Model Model+Pembelajaran Sertf

Embed Size (px)

Citation preview

MODEL-MODEL PEMBELAJARANOleh: Dr. Subanji, M.Si. Universitas Negeri Malang

Perjalanan Ruang dan Waktu

Agrarian Society 18th

Industrial Age 20thLate 20th

IT Age21

?????

Century

1903

Moving People, Goods, Services, Knowledge, Disaster relief, Communicable diseases, around the world.

Kitty Hawk

Th 2006: Airbus A380

PERUBAHAN PARADIGMASCIENCE AS A PRODUCT KNOWLEDGE-BASED SCIENCE AS PROCCESS SKILLS COMPETENCE-BASED CONSTRUCTIVISTIC/ HUMANISTIC TEXTBOOK CONTEXTUAL/ SALINGTEMAS TEACHER-CENTERED LEARNER-CENTERED

BEHAVIORISTIC

Pendekatan-Metode-Teknik Pendekatan: seperangkat asumsi yang berhubungan dengan belajar dan mengajar Metode: Suatu rencana untuk penyajian yang sistematis berdasarkan pada pendekatan yang telah dipilih Teknik: kegiatan khusus yg dilakukan di kelas yang mengacu pada metode tertentu

Dua Aliran Psikologi yg berpengaruh dlm model pembelj

Behaviorisme

Konstruktivisme

Humanisme

Kognitivisme

TEORI BELAJAR

TEORI BELAJAR BEHAVIORISMEStudy tentang p b m

Tingkah laku teramati

Latihan berulang/drill Motivasi ekstrinsik

Belajar: S - R Hasil belajar: - Well-structured knowldge Belajar jika: - ada stimulus - siap mental - Teacher-centered - Direct instruction/Active teaching/ Mastery teaching - Basic skills

Tokoh-tokoh Behaviorisme

J.B. Watson, E.L. Torndike, B.F. Skiner, Gagne, dan Pavlov

Watson Behavior berarti tindakan (action) yang dapat dilihat dan diamati dengan cara yang obyektif Hub S-R kontiguitas (dibuat ada bersama TL tertentu) belajar adalah proses membentuk hubungan S-R Kekuatan hub S-R tergantung pada frekuensi ulangan adanya S-R Pentingnya drill dalam pembelajaran

Torndike Hub S-R diperkuat oleh reinforcement (pujian/ganjaran) Dalam menjelaskan suatu konsep, guru hendaknya mengambil contoh yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Metode pemberian tugas dan metode latihan (drill and practice) akan lebh cocok. Dalam kurikulum, materi disusun dari yang mudah-sedang-sukar sesuai dengan tingkat kelas, dan tingkat sekolah.

Skinner teori operant conditioning tingkah laku tidak hanya respon dari stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja

KONSTRUKTIVISME

Tokoh-tokoh konstruktivisme

Kognitivisme: Koffka, Kohler, Wetheimer, Ausubel, Piaget, Bruner, dan Dienes; Humanisme: Vygotksy

Pandangan Konstruktivisme:Belajar adalah: - proses aktif dan konstruktif yang terjadi di lingkungan luar kelas - mengubah informasi menjadi proses mental - membangun pengetahuan dan pengertian dari pengalaman pribadi - mengaitkan pengetahuan baru dg pengalaman lama (asimilasi) - membangun penget. baru dr fenomena lama (akomodasi) - proses kognitif untuk memecahkan masalah dunia nyata, menggunakan alat yang tersedia dalam situasi pemecahan masalah. - bersifat situasional, interaktif - bekerja dengan teman dalam konstruksi sosial yang berarti bagi dirinya - proses pribadi terus-menerus untuk memonitor kemajuan belajar

Pandangan Konstruktivisme (lanjutan):Pengetahuan:- merupakan interpretasi manusia terhadap pengalamannya tentang dunia - bersifat perspektif, konvensional, tentatif, evolusioner - ada di dalam pikiran manusia (bukan di buku teks) - pengetahuan/konsep baru dibangun: + bertahap dari waktu ke waktu + dalam konteks sosial + interaksi dengan konten + dengan mengintegrasikan info lama dg info baru + dengan kesadaran ttg apa yang dipelajari (metakognisi)

TEORI BELAJAR KOGNITIVISMEStudi tentang p b m

Proses/perub. kognitif Belajar: interaksi/adaptasi dg lingkungan Belajar: Asimilasi Akomodasi Ekuilibrium

Hasil belajar: - Perkemb. struktur kognitif - Life skills - Adult role behaviors - Self-regulated learning Pembelajaran: - Konstruktivisme - Diskoveri-inkuiri, - PBL

Perkembangan kognitif

- Kontekstual/STS/Salingtemas

Teori Gestalt: Koffka, Kohler, Wetheimer Hukum pragnanz: organisasi psikologis selalu cenderung untuk bergerak ke keadaan penuh arti. Hukum kesamaan: hal-hal yang sama cenderung akan membentuk Gestal (kesatuan) Hukum keterdekatan: hal-hal yang saling berdekatan cnderung membentuk kesatuan Hukum ketertutupan: hal-hal yang tertutup cenderung membentuk kesatuan Hukum kontinyuitas: hal-hal yang kontinyu atau berkesinambungan akan cenderung membentuk kesatuan

Ausubel (Meaningful instruction pembelajaran bermakna) Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan itu dirasakan bermakna bagi siswa Kebermaknaan: sesuai dengan struktur kognitif, sesuai struktur keilmuan, memuat keterkaitan Seluruh bahan (ihtisar/resume/rangkuman/ringkasan /bahan/peta) Peta konsep adalah bagan / struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu / terorganisir (herarkhis, distributive/menyebar)

Jean Piaget (Teori Perkembangan Kognitif) merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang menjadi aliran konstrukstivistik kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa individu keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan belajar kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar yang optimal penataan lingkungan bukan penentu terjadinya belajar, tetapi mempermudah belajar

Lanjutan Piaget bisa berakibat kontraproduktif, budaya individualistik dan sokratik (selfgenerated knowledge individualistic pursuit of truth), unggulan budaya barat teori psikogenesis: pengetahuan berasal dari individu, posisi siswa terpisah dengan interaksi sosial, penciptaan makna / pengetahuan akibat kematangan biologis, primer (individu) sekunder (sosial). Mengutamakan interaksi dalam kelompok sebaya, bukan yang lebih dewasa

Lanjutan Klasifikasi perkembangan kognitif: sensory motor, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Asumsi: konsep tersusun dalam jaringan laba-laba yang disebut skemata, konsep terkait akan terhubung: perlunya mengkaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada, pengetahuan prasyarat memudahkan siswa memahami konsep. Perubahan struktur kognitif melalui adaptasi yang berimbang (equlibrasi): dengan proses asimilasi dan akomodasi

Jerome Bruner (perkembangan mental, kebermaknaan) enactive (manipulasi obyek langsung) iconic (representasi gambar) symbolic (manipulasi simbol)

Dienes (Permainan) Dengan permainan siswa menjadi lebih tertarik dan tidak bosan terhadap bahan pelajaran yang diberikan

George Polya (Problem solving/ pemecahan masalah) prosedur: memahami, merencanakan, melaksanakan, mengecek Ciri: siswa tertentang, tidak ada prosedur tetap, ada usaha Model: tidak rutin, soal cerita, soal terapan Strategi: penemuan terbimbing (guided discovery), investigasi, multiple solution, multiple methods of solution Pengembangan: Higher Order Thinking (kritis, kreatif, analitik)

Lanjutan Polya Proses: persiapan (koleksi, informasi, pengamatan, penyelidikan, pendapat) Analisis (definisi, klasifikasi, evaluasi) Inkubasi (pengendapan dalam pikiran) Iluminasi (munculnya ide baru tak terduga) Usaha sadar menjawab / menyelesaikan

TEORI BELAJAR HUMANISME

TEORI BELAJAR HUMANISMELandasan teori p b m

- Menentang sistem otoriter - Memandang siswa dari sudut siswa

Pendekatan PBM: - Berpusat Siswa (fasilitatif) - Pendidikan Multikultural - Belajar Sosial (Bandura)

Belajar: - Mengubah lingk. - Motivasi intrinsik - Bebas dari ancaman - Terarah/tujuan sendiri - Bermakna bagi diri sendiri

- Scaffolding (Vigotsky)

Pembelajaran: - Modeling - Belajar Kooperatif - STS/Kontekstual

Lev Vygotsky (Teori Konstruktivisme Sosial) teori sosiogenesis: primer (kesadaran sosial) skunder (individu) tataran pertumbuhan kemampuan: sosial (interpsikologis, intermental) spikologis (intrapsikologis, intramental) pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif: faktor primer intermental, faktor skunder (diturunkan/derivatif) intramental terbentuk melalui internalisasi / penguasaan proses sosial Siswa berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, internalisasi / pengendapan, pemaknaan / konstruksi pengetahuan baru, transformatif (menyebabkan perubahan, tidak sekedar transfer)

Lanjutan Vygotsky Tingkat perkembangan kemampuan: aktual (mandiri) dan potensial (dibimbing, kolaborasi sebaya) jarak: zona perkembangan proksimal) Perlunya contoh, demontrasi, prakteks dari orang yang lebih dewasa Proses konstruksi: konstruksi bersama, dengan bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding (contoh petunjuk, pedoman, bagan/gambar, prosedur, balikan) Melandasi pembelajaran: kolaboratif/kooperative, pbl, kontekstual, autentik

CTL dan RME

John Dewey (CTL) mengkaitkan bahan pelajaran dengan situasi dunia nyata mendorong siswa menghubungkan yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, pengalaman sesungguhnya dan penerapannya / manfaatnya strategi: authentic, inkuiri, praktek kerja, pemecahan masalah sangat cocok untuk pelajaran IPA

PRINSIP-PRINSIP CTLConstructivism Inquiry Questioning Learning community Modeling Authentic assessment Reflection

STRATEGI CTL1. Dalam penerapan CTL gunakan lima bentuk belajar (REACT): Relating (menghubungkan materi pelajaran kontekskehidupan nyata dan pengetahuan awal siswa)

Experiencing (membangun konsep) Applying (menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari) Cooperating (belajar dan berhasil bersama teman) Transfering (menemukan dan memecahkan masalah baru

Lanjutan CTL 2. Model pembelajaran, gunakan: siklus belajar, PBL, pembelajaran dengan teks

Freudenthal dan Treffers (RME: Realistic Mathematics Education)

pematematikaan: horizontal (H), diteruskan Vertikal (V); realistic (H+,V+) mekanistik (drill & practice: (H- dan V-); empiris (H+, V-); strukturilistik (H-, V+)

DIRECT INSTRUCTION

Fase 1 : Penyampaian tujuan pembelajaran Fase 2 : Demonstrasi pengetahuan atau ketrampil. Fase 3 : Latihan terbimbing Fase 4 : Tes formatif dan umpan balik Fase 5 : Latihan pemantapan dan transfer pengetahuan/ketrampilan

KOOPERATIVE LEARNING

BELAJAR KOOPERATIFSiswa belajar dalam kelompok-2 kecil: Saling membantu antara satu dengan yang lain Berdiskusi dan berdebat dengan yang lain Saling menilai pengetahuan yang diperoleh Saling mengisi kekurang pahaman pada yang lain

Sebagai revolusi pembelajaran di kelas Kerja kelompok

Bukan perubahan pada pengajaran gurutetapi

Mengubah: bekerja individual cara belajar individual latihan (drill) individual

Sehingga:

Setiap individu dalam kelompok menguasai konsep yang dipelajari

MENGAPA TIDAK KOMPETISI?Kompetisi tidak selalu salah, NAMUN Kompetisi jarang bersifat sehat Kompetisi jarang bersifat efektif Kebanyakan siswa mengharap siswa lain gagal, agar dirinya lebih mudah berhasil Siswa yang tak tertandingi mengurangi motivasi Siswa yang tertinggal tidak meningkatkan motivasi

S T A D (Student Team Achievement Divisions)1. Guru menyajikan materi pelajaran (ceramah, baca buku, dll)

2. Siswa belajar kelompok (4-5 siswa) 3. Siswa mengerjakan tes formatif (kuiz) 4. Tiap kelompok mendapat penghargaan

T

G

T

1. Guru menyajikan materi pelajaran (ceramah, baca buku, dll)

2. Siswa belajar kelompok (4-5 siswa)

3. Siswa pergi ke meja turnamen (3 org/meja)

4. Turnamen (menjawab soal pada kartu)

5. Kembali ke kelompok dan menghitung rata-rata skor

JIGSAWI A B C D II A B C D III A B C D

A A A

B B B

C C C

D D D

I A B C D

II A B C D

III A B C D

TES DAN PENGHARGAAN KELOMPOK

INVESTIGASI KELOMPOK1. Guru menyajikan isu atau masalah luas 2. Setiap siswa mengidentifikasi subtopik yang berbeda 3. Siswa yang subtopiknya sama membentuk kelompok 4. Tiap kelompok merencanakan investigasi 5. Melaksanakan investigasi (data, analisis data, kesimpulan) 6. Menyiapkan/menyusun laporan 7. Menyajikan laporan akhir kepada kelompok lain 8. Evaluasi

ONE STAY TWO STRAY Penyajian materi (ceramah/buku teks) Pemberian tugas (masalah/latihan) Kelompok awal (3 orang) mengerjakan tugas Satu orang tinggal, dua orang bertamu untuk mendapat informasi dari kelompok lain Penamu pulang, memberi oleh-oleh kepada penjaga rumah

THINK-PAIR-SHARE:

Penyajian masalah (klasikal)

Berpikir individual (think)

Diskusi kelompok, dua orang (pair)

Diskusi kelas (share)