Click here to load reader
Upload
tranbao
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
95
MODEL: SISTEM INFORMASI PARIWISATA KOTA
SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN CITIZEN CENTRIC
Chantal Novyanti1, Achmad Djunaidi
2, Hanung Adi Nugroho
3
123Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Email: [email protected],[email protected],[email protected]
ABSTRAK Kota Singkawang yang memiliki beranekanaragam kekayaan budaya, keindahan alam serta aneka ragam kuliner merupakan suatu potensi besar yang perlu dikembangkan oleh masyarakat di Singkawang. Aneka potensi yang
dimiliki Kota Singkawang perlu dipromosikan kepada wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Untuk
memperkenalkan potensi tersebut diperlukan media promosi yang tepat agar dapat memenuhi kebutuhan serta
keinginan wisatawan yang berkunjung ke Singkawang. Sistem Informasi Pariwisata dengan Pendekatan Citizen Centric merupakan media promosi untuk memperkenalkan dan memasarkan event–event yang ada di Singkawang
kepada wisatawan domestik maupun mancanegara agar para wisatawan tersebut dapat merencanakan perjalanan
wisata jauh sebelumnya. Didalam Sistem Informasi Pariwisata dengan Pendekatan Citizen Centric ini dapat dijadikan sebagai referensi sekaligus pedoman bagi wisatawan dalam merencanakan perjalanan wisata ke Kota
Singkawang.
Kata Kunci: Citizen centric, Sistem Informasi Pariwisata, Model
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya budaya, memiliki beragam
budaya, suku bangsa, dan agama. Apabila semua hal itu dikelola dengan baik, maka dapat menjadi
potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Prospek industri pariwisata untuk
berkembang ditahun-tahun yang akan datang juga semakin terlihat
Banyak daerah di Indonesia yang pesonanya menarik. Begitu halnya dengan Kota Singkawang,
Kalimantan Barat yang memiliki potensi sektor pariwisata yang besar untuk dikembangkan. Dengan
anugerah alam yang indah, sesuai mitologi Thiong hou, Singkawang berasal dari kata San Kew Jong yang
berarti sungai, gunung, dan muara laut, menjadikan daerah ini demikian potensial. Di sisi lain
keberagaman etnis yang hidup berdampingan menjadikan Kota Singkawang sebagai kota budaya yang
unik.
Singkawang menjadi destinasi unggulan untuk pariwisata di Kalimanatan Barat. Jadi sudah sepantasnya
jika Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Singkawang memiliki
visi „Mewujudkan Singkawang Sebagai Kota Jasa Wisata Internasional”, dengan misi yang dijalankan,
yaitu: a) Mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas SDM untuk menghasilkan pelayanan prima (service
excelent) bagi PNS maupun masyarakat pelaku usaha jasa di bidang Kebudayaan dan Pariwisata, b)
Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana penunjang untuk penguatan pencitraan sehingga
menjadi daya saing di bidang Kebudayaan dan Pariwisata, c) Meningkatkan penyelenggaraan even atraksi
budaya baik oleh pemerintah maupun masyarakat, d) Meningkatkan kerjasama, koordinasi dan investasi
bidang kebudayaan dan pariwisata dan strategi pemasaran destinasi pariwisata dan kebudayaan dengan
meningkatkan pemanfaatan kemajuan IPTEK dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
Data Disbudparpora Kota Singkawang menunjukan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun
ke tahun sejak pemerintah menetapkan Cap Go Meh sebagai event nasional 2009. Pada tahun 2010
jumlah kunjungan wisatawan tercatat 459.448 orang. Angka itu meningkat menjadi 493.637 orang pada
tahun 2013. Tidak hanya wisatawan dalam negeri, kunjungan wisatawan asing juga mengalami
peningkatan meski tidak signifikan. Jika pada kunjungan wisman mencapai 1.133 orang, pada 2013
sedikit meningkat menjadi 1.183 orang. Diharapkan pada tahun 2014, jumlah kunjungan wisatwan asing
akan meningkat seiring dengan prestasi event Cap Go Meh yang memperoleh predikat Wonderful of The
World 2013 [1]. Rangkaian festival Cap Go Meh ini sangat memberikan kontribusi terhadap sektor
pariwisata yang setidaknya menyumbangkan 10 persen pendapatan daerah Kota Singkawang.
Bertambahnya kunjungan wisatawan secara umum berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan
masyarakat, terutama yang berasal dari pelayanan jasa penginapan dan kuliner.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke sebuah objek wisata
diantaranya Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), prasana wisata, saran wisata, tata laksana
(pelayanan, keaman, dan kenyamanan), dan masyarakat atau lingkungan [2]. Promosi merupakan salah
satu bentuk kegiatan produk atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau wisatawan yang
dijadikan target pasar. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat,
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
96
khususnya Internet memberikan peluang kepada pengelola wisata (pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat) untuk memanfaatkan media ini dalam melakukan promosi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berimbas cukup besar terhadap implementasi dan
pemanfaatan dari teknologi itu sendiri. Peran strategi dari teknologi informasi juga dimanfaatkan oleh
lembaga pemerintahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai salah satu contohnya
adalah implementasi eletronic government atau yang lebih sering kita kenal dengan e-government.
Salah satu tantangan terbesar dalam keberhasilan implementasi e-government adalah bagaimana
menyediakan informasi dan layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu media informasi
dan komunikasi yang digunakan adalah portal pemerintah. Situs adalah aplikasi berbasis web yang
menyediakan akses titik tunggal dari informasi online terdistribusi, seperti dokumen yang didapat melalui
pencarian, kanal berita, dan link ke situs khusus. Untuk memudahkan pengguna biasanya disediakan
kemampuan pencarian dan pengorganisasian informasi [3]. Kota Singkawang selama ini mempromosi
sektor pariwisata lebih banyak dilakukan secara langsung, seperti melalui penyebaran leaflet, pamflet,
atau dengan stand promosi yang mendompleng event besar di daerah lain. Promosi semacam ini tentu
memakan biaya yang tidak sedikit apabila dibandingkan dengan investasi di bidang Teknologi Informasi
(TI), misalnya melalui website. Sejalan dengan perkembangan pariwisata sebagai sebuah industri,
pemanfaatan jaringan internet di era ini untuk berbagai kegiatan promosi menjadi sangat efektif.
Melalui website, pariwisata dan kebudayaan Kota Singkawang dapat diperkenalkan kepada seluruh
masyarakat, bahkan hingga pelosok dunia dalam bentuk media gambar, suara, atau video dan dapat
hyperlink ke website pengunjung lainnya. Pemanfaatan jaringan internet semacam ini, di era sekarang
menjadi lebih efektif terutama dalam mencapai tujuan promosi, dan hal ini sejalan dengan perkembangan
pariwisata yang terus menuju sebagai sebuah industri.
Pendekatan layanan dari government centric ke citizen centric menjadi dasar pemodelan Sistem Informasi
Pariwisata Kota. Perubahan pendekatan layanan akan mengakibatkan perubahan cara pandang terhadap
pemerintah. Dari cara pandang ini kemudian akan menjadi dasar mendesain site map dari web yang akan
dibuat. Desain tersebut akan dituangkan dalam sebuah model desain konseptual yang bersifat umum dan
desain web secara detail yang khusus dikembangkan Kota Singkawang.
2. METODE
2.1. Tinjauan Pustaka
Berikut ini beberapa penelitian terkait dengan Sistem Informasi Pariwisata (SIP) dan metode citizen
centric untuk memberikan rekomendasi dalam bidang pariwisaata anatar lain:
1) Sayuri Egaravanda tentang layanan dengan pendekatan citizen centric. Penulis mengkritisi tentang
pelayanan publik di DIY yang belum maksimal dan didasarkan atas framework government centic.
Penelitian ini menjelaskan perubahan pendekatan layanan didasarkan pada hasil evaluasi existing
website dengan metode FGD (Forum Discussion Group). Rancangan desain yang dibuat belum
diujikan pada masyarakat dimana sebagai fokus utama untuk evaluasi [5].
2) Penelitian dari Lia Farokhah tentang mendesain kebutuhan citizen centric akan informasi publik yang
lebih dinamis, cepat mudah, dan mendidik masyarakat dalam mengklasifikasi informasi sehingga
bisa menjadi tujuan learning citizen. Penelitian ini melalui tahap perancangan kebutuhan desain,
pembuatan desain sampai pengujian desain dengan menggunakan metode use-centered design
dengan Quisioner dan interview [6].
3) Ehsan Safar Khorasani, dkk. melakukan penelitian dengan memanfaatkan kelebihan dari data
mining, web mining, dan teknik mengelola pengetahuan untuk menciptakan sebuah keranga cerdas
portal e-tourism. Tujuan dari penelitian ini untuk membantu wisatawan menemukan informasi secara
akurat berdasarkan karakteristik, kebutuhan dan harapan sehingga dapat mempersingkat waktu
mereka berselancar di internet [7].
4) Penelitian lain yang dilakukan oleh Gupta tentang sistem tata kelola berbasis citizen centric dimana
memberikan kerangka kerja untuk sistem e-governance berbasis citizen centric dan juga menyajikan
sebuah studi kasus tentang kebutuhan warga belajar yang dapat memberikan wawasan untuk
merancang proyek e-governance yang baik. Pendekatan ini akan memungkinankan pemerintah untuk
mencapai peningkatan efisiensi esensial dan meningkatkan tingkat pelayanan, meningkatkan
kepuasan warga dengan pelayanan pemerintah, dan meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini
berfokus pada studi perbandingan dan analisis keuntungan pemakai layanan publik berbasis citizen
centric melalui portal pemerintah [8].
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
97
Penelitian ini difokuskan pada membuat model desain portal atau web Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda, dan Olahraga Kota Singkawang dengan pendekatan citizen centric. Penelitian sejenis ini belum
pernah dilakukan di lingkungan Pemerintah Kota Singkawang.
2.2. Metode
Dalam penelitian ini menggunakan metode seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Metode penelitian.
Observasi Awal
Tahapan ini terdiri dari tiga aktivitas antara lain:
1) Mempelajari Teori/Konsep
Salah satu solusi untuk memecahkan sebuah permasalahan adalah dengan mempelajari teori atau
konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut. Tujuannya supaya solusi yang diterapkan sesuai
dengan teori atau konsep yang sudah diuji kebenarannya. Beberapa sumber informasi yang
digunakan seperti buku-buku dan paper-paper. Pada penelitian ini mengkaji beberapa landasan teori
pendukung antara lain:
Pariwista
Terdapat empat layanan dalam industri pariwisata antara lain: transportasi, layanan perjalanan
(agen travel dan tour operator), akomodasi (hotel dan rumah makan) serta atraksi wisata (objek
wisata), dan hiburan [9]. Selain ke empat model layanan pariwisata yang sudah dijelaskan
sebelumnya terdapat tiga model bisnis dalam layanan pariwisata antara lain transaksi business-to-
business (B2B), business-to-customer (B2C), dan customer-to-costumer (C2C). Penerapan
teknologi pada sistem B2B dan B2C menggunakan web-based systems, sedangkan C2C lebih
mengarah ke suatu komunitas yang memanfaatkan layanan yang disediakan oleh internet seperti
social network [10].
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
[11]. Sistem Informasi yang didefinisikan menurut Lani [12], “Sebuah sistem informasi buatan
manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-
komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, memproses data, dan
menghasilkan informasi untuk pemakai.
Citizen Centric
Pada proses pengembangan sebuah portal dengan pendekatan citizen centric, (Accenture, 2005)
memberikan empat elemen yang berbeda untuk mendefinisikan tingkat kematangan interaksi
dengan pengguna, yaitu: (1) interaksi yang berorientasi pada masyarakat, (2) interkasi antar
lembaga pemerintah, (3) interaksi dengan lembaga lain/instansi lain (multi-channel), dan (4)
komunikasi dan edukasi yang proaktif.
Penelitian yang dilakukan oleh [13] mendefinisikan model konseptual dari sebuah portal dengan
pendekatan citizen centric. Model konseptual yang dimaksud menggambarkan bahwa proses
interaksi antara masyarakat dengan pemerintah didasarkan atas event (peristiwa) yang dialami oleh
seorang pengguna portal (citizen, visitor atau bussiness) berupa permintaan (request) terhadap
suatu layanan. Untuk merespon permintaan tersebut, satu atau beberapa unit kerja yang berbeda
akan berkolaborasi untuk memberikan layanan sesuai yang dibutuhkan pengguna. Sebagai contoh
jika seorang pengguna dalam hal ini penduduk (citizen) ingin mendapatkan layanan pengurusan
pajak, pengguna tersebut memberikan permintaan layanan kepada portal pemerintah untuk
penggurusan pajak tanpa harus mengunjungi langsung alamat website dari kantor pajaknya.
Pemerintah dari pengguna diteruskan oleh portal menggunakan link atau database yang
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
98
hubungannya dengan permintaan tersebut. Portal akan menyampaikan kembali tanggapan atas
permintaan dari pengguna, tanpa harus ada tuntutan bagi pengguna untuk memahami proses
apapun yang terjadi dan mekanisme ada yang dijalankan.
Untuk mendapatkan pendekatan terhadap sebuah model layanan portal citizen centric, beberapa
penelitian menjelaskan sebuah konsep siklus hidup manusia (life event) sebagai dasar untuk
mendefinisikan layanan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Todorovski [14], model life event merupakan gambaran formal dari rangkaian
kejadian yang dialami oleh seorang individu.
Model
Keberhasilan pemodelan ditentukan oleh tiga unsur yang dikenal sebagai triangle of success
seperti pada Gambar 2. Ketiga unsur tersebut antara lain: metode pemodelan (notation), proses dan
tool.
Gambar 2. Triangle of Success.
Ketiganya saling berhubungan artinya memahami notasi pemodelan perlu juga mengetahui cara
pemakaian dari pemodelan tersebut kemudian disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat
membuat proyek yang direncanakan akan berjalan dengan baik
2) Melakukan Kajian Pustaka
Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Terdapat beberapa metode
yang digunakan dalam Sistem Informasi Pariwisata (SIP) yang pernah dilakukan oleh peneliti-
peneliti terdahulu; Konsep personalisasi sangat penting dalam Sistem Informasi Pariwisata dengan
pendekatan Citizen Centric karena informasi yang ditampilkan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan dari pengguna; Penelitian ini akan menggunakan sebuah situs yang dikembangkan
dengan life event model
3) Melakukan Studi Best Practice
Tahap pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan kajian terhadap contoh pratik terbaik (best
practies) dari beberpa pemerintah yang telah menerapkan konsep layanan portal dengan pendekatan
citizen centric. Kajian best practies dilakukan beberapa negara seperti Singapura, India, dan Filipina
yang telah menerapkan konsep layanan dengan pendekatan citizen centric.
Rancangan Awal Model
Setelah mempelajari konsep dan teori serta melakukan kajian pustaka dan studi best practice maka
langkah selanjutnya adalah merancang usulan model Sistem Informasi Periwisata dengan pendekatan
Citizen Centric.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan sistem informasi pariwisata Singkawang diarahkan pada pendekatan penyajian informasi
atas dasar kebutuhan dari user (pengguna) yang dibangun sejalan dengan proses kehidupan (life event)
masyarakat. Life event memberikan gambaran mengenai kejadian yang dialami oleh individu, yang
kemudian dapat membantu pemerintah untuk mengembangkan sebuah sistem berdasarkan peristiwa
tersebut.
Konsep life event menyediakan sebuah perubahan bentuk sistem yang semula berdasarkan ketersediaan
organisasi (goverment centric) berubah menjadi pendekatan dari sisi masyarakat (citizen centric). Sesuai
dengan konsep citizen centric, kebutuhan yang timbul dan siapakah pengguna layanan merupakan faktor
yang menentukan jenis sistem apa yang akan diberikan, seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
99
Gambar 3. Layanan citizen centric dan life event model.
Gambar 3 menjelaskan hubungan antara konsep life event dengan pengembangan model layanan portal
dengan pendekatan citizen centric. Domain event (peristiwa) yang dialami setiap individu terbagi atas
tentang Singkawang, Destinasi, Event, Disbudparpora, dan kontak. Domain I am... (saya adalah)
menjelaskan pembedaan masyarakat pengguna sistem yang terdir dari traveler, investor, researsher,
travel agent dan event organiser. Domain My context menjelaskan tujuan dari seorang user (pengguna)
ketika mengkases sebuah sistem melalui situs seperti mencari informasi, memberikan informasi, meminta
layanan dari pemerintah, komunikasi dengan pemerintah atau antar masyarakat dan tujuan lain.
Berbeda dengan situs yang menggunakan pendekatan government centric, proses penyediaan layanan dan
informasi pada situs citizen centric tidak melibatkan user (pengguna) secara detail. Artinya, pengguna
tidak perlu mengetahui proses apa saja yang terjadi disisi dengan permintaan yang diberikan, tanpa
membutuhkan usaha yang cukup panjang dan waktu yang cukup lama.
Dengan pertimbangkan model life event dan model konseptual sebuah situs dengan pendekatan citizen
centric, maka diajukan sebuah model situs yang bersifat generic, yang menggunakan pendekatan citizen
centric dalam penyedian layananya. Model yang diajukan secara garis besar digambaran pada site map
situs citizen centric. Gambar 4 merupakan usulan sitemap web dengan pendekatan citizen centric.
Gambar 4. Usulan sitemap sistem informasi pariwisata.
4. SIMPULAN
Model usulan Sistem Informasi Pariwisata dengan pendekatan citizen centric ini berdasarkan pada kajian
pustaka dan studi best practice terhadap beberapa negara seperti Singapura, India, dan Filipina yang telah
menerapkan konsep layanan dengan pendekatan citizen centric. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian terhadap model yang diusulkan melalui prototipe atau FGD (focus group discussion) untuk
mengetahui apakah model yang diusulkan dapat dimplementasikan atau tidak.
SITEMAP
About
Overview
History of Singkawang
Virtual Tour
Map
I am a...
Traveler
Investor
Researcher
Travel Agent
Event Organiser
Destination
Nature
Beach
Attraction
Culture
Event
Shooping
Accomodation
Food
Hotel
Disbudpar
Data & Statistics
Organization
Press Release
Download
Contact
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
100
5. REFERENSI
[1]Tribun. 2014. Cap Go Meh Singkawang raih Wonderfull of The World.(Online),
(http://www.tribunnews.com/regional/2014/01/02/cap-go-meh-singkawang-raih-wonderfull-of-
the-world-paling-wowo, diakses pada 10 September 2015).
[2] Gamal, S. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi Publisher, Yogyakarta.
[3] Misra, D. C. dan Retd, I.A.. 2006. Defining e-government: a citizen centric criteria-based approach
by. ______: 1-11.
[4] Yueh, Y. T., Chiu, D. K., Leung, H., dan Hung, P. C. 2007. A Viryual Travel Agent System For m-
Tourism With Semantic Web Service Based Int. Conf. ____: 142-149.
[5] Egaravanda, S. 2008. Transformasi pelayanan publik melalui portal Pemerintah Daerah Provinsi
DIY dengan pendekatan citizen centric. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[6] Syamsumar, L. D. 2013. Evaluasi Penerapan Website Citizen Centric sebagai Sarana Informasi
Pelayanan Publik Pada Web Portal Pemerintah D.I.Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
(Online), diakses pada 12 September 2015)
[7] Farokhah, L. L. 2015. Perancangan Prototype Public Information Service Bidang Pendidikan
Berbasis Citizen centric (Studi Kasus: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta).
[8] Nath, G. D. 2010. Citizen-centric Approach for e-Governance. ___:. 39-54.
[9] Pease, W., Rowe, M., dan Cooper, M. (Eds.). 2007. Information and Communication Technologies in
Support of the Tourism Industry: IGI Global Retrieved.(Online), (http://services.igi-
global.com/resolvedoi/resolve.aspx?doi=10.4018/978-1-59904-159-9, diakses pada 12
September 2015).
[10]Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011.(Online), (http:/www.budpar.go.id/
userfiles/file/perkembanganwisman 2007-2011.pdf, diakses pada 10 September 2015).
[11] Jogiyanto, H. M. 1999. Pengenalan Komputer. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[12] Lani, S. 1995. Pengantar Sistem Informasi Komputer. PT.ELEX Media Komputindo, Jakarta.
[13] Janssen, W., Instituut, T., dan Zeef, P.. 2006. Vision and Valuation of a Citizen-Centric Shared
Information Portal.
[14] Todorovski, D. 2006. Developing a ICT Strategy for the State Authority for Geodetic Works in the
Republic of Macedonia Developing a ICT Strategy for the State Authority for Geodetic Works
in the Republic of Macedonia.