10

Click here to load reader

Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

1

Unsur-unsur dan Sumber Modal Sosial

Modal sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta serta norma-

norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam

masyarakat luas. Modal sosial berfungsi sebagai perekat sosial (social glue) yang

menjaga kesatuan anggota masyarakat secara bersama-sama. Unsur utama dan

terpenting dari modal sosial adalah kepercayaan (trust). Atau dapat dikatakan

bahwa trust merupakan syarat keharusan (necessary condition) untuk

membentuk dan membangun modal sosial di masyarakat.

Pada masyarakat dengan tingkat kepercayaan yang tinggi (high trust) dan

spectrum of trust yang lebar (panjang), akan memiliki modal sosial yang kuat.

Sebaliknya pada masyarakat dengan tingkat kepercayaan yang rendah (low

Page 2: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

2

trust), atau memiliki spectrum of trust yang sempit (pendek), maka potensi

modal sosialnya lemah.

A. Unsur-unsur Modal Sosial

Selain kepercayaan (trust) sebagai unsur pembentuk utama modal

sosial, terdapat pula unsur lain yang tidak kalah penting, yang sering disebut

sebagai syarat kecukupan (sufficiency condition). Unsur-unsur tersebut

adalah : (a) partisipasi dalam jaringan sosial (participation and social net

work), (b) saling tukar kebaikan (resiprocity), (c) norma sosial (social norm),

(d) nilai-nilai sosial, dan (e) tindakan yang proaktif.

1. Trust

Putnam mendefinisikan trust sebagai bentuk keinginan untuk

mengambil risiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh

perasaan ’yakin’, bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang

diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan

saling mendukung. Adapun Brehm dan Rahn mendefinisikan, trust

sebagai penghargaan yang muncul dalam sebuah komunitas yang

berperilaku normal, jujur, dan kooperatif, berdasarkan norma-norma

yang dimiliki bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari

komunitas itu.

Pendapat lain dikemukakan oleh Woolcok, yang mendefiniskan

trust sebagai rasa saling mempercayai antar individu dan antar kelompok

di dalam suatu masyarakat (atau bangsa) yang dibangun oleh norma-

Page 3: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

3

norma nilai-nilai luhur yang melekat pada budaya masyarakat (atau

bangsa) tersebut. Fukuyama menyatakan bahwa melalui trust orang-

orang dapat bekerjama secara lebih efektif, karena adanya kesediaan

untuk menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan individu.

Tidaklah mengherankan jika Woolcok meyakini, trust merupakan sumber

energi kolektif suatu masyarakat untuk membangun institusi-institusi di

dalamnya guna mencapai kemajuan bersama.

Berbagai tindakan kolektif yang didasari rasa saling mempercayai

yang tinggi (high trust), sebagaimana diungkapkan Putnam (1993), akan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai ragam bentuk dan

dimensi, terutama dalam konteks membangun bersama. Sebaliknya,

kehancuran rasa saling percaya dalam masyarakat akan mengundang

berbagai problematik sosial yang serius. Masyarakat yang kurang

memiliki perasaan saling mempercayai akan sulit menghindari berbagai

situasi kerawanan sosial dan ekonomi yang mengancam, sehingga lambat

laun akan mendatangkan biaya tinggi (high cost) bagi pembangunan.

Pada dasarnya trust dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan,

yaitu: (a) tingkatan individual, (b) tingkatan relasi sosial, dan (c) tingkatan

sistem sosial. Trust pada tingkatan individual merupakan kekayaan batin,

norma, dan nilai individual yang merupakan variabel personal dan

sekaligus sebagai karakteristik individu. Dalam tingkatan relasi sosial,

trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok

Page 4: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

4

yang didasari oleh semangat alturism, social resiprocity, dan homo ets

homo homini. Sedangkan pada tingkatan sistem sosial, trust menjadi nilai

publik komunitas, atau masyarakat, atau bangsa, yang perkembangnya

difasilitasi oleh sistem sosial yang ada, dimana sistem sosial tersebut

didasari pada nilai-nilai budaya unggul.

2. Partisipasi dalam Jaringan Sosial (Participation and Social Net Work)

Kemampuan anggota masyarakat untuk menyatukan diri dalam

suatu pola hubungan yang sinergis, akan sangat mempengaruhi, lemah

atau kuatnya modal sosial dalam suatu masyarakat. Kemampuan tersebut

terwujud dalam bentuk partisipasi dalam membangun jaringan dalam

sebuah hubungan yang saling berdampingan. Partisipasi anggota

masyarakat harus berlandaskan prinsip kesukarelaan (voluntary),

kesaamaan (equality), kebebasan (freedom), dan keadaban (civility).

Partisipasi dan jaringan hubungan sosial yang terbentuk akan

memiliki tipologi khas sesuai dengan karakteristik dan orientasi kelompok

tersebut. Pada kelompok masyarakat tradisional, partisipasi dan jaringan

hubungan sosial yang terbentuk didasarkan pada kesamaan garis

keturunan (lineage), pengalaman-pengalaman sosial turun-temurun

(repeated social experiences), dan kesamaan kepercayaan pada dimensi

religius (religious beliefs). Sebaliknya pada kelompok masyarakat modern

yang memiliki kesamaan orientasi dan tujuan melalui pengelolaan

Page 5: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

5

organisasi, tingkat partisipasi anggotanya lebih baik serta memiliki

rentang jaringan yang luas.

3. Saling Tukar Kebaikan (Resiprocity)

Modal sosial selalu bercirikan saling tukar kebaikan (resiprocity)

antar individu dalam suatu kelompok ataupun antar kelompok dalam

suatu masyarakat. Resiprocity ini bukanlah suatu bentuk pertukaran

seketika seperti halnya proses jual-beli, akan tetapi lebih bernuansa

alturism (semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan

orang lain).

Pada masyarakat atau pada kelompok sosial yang memiliki bobot

resiprositas kuat, akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki

tingkat modal sosial tinggi (kuat). Hal tersebut tergambarkan dengan

tingginya tingkat kepedulian sosial, sikap saling membantu dan saling

memperhatikan satu sama lain.

4. Norma-Norma Sosial (Social Norms)

Norma-norma sosial berperan penting dalam mengontrol bentuk-

bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Norma adalah

sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota

masyarakat pada suatu kelompok tertentu. Norma-norma tersebut

mengandung sangsi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu

yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Aturan-

aturan tersebut biasanya tidak tertulis, akan tetapi dipahami oleh setiap

Page 6: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

6

anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Aturan-aturan kolektif itu

misalnya menghormati pendapat orang lain, tidak mencurangi orang lain,

kebersamaan dan lainnya.

Apabila di dalam suatu masyarakat atau kelompok, norma-norma

tersebut tumbuh, dan dipertahankan dengan kuat, dapat memperkuat

masyarakat itu sendiri. Inilah alasan mengapa norma-norma sosial

menjadi salah satu unsur modal sosial untuk menjaga keberlangsungan

kohesifitas sosial.

5. Nilai-Nilai Sosial (Social Value)

Nilai sosial adalah suatu ide yang telah turun-temurun dalam

masyarakat serta dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok

masyarakat. Misalnya nilai ’harmoni’, ’prestasi’, ’kerja keras’, ’kompetisi’

dan lainnya adalah merupakan contoh-contoh nilai yang sangat umum

dikenal di dalam kehidupan masyarakat. Nilai sosial senantiasa juga

memiliki kandungan konsekuensi yang ambivalen. Nilai harmoni misalnya,

dianggap dapat kerukunan hubungan sosial yang tercipta, akan tetapi di

sisi lain dapat menghalangi kompetisi dan produktivitas.

Pada kelompok masyarakat yang mengutamakan nilai-nilai

harmoni biasanya ditandai oleh suatu suasana yang rukun, akan tetapi

dalam diskusi pemecahan masalah misalnya, tidak cukup produktif.

Modal sosial yang kuat juga ditentukan oleh nilai sosial yang tercipta dari

Page 7: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

7

suatu kelompok masyarakat demikian ini. Apabila suatu kelompok

masyarakat memberikan bobot yang tinggi pada nilai-nilai: kompetisi,

pencapaian, keterus-terangan, dan kejujuran, maka kelompok

masyarakat tersebut cenderung jauh lebih cepat berkembang dan maju

dibandingkan pada kelompok masyarakat yang senantiasa menghindari

keterus-terangan, kompetisi, dan pencapaian.

B. Sumber-sumber Modal Sosial

Menurut Fukuyama, modal sosial (social capital) berbeda definisi dan

terminologinya dengan human capital. Bentuk human capital adalah

‘pengetahuan’ dan ‘ketrampilan’ manusia. Sedangkan modal sosial adalah

kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah

masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya. Modal sosial dapat

dilembagakan dalam bentuk kelompok sosial paling kecil atau paling

mendasar dan juga kelompok-kelompok masyarakat paling besar seperti

halnya negara (bangsa). Lebih lanjut Fukuyama mengemukakan, bahwa

modal sosial bersumber atau by product dari agama, tradisi, atau

pengalaman sejarah bersama.

Portes mengatakan sumber modal sosial dapat bersifat :

1) Consummatory, yaitu nilai-nilai sosial budaya dasar dan solidaritas sosial

2) Instrumental, yaitu pertukaran yang saling menguntungkan dan rasa

saling percaya. Sifat sosial dari modal sosial adalah adanya saling

Page 8: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

8

menguntungkan paling sedikit antara dua orang, menunjuk pada

hubungan sosial, serta berhubungan dengan kepercayaan, jejaring sosial,

hak dan kewajiban.

Terkait modal sosial yang tumbuh di dalam suatu masyarakat

Woolcock dan Narayan menyatakan bahwa modal sosial berisi nilai dan

norma serta pola-pola interaksi sosial dalam mengatur kehidupan keseharian

anggotanya. Coleman menambahkan bahwa dimensi modal sosial terikat

dalam struktur relasi sosial dan jaringan sosial di dalam suatu masyarakat

yang menciptakan berbagai ragam kewajiban sosial, menciptakan iklim saling

percaya, membawa saluran informasi, dan menetapkan norma-norma, serta

sangsi-sangsi sosial bagi para anggota masyarakat tersebut.

Namun demikian, Fukuyama dengan tegas menyatakan, belum tentu

norma-norma dan nilai-nilai bersama yang menjadi pedoman bersikap,

bertindak, dan bertingkah-laku itu otomatis menjadi modal sosial. Tetapi

norma-norma dan nilai-nilai bersama tersebut harus berlandaskan oleh

kepercayaan (trust). Dimana trust tersebut merupakan harapan-harapan

terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dari

dalam sebuah komunitas masyarakat yang didasarkan pada norma-norma

dan nilai yang dianut bersama oleh para anggotanya. Nilai tersebut antara

lain: sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi

dan menerima, saling percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai-nilai dan

norma-norma yang mendukungnya.

Page 9: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

9

Menurut Hasbullah, inti telaah dari modal sosial terletak pada

bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerjasama membangun suatu

jaringan guna mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh

suatu pola inter-relasi yang imbal balik dan saling menguntungkan serta

dibangun diatas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai

sosial yang positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung

oleh semangat proaktif membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip

sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan

menerima, saling percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai-nilai dan

norma-norma yang mendukungnya.

Seperti dikemukakan oleh Dhesi, bahwa modal sosial bukan

merupakan private property dari orang yang mendapat manfaat darinya. Hal

ini hanya akan muncul dan tumbuh kalau dilakukan secara bersama (shared).

Sehingga bisa dikatakan bahwa modal sosial sebagai property dari public

good. Modal sosial akan tumbuh dan semakin berkembang kalau digunakan

secara bersama dan sebaliknya akan mengalami kemunduran atau

penurunan bahkan suatu kepunahan dan kematian kalau tidak digunakan

atau dilembagakan secara bersama.

Modal sosial tidak dapat diwariskan sepenuhnya secara otomatis dari

generasi ke generasi seperti pewarisan genetik dalam pengertian biologi.

Pewarisan modal sosial dan nilai-nilai yang menjadi atributnya memerlukan

suatu proses adaptasi, pembelajaran serta pengalaman dalam praktek nyata.

Page 10: Modal Sosial - Unsur-Unsur Serta Penguatan

10

Proses ini akan tumbuh dan berkembang dalam waktu yang panjang melalui

interaksi yang berulang-ulang yang memungkinkan susana untuk saling

membangun kesepahaman, kepercayaan serta nilai dan aturan main yang

disepakati bersama antar pelaku kerjasama.