21
MODEL PELESTARIAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KUTAI OLEH MASYARAKAT DUSUN TELUK LOMBOK (Mangrove Ecosystem Preservation Model in Kutai National Park Area by Community of Teluk Lombok Village) Oleh/By : Wawan Gunawan, Wahyu Catur Adinugroho, dan/and Noorcahyati ABSTRACT Generally, ecosystem of mangrove located in coastal periphery, this vegetation have characteristic hold up of salinity. This ecosystem is very important because have benefit and function, through physical, biological and also economically. Various pressure, illegal logging, converting forest of mangrove become fishpond which not controlled have caused degradation of mangrove ecosystem. Existence of pressure to fulfill the necessary by society in around mangrove increasing damaged this ecosystem. So, needed various effort with appropriate model to preserve mangrove ecosystem. Research in mangrove ecosystem of Teluk Lombok with survey method by interview, observation and study of literature indicate that society characteristic in Teluk Lombok village have low education level, they exploit mangrove ecosystem to fulfill necessary. Perception of society about mangrove ecosystem have been change toward which are positive along with community development activity by certain party. Preservation of mangrove ecosystem doing by collaborative of society, government institution and certain party with accommodating all stakeholder importance, society become subject and have opportunity to participate active so they have sense of belonging and can become buffer for preservation mangrove ecosystem, three especial program activity to preservation mangrove ecosystem mangrove is Reinforcement of society institute, increasing society economy and rehabilitate. Program conducted by society with guidance. Keywords : Mangrove ecosystem, Function and benefit of mangrove ecosystem, society characteristic, society perception, Model of mangrove ecosystem preservation ABSTRAK Ekosistem mangrove pada umumnya terletak di pinggir pantai dengan ciri khas mempunyai komunitas tumbuhan tahan terhadap salinitas/kadar garam, mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting, baik secara fisik, biologis maupun secara ekonomis. Berbagai tekanan seperti, penebangan liar, dan konversi hutan mangrove yang tidak terkendali menjadi areal tambak telah menyebabkan ekosistem mangrove terdegradasi. Kondisi ini didukung oleh adanya desakan untuk memenuhi keperluan hidup, terutama oleh masyarakat sekitar ekosistem mangrove. Sehingga diperlukan berbagai upaya dengan model pelestarian yang tepat guna pelestarian ekosistem mangrove. Penelitian yang dilakukan di ekosistem mangrove Teluk lombok dengan menggunakan metode survey melalui wawancara, observasi dan studi literatur menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga Dusun Teluk Lombok mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dan mereka memanfaatkan ekosistem mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Telah terjadi perubahan persepsi terhadap keberadaan eksosistem mangrove kearah yang positif seiring dengan kegiatan pendampingan oleh pihak tertentu. Upaya pelestarian ekosistem mangrove dilakukan secara kolaboratif, masyarakat, instansi pemeriantah dan pihak lain dengan mengakomodasi semua kepentingan stakeholder terkait dimana masyarakat menjadi subyek yang mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi aktif sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki dan dapat menjadi buffer bagi kelestarian ekosistem mangrove, tiga program utama kegiatan pelestarian ekosistem mangrove yaitu Penguatan kelembagaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar serta upaya rehabilitasi dimana program dilaksanakan dengan sistem pendampingan. Kata Kunci : Ekosistem mangrove, fungsi dan manfaat ekosistem mangrove, karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat, model pelestarian ekosistem mangrove

Model Pelestarian Mangrove

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Model pelestarian mangrove dibuat berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap upaya pelestarian mangrove di kawasan taman nasional kutai, kalimantan timur oleh masyarakat teluk lombok

Citation preview

Page 1: Model Pelestarian Mangrove

MODEL PELESTARIAN EKOSISTEM MANGROVE

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KUTAI

OLEH MASYARAKAT DUSUN TELUK LOMBOK

(Mangrove Ecosystem Preservation Model in Kutai National Park Area

by Community of Teluk Lombok Village)

Oleh/By :

Wawan Gunawan, Wahyu Catur Adinugroho, dan/and Noorcahyati

ABSTRACT Generally, ecosystem of mangrove located in coastal periphery, this vegetation have

characteristic hold up of salinity. This ecosystem is very important because have benefit and

function, through physical, biological and also economically. Various pressure, illegal logging,

converting forest of mangrove become fishpond which not controlled have caused degradation of

mangrove ecosystem. Existence of pressure to fulfill the necessary by society in around mangrove

increasing damaged this ecosystem. So, needed various effort with appropriate model to preserve

mangrove ecosystem.

Research in mangrove ecosystem of Teluk Lombok with survey method by interview,

observation and study of literature indicate that society characteristic in Teluk Lombok village

have low education level, they exploit mangrove ecosystem to fulfill necessary. Perception of

society about mangrove ecosystem have been change toward which are positive along with community development activity by certain party. Preservation of mangrove ecosystem doing by

collaborative of society, government institution and certain party with accommodating all

stakeholder importance, society become subject and have opportunity to participate active so they

have sense of belonging and can become buffer for preservation mangrove ecosystem, three

especial program activity to preservation mangrove ecosystem mangrove is Reinforcement of

society institute, increasing society economy and rehabilitate. Program conducted by society with

guidance.

Keywords : Mangrove ecosystem, Function and benefit of mangrove ecosystem, society

characteristic, society perception, Model of mangrove ecosystem preservation

ABSTRAK Ekosistem mangrove pada umumnya terletak di pinggir pantai dengan ciri khas

mempunyai komunitas tumbuhan tahan terhadap salinitas/kadar garam, mempunyai fungsi dan

manfaat yang sangat penting, baik secara fisik, biologis maupun secara ekonomis. Berbagai

tekanan seperti, penebangan liar, dan konversi hutan mangrove yang tidak terkendali menjadi areal

tambak telah menyebabkan ekosistem mangrove terdegradasi. Kondisi ini didukung oleh adanya desakan untuk memenuhi keperluan hidup, terutama oleh masyarakat sekitar ekosistem mangrove.

Sehingga diperlukan berbagai upaya dengan model pelestarian yang tepat guna pelestarian

ekosistem mangrove.

Penelitian yang dilakukan di ekosistem mangrove Teluk lombok dengan menggunakan

metode survey melalui wawancara, observasi dan studi literatur menunjukkan bahwa karakteristik

rumah tangga Dusun Teluk Lombok mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dan mereka

memanfaatkan ekosistem mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Telah terjadi

perubahan persepsi terhadap keberadaan eksosistem mangrove kearah yang positif seiring dengan

kegiatan pendampingan oleh pihak tertentu. Upaya pelestarian ekosistem mangrove dilakukan

secara kolaboratif, masyarakat, instansi pemeriantah dan pihak lain dengan mengakomodasi semua

kepentingan stakeholder terkait dimana masyarakat menjadi subyek yang mempunyai kesempatan

untuk berpartisipasi aktif sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki dan dapat menjadi buffer bagi kelestarian ekosistem mangrove, tiga program utama kegiatan pelestarian ekosistem

mangrove yaitu Penguatan kelembagaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar serta upaya

rehabilitasi dimana program dilaksanakan dengan sistem pendampingan.

Kata Kunci : Ekosistem mangrove, fungsi dan manfaat ekosistem mangrove, karakteristik

masyarakat, persepsi masyarakat, model pelestarian ekosistem mangrove

Page 2: Model Pelestarian Mangrove

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem mangrove adalah persekutuan hidup alam hayati yang terdapat

di daerah pantai terlindung di daerah tropis dan sub tropis dengan komunitas

tumbuhan yang mendiami tempat ini mempunyai sifat khas yaitu tahan terhadap

kadar garam/salinitas. Karena letak dan kharakteristik komunitas penyusun

ekosistem ini yang khas menjadikan ekosistem ini merupakan sumberdaya hayati

pesisir yang memiliki peran dan manfaat yang luas dari berbagai aspek.

Manfaat hutan mangrove secara fisik antara lain menjaga agar garis

pantai tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai dari abrasi, menahan

tiupan angin kencang dari laut serta manjadi wilayah penyangga terhadap

rembesan air laut (intrusi). Secara biologis hutan mangrove berfungsi sebagai

tempat memijah dan berkembangbiaknya berbagai hewan air, tempat berlindung

dan berkembangbiak burung dan satwa lain, juga berfungsi sebagai sumber

plasma nutfah dan sumber genetika. Secara ekonomis, hutan mangrove juga

berfungsi sebagai penghasil kayu dan bahan bangunan, penghasil bahan baku

industri, bibit ikan serta tempat pariwisata, penelitian dan pendidikan.

Pemanfaatan hutan mangrove saat ini cenderung bersifat merusak,

sehingga menyebabkan penurunan luas hutan mangrove dari waktu ke waktu.

Eksploitasi hutan mangrove yang berlebihan, konversi hutan mangrove menjadi

kawasan tambak, industri, pemukiman, pertanian merupakan penyebab utama

menurunnya luasan hutan mangrove.

Page 3: Model Pelestarian Mangrove

Taman Nasional Kutai (TNK) merupakan kawasan konservasi yang

memiliki hutan mangrove seluas ± 5.440,70 ha, yaitu 1- 2 km dari tepi pantai ke

arah daratan yang didominasi oleh jenis Rhizophora dan Bruguiera. Namun,

luasan hutan mangrove ini terus mengalami penyusutan akibat berbagai tekanan

seperti, penebangan liar, dan konversi hutan mangrove yang tidak terkendali

menjadi areal tambak. Kondisi ini didukung oleh adanya desakan untuk

memenuhi keperluan hidup, terutama oleh masyarakat sekitar hutan.

Untuk meminimalisasi rusaknya ekosistem mangrove diperlukan

berbagai upaya dengan model pelestarian yang tepat untuk mencapai

keberhasilan. Hal ini penting dilakukan, karena upaya yang dilakukan instansi

terkait seringkali mengalami kegagalan. Upaya pelestarian yang bersifat topdown

yang mengesampingkan unsur masyarakat ternyata mengakibatkan

ketidakberhasilan. Padahal keberadaan masyarakat sekitar hutan mangrove sangat

berpengaruh terhadap kelestarian ekosistem hutan mangrove.

B. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan –

permasalahan tersebut diatas yaitu :

1. Terdapatnya informasi tentang potensi ekosistem mangrove teluk lombok

2. Terdapatnya informasi tentang kharakteristik sosial ekonomi masyarakat

dusun teluk lombok

3. Terdapatnya informasi tentang persepsi masyarakat dusun teluk lombok

terhadap pelestarian ekosistem mangrove

Page 4: Model Pelestarian Mangrove

4. Terdapatnya informasi tentang pemanfaatan ekosistem mangrove oleh

masyarakat dusun teluk lombok

5. Dihasilkannya sebuah model pelestarian ekosistem mangrove oleh

masyarakat

II. METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di kawasan ekosistem mangrove Taman Nasional

Kutai yang secara adminstratif terletak di Dusun Teluk Lombok Desa Sangkima

Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan hutan mangrove Teluk

Lombok seperti halnya kawasan Taman Nasional Kutai termasuk iklim B dengan

nilai Q berkisar antara 14,3% - 33,3%. Curah hujan rata-rata setahun adalah

sebesar 1543,6 mm atau rata-rata bulanan 128,6 mm dengan rata-rata hari hujan

setahun 66,4 hari atau rata-rata bulanan 5,5 hari. Suhu rata-rata di kawasan hutan

mangrove Teluk Lombok adalah 260

C (berkisar antara 21 – 34 0

C) dengan

kelembaban relatif 67% - 98%.

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yaitu Oktober –

Desember 2004, meliputi pengumpulan data sekunder, survey lapang, wawancara

dan analisa data.

Page 5: Model Pelestarian Mangrove

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey

yaitu melalui wawancara, observasi dan studi literatur. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data primer diperolah

dari hasil observasi dan wawancara dengan menggunakan kuisioner pada

masyarakat setempat.

C. Analisis Data

Data sekunder dan data primer yang telah diperoleh dikompilasikan dan

dianalisa selanjutnya ditabulasikan dan dijelaskan secara deskriptif.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Ekosistem Mangrove Teluk lombok

Ekosistem mangrove di teluk lombok memiliki beberapa potensi yang

patut dilestarikan karena merupakan salah satu site ekosistem mangrove di Taman

Nasional Kutai yang masih tersisa. Diperkirakan 15%-20% dari total kawasan

mangrove di TNK telah terdegradasi dan berubah fungsi menjadi tambak dan

pemukiman.

Potensi vegetasi mangrove berdasarkan penelitian Gunawan (2004)

melaporkan bahwa di Ekosistem mangrove teluk lombok mempunyai struktur

pertumbuhan vegetasi yang lengkap yaitu semai, pancang dan pohon sehingga

proses regenerasi dapat berlangsung dan akan terwujud kelestarian apabila tingkat

ancaman/gangguan kerusakan terhadap ekosistem tersebut rendah. Meskipun

Page 6: Model Pelestarian Mangrove

demikian pada ekosistem mangrove di teluk lombok memiliki keanekragaman

jenis vegetasi mangrove yang tergolong rendah pada semua tingkat pertumbuhan

vegetasi dan di dominasi jenis Bruguiera gymnorhiza, Candolia candel,

Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata. Selain jenis-jenis tersebut

berdasarkan laporan survei potensi mangrove di TNK oleh Rahmadani, dkk

(2004) dijumpai juga jenis Avicennia alba, Ceriops tagal, Casuarina equisetifolia,

Sonneratia caseolaris, Avicennia marina, Lumnitzera racemosa.

Ekosistem mangrove pada umumnya dijadikan tempat hidup banyak

jenis binatang mulai dari ikan, serangga, invertebrata, burung sampai kepada

mamalia besar hal ini disebabkan pada tipe ekosistem ini memungkinkan

tersedianya unsur hara dan makanan satwa sepanjang tahun. Satwaliar yang

terdapat di kawasan hutan mangrove Teluk Lombok berdasarkan hasil survey

Rahmadani, dkk (2004) meliputi jenis burung, primata, dan reptilia. Jenis-jenis

burung yang terdapat di kawasan hutan mangrove terdiri atas Cangak Merah

(Ardea purpurea), Kuntul Karang (Egreta sacra), Kuntul Kerbau (Bubulus ibis),

Cekakak Cina (Halcyon pileata), Cekakak sungai (Todirhamphus chloris), Raja

Udang Kalung Biru (Alcedo euryzona), Trinil Bedaran (Tringa cinereus), Elang

Bondol (Haliastur indus), Elang Laut Perut Putih (Haliastur leucogaster), Kucica

Kampung (Copsychus saularis), Kacamata Laut (Zosterops chloris), Cinenen

Merah (Orthotomus seriseus), Burung Cabai Polos (Dicaeum concolor),

Ixobrychus eurhythmus, Cinenen Kelabu (Orthotomus ruficeps), Artamus

leucorynchus, Anas gibberifrons. Jenis-jenis primata yang terdapat di kawasan

hutan mangrove Teluk Lombok terdiri atas Bekantan (Nasalis larvatus),

Page 7: Model Pelestarian Mangrove

Orangutan (Pongo pygmaeus), Monyet Abu-abu (Macaca fascicularis). Jenis-

jenis reptilia yang terdapat di kawasan hutan mangrove Teluk Lombok terdiri atas

Buaya Muara (Crocodylus porosus), Buaya Sapit (Thomistoma schelegeli), dan

Biawak (Varanus salvator). Sedangkan jenis-jenis satwaliar lainnya yang terdapat

di kawasan hutan mangrove Teluk Lombok terdiri atas Kancil (Tragulus sp.),

Kijang (Muntiacus muntjak), dan Babi Hutan (Sus barbatus).

B. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Dusun Teluk Lombok

Dusun Teluk Lombok termasuk kedalam Desa sangkima Kecamatan

Sangatta Kabupaten Kutai timur. Desa Sangkima berdasarkan data Monografi

Desa tahun 2003/2004 mempunyai jumlah penduduk sebesar 3.072 orang, terbagi

kedalam jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.519 orang dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 1.553 orang. Jumlah kepala keluarga di Desa Sangkima

sebanyak 739 KK.

Sebagian besar Penduduk Dusun Teluk Lombok merupakan penduduk

pendatang yang berasal dari Suku Mandar Mamuju Sulawesi. Mereka tinggal di

pinggir pantai disekitar kawasan ekosistem mangrove Teluk Lombok, sehingga

sebagian besar kebutuhan hidupnya dipenuhi dengan memanfaatkan keberadaan

ekosistem mangrove. Kerusakan ekosistem mangrove akan berdampak pada

pendapatan mereka, dimana mata pencaharian pokok masyarakat sekitar pada

umumnya adalah sebagai nelayan, dengan matapencaharian tambahan yang

beragam seperti bertani, beternak, dan berdagang; pendapatan pokok masyarakat

dari kegiatan/usaha yang dilakukannya berkisar antara Rp 250.000 – Rp

Page 8: Model Pelestarian Mangrove

2.000.000, sedangkan pendapatan tambahan masyarakat berkisar antara Rp

100.000 – Rp 1.000.000; luas lahan yang dikuasai masyarakat berkisar antara 0,5

ha – 6 ha yang digunakan untuk kebun, tambak, atau berupa lahan kosong/tidak

digunakan.

Karakteristik rumahtangga masyarakat Dusun Teluk Lombok umumnya

mempunyai kepala rumahtangga berumur antara 22 – 78 tahun dengan jumlah

anggota rumahtangga berkisar antara 2 – 9 orang. Tingkat pendidikan penduduk

Dusun Teluk Lombok pada umumnya masih tergolong rendah, yaitu sebagian

besar berpendidikan formal Sekolah Dasar (SD) ataupun tidak tamat SD, hanya

sedikit saja yang berpendidikan formal sampai tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA).

C. Persepsi Masyarakat Dusun Teluk Lombok terhadap Pelestarian

Ekosistem Mangrove

Persepsi masyarakat terhadap pelestarian ekosistem hutan mangrove di

Dusun Teluk Lombok menunjukkan bahwa kegiatan pelestarian ekosistem

mangrove sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, terutama menunjang mata

pencaharian penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan tradisional.

Selain hal tersebut, menurut mereka dengan adanya kegiatan pelestarian

menjadikan kondisi lingkungan sekitar daerah mereka lebih baik.

Masyarakat Dusun Teluk Lombok umumnya menganggap hutan

mangrove merupakan kekayaan alam yang harus dijaga kelestariannya, terutama

sebagai pencegah erosi dan banjir, sebagai sumber kehidupan (tempat mencari

ikan), sumber air dan keanekaragaman hayati.

Page 9: Model Pelestarian Mangrove

Kegiatan rehabilitasi pada hutan mangrove yang telah rusak menurut

masyarakat Dusun Teluk Lombok perlu dilakukan. Hal ini menunjukkan adanya

kesadaran yang baik dari masyarakat Dusun Teluk Lombok terhadap fungsi hutan

mangrove.

Faktor yang mendorong tumbuhnya kesadaran ini disebabkan dua hal,

yaitu :

1. Pendampingan ; Kegiatan pendampingan yang dilakukan lembaga

pendamping (BIKAL-LPMK) dan Balai TNK menjadi faktor pendorong

munculnya kesadaran masyarakat Dusun Teluk Lombok akan pentingnya

melestarikan ekosistem hutan mangrove

2. Fakta di lapangan ; kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan bahwa

hasil rehabilitasi yang dilakukan masyarakat Dusun Teluk Lombok

memberikan manfaat yang positif. Sebelum dilakukan rehabilitasi,

masyarakat Dusun Teluk Lombok mengaku sulit memperoleh tangkapan

ikan jenis tertentu yakni Ikan Bawis (………….). Namun setelah

dilakukan rehabilitasi, jenis ikan tersebut mulai terlihat kembali sehingga

warga lebih mudah memperoleh tangkapan jenis ikan tersebut. Manfaat

langsung ini memberikan keyakinan bagi warga Dusun Teluk Lombok

bahwa melestarikan hutan mangrove sangat penting untuk kehidupan

mereka.

Page 10: Model Pelestarian Mangrove

D. Pemanfaatan Ekosistem Hutan Mangrove oleh Masyarakat

Pada dasarnya, hutan dan masyarakat disekitarnya tidak dapat dipisahkan.

Begitu pula yang terjadi dengan masyarakat Dusun Teluk Lombok yang

mendiami daerah sekitar hutan mangrove yang merupakan bagian dari kawasan

TNK. Masyarakat dusun Teluk Lombok banyak memanfaatkan ekosistem

mangrove sebagai salah satu penunjang keperluan hidup sehari-hari mereka

seperti tempat mencari ikan, kerang, kepiting untuk konsumsi sendiri ataupun

dijual, pemanfaatan daun nipah sebagai bahan atap atau ketupat, pemanfaatan nira

nipah menjadi gula/arak, pemanfaatan buah nipah sebagai campuran es buah atau

dimakan segar, pemanfaatan kayu bakau sebagai kayu bakar, jembatan, tiang

bagang, tiang perangkap kayu, tiang penambat perahu, pemanfaatan buah rambai

laut (Sonneratia alba) sebagai campuran sayuran dan pemanfaatan ekosistem

mangrove yang paling mengancam kerusakan ekosistem yaitu sebagai tambak

dimana sebagian besar para petambak berasal dari daerah luar Dusun Teluk

Lombok.

Pemanfaatan ekosistem mangrove tersebut diatas secara tidak terkendali

dalam skala besar akan mengancam kelestarian ekosistem mangrove sehingga

diperlukan pengembangan alternatif mata pencaharian untuk memenuhi

kebutuhan hidup masyarakat Dusun Teluk Lombok. Beberapa alternatif mata

pencaharian yang telah dikembangkan di Dusun Teluk Lombok, yaitu

pengembangan persemaian mangrove dengan sistem cabutan ataupun dari buah,

pemanfaatan ekosistem mangrove sebagai tempat pembesaran kepiting dalam

Page 11: Model Pelestarian Mangrove

karamba, pengembangan kerupuk kepiting, budidaya rumput laut dan

pengembangan agar-agar dari rumput laut.

E. Pelestarian Ekosistem Hutan Mangrove oleh Masyarakat Dusun Teluk

Lombok

Kegiatan pelestarian ekosistem mangrove di Teluk Lombok dilaksanakan

oleh masyarakat Dusun Teluk Lombok yang tergabung dalam Kelompok Tani

Pangkang Lestari. Dalam pelaksanaan di lapangan, kelompok ini didampingi oleh

LSM Binakelola Lingkungan (BIKAL) dan Lembaga Pengembangan Masyarakat

Kampung (LPMK) serta Balai TNK melalui dana yang diperoleh dari Mitra

Taman Nasional Kutai.

Pada awalnya dibentuk 2 (dua) kelompok yang masing-masing berjumlah

16 orang. Akan tetapi, ada salah satu kelompok yang tidak siap untuk

mengusahakan pembibitan, akhirnya dua kelompok tersebut dilebur menjadi satu

kelompok dengan beranggotakan 18 orang.

Berbagai proses yang dibangun dalam program pelestarian ekosistem

mangrove ini melibatkan masyarakat Dusun Teluk Lombok, mulai dari

penggalian informasi dari masyarakat terhadap program yang akan dijalankan,

penentuan lokasi rehabilitasi, jenis tanaman mangrove yang dipilih, hingga

identifikasi kebutuhan dan pembagian peran. Dari penggalian informasi diperoleh

hasil yang positif terhadap program pelestarian ekosistem mangrove di teluk

lombok dan akan dilaksanakan kegiatan rehabilitasi dengan luas lahan 10 Ha.

Lokasi rehabilitasi ini berada sekitar 20 m dari areal bekas pemukiman

masyarakat Dusun Teluk Lombok sebelum terjadi abrasi pantai. Pada awalnya

Page 12: Model Pelestarian Mangrove

masyarakat Dusun Teluk Lombok menempati areal di sepanjang pantai Teluk

Lombok. Namun, seiring dengan rusaknya hutan mangrove disekitar Pantai Teluk

Lombok, daerah pemukiman mereka pun mengalami abrasi dan mengharuskan

warga untuk berpindah ke tempat yang lebih aman. Pertimbangan pemilihan

lokasi ini dikarenakan gelombang dan arus yang agak kecil dan jarang dilewati

perahu nelayan, serta merupakan daerah yang mengalami abrasi dan harus

direhabilitasi.

Keberadaan tenaga pendamping memiliki peranan penting dalam

keberhasilan program rehabilitasi ini. Program penguatan kelompok dan

penyadaran melalui transformasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan

anggota Kelompok Tani Pangkang Lestari sangat mendukung upaya rehabilitasi

yang dilakukan. Peran fasilitator dalam memperlancar proses belajar anggota

kelompok tidak dapat diabaikan. Pada dasarnya lembaga pendamping memiliki

peran sebagai motivator dan fasilitator. Peranan ini diperlukan dalam membantu

kelompok tani untuk menganalisa dan memecahkan permasalahan yang mereka

hadapi.

Selain tenaga pendamping, dalam pembagian peran yang dilakukan pada

program rehabilitasi mangrove ini, Mitra TNK memiliki peran sebagai

penyandang dana kegiatan. Mitra TNK merupakan wadah yang terdiri dari

beberapa perusahaan besar yang berlokasi disekitar kawasan TNK yang

berkomitmen membantu pengelolaan TNK.

Untuk membangun komitmen masyarakat dalam pelaksanaan program dan

menjadikan masyarakat sebagai subyek yang berpartisipasi aktif dalam program

Page 13: Model Pelestarian Mangrove

pelestarian ekosistem mangrove dan tidak hanya menjadi buruh, maka dilakukan

diskusi sebelum pelaksanaan kegiatan pelestarian ekosistem mangrove, terungkap

bahwa selain kegiatan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem

mangrove, anggota kelompok mengharapkan adanya peningkatan sumber daya

manusia dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga selain kegiatan rehabilitasi juga

dilaksanakan program penguatan ekonomi masyarakat pun juga dilaksanakan

melalui budidaya keramba kepiting, pembuatan kerupuk kepiting serta budidaya

rumput laut, pengembangan persemaian mangrove dengan sistem cabutan dan

biji. Kegiatan usaha produktif ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat yang berarti penguatan di bidang ekonomi. Penguatan masyarakat

melalui pendekatan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan motivasi anggota

kelompok untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove karena sebagian

kepentingan mereka terakomodasi. Di lain pihak, jika dicapai keberhasilan dari

usaha produktif ini, akan memotivasi warga lain untuk ikut berkelompok.

Keberhasilan dari program pendampingan yang dilakukan untuk

mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelestarian ekosistem

mangrove berperan penting dalam menunjang kegiatan selanjutnya. Guna

keberhasilan pelaksanaan program pelestarian mangrove ini harus didukung

dengan regulasi atau aturan main yang telah disepakati oleh semua pihak baik

instansi yang bertanggungjawab langsung terhadap kelestarian ekosistem

mangrove, masyarakat dan pihak lainnya. Selain itu tersedianya seperangkat

aturan dan kebijakan tentang ekosistem mangrove, peran, hak dan kewajiban

masyarakat dan instansi terkait serta sangsi yang jelas bagai pelanggar aturan akan

Page 14: Model Pelestarian Mangrove

mendorong terlaksananya program pelestarian mangrove. Dalam kaitannya

program pelestarian ekosistem mangrove di teluk tombok telah tersedia beberapa

perangkat aturan, yaitu : UU N0. 41 tahun 1999 tentang kehutanan, UU No.5

Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati, Keputusan Menteri

Kehutanan No.325/Kpts-II/1995 tentang penunjukkan menjadi Taman Nasional

Kutai, Peraturan Daerah kota Bontang No.6 Tahun 2003 tentang pengelolaan

hutan lindung kota bontang, peraturan daerah kota Bontang No.7 Tahun 2003

tentang pengelolaan hutan mangrove, peraturan desa Sangkima Kutai Timur

tentang peran serta masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hutan

bakau/mangrove.

Keberhasilan pelaksanaan pelestarian ekosistem mangrove diharapkan

akan mengembalikan dan menjaga fungsi ekosistem mangrove, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat penyangga ekosistem mangrove serta menjadikan

masyarakat penyangga sebagai buffer yang melindungi ekosistem mangrove.

Model Pelestarian mangrove yang telah dilakukan dalam rangka pelestarian

ekosistem mangrove teluk lombok ini jika dibuat dalam suatu diagram adalah

sebagai berikut :

Page 15: Model Pelestarian Mangrove

EKOSISTEM HUTAN

MANGROVE Fungsi dan Manfaat : - Penyangga komunitas daratan dan

pesisir (laut) - Habitat berbagai ikan dan hewan air

lainnya - Akarnya efektif untuk perangkap

sedimen dan unsur hara, memperlambat kecepatan arus dan mencegah erosi pantai

- Mencegah intrusi air asin - Pelindung terhadap bencana alam

(banjir, badai, erosi)

- Buah, bunga, daun, kayu dan kulitnya dapat dimanfaatkan

Balai TNK - SDM

- Peraturan/Kebijakan

Mitra TNK -KPC

-Pertamina

- dll

LSM

Fasilitator / Pendamping masyarakat/

motivator

Program Kegiatan

Pelestarian Hutan

Mangrove

Kondisi yang

diharapkan : - Kelestarian Ekosistem

Hutan Mangrove - Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Meningkat

- Masyarakat menjadi

buffer terhadap kegiatan yang bersifat

merusak

Regulasi /

Aturan main

Kebijakan /

Peraturan

Masyarakat

Karakteristik

Sosial Ekonomi

Persepsi

Pemanfaatan + : Pemanfaatan sda di hutan

mangrove secara terkendali _ : Konversi hutan mangrove

menjadi tambak dan pemanfaatan yang tidak terkendali

Page 16: Model Pelestarian Mangrove

Keterangan :

Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan komunitas atau masyarakat tumbuhan atau

hutan yang tahan terhadap salinitas (pasang-surut air laut). Ekosistem ini berperan

penting terhadap kehidupan masyarakat khususnya di sekitar pantai, yaitu sebagai

penyangga komunitas daratan dan pesisir laut, habitat berbagai ikan dan hewan air

lainnya, memperlambat kecepatan arus dan mencegah erosi pantai, mencegah intrusi air

asin, pelindung terhadap bencana alam (banjir, badai dan erosi) sedangkan buah, bunga,

daun, kayu dan kulitnya dapat diamnfaatkan oleh masyarakat.

Stakeholder Ekosistem mangrove TNK

Hasil identifikasi stakeholder di kawasan eksosistem mangrove di TNK, terdapat

beberapa komponen utama yang berperan terhadap kelangsungan ekosistem mangrove,

yaitu :

1. Masyarakat

Dipengaruhi karakteristik sosial ekonomi dan persepsi masyarakat terhadap

keberadaan ekosistem mangrove, masyarakat memanfaatkan hutan mangrove

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tindakan pemanfaatan yang dilakukan

dapat berpengaruh positif (pemanfaatn terkendali) maupun negatif (konversi

hutan menjadi tambak secara tidak terkendali) terhadap kelestarian

eksosistem mangrove

2. Balai TNK

Balai TNK berperan sebagai unit pelaksana teknis yang bertanggungjawab

secara langsung terhadap kelestarian ekosistem mangrove di kawasan TNK,

Page 17: Model Pelestarian Mangrove

sehingga dalam perannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumberdaya

manusia yang dimiliki serta kebijakan-kebijkan yang telah ditetapkan oleh

balai

3. Mitra TNK

Mitra TNK berperan sebagai pendukung balai TNK dalam melaksanakan

kebijakan sebagai wujud komitmen mereka terhadap lingkungan sekitar dapat

berupa dukungan dana ataupun dukungan lainnya.

4. LSM

LSM memegang peranan penting dalam keberhasilan pelestarian ekosistem

mangrove di teluk lombok, LSM berperan dalam memfasilitasi/pendamping

dan motivator dalam upaya menyatukan dan mensinergikan kepentingan-

kepentingan masyarakat, balai TNK dan pihak lain terhadap ekosistem

mangrove

Aktivitas/Tindakan yang dilakukan

Pelestarian ekosistem mangrove dilakukan secara kolaboratif yang

mengakomodasi berbagai kepentingan, dimana terjadi interaksi baik antara masyarakat,

pemerintah dan pihak lain sesuai dengan peran dan wewenang masing-masing pihak dan

selanjutnya masyarakat dapat menjadi subyek yang mempunyai kesempatan untuk

berpartisipasi secara aktif dalam berbagai tahap seperti perencanaan, pelaksanaan serta

pemanfaatan ekosistem mangrove dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove.

1. Sebelum Pelaksanaan

Perencanaan yang matang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan

program untuk itu diperlukan sebuah diskusi dengan berbagai pihak terutama

Page 18: Model Pelestarian Mangrove

dengan masyarakat yang bersentuhan langsung serta kajian awal/preliminary

studi dari segala aspek yang berkaitan dengan ekosistem mangrove, seperti

potensi ekosistem mangrove, identifikasi permasalahan ekosistem mangrove,

identifikasi stakeholder dan persepsinya terhadap ekosistem mangrove,

kondisi stakeholder, peran dan kepentingan masing-masing stakeholder

terhadap ekosistem mangrove, identifikasi kebutuhan masing-masing

stakeholder.

2. Pelaksanaan Program

Hasil dari beberapa kajian dan analisa tersebut menjadi dasar dalam

perumusan program kegiatan, dimana dalam penentuan program-program

kegiatan pelestarian ekosistem mangrove harus selaras dengan kebutuhan

masyarakat yaitu peningkatan kesejahteraan, penguatan kelembagaan dan

kesempatan masyarakat untuk terlibat secara aktif. Contoh program kegiatan

yang telah dilakukan di Dusun Teluk Lombok, yaitu :

Penguatan kelembagaan Dusun Teluk Lombok dan kelompok Tani

Pangkang Lestari

Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha

kecil kerupuk kepiting, buddidaya kepiting dalam karamba, budidaya

rumput laut

Mendukung balai dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove

Pendampingan kepada masyarakat dan menjadi motivator

Kegiatan rehabilitasi bersama masyarakat

Page 19: Model Pelestarian Mangrove

3. Paska Pelaksanaan Program

Paska pelaksanaan program harus dilaksanakan kegiatan monitoring dan

evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan difasilitasi dan

pendampingan dari pihak tertentu.

Faktor Pendukung Keberhasilan Program

Keberhasilan pelaksanaan program didukung oleh ketersediaan pearangkat peraturan

dan regulasi atau aturan main dalam pemanfaatan ekosistem mangrove.

Output

Hasil dari pelaksaanaan program-program kegiatan tersebut diharapkan dapat

terciptanya kelestarian ekosistem hutan mangrove, peningkatan kondisi sosial

ekonomi masyarakat dan masyarakat menjadi buffer terhadap kegiatan yang merusak

ekosistem mangrove.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dusun teluk lombok mempengaruhi

kelestarian ekosistem mangrove teluk lombok.

2. Adanya pendampingan dan fasilitasi oleh LSM telah menyebabkan perubahan

persepsi masyarakat Dusun Teluk lombok terhadap fungsi ekosistem mangrove,

masyarakat mulai sadar akan peranan ekosistem mangrove dan mempunyai

komitmen untuk melestarikan ekosistem mangrove teluk lombok.

3. Telah terjadi penurunan potensi ekosistem mangrove terutama tingkat

keanekaragaman jenis, meski demikian ekosistem mangrove teluk lombok

Page 20: Model Pelestarian Mangrove

merupakan salah satu site mangrove di TNK yang masih tersisa dan patut

dilestarikan

4. Masyarakat Dusun Teluk Lombok memanfaatkan ekosistem mangrove untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, pemanfaatan yang berlebihan telah mengancam

kerusakan ekosistem mangrove, upaya pengembangan alternatif mata pencaharian

untuk pemanfaatan ekosistem tanpa mengancam kerusakan ekosistem mangrove

telah dilakukan yaitu dengan pengembangan persemaian mangrove, budidaya rumput

laut, pembesaran kepiting dalam karamba, pembuatan kerupuk kepiting.

5. Keberhasilan kegiatan pelestarian ekosistem mangrove ditentukan oleh kemampuan

melibatkan masyarakat dan seluruh stakeholder terkait untuk berperan serta aktif dan

mempunyai komitmen yang kuat untuk melestarikan ekosistem mangrove, kegiatan

pelestarian harus didukung dengan upaya peningkatan kesejahteraan dan

kelelmbagaan masyarakat sekitar sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat

langsung dan dapat menjadi buffer yang melindungi ekosistem mangrove.

B. Saran

1. Kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat sekitar perlu dilakukan

pembatasan/pengaturan yang ketat agar tidak bersifat merusak dan melampaui

kemampuan mangrove dalam beregenerasi

2. Kegiatan pendampingan/fasilitasi masyarakat perlu lebih ditingkatkan baik jumlahnya

maupun intensitasnya agar meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat

terhadap kelestarian ekosistem mangrove

Page 21: Model Pelestarian Mangrove

3. Perlu ditingkatkannya peranan instansi terkait dalam membina masyarakat dalam

kaitannya peningkatan kesejahtaran masyarakat sekitar ekosistem mangrove

4. Pengembangan kegiatan lainnya di masyarakat yang menunjang pelestarian ekosistem

mangrove perlu ditingkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Rencana Strategis Tahun 2003 -2007. Balai Taman Nasional Kutai.

Bontang

Anonoim. 2003. Monografi Desa Sangkima Kecamatang Sangata Tahun 2003/2004.

Desa Sangkima Kecamatan Sangatta kabupaten Kutai Timur.

Anwar, C., E. Subiandono. 2001. Pedoman Teknis Penanaman Mangrove. Info Hutan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor

Davies, J., G. Claridge., E. Nirarita. 1995. Manfaat Lahan Basah : Potensi lahan Basah

dalam Mendukung dan Memelihara Pembangunan. Dirjen PHPA-Asian Wetland

Bureau Indonesia. Bogor

Gunawan, W., K. Sidiyasa., Noorcahyati., Z. Arifin. 2004. Laporan Model Pengelolaan

Taman Nasional : Analisis Potensi Keanekaragaman Jenis Vegetasi Mangrove di

Taman nasional Kutai dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat Setempat. Loka

Litbang Satwa Primata. Samboja

Rahmadani, F., M. A. Ismawan., M. Syoim. 2004. Wajah Mangrove Taman Nasional

Kutai : Laporan Survei Potensi Mangrove di Taman Nasional Kutai, Kalimantan

Timur. Yayasan BIKAL. Samarinda

Supriharyono. 2002. Pelestarian dan pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir

Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Westcott, J. 1993. Buku Panduan Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur Indonesia.

PT. Kaltim Prima Coal