas ruang lingkup yang dibatasi. Evaluasi materialitas dari potensi

    salah saji yang dihasilkan dari suatu pembatasan lingkup lebih sulit daripada evaluasi

    laporan yang tidak sesuai dengan GAAP.

    PEMBATASAN RUANG LINGKUP AUDITOR

    Terdapat dua kategori utama dalam pembatasan ruang lingkup: yang disebabkan oleh klien

    dan yang disebabkan oleh kondisi di luar kendali klien dan auditor. Dampaknya dalam

    laporan auditor bisa sama untuk masing-masing, tetapi interpretasi salah saji materialitas

    adalah atas penerbitan laporan tanpa pengecualian, pengucalian pada ruang lingkup dan

    opini, atau menolak memberikan opini, bergantung pada materialitasnya.

    Laporan Yang Tidak Sesuai Dengan GAAP

    Jika auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan pembaca karena

    tidak dibuat sesuai dengan GAAP, dan klien tidak mampu atau tidak mau melakukan

    pembetulan atau salah saji, maka mereka harus menerbitkan opini dengan pengecualian

    atau opini tidak wajar, bergantung pada materialitas bagian yang dipertanyakan. Jika klien

    salah memasukkan informasi yang diperlukan dalam penyajian wajar laporan keuangan

    pada laporannya atau penjelasan tambahan, maka auditor bertanggung jawab untuk

    menyebutkan informasi ini dalam laporan audit dan menerbitkan laporan opini dengan

    pengecualian atau opini tidak wajar.

    Laporan yang Sesuai dengan Peraturan 203 Menentukan kesesuaian laporan dengan

    GAAP bisa jadi merupakan hal yang sulit. Laporan dalam Kode Etik IAPI mengizinkan

    perbedaan dengan prinsip akuntansi berlaku umum saat auditor yakin bahwa jika perubahan

    dilakukan justru akan mengakibatkan laporan tersebut menyesatkan penggunanya.

    -prinsip Akuntansi Seorang anggota tidak diperbolehkan untuk (1)

    mengeluarkan suatu pendapat atau pernyataan alternatif bahwa laporan keuangan atau

    data keuangan lainnya pada suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

    berlaku umum atau (2) menyatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa diperlukan suatu

    modifikasi yang material pada laporan keuangan atau data keuangan lainnya agar laporan

    keuangan dan data keuangan lainnya tersebut disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

    yang berlaku umum.

  • 13 10 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    Kurangnya Laporan Aliran Kas Klien yang tidak mau menyajikan laporan aliran kas khusus

    dibahas dalam PSA 29 (SA 508). Saat laporan ini tidak dimasukkan, terdapat paragraf

    ketiga yang menyebutkan hal tersebut dan terdapat istilah kecuali pada untuk opini dengan

    pengecualian.

    Auditor Tidak Independen

    Jika auditor tidak memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam kode etik, maka

    disyaratkan untuk tidak mengeluarkan opini meskipun seluruh prosedur audit yang

    diperlukan sudah dilakukan.

    PROSES KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK LAPORAN AUDIT

    Para auditor menggunakan proses yang tersusun baik dalam memutuskan laporan audit apa

    yang tepat untuk diterbitkan pada serangkaian kondisi tertentu. Proses tersebut adalah :

    1. Menentukan apakah terdapat kondisi yang memerlukan penyimpangan dari

    laporan audit bentuk baku

    Para auditor mengidentifikasikan kondisi-kondisi ini saat mereka sedang melaksanakan

    proses audit serta memasukan berbagai informasi yang ada kedalam kertas kerja

    mereka sebagai bahan diskusi untuk menentukan laporan audit apa yang tepat untuk

    diterbitkan

    2. Menentukan tingkat materialitas tiap-tiap kondisi

    Dalam kondisi terdapat penyimpangan dari GAAP atau pembatasan lingkup audit,

    auditor harus memutuskan apakah hal tersebut tidak material, material, atau sangat

    material. Keputusan materialitas merupakan hal yang sulit, karena membutuhkan

    adanya penilaian dan pertimbangan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa terdapat

    pembatasan ruang lingkup atas audit persediaan. Auditor akan sangat kesulitan untuk

    menilai potensi salah saji atas sebuah akun yang tidak diaudit oleh auditor.

    3. Memutuskan jenis laporan audit yang tepat bagi kondisi tertentu, pada tingkat

    materialitas tertentu

    Setelah memutuskan dua hal pertama di atas, maka merupakan hal yang mudah untuk

    memutuskan jenis pendapat yang akan diberikan dengan bantuan suatu alat pembantu

    pembuat keputusan.

  • 13 11 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    4. Menulis laporan audit

    Mayoritas Kantor Akuntan Publik (KAP) memiliki suatu file computer yang telah berisi

    kalimat yang tepat untuk masing-masing kondisi yang berbeda-beda yang dapat

    membantu auditor untuk menuliskan laporan auditnya. Selain itu, satu atau lebih

    rekanan dalam mayoritas KAP memiliki keahlian khusus dalam menuliskan laporan

    audit. Rekanan ini biasanya menulis atau menelaah seluruh laporan audit sebelum

    diterbitkan.

    Laporan audit untuk setiap kondisi yang mensyaratkan perbedaan dari laporan standar tanpa pengecualian pada tingkat materialitas yang berbeda

    Kondisi yang mensyaratkan laporan

    tanpa pengecualian dengan modifikasi kata

    atau paragraf penjelasan

    Tidak Material Material

    Penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten

    Tanpa Pengecualian Laporan tanpa pengecualian,

    paragraf penjelasan

    Keraguan akan kelangsungan usaha

    Tanpa Pengecualian Laporan tanpa pengecualian,

    paragraf penjelasan

    Perbedaan dengan GAAP dan prinsip akuntansi lainnya

    Tanpa Pengecualian Laporan tanpa pengecualian,

    paragraf penjelasan

    Penekanan pada hal tertentu Tanpa Pengecualian Laporan tanpa pengecualian,

    paragraf penjelasan

    Pemakaian auditor lain Tanpa Pengecualian Laporan tanpa pengecualian,

    paragraf penjelasan

    Kondisi yang mensyaratkan opini lain

    selain tanpa pengecualian

    Tidak Material

    Material, tetapi tidak Pervasif (menutupi kewajaran laporan

    keuangan keseluruhan)

    Sangat material sehingga keseluruhan kewajaran

    dipertanyakan

    Ruang lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi lain

    Tanpa pengecualian

    Ruang lingkup dengan pengecualian, paragraf tambahan, dan opini dengan pengecualian

    Tidak memberikan opini

    Laporan keuangan tidak dibuat sesuai dengan GAAP

    Tanpa pengecualian

    Paragraf tambahan dan opini dengan pengecualian

    Opini tidak wajar

    Auditor tidak independen Tanpa pengecualian

    Tidak memberikan opini, tidak memperhatikan materialitas

    -

  • 13 12 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    Kondisi yang membutuhkan penyimpangan atau modifikasi

    Para auditor seringkali menemui situasi-situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang

    membutuhkan suatu penyimpangan dari laporan audit wajar tanpa syarat atau modifikasi

    dari laporan audit bentuk baku. Dalam kondisi tersebut, auditor harus memodifikasi opininya

    untuk setiap kondisi kecuali jika ada suatu kondisi yang berdampak pada netralisasi kondisi

    lainnya. Misalnya jika terdapat pembatasan ruang lingkup dan situasi dimana auditor tidak

    independen, maka pembatasan ruang lingkup tidak perlu diungkapkan.

    Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh-contoh ketika diperlukan lebih dari satu

    modifikasi kalimat untuk dicantumkan dalam laporan ;

    Auditor tidak independen serta ia mengetahui bahwa perusahaan tidak menyajikan

    laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

    Terdapat suatu pembatasan ruang lingkup audit serta terdapat keragu-raguan akan

    kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dan informasi mengenai penyebab

    ketidakpastian ini tidak diungkapkan secara memadai pada catatan atas laporan

    keuangannya.

    Terdapat suatu penyimpangan terhadap GAAP dalam penyusunan laporan keuangan

    perusahaan, serta telah diterakannya suatu prinsip akuntansi dimana penerapannya

    tidak konsisten dengan penerapan prinsip akuntansi pada tahun sebelumnya.

    Jumlah Paragraf dalam Laporan

    Banyak pembaca laporan menginterprestasikan bahwa jumlah paragraf dalam laporan audit

    merupakan suatu tanda yang penting tentang apakah penyajian laporan keuangan

    tersebut benar. Suatu laporan audit yang terdiri dari tiga paragraf umumnya

    mengindikasikan bahwa tidak terdapat suatu pengecualian apapun dalam audit. Akan tetapi,

    laporan tiga paragraf juga diterbitkan ketika auditor tidak memberikan opini karena

    pembatasan ruang lingkup atau untuk laporan tanpa pengecualian gabungan yang

    melibatkan auditor lain.

    Lebih dari tiga paragraf mengindikasikan tentang jenis laporan audit wajar dengan

    pengecualian atau menyertakan suatu penjelasan. Paragraf tambahan dimasukan sebelum

    opini untuk opini dengan pengecualian, opini tidak wajar, atau tidak memberikan opini untuk

    pembatasan ruang lingkup. Hal tersebut menghasilkan laporan empat paragraf, kecuali

    untuk tidak memberikan opini atas pembatasan ruang lingkup. Tidak memberikan opini

    karena adanya pembatasan ruang lingkup menghasilkan laporan tiga paragraf karena

  • 13 13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    paragraf ruang lingkup tidak dimasukan. Tidak memberikan opini karena kurangnya

    independensi merupakan laporan satu paragraf.

    Saat opini tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diterbitkan, paragraf penjelasan

    biasanya ditambahkan pada opini. Paragraf penjelasan tidak diperlukan dalam laporan

    tanpa pengecualian gabungan yang melibatkan auditor lain, tetapi kata-kata dalam ketiga

    paragraf harus dimodifikasi.

    RINGKASAN JENIS LAPORAN YANG DITERBITKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

    Jenis Laporan Jumlah Paragraf

    Modifikasi paragraf-kata standar

    Lokasi paragraf

    tambahan

    Standar tanpa pengecualian 3 Tidak ada Tidak ada

    Tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan 4 Tidak ada Setelah opini

    Laporan gabungan tanpa pengecualian dengan auditor lain 3 Ketiga Paragraf Tidak ada

    Pengecualian - hanya opini 4 Hanya opini Sebelum opini

    Pengecualian - ruang lingkup dan opini 4 Ruang lingkup dan opini Sebelum opini

    Tidak memberikan opini - pembatasan ruang lingkup

    3 Modifikasi paragraf pembuka dan opini, paragraf ruang lingkup dihilangkan

    Sebelum opini

    Opini tidak wajar 4 Hanya opini Sebelum opini

    DAMPAK E-COMMERCE PADA LAPORAN AUDIT

    Kebanyakan perusahaan publik memberikan akses informasi keuangan melalui situs web

    mereka. Pengunjung web perusahaan dapat melihat laporan keuangan terbaru perusahaan

    yang paling baru diaudit, termasuk laporan auditor. Sebagai tambahan, merupakan hal yang

    umum untuk perusahaan menyertakan informasi seperti laporan keuangan tiga bulan yang

    tidak diaudit, informasi keuangan lainnya yang terpilih, dan berita untuk wartawan, biasanya

    diberi judul Tentang Perusahaan atau Hubungan Investor pada situs webnya.

    Sebelum penggunaan internet meluas, perusahaan sering menerbitkan dokumen yang berisi

    informasi sebagai tambahan untuk laporan keuangan yang diaudit dan laporan auditor

    independen. Berdasarkan standar audit, auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan

    prosedur apapun mengenai informasi tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk membaca

    informasi lainnya ini untuk menentukan apakah secara material konsisten dengan informasi

    pada hasil audit laporan keuangan.

    Meskipun demikian, menurut standar audit auditor tidak diharuskan membaca informasi

    yang dimasukan kedalam situs elektronik, seperti situs jaringan perusahaan yang juga berisi

  • 13 14 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id

    hasil audit laporan keuangan perusahaan dan laporan auditor. Standar audit menekankan

    bahwa situs elektronik adalah sebuah cara mendistribusikan informasi dan tidak dianggap

    sebagai dokumen sebagaimana yang disebutkan dalam standar audit.

    ----

    Daftar Pustaka

    - Auditing dan Jasa Assuransce Pendekatan Terintegrasi, Alvin A. Arens, Randal J.

    Elder, Mark S. Beasley, Editisi 12.