15
MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) BERBASIS JERUK DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

  • Upload
    dobao

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) BERBASIS JERUK DI KABUPATEN LEBONG

PROVINSI BENGKULU

Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2013

Page 2: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

I. PENDAHULUAN

Jeruk merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong. Jeruk yang

banyak ditanam adalah jeruk siam dan jeruk Gerga (RGL). Jeruk RGL

mempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya berwarna kuning-orange,

berbuah sepanjang tahun, ukuran buah besar 200-350 gram, kadar sari buah

tinggi dan mempunyai potensi pasar yang baik (Suwantoro, 2010). Dirjen

hortikultura mulai tahun 2011 telah menetapkan jeruk RGL sebagai prioritas

nasional untuk dikembangkan.

Pemenuhan kebutuhan jeruk dalam jumlah yang besar membutuhkan

pengembangan teknologi produksi yang optimal. Dalam pengembangan kawasan

agribisnis jeruk, penyakit utama yang harus diwaspadai adalah penyakit CVPD

(Citrus Vein Phloem Degeneration). Penyakit tersebut dapat menurunkan hasil

secara drastis sehingga menyebabkan turunnya minat petani dalam berusahatani

jeruk dan beralih ke komoditas lainnya (Asaad et al., 2006). Oleh karena itu,

perlu dilakukan pencegahan berkembangnya penyakit tersebut pada kawasan

pengembangan jeruk yang baru.

Inovasi teknologi jeruk dari Badan Litbang Pertanian antara lain adalah

Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS), budidaya, pasca panen dan

pengolahan hasil. Pengendalian penyakit CVPD melalui PTKJS yang meliputi lima

komponen teknologi, yaitu : (1) menggunakan bibit jeruk berlabel bebas

penyakit, (2) mengendalikan serangga penular CPVD D. citri secara cermat, (3)

melakukan sanitasi kebun secara cermat, (4) memelihara tanaman secara

optimal, (5) konsolidasi pengelolaan kebun (Dwiastuti, et al., 2011). Inovasi

teknologi tersebut perlu didiseminasikan kepada petani-petani di sentra-sentra

produksi jeruk.

Untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi ke pengguna, perlu

dilakukan berbagai cara antara lain melalui model pengembangan pertanian

pedesaan (M-P3MI). M-P3MI adalah merupakan suatu program pengembangan

model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan spesifik lokasi

berbasis sumberdaya lokal dengan pendekatan agribisnis (Badan Litbang

Pertanian, 2011a)

Page 3: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

Dalam mendukung pelaksanaan M-P3MI perlu dibangun melalui spectrum

dissemination multi channel (SDMC) untuk memperkuat sistem diseminasi

inovasi pertanian dan sekaligus mendukung eksistensi kelembagaan penyuluhaan

(Badan Litbang Pertanian, 2011b). SDMC merupakan upaya Badan Litbang

Pertanian dalam mempercepat dan memperderas diseminasi informasi dan

inovasi pertanian melalui berbagai media dan saluran komunikasi. SDMC

bertujuan untuk meningkatkan adopsi inovasi pertanian oleh pengguna.

Diharapkan melalui M-P3MI dengan SDMC nya, kawasan pengembangan

jeruk di Kabupaten Lebong dapat bebas dari penyakit-penyakit penting,

khususnya penyakit CVPD sehingga kebun jeruk dapat berproduksi optimal.

Selain itu petani juga memperoleh hasil sampingan (nilai tambah) yang berasal

dari produk olahan.

II. TUJUAN

Tujuan Umum:

1. Mempercepat transfer teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat dan

pasca panen jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu melalui SDMC.

2. Meningkatkan kadar adopsi inovasi teknologi pertanian oleh pengguna

sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualitas komoditas unggulan

(jeruk) di kawasan pengembangan jeruk serta nilai tambah dari inovasi

teknologi pengolahan hasil pertanian

3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani jeruk di kawasan

pengembangan jeruk

4. Menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi kebijakan daerah

Tujuan Tahun 2013:

1. Mengintroduksikan inovasi teknologi PTJKS/produksi dan pasca panen jeruk

dari Badan Litbang Pertanian kepada pengguna di kawasan pengembangan

jeruk

2. Menumbuhkan minat pengguna terhadap teknologi PTJKS/produksi dan pasca

panen jeruk

3. Memperoleh umpan balik dari stake holder dan pengguna untuk

penyempurnaan model pengembangan

Page 4: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

Tujuan Tahun 2014:

1. Meningkatkan jumlah petani yang mengadopsi inovasi teknologi pengelolaan

terpadu kebun jeruk sehat dan pasca panen jeruk.

2. Meningkatkan jumlah luas pertanaman yang menerapkan inovasi teknologi

pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat dan pasca panen jeruk.

Tujuan Tahun 2015:

1. Memperluas penerapan teknologi

2. Menumbuhkan sistem kelembagaan agribisnis jeruk (dari hulu ke hilir) pada

kawasan pengembangan jeruk.

III. KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Keluaran Jangka Panjang

1. Terjadinya percepatan transfer teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk

sehat dan pasca panen jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu melalui

SDMC.

2. Diperolehnya peningkatan kadar adopsi inovasi teknologi pertanian oleh

pengguna sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualitas komoditas

unggulan (jeruk) di kawasan pengembangan jeruk serta nilai tambah dari

inovasi teknologi pengolahan hasil pertanian

3. Terjadinya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani jeruk di

kawasan pengembangan jeruk

4. Diperolehnya bahan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi kebijakan

daerah

Keluaran Tahun 2013:

1. Terintroduksinya 2 paket inovasi teknologi jeruk dari Badan Litbang Pertanian

kepada pengguna (PTJKS/produksi dan pasca panen) di kawasan

pengembangan jeruk

2. Diperolehnya 30 % pengguna (petani jeruk) yang mempunyai minat terhadap

teknologi PTJKS/produksi dan pasca panen jeruk

3. Diperolehnya umpan balik dari stake holder dan pengguna untuk

menyempurnakan model pengembangan

Page 5: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

Keluaran Tahun 2014:

1. Diperolehnya 50% petani yang mengadopsi inovasi teknologi pengelolaan

terpadu kebun jeruk sehat dan pasca panen jeruk.

2. Diperolehnya 50% jumlah luas pertanaman yang menerapkan inovasi

teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat dan pasca panen jeruk.

Keluaran Tahun 2015:

1. Memperluas penerapan teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat

dan pasca panen jeruk (80%).

2. Terbentuknya sistem kelembagaan agribisnis jeruk (dari hulu ke hilir) pada

kawasan pengembangan jeruk.

IV. LINGKUP DAN RENCANA KEGIATAN

Tahapan Pelaksanaan kegiatan M-P3MI ini disusun secara bertahap

selama 3 tahun yaitu :

1. Tahun pertama penumbuhan minat petani dalam menerapkan teknologi

produksi dengan penerapan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat dan

pasca panen jeruk dengan penyebaran inovasi teknologi melalui sistem

diseminasi multi channel (SDMC),

2. Tahun ke dua melakukan pemantapan penerapan inovasi teknologi yang telah

dilakukan pada tahun sebelumnya.

3. Tahun ke tiga melakukan pengembangan melalui perluasan petani/

kelompoktani yang menerapkan inovasi teknologi dan kelembagaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode partisipatif dan koordinatif

melalui peningkatan aktivitas kelompok tani (pertemuan), introduksi teknologi,

dan kegiatan percontohan (demfarm), temu lapang, penyebaran media cetak dan

elektronik serta peragaan.

Page 6: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

Output/ Outcome Periodik

Masyarakat sejahtera Output/ Outcome Kegiatan

100% 120% 150%

Kel. Rimbo Pengadang menjadi show window

Evaluasi

Pelaksanaan

• Peningkatan kadar adopsi terhadap inotek jeruk sehingga produkvitas & kualitas tanaman jeruk meningkat

• Keltan/gapoktan & kelembagaan agribisnis berfungsi optimal.

• Peningkatan Partisipasi petani dan peningkatan aktifitas kelompoktani

Advokasi &Sosialisasi

Peningkatan dukungan Stake Holder & partisipasi petani

Persiapan & Perencanaan

• Rancang bangun model diseminasi

• Rencana Aksi

Tahun ke- 2013 2014 2015

PRA/FGD,

percontohan

Penyebaran informasi

Demplot Inotek PTKJS, budidaya &pasca panen)

Implementasi INOTEK jeruk

Pengembangan PTKJS di kawasan agribisnis jeruk

Monitoring dan evaluasi

Perencanaan 2013 2014 2015

Gambar 1. Road Map MP3MI berbasis jeruk di Kel. Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong

Page 7: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

V. TINJAUAN PUSTAKA

Target dari membangun perdesaan melalui inovasi pertanian adalah untuk

mendukung visi pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian

unggulan berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan

kemandirian, nilai tambah, daya saing eksport dan kesejahteraan petani

(Hendayana, 2011).

Salah satu aktivitas Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian

guna mendukung pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian

unggulan berkelanjutan, adalah Model Pengembangan Pertanian Perdesaan

Melalui Inovasi (M-P3MI). Konsep Model M-P3MI berada dalam koridor tupoksi

Badan Litbang Pertanian sesuai Kepres Nomor : 177/2000 dan Kepmentan

Nomor: 01/Kpts/OT.210/1/2001. Meskipun arahnya menuju perluasan jangkauan

penggunaan inovasi, akan tetapi fokus M-P3MI tetap pada model percontohan,

dan bukan pada pemasalan inovasi (Badan Litbang Pertanian, 2011a).

Wujud model yang akan dibangun adalah visualisasi atau peragaan inovasi

yang akan dikembangkan. Tampilan model berbentuk unit percontohan berskala

pengembangan berwawasan agribisnis terpadu. Model bersifat dinamis dalam arti

pemodelan senantiasa mengikuti dinamika perkembangan kebijakan inovasi,

mengakomodasi peluang penggunaan input atau proses yang berpengaruh

terhadap output, disertai dengan kemungkinannya. Disamping itu model

percontohan yang dibangun juga mengembangkan solusi-solusi optimum dalam

menghadapi situasi yang tidak pasti.

Salah satu solusi untuk membangun perdesaan dengan inovasi pertanian

dengan muatan teknologi dan kelembagaan harus dimulai dengan menyusun

rancangannya terlebih dahulu dalam bentuk percontohan. Percontohan yang

dibuat akan menjadi model untuk dikembangkan lebih luas. Model tersebut harus

menunjukkan penggunaan inovasi pertanian yang menyediakan pilihan terbaik

mengatasi permasalahan pertanian yang dihadapi petani di perdesaan.

Fokus kegiatan berbasis pada isu sekitar peningkatan produksi, serta

peningkatan nilai tambah ekonomi dari komoditas yang dikembangkan.

Permintaan pasar harus menjadi pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan.

Dari sisi teknologi, yang ditampilkan sebagai percontohan itu adalah teknologi

yang sudah matang dalam arti siap digunakan dalam skala pengembangan serta

Page 8: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

mempunyai potensi untuk memberikan dampak. Untuk teknologi yang belum

mantap, perlu dilakukan pengujian guna mendapatkan produktivitas terbaik.

Inovasi teknologi maupun kelembagaan yang dikembangkan dalam

percontohan harus bisa membantu petani menyelesaikan permasalahan baik

dalam budi daya maupun pemasaran hasil. Disamping itu dilakukan adaptasi

teknologi pada kondisi lingkungan sosial budaya, lingkungan, sosial ekonomi,

biofisik dan memiliki dukungan ketersediaan tenaga kerja.

Syarat yang diperlukan dalam bidang penyebaran informasi teknologi

pertanian untuk mendukung percepatan akses informasi teknologi adalah data

base tentang berbagai inovasi teknologi pertanian yang dikelola sedemikian rupa

sehingga mudah untuk diakses oleh pengguna. Praktek penyalurannya bisa

dilakukan melalui berbagai kanal/saluran.

Penyaluran informasi teknologi harus sesuai dengan perencanaan, yaitu

apa yang disalurkan dapat dengan mudah diterima pengguna. Untuk itu agar

diseminasi itu lebih efektif, mutlak menggunakan berbagai saluran komunikasi

dan media yang merupakan komponen penting pada SDMC seperti

percontohan, temu lapang, media cetak, media elektronik dan lain-lain (Badan

Litbang Pertanian, 2011b).

Inovasi teknologi yang akan di diseminasikan dalam unit percontohan M-

P3MI pada tahun 2013 meliputi teknologi produksi jeruk melalui pengelolaan

terpadu kebun jeruk sehat, dan teknologi budidaya dan pasca panen. Teknologi

tersebut merupakan teknologi yang matang dan siap digunakan pada skala

pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak terutama

dampak produksi yang tinggi.

Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) merupakan penyakit

penting yang sangat merugikan dalam budidaya tanaman jeruk. Inovasi teknologi

untuk pengendalian penyakit CVPD yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian

adalah Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk sehat (PTKJS) yang meliputi lima

komponen teknologi, yaitu : (1) menggunakan bibit jeruk berlabel bebas

penyakit, (2) mengendalikan serangga penular CPVD D. citri secara cermat, (3)

melakukan sanitasi kebun secara cermat, (4) memelihara tanaman secara

optimal, (5) konsolidasi pengelolaan kebun (Dwiastuti et al., 2011). Berdasarkan

hasil kajian Endarto et al. (2006) PTKJS efektif untuk menurunkan serangan D.

Page 9: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

Citri hingga 4% dan menghambat laju perkembangan penyakit CVPD dan

penyakit lainnya.

VI. METODOLOGI

1. Lokasi dan Waktu

Lokasi MP3MI berbasis tanaman jeruk di rencanakan di Kelurahan Rimbo

Pengadang kecamatan Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. Kegiatan

merupakan kegiatan multi years (3 tahun).

2. Cakupan Kegiatan

Cakupan kegiatan tahun 2012 meliputi : 1) identifikasi petani kooperator

dan teknologi pertanian yang dibutuhkan melalui FGD; 2) sosialisasi rancang

bangun M-P3MI berbasis jeruk; 3) demfarm pengelolaan terpadu kebun jeruk

sehat/teknologi produksi jeruk; 3) demonstrasi teknologi pasca panen jeruk dan

pengolahan hasil ; 4) pertemuan/sosialisasi/temu lapang(PTKJS, dan teknologi

produksi dan pasca panen jeruk); 5) penyebaran informasi teknologi melalui

media cetak (buku/panduan/leaflet/brosur/komik/koran) dan media elektronik

(pemutaran film/ CD, siaran pedesaan RRI) dan 6) pembinaan kinerja kelompok

tani di kawasan pengembangan jeruk.

3. Tahapan Kegiatan

a. Persiapan

Penyusunan proposal, seminar proposal

Koordinasi dengan stake holder instansi terkait (Dinas Pertanian dan

ketahanan Pangan Kab. Lebong, BP4K dan BP3K) pada awal kegiatan

Identifikasi teknologi yang dibutuhkan melalui FGD. Petani sasaran adalah

petani jeruk di kawasan pengembangan jeruk Kel. Rimbo Pengadang

Pemantapan lokasi untuk menentukan lahan percontohan dan petani

kooperator. Luas lahan demfarm 3-4 ha dalam 1 kawasan

Menentukan dan menyusun paket teknologi jeruk (PTKJS dan teknologi

produksi dan pasca panen jeruk) yang akan diterapkan sesuai dengan

permasalahan yang ada (pertemuan tim, petugas lapang dan petani

kooperator)

1. Menyusun juklak untuk M-P3MI berbasis jeruk

Page 10: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

2. Menyusun rancang bangun M-P3MI dan sosialisasi rancang bangun MP3MI

berbasis jeruk kepada stakeholder instansi terkait, pengusaha/swasta, petugas

lapang dan petani kooperator.

b. Pelaksanaan:

1. Implementasi pembuatan demfarm PTKJS/teknologi produksidan pasca panen

jeruk. PTKJS yang meliputi lima komponen teknologi, yaitu : (1) menggunakan

bibit jeruk berlabel bebas penyakit, (2) mengendalikan serangga penular

CPVD D. citri secara cermat, (3) melakukan sanitasi kebun secara cermat, (4)

memelihara tanaman secara optimal, (5) konsolidasi pengelolaan kebun.

2. Pertemuan kelompok tani dilaksanakan setiap bulan untuk meningkatkan

kinerja kelompok

3. Temu lapang dilaksanakan 2 kali dengan materi PTKJS (pada triwulan ke-2)

dan Budidaya dan pasca panen Jeruk (pada triwulan ke-3) dengan sasaran

peserta masing-masing 40 orang.

4. Demonstrasi/peragaan pengolahan hasil (produk olahan) direncanakan pada

triwulan ke-4)

5. Penyebaran informasi melalui media elektronik meliputi pemutaran film/VCD

tentang inovasi teknologi: 2 kali pada 4 kelompok tani jeruk pada triwulan 2.

6. Penyebaran informasi melalui media cetak meliputi buku/komik 3 judul (Buku

Teknik produksi jeruk Gerga (RGL), buku Pengelolaan OPT jeruk, komik

PTKJS), leaflet budidaya jeruk, leaflet pasca panen,dan surat kabar. Sasaran

4 kelompok tani jeruk di wilayah Kel. Rimbo Pengadang. Kegiatan ini

dilaksanakan secara bertahap yaitu pada triwulan 2, 3 dan 4.

7. Menyebarkan kuesioner untuk mengetahui respon petani terhadap: 1) inovasi

teknologi yang didiseminasikan; 2) metode diseminasi yang digunakan serta

3) dampak kegiatan MP3MI pada penerapan teknologi (tingkat adopsi) oleh

pengguna direncanakan pada triwulan ke-4.

Parameter yang diukur untuk mengukur keberhasilan MP3MI dalam

mempercepat transfer teknologi inovasi jeruk meliputi:

Keterlibatan dinas/instansi terkait

Jumlah adopter komponen teknologi budidaya ( pemupukan, pemangkasan,

PHT dan pasca panen jeruk dan lain-lain) dan PTJKS

Luas areal pertanaman jeruk yang menerapkan inovasi teknologi

Page 11: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

Respon petani terhadap1) inovasi teknologi yang didiseminasikan; 2) metode

diseminasi yang digunakan serta 3) dampak kegiatan MP3MI pada

penerapan teknologi (tingkat adopsi)

Metode analisis yang digunakan adalah analisis before-after untuk

membandingkan: (1) jumlah adopter inovasi teknologi dan (2) luas areal

pertanaman jeruk yang menerapkan inovasi teknologi. Metode deskriptif

digunakan untuk menganalisis; (1) jenis metoda dan media diseminasi yang

digunakan, (2) jumlah bahan informasi tercetak/elektronik yang disusun dan

disebarkan serta (3) keterlibatan dinas/instansi terkait.

c. Pelaporan

Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan MP3MI berbasis jeruk

dilakukan setiap bulan (Laporan Bulan), pada pertengahan tahun (Laporan

Tengah Tahun) dan akhir tahun (Laporan Akhir Tahun).

VII. ANALISIS RESIKO

Analisis resiko yang terdiri dari Daftar resiko dan Daftar penanganan

resiko kegiatan MP3MI berbasis jeruk di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu

disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Daftar resiko

No Resiko Penyebab Dampak

1. 2.

Terlalu banyak hujan Terlambat memupuk tanaman

Iklim yang tidak menentu Pupuk tidak tersedia

Produksi tanaman terganggu karena meningkatnya serangan OPT Produksi menjadi tidak optimal

Tabel 2. Daftar penanganan resiko

No Resiko Penyebab Penanganan

1. 2.

Terlalu banyak hujan Terlambat memupuk tanaman

Musim kemarau panjang Iklim yang tidak menentu Pupuk tidak tersedia

Penyemprotan pestisida lebih intensif Mempersiapkan pupuk pada awal kegiatan & menggunakan pupuk organik

Page 12: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

VIII. PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK

Perkiraan manfaat yang akan diperoleh yaitu: a) terjadinya percepatan

penyebaran inovasi teknologi produksi dan pascapanen jeruk baik pengguna

utama dan pengguna usaha di sektor pertanian, dan b) terjadinya peningkatan

kinerja kelompok binaan dalam sehingga tingkat adopsi meningkat.

Dengan berkembangnya jumlah petani yang mengadopsi inovasi

teknologi yang di diseminasikan akan berdampak dalam meningkatkan luas

pertanaman jeruk yang menerapkan teknologi yang direkomendasikan. Dengan

demikian akan terjadi peningkatan produksi jeruk sekaligus peningkatan

pendapatan petani.

IX. JADWAL KERJA

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan: Desk study/pengumpulan data sekunder

x x x

Penyempurnaan proposal

x

Pemantapan lokasi x

FGD dan penyusunan rancang bangun

x x

2. Pelaksanaan:

Implementasi inovasi teknologi

x x x x x x x x x x

Temu Lapang x x

Penyebaran informasi x x x

Demonstrasi pengolahan hasil

x

Pembinaan kelompok tani

x x x x x x x x x x

3. Pengolahan data x x x

4. pelaporan x x x x x x x x x x x

Page 13: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

X. PERSONALIA

No

Penjab Kegiatan/

Anggota

Peneliti/Gelar

NIP Bidang

Keahlian

Jenjang

Fungsional

Alokasi waktu

(%)

1 Ir. Sri Suryani M.

Rambe, M.Agr

19630805 198703 2 007 Ilmu Tanah Penyuluh

Pertanian Madya

15

2 Wilda Mikasari,

STP,MSi

19690812 199803 2001 Teknologi Hasil

Pertanian

Peneliti Muda 5

3 Kusmea Dinata,SP 19831024 201101 1 001 Hama Penyakit

Tanaman

Calon Peneliti 10

4 Irma Calista ST 19810716 200501 2 002 Ilmu Kimia Calon Peneliti 10

5 Rizal Effendi 19720605 200003 1 001 SLA Administrasi 10

Page 14: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2011a. Panduan Umum Model Pengembangan

Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Badan Litbang Pertanian. 2011b. Pedoman Umum Spectrum Diseminasi Multi

Channel (SDMC). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

BPS. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi

Bengkulu. Dwiastuti, M., E., A. Triwiratno, O. Endarto, S. Wuryantini, dan Yunimar. 2011.

Panduan Teknis Pengenalan dan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Pusat Penelitian Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. KementerianPertanian.

Endarto, O., A. Supriyanto, S. Wuryantini, A. Triwiratno. 2006. Evaluasi

Penerapan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) pada Daerah Endemis CVPD (Evaluation on Integratied Management for Healthy Citrus Orchards (IMHCO) at CVPD Endemik. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia Batu, 28 – 29 Juli 2005:hal.277-295.

Hendayana R. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan Inovasi

Pertanian.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/02/13/ mempercepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian/[22 Juni 2011]

Suwantoro, B. 2010. Mengenal jeruk rimau gerga lebong lebih dekat. Balai

benih hortikultura Rimbo Pengadang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong.

Page 15: MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/jeruk... · model pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan ... Penyusunan