33
TUGAS MAKALAH MAHASISWA TENTANG Pendidikan Ilmu Perkebunan (P.I.P) DISUSUN OLEH: Kelompok I : NAMA: NIM: AINUL YAKIN : 090500056 AREIF ROHMAN : 090500058 M. SALMAN : 090500068 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

MKALAH PIP TENTANG KOPI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MKALAH PIP TENTANG KOPI

TUGAS MAKALAH MAHASISWA TENTANGPendidikan Ilmu Perkebunan

(P.I.P)

DISUSUN OLEH:

Kelompok I :

NAMA: NIM:

AINUL YAKIN : 090500056

AREIF ROHMAN : 090500058

M. SALMAN : 090500068

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Tahun Ajaran 2009/2010

Page 2: MKALAH PIP TENTANG KOPI

KATA PENGANTAR

Hanya oleh karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa menyelesaikan penulisan

makalah ini. Maka puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat – Nya.

Makalah ini disusun dengan acuan standar isi, penyajian materi ini di disein

sedemikian rupa dengan singkat agar mudah di mengerti oleh para mahasiswa tentang

morfologi, syarat tumbuh, benih/asal, proses tanaman, pemeliharaan hama dan penyakit,

panen, dan peluang pemasaran tanaman kopi.

Makalah ini di lengkapi dengan daftar isi untuk membantu menemukan istilah

yang penting. Selain itu segala keritik dan saran yang membangun senantaisa di harapkan

penulis demi menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berfungsi bagi mahasiswa dalam mengembangkan

pembelajaran tentang morfologi, syarat tumbuh, benih/asal, proses tanaman,

pemeliharaan hama dan penyakit, panen, dan peluang pemasaran tanaman kopi,

khususnya dalam bidang Budidaya Tanaman Perkebunan.

Samarinda,29, SEPTEMBER, 2010

penyusun

2

Page 3: MKALAH PIP TENTANG KOPI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

SISTEMATIK TANAMAN KOPI

Morfologi

Syarat Tumbuh

Benih/Asal

Proses Tanaman

Pemeliharaan Hama dan Penyakit

Panen

Peluang pemasaran

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Pendahuluan

Tanaman kopi (Coffea sp.) merupakan komoditi perkebunan yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga prospektif untuk dikembangkan. Di

pasar dunia harga kopi arabika lebih mahal dibanding kopi robusta sehingga

program pengembangan kopi melalui konversi kopi robusta menjadi kopi

arabika penting untuk dilakukan dengan harapan diperoleh bibit yang

berkualitas. Penyambungan (grafting) dua varietas / klon yang berbeda

menjadi satu tanaman adalah cara untuk mendapatkan bibit kopi yang

berkualitas baik dengan cepat dalam skala besar. Untuk menghasilkan klon

baru diperlukan waktu yang relatif lama yaitu 20-25 tahun (5 generasi secara

berturut-turut).

Dengan demikian, perlu adanya alternatif untuk memperpendek waktu

seleksi dalam mendapatkan klon unggul sehingga dapat dilihat daya hasilnya

dalam waktu yang relatif singkat. Kegiatan untuk memperpendek waktu

seleksi dapat dilakukan melalui aktivitas enzim nitrat reduktase. Enzim nitrat

reduktase dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi karena enzim ini

dikendalikan oleh gen yang secara langsung terlibat dalam proses biosintesis

protein.

Namun demikian, pendugaan daya hasil melalui ANR membutuhkan

laboratorium dengan biaya yang relatif mahal, waktu analisis yang relatif

lama dan cara analisis yang relatif rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan

studi hubungan antara sifat-sifat mofologi bibit dengan ANR sehingga dapat

mempermudah seleksi pembibitan tanaman kopi. Penelitian ini bertujuan

untuk mentaksir derajat keeratan hubungan antara sifat-sifat morfologi bibit

dengan ANR, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga

diketahui sifat morfologi bibit yang mencirikan ANR sebagai penduga daya

hasil.

4

Page 5: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Tanaman kopi pertama kali ditanam di Jawa pada tahun 1696,

yaitu jenis kopi Arabika (Coffea arabica) berasal dari Ethiopia (Afrika

Timur).

Tanaman kopi yang masuk ke Indonesia berikutnya adalah jenis kopi

Liberika (Coffe liberica) yang berasal dari Afrika Barat, akan tetapi

kedua jenis tanaman kopi tersebut daunnya terserang penyakit,

kemudian dikembangkan tanaman kopi jenis robusta (Coffe

canephora) yang berasal dari Afrika Barat.

Kopi jenis ini sekarang banyak ditanam di Jawa dan Sumatera.

Tanaman kopi jenis robusta cocok tumbuh di daerah dengan

ketinggian 10-800 meter di atas permukaan air laut, sedangkan kopi

Arabika cocok ditanam di daerah ketinggian 300 – 1500 meter di atas

permukaan laut. Oleh karena itu kopi robusta dapat tumbuh di daerah

pegunungan maupun daerah dataran rendah. Sebaiknya kopi Arabika

hanya dapat tumbuh di daerah pegunungan. Tanaman kopi Arabika

masih banyak ditanam di daerah Bali, Sulawesi, beberapa daerah di

Jawa Timur (misanya di Dataran Tinggi Ijen) dan Sumatera Utara.

Daerah perkebunan kopi terdapat di Priangan (Jawa Barat),

Kediri, Malang, dan Besuki (Jawa Timur), Lampung, Palembang, dan

Bengkulu (Sumatera) serta Sulawesi. Selain untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri kopi juga diekspor ke beberapa negara, yaitu:

Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Belanda, Perancis, Aljazair, Cina

dan Jepang.

SISTEMATIK TANAMAN KOPI

a. Morfologi Kopi

5

Page 6: MKALAH PIP TENTANG KOPI

ada bermacam – macam jenis tanaman kopi, namun dalam garis besarnya hanya

ada 3 golongan, yaitu:

a. Golongan Arabica

b. Golongan Liberica

c. Golongan Robusta

yang paling dulu di usahakan di Indonesia adalah golongan Arabica, kemudian

menyusul golongan Liberica, yang terakhir adalah golongan Robusta. Sampai sekarang

ini yang banyak di usahakan adalah golongan Robusta dengan segala baster (hybride-

hybridenya).

Golongan a & b dewasa ini hampir tidak ada, golongan a hanya hidup dengan

baik kalau di tanam di atas 1000-1700 dari permukaan laut. Sedangkan golongan b tidak

di senangi oleh perusahaan, karna perbandingan buah basah dan kering sangat rendah,

yakni: 10 :1.

Sekarang ini yang paling di sukai adalah golongan Robusta; tetapi berhubung

sudah tercampur dengan bermacam – macam jenis, maka Robusta yang asli juga hampir

lenyap. Hybride yang terkenal adalah :

Bp 39 Bp 42

SA 13 SA 34 & SA 56

Hybride Robusta ini perbandingan buah basah menjadi beras, adalah 4/5 : 1,

artinya dari 4/5 kg kopi buah akan menghasilkan kopi kering 1 kg.

b. Syarat Tumbuh

Persyaratan iklim kopi Arabika :

* Garis lintang 6-9o LU sampai 24o LS.

* Tinggi tempat 1250 s/d 1.850 m dpl.

* Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.

* Bulan kering

Persyaratan iklim Kopi Robusta :

* Garis lintang 20o LS sampai 20o LU.

6

Page 7: MKALAH PIP TENTANG KOPI

* Tinggi tempat 300 s/d 1.500 m dpl.

* Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.

* Bulan kering

Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin

kencang, lebih-lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi

penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain

mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan

merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan

tanaman di bawahnya.

Tanah

Sehubungan dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari terutama

sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah.

Sifat fisik tanah untuk pertanaman kopi

Sifat fisik tanah meliputi: tekstur, struktur, air dan udara di dalam

tanah. Tanah untuk tanaman kopi berbeda-beda, menurut keadaan

dari mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi

menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur,

banyak mengandung humus, dan permeable, atau dengan kata lain

tekstur tanah harus baik. Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah

tanah yang berasal dari abu gubung berapi atau yang cukup

mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di

dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah

yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurang-

kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari permukaannya. Akar

tanaman kopi membutuhkanoksigen yang tinggi, yang berarti tanah

yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat adalah tidak cocok.

Sebab kecuali tanah itu sulit ditembus akar, peredaran air dan udara

pun menjadi jelek.

7

Page 8: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Demikian pula tanah pasir berat, pada umumnya kapasitas

kelembaban kurang, karena kurang dapat mengikat air. Selain itu

tanah pasir berat juga mengandung N atau zat lemas. Zat lemas

sangat dibutuhkan oleh tanaman kopi, terutama dalam pertumbuhan

vegetatif. Hal ini dapat dibuktikan pada pertumbuhan tanaman di

tanah-tanah hutan belantara hasilnya sangat memuaskan, karena

humus banyak mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

untuk petumbuhan dan pembuahan.

Sebaliknya pada tanah-tanah yang ditanami kembali (tanaman

ulang = replanting) pertumbuhan dan hasilnya kurang memuaskan.

Maka apabila dipandang perlu tanaman ulang ini hendaknya diganti

dengan tanaman yang tidak sejenis, karena tanaman yang berlainan

kebutuhan zat makanan juga berbeda.

Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah yang dimaksud di sini ialah meliputi kesuburan

tanah dan PH. Di atas telah dikemukakan, bahwa tanaman

menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung

humus.

Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan sifat kimia tanah, sebab

satu sama lain saling berkaitan. Tanah yang subur berarti banyak

mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk

pertumbuhan dan produksi.

Tanaman kopi menghendaki reksi yang agak asam dengan PH

5,5 - 6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada tanaman

yang lebih asam, dengan catatan keadaan fisisnya baik, dengan daun-

daun cukup ion Ca++ untuk fisiologi zat makanan dengan jumlah

makanan tanaman yang cukup. Pada tanah yang bereaksi lebih asam,

dapat dinetralisasi dengan kapur tohor, atau yang lebih tepat diberikan

8

Page 9: MKALAH PIP TENTANG KOPI

dalam bentuk pupuk; misalnya serbuk tulang/Ca-(PO2) + Calsium

metaphospat/Ca(PO2).

c. Benih/Asal

cara memilih dan memelihara biji

- buah yang di pungut adalah yang masak betul

- di pilih yang baik, tidak cacat, besarnya normal.

Buah yang di pilih:

-dilepaskan kulitnya dengan tangan, kulit tanduk tidak di lepas

-lendir yang melekat di bersihkan, dengan cara di cuci/menggosok permukaan biji

itu dengan abu dapur.

-setelah bersih di angin-anginkan 1 atau 2 hari supaya kering.

Lama penyimpanan

Menyimpan biji jangan terlalu lama, sebab bila terlalu lama daya tumbuh buahnya

akan berkurang. Biji yang baru dapat tumbuh 90 – 100%: sedangkan yang di simpan

selama 6 bulan daya tumbuhnya menjadi 70 – 60%. Sebaiknya penyimpanan jangan lebih

dari 3 bulan.

Cara menyimpan biji dengan baik:

biji dimasukan dalam karung goni, ± 3 kg

untuk penyimpanan lebih lama, biji-biji itu dicampur dengan bubuk arang yang di basahi:

1 kg arang, ± 150 cc air. Jadi perbandingan bubuk dengan arang 3 : 1.

d. Proses Tanaman

Persemaian biji kopi :

Persyaratan tempat persemaian biji kopi, sebagai berikut:

1. Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak

mengandung bunga tanah.

9

Page 10: MKALAH PIP TENTANG KOPI

2. Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan

dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam

melakukan penyiraman.

3. Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan

percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.

4. Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat-tempat yang akan

dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih

dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama.

Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan

pencegahan dan pemberantasan.

Tingkat penyemaian biji kopi ada dua tingkat, yaitu: tingkat

perkecambahan, dan dederan bibit (pemindahan dari

perkecambahan).

Tingkat perkecambahan biji kopi

Sebelum ditanam di persemaian, semua biji dikecambahkan lebih

dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bendengan

dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada

bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 - 10 cm, dan di atas bedengan

diberi atap.

Semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah,

artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap ke

bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian

teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara

berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan

lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm.

Setiap 1 m bisa memuat 2.000 - 3.000 biji kopi, hal ini sangat

tergantung pada besar kecilnya biji dan jenisnya. Biji yang ditaburkan

bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Tetapi lebih baik

10

Page 11: MKALAH PIP TENTANG KOPI

biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga mereka akan lebih

cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.

Setelah selesai pembenaman, biji-biji kopi tersebut diberi pasir lagi,

tipis-tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap

lembab. Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di atas

bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang

atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5 - 1 cm, kemudian

diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari. Setelah berumur 4 - 8

minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian dapat

dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.

Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim.

Di dataran rendah yang beriklim panas dengan suhu 820,

perkecambahan itu makan waktu 3 - 4 minggu. Sedangkan di dataran

tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6 - 8 minggu.

Selama proses perkecambahan, cotyledon-cotyledon dan embrio

kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma,

kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya

hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri

tegak dengan mengangkat cotyledon-cotyledon yang masih tertutup

oleh endosperma dan kulir ari serta endosperma. Pertumbuhan pada

tingkat demikian sering disebut "soldatje" atau serdadu.

Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh

lebih kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon

membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian

endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah-olah masih

melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang

disebut "kepel". Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2 - 3 bulan,

selanjutnya dapat dipindahkan ke persemaiaan.

Dederan bibit kopi

11

Page 12: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Kecambah kopi yang dipindahkan dapat berupa serdadu (soldatje)

atau kepel (kecambah yang kepingnya sudah membuka). Kecambah

kopi yang dipindahkan kepersemaian harus dilakukan dengan sangat

hati-hati, supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut,

melainkan harus disongkel dengan sebilah bambu atau solet. Sebelum

bibit dipindahkan kepersemaian harus diseleksi bentuk perakarannya

terlebih dahulu, karena akar yang pertumbuhannya bengkok kurang

baik, tanaman menjadi kerdil.

Tanah persemaian dicangkul sedalam 30 cm atau lebih, karena bibit

akan berada dipersemaian agak lama, sekurang-kurangnya 9 bulan.

Agar tanah itu strukturnya baik, setelah pencangkulan itu sudah bersih

dari batu-batuan dan sisa-sisa kayu, kemudian barulah diberi pupuk

organik. Pupuk tersebut dapat berupa pupuk kompos, pupuk kandang,

ataupun pupuk hijau dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tanah

persemaian dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 1,20 m

dan panjang 10 m, dan bedengan tersebut dibuat membujur ke arah

utara - selatan.

Bilamana bedengan telah siap, semai dalam bentuk

kepelan/serdadu dapat dipindahkan. Kalau semua ini akan ditanam

sebagai zaailing yang lebih muda, jarak tanamnya bisa dibuat 15 x 30

cm. Tetapi kalau bibit tersebut akan disambung, jarak harus

diperpanjang, antara 20 x 40 cm. Artinya jarak tanam 20 cm dan jarak

antar baris 40 cm.

Penanama harus dilakukan dengan hati-hati sekali, dengan maksud

supaya akar dan batang kepelan tidak rusak. Untuk keperluan tersebut

tempat-tempat yang akan ditanami harus dibuat lubang terlebih

dahulu dengan suatu alat tertentu, misalnya bilah bambu atau tusuk.

Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada salah

satu sisi lubang dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan

12

Page 13: MKALAH PIP TENTANG KOPI

pemadatan tanah dengan hati-hati sekali. Jarak antara daun kepelan

dengan tanah lebih kurang 3 cm.

Lamanya penyimpanan biji kopi:

Penyimpanan biji tidak boleh terlalu lama, sebab jika terlalu lama

daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama sekali.

Biji-biji kopi yang baru akan tumbuh 90 - 100%, sedang yang disimpan

sekitar 6 bulan daya tumbuhnya 60 - 70%. Sebaiknya penyimpanannya

jangan sampai lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila

penyimpanan itu dilakukan sekitar dua bulan. Penyimpanan

dimasukkan kedalam ruangan yang gelap dan sejuk.

Penaburan biji kopi:

Bibit kopi dapat ditanam setelah umur 8-9 bulan. Maka penaburab biji

kopi dipersemaian harus memperhatikan rencana penanaman.

Kalau bibit kopi ditanam sebagai zaailing, maka baiklah bila biji itu

ditaburkan pada bulan Januari - Februari. Dengan demikian kelak

musim tanam tiba bibit sudah berumur 10-11 bulan.

Kalau bibit akan ditanam sebagai sambungan, baiklah kalau biji itu

ditaburkan pada bulan Agustus. Selanjutnya bibit dapat disambung

pada umur satu tahun. Dan pada waktu itu masih banyak biji yang

segar. Bila kelak bibit akan ditanam pada bulan

November/Desember bibit sambungan tersebut sudah berumur 4

bulan.

Banyaknya biji yang akan ditaburkan tentu saja harus disesuaikan

dengan luas rencana penanaman. Biji yang ditaburkan perlu

diperhitungkan 2 kali lipat dari bibit yang akan ditanam, hal ini bila

ditanam sebagai zaailing. Tetapi bila bibit itu akan disambung,

maka jumlah biji yang akan ditaburkan adalah dua setengah kali

dari rencana penanaman. Hal ini mengingat bahwa daya tumbuh

sambungan belum tentu bisa mencapai 100%.

13

Page 14: MKALAH PIP TENTANG KOPI

e. pemeliharaan Hama dan Penyakit

Pengendalian Alang-alang (Imperata cylindrica)

Menurut Balit Karet Sembawa (1996), pengendalian alang-alang dapat

dilakukan secara perebahan, mekanisme, kultur teknis, kimiawi dan

terpadu.

1. Perebahan :

- Daun dan batang alang-alang yang telah direbahkan akan kering dan

mati tanpa merangsang pertumbuhan tunas dan rimpang serta dapat

berfungsi sebagai mulsa.

- Perebahan dapat menggunakan papan, potongan kayu atau drum.

- Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kopi

dengan tahap-tahap seperti yang telah diuraikan di atas.

2. Cara Mekanis :

- Dilakukan dengan pengolahan tanah.

- Penebasan dapat mengurangi persaingan alang-alang dengan

tanaman pokok tetapi hanya bersifat sementara dan harus sering

diulangi minimum sebulan sekali.

- Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kopi

dengan tahapan seperti yang telah diuraikan di atas.

3. Cara Kultur Teknis :

- Penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis

PTL yang sesuai meliputi Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P.

triloba, C. mucunoides, Mucuna spp. dan Stylosanthes guyanensis.

- Semprot alang-alang dengan herbisida dengan model lorong, lebar

lorong 2 m, jarak antar lorong 4 m.

- Apabila alang-alang sudah kering, buat dua jalur tanam sedalam 5

cm, jarak antar alur 70 cm.

14

Page 15: MKALAH PIP TENTANG KOPI

- Gunakan PTL sesuai rekomendasj untuk daerah setempat, kebutuhan

benih 2 kg/ha.

- Benih dicampur pupuk SP-36 sebanyak 24 kg/ha kemudian

ditaburkan di dalam alur.

- Tutup alur dengan tanah setebal 1 cm.

- Alang-alang akan mati setelah tertutup oleh tajuk PTL.

- Metode ini lebih tepat untuk areal yang sudah ada tanaman

pokoknya.

Pengendalian Secara Terpadu (Pengolahan Tanah Minimum

dan Penggunaan Herbisida)

- Semprot alang-alang yang sedang tumbuh aktif dengan herbisida

sistemik.

- Rebahkan alang-alang yang sudah mati dan kering.

- Tanam tanaman semusim dengan cara tugal sebagai pre-cropping.

- Bersamaan dengan itu lahan siap ditanami tanaman penaung dan

tanaman kopi dengan tahap-tahap seperti telah diuraikan.

Penanaman Penaung Tanaman Kopi

Ditanami minimal satu tahun sebelum penanaman tanaman kopi.

Syarat-syarat Pohon Penaung

- Memiliki perakaran yang dalam.

- Memiliki percabangan yang mudah diatur.

- Ukuran daun relatif kecil tidak mudah rontok dan memberikan

cahaya diffus.

- Termasuk leguminosa dan berumur panjang dan berumur panjang.

- Menghasilkan banyak bahan organik.

- Tidak menjadi inang hama-penyakit kopi.

Penaung Sementara Tanaman Kopi

15

Page 16: MKALAH PIP TENTANG KOPI

- Jenis tanaman penaung sementara yang banyak dipakai adalah

Moghania macrophylla (Flemingia congesta), Crotalaria spp,

Tephrosia spp.

- Moghania cocok untuk tinggi tempat 700 m dpl ke bawah.

- Untuk daerah 1.000 m dpl ke atas sebaiknya dipakai Tephrosia

atau Crotalaria.

- Untuk komplek-komplek nematoda dipakai Crotalaria.

- Naungan sementara ditanam dalam barisan dengan selang jarak

2-4 m atau mengikuti kontur.

Penaung Tetap Tanaman Kopi

- Pohon penaung tetap yang banyak dipakai di Indonesia adalah

lamtoro (Leucaena spp), sengon (Albizia sp), dadap (Erythrina sp),

Gliricidia dan cemara (Casuarina).

- Lamtoro tidak berbiji dapat diperbanyak dengan cangkokan atau

okulasi, ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m, setelah besar secara

berangsur-angsur dijarangkan menjadi 4 m x 5 m.

- Sengon digunakan pada daerah kering dan tinggi (1.000-1.500 m

dpl), seperti banyak dijumpai di Timor-Timur. Ditanam dengan jarak

2 m x 2,5 m kemudian setelah besar secara berangsur-angsur

dijarangkan menjadi 10 m x 10 m.

- Cemara banyak digunakan di Irian Jaya dan Timor-Timur untuk

daerah tinggi di atas 1.500 m dpl.

f. Panen

Pemanenan Kopi , jika usianya sudah produktif, harus dilakukan secara benar dan

proses pasca panen harus juga mengikuti Standar standar yang baik, sehingga kopi yang

dihasilkan tetap punya kualitas tersendiri...

16

Page 17: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Tanaman kopi yang terawat dengan baik dapat mulai berproduksi pada umur 2,5 - 3

tahun tergantung dari lingkungan dan jenisnya. Tanaman kopi robusta dapat berproduksi

mulai dari 2,5 tahun, sedangkan arabika pada umur 2,5 - 3 tahun.

Jumlah kopi yang dipetik pada panen pertama relatif masih sedikit dan semakin

meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman sampai mencapai puncaknya

pada umur 7 - 9 tahun. Pada umur puncak tersebut produksi kopi dapat mencapai 9 - 15

kuintal kopi beras/ha/tahun untuk kopi robusta dan 5 - 7 kuintal kopi beras/ha/tahun

untuk kopi arabika. Namun demikian, bila tanaman kopi dipelihara secara intensif dapat

mencapai hasil 20 kuintal kopi beras/ha/tahun.

1. Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah

masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah

berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan

berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh

terlampaui (over ripe).

2. Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula

di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan

berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis.

Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis

karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir

pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan

pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.

3. Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara

pemetikan :

a. Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.

b. Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.

c. Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.

d. Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih

hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

Proses Pasca Panen Sortasi

17

Page 18: MKALAH PIP TENTANG KOPI

a. Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas,

seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit).

Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang, karena dapat merusak

mesin pengupas.

b. Biji merah (superior) diolah dengan metoda pengolahan basah atau semi-basah, agar

diperoleh biji kopi HS kering dengan tampilan yang bagus. Sedangkan buah campuran

hijau,kuning, merah diolah dengan cara pengolahan kering.

c. Hal yang harus dihindari adalah menyimpan buah kopi di dalam karung plastik atau

sak selama lebih dari 12 jam, karena akan menyebabkan pra-fermentasi sehingga aroma

dan citarasa biji kopi menjadi kurang baik dan berbau busuk (fermented).

Pengolahan Cara kering Metoda pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat

kapasitas olah kecil, mudah dilakukan, peralatan sederhana dan dapat dilakukan di rumah

petani.

1. Pengeringan

a. Kopi yang sudah di petik dan disortasi harus sesegera mungkin dikeringkan agar tidak

mengalami proses kimia yang bisa menurunkan mutu. Kopi dikatakan kering apabila

waktu diaduk terdengar bunyi gemerisik.

b. Beberapa petani mempunyai kebiasaan merebus kopi gelondang lalu dikupas kulitnya,

kemudian dikeringkan. Kebiasaan merebus kopi gelondong lalu dikupas kulit harus

dihindari karena dapat merusak kandungan zat kimia dalam biji kopi sehingga

menurunkan mutu.

c. Apabila udara tidak cerah pengeringan dapat menggunakan alat pengering mekanis.

d. Tuntaskan pengeringan sampai kadar air mencapai maksimal 12,5 %

e. Pengeringan memerlukan waktu 2-3 minggu dengan cara dijemur

f. Pengeringan dengan mesin pengering tidak diharuskan karena membutuhkan biaya

mahal.

2. Pengupasan kulit ( Hulling)

a. Hulling pada pengolahan kering bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulit buah,

kulit tanduk dan kulit arinya.

18

Page 19: MKALAH PIP TENTANG KOPI

b. Hulling dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller). Tidak dianjurkan

untuk mengupas kulit dengan cara menumbuk karena mengakibatkan banyak biji yang

pecah. Beberapa tipe huller sederhana yang sering digunakan adalah huller putar tangan

(manual), huller dengan pengerak motor, dan hummermill.

Pengolahan Cara Basah (Fully Washed) Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat

dilihat pada skema berikut :

a. Pengupasan Kulit Buah Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat

dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang

terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam silinder bersamaan dengan buah yang

akan dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas dasar ukuran sebelum dikupas.

b. Fermentasi 1. Fermentasi umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika,

bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan kulit tanduk biji kopi.

Selain itu, fermentasi mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild”

pada citarasa seduhan kopi arabika. 2. Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah

dengan merendam biji kopi dalam genangan air, atau fermentasi cara kering dengan cara

menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah plastik yang bersih dengan lubang

penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi HS di dalam bak semen dan

ditutup dengan karung goni. 3. Agar fermentasi berlangsung merata, pembalikan

dilakukan minimal satu kali dalam sehari. 4. Lama fermentasi bervariasi tergantung pada

jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta ketebalan tumpukan kopi di dalam

bak. Akhir fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit

tanduk. Waktu fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.

c. Pencucian 1. Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang

menempel di kulit tanduk. 2. Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan secara manual

di dalam bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.

d. Pengeringan 1) Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi HS dari 60

– 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman dikemas

dalam karung dan disimpan dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis. 2)

Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya. 3)

19

Page 20: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi.

Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat

miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian tengah lantai. 4) Ketebalan

hamparan biji kopi HS dalam penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji. Pembalikan

dilakukan setiap jam pada waktu kopi masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang

umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar air 15 -17 %, waktu penjemuran dapat

berlangsung 2 – 3 minggu. 5) Pengeringan mekanis dapat dilakukan jika cuaca tidak

memungkinkan untuk melakukan penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya

dilakukan secara berkelompok karena membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup

besar dan tenaga pelaksana yang terlatih.

Dengan mengoperasikan pengering mekanis secara terus menerus siang dan malam

dengan suhu 45 – 500 C, dibutuhkan waktu 72 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %.

Penggunaan suhu tinggi di atas 600 C untuk pengeringan kopi Arabika harus dihindari

karena dapat merusak citarasanya.

Sedangkan untuk kopi Robusta, biasanya diawali dengan suhu lebih tinggi, yaitu sampai

90 – 1000C dengan waktu 20 – 24 jam untuk mencapai kadar air maksimum 12,5 %,

(pemanasan yang lebih singkat), karena jika terlalu lama maka warna permukaan biji

kopi cenderung menjadi kecoklatan Untuk kopi Robusta dibutuhkan waktu 20-24 jam

untuk mencapai kadar air 12,5 %. 6) Proses pengeringan kombinasi dilakukan dalam dua

tahap. Tahap pertama adalah penjemuran untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20

– 25 %, dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu dengan menggunakan mesin pengering.

Apabila biji kopi sudah dijemur terlebih dahulu hingga mencapai kadar air 20 – 25 %,

maka untuk mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu pengeringan dengan mesin

pengering selama 24 – 36 jam dengan suhu 45-50 0C.

e. Pengupasan kulit kopi HS 1) Pengupasan dimaksudkan untuk memisahkan biji kopi

dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. 2) Pengupasan dapat dilakukan

dengan menggunakan mesin pengupas (huller). 3) Sebelum dimasukkan ke mesin

pengupas (huller), biji kopi hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu (tempering)

selama minimum 24 jam. Pengolahan Cara Semi Basah (Semi Washed Process)

20

Page 21: MKALAH PIP TENTANG KOPI

Pengolahan secara semi basah saat ini banyak diterapkan oleh petani kopi arabika di

NAD, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Cara pengolahan tersebut menghasilkan

kopi dengan citarasa yang sangat khas, dan berbeda dengan kopi yang diolah secaara

basah penuh (WP). Ciri khas kopi yang diolah secara semi-basah ini adalah berwarna

gelap dengan fisik kopi agak melengkung.

Kopi Arabika cara semi-basah biasanya memiliki tingkat keasaman lebih rendah dengan

body lebih kuat dibanding dengan kopi olah basah penuh. Proses cara semi-basah juga

dapat diterapkan untuk kopi Robusta. Secara umum kopi yang diolah secara semi-basah

mutunya sangat baik. Proses pengolahan secara semi-basah lebih singkat dibandingkan

dengan pengolahan secara basah penuh. Untuk dapat menghasilkan biji kopi hasil olah

semi-basah yang baik, maka harus mengikuti prosedur pengolahan yang tepat, yaitu :

1. Pengupasan kulit buah

a. Proses pengupasan kulit buah (pulp) sama dengan pada cara basah-penuh. Untuk dapat

dikupas dengan baik, buah kopi harus tepat masak (merah) dan dilakukan sortasi buah

sebelum dikupas, yaitu secara manual dan menggunakan air untuk memisahkan buah

yang diserang hama.

b. Pengupasan dapan menggunakan pulper dari kayu atau metal. Jarak silinder dengan

silinder pengupas perlu diatur agar diperoleh hasil kupasan yang baik (utuh, campuran

kulit minuman) beberapa tipe pulper memerlukan air untuk membantu proses pengupasan

c. Biji HS dibersihkan dari kotoran kulit dan lainnya sebelum difermentasi.

2. Fermentasi dan Pencucian

a. Untuk memudahkan proses pencucian, biji kopi HS perlu difermentasi selama semalam

atau lebih. Apabila digunakan alat-mesin pencuci lendir, proses fermentasi dapat dilalui.

b. Proses fermentasi dilakukan secara kering dalam wadah karung plastik atau tempat

dari plastik yang bersih.

c. Setelah difermentasi semalam kopi HS dicuci secara manual atau menggunakan mesin

pencuci (washer).

3. Pengeringan awal

21

Page 22: MKALAH PIP TENTANG KOPI

a. Pengeringan awal dimaksudkan untuk mencapai kondisi tingkat kekeringan tertentu

dari bagian kulit tanduk/cangkang agar mudah dikupas walaupun kondisi biji masih

relatif basah.

b. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran selama 1-2 hari sampai kadar

air mencapai sekitar ± 40 %, dengan tebal lapisan kopi kurang dari 3 cm (biasanya hanya

satu lapis) dengan alas dari terpal atau lantai semen.

c. Biji kopi dibalik-balik setiap ± 1 jam agar tingkat kekeringannya seragam.

d. Jaga kebersihan kopi selama pengeringan.

4. Pengupasan kulit tanduk/cangkang Pengupasan kulit tanduk/cangkang pada kondisi

biji kopi masih relatif basah dapat dilakukan dengan menggunakan huller yang didisain

khusus untuk proses tersebut. Agar kulit dapat dikupas maka kondisi kulit harus cukup

kering walaupun kondisi biji yang ada didalamnya masih basah:

a. Pastikan kondisi huller bersih, berfungsi normal dan bebas dari bahan-bahan yang

dapat mengkonyimasi kopi sebelum digunakan

b. Lakukan pengupasan sesaat setelah pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila

sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup

kering kembali

c. Atur aturan huller dan aliran bahan kopi agar diperoleh proses pengupasan yang

optimum. Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar

dari lubang keluaran biji. Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit tersebut

mudah dipisahkan dengan tiupan udara (aspirasi) setalah kopi dikeringkan

d. Biji kopi labu yang keluar harus segera dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi

yang masih basah karena akan terserang jamur yang dapat merusak biji kopi baik secara

fisik atau citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin

dll)

e. Bersihkan huller setelah digunakan, agar sisa-sisa kopi dan kulit yang masih basah

tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.

5. Pengeringan biji kopi labu

22

Page 23: MKALAH PIP TENTANG KOPI

a. Keringkan biji kopi labu hasil pengupasan dengan penjemuran atau menggunakan

mesin pengering mekanis

b. Aturan tebal hamparan biji kopi kurang dari 5 cm, gunakan alas pelastik atau terpal

atau latai semen. Hindari penjemuran langsung diatas permukaan tanah.

c. Balik-balik massa kopi agar proses pengeringan seragam dan lebih cepat.

d. Tuntaskan proses pengeringan sampai dicapai kadar air biji 11-12% biasanya

diperlukan waktu 3-5 hari dalam kondisi normal

e. Hindari penyimpanan biji kopi yang belum kering dalam waktu yang lebih dari 12 jam,

karena akan rusak akibat dari serangan jamur.

Sortasi Kopi Beras

a. Sortasi dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran-kotoran non kopi seperti

serpihan daun, kayu atau kulit kopi.

b. Biji kopi beras juga harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat biji. Sortasi

ukuran dapat dilakukan dengan ayakan mekanis maupun dengan manual. c. Pisahkan biji-

biji kopi cacat agar diperoleh massa biji dengan nilai cacat sesuai dengan ketentuan SNI

01-2907-1999 3.7 Pengemasan dan Penggudangan

a. Kemas biji kopi dengan menggunakan karung yang bersih dan baik, serta diberi label

sesuai dengan ketentuan SNI 01-2907-1999. Simpan tumpukan kopi dalam gudang yang

bersih, bebas dari bau asing dan kontaminasi lainnya b. Karung diberi label yang

menunjukkan jenis mutu dan identitas produsen. Cat untuk label menggunakan pelarut

non minyak. c. Gunakan karung yang bersih dan jauhkan dari bau-bau asing d. Atur

tumpukan karung kopi diatas landasan kayu dan beri batas dengan dinding e. Monitor

kondisi biji selama disimpan terhadap kondisi kadar airnya, keamanan terhadap

organisme gangguan (tikus, serangga, jamur, dll) dan faktor-faktor lain yang dapat

merusak kopi f. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggudangan adalah:

kadar air, kelembaban relatif dan kebersihan gudang. g. Kelembaban ruangan gudang

sebaiknya 70 %.

g. Peluang Pemasaran

23

Page 24: MKALAH PIP TENTANG KOPI

24