148
ASESMEN PEMBELAJARAN ASESMEN PEMBELAJARAN MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESIONAL MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESIONAL GURU (PLPG) GURU (PLPG) OLEH OLEH Dr. Eddy Purnomo, M.Pd. Dr. Eddy Purnomo, M.Pd. Dr. Ngadimun Hd, M.Pd. Dr. Ngadimun Hd, M.Pd. FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Modul Assesmen PLPG 2012

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul Assesmen PLPG 2012

ASESMEN PEMBELAJARANASESMEN PEMBELAJARAN

MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHANMATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESIONAL GURU (PLPG) PROFESIONAL GURU (PLPG)

OLEHOLEHDr. Eddy Purnomo, M.Pd.Dr. Eddy Purnomo, M.Pd.Dr. Ngadimun Hd, M.Pd.Dr. Ngadimun Hd, M.Pd.

FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

20122012

Page 2: Modul Assesmen PLPG 2012

2Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB IBAB IPENDAHULUANPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selamat datang di arena Pendidikan dan Latihan (Diklat) Profesi

Guru. Mari kita pahami bahwa hasil belajar peserta didik sesuai

tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup tiga

ranah, yaitu kemampuan berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan,

dan perilaku. Setiap peserta didik memiliki potensi pada ketiga ranah

tersebut, namun tingkatannya satu sama lain berbeda. Ada peserta

didik yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan perilaku amat baik,

namun keterampilannya rendah. Demikian sebaliknya ada peserta

didik yang memiliki kemampuan berpikir rendah, namun memiliki

keterampilan yang tinggi dan perilaku amat baik. Ada pula yang

kemampuan berpikir dan keterampilannya sedang/biasa, tapi memiliki

perilaku baik. Jarang peserta didik yang kemampuan berpikir rendah,

keterampilan rendah, dan perilakunya kurang baik. Peserta didik

seperti itu akan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan masyara-

kat, karena tidak memiliki potensi untuk hidup di masyarakat. Ini

menunjukkan keadilan Allah SWT, setiap manusia memiliki potensi

yang dapat dikembangkan menjadi kemampuan untuk hidup di

masyarakat.

Kemampuan berpikir merupakan ranah kognitif yang meliputi

kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan psikomotor, yaitu keteram-

pilan yang berkaitan dengan gerak, menggunakan otot seperti: lari,

melompat, menari, melukis, berbicara, membongkar dan memasang

peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif berhubungan dengan

minat dan sikap yang dapat berbentuk: tanggung jawab, kerjasama,

disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain,

dan kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus

menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai

melalui kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang tepat.

Pelaksanaan asesmen atau penilaian hasil belajar merupakan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 3: Modul Assesmen PLPG 2012

3Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

bagian integral (tak terpisahkan) dari tugas merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran yang harus dilakukan pendidik dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Sesuai UU No.14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 ayat 1 dikemukakan: “Guru

adalah pendidik profesional, tugas utamanya adalah: mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Maka diharapkan kepada para guru, marilah kita laksanakan

tugas utama yang keenam dan ketujuh, yaitu tugas menilai, dan

mengevaluasi peserta didik agar berpedoman kepada peraturannya,

yaitu: Bab X (pasal 63-72) PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang

Standar Penilaian Pendidikan, dan Pedoman Penilaian Pembelajaran

oleh BSNP. Maka diharapkan semua pendidik sebagai penyelenggara

kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar agar secara

konsisten berpedoman pada Peraturan Pemerintah, Permendiknas,

dan Pedoman Penilaian Pembelajaran tersebut. Juga, pendidikan

profesional agar terus mengkaji teori-teori terbaru, sejalan dengan

pembaharuan kurikulum, terkait dengan pelaksanaan tugas menilai

dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

B. Tujuan Modul ini disusun dengan tujuan:

1. memberikan wawasan secara umum tentang konsepasesmen yang

perlu dipahami oleh guru;

2. memberikan orientasi baru tentang penilaian kurikulum tingkat

satuan pendidikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan;

3. memberikan rambu-rambu dalam melakukan penilaian.

C. Ruang lingkup Isi modul ini meliputi: konsep dasar dan dan pprinsip asesmen, teknikrinsip asesmen, teknik

asesmen dan prosedur pengembangan tes, asesmen dan prosedur pengembangan tes, ppenulisan butir soal untuk

tes perbuatan, penulisan instrumen non-tes, dan penetapan KriteriaKriteria

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 4: Modul Assesmen PLPG 2012

4Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Ketuntasan Minimal (KKM)Ketuntasan Minimal (KKM)..

BAB IIBAB II

PENGERTIAN DAN PRINSIP ASESMENPENGERTIAN DAN PRINSIP ASESMEN

Kompertensi Dasar

Mendeskripsikan pengertian pengukuran, asesmen, dan evaluasi serta

prinsip-prinsip asesmen.

Indikator

1. Menjelaskan pengertian pengukuran, pengujian, asesmen, dan

evaluasi

2. Membedakan pengertian pengukuran, pengujian, asesmen, dan

evaluasi.

3. Menjelaskan sembilan prinsip asesmen

A. Pengertian Asesmen

Asesmen disebut juga penilaian, merupakan rangkaian kegiatan

untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses

dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Asesmen dalam KTSP adalah Asesmen atau penilaian berbasis

kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan

untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi:

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses

pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian

pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai

standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran,

kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata

pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan

indikator. Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai

peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan

pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 5: Modul Assesmen PLPG 2012

5Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,

pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui

kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang

digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang

telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil

keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan

selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada

peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Asesmen dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya,

hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar

yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi

yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila

peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program

remedial (perbaikan) sehingga mencapai kompetensi minimal yang

ditetapkan.

Asessmen dilakukan dengan asas keadilan yang tinggi. Maksudnya,

peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu

atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak

membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan

agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang

dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi

meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan

penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik

profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan

balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan

karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh

tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Maka hasil penilaian

dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan

balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran

yang dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep Asesmen

yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu:

pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 6: Modul Assesmen PLPG 2012

6Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap

suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan

berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau

kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran

dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat

kuantitatif atau kualitatif. Pengukuran kuantitatif hasilnya berupa angka,

sedangkan pengukuran kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat

atau pernyataan kualitatif, misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang,

sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik.

Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan

kegiatan penilaian.

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua

metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau

kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti

yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan

suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karak-

teristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup

semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak

terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup

karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi

sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode

dan/atau prosedur formal atau informal untuk memperoleh informasi

tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes

lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, dan sebagainya.

Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil

pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian

kemajuan belajar peserta didik.

Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang

manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam

melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu

program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi me-

merlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memi-

liki banyak dimensi, seperti: kemampuan, kreativitas, sikap, minat, kete-

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 7: Modul Assesmen PLPG 2012

7Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

rampilan, dan sebagainya. Maka dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang

digunakan juga bervariasi tergantung pada jenis data yang ingin diperoleh.

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis),

maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan

pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Hasil pengukuran

berupa angka-angka atau skor.

B. Prinsip Asesmen

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar yaitu:

1. asesmen ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;

2. asesmen menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian

kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;

3. asesmen dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;

4. hasil Asesmen ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta

didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan

dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi

kriteria ketuntasan;

5. Asesmen harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Asesmen hasil belajar agar memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut.

1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencermin-

kan kemampuan yang diukur; alat ukur dikatakan valid jika dapat

mengukur sasaran atau objek yang seharusnya diukur.

2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta

didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya,

agama, bahasa, suku bangsa, dan jender;

4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

5. Terbuka, yakni prosedur dan kriteria penilaian, serta dasar pengam-

bilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 8: Modul Assesmen PLPG 2012

8Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang

sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;

7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;

8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian dalam KTSP didasar-

kan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;

9. Akuntabel, yakni penilaian agar dapat dipertanggungjawabkan kepada

berbagai pihak yang berwenang (stakeholder), baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya.

C. RANGKUMAN Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala

menurut aturan tertentu. Penilaian diartikan sebagai kegiatan menafsirkan

data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang

pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Sedangkan evaluasi adalah

penilaian yang sistematik tentang manfat atau kegunaan suatu objek atau

program pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis),

maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan

pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Prinsip Asesmen:

(1) Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur, (2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada

prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai, (3)

Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik,

dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,

bahasa, suku bangsa, dan jender, (4) Terpadu, yakni penilaian

merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran,

(5) Terbuka, yakni prosedur dan kriteria penilaian, serta dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan,

(6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup

semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang

sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik, (7)

Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah yang baku, (8) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian hasil belajar sesuai tuntutan KTSP didasarkan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 9: Modul Assesmen PLPG 2012

9Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, dan (9) Akuntabel, yakni penilaian agar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak

yang berwenang (stakeholder), baik dari segi teknik, prosedur, maupun

hasilnya.

D. LatihanBerilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah

pilihan jawaban yang tersedia.

1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu adalah....a. pengukuranb. penyekoranc. penilaiand. pengujiane. evaluasi

2. Serangkaian kegiatan yang sistematik untuk dapat menentukan manfaat atau kegunaan suatu obyek atau program adalah ....a. pengukuranb. penyekoranc. penilaiand. pengujiane. evaluasi

3. Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaku-kan asesmen hasil belajar peserta didik, kecuali.... a. ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi b. menggunakan acuan kriteria berdasarkan kompetensic. ditindak-lanjuti dengan program remedial dan pengayaand. dilakukan pengulangan jika ternyata hasilnya banyak yang jeleke. dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran

4. Asesmen hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali....a. sahih (valid)b. objektif c. adild. kooperatife. terpadu

5. Penilaian agar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pi-hak yang berwenang (stakeholder), baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya adalah termasuk prinsip....a. sahih (valid)b. objektif

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 10: Modul Assesmen PLPG 2012

10Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

c. adild. akuntabele. sistematis

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 11: Modul Assesmen PLPG 2012

11Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB IIIBAB IIITEKNIK ASESMEN DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN TESTEKNIK ASESMEN DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN TES

Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan berbagai macam teknik asesmen, prosedur pengem-

bangan instrumen, dan menentukan materi penting dalam menyusun

butir-butir soal.

Indikator

1. Menyebutkan berbagai macam teknik asesmen

2. Membuat metrik yang berisi teknik penilaian dan bentuk instrumennya.

3. Megurutkan dan menjelaskan langkah-langkah penyusunan instrumen

4. Menyebutkan empat kriteria tentang materi penting yang harus

dipertimbangkan dalam butir-butir soal.

5. Menjelaskan empat kriteria tentang materi penting yang harus

dipertimbangkan dalam butir-butir soal.

A. Teknik Penilaian Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan

pendidik untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar

peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus

disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas

yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya materi pembelajaran

yang telah disampaikan.

Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat

digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang

memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan guru, misalnya:

(1) teknik tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau penga-

matan, (3) wawancara.

1. Teknik penilaian menggunakan tes

a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab

peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis

secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 12: Modul Assesmen PLPG 2012

12Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

1) tes objektif, misalnya bentuk pilihan panda, jawaban singkat

atau isian, benar salah, dan bentuk menjodohkan;

2) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penyekorannya

dapat dilakukan secara objektif) dan tes uraian non-objektif

(penyekorannya sulit dilakukan secara objektif).

b. Tes lisan

Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan

peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebih-

annya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengeta-

huan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena

dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi peserta didik yang

kemampuan berpikirnya relatif lambat dan sering mengalami

kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat

menolong, sebab peserta didik dapat menanyakan langsung

kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil tes dapat langsung

diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah: (1) subjektivitas

penilai sering mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang

diperlukan relatif lama.

c. Tes perbuatan

Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan

dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyata-

kan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan

dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan

tugas, sampai dengan hasil yang dicapai. Untuk menilai tes

perbuatan pada umumnya diperlukan lembar pengamatan, yang

bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan

skor atau angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah

disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut

keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya

menggunakan lembar pengamatan individual. Untuk tes perbuatan

yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 13: Modul Assesmen PLPG 2012

13Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

2. Teknik penilaian melalui observasi atau pengamatan

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan pendidik untuk menda-

patkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengamati tingkah

laku dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung.

Observasi dapat ditujukan kepada peserta didik secara perorangan

atau kelompok. Dalam kegiatan observasi perlu disiapkan lembar

pengamatan. Lembar pengamatan dapat berisi: (1) perilaku-perilaku

atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu pengamatan.

3. Teknik penilaian melalui wawancara

Teknik wawancara pada satu segi mempunyai kesamaan arti

dengan tes lisan yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini

diperlukan pendidik untuk mengungkapkan atau menanyakan lebih

lanjut tentang hal-hal yang kurang jelas informasinya. Teknik wawan-

cara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran

yang dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk menilai.

Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang

sesuai. Tabel berikut menyajikan teknik penilaian dan bentuk

instrumennya.

Tabel 1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tertulis

Tes pilihan: pilihan ganda, benar- salah, menjodohkan dll.

Tes isian: isian singkat dan uraian

Tes lisan Daftar pertanyaan

Tes praktik (tes kinerja) Tes identifikasi Tes simulasi Tes uji petik kinerja

Penugasan individual atau kelompok

Pekerjaan rumah Proyek

Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio Jurnal Buku cacatan jurnal Penilaian diri Kuesioner/lembar penilaian diri Penilaian antarteman Lembar penilaian antarteman

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 14: Modul Assesmen PLPG 2012

14Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 15: Modul Assesmen PLPG 2012

MENENTUKAN TUJUAN PENILAIAN

MEMPERHATIKAN STANDAR KOMPETENSINYA

MENENTUKAN KD-NYA (KD1 + KD2 + KD3 DLL)

TES NON TES

MENENTUKAN MATERI PENTING/ PENDUKUNG KD:

UKRK

-PENGAMATAN/ OBSERVASI (SIKAP, PORTFOLIO, LIFE SKILLS)-TES SIKAP-DLLTEPAT DIUJIKAN

SECARA TERTULIS/LISAN?

BENTUK URAIAN

BENTUK OBJEKTIF

(PG, ISIAN, DLL)

TIDAK TEPAT

TEPAT

TES PERBUATAN

-KINERJA (PERFORMANCE)-PENUGASAN (PROJECT)-HASIL KARYA (PRODUCT)-DLL

IKUTI KAIDAH PENULISAN INSTRUMEN DAN SUSUNLAH PEDOMAN PENYEKORANNYA

Keterangan:KD = Kompetensi DasarKD1 + KD2 = Gabungan antar kompetensi dasarUKRK = Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian

15Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

B. Prosedur Pengembangan Tes

Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu

menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar

yang hendak diukur. Adapun prosedurnya secara lengkap dapat dilihat

pada bagan berikut.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 16: Modul Assesmen PLPG 2012

16Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan sebagai berikut.

1. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena

setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya, untuk

tujuan tes prestasi belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh, untuk

tujuan prestasi belajar, lingkup materi/kompetensi yang diukur

disesuaikan seperti untuk menanyakan materi yang lalu, pertanyaan

lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu atau kelompok, ulangan

semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik, ujian praktik.

2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).

Standar kompetensi merupakan acuan atau target utama yang harus

dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang

ada atau melalui gabungan kompetensi dasar.

3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau memper-

gunakan keduanya. Untuk penyusunan tes diperlukan penentuan

materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya

adalah materi yang diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib

dikuasai peserta didik), kontinuitas (merupakan materi lanjutan),

relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran lain), dan keterpakaian

dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah selanjutnya

adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi

tersebut tepat diujikan secara tertulis atau lisan. Bila jawabannya tepat,

maka materi yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal

apa, pilihan ganda atau uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis

tes yang tepat adalah tes perbuatan: kinerja (performance), penugasan

(project), hasil karya (product), atau lainnya.

4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman

penyekorannya. Dalam menulis soal, penulis harus memperhatikan

kaidah-kaidah penulisannya.

C. Penentuan Materi PentingLangkah awal yang harus dilakukan dalam menyiapkan bahan

ulangan atau ujian adalah menentukan kompetensi dan materi yang

akan diujikan. Setelah menentukan kompetensi yang akan diukur,

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 17: Modul Assesmen PLPG 2012

17Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

maka langkah berikutnya adalah menentukan materi yang akan

diujikan. Penentuan materi yang akan diujikan sangat penting karena

di dalam satu tes tidak mungkin semua materi yang telah diajarkan

dapat diujikan dalam waktu yang terbatas, misalnya satu atau dua jam.

Oleh karena itu, setiap guru harus menentukan materi mana yang

sangat penting dan yang hanya sebagai penunjang, sehingga dalam

waktu yang sangat terbatas, materi yang diujikan hanya menanyakan

materi-materi yang sangat penting saja. Materi yang telah ditentukan

harus dapat diukur sesuai dengan alat ukur yang akan digunakan,

yaitu tes atau non-tes. Penentuan materi perlu memperhatikan kriteria

sebagai berikut.

1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh

peserta didik,

2. Kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman

dari satu atau lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya,

3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau

memahami mata pelajaran lain,

4. Keterpakaian, yaitu materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam

kehidupan sehari-hari.

D. RangkumanTeknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat

digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang

memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan guru, misalnya: (1)

teknik tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, (3)

wawancara.

Dalam kegiatan observasi perlu disiapkan lembar pengamatan.

Lembar pengamatan dapat berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan

yang akan dinilai, (2) batas waktu pengamatan. Teknik wawancara ini

diperlukan pendidik untuk mengungkapkan atau menanyakan lebih lanjut

tentang hal-hal yang kurang jelas informasinya. Teknik wawancara ini

dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang

dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk menilai.

Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam penulisan tes Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 18: Modul Assesmen PLPG 2012

18Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

adalah sebagai berikut: (1) menentukan tujuan penilaian, (2) memperha-

tikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), (3) Menentu-

kan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan

keduanya, dan (4) menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta

pedoman penyekorannya. Dalam menulis soal, penulis harus memperha-

tikan kaidah-kaidah penulisannya Untuk penyusunan tes diperlukan

penentuan materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar. Syarat-

nya adalah materi yang diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib

dikuasai peserta didik), kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi

(bermanfaat terhadap mata pelajaran lain), dan keterpakaian dalam

kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK).

E.E. Latihan1. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali ....

a. dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung

b. bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal

c. dapat dilakukan sesuai dengan kesepatakan antara pendidik dan peserta didik dalam menentukan waktu dan tempat tes

d. lebih obyektif bagi pendidik dalam memberikan penilaiane. hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.

2. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian ....a. lisanb. praktik/kinerjac. penugasand. portofolioe. penilaian diri

3. Di bawah ini langkah-langkah penting dalam melakukan asesmen,

kecuali .... a. menentukan tujuan penilaianb. memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD).c. menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau

keduanyad. menyusun kisi-kisi tes dan pedoman penskorannyae. menentukan kriteria ketuntasan minimal

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 19: Modul Assesmen PLPG 2012

19Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

4. Di bawah ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penentuan materi terkait dengan asesmen, kecuali ....a. urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh

peserta didikb. kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari

satu atau lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnyac. relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau

memahami, mata pelajaran laind. keterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam

kehidupan sehari-harie. ketuntasan, yaitu batas minimal kompetensi yang harus dimiliki

peserta didik

5. Di bawah ini merupakan beberapa langkah-langkah dalam penyusunan butir soal, kecuali ....a. menentukan tujuan tesb. menentukan kompetensi yang akan diujikanc. menentukan materi yang diujikand. menentukan batas ketuntasan/kelulusane. menyusun kisi-kisi.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 20: Modul Assesmen PLPG 2012

20Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB IVBAB IV

PENYUSUNAN KISI-KISI DAN BUTIR SOALPENYUSUNAN KISI-KISI DAN BUTIR SOAL

Kompetensi Dasar

Mendekripsikan jenis perilaku yang dapat diukur menurut beberapa

pendapat ahli, menetapkan perilaku yang diukur dan terampil menyusun

kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen tes dan non-tes.

Indikator1. Menjelaskan perilaku yang dapat diukur menurut pendapat beberapa

ahli.

2. Mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi

yang dicantumkan dalam kisi-kisi.

3. Menjabarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi (tujuan

pembelajaran) berdasarkan kompetesi dasar.

4. Menjabarkan indikator soal berdasarkan indikator pencapaian kompe-

tensi (IPK).

5. Memilih bentuk-bentuk instrumen sesuai dengan IPK.

A. Jenis Perilaku yang Dapat Diukur

Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, dapat mengambil atau

memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli

pendidikan, di antaranya seperti: Benjamin S. Bloom, Quellmalz, R.J.

Mazano dkk, Robert M. Gagne, David Krathwohl, Norman E. Gronlund

dan R.W. de Maclay, Linn dan Gronlund, rinciannya seperti berikut.

1. Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1)

Ingatan, di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjuk-

kan, mengingat kembali, mendefinisikan; (2) Pemahaman, di antara-

nya seperti: membedakan, mengubah, memberi contoh, mem-

perkirakan, mengambil kesimpulan; (3) Penerapan di antaranya

seperti: menggunakan, menerapkan; (4) Analisis, di antaranya seperti:

membandingkan, mengklasifikasikan, mengategorikan, menganalisis;

(5) Sintesis, diantaranya seperti: menghubungkan, mengembangkan,

mengorganisasikan, menyusun; (6) Evaluasi, diantaranya seperti:

menafsirkan, menilai, memutuskan.Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 21: Modul Assesmen PLPG 2012

21Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

2. Jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2)

analisis, (3) perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi.

3. Jenis perilaku yang menurut Mazano dkk. adalah: (1) keterampilan

memusat (focusing skills), seperti: mendefinisikan, merumuskan tuju-

an, (2) keterampilan mengumpulkan informasi, seperti: mengamati,

merumuskan pertanyaan, (3) keterampilan mengingat, seperti: mere-

kam, mengingat, (4) keterampilan mengorganisasi, seperti: memban-

dingkan, mengelompokkan, menata atau mengurutkan, menyajikan;

(5) keterampilan menganalisis, seperti mengenali: sifat dari komponen,

hubungan dan pola, ide pokok, kesalahan; (6) keterampilan mengha-

silkan keterampilan baru, seperti: menyimpulkan, memprediksi,

mengupas atau mengurai; (7) keterampilan memadu (integreting

skills), seperti: meringkas, menyusun kembali; (8) keterampilan

menilai, seperti: menetapkan kriteria, membenarkan pembuktian.

4. Jenis perilaku yang dikembangkan Robert M. Gagne adalah: (1)

kemampuan intelektual: diskriminasi, identifikasi atau konsep yang

nyata, klasifikasi, demonstrasi, generalisasi/menghasilkan sesuatu; (2)

strategi kognitif: menghasilkan suatu pemecahan; (3) informasi verbal:

menyatakan sesuatu secara oral; (4) keterampilan motoris melaksa-

nakan atau menjalankan sesuatu; (5) sikap: kemampuan untuk

memilih sesuatu. Domain afektif yang dikembangkan David Krathwohl

adalah: (1) menerima, (2) menjawab, (3) menilai.

6. Domain psikomotor yang dikembangkan Norman E. Gronlund dan

R.W. de Maclay adalah: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon

terpimpin, (4) mekanisme; (5) respon yang kompleks, (6) organisasi,

(7) karakterisasi dari nilai.

7. Keterampilan berpikir yang dikembangkan Linn dan Gronlund

adalah seperti berikut.

a. Membandingkan

- Apa persamaan dan perbedaan antara ... dan....

- Bandingkan dua cara berikut tentang ....

b. Hubungan sebab-akibat

- Apa penyebab utama ....

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 22: Modul Assesmen PLPG 2012

22Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

- Apa akibat ….

c. Memberi alasan (justifying)

- Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa?

- Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan

pernyataan tentang ....

d. Meringkas

- Tuliskan pernyataan penting yang termasuk ....

- Ringkaslah dengan tepat isi ….

e. Menyimpulkan

- Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data ....

- Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa

berikut ....

f. Berpendapat (inferring)

- Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila ....

- Apa reaksi A terhadap ….

g. Mengelompokkan

- Kelompokkan hal berikut berdasarkan ....

- Apakah hal berikut memiliki ....

h. Menciptakan

- Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang ....

- Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....

i. Menerapkan

- Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ....

- Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman....

j. Analisis

- Manakah penulisan yang salah pada paragraf ....

- Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama ....

k. Sintesis

- Tuliskan satu rencana untuk pembuktian ....

- Tuliskan sebuah laporan ....

l. Evaluasi

- Apakah kelebihan dan kelemahan ....

- Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah evaluasi tentang...

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 23: Modul Assesmen PLPG 2012

23Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 24: Modul Assesmen PLPG 2012

24Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

B. Penentuan Perilaku yang Akan DiukurSetelah penentuan materi yang akan ditanyakan selesai dikerjakan,

kegiatan berikutnya adalah menentukan secara tepat perilaku yang akan

diukur. Perilaku yang akan diukur, sesuai KTSP agar memenuhi tuntutan

standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya. Setiap kompetensi di

dalam kurikulum memiliki tingkat keluasan dan kedalaman kemampuan

yang berbeda. Semakin tinggi kemampuan atau perilaku yang diukur

sesuai dengan target kompetensi, maka semakin sulit soal dan semakin

sulit pula menyusunnya.

Dalam Standar Isi, perilaku yang akan diukur dapat dilihat pada

"perilaku yang terdapat pada rumusan kompetensi dasar atau pada

standar kompetensi". Bila ingin mengukur perilaku yang lebih tinggi, maka

guru terlebih dahulu mengidentifikasi semua perilaku yang dapat diukur,

mulai dari perilaku yang sangat sederhana atau mudah sampai dengan

perilaku yang paling sulit atau tingkat tinggi, berdasarkan rumusan

kompetensinya (baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar).

Berdasarkan susunan perilaku tersebut, dipilih satu perilaku yang tepat

untuk diujikan kepada peserta didik, yaitu perilaku yang sesuai dengan

kompetensi yang harus dimiliki peserta didik di kelas.

C. Penentuan dan Penyebaran SoalSebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan jumlah

soal setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya. Untuk lebih

jelasnya, perhatikan contoh penyebaran butir soal pada penilaian akhir

semester seperti berikut.

Contoh penyebaran butir soal untuk penilaian akhir semester ganjil

No KompetensiDasar Materi

Jumlah soal Jlh SoalPraktikPG Uraian

1 1.1 ............ ........... 6 -- --2 1.2 ............ ........... 3 1 --3 1.3 ............ ........... 4 -- 14 2.1 ............ ........... 5 1 --5 2.2 ............ ........... 8 1 --6 3.1 ............ ........... 6 -- 17 3.2 ........... ........... -- 2 --8 3.3 .......... ........... 8 -- --

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 25: Modul Assesmen PLPG 2012

25Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Jumlah soal 40 5 2D. Penyusunan Kisi-kisi

Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan

deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyu-

sunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai

petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi dapat berbentuk format atau

matriks seperti contoh berikut ini.

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOALMata pelajaran : ..........................................................................Kelas/Semester : ..........................................................................Jumlah Soal : ..........................................................................Standar Kompetensi : ..........................................................................Penyusun : 1. ……………………….................................... 2. ………………………....................................

No. Kompetensi Dasar

MateriPokok Indikator Soal Bentuk

SoalNo.soal

1 2 3 4 5 6

Keterangan:Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam silabus. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan merumuskan sendiri, kecuali pada kolom 6.Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.

1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus atau materi yang telah

diajarkan secara tepat dan proporsional.

2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah

dipahami.

3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya.

E. Perumusan Indikator SoalIndikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan

soal yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 26: Modul Assesmen PLPG 2012

26Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator

dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan,

indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi.

Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat indikator

yang baik adalah seperti berikut.

1. Menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat,

2. Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu

atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,

3. Dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).

Penulisan indikator yang lengkap mencakup A = audience (peserta

didik) B = behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C = condition

(kondisi yang diberikan), dan D = degree (tingkatan yang diharapkan). Ada

dua model penulisan indikator. Model pertama adalah menempatkan

kondisinya di awal kalimat. Model pertama ini digunakan untuk soal yang

disertai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya berupa sebuah

kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya, sedangkan

model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku yang

harus ditampilkan di awal kalimat.

Contoh model pertama untuk soal menyimak pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

Indikator: Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan topik "belajar

mandiri", peserta didik dapat menentukan dengan tepat

pernyataan yang sama artinya.

Soal: (Soal dibacakan atau diperdengarkan hanya satu kali, kemudian

peserta didik memilih dengan tepat satu pernyataan yang sama

artinya. Soalnya adalah: "Heni harus masuk kelas pukul 7.00.,

tetapi dia datang pukul 8.00 pagi hari.")

Lembar tes hanya berisi pilihan seperti berikut.

a. Heni masuk kelas terlambat kurang dari satu jamb. Heni masuk kelas lebih awal satu jam.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 27: Modul Assesmen PLPG 2012

27Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

c. Heni masuk kelas terlambat satu jam d. Heni masuk kelas terlambat lebih dari satu jam.

Kunci: cModel yang kedua ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan

dasar pertanyaan (stimulus).

Contoh model kedua

Indikator:

Peserta didik dapat menentukan dengan tepat penulisan tanda baca

pada nilai uang.

Soal:

Penulisan nilai uang yang benar adalah ....a. Rp 125,-b. RP 125,00c. Rp125d. Rp125.

Kunci: b

F. Langkah-langkah Penyusunan Butir SoalAgar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan

ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-

langkah berikut, yaitu: (1) menentukan tujuan tes, (2) menentukan

kompetensi yang akan diujikan, (3) menentukan materi yang diujikan,

(4) menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi,

materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda,

uraian; dan tes praktik), (5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir

soal, (7) memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8)

merakit soal menjadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman penye-

korannya (10) uji coba butir soal, (11) analisis butir soal secara

kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan (12) perbaikan soal

berdasarkan hasil analisis.

G. Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat

penting dalam penyiapan bahan ulangan atau ujian. Setiap butir soal yang

ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 28: Modul Assesmen PLPG 2012

28Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk objektif dan

kaidah penulisan soal uraian.

Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat

tergantung pada perilaku atau kompetensi yang akan diukur. Ada

kompetensi yang lebih tepat diukur atau ditanyakan dengan menggunakan

tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih

tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif.

Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan

kelemahan satu sama lain.

Keunggulan soal bentuk pilihan ganda diantaranya adalah dapat

mengukur kemampuan atau perilaku secara objektif, sedangkan untuk

soal uraian diantaranya adalah dapat mengukur kemampuan mengorgani-

sasikan gagasan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata atau

kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan ganda diantaranya adalah

sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal bentuk uraian

diantaranya sulit menyusun pedoman penyekorannya.

H. Kaidah Penulisan Soal Uraian1. Materi

b. Soal harus sesuai dengan indikator.

c. Setiap pertanyaan diberi batasan jawaban yang diharapkan.

d. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan asesmen.

e. Materi soal sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah/kelas.

2. Konstruksi

a. Menggunakan kata tanya yang menuntut jawaban terurai.

b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

c. Setiap soal harus ada pedoman penyekorannya.

d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan

dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.

3. Bahasa

a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.

b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).

c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 29: Modul Assesmen PLPG 2012

29Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung

perasaan peserta didik.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 30: Modul Assesmen PLPG 2012

321

SESUAICUKUP/SEDANGTIDAK SESUAI

30Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

I. Penulisan Soal Bentuk UraianMenulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan

dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi

yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut

peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemu-

kakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan mengguna-

kan kata-katanya sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah

perilaku yang diukur dan digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai

dalam pedoman penyekorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan

soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman penyekorannya. Penulis

soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya pedoman penyekorannya

karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat subjektivitas

penyekorannya.

Berdasarkan metode penyekorannya, bentuk uraian diklasifikasikan

menjadi 2, yaitu uraian objektif dan uraian non-objektif. Bentuk uraian

objektif adalah suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan

jawaban dengan pengertian/konsep tertentu, sehingga penyekorannya

dapat dilakukan secara objektif. Artinya perilaku yang diukur dapat diskor

secara dikotomi (benar - salah atau 1 - 0). Bentuk uraian non-objektif ada-

lah suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian

atau konsep menurut pendapat masing-masing peserta didik, sehingga

penyekorannya sukar untuk dilakukan secara objektif. Untuk mengurangi

tingkat kesubjektifan dalam pemberian skor ini, maka dalam menentukan

perilaku yang diukur dibuatkan skala. Misalnya, perilaku yang diukur

adalah "kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan", maka skala yang

disusun disesuaikan dengan tingkatan kemampuan peserta didik.

Untuk tingkat SMA, misalnya dapat disusun skala seperti berikut.

Kesesuaiann isi dengan tuntutan pertanyaan 1 - 3 Skor - Sesuai 3- Cukup/sedang 2 - Tidak sesuai 1

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 31: Modul Assesmen PLPG 2012

543 21

SSSC TSSTS

31Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Atau skala seperti berikut.

Kesesuaian isi dengan tuntutan pernyataan 1 - 5 Skor - Sangat Sesuai 5- Sesuai 4- Cukup/sedang 3- Tidak sesuai 2- Sangat tidak sesuai 1

Agar instrumen yang disusun bermutu baik, maka penulisannya harus

memperhatikan kaidah penulisan. Untuk memudahkan pengelolaan,

perbaikan, dan pengembangan soal, maka soal ditulis di dalam format

kartu soal. Setiap satu soal dan pedoman penyekorannya ditulis di dalam

satu format. Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan pengem-

bangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal. Setiap satu soal

ditulis di dalam satu format. Adapun formatnya seperti berikut ini.

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : Sekolah Dasar Penyusun : 1. ……………Mata Pelajaran : Matematika 2. ……………Bahan Kelas/Semester: IV / 2 3. ……………Bentuk Soal : UraianKompetensi Dasar5.3 Melakukan operasi

hitung campuran

Buku Sumber:

No Soal: 46

MateriPenjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat

Rumusan Butir SoalPenjual bensin memiliki: setengah drum ben-

sin, takaran 7 liter dan takaran 4 liter. Ada

pemilik mobil mau membeli 6 liter bensin.

Tuliskan penjelasan Anda, dengan takaran-

takaran itu bagaimana melayani pembeli

tersebut?

Indikator SoalMelakukan operasi hitung penjum-

lahan dan pengurangan bilangan

bulat sampai 30, dikaitkan dengan

pemecahan masalah.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 32: Modul Assesmen PLPG 2012

32Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 33: Modul Assesmen PLPG 2012

33Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

FORMAT PEDOMAN PENSKORAN

No Soal Kunci/Kriteria Jawaban Skor

46 1. Takaran 7 liter dipenuhi lalu dituangkan ke takaran 4 liter2. Di takaran 7 liter ada sisa 3 liter, lalu dituangkan ke tangki

mobil3. Langkah 1 dan 2 diulangi lagi, sehingga jumlahnya menjadi 6

liter

1

1

1

Skor maksimum 3

Bentuk soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan atau stimulus bila ada

atau diperlukan, (2) pertanyaan, dan (3) pedoman penskoran.

J. Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan

dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk

pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik

adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan,

serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena

itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka

dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah

pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan

kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya.

Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan

pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih

satu jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya

mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal

(stem), (3) pilihan jawaban (option)yang terdiri atas: kunci jawaban dan

pengecoh.

Perhatikan contoh berikut!

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 34: Modul Assesmen PLPG 2012

Dijual sebidang tanah di Bekasi. Luas 4 ha. Baik untuk industri. Hubungi telpon 777777

Iklan ini termasuk jenis iklan ….

Dasar pertanyaanstimulus

Pokok soal (stem)

Pilihan jawaban (Option)

(.)tanda akhir kalimat

(...)tanda ellip-sis (pernya-taan yang sengaja dihilangkan)

a. permintaanb. propagandac. pengumumand. penawaran *

Pengecoh (distractor)

Kunci jawaban

Perhatikan iklan berikut

34Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Kaidah-kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus

menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai

dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

b. Pengecoh harus bertungsi

c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya,

satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.

2. Konstruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya,

kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas,

tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari

yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung

satu persoalan/gagasan

b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat

rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka

rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.

c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 35: Modul Assesmen PLPG 2012

35Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah

jawaban yang benar.

d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata

atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah

terjadinya kesalahan penafsiran peserta didik terhadap arti

pernyataan yang dimaksud. Untuk keterampilan bahasa,

penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang akan

diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.

e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang

sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus

setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.

f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini

diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih

jawaban yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih

panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.

g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan

jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas

benar". Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka

secara materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan

itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu

menjadi tidak homogen.

h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis.

Artinya pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari

nilai angka paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling

besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang

menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan

secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat

pilihan jawaban.

i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang

terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 36: Modul Assesmen PLPG 2012

36Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca,

dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal bisa dijawab

tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat

pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi.

j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata

yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-

kadang.

k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta

didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan

dapat menjawab benar soal berikutnya.

3. Bahasa dan budaya

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal

di antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subjek, (2)

unsur predikat, (3) anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata,

(2) penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2)

penggunaan tanda baca.

b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya

mudah dimengerti peserta didik.

c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada

pokok soal.

K. RangkumanPenentuan tingkat perilaku yang akan diukur menurut Benjamin S.

Bloom adalah: (1) Ingatan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis,

(5) Sintesis, dan (6) Evaluasi. Menurut Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2)

analisis, (3) perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi. Menurut Mazano

dkk. a: (1) keterampilan memusat, (2) keterampilan mengumpulkan infor-

masi, (3) keterampilan mengingat, (4) keterampilan mengorganisasi, (5)

keterampilan menganalisis (6) keterampilan menghasilkan keterampilan

baru, (7) keterampilan memadu, dan (8) keterampilan menilai. Menurut Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 37: Modul Assesmen PLPG 2012

37Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Robert M. Gagne: (1) kemampuan intelektual, (2) strategi kognitif, (3)

informasi verbal, (4) keterampilan motoris melaksanakan atau menjalan-

kan sesuatu, dan (5) sikap. Keterampilan berpikir menurut Linn dan

Gronlund (1) membandingkan, (2) hubungan sebab-akibat, (3) memberi

alasan, (4) meringkas, (5) menyimpulkan, (6) mengelompokkan, (7) men-

ciptakan, (8) menerapkan, (9) analisis, (10) sintesis, dan (11) evaluasi.

Perilaku yang akan diukur agar sesuai dengan rumusan KD yang

dikembangkan pada indikator pencapaian kompetensi dan dijabarkan

pada indikator soal. Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu

ditentukan jumlah soal setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya.

Kisi-kisi adalah deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.

Tujuan penyusunan kisi-kisi untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai

petunjuk penulisan soal, persyaratan penyusunannya: (1) kisi-kisi harus

mewakili isi silabus atau materi yang telah diajarkan secara proporsional,

(2) komponen pokok mencakup: KD, materi, indikator soal, bentuk dan

nomor soal, dan (3) materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya.

Syarat indikator soal yang baik: (1) menggunakan kata kerja operasional

yang tepat, (2) menggunakan satu kata kerja operasional untuk satu soal

objektif, dan satu atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes

perbuatan, dan (3) dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal

pilihan ganda).

Langkah-langkah penyusunan soal: (1) menentukan tujuan tes, (2)

menentukan kompetensi yang akan diuji, (3) menentukan materi, (4)

menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan KD, materi, dan bentuk

penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik),

(5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir soal, (7) telaah butir secara

kualitatif, (8) merakit soal jadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman

penyekoran, (10) uji coba soal, (11) analisis butir soal secara kuantitatif

dari data empirik hasil uji coba, dan (12) perbaikan soal berdasarkan hasil

analisis.

L. Latihan1. Benjamin S. Bloom mengembangkan ranah kognitif dengan urutan ....

a. Ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasiSertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 38: Modul Assesmen PLPG 2012

38Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

b. ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, síntesis, dan evaluasic. ingatan, pemahaman, síntesis, aplikasi, analsis, dan evaluasid. ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, evaluasi, dan, síntesise. ingatan, pemahaman, aplikasi síntesis, analisis, dan evaluasi

2. Di bawah ini merupakan beberapa keterampilan berpikir yang dikembangkan Linn dan Gronlund, kecuali ....a. membandingkanb. menjelaskanc. hubungan sebab-akibatd. memberi alasane. meringkas

3. Di bawah ini merupakan beberapa langkah dalam penyusunan butir soal, kecuali ....

a. menentukan tujuan tesb. menentukan kompetensi yang akan diujikanc. menentukan materi yang diujikand. menentukan batas ketuntasan/kelulusane. menyusun kisi-kisi.

4. Di bawah ini merupakan kaídah-kaidah dalam penulisan soal dilihat dari materi, kecuali .... a. soal harus sesuai dengan indikatorb. setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang

diharapkanc. materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukurand. ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soale. materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah

atau tingkat kelas

5. Di bawah ini merupakan kaídah-kaidah dalam penulisan soal dilihat dari bahasa, kecuali ....a. menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar b. rumusan kalimat soal harus komunikatifc. tidak menimbulkan penafsiran gandad. tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. e. tidak mengandung ungkapan yang menyenangkan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 39: Modul Assesmen PLPG 2012

39Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB VBAB VPENULISAN PENULISAN INSTRUMENINSTRUMEN UNTUK TES PERBUATAN UNTUK TES PERBUATAN

Kompetensi DasarMendekripsikan dan menetapkan jenis perilaku yang dapat diukur dengan

tes perbuatan, terampil menyusun kisi-kisi dan mengembangkan butir-

butir instrumen tes perbuatan.

Indikator1. Menjelaskan perilaku yang dapat diukur dengan tes perbuatan.

2. Mengidentifikasi SK, KD, dan materi yang perlu diukur dengan tes

perbuatan untuk dimasukkan ke dalam kisi-kisi.

3. Menjabarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi berdasarkan

kompetesi dasar ke dalam butir-butir tes perbuatan

4. Menyusun indikator soal berdasarkan indikator pencapaian kompetensi

5. Merumuskan butir-butir instrumen sesuai dengan indikator soal.

A. Pengertian

Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilai-

annya didasarkan pada perbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis

butir soal untuk tes perbuatan, guru dapat mengecek dengan pertanyaan

berikut. Tepatkah kompetensi (yang akan diuji) diukur dengan tes tertulis?

Jika jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan

dengan tes perbuatan atau tes praktik. Dalam menilai kemampuan praktik

peserta didik dapat digunakan beberapa jenis tes perbuatan di antaranya

adalah penilaian kinerja (performance), penugasan (project), dan hasil

karya (product).

B. Kaidah Penulisan Tes PerbuatanPenyusunan butir tes perbuatan, penulis tes harus mengetahui kon-

sep dasar penilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan dalam tes

harus disusun dengan pernyataan yang betul-betul menilai perbuatan atau

praktik, bukan menilai yang lainnya. Tes perbuatan atau tes praktik

bentuk-bentuknya seperti berikut.

1. Penilaian Kinerja, merupakan penilaian yang meminta peserta didik

mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 40: Modul Assesmen PLPG 2012

40Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis

butir soal, perhatikan terlebih dahulu kompetensi dari materi yang

akan ditanyakan.

2. Penilaian Penugasan, merupakan penilaian tugas yang meliputi:

pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data

yang harus diselesaikan peserta didik secara individu atau kelompok

dalam waktu tertentu. Aspek yang dinilai diantaranya meliputi kemam-

puan: (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.

3. Penilaian Hasil Karya (produk), adalah penilaian keterampilan pe-

serta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil

karya seni, misal lukisan, gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai meli-

puti: (1) tahap persiapan: pemilihan dan cara penggunaan alat, (2)

tahap proses produksi dan prosedur kerja, dan (3) tahap akhir/hasil:

kualitas dan estetika hasil karya. guru juga dapat memberikan penilai-

an pada pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan teknologi

tepat guna, misalnya melalui: (1) adopsi, (2) modifikasi, atau (3) difusi.

Kaidah penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan:

kinerja, hasil karya, atau penugasan).

b. Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.

c. Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas,

keterpakaian sehari-hari tinggi).

d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah

atau tingkat kelas.

2. Konstruksi

a. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban

perbuatan/praktik.

b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

c. Disusun pedoman penyekorannya.

d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan

jelas dan terbaca

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 41: Modul Assesmen PLPG 2012

41Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

3. Terkait Bahasa dan Budaya

a. Rumusan kalimat soal komunikatif

b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

c. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran

ganda atau salah pengertian.

d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat atau

yang berkonotasi tabu.

e. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat

menyinggung perasaan peserta didik.

C. Penulisan Instrumen Penilaian Kinerja (Performance Assessment)Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik

untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam

konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir

instrumen, perhatikan terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan

ditanyakan, lihat contoh berikut.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKMata Pelajaran : Pendidikan JasmaniKelas/Semester: VII / GanjilPraktik : Lari 100 meter

No NamaSkor Penilaian per Aspek Jumlah

Skor Nilai1 2 3 4 51 Ani 3 2 3 3 2 13 522 Budi 1 2 2 2 1 83 Cica4 .... dst

RerataTertinggiTerendah

Keterangan, aspek pengamatan:

1. Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan ujung kaki lainnya 2. Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat mengarah ke

samping luar 3. Waktu jongkok posisi punggung segaris dengan kepala 4. Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start 5. Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ± 90° dan tungkai belakang

100°-120°

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 42: Modul Assesmen PLPG 2012

42Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Skor 5 = Sangat tepat, 4 = Tepat, 3 = Agak tepat, 2 = Tidak tepat, dan 1 = Sangat tidak tepat.

Penentuan nilai, skor yang dicapai peserta didik diolah menjadi nilai

dengan rumus seperti berikut.

D. Penulisan Instrumen Penilaian Penugasan (Project)Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengum-

pulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus

diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu

diperhatikan yaitu:

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan

mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan

tahap perkembangan kognitif peserta didik,

Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya

dengan bimbingan pendidik dan dukungan berbagai pihak yang terkait.

Contoh soal tugas proyek biologi mengenai isu salingtemas (sain,

lingkungan, teknologi, masyarakat) di sekitar tempat tinggal peserta

didik.

Soal Carilah isu salingtemas (sain, lingkungan, teknologi, masyarakat) yang

berkembang di sekitar tempat tinggalmu, rencanakan penelitian, lakukan

penelitian, dan buatlah laporan hasil penelitian. Dalam membuat laporan

perhatikan: kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika

laporan, dan penggunaan bahasa!

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Nilai = (Skor capaian : Skor maksimal) x 100

Contoh: Jumlah aspek penilaian = 5 aspekSkor: 1 – 5, maka skor maksimal = 25 Ani = 13 : 25 x 100 = 52(Sangat dianjurkan, guru agar menguasai Excel untuk menghitung nilai)

Page 43: Modul Assesmen PLPG 2012

43Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Catatan : Isu berhubungan dengan pro – kontra.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 44: Modul Assesmen PLPG 2012

44Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Pedoman Penskoran Penilaian Proyek

No Aspek yang dinilai Skor1 Persiapan

Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)(3)

1 - 32 Pelaksanaan

a. Pengumpulan informasi (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)b. Keakuratan data/informasi (akurat = 3; kurang = 2; tidak akurat = 1)c. Kelengkapan data (lengkap = 3; kurang = 2; tidak lengkap = 1)d. Analisis data (baik = 3; cukup = 2; kurang = 1)e. Kesimpulan (tepat = 2; kurang tepat = 1)

(14)1 – 31 – 31 – 31 – 31 - 2

3 Pelaporan hasilSistematika laporan (baik = 2; tidak baik = 1)Penggunaan bahasa (komunikatif = 2; kurang komunikatif = 1)Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak kesalahan =1) Tampilan (menarik = 2; kurang menarik = 1)

(9)1 – 21 – 21 – 3

1 - 2Skor maksimal 26

E. Penulisan Instrumen Penilaian Hasil Karya (Product)Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik

dalam membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni,

misalnya: lukisan, gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai diantaranya

meliputi: (1) tahap persiapan adalah pemilihan dan cara penggunaan alat,

(2) tahap proses (produksi) adalah prosedur kerja, dan (3) tahap akhir

(hasilnya): kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru dapat

memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang bangun

(perekayasaan) teknologi tepat guna, misalnya melalui: (1) adopsi, (2)

modifikasi, atau (3) difusi.

Contoh instrumen penilaian tugas: Produk

Penilaian produk terdiri atas 3 (tiga) tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam

merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain

produk.

2. Tahap pelaksanaan (pembuatan produk), meliputi: penilaian

kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan

bahan, alat, dan teknik pembuatan.

3. Tahap penilaian hasil karya (appraisal), dilakukan terhadap karya

(produk) yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 45: Modul Assesmen PLPG 2012

45Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Skor untuk setiap tahap dapat diberi bobot, misalnya untuk persiapan

20%, pelaksanaan 40%, dan hasil 40%.

Contoh soal produk mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan: membuat poster ”anti narkoba”.

Pedoman penskorannya:

No Aspek yang dinilai Skor Bobot1 Tahap persiapan

a. Memilih jenis bahan (tepat = 2; tidak tepat = 1)b. Kualitas bahan (baik = 3; cukup = 2; kurang = 1)c. Kelengkapan alat (lengkap = 2; tidak lengkap = 1)

(7)1 – 21 – 31 – 2

20 %

2 Tahap pelaksanaana. Menentukan penulisan kalimat yang menarik:

menarik = 3; cukup = 2; kurang = 1b. Keterampilan menggunakan alat/bahan: terampil =

3; cukup = 2; kurang = 1 c. Memperhatikan keselamatan kerja: ya = 2; tidak = 1

(8)

1 – 3

1 – 31 – 2

40%

3 Tahap hasila. Selesai tepat waktu ( tepat = 2; tidak tepat = 1)b. Kesesuaian dengan tugas (sesuai = 3; kurang = 2;

tidak = 1)c. Kerapian (rapi = 3; kurang = 2; tidak = 1)

(8)1 – 21 – 31 – 3

40%

F. RangkumanDalam menilai kemampuan praktik peserta didik dapat digunakan

beberapa jenis tes perbuatan di antaranya adalah penilaian kinerja

(performance), penugasan (project), dan hasil karya (product).

Tes perbuatan atau tes praktik bentuk-bentuknya seperti berikut: (1

Penilaian Kinerja, (2) Penilaian Penugasan, merupakan penilaian tugas

yang meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, (3) Penilaian Hasil Karya (produk) Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta

peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahu-

an ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penilai-

an penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan, peng-

organisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesai-

kan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Penilaian hasil

karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat

suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misalnya: lukisan,

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 46: Modul Assesmen PLPG 2012

46Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

gambar, patung, dll

G. Latihan1. Penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan

mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan adalah ....a. penilaian tertulisb. penilaian kinerjac. penilaian lisand. penilaian portofolioe. penilaian non tes

2. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja, dan (3) tahap akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya, langkah-langkah tersebut adalah penilaian dengan menggunakan teknik penilaian ....a. kinerjab. produkc. penugasand. lisane. wawancara

3. Berlatihlah dalam kelompok (3-4 orang) untuk membuat: a. instrumen penilaian kinerja, b. instrumen penilaian penugasan, dan c. instrumen penilaian produk (hasil).

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 47: Modul Assesmen PLPG 2012

47Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB VIBAB VIPENULISAN INSTRUMEN NON-TESPENULISAN INSTRUMEN NON-TES

Kompetensi DasarMendekripsikan dan menetapkan jenis perilaku yang perlu diukur dengan

instrumen non-tes, terampil menyusun kisi-kisi dan mengembangkan butir-

butir instrumen non-tes.

Indikator1. Menjelaskan perilaku yang dapat diukur dengan instrumen non-tes.

2. Mengidentifikasi SK, KD, dan materi yang perlu diukur dengan instru-

men non-tes untuk dimasukkan ke dalam kisi-kisi.

3. Menjabarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi berdasarkan

kompetesi dasar ke dalam bentuk-bentuk instrumen non-tes

4. Menyusun indikator instrumen non-tes berdasarkan indikator penca-

paian kompetensi

5. Merumuskan butir-butir instrumen non-tes sesuai dengan indikatornya.

A. PengertianInstrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat

penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah: (1) lembar pengamat-

an (observasi), seperti: catatan harian, portofolio, life skill, (2) instrumen

tes sikap, tes bakat, tes minat, dsb.

Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir instrumen non-tes adalah

sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu

menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir instrumen berdasarkan kisi-

kisinya, telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan

hasil uji coba. Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi

tes, terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi pada tes dan

konstruk pada non-tes. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi diperoleh

melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas

konstruknya diperoleh melalui "teori". Teori adalah pendapat yang dikemu-

kakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, dsb.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 932).

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 48: Modul Assesmen PLPG 2012

48Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

B. Pengamatan Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya

dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta

didik yang sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat, antara lain: lembar

pengamatan, penilaian portofolio, dan penilaian kecakapan hidup (life

skill).

Pelaksanaan pengamatan perilaku dapat dilakukan guru pada

sebelum mengajar, saat mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku

minimal yang dapat dinilai dengan pengamatan untuk perilaku atau budi

pekerti peserta didik, misalnya: ketaatan pada ajaran agama, toleransi,

disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetiakawanan,

hormat-menghormati, sopan santun, dan jujur. Lembar penilaian perilaku

peserta didik dalam melaksanakan diskusi kelompok, contohnya sbb.

Contoh:

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM DISKUSI

Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/Semester: VII/ganjil

No NamaSkor Aspek Pengamatan Jumlah

SkorPenaf-siran1 2 3 4 5

1 Ani 3 2 3 3 2 13 Baik2 Budi 1 2 2 2 1 8 Cukup3 Cica4 .... dst

RerataTertinggiTerendah

Keterangan, aspek pengamatan:1. Menyampaikan pendapat dengan jelas 2. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat3. Memotong pembicaraan teman lain 4. Mau menerima pendapat teman5. Menyanggah pendapat teman dengan sopan

Pemberian skor: 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = BaikPenafsiran, jumlah skor: <6 = Kurang; 6-10= Cukup; >10 Baik

Catatan: Penghitungannya akan mudah jika dihitung dengan Excel.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 49: Modul Assesmen PLPG 2012

49Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Portofolio merupakan deskripsi peta perkembangan kemampuan

individu peserta didik. Jadi portofolio merupakan ”kartu sehat” individu

peserta didik. Bila ada peserta didik yang ”sakit”, tugas guru adalah: (1)

menentukan penyakitnya apa, kemudian (2) memberi obat yang tepat

agar peserta didik cepat sembuh dari penyakitnya.

C. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Non-tesDalam kisi-kisi non-tes formatnya berisi dimensi, indikator, jumlah

butir soal per indikator, dan nomor butir soal. Formatnya seperti berikut ini.

No Dimensi IndikatorJumlah Soal per

IndikatorNomor Soal

Jumlah Soal =

Untuk mengisi kolom dimensi dan indikator, penulis soal harus

mengetahui terlebih dahulu validitas konstruknya yang disusun/

dirumuskan melalui teori. Cara termudah untuk mendapatkan teori adalah

membaca beberapa buku, hasil penelitian, atau mencari informasi lain

yang berhubungan dengan variabel atau tujuan tes yang dikehendaki.

Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang hendak mengerjakan

tes ini (instrumen non-tes) tidak perlu mempersiapkan/belajar materi yang

hendak diteskan terlebih dahulu seperti pada tes prestasi belajar.

Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya

adalah menyimpulkan teori itu dan merumuskan mendefinisikan (yaitu

definisi konsep dan definisi operasional) dengan kata-kata sendiri

berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku yang

telah dibaca. Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang

dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan itu,

langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema-objek/hal-hal

pokok yang menjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi

yang akan diukur), dan penulisan butir soal berdasarkan indikatornya.

Untuk lebih memudahkan dalam menyusun kisi-kisi tes, perhatikan alur

urutannya seperti pada bagan berikut. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 50: Modul Assesmen PLPG 2012

TEORI(Dari hasil penelitian/ pendapat dari:

1. Buku A2. Buku B3. Buku C4. Buku D5. Buku E

dst

KONSTRUK-Definisi konsep

-Definisi OperasionalDIMENSI INDIKATOR SOAL

50Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Berdasarkan bagan di atas, penulis soal dapat dengan mudah

mengecek apakah instrumen tesnya atau butir-butir soal sudah sesuai

dengan indikatornya atau belum. Misalnya soal nomor 1 sampai dengan

soal terakhir berasal darimana? Dari indikator. Indikator dari mana? Dari

dimensi. Rumusan dimensi darimana? Dari konstruk. Rumusan konstruk

darimana? Dari teori. Jadi kesimpulannya instrumen tes yang telah

disusun merupakan alat ukur yang (sudah tepat atau belum tepat)

mewakili teori.

D. Kaidah Penulisan SoalDalam penulisan soal pada instrumen non-tes, penulis butir soal

harus memperhatikan kaidah (ketentuan) penulisannya, yaitu seperti

berikut.

1. Materi

a. Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

b. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan

tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi,

afeksi atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).

2. Konstruksi

a. Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata)

dan jelas.

b. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang

dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang

diperlukan saja.

c. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

d. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 51: Modul Assesmen PLPG 2012

51Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

e. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat

diinterpretasikan sebagai fakta.

f. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan

lebih dari satu cara.

g. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau

dikosongkan oleh hampir semua responden.

h. Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.

i. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua,

selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.

j. Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-

mata. Gunakanlah seperlunya.

3. Bahasa/Budaya

a. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang

pendidikan peserta didik atau responden.

b. Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.

c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

E. Contoh Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir InstrumennyaDalam bagian ini disajikan beberapa contoh penulisan kisi-kisi tes dan

penulisan butir instrumen yang sangat sederhana. Tujuan utamanya

adalah agar contoh-contoh ini mudah dipahami oleh para guru. Contoh

yang akan disajikan adalah penulisan kisi-kisi dan butir instrumen untuk

tes skala sikap, tes minat belajar, tes motivasi berprestasi, dan tes

kreativitas. Untuk contoh instrumen non-tes lainnya, para guru dapat

menyusunnya sendiri yang proses penyusunannya adalah sama dengan

contoh berikut.

1. Tes Skala Sikap

Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para

ahli, diantaranya adalah Mueller (1986: 3) yang menyampaikan 5

definisi, yaitu:

a. Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang, suka

atau tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap suatu objek

psikologis (Thurstone). Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 52: Modul Assesmen PLPG 2012

52Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

b. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah atau

melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus).

c. Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Goldon Allport).

d. Sikap adalah konsistensi dalam tanggapan terhadap objek-objek

sosial (Donald Cambell).

e. Sikap merupakan tanggapan tersembunyi yang ditimbulkan oleh

suatu nilai (Ralp Linton, ahli antropologi kebudayaan).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa

sikap memiliki 3 komponen penting, yaitu komponen: (1) kognisi yang

berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep; (2) afeksi yang

mencakup perasaan seseorang; dan (3) konasi yang merupakan

kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan. Oleh karena

itu, ketiga komponen ini dimasukkan ke dalam kisi-kisi sikap peserta

didik terhadap mata pelajaran Matematika". Adapun definisi operasional

sikap peserta didik terhadap mata pelajaran Matematika adalah

kecenderungan untuk menyenangi atau tidak menyenangi mata pelajaran

Matematika.

Contoh: Kisi-kisi Tes Sikap.

No Dimensi Indikator Butir Instrumen1. Kognisi

(persepsi & keya-kinan)

1. Persepsi siswa tentang mata pelajaran Matematika

2. Keyakinan siswa tentang manfaat Matematika

3. ..... dst.

1

2

.... dst.2. Afeksi (perasaan/

emosi)6. Suka mengerjakan Matematika7. Tidak suka belajar Matematika8. ... dst.

3. Konasi(kecenderungan bertindak)

11. Malas mengerjakan Matematika12. Mengharapkan ada pekerjaan

rumah Matematika13. ... dst.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 53: Modul Assesmen PLPG 2012

53Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Contoh:

INSTRUMEN SKALA SIKAPJawablah dengan cara membuat tanda cek () pada kolom jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Belajar Matematika membiasakan kita berfikir rasional

2.Mata pelajaran Matematika melatih kita berpikir sistematis dan analisis

.... .6. Saya menyenangi mata pelajaran Matematika7. Saya Tidak suka belajar Matematika....

11.Saya tidak mengharap pekerjaan rumah mata pel-ajaran Matematika

12.Saya akan bersedia membantu jika teman kesulitan mengerjakan Matematika

.... ……

Keterangan : SS = sangat setuju, S = setuju, N = netral, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju.

2. Tes Minat belajar

Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat

disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap

objek tersebut (Crites, 1969 : 29). Di samping itu, minat juga merupa-

kan kemampuan untuk memberikan stimulus yang mendorong seseo-

rang untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan berdasarkan

pengalaman yang sebenarnya (Crow and Crow, 1984 :248). Berda-

sarkan kedua pengertian tersebut, minat merupakan kemampuan

seseorang untuk memberikan perhatian terhadap suatu objek yang

disertai dengan rasa senang dan dilakukan penuh kesadaran.

Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran,

perhatiannya akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong

kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada

pelajaran tersebut. Maka definisi operasional minat belajar adalah

pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membang-

kitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat

diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.

Berikut contoh kisi-kisi dan tes minat belajar sastra Indonesia.Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 54: Modul Assesmen PLPG 2012

54Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Contoh: Kisi-kisi tes minat

No. Dimensi Indikator Nomor Soal1.

2.

3.

4.

Kesukaan

Ketertarikan

Perhatian

Keterlibatan

GairahInisiatifResponsif KesegeraanKonsentrasiKetelitianKemauanKeuletanKerja Keras

8, 1316, 1710, 15, 202, 6, 97, 193, 104, 51, 1812, 14

Keterangan : Nomor yang bergaris bawah adalah untuk pernyataan positif

Contoh: TES MINAT PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Nama Siswa : .................................Kelas/Semester : .............../.................

No. Pernyataan SL SR JR TP

1. Saya Senang mengikuti mata pelajaran IPS2. Saya rugi bila tidak mengikuti mata pelajaran IPS3. Saya merasa mata pelajaran IPS bermanfaat.4. Saya berusaha menyerahkan tugas mata pelajaran

IPS tepat waktu. 5. Saya berusaha memahami mata pelajaran IPS 6. Saya bertanya kepada guru bila ada materi mata

pelajaran IPS yang tidak jelas7. Saya mengerjakan soal-soal latihan mata pelajaran

IPS di rumah.8. Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan teman

sekelas.9. Saya berusaha memiliki buku mata pelajaran IPS.

10. Saya berusaha mencari bahan mata pelajaran IPS di perpustakaanJumlah Skor =Total Skor =Tafsiran:Sangat berminat / Berminat / Kurang berminat / Tidak berminat

Keterangan : SL = selalu, SR = sering, JR = jarang, TP = tidak pernah.

Keterangan : Dari 4 kategori: skor terendah 10 dan skor tertinggi 40, rentangnya sbb:33 - 40 : Sangat berminat25 - 32 : Berminat17 - 24 : Kurang berminat

10 - 16 : Tidak berminatSertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 55: Modul Assesmen PLPG 2012

55Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

F. RangkumanInstrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat

penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah: (1) lembar pengamat-

an (observasi), seperti: catatan harian, portofolio, life skill, (2) instrumen

tes sikap, tes bakat, tes minat, dsb. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi

diperoleh melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes

validitas konstruknya diperoleh melalui "teori".

Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya

dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta

didik yang sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat, antara lain: lembar

pengamatan, penilaian portofolio, dan penilaian kecakapan hidup (life

skill).

Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang, suka atau

tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap suatu objek psikologis

Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut

G. Latihan1. Di bawah ini adalah bentuk instrumen untuk mengujur sikap, kecuali ....

a. Lembar kerjab. Lembar rubrikc. Lembar wacanad. Lembar pengamatane. Lembar penilaian

2. Kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan dan gotong-royong, rasa kesetiakawanan, dan kejujuran adalah definisi operasional dari ....a. minat belajarb. sikap belajarc. motivasi berprestasid. stress belajare. aktivitas belajar

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 56: Modul Assesmen PLPG 2012

56Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

3. Hal-hal yang berhubungan dengan emosi atau perasaan dalam mengukur sikap termasuk dalam dimensi ....a. kognisib. afeksic. konasid. toleransie. persepsi

4. Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut. Pendapat ini dikemukakan oleh ....b. Cror and Crowc. Grondlundd. Crites e. Thrustonef. Donal Cambell

5. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah atau melawan suatu faktor lingkungan. Pendapat ini dikemukakan oleh ....a. Thurstone b. Emory Bogardus c. Goldon Allportd. Donald Cambell e. Ralp Linton,

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 57: Modul Assesmen PLPG 2012

57Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB VIIBAB VIIPENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Kompertensi Dasar

Mendeskripsikan pengertian, fungsi, prinsip-prinsip Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), mengkaji kriteria KKM (kompleksitas, daya dukung, dan

intake siswa), dan menghitung secara benar untuk menetapkan KKM.

Indikator

1. Menjelaskan pengertian KKM

2. Menjelaskan fungsi KKM

3. Menjelaskan prinsip-prinsip KKM

4. Mengkaji kriteria KKM (kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa)

5. Menghitung secara benar untuk menetapkan KKM.

A. Pengertian Kriteria Ketuntasan MinimalSalah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi

adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu

dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah (yang

harus dicapai) untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan

belajar dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapa-

pun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan

minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan

tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta

karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering

digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika

diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi

dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang

melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan

pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian,

yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau

layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan

minimal.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 58: Modul Assesmen PLPG 2012

58Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan

atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir

sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis

menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan

menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga

dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100

merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional

diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari

kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian

ditingkatkan secara bertahap.

KKM menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di

sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu

melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah (misal,

bisa dibaca di website sekolah) oleh peserta didik dan atau orang tua.

KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai

acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

B. Fungsi Kriteria Ketuntasan MinimalKKM dalam penyelenggaraan pembelajaran agar berfungsi seperti

berikut.

1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik

sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap

kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM

yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat

terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian

layanan remedial atau layanan pengayaan;

2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti

penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator

ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.

Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti

penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 59: Modul Assesmen PLPG 2012

59Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum

tuntas dan perlu perbaikan;

3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan

evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat

dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Maka hasil

pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis

untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran

yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembela-

jaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;

4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik

dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan

pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama

antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang

tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memak-

simalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan

upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembela-

jaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik.

Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan

dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran.

Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan

pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses

pembelajaran dan penilaian di sekolah;

5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi

tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal

mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan penca-

paian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan

dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan

dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab

dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

C. Prinsip Penetapan KKMPenetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan

beberapa ketentuan sebagai berikut: Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 60: Modul Assesmen PLPG 2012

60Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang

dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode

kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik

dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman

pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode

kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai

dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis

ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan

memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik

untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi

3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan

rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar

tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar

untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai

ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh

indikator pada KD tersebut;

4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)

merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat

dalam SK tersebut;

5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari

semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun

pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar

(LHB/Rapor) peserta didik;

6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat

soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah

Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal

ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/

menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian

pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan,

karena semuanya memiliki hasil yang setara;

7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya

perbedaan nilai ketuntasan minimal.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 61: Modul Assesmen PLPG 2012

KKMIndikator

KKMKD

KKMSK

KKMMP

61Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

D. Langkah-Langkah Penetapan KKMPenetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata

pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut.

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan

mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya

dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM

mata pelajaran;

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran

disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam

melakukan penilaian;

3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan

kepada orang tua/wali peserta didik.

E. Penentuan Kriteria Ketuntasan MinimalHal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan

minimal adalah:

1. Tingkat kompleksitas, kesulitan atau kerumitan setiap indikator,

kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh

peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas

tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurang-

nya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus

dibelajarkan pada peserta didik;

b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi;Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 62: Modul Assesmen PLPG 2012

62Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai

bidang yang diajarkan;

d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;

e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian

tugas/pekerjaan;

g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena

memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga

dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar

peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1.

SK 2. : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

KD 2.2 : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-

hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan

konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia

Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan

pereaksi pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran

peserta didik dalam perhitungan kimia.

Contoh 2.

SK 1. : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan

ikatan kimia

KD 1.1. : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr,

sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik

unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya,

melalui pemahaman konfigurasi elektron

Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel

periodik atau nomor atom unsur.

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan

tahapan berpikir atau penalaran yang tinggi. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 63: Modul Assesmen PLPG 2012

63Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan

kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan,

laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;

b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian

stakeholders sekolah.

Contoh:

SK 3. : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapan-

nya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

KD 3.3 : Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah keseimbangan dengan

melakukan percobaan

Indikator : Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi,

tekanan, dan volume pada pergeseran keseimbangan

melalui percobaan.

Daya dukung untuk indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai

sarana prasarana cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu

menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah

apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan percobaan

atau guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.

3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi

pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional, rapor

SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di

kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas

sebelumnya.

Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala

penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 64: Modul Assesmen PLPG 2012

64Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 65: Modul Assesmen PLPG 2012

65Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Contoh: Kriteria Penetapan KKM

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

KompleksitasTinggi< 65

Sedang65-79

Rendah80-100

Daya DukungTinggi80-100

Sedang65-79

Rendah<65

Intake siswaTinggi80-100

Sedang65-79

Rendah<65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Aspek yang dianalisis Kriteria penyekoran

Kompleksitas Tinggi = 1 Sedang = 2 Rendah = 3

Daya Dukung Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1

Intake siswa Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi (skor 1), daya

dukung tinggi (skor 3) dan intake peserta didik sedang (skor 2), maka nilai

KKM-nya adalah:

1+3+29

x100 = 66,7

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

Berikut ini penerapan contoh perhitungan KKM pada mata pelajaran Kimia

seperti ditampilkan di halaman berikut.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 66: Modul Assesmen PLPG 2012

66Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Contoh: Penentuan KKM Per KD dan Indikator

Mata Pelajaran : KIMIAKelas/semester : X/2Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit

dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi

Kompetensi Dasar/Indikator

Kriteria Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa (KD/Indikator)

KKM

Kompleksitas

Daya dukung

Intake Penget Praktik

3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaana. Menyimpulkan gejala-gejala

hantaran arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan.

b. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat han-taran listriknya.

c. Menjelaskan penyebab kemam-puan larutan elektrolit meng-hantarkan arus listrik.

d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Rendah(80)

Sedang(70)

Tinggi(65)

Tinggi(65)

Tinggi(80)

Tinggi(80)

Tinggi(80)

Tinggi(80)

Sedang(70)

Sedang(70)

Rendah(65)

Rendah(65)

72

76,6

73,3

70

70

72

Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,47 dibulatkan

menjadi 72.

F. RangkumanKriteria paling rendah (yang harus dicapai) untuk menyatakan peserta

didik mencapai ketuntasan belajar dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan

atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir

sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis

menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

KKM dalam penyelenggaraan pembelajaran agar berfungsi: (1)

Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik

sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti; (2) Sebagai acuan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 67: Modul Assesmen PLPG 2012

67Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata

pelajaran; (3)Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam

melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah;

(4) Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik

dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat; (5) Merupakan target

satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran..

Penetapan KKM mempertimbangkan prinsip-prinsip: (1) Penetapan

KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan

melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif; (2) Penetapan nilai KKM

dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator

dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta

didik; (3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)

merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar

tersebut; (4) KKM setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata

KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut; (5) KKM

mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat

dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan

dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik; (6) Indikator me-

rupakan acuan atau rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal

ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS)

maupun Ulangan Akhir Semester (UAS); (7) Pada setiap indikator atau

kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan

minimal

G. Latihan

Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah dilakukan pengkajianPada mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah dilakukan pengkajian

seluruh KD diperoleh informasi seperti berikut.seluruh KD diperoleh informasi seperti berikut.

KD 1KD 1 : kompleksitas tinggi, : kompleksitas tinggi, intakeintake siswa baik, daya dukung rendah siswa baik, daya dukung rendah

KD 2KD 2 : kompleksitas rendah, : kompleksitas rendah, intakeintake siswa baik, daya dukung rendah siswa baik, daya dukung rendah

KD 3KD 3 : kompleksitas tinggi, : kompleksitas tinggi, intakeintake siswa rendah, daya dukung rendah siswa rendah, daya dukung rendah

KD 4KD 4 : kompleksitas rendah, : kompleksitas rendah, intakeintake siswa sedang, daya dukung rendah siswa sedang, daya dukung rendah

Hitunglah besar KKM untuk tingkat standar kompetensi mata pelajaran Hitunglah besar KKM untuk tingkat standar kompetensi mata pelajaran

tersebut.tersebut.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 68: Modul Assesmen PLPG 2012

68Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB VIIIBAB VIIIPENILAIAN ASPEK DAN MATA PELAJARAN YANG DINILAI, DANPENILAIAN ASPEK DAN MATA PELAJARAN YANG DINILAI, DAN

INSTRUMEN PENILAIANINSTRUMEN PENILAIANKompertensi Dasar

Mendeskripsikan jenis kegiatan penilaian hasil belajar, teknik penilaian

dan aspek yang dinilai pada setiap kelompok mata pelajaran, menja-

barkan dimensi-dimensi pengukuran minat, sikap, akhlak mulia ke dalam

indikator-indikator pada kisi-kisi.

Indikator

1. Menjelaskan berbagai macam kegiatan penilaian.

2. Memberi contoh teknik penilaian dan aspek yang dinilai pada setiap

kelompok mata pelajaran

3. Menjabarkan dimensi-dimensi pengukuran minat, sikap, akhlak mulia

ke dalam indikator-indikator pada kisi-kisi.

A. Teknik Penilaian

Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi

(SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup

materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai

kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di

dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi

tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi

pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk

mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur

ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri

tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan

ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat

mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi

peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 69: Modul Assesmen PLPG 2012

69Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

Teknik penilaian dimaksud antara lain melalui: tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan

peserta didik.

1. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat

benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes

praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta

tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes

yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah,

dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian

dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes

yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara

peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan

secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta

didik melakukan perbuatan atau mendemonstasikan atau

menampilkan keterampilan.

Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan

melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan

ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional

dan ujian sekolah.

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses

pembelajaran, untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau

kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 70: Modul Assesmen PLPG 2012

70Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan

seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir

semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

pada akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan

yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada

semester genap.

Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau

penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi

peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai

pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi

peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah

satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran

yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak

diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik

untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

2. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terha-

dap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar

kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan

data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 71: Modul Assesmen PLPG 2012

71Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Penilaian

observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,

serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

3. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara

perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk

penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat

berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, proyek,

dan/atau produk.

4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik

dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,

perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999).

Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta

didik dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang

dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi

untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat

menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian

sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan

peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini

dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai

sedikit.

5. Proyek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun

waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui

pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan

hasil kerjanya. Penilaian proyek dilaksanakan terhadap persiapan,

pelaksanaan, dan hasil.

6. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik

menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap

persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.

7. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang

dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik

terhadap objek psikologis.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 72: Modul Assesmen PLPG 2012

72Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

8. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang

berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan

peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku

peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.

9. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peser-

ta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam

penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan

kekurangan dirinya secara jujur.

10.Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara memin-

ta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya

dalam berbagai hal secara jujur.

Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan

memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar

peserta didik. Karena pembelajaran pada KTSP meliputi kegiatan tatap

muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur,

maka penilaianpun harus dilaksanakan seperti itu. Tabel berikut

menyajikan contoh penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran

melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur.

Tabel 1 Penilaian untuk Kegiatan Tatap Muka dan Penugasan

Mata Pelajaran Kompetensi Dasar

Penilaian Untuk Kegiatan Pembelajaran

Tatap Muka Tugas Terstruktur Kegiatan Mandiri

MatematikaMenggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah

Ulangan mengenal dan menggunakanpengukuran

Memberikan latihan mengukur waktu, panjang, dan berat

Tugas mendata alat ukur yang sering digunakan sehari-hari

Pendidikan Agama Islam

Membaca QS Al Baqarah: 30, Al-Mukminum: 12-14, Az-Zariyat: 56 dan An-Nahl: 78

Ulangan mengenai hukum bacaan untuk surat dan ayat yang sesuai

Melafalkan QS Al Baqarah: 30, Al-Mukminum: 12-14, Az-Zariyat: 56 dan An-Nahl: 78 dengan makhraj yang benar

Membuat rang-kuman perban-dingan tiga referensi tafsir Al Qur’an (Ibnu Katsir, Jalalain, dan Al-Azhar) QS Al Baqarah: 30, Al-Mukminum: 12-14, Az-Zariyat: 56 dan An-Nahl: 78

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 73: Modul Assesmen PLPG 2012

73Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

B. Aspek yang DinilaiPenilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek

kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi

Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik

menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pema-

haman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan

dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau

konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan

prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis,

peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa

bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan

menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik

dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya

sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta

didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori,

dan termasuk di dalamnya melakukan judgement (pertimbangan)

terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan.

Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif (adaptive move-

ment) atau gerak terlatih dan keterampilan komunikasi berkesinambungan

(non-discursive communication) - (Harrow, 1972). Gerak adaptif terdiri

atas keterampilan adaptif sederhana (simple adaptive skill), keterampilan

adaptif gabungan (compound adaptive skill), dan keterampilan adaptif

komplek (complex adaptive skill). Keterampilan komunikasi berkesinam-

bungan mencakup gerak ekspresif (expressive movement) dan gerak

interpretatif (interpretative movement). Keterampilan adaptif sederhana

dapat dilatihkan dalam berbagai mata pelajaran, seperti bentuk keteram-

pilan menggunakan peralatan laboratorium IPA. Keterampilan adaptif

gabungan, keterampilan adaptif komplek, dan keterampilan komunikasi

berkesinambungan baik gerak ekspresif maupun gerak interpretatif dapat

dilatihkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 74: Modul Assesmen PLPG 2012

74Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Kondisi afektif peserta didik berhubungan dengan sikap, minat, dan

atau nilai-nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat

diperoleh melalui angket, inventori, atau pengamatan yang sistematik dan

berkelanjutan. Sistematik berarti pengamatan mengikuti suatu prosedur

tertentu, sedangkan berkelanjutan memiliki arti pengukuran dan penilaian

yang dilakukan secara terus menerus.

Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen

pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif,

komponen praktik yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen

sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata

pelajaran tertentu. Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai

untuk lima kelompok mata pelajaran (sesuai PP Nomor 19 tahun 2005

pasal 64).

Tabel 2 Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran

No Kelompok Mata Pelajaran Contoh Mata Pelajaran Aspek yang Dinilai

1 Agama dan akhlak mulia Pendidikan Agama Pengetahuan dan sikap

2 Kewarganegaraan dan kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan Pengetahuan dan sikap

3 Ilmu Pengetahuan dan Tenologi

Matematika Pengetahuan dan sikap

Fisika, Kimia, Biologi Pengetahuan, praktik, dan sikap

Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi Pengetahuan dan sikap

Bhs Indonesia, bahasa Inggris, bahasa asing lain

Pengetahuan, praktik, dan sikap

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pengetahuan, praktik, dan sikap

4 Estetika Seni Budaya Praktik dan sikap

5 Jasmani, olahraga, dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

Pengetahuan, praktik, dan sikap

C. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Dalam KTSP terdapat 5 kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok

mata pelajaran: (1) agama dan akhlak mulia; (2) kewarganegaraan dan

kepribadian; (3) ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) estetika; (5) jasmani,

olahraga dan kesehatan.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 75: Modul Assesmen PLPG 2012

75Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

1. Penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

Kompetensi yang dikembangkan dalam kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia terfokus pada aspek kognitif atau pengeta-

huan dan aspek afektif atau perilaku. Penilaian hasil belajar untuk

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik;

b. Ujian, ulangan, dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif

Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru

mata pelajaran lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta

didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan

untuk menilai perilaku peserta didik yang menyangkut pengamalan

agamanya seperti kedisiplinan, kebersihan, tanggung jawab, sopan san-

tun, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah ritual.

Tabel berikut menampilkan dimensi dan indikator penilaian akhlak mulia.

Tabel 3. Dimensi dan indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak mulia

No Dimensi Indikator1 Disiplin Datang dan pulang tepat waktu

2 Bersih

Membuang sampah pada tempatnya Mencuci tangan sebelum makan Membersihkan tempat kegiatan Merawat kebersihan diri

3Tanggung-jawab

Menyelesaikan tugas pada waktunya Berani menanggung resiko

4 Sopan Santun

Berbicara dengan sopan Bersikap hormat pada orang lain Berpakaian sopan Berposisi duduk yang sopan

5Hubungan Sosial

Menjalin hubungan baik dengan guru Menjalin hubungan baik dengan sesama teman Menolong teman Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif

6 Jujur Menyampaikan pesan apa adanya Mengatakan apa adanya Tidak berlaku curang

7Pelaksanaan ibadah ritual

Melaksanakan sembahyang Menunaikan ibadah puasa Berdoa

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 76: Modul Assesmen PLPG 2012

76Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Keterangan:

Rambu-rambu tersebut di atas dapat digunakan sebagai bahan acuan

bagi guru mata pelajaran agama dan guru mata pelajaran lain. Bagi guru

mata pelajaran lain hasil pertimbangan diberikan kepada guru agama

terutama mengenai perilaku yang benar-benar menyimpang yang dilaku-

kan berulang-ulang oleh peserta didik. Penentuan nilai akhir kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada akhir satuan pendidikan

dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang didasarkan pada hasil ujian

sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pendidik.

2. Penilaian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Hasil belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan

Kepribadian meliputi:

a. Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara,

yaitu aspek kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran PKn.

b. Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana

disebutkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

c. Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai

penerjemahan dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara.

Seperti kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, peni-

laian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian

dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik;

b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif

peserta didik.

Contoh pengamatan aspek kepribadian dan indikator perilaku dapat

dilhat pada tabel di halaman berikut.

Tabel 4. Penilaian terhadap aspek kepribadian peserta didik

Aspek Kepribadian Indikator Perilaku

Bertanggungjawab a. Tidak menghindari kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Menaati tata tertib sekolah

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 77: Modul Assesmen PLPG 2012

77Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

d. Memelihara fasilitas sekolah

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 78: Modul Assesmen PLPG 2012

78Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Aspek Kepribadian Indikator PerilakuPercaya Diri a. Tidak mudah menyerah

b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan

Saling Menghargai a. Menerima pendapat yang berbeda b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama

Bersikap Santun a. Menerima nasihat guru b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain

Kompetitif a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu

3. Penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terdiri atas penilaian

hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinam-

bungan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan

penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran. Penilaian ini dilakukan melalui ulangan, penugasan,

dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang

diujikan. Penilaian hasil belajar mata pelajaran pada kelompok iptek

juga dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah

dan oleh pemerintah melalui ujian nasional.

Penilaian kelompok mata pelajaran iptek untuk SMA dilaksanakan

melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (fisika,

kimia, biologi), IPS (ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi), keteram-

pilan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta muatan lokal

yang relevan. Penilaian dalam kelompok mata pelajaran iptek dise-

suaikan dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata pelajaran. Berikut

ini adalah karakteristik penilaian tiap-tiap rumpun mata pelajaran yang

dimaksudkan.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 79: Modul Assesmen PLPG 2012

79Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

a. Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat

dan fungsi bahasa yang lebih menekankan pada bagaimana

menggunakan bahasa secara baik dan benar sehingga mengarah

kepada penilaian kemampuan berbahasa berbasis kinerja.

Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komu-

nikasi yang mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam

empat aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu, penilaian ke-

mampuan berbahasa bersifat autentik dan pragmatik. Selain itu,

komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari satu keteram-

pilan berbahasa sehingga harus diperhatikan keterpaduan antara

keterampilan berbahasa tersebut.

b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan

bermatematika, bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai

konsekuensi, pendidik hendaknya memperhatikan benar kemam-

puan berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat penilaian

dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang

terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terin-

tegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau

tugas yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal

atau tugasdemikian akan mendorong peserta didik untuk senan-

tiasa berusaha meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian

akhir terhadap peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik

penilaian yang beragam. Tingkat kesukaran soal untuk penilaian

akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural yang harus

dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat

pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.

c. Penilaian IPA dan IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan

proses pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggu-

nakan tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan,

portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antarte-

man. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran

melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 80: Modul Assesmen PLPG 2012

80Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh

dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.

d. Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik

sewaktu peserta didik menyelesaikan tugas dan/atau produk yang

dihasilkan. Tes praktik, dapat dilakukan melalui tes keterampilan

tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi maupun tes/uji petik/

contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan kejuruan, tugas-

tugas laboratorium/bengkel harus dirancang untuk mensimulasi-

kan tes praktik pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes

praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes sampel kerja merupakan

tes praktik tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari tes

praktik keseluruhan yang hendak diukur. Selain dengan tes

kinerja, penilaian dalam bidang teknologi dapat pula dengan hasil

penugasan dan portofolio. Hasil penugasan dapat berupa produk

yang mencerminkan kompetensi peserta didik. Hasil portofolio

yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat

dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan

kompetensi peserta didik.

4. Penilaian kelompok mata pelajaran Estetika

Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan

dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan

lokal yang relevan. Kelompok mata pelajaran estetika memiliki

karakteristik yang menjadikannya unik di antara mata pelajaran lain.

Keunikan pembelajaran kelompok mata pelajaran estetika terletak pada

kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman estetik

melalui dua kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yakni apresiasi

(appreciation) dan kreasi (creation), termasuk di dalamnya yang bersifat

rekreatif (performance). Pengalaman estetik adalah pengalaman

menghayati nilai keindahan. Penilaian hasil belajar kelompok mata

pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan

perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi

psikomotorik peserta didik. Untuk memenuhi tuntutan akuntabilitas

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 81: Modul Assesmen PLPG 2012

81Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

dalam dunia pendidikan, pendidik mata pelajaran kelompok mata

pelajaran estetika perlu mengembangkan sistem penilaian hasil belajar

dengan memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran estetika.

Penilaian hasil belajar yang relatif dapat diterima adalah jenis penilaian

berbasis pengamatan/ observasi yakni penilaian yang dilakukan

dengan cara mengamati secara terfokus: (1) perilaku peserta didik

dalam hal apresiasi, performance/ rekreasi, dan kreasi sebagai

cerminan dari kompetensi dalam mata pelajaran Seni Budaya; dan (2)

perilaku peserta didik dalam hal mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis sebagai cerminan dari kompetensi aspek sastra dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penilaian untuk mata pelajaran

kelompok mata pelajaran estetika perlu pula menyesuaikan dengan

sifat satuan dan jenjang pendidikan. Pada satuan pendidikan SMA/MA,

pembelajaran dan penilaian mata pelajaraan kelompok mata pelajaran

estetika lebih ditekankan pada upaya pengembangan kepribadian

peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.

5. Penilaian kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ber-

tujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

gerak, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, stabilitas emosional,

tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan

bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang direnca-

nakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah

raga, dan kesehatan dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik;

b. Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif

peserta didik.

Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik

penilaian mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengu-

kur aspek kognitif, afektif, dan keterampilan motorik peserta didik.

Untuk keperluan tersebut, teknik penilaian dapat berbentuk tes per-Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2012Rayon 07 Universitas Lampung

Page 82: Modul Assesmen PLPG 2012

82Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

buatan/unjuk kerja, dan pengamatan terhadap perilaku, penugasan,

dan tes pengetahuan.

Tes kinerja dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan psikomotor peserta didik.

Kemampuan psikomotor tersebut secara umum mencakup kesegaran

jasmani, kelincahan, dan koordinasi yang merupakan unsur-unsur

dalam keterampilan gerak, di samping itu dapat juga dilakukan tes

kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan keterampilan

dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain

sepak bola, keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain

bola voli dan sebagainya. Kemampuan psikomotor peserta didik ini

harus diukur setiap menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiat-

an sehari-hari tanpa merasa lelah. Pengukuran kesegaran jasmani

dapat dilakukan dengan berbagai tes kesegaran jasmani yang telah

dibakukan dan sesuai dengan tingkat usia peserta didik; seperti Tes

Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), tes aerobik, dsb. Pengukuran

kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan sekali,

sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannya.

Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan

cepat dan tepat. Pengukuran kelincahan dapat dilakukan dengan

berbagai macam tes kelincahan yang sesuai dengan tingkat usia

peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani atau cabang olahraga.

Kelincahan peserta didik diukur setelah peserta didik menyelesaikan

satu kompetensi tertentu. Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk

mengelola unsur-unsur yang terlibat dalam proses terjadinya gerakan,

dari yang sederhana sampai yang kompleks. Pengukuran koordinasi

dapat dilakukan dengan berbagai macam tes koordinasi yang sesuai

dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani

atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata-tangan, tes

koordinasi mata-kaki, tes koordinasi mata-tangan dan kaki, tes meng-

giring (drible) bola dalam sepakbola, tes menggiring (drible) bola

dalam bolabasket, dsb. Kemampuan koordinasi peserta didik diukur

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 83: Modul Assesmen PLPG 2012

83Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

setelah peserta didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup

penilaian tentang (a) kebersihan pribadi dan lingkungan, (b) Pendi-

dikan keselamatan (c) penyakit menular, (d) kesehatan reproduksi dan

pelecehan seksual, (f) pengetahuan gizi dan makanan, (g) penyalah

gunaan obat dan psikotropika, (h) rokok dan minuman keras, (h) dan

kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas jasmani.

Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan

terhadap perilaku peserta didik dalam hal kesadaran akan sikap

kejujuran dalam upaya memenangkan pertandingan, perlombaan,

permainan, atau aktivitas jasmani dan olahraga. Upaya

memenangkan permainan tidak mengandung unsur kecurangan atau

tidak sportif.

Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

bertanggungjawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang

terkait dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil penilaian terhadap

akhlak peserta didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru

mata pelajaran pendidikan agama menentukan nilai akhlak peserta

didik untuk dilaporkan pada laporan hasil belajar (rapor). Demikian

pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga akan

dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan menentukan nilai kepribadian peserta didik untuk

dilaporkan pada aporan hasil belajar (rapor).

Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidik-

an jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terha-

dap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Penga-

matan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang

mencerminkan akhlak seperti kedisiplinan, tanggung jawab, sopan

santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal-hal yang dinilai antara

lain mencakup aspek:

a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib,

seperti datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang

tepat waktu.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 84: Modul Assesmen PLPG 2012

84Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti

tidak berbohong, dan tidak berlaku curang.

c. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan

kewajiban yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas-tugas

selama kegiatan berlangsung.

d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam

bentuk perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara,

berpakaian, dan duduk yang sopan.

e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial

dengan orang lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik

dengan guru dan sesama teman, menolong teman, dan mau

bekerjasama dalam kegiatan yang positif.

Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran

pendidikian jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan

pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di

luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku

peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti percaya diri,

harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan kerjasama.

Indikator masing-masing aspek kepribadian antara lain sebagai

berikut.

a. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat, bertanya, menegur, mengritisi tentang sesuatu hal.

b. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan mengetahui kelebihan diri dan mengakui kelemahan diri.

c. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju, menyelesaikan segala hal, berprestasi, dan meraih cita-cita.

d. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat yang berbeda, memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain.

e. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang lain kejujuran (fair play).

4. Contoh instrumen inventori menggunakan skala beda (berdiferensi) Semantik

Petunjuk

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 85: Modul Assesmen PLPG 2012

85Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Berilah tanda cek () pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap pembelajaran ekonomi. Kolom 1, 2, dan 3 cenderung mendekati pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom 5, 6, dan 7 cenderung mendekati pernyataan di sebelah kanan.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 86: Modul Assesmen PLPG 2012

86Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Kisi-kisi dengan Skala Thurstone

Kiri 1 2 3 4 5 6 7 KananMembosankan Menarik

Bermanfaat Tidak bermanfaatMenyenangkan Merepotkan

Menantang Tidak menantangTidak memberatkan Memberatkan

Membuang-buang waktu

Menguntungkan

5. Contoh instrumen inventori menggunakan skala Likert, misalnya untuk

kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran Sejarah. Contoh

instrumen tersebut dapat dilihat pada halaman berikut.

Contoh: INVENTORI SKALA LIKERT

Petunjuk:Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu!No Pernyataan SS S TS STS1 Saya senang melakukan penelitian sejarah2 Pelajaran sejarah membosankan3 Saya senang mengikuti acara televisi yang

berhubungan dengan sejarah4 Saya tidak menyukai karir di bidang kepurbakalaan5 Saya suka berkunjung ke museum untuk menambah

pengetahuan di bidang sejarah6 Saya senang jika ada kesempatan untuk bekerja di

bidang yang ada hubungannya dengan sejarah7 Saya benci jika ada tugas untuk membuat ringkasan

dari artikel yang berkaitan dengan sejarah dari koran8 Saya suka membaca rubrik tentang sejarah 9 Dsb

Keterangan:

SS = sangat setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak setuju

Catatan:

Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1, 3, 5, 6, 8) dan ada yang bersifat negatif (No 2, 4, 7). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu 4 = STS, 3 = TS, 2 = S, dan 1 = SS.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 87: Modul Assesmen PLPG 2012

87Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

6. Contoh instrumen penilaian diri (kuesioner), misalnya untuk kegiatan

yang berhubungan dengan mata pelajaran Biologi, dapat dilihat pada

halaman berikut.

Petunjuk:a. Isilah semua pernyataan dengan jujur. b. Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan kenyataan.

TP = Tidak pernah melakukan SR = sering melakukanJR = Jarang melakukan SL = selalu melakukanKD = Kadang-kadang melakukan

No Pernyataan TP JR KD SR SL

1 Saya menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan biologi kepada teman-teman

2 Saya bertanya kepada guru hal-hal yang berhubungan dengan mata pelajaran Biologi

3 Saya menyempatkan diri membaca artikel yang berkaitan dengan biologi di majalah/koran

4 Saya mencari informasi yang berhubungan dengan biologi melalui website

5 Saya menonton tayangan di televisi yang ber-kaitan dengan biologi, misalnya fauna dan flora

6 Saya hadir setiap ada jam pelajaran Biologi di sekolah

7 Saya membuat catatan yang rapi untuk mata pelajaran Biologi

8 Saya menyerahkan tugas biologi tepat waktu

9 Saya menerapkan pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari

PengolahanPada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1 – 5. Skor 1 untuk TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, dan 5 = SL. Dengan 9 butir pernyataan rentang skor adalah 9 – 45.

Kualifikasi Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata pelajaran biologi dikelompokkan sebagai berikut

Amat Baik : Skor 37 – 45 Baik : Skor 28 – 36 Cukup : Skor 19 – 27 Kurang : Skor <19

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 88: Modul Assesmen PLPG 2012

88Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

7. Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman untuk kegiatan diskusi kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewargane-garaan

Petunjuk:

a. Pada waktu melakukan diskusi kelompok, amatilah perilaku temanmu dengan cemat!

b. Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu!

c. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!

Lembar pengamatan sikap peserta didik dalam diskusi kelompok mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester: VII/ganjil

No NamaSkor Aspek Pengamatan Jumlah

SkorPenaf-siran1 2 3 4 5

1 Ani 3 2 3 3 2 13 Baik2 Budi 1 2 2 2 1 8 Cukup3 Cica4 .... dst

RerataTertinggiTerendah

Keterangan, aspek pengamatan:1. Menyampaikan pendapat dengan jelas 2. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat3. Memotong pembicaraan teman lain4. Mau menerima pendapat teman5. Menyanggah pendapat teman dengan sopan

Pemberian skor: 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = BaikPenafsiran, jumlah skor: <6 = Kurang; 6-10= Cukup; >10 Baik

Setiap instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi,

konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan

kompetensi yang dinilai. Persyaratan konstruksi merepresentasikan

persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan.

Persyaratan bahasa berhubungan dengan penggunaan bahasa yang baik

dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta

didik. Instrumen penilaian dilengkapi dengan pedoman penskoran.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 89: Modul Assesmen PLPG 2012

89Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

BAB IXANALISIS BUTIR INATRUMEN

Kompertensi Dasar

Mendeskripsikan dua jenis analisis butir instrumen, kriteria instrumen/tes

yang baik dan menjelaskan konsep indikatornya. Terampil menghitung

dan menafsirkan taraf sukar, daya beda butir, dan reliabilitas instrumen

secara manual dan menggunakan program komputer (software) tertentu.

Indikator

1. Menjelaskan perbedaan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif

instrumen.

2. Menjelaskan konsep taraf sukar dan daya beda butir instrumen, serta

reliabilitas instrumen.

3. Terampil menghitung taraf sukar, daya beda, dan reliabilitas instrumen

secara manual dan menggunakan program komputer (software)

tertentu.

4. Terampil menafsirkan tingkat taraf sukar, daya beda, dan reliabilitas

instrumen dari hasil analisis instrumen.

A. Kriteria Tes yang Baik

Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik

adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya

pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk

obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.

1. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu

soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan

dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken, 1994:

66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil

hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00

artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki

TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 90: Modul Assesmen PLPG 2012

90Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya,

skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang

bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini

dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini

(Nitko, 1996: 310).

Tingkat Kesukaran (TK )= Jumah siswa yang menjawab benar butir soalJumlah siswa yang mengikuti tes

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan

tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir

soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi

digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi (nilai taraf

sukar kecil), dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir

soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah atau mudah (nilai taraf sukar

besar), Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas meng-

gambarkan tingkat kesukaran soal itu. Klasifikasi tingkat kesukaran soal

dapat dicontohkan seperti berikut ini.

0,00 - 0,30 : soal tergolong sukar 0,31 - 0,70 : soal tergolong sedang 0,71 - 1,00 : soal tergolong mudah

Tingkat kesukaran butir soal dapat memengaruhi bentuk distribusi

total skor tes. Untuk tes yang sangat sukar (TK<0,25) distribusinya

berbentuk positif skewed, sedangkan tes yang mudah dengan TK>0,80)

distribusinya berbentuk negatif skewed. Tingkat kesukaran butir soal

memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan bagi

pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996: 310-313). Kegunaan bagi guru

adalah: (1) sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan

memberi masukan kepada siswa tentang hasil belajar mereka, (2)

memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai

terhadap butir soal yang bias. Adapun kegunaan bagi pengujian dan

pengajaran adalah: (a) pengenalan konsep yang diperlukan untuk

diajarkan ulang, (b) tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada

kurikulum sekolah, (c) memberi masukan kepada siswa, (d) tanda-tanda

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 91: Modul Assesmen PLPG 2012

91Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

kemungkinan adanya butir soal yang bias, (e) merakit tes yang memiliki

ketepatan data soal.

Di samping kedua kegunaan di atas, dalam konstruksi tes, tingkat

kesukaran butir soal sangat penting karena tingkat kesukaran butir dapat:

(1) memengaruhi karakteristik distribusi skor (memengaruhi bentuk dan

penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi antarsoal), (2)

berhubungan dengan reliabilitas instrumen. Menurut koefisien Alpha C,

KR-20, semakin tinggi korelasi antarsoal, semakin tinggi reliabilitas

(Nunnally, 1981: 270-271).

Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi

alat ukur itu sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam

memahami materi yang diajarkan guru. Misalnya, satu butir soal termasuk

kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti

berikut. Bisa karena pengecoh butir soal itu tidak berfungsi atau sebagian

besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar

siswa telah memahami materi yang ditanyakan. Bila suatu butir soal

termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini karena

munculnya kemungkinan-kemungkinan seperti berikut.

1) Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban.

2) Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.

3) Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembela-

jarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa

belum tercapai.

4) Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan ben-

tuk soal yang diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang

ditanyakan dalam bentuk pilihan ganda).

5) Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.

Namun, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan,

yaitu bahwa tingkat kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara

tepat karena estimasi tingkat kesukaran dibiaskan oleh sampel (Haladyna,

1994: 145). Jika sampel berkemampuan tinggi, maka soal akan sangat

mudah (TK>0,90). Jika sampel berkemampuan rendah, maka soal akan

sangat sulit (TK<0,40). Oleh karena itu memang merupakan kelebihan

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 92: Modul Assesmen PLPG 2012

92Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

analisis secara Items Respon Theory (IRT), karena 1RT dapat

mengestimasi tingkat kesukaran soal tanpa menentukan siapa peserta

tesnya (invariance). Dalam IRT, komposisi sampel dapat mengestimasi

parameter dan tingkat kesukaran soal tanpa bias.

2. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat

membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan

dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan.

Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini.

a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.

Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui

apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi

atau membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah

memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila

suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu,

maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya" seperti berikut ini.

1) Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.

2) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar

3) Kompetensi yang diukur tidak jelas

4) Pengecoh tidak berfungsi

5) Materi terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang menebak

6) Sebagian besar siswa memahami materi yang ditanyakan dan

berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya

Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan

dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti

semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang telah

memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi.

Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00.

Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal

itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah

(peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 93: Modul Assesmen PLPG 2012

93Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

dibanding dengan kelompok atas yang memahami materi yang diajarkan

guru.

Untuk mengetahui indeks daya pembeda soal bentuk pilihan ganda

adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

DP= BA−BB12 N atau

DP=2(BA−BB)

N

Keterangan: DP = daya pembeda soal, BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N = jumlah siswa yang mengerjakan tes.

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan

menggunakan rumus berikut ini.

DP= Mean kelompok atas−Mean kelompok bawahSkor maksimum soal

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat

menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar

peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta

didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun

klasifikasinya adalah seperti berikut (Crocker dan Algina, 1986: 315).

0,40 - 1,00 : soal diterima baik0,30 - 0,39 : soal diterima tetapi perlu diperbaiki0,20 - 0,29 : soal diperbaiki0,19 - 0,00 : soal tidak dipakai atau dibuang

3. Validitas Butir SoalSuatu instrumen dikatakan memiliki validitas tinggi apabila instrumen

tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk mengetahui tingkat validatas butir instrumen dapat dihitung dengan

cara mengorelasikan skor masing-masing butir soal dengan skor totalnya

dengan menggunakan korelasi point biserial.

4. Penyebaran (distribusi) jawaban

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 94: Modul Assesmen PLPG 2012

94Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang

tersedia. Suatu pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi

apabila pengecoh: (a) paling tidak dipilih oleh 2% peserta tes/siswa, (b)

2) lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.

5. Reliabilitas InstrumenTujuan utama menghitung reliabilitas skor instrumen adalah untuk

mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor

instrumen. Indeks reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas suatu instrumen (mendekati 1), makin tinggi pula

keajegan alat ukur. Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah

akurat, reproducible, dan generalized terhadap kesempatan testing dan

instrumen lainnya. Secara rinci faktor yang memengaruhi reliabilitas skor

instrumen diantaranya:

1) Semakin banyak jumlah butir instrumen, semakin ajeg suatu

instrumen.

2) Semakin lama waktu tes, semakin ajeg.

3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan.

4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan.

5) Semakin objektif pemberian skor akan semakin besar keajegan.

6) Ketidak-tepatan pemberian skor.

7) Menjawab sebagian besar soal dengan cara menebak.

8) Semakin homogen materi akan semakin besar keajegan.

9) Pengalaman peserta ujlan.

10) Salah penafsiran terhadap butir soal.

11) Menjawab soal dengan buru-buru atau cepat-cepat.

12) Kesiapan mental peserta ujian.

13) Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes.

14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.

15) Mencontek dalam mengerjakan tes.

16) Posisi individu dalam belajar.

17) Kondisi fisik peserta ujian.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 95: Modul Assesmen PLPG 2012

95Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Ada 3 cara untuk menentukan reliabilitas skor tes, yaitu:

1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran

pertama dan kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang

sama.

2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2

atau lebih alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.

3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan

pertama dan belahan kedua dari alat ukur yang sama.

Penggunaan rumus untuk mengetahui koefisien ketiga jenis

reliabilitas di atas dijelaskan secara rinci berikut ini.

e. Reliabilitas Soal Pilihan GandaUntuk mengetahui koefisien reliabilitas soal bentuk pilihan ganda

digunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20), yaitu seperti berikut.

KR−20 = kk−1 [1−∑ p(1− p )

(SD )2 ]Keterangan:k : Jumlah butir soalp : Jumlah butir soal dijawab benar(SD)2 : Varian

Contoh menghitung KR-20:

SiswaSoal

Skor X X−X ( X−x )21 2 3 4

ABCDEF

110011

010011

001001

001011

122034

222222

-100-2-1-2

100414

p 0,67 0,50 0,33 0,50 12 10(1-p) 0,33 0,50 0,67 0,50

p(1-p) 0,22 0,25 0,22 0,25p(1-p) 0,22+0,25+0,22+0,25=0,944

Variance( X−x )2

/N = 10:6 =1,67Standar Deviasi 1,67 = 1,29

Jumlah siswa = 6 orangJumlah skor = 12

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 96: Modul Assesmen PLPG 2012

96Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

KR−20 = kk−1 [1−∑ p(1−p )

(SD )2 ]

KR−20 = kk−1 [1−∑ p(1−p )

(SD )2 ]KR−20 = 4

4−1 [1−0 ,9441 ,67 ]= 0,58

Hasil perhitungan di atas artinya tingkat keajegan tes ini rendah. Hal

ini disebabkan butir soal yang dianalisis hanya 4 butir soal. Di samping

KR-20 di atas, ada teknik lain untuk menghitung reliabilitas tes, yaitu

yang dikembangkan oleh Spearman-Brown. Mengikuti pesatnya per-

kembangan teknologi informasi, pekerjaan analisis instrumen sudah

seharusnya menggunakan program (software) yang telah banyak

tersedia, misalnya program: Anates, Items analysis (Iteman), SPSS,

Simpel Pas, atau lainnya. Demikian pula saat ini sudah waktunya

guru agar menggunakan MsExcel dalam melakukan pekerjaan peng-

olahan nilai hasil belajar siswa sebagai upaya menuju penilaian hasil

belajar yang akurat, objektif, transparan, dan akuntabel (dapat diper-

tanggung jawabkan). Ini semua dapat terwujud jika guru telah memi-

liki komitmen tinggi untuk terus meningkatkan kemampuan profe-

sionalnya, semoga.

B. RangkumanKriteria tes yang baik dalam analisis butir soal secara klasik ditelaah

dari segi: tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas butir, berfung-

sinya pengecoh, serta reliabilitas tes. Rumus menghitung tingkat kesukar-

an soal adalah persentase siswa menjawab benar (jumlah siswa yang

menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa); suatu butir soal

besarannya antara 0,00 - 1,00 Daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai

materi dan siswa yang kurang menguasai materi tes. Indeks daya

pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi daya

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 97: Modul Assesmen PLPG 2012

97Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

pembeda suatu soal, maka butir soal itu semakin baik.

Reliabilitas instrumen adalah indeks keajegan atau ketetapan soal

yang digunakan untuk mengukur sekelompok subjek atau lebih. Semakin

tinggi koefisien reliabilitas instrumen (mendekati 1), akan se makin tinggi

nilai keajegan alat ukur. Mengikuti pesatnya perkembangan teknologi

informasi, pekerjaan analisis instrumen sudah seharusnya

menggunakan program (software) yang telah banyak tersedia,

misalnya program: Anates, Items analysis (Iteman), SPSS, Simpel

Pas, atau lainnya. Sudah waktunya guru menggunakan MsExcel

dalam pekerjaan pengolahan nilai hasil belajar siswa sebagai upaya

menuju penilaian hasil belajar yang akurat, objektif, transparan, dan

akuntabel.

C. Penulisan Bagian Penilaian pada RPP Berdasarkan pengalaman pada PLPG sampai tahun 2011, ternyata

masih banyak rekan guru belum jelas dalam penulisan bagian penilaian

pada RPP. Tidak harus mengikuti pola penulisan yang persis sama, asal-

kan hal-hal penting yang perlu ditulis pada bagian penilaian itu memang

telah ada. Hal-hal penting yang perlu ditulis adalah seperti berikut.

PENILAIAN1. Teknik Penilaian:

a. Tes tertulis : Bentuk Pilihan Ganda, atau .... b. Non tes : Lembar Observasi, atau ....

2. Instrumen Tes (atau terlampir)a. Pilihan Ganda

Jawablah soal di bawah ini dengan membuat tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang Anda anggap benar.1. Terjadinya banjir bandang banyak disebabkan oleh ....

a. .....b. .....c. .....d. ..... dst.

Kunci jawaban:1. A2. .... dst

Pedoman Penilaian

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 98: Modul Assesmen PLPG 2012

98Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

- Jumlah soal = 20- Skor per butir = 1- Skor maksimal = 20- Nilai = (skor siswa : skor maksimal) x 100

b. Lembar ObservasiTulis contoh lembar observasi di sini beserta pedoman skoringnya atau terlampir.

Tugas Latihan 1. Tetapkan mata pelajaran yang akan dinilai (bagi guru kelas SD).

2. Buatlah kisi-kisi instrumen hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, dengan rincian:a. Tes tertulis, pilihan ganda 5 nomor dan uraian 2 nomor, lengkap

dengan: petunjuk menjawab soal, kunci jawaban, pedoman penilaian dengan bobot.

b. Lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif, lengkap dengan pedoman skoring.

c. Lembar penilaian untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor (penilaian praktik), lengkap dengan pedoman skoring.

3. Dikerjakan secara kelompok (3-4 orang), ditulis rapi dan dikumpulkan pada akhir sesi Asesmen.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung

Page 99: Modul Assesmen PLPG 2012

99Modul 31-C Asesmen

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

DAFTAR PUSTAKAAnastasi. Anne and Urbina, Susana. (1997). Psicholological Testing.

(Seventh Edition). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.Assessment Systems Corporation. (1984). User's Manual for the MiicroCat

Testing System, USA.Atkinson, John W. (1978). Personality Motivation and Achievemcnt.

Sashington. Hemisphere Publishing Corporation.Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guided

for developing behavioral objective. New York: David Mc Key Company.

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J, (1991). Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Fokus Media.

Permendiknas No. 14 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006.Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan,

Jakarta, 2006.Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan

Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah diubah dengan PermendiknasNo. 6 Tahun 2007. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Popham,W.J., (1999). Classroonasesment: What teachers need to know. Mass: Allyn-Bacon.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Rayon 07 Universitas Lampung